BAB I PENDAHULUAN A. Data Umum Proyek. Metode pelaksanaan ini
dibuat dalam rangka mengikuti pelelangan : Unit Satuan Kerja :
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Program :
Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan Kegiatan : Pembangunan
Ruang Latihan dan Gudang Balai Latihan Kesenian Jakarta Pusat Kode
Rekening : 5.2.3.26.31 Tahun Anggaran: 2009 Lokasi : Jl. KH. Mas
Mansyur No. 130 A Jakarta Pusat B. Data kondisi lapangan a. Akses
ke lokasi rata rata dapat dilalui kendaraan dengan tonase besar b.
Site berbatasan langsung dengan lingkungan pemukiman warga. c.
Akses melewati pasar tradisional yang aktif mulai dari pagi sampai
sore. d. Areal Proyek terdapat dalam lingkungan Gedung Balai
Latihan Kesenian Jakarta Pusat. e. Kondisi site saat ini adalah
lahan kosong. f. Masih terdapat sloof dan pondasi sisa bangunan
lama. g. Terdapat sisa bangunan kamar mandi dan dikelilingi pagar
lama yang belum sempat dibongkar dan rumah dinas yang masih
ditempati. h. Terdapat pohon yang menganggu pembangunan gedung i.
Masih ada pelatihan dalam gedung lama di dalam lingkungan komplek
kantor BLKD kota administrasi Jakarta Utara. j. Beda elevasi site
terhadap jalan rata rata +30 cm. C. Lingkup Pekerjaan Lingkup
pekerjaan Pembangunan Gedung Baru eks Kandepnaker Kota Administrasi
Jakarta Utara meliputi : a. Pekerjaan Persiapan
b.
c.
d.
Pekerjaan Struktur Bongkaran Pondasi lama Pekerjaan galian dan
urugan Pekerjaan pondasi dan struktur dibawah Pekerjaan struktur
lantai 1 Pekerjaan struktur lantai 2 Pekerjaan struktur lantai 3
Pekerjaan Atap Pekerjaan Arsitektur Pekerjaan Mekanikal /
Elektrikal
D. Kendala dan Pemecahan Masalah. a. Waktu Pelaksanaan Waktu
pelaksanaan adalah 90 hari, merupakan waktu yang singkat untuk
menyelesaikan pekerjaan diatas. Untuk dapat mencapai kualitas
pekerjaan yang disyaratkan dengan batasan waktu yang tersedia maka
dalam pelaksanaanyan proyek ini harus menggunakan peralatan yang
mengacu pada percepatan kerja seperti alat berat. Pada proyek ini
digunakan excavator/back hoe dan dump truck untuk membantu dalam
pekerjaan pembersihan, selain itu juga digunakan elektrik jack
hammer dan thermal cutting agar memudahkan dalam pekerjaan
pembongkaran. Untuk membantu suplai material berat digunakan mobile
crane dan lift kerja sehingga diharapkan pekerjaan dapat
diselesaikan tepat waktu. b. Teknis Untuk mempermudah pekerjaan
sebelum pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu dibuat gambar kerja (
shop drawing ) dan perlu juga disepakati serta dipahami tentang
sistem kerja yang akan diterapkan. Untuk mendapatkan kualitas
pekerjaan yang baik dari sisi teknis maka diperlukan tenaga ahli
yang berpengalaman sehingga hasil kerja dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk selalu menjaga kualitas dari hasil kerja selalu
dilakukan check list pada setiap mulai dan akir dari suatu
pekerjaan. c. Managemen
Untuk dapat mencapai kwalitas pekerjaan yang disyaratkan dengan
batasan waktu yang tersedia, maka proyek ini haruslah ditangani
dengan aspek Management maupun aspek Teknis yang baik. Dari aspek
Management antara lain : - Monitoring progress yang ketat mengikuti
tahapan tahapan pekerjaan dengan metode Net Work Planning. -
Melakukan rapat koordinasi secara efektif yang melibatkan,
Perencana, Direksi/pengawas,dan pihak yang terkait didalam proyek
ini. - Melaksanakan pabrikasi di luar site, sehingga beberapa
material yang masuk ke site dalam kondisi siap untuk
diinstall/dipasang. - Dukungan dari supplier. d. Dampak Lingkungan
Dalam pelaksanakan proyek pembangunan ini tentu akan menghadapi
permasalahan dengan lingkungan sekitar antara lain : - Rutinitas
warga terganggu - Polusi udara dan suara - Getaran dari alat kerja
- Ketidak nyamanan akibat banyaknya tenaga kerja yang hilir mudik.
Untuk mengatasi permasalahan dengan lingkungan sekitar perlu
dilakukan koordinasi dengan lingkungan sekitar antara lain :
Instansi terkait : Camat, Lurah, RW dan RT setempat Pihak Keamanan
Tokoh Masyarakat Warga yang bersinggungan langsung dengan proyek
Dengan berkoordinasi diharapkan tidak terjadi masalah dalam
melaksanakan kegiatan pembangunan proyek.
BAB II URAIAN PEKERJAAN A. Pekerjaan Persiapan Segera setelah
diterbitkannya Surat Perintah Kerja, maka pekerjaan persiapan
dimulai sebagai pekerjaan pendahuluan. Sebagai awal dari mulainya
suatu kegiatan, maka pekerjaan persiapan ini merpakan bagian yang
sangat penting karena dapat menentukan kelancaran pekerjaan yang
selanjutnya.
Sarana dan Prasarana yang sangat dibutuhkan didalam mendukung
kelancaran kegiatan adalah air dan listrik kerja, Direksi keet.
Dengan tanpa mengesampingkan keperluan sarana pendukung lainnya
menyediakan air dan listrik akan merupakan prioritas didalam
pekerjaan persiapan ini. Kelengkapan peralatan kantor seperti
komputer yang baik akan sangat mendukung kelancaran dari segi
administratif maupun teknis proyek. Penempatan material pada
zooning yang tepat juga akan memberikan banyak pengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan. Diperlukan metode penyimpanan material yang
baik di dalam site, disamping untuk menjaga keamanan material, juga
dimaksudkan memberikan suatu ruang gerak yang cukup didalam
pelaksanaan pekerjaan, sehingga keberadaan material mudah dijangkau
dan tidak menghalangi kegiatan proyek. Keterbatasan lahan
mengharuskan adanya skala prioritas didalam pengiriman material ke
site.Perlu adanya keterpaduan antara kebutuhan material dan supply
material.Pengaturan pengiriman material ini haruslah benar benar di
jaga keseimbangannya tidak boleh kurang maupun berlebihan. Termasuk
didalam pekerjaan persipan ini antara lain : a. Pembuatan papan
nama proyek ukuran 240 x 120 cm b. Pembuatan Direksi keet c.
Pembuatan bedeng kerja d. Pembuatan gudang dan los material e.
Pembuatan pagar dan pintu sementara f. Penebangan pohon dan
Pembersihan lapangan g. Mobilisasi peralatan h. Pembuangan puing
bongkaran ke luar area proyek i. Pengadaan sarana kerja yang
diperlukan untuk kelancaran pekerjaan B. Pekerjaan Struktur
Kriteria Standard dan peraturan yang diterapkan dalam pelaksanaan
pekerjaan struktur. a. Undang-undang No. 28 Tahun 2003 tentang
bangunan gedung.
b. Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 tentang
pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta
seluruh perubahannya. c. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana
Wilayah No. 339/KPTS/M/2002 tentang Pelaksanaan Pembangunan Gedung
Negara. d. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 108 Tahun
2003 tentang tata cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Jo. Peraturan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 37 Tahun 2007 tentang Perubahan
atas Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 108 Tahun 2003. e.
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) Tahun 1982.
Peraturan Beton Indonesia (PBI) Tahun 1989. f. Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI
T-15-1991-03) g. American Concrate Institute (A.C.I) 1986. h.
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983. i.
Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang biasa dan
Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983. j. Peraturan Portland
Cement Indonesia 1972. k. Mutu dan cara uji Agregat beton. l. ASTM
C-33 Standard Specification For Concrate Aggregates. m. Baja
Tulangan Beton (SII 0136-84). n. Jaringan Kawat Baja Las untuk
Tulangan Beton (SII 0784-83). o. Peraturan Bangunan Nasional 1978.
p. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
kebakaran pada Bangunan - Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC :
699.81 : 624.04). Pekerjaan struktur yang dimaksudkan dalam proyek
ini adalah struktur bawah berupa pondasi, file cap, sloof, plat
beton,dll yang berada dibawah lantai 1 (satu), struktur atas berupa
kolom,balok, tangga,struktur atap (struktur yang berada diatas
lantai 1).
Secara lebih detail uraian pekerjaan untuk struktur ini seperti
diuraikan berikut ini: a. Pekerjaan Gallian dan urugan Pekerjaan
ini terdiri dari : - Galian pile cap - Galian tie beam - Urugan
peninggian elevasi lantai - Urugan pasir dibawah pile cap - Urugan
pasir dibawah tie beam - Urugan pasir dibawah rabat beton T=10 cm -
Lantai kerja dibawah pile cap ad. 1:3:5, T=5 cm - Lantai kerja
dibawah tie beam ad. 1:3:5, T=5 cm - Rabbat beton lantai 1 dan Ram,
T= 15 cm ready mix K= 300 b. Pekerjaan Pondasi dan Struktur Bawah
Pekerjaan ini terdiri dari : - Mob Demob alat pancang - Pekerjaan
tiang pancang mini pile Uk. PCT 32 B Singgle - Pemancangan tiang
pancang - Las sambungan tiang pancang - Pemotongan tiang pancang -
Pekerjaan beton pondasi plat lajur K- 300 - Pekerjaan beton pile
cap type P1, P2, P4, K = 300 - Pekerjaan tea beam ( 30 x 60 ) dan (
30 x 45 ) K = 300 - Pasangan 1 bata diatas tea beam c. Pekerjaan
Struktur Pekerjaan ini terdiri dari : - Pekerjaan balok portal
(20x45) K = 300 - Pekerjaan balok portal (20x30) K = 300 -
Pekerjaan beton kolom K1, (30x60) K = - Pekerjaan beton kolom K2,
(30x30) K = - Pekerjaan beton kolom K3, (30x50) K = - Pekerjaan
beton kolom Kp, (14x14) K =
300 300 300 300
d Pekerjaan Struktur di atas lantai 2. Pekerjaan ini terdiri
dari : - Pekerjaan balok portal B1 (30x80) K = 300 - Pekerjaan
balok portal B2 (30x60) K = 300
- Pekerjaan - Pekerjaan - Pekerjaan - Pekerjaan - Pekerjaan -
Pekerjaan - Pekerjaan - Pekerjaan - Pekerjaan - Pekerjaan -
Pekerjaan - Pekerjaan
balok portal B3 (30x45) K = 300 balok portal B4 (20x45) K = 300
balok portal B5 (20x35) K = 300 balok portal B6 (15x45) K = 300
balok portal B7 (20x30) K = 300 balok portal BP (14x14) K = 300
balok portal L1 (10x100) K = 300 beton Plat Lantai T=12 cm K = 300
beton kolom K1, (30x60) K = 300 beton kolom K2, (30x30) K = 300
beton kolom K3, (30x50) K = 300 beton kolom Kp, (14x14) K = 300
e.
