TEKNOLOGI PERTANIAN Kamis, 03 Oktober 2013 LAPORAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN Laporan Praktikum ALAT DAN MESIN PERTANIAN Pengolahan Tanah Dan Pengambilan Data Lapangan Oleh Kelompok 1 Lanuihsan : 1127040068 Muh. Aksa : 1127040049 Nurhayati : 1127040052 Rikno Amalia : 1127040065 Antri Jayadi : 1127040087 Tuti Handayani A: 1127040059 Ahmad Muhlis : 1127040055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012 / 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Tuti Handayani A : 1127040059Ahmad Muhlis : 1127040055
PRODI : PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN (S1)FAKULTAS : TEKNIK UNMN
O
HASIL KONSULTASI PARAF
Makassar, 27 Juni 2013
Dosen pembimbing
Drs. KADIRMAN.,MS
HALAMAN PENGESAHANKEGIATAN PRAKTEK ALAT DAN MESIN PERTANIAN
1) A. Judul Kegiatan : Pengolahan TanahB. Jenis Kegiatan : Pengolahan Tanah Pertama Dan Kedua
Membersihkan Lahan Baru Dari Tanaman Pengganggu Pengolahan Tanah Pertama (Bajak Singkal) Pengolahan Tanah Kedua (Glebek/ Harrow Rotor) Pengolahan Tanah Kedua (Garu/Leveller)
BAB I. PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang Praktek 1B. Tujuan Praktek 2C. Manfaat Praktek 3
BAB II. KAJIAN TEORI 4A. Cangkul Dan Sabit (mattock and sickle) 4B. Traktor tangan (hand tractor) 7C. Bajak singkal (mold board plow) 15D. Glebek (harraow rotor) 22E. Garu (leveller) 23
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK 28A. 1. Membersihkan Lahan Baru Dari Tanaman Pengganggu 28
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan 283. Bahan Yang Digunakan 284. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) 285. Langkah Kerja 28
5.1. Persiapan Kerja 285.2. Pelaksanaan Kerja 28
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin 28 5.2.2. Tabulasi Data/ Pengukuran 29 5.2.3. Perhitungan 29 5.2.4. Hasil 29
5. 3. Perawatan Alat/Mesin 30B. 1. Pengolahan tanah pertama (bajak singkal) 30
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan 303. Bahan Yang Digunakan 304. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) 305. Langkah Kerja 31
5.1. Persiapan Kerja 315.2. Pelaksanaan Kerja 31
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin 315.2.2. Tabulasi Data/ Pengukuran 325.2.3. Perhitungan 335.2.4. Hasil 33
5. 3. Perawatan Alat/Mesin 33C. 1. Pengolahan Tanah Kedua (Glebek/ Harrow Rotor) 34
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan 343. Bahan Yang Digunakan 344. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) 345. Langkah Kerja 34
5.1. Persiapan Kerja 335.2. Pelaksanaan Kerja 35
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin 355.2.2. Tabulasi Data/ Pengukuran 365.2.3. Perhitungan 365.2.4. Hasil 37
5. 3. Perawatan Alat/Mesin 37D. 1. Pengolahan Tanah Kedua (Garu/Leveller) 37
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan 373. Bahan Yang Digunakan 384. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) 385. Langkah Kerja 38
5.1. Persiapan Kerja 385.2. Pelaksanaan Kerja 39
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin 395.2.2. Tabulasi Data/ Pengukuran 405.2.3. Perhitungan 405.2.4. Hasil 41
5. 3. Perawatan Alat/Mesin 41BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 42
A. KESIMPULAN 42B. SARAN-SARAN 42
DAFTAR PUSTAKA 43LAMPIRAN 44
BAB I
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang Praktek
Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki mata
pencaharian sebagai seorang petani. Begitu banyaknya pulau dan daratan membuat bidang
pertanian berkembang dengan sangat pesat. Dukungan iklim dan cuaca yang baik juga menjadi
faktor pendorong kemajuan sektor ini. Untuk meningkatkan hasil pertanian, menggunakan alat
dan mesin pertanian merupakan solusi terbaik.
Teknologi tidak dapat dipisahkan di dalam kehidupan manusia. Kehadiran teknologi dapat
mempermudah seluruh bidang kehidupan manusia. Begitu juga halnya dengan bidang bercocok
tanam ini. Sudah sejak dahulu sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara. Sampai
saat ini pun sektor pertanian masih tetap menyumbang devisa yang cukup besar bagi
perekonomian negara. Bahkan pada saat Indonesia dilanda krisis ekonomi yang menghancurkan
perekonomian negara, sektor pertanian melalui agribisnis dan agroindustri justru dapat terus
berkembang menjadi penyelamat perekonomian negara. Namun, dengan sumber daya yang
melimpah, proses perkembangan dan modernisasi sektor pertanian Indonesia berjalan sangat
lambat.
Salah satu indikatornya yaitu produktivitas pertanian yang cenderung menurun dan petani
sebagai ujung tombaknya sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan. Penyebabnya antara
lain penerapan teknologi disektor pertanian yang masih rendah.
Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan
menghasilkan output yang lebih baik. Pembangunan pertanian tanpa teknologi ialah hal yang
mustahil. Keduanya berjalan secara beriringan saling mengikat. Dalam pembangunan pertanian
tentu akan sangat berbeda dalam segi kepraktisan maupun hasil tani apabila petani tersebut
mengadopsi teknologi dibandingkan memakai cara tradisional.
Teknik pertanian meliputi usaha tani (teknik penanaman, pemupukan, pengairan perlindungan
tanaman secara terpadu ) dan pasca panen (pengolahan hasil pengenalan alat perontol yang dapat
menekan kehilangan hasil, penyimpanan hasil pertanian yang dapat meningkatkan kualitas
produk pertanian ) dan teknologi yang digunakan dalam pertanian, seperti mesin – mesin.
Berdasarkan pernyataan diatas maka kita sebagai mahasiswa pertanian, harus mempelajari
tentang teknologi pertanian ini karena negara kita Indonesia merupakan negara agraris yang
sudah sejak dahulu menjadi sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara.
Pengolahan tanah merupakan kegiatan mengelolah tanah menjadi lahan yang baru atau
lahan yang siap untuk ditanami, guna memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari manusia. Setiap
pengolahan tanah memerlukan perlakuan yang khusus agar tumbuhan atau tanaman yang
ditanam bisa menghasilkan hasil tanaman yang memuaskan atau yang sesuai dengan keinginan.
Untuk mengelolah tanah atau lahan yang sesuai dengan keinginan maka perlu perlakuan yang
khusus pula yaitu diantaranya menggunakan peralatan yang mendukung atas penanaman yang
akan kita lakukan, berbeda tanaman yang akan ditanam maka perlakuan pengolahan tanah atau
lahan pun sedikit berbeda.
Dengan memandang pentingnya hal-hal yang diatas maka perlunya mengetahui atau
mencari data dalam pengolahan tanah atau lahan yang baik agar tercapainya hasil panen yang
sesuai dengan keinginan petani, maka dari itulah salah satu yang bisa mendukung dalam
mendapatkan data yang diperlukan dalam pengolahan tanah atau lahan yaitu melalui kegiatan
praktek lapangan yang berkaitan dengan ALSINTAN.
E. Tujuan Praktek
1. Untuk memanfaatkan lahan yang tidak digunakan menjadi lahan yang produktif.
2. Untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa yang belum terlalu banyak menggunakan alat
dan mesin pengolahan tanah(ALSINTAN).
3. Memperdalam ilmu pengolahan tanah untuk diterapkan dimasyarakat.
4. Untuk mencari data tentang kerja alat/mesin yang dipraktekkan.
5. Sebagai salah satu syarat kelulusan matakuliah ALSINTAN.
F. Manfaat Praktek
1. Bagi Mahasiswa
Merupakan proses belajar secara nyata dalam mengaplikasikan suatu alat yang bermanfaat untuk
diri sendiri maupun orang lain.
Sebagai proses pembentukan karakter kerja mahasiswa dalam menghadapi persaingan di dunia
kerja.
Sarana dalam menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah untuk mengembangkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ).
Membangkitkan minat dalam mengamati, mempelajari dan mengembangkan alat dan mesin
pertanian serta melatih untuk bekerja dalam sebuah tim.
2. Bagi Masyarakat
Mendorong masyarakat umum agar berfikir ilmiah, dinamis dan berperan aktif dalam dunia
teknologi yang semakin berkembang pesat.
Membantu dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi dalam mengolah lahan
pertanian.
3. Bagi Dunia Pendidikan
Memberikan masukan yang positif terhadap pengembangan dan pemberdayaan teknologi tepat
guna.
Sebagai bahan kajian untuk mengembangkan teknologi yang lebih maju dan berdaya guna.
BAB II
KAJIAN TEORI
F. Cangkul Dan Sabit (mattock and sickle)
1. Cangkul
Cangkul atau Pacul adalah satu jenis alat pertanian tradisional yang digunakan dalam
proses pengolahan tanah pada lahan pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali ataupun
untuk meratakan tanah. Cangkul masih digunakan sehingga masa ini untuk menjalankan kerja-
kerja menggali yang ringan di kebun ataupun di sawah.
Alat ini merupakan elemen penting dalam bidang pertanian terutama pertanian ladang
kering. Cangkul dibuat dari baja sehingga alat ini sangatlah kuat. Cangkul atau Pacul merupakan
gabungan dari bawak dan pacul itu sendiri. Bawak merupakan bagian kepala atau bagian atas
dari cangkul. Sedangkan pada bagian landepan atau bagian bawahnya sering kita sebut dengan
pacul juga. Pada bagian kepala terdapat lubang yang berfungsi untuk dipasangi garan pacul atau
sering disebut doran. Dengan dipasangnya doran akan mempermudah dalam menggunakan alat
cangkul ini.
Cangkul, dalam keseharian pasti sudah tidak asing lagi dengan peralatan yang satu ini,
mari kita bahas tentang pengertian cangkul. Yang dimaksud cangkul adalah alat tradisional yang
dipakai oleh para petani untuk menggali atau meratakan tanah, sampai sekarang cangkul masih
digunakan untuk kerja menggali maupun pekerjaan lain disawah juga diladang. Sedangkan untuk
kerja-kerja yang lebih berat biasanya dikerjakan dengan bantuan peralatan berat.
Gagang cangkul terbuat dari kayu, sedangkan untuk mata cangkul dibuat dari lempengan
besi tipis berbentuk beliung, ada beberapa macam cangkul menurut bentuk mata cangkulnya, ada
yang bermata lebar dan ada juga yang matanya berbentuk kecil tetapi agak tebal, cangkul seperti
ini biasanya digunakan untuk area ladang/tegal.
2. Sabit
Gambar . Sabit
Arit atau sabit adalah satu alat bantu pertanian sejenis pisau berbentuk melengkung yang
digunakan untuk memotong berbagai jenis tumbuhan, rumput-rumputan, padi, jagung bahkan
alat ini biasa digunakan untuk memotong kayu. Bagian dalam dari lengkungan berbentuk tajam,
bentuk lengkung ini memudahkan dalam proses memotong dengan cara mengiris bagian bawah
tanaman yang dipotong dengan cara mengayunkan seperti gerakan memarang dengan satu
tangan, atau ketika untuk mengumpulkan rumput atau memanen tanaman padi tangan yang lain
biasanya memegang pokok tanaman yang akan di tebas. Alat pertanian arit ini terbuat dari besi
baja sehingga tidak akan peyok saat digunakan. Pada bagian pegangan arit atau sabit ini terbuat
dari kayu yang disebut garan (pegangan arit). Dengan di pasangnya garan ini akan memudahkan
dalam penggunaannya sekaligus lebih mudah untuk dibawa.
Pengolahan tanah dalam usaha pertanaman bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah
yang siap tanam. Di mata petani, tanah merupakan tempat
menggantungkan hidup. Dalam pertanian, yang disebut tanah adalah bagian lapisan tanah yang
diolah dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman, lapisan tanah ini disebut dengan
lapisan olah (Soedjono, 1996). Kegiatan pengolahan tanah dalam pertanian merupakan usaha
memanipulasi kondisi tanah menjadi kondisi yang di inginkan dengan menggunakan gaya
mekanis dari alat yang digunakan sebagai pengolah. Suprodjo (1980)
menyatakan bahwa kegiatan pengolahan tanah itu dapat berupa
pemotongan , pembalikan , penghancuran, dan pengubahan susunan sehingga didapat kondisi
tanah yang sesuai untuk kegiatan pertanian.
Bermacam-macam jenis alat pengolah tanah dibuat untuk kegiatan pertanian,mulai dari alat
yang sederhana sampai pada alat yang modern dengan sumber tenaga motor. Alat-alat ini
dapat dibedakan dari segi bentuk dan kegunaannya.Selain itu dari sumber tenaga yang digunakan
juga membedakannya atas beberapa jenis seperti tenaga manusia, tenaga hewan, dan
tenaga motor.Di Indonesia, pemakaian alat pengolah tanah dengan sumber tenaga
motor belumlah tersebar merata, hal ini disebabkan karena Indonesia belum menerapkan
sistem mekanisasi pertanian secara menyeluruh. Alat-alat pengolahtanah yang umum dipakai
oleh para petani di desa-desa masih tergolong peralatantradisional, yang digerakkan dengan
tenaga manusia dan tenaga hewan.
Di samping karena hal tersebut, penggunaan peralatan tradisional oleh para petani di desa-
desa juga dikarenakan oleh lahan yang akan diolah relatif sempit,sehingga penggunaan peralatan
mekanis menjadi tidak efisien, di samping modal petani umumnya kecil dan tanaman yang
dihasilkan dalam skala kecil, sehinggauntuk membeli alat tidak seimbang dengan produksi yang
dihasilkan.Oleh karena itu, penggunaan peralatan tradisional untuk pengolahan tanahmasih
umum dipakai oleh petani di pedesaan, peralatan tradisional yang dipakai antara lain sabit. Sabit
merupakan peralatan pengolah tanah yang sederhana dan digerakkan dengan tenaga manusia.
Kegunaan sabit adalah untuk memotong rumput pada lahan yang akan di gunakan.
G. Traktor tangan (hand tractor)
1. Tenaga Penggerak Motor Traktor Tangan
Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada juga yang
menggunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang dihasilkan kurang dari 12
Hp, dengan menggunakan satu silinder. Motor penggerak dipasang pada kerangka dengan empat
buah baut pengencang. Lubang baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat
digerakkan maju mundur. Tujuannya untuk memperoleh keseimbangan traktor dan untuk
menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan. Traktor akan lebih berat ke depan apabila posisi
motor digeser maju, begitu juga sebaliknya. Untuk menghidupkan motor diesel digunakan
engkol, sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter.
2. Kerangka dan Transmisi (Penerus Tenaga) Traktor Tangan
Kerangka berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi dan bagian
traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan menggunakan beberapa buah
baut pengencang. Mengoperasikan Tarktor Roda Dua 12 Transmisi berfungsi memindahkan
tenaga/putaran dari motor penggerak ke alat lain yang bergerak. Jenis transmisi yang digunakan
ada beberapa macam, seperti : pully, belt, kopling, gigi persneleng, rantai dan sebagainya.
Tenaga dari motor berupa putaran poros disalurkan melalui pully dan vbelt ke kopling
utama. Kopling utama meneruskan tenaga tersebut ke gigi persneleng untuk menggerakkan poros
roda dan poros PTO. Selain untuk menyalurkan tenaga, gigi persneleng juga berfungsi sebagai
pengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Dari PTO tenaga dasalurkan lewat gigi
dan rantai ke mesin rotary. Kopling utama dioperasikan dari tuas kopling utama. Bila tuas ditarik
ke posisi netral, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi persneleng. Akibatnya traktor akan
berhenti, meskipun kondisi motor penggerak dihidupkan.
