Top Banner
MENGKAITKAN KASUS DENGAN METODE CARL DAN DIAGRAM FORCE FIELD ANALYSIS MK Isu Terkini Manajemen Kesehatan Kelompok 6 / Kelas D 2013 Hari Kamis (pukul 09.30-12.00) Nurafian Majid Pranomo 25010113140241 Nafizta Rizcarachmakurnia 25010113130292 Destyana Ayu Wulandari 25010113140293 Novita Ayu Ningrum 25010113140294 Nurul Anggraeni 25010113140295 Dian Indriyani 25010113140296 Ghina Anisah 25010113140297 Vrishelli Setiadi Putri 25010113130298 I’ik Santi Komala 25010113140299 Pitoyo Mumpuni 25010115183026 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG SEPTEMBER 2015
19

Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

May 14, 2023

Download

Documents

Irdha Diah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

MENGKAITKAN KASUS DENGAN METODE

CARL DAN DIAGRAM FORCE FIELD ANALYSIS

MK Isu Terkini Manajemen Kesehatan

Kelompok 6 / Kelas D 2013

Hari Kamis (pukul 09.30-12.00)

Nurafian Majid Pranomo 25010113140241

Nafizta Rizcarachmakurnia 25010113130292

Destyana Ayu Wulandari 25010113140293

Novita Ayu Ningrum 25010113140294

Nurul Anggraeni 25010113140295

Dian Indriyani 25010113140296

Ghina Anisah 25010113140297

Vrishelli Setiadi Putri 25010113130298

I’ik Santi Komala 25010113140299

Pitoyo Mumpuni 25010115183026

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

SEPTEMBER 2015

Page 2: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

KASUS :

Angka Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi

JAWA BARAT

18 Maret, 2015 - 17:02

CIANJUR, (PRLM).- Kematian ibu dan bayi saat melahirkan dan

pascamelahirkan di Kabupaten Cianjur terbilang masih tinggi. Hal ini membuat

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur bekerja ekstra untuk menekan

tingginya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB). Berbagai

programpun dilaksanakan agar AKI/AKB bisa menurun.

Berdasarkan data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, pada

tahun 2014 setidaknya terdapat 49 ibu meninggal dunia akibat melahirkan.

Sedangkan untuk kematian bayi meninggal setelah dilahirkan mencapai 173.

Kondisi ini masih menempatkan Cianjur menjadi urutan kelima dari bawah dari

jumlah kabupaten/kota di Jawa Barat.

"Memang masih terbilang tinggi AKI maupun AKB di Cianjur. Kita terus

berupaya menekan AKI dan AKB dengan berbagai program. Kita juga terus

melakukan sosialisasi kepada masyarakat," kata Sekretaris Dinas Kesehatan

(Dinkes) Kabupaten Cianjur melalui Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Ibu dan Anak

Bidang Kesejahteraan Keluarga Teni Hernawati, Rabu (18/3/2015).

Hingga pertengahan Maret 2015, setidaknya telah ditemukan 13 kasus AKI di

Cianjur. "Lagi kita soroti kematian ibu, ditingkat provinsi kita mulai menurun

meski masih tinggi. Kalau kematian bayi masih masuk ranking 10 di tingkat

provinsi," jelasnya.

Dikatakan Teni, sejumlah faktor penyebab tingginya AKI/AKB ada yang

secara langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung pada kasus freeklamsi

ditandai dengan darah tinggi, protein urin prositif, uedema atau bengkak di kaki

kanan dan muka.

Untuk bayi, berat badan lahir rendah, tidak sesuai dengan kehamilannya.

Aspiksia atau sesak nafas saat baru lahir. "Aspiksia ini yang paling banyak

menjadi penyebab langsung meninggalnya bayi saat dilahirkan," tegasnya.

Page 3: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

Sementara penyebab tidak langsung terjadinya AKI/AKB menurut Teni,

akibat 3 terlambat dan 4 terlalu. "Terlambat memutuskan artinya keluarga tidak

segera memutuskan mendapatkan penanganan. Ini faktor budaya. Terlambat

merujuk trasportasi, biasanya yang menjadi penyebab dan terlambat mendapat

pertolongan, artinya sudah parah saat ke rumah sakit," kata Teni.

