BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
BAB XIISPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
12.1.SYARAT TEKNIS UMUM
12.1.1.Umum1.Jenis dan uraian pekerjaan jenis dan mutu bahan.
jumlah dan jenis peralatan tertentu yang digunakan. jadwal waktu
persyaratan teknis khusus, gambar rencana dan berbagai ketentuan
teknis lainnya adalah sebagaiamana tercantum dalam lampiran yang
merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dengan RKS
ini.
2.Volume Quality Control dan Uitzet tidak boleh ditulis dalam
Bill of Quantity Kontraktor, namun merupakan beban Kontraktor yang
telah masuk dalam harga satuan masing-masing jenis pekerjaan dalam
pengajuan SPH Kontraktor.
3.Bilamana hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat spesifikasi
serta harus diperbaiki kembali. maka perbaikan tersebut menjadi
beban Kontraktor termasuk pengetesan ulang Quality Control.
12.1.2.Persyaratan Tenaga Ahli1.Personil lapangan yang
ditugaskan oleh Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar
memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan pada data lelang
Bab IV RKS yang selanjutnya telah menjadi lampiran kontrak
pekerjaan ini.
2.Disamping persyaratan pendidikan dan pengalaman sesuai dengan
data lelang, personil lapangan harus betul-betul mampu
mengkomunikasikan pekerjaan dilapangan.
3.Personil lapangan harus betul-betul menguasai site
pekerjaan,letak bangunan yang akan dikerjakan terkait semua item
pekerjaan yang akan dilaksanakan
4Pelaksana lapangan harus betul-betul siaga dengan alat-alat
ukur seperti meteran dan catatan-catatan jurnal setiap perkembangan
pekerjaan.
5Pelaksana lapangan harus betul-betul mengetahui kwalitas dan
kwantitas pekerjaan termasuk bahan-bahan lainnya dan cara
pemasangan serta semua persyaratan teknis pekerjaan dimaksud
6.Pelaksana lapangan agar membuat photo dokumentasi pekerjaan
sesuai dengan persyaratan kontrak yaitu 0 %,50 %, dan 100 % dan
harus mengisi garis realiasai pada time schedule (kurva S ) yang
ada untuk bisa mengetahui perkembangan progress pekerjaan yang
dimaksud.
7.Pelaksana lapangan agar membuat catatan-catatan rill
dilapangan yang terkait dengan pengadaan bahan,alat,tahapan
pekerjaan,tenaga yang dipakai yang dijadikan laporan harian
12.1.3.Rencana Kerja1.Dalam waktu selambat-Iambatnya 7 (tujuh)
hari dari saat penandatanganan Kontrak, kecuali ditentukan lain
oleh Direksi, Kontraktor harus mengajukan sebuah Rencana Kerja
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaannya.
2.Pengajuan Rencana Kerja tersebut serta persetujuan Direksi,
tidak akan mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari
pertanggungjawabannya terhadap pekerjaan yang termaksud dalam
Kontrak.
12.1.4.Tempat Kerja1.Bila diperlukan tempat Kerja dan tempat
tersebut terletak di luar daerah yang disediakan Direksi, maka
Kontraktor harus menyelesaikan biaya ganti rugi/sewa dan lain-lain
biaya sehubungan itu tanpa membebani jasa Bangunan dengan
biaya-biaya tambahan.
2.Kontraktor harus mengusahakan tempat-tempat, mengatur dan
bilamana perlu membayar ganti-rugi/sewa untuk penggunaan,
penempatan alat-alat, penempatan gudang-gudang kantor dan keperluan
lain-lain yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan serta mendapatkan
ijin persetujuan Direksi.
3.Kontraktor harus menjaga keselamatan baik personil maupun
lingkungan sekitar sesuai dengan standar keselamtan (K3), dan
mengantisipasi timbulnya efek-efek yang merugikan akibat
pelaksanaan pekerjaan.
4.Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai Petunjuk Direksi,
Kontraktor harus membongkar, memindahkan alat-alat konstruksi
penolong atau bentuk - bentuk lain yang sudah tidak digunakan agar
bekas tempat kerja tersebut bersih kembali. Pembiayaan untuk
hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri tetapi harus sudah
tergabung dalam Rencana Anggaran Biaya.
12.1.5.Bangsal Kerja dan Gudang Bahan1.Kontraktor harus
meyediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup memenuhi
syarat-syarat agar material-material yang tersimpan tidak lekas
rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran2.Kontraktor harus
menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang dilengkapi dengan
obat obatan serta memenuhi syarat-syarat kesehatan.3. Kontraktor
harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material
selama proyek berlangsung.
12.1.6.Peralatan1.Kontraktor harus mengajukan daftar terperinci
tentang peralatan-peralatan yang akan digunakan disertai data-data
kemampuan alat-alat tersebut.2.Kontraktor wajib mendatangkan
alat-alat tersebut tepat pada waktunya akan dipergunakan3.Kerusakan
alat peralatan tersebut harus segera diperbaiki/diganti dan tidak
dapat dipakai sebagai alasan kelambatan pekerjaan
12.1.7.Tanggung-Jawab Kontraktor1.Pada keadaan apapun dimana
pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi
tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya kepada
pekerjaan sesuai dengan isi Kontrak.
2.Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga-tenaga
ahli/terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang
berlaku serta petunjuk-petunjuk Direksi.
3.Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungannya,
langka-langkah dan peralatan yang perlu untuk melindungi
pekerja-pekerja dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diharapkan.
4.Untuk pekerjaan instalasi Kontraktor harus melakukan semua
testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan
persyaratan yang berlaku. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang
diperlukan dalam kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik,
juga harus disediakan oleh Pemborong.
5.Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus
mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut
kepada 3 (tiga) orang calon operator untuk setiap pekerjaan yang
ditunjuk oleh pemberi tugas (customer). Training tentang operasi
dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating
maintenance and repair manual books, sehingga para petugas/operator
dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan
6.Kontraktor harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang
diperlukan Direksi untuk tujuan mempelancar pekerjaan serta
menjamin kualitas pekerjaan.
7.Kontraktor harus selalu membuat laporan-laporan tertulis
tentang hal-ikhwal yang terjadi dalam rangka pelaksanaan Proyek
kepada Direksi secara periodik
12.1.8.Perintah untuk Pelaksanaan1.Bila Kontraktor tidak berada
di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk memberikan
petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk itu harus diikuti dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang orang yang ditunjuk /
dikuasakan oleh Kontraktor.
2.Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan penjelasan
tertulis selengkapnya apabala Direksi memerlukan, tentang
tempat-tempat asal material yang didatangkan untuk suatu tahap
pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.
3. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan
yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan
Direksi.
4. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas atas macam pekerjaan
yang akan dilaksanakan kepada Direksi harus agak longgar, sehingga
ada waktu yang memungkinkan Direksi mengadakan pemeriksaan.
12.1.9.Ukuran Tinggi Duga (Peil) I Pengukuran1.Ukuran serta
ketentuan tinggi duga (peil) akan ditentukan bersama-sama oleh
Perencana, Direksi dan Kontraktor di Lapangan.2.Pengukuran -
pengukuran / pematokan - pematokan harus dilaksanakan dengan
alat-alat ukur, Waterpass, dan lain-lain yang mempunyai kesalahan
sangat kecil.3. Pengukuran dengan pegas, galah, tala dan lain-lain
tidak dibolehkan.4.Kontraktor wajib menyediakan alat-alat ukur
dengan perlengkapannya, serta juru-juru ukur yang diperlukan oleh
Direksi untuk pengecekan hasil ukur.5.Apabila terdapat tanda-tanda
yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan mendapatkan
persetujuan Direksi6.Pelaksana pekerjaan diwajibkan mengecek
ukuran-ukuran / detail-detail yang ada pada gambar yang diberikan,
apakah sesuai atau ada penyimpangan dengan Gambar Rencana. Apabila
di lapangan terdapat kejanggalan, pelaksana pekerjaan diwajibkan
melaporkan kepada Direksi dan meminta petunjuk secara tertulis.
Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) gambar penampang dari yang
akan dikerjakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Apabila
melalaikan hal tersebut di atas, segala resiko adalah tanggung
jawab pelaksana (Kontraktor).
12.1.10.Material1.Umuma.Bahan yang didatangkan harus mencukupi
untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi sehingga tidak menghambat
pelaksanaan.b.Bahan yang diterima Direksi harus diamankan tidak
sampai menggangu tertib lingkungan dan aman dari
kerusakan.c.Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi harus diangkat
dalam waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.d.Bila dianggap perlu
Direksi dapat memerintahkan agar diadakan pemeriksaan pada
bahan-bahan atau pada campuran bahan-bahan yang dipakai untuk
menguji apakah syarat syarat mutu dipenuhi. Untuk Pekerjaan ME
Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala
ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila
terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi
untuk berkonsultasi. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas
equipment, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Direksi
apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tanggung
jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan equipment dan material
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi ditentukan dalam
Peraturan Pemeriksaan Bahan-Bahan. Hasil-hasil pemeriksaan demikian
harus dipelihara baik dan disimpan oleh Kontraktor dan apabila
diminta harus dapat ditunjukkan kepada Direksi setiap saat, selama
pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun sesudah
pekerjaan selesai.e. Untuk menjaga material tidak berantakan, perlu
disediakan box-box material secukupnya.