Pekerjaan Struktur di atas lantai 3. Pekerjaan ini terdiri dari
: - Pekerjaan balok portal B1 (30x80) K = 300 - Pekerjaan balok
portal B2 (30x60) K = 300 - Pekerjaan balok portal B3 (30x45) K =
300 - Pekerjaan balok portal B4 (20x45) K = 300 - Pekerjaan balok
portal B5 (20x35) K = 300 - Pekerjaan balok portal B6 (15x45) K =
300 - Pekerjaan balok portal B7 (20x30) K = 300 - Pekerjaan balok
portal BP (14x14) K = 300 - Pekerjaan balok portal L1 (10x100) K =
300 - Pekerjaan beton Plat Lantai T=12 cm K = 300 - Pekerjaan beton
kolom K1, (30x60) K = 300 - Pekerjaan beton kolom K2, (30x30) K =
300 - Pekerjaan beton kolom K3, (30x50) K = 300 - Pekerjaan beton
kolom Kp, (14x14) K = 300
f. Pekerjaan Struktur Daak Atap Pekerjaan ini terdiri dari : -
Pekerjaan balok portal B1 (30x80) K = 300 - Pekerjaan balok portal
B5 (20x35) K = 300 - Pekerjaan balok portal B7 (20x30) K = 300 -
Pekerjaan balok portal L2 (10x50) K = 300 - Pekerjaan balok portal
BP (14x14) K = 300 - Pekerjaan beton Plat Lantai T=12 cm K =
300
g.
Pekerjaan Tangga Pekerjaan ini terdiri dari : - Pekerjaan tangga
dan balok bordes Lt 1 Lt 2 K=300 - Pekerjaan tangga dan balok
bordes Lt 2 Lt 3 K=300
h. Pekerjaan Kap Atap Pekerjaan ini terdiri dari : Kuda kuda 1
Baut angkur M-16 L=40 cm Plat landas MS t = 10 mm H beam
(200.200.8.12) I WF (150.75.5.7) I WF (200.100.5,5.8) Plat Pengaku
rangka kuda T= 8 mm Gording Slip C (150.50.20.2,3) Ikat angin besi
12 mm + Srenkstang Srenkstang 12 mm + baut Kuda kuda 2 Baut angkur
M-16 L=40 cm Plat landas MS t = 10 mm H beam lapangan
(200.200.8.12) H beam Tumpuan (200.200.8.12) I WF (150.75.5.7) I WF
(200.100.5,5.8) Plat Pengaku rangka kuda T= 8 mm Gording Slip C
(150.50.20.2,3) Ikat angin besi 12 mm + Srenkstang Srenkstang 12 mm
+ baut Kap Atap Pek. Penutup atap spandek ( Four R deck Type GR
BJLS 70 T=0,9 mm) Nok Spandek Allumunium Foil 2 muka medium Glass
wool ( GB 50 ) Roof mesh 115 Baut atap Listplank 3x30 Kamper
Samarinda C. Pekerjaan Arsitektur Kriteria standard dan peraturan
yang diterapkan dalam Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur. - The
Aluminium Association (AA). Architectural Aluminium Manufacturing
Association.
- American Standard For Testing Material (ASTM). - Undang-undang
No. 28 Tahun 2003 tentang bangunan gedung. - Keputusan Presiden RI
No. 80 Tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta seluruh perubahannya. - Keputusan Menteri
Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 339/KPTS/M/ 2002 tentang
Pelaksanaan Pembangunan Gedung Negara. - Keputusan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta No. 108 Tahun 2003 tentang tata cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Jo. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
No. 37 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Keputusan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta No. 108 Tahun 2003. Pekerjaan Arsitektur
meliputi pekerjaan pasangan dan plesteran, pekerjaan kusen pintu
dan jendela, pekerjaan pelapis lantai, pekerjaan plafond, pekerjaan
railing tangga , yang dilaksanakan hanya pada lantai 1 saja. Secara
lebih rinci uraian pekerjaan Arsitektur dapat diuraikan seperti
berikut : a. Pekerjaan di lantai 1 Pekerjaan Arsitektur di lt 1
terdiri dari : - Pasangan dinding bata batu ad. 1 : 2 - Pasangan
dinding bata batu ad. 1 : 4 - Plester + Acian dinding bata t = 15
mm ad.1 : 4 - Plester + Acian dinding bata t = 15 mm ad.1 : 2 -
Plester + Acian dinding bata t = 15 mm ad.1 : 3 - Pas. Keramik
lantai ruangan 30x30 - Pas. Lantai keramik toilet 20x20 - Pas.
Keramik tangga 20x20 - Pas. Anti slip tangga 10x20 - Pas. Plint
keramik 10x30 - Paas. Plint keramik tangga 10x20 - Pas. Keramik
dinding toilet 20x30 - Pas. Meja wastafel beton bertulang ad. 1:2:3
- Pas. Glass blok - Pek. Waterproofing bluechip 300 Wip T=15mm -
Pek. Railling tangga Gip dia. 3
b. Pekerjaan kusen pintu lantai 1 Kayu Pas. Kusen kayu kamper
Samarinda diserut dan oven Pas. Jelusi kayu kamper Samarinda t.2cm
serut mesin dan oven Pas. Pintu panel t. 4cm kamper Samarinda Pas.
Daun pintu lapis formika rangka kayu kamper Samarinda Pas. Jendela
kaca 5mm kayu kamper Samarinda Pas. Kaca mati tebal 5mm Pas.
Rolling dor lengkap dgn box tbl. 0,5mm Allumunium Pas. Kusen warna
4 Pas. Jendela kaca lengkap dengan karet kaca Pas. Kaca mati t.5mm
lengkap dengan karet kaca d. Pekerjaan Penggantung dan Kunci Lantai
1 - Pas. Kunci tanam ex. Solid - Pas. Engsel pintu ex. Solid - Pas.
Engsel jendela - Pas. Grendel tanam pintu - Pas. Grendel jendela -
Pas. Kait angin
e. Pekerjaan Plafond di lantai 1 Pekerjaan tersebut terdiri dari
- Pekerjaan plafond Grind ceilling - Pekerjaan plafond gypsum tile
60x120 - Pasangan list plafond kampeer Samarinda 3x5 cm f.
Pekerjaan Pengecatan Lantai 1 Pekerjaan tersebut terdiri dari - Cat
dinding dan tembok setara deluxe - Cat beton expose setara deluxe -
Cat duco kusen, jendela dan pintu - Cat duco list plafond kayu -
Cat duco jelusi - Cat duco railling tangga
g. Pekerjaan Pengecatan lantai Dak Atap Pekerjaan tersebut
terdiri dari - Pekerjaan singkromate rangka kap atap h. Pekerjaan
Drainase Pekerjaan tersebut terdiri dari - Pek. Sumur resapan
(krikil, batu pecah, dan ijuk) - Pek. Septic tank 200x300x200 cm
dan resapan - Pek. Septic tank 100x150x200 cm dan resapan - Pek.
Bak kontrol 40x40 cm dan penutup ( air hujan dan bekas ) - Pek.
Pipa PVC dia. 6 Termasuk galian tanah dan penutupan kembali) - Pek.
Pipa PVC dia. 8 Termasuk galian tanah dan penutupan kembali) - Pek.
Drainase 60x60 cm dan penutup ( termasuk galian ) - Pek. Grill
inlet D. Pekerjaan Mekanikal a. Kriteria dan Standard Pelaksanaan
pekerjaan mekanikal ini mengacu pada gambar, spesifikasi teknis dan
peraturan / standard tersebut antara lain : - Pedoman Plumbing
Indonesia Tahun 1977 - American Society For Heating Refrigeration
Air Conditioning Engineering (ASHRAE). - Peraturan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) 2000.
b. Pekerjaan Tata Udara Sistem tata udara yang dipakai dalam
gedung ini adalah system Ac Split. Sistem terdiri dari Condensing
Unit (Out Door Unit). Fam Coil Unit (In Door Unit). Pipa
Refrigerant yang dilengkapi dengan instalasi yang cukup dipasang
diatas plafond dengan rapi sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu estetika. Pipa drain dari materiL PVC dengan isolasi
yang cukup dipasang secara inbow / tertanam didalam dinding maupun
pembungkus kolom.