Sedangkan 4 terlalu lanjut Teni adalah terlalu muda melahirkan dibawah

20 tahun, terlalu tua diatas 35 tahun, terlalu banyak lebih dari 4 anak, terlalu dekat

jaraknya. "Ini yang menyebabkan secara tidak langsung kematian pada ibu,"

paparnya.

Upaya untuk menekan terjadinya AKI/AKB yang tengah dilakukan saat

ini kata Teni dengan cara meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dilapangan

melalui pelatihan ketrampilan agar bisa menangani kagawat daruratan.

Pemenuhan sarana dan prasarana di puskesmas ke gawat darutan. Peningkatan

pemberdayaan masyarakat.

" Kita harapkan dengan pemenuhan ini AKI dan AKB di Cianjur bisa

ditekan dan terus menurun. Namun kami juga tidak bisa sendiri perlu partisipasi

dari semua pihak untuk menurunkan AKI dan AKB di Cianjur terutama peran

serta masyarakat," tegasnya (Bisri Mustofa/A-147)***

Page 4: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

METODE CARL

Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk

menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif.

Metode ini menentukan skor berdasarkan kriteria tertentu. Dilakukan dengan

menentukan skor atas kriteria tertentu. Kriteria dalam Metode CARL mempunyai

arti :

C : Capability yaitu ketersediaan sumber daya

Sumber daya yang dimaksud adalah Dana, Sarana dan peralatan.

A : Accessibility yaitu kemudahan.

Masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat

didasarkan pada ketersediaan metode atau cara atau teknologi serta

penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau Petunjuk Pelaksanaan

(Juklak).

R : Readiness yaitu kesiapan

Kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan dari tenaga pelaksana

maupun kesiapan sasaran seperti keahlian atau kemampuan dan

motivasi.

L : Leverage yaitu pengaruh

Pengaruh yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan

yang lain dalam pemecahan yang dibahas

Setelah masalah atau alternative pemecahan masalah diidentifikasi,

kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Nilai total merupakan

hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau prioritas adalah nilai tertinggi

sampai nilai terendah. Semakin besar skor, semakin tinggi letaknya pada urutan

prioritas.

Langkah Pelaksanaan CARL

1. Pemberian skor pada masing-masing masalah dan perhitungan hasilnya

2. Tulis masalah atau penyebab masalah atau alternative penyelesaian

masalah, dan letakkan pada lembar flipchart / papan tulis

Page 5: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

3. Tentukan skor atau nilai akan diberikan pada tiap masalah atau penyebab

masalah atau alternative penyelesaian masalah, berdasarkan kesepakatan

bersama

Nilai 1 : sangat tidak menjadi masalah

Nilai 2 : tidak menjadi masalah

Nilai 3 : cukup menjadi masalah

Nilai 4 : sangat menjadi masalah

Nilai 5 : sangat menjadi masalah (mutlak)

4. Berikan skor atau nilai untuk setiap alternative masalah berdasarkan

kriteria CARL (Capability atau kemampuan, Accesability atau

kemudahan, Readiness atau kesiapan, Leverage atau daya ungkit atau

pengaruh).

Contoh tabel :

Nomor Masalah C A R L Nilai Rank

1 Masalah

A

3 2 2 1 12 3

2 Masalah

B

1 3 3 2 18 2

3 Masalah

C

3 2 2 2 24 1

Tahap penentuan prioritas alternatif solusi

Contoh kasus AKB dengan metode CARL

Pada metode CARL setiap alternative masalah diberikan skor atau nilai

berdasarkan kriteria CARL (Capability atau kemampuan, Accesability atau

kemudahan, Readiness atau kesiapan, Leverage atau daya ungkit atau pengaruh).

Kriteria penilaian :

Nilai 1 : sangat tidak menjadi masalah

Nilai 2 : tidak menjadi masalah

Page 6: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

Nilai 3 : cukup menjadi masalah

Nilai 4 : sangat menjadi masalah

Nilai 5 : sangat menjadi masalah (mutlak)

Analisis masalah pada kasus AKB :

1. Aspiksia adalah sesak nafas yang dialami bayi pada saat baru lahir.

2. Terlambat memutuskan untuk mendapat pertolongan.

3. Terlambat merujuk transportasi.

4. Terlambat mendapatkan pertolongan.

5. Berat Badan lahir rendah.

No Masalah C A R L Nilai Rank

1 Aspiksia 4 2 2 2 32 4

2 Terlambat

memutuskan

untuk mendapat

pertolongan.

