1 METODE MERUMUSKAN STRATEGI UNTUK MENGELOLA ISSUE DAN MEMULAI PERENCANAAN PENDIDIKAN STRATEGIS Oleh: Siti mudrikah SEKOLAH PASCASARJANA JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
1
METODE MERUMUSKAN STRATEGIUNTUK MENGELOLA ISSUE
DAN MEMULAI PERENCANAANPENDIDIKAN STRATEGIS
Oleh: Siti mudrikah
SEKOLAH PASCASARJANA
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIKIBRAHIM
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebutuhan terhadap pendidikan / ilmu pengetahuan termasuk
kebutuhan yang paling mendasar manusia. Ilmulah yang menjadi ukuran
kedudukan mulia atau tidaknya manusia dengan makhluk – makhluk lain
atau menjadi tolok ukur mulia atau tidaknya seseorang. Keharusan
menuntut ilmu diperjelas melalui Al Qur’an dan Sunnah Rasul SAW:
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran. (Q.S. Az- Zumar/39:9)
…, niscaya Allah akan mengangkat derajad orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadalah/58:11)
Dan sabda Rasululloh SAW:
“menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”
(H.R. Ibnu Adi dan Baihaqi dari Abnas RA, Attobroni dan
Alkhatib dari Al Husain bin Ali)2
Oleh: Siti mudrikah
SEKOLAH PASCASARJANA
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIKIBRAHIM
Pendidikan adalah salah satu aspek dalam Islam dan menempati
kedudukan yang sentral, karena peranannya dalam membentuk pribadi
muslim yang utuh sebagai pembawa misi kekholifahan. Jika pendidikan
Islam diorientasikan pada misi dan fungsi kehidupan manusia, maka
orientasi ini lebih bernuansa pada performansi manusia, yaitu
bagaimana manusia seharusnya berperan / berkiprah sebagai khalifah
Allah dan sekaligus sebagai hamba Allah.
Dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? (Q.S. An-
Naml/27:62)
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-
Baqarah/2:30)
Performansi sebagai khalifah ini, bisa teraih melalui
pendidikan yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran. Dalam
proses ini manusia dapat menguasai pengetahuan dan keahlian
sehingga menjadi kompetensi yang melekat dan bisa dia aplikasikan
dalam kehidupan dan dia kembangkan. Sehingga diharapkan melalui
proses pendidikan ini akan terlahir generasi berkualaitas yang
akan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi di tengah
masyarakatnya.
Namun pendidikan yang mampu melahirkan manusia-manusia yang
memiliki kualitas atau performansi sebagi khalifah tersebut
sepertinya belum mampu dihasilkan dari system pendidikan yang ada
3
sekarang ini, di Indonesia khususnya. Masih banyak problem –
problem pendidikan yang belum bisa terpecahkan oleh system
pendidikan Indonesia, dan masih banyak isu-isu pendidikan yang
menunggu untuk di tindak lanjuti.
Isu pendidikan adalah suatu hal penting dalam pendidikan.
Munculnya sebuah isu, tidak lain karena terjadi ketidak sinkronan
antara keinginan dengan fakta. Atau bisa dikatakan terjadi fenomena
dan indikasi yang sangat tidak kondusif dan kritis untuk mewujudkan
kemajuan pembangunan pendidikan.
Saat ini muncul isu pendidikan yang sangat banyak, oleh sebab
itu perlu dilakukan analisis untuk menentukan isu mana yang
merupakan isu strategis. Isu strategis itulah yang kemudian menjadi
dasar atau landasan dalam merumuskan langkah-langkah penetapan
kebijakan pendidikan selanjutnya. Perumusan isu yang tidak seksama
dapat menghasilkan kebijakan dan langkah yang tidak tepat. Selain
itu, perlu dilakukan penerapan solusi kebijakan yang tepat agar
tidak lagi muncul isu isu pendidikan yang lain.
2. Rumusan Masalah
Dalam permasalahan ini penulis lebih menekankan pada :
1. Bagaimana metode merumuskan strategi untuk mengelola isu
strategis
2. Bagaimana memulai perencanaan pendidikan strategis berkaitan
dengan isu strategis.
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a. Merancang metode strategi mengelola isu strategis
b. Membuat memulai perencanaan pendidikan strategis berdasarkan
isu strategis.
BAB II
4
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian isu
Kita tidak akan mudah menemukan metode merumuskan strategi
untuk mengelola isu, tanpa mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud
dengan isu (bukan terjemahan dari gossip/rumor).
Chase & Jones menggambarkan “Issue” sebagai ‘sebuah masalahn
yang belum terpecahkan yang belum diambil keputusannya’ (‘an unsettled
matter which ready for decision’). Regester & Larkin mengatakan bahwa dalam
bentuk dasarnya, sebuah a dapat didefinisikan sebgai ‘sebuah titik
konflik antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih publiknya
(a point of conflict between an organization and one or more of its audicences’).