Untuk ruangan ruangan tertentu yang memerlukan ventilasi maka
dipasangkan Exhoust fan lengkap dengan Air Grill, ada juga ruangan
yang menggunakan ceilling fan. c. Pekerjaan Plumbing Pekerjaan
plumbing meliputi system air bersih dan system air kotor. 1. System
Air Bersih Sumber asal air adalah dari PDAM DKI. Air dari PDAM
dihisap dengan menggunakan pompa transfer yang kemudian ditampung
di dalam tangki fiber dengan kapasitas 1000 l. Dari tempat
penampungan ( tangki fiber ) air disalurkan melalui pipa instalasi
PVC dengan memamfaatkan gaya grafitasi. 2. System Air Kotor System
air kotor didalam gedung ini memakai system pipa air tegak dan pipa
mendatar. Air kotor dari setiap lantai dalirkan ke pipa tegak yang
tersembunyi didalam dinding. Melalui pipa tegak air kotor dialirkan
ke septic tank yang terhubung dengan resapan. Pada instalasi air
bekas terdapat bak kontrol yang berfungsi sebagai tempat menyaring
kotoran dan media kontrol pada saat instalasi tidak berfungsi
dengan baik. 3. Sytem air Hujan Air hujan yang jatuh pada atap
gedung ini dialirkan melalui pipa roof drain dengan posisi mendatar
yang kemudian masuk kedalam pipa utama dengan posisi vertikal,
setelah itu air hujan melewati bak kontrol untuk menyaring kotoran
yang ikut terbawa, kemudian air menuju sumur resapan yang berfungsi
sebagai jalan masuk ke dalam tanah. Untuk air hujan yang jatuh
disekitar gedung akan masuk kedalam saluran drainase dengan ukuran
60 x 60 cm, yang kemudian disalurkan ke dalam sumur resapan. Jika
air yang masuk jumlahnya besar dan tidak dapat ditampung oleh sumur
resapan maka air dari sumur resapan akan dialirkan menuju saluran
kota terdekat. E. Pekerjaan Elektrikal a. Kriteria dan Standard
Didalam pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan elektrikal ini
disamping berdasarkan pada gambar dan spesifikasi
teknis maka juga mengacu kepada standard dan aturan sebagai
berikut. - Material yang dipakai haruslah mendapatkan standard
industri Indonesia (SII) dan atau SPLN. - Peraturan Umum Instalasi
Penangkal Petir 1983 (PUIPP). - Peraturan Umum Instalasi Listrik
2000(PUIL 2000). b. Pekerjaan Telephone Jaringan telephone memakai
kabel kabel telepone 20 per dan instalasi telephone menggunakan ITC
2 x 2 0,6 mm. Sedangkan ubtuk peralatan PABX dan IDF menggunakan
peralatan existing. c. Pekerjaan Kabel TV dan Kabel Data Instalasi
kabel TV dan kabel Data harus menggunakan pipa kondoit high impact
heavy gauge. Kabel TV menggunakan coaxial cable 7V/2V/75 Ohm
sedangkan kabel data menggunakan UTP. F. Pemadam Kebakaran
Pekerjaan pemadam kebakaran pada menggunakan portable Fire
Extinguiser. proyek ini
G. Penangkal Petir Syetem penangkal petir yang digunakan adalah
type konvensional dengan instalasi menggunakan kabel BC 70 mm2
dilengkapi dengan terminal dan bak kontrol. Pentanahan dibuat
hingga mencapai tahanan kurang dari 5 ohm, jika belum mencapai
tahanan yang dikehendaki maka perlu ditambah titik elektroda atau
dilakukan penambahan kedalaman.
BAB III MANAGEMENT PROYEK Untuk melakukan pengendalian waktu
maupun kwalitas produk didalam suatu proyek, maka diperlukan adanya
management proyek yang baik. Dalam management proyek ini terdapat
beberapa ketetapan ketetapan yang harus diikuti oleh seluruh tim
yang terlibat sebagai keputusan maupun sebagai pelaksana di dalam
proyek ini. Dengan demikian dengan penerapan management proyek ini
akan terbentuk adanya team work yang baik, sehingga masing masing
pihak telah memiliki tanggung jawab dan tujuan yang jelas untuk
mendapatkan hasil akhir yang baik, yang merupakan tujuan dari
proyek ini. A. Struktur Organisasi Dalam suatu proyek diperlukan
suatu perangkat untuk menunjang jalannya pekerjaan yang salah satu
perangkat/komponen yang sangat penting adalah struktur organisasi.
Fungsi dan arti lain struktur organisasi dari suatu proyek
(struktur organisasi proyek) adalah merupakan suatu perangkat yang
bearupa sistem yang berfungsi memberikan gambaran dan
uraian/deskripsi, mengenai penanganan suatu proyek dengan jelas
garis (lini) komando, lini tanggung jawab dan lini koordinasi yang
dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya manusia secara sistematis
sehingga personalia tenaga ahli yang terlibat di dalam proyek
dengan uraian tugas dan tanggung jawab jelas serta manajemen untuk
pengendalian biaya, mutu dan waktu dapat dilaksanakan secara
optimal.
B. Jadwal Pelaksanaan Jadual pelaksanaan pekerjaan dari program
kerja juga merupakan perangkat proyek penting, sehingga setiap
jalannya proyek per tahap di kontrol dan dikendalikan sesuai waktu
yang ditentukan dan disepakati oleh pemberi tugas dan kontraktor,
yakni maksimum 90 ( sembilan puluh ) hari kalender, sejak tanggal
ditandatangani surat perintah mulai kerja (SPK). Jadwal koordinasi
pelaksanaan pekerjaan diperlukan untuk terlaksananya diskusi dan
pemaparan/presentasi terkait untuk masukan (input) maupun umpan
balik (feed back) agar hasil pekerjaan sesuai yang diharapkan
(goal) dan demi kesempurnaan dalam pelaksanaan sasaran fisiknya.
Rencana kerja dan system pengendalian merupakan perangkat yang
penting dalam rangka penanganan proyek ini agar hasil (out put)
yang didapat sesuai yang diharapkan . C. Rapat Koordinasi Proyek.
Sekurang kurangnya sekali dalam satu minggu dilaksanakan rapat
koordinasi proyek. yang dihadiri oleh pimpinan proyek dan staf yang
terkait, pemberi tugas, konsultan perencana, dan pihak lain yang
terkait dengan proyek ini. Dalam rapat ini akan dibahas hal hal
yang berkaitan dengan kegiatan didalam proyek antara lain -
Schedule proyek Kemajuan progress proyek akan di monitor dan di
evaluasi setiap minggu, untuk dicarikan penyelesaian apabila dalam
pelaksanaan terdapat ,masalah yang berpotensi menimbulkan
terganggunya jadual pelaksanaan. - Masalah Teknis Apabila di dalam
pelaksanaan pekerjaan ini terdapat masalah teknis yang yang balum
dapat diselesaikan di dalam pelaksanaan, maka masalah tersebut
dapat dibahas didalam rapat koordinasi mingguan untuk dicarikan
jalan keluarnya D. Shop drawing Sebelum pekerjaan konstruksi
dimulai, maka dibuatkan shop drawing yang akan di pakai acuan di
dalam pelaksanaan.
Sebelum dilaksanakan terlebih dahulu shop drawing harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi/pengawas pekerjaan. Shop
drawing dibuat berdasarkan gambar perencanaan yang disesuaikan
kondisi di lapangan ( site ). Shop drawing haruslah memuat tentang
dimensi yang sesungguhnya,posisi yang tepat, serta mempertimbangkan
kemudahan pelaksanaan dan pemeliharaan dikemudian hari. E. Aproval
Material. Untuk material tertentu, maka sebelum pelaksanaan akan
dilakukan pengajuan contoh material kepada Direksi/pengawas
pekerjaan. Pengadaan material akan dilaksanakan setelah material
tersebut mendapat persetujuan dari Direksi/pengawas pekerjaan.
Material yang diajukan sebagai contoh tersebut diatas, adalah
material yang sesuai dengan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis. F. Ijin pelaksanaan. Untuk pekerjaan tertentu misalnya
pengecoran, maka sebelum dilaksanakan pengecoran akan diajukan ijin
untuk melaksanakan pengecoran. Ijin akan diajukan secara tertulis
kepada Direksi /pengawas pekerjaan, dan selanjutnya
Direksi/pengawas akan melakukan inspeksi terhadap kesiapan dan
kebenaran pekerjaan sebelum dilakukan pengecoran. Apabila seluruh
persiapan dianggap memenuhi persyaratan, maka Direksi/pengawas
pekerjaan akan mengeluarkan ijin pelaksanaan. G. Laporan kegiatan
Setiap satu bulan periode kegiatan akan dibuatkan laporan proyek
yang mana didalamnya akan memuat antara lain : - Progres dari
kegiatan selama 1 bulan yang berlalu lengkap dengan S Curve. -
Rencana kegiatan satu bulan mendatang - Jumlah man power yang
dipakai - Jumlah peralatan yang dipakai - Status cuaca - Hambatan
/kendala yang dialami dalam pelaksanaan proyek
- Dan lain lain yang berkaitan dengan kegiatan proyek. H.
Testing dan Commisioning Testing dan commissioning dari keseluruhan
system yang ada di dalam gedung ini dilaksanakan setelah gedung
selesai dan dalam keadaan bersih. Unit unit system utilitas sebelum
commissioning haruslah sudah dilaksanakan testing secara parsial.
Testing dan commissioning dihadiri oleh pemberi tugas atau yang
mewakili, Direksi/pengawas, dan Perencana. I. Kebersihan Proyek
Dengan membiasakan mempertahankan kebersihan proyek dari tahap awal
mulainya pekerjaan konstruksi, maka akan banyak berpengaruih
terhadah kwalitas kerja di dalam proyek. Serah terima pekerjaan
Setelah pekerjaan selesai 100%, maka direksi pekerjaan akan
melakukan inspeksi bersama untuk memeriksa kelengkapan pekerjaan.
Dokumen yang merupakan lampiran didalam serah terima ini antara
lain - Berita acara pemeriksaan bersama - As Build drawing - Buku
manual operation/buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan.
J.
BAB IV METODE PELAKSANAAN I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Pendahuluan dimulai dari pembersihan lokasi ,
pemasangan bowplank, pembuatan pagar sementara, pembuatan direksi
keet, gudang dan hal lain yang mendukung pelaksanaan proyek.
Pembangunan Gedung Baru eks KANDEP NAKER Jakarta Utara. Pembangunan
Gedung Baru ini dimulai dari tahap Pekerjaan pondasi sampai dengan
finsing. Pekerjaan Pesiapan segera dilaksanakan setelah Surat
Perintah Kerja dan Surat Penyerahan Lapangan dari Pemberi Tugas
(Balai Latihan Kerja Daerah Jakarta Utara Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta) diberikan kepada
Pemborong/Kontraktor PT. REMA KASIH Jl. Bangunan Cipta Sarana Rt
005 / 005, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta Utara. Sebelum dilakukan pekerjaan persiapan terlebih
dahulu dilakukan survey lapangan, hal ini diperlukan dalam rangka
pemahaman lokasi proyek. Dalam pemahaman lokasi hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain : - Akses keluar / masuk proyek Akses
utama keluar / masuk proyek untuk alat berat dapat menggunakan
jalan raya tugu dan mengarah ke jalan raya cacing, Untuk angkutan
material proyek dapat menggunakan jalan raya tugu menuju jalan raya
cacing atau menuju jalan raya plumpang-semper. - Faktor keamanan
Untuk mengantisipasi gangguan keamanan yang akan menghambat
jalannya proyek maka diperlukan koordinasi dengan pihak kamanan
setempat terutama BABINSA dan Kepolisian. - Koordinasi
lingkungan
Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Baru eks KANDEP
NAKER Jakarta Utara tentunya akan berdampak pada lingkungan sekitar
sehingga diperlukan koordinasi dengan lingkungan sekitar.
