Top Banner

of 26

METODE DISKUSI

Mar 04, 2016

Download

Documents

acepnasrudin

diskusi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

METODE DISKUSIPENDAHULUANA. Pengertian metode diskusiDiskusi adalah aktivitas dari sekelompok siswa, berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, dimana setiap anak ingin mencari jawaban/penyelesaian problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: 1994)Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain : 2006). Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapai (Semiwan, 9990:76).Sedangkan menurutSuryosubroto (1997:179) mengemukakan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatifpemecahan suatu masalah.Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.B. Ciri-ciri dan Karakteristik Metode DiskusiSoetomo (1993: 153) menyebutkan bahwa metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberikan suatu persoalan (masalah) kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk meme-cahkan masalah itu dengan teman-temannya.Dalam kelompok diskusi siswa saling tukar informasi tentang permasalahan yang sedang dibahas.Perbedaan pendapat sering terjadi. Semakin banyak yang beda pendapat, maka keadaan diskusi akan semakin hidup.Slameto (1991: 101) menyebutkan bahwa diskusi kelompok ialah per-cakapan yang direncanakan atau dipersiapkan di antara tiga orang siswa atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin.Percakapan diartikan sebagai adanya pendapat dari masing-masing anggota kelompok dalam ikut memberikan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan pikirannya masing-masing.Berdasarkan pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa metode diskusi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Terdiri dari beberapa orang, bisa lebih dari tiga orang. 2. Ada permasalahan yang sedang dicarikan solusi pemecahannya. 3. Ada yang menjadi pemimpin. 4. Ada proses tukar pendapat atau informasi. 5. Menghasilkan rumusan alternatif pemecahan masalah yang sedang dibahas.C. Tujuan metode diskusi dalam belajar-mengajar1. Menanamkan dan mengembangkan keberanian untuk mengemukakan pendapat sendiri.2. Mencari kebenaran secara jujur melalui pertimbangan pendapat yang mungkin saja berbeda antara satu dengan yang lain.3. Belajar menemukan kesepakatan pendapat melalui musyawarah.4. Memberikan kehidupan kelas yang lebih mendekati kegiatan hidup yang sebenarnya.

PEMBAHASANA. Langkah-langkah penggunaan metode diskusiLangkah-langkah penggunaan metode diskusi menurut Hasibuan (1985) dan Sastrawijaya (1988)adalah sebagai berikut:1. Guru mengemukkan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.2. Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor) mengatur tempat duduk, ruangan, sarana,dan sebagainya dengan bimbingan guru.Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang :a) Lebih memahami masalah yang akan didiskusikanb) "Berwibawa" dan disenangi oleh teman-temannyac) Lancar berbicarad) Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratisTugas pimpinan diskusi antara lain :a) Pengatur dan pengarah diskusib) Pengatur "lalu lintas" pembicaraanc) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat3.Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masng, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar anggota kelompok berpartisipasi aktif dan diskusi dapat berjalan lancar. Setiap siswa hendaknya, mengetahui secara persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi.4. Setiap kelompok harus melaporkan hasil diskusinya. Hasil diskusi dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.5. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, sedangkan guru menyimpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.