Sebuah isu yang timbul kepermukaan adalah suatu kondisi atau
peristiwa, baik di dalam maupun diluar organisasi, yang jika
dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau
kinerja organisasi tersebut atau pada target–target organisasi
tersebut dimasa mendatang. Sehingga munculnya isu merupakan
indikasi adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan
penanganan.
2.2 Pengertian isu Strategis
Dalam Buku Panduan Bagi Tim Penyusun Renstra yang dikeluarkan
oleh Kementrian Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa secara
singkat, isu strategis dapat diartikan sebagai pilihan-pilihan
kebijakan yang mendasar yang diperlukan, atau tantangan yang kritis
yang harus ditanggapi untuk menuju kondisi terbaik yang diinginkan
dan memenuhi hak anak sebaik-baiknya dalam waktu terbatas.
Berdasarkan pengertian tersebut, isu strategis pendidikan
dapat dimaknai sebagai suatu kebijakan mendasar yang diperlukan
atau tantangan kritis terkait dengan pelayanan pendidikan yang
memiliki pengaruh penting. Isu strategis merupakan landasan untuk
pengembangan strategi untuk mencapai tujuan. Isu strategis adalah
isu yang penting, berorientasi kedepan, dan berpijak pada kondisi
riil sekarang.
5
2.3 Manfaat isu strategis
Dengan proses identifikasi dan analisis isu isu strategis,
akan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Perhatian dapat difokuskan kepada apa yang benar-benar penting
untuk pendidikan. Dengan identifikasi isu strategis maka dapat
dikenali empat macam isu:
a. Isu-isu yang tidak dibutuhkan tindakan sekarang
b. Isu yang dapat ditangani secara reguler
c. Isu yang memerlukan anggapan segera dan karenanya tidak
bisa ditangani dengan cara yang rutin
d. Isu yang tidak terkait dengan atau yang akan
mempromosikan hak siswa untuk pendidikan yang bermutu.
2. Difokuskan kepada isu, bukan semata pada jawaban. Perlu
dicatat bahwa semua konflik serius yang sering muncul adalah
tentang solusi terhadap masalah tanpa kejelasan mengenai apa
masalahnya. Konflik tersebut biasanya berakibat pada perebutan
kekuasaan dan bukan pada pemecahan masalahnya.
3. Dapat mendorong organisasi untuk berubah. Isu-isu strategis
yang muncul dari analisis internal dan ektsernal dapat
memberikan tekanan yang tepat untuk memusatkan perhatian pada
perlu tidaknya perubahan atau peningkatan kapasitas internal
untuk menyampaikan pelayanan yang lebih baik. Para pengambil
keputusan akan secara khusus memperhatikan isu-isu strategis
yang akan membawa konsekuensi besar jika isu tersebut tidak
diperhatikan.
4. Dapat memberikan petunjuk yang bermanfaat tentang bagimana
memecahkan isu tersebut. Dengan meny atakan secara tepat
6
bagaimana mandate, misi serta faktor internal dan eksternal
yang dihadapi maka seseorang mendapatkan wawasan tentang cara
yang mungkin untuk menyelesaikan isu tersebut.
5. Proses perencanaan strategis dapat lebih nyata sesuai dengan
masalah dan tantangan yang dihadapi. Ketika situasi organisasi
dan isu yang dihadapi menjadi jelas, ketika konsekuensi
kegagalan menghadapi isu itu dibahas, dan ketika perubahan
perilaku yang diperlukan untuk menyelesaikan isu mulai muncul,
maka proses perencanaan strategis menjadi tampak lebih nyata.
Semakin orang menyadari bahwa penyusunan renstra bisa sangat
nyata dalam konsekuensinya, semakin serius mereka untuk
melakukannya.
2.4 Merumuskan isu strategis
Organisasi hidup dalam suatu system yang selalu saling
berhubungan dan mempengaruhi. Sehingga untuk mempertahankan
eksistensinya tersebut, organisasi perlu mengenali dan menguasai
berbagai informasi lingkungan strategiknya. Baik berita, isu, dan
fakta – fakta yang terjadi di sekitar organisasi tersebut guna
mendapatkan strategi yang tepat dan valid dalam penyusunan action
plan.
A. Telaah lingkungan strategik
Tujuan dari telaah lingkungan strategik adalah untuk mengenali
kekuatan dan kelemahan internal organisasi dan memahami peluang dan
tantangan eksternal organisasi sehingga organisasi dapat
mengantisipasi perubahan-perubahan di masa yang akan datang.