Koordinasi lingkungan berupa koordinasi dengan : a. Ketua RW
setempat b. Ketua RT setempat c. Warga yang bersinggungan langsung
dengan proyek Pekerjaan persiapan itu sendiri meliputi antara lain
: A. Pekerjaan Papan Nama Proyek Papan Nama Proyek dibuat dengan
multiplek tebal 6 mm dengan ukuran lebar 240 cm dan tinggi 175 cm.
Papan Nama dipasang pada tiang kaso dengan ketinggian disesuaikan
dengan kondisi lokasi agar mudah dilihat umum. Papan Nama Proyek
ditulis dengan menggunakan huruf cetak denggan tulisan dan garis
berwarna hitam. Petunjuk bentuk Papan Nama Proyek mengenai ukuran,
isi dan warnanya dalam surat Keputusan Gubenur Propinsi DKI Jakarta
Nomor 438/2000 tanggal 9 maret 2000. Papan Nama Proyek dilakukan
pada saat mulai pekerjaan dan di cabut kembali setelah mendapat
persetujuan Pipinan Proyek. B. Pekerjaan Pembersihan Lokasi Jenis
pekerjaan yang termasuk Pekerjaan pembersihan lokasi antara lain :
Penebangan Pohon Pembongkaran Pondasi Gedung Lama Pembuangan Puing
Dalam melaksanakan pekerjaan pembersihan lokasi perlu memperhatikan
beberapa hal : 1. Permasalahan dengan lingkungan - Kebisingan -
Debu - Getaran 2. Peralatan - Excavator / Back hoe ( 1 unit ) -
Elektrik Jack Hammer ( 2 unit ) - Dump Truck ( 4 unit ) - Thermal
Cutting ( 2 unit )
Peralatan berat digunakan dalam proses pembersihan lahan untuk
mengantisipasi jadwal yang ketat, selain itu digunakan Elektrik
hammer jack yaitu alat penghancur beton yang bersifat low noise
untuk mengantisipasi getaran yang timbul akibat pekerjaan.
Mobilisasi alat berat dilakukan pada malam hari untuk menghindari
kemacetan serta masalah lain dengan lingkungan sekitar. 3. Metode
Pelaksanaan. - Pekerjaan Persiapan diawali dengan pembersihan
lokasi, yakni pekerjaan pembuangan/meratakan sisa-sisa bongkaran
material gedung lama / existing, termasuk penebangan pohon. -
Pembongkaran dilaksanakan dengan menggunakan excavator / back hoe.
- Pemotongan beton menggunakan Elektrikal Jack Hammer dan Thermal
cutting untuk memotong besi. - Pembuangan bongkaran dengan
menggunakan Dump Truck, untuk menaikkan puing dibantu dengan
excavator / back hoe. - Dalam pelaksanaan pekerjaan pembersihan
selalu dilakukan penyiraman untuk menghindari debu yang dapat
mengganggu lingkungan sekitar. - start lokasi awal pekerjaan
pembersihan lokasi ditentukan bersama dengan direksi pengawas. -
Durasi pekerjaan 7 hari kalender. - Kemudian dibuang keluar areal
proyek. C. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouplank Pekerjaan
Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank dilakukan setelah pekerjaan
pembersihan lokasi/site selesai. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh 1
orang juru ukur dan 2 pembantu serta beberapa tenaga tukang untuk
pemasangan bouwplank. Pekerjaan pengukuran lokasi ini di lakukan
untuk mentukan letak batas bangunan, penentuan sudut bangunan serta
peil bangunan rencana. Peralatan yang dipergunakan untuk Pengukuran
lapangan/lokasi terlebih dahulu dikalibrasi sehingga dapat diterima
kebenaran dan ketepatannya. Peralatan yang akan digunakan antara
lain sebagai berikut : 1.Theodolith = 1 unit 2.Waterpass = 1
unit
3.Roll meter = 1 unit 4.Baak ukur= 1 unit
5. Martil, patok kayu, benang, dan peralatan lainnya untuk
pemasangan bouwplank Papan Dasar Pelaksanaan ( Bouplank ) dibuat
dari papan tebal 3 cm dengan lebar 20 cm dengan bagian atas diserut
hingga rata yang ditempelkan pada kayu kaso yang tertancap di tanah
dan tidak berubah-ubah. Letak papan dasar pelaksanaan 100 cm dari
sisi luar bangunan rencana. Pada papan pelaksanaan harus terdapat
tanda-tanda yang menyatakan As dan Peil bangunan yang dibuat dengan
cat yang berwarna terang dan tidak hilang. D.Pekerjaan Direksi Keet
dan Kontraktor Keet Pekerjaan Direksi Keet dan Kontraktor Keet di
lokasi/site menggunakan bangunan baru dengan bahan dinding triplek
dan atap seng/asbes beserta fasilitasnya. Pekerjaan ini harus
segera dilakukan karena sangat menunjang dalam pelaksanaan proyek
tersebut. Lokasi pembuatan direksi keet dan gudang bahan haruslah
ditempat yang strategis dan mudah menjangkau/memantau keseluruh
areal proyek, dan tidak mengganggu aktifitas pekerjaan. E.
Pekerjaan Fasilitas Sementara untuk Kontraktor Pekerjaan Fasilitas
Sementara Untuk Kebutuhan Kontraktor dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan adalah sebagai berikut : Pembuatan gudang alat dan
bahan Pembuatan gudang ini berfungsi untuk menyimpan semua alat dan
bahan yang digunakan untuk proyek pembangunan puskesmas agar
terlihat rapih dan tidak mudah hilang. - Pembuatan pagar pengaman
keliling bangunan Pembuatan pagar agar keliling ini berfungsi untuk
mengamankan proyek dan untuk mempermudah melakukan pekerjaan karena
arealnya sudah dibatasi. - Pembuatan los kerja kayu dan besi
Berfungsi untuk mementau pekerjaan/kegiatan tukang kayu dan besi,
dan agar tidak terganggu dengan pekerjaan/kegiatan yang lain. -
Penyediaan listrik, air kerja dan alat pemadam kebakaran
Penyediaan listrik untuk penerangan dan kegiatan di direksi keet
pada malam hari, penyediaan air untuk kelangsungan pekerjaan dan
untuk kebersihan para tukang, sedangkan alat pemadam untuk mencegah
dari bahaya kebakaran. - Mobilisasi peralatan kecil/ringan dan
personil Menyediakan tempat parkir untuk keluar masuk kendaraan
bongkar muat proyek. untuk memperlancar subsidi bahan proyek. -
Penyediaan pos pengamanan Untuk memantau keluar masuk kendaraan dan
juga untuk menjaga keamanan proyek. F. Lift Kerja Lift kerja
digunakan sebagai alat angkut vertikal untuk material dengan bobot
tertentu dari lantai bawah ke lantai diatasnya atau sebaliknya.
Penggunaan lift kerja ini sebagai alat bantu yang mendukung
percepatan pekerjaan, dengan tujuan memenuhi jadwal kerja yang
ketat. Pekerjaan Pemasangan Lift Kerja dikerjakan setelah pekerjaan
pembersihan selesai, pemasangan lift kerja ini membutuhkan tempat
yang rata. Pengopersian lift kerja ini dilakukan oleh operator yang
sudah ahli dibidangnya, karena membutuhkan pengalaman agar tidak
terjadi kesalahan dalam melakukan kegiatan. Untuk keamanan dan
keselamatan kerja ukuran serta bobot material yang akan diangkut
dengan lift kerja harus sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat
.G. Mobile Crane
Untuk mempercepat proses pekerjaan kami menggunakan mobile crane
sebagai alat bantu mobilisasi/melangsir material berat dan besar
agar lebih cepat, terutama pada saat pengerjaan rangka atap.
Pengadaan Mobile crane ini setelah pekerjaan pemancangan pondasi
tiang pancang selesai dilaksanakan. Lokasi penempatan mobile crane
ini disepakati oleh pihak Direksi terkait dan kontraktor pelaksana,
agar memudahkan dalam maneuver serta tidak mengganggu jalannya
pekerjaan.
Mobile crane dijalankan oleh tenaga ahli yang sudah terlatih dan
berpengalaman dalam mengoperasikan mobile crane.
II. PEKERJAAN STRUKTUR Pekerjaan Struktur dimulai dari pekerjaan
pondasi lokasi sampai dengan pekerjaan kolom lantai dan struktur
atas. Pekerjaan Struktur pada bangunan ini terdiri dari pekerjaan :
1. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG A. Mobilisasi dan demobilisasi
alat-alat pancang. - Tiang Pancang dan alat pancang didatangkan
pada malam hari untuk menghindari kemacetan dan permasalahan lain
yang dapat ditimbulkan. - Tiang pancang yang digunakan adalah tiang
pancang mini pile Uk. PCT 32 B Single, dengan mutu beton K 450 atau
K 500, dengan umur minimal 14 hari. - Tiang pancang disimpan diatas
bantalan dan tidak menempel pada tanah, tiang pancang juga harus
dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan balok kayu. - Sebelum
dilakukan pemancangan terlebih dahulu diteliti keadaan tiang dalam
keadaan baik. - Alat pancang yang didatangkan dalam kondisi baik,
hammer yang digunakan adalah K 35 B. Pengukuran/skate out titik
pancang - Kedudukan posisi dari tiap-tiap tiang pancang ditandai
dengan patok bergaris tengah 80 mm dengan panjang 450 mm yang
ditancapkan pada tanah. - Pada bagian atas patok dicat dengan warna
yang menyolok sehingga dapat dilihat dari jauh. C. Pekerjaan
pemancangan. - Sebelum dilakukan pemancangan terlebih dahulu
dilakukan pembuatan perizinan pemancangan agar tidak mengganggu
lingkungan sekitar
- Setelah dilakukan penentuan titik pancang maka dibuat detail
urutan pemancangan, urutan ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam
pelaksanaan pemancangan serta pencatatan. - Pergeseran tiang harus
diatur sedemikian rupa agar tidak merusak tiang. - Posisi tiang
pancang harus menghasilkan pukulan yang tegak lurus terhadap
pancangan sehingga tidak merusak tiang pancang serta menghasilkan
pukulan yang maksimal. - Untuk menentukan pancang yang sebenarnya
dari tiang pancang terlebih dahulu dilakukan pile indikator dengan
titik pancang ditentukan oleh perencana struktur atau pengawas. -
Penyambungan tiang pancang menggunakan las yang dilakukan dengan
sangat teliti dan secermat mungkin sehingga sumbu dari
bagian-bagian tiang yang bersangkutan merpakan satu gari lurus dan
bidang-bidang sambungannya harus bersentuhan satu dengan yang lain.