B. Jenis-jenis metode diskusiJenis-jenis diskusi menurut Hasibuan (1985) yaitu :1) Whole groupKelas merupakan satu kelompok diskusi.Whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.2) Buzz groupSatu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4-5 orang.Tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah.Diskusi diadakan di tengah pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-masing.Dengan demikian masing-masing individu dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.3) PanelSuatu kelompok kecil, biasanya3-6 orang, mendiskusikan satu subjek tertentu, duduk dalam suatu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator.Panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience, dapat juga secara tidak langsung (misalnya panel di televisi).Pada suatu panel yang murni, audience tidak ikut serta dalam diskusi.4) Syndicate groupSuatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok klecil terdiri dari 3-6 orang.Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kepada kelas:ia menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi lain.Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi, dan menyusun laporan yang berupa kesimpulan sindikat.Tiap laporan dibawa ke sidang pleno untuk didiskusikan lebih lanjut.5) Brain Storming groupKelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera.Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar.6) SimposiumBeberapa orang membahas tentang berbnagai aspek dari suatu subjek tertentu, dan membacakan di muka peserta symposium secara singkat (5-20 menit).Kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, dan juga dari pendengar.Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium.7) Informal debateKelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya, dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan normal. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat problematic, bukan yang bersifat aktual.8) ColloquiumSeseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari audience. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa atau mahasiswa menginterviu manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan lain atau tambahan dari siswa atau mahasiswa lain. Hasil belajar yang diharapkan ialah para siswa atau mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dari tangan pertama.9) Fish bowlBeberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan.Tempat duduk diatur merupakan setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi.Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkuk (fish bowl).Sedang kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi mempersilakan berbicara, ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan kursi setelah selesai berbicara.C. Kelebihan dan kekurangan metode diskusiKelebihan metode diskusi adalah:1. Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain3. Memperluas wawasan4. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk memperkuat dalam memecahkanAgar metode diskusi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka guru harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :a. Menentukan masalah (topik) yang dijangkau oleh taraf berfikir siswa. Artinya siswa sudah memiliki pengetahuan tentang pemecahan masalah yang diharapkan. Sehingga siswa dapat menilai, menganalisa dan mencari alternatif pemecahan dari topik yang diberikan oleh guru.b. Mengemukakan masalah dengan memberi penjelasan cara-cara pemecahannya dan menjelaskan hasil apa yang ingin dicapai dalam diskusi.c.Guru membentuk kelompok dengan murid dan dipilih pula ketua, wakil, penulis, mengatur tempat duduk, menjelaskan tata tertib dan lain-lain.d.Murid mendiskusikan masalah dengan kelompoknya masing-masing dengan bimbingan guru. Guru mendekatkan pada masing-masing kelompok secara bergantian dan memberi bantuan bila diperlukan, merangsang semua anggota kelompok untuk aktif dalam berbicara, mengemukakan ide-ide tanpa adanya tekanan atau paksaan.e. Tiap kelompok melaporkan hasil-hasilnya. Lebih baik dalam laporan itu diajukan selain secara tertulis juga secara lisan (dibacakan) dab semua siswa diharapkan memberi tanggapan dan guru berusaha sebagai penengah apabila ada perbedaan (pertentangan) pendapat dan memberi usulan serta penjelasan sebagai kesimpulan.f. Akhirnya semua siswa mencatat hasil dari diskusi dan masing-masing ketua kelompok mengumpulkan hasil diskusinya kepada guru.Kekurangan metode diskusi adalah:1. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.2. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.3. Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.Untuk meminimalisir kekurangan metode ini, maka guru atau murid sebagai pemimpin diskusi mempunyai peranan sebagai berikut :1. Sebagai penunjuk jalanTugas pemimpin disini ialah memberikan pengarahan kepada anggota tentang masalah yang akan didiskusikan (ruang lingkup diskusi). Sehingga dengan demikian tidak timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang.2. Sebagai pengatur lalu lintasBertugas mengatur jalannya diskusi agar jalannya menjadi lancar :a) Dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada anggota kelompok tertentu.b) Menjaga agar anggota berbicara menurut giliran (tidak serentak).c) Menjaga agar diskusi tidak dikuasi oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara.d)Membuka kesempatan kepada orang-orang tertentu (pemalu) untuk mengungkapkan pendapatnya.e) Mengatur pembicaraan agar didengar oleh semua anggota.3. Sebagai dinding penangkisDisini tugas pemimpin diskusi ialah penerima pertanyaan-pertanyaan dari anggota kemudian melemparkannya kembali kepada anggota. Jangan sampai terjadi tanya jawab antar kelompok kecil saja. Usahakan seluruh anggota kelompok aktif berpartisipasi.Metode diskusi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa kegunaan, antara lain :1. Memberi kesempatan pada siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing, dapat mendorong anak untuk mengemukakan ide baru.2. Dapat memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa.3. Membantu siswa untuk dapat mengetrapkan pengalaman teoritis dan pengalaman praktis dalam berbagai pengetahuan di sekolah.4.Membantu siswa untuk dapat menilai kemampuan dirinya, teman-temannya dan juga siswa dapat menghargai pendapat teman.5. Mengembangkan inovasi anank untuk belajar lebih lanjut.

PENUTUP

A. KesimpulanMetode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.

B. Saran

Dalam proses belajar mengajar disarankan untuk sesering mungkin menerapkan metode diskusi, dikarenakan dengan metode ini sangat berperan penting bagi siswa dalam memahami setiap mata pelajaran. Dengan tukar pendapat dalam diskusi memungkinkan siswa untuk menyampaikan aspirasinya.

Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazin juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).