Di samping kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudi terletak di bawah
gigi persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudi dioperasikan melalui tuas kemudi
kanan dan kiri. Apabila kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak
tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan
berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan. Sebuah traktor tangan dapat
bergerak maju-mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerak
disalurkan sampai ke roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu; roda
ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage wheell). Roda ban berfungsi untuk
transportasi.dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk
mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan. Roda besi
digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan menancap ke tanah,
sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik beban berat. Roda apung digunakan
pada saat pengolahan tanah basah. Roda apung ini ada yang lebar, ada juga yang diameternya
besar, sehingga dapat menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda
disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya
traktor.
Setiap traktor tangan biasanya dilengkapi dengan standar depan dan standar samping.
Standar samping khusus digunakan untuk pemasangan roda. Pemasangan roda dilakukan satu
persatu. Pelepasan roda dari poros dilakukan dengan cara melepas mur-baut dan atau pena
penyambung.
Setelah roda dilepas, baru dipasang roda pengganti yang sesuai. Pemasangan roda ini
tidak boleh terbalik. Untuk roda ban, pada sisi atas ban, arah panah harus ke depan. Untuk roda
besi, sisi roda bawah harus menancap ke tanah. Untuk roda apung, sisi roda bawah tidak boleh
menancap ke tanah. Sehingga pemasangan roda tidak boleh terbalik antara roda kiri dan kanan.
Poros roda traktor biasanya cukup panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros
yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar olah implemen. Pemasangan roda yang
cukup lebar juga akan menjaga keseimbangan traktor, terutama apabila digunakan pada lahan
yang miring. Sedang lubang yang ada di poros digunakan untuk tempat pena, sehingga menjamin
roda tidak akan slip atau lepas pada saat pengoperasian.
3. Tuas Kendali/Kontrol Traktor Tangan
Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya traktor.
Untuk mempermudah jalannya operasional, traktor tangan ada banyak tuas kendali. Namun
begitu banyaknya tuas kendali ini akan mengakibatkan traktor menjadi lebih berat, dan harganya
lebih mahal. Untuk itu sekarang banyak diproduksi traktor yang hanya dilengkapi dengan
beberap tuas kendali. Tujuannya agar traktor menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah.
Meskipun kemampuan traktor menjadi terbatas.
3.a. Tuas persneleng utama traktor tangan
Tuas persneleng utama berfungsi untuk memindah susunan gigi pada persneleng,
sehingga perbandingan kecepatan putar poros motor penggerak dan poros roda dapat
diatur.Traktor tangan yang lengkap biasanya mempunyai 6 kecepatan maju dan 2 kecepatan
mundur. Kecepatan ini dapat dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Sebagai patokan awal dapat digunakan sebagai berikut:
1. Kecepatan satu untuk membajak tanah dengan mesin rotary
2. Kecepatan dua untuk membajak tanah dengan bajak singkal/piringan
3. Kecepatan tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang
4. Kecepatan empat untuk berjalan di jalan biasa
5. Kecepatan lima dan enam untuk menarik trailer/gerobak
6. Mundur satu digunakan pada saat operator berjalan
7. Mundur dua digunakan pada saat operator naik di trailer/gerobak
3.b. Tuas persneleng cepat lambat traktor tangan
Tuas ini tidak selalu ada. Apabila tuas persneleng utama hanya terdiri dari 3 kecepatan
maju dan 1 kecepatan mundur, biasanya traktor tangan dilengkapi dengan tuas persneleng cepat
lambat. Fungsi perneleng ini untuk memisahkan antara pekerjaan mengolah tanah dengan
pekerjaan transportasi (berjalan dan menarik trailer/gerobak). Dengan adanya tuas cepat lambat,
kemungkinan salah dalam memilih posisi persneleng bisa dikurangi.
3.c. Tuas kopling utama traktor tangan
Tuas kopling utama berfungsi untuk mengoperasikan kopling utama. Bila tuas dilepas
pada posisi pasang/ON, maka tenaga motor akan tersambung ke gigi persneleng. Sebaliknya
apabila ditarik ke posisi netral/bebas/OFF, maka tenaga motor tidak disalurkan ke gigi
persneleng. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling utama akan tersambung dengan rem yang
berada pada rumah kopling utama.
3.d. Tuas persneleng mesin rotary traktor tangan
Tuas persneleng mesin rotary berfungsi sebagai pengatur kecepatan putar poros PTO.
Biasanya ada dua macam kecepatan dan satu netral. Apabila hasil pengolahan yang diharapkan
halus dan gembur, maka tempatkan posisi tuas persneleng mesin rotary pada posisi cepat. Begitu
juga sebaliknya. (Kecepatan putar pisau rotary dapat juga diatur dari posisi pemasangan rantai
penghubung).
3.e. Tuas persneleng kemudi
Ada dua buah tuas kopling kemudi pada setiap traktor tangan, masing-masing ada di
sebelah kanan dan kiri. Tuas ini digunakan untuk mengoperasikan kopling kemudi (kanan dan
kiri). Apabila tuas kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneleng tidak
tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan
berbelok ke kiri. Begitu juga sebaliknya apabila kopling kiri ditekan.
3.f. Stang kemudi dan kemudi pembantu
Stang kemudi merupakan bagian traktor yang digunakan untuk berpegangnya operator.
Stang kemudi digunakan untuk membantu membelokan raktor. Meskipun sudah ada tuas kopling
kemudi, namun agar berbeloknya traktor dapat lebih tajam, perlu dibantu dengan stang kemudi.
Stang kemudi juga digunakan untuk mengangkat implemen pada saat pengoperasian. Kemudi
pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu operator. Maksudnya agar menambah beban
bagian belakang traktor, sehingga hasil pengolahan tanah bisa lebih dalam.
3.g. Tuas gas traktor tangan
Tuas gas traktor dihubungkan dengan tuas gas pada motor penggerak. Tuas ini digunakan
untuk mengubah kecepatan putaran poros motor penggerak yang sesuai dengan tenaga yang
dibutuhkan. Tuas ini juga berfungsi untuk mematikan motor traktor, apabila posisinya
ditempatkan pada posisi “STOP”.
3.h. Tombol lampu dan bel traktor tangan
Kadang-kadang traktor digunakan pada waktu malam hari, sehingga diperlukan
penerangan. Tombol bel diperlukan apabila traktor dijalankan di jalan raya. Dengan adanya
tombol lampu dan bel ini, motor traktor harus dilengkapi dengan kumparan sebagai sumber arus
listrik.
3.i. Tuas penyangga depan
Tuas ini dihubungkan dengan penyangga depan. Tuas ini akan menggerakkan penyangga
depan. Apabila tuas didorong akan mendorong penyangga depan turun untuk menyangga traktor.
Traktor tangan hanya mempunyai dua roda. Apabila traktor dalam keadaan berhenti (ditinggal
operator), maka untuk menegakkan traktor diperlukan penyangga.
4. Memeriksa Traktor Tangan Sebelum Dioperasikan
Pemeriksaan Traktor tangan merupakan bagian dari persiapan traktor sebelum
dioperasikan. Pemeriksaan traktor sebelum operasi sangat penting. Diharapkan dengan adanya
pemeriksaan ini kondisi traktor dapat diketahui sejak dini, sehingga penanganannya tidak terlalu
sulit. Ada beberapa hal dari bagian traktor yang perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu:
a). Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
Semua mur-baut dan pengikat yang lain harus diperiksa. Jika dibiarkan kendur akan
mengakibatkan kerusakan yang lebih berat. Bagian-bagian traktor akan bisa lepas atau patah.
b). Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
Ketegangan V-belt harus tepat. Belt yang dipakai cukup lama akan mengembang
sehingga belt akan kendur. Belt yang kendur akan menimbulkan slip, sedang yang terlalu
kencang akan mudah rusak dan menghambat putaran mesin.
c). Memeriksa bahan bakar
Tangki harus terisi cukup bahan bakar. Tangki yang kosong akan mengakibatkan udara
masuk ke saluran bahan bakar, sehingga traktor susah dihidupkan. Tangki yang dibiarkan kosong
pada saat traktor disimpan akan mengakibatkan terjadinya pengembunan. Lama kelamaan air
hasil pengembunan akan semakin banyak tertampung di dalam tangki. Apabila air ini masuk ke
dalam ruang pembakaran akan dapat merusak motor. Pemeriksaan bahan bakar dapat dilihat dari
selang penduga yang berada di samping tangki bahan bakar.
d). Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
Jenis traktor yang biasa digunakan adalah motor diesel. Bahan-bakar yang masuk ke
dalam ruang pembakaran harus betul-betul bersih. Bahan bakar yang kotor akan menyumbat
lubang nozel. Kotoran yang mengendap biasanya diperiksa pada mangkuk gelas. Untuk
memeriksa elemen saringan, kran bahan bakar harus ditutup terlebih dahulu, sebelum membuka
mangkuk gelas.
e). Memeriksa saringan udara
Traktor biasa bekerja di lahan yang penuh debu, sehingga udara yang dihisap motor
relatif kotor. Saringan udara harus dalam kondisi baik, agar dapat menyaring udara dengan
sempurna. Saringan udara traktor tangan banyak yang menggunakan tipe basah. Saringan dibuka
dan diperiksa kebersihan saringan kawat serta ketinggian permukaan dan kebersihan oli.
f). Memeriksa sistem pendingin
Biasanya motor traktor menggunakan sistem pendingin air sebagai pendingin, baik tipe
radiator maupun kondesor. Periksa keberadaan air dan kebersihan ram radiator.
g). Memeriksa tuas kendali/kontrol
Seluruh tuas kendali/kontrol harus beroperasi dengan baik. Dengan beroperasinya tuas
kontrol dengan baik, operator dapat mengoperasikan dengan baik pula. Ada beberapa tuas
kontrol yang bisa diatur gerak bebasnya, seperti: Kopling utama, rem, kopling kemudi, dan gas.
h). Memeriksa tekanan ban
Tekanan ban harus standart (16,5 psi). Tidak boleh terlalu keras atau kempes. Tekanan
kedua ban juga harus sama.
i) Memeriksa sistem pelumasan
Bagian-bagian yang bergesekan, perlu diberi pelumas, agar tidak timbul gesekan dan
panas. Ada beberapa bagian dari traktor tangan yang perlu dilumasi, yaitu :
Bagian dalam motor. Oli motor ditampung dalam karter, dan dapat diperiksa dengan
tongkat penduga. Cukup tidaknya dan kotor tidaknya oli perlu diperiksa. Gigi transmisi. Sama
dengan oli motor, oli gigi transmisi juga perlu diperiksa.
Kabel kopling kemudi. Periksa kondisi kawat yang ada pada kabel kopling, jangan
sampai kering atau bahkan berkarat. Agar tidak berkarat dan lengket perlu dilumasi dengan oli
SAE 30/40 Bagian lain dari traktor yang bergesekan, seperti jari kopling dan cam/pengait
kopling utama. Untuk mencegah keausan, perlu dilumasi dengan oli SAE 30/40
j). Memeriksa implemen
Implemen yang akan dioperasikan harus betul-betul siap. Kelengkapan implemen perlu
diperiksa. Implemen yang bergerak, perlu diberi pelumas.
k). Persiapan peralatan tangan
Peralatan tangan yang sering dipakai, terutama yang digunakan untuk mengoperasikan
implemen, harus dibawa. Beberapa jenis traktor tangan dilengkapi dengan bagasi tempat
peralatan tangan tersebut. Tempat peralatan biasanya dibagian atas traktor.
H. Bajak singkal (mold board plow)
Singkal adalah bagian bajak yang terletak langsung di belakang mata bajak (share).
Bagian ini menerima potongan tanah dari mata bajak dan membaliknya. Singkal merupakan
bagian bajak yang terpenting, sebab oleh singkal itulah lapisan tanah terpecah, dihancurkan dan
dilembutkan. Jenis tanah yang berlainan membutuhkan singkal dengan bentuk yang berbeda utuk
mencapai tingkat kehancuran yang sama. Denang dasar ini, singkal dibagi dalam beberapa kelas
yaitu bajak untuk lahan dengan tunggu tanaman, serba guna, tanah hitam, pemecaha dan
kecepatan tinggi. Singkal serba guna merupakan kombinasi tipe-tipe untuk lahan berumput dan
sisa-sisa tunggul jerami serta dapat digunakan dengan mudah untuk lahan berrumput atas lahan
dengan sisa-sisa jerami. Singkal ini mempunyai lengkung yang lebih rendah daripada singkal
untuk lahan dengan tunggul jerami shingga disebut bajak serba guna.
Tipe singkal untuk lahan bertunggul jerami lebih lebar dan melengkung lebih mendadak pada
sisi atasnya. Hal ini mengakibatkan tanah potongan alur terlempar lebih cepat, dan dihancurkan
lebih baik daripada tipe-tipe singkal lainnya. Telapak bajak pemecah dirangcang untuk bekerja di
lahan berumput dan di lahan yang dibiarkan tidak ditanami untuk beberapa tahun lamanya. Bajak
berkecepatan tinggi mempunyai singkal yang lengkung bagian atasnya sedikit lebih rendah dari
pada yang dimili singkal serba guna. Singkal ini dirancang untuk melempar lapisan tanah cukup
jauh untuk dapat menutupi lapisan tanah dari alur sebelumnya. Singkal berusuk (slat moldboard)
digunakan untuk tempat yang tanahnya lengket dan tidak mau lepas dari singkal
Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan segala jeni tanah dan cocok sekali untuk pembalikan
tanah serta penutupan sisa sisa tanaman.
Bagian bagian bajak singkal:
1. Telapak bajak singkal (moldboard plow bottom)
Bagian bajak yang memecah tanah disebut telapak bajak singkal, bagian ini digunakan
untuk memotong, mengangkat dan membalik tanah. Bagian-bagian yang membentuk mata bajak
singkal adalah mata bajak, sisi tanah dan singkal. Ketiga bagian ini terpasang pada sepotong
logam yang tak beraturan bentuknya yang disebut badan bajak (frog). Rangka bajak dapat juga
dipasang pada badan tersebut.
2. Singkal (moldboard)
Singkal adalah bagian bajak yang terletak langsung di belakang mata bajak (share).
Bagian ini menerima potongan tanah dari mata bajak dan membaliknya. Singkal merupakan
bagian bajak yang terpenting, sebab oleh singkal itulah lapisan tanah terpecah, dihancurkan dan
dilembutkan. Jenis tanah yang berlainan membutuhkan singkal dengan bentuk yang berbeda utuk
mencapai tingkat kehancuran yang sama. Denang dasar ini, singkal dibagi dalam beberapa kelas
yaitu bajak untuk lahan dengan tunggu tanaman, serba guna, tanah hitam, pemecaha dan
kecepatan tinggi. Singkal serba guna merupakan kombinasi tipe-tipe untuk lahan berumput dan
sisa-sisa tunggul jerami serta dapat digunakan dengan mudah untuk lahan berrumput atas lahan
dengan sisa-sisa jerami. Singkal ini mempunyai lengkung yang lebih rendah daripada singkal
untuk lahan dengan tunggul jerami shingga disebut bajak serba guna.