3 5 5 5 375 1

3 Terlambat

merujuk

transportasi.

5 4 4 4 320 2

4 Terlambat

mendapatkan

pertolongan.

2 3 3 3 54 3

5 Berat Badan lahir

rendah.

1 1 1 1 1 5

Page 7: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

DIAGRAM FORCE FIELD ANALYSIS

A. Pengertian dan Tujuan Force Field Analysis

Force field analysis (Analisis medan daya) merupakan suatu alat

analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam

mencapai suatu sasaran. Force field analysis berguna untuk mempelajari

situasi yang memerlukan perubahan. Hal ini didasarkan pada ide bahwa

terdapat dua kekuatan yang saling berhadapan dalam sebuah usaha perubahan.

Kekuatan pertama mendukung perubahan dan kekuatan kedua menolak

perubahan. Analisis ini memberikan tawaran yang bisa dilakukan yaitu

memperkuat kekuatan pendukung dan menetralkan kekuatan yang menolak.

Tujuan analisis diatas adalah membuat suatu kerangka kerja yang

mendorong suatu organisasi ataupun individu untuk melakukan hal-hal

penting seperti berikut :

a. Berpikir sebelum merencanakan.

b. Mempertimbangkan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk

menghadapi ganjalan yang tidak mau berubah.

c. Membantu manajemen dalam melakukan pembenahan/ perubahan.

d. Menganalisis tingkat kekuatan-kekuatan yang bertentangan satu sama

lain.

Melalui analisis medan kekuatan ini diharapkan kelompok atau organisasi

dapat melakukan identifikasi kekuatan penghambat/penahan dan kekuatan

pendorong/penggerak, penilaian besar kekuatan “the strength of each

forces”dari masing-masing kekuatan dan memutuskan tindakan apa untuk

memaksimumkan kekuatan penggerak serta meminimumkan kekuatan

penahan.

B. Kegunaan Force Field Analysis

Force field anlysis adalah alat yang umum yang digunakan untuk

menganalisis faktor yang ditemukan dalam permasalahan yang kompleks.

Sebagai alat untuk mengelola perubahan, force field analysis membantu

Page 8: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

mengidentifikasi faktor yang harus diatasi dan dipantau jika perubahan

diharapkan dapat meraih kesuksesan.Force field analysis digunakan dan

diterapkan untuk melakukan manajemen perubahan. Perubahan dapat berhasil

jika kekuatan pendorong perubahan lebih besar daripada kekuatan

penghambat yang menolak perubahan.

Sasaran utama Force Field Analysis dalam upaya mempengaruhi

kebijakan adalah menemukan cara untuk mengurangi kekuatan penghambat

sekaligus mencari peluang untuk mendapat keuntungan dari kekuatan

pendorong. Selama proses diskusi force field analysis diharapkan muncul

debat dan dialog diantara peserta kelompok. Hal ini merupakan bagian penting

dalam Force Field Analysis, dan diperlukan waktu untuk membahas isu kunci.

Temuan dan gagasan bisa muncul terkait dengan hal yang terkait dengan

kepedulian, masalah, symptom dan solusi. Semua proses perlu dicatat dan

ditelaah dan selanjutnya dapat diadakan konsensus tentang aksi atau tindakan

di waktu yang akan datang.

C. Langkah-langkah Pelaksanaan Force Field Analysis (FFA)

Pertama yang perlu dilakukan dalamFFA adalah menyepakati bidang

perubahan yang akan dibahas. Bidangperubahan ini dapat ditulis sebagai

sasaran kebijakan atau tujuan yang ingindicapai.

Page 9: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

Gambar 1. Tujuh Langkah Merencanakan Perubahan.

(Supriyanto, S, Damayanti, N.A. 2007)

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam FFA seperti yang tercantum

dalam bagan 2.1 :

1. Nyatakan Tujuan

Langkah pertama dalam FFA adalah menyatakan tujuan berjalannya

darisuatu kelompok atau organisasi. Pada langkah ini dilakukan

identifikasisituasi kelompok atau organisasi saat ini.