2.PasirPasir yang digunakan harus bersih, tidak mengandung
lumpur (max 5%) apabila setelah digenggam dan diremas pada telapak
tangan tidak tendapat debu atau lumpur.
3.Aira.Air yang digunakan harus air bersih dan tidak boleh
mengandung minyak asam, alkali, garam. bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak.b.Apabila terdapat keragu-raguan
mengenai air, dianjurkan untuk mengirim contoh air itu ke lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki sampai
seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak. Biaya
pemeriksaan menjadi beban Kontraktor.c.Jumlah air yang dapakai
untuk membuat adukan dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran
berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.
4.Kerikil ukuran 20 30 mmKerikil harus bersih dari segala macam
kotoran
5.Besi Beton.a.Besi beton bebas dari karat memenuhi syarat SII
0136-84Kecuali ditentukan lain dalam gambar,diguanakan besi dari
jenis BJTP 24 untuk diameter besi < dan sama dengan 12 mm dan
dari jenis BJTP 32 untuk diameter > 12 mm.Untuk semua pekerjaan
beton bertulang,ukuran harus sesuai dengan gambar rencana.b.Besi
beton harus bersih dari kotoran,lemak dan karatc.Kawat pengikat
besi beton harus berkwalitas besi lunak dengan diameter 1 mmd.Besi
beton yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas harus disingkirkan
dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 3 x 24 jam
sesudah ada perintah dari Direksie.Jika Kontraktor tidak berhasil
mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam
gambar maka dilakukan penukaran diameter besi dengan tetap meminta
persetujuan Direksi/Konsultan PengawasToleransi Besi : dibawah 10
mm +/- 0.4 mm 10 mm 15 mm +/- 0.4 mm 16 mm 27 mm +/- 0.5 mmf.Bila
dianggap perlu untuk mendapatkan jaminan kualitas harus dimintakan
sertifikat dari Laboratorium untuk percobaan tekan,tarik dan
melengkung 180 derajat,semua biaya ditanggung oleh Kontraktor
6.Semena. Semen yang digunakan adalah semen tipe I. Menurut
ASTMb. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh),
diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering terlindung dari
pengaruh cuaca dengan ventilasi cukup dan diletakkan di atas
dudukan kayu.c. Bila di dalam semen terdapat bagian-bagian yang
telah mengeras dalam zak maka sama sekali tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.d. Semen yang digunakan harus mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas
12.1.11.Tenaga KerjaDalam pelaksanaan pekerjaan ini agar di
upayakan tidak menggunakan alat berat sehingga lebih banyak
menyerap tenaga kerja. Kecuali untuk pekerjaan yang dalam
pelaksanaannya memang membutuhkan alat berat Untuk keperluan
tersebut. Pelaksana agar melakukan koordinasi dengan Pihak Hotel
terkait dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan.
12.2.SYARAT TEKNIS KHUSUS12.2.1.Lingkup PekerjaanPekerjaan yang
harus dilaksanakan dalam kontrak ini adalah Pembangunan Swimming
Pool :A. Pekerjaan Swimming Pool antara lain:1. Pekerjaan persiapan
antara lain :a. Pembuatan papan nama proyek, pengukuran, Pas. Papan
bowplank, Pekerjaan Pembongkaran dan pembersihan site, Pas. Pagar
Pengaman Pekerjaan t = 2,40 mbPembuatan kantor Direksi, meja, kursi
dan perlengkapan lainnya.(tidak ditawarkan)c.Pembuatan kantor untuk
Kontraktor, bedeng kerja, gudang bahan/alat lengkap dengan
perlengkapannya.(tidak ditawarkan)2.Pekerjaan meliputi
:a).Pekerjaan Kolam Dewasa dan anak-anakb).Pekerjaan Balance Tank
dan Ruang Pompac).Pekerjaan Ruang towel dan Kamar Mandid).Pekerjaan
Ruang Bilase).Penataan Taman
12.2.2.Uraian Pekerjaan1.Papan Nama Proyeka.Bentuk ukuran, isi
dan warna papan nama proyek/kegiatan harus dibuat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan penempatannya harus mendapat persetujuan
direksi, papan nama proyek tersebut harus sudah dicabut setelah
serah terima II.bJenis dan mutu bahan yang dipakai adalah papan
kaso yang bermutu baik dan permukaan licin (diserut).
2.Kantor Direksia.Diperuntukkan bagi ruang kerja Direksi dalam
pengendalian pelaksanaan konstruksi oleh Kontraktor.b.Penempatan
kantor Direksi di lokasi wilayah proyek dan harus mendapat
persetujuan Direksi.c. Dalam satu wilayah proyek hanya ada satu
kantor Direksid.Kebutuhan ruang kantor Direksi seluas 24 m2
.e.Perlengkapan setiap kantor Direksi adalah soft board, white
board dispenser, filling cabinet (lemari arsip) kipas angin, meja
kerja dan kursi (2 set)dan P3K .
3.Bangsal Kerja/gudang bahan a.Segera setelah lokasi kerja
diserahkan kepada Kontraktor kemudian kontraktor diwajibkan
menyediakan bangsal kerja/gudang bahan.b. Penempatan bangsal
kerja/gudang bahan di lokasi harus mendapat persetujuan Direksi.c.
Jenis atau mutu bahan yang dipakai adalah :Atap:Seng gelombang BJLS
28 rangka kayu kruing.Dinding:Triplek 3 mm rangka kaso kruing 5/7
cmTiang:Kayu kruing 6/12Lantai:Rabat beton 1 pc : 3ps :5krl dengan
ketebalan 6 cmJendela:Kaca nakoPerlengkapan:Meja dan kursi, papan
tulis, papan penempatan gambar, P3K.4.Foto Proyeka. Kontraktor
diwajibkan membuat foto proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan
(pada saat 0%, 50%. 100%) pada 4 titik yang sama dan arah yang sama
setiap site, disusun di dalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap dan
diserahkan kepada Direksi.b. Foto proyek berwarna, dicetak yang
jelas dan bersih ukuran postcard.c. Foto proyek dibuat rangkap 3
(tiga) dan damasukkan ke dalam album serta diserahkan kepada
Direksi
5.Pekerjaan Pembongkaran Lingkup Pekerjaan a.Pekerjaan ini
terdiri dari pembongkaran untuk memungkinkan dalam pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya.b.Kontraktor harus melaksanakan pembongkaran
tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan yang tidak perlu terhadap
bangunan yang ada yang harus diperhatikan dalam kondisi dapat
dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang disebabkan kelalaian
kontraktor menjadi tanggung jawab kontraktor untuk
memperbaikinya.
6.Pekerjaan Galian dan Urugan 1. Lingkup Pekerjaan
1.1.Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk elaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan
sempurna.1.2.Pekerjaan ini meliputi : Semua penggalian penimbunan
kembali, pengurugan dibawah lantai, pengerjaan tanah kasar dan
pekerjaan-pekerjaan teknis. Penggalian dan penimbunan kembali untuk
pekerjaan mekanikal dan elektrikal termasuk bab ini. 2. Syarat
Syarat Penggalian 2.1.Penggalian harus dilakukan untuk mencapai
garis elevasi permukaan dan kedalaman-kedalaman yang perlu untuk
pondasi, lantai dan lain-lain yang dipersyaratkan atau
diperlihatkan maupun di indikasikan pada gambar-gambar dengan cara
yang sedemikian sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik
sesuai dengan spesifikasi ini dengan disetujui oleh perencana/MK.
2.2.Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah untuk urugan serta
batu-batuan lain yang dijumpai dalam pekerjaan. 2.3. Penggalian
untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan
maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga untuk
mengadakan pembersihan. 2.4. Kalau terjadi kesalahan dalam
penggalian tanah sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang
tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian harus diurug
kembali dengan pasir dan dilakukan pemadatan sesuai yang
dipersyaratkan Biaya akibat pekerjaan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor. 2.5. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang
dipakai kembali, ditimbun ditempat yang ditunjuk dan atas
persetujuan pengawas.2.6. Kalau dijumpai akan-akar/bahan yang bisa
melapuk pada keadaan yang diperlihatkan dalam gambar-gambar maka
akar bahan tersebut harus diangkat dan diurug kembali dengan pasir
sampai padat. 3. Syarat Syarat Urugan 3.1. Bagian-bagian yang harus
diurug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah urugan
harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput/akar-akar lain-lainnya).
3.2. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal
hamparan 30 cm setiap lapisan, kemudian tanah tersebut dilembabkan
sebelum dilakukan pemadatan menggunakan alat stamper. 3.3. Semua
urugan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan pengerasan harus
sesuai dengan gambar rencana. 3.4. Tanah sisa urugan atau tanah
yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar site atau atas
petunjuk Pengawas/MK.
7.Pekerjaan pondasi1).Lingkup Pekerjaan.a.Pekerjaan meliputi
pengadaan tenaga kerja,bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.b.Pekerjaan pondasi
meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalam detail yang
disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas Pekerjaanc.Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai
untuk penimbunan dan penimbunan kembali,juga seluruh
sisa-sisa,puing-puing,sampah- sampah harus disingkirkan dari
lapangan pekerjaan.Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.