Metode diskusi (Discussion Method) diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : a. Mendorong siswa berpikir kritis. b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas. c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama. d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.Kelebihan Metode Diskusi sbb: a) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan. b) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. c) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleransi (Syaful Bahri Djamarah, 2000).Kelemahan Metode Diskusi sbb: a) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. b) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. c) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara;. d) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaful Bahri Djamarah, 2000).Sumber : Trianto, M.Pd (2010) berjudul Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Penerbit : PT. Prestasi Pustakaraya - Jakarta. Hal. 133

Metode Diskusi Dalam Belajar

Ilustrasi Diskusi Belajar

Metode diskusi dalam belajar adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa/ kelompok-kelompok siswa yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

Forum diskusi dapat diikuti oleh seluruh siswa di dalam kelas, dapat pula dibentuk kelompok-kelompok kecil. Yang perlu diperhatikan adalan hendaknya para siswa berpartisipasi secara aktif dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannnya, semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari. Perlu pula diperhatikan peran guru. Apabila campur tangan dan main perintah dari guru, niscaya siswa tidak akan dapat belajar banyak.Bentuk-Bentuk DiskusiMetode diskusi dalam belajar memiliki beberapa bentuk, yaitu:1.The social problem meetingDalam bentuk diskusi ini, para siswa berbincang-bincang memecahkan masalah sosial di kelas atau di sekolahnya dengan harapan, bahwa setiap siswa akan merasa terpanggil untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.2.The open-endet meetingPara siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang. berhubungan dengan kehidupan mereka sehari, kehidupan mereka di sekolah, dengan segala sesuatu yang terjadi di lingkungan di sekitar mereka.3.The educational-diagnosis meetingPara siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterimanya agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik.Langkah-Langkah DiskusiMetode diskusi dalam belajar memiliki langkah-langkah sebagai berikut:1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.2. Dengan pimpinan guru, siswa membentuk kelompok diskusi, memilih pemimpin diskusi (ketua, sekretaris/ pencatat, pelapor dan sebagainya (bila perlu), mengatur tempat duduk, ruangan sarana dan sebagainya.3. Para siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk menjaga serta memberi dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif supaya diskusi bejalan dengan lancar.4. Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil diskusi yang dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa (terutama bagi kelompok lain). Guru memberi ulasan dan menjelaskan tahap-tahap laporan-laporan tersebut.5. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut, dan para guru mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok, sesudah siswanya mencatat untuk fail kelas.Peranan Guru Dalam Mempimpin DiskusiDalam proses diskusi, peranan guru sangat penting untuk memastikan diskusi berjalan dengan baik. Berikut ini peranan guru dalam metode diskusi:1.Penunjuk jalanGuru memberikan petunjuk umum dalam diskusi untuk mencapai kemajuan di dalam diskusi.. Guru merumuskan jalannya diskusi andaikata terjadi penyimpangan dari masalah. Apabila guru mengalami dalam diskusi terjadi jawaban buntu, maka guru meluangkan jalan bagi murid sehingga diskusi berjalan dengan lancar.2.Pengatur lalu lintasGuru mengajukan semua pertanyaan secara teratur untuk semua anggota diskusi, guru menjaga agar semua anggota dapat berbicara bergiliran untuk ini biasanya diadakan urutan-urutannya atau terjamin, guru menjaga supaya diskusi jangan hanya semata-mata dikuasai oleh murid-murid yang gemar berbicara, guru terhadap murid yang pendiam dan pemalu guru harus mendorongnya supaya ia berani mengeluarkan pendapatnya.3.Diding penangkisGuru atau pemimpin diskusi harus memantulkan semua pertanyaan yang diajukan kepada semua pengikut diskusi. Dia tidak harus menjawab pertanyaan yang harus diberikan kepadanya. Dia hanya boleh menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh pengikut diskusi. Ini bertujuan agar semua pengikut diskusi dapat menjawabnya.Manfaat Metode DiskusiDiskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga terhadap belajar murid, antara lain:1. Membantu murid untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik ketimbang ia memutuskan sendiri, karena terdapat berbagai sumbangan pikiran dari peserta lainnya yang dikemukakan dari berbagai sudut pandangan. 22. Mereka tidak terjebak dengan jalan pikirannya sendiri yang kadangkadang salah.3. Segala kegiatan belajar akan memperoleh dukungan bersama dari seluruh kelompok/kelas hingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik.4. Membantu mendekatkan atau mengeratkan hubungan antar kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat dari pada anggota kelas.5. Apabila dilaksanakan dengan cermat, maka diskusi merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan ide-ide dan pendalaman, wawasan mengenai sesuatu.Keuntungan Dan Kelemahan Metode DiskusiMenurut Subroto (2002: 185) ada beberapa keuntungan dan kelemahan metode diskusi antara lain sebagai berikut:a.Keuntungan metode diskusi1. Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar.2. Setiap siswa dapat menguji pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.3. Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.5. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.b.Kelemahan metode diskusi1. Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasil sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya.2. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.3. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol.4. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, akan tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.5. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu.6. Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat.7. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pikiran mereka maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya.8. Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya.9. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Metode diskusiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaLompat ke: navigasi, cari