2. Identifikasi Kekuatan Pendorong dan Penghambat

a. Identifikasi kekuatan pendorong dan penghambat

Identifikasi variabel permasalahan yang ditemukan, kemudian

susundalam kategori penghambat (H) dan pendorong (D) keberhasilan

program.Selanjutnya sajikan dalam tabel atau diagram.

Tabel 2.1 Faktor dan Variabel Pendorong (D) dan Penghambat (H)

No. Variabel Pendorong No. Variabel Penghambat

Page 10: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

1. 1.

2. 2.

3. 3.

b. Identifikasi besar kekuatan (Skala Pengukuran)Skala besar kekuatan

ditentukan antara nilai 1-5. Nilai ini berdasarkankesepakatan tim

perencana. Oleh karena itu, anggota tim harus benarbenarmemahami

masalah dan kondisi organisasi maupun pesaing.Resultan dari kekuatan

pendorong dan penghambat menentukan posisistrategis dari organisasi.

Berikut ini pedoman penilaian untuk variabelpenghambat dan

pendorong, seperti yang tercantum dalam tabel (2.2) dan (2.3):

Tabel 2.2 Pedoman penilaian variabel penghambat

Page 11: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

Tabel 2.3 Pedoman penilaian variabel pendorong

3. Analisis Kekuatan dan Pemilihan Kekuatan Kunci

Sebelum memilih kekuatan kunci dari variabel pendorong dan

penghambat,yang perlu dilakukan adalah:

a. Menentukan dampak relatif dan tingkat kemudahan dalam

memecahkankekuatan penghambat

Dampak relatif kekuatan penghambat adalah penjumlahan

dampakkekuatan penghambat dan kekuatan tingkat kemudahan

penyelesaiandibagi dua. Kekuatan tingkat kemudahan ditentukan

berdasarkanadministrative feasibility, yang mempertimbangkan aspek

ketenagaan,sarana-prasarana, teknologi, dan anggaran yang dimiliki

untukmenyelesaikan kekuatan penghambat. Penentuan kekuatan

relatifpenghambat dapat disajikan seperti pada tabel 2.4 berikut:

Page 12: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

Tabel 2.4 Kekuatan Relatif Penghambat

b. Menentukan dampak relatif dan tingkat kendali kekuatan pendorongyang

di bawah kendali

Dampak relatif kekuatan pendorong adalah penjumlahan

daridampak kekuatan pendorong pada keberhasilan program

ditambahkekuatan pengendalian manajemen dibagi dua. Kekuatan

tingkatpengendalian didasarkan pada kemampuan manajemen untuk

melakukanpengawasan dan pengendalian program. Penentuan kekuatan

relatif pendorong dapat disajikan seperti pada tabel 2.5.

Tabel 2.5 Kekuatan Relatif Pendorong

c. Perkirakan kekuatan relatif pendorong dan penghambat

Langkah ini dimaksudkan untuk menguji dan mencari

keterkaitanantar kekuatan. Keterkaitan tersebut menentukan besar

tingkatketerkaitan kekuatan pendorong dan penghambat dalam

Page 13: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

menimbulkanmasalah pada suatu program. Pada matriks keterkaitan akan

diketahuiketerkaitan sebagai berikut:

a) Antara kekuatan pendorong dengan pendorong

b) Kekuatan pendorong dengan penghambat

c) Kekuatan penghambat dengan penghambat

Untuk menentukan kekuatan keterkaitan ditentukan dengan cara

menentukan titik temu antar kekuatan. Berikut skala nilai keterkaitan:

a) Angka 5 menyatakan besar sekali keterkaitannya

b) Angka 3 menyatakan besar keterkaitannya

c) Angka 1 menyatakan kecil keterkaitannya

d) Angka 0 menyatakan tidak ada keterkaitannya

Untuk menentukan besar keterkaitan antar kekuatan, jumlahkan

secaravertical untuk D dan secara horizontal untuk H.

d. Pilih kekuatan kunci

Kekuatan kunci ditentukan dari nilai total variabel pendorong

danpenghambat. Kekuatan kunci kemudian dilakukan rangking

dankemudian disajikan dalam Nominal Group Technique atau

sumbangsaran atau Focus Group Dynamic untuk menyusun rencana

strategi.Dasar penetapan faktor kekuatan kunci adalah sebagai berikut:

1. Ditentukan oleh tingkat kekuatan relatif yang lebih besar

2. Bila tingkat kekuatan relatif sama, maka dipilih keterkaitan yanglebih

besar

3. Apabila keterkaitan sama, maka dipilih mudahnya penyelesaian

atautingkat kendali yang lebih besar untuk variabel penghambat

danpendorong

4. Apabila mudahnya penyelesaian atau tingkat kendali juga sama,

makadipilih dampak keterkaitan yang lebih besar atau tingkat

kekuatan final. Kekuatan final adalah perkalian dari variabel

kekuatan yang dijadikan perhitungan/pertimbangan.

Page 14: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

5. Apabila masih sama juga, maka pengambilan keputusan

dilaksanakanberdasarkan pertimbangan (asumsi) tim dalam

menentukan prioritas.

e. Teliti keterkaitan

Pemilihan kekuatan kunci ditentukan dari nilai total variabel

pendorongdan penghambat. Kemudian dilakukan pe-rangking-an untuk

menyusunrencana strategi.

4. Ciptakan Ide Strategis

Ide strategis dapat diperoleh dengan metode curah pendapat. Tim perlu

menciptakan ide, gagasan, saran, dan pertimbangan lain untukmenetapkan

langkah selanjutnya yang paling cocok dengan kekuatan kunci.Kriteria yang

dipergunakan untuk memilih ide adalah sumber daya yangdimiliki

organisasi, kelayakan teknis/administratif dalam pelaksanaan danlegalitas.

5. Menyusun Sumber Daya Organisasi

Identifikasi sumber daya yang akan digunakan, yakni SDM,

saranaprasarana,dana, teknologi, dan lain-lain.

6. Merencanakan Kegiatan Operasional

Merencanakan kegiatan adalah mengalokasikan sumber daya dalam

rencanakegiatan

7. Pengorganisasian dan Pengendalian

Membuat rencana pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian

kegiatan,sehingga penyimpangan bisa dihindari dan keberhasilan dapat

ditentukan.Dalam pelaksanaan kegiatan, koordinasi dan supervisi memegang

peranpenting dalam mencegah terjadinya penyimpangan dalam tujuan yang

telahdirencanakan.

Diharapkan selama proses diskusi FFA berlangsung dapat munculperdebatan

dan dialog di antara peserta kelompok. Hal ini merupakan bagian penting dalam

pelatihan, dan diperlukan waktu untuk membahas isu utama. Semua proses perlu

dicatat dan ditelaah bila ada konsensus tentang aksi atautindakan di waktu yang

akan datang. Dalam upaya mempengaruhi kebijakan, sasaran utamanya adalah

Page 15: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

menemukan cara untuk mengurangi faktor penghambat sekaligus mencari peluang

untuk mendapat keuntungan dari faktor pendorong.

D. Kelebihan dan Kekurangan dari Force Field Analysis

Kelebihan force field analysis adalah sebagai berikut:

Bisa memberikan masukan tentang bagaimana melakukan

suatuperubahan dengan baik, karena dilakukan dengan menganalisis

faktoryang mendorong dan menghambat terjadinya perubahan.

Dengan mendaftar faktor-faktor yang mendorong dan

menghambatperubahan, maka bisa diketahui dengan jelas tentang apa

yang harusdilakukan, serta bisa diketahui dengan baik faktor mana

yang dapatdikontrol, dan faktor mana yang berada di luar kendali.

Kekurangan dari force field analysis adalah sebagai berikut:

Dalam penyusunan perencanaan peserta sering kali mengalami

kesulitan

karena rencana yang dibuat tidak realistis. Kegiatan yang direncanakan

tidak mempertimbangkan beban kerja atau jangka waktu.

Pelaksanaannya tergantung dari peserta FFA, jika kurang kompeten

ataupun kurang memahami keadaan organisasi, maka hasilnya akan

menjadikurang akurat (tidak respresntatif dari keadaan sebenarnya)

Sulit dilaksanakan jika peserta tidak aktif. (Octavia, Kiki, 2014)

Contoh kasus AKB dengan Diagram Force Field Analysis

Langkah – langkah pelaksanaan Force Field Analysis (FFA) dapat dilihat

seperti diagram dibawah ini :

Page 16: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

1. Nyatakan tujuan.

Untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Cianjur.