2).Bahana.Bahan yang dipergunakan batukarang yang keras tidak
poros dan besarnya tidak lebih dari 30 cm untuk pondasi
menerusb.Semen,pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang
ditentukan dalam pekerjaan betonc.Adukan yang dipakai untuk
pasangan pondasi batukali adalah dengan campuran 1 PC : 5
Psr.d.Beton yang digunakan untuk pondasi kolam menggunakan Beton
dengan mutu K2253).Pemasangana.Pondasi dialasi dengan pasir urug
yang bersih dengan ketebalan sesuai dengan gambar.Kemudian disiram
dengan air secukupnya hingga jenuhb.Pada setiap pokok galian dibuat
profil pondasi yang terbuat dari kayu atau bambu dengan ukuran
sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuatc.Pasangan batu
kosong(aanstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja
kemudian diisi pasir dan disiram dengan air sampai semua lubang
batukarang penuh berisi pasir.d.Batukarang yang telah dipilih
dipasang dengan adukan campuran 1 PC : 5 Psr .batu karang terpasang
padat dan diantara batukarang harus dilapisi adukan serta pasangan
permukaan atasnya harus datar/rata dan waterpase.Untuk pondasi
beton kolam dilaksanakan sesuai dengan gambar detail.
8.Pekerjaan Beton Bertulanga.Pedoman Pelaksanaan.Untuk
pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan bahan yang digunakan berlaku
: Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI-1982) NI-3
Peraturan Beton ertulang Indonesia 1971 (NI-2 ) Peraturan
Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5) Peraturan Portland Cement
Indonesia 1972 ( NI-8) Peraturan Pembangunan Pemda setempat
Peraturan Bangunan Nasional 1978 Petunjuk-petunjuk dan
peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Direksi/Konsultan PengawasPeraturan-peraturan yang diperlukan
supaya disediakan Kontraktor dilapangan/di Site Peraturan
Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 Buku Pedoman
Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan struktur
tembok bertulang untuk gedung 1983 SII 0013-81 Mutu dan Cara Uji
semen Portland SII 0052-80 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton SII
0136-84 Baja Tulangan Beton SII 0784- 84 Jaringan Kawat Baja Las
untuk Tulangan Beton b. Keahlian dan PertukanganKontraktor harus
bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai
penyelesaiannya.Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli
atau tukang-tukang yang berpengalaman dan mengerti benar akan
pekerjaan beton.Semua Pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai
mutu yang sebanding dengan standar yang umum berlaku atau yang
disarankan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila
Direksi/Konsultan Pengawas memandang perlu,Kontraktor dapat meminta
nasehat-nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas atas beban Kontraktorc. Kualitas BetonMutu beton K 225(
tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15x15
cm3 pada usia 28 hari) Evaluasi penentuan karakteristik ini
digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI
1971.Kontrakor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pengalaman
pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan trial-mix
dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut
ketentuan-ketentuan yang disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 dari PBI
1971 mengingat bahwa W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar
0.52-0.55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan
menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI 1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada
masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji
per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji
yang pertama. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara
yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.Kontraktor harus
membuat laporan tertulis atas data kualitas beton yang dibuat
dengan disahlkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya disertai
sertikat dari laboratorium. Penunjukan laboratorium harus dengan
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.Selama pelaksanaan harus ada
pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 12 cm cara pengujian
slump sesuai ketentuan yang berlaku. Harus digunakan vibrator/dril
untuk pemadatan beton.d.BekistingSebelum pengecoran dimulai harus
disiapkan dan dipasang bekisting dengan rapi. Bahan bekesting harus
terbuat dari kayu papan tebal 9 mm yang berkualitas baik, permukaan
rata dan halus, tidak bocor dan kuat.Persiapan untuk instalasi
Mekanikal dan Electrik sudah terpasang rapi sesuai dengan gambar
rencana.e.Pengecoran BetonPelaksanaan pengecoran harus merata dan
padat.Seluruh permukaan besi beton harus penuh terselimuti adukan
beton.Selama pengecoran bekisting harus stabil kuat.Bekisting hanya
boleh dibongkar jika umur pengecoran sudah cukup atau atas petunjuk
Direksi.
9.Pekerjaan Kayu1).Pekerjaan Kayu untuk Pekerjaan Sipila.Lingkup
PekerjaanPekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
kerja,bahan-bahan,peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam gambar.dengan
hasil yang baik dan rapi.b.Pekerjaan kayu ini mencakup semua
pekerjaan dengan menggunakan bahan kayu seperti yang tertera dalam
gambar.c.Standar dan peraturan-peraturan :*Peraturan Konstruksi
Kayu Indonesia 1961,NI-5Semua kayu yang akan dipasang/dipakai harus
mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Pekerjaan*Syarat-syarat
kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI 1961,
NI-5.Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa
putih kayu,pecah-pecah mata kayu,melinting.Kayu harus benar-benar
kayu mutu baik dari jenisnya masing-masing.*Pengertian Mutu,kelas
mutu dan kelas awet seperti yang ditentukan dalam peraturan
Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5d.Pelaksanaan*Semua ukuran kayu
yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi(sesudah diserut dan
finish) dan harus lurus tanpa cacat,tidak melengkung dan lain-lain
yang dapat menurunkan mutu kayu*Semua pekerjaan kayu seperti
diuraikan diatas dipotong diserut dengan mesin tanpa
kecuali*Pemeriksaan terhadap jenis ,bentuk ukuran maupun mutu wajib
dilakukan dengan teliti.*Untuk pekerjaan kayu dengan menggunakan
paku-paku,sekrup dan lain-lain alat untuk sambungan harus digunakan
yang sesuai ukurannya*Alat penyambung baut harus dibuat dari baja
ST 37 atau besi yang mempunyai kekuatan setara dengan baja ST
37
e.Syarat-syarat pengamanan pekerjaan :*Bahan-bahan kayu
dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain yang dapat
menyebabkan cacat atau keruskan pada kayu.*Kayu yang terpasang
dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.* Bila terjadi kerusakan,Kontraktor
diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor
2). Pekerjaan Rangka Usuk ,Reng dan Lisplanka.Persyaratan
bahan*Usuk kayu kamper ukuran 5/7dan reng dari kayu kamper 3/5
sesuai dengan gambar rencana.*Lisplank kayu kamper dengan ukuran
sesuai dengan gambar rencana.*Kayu yang dipakai harus dipilih dari
mutu terbaik, kering, lurus dan tanpa cacat*Semua bahan kayu yang
akan dipasang harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas
Pekerjaan.*Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam PKKI,PUBI 82 pasal 37 dan SII
0458-81.b.Syarat-syarat Pelaksanaan*Semua ukuran kayu yang tertera
pada gambar adalah merupakan ukuran jadi sesuai pasaran*Cara
penimbunan bahan-bahan dilapangan dan hasil pengerjaan tidak boleh
sampai mengakibatkan turunnya mutu kegiatan* Ukuran paku yang
digunakan untuk kegiatan rangka atap harus disesuaikan dengan
ukuran usuk dan reng yang dipasang dan harus memenuhi syarat-syarat
dalam PUBI 82 pasal 93 dan SII 0194-78.* Pasangan Usuk/reng harus
merupakan suatu bidang pemasangan yang rata dengan
kelandaian/kemiringan sesuai dengan gambar rencana.10. Pekerjaan
Penutup atap/Atap onduvilla1.Lingkup Pekerjaana.Pekerjaan ini
meliputi penyediaan tenaga,bahan-bahan,peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksaksanaan pekerjaan ini
sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik.b.Meliputi pekerjaan
pengadaan,penyetelan dan pemasangan atap Onduvilla seperti yang
disebut dalam gambar rencana
2.Persyaratan bahana.Bahan atap dan bubungan yang digunakan
adalah atap Keramik dan telah mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Pekerjaanb.Accesories dan alat bantu lainnya yang
digunakan harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.3.Syarat-syarat
Pelaksanaana.Sebelum pelaksanaan dimulai ,Kontraktor diwajibkan
memeriksa gambar-gambar pelaksanaan dan atas dasar gambar tersebut
membuat shop drawing yang diperlukan untuk mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas Pekerjaanb.Penyimpanan atap onduvilla
disimpan dalam keadaan tetap kering dan sebaiknya disimpan dalam
gudang beratap.Bila terpaksa disimpan ditempat terbuka harus
dilindungi dengan terpal.cPemasangan atap Onduvilla, baru boleh
dilaksanakan bila pemasangan rangka atap sudah benar-benar berada
dalam satu bidang ( tidak bergelombang ). dan benar-benar sudah
siap untuk dipasang sesuai petunjuk Direksi/Pengawas
Pekerjaand.Pemasangan atap nok Onduvilla dilakukan sedemikian rupa
sehingga benar-benar dapat menutup atap yang terpotong akibat
pertemuan pada sudut atapePetunjuk dan saran-saran Direksi/Pengawas
Pekerjaan harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dalam
upaya menghasilkan pekerjaan yang berkualitas baik.11. Pekerjaan
Penutup lantai dan dinding keramika. Lingkup Pekerjaan Menyediakan
bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk menyelenggarakan pekerjaan
pada dinding-dinding dalam seperti tersebut dalam gambar atau dalam
syarat-syarat dan spesifikasi khusus.b. Bahan-bahan Homogenious
tile yang digunakan setara Niro Granito Tile Adhesive dan Grouting
yang digunakan ex. AM, Lemkra atau setara. Warna dan motif
disesuaikan dengan perencanaan.c. Persiapan Keramik Setelah lantai
dan dinding siap, maka ubin-ubin yang akan dipasang diseleksi
setempat. Untuk mendapatkan ubin-ubin yang baik dan warna yang
sesuai dengan lay-out plan (Rencana Pola Lantai), serta tidak ada
bagian yang gompal retak atau cacat lainnya. Pemotongan unit
keramik hanya diperkenankan dengan menggunakan mesin potong dan
dihaluskan dengan mesin gerinda. d. Pemasangan Setelah permukaan
lantai dan dinding rata, keramik dipasang dengan menggunakan
pastaperekat khusus, adukan 1 PC + 2 pasir atau perekat lain yang
sesuai dengan ketebalan 2 cm. Dalam hal penggunaan tile adhesive
supaya dilaksanakan sesuai instruksi penggunaan oleh
manufakturer/pabrik. Lebar siar (naad) dilaksanakan dengan rata,
sama besar dan setiap perpotongan siar ujung-ujung runcing dan
rapi, membentuk dua garis lurus yang salingtegak lurus. Bidang ubin
harus rata, aduk terisi padat serta siku dan waterpass. 3 x 24 Jam
setelah pemasangan keramik selesai, siar (naad) diisi dengan
grouting warna sesuai persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi,
sedemikian rupa sehingga lubang-lubang terisi padat. Kelebihan air
semen, dalam keadaan basah langsung dibersihkan dari permukaan
lantai dan dinding. Selama masa pengeringan 3 x 24 jam setelah
pemasangan keramik, permukaannya jangan tertekan atau terkena
benturan Sisa air semen dibersihkan hati-hati dengan menggunakan
sikat kuningan sertalarutan lemah air keras. Bahan-bahan yang dapat
merusak unit-unit keramik seperti : minyak, residu, teak oil harus
dijauhkan dari permukaan lantai dan dinding.12.Pekerjaan
Elektrikal1.UmumPersyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan
teknis ini. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang
dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
2.Peraturan dan Acuan Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus
memenuhi atau mengacu kepada Peraturan Daerah maupun Nasional,
Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar
Nasional maupun Internasional yang terkait. Pemborong dianggap
sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun
internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini.
Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas,
antara lain seperti dibawah ini : 1.2.1UmumKeputusan Menteri
Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.004, tentang
Spesifikasi Bahan Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.005, tentang Panduan Pemasangan
Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Rumah dan Gedung. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.04, tentang Petunjuk
Perencanaan/Struktur Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan Rumah dan Gedung. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.84, tentang Panduan Pemasangan
Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung. Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum No. 441/KPTS/1998, UDC : 699.81.691.005, tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung (Building of Indonesia).
Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000, UDC
:699.81.691.005, tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Gedung dan Lingkungan. Peraturan lainnya yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti PLN, PT Telkom,
PDAM, DPU, Depnaker yang sesuai dengan pekerjaan ini.
1.2.2Elektrikal dan Elektronik Peraturan Umum Instalasi Listrik
Indonesia (PUIL) 2000. Peraturan dari Perusahaan Listrik Negara,
Telkom, dan instansi lainnya Australian standards (AS) 3000 - SAA
Wiring Rules. National Fire Protection Association (NFPA) 70.
National Fire Protection Association (NFPA) 72, 1996. Data teknis
dari produk dibidang peralatan Tata Suara, Telepon dan Fire Alarm
yang dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai Negara. Peraturan
Departemen Penerangan Wolsey, Planning for TV Distribution System
Wisi, CATV System Refference Sony, CATV Equipment 1.2.3Tata Udara
(Ventilasi dan Air Conditioning) ASHRAE(American Society of Heating
Refrigeration and Air Conditioning Engineers) SMACNA (Sheet Metal
and Air Conditioning Contractors National Association), ARI
1.2.4Plumbing Pedoman Umum Instalasi Listrik Tahun 2000 Pedoman
Plumbing Indonesia Keputusan Peraturan Menteri, Gubernur dan
Pemerintah Daerah Peraturan/Pedoman PAM, dan instansi yang
berwenang lainnya NFPA, AVE, ASTM, dan peraturan/pedoman
international lainnya yang berhubungan Petunjuk dari pabrik pembuat
peralatan. 3. Koordinasi Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja
sama dengan pemborong lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan Koordinasi yang
baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak
mengindahkan koordinasi dari Pengawas Lapangan, sehingga
menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung
jawab Pemborong ini. 4. Peralatan Dan Material Semua peralatan dan
bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan,
sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-gambar
rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi
secara teratur. 4.1Persetujuan Peralatan dan MaterialDalam jangka
waktu2(dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK), dan
sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material,
Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan termasuk country of origin. Daftar ini harus dibuat
rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat
manufacture, catalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu oleh Pengawas Lapangan dan Konsultan Perencana antara lain :
Manufacturer Data Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan
informasi-informasi yang tercetak jelas cukup detail sehubungan
dengan pemenuhan spesifikasi. Performance Data Data-data kemampuan
dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain
yang ada kaitannya dengan unit tersebut. Quality Assurance Suatu
pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi
beberapa tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah
beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik. Persetujuan
oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan akan diberikan atas
dasar diatas. 4.2 Contoh Peralatan dan Material Pemborong harus
menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada Pengawas
Lapangan paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar material
disetujui. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Pemborong.
Pengawas Lapangan tidak berrtanggung jawab atas contoh bahan yang
akan dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan
dan pengambilan contoh/dokumen ini. 4.3Peralatan dan Bahan Sejenis
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama
harus diproduksi pabrik(bermerk), sehingga memberikan kemungkinan
saling dapat dipertukarkan.
4.4Penggantian Peralatan dan Material Semua peralatan dan bahan
yang diajukan dalam tender sudah memenuhi spesifikasi, walaupun
dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan bahan
belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai
spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana
pekerjaan. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi
spesifikasi, karena suatu hal yang tidak bisa dihindari terpaksa
harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf
atau lebih baik (equal or better) yang disetujui. Bila Pengawas
Lapangan membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau
lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor. 4.5 Pengujian dan Penerimaan Khusus
peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi
Konsultan Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah
ditest oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke
lapangan. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi
ini dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan
pengetesan dengan baik, Pemborong harus melaksanakan pengujian
secara keseluruhan dari peralatan - peralatan yang terpasang, dan
jika sudah ditest dan memenuhi fungsi- fungsinya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan
peralatannya dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh
Pengawas Lapangan. 4.6Perlindungan Pemilik Atas penggunaan
bahan/material, sistem dan lain-lain oleh Pemborong, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis
lainnya. 5.Ijin-Ijin Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk
pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya
menjadi tanggung jawab Pemborong 6.Pelaksanaan Pemasangan Sebelum
pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas Lapangan
dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja
disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan,
lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan
lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai,
dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Pengawas
Lapangan berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan
tersebut diatas. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas
segala ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang.
Apabila terdapat keraguan-keraguan, Pemborong harus segera
menghubungi Pengawas Lapangan untuk berkonsultasi. Pengambilan
ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan, apabila terjadi
kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan
persetujuan dari Pengawas Lapangan atas rekomendasi Konsultan
Perencana. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang
digunakan konsulatan dalam menentukan performnya, asumsi-asumsi ini
harus diganti oleh Kontraktor sesuai actual dari peralatan yang
dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu
Kontraktor wajib menghitung kembali performanya dari peralatan
tersebut dan memintakan persetujuan kepada Pengawas Lapangan. 6.1
Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi Pelaksanaan
instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak Pengawas Lapangan. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan
setiap gambar perubahan yang ada kepada Pengawas Lapangan sebanyak
rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Pengawas Lapangan
kepada Konsultan Perencana. Perubahan material dan lain-lainnya,
harus diajukan oleh Pemborong kepada Pengawas Lapangan secara
tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang
ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan
secara tertulis. 6.2Sleeves dan inserts Semua sleeves menembus
lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh
Pemborong. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang
peralatan, termasuk inserts untuk penggantung (hangers) dan
penyangga lainnya harus dipasang oleh Pemborong. 6.3 Pembobokan,
Pengelasan dan Pengeboran Pembobokan tembok, lantai, dinding dan
sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta
mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan
Pemborong instalasi ini. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya
dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak Pengawas
Lapangan secara tertulis. 6.4PengecatanSemua peralatan dan bahan
yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau pemasangan
harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang
sama, sehingga nampak seperti baru kembali. 7. Penanggung Jawab
Pelaksanaan Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang
penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus
selalu ada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari pemborong
dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan
diberikan oleh Pengawas Lapangan. Penanggung jawab tersebut diatas
juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan/dikehendaki oleh Pengawas Lapangan. 8.Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan
dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut : Hasil
pengetesan semua persyaratan operasi instalasi. Hasil pengetesan
mesin atau peralatan Hasil pengetesan kabel Hasil pengetesan
kapasitas, aliran udara, temperatur, kelembaban, kuat arus,
tegangan, tekanan, dll. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan
dilaksanakan harus disaksikan oleh Pengawas Lapangan. 9.Pemeriksaan
Rutin Dan Khusus Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus
dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini secara periodik dan tidak
kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan lain oleh Pengawas
Lapangan. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus
dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan
dari pihak Pengawas Lapangan dan atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini. 10. Testing Dan Commissioning Pemborong instalasi
ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta
sesuai dengan prosedur testing dan commissioning dari pabrik
pembuat dan instansi yang berwenang Semua bahan dan perlengkapan
yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan
tanggung jawab Pemborong termasuk daya listrik untuk testing.