149 Diskusi Meja Bundar BergedorfDiskusi merupakan kegiatan yang wajar dilakukan seseorang dalam memecahkan suatu masalah.[1] Diskusi melibatakanketerampilan berbicara, dalam ragam budaya masyarakat Indonesia bisa terwujud dalam berbagai bentuk, di antara rutinitas kegiatan berbicara dalam kehidupan manusia sehari-hari.[2] Kegiatan obrolan bercirikan antara lain:[3] 1) dilakukan tanpa tujuan yang pasti, sebab pada umumnya dilakukan untuk menambah keakraban, memperluas pergaulan, atau bahkan hanya untuk mengisi waktu luang; 2) dapat dilakukan di mana pun, dalam situasi bagaimanapun; 3) bisa dilaksanakan kapan pun, dalam batas waktu tak tertentu; 4) dapat dilakukan oleh siapa pun dengan siapa saja, tanpa klasifikasi dan kesamaan arah; dan 5) tidak memerlukan sarana dan fasilitas.[4]Salah satu jenis dari keterampilan berbicara adalah diskusi.Diskusi merupakan kegiatan berbicara bersama yang dilakukan dengan 1) tujuan untuk mencari kebenaran (ilmiah); 2) dilakukan dalam situasi resmi di tempat yang formal, meski kadang diskusi nonformal bisa dilakukan di tempat tak formal; 3) dilakukan oleh kalangan yang mencari kebenaran atau meningkatkan kualitas kebenaran; 4) dilaksanakan dalam kelola waktu yang terprogram secara proporsional; 5) diperlukan sarana dan peralatan sesuai dengan tingkat dan kualitas diskusi.[5]Daftar isi[sembunyikan] 1 Metode dan pengertian diskusi 2 Unsur-unsur Diskusi 3 Langkah-langkah Diskusi 4 Tata Tertib dan Etiket Diskusi 5 RujukanMetode dan pengertian diskusi[sunting | sunting sumber]Pengertian Diskusi yaitu secara etimologis kata diskusi berasal dari bahasa Latin discussio, discussi, atau discussum yang berarti memeriksa, memperbincangkan, dan membahas.[6]. Dalam bahasa Inggris, discussion; berarti perundingan atau pembicaraan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, sebagai istilah, diskusi berarti proses bertukar pikiran antara dua orang atau lebih tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu.[7].Kegiatan diskusi dapat dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, puluhan, bahkan ratusan atau ribuan, dalam situasi resmi ataupun tak resmi; dengan persiapan yang matang dan terencana disertai dengan aturan yang jelas, atau kegiatan berbicara di tempat tak resmi dengan tujuan tertentu; berbicara boleh berbeda; tetapi tetap merupakan satu kesatuan,; menghasilkan ide-ide meskipun berbeda, tetapi tetap satu tujuan, bukan kehendak pribadi, melainkan tujuan kelompok, diwarnai dialog, tanya jawab, atau saling tukar pendapat, beradu argumentasi dengan bukti dan alasan, boleh ada penolakan pendapat atau gagasan, memberi tanggapan, saran, kritik, dan usul, di sisi lain dapat dikemukakan informasi lengkap dan terperinci membawa hasil baik berupa kesimpulan, kesepakatan, pemikiran alternatif, dan lain-lain sebagai hasil pemikiran bersama.[8]. Jadi pada umumnya diskusi adalah suatu proses penglibatan dua atau lebih individu yang berinter aksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melauli cara tukar menukar informasi (information sharing), mempertahankan [endapan (self-maintenance) atau pemecahan masalah (problem-solving).[9]. Prinsip Dasar Diskusi yaitu aturan atau prinsip-prinsip dasar di dalamnya,prinsip-prinsip tersebut antara lain: Menghindari terjadinya debat kusir. Debat kusir adalah perselisihan pendapat yang terjadi, tetapi tanpa dilandasi alasan yang jelas.[10] Menyanggah atau menolak pendapat orang lain harus didasari oleh argumentasi-argumentasi yang kuat dan meyakinkan.[11] Dalam diskusi setiap peserta dituntut untuk aktif menyampaikan pendapat-pendapatnya. Bahkan, seringkali terjadi saat seseorang menyampaikan pendapatnya, teman yang lain menyelanya.[12] Tidak ada pemenang dalam diskusi, yang dicari atau didapat dari diskusi adalah mufakat atau kesepakatan bersama yang didapat dari berbagai pendapat yang ada.[13]Unsur-unsur Diskusi[sunting | sunting sumber] MateriMasalah yang didiskusikan merupakan suatu persoalan yang dibahas oleh peserta diskusi untuk dipahami, diketahui sebab-sebabnya, dianalisis, dicari jalan keluar atau solusinya, diambil keputusan yang tepat, terbaik di antara yang baik atau tak baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.[14] Masalah adalah persoalan yang ada antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, kegiatan diskusi merupakan suatu upaya untuk menemukan cara menghilangkan, mengatasi atau memperkecil jarak antara harapan dengan kenyataan.[15] Kriteria masalah yang layak didiskusikan[16]: Menarik perhatian peserta.[17] Aktual dan menjadi pembiacaraan umum.[18] Berguna bagi peserta, masyarakat atau bagi pengembangan ilmu pengetahuan.[19] Baru, yaitu belum ada atau belum dibahas sebelumnya.[20] Langka, jarang ada (kesempatan atau problemanya.[21] Menyangkut kebijakan untuk umum atau penting sebagai public figure.[22] Mengandung alternatif pendapat-multidimensional.[23] Membutuhkan pertimbangan yang matang untuk penentuan keputusan.[24]