1. Telaah lingkungan strategikAda 4 langkah utama dalam telaah lingkungan strategic yaitu:
Mengidentifikasi sumber-sumber untuk melakukan scanning
Melakukan scanning terhadap lingkungan internal dan
eksternal7
Melakukan analisis untuk menilai hasil scanning
Merumuskan hasil scanninguntuk keperluan penentuan Action
plan
2. Telaah lingkungan internal dan eksternal
Telaah lingkungan internal meliputi : kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) organisasi
Telaah lingkungan eksternal meliputi : peluang
(opportunity)dan tantangan/ ancaman (Threath) .
Tabel 1. Format Identifikasi Lingkungan Strategik
INTERNAL EKSTERNAL
KEKUATAN (STRENGTH) PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. ……………………
2. ……………………
3. ……………………
4. …………………….
5. …………………….. dst
1. ……………………
2. ……………………
3. ……………………
4. …………………….
5. …………………….. dst
KELEMAHAN (WEAKNESS) TANTANGAN/ANCAMAN (THREAT)
1. ……………………
2. ……………………
3. ……………………
4. …………………….
5. …………………….. dst
1. ……………………
2. ……………………
3. ……………………
4. …………………….
5. …………………….. dst
3. Kesimpulan analisis faktor internal (KAFI) dan Kesimpulan
analisis faktor eksternal (KAFE) merupakan daftar prioritas
faktor lingkungan serta dampaknya terhadapmasa depan
organisasi.
Tabel 2. Format KAFI (Kesimpulan Analisis Faktor Internal)
8
No. Faktor-faktorInternalStrategik
Bobot Rating Skor(3x4)
Kesimpulan(Prioritas)
1 2 3 4 5 6
1.
2.
3.
1.
2.
3.
KEKUATAN
KELEMAHAN
100
Catatan:
- Kolom 2 isilah dengan faktor-faktor internalberupa kekuatan dan kelemahan
berdasarkan hasil tabel 1.
- Kolom 3, beri bob ot pada masing-masing faktor tersebut berdasarkan dampak
yang mungkin ditimbulkannya pada keberhasilan organisasi masa kini dan
masa depan. kese luruhan bobot berjumlah 100
- Kolom 4, tentukan “Rating” bagi setiap faktor mulai dari 4 (sangat
menonjol), 3 (menonjol), 2 (tidak menonjol), 1 (paling tidak menonjol).
- Kolom 5 tentukan ‘skor’ dengan mengalikan bobot dan rating.
- Kolom 6 buatlah kesimpulan dengan memberikan urutan prioritas pada
kekuatan maupun kelemahan
Tabel 3. Format KAFE (Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal)
No. Faktor-faktorEksternalStrategik
Bobot Rating Skor(3x4)
Kesimpulan(Prioritas)
1 2 3 4 5 6
1.
2.
3.
1.
PELUANG
ANCAMAN
9
TELAAH LINGKUNGAN INTERNAL
PENETAPAN PRIORITAS INTERNAL
PENETAPAN PRIORITAS EKSTERNAL
KAFI
KAFE
NILAI (VALUES)
TELAAH LINGKUNGAN EKSTERNAL
dst
2.
3.
100
Catatan:
- Kolom 2 isilah dengan faktor-faktor internalberupa PELUANG dan ANCAMAN
berdasarkan hasil tabel 1.
- Kolom 3, beri bob ot pada masing-masing faktor tersebut berdasarkan dampak
yang mungkin ditimbulkannya pada keberhasilan organisasi masa kini dan
masa depan. kese luruhan bobot berjumlah 100
- Kolom 4, tentukan “Rating” bagi setiap faktor mulai dari 4 (sangat
menonjol), 3 (menonjol), 2 (tidak menonjol), 1 (paling tidak menonjol).
- Kolom 5 tentukan ‘skor’ dengan mengalikan bobot dan rating.
- Kolom 6 buatlah kesimpulan dengan memberikan urutan prioritas pada PELUANG
maupun ANCAMAN
Gambar 1. Alur pikir telaah lingkungan strategik
B. Analisis strategik dan kunci keberhasilan
a. Analisis SWOT
i. Matrix SWOT dalam rangka menentukan asumsi –asumsi
strategi
Tabel 4. Format KAFI Vs KAFE KAFE STRENGHT
(kekuatan)Susunan daftar (rangking)*
1. …………..