- Bagian atas dan semua tiang yang berada di bagian atas dari batas
elevasi pemotongan ( setelah pemotongan ) harus dipotong menurut
permukaan yang tetap diatas sisi bawah pile cap dengan besi-besi
tetap diteruskan menurut keperluan yang tertera dalam gambar. -
Sisa pemotongan tiang dikeluarkan atau dihancurkan D. Pemeriksaan
dan Pecatatan Pemancangan - Pada semua tiang dilaksanakan
pencatatan kalendering jumlah penurunan pada 10 pukulan terakhir. -
Besarnya kalender ditentukan 1 cm per 10 pukulan terakhir dengan
menggunakan hammer K 35. E. Pengujian aksial - Pengujian axial
loading test dilakukan pada satu titik tiang terbesar dari semua
titik yang tersebar. - Pengujian aksial harus sesuai dengan ASTM D
114381 - Laporan hasil loading test mencakup hal-hal sebagai
berikut : 1.Nomor referensi tiang pancang 2. Kedalaman Ujung tiang
pancang
3. Nomor referensi pemboran penyelidikan tanah terdekat 4.
Tanggal Pemancangan tiang 5. Kedudukan akhir tiang pancang 6. Data
tentang lapisan pendukung yang dapat diperkirakan 7. Grafik beban /
settlement 8. Grafik beban / waktu 9. Grafik settlement / waktu 2.
PEKERJAAN TANAH Setelah pekerjaan pemancangan selesai, dilanjutkan
dengan pekerjaan tanah, yaitu meliputi :A. Galian Tanah untuk Poor
dan Tie Beam
maka
Galian dilakukan dengan sistem manual oleh sekelompok tenaga
ahli. Kedalaman dan lebar galian untuk poer dan tie beam
menyesuaikan peil dan dimensi poer maupun tie beam dan diberi space
untuk pemasangan bekisting pasangan batu bata. Material hasil
galian tersebut dibuang keluar lokasi pekerjaan agar tidak
mengganggu aktifitas pekerjaan berikutnya B. Urugan Tanah Metode
Pelaksanaan Urugan Tanah Kembali dan Urugan menggunakan tanah bekas
galian atau tanah yang didatangkan kedalam bangunan. Pekerjaan ini
dilaksanakan setelah pekerjaan struktur bawah selesai Pekerjaan
dilaksanakan dengan cara manual oleh sekelompok tenaga gali. Urugan
dilaksanakan dengan cara lapis demi lapis, dengan ketebalan tiap
lapis maksimum 30 Cm dan dilakukan pemadatan juga lapis demi lapis
dengan mesin gilas 1,5 10 ton. C. Pekerjaan Urugan / Lapisan Pasir
Urug Pekerjaan urugan pasir urug dilakukan diatas dasr galian
tanah, dibawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua
struktur beton yang berhubungan dengan tanah seperti tie beam, pile
cap, dan rabbat beton. 3. PEKERJAAN BETON PILE CAP DAN TIE BEAM
Lingkup Pekerjaan :
A. Pekerjaan Bekisting B. Pekerjaan Lantai Kerja C. Pekerjaan
Beton Pile Cap dan Tie Beam Metode Pelaksanaan A. Pekerjaan
Bekisting - Bekisting menggunakan pasangan batu bata - Pekerjaan
bekisting dilaksanakan setelah galian tanah untuk poer dan tie beam
selesai - Pasangan batu bata untuk bekisting dibuat mengikuti
panjang tie beam dengan posis di kanan dan kiri tie beam serta di
sisi luar setiap poer arah tie beam - Ukuran lebar antara bekisting
batu bata harus sesuai dengan rencana, ketinggian batu bata juga
perlu diperhatikan karena akan menjadi patokan dimensi pile cap dan
tie beam. B. Pekerjaan Lantai Kerja - Pekerjaan beton lantai kerja
dilaksanakan setelah pemasangan bekisting selesai - Beton lantai
kerja menggunakan campuran antara 1PC : 2Pasir : 3Split dengan
ketebalan 5 Cm - Material beton dibuat di Site dengan alat
pencampur Concrete Mixer kapasitas 0,75 M3 Permukaan lapisan lantai
kerja dibuat rata / waterpas. C. Pekerjaan Pembesian Pada pekerjaan
pembesian di struktur bawah ini antara lain : - Pembesian pile cap
- Pembesian tie beam - Pembesian kolom Peralatan yang digunakan
dalam pekerjaan pembesian antara lain : - Bar cutter - Gunting besi
- Gegep - Kunci besi sesuai ukuran yang dibutuhkan
Metode Pelaksanaan
- Pekerjaan Pembesian dilaksanakan setelah pekerjaan lantai
kerja selesai. - Pabrikasi pembesian untuk pile cap dan tie beam
dilaksanakan di luar lokasi - Pembesian pile cap dan tie beam di
letakkan pada posisi masing-masing dan diikat dengan kawat beton -
Pembesian pile cap dan tie beam diatas lantai kerja dengan bertumpu
pada beton decking - Pembesian stab kolom dilaksanakan bersamaan
dengan pekerjaan pembesian pile cap dan tie beam agar kolom dapat
tertanam kuat. - Pekerjaan pembesian dikerjakan oleh tukang besi
dengan alat pemotong bar cutter serta alat pembengkok besi. Besi
yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan yang terdapat dalam RKS
dan gambar kerja yang ada dan disetujui pleh direksi / pengawas. D.
Pekerjaan Beton Pile Cap dan Tie Beam Dalam melaksanakan pengecoran
digunakan alat bantu unutuk memastikan bahwa beton yang dihasilkan
baik. alat yang digunakan pada saat pengecoran antara lain : Truck
Mixer Concrete Pump Concrete Vibrator Talang Cor Gerobak Cor Dan
Alat Bantu lainnya Metode Pelaksanaan - Pekerjaan beton pile cap
dan tie beam menggunakan material Beton Ready Mix K-225 - Pekerjaan
ini dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi tiang pancang selesai. -
Sebelum dilaksanakan pengecoran pembesian kolom sudah terpasang
dengan sempurna. - Pengecoran Beton Ready Mix K-225 pada pile cap
dan tie beam dari Truck Mixer ke bidang pengecoran dengan alat
Concrete Pump dan Talang Cor - Selama pengecoran dilakukan
Pemadatan dengan menggunakan concrete vibrator untuk memastikan
beton yang dihasilkan tidak keropos. Penggunaan concrete
vibrator harus diperhatikan jangan sampai ada tempat yang terlewat.
- Setelah dilakukan pengecoran dilakukan perawatan terhadap beton
dengan cara penyiraman agar beton tetap basah selama 14 hari. 4.
PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS Pekerjaan beton struktur atas
dilaksanakan setelah beton pile cap dan tie beam selesai. Pekerjaan
ini dimulai dari plat lantai dasar sampai plat lantai atap.
Pekerjaan beton struktur atas meliputi : A. Beton Kolom B. Beton
Plat dan Balok Lantai Metode Pelaksanaan A. Beton Kolom Pekerjaan
beton kolom dan balok dimulai setelah beton pile cap dan tie beam
selesai. Pekerjaan beton kolom ini diawali dengan pekerjaan
pembesian seperti urutan dibawah. Untuk pekerjaan kolom lantai di
atasnya dilaksanakan setelah pekerjaan beton plat dan balok pada
lantai berikutnya selesai. Urutan pekerjaan beton kolom dan balok
terdiri dari : A.1. Pekerjaan Pembesian - Pada pekerjaan pembesian
beton kolom dan balok , dilaksanakan setelah pekerjaan beton pile
cap atau plat lantai selesai. - Pekerjaan pembesian dikerjakan oleh
tukang besi dengan alat pemotong bar cutter serta alat pembengkok
besi. - Semua pertemuan besi diikat dengan menggunakan kawat ikat
yang dikencangkan dengan menggunakan gegep agar tidak bergeser. -
Besi yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan yang terdapat
dalam RKS dan gambar kerja yang ada dan disetujui pleh direksi /
pengawas. - Setelah pembesian selesai langsung diberi beton decking
agar pada saat ditutup bekisting besi tidak menempel pada bekisting
sehingga dapat mengakibatkan besi tidak terbungkus beton.
-
Untuk kebutuhan Pembesian lantai II dan seterusnya dapat
menggunakan alat angkut mobile crane dan lift kerja. Pekerjaan
Bekisting Material bekisting yang digunakan adalah multipleks 12 mm
dengan rangka kayu 5/7 dijepit / dikunci dengan tie rod dan di
tahan dengan menggunakan pipa support. Ukuran bekisting disesuaikan
dengan dimensi kolom yang akan dibuat. Sebelum ditutup bekisting
pastikan besi terlebih dahulu diberi beton decking untuk memastikan
besi berada dalam beton. Bekisting ini dipergunakan untuk pembuatan
kolom agar hasil/bentuk dan dalam pengecoran kolom sesuai rencana.
Sebelum dilakukan pengecoran bekisting harus dibersihkan dan
dipastikan bahwa bekisting mampu menahan beban beton. Untuk
kebutuhan lantai II dan seterusnya dapat menggunakan alat angkut
mobile crane dan lift kerja.