ManusiaManusia sebagai pelaksana. Terdiri dari: ModeratorModerator bertugas membuka, memperkenalkan pemrasaran dan notulis, membacakan tata tertib, mengarahkan dan mengatur arus pembicaraan, menyampiakn kesimpulan, serta menutup diskusi.[25] NotulisNotulis bertugas mencatat hal-hal penting dalam diskusi baik teknis maupun materi pembicaraan.[26] PesertaPeserta bertugas mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, bukan sebatas pendengar belaka, melainkan bisa juga memberikan tanggapan, pertanyaan, dan lain-lain.[27] Pemakalah/PenyajiPenyaji bertugas menjelaskan isi permasalahan yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk makalah.[28]

PerlengkapanPerlengkapan terdiri dari: Perlengkapan dalam pelaksanaan diskusi meliputi pemilihan tempat yang akan dilakukan dalam diskusi,sarana seperti LCD,viewer,dsb.[29]Langkah-langkah Diskusi[sunting | sunting sumber]Berikut ini akan diuraikan prosedur penyelenggaraan diskusi yang meliputi 2 fase,yaitu: Fase PersipanDiskusi yang baik tidak akan terjadi begitu saja, artinya asal membagi kelompok-kelompok kecil lalu disuruh berdiskusi saja.[30] Hal itu membutuhkan persiapan yang cermat seperti haknya lesson planning.[31] Hanya bedanya dalam hal ini metode yang dipergunakan adalah metode diskusi.Fase persiapan ini biasanya terdiri atas langkah-langkah sebagi berikut: Mempelajari subyek (area) yang akan didiskusikan.[32] Membagi peserta menjadi kelompok-kelompok dan member pengarahan siapa menjadi apa (ketua/sekretais,peserta biasa,dan pengamat) Menentukan tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai dalam diskusi itu.[33] Mengidentifikasi hasil-hasil belajar apa yang seharusnya dikuasai peserta (apakah konsep,prinsip, dan lain-lain).[34] Menunjukan dan menguraikan dengan jelas problema yang akan dipecahkan dalam diskusi (briefing).[35] Meyiapkan dan membagikan bahan-bahan (hand-out) kepada peserta.[36] Mengembangkan agenda yang mencakup semua point yang dibutuhkan dalam rangka pemecaha masalah.[37] Mengatur ruangan dan tempat duduk,papan tulis,dan alat-alat bantu yang akan dipergunakan.[38]