WEAKNESS(kelemahan)Susunan daftar (rangking)*
1. …………..10
KAFI 2. ……………dst 2. ……………dstOPPORTUNITIES(peluang) Susunandaftar (rangking)
1. …………..2. ……………dst
Asumsi Strategi(SO) (kekuatan VsPeluang) Pakaikekuatan untukmemanfaatkanpeluang
1. …………..2. ……………dst
Asumsi Strategi(WO) (kelemahanVs Peluang)Tanggulangikelemahan denganmemanfaatkanpeluang
1. …………..2. ……………dst
THREATH (tantangan) Susunan daftar (rangking)
3. …………..4. ……………dst
Asumsi Strategi(ST) (kekuatan Vstantangan) Pakaikekuatan untukmenghadapitantangan ataumengubahnyamenjadi peluang
1. …………..2. ……………dst
Asumsi Strategi(WT) (kelemahanvs tantangan)Perkecilkelemahan danhindari tantangn
1. …………..2. ……………dst
ii. Analisis dalam rangka menetapkan pilihan strategi
Tabel 5. Menetapkan urutan asumsi pilihan strategi
AsumsiStrategik Keterkaitan Dengan Urutan Pilihan
Strategi
Visi Misi Nilai-
nilai (2+3+4)
1 2 3 4 5SO 1…… 2……dst ST 1. ……. 2……dst WO 1. ……. 2……dst WT 1. ……. 2……dst
iii. Penetapan faktor-faktor kunci keberhasilan (FKK)
11
Faktor kunci keberhasilan di tetpkan dari beberapa
urutan Pilihan Asumsi Strategi (tabel 5) yang
memperoleh skor tertinggi.
Dalam buku Delapan Langkah Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Panduan Bagi Tim Penyusun renstra, yang dietrbitkan oleh
Kementrian Pendidikan Nasional, di sebutkan bahwa sebaiknya proses
merumuskan isu strategis ini dilakukan dalam lokakarya yang
melibatkan beberapa pemangku kewajiban (kepentingan) pendidikan.
Kelompok kerja dari dinas pendidikan menyiapkan data dan analisis
berkaitan dengan tren kinerja pelayanan pendidikan beberapa tahun
kebelakang serta tren proyeksi beberapa tahun kedepan.
Keterlibatan para pemangku kewajiban (kepentingan) dalam
perumusan isu strategis ini sangat penting dengan beberapa alasan
antara lain:
1. Meningkatkan dan membangun kesadaran bersama tentang arti
pentingnya pendidikan
2. Memandang satu hal dari berbagai perspektif sehingga dicapai
suatu pemahaman yang komprehensif
3. Meningkatkan rasa memiliki atau rasa bertanggung jawab para
pemangku kewajiban (kepentingan) untuk mencapai tujuan
bersama.
4. Memperkuat legitimasi dinas pendidikan
Uraian ini merupakan penjelasan tentang bagaimana merumuskan
isu-isu strategis tahap demi tahap.
1. Pelajari dan pahami situasi eksternal yang meliputi:
kependudukan, situasi politik, situasi lingkungan, dan arah
kebijakan pendidikan yang ada di Renstra Kemdiknas, Renstra
Dinas pendidikan propinsi, RPJMD Kabupaten/Kota (bila sudah
12
tersusun), arah kebijakan dinas lain, serta dampaknya terhadap
pengembangan pendidikan.
2. Periksa kembali hasil analisis tentang kinerja pelayanan
pendidikan di kabupaten/kota bersangkutan, kondisi saat ini
dengan kondisi baik atau yang seharusnya. Misalnya, saat ini
30% guru telah berkualifikasi S.1 atau D.IV.
3. Rumuskan kondisi baik pelayanan pendidikan yang ingin dicapai.
Misalnya: pada tahun 2013 semua guru (100%) harus
berkualifikasi S.1 atau D.IV.
4. Lakukan analisis kesenjangan antara kondisi sekarang dengan
kondisi baik yang diinginkan. Rumusan kesenjangan inilah yang
akan di jadikan sebagai suatu isu. Misalnya: 70% guru masih
perlu ditingkatkan kualifikasinya menjadi S.1 atau D.IV.
5. Ulangi proses nomor 3 dan 4 berkali-kali sehingga akan di
dapatkan beberapa rumusan isu yang cukup. Usahakan isu
teridentifikasi dari semua bidang yang ada di dinas
Pendidikan.
6. Kelompokkan isu-isu yang sudah teridentifikasi tersebut.
Kelompok isu bisa berdasarkan pembidangan di dinas pendidikan
(PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan menengah, dll) atau
berdasarkan ranah pelayanan pendidikan seperti, Akses, Mutu,
Tata Kelola.
7. Pada masig-masing kelompok isu, sepakati kelompok isu yang
paling strategis, kemudian isu lainnya dianalisis
keterkaitannya dengan isu strategis yang telah disepakati
8. Kebangkan analisis dengan mengidentifikasi penyebab yang
menimbulkan adanya kesenjangan tersebut. Misalnya: 1). Banyak
guru terutama di daerah yang terpencil kesulitan mengakses
13
perguruan tinggi. 2). Mahalnya biaya pendidikan sehingga sulit
terjangkau bagi banyak orang tua untuk menyekolahkan anaknya.
Dll
9. Kembangkan lagi analisis dengan mengidentifikasi akibat dari
isu bila tidak tertangani dengan baik. Misalnya: 1). Materi
pelajaran kurang sesuai lagi dengan perkembangan terkini, 2).
Teknik dan bahan pembelajaran kurang bervariasi, dll
10. Lakukan langkah 7-9 untuk semua kelompok isu. Bila
proses ini dilakukandi dalam lokakarya proses nomer 7-9 bisa
dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil.