A.2.-
-
-
-
-
A.3. Pekerjaan Pengecoran Kolom - Sebelum dilakukan pengecoran
pada permukaan sambungan beton diberi bonding agent agar beton
sambungan dapat merekat sempurna. - Pekerjaan pengecoran beton
kolom dan digunakan alat Concrete Pump, sedangkan untuk lokasi yang
tidak terjangkau concrete pump digunakan alat konvensional (memakai
ember dan gerobak cor). - Material untuk pengecoran kolom
menggunakan Beton Ready Mix dengan mutu K-225. - Beton Ready Mix
tersebut disuplai dari Batching Plant menggunakan Truck Mixer
kapasitas 6 m3. - Sebagai alat penggetar/pemadat beton menggunakan
alat Concrete Vibrator Diameter 38 mm dan Eksternal Vibrator. -
Setelah dilakukan pengecoran dilakukan perawatan terhadap beton
dengan cara penyiraman agar beton tetap basah selama 14 hari. B.
Beton Plat dan Balok
Pekerjaan beton plat dan balok dilaksanakan setelah pekerjaan
beton kolom. Pekerjaan ini dimulai dengan perancah plat dan balok,
untuk itu digunakan betty scaffolding dan pipa support, kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan pembesian dan terakhir dilakukan
pengecoran beton lantai dengan tebal 12 cm. Pelaksanaan pekerjaan
beton plat dan balok terdiri dari : 1. Pekerjaan Bekisting 2.
Pekerjaan Pembesian 3. Pekerjaan Pengecoran Metode Pelaksanaan B.1.
Pekerjaan Bekisting Pekerjaan bekisting plat dan balok ini diawali
dengan pemasangan perancah/betty scaffolding, dimana pelaksanaannya
bersamaan dengan pekerjaan beton kolom. Bekisting plat dan balok
dengan konstruksi panel menggunakan bahan multipleks 12 mm berikut
kelengkapannya dan kayu balok ukuran 5/7 dan 6/12 cm, sedangkan
perancah bekisting menggunakan betty scaffolding dan pipa support.
Untuk kebutuhan bahan/bigisting lantai II dan seterusnya
menggunakan mobile crane dan lift kerja yang telah disediakan.
Bekisting dapat dibuka setelah beton berumur 14 hari.
B.2. Pekerjaan Pembesian Pada pekerjaan pembesian beton plat dan
balok lantai, pelaksanaannya setelah pekerjaan bekisting plat dan
balok lantai selesai. Pekerjaan pembesian ini dilaksanakan oleh
sekelompok tenaga tukang besi dengan menggunakan alat pemotong bar
cutter dan alat pembengkok besi. Semua pertemuan besi diikat dengan
menggunakan kawat ikat yang dikencangkan dengan menggunakan gegep
agar tidak bergeser
Letak sambungan besi bersilangan dan tidak sejajar. Agar besi
tertutup beton pada saat pengecoran maka besi diberi beton decking,
terutama pada daerah dimana besi menempel pada bekisting. Pada
posisi pembesian plat rangkap diantara lapisan atas dan bawah
diberi ganjal yang dibuat dari besi yang biasa disebut cakar ayam.
Besi yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan yang terdapat
dalam RKS dan gambar kerja yang ada dan disetujui pleh direksi /
pengawas. Pemasangan pembesian sesuai dengan gambar kerja yang ada.
Sedangkan untuk kebutuhan lantai II dan seterusnya dapat
menggunakan alat angkut mobile crane dan lift kerja. B.3. Pekerjaan
Pengecoran Plat dan Balok Material beton yang digunakan adalah
Beton Ready Mix mutu K-225 yang disuplai dari Batching Plant dengan
alat angkut Truck Mixer kapasitas 6 m3. Sebelum dilakukan
pengecoran pada bagian sambungan beton diberi bonding agent agar
beton dapat merekat dengan kuat. Pada saat pengecoran plat harus
tetap memperhatikan posisi dari besi plat, di jaga agar tetap tidak
bergeser. Pekerjaan pengecoran beton plat dan balok lantai
dilaksanakan oleh tenaga-tenaga kerja yang ahli dibidangnya, dan
juga harus dipersiapkan alatalat Bantu seperti berikut: Concrete
Pump, Concrete Vibrator, Talang Cor, dan Alat Bantu lainnya, agar
hasil pengecoran maksimal dan mutu beton tetap terjaga. Setelah
dilakukan pengecoran dilakukan perawatan terhadap beton dengan cara
penyiraman agar beton tetap basah selama 14 hari.
5. PEKERJAAN ATAP A. PEKERJAAN KONTRUKSI BAJA Pekerjaan kap atap
menggunakan rangka baja dengan bahan H. Beam (200.200.8.12), I WF (
150.75.5.7), I WF ( 200.100.5,5.8), Plat Pengaku Rangka Kuda - Kuda
T=8 mm, Gording Slip "C" (150.50.20.2,3), Ikat Angin Besi 12 mm +
srektangh A.1. Pabrikasi - Pabrikasi dilaksanakan di workshop yang
diawasi oleh pengawas. Sebelum pabrikasi terlebih dahulu dibuat
gambar kerja ( shop drawing ) yang disetujui oleh direksi. - Semua
elemen yang dipabrikasi sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
direncanakan tanpa menimbulkan distorsi atau keruskan lainnya
dengan memperhatikan persyaratan untuk handling sambungan di
lapangan. - Pemotongan baja dilakukan dengan rapi menggunakan alat
potong (blender) atau gergaji besi ( tidak menggunakan mesin las ).
- Semua elemen konstruksi baja yang selesai dipabrikasi diberi kode
sesuai dengan bagian masing-masing. - Plat sambungan dan bagian
elemen lain yang diperlukan untuk penyambungan di lapangan
dipersiapkan terlebih dahulu agar memudahkan dilapangan. A.2.
Penyetelan Lapangan ( Erection ) - Erection di lakukan dengan
menggunakan alat bantu mobile crane untuk lebih memudahkan dan
mempercepat proses kerja. - Sebelum dilakukan Erection terlebih
dahulu dibuat erection schedule agar lebih mudah dipahami daerah
mana yang akan dilakukan erection. - Erection dilakukan sesuai
dengan gambar kerja. A.3. Pengelasan - Pengelasan dilakukan dengan
bahan dan alat yang disyaratkan dalam RKS dan gambar kerja. Bidang
atau bagian yang akan yang las harus didekatkan sedekat
mungkin dan harus dibersihkan dari kotoran dan debu serta air. -
Dalam assembling dan penyambungan bagian yang di las harus urutan
sehingga dapat dihindari semaksimal mungkin distorsi dari
bagian-bagian yang di las. - Type, tebal, panjang dan lokasi
pengelasan harus mengikuti gambar rencana. A.4. Baut Pengikat -
Baut yang digunakan disesuaikan dengan persyaratan yang terdapat
dalam RKS. Mutu baut angkur adalah ST 37 ( fy = 240 Mpa ). - Baut
dilengkapi dengan 2 ring yang diletakkan 1 buah pada masing-masing
sisi plat. - Mutu plat ring sesuai dengan mutu baut. Lubang baut
menggunakan bor ( tidak menggunakan ring ). - Jumlah baut yang
digunakan sesuai dengan gambar kerja. - Untuk setiap baut terpasang
yang dikencangkan harus diberi tanda untuk menghindari adanya baut
yang longgar. A.5. Pengecatan - Sebelum dilakukan pengecatan
dilakukan pembersihan terlebih dahulu pada permukaan baja dengan
mekanikal wire brush. - Setelah permukaan bersih dilakukan
pengecatan dengan menggunakan cat dasar zincromate. - Setelah
selesai dilakukan pengecatan cat dasar barulah dilakukan pengecatan
finish dengan menggunakan cat Marine 084-2543. - Pengecatan primer
maupun finish harus dilakukan dengan menggunakan spray gun. B.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP Setelah atap rangka baja selesai berikutnya
langsung dikerjakan pekerjaan penutup atap. Penutup atap terbuat
dari bahan spandek sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam RKS
dengan nok / bubungan terbuat dari bahan yang sama. Bentuk dan
ukuran genteng dan nok harus mendapat persetujuan dari Direksi
pengawas. Untuk meredam panas selain menggunakan spandek tahan
panas atap juga dilapisi dengan glass wool yang dibungkus
dengan bahan allumunium foil dan dilapisi dengan roof mesh,
sehingga menghasilkan susunan sebagai berikut : Spandek allumunium
foil glass wool allumunium foil roof mesh Pemasangan ini dilakukan
oleh tenaga ahli yang berpengalaman agar dalam pemasangan
allumunium foil dan glass wool tidak terjadi kerusakan. III.
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan Arsitektur dimulai dari pemasangan batu bata pada
daerah lantai dasar setelah pekerjaan bekisting plat dan balok
lantai dibongkar. A. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA Pekerjaan
pasangan dinding batu bata pada dinding kedap air di kamar mandi
dan toilet menggunakan campuran spesi 1: 2 dan untuk lokasi dinding
yang tidak kedap air digunakan campuran spesi 1: 4 Metode
Pelaksanaan Pekerjaan pasangan dinding batu bata dilaksanakan
setelah bongkaran bekisting lantai satu selesai. Pekerjaan ini
dilaksanakan oleh sekelompok tenaga tukang batu dan dibantu
beberapa tenaga kenek, dimana komposisinya adalah untuk setiap
tukang batu akan dibantu tenaga kenek 2 orang. Urutan
Pelaksanaannya - Pasang profil di ujung lokasi secara tegak lurus -
Penentuan peil dan sipatan pada profil - Membuat tarikan benang
secara horizontal dengan kencang pada setiap pemasangan lapis batu
bata - Speci adukan diratakan untuk 1 buah batu bata dengan tebal
1,5 s/d 2 cm. - Pasang batu bata di atasnya sambil digeser dan
ditekan ujungnya hingga mengisi speci vertical - Membersihkan
kelebihan speci yang menempel pada dinding batu bata - Membasahi
pasangan dinding batu bata agar tetap lembab selama 1 minggu B.