Fase PelaksanaanFase ini tersusun atas kontinu sebagai berikut: Pembukaan DiskusiDalam pembukaan diskusi yang perlu diperhatikan adalah penciptaan prakondisi sehingga perhatian dan sikap mental peserta digiring dan disipakan agar terkonsentrasi pada hal-hal yang akan dibicarakan dalam diskusi,usaha tersebut dapat berupa: Membuat outline singkat situasi yang akan didiskusikan.[39] Mengeluarkan sebuah pendapat atau pertanyaan yang sifatnya dapat merangsang pikiran peserta.[40] Senantiasa memberikan pertanyaan-pertanyaan pada point-point yang penting yang ada hubungannya dengan masalah yang bersangkutan.[41] Memberikan ilustrasi, demonstrasi atau bentuk lain yang dapat menarik perhatian peserta.[42] Pemeliharaan DiskusiDalam pemeliharaan ini sebaiknya diterapkan bentuk-bentuk reinforcement sehingga mendorong peserta untuk berpartisipasi secara aktif.[43] Pemeliharaan perasaan itu sanagat penting yang menyebabkan seseorang merasa dihargai dan diperhatikan serta diikutsertakan sehingga mendorong timbulnya sikap bertanggungjawab dan rasa memiliki.[44] Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam fase pemeliharaan ini adalah: Menjaga peserta agar tidak keluar dari subyek yang bersangkutan.[45] Membuat pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki atau menuntut jawaban dari peserta,dan mempersipakan mereka member alas an-alasan setiap padangan atau pendapat yang mereka ucapkan.[46] Hindarkan pemunculan topic baru yang belum waktunya muncul,tunggu sampai topik lama diselesaikan.[47] Bila mungkin hubungkan topic baru dengan topik lama.[48] Sering-sering membuat rigkasan terhadap bantuan pikiran peserta yang langsung ada hubungnnya dengan diskusi.[49] Siap-siap dengan komentar atau pertanyaan untuk mengarahlkan kembali jika diskusi itu menuju jalan buntu.[50] Penutup diskusiAgar para peserta menjadi mantap dan tidak merasa mengambang akan hasil diskusinya maka dalam penutupan diskusi segera: Segera dibuatka rangkuman dan kesimpulan yang tepat dan jelas.[51] Kalau terpaksa dalam menyimpulkan diskusi itu terjadi kompromi maka jangan biarkan diskusi itu menjadi terkantung-kantung.[52]

Tata Tertib dan Etiket Diskusi[sunting | sunting sumber]Agar diskusi dapat berlangsung dengan baik maka dituntut syarat-syarat sebagai berikut: Harus berlangsung pada suasana yang terbuka,artinya semua pihak yang terlibat siap/rela menerima dan memberi informasi kepada siapa pun.[53] Tiap peserta harus berpartisipasi penuh,artinya tiap peserta mengambil bagian dalam proses diskusi,masing-masing menjadi pendengar yang baik dan juga menjadi pembicara yag baik.[54] Selalu ada bimbingan dan control,artinya ketua senantiasa mengadakan bimbingan dan pengawasan/control agar diskusi tetap berjalan pada arah dan relnya.[55] Perdebatan harus didasarkan pada argumentasi kontra argumentasi bukan emosi kontra emosi, artinya diskusi yang akan mencari jalan penyelesaian atau kebenaran itu tidak didasarkan atas siapa yang kuat itu yang menang.[56] Pengajuan pertanyaan harus jelas dan singkat,artinya tidak bertele-tele tetapi menuju sasaran.[57] Tidak adanya pemborong atau monopoli,diskusi yang baik adalah diskusi yang berlagsung dalam suasan demokratis semua pihak mempunyai hak yang sama baik dalam berbicara maupun dalam mengambil bagian.[58] Selalu ada kesimpulan,diskusi yang baik ialah diskusi yang mampu mencapai keputusan bersama sehingga semua pihak merasa mantap dan tidak mengambang sehongga meghasilkan kesimpulan.[59]