Tipe singkal untuk lahan bertunggul jerami lebih lebar dan melengkung lebih mendadak
pada sisi atasnya. Hal ini mengakibatkan tanah potongan alur terlempar lebih cepat, dan
dihancurkan lebih baik daripada tipe-tipe singkal lainnya. Telapak bajak pemecah dirangcang
untuk bekerja di lahan berumput dan di lahan yang dibiarkan tidak ditanami untuk beberapa
tahun lamanya. Bajak berkecepatan tinggi mempunyai singkal yang lengkung bagian atasnya
sedikit lebih rendah dari pada yang dimili singkal serba guna. Singkal ini dirancang untuk
melempar lapisan tanah cukup jauh untuk dapat menutupi lapisan tanah dari alur sebelumnya.
Singkal berusuk (slat moldboard) digunakan untuk tempat yang tanahnya lengket dan tidak mau
lepas dari singkal.
3. Mata bajak (share)
Mata bajak singkal ialah sisi yang melaksanakan pemotongan. Bagian-bagian utama mata
bajak singkal adalah, ujung, sayap, sisi pemotong dan sisi samping. Jenis-jenis mata bajak yang
dikenal adalah : yang umum dengan sisi samping, yang terdiri dari dua bagian dan yang lurus.
Yang terdiri dari dua bagian dan yang lurus dirancang sedemikian rupa, hingga bila mata bajak
itu telah tumpul, lebih ekonomis untuk mengganti mata bajak itu dengan yang baru daraipada
mencoba untuk menajamkan kembali. Mata bajak besi tuang yang diperkeras dapat ditajamkan
kembali dengan menggerinda.
4. Sisi tanah (landside)
Sisi samping adalah bagian bajak yang meluncur sepanjang permukaan dinding alur. Sisi
samping ini membantu meniadakan tekanan samping sisi yang dilakukan oleh potongan alur
terhadap singkal. Juga membantu menstabilkan bajak pada waktu digunakan. Tepi singkal (shin)
adalah bagian tepi pemotong pada sigkal yang terletak tepat diatas sis samoing.
5. Ukuran bajak.
Ukuran bajak singkal adalah ;ebarnya yang dinyatakan dalam inci. Ukuran ditentukan
dengan mengukur jarak dari sayap sampai sisi samping dengan alat pengukur tegak lurus pada
sisi samping. Ukuran0ukuran bajak traktor 10,12,14,16 dan 18 ibci (25,4 35,6 40,6 dan 45,7 cm)
Bajak-bajak singkal khusus sebesar 18 dan 29 inch (45,7 dan 50,8 cm).
- Cuci semua bagian traktor dan bajak singkal sampai benar-benar bersih.
- Periksa semua bagian traktor
- Lumuri semua baut dengan minyak pelicin/minyak gammuk.
- Sebelum disimpan ada baiknya lepaskan bajak singkal dari traktor.
- Pastikan tuas kopling dalam keada on agar per nya tidak mudah rusak.
- Simpan traktor dan bajak singkal di tempat yang aman
F. 1. Pengolahan Tanah Kedua (Glebek/ Harrow Rotor)
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan
- Taktor tangan (hand tractor)
- Glebek/ Harrow Rotor
- Pengait
- Meteran
- Roda besi(wheel)
- Kunci 19
- Pena
- Buku
- Stopwatch
3. Bahan Yang Digunakan
- Tali rapia
- Pasak
4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
- Kotak P3K
- Sarung tangan
- Shoe safety/sepatu boot
- Topi pelindung
- Masker (jika perlu)
- Baju lengan panjang
- Celana panjang
5. Langkah Kerja
5.1. Persiapan Kerja
Pemeriksaan traktor tangan sebelum dioperasikan
- Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
- Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
- Memeriksa bahan bakar
- Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
- Memeriksa saringan udara
- Memeriksa sistem pendingin
- Memeriksa tuas kendali/kontrol
- Memeriksa tekanan ban
- Memeriksa sistem pelumasan
- Memeriksa implemen
- Persiapan peralatan tangan
- Mempersiapkan Glebek/ Harrow Rotor dan memasang jika sudah tiba dilahan
5.2. Pelaksanaan Kerja
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin
1. Pasang Glebek/ Harrow Rotor dipengait traktor pada bagian belakang.
2. Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau “rem”, sehingga traktor tidak berjalan pada saat
dihidupkan.
3. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada posisi netral.
4. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
5. Gas dibesarkan pada posisi “start”, sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak
di ruang pembakaran.
6. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran
pada saat engkol diputar.
7. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu putar engkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli
pelumas dapat mengalir ke atas melumasi bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi dengan
indikator, untuk menunjukkan adanya aliran pelumas.
8. Percepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
9. Lepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar
sampai motor hidup.
10. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk
pengait engkol yang miring.
11. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle” atau stasioner.
12. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat
berjalan dengan baik.
13. Traktor siap untuk dioperasikan.
14. Tempatkan Glebek/ Harrow Rotor sesuai kebutuhan atau penempatan yang disarankan pada
lahan yang akan dibajak.
15. Lakukan berulang-ulang sampai lahan atau tanah telah gembur sesuai dengan keinginan.
16. Lakukan pengukuran
17. Matikan taktor jika dalam kondisi tertentu atau tidah digunakan lagi.
5.2.2. Tabulasi Data/ PengukuranAlur 1
- Jarak tempuh : 20 meter
- Waktu tempuh : 60,29 detik
- Lebar : 117 cm
- Kedalaman : 7 cm
Alur 2
- Jarak tempuh : 20 meter
- Waktu tempuh : 60,28 detik
- Lebar : 120 cm
- Kedalaman : 6 cm
5.2.3. Perhitungan
- Rata-rata waktu tempuh =
- Rata-rata waktu tempuh= - Rata-rata waktu tempuh = 60, 28 detik
- Kecepatan(V) = jarak/waktu
- Kecepatan(V) = 20 m/ 60,28 detik
- Kecepatan(V) = 0,33 m/detik
5.2.4. Hasil
- HPI glebek=
- HPI glebek =
- HPI glebek =
- HPI glebek = 0,006 (HP)
5. 3. Perawatan Alat/Mesin
- Cuci semua bagian traktor dan glebek sampai benar-benar bersih.
- Periksa semua bagian traktor dan glebek apakah saip untuk dipakai atau tidak
- Lumuri semua baut dengan minyak pelicin/minyak gammuk.
- Sebelum disimpan ada baiknya lepaskan glebek dari traktor kemudian dibersihkan.
- Pastikan tuas kopling dalam keadaan on agar per nya tidak mudah rusak.
- Simpan traktor dan glebek di tempat yang aman
G. 1. Pengolahan Tanah Kedua (Garu/Leveller)
2. Alat/ Mesin Yang Digunakan
- Taktor tangan (hand tractor)
- Garu/Leveller
- Pengait
- Meteran
- Roda besi(wheel)
- Kunci 19
- Pena
- Buku
- stopwatch
3. Bahan Yang Digunakan
- Air minum
- Tali
- Pasak
4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
- Kotak P3K
- Sarung tangan
- Sepatu safety
- Topi pelindung
- Masker (jika perlu)
- Baju lengan panjang
- Celana panjang
5. Langkah Kerja
5.1. Persiapan Kerja
Pemeriksaan traktor tangan sebelum dioperasikan
- Memeriksa mur-baut (25 jam kerja)
- Memeriksa V-belt (25 jam kerja)
- Memeriksa bahan bakar
- Memeriksa saringan bahan bakar (25 jam kerja)
- Memeriksa saringan udara
- Memeriksa sistem pendingin
- Memeriksa tuas kendali/kontrol
- Memeriksa tekanan ban
- Memeriksa sistem pelumasan
- Memeriksa implemen
- Persiapan peralatan tangan
- Mempersiapkan Garu/Leveller dan memasang jika sudah tiba dilahan
5.2. Pelaksanaan Kerja
5.2.1. Pengoperasian Alat/ Mesin
1. Pasang Garu/Leveller dipengait traktor pada bagian belakang.
2. Tuas kopling utama diposisikan “OFF” atau “rem”, sehingga traktor tidak berjalan pada saat
dihidupkan.
3. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada posisi netral.
4. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan bakar ke ruang pembakaran
5. Gas dibesarkan pada posisi “start”, sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak
di ruang pembakaran.
6. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran
pada saat engkol diputar.
7. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu putar engkol searah jarum jam beberapa kali, agar oli
pelumas dapat mengalir ke atas melumasi bagian-bagian traktor. Biasanya dilengkapi dengan
indikator, untuk menunjukkan adanya aliran pelumas.
8. Percepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor.
9. Lepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar
sampai motor hidup.
10. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan bentuk
pengait engkol yang miring.
11. Geser posisi tuas gas pada posisi “idle” atau stasioner.
12. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat
berjalan dengan baik.
13. Traktor siap untuk dioperasikan.
14. Tempatkan Garu/Leveller sesuai kebutuhan atau penempatan yang disarankan pada lahan yang
akan dibajak.
15. Lakukan berulang-ulang sampai lahan atau tanah telah bersih dari sisa pengolahan.
16. Lakukan pengukuran
17. Matikan taktor jika dalam kondisi tertentu atau tidah digunakan lagi.
5.2.2. Tabulasi Data/ PengukuranAlur 1
- Jarak tempuh : 25 meter
- Waktu tempuh : 27,89 detik
- Lebar : 105 cm
- Kedalaman : 7 cm
Alur 2- Jarak tempuh : 25 meter
- Waktu tempuh : 20, 43 detik
- Lebar : 0,8 m
- Kedalaman : 7 cm
5.2.4. Perhitungan
- Rata-rata waktu tempuh =
- Rata-rata waktu tempuh =
- Rata-rata waktu tempuh = 24,16 detik
- Kecepatan(V) = jarak/waktu
- Kecepatan(V) = 20 m/ 24,16 detik
- Kecepatan(V) = 0,827 m/detik
5.2.4. Hasil
- HPI garu=
- HPI garu=
- HPI garu=
- HPI garu= 0,013 (HP)
5. 3. Perawatan Alat/Mesin
- Cuci semua bagian traktor dan garu sampai benar-benar bersih.
- Periksa semua bagian traktor dan garu
- Lumuri semua baut dengan minyak pelicin/minyak gammuk.
- Sebelum disimpan ada baiknya lepaskan garu dari traktor.
- Pastikan tuas kopling dalam keada on agar per nya tidak mudah rusak.
- Simpan traktor dan garu di tempat yang aman
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
1. Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang
dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki oleh manusia sehingga menjadi
lebih subur.
2. Pengolahan tanah sangat penting dalam kegiatan pertanian agar tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
3. Traktor roda dua merupakan alat/mesin pengolahan tanah yang cukup efektif dalam pengolahan
tanah karena dapat digandengkan denagn berbagai bagian implement traktor.
4. Bajak singkal, glebek dan garu merupakan alat/implement pendukung traktor roda dua dalam
proses pengolahan tanah.
D. Saran-Saran.
1. Kepada seluruh mahasiswa diharapakan agar selalu giat dan aktif setipakegiatan praktikum yang
dilakukan sehingga bukan hanya lulus mata kuliah ini saja akan tetapi mendapatkan ilmu dan
manfaat yang besar.
2. Pada praktikum kali ini kami berharap semoga pada praktikum selanjutnya alat yang digunakan
dapat lebih menunjang serta mencukupi sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan lancar.
3. Kepada teman-teman kelompok agar pada saat praktikum berlangsung agar semua mahasiswa
ikut berpartisispasi pada saat pemasangan dan pembukaan implemen pada traktor.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 1970 “ laporan survey mesin dan alat pada pertanian padi di indonesia”, Fakultas
Mekanisasi Dan Teknologi Hasil Pertanian-IPB., Bogor.
Dahono dkk, 1997, Pengolahan Tanah Dengan Traktor Tangan, Bagian Proyek Pendidikan
Kejuruan Teknik IV, Jakarta
Mulyoto H dkk, 1996, Mesin-Mesin Pertanian, Bumi Aksara, Jakarta
Soedijanto, 1971. “ Laporan tentang kegiatan Dinas Alat-alat dan Mesin-mesin Pertanian “,
Direktorat Teknik Pertanian, Jakarta,.
Soeprodjo, P., 1974. “Cara-Cara Menentukan Ukuran Utama Traktor Untuk Pengolahan Tanah”.
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Wijanto, M.S., 1996, Memilih; Menggunakan; Dan Merawat Traktor Tangan.
Depdiknas, 2002. Pengetahuan Alat dan Bahan dalam kegiatan pertanian. Rineka Cipta dan Bina
Adiaksara. Malang.
Faridah, Anni dkk. 2008. Teknik Pembentukan bedengan lahan. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
LAMPIRAN
Pengambilan Data LapanganJudul Praktek : Pengolahan TanahNama Alat/Mesin : 1. Traktor Roda Dua(Hand Tractor)
2. Bajak Singkal3. Glebek
4. GaruSpesifikasi Alat/Mesin(Lengkap) :
No Pengukuran Lajur Keterangan1 2
1 Lebar kerja alat/mesin 1 28 292 Lebar kerja alat/mesin 2 117 1203 Lebar kerja alat/mesin 3 105 1104 Jumlah nilai kolom 250 2595 Rata-rata nilai kolom 250:3=83,33 259:3=86,336 Total Rata-rata nilai kolom (83,33+ 86,33)/2 =84,83 L=cm7 Kedalaman kerja alat/mesin 1 10 158 Kedalaman kerja alat/mesin 2 7 69 Kedalaman kerja alat/mesin 3 5 7
10 Jumlah nilai kolom 22 2811 Rata-rata nilai kolom 22:3=7,33 28:3=9,3312 Total Rata-rata nilai kolom (7,33+9,33)/ 2=8,33 d=cm13 Jarak tempuh kerja alat/mesin 1 20 20 Meter14 Waktu tempuh kerja alat/mesin 1 53,54 38,2 Detik15 Rata-rata kecep. kerja alat/mesin 1 (0,37+0,52)/ 2=0,44 V=m/det16 Jarak tempuh kerja alat/mesin 2 20 20 Meter17 Waktu tempuh kerja alat/mesin 2 42,83 39,17 Detik18 Rata-rata kecep. kerja alat/mesin 2 (0,47+0,51)/ 2=0,49 V=m/det19 Jarak tempuh kerja alat/mesin 3 20 20 Meter20 Waktu tempuh kerja alat/mesin 3 30,89 32,11 Detik21 Rata-rata kecep. kerja alat/mesin 3 (0,65+0,62)/ 2=0,63 V=m/det22 Draft spesifik tanah 0,7422 Ds=kg/
23 Eff. Pener. Daya engine kedaya 63 Efl=%24 Berat traktor + mesin 98+98=196 W=kg25 Rolling resistance 30 Rr=%26 Eff. Pener. Daya engine keroda 71 Ef2=%27 Toleransi pengguna daya 30 Tl=%
PERSAMAAN PERHITUNGAN DAYA
HP = x (HP1 +HP2)
Keterangan:
HP = Daya Total (HP)
HP1 = Daya Untuk Menarik Alat/Implement (HP)
HP1 = Daya Untuk Menggerakkan Traktor/Mesin Sendiri (HP)
Tl = Toleransi Pengguna Daya (%)
- HP= x0,025 + 0,919
- HP= x 0,944
- HP= 1,348
HP bajak singkal=
Keterangan:
dS = Draft Penggaruan(kg/m)
d = Kedalaman Pemotongan Tanah (cm)
l = Lebar Pemotongan Tanah Dalam Pembajakan (cm)
Efl = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke Alat/Implement (%)
- HP1bajak singkal=
- HP1bajak singkal=
- HP1bajak singkal=
- HP1bajak singkal=
- HP1bajak singkal = 0,025 (HP)
HPl garu =
keterangan:
dc = Draft Cultivator Per Mata Cultivator (kg/bh)
n = Jumlah Mata Cultivator (bh)
V = Kecepatan Pengolahan Tanah (m/detik)
Efl = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke Alat/Implement (%)
- HPI garu=
- HPI garu=
- HPI garu=
- HPI garu= 0,011 (HP)
HPl bajak rotari =
keterangan:
tsp = Torsi Spesifik Pembajakan (kg m/ )
d = Kedalaman Pemotongan Tanah (cm)
l = Lebar Pemotongan Tanah Dalam Pembajakan(cm)
rpm = Jumlah Putaran Pisau Rotari Per Menit(.../menit)
Efl = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke Alat/Implement (%)
HP2=
keterangan:
W = Berat Traktor (kg)
Rr = Kecepatan Pengolahan Tanah (m/detik)
l = Rolling Resistance (%)
Ef2 = Efesiensi Penerusan Daya Engine Ke Roda(%)
- HP2=
- HP2=
-
LAPORAN MEKANISASI PERTANIAN
LAPORAN TETAP
MEKANISASI PERTANIAN
OLEH :
SARAH DWI YUSTIANI05111007112
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki
dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki
potensi untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya
menjadi lebih baik. Oleh karena itu, proses perubahan akan terus berjalan.
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya
mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian
masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam.
Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian
yang komplek. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara
langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka
penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam
proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu
memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat
perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan perubahan suatu
sistem akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah :
a. mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia
b. mengurangi kerusakan produksi pertanian
c. menurunkan ongkos produksi
d. menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi
e. meningkatkan taraf hidup petani
f. memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi
tipe pertanian komersil (comercial farming).
Pengembangan alat dan mesin pertanian yang juga pengembangan mekanisasi pertanian
tidak dapat berdiri sendiri, karena merupakan suatu sub sistem penunjang ( supporting
system) dalam proses budidaya, pengolahan dan penyimpanan. Sebagai teknologi yang
bersifat indivisible ( tidak dapat terbagi), peran alat dan mesin pertanian tersebut sebaiknya dapat
didistribusikan pada banyak pemakai, atau petani kecil yang tidak mempunyai cukup
kemampuan untuk memilikinya. Berbagai studi menyebutkan, bahwa alat dan mesin pertanian
memiliki kaitan sangat erat dengan dinamika sosial ekonomi dari sistem budidaya pertaniannya.
Kemampuan mengemudi traktor di jalan (on road driving) merupakan syarat yang harus
dipenuhi oleh seorang operator traktor, sebelum mengoperasikan traktor di lahan pertanian.
Mengemudi traktor, secara mendasar dibedakan berdasarkan:
1. Mengemudi tanpa gandengan
2. Mengemudi dengan gandengan
3. Mengemudikan berarti mengoperasikan dan mengendalikan alat kendali yang terdiri dari
kopling, rem kaki, rem tangan, roda setir, tuas perseneling, dll. Semua alat kendali tersebut
mengatur penyaluran tenaga putar yang dihasilkan oleh sumber tenaga, sehingga didapatkan
putaran tertentu pada roda penggeraknya, kemudian roda setir mengarahkan gerak traktor.
B. Tujuan
Tujuan diadakannya kuliah lapangan ini adalah agar mahasiswa dapat terjun langsung
dalam menerapkan teori yang didapatkan pada mata kuliah mekanisasi pertanian dan lebih
memahami teknologi pertanian di kehidupan nyata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mengenal alat alat laboratorium adalah materi yang harus dikuasai oleh seseorang yang
bekerja di laboratorium. Mengenal alat alat laboratorium menjadi mutlak karena setiap
praktikum kita akan mengginakan alat yang berbeda. Fungsi dari masing masing alat tersebut
juga harus diketahui ddengan baik oleh semua mahasisiwa, selain itu juga ada cara kerja dari tiap
tiap alat harus diketahui dengan baik.
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi
pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat
mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut
termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan,
motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi
pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan,
mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian (Robbins,2005).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan
teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi
mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan
pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun
sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan
sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan
penanganan atau pengolahan hasil pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga
kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan
mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas,
produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara
tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan
lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan
teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka
yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa
disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang
melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk
digunakan oleh petani mereka ( Hamilton dkk,1996).
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan
teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana
pertanian. Prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau
lambat dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005).
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan
drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi aspek
lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional.
Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus dilaksanakan antara
lain adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan (konsolidasi lahan). Selain itu juga
mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana dan sarana pertanian sampai dan tersedia di
lapangan tepat waktu sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi dan misi pertanian modern
(Anonim, 2011).
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika
teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara
kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian
dalam hal ekonomi dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001).
Pada akhirnya kita punya modal kemandirian minimal dalam satu aspek pangan dan
beberapa aspek lainnya misalnya keutuhan bangsa dan semangat untuk berkompetesi demi
kemajuan bangsa yang berdaulat dan bermartabat (Siahan,2001).
Pembangunan pertanian akan bergerak dengan baik apabila mengandung 5 (lima) syarat
pokok seperti , teknologi yang selalu berubah pasar bagi hasil –hasil usaha tani tersedianya
saprotan secara local perangsang bagi petani transpotasi selain syarat pokok tersebut juga
terdapat syarat pelancar yaitu pendidikan pembangunan kredit produksi, kegiatan bersama atau
kelompok oleh petani perbaikan dan perluasan areal lahan perencanaan nasional pembangunan
pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mesin pra panen untuk pertanian adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah lahan
dari lahan primer hingga pengelolahan lahan sekunder. Adapun mesin pra pertanian yang
dirancang khusus untuk penanaman hingga pemeliharaan tanaman yang biasa disebut dengan
mesin alat tanam (Wijanto,2002).
Traktor tangan merupakan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari implement
(peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun
sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna , karena dapat digunakan untuk
tenaga penggerek implement yang lain, seperti pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain – lain
(Anonim, 2011).
Selain kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudian terletak di bawah gigi
persneleng, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudian dioperasikan melalui tunas kemudi
kiri dan kanan. Apabila kopling kemudi kanan ditekan , maka putaran gigi persneleng tidak
tersambung dengan poros roda kanan . Sehingga roda kanan akan berhenti , dan traktor tangan
dapat bergerak maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerek
disalurkan di samping roda . Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu roda
ban, roda besi, roda apung (roda sangkar / cage whell) .
Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering.Bentuk permukaan
roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip . Roda ban dapat meredam getaran , sehingga
tidak merusak jalan – jalan .Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada
roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik
bebab berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah (Mugniesyah, 2006) .
Roda apung ini ada yang lebar. Ukuran roda disesuiakan dengan spesifikasi traktor .Besar
kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor. Poros roda traktor biasanya cukup
panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros yang panjang ini dimaksudkan untuk
menyesuaikan lebar oleh implement. Pemasangan roda yang cukup lebar juga aka menjaga
keseimbangan traktor.Pemanasan roda yang cukup lebar juga menjaga keseimbangan traktor.
Aplikasinya dari alat dan mesin pertanian sangat dipergunakan untuk memudahkan dalam
pengerjaannya, khususnya dalam bidang pertanian.
Berkembangnya teknologi sekarang ini, menyebabkan tingkat produksi dalam
pemakaiannya alsintan juga dilakukan secara modern, sehingga dapat memudahkan dalam
kehidupan. Tujuan dari penggunaan alat dan mesin ini sangat diperlukan karena sangat
mendukung dalam meningkatkan produktivitas pada pertanian(Anonim, 2011).
Untuk melaksanakan tugas dengan baik perlu peningkatan kuantitas dan kualitas sumber
daya manusia yang merupakan ujung tombak transfer teknologi kepada petani tersebut. Dari
hasil evaluasi Program Pendidikan dan Latihan jarak jauh terhadap para PPL dilaporkan terdapat
perkembangan yang positif dalam wawasan pengetahuan , keterampilan serta peningkatan
kemampuan pengelolahan usaha pertanian masyarakat (Siahan,2001).
Penerapan mekanisasi sangat berhubungan dengan kemajuan – kemajuan bidang lain dari
“Agricultural Engenering” dan berbentuk dalam satu atau lebih kombinasi dari bidang – bidang
tersebut. Agricultural Engenering meliputi bidang – bidang Teknik Mesin Budidya Pertanian
(Farm Power and Machinery), Teknik Tanah dan Air (Soil and Water Engenering), Teknik
Bangunan Pertanian (Farm Structures), Teknik Pengolahan Hasil Pertanian (Agricultural Product
Procesing Engenering), Teknik Pelistrikan Pertanian (Farm Electrification), dan Teknik
Smith, Harris dan Lambert Wilkes. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani Edisi Keenam. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Soenarto, R. 1959. Pengairan. Yogyakarta: PT Soeroengan
Sutejo, Mul Mulyani. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka
Umboh, Andry Harits. 1997. Petunjuk Penggunaan Mulsa. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wijayanto.1996. Memilih, Menggunakan dan Merawat Traktor Tangan. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Wisubroto, dkk. 1983. Asas-asas Meteorologi Pertanian. Jakarta Timur: Balai Aksara.
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
1 komentar:
1.
Lukman Oim 29 Maret 2015 06.15
ini yang aku cari, makasih gan artikelnya.sharing juga ni, dengar-dengar blog jokowarino.com tempat berbagi informasi mengenai pertanian indonesia adalah blog baru yang cukup bagus menyediakan referensi seputar pertanian, sesuai dengan namanya jokowarino.com tempat berbagi informasi mengenai pertanian indonesia memang tidak hanya membahas teori saja, namun infonya juga bersifat aplikatif, karena itulah kadang juga saya mengunjunginya DISINI>> jokowarino.com tempat berbagi informasi mengenai pertanian indonesia
Balas
Muat yang lain...Beranda Langganan: Entri (Atom)
Entri Populer
laporan praktikum fisiologi tumbuhan
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGUKURAN STATUS AIR PADA TUMBUHAN ...
laporan tetap pembuatan kompos
Senin, 26 Januari 2015
LAPORAN PRATIKUM PENGENALAN MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN FIRMAN AHYUDA
A. KEGIATAN PRATIKUM PENGENALAN MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN (Hand Traktor,
Kipas Sentrifugal dan Mesin Pengering)B. Tujuan Pratikum
Praktikun ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dan manfaat dari alat dan mesin yang digunakan di dalam pertanian yang dapat membantu mempercepat, memperbaiki dan meningkatkan Kualitas dan Kuantitas produk pertanian dan juga untuk menegtahuai nama-nama alat pertanian dan mesin pertanian yang digunakan oleh petani dalam melakukan proses pertanian baik sebelum panen hingga pada saat pasca panen ,karena dengan adanya alat akan mengefisisensi kerja.
C. Landasan TeoriAlat dan mesin pertanian adalah alat atau mesin yang digunakan di
dalam kegiatan budidaya pertanian sehingga dapat membantu serta mempermudah proses budidaya dan meningkatkan kwalitas dan kwantitas hasil pertanian. Sedangkan Mesin pertanian adalah alat pertanian yang
bersifat modern yang dapat digunakan oleh petani dan perusahaan dengan areal pertanian yang cukup luas. Mesin panen untuk pertanian adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah lahan dari lahan primer hingga pengelolahan lahan sekunder. Alat pertanian merupakan salah satu alat yang sangat membantu petani. Maka dari itu diperlukanlah mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian (Robbins,2005).
1. Hand TraktorTraktor tangan merupakan traktor pertanian yang hanya mempunyai
sebuuah poros roda (beroda dua). Traktor ini berukuran panjang berkisar 1740 – 2290 mm, lebar berkisar 710 – 880 mm dan dayanya berkisar 6 – 10 HP. Sebagai daya penggerak utamanya menggunakan motor diesel silinder tunggal. Traktor digunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif membutuhkan daya yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor juga digunakan untuk penanaman, untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau reaper), untuk memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan, sampai hasil pertanian.
2. Kipas SentrifugalKipas sentrifugal ini menggunakan prinsip gaya sentrifugal untuk
membangkitkan aliran fluida gas. Mirip dengan pompa sentrifugal, udara
masuk melalui sisi inlet yang berada di pusat putaran kipas sentrifugal tersebut, lalu terdorong menjauhi poros kipas akibat gaya sentrifugal dari sudu-sudu kipas yang berputar. Pada debit aliran yang sama, kipas sentrifugal menghasilkan tekanan udara outlet yang lebih besar dibandingkan dengan kipas aksial. Pada dunia industri kipas ini sering diberi istilah blower.
3. Mesin pengeringanBeberapa tipe pengering digunakan untuk bahan padat. Dalam hal ini
bahan pangan dikeringkan dalam baki, pada ban berjalan atau pada rak tanpa wadah. Sedangkan ‘spray dryer’ dan ‘drum dryer’ hanya bisa digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk cair. Klasifikasi lain alat pengering adalah pengering tekanan atmosfer dan pengering vakum. Dalam pengeringan tekanan atmosfer panas yang diperlukan untuk penguapan biasanya ditransfer dengan aliran udara yang disirkulasikan, yang juga menampung dan membawa air yang diuapkan sehingga bahan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama.
D. Alat Pratikum Hand Traktor Kipas sentrifugal Mesin pengeringan Sound Level Meter Anemometer
E. Prosedur Kerja1. Hand Traktor Traktor ditempatkan pada tempat yang datar, dengan ventilasi udara yang
baik. Traktor sudah diperiksa dan dalam kondisi baik. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada saat dan setelah mematikan traktor.
Tuas kopling utama diposisikan OFF atau rem, sehingga traktor tidak berjalanpada saat dihidupkan.
Untuk keamanan, semua tuas porsneling pada posisi netral. Buka kran bahan bakar, sehingga terjadi aliran bahan bakar ke ruang
pembakaran. Gas dibesarkan pada posisi start, sehingga ada aliran bahan bakar (solar)yang
cukup banyak di ruang pembakaran. Senlanjudnya pasang engkol pada poros engkol, kemudian engkol dibutar
beberapa kali sampai putaranya cukup untuk menhidupkan motor, sambil menaikan alat penghilang kompresi.
2. Kipas Sentrifugal
Letakkan kipas sentrifugal di atas bidang datar dengan ukuran diameter lingkaran sentryfugal masing – masing 2 cm dan 3 cm.
Hidupkan kedua kipas sentrifugal dengan bemberikan arus listrik pada sentrifugal.
Selanjudnya lakukan penghitungan kebisingan suara dengan mengunakan alat Sound Level Meter.
Dan selanjudnya lakukan penghitungan kecepatan angin dengan mengunakan alat Anemometer.
3. Mesin Pengeringan Mesin Pengering drum Bagian drum berfungsi sebagai suatu evaporator. Beberapa variasi darijenis drum tunggal adalah dua drum yang berputar
dengan umpan masuk dari atas atau bagian bawah kedua drum tersebut. Terdiri dari gulunganlogam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi penguapan lapisantipis zat cair atau lumpur untuk
dikeringkan. Padatan kering dikeluarkandari gulungan yang putarannya lebih diperlambat
Through Circulation Tray.
Udara panas disirkulasikan pada kecepatan 7-15 ft/det diantara talam dengan bantuan kipas dan motor, mengalir melalui pemanas .
Sekat-sekatmembagikan udara itu secara seragam diatas susunan talam.. Sebagian udara basah diventilasikan keluar melalui talam pembuang ,
sedangkan udara segar masuk melalui pemasuk. Tray dryer Pengering ini dapat beroperasi dalam vakum dan dengan pemanasan
tak langsung. Uap dari zat padat dikeluarkan dengan ejector atau pompa vakum. Pengeringan dengan sirkulasi udara menyilang lapisan zat padat
memerlukan waktu sangat lama dan siklus pengeringanpanjangyaitu 4-8 jam per tumpak.
selain itu dapat juga digunakan sirkulasi tembus, tetapi tidak ekonomis karena pemendekan siklus pengeringan tidak akan mengurangi biaya tenagakerja yang diperlukan untuk setiap tumpak.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN1. Hasil
Dalam praktikum ini kita dikenalkan berbagai alat dan mesin pertanian, adapun spesifikasi, fungsi dan kegunaannya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Alat dan Mesin Nama Alat dan Mesin Gambar Fungsi
HAND TRAKTOR
untuk membajak atau men gemburkan lahan pertanian yang belum dilakukan pengemburan.
KIPAS SENTRIFUG
AL
Untuk mengeringkan bahan pertanian.
Sebagai alat pendukung mesin pengering, sebagai pengantar panas.
Sebagai alat pengangkut bahan pertanian.
Sebagai penetralisir suhu ruangan penyimpanan.
MESIN PENGERING
Untuk Mengurangi Kandungan Kadar Air Pada bahan Pertanian.
2. PembahasanDalam praktikum ini kita diajarkan untuk dapat mengenal alat dan mesin
pertanian,dan apa kegunaan dari mesin dan alat pertanian tersebut, dimana alat dan mesin pertanian adalah alat atau mesin yang digunakan didalam kegiatan budidaya pertanian sehingga dapat membantu dan mempermudah proses budidaya dan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Alat dan mesin pertanian di kelompokkan kedalan dua bagian besar yaitu alat dan mesin budidaya tanaman lalu alat dan mesin pengolahan hasil pertanian. Alat dan mesin budidaya pertanian adalah alat dan mesin yang digunakan untuk produksi tanaman contohnya adalah mesin hend traktor yang berfungsi sebagai mengemburkan lahan pertanian, sedangkan alat dan mesin pengolahan hasil pertanian adalah alat dan mesin yang digunakan untuk menangani atau mengolah hasil pertanian. Contohnya mesin pengeringan yang berfungsi sebagai pengering dengan mengurangi kadar air yang terkan dung pada bahan pertanian.
Dibalik itu kita juga harus mengetahui apa kelebihan dan kekurangan dari alat dan mesin pertanian tersebut dan kita juga harus mengetahui yang
mana lebih bagus digunakan dan juga mana yang tidak diperbolehkan digunakan dalam proses budidaya tanaman tersebut. Kelebihan dari mesin pertanian yaitu : efisiensi kerja dan waktu serta tenaga yang dikeluarkan dan juga penghematan ekonomi karena memakai mesin lebih murah dibandingkan tenaga manusia. Dan adapun kelemahan dari mesin pertanian adalah dimana mesin pertanian mengeluarkan gas emisi yang merusak alam.
I. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari praktikum pengenalan alat dan mesin pertanian
adalah sebagai berikut: Tujuan diadakannya praktikum pengenalan mesin peralatan pertanian yaitu untuk mengetahui berbagai jenis bentuk dan fungsi berbagai alat dan mesin pertanian.
Heand Traktor Hand traktor merupakan mesin yang dapat dipakai dalam mengolah
tanah, menjadikan tanah sebagai lahan yang dapat dilakukan penanaman dengan baik. Traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Traktor tangan berbahan bakar Solar Traktor tangan berbahan bakar bensin Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin)
Traktor yang merupakan alat bertenaga motor juga mempunyai kegunaan tidak hanya sebagai alat penggelola tanah, tapi juga dapat digunakan sebagai alat pompa air, trailer dan lain-lain. Traktor banyak digunakan oleh para petani bertujuan agar dapat mempercepat proses pengolahan lahan, dan secara otomatis dapat melakukan pengefisienan waktu.
Kipas Sentrifugal Kipas merupakan instrumen penanganan bahan (fluida) khususnya
adalah fluida compressible (udara atau gas). Pada pengolahan hasil pertanian, kipas umumnya digunakan : pengeringan, ventilasi, pemanasan, pendingin, penghisap udara, pengangkat, penghantar. Kipas aliran radial (sentrifugal) terdiri atas suatu roda atau motor dalam suatu tipe sangkar
dengan rangka spiral. Jenis kipas sentrifugal meliputi : kipas berdaun melengkung ke depan, kipas tipe radial lurus atau berdaun melengkung ganda, kipas berdaun melengkung ke belakang.
Mesin Pengeringansuatu cara untuk mengurangi kadar air suatu bahan sampai kadar yang
diinginkan, melalui suatu proses pindah panas dan pindah massa. Pada produk-produk hasil pertanian, pengeringan dapat memperlambat laju kerusakan akibat aktivitas biologis dan kimia sebelum bahan dimanfaatkan, sehingga bahan lebih awet.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimb.,2011.FungsiMesin Alat Pertanian.http:// mekanisasi. litbang. deptan. go.id. Diakses pada tanggal 7 maret Pukul 20.54.
Mugniesyah, Siti Sugiah M. 2006. Peranan Penyuluhan Pertanian dalam
Pembangunan
Pertanian .Bogor : IPB Press.
Mulyoto, dkk. 2002. Mesin-Mesin Pertanian. PT Graha persada : Jakarta.
Robbins,2005. CRC handbook of engineering in agriculture. Boka Raton .F1.CRC Press
Dakung, S., dan Sugianto. 1989. Teknologi Pertanian Sebagai Tanggapan
Aktif Terhadap
Lingkungan di Daerah Pekalongan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian. USU
Medan.
Mujumdar, A.S., 1995. Superheated Steam Drying of Industrial Drying, 2ndEdition. Marcel Dekker, New York.
Ranganna, S., 1977. Manual of Analysis of Fruit and Vegetable Products. TataMc Graw- Hill Publishing Company Limited, New Delhi
Diposkan oleh Firman Ahyuda di 14.11 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest Label: [email protected] Lokasi: Aceh Besar Regency, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Firman Ahyuda Lihat profil lengkapku
Arsip Blog ▼ 2015 (5)
o ► Juni (2)o ► Mei (1)o ▼ Januari (2)
LAPORAN PRATIKUM PENGENALAN MESIN DAN PERALATAN PE...
Soal UTS PBSID
► 2014 (24)
Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.
laporan mesin dan peralatan Jumat, 21 September 2012
laporan mesin dan peralatan: mesin dan peralatan
laporan mesin dan peralatan: mesin dan peralatan: PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perkembangan kebudayaan manusia, dari masa prasejarah sampai era manusia modern, mengalami beberapa ... Diposkan oleh aisyah ritonga di 17.36 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
laporan mesin dan peralatan: mesin dan peralatan: PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perkembangan kebudayaan manusia, dari masa prasejarah sampai era manusia modern, mengalami beberapa ... Diposkan oleh aisyah ritonga di 17.35 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Minggu, 16 September 2012
mesin dan peralatan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam perkembangan kebudayaan manusia, dari masa prasejarah sampai era manusia modern, mengalami beberapa tahapan peradaban. Perkembangan pertanian juga diiringi dengan perkembangan teknologi awal untuk membantu kegiatan tersebut seperti alat pengolah tanah, jentera penarik air, dan alat pemanen. Periode ini sejalan dengan zaman logam, dimana teknik peleburan tembaga dan emas telah dikenal di Timur Tengah pada 5.000 SM. Penemuan perak di kawasan Timur Tengah dan juga di daratan Cina dan Thailand merupakan tonggak zaman perak. Demikian pula teknologi bangunan dilakukan dalam pembuatan rumah dengan bata atau batu, baik untuk kediaman atau untuk upacara agama, seperti piramida dan candi, atau tempat penyimpanan hasil panen pertanian.
Dalam situasi krisis ekonomi saat ini, sector pertanian masih sanggup bertahan untuk dikembangkan. Turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat produk sektor pertanian mempunyai daya saing sebagai komoditi export. Disamping itu harga produk pertanian yang mengalami kenaikan dalam nilai rupiah membuat sector ini lebih mempunyai prospek dibandingkan dengan produk sektor lainnya.
Bagian yang merupakan kunci revolusi teknologi dalam pertanian yang sedang berlangsung, dan sebagian besar merupakan hasil revolusi teknologi itu sendiri, adalah meningkatnya dengan cepat keluaran (“output”) per jam kerja dalam usaha tani. Perubahan-perubahan ini memungkinkan kenaikan-kenaikan yang besar produksi dalam jumlah “output” total usaha tani, dengan jam kerja yang lebih sedikit yang dikeluarkan dalam usaha tani.
Pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja petani dan merubah pekerjaan berat menjadi lebih ringan dan menarik secara historis, kemajuan mekanisasi pertanian selalu disebabkan kurangnya tenaga kerja di pedesaan karena diserap oleh bidang industri.
Teknik-teknik pertanian mencakup semua kegiatan manusia di lahan pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertanian. Kegiatan-kegiatan ini dapat meliputi keterampilan manajemen sumberdaya pertanian, aset, input dan / atau hasil. Kesemuanya itu menggabungkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan manusia dengan secara teknis dan utamanya berorientasi pada penggolongan komponen dan proses fisik dan biologis pertanian. Contohnya adalah cara khusus dalam membajak, member rabuk, menyiangi, atau memelihara
hewan. Praktek-praktek pertanian yang saling terkait. Contohnya adalah cara khusus pertanian mengenai pemaduan tanaman dan hewan serta cara-cara mengelola tanah dan air. Sistem teknologi mencakup keseluruhan teknik yang digunakan di suatu tanah pertanian.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara mengoperasikan traktor (hand tractor) secara langsung.
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah menunjukkan bahwa proses mekanisasi pertanian adalah suatu proses yang dinamis, dengan tujuan proses masa depan yang tak terbatas. Dalam suatu sistem yang kompetitif, setiap pabrik mesin-mesin pertanian harus secara terus-menerus memperbaiki produknya, dan menciptakan produk baru agar posisi perusahaannya tetap menguntungkan (Daywin, dkk., 2010).
Pertanian sebagai suatu subsistem dalam kehidupan manusia bertujuan untuk menghasilkan bahan nabati dan hewani, termasuk biota akuatik (perairan) dengan menggunakan sumberdaya alam dan perairan secara efektif dan efisien dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia dan kelestarian daya dukung lingkungan (Mangunwidjaja dan Sailah, 2006).
Traktor pertanian didefenisikan sebagai suatu kendaraan yang mempunyai daya penggerak sendiri, minimum mempunyai sebuah poros roda yang dirancang untuk menarik serta menggerakkan alat / mesin pertanian. Atas dasar bentuk dan ukuran traktor, maka traktor pertanian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu traktor besar, traktor mini, dan traktor tangan (Rizaldi, 2006).
Traktor dimaksudkan untuk menyediakan fungsi transportasi bagi pergerakan material dan kemampuan lapangan kerja untuk daya dan mendorong mesin pertanian. Dalam modus transportasi, traktor diperlukan untuk beroperasi dengan konsep yang relatif rendah di atas berbagai kecepatan operasi. Untuk kerja lapangan, traktor ini sering digunakan untuk tugas yang membutuhkan kekuatan tarik yang tinggi pada kecepatan 4-12 per jam. Jadi, traktor harus antar muka dengan menerapkan dalam memberikan parameter operasi yang diperlukan untuk memenuhi tujuan kinerja untuk kedua fungsi transportasi dan lapangan kerja (Alcock, 2000).
Traktor roda dua merupakan mesin serba guna karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk alat-alat lain seperti pompa air, alat processing, gandengan (trailer), dan lain-lain. Berdasarkan cara-cara penggandengan / peralatannya, traktor kecil diklasifikasikan dalam 3 kelompok :
1. Tipe unit (Integral mounted tractor) adalah traktor roda dua yang peralatannya langsung dihubungkan dengan poros (sumbu / as) dengan transmisi gigi.
2. Tipe gusur (trailling type). Peralatannya digandengkan ke traktor dengan pen (pasak). Jadi, bekerjanya berdasarkan kekuatan tarik maju ke depan dari traktor.
3. Tipe kombinasi (combination type). Traktor yang dapat dipakai secara tipe gusur dan tipe unit.
(Hardjosentono, dkk., 2002).
Alat-alat pengolahan tanah persawahan dan perladangan yang terdapat di daerah penelitian terdiri dari bajak, sligi, garu, sabit, dll. Bajak terbuat dari kayu dan besi. Bagian yang terbuat dari besi adalah bagian yang tajam, yang oleh masyarakat di daerah penelitian tersebut disebut gugan. Sedang bagian-bagian lainnya seperti cacadan, gugan, singkal dan lain sebagainya terbuat dari kayu (Dakung, dkk., 1999).
Traktor mount loader listrik juga disebut pemuat pupuk. Traktor ini mendapatka nama tersebut, tidak diragukan lagi, karena jenis mesin dikembangkan sebagian besar untuk pembutan pupuk. Bagaimanapun, dalam hal ini juga terdapat banyak kegunaan yang lain. Hal ini dapat digunakan untuk memutar truk ke bal kapas, jerami diterjunkan, kotoran kerikil, pasir dan bahan lainnya. Jika pupuk kandang yang akan dimuat dalm gudang dimana mengangkat balok diatur sehingga mereka tidak bangkit dan menghantam langit-langit sebelum sendok itu telah diangkat cukup tinggi untuk dump membuang ke penyebar pupuk. Pemuat ditampilkan memiliki hubungan erat yang memungkinkan mengangkut beban di atas bagian tertingi dari mesin (Smith and Wilkes, 1990).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2011 di Areal Lingkungan kampus Pertanian, Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
Bahan dan Alat Praktikum
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah traktor tangan (hand tractor) yang akan dihitung (panjang persentuhannnya), α (alfa), A (luas penampang), GP, Wdinamis, dan GP dinamisnya.
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah traktor tangan sebagai objek pengamatan. Kalkulator untuk menghintung hasil yang didapat, kamera sebagai alat untuk dokumentasi. Stopwatch untuk menghitung pengoperasian traktor, buku data untuk tempat menulis data, gelas ukur untuk mengukur banyaknya bahan bakar yang terpakai, dongkrak untuk menahan beban traktor pada saat dipasang ban, roda besi sebagai roda untuk membajak pada traktor, kunci / obeng sebagai alat untuk memasang / melepas roda, dan bajak sebagai alat yang dipasang pada traktor untuk membantu pembajakan.
Prosedur Praktikum
1. Diisi tangki traktor hingga penuh2. Dihidupkan stopwatch sejalan dengan dihidupkannya traktor3. Dioperasikan traktor selama 1 jam4. Dihitung volume minyak yang telah digunakan selama pengoperasian alat traktor dengan cara
mengisi kembali tangki sampai penuh dengan menggunaka n gelas ukur5. Dihitung C, GP, Wdinamis, GPdinamis, dan GC dengan rumus :
C = GP = A = Cos
Wdinamis = 0,75 x Wtotal
GPdinamis =
GC = 4 (x)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data Pengoperasian Alat (Hand Tractor)
C GP Wdinamis GC GPdinamis
97,28 cm 0,03 kg/cm² 1125 kg 698,55 7,41 kg/cm²
Perhitungan
Dik : X = 14 inc = 35,56 cm
Y = 40 inc = 101,6 cm
Z = 15 cm
W = 1500 kg
R = ½ D = 86,36
D = 2x + y
= 2 x 35,56 + 101,6
= 71,12 + 101,6
= 172,72
Dit : GP, Wdinamis, GPdinamis, dan GC = ……..?
Penyelesaian :
C =
=
=
= 2 x 48,64
= 97,28 cm
Cos α =
=
=
= 0, 366
α = 68,53
A =
=
=
=
=
= 22944, 80 cm²
GP =
=
= 0,033 kg/cm²
Wdinamis = 0,75 x Wtotal
= 0,75 x 1500
= 1125 kg
GPdinamis =
=
=
= 7,41
GC = 4 (x)
= 4 (35,56) (48,64)
= 142,24 (48,64)
= 6918,55
Pembahasan
Dari hasil praktikum diperoleh C sebesar 97,28 cm, cos α 0,366, α 68,53, A sebesar 22944,80 cm², GP 0,033 kg/cm², Wdinamis 1125 kg, GPdinamis 7,41, dan GC sebesar 6918,55 dengan X = 14 inc dan Y = 40 inc, Z = 15 cm, W = 1500 kg, R = 86,36, dan D sebesar 172,72.
Berdasarkan bentuk ukurannya traktor dapat dibagi tiga yaitu traktor besar ialah traktor yang mempunyai dua poros roda, yang panjangnya berkisar 2650-3910 mm, dan lebar 1740-2010 mm dan dayanya berkisar 20-120 Hp. Traktor mini ialah traktor yang mempunyai dua buah poros roda yang panjangnya berkisar 1799-2070 mm dan lebar 995-1020 mm dan memilki daya berkisar 12,5-20 Hp. Traktor tangan ialah traktor pertanian yang memiliki sebuah poros roda yang ukuran panjangnya sekitar 1740-1190 mm dan lebarnya 710-880 dan memiliki daya berkisar 6-10 Hp.
Hubungan antara kenderaan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi traktor digunakan nilai-nilai agar pengoperasian optimal. Bearing capacity harus lebih besar dari nilai ground pressure karena jika nilai bearing capacity rendah, mak dipastikan traktor tersebut dan tenggelam dan tidak dapat dioperasikan. Ground pressure adalah kemampuan traktor memberi tekanan ke tanah, bearing capacity adalah kemampuan tanah untuk menahan beban traktor.
Menurut bentuk dan jumlah roda dan sistem traksinya serta putaran roda. Traktor terbagi atas traktor dengan roda satu, traktor dengan roda dua, traktor dengan roda tiga dan traktor dengan roda empat. Yang kedua adalah traktor rantai, yang ketiga adalah traktor kombinasi antara kombinasi roda ban dan rantai.
Perbedaan antara traktor 4 tak dan 2 tak yaitu kalau traktor 4 tak adalah traktor dengan mesin ramah lingkungan dan bahan bakarnya irit dan juga tidak berisik. Sedangkan traktor dengan mesin 2 tak tidak ramah lingkungan, bahan bakarnya boros dan suaranya berisik.
Dalam pengoperasian traktor ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah bahan bakar harus dimasukkan terlebih dahulu, bahan bakar harus memilki sifat merekat yang rendah agar tidak menggangu kerja mesin, dan mesin-mesin harus diberi pelumas yang berkualitas. Dalam pengemudian traktor dibutuhkan pemakai yang mempunyai keterampilan dalam pengoperasian traktor agar tidak terjadi kerusakan pada traktor, dan pekerjaan yang dilakukan dengan traktor bisa sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Traktor adalah alat yang digunakan untuk bernacam-macam fungsi termasuk pengangkutan material di lapangan yang bersumberdaya mekanis. Hal ini sesuai dengan literatur Alcock (1998) yang menyatakan bahwa sebuah traktor difungsikan untuk menyediakan fungsi transportasi untuk memindahkan material, kemampuan kerja di lapangan.
Berdasarkan dayanya traktor dibedakan menjadi dua, yaitu mini traktor dengan 12,5-20 Hp dan four wheel drive tractor berdaya lebih dari 20 Hp. Hal ini sesuai dengan literatur Rizaldi (2006) yang menyatakan bahwa traktor dibagi dua. Pada saat beroperasi, berat traktor roda bertumpu pada roda belakang sebesar 70-80 % dari berat totalnya (berat dinamis traktor). Sedangkan untuk roda depan 20-30 % dari berat totalnya. Dalam menghitung ground pressure (tekanan traktor pada tanah) untuk traktor roda dua dipengaruhi oleh berat dinamis traktor dan luas roda yang menyentuh tanah (ground contact).
Pada teknik pertanian untuk memahami baru aspek teknik tentang bagaimana dan mengapa cara bekerjanya. Hal ini sesuai dengan literatur Mangunwidjaja (2006) yang menyatakan bahwa rumusan keilmuan mengenai teknik pertanian sebagai ilmu praktik empirik yang bersifat pragmatik finalstik.
Hambatan terhadap mekanisasi termasuk terbatasnya peralatan, bahan bakar, modal, keterampilan, fasilitas perawatan. Hal ini sesuai dengan literatur Reintjes (2002) yang menyatakan pemanfaatan traktor dan mesin-mesin lainnya untuk pengolahan lahan, penanaman dengan sedikit bahan bakar untuk yang tidak dapat dipernbaharui lagi.
KESIMPULAN
1. Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi dengan bersumber mekanik.
2. Hasil yang didapat adalah GC = 698,55, GP = 0,033 kg / cm² dan GPdinamis = 7,41.3. Berdasarkan bentuk dan ukurannya traktor terbagi menjadi tiga yaitu traktor besar, traktor mini,
traktor tangan.4. Ground pressure adalah kemampuan traktor untuk menekan tanah.5. Bearing capacity harus lebih besar dari ground pressure karena jika nilai C lebih kecil dari GC
traktor akan tenggelam dan tidak dapat dioperasikan.6. Bearing capacity adalah kemampuan tanah untuk menahan beban traktor.7. Prinsip kerja mesin pengolah tanah dengan menggunakan tenaga penggerak motor bakar yang
pada umumnya motor diesel, sebagai mesin pengolah tanah traktor yang digunakan untuk menarik peralatan pengolahan tanah seperti bajak piring, garu piring, dll.
8. Perbedaan traktor 4 tak dan 2 tak yaitu 4 tak dengan mesin ramah lingkungan dan bahan bakarny irit. Sedangkan 2 tak adalah sebaliknya.
9. Semakin kecil bentuk dari traktor maka semakin efisien pula penggunaannya, karena mesin yang dipakai semakin canggih pula.
10. Hambatan pada terbatasnya terhadap mekanisme adalah terbatasnya peralatan, bahan bakar dan modal.
DAFTAR PUSTAKA
Alcock, R. 1999. Traktor – Implement Systems. AVI Publishing Co., Inc. Connecticut. London.Dakung, S., dan Sugianto. 1989. Teknologi Pertanian Sebagai Tanggapan Aktif Terhadap
Lingkungan di Daerah Pekalongan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Daywin, F.J., R.G. Sitompul., dan I. Hidayat. 2010. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu. Jakarta.
Hardjosentono, M., Wijayanto., Elon R., I.W. Badra., R. Dadang. T., 2002. Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Mangunwidjaja, D., dan Illah Shailah., 1993. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian. USU Medan.Smith, H.P., and L.H. Wilkes. 1990. Farm Machinery and Equipment. Tata McGraw Publishing
Company Ltd. New Delhi.
PERTANIAN KONSERVASI Pada dasarnya usahatani konservasi merupakan suatu paket teknologi usahatani yang bertujuan meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta melestarikan sumberdaya tanah dan air pada DAS DAS kritis (Saragih, 1996). Akan tetapi penyerapan teknologi tersebut masih relatif lambat disebabkan antara. lain : 1. Besarnya modal yang diperlukan untuk penerapannya (khususnya untuk investasi bangunan konservasi) 2. Kurangnya tenaga penyuluh untuk mengkomunikasikan teknologi tersebut kepada petani 3. Masih lemahnya kemampuan pernahaman petani untuk menerapkan teknologi usahatani konservasi sesuai yang diintroduksikan. 4. Keragaman komoditas yang diusahakan di DAS DAS kritis 5. Terbatasnya sarana/prasarana pendukung penerapan teknologi usaha tani konservasi. Hal hal tersebut diatas menunjukkan bahwa teknologi usahatani konservasi yang ada sekarang ini masih belum memadai sehingga perlu dicari teknologi yang lebih sesuai melalui kegiatan : 1. Penelitian komponen komponen teknologi yang dapat mendukung paket teknologi usa¬ha tatani konservasi 2. Penelitian pengembangan teknologi yang sudah ada guna memodifikasi teknologi tersebut sesuai dengan kondisi agrofisik dan sosial ekonomi wilayah setempat. Tehnik konservasi tanah seperti pembuatan kontur, teras, penanaman dalam strip, tanaman penutup tanah, pemilihan pergiliran tanah yang cocok, penggunaan pupuk yang teratur dan drainase dalam literatur sering dijabarkan sebagai tehnik yang melindungi atau memperbaiki tanah pertanian secara keseluruhan, akan tetapi perlu ditekankan bahwa tehnik tehnik dapat efektif apabila penggunaan lahannya sudah cocok. Tidak ada agroteknologi yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak ada tehnik konservasi yang mencegah erosi kalau kondisi tanahnya tidak cocok untuk pertanian (Sinukaban, 1989. Dalam tulisan ini dibabas beberapa agroteknologi dapat diterapkan petani di lahan pertaniannya. Beberapa diantaranya merupakan traditional wisdom, atau kearifan lokal. Pengolahan Tanah KonservasiPengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam pertanian dan tetap diperlukan
dalam pertanian modern. Pengolahan tanah bagaimana yang tepat untuk kelestarian sumberdaya tanah? Arsjad (2000), mendefinisikan pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat pesemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenarnkan sisa tanaman, dan membrantas gulma. Soepardi (1979), mengatakan mengolah tanah adalah untuk menciptak sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baiki yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan tanah terIalu intensif maka struktur tanah akan rusak. Kebiasaan petani yang mengolah tanah secara berle¬bihan dimana tanah diolah sampai bersih pennukaannya merupakan salah satu contoh pengolahan yang keliru karena kondisi seperti ini mengakibatkan surface sealing yaitu butir tanah terdispersi oleh butir hujan , menyumbat pori pori tanah sehingga terbentuk surface crusting. Untuk mengatasi pengaruh buruk peng olahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi yang dapat memperkecil terjadinya erosi. Cara yang dimaksud adalah: 1. Tanpa olah tanah (TOT), tanah yang akan ditanami tidak diolah dan sisa sisa tanaman sebelumnva dibiarkan tersebar di permukaan, yang akan melindungi tanah dari ancaman erosi selama masa yang sangat rawan yaitu pada saat pertumbuhan awal tanaman. Penanaman dilakukan dengan tugal. Gulma diberantas dengan menggunakan herbisida, 2. Pengolahan tanah minimal, tidak semua permukaan tanah diolah, hanya barisan tanaman saja yang diolah dan sebagian sisa sisa tanaman dibiarkan pada permukaan tanah 3. Pengolahan tanah menurut kontur, pengolahan tanah dilakukan memotong lereng sehingga terbentuk jalur jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah menurut kontur akan lebih efektif jika diikuti dengan penanarnan menurut kontur juga yang memungkinkan penyerapan air dan menghindarkan pengangkutan tanah. Sebagian dari praktek pengolahan tanah seperti ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan telah dilakukan oleh petani di beberapa daerah di Indonesia. Petani mungkin menganggapnya sebagai tradisi nenek moyangnya yang perlu dipertahankan. Walaupun saat itu belum ada penyuluh pertanian ataupun literatur tentang konservasi tanah, tetapi para petani telah menerapkan cara bertani yang berasaskan konservasi tanah. Mengolah tanah secara konservasi telah dilakukan oleh orang jaman dulu dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dari usahataninya guna memenuhi kebutuhan hidup jangka pendek, dan mungkin belum terpikirkan oleh mereka untuk melestarikan sumber daya tanah. Diposkan oleh wicak petanitangguh di 19.18 Label: usaha konservasi usahatani
Petani Tangguh
PERTANIAN KONSERVASI
Pada dasarnya usahatani konservasi merupakan suatu paket teknologi usahatani yang bertujuan meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta melestarikan sumberdaya tanah dan air pada
DAS DAS kritis (Saragih, 1996). Akan tetapi penyerapan teknologi tersebut masih relatif lambat disebabkan antara. lain : 1. Besarnya modal yang diperlukan untuk penerapannya (khususnya untuk investasi bangunan konservasi) 2. Kurangnya tenaga penyuluh untuk mengkomunikasikan teknologi tersebut kepada petani 3. Masih lemahnya kemampuan pernahaman petani untuk menerapkan teknologi usahatani konservasi sesuai yang diintroduksikan. 4. Keragaman komoditas yang diusahakan di DAS DAS kritis 5. Terbatasnya sarana/prasarana pendukung penerapan teknologi usaha tani konservasi. Hal hal tersebut diatas menunjukkan bahwa teknologi usahatani konservasi yang ada sekarang ini masih belum memadai sehingga perlu dicari teknologi yang lebih sesuai melalui kegiatan : 1. Penelitian komponen komponen teknologi yang dapat mendukung paket teknologi usa¬ha tatani konservasi 2. Penelitian pengembangan teknologi yang sudah ada guna memodifikasi teknologi tersebut sesuai dengan kondisi agrofisik dan sosial ekonomi wilayah setempat. Tehnik konservasi tanah seperti pembuatan kontur, teras, penanaman dalam strip, tanaman penutup tanah, pemilihan pergiliran tanah yang cocok, penggunaan pupuk yang teratur dan drainase dalam literatur sering dijabarkan sebagai tehnik yang melindungi atau memperbaiki tanah pertanian secara keseluruhan, akan tetapi perlu ditekankan bahwa tehnik tehnik dapat efektif apabila penggunaan lahannya sudah cocok. Tidak ada agroteknologi yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak ada tehnik konservasi yang mencegah erosi kalau kondisi tanahnya tidak cocok untuk pertanian (Sinukaban, 1989. Dalam tulisan ini dibabas beberapa agroteknologi dapat diterapkan petani di lahan pertaniannya. Beberapa diantaranya merupakan traditional wisdom, atau kearifan lokal. Pengolahan Tanah KonservasiPengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam pertanian dan tetap diperlukan dalam pertanian modern. Pengolahan tanah bagaimana yang tepat untuk kelestarian sumberdaya tanah? Arsjad (2000), mendefinisikan pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat pesemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenarnkan sisa tanaman, dan membrantas gulma. Soepardi (1979), mengatakan mengolah tanah adalah untuk menciptak sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baiki yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan tanah terIalu intensif maka struktur tanah akan rusak. Kebiasaan petani yang mengolah tanah secara berle¬bihan dimana tanah diolah sampai bersih pennukaannya merupakan salah satu contoh pengolahan yang keliru karena kondisi seperti ini mengakibatkan surface sealing yaitu butir tanah terdispersi oleh butir hujan , menyumbat pori pori tanah sehingga terbentuk surface crusting. Untuk mengatasi pengaruh buruk peng olahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi yang dapat memperkecil terjadinya erosi. Cara yang dimaksud adalah: 1. Tanpa olah tanah (TOT), tanah yang akan ditanami tidak diolah dan sisa sisa tanaman sebelumnva dibiarkan tersebar di permukaan, yang akan melindungi tanah dari ancaman erosi selama masa yang sangat rawan yaitu pada saat pertumbuhan awal tanaman. Penanaman dilakukan dengan tugal. Gulma diberantas dengan menggunakan herbisida, 2. Pengolahan tanah minimal, tidak semua permukaan tanah diolah, hanya barisan tanaman saja yang diolah dan sebagian sisa sisa tanaman dibiarkan pada permukaan tanah 3. Pengolahan tanah menurut kontur, pengolahan tanah dilakukan memotong lereng sehingga terbentuk jalur jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah menurut kontur akan lebih efektif jika
diikuti dengan penanarnan menurut kontur juga yang memungkinkan penyerapan air dan menghindarkan pengangkutan tanah. Sebagian dari praktek pengolahan tanah seperti ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan telah dilakukan oleh petani di beberapa daerah di Indonesia. Petani mungkin menganggapnya sebagai tradisi nenek moyangnya yang perlu dipertahankan. Walaupun saat itu belum ada penyuluh pertanian ataupun literatur tentang konservasi tanah, tetapi para petani telah menerapkan cara bertani yang berasaskan konservasi tanah. Mengolah tanah secara konservasi telah dilakukan oleh orang jaman dulu dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dari usahataninya guna memenuhi kebutuhan hidup jangka pendek, dan mungkin belum terpikirkan oleh mereka untuk melestarikan sumber daya tanah. Diposkan oleh wicak petanitangguh di 19.18 Label: usaha konservasi usahatani
ADA APA dengan PETANI ► 2014 (4) SEJARAH PUPUK ORGANIK PENGOLAHAN LIMBAH PISANG TEKNOLOGI SAMPAH SAMPAH PENGELOLAAN SAMPAH BUDIDAYA GAHARU TANAMAN KONSERVASI PERTANIAN KONSERVASI KONSERVASI TANAH AIR PERTANIAN DAN PERUBAHAN ALAM KEBUDAYAAN TORAJA TUGAS PERAN GURU JENIS-JENIS MEDIA PENGAJARAN Upaya Peternak Ayam dalam Menanggulangi Virus Flu ... MANOHARA APEL
o ► Februari (19) o ► Januari (11)
► 2009 (67)
GAMBARE PETANI
NEPHENTES DI HABITAT ASLINYA
cari cari..
Facebook Petani TangguhArif Wicaksono
Buat Lencana Anda
TIPS dari PETANI DAUN SIRSAK ATASI TRIPS Petani : GUNA AIR KELAPA Petani : MENGATASI BAU DI KAMAR MANDI Petani : GUNA DAUN PEPAYA Petani : ATASI KELINCI DIARE Petani : STOP BOROS MULAI SEKARANG
PENDAHULUANPada awalnya, upaya konservasi di dunia ini telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Naluri manusia untuk mempertahankan hidup dan berinteraksi dengan alam dilakukan antara lain dengan cara berburu, yang merupakan suatu kegiatan baik sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup, ataupun sebagai suatu hobi/hiburan. Sejak jaman dahulu, konsep konservasi telah ada dan diperkenalkan kepada manusia meskipun konsep konservasi tersebut masih bersifat konservatif dan eksklusif (kerajaan). Konsep tersebut adalah konsep kuno konservasi yang merupakan cikal bakal dari konsep modern konservasi dimana konsep modern konservasi menekankan pada upaya memelihara dan memanfaatkan sumberdaya alam secara bijaksana.Di Indonesia, pertanian konservasi pernah populer di tahun 1990-an, namun gerakannya sangat lambat. Tidak ada yang jelas sampai di mana tingkat perkembangan olah tanah konservasi di Indonesia.Teknik konservasi ini dapat sangat berarti, karena memberikan manfaat praktis yang langsung dapat dinikmati oleh petani dalam hal efisiensi biaya dan energi, mempercepat siklus tanam dan pemanfaatan air, meningkatkan kesuburan tanah dan bahkan membantu pengurangan emisi GRK. Untuk menanggulangi kemandegan ini, maka pemerintah perlu memfasilitasi kembali gerakan olah tanah konservasi melalui program-program praktis dan nyata, serta mendukung secara finansial maupun penelitian dan penyuluhan, serta merangkul berbagai pihak yang tertarik untuk mengakselerasi gerakan olah tanah konservasi.Pertanian yang berbasis olah tanah konservasi tidak akan berhasil dikembangkan jika setiap pelaku di sektor ini masih terikat di dalam mind-set olah tanah konvensional. Untuk merebut kembali momentum yang telah hilang dibutuhkan motivasi yang besar dan perubahan paradigma dari segenap pihak yang bergerak di sektor pertanian, baik itu pejabat, peneliti, ilmuwan, penyuluh, maupun petani sebagai pelaku langsung pertanian.
BAB IIISIA. Pengertian KonservasiKonservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari
segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :1. Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).2. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).Tujuan dari adanya konservasi adalah agar terwujud kelestarian sumberdaya alam hayati serta kesinambungan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu dilakukan strategi dan juga pelaksananya. Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Sedangkan strategi konservasi nasional telah dirumuskan ke dalam tiga hal berikut taktik pelaksanaannya, yaitu :1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan (PSPK)a. Penetapan wilayah PSPK.b. Penetapan pola dasar pembinaan program PSPK.c. Pengaturan cara pemanfaatan wilayah PSPK.d. Penertiban penggunaan dan pengelolaan tanah dalam wilayah PSPK.e. Penertiban maksimal pengusahaan di perairan dalam wilayah PSPK.2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnyaa. Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnyab. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa (in-situ dan eks-situ konservasi).3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.a. Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam.
b. Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar (dalam bentuk : pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perdagangan, perburuan, peragaan, pertukaran, budidaya).The conservation model mengacu pada usaha tanam campuran atau crop livestock sebagai hasil revolusi pertanian Inggris. Selain itu juga mnegacu pada konsep kelaparan lahan yang diilhami oleh ahli tanah Jerman (Ricardo, Mill). Yang termasuk dalam konservasi adalah sebagian lahan yang subur untuk tanaman dan sebagian lagi untuk untuk penggembalaan, tersedia cukup pakan ternak, pupuk hijau untuk mempertahankan kesuburan tanah serta adanya input dari sektor pertanian itu sendiri.
B. Contoh Konsep KonservasiParadigma pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ekonomi telah memacu pemanfaatan sumberdaya alam secara berlebihan sehingga eksploitasi sumberdaya alam semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Akibatnya, sumberdaya alam semakin langka dan semakin menurun kualitas dan kuantitasnya. Tanah yang rusak/kritis sangat sulit untuk dimanfaatkan menjadi lahan yang bermanfaat, karena keterbatasan-keterbatasan dari lahan kritis itu sendiri. Tanah yang rusak dengan kekurangannya sulit untuk menjaga lengas tanah, yang berakibat pada sulitnya mendapatkan pada saat musim kemarau. Sementara itu, tanah rusak tidak dapat menyimpan air di waktu musim penghujan, sehingga hujan yang terjadi sebagian besar menjadi aliran permukaan yang dapat menyebabkan erosi permukaan.Data Areal lahan kering di Indonesia menurut Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat dalam Haryati (2002) tahun 1992 menunjukkan bahwa luas lahan usahatani kritis telah mencapai ±18 juta hektar. Setelah hampir 13 tahun, lahan kritis pada tahun 2005 cukup luas yaitu mencapai 52,5 juta ha yang tersebar di pulau Jawa dan Bali (7,1 juta ha), Sumatera (14,8 juta ha), Kalimantan (7,4 juta ha), Sulawesi (5,1 juta ha), Maluku dan Nusa Tenggara (6,2 juta ha), dan Irian Jaya
(11,8 juta ha). Potensi yang demikian besar harus dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Namun, pemanfaatan lahan kering tersebut harus berhati-hati karena sebagian besar lahan kering tersebut tersebar di hulu DAS yang bentuk wilayahnya berbukit dengan curah hujan yang cukup tinggi. Kondisi demikian akan memicu erosi yang berakibat pada degradasi lahan. Lahan kering umumnya menjadikan air sebagai faktor pembatas yang utama dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, ketersediaan air menjadi sesuatu yang sangat penting dalam pengelolaan lahan kering.Untuk dapat menjamin adanya ketersediaan air baik di musim penghujan dan musim kemarau (iklim tropis) diperlukan beberapa teknogi yang applicable dan hemat biaya karena petani lahan kering umumnya miskin. Beberapa penelitian konservasi air telah dilakukan dan diujicobakan pada berbagai tempat untuk dapat memaksimalkan
simpanan air hujan dan mengoptimalkan manfaat sumberdaya air terutama di musim kemarau.
C. Metode konservasi Metode Vegetatif
Metoda vegetatif yaitu metoda konservasi dengan menanam berbagai jenis tanaman seperti tanaman penutup tanah, tanaman penguat teras, penanaman dalam strip, pergiliran tanaman serta penggunaan pupuk organik dan mulsa. Pengelolaan tanah secara vegetatif dapat menjamin keberlangsungan keberadaan tanah dan air karena memiliki sifat :ü memelihara kestabilan struktur tanah melalui sistem perakaran dengan memperbesar granulasi tanah,ü penutupan lahan oleh seresah dan tajuk mengurangi evaporasi,ü disamping itu dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang mengakibatkan peningkatan porositas tanah, sehingga memperbesar jumlah infiltrasi dan mencegah terjadinya erosi. Fungsi lain daripada vegetasi berupa tanaman kehutanan yang tak kalah pentingnya yaitu memiliki nilai ekonomi sehingga dapat menambah penghasilan petani.
Metode Sipil Teknis
Metoda sipil teknis yaitu suatu metoda konservasi dengan mengatur aliran permukaan sehingga tidak merusak lapisan olah tanah (Top Soil) yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Usaha konservasi dengan metoda sipil teknis ini yaitu membuat bangunan-bangunan konservaasi antara lain pengolahan tanah menurut kontur, pembuatan guludan, teras, dan saluran air (Saluran Pembuanga air, Terjunan dan Rorak)
D. Aplikasi konservasi1. Pendekatan Vegetatif
Sistem Pertanaman Lorong
Sistem pertanaman lorong ialah suatu sistem di mana tanaman pangan ditanam pada lorong di antara barisan tanaman pagar. Sangat bermanfaat dalam mengurangi laju limpasan permukaan dan erosi, dan merupakan sumber bahan organik dan hara terutama N untuk tanaman lorong. Teknik budidaya lorong telah lama dikembangkan dan diperkenalkan sebagai salah satu teknik konservasi tanah dan air untuk pengembangan sistem pertanian berkelanjutan pada lahan kering di daerah tropika basah, namun belum diterapkan secara meluas oleh petani.
Sistem Pertanaman Strip Rumput
Sistem Pertanaman Strip Rumput ialah sistem pertanaman yang hampir sama dengan pertanaman lorong, tetapi tanaman pagarnya adalah rumput. Strip rumput dibuat mengikuti kontur dengan lebar strip 0,5 m atau lebih. Semakin lebar strip semakin efektif mengendalikan erosi. Sistem ini dapat diintegrasikan dengan ternak. Penanaman Rumput Makanan Ternak didalam jalur/strip. Penanaman dilakukan menurut garis kontur dengan letak penanaman dibuat selang-seling agar rumput dapat tumbuh baik, usahakan penanamannya pada awal musim hujan. Selain itu tempat jalur rumput sebaiknya ditengah antara barisan tanaman pokok.
Tanaman Penutup Tanah
Merupakan tanaman yang ditanam tersendiri atau bersamaan dengan tanaman pokok.. Tanaman penutup tanah berperan: (1) menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, (2) menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan (3) melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Mulsa
Mulsa ialah bahan-bahan (sisa-sisa panen, plastik, dan lain-lain) yang disebar atau digunakan untuk menutup permukaan tanah. Bermanfaat untuk mengurangi penguapan (evaporasi) serta melindungi tanah dari pukulan langsung butir-butir hujan yang akan mengurangi kepadatan tanah. Macam Mulsa dapat berupa, mulsa sisa tanaman, lembaran plasti dan mulsa batu. Mulsa sisa tanaman ini terdiri dari bahan organik sisa tanaman (jerami padi, batang jagung), pangkasan dari tanaman pagar, daun-daun dan ranting tanaman. Bahan tersebut disebarkan secara merata di atas permukaan tanah setebal 2-5 cm sehingga permukaan tanah tertutup sempurna.Thamrin dan Hanafi (1992) telah melakukan penelitian pengaruh mulsa terhadap tanah di lahan kering. Mulsa yang digunakan adalah seresah tanaman. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian mulsa dapat menghemat lengas tanah dari proses penguapan, sehingga kebutuhan tanaman akan lengas tanah terutama musim kering dapat terjamin. Selain itu, pemberian mulsa dapat menghambat pertumbuhan gulma yang mengganggu tanaman sehingga konsumsi air lebih rendah.
Pengelompokan tanaman dalam suatu bentang alam (landscape)
Pengelompokan tanaman dalam suatu bentang alam (landscape) mengikuti kebutuhan air yang sama, sehingga irigasi dapat dikelompokkan sesuai kebutuhan tanaman. Teknik ini dilakukan dengan cara mengelompokkan tanaman yang memiliki kebutuhan air yang sama dalam satu landscape. Pengelompokkan tanaman tersebut akan memberikan kemudahan dalam melakukan pengaturan air. Air irigasi yang dialirkan hanya diberikan sesuai kebutuhan tanaman, sehingga air dapat dihemat. Hal ini dapat
dijadikan sebagai dasar dalam pemberian air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat hemat air.
Penyesuaian jenis tanaman dengan karakteristik wilayah.
Teknik konservasi air ini dilakukan dengan cara mengembangkan kemampuan dalam menentukan berbagai tanaman alternatif yang sesuai dengan tingkat kekeringan yang dapat terjadi di masing-masing daerah. Sebagai contoh, tanaman jagung yang hanya membutuhkan air 0,8 kali padi sawah akan tepat jika ditanam sebagai pengganti padi sawah untuk antisipasi kekeringan Pada daerah hulu DAS yang merupakan daerah yang berkelerengan tinggi, tanaman kehutanan menjadi komoditas utama.
Penentuan pola tanam yang tepat.
Penentuan pola tanam yang tepat, baik untuk areal yang datar ataupun berlereng. Pola tanam disesuaikan dengan kondisi curah hujan setempat untuk mengurangi deficit air pada musim kemarau. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gomez dan Gomez (1983) dalam Purwono et al, (2003) menunjukkan bahwa pada lahan dengan kemiringan 5% dengan pola tanam campuran ketela pohon dan jagung akan dapat menurunkan run off dari 43% menjadi 33% dari curah hujan dibandingkan dengan jagung monokultur. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan besar kebutuhan air tiap jenis vegetasi. Besarnya kebutuhan air beberapa jenis tanaman dapat menjadi acuan dalam membuat pola tanam yang optimal.2. Pendekatan Sipil Teknis
Pembuatan teras pada lahan dengan lereng yang curam.
Pembuatan teras dilakukan, jika budidaya tanaman dilakukan pada lahan dengan kemiringan > 8%. Namun demikian, budidaya tanaman semusim sebaiknya menghindari daerah berlereng curam. Jenis-jenis teras untuk konservasi air juga merupakan teras untuk konservasi tanah, antara lain: teras gulud, teras buntu (rorak), teras kredit, teras individu, teras datar, teras batu, teras bangku, SPA, dan hillside ditches.Teras gulud umumnya dibuat pada lahan yang berkemiringan 10 - 15 yang biasanya dilengkapi dengan saluran pembuangan air yang tujuannya untuk mengurangi kecepatan air yang mengalir pada waktu hujan sehingga erosi dapat dicegah dan penyerapan air dapat diperbesar. Teras Bangku adalah teras yang dibuat dengan cara memotong lereng dan meratakan dengan di bidang olah sehingga terjadi deretan menyerupai tangga. Bermanfaat sebagai pengendali aliran permukaan dan erosi. Diterapkan pada lahan dengan lereng 10-40%, tanah dengan solum dalam (> 60 cm), tanah yang relatif tidak mudah longsor, dan tanah yang tidak mengandung unsur beracun bagi tanaman seperti aluminium dan besi. Guludan adalah suatu sistem di mana tanaman pangan ditanam pada lorong di antara barisan tanaman pagar. Sangat bermanfaat dalam mengurangi laju limpasan permukaan dan erosi, dan merupakan sumber bahan organik dan hara terutama N untuk tanaman lorong.
Wind break
Wind break dibuat untuk mengurangi kecepatan angin sehingga mengurangi kehilangan air melalui permukaan tanah dan tanaman selama irigasi (evapotranspirasi).
Pemanenan Air hujan
Pemanenan air hujan merupakan salah satu alternatif dalam menyimpan air hujan pada musim penghujan, dan untuk dapat digunakan pada musim kemarau..Teknik pemanenan air yang telah dilakukan di Indonesia, antara lain embung dan channel reservoir. Embung merupakan suatu bangunan konservasi air yang berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpahan atau rembesan di lahan sawah tadah hujan berdrainase baik. Teknik konservasi air dengan embung banyak diterapkan di lahan tadah hujan bercurah hujan rendah.
Dam Parit
Adalah suatu cara mengumpulkan atau membendung aliran air pada suatu parit dengan tujuan untuk menampung aliran air permukaan, sehingga dapat digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya. Dam parit dapat menurunkan aliran permukaan, erosi, dan sedimentasi.Keunggulan:ü Menampung air dalam volume besar akibat terbendungnya aliran air di saluran/parit.ü Tidak menggunakan areal/lahan pertanian yang produktif.ü Mengairi lahan cukup luas, karena dibangun berseri di seluruh daerah aliran sungai (DAS).ü Menurunkan kecepatan aliran permukaan, sehingga mengurangi erosi dan hilangnya lapisan tanah atas yang subur serta sedimentasi.ü Memberikan kesempatan agar air meresap ke dalam tanah di seluruh wilayah DAS, sehingga mengurangi risiko kekeringan pada musim kemarau.ü Biaya pembuatan lebih murah, sehingga dapat dijangkau petani.3. Konservasi lahan keringKonservasi air merupakan hal yang sangat relevan untuk meningkatkan produktivitas lahan kering, mencegah bahaya banjir, kekeringan, dan tanah longsor. Prinsip dasar dari konservasi air adalah menyimpan sebanyak-banyaknya air pada musim hujan dan memanfaatkan kembali pada musim kemarau. Meskipun cukup banyak teknik konservasi air yang dapat diimplementasikan di lahan kering, tetapi keberhasilannya sangat ditentukan oleh kondisi biofisik, sosial ekonomi, dan keinginan petani.4. Konservasi lahan kritisBerbagai cara untuk menangani lahan kritis telah dilakukan oleh pemerintah, antara lain melalui program reboisasi dan penghijauan. Fakultas Pertanian Andalas (1992) melaporkan bahwa keberhasilan fisik reboisasi selama Pelita IV baru sekitar 68 %,
sedangkan penghijauan hanya 21 %. Hal ini mungkin disebabkan karena kurang tepatnya teknologi yang digunakan, atau kondisi lahan belum dipelajari dengan cermat, atau karena teknologi tidak diterapkan sepenuhnya. Ditinjau dari segi pelestarian lingkungan dan efisiensi penggunaan dana dalam program ekstensifikasi maka pemanfaatan lahan kritis dengan perbaikan produktivitas mungkin lebih baik daripada membuka hutan.
E. Manfaat penerapan usaha tani konservasiDua manfaat utama pertanian konservasi dibandingkan dengan teknik pertanian lain, yaitu input tenaga kerja yang rendah dan penggunaan proses ekologis alamiah secara efektif. Pertanian konservasi memanfaatkan proses ekologis alami untuk mempertahankan kelembaban, meningkatkan kesuburan tanah, memperkuat struktur tanah, dan mengurangi erosi serta keberadaan hama penyakit. Hal itu dilakukan melalui tiga cara, yaitu dengan meminimalkan gangguan pada tanah, menyimpan sisa tanaman, dan rotasi tanaman. Pembajakan dan pembakaran mengganggu tanah dan biota kecil yang hidup di dalamnya. Sebaliknya, pertanian konservasi sangat sedikit mengganggu tanah, memberi kesempatan flora dan fauna tanah yang ada untuk tumbuh subur secara alami. Flora dan fauna tanah tersebut akan membusukkan sisa tanaman yang dijadikan penutup tanah oleh petani, sehingga menambah nutrisi pada tanah dan meningkatkan struktur humus tanah. Selain itu, pertanian konservasi mampu memanfaatkan hujan dengan lebih baik sebab tanah yang ditutupi oleh sisa tanaman akan menyerap lebih banyak air hujan dan mengalami lebih sedikit penguapan. Saat curah hujan rendah, lahan akan menangkap kelembaban yang ada di udara. Penutupan tanah juga mengurangi kikisan air, yang jika dipadukan dengan struktur tanah yang telah diolah, akan mampu mengurangi erosi tanah dari air dan angin. Akhirnya, rotasi tanaman mendapat keuntungan dari proses ekologis alamiah melalui kacaunya siklus hama penyakit, dan pemakaian tanaman polong-polongan untuk mengikat nitrogen di dalam tanah. Dalam jangka panjang, pertanian konservasi yang memanfaatkan proses ekologis alami mengurangi pemakaian pupuk dan pestisida oleh petani sehingga mendukung pendekatan penggunaan input luar rendah.
BAB IIIPENUTUPKonservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Tujuan dari adanya konservasi adalah agar terwujud kelestarian sumberdaya alam hayati serta kesinambungan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. The conservation model mengacu pada usaha tanam campuran atau crop livestock sebagai hasil revolusi pertanian Inggris. Selain itu juga mnegacu pada konsep kelaparan lahan yang diilhami oleh ahli tanah Jerman (Ricardo, Mill).Metode konservasi ada dua yaitu metode vegetatif dan metode teknik. Metoda vegetatif yaitu metoda konservasi dengan menanam berbagai jenis tanaman seperti tanaman penutup tanah, tanaman penguat teras, penanaman dalam strip, pergiliran tanaman
serta penggunaan pupuk organik dan mulsa. Sedangkan metoda sipil teknis yaitu suatu metoda konservasi dengan mengatur aliran permukaan sehingga tidak merusak lapisan olah tanah (Top Soil) yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Usaha konservasi dengan metoda sipil teknis ini yaitu membuat bangunan-bangunan konservaasi antara lain pengolahan tanah menurut kontur, pembuatan guludan, teras, dan saluran air.Penerapan model konservasi bisa diterapkan di lahan kering maupun lahan kritis. Kedua lahan ini bisa dikonservasi, tetapi keberhasilannya sangat ditentukan oleh kondisi biofisik, sosial ekonomi, dan keinginan petani. Hal tersebut perlu dicermati mengingat tidak ada satupun teknik konservasi yang sempurna. Setiap teknik konservasi membutuhkan persyaratan tertentu agar teknik tersebut efektif. Ada dua manfaat utama pertanian konservasi dibandingkan dengan teknik pertanian lain, yaitu input tenaga kerja yang rendah dan penggunaan proses ekologis alamiah secara efektif
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Konservasi Lahan Kering . http://ridiah.wordpress.com/konservasi-lahan-kering. Diakses pada tanggal 2 Mei 2010 pukul 15.50 WIB.BP2TPDAS-IBB. 2002. Pedoman Praktik Konservasi Tanah dan air. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indonesia Bagian Barat. Balitbang Kehutanan. SurakartaCarolyn W. Fanelli dan Lovemore Dumba.. 2007. Pertanian Konservasi di Pedesaan Zimbabwe. http://salam.leisa.info/index.php?url. Diakses pada tanggal 2 Mei 2010 pukul 16.50 WIB.Widada, 2001. Sumber Daya Alam Hayati dan Upaya Pengeolaan Taman Nasional Gunung Halimun. http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/03112/widada.htm. Diakses pada tanggal 2 Mei 2010 pukul 15.30 WIB.
Artikel Terkait
MAKALAH PENGEMBANGAN PERTANIAN PANGAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
MAKALAH NEGARA OCEANIA MAKALAH KONFERENSI LAHAN MAKALAH Pembangunan Pariwisata didasarkan pada bidang ekonomi dengan titik
berat pada sektor pertanian Cara Pembuatan Makalah Terbaik dan Terbaru
Bagikan 0
0 0
Facebook Comments (Terima kasih atas komentarnya dan semoga bermanfaat bagi kami) SEBELUMNYA SELANJUTNYA BERANDA
Jejaring Sosial
ARTIKEL TERBARU Ruko murah cerme residance SAWOJAJAR INSIDE 2 TELAH DI BUKA GRIYA TAMBAKASRI KABUPATEN MALANG KARANGDUREN INSIDE KABUPATEN MALANG TELAGAWARU INSIDE KOTA MALANG BUMI ROYAL PARK KOTA MALANG GRIYA BURING PERMAI KOTA MALANG SAWOJAJAR INSIDE MALANG (RUMAH ALA EROPA) JUAL PERUMAHAN KOTA MALANG TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL CARA MENULIS ARTIKEL KE MEDIA CETAK DAN ONLINE ALAMAT EMAIL MEDIA KORAN & ONLINE PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MAKALAH KONFERENSI LAHAN Menyunting Artikel Konsep Perilaku Kesehatan ARTIKEL ILMIAH PENDIDIKAN "PENTINGNYA MEMBACA BAGI SISWA" UAS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG APLIKASI III) UAS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (APLIKASI II ARCVIEW) Gedung Baru UNIKAMA KKL 3 Hari ke 2 FKIP GEOGRAFI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG KKL 3 FKIP GEOGRAFI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
Trik Internet Gratis XL 29 Desember 2012 terbaru Trik Internet Gratis Telkomsel 29 Desember 2012 Serial Number ESET Smart Security 5 Terbaru 2013-2... Trik Google Unik Sangat Rahasia Daftar Rangking 10 Besar Anti Virus Terbaih dan te... Tema Windows Skin Christmas Terbaru Untuk Windows ... MEBEL SUWARNO Wagir Malang Jual TUTORIAL DAN SOFTWERE SPSS 16 VCD BUKU GEOGRAFI SMP & SMA TRIK PHOTOSHOP CS Harga murah meriah VCD TUTORIAL dan SOFTWERE COREL DRAW 12 PASANG IKLAN DI BLOG DEDI IRAWAN MURAH MERIAH APLIKASI MP3 PLAYER AIMP 3.20.1165 TERBARU Download Skin Winamp Keren 2013 TERBARU Novel Remaja Berkisah cinta dan persahabatan KISI KISI SOAL UN SMK 2013 terbaru SOAL UN SMP Tahun 2013 blog Dedi Irawan Soal UN SMA IPA dan IPS Tahun 2013 blog Dedi Irawa... Kisi-kisi Ujian Nasional (UN) 2013 SD, SMP, SMA, d... Cara Membuat Kerajinan Tangan dari Flanel SOAL SNMPTN 2013 TERBARU blog Dedi Irawan Kurikulum Baru, Hanya 7 Mata Pelajaran untuk SD MATERI PEMBELAJARAN UNTUK PAUD Peranan Penting Statistik Dalam Penelitian KELEBIHAN DAN KEKURANGAN STATISTIK NON PARAMETRIK
... TUTORIAL SPSS UJI REGRESI trik Statistika STATISTIK NON PARAMETRIK UJI FRIEDMAN (UJI BEDA > ... STATISTIK NONPARAMETRIK Uji Q Cochran STATISTIK NON-PARAMETRIK blog Dedi Irawan STATISTIK UJI BEDA DUA SAMPLE BERPASANGAN Cara Mengganti Kursor Di Blog Menjadi Cantik Cara Sederhana Memasang FB Comment di Blogger Dedi... Cara Membuat Tulisan Berjalan Blog Dedi Irawan MOTIVASI PENDIDIKAN Oleh Dedi Irawan MENJAGA KEBERSIHAN UNTUK KESEHATAN JASA MEMBUAT BLOG Oleh Blog Dedi Irawan MOBILITAS PENDUDUK Analisa Dedi Irawan Stereoskopis interpretasi peta oleh Dedi Irawan SK DAN KD SMA Blog Dedi Irawan
Rangkuman geologi pulau kalimantan barat,tengah,ti... Rangkuman geologi pulau kalimantan barat,tengah,ti... Sejarah geologi pulau bali,NTT, Lombok PEGUNUNGAN SELATAN PULAU JAWA STRUKTUR GEOLOGI PULAU SUMATERA KAJIAN GEOLOGI Blog Dedi Irawan SINOPSIS JAWA BARAT Blog Dedi Irawan SEJARAH ALAM Blog Dedi Irawan AKTIFITAS DAN KEGIATAN EKONOMI BENUA ASIA PEMUKIMAN PENDUDUK Blog Dedi Irawan PEMEKARAN KOTA DAN PERMASALAHAN TUGAS KONSERVASI LAHAN Peran Satwa dalam Proses Reklamasi Lahan Tambang MAKALAH KONSERVASI LAHAN MAKALAH BK UAS BK PERBEDAAN DENGAN GURU DENGAN KONSELOR BK MAKALAH KONFERENSI KASUS MAKALAH GEOGRAFI PERTANIAN BUDIDAYA TEH GEOGRAFI PERTANIAN ASPEK GEOGRAFI MAKALAH BENUA ASIA UAS DESA KOTA SILABUS SMA SMSTER 1 LAPORAN SIG MAKALAH LAPORAN SIG MAKALAH PROFESI GURU MAKALAH RENCANA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MAKALAH IPS KELAS VIII MAKALAH HIDROLOGI PRESIPITASI STRUKTUR TANAH PROFIL TANAH FAKTOR PEMBENTUK TANAH MAKALAH GEOGRAFI TANAH MAKALAH PENCEMARAN TANAH MAKALAH PENGEMBANGAN WILAYAH MAKALAH GEOGRAFI PENDUDUK MAKALAH PEMANFAATAN SDA GEOMORFOLOGI SUMATRA Geomorfologi Sulawesi GEOMORFOLOGI KALIMANTAN Geomorfologi jawa Geomorfologi Irian Jaya CORAK KEHIDUPAN LINTANG TROPIS Corak Kehidupan Negara-negara di Lintang Subtropis...
IKLIM KUTUB TIPS PEMIMPIN SUKSES TRIK SEORANG PEMIMPIN KATA BIJAK STRATEGI MENAGEMEN MENAGEMENT TEKNOLOGI SURAT LAMARAN KERJA MAKALAH METODE PENGEMBANGAN BAHAB AJAR SEJARAH PUNK DI DUNIA HUMAN GEOGRAPHY LETAK GEOGRAFIS INDONESIA MAKALAH RELIEF KEPULAUAN INDONESIA MAKALAH STATISTIK KONSEP DASAR MAKALAH LAHAN BASAH VISI MISI PSHT UNIKAMA