2.5 Merumuskan Rencana Strategis
Materi rencana strategis meliputi penetapan tujuan, sasaran
dan strategik organisasi yang berisi kebijakan, program dan
kegiatan. Materi tersebut tetap dikaitkan dengan visi, misi, nilai,
serta faktor kunci keberhasilan (FKK) untuk di gunakan secara
Integrated untuk menyusun action plan.
A. TUJUAN ORGANISASI (GOALS)
Dalam buku Delapan Langkah Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Panduan Bagi Tim Penyusun renstra, yang dietrbitkan oleh
Kementrian Pendidikan Nasional, di sebutkan bahwa Tujuan diartikan
sebagai kondisi jangka panjang yang diinginkan, yang dinyatakan
dalam istilah yang umum dan kualitatif. Rumusan tujuan harus dapat
memberikan arahan pada perumusan sasaran, satu rumusan tujuan
(bersifat kualitatif) dapat di capai oleh beberapa sasaran
(bersifat kuantitatif). Prinsip-prinsip penetapan tujuan:
1. Mengacu pada Renstra Kementrian Pendidikan Nasional, Visi,
Misi, dan Isu Strategis Pendidikan Daerah.
2. Disusun dan mengacu pada SPM Pendidikan dan Urusan Pendidikan.
14
3. Merupakan pernyataan positif dari isu strategis pendidikan.
4. Menerangkan situasi yang akan terjadi bila permasalahan
diatasi.
Tujuan haruslah menegaskan tentang apa (What) yang secara khusus
(specific) harus di capai dan kapan (when). Pencapaian tujuan dapat
menjadi tolok ukur untuk menilai kinerja organisasi.
B. SASARAN ORGANISASI (OBJECTIVES)
Sasaran merupakan ukuran kuantitatif yang terukur pada jangka waktu
tetentu. Berikut merupakan cara menyusun sasaran.
1. Pelajari Profil Layanan Pendidikan.
2. Pelajari Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pendidikan
3. Pelajari sasaran yang ada di dalam Renstra Kemdiknas dan
Renstra Dinas Pendidikan Provinsi.
4. Pelajari kemajuan yang dihasilkan pada periode perencanaan
sebelumnya.
5. Pelajari perubahan-perubahan yang sudah terjadi dan mungkin
akan terjadi dalam kondisi eksternal.
6. Pelajari Visi, Misi, dan Tata Nilai Dinas.
7. Formulasikan sasaran yang ingin di capai. Lakukan ini
berdasarkan hasil dari langkah1 sampai dengan 5. Saat
memformulasikan sasaran, pastikan bahwa criteria di bawah ini
telah terpenuhi:
Spesifik, secara jelas mengidentifikasikan apa yang harus
di capai
Terukur, kita dapat melihat apakah sasaran sudah tercapai
atau belum15
Dapat tercapai, realistis, dalam arti memungkinkan untuk
di capai.
Relevan, berkaitan dengan kepentingan public dan public
memang betul-betul menginginkan
Berjangka waktu, tercapai dalam jangka waktu tertentu.
Gambar 2. BAGAN keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran.
Contoh tujuan & sasaran yang berkaitan dengan Pemerataan:
Salah satu elemen kunci dari visi dan misi Bupati yang di rumuskan
sebagai Visi/Misi Renstra SKPD Pendidikan adalah keadilan dalam
layanan pendidikan: “setiap anak akan mendapat kesempatan yang sama dalam
mengakses pendidikan bermutu…”
16
VISI MISI
PROFIL
TUJUAN SASARAN
Tujuan & sasaran yang berkaitan dengan visi misi tersebut dapat
disusun seperti di bawah ini:
Gambar 3. Contoh BAGAN keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan
Sasaran.
C. STRATEGI ORGANISASI
Merumuskan strategi berkaitan dengan pemakaian sumberdaya untuk
mencapai tujuan. Surat edaran Mendagri No.50 mendefinisikan
strategi sebagai berikut: ‘strategi adalah cara untuk mewujudkan
tujuan yang di rancang secara konseptual, analistik, realistic,
rasional, dan komprehensif. Strategi di wujudkan dalam kebijakan
dan program.’
17
VISITerwujudnya pendidikanyang merata, berkualitas, kompetitif
MISIMewujudkanpendidikanyang berpihak kepada kelompok sasaran yang
PROFIL PENDIDIKAN150 SD masuk dalam kelompok tidak layak layanan. Sebagian besar dari sekolah tersebut belum memiliki ruang kelas dengan kondisi yang
TUJUANMeningkat-kan Kualitas Layanan pendidikan
SASARANPada 2013, jumlah SD yang masuk dalam kelompok tidak layak dapat di tekan menjadi 25
Strategi yang efektif mencakup hal-hal berikut:
1. Focus pada elemen – elemen kunci,
2. Saling berkaitan satu sama lain,
3. Saling mendukung antara satu sama lain
Sangat penting bahwa strategi di kembangkan berdasarkan
analisis menyeluruh terhadap kondisi nyata layanan pendidikan
karena kegiatan yang diusulkan harus mengatasi kelemahan dalam
pelayanan pendidikan atau dibangun diatas kekuatannya. Oleh karena
itu, meskipun harus mendasarkan pada indikator output, strategi juga
di tentukan indikator-indikator input serta proses.