Teknik Diskusi Kelompok

a. Pengertian dan Tujuan Teknik Diskusi KelompokDiskusi kelompok merupakan suatu teknik bimbingan kelompok yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memecahkan masalah secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Dalam diskusi tersebut diharapkan setiap siswa secara aktif mengambil bagian untuk mengemukakan pendapat ataupun pengalaman-pengalamannya sehingga siswa yang lain dalam kelompok tersebut dapat mengambil manfaat dari pendapat dan pengalaman yang dikemukakan oleh temannya. Diskusi kelompok juga merupakan percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan, dibawah pimpinan seorang pemimpin. Menurut Bloom (Romlah, 1989: 98) memberikan definisi diskusi kelompok dengan lebih menekankan kepada aspek akademis, sebagai berikut:Diskusi kelompok merupakan usaha bersama untuk memecahkan suatu masalah, yang didasarkan pada sejumlah data, bahan-bahan, dan pengalaman-pengalaman, dimana masalah ditinjau selengkap dan sedalam mungkin secara ideal, pemimpin kelompok membantu kelompok untuk memusatkan perhatian pada masalah umum yang dihadapi, membantu meninjau masalah secara luas dan mendalam, membantu memberikan sumber-sumber yang dapat dipakai untuk pemecahan masalah, dan membantu kelompok mengetahui bilamana masalah sudah terpecahkan serta implikasi selanjutnya dari pemecahan tersebut.Diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Menurut Djamarah (2005: 157), diskusi kelompok memiliki empat karakteristik, yaitu:1. Melibatkan sekelompok individu2. Melibatkan peserta dalam interaksi tatap muka tidak formal3. Memiliki tujuan dan bekerja sama4. Mengikuti aturan

Diskusi kelompok sangat bermanfaat untuk memberikan pengalaman pendidikan bagi anak didik yang terlibat didalamnya. Potensi yang berpengaruh terhadap partisipasi seperti saling memberi informasi, dapat mengeksplorasi gagasan, meningkatkan pemahaman baru terhadap hal-hal yang bermanfaat, dapat membantu menilai dan memecahkan masalah, mendorong pengembangan berfikir dan berkomunikasi secara efektif, meningkatkan keterlibatan kerjasama kelompok, terdapat keserasian dan moralitas, semuanya mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara efektif dalam kelompok untuk keterampilan hari depan mereka dalam masyarakat dan dalam kegiatan-kegiatan sosial.Menurut Djamarah (2005: 159) yang perlu diperhatikan guru dalam diskusi kelompok di kelas yaitu:1. Diskusi harus dilakukan dalam suasana terbuka2. Perlunya perencanaan yang meliputia. Pemilihan topik atau masalah yang akan didiskusikan. Untuk ini tiga hal yang perlu dipertimbangkan, adalah (1) minat anak didik, (2) kemampuan anak didik, (3) bermaknab. Pada permulaan diskusi, kelompok dapat menentukan apa yang dapat diharapkan dari hasil diskusi, dan dapat memecahkan topik menjadi sub topik untuk diteliti sebelumnya.c. Diskusi kelompok harus dipersiapkan secara baik, diperlukan nara sumber, pertanyaan kunci dan bahan yang tepat untuk mengatur jalannya diskusi, yang bertujuan membimbing dan memberi stimulasi pada tanggapan siswad. Dalam mempersiapkan diskusi, ditetapkan dulu besarnya kelompok.e. Pengaturan tempat dudukUntuk meningkatkan perhatian dan partisipasi, siswa harus duduk saling berhadapan sehingga dapat saling melihat atau memandang.

Dalam pelaksanaannya, diskusi kelompok tidak hanya untuk memecahkan masalah tetapi juga untuk mencerahkan suatu persoalan, serta untuk pengembangan pribadi. Dinkmeyer dan Muro (Romlah, 1989: 99) menyebutkan tiga macam tujuan teknik diskusi kelompok, yaitu antara lain:1. Untuk mengembangkan pengertian terhadap diri sendiri2. Untuk mengembangkan kesadaran tentang diri dan orang lain3. Untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia.

Beberapa ahli lain seperti Jacobsen, dan Eggen (Romlah, 1989: 99), menyatakan bahwa teknik diskusi kelompok dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:1. Mengembangkan keterampilan-keterampilan kepemimpinan2. Merangkum pendapat-pendapat kelompok3. Mencapai suatu consensus4. Menjadi pendengar yang aktif5. Mengatasi perbedaan-perbedaan yang tepat6. Mengembangkan keterampilan memparaprase7. Mengembangkan keterampilan-keterampilan belajar mandiri8. Mengembangkan keterampilan-keterampilan menganalisis, mensintesis dan menilai.