2. Identifikasi kekuatan pendorong (D) dan penghambat (H).

No. Variabel Pendorong No. Variabel Penghambat

1. Meningkatkan kualitas

tenaga kesehatan

1. Aspiksia, yaitu sesak

nafas yang dialami bayi

saat baru lahir

2. Memberikan ketrampilan

kepada tenaga kesehatan,

agar dapat menangai

kegawatdaruratan

2. Terlambat memutuskan

untuk mendapat

pertolongan

3. Pemenuhan sarana

prasarana di Puskesmas

3. Terlambat merujuk

transportasi

4. Meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat

4. Terlambat mendapatkan

pertolongan

5. Berat Badan lahir rendah

Page 17: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

3. Analisis Kekuatan dan Pemilihan Kekuatan Kunci

a. Tabel Kekuatan Relatif Penghambat

No. Variabel Penghambat

(H)

Dampak

Kekuatan

Tingkat

kemudahan

penyelesaian

Kekuata

Relatif

1. Aspiksia 2 4 3

2. Terlambat

memutuskan untuk

mendapat pertolongan

5 1 3

3. Terlambat merujuk

transportasi

4 2 3

4. Terlambat

mendapatkan

pertolongan

3 3 3

5. Berat Badan lahir

rendah

1 5 3

b. Tabel Kekuatan Relatif Pendorong

No. Variabel Pendorong

(D)

Dampak

Kekuatan

Tingkat

kemudahan

penyelesaian

Kekuata

Relatif

1. Meningkatkan

kualitas tenaga

kesehatan

3 4 3.5

2. Memberikan

ketrampilan kepada

tenaga kesehatan,

agar dapat menangani

kegawatdaruratan

2 3 2.5

3. Pemenuhan sarana 1 2 1.5

Page 18: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

dan prasarana di

Puskesmas

4. Meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat

4 1 2.5

4. Menciptakan Ide Strategis

Memberikan pencerdasan ke masyarakat Kabupaten Cianjur melalui program

edukasi “Ibu Cerdas, Bayi Selamat”.

5. Menyusun Sumber Daya Organisasi

- Sumber Daya Manusia

Kader kesehatan, masyarakat, dan tenaga kesehatan.

- Sarana prasarana

Transportasi khusus untuk menjemput bayi, dan penyediaan alat – alat

yang dibutuhkan pada saat persalinan.

6. Merencanakan Kegiatan Operasional

- Kader kesehatan berperan sebagai seorang fasilitator atau edukator yang

akan memberikan edukasi mengenai persalinan sehat kepada ibu – ibu

hamil.

- Masyarakat berperan sebagai penerima edukasi agar dapat melaksanakan

kegiatan pemberdayaan masyarakat kedepannya.

- Tenaga kesehatan berperan sebagai penyedia pelayanan kesehatan.

7. Pengorganisasian dan Pengendalian

- Merekrut kader – kader kesehatan yang berkualitas dan berkompeten.

- Membentuk koordinator – koordinator kader kesehatan di daerah – daerah

agar mudah dalam pengkoordinasian dan pemantauan.

Page 19: Metode CARL dan Force Field Analysis (Versi 2)

Daftar Pustaka

http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2015/03/18/320325/angka-kematian-

ibu-dan-bayi-masih-tinggi

Susanto, Donny. 2011. Peningkatan Program Patient Safety Berdasarkan Tujuh

Prinsip Menuju Keselamatan Paien Rumah Sakit. Intervensi Problem

Solving Cycle (PSC) pada Tim Patient Safetydi Unit Rawat Inap dan

Farmasi RSU Surya Husadha Denpasar. Bali : Disampaikan pada Forum

IHQN 2011.

http://www.kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/dr.%20Do

nny%20Surya%20Husadha.pdf diakses pada tanggal 14 September 2015.

Octavia, Kiki. 2014. Force Field Analysis “Sebuah Analisis Kekuatan”. Surabaya

:Universitas Airlangga. http://ikma11.weebly.com/uploads/1/2/0/7/1207

1055/ffa_makalah.pdf (Diakses tanggal 13 September 2015)