Berikut merupakan contoh kemungkinan strategi pada Aspek Mutu.
Tabel 6. contoh kemungkinan strategi pada Aspek Mutu
Profil
PendidikanTujuan Sasaran Kemungkinan Strategi
Daerah memiliki 120 SD dengan kinerja sangat rendah50 SD masih menggunakan metode pembelajaran yang ‘kurang kreatif’.
Peningkatan kualitas layanan bagi proses pembelajaran.
Pada 2013, jumlah SD dengan kinerja sangat rendah akan dikurangi dari 120 menjadi 20
Fokuskanlah pada upaya untuk peningkatan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Focus pada kinerja rendah melalui pendekatan multi-input, yaitu pendekatan sekolah secara keseluruhan.Fokuskanlah pada sekolah dengan partisipasi masyarakat yang tinggi
Di 50 SD angka mengulang kelas dikelas1 begitu tinggi, lebihdari 8%
Menurunkan angka mengulangkelas pada jenjang SD/MI, khususnyapada kelas awal.
Pada 2013, angka mengulang kelas dikelas 1 SDakan menjadikurang dari 1%
Untuk mengurangi sebagian besar angka mengulang kelas diawal SD, dukungan akan di fokuskan pada sekolah-sekolah dengan angka mengulang kelas yang tinggi. Menyelenggarakan pelajaran tambahan bagi murid yang beresiko mengulang kelas. Sinergikan dengan instansi lain (seperti dinas kesehatan)untuk membantu sekolah menigkatkan status gizi anak.
18
Dari contoh diatas, dapat dilihat bahwa strategi-strategi tersebut
memiliki focus yang kuat pada arah penggunaan sumber daya. Strategi
menyebutkan bagaimana menerjemahkan sumber menjadi kegiatan, yang
kemudian akan membantu pencapaian tujuan.
Menetapkan Kebijakan
Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan.
Menurut targetnya, kebijakan terdiri atas:
1. Kebijakan internal, yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan
program-program pembangunan (yang termasuk peningkatan kapasitas
internal), berikut adalah contoh kebijakan internal:
Tabel 7. Jenis kebijakan internal
No
.
Jenis
kebijakan
Implementasi
1. Kebijakantentangmanajemenberbasissekolah
Semua Intervensi Dinas Pendidikan padasatuan pendidikan jenjang pendidikan dasarakan berpegang pada prinsip diterapkannyamanajemen berbasis sekolah
2. Kebijakantentanginformasipublik
(i) Jenis informasi yang dapat diberikanpada public secara proaktif, dan
(ii) Aturan-aturan tentang bagaimanmenanggapi permintaan informasi daripublik
3. Kebijakantentangkapasitasinternal
Dinas pendidikan akan memperkuat fungsipengawas dengan pelatihan yang khusus dandengan memasukkkan indikator MBS kedalamcriteria pemantauan dan evaluasi tentangsekolah
2. Kebijakan eksternal, yaitu kebijakan yang diterbitkan oleh
organisasi dalam rangka mengatur, mendorong, dan memfasilitasi
kegiatan masyarakat. berikut adalah contoh kebijakan eksternal:
Tabel 8. Jenis kebijakan eksternal
19
No
.
Jenis
kebijakan
Implementasi
1. Kebijakantentangpembiayaanpendidikan
Apakah pemerintah memberikan dukunganterhadap pendidikan subsidi silang?
2. Kebijakantentangpartisipasimasyarakat dandi bidang mana
Misalnya rehabilitasi sekolah
3. Kebijakantentangsekolah negeridan swasta
Apakah pemerintah daerah juga memberikandukungan pada sekolah swasta yangmenyelenggarakan pendidikan (madrasah dansekolah swasta)? Jika ya, dukungan dalambentuk apa dan tingkat yang mana? Apakahada perbedaan antara tingkat yang berbeda;misalnya dukungan diberikan pada TKswastatapi tidak pada SD dan SMP swasta
2.6 Menyusun Program Strategis
Secara umum langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
tentang proses penyusuanan renstra berdasarkan pendekatan
perencanaan di bidang pendidikan. Sebagai tahap lanjutan, maka
perumusan program harus didasarkan atas keterkaitan dan kepentingan
hasil dengan:
1. Isu strategis yang akan di tangani dalam kurun waktu
terencana,
2. Tujuan, strategi, dan kebijakan organisasi
3. Kemampuan sumberdaya manusia, waktu, dan biaya yang mapu
dialokasikan untuk program tersebut.