b. Langkah-Langkah Pelaksanaan Teknik Diskusi KelompokMenurut Romlah (1989: 99), pelaksanaan diskusi kelompok meliputi tiga langkah yaitu sebagai berikut:1. Tahap perencanaan, fasilitator melaksanakan lima macam hal, yaitu:a) Merumuskan tujuan diskusi.b) Menentukan jenis diskusi, apakah diskusi kelas, diskusi kelompok-kelompok kecil atau diskusi panel.c) Melihat pengalaman dan perkembangan siswa, apakah memerlukan pengarahan-pengarahan yang jelas, tugas yang sederhana dan waktu diskusi yang lebih pendek, atau sebaliknya.d) Memperhitungkan waktu yang tersedia untuk kegiatan diskusie) Mengemukakan hasil yang diharapkan dari diskusi, misalnya rangkuman, kesimpulan-kesimpulan atau pemecahan masalah.2. Tahap pelaksanaanFasilitator memberikan tugas yang harus didiskusikan, waktu yang tersedia untuk mendiskusikan tugas itu, dan memberitahu cara melaporkan tugas, serta menunjuk pengamat diskusi apabila diperlukan.3. Tahap penilaianFasilitator meminta pengamat melaporkan hasil pengamatannya, memberikan komentar mengenai proses diskusi dan membicarakannya dengan kelompok.Bulatau (1971) mengemukakan dalam pelaksanaan teknik diskusi kelompok ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan situasi yang tepat bagi kelancaran jalannya hubungan atau komunikasi antar siswa yakni:1) Jumlah peserta setiap kelompokJumlah yang paling baik untuk menjalin hubungan antar peserta kiranya enam atau delapan, paling banyak sepuluh. Terlalu banyaknya anggota kelompok akan mengurangi pula rasa pertanggungjawaban untuk turut serta mencapai hasil yang diinginkan. 2) Susunan tempat dudukDalam mengatur tempat duduk yang penting diingat adalah agar para peserta dapat saling berhadapan muka, dengan membentuk tempat duduk seperti lingkaran, dan pemimpin diskusi hendaknya sejajar dengan para anggota, tidak duduk memisah atau di kursi khusus.3) Lamanya waktu diskusiDalam pelaksanaan diskusi kelompok yang membahas suatu persoalan biasanya paling sedikit membutuhkan waktu empat puluh menit, pada umumnya waktu yang dibutuhkan satu jam lebih sedikit. Pembatasan waktu ada segi negatifnya yakni dapat memadamkan diskusi yang sedang menghangat, namun keuntungannya ialah bahwa para anggota mendapat kepastian jelas mengenai persoalan yang dibicarakan secara bersama sehingga tujuan dari diskusi tersebut dapat tercapai.Komponen yang juga penting dalam membimbing diskusi kelompok adalah peningkatan sumbangan (konstribusi) pendapat siswa, sehingga diskusi dapat hidup dan semua peserta berminat untuk berpartisipasi. Menurut Djamarah (2005: 161) peningkatan konstribusi dapat dilakukan dengan cara: 1. Mengajukan pertanyaan kunci yang dapat meningkatkan diskusi. 2. Menggunakan stimulasi berupa contoh-contoh verbal maupun nonverbal. 3. Memancing dengan membuat komentar bertentangan. 4. Menunggu dengan tenang, tetapi juga mengharapkan sumbangan pikiran siswa daripada mengisi dengan pembicaraan yang asal bicara. 5. Memberi dukungan terhadap sumbangan pikiran siswa dengan mendengarkan penuh perhatian, pemberian komentar positif, dengan gerakan badan, dan secara akrab.

Jenis dan Langkah-langkah Diskusi

Rabu, 19 Mei 2010

1. Jenis Diskusi Terdapat bemacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:a. Diskusi KelasDiskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah:1. guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis;2. sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit;3. siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator;4. sumber masalah memberi tanggapan; dan5. moderator menyimpulkan hasil diskusi.b. Diskusi Kelompok KecilDiskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok- kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.c. SimposiumSimposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.d. Diskusi PanelDiskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekadar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

2. Langkah-langkah Melaksanakan DiskusiAgar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:a. Langkah PersiapanHal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.2. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai..3. Menetapkan masalah yang akan dibahas.4. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.b. Pelaksanaan DiskusiBeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:1. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.2. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.3. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.4. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.5. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.c. Menutup DiskusiAkhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakuan hal-hal sebagai berikut:1. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.