PEKERJAAN PLESTERAN
Pekerjaan Plesteran pada dinding kedap air di kamar mandi.,
toilet menggunakan speci 1 pc : 2 ps dan untuk pekerjaan plesteran
yang tidak kedap air menggunakan campuran speci 1 pc : 4 ps Metode
Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran dilaksanakan setelah pekerjaan
pasangan dinding batu bata selesai, pekerjaan ini dilaksanakan oleh
tukang batu dan pekerja pembantu (kenek), dimana komposisi untuk
setiap tukang batu dibantu 2 pekerja kenek. Urutan Pelaksanaan
Membasahi pasangan dinding batu bata yang akan dipleseter dengan
air Membuat caplaan, ukurannya 5X5 cm untuk dasar pembuatan
kepalaan dengan ketebalan sesuai dengan RKS. Jarak antar caplaan
adalah 1-2 m. Jarak caplaan diambil dari ujung tembok 30 cm. Tutup
/ lapisi caplaan dengan potongan triplek Setelah caplaan kering,
buat kepalaan arah vertikal Pelaksanaan plesteran braben setelah
kepalaan kering 1. Untuk ketebalan plesteran 1-2 cm dapat diplester
langsung, jika lebih dari 2 cm diplester lapis demi lapis yang
sifatnya kasar, tebal lapisan maximum 1,5 cm 2. Plesteran lebih
dari 3 cm harus ditambah kawat ayam agar tidak retak 3. Beraben di
antara kepalaan harus diratakan dengan roskam dan kertas semen
Pengacian permukaan dinding batu bata setelah plesteran beraben
kering dalam waktu 23 hari agar penyusutannya merata Menghaluskan
acian dengan roskam besi dan kertas semen.-
C.
PEKERJAAN KUSEN PINTU KAYU DAN ALLUMUNIUM Lingkup Pekerjaan
Kusen Pintu Kayu dan Alumunium pada pekerjaan ini untuk seluruh
ruangan di setiap lantai. Metode Pelaksanaan Pelaksanaan Pekerjaan
Pemasangan Kusen pintu kayu dan Allumunium dikerjakan setelah
pekerjaan pasangan batu bata, plesteran dan aciannya selesai. Untuk
pemasangan daun pintu dan jendela menunggu pelaksanaan finishing
lantai dan plafond selesai. Urutan Pekerjaan Pasang kusen pintu
kayu dan allumunium pada lokasi yang telah ditentukan, dimana
lubang dinding untuk kusen dengan ukuran kusen selisih 1cm Pasang
kusen pada lubang dinding yang sudah disiapkan dengan bantuan
baji/karet untuk menyetel kelurusan kusen pada dinding. - Untuk
Kusen kayu pada bagian yang terpasang dengan tembok di beri angkur
paku atau besi agar Kusen dapat menempel baik dengan tembok. -
Untuk Kusen allumunium buat lubang skrup pada dinding melalui
lubang kusen dengan bor, kemudian masukkan fisher ke dalam lubang
dan kencangkan. - Apabila ada cela disekitar kusen allumunium ada
sedikit celah, maka harus ditambal dengan sealant. - Setelah Kusen
terpasang dengan baik, segera bersihkan Kusen dari sisa adukan yang
menempel agar tidak mengeras dan sulit dibersihkan. - Untuk
menghindari cacat pada profil-profil allumunium yang telah
terpasang, maka harus diberi pelindung dengan minyak atau
isolasi/plastic. - Pemasangan daun pintu / jendela apabila kondisi
finishing sudah mencapai 90 %. - Pemasangan kaca mati pada Kusen
allumunium dilengkapi dengan karet kaca, jika masih diperlukan
boleh ditambahkan dengan sealant agar kaca melekat sempurna. -
Untuk Kusen dan daun pintu kayu, setelah semua bersih dempul area
yang kurang rata dan kurang rapi, kemudian amplas.-
- Kemudian diberi cat dasar dengan menggunakan spray gun agar
hasilnya baik. Setelah selesai dempul bagian yang masih terlihat
kurang rata, kemudian amplas kembali dan bersihkan dari debu. -
Setelah bidang Kusen dan daun pintu kayu terlihat rata dan bersih
lakukan pengecatan warna dengan cat duco yang sudah disetujui oleh
Direksi. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan Spray Gun dan
kompresor untuk mendapatkan hasil yang maksimal. - Ulangi pemberian
warna sampai warna terlihat sudah merata.
D.
PEKERJAAN PLAFOND GRIND CEILING / GYPSUM TILE
Pekerjaan Plafond Grind ceiling / Gypsum tile dilaksanakan pada
lokasi yang ditunjukkaan pada gambar. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Plafond Grind ceiling / Gypsum tile dikerjakan setelah bekisting
plat dan balok dibongkar, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan
kait pada langit-langit beton dan diteruskan dengan pemasangan
rangka plafond. Urutan Pelaksanaan - Membuat tanda garis sipatan as
sumbu ruangan dan elevasi plafond pada dinding - Mengukur serta
menandai posisi letak titik paku kait pada langit-langit - Memasang
paku kait dengan alat tembak ( Gun Ramset ) - Memasang benang tepi
(steel hollow) sebagai list tepi tepat pada sipatan - Memasang
benang untuk pedoman kelurusan dan ketinggian rangka utama pada as
rangka - Memasang Rod / penggantung pada paku kait - Memasang
rangka utama ( Main Tbar ) dengan mengaitkan klem penggantung pada
rangka utama dengan rod
Memasang rangka pembagi ( Cross Hbar ) dengan Klem Hollow -
Memasang lembar acoustic/gypsum board dengan sekrup dan mesin bor,
setiap sambungan harus tepat ditengah as rangka plafond - Mengecek
kedataran permukaan plafond dengan jidar allumunium - Menutup
sambungan antar panel gypsum dengan paper tape dan compound-
E.
PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING Pekerjaan pasangan lantai
keramik dilaksanakan hampir seluruh lantai bangunan dan bagian lain
sesuai ditunjukkan dalam gambar. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
lantai keramik dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan dinding bata
dan plesteran dinding bata selesai, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kotoran pada lantai keramik.Pekerjaan pemasangan lantai
keraik dikerjakan oleh Tukang Keramik Khusus sehingga hasil
pekerjaan akan baik. Urutan Pelaksanaan : - Membuat shop drawing
untuk pemasangan kepalaan keramik. - Sortir ukuran keramik dan
keseragaman warna serta cacatcacat yang ada dengan cara menempatkan
keramik ke dalam bok ukuran yang dibuat dari bahan kayu. - Membuat
marking keramik sesuai dengan posisi pemasangan pada shop drawing.
- Menentukan peil dari lantai untuk seluruh kesatuan ruangan dengan
benang. - Membuat kepalaan pemasangan keramik sesuai benang yang
telah dipasang. - Pasang keramik dengan mengatur : 1. Kelurusan
pertemuan antar keramik. 2. Kepadatan adukan spesi. 3. Kerataan
bidang dengan waterpass. Buat pembatas atau penghalang agar keramik
tidak dilewati oleh orang umum minimal 24 jam Segera dilakukan
pengisian naad dengan menggunakan bahan cor naad setelah
kedudukan
keramik telah kuat (spesi telah mengering) agar naad tidak
terisi oleh material asing. Bersihkan permukaan dengan menggunakan
spon. Poles permukaan keramik dengan bahan pembersih supaya
permukaan dapat mengkilap dengan cara menggosok permukaan keramik.
F. PEKERJAAN RAILLING TANGGA Pekerjaan railing tangga dikerjakan
setelah pekerjaan tangga dan pemasangan kramik lantai selesai, hal
ini dimaksud agar pekergaan railing tangga tidak mengganggu
pekerjaan pemasangan kramik lantai. Urutan Pelaksanaannya : 1.
Mengukur lokasi dan matrial yang akan digunakan. 2. Bahan yang
digunakan pipa GIP. 3 3. Pengeboran untuk memasukkan dinabold ke
dalam lantai sebagai pegangan atau dasar tiang railling tangga. 4.
Pemasangan tiang dengan cara menempelkan Dudukan tiang dengan
dinabold yang sudah terpasang di lantai dan kemudian dilakukan
dengan pemasangan yang lain, dengan cara dilas agar terlihat kokoh.
5. Bekas pengelasan digrinda dan diperhalus dengan cara diamplas.
Pengamplasan diteruskan pada bagian yang terlihat hitam bekas
lasan. 6. Setelah semua bersih dempul area yang kurang rata dan
kurang rapi, kemudian amplas kembali. 7. Kemudian railliang diberi
cat dasar dengan menggunakan spray gun agar hasilnya baik. Setelah
selesai dempul bagian yang masih terlihat kurang rata, kemudian
amplas kembali dan bersihkan dari debu. 8. Setelah bidang railling
terlihat rata dan bersih lakukan pengecatan warna dengan cat duco
yang sudah disetujui oleh Direksi. Pengecatan dilakukan dengan
menggunakan Spray Gun dan kompresor untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. 9. Ulangi pemberian warna sampai warna terlihat sudah
merata.
G. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING DAN BETON EKSPOSE Pekerjaan
pengecatan untuk dinding dan beton ekspose dilakukan setelah acian
sudah benar-benar kering dan kondisi lapangan sudah bersih sehingga
hasil pengecatan dapat dipastikan tidak mengalami gangguan atau
kotor kembali. Urutan Pelaksanaan Amplas terlebih dahulu permukaan
dinding yang akan di cat kemudian bersihkan. Setelah halus diberi
alkali resisting primer dan pada permukaan yang kurang rata diberi
plamur. Kemudian amplas dinding sampai halus lalu bersihkan dari
sisa debu amplasan. Setelah dinding siap dicat dengan menggunakan
roller, pada bagian tepi yang tidak terjangkau roller gunakan kuas.
Ulangi pengecatan sampai warna merata. IV. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN
ELEKTRIKAL
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal dimulai dari pemasangan pipa
untuk jalur kabel dan pemasangan instalasi plambing, pekerjaan ini
dimulai dari lantai dasar hingga lantai atas. Pekerjaan Mekanikal
dan Elektrikal pada bangunan ini terdiri dari pekerjaan : A.
PEKERJAAN MEKANIKAL 1. Pekerjaan Plumbing Pekerjaan plumbing
meliputi system air bersih dan system air kotor. a. System Air
Bersih Sumber asal air adalah dari PDAM DKI dan dari sumur dangkal
sebagai sumber air cadangan. Air dari PDAM atau air dari sumur yang
dilengkapi dengan Jet Pump ditampung di dalam Ground Reservoir.
Dari ground reservoir air dengan bantuan pompa transfer dipompakan
ke reservoir atas yang berada di atap gedung. Distribusi air ke
setiap lantai dengan cara grafitasi.
a.1. Pemasangan system air Bersih Pipa dari material Galvanis
Medium klas disambungkan langsung pada jaringan PDAM terdekat.