4. Memperhatikan hasil reviu pencapaian target Renstra periode
sebelumnya.
PENGERTIAN PROGRAM DAN KEGIATAN
20
Program adalah intrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan
serta memperoleh alokasi anggaran. Sedangkan kegiatan adalah
jabaran dari program, yang memuat sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya sebagai masukan (input) dalam rangka pencapaian sasaran
yang terukur (output). Kegiatan berorientasi pada sasaran kuatitatif
(target), sementara program berorientasi pada pencapaian tujuan
strategis (outcome/result).
Adapun rincian jenis-jenis program dan kegiatan pendidikan yang
terdapat dalam lampiran Permendagri 59/2007, meliputi:
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
2. Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
3. Program Pendidikan Menengah
4. Program pendidikan non formal,
5. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
6. Program manajemen pelayanan pendidikan
7. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
8. Program penguatan kelembagaan dan pengarus-utamaan gender dan
anak
9. Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
negara
10. Program pengelolaan sumberdaya manusia/aparatur.
11. Program lainnya sesuai dengan TUPOKSI masing-masing
SKPD/Dinas Pendidikan, misalnya di suatu SKPD ada subdin
kebudayaan, maka program kebudayaan harus masuk.
KELENGKAPAN RUMUSAN PROGRAM DAN KEGIATAN
21
Unsur-unsur penting dalam rumusan program adalah adanya kejelasan
tentang:
1. Klasifikasi program dan kegiatan.
2. Nama dan kode rekening program dan kegiatan,
3. Sub program terkait isu strategis yang akan di tangani,
4. Indikator Kinerja Hasil (outcome) dan Indikator Kinerja
Keluaran (output)
5. Pagu Indikatif dan Sumber Dana
6. Keterangan (mitra Dinas Pendidikan dan lokasi)
Contoh program – wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun:Contoh 30 : program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahunSub program : Peningkatan Mutu Pendidikan
Kabupaten/kota : Nama SKPD : Dinas PendidikanRenstra SKPD periode :
Visi Terwujudnya pendidikan yang merata, kompetitif, dan dilandasioleh nilai-nilai kearifan lokan
Misi Meningkatkan proses pendidikan yang efektif untukmempersiapkan peserta didik.
Tujuan Peningkatan Kualitas Layanan Bagi Proses PembelajaranSasaran Pada 2010, jumlah SD dengan kinerja sangat rendah akan
dikurangi dari 120 menjadi 20 SDStrategi focus pada sekolah dengan partisipasi masyarakat yang
tinggi
No.
Kebijakan
Program/sub
program
Indikasikegiatan
Indikator
keluaran
Indikatorkegiatan
Pagu indikatif5 tahun dan 1tahun transisi
Keterangan
(mitraSKPD/Lokasi)
Kerangkaanggaran
Kerangka
regulasi
Rp.Sumberpendana
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Pengembangankompeten-sigurusecaraberkelanjutan
program wajib belajar pendidikan dasar9 tahun/peningkatan mutu
Pelatihan300 guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogicselama 5 tahun
80% SDtelahmelakukan polapendidikanpedagogik
300 guruSDmendapatkanpelatihanpedagogik
750.000
APBDkab.?kota
CSRPerusahaanswasta
22
pendidikan
Penjelasan: Kolom 2 diisi dengan:
a. Arah/tindakan yang digunakan SKPD untuk menentukan konfigurasiprogram dan kegiatan
b. Kebijakan mempertahankan kinerja SKPD yang sudah tercapai padaperiode sebelumnya (termasuk SPM),
c. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah (bagi SKPD) yangmemiliki tugas dan fungsi pengelolaan pendapatan.
Kolom 3 diisi dengan program SKPD,program lintas SKPD, dan programkewilayahanKolom 4 diisi dengan nama kegiatan sesuai dengan nomenklatur permendagri59 atau kegiatan yang dianggap strategisKolom 5 diisi dengan hasil yang ingin di capai dari setiapprogram secarakuantitatif atau kualitatif.Kolom 6 diisi dengan kegiatan pemerintah dalam rangka menyediakan barangdan jasa sesuai kewajiban pemerintah yang tidak dapat di hasilkanmasyarakat.Kolom 7 diisi dengan kegiatan pemerintah yang bersifat pengaturan,memfasilitasi, dan mendorong agar kegiatan masyarakat senantiasa dapattumbuh dan berkembang.Kolom 8 dan 9 pagu indikatif anggaran lima tahunan dilengkapi sumberpembenaran. Dalam contoh ini diasumsikan setiap pelatihan selama 5 haridengan unit cost Rp. 500.000,-/orangKolom 10 diisi dengan nama Mitra SKPDuntuk program lintas SKPDdan lokasikegiatan untuk program kewilayahan dalam skala kabupaten/kecamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sagala, Syaiful. 2009. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung. Alfabeta.
