Modul 3 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir Daring Penyusun: Ami Rahmawati, SS. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP PAUD dan Dikmas) Jawa Barat Tahun 2017
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Modul 3
Menyampaikan Ide Melalui Anekdot Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir Daring
Penyusun:
Ami Rahmawati, SS.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP PAUD dan Dikmas) Jawa Barat Tahun 2017
i
Kata Pengantar Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir dalam Jaringan dikembangkan untuk
memberikan layanan bagi masyarakat yang membutuhkan pendidikan namun
terhambat pada waktu dan jarak. Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Program Paket
C Mahir dalam Jaringan dirancang agar peserta didik mampu belajar mandiri sehingga
peserta didik dapat menentukan kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan
belajaranya, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi
belajar serta mampu mengukur hasil belajarnya. Dengan kata lain, peserta didik dapat
menentukan bagaimana, kapan dan dimana dia akan belajar. Namun demikian untuk
membantu peserta didik dalam memperoleh sumber belajar, maka disediakan media
pembelajaran dalam bentuk modul dan audiovisual.
Modul dikembangkan untuk untuk tiga belas mata pelajaran, yaitu 1) Pendidikan
Agama Islam, 2) Pendidikan kewarganegaraan, 3) Bahasa Indonesia, 4) Bahasa Inggris,
5) Matematika, 6) Sejarah Indonesia, 7) geografi, 8) ekonomi, 9) Sosiologi, 10) Sejarah
Peminatan, 11) Seni Budaya, 12) Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, 13)
Keterampilan fungsional (house keeping). Modul ini diharapkan mampu
mempermudah penyajian pesan, mengatasi keterbatasan waktu dan ruang peserta
didik, serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggali dan
berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.
Guna memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi yang ada, modul memuat
deskripsi, petunjuk penggunaan modul, standar kompetensi, peta konsep dan kegiatan
belajar. Kegiatan Belajar yang memuat tujuan pembelajaran, uraian materi,
rangkuman dan latihan soal. Tugas dan kunci jawaban akan disampaikan terpisah
melalui aplikasi pembelajaran paket c dalam jaringan, paketcdaring.seamolec.org.
Semoga Bermanfaat.
Penulis
ii
Daftar Isi KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii PETUNJUK PENGGUNAAN iii
A. Cara Belajar Iii B. Pengukuruan Kemampuan Belajar iv
PENDAHULUAN 1
A. Kompetensi Inti 1 B. Kompetensi Dasar 1 C. Deskripsi 2 D. Waktu 2
KEGIATAN BELAJAR 1. MENGKRITISI TEKS ANEKDOT DARI ASPEK MAKNA
TERSIRAT
3 A. Tujuan Pembelajaran