Pemasangan pipa dilaksanakan dengan system tertanam pada kedalaman
sekitar 80 cm sampai 100 cm dari permukaan tanah. Pada bagian
perubahan arah dari aliran, misalnya elbow ataupun Tee, dilengkapi
dengan trust blok dari material beton untuk menahan agar pipa tidak
bergeser. Pipa bagian dalam gedung menggunakan pipa PVC kelas AW
sesuai dengan RKS. Pemasangan pipa didalam gedung untuk pemasangan
horizontal, dilengkapi dengan hanger dan support. Hanger atau
support dipasang pada jarak yang cukup setiap jarak sekitar 2 meter
atau kurang dari 2 meter, tergantung keperluan. Untuk pipa tegak
yang menuju fixture harus ditanam didalam tembok, sehingga tidak
terlihat dari luar. a.2. Pengetesan system air bersih Sebelum
dilaksanakan pengetesan maka pipa harus terbebas dari kotoran
kotoran dengan jalan melakukan plassing.Setelah selesai plassing
maka pipa diisi air sampai penuh dan selanjutnya diberikan tekanan
15 kg/cm2 ( sesuai dengan RKS ) selama 24 jam, atau sesuai dengan
arahan direksi / pengawas pekerjaan.Apabila dalam waktu 24 jam
tekanan air tidak mengalami perubahan maka instalasi sudah dapat
diterima. Untuk pengetesan pompa pompa dilaksanakan dengan mengukur
head pompa berdasarakan pressure gauge yang ada pada instalasi
pompa.Untuk mengetahui arus yang listrik yang mengalir pada saat
pompa bekerja, maka dilakukan pengukuran dengan ampere meter.
Ketidak sesuaian ampere yang terjadi dengan yang tertera pada
brosure ataupan name plate, menunjukkan kerja pompa tidak normal,
sehingga perlu diperiksa karakteristik pompa . b. System Air Kotor
System air kotor didalam gedung ini memakai system pipa air tegak
dan pipa mendatar. Air kotor dari setiap lantai dalirkan ke pipa
tegak . Melalui pipa tegak air kotor dialirkan ke
pengolahan akhir berupa Survase Treatment Plant. Limbah berupa
air kotor yang tebal di olah di dalam STP dapat dialirkan ke
saluran kota. b.1. Pemasangan system air kotor Pipa air kotor yang
dipasang horizontal diberikan kemiringan yang cukup yaitu 1% untuk
pipa dengan dia 4 inch atau kurang, dan 0,5 % untuk pipa dengan dia
lebih dari 4 inch. Tidak diperkenankan melakukan penyambungan pipa
dengan cara menbakar. Pipa yang dipasang menggantung di dalam plat
lantai harus dilengkapi dengan hanger yang cukup, agar tidak
terjadi defleksi. Pemasangan pipa tegak harus dilengkapi dengan
klem yang cukup agar tidak terjadi goyangan saat adanya aliran air
kotor. b.2. Pengetesan pipa air kotor. Pengetesan pipa air kotor
terhadap kebocoran dilaksanakan dengan memberikan tekanan static
sebesar 3 meter tekanan air, atau 0.3 bar. Test dilaksanakan dengan
cara menutup bagian bagian saluran pipa sedemikian sehingga pipa
dapat diisi dengan air dari arah bagian atas. Testing dilaksanakan
dalam waktu sekitar 2 x 24 jam, dan system dapat dianggap baik/bisa
diterima apabila tidak terjadi penurunan permukaan air selama
berlangsungnya testing.
c.
System Air Hujan System air hujan didalam gedung ini memakai
system pipa air tegak dan pipa mendatar. Air kotor dari setiap
lantai dalirkan ke pipa tegak . Melalui pipa tegak air hujan
dialirkan ke sumur resapan dan kemudian dialirkan ke saluran kota.
b.1. Pemasangan system air hujan Semua pipa yang terpasang
menggunakan pipa PVC kelas AW. Pipa air hujan yang dipasang
horizontal diberikan kemiringan yang cukup yaitu 1% untuk pipa
dengan dia 4
inch atau kurang, dan 0,5 % untuk pipa dengan dia lebih dari 4
inch. Pipa yang dipasang menggantung di dalam plat lantai harus
dilengkapi dengan hanger yang cukup, agar tidak terjadi defleksi.
Pemasangan pipa tegak harus dilengkapi dengan klem yang cukup agar
tidak terjadi goyangan saat adanya aliran air kotor. Pipa yang
dipasang di dalam kolom dipasang bersamasama dengan pengecoran yang
pelaksanaanya disaksikan dan disetujui oleh direksi. 2. Pekerjaan
Sistem Tata Udara Termasuk didalam lingkup pekerjaan tata udara ini
adalah : a. Pemasangan AC - Sistem air conditioning yang terdiri
dari out door unit dan in door unit - Pemipaan Refrigerant dari out
door unit ke in door unit - Pemipaan drain dari in door unit sampai
ke system drain gedung. b. Pemasangan Exhouse Fan c. Pemasangan
Ceiling Fan a. Pemasangan Air Conditioning a.1. Pemasangan system
Air Conditioning. - Jalur pemipaan pipa refrigerant diusahakan
sedekat mungkin untuk menghin dari adanya penurunan kapasitas
akibat jarak yang terlalu jauh. - Pipa drain pada bagian yang
mendatar dilengkapi dengan isolasi yang cukup untuk menghindari
terjadinya kondensasi. - Pemasangan Condensing unit haruslah pada
ruang yang bebas, untuk mencegah terjadinya over heat pada sisi
condenser. a.2. Pengetesan system Air Conditioning - System di test
dengan mengoperasikan unit secara terus menerus selama 24 jam.
Apabila suhu ruangan sudah mencapai sekitar 24 derajat celcius,
maka system sudah dapat beroperasi dengan baik. - Disamping
temperatur ruangan, maka kebocoran pada pipa drain dan kondensasi
yang terjadi juga perlu diperiksa.
b. Pemasangan Exhouse Fan Pembuatan lubang untuk exhouse fan
harus tepat dan sesuai dengan ukuran exhouse fan yag akan dipasang,
sehingga exhouse fan terlihat rapi. Pemasangan alat kontrol on/off
sesuai dengan intruksi pabrik dan dalam pemasanganya disetujui oleh
pemberi tugas. c. Pemasangan Ceiling Fan Pada prinsipnya pemasangan
ceiling fan sama dengan exhouse fan hanya perletakanya saja yang
berbeda. d. Pekerjaan Pemadam Kebakaran. Pekerjaan pemadam
kebakaran pada menggunakan portable Fire Extinguiser. proyek
ini
Pemasangan Pemadam Kebakaran. - Pemasangan fire extinguisher
dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan sesuai dengan gambar
kerja yang ada. Fire extinguisher Co2 Kap. 5 kg ditempel di dinding
dengan alat penggantung yang tersedia. Untuk fire extinguisher Co2
Kap. 25 kg ( trolly ) ditempatkan di lantai sesuai dengan posisi
yang ditentukan. B. PEKERJAAN ELEKTRIKAL Pekerjaan Elektrikal
terdiri dari : a. Pekerjaan kelistrikan yang meliputi : - Supply
daya listrik dari PLN sampai ke panel MDB - Distribusi daya listrik
dari MDB sampai ke panel Distribusi pada setiap lantai ( P.Lantai
), atau ke setiap unit Panel. - Pentanahan ( grounding ). -
Instalasi daya untuk setiap lantai dan beberapa lokasi yang
memerlukan. - Instalasi penerangan termasuk armature dan saklar.
a.1. Pemasangan system kelistrikan - Pekerjaan panel dilaksanankan
didalam work shop, berdasarkan pada gambar shop drawing
yang telah disetujui oleh Direksi/pengawas pekerjaan. - Kabel
toevor dari jenis NYY masuk ke site dalam kondisi baru, dipotong
berdasarkan ukuran yang telah disesuaikan dengan kondisi lapangan.
- Pemasangan kabel toevor melalui rak kabel, dengan ukuran sesuai
dengan kebutuhan/jumlah kabel yang dipasang pada rak kabel
tersebut. - Terminasi dilakukan setelah panel distribusi
ditempatkan pada posisi yang tepat. - Instalasi lampu maupun stop
kontak merupakan instalasi inbow yang tertanam dalam dinding,
sedemikian rupa sehingga rapi. - Instalasi didalam plafond
merupakan instalasi didalam conduit, dari material PVC. a.2.
Pengetesan system kelistrikan. - Sebelum dilaksanakan pembebanan
maka dilakukan merger test dengan disaksikan oleh Direksi/pengawas
pekerjaan. - Pentanahan/grounding harus di test sampai mencapai
nilai tahanan sekitar 0,1 ohm. - Apabila semua pengetesan merger
dan grounding mendapatkan hasil sesuai dengan yang disyaratkan dan
telah diterima dan disetujui oleh Direksi/pengawas, maka system
sudah dapat dibebani dengan daya listrik dari PLN. Pengetesan
genset dilaksanakan dengan jalan membebani sampai dengan 100 persen
.
b.
Pekerjaan Instalasi Telephone. Pekerjaan instalasi telephone
terdiri dari : - Instalasi telephone dari PT Telkom sampai dengan
PABX - Instalasi dari PABX sampai dengan out let telephone dinding
- Pengadaan dan pemasangan PABX beserta accesoriesnya - Pengadaan
dan pemasangan pesawat telephone. b.1. Pemasangan system
telephone
- Line telephone dari box telephone PT.Telkom disambungkan ke
pesawat PABX dengan mempergunakan kabel PVC di dalam conduit. -
Dari PABX selanjutnya dengan melalui terminal/MDF distribusi
jaringan ke setiap lantai dan unit telephone, mempergunakan kabel
PVC . - Pemasangan kabel dapat dilakukan didalam conduit dengan di
klem pada plat lantai beton. - Untuk menghindari kemungkinan
gangguan karena pengaruh petir, maka system PABX ini dipasangka
areister tersendiri. b.2. Pengetesan system telephone. - Pengetesan
terhadap areister dengan standard tahanan lebih kecil dari 0.1 ohm.
- Untuk memeriksa sambungan sudah berfungsi dapat dilakukan
pengetesan dengan Amper meter.Atau dapat dilaksanakan pengetesan
langsung dengan pesawat telephone. - Seluruh pengetesan disaksikan
oleh Direksi/pengawas pekerjaan, dengan disertai berita acara
pemeriksaan.
Jakarta, 21 Agustus 2008 PT. REMA KASIH
IVO NORITA Direktur