akdon. 2009. Strategic Management For Educational Management (Manajemen
Strategik untuk Manajemen Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
Kementrian pendidikan nasional. 2010. Delapan Langkah Penyusunan
Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Panduan Bagi Tim Penyusun
renstra,
23
http://satrioarismunandar6.blogspot.com/2012/04/perencanaan-
strategik-dan.html
Pertanyaan:
1. Contoh halaman 5. rielnya bagaimana
2. Perbedaan isu sama problem.
a. Isu kesenjangan antara keinginan dengan fakta…
b. Isu fersi dia: sesuatu yang akan terjadi dan tidak
terjadi
c. Contoh isu pergantian kurikulum: bgmn?
3. Beri contoh rieel dari 3 perencanaan sekolah…
4. Mendahulukan dulu isu baru rencana atau rencana baru ada isu
5. Sudah punya rencana, terus kemudian ada isu? Bagaimana?
Jawaban no 1. Contoh Format KAFI (Kesimpulan Analisis Faktor Internal) dan KAFE
No. Faktor-faktor Internal Strategik Bobot Rating
Skor(3x4)
Kesimpulan
(Prioritas)24
1 2 3 4 5 6KEKUATAN
1
pusdik alam raya memposisikan dirinya sebagai pengembang programpendidikan profesional dan keahlian spesifik
0.047 3 0.141 I
2 keberadaan balai - balai tersebar di 27 propinsi 0.036 2 0.072 II
34
KELEMAHAN
1kebijakan manajemen penyelengaraanmasih banyak diatur secara sentralistik di bandung
0.026 3 0.078 III
2 pusdik alam raya dimata publik kurang populer 0.042 3 0.126 I
3 pendelegasian wewenang masih lemah 0.012 2 0.024 II4
1
No. Faktor-faktor Internal Strategik Bobot Rating
Skor(3x4)
Kesimpulan
(Prioritas)
1 2 3 4 5 6PELUANG
1Kebijakan pemekaran profinsi /kab / daerah semakin banyak membutuhkan SDM keahlian khusus
0.059 4 0.236 I
2Ada keinginan pemprov agar pusdik alam raya menambah prodi D4 dan s2
0.051 2 0.102 II
3ANCAMAN
1Berkembangnya kemampuan PTN dan PTS menyelenggarakan prodi yang sama dengan pusdik alam raya.
0.053 3 0.159 I
2 Persaingan dalam memperoleh alokasi dana dari departemen XYZ 0.048 3 0.144 II
3Alumni merasa lepas dari almamatersehingga kurang mendukung publikasi pusdik alam raya
0.035 2 0.07 III
MATRIK KAFI VS KAFE (SWOT)
KAFI KEKUATAN1. pusdik alam raya
memposisikan
KELEMAHAN 1. pusdik alam
raya dimata 25
KAFI
dirinya sebagai pengembang program pendidikan profesional dan keahlian spesifik
2. keberadaan balai - balai tersebar di 27 propinsi
publik kurang populer
2. pendelegasian wewenang masih lemah
3. kebijakan manajemen penyelengaraan masih banyak diatur secara sentralistik dibandung
PELUANG1. kebijakan
pemekaran profinsi /kab/ daerah semakin banyak membutuhkan SDM keahlian khusus
2. ada keinginanpemprov agar pusdik alam raya menambah prodi D4 dan s2
(kekuatan Vs Peluang) SOPakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang
1. mengembangkan pusdik dengan merefungsionalisasi merevitalisasibalai-balai sertamenambah program studi yang ada untuk mempercepatpenyediaan tenagateknis professional dalam rangka mendukung pemekaran profinsi /kab / daerah.
2. Memperkuat jaringan kerja dengan stake holders lainnya melalui keberadaan alumnipusdik yang tersebar di indonesia
(kelemahan Vs Peluang) WOTanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
ANCAMAN1. berkembangnya
kemampuan PTNdan PTS menyelenggarakan prodi yang sama
26
dengan pusdikalam raya.
2. persaingan dalam memperoleh alokasi dana dari departemen XYZ
3. alumni merasalepas dari almamater sehingga kurang mendukung publikasi pusdik alam raya
Contoh tabel Menetapkan urutan asumsi pilihan strategi
Asumsi Strategik Keterkaitan DenganUrutanPilihanStrategi
Rangking
Visi Misi Nilai-
nilai (2+3+4)
1 2 3 4 5
1.….
2.…
3.…
4.…
1...
2...
3...
4...
SO1. mengembangkan pusdik dengan merefungsionalisasi merevitalisasi balai-balai serta menambah program studi yang ada untuk mempercepatpenyediaan tenaga teknis professional dalam rangka mendukung pemekaran
4 4 4 2 3 3 3 4 4 31 I
27