11.Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan Peralatan dan
sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun
terhitung sejak saat penyerahan pertama. Masa pemeliharaan untuk
instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak
saat penyerahan pertama, bila Pengawas Lapangan/Pemberi Tugas
menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku. Selama
masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak
melaksanakan teguran dari Pengawas Lapangan atas perbaikan/
penggantian/ penyetelan yang diperlukan, maka Pengawas Lapangan
berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada
pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini. Selama masa
pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih
petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek
sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pengoperasian dan pemeliharaannya. Serah terima pertama dari
instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan
dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Pemborong
dan Pengawas Lapangan. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi,
maka Pemborong harus menyerahkan daftar komponen/part list seluruh
komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan gambar
detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan
manualnya. Daftar komponen tersebutdiserahkan kepada Pengawas
Lapangan dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set. Serah terima
setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah : Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa
instalasi ini dalam keadaan baik, ditandatangani bersama oleh
pemborong dan Pengawas Lapangan. Semua gambar instalasi terpasang
beserta Operating Instruction, Technical dan Maintenance Manuals
rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy
telah diserahkan kepada Pengawas Lapangan. 12. Garansi Suatu
sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila
peralatan mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang
disyaratkan didalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat
bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai
peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami
pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan. 13. Training Sebelumpenyerahan
pertama pekerjaan, Pemborong harus menyelenggarakan semacam
pendidikan dan latihan atau petunjuk praktis operasi kepada orang
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan
lengkap dengan 3 copies buku Operating Maintenance, Repair Manual
dan As-built drawing, segala sesuatunya atas biaya Pemborong.
13.Pekerjaan Listrik Arus Kuat 1. Umum Setiap pemborong yang
menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan ini. Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup
pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang
tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. 2. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan
yang disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat
ini, antara lain : Sistim penerangan secara lengkap diluar ataupun
didalam bangunan, termasuk didalamnya pengkawatan, titik nyala
lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak. Kabel feeder untuk
panel penerangan. Panel penerangan secara lengkap. Pekerjaan
pentanahan / grounding Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang
atas design, baik yang telah disebutkan dalam gambar/Rencana Kerja
dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan namun secara
umum/teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang sempurna,
aman, siap pakai dan handal. Menyelenggarakan pemeriksaan,
pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang terpasang.
Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built
drawings3.Ketentuan Bahan Dan Peralatan3.1Panel Distribusi
Panel-panel penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud
untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly
grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL,IEC, VDE/DIN, BS,
NEMA dan sebagainya. Panel-panel harus dibuat dari plat besi
setebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus di zinchromate
dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat bakar, warna dan cat
akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu panel-panel harus
dilengkapi dengan master key. Konstruksi dalam panel-panel serta
letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian
rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu
komponen-komponen lainnya. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus
disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya dan telah disetujui
oleh Pengawas Lapangan. Body / badan panel harus ditanahkan secara
sempurna Komponen panel : a. Accessories Bus bar, terminal
terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan
pabrik dan berkualitas dan dipasang didalam panel dengan kuat dan
tidak boleh ada bagian yang bergetar. b. Busbar Setiap panel harus
mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar
tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65 C.
Setiap busbar cooper harus diberi warna sesuai peraturan PLN,
dimana lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas
yang timbul. c. Circuit breaker Circuit breaker untuk penerangan
boleh menggunakan MCB dengan breaking capacity minimal 6 kA
simetris. Circuit breaker lainnya harus dari tipe MCCB, sesuai
dengan yang diberikan pada gambar rencana dangan breaking capacity
minimal 18 kA simetris Circiuit breaker harus dari tipe automatic
trip dengan kombinasi thermal dan instantaneouse magnetic unit Main
Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt
trip terminal. d. Alat Ukur Alat ukur yang dipergunakan adalah
jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran. Untuk
Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala
linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta
bersertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis
alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai : KWh meter
Ampermeter Voltmeter
e. Proteksi Circuit breaker untuk beban komputer harus
dilengkapi Arrester guna melindungi perangkat computer dari
gangguan petir. 3.2Kabel Tegangan Rendah Sebelum dipergunakan,
kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan. Untuk kabel feeder/power
dari jenis NYY, NYFGBY kabel penerangan dipergunakan kabel NYM
sedangkan untuk kabel grounding dari jenis BCC Kabel-kabel yang
dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 KV dan 0,5
KV untuk kabel NYM Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5
mm 3.3Lighting Fixturesa. Lampu TLD Tebal plat besi untuk lighting
fixtures tersebut minimum 0,7 mm Condensor yang dipasang seri pada
lampu-lampu TL harus dapat memberikan koreksi factor total minimal
0,85 Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Cool Daylight/54
Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut Semua
lighting fixtures harus bebas dari karat dan lecet-lecet, dicat
dengan cat bakar ICI Acrylic warna putih. Contoh harus disetujui
oleh Pengawas Lapangan effisiensi penerangan yang maksimal, rapih,
kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan. Pada semua lighting
fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (Grounding) b. Lampu Tabung (Down Light) Lighting
fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium. Lamp holder
menggunakan standard E-27. Dia. dari kap lampu minimal 150 mm.
Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLC atau
sesuai gambar. Contoh harus disetujui oleh Pengawas Lapangan
3.4Kotak-Kontak dan Saklar Kotak-kontak dan saklar yang akan
dipasang pada dinding tembok bata adalah tipe pemasangan
masuk/inbow (flush mounting) Kotak-kontak biasa (inbow) yang
dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti standard VDE,
sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow) mempunyai rating 15 A
dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat Flush-box
(inbow doos) untuk tempat saklar, otak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal
Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai
kecuali ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah/lembab harus
jeniswater dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari
permukaan lantai atau sesuai gambar 3.5Konduit Konduit instalasi
penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact dimana
diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter dalam (19 mm)
atau dinyatakan lain pada gambar. 3.6Rak/Tray Rak kabel terbuat
dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan
dengan kebutuhan. Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar
penggantung maximum 1 meter. Penggantung harus rapi & kuat
sehingga bila ada pembebanan tidak akan berubah bentuk. Penggantung
harus dicat dasar anti karat sebelum dicat akhir dengan warna
abu-abu. Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan
pabrik.
3.7Perlengkapan Instalasi Perlengkapan instalasi yang dimaksud
adalah material-material untuk melengkapi instalasi agar diperoleh
hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan.
Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik. Semua
penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos,warna
kabel harus sama. Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar
dan dilengkapi tutup pengaman. 4Persyaratan Teknis
Pemasangan4.1PanelSebelum pemesanan/pembuatan panel, harus
mengajukan gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan Perencana dan
Pengawas Lapangan. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan
petunjuk dari pabrik pembuat dan harus rata (horizontal). Letak
panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow)
kabel- kabel dari/ke terminal panel harus dilindungi pipa PVC High
Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur rapi.
Sedangkan untukpanel yang dipasang menempel tembok(outbow),
kabel-kabel dari/ke terminal panel harus melalui tangga kabel.
Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel
(cable lug) yang sesuai. Ketinggian panel yang dipasang pada
dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai terhadap as panel.
Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan
gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam. Semua panel harus ditanahkan. 4.2Kabel Kabel Semua
kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan kecuali
pada kabel penerangan. Untuk kabel dengan dia. 16 mm atau lebih
harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya. Semua
kabel yang dipasang di atas langit-langit harus digantung dan
dilengkapi klem penjepit jalur konduit kabel. Kabel penerangan yang
terletak diatas rak kabel harus tetap didalam konduit. Semua kabel
yang akan dipasang menembus dinding/beton harus dibuatkan sleeve
dari pipa galvanis dengan dia. minimum 2 kali penampang kabel.
Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus didalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya. Tebal kotak
terminal minimum 4 cm.Penyusunan konduit diatas trunking kabel
harus rapi dan tidak saling menyilang.Penyambungan konduit kabel
untuk penerangan dan kotak-kontak harus didalam kotak penyambungan
dan memakai alat penyambung berupa las-dop.a.Instalasi Kabel
TenagaLetak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan
dengan gambar dan kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam
menentukan letak tersebut dapat meminta petunjuk Pengawas Lapangan.
Pemborong wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar. Tarikan kabel yang melalui
trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga tidak saling tindih
dan membelit. Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak
melalui trench atau yang menelusuri dinding(outbow) harus
dilindungi dengan pipa pelindung. Agar diusahakan pipa pelindung
tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-klem dan
perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi. Pada setiap
sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel. Pada
setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x
diameter kabel. Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak
kabel dan warna kabel harus disesuaikan dengan phasanya. Semua
kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL. Kabel daya yang
dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable ladder),
diklem dan disusun rapi. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan
adanya sambungan. Untuk kabel dengan diameter 16 mm atau lebih
harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya. Pemasangan
sepatu kabel yang berukuran 70 mm atau lebih harus mempergunakan
alat press hidraulis yang kemudian di solder dengan timah pateri.
Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan
kabel support minimum setiap 50 cm. Setiap pemasangan kabel daya
harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya.
4.3Kotak - Kontak dan Saklar Kotak-kontak dan saklar yang akan
dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan dipasang pada ketinggian
300 mm dari level lantai untuk kontak - kontak dan 1.500 mm untuk
saklar atau sesuai gambar detail. Kotak-kontak dan saklar yang
dipasang pada tempat yang lembab/basah harus dari tipe water dicht
(bila ada). Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton
harus terlebih dahulu dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya
disamping metal doos tang harus terpasang pada saat pengecoran
kolom tersebut 4.4Pentanahan (Grounding)Sistem pentanahan harus
memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang ditunjukan
dalam gambar/RKS. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan.
Penghantar pentanahan pada panel-panel menggunakan NYA dengan
ukuran min. 6 mm dan max. 35 mm, penyambungan ke panel harus
menggunakan sepatu kabel (cable lug). Dalamnya pentanahan minimal
6,000 mm dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai permukaan
air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance)
dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3
(tiga) hari berturut-turut Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan
oleh pemborong setelah mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas Lapangan.
5.PengujianSebelum semua peralatan utama dari system dipasang,
harus diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru
dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang
baik dari pabrik pembuat dan LMK/PLN serta instansi lainnya yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin
bahwa system berfungsi dengan baik. Semua biaya yang timbul dari
pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Pemborong Test
meliputi : Test Beban Kosong (No Load Test) Test Beban Penuh (Full
Load Test)5.1No Load TestTest ini dilakukan tanpa beban artinya
peralatan di test satu per satu seperti misal pengujian
Instalasi0,6/1 KV(Kabel Tegangan Rendah) : Pengukuran tahanan
isolasi dengan megger 1,000 Volt Pengukuran tahanan instalasi
dengan megger 1,000 Volt Pengukuran tahanan pentanahan Dan harus
diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/ hasil pengujian
pemeriksaan. Apabila hasil pengujian inyatakan baik, maka test
berikutnya harus dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load Test).
5.2 Full Load Test (Test Beban Penuh) Test beban penuh ini harus
dilaksanakan pemborong sebelum penyerahan pertama pekerjaan. Test
ini meliputi : Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya. Test
Air Conditioning seluruh mesin AC dihidupkan. Test pompa-pompa
seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub pekerjaan pompa
pompa. Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan
beban penuh, dan semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya
menjadi beban pemborong, dengan schedule/pengaturan waktu oleh
Pengawas Lapangan. Hasil test harus mendapat pengesahan dari
Perencana dan Pengawas Lapangan. Selesai test 3 x 24 jam harus
dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama
pekerjaan. DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS DAN
MATERIALNo.EquipmentMaterial/TypeProduct
ELEKTRIKAL ARUS KUAT
1Panel- IntiMuara- Hansa Prima
2Komponen Pengaman- Cirkuit Breaker- Air Circuit Breaker-
Contactor- Magnetic Contactor dan Relay
- Merlin Gerin- Telemecanique- Siemens- ABB
3Battery Charger- Chlotide BatteryS.E- Asia Ptc.Ltd-
Lokal(Indonesia)
4Kabel-KabelNYY,NYM, NYA- Kabel Metal- Kabelindo- Tranka-
Supreme
5Conduit PipePVC SHI (Super High Impact)- EGA- Clipsal
6Kabel Try / Kabel Ladder
- Treestar- Tree Abadi
7Saklar / Stop Kontak / Outlet- Clipsal- ABB
8Lampu-lampu Indoor / Interior- PHILIPS
9Komponen-komponen- Tube- Ballast- Condensator- Fitting- Plat
BodyGalvanized Tebal 0.7 mmCat Duco/Bakar- PHILIPS
14.Pekerjaan Telepon 1. Umum Setiap pemborong yang menangani
pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan
teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila
ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya. 2. Lingkup Pekerjaan Mengurus ijin
penyambungan sistem telepon dengan sambungannomer telepon atau
sesuai persetujuan Pemberi Tugas. Mempersiapkan jaringan dalam (
indoor wiring system), meliputi penyediaan dan pemasangan : Kabel
dan pipa instalasi telepon Kabel feeder telepon Kotak kontak
telepon Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan
ini. Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat
eksekutif lengkap dengan display dan hands free atau sesuai
persetujuan Pemberi Tugas. Pengadaan dan pemasangan terminal box
telepon Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem
telepon tersebut dapat berfungsi dengan tepat dan benar.
Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan
suku cadang selama waktu minimal 1 tahun. Mengadakan training
bagaimana menggunakan sistem telepon. 3.Persyaratan Teknis3.3.1
Pesawat Telepon (Extension) Pesawat-pesawat telepon yang disediakan
adalah tipe standard dan tipe executive. Tipe executive harus
mempunyai display digital, hands free dan kelebihan lainnya.
Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh Perum Telkom,
serta mampu bekerja secara normal pada jaringan lokal Perum Telkom.
3.3.2 Terminal Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan
metoda jumpering dan memakai terminal-terminal berisolasi sesuai
standard TELKOM. Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi
berkelembaban tinggi, maka box terminal harus diberi pelindung dari
bahan anti karat dengan pintu-pintu yang kedap udara. 3.3.3 Kabel
Telepon. Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk
pengganti, seandainya terjadi kerusakan saluran dan atau untuk
menampung perkembangan dikemudian hari. Untuk penggunaan didalam
bangunan digunakan jenis ITC (indoor-telepone cable) dengan
diameter minimal 0,6 mm. Jumlah inti kabel disesuaikan dengan
petunjuk dalam gambar. Untuk penggunaan diluar bangunan dan
tertanam digunakan UTC (Underground telepon cable) dengan diameter
minimal 0,6 mm. Jumlah inti kabel disesu aikan dengan petunjuk
dalam gambar. Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan
jumlah inti kabel, tanpa ada persetujuan Pengawas Lapangan. 3.3.4
Conduit Telepon. Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa
pelindung/konduit dari pipa PVC High Impact berdiameter minimum
inchi. Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur. Setiap
sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang dilengkapi
tutup. Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon
harus dicat warna biru selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1
meter. Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan
peralatan bantu lain yang sesuai serta dipasang dengan cara yang
benar. 3.3.5 Outlet Terbuat dari bahan plastik warna putih yang
tahan panas, flush mounting dan bukan jenis claw fix. Dilengkapi
box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm. 4. Persyaratan Teknis
Pemasangan Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan
gambar dan disesuaikan dengan keadaan setempat. Apabila terjadi
kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan
petunjuk MK. Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan
secara rapi dengan kode nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor)
pesawat telepon. Pemasangan konduit yang berada didalam kolom
dilaksanakan sebelum pengecoran sedangkan yang berada didinding
dilaksanakan sebelum dinding diplester. Konduit tersebut dilengkapi
kawat pancingan dan dijaga agar tidak pecah. Untuk penarikan kabel
dibawah tanah harus memiliki ke dalam minimal 600 mm dan dilindungi
batu pengaman bertuliskan telepon. Tidak diperkenankan adanya
penyambungan pada kabel bawah tanah. Pelaksanaan penarikan kabel
bawah tanah tidak boleh dilaksanakan pada malam hari dan harus
disaksikan/di setujui Pengawas Lapangan. Pelaksanaan instalasi
pemeriksaan dan pengujian hasil instalasi harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh TELKOM. 5.
Testing/Commissioning Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan,
harus dilakukan Testing dan Comissioning yang disaksikan oleh
Pengawas Lapangan. Biaya Testing menjadi beban Pemborong. DAFTAR
SPESIFIKASI TEKNIS DAN MATERIALNo.EquipmentMaterial/TypeProduct
ELEKTRIKAL ARUS LEMAH
1PABX/Key Telepon dan Pesawat Telepon Panasonic LG
2MATV Peralatan Utama Panasonic Irco Spain
Kabel Belden Yuri Ikusi
3CCTV Panasonic Phillips
4Kabel-Kabel Arus Lemah- Kabel Metal Kabelindo Tranka
Supreme
15.Pekerjaan Plumbing 1. UmumSetiap pemborong yang menangani
pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan
teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila
ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya. 2. Lingkup Pekerjaan Meliputi
penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air kotor
dan drainasi air hujan termasuk : pemilihan, pengadaan, pemasangan
serta pengujian material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem
plumbing dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan benar sesuai
gambar rencana dan persyaratan ini. Semua perijinan yang diperlukan
untuk melaksanakan instalasi plambing. Pengukuran terhadap
ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan peil banjir.
Sistem dan unit-unitnya meliputi : Jaringan pipa air bersih untuk
di dalam bangunan. Jaringan pipa - pipa air kotor dan bekas di
dalam bangunan. 3. Penjelasan Sistem 3.1Air BersihUntuk memenuhi
kebutuhan ini, air disupplai jaringan yang ada (Existing) langsung
ke masing-masing fixture unit melalui pompa booster Existing di
Roof.3.2Air Panas Untuk memenuhi kebutuhan air panas di dapatkan
dari Solar water heater yang dipasang diatas atap bangunan dengan
sumber air dari sistem air bersih dan langsung di supply ke semua
outlet yang memerlukan air panas.3.3Air Buangan Air buangan
mencakup air kotor. Air bekas adalah air buangan tidak tercemar
dari bak cuci tangan, kamar mandi, pengering lantai dan kitchen
sink. Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal dan
water closet Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan
ini adalah : Air bekas disalurkan secara gravitasi dengan pipa-pipa
ke dalam saluran pipa utama drainase existing yang menuju ke
saluran kota dan air kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa
menuju septic tank existing kemudian disalurkan ke bidang
peresapan. 4.Ketentuan Bahan Dan PeralatanMaterial yang dipakai
harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan gambar rencana.
Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum
pemasangan guna mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan.
Material-material yang dipakai meliputi : 4.1Pipa PipaUntuk
jaringan air bersih digunakan pipa PPR PN10 Untuk jaringan air
panas digunakan pipa PPR PN20 Untuk pipa air buangan dan air kotor
digunakan pipa PVC klas AW (10 kg/cm) dengan sambungan Solvent
Cement (perekat) yang sesuai untuk jenis pipa PVC. Sambungan antara
pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan menggunakan adaptor atau
coupling. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa
harus dalam keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan
disambung ataupun didalam pipa itu sendiri. Semua jenis sambungan,
pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam beton/dinding.
4.2Katup Katup (Valve) Katup penutup/gate valve untuk pipa-pipa
dengan diameter sampai 2 dapat menggunakan bahan kuningan atau
bronze dengan kualitas terbaik. Katup penutup/gate valve untuk
pipa-pipa dengan diameter lebih besar dari 2 menggunakan bahan cast
iron/ baja tuang anti karat. 4.3Alat-alat Plumbing Alat-alat
peturasan/urinal dari type flush valve Water closet type flush yang
dipakai harus dari kualitas terbaik. Produk san itary fixtures yang
digunakan sesuai spesifikasi Arsitek. 4.4Alat - Alat Bantu
(Accesories) Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari
bahan-bahan sejenis sesuai dengan bahan pipanya.5.Persyaratan
Teknis Pemasangan5.1Pipa pipaa. Umum Pemasangan pipa dan
perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai dengan gambar
rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan serta kerapihan. Semua pipa dan fitting harus
dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang/disambung.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka
dalam pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan,
harus ditutup dengan menggunakan caps atau plug untuk mencegah
masuknya kotoran/benda-benda lain. Semua pemotongan pipa harus
memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak tajam (diampelas).
Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya sesuai dengan fungsi system dan yang diperlihatkan dalam
gambar. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan
sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan pemipaan harus
mempergunakan fitting buatan pabrik. Semua pipa harus dipasang
lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertikal. Semua pemipaan yang akan disambung
dengan peralatan harus dilengkapi dengan wartel mur atau flens.
Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus menggunakan
pipa flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya
penurunan struktur gedung. Setiap arah perubahan aliran untuk
pemipaan air kotor yang membentuk sudut 90 harus digunakan 2 buah
elbow 45 dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda. Katup (valve) dan saringan (strainer)
harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan
katup (Valve handle) tidak boleh menukik. Semua pekerjaan pemipaan
air limbah harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan
hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung serta ditempatkan
yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam. Semua jaringan pipa
dilengkapi dengan : Valve, wash out untuk air bersih dan Clean out,
air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor. Kemiringan
menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti berikut
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.Dibagian dalam toilet,
50 mm - 100 atau lebih kecil : 1 - 2 %.Dibagian dalam bangunan 150
mm atau lebih kecil : 1%.Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan
untuk pentanahan listrik. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran
atas bagian bangunan atau finish arsitektural atau timbulnya
kerusakan lain karena kelalaian, maka semua perbaikannya adalah
menjadi tanggung jawab Pemborong. b. Penggantung dan Penumpu Pipa
Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau
sadel dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan
pemuaian atau peregangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak
yang diberikan dalam list berikut ini :
PIPA GALVANIZEDNoUkuran Pipa (mm)Interval Mendatar (m)Interval
Tegak (m)
1 201.82
2 25 ~ 402.03
3 50 ~ 803.04
4 100 ~ 1504.04
PIPA PVC
NoUkuran Pipa (mm)Interval Mendatar (m)Interval Tegak (m)
1 500.60.9
2 800.91.2
3 1001.21.5
4 1501.82.1
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam
ukuran, maka jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan
jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada. Sebelum pipa
dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna. Semua
pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin. Semua pipa dan gantungan,
penumpu harus dicat dasar zinchromate dan pengecatan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku. 5.2Sambungan Pipaa. Sambungan
UlirPenyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan
ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 65 mm. Kedalaman ulir pipa
harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar
tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus mempergunakan
perapat Henep dan zink white dengan campuran minyak. Semua
pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda. Tiap
ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Las Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan
sambungan las berlaku untuk ukuran diatas 65 mm.Sambungan las ini
berlaku antara pipa baja dan fitting las. Kawat las atau elektrode
yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas. Sebelum
pekerjaan las dimulai, Pemborong harus mengajukan kepada Pengawas
Lapangan contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
Tukang las harus mempunyai sertifikat pengelasan dan hanya boleh
bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Pengawas
Lapangan. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat
khusus untuk mencegah korosi. Alat las yang boleh dipergunakan
adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian
Pengawas Lapangan. c. Sambungan flanged Sambungan flanged harus
dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara homogen. d.
Sambung Lem Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan
lem yang sesuai dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik
pembuat. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus
mempergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
mempergunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak
lurus terhadap batang pipa. Cara penyambungan lebih lanjut dan
terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
e. Sambungan yang Mudah Dibuka Sambungan ini dipergunakan pada
alat-alat saniter sebagai berikut : Antara Lavatory Faucet dan
supply Valve. Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini
kerapatan diperoleh dengan adanya packing dan bukan seal threat
5.3Selubung Pipa Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik
setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton. Selubung harus
mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar
pipa ataupun isolasi. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi
tuang ataupun baja. Untuk yang kedap air harus digunakan sayap.
Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis
flushing sleeves. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat
kedap air dengan rubber sealed atau caulk. 5.4Katup Label (Valve
Tag)Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna
operasi dan pemeliharaan. Fungsi-fungsi seperti normally open atau
normally close harus ditunjukkan di tags katup. Tags untuk katup
harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.
5.5Pembersihan Setelah pemasangan dan sebelum uji coba
pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus
dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara /metoda-metoda
yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
Desinfeksi : Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu
dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan
setelahitu dibilas. 6.Pengujian6.1Umum Semua biaya dan peralatan
yang diperlukan untuk melakukan pengujian disediakan oleh pelaksana
kontraktor. Kontraktor harus memberitahukan kepada pengawas
lapangan paling lambat3 (tiga) hari kerja sebelum mulai pelaksanaan
pengujian. Dalam masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu
sistim dengan baik, maka pelaksana harus memperbaiki peralatan
tersebut & mengulangi pengujian lagi. Alat-alat bantu untuk
pengujian antara lain manometer, pompa-pompa dan lain-lain, harus
dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.6.2Pipa dan Jaringan
Pipa Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2
(dua) kali tekanan kerja selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan
uji. Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih = 12 atm.
selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama
kalinya dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan desinfektansi
terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang disetujui). Pada
prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian perbagian atau
panjang pipa max. 100 mtr. Untuk pipa air kotor, air buangan dan
ventilasi pengujian dilakukan dengan test rendam dengan air selama
8 jam. 7. Training Kontraktor harus memberikan training bagi
operator minimal 3 (tiga) orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas,
sebelum diterbitkannya surat keterangan serah terima pekerjaan
pertama. Materi training teori dan pratek sampai dapat mengetahui
operasi dan maintenance.
8. Referensi Produk Peralatan, bahan dan material yang
dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan
untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Pemborong baru
dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Pengawas Lapangan.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
No.EquipmentMaterial/TypeProduct
1Pipa Air BersihPPR-PN 10 ATP Toro ERA
Pipa Air PanasPPR-PN 20 ATP Toro ERA
Pipa Air kotor, Air Bekas, Air hujanPVC-AW 10Kg/cm2 Rucika
Pralon Wavin
2Katup-katup Peralatan pipaValve/ Gate Valve Kitazawa Toyo Sowa
Key Stone
3Solar Water Heater - Wika Solarhart
16.Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran 1. Peraturan-Peraturan,
Ijin-Ijin a.Kontraktor/Pemasokharus mendapatkan ijin-ijinyang
berhubungan dengan pajak-pajak / retribusi dari Instansi yang
berhubungan dengan dilaksanakannya Pekerjaan Instalasi Kebakaran.
b.Biaya yang timbul sehubungan dengan hal tersebut di atas menjadi
tanggungan dari Kontraktor / Pemasok. c. Pekerjaan ini harus
dikerjakan oleh Kontraktor / Pemasok yang mempunyai Surat Ijin
Instalasi Pemadam Kebakaran. 2. Petunjuk Operasi / Sistem Instalasi
a.Sesudah pekerjaan Instalasi selesai dan berjalan dengan baik,
Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap untuk memberi
latihan kepada operator-operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas,
supaya Operator-operator tersebut dapat menjalankan Instalasi
maupun Pemeliharaannya. b.Sesudah pekerjaan Instalasi selesai,
Kontraktor diwajibkan pula menyerahkan dokumen yang berisikan cara
operasi maupun cara pemeliharaan dari system Instalasi. Dokumen ini
harus disetujui dahulu oleh CM sebelum diserahkan kepada Pemberi
Tugas. Banyak dokumen yang diserahkan rangkap 3 (tiga) set. 3.
Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan a.Kontraktor diharuskan
menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan pemeliharaan terhadap
instalasi yang telah selesai dipasang dan temasuk dalam kontrak,
selama 6 bulan dihitung dari masa penyerahan Instalasi kepada
Pemberi Tugas. b.Kontraktor harus bersedia dating sewaktu-waktu
jika terjadi kemacetan atau kerusakan, serta memperbaiki masalah
tersebut dengan segera. Semua pekerjaan perbaikan tersebut harus
menjadi tanggung jawab Main Kontraktor jika kerusakan disebabkan
oleh Kualitas Pekerjaan maupun Kualitas Material yang jelek.
c.Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan berkala terhadap
instalasi yang telah berjalan dan membuat catatan yang perlu guna
pemeliharaan dari Instalasi system Tersebut.4.Pengujian
a.Kontraktor harus melaksanakan pengujian terhadap Sistem Instalasi
yang telah dipasang baik secara sebagian maupun secara keseluruhan,
sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah berlaku atau yang
ditentukan oleh Spesifikasi. b.Kontaktor harus mengadakan pengujian
dan pengetesan yang disaksikan Pihak Direksi. Kontraktor harus
menanggung segala biaya yang timbul dalam pengujian - pengujian
ini. c. Apabila didalam pengetesan Instalasi ini menyangkut pihak
lain, maka pihak lain tersebut harus ikut menyaksikan pengetesan
ini dan diminta memberikan saran-saran / masukan agar jalannya
testing aman. d.Kontraktor harus memberikan hasil pengujian kepada
Direksi Lapangan. Hasil - hasil pengujian akan dipakai untuk
menentukan apakah system Instalasi yang telah dipasang berfungsi
sebagaimana mestinya. e.Pengujian harus dilakukan oleh Dinas
kebakaran sampai mendapatkan Surat Ijin / Rekomendasi untuk
pengurusan IBP (Ijin Penggunaan Bangunan) segala sesuatunya
merupakan Tanggung Jawab Kontraktor. 5.Syarat Teknis
Pelaksanaan5.1Lingkup PekerjaanPekerjaan Instalasi Proteksi
Kebakaran meliputi : a.Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan
Instalasi Hydrant dan Sprinkler b.Pekerjaan Sipil yang berhubungan
dengan Pekerjaan Ini. c.Semua Ijin yang berhubungan dengan Dinas
Kebakaran Pemerintah Daerah Setempat menjadi tanggungan Kontraktor.
d. Pengujian system secara keseluruhan.5.2 Penjelasan Mengenai
Sistem System Proteksi kebakaran untuk Proyek ini terdiri atas
system hydrant dan system Sprinkler. System Hydrant yang diinginkan
untuk proyek ini adalah menggunakan hydrant Box Type Indoor. System
Sprinkler yang digunakan adalah system dengan pancaran ke bawah.
Tipe dari system tersebut diatas direncanakan memakai Tipe Basah
(Wet System), ini berarti bahwa semua katup penyediaan air untuk
system harus dalam kondisi terbuka penuh dan tekanan dalam air
dalam jaringan pemipaan dijaga setiap saat.
5.3Cara Kerja SistemApabila katup kebakaran pada system hydrat
terbuka atau kepala sprinkler pada system sprinkler pecah
berdasarkan system yang telah ditetapkan yaitu Tipe Basah, maka air
dalam jaringan pemipaan dari system akan langsung keluar sehingga
tekanan air dalam pipa akan turun. Hal ini mengakibatkan pompa
kebakaran akan bekerja secara otomatis. 5.4 Sistem Pemadam
Kebakaran 5.4.1 Pipa Pemadam Kebakaran Jenis pipa yang dipakai
adalah Pipa Black steel Schedule 40.BS.1387/67, Produk yang
digunakan merk Bakrie, PPI. Semua fitting harus dari jenis/bahan
yang sama dengan pipa yang digunakan. Diameter dan jalur pipa
adalah seperti yang tercantum dalam gambar Perencanaan.5.4.2
Hydrant Box Type Indoor a.Fire Landing Valve, terdiri dari valve
diameter 65 dan 40 mm dan dilengkapi dengan hand wheel untuk
membuka dan menutup. b. Accessories Fire Hose Cabinet : Terbuat
dari plat baja, tebal 1.2 mm sedang untuk rangka dan pintu plat
baja 1.6 mm. Dilapisi dengan cat dasar dan cat finishing berwarna
merah. hose rack, hose dan nozzle. Fire Hose : Selang kebakaran)
untuk In Door Unit mempunyai Diameter 40 mm dan Panjang 30 mm. fire
Hose yang dipasang harus dari bahan kanvas dengan lapisan luar
dapat mencegah pejamuran serta couplingnya sesuai dengan standard
coupling Dinas Kebakaran Pemerintah Setempat. Nozzle. : dari bahan
baja galvanized (GS), besi galvanized (GI), Kuningan atau Perunggu.
Untuk Outdoor Unit dipakai Nozzle Tipe jet. Ukuran disesuaikan
dengan hose yang ada. Hose Rack : Hose Rack adalah alat penempatan
hose dalam box agar terlindungi dari kelembaban dan mudah
dioperasikan. Ukuran disesuaikan dengan hose yang ada. Siamese
Connection : Siamese Connection yang dipasang adalah tipe kepala
ganda ukuran 100 x 2 x 65 mm dan couplingnya harus sesuai dengan
standard Dinas Kebakaran Pemerintah Setempat. Valve Box : Bak
Kontrol untuk valve terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan
dimensi panjang x lebar = 50 x 50 cm dan dapat disesuaikan dengan
kedalaman pipa. Lokasi penempatan valve box adalah seperti yang
terlihat dalam gambar perencanaan. 5.5Pemasangan Pipa induk
proteksi kebakaran Pemasangan pipa adalah sesuai dengan gambar
perencanaan. Pada header dipasang pressure switch yang mengatur
mati/hidupnya masing-masing pompa, pipa serta perlengkapan untuk
pengetesan pompa. Pada bagian -bagian tertinggi dari pia dipasang
air valve dia.25 mm. System Penyambungan Pipa dia.< 2.5 Inch,
harus menggunakan sambungan Ulir. Pipa dia > 2.5 Inch, harus
menggunakan sambungan Las. Penggantung Pipa Pipa horizontal dalam
bangunan, harus diberi penggantung dengan persyaratan ; -Bahan dari
besi.-Mampu menahan 5 x berat pipa berisi air.-Jarak antar
penggantung maksimum 3.5 meter.-Sebelum dipasang harus dicat dengan
zink chromate.Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan
selubung dengan persyaratan :-Bahan dari besi tuang / pipa baja
-Lebar celah antara selubung dengan dinding luar pipa minimal 25
mm. -Pipa yang menembus beton bangunan yang mempunyai lapisan kedap
air, maka celah antara selubung dengan pipa harus dibuat kedap air.
-Pipa dibawah jalan dibungkus dengan pipa baja, celah antara
selubung dengan pipa diisi pasir. -Pipa dalam tanah : Kedalaman
galian > 75 cm dari permukaan tanah. Sekeliling pipa harus
diberi pasir setebal 15 cm. Sebelum dipasang, pipa harus dicat
flinkut (flincoat), minimal 3 lapis. Pipa harus diberi tumpuan
setiap jarak 3 meter. 5.6TestingInstalasi Pipa Seluruh instalasi
Pipa harus dilaksanakan testing dengan Test Pressure 15 ATm bagian
per bagian, masing-masing selama 4 jam terus menerus, tanpa ada
kebocoran / penurunan pada test Pressure. Setiap kali dilakukan
penyambungan pipa pemadam kebakaran dilakukan testing ini
(sehubungan dengan pekerjaan pemasangan yang bertahap). Pompa :
a.Dapat bekerja secara otomatis dan manual. b. Dapat berfungsi
dengan sumber daya dari PLN maupun dari Genset. Seluruh system
dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik. Perlatan testing
disediakan oleh Kontraktor dan atau beban/biaya kontraktor sendiri.
Pada waktu testing dan percobaan diawasi oleh wakil Owner dan
Direksi Lapangan. 17.Pekerjaan Tata Udara 1.Lingkup
Pekerjaan1.1UmumLingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan,
pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service, pemeliharaan,
penyediaan gambar terinstalasi, petunjuk operasi dan pemeliharaan
serta latihan petugas instalasi ini dari pihak pemilik bangunan.
Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk
gambar-gambar, perincian penawaran (bills of quantity), standard
dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Pengawas Lapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal
di atas tidak akan diterima. Bila ternyata terdapat perbedaan
antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Pemborong
untuk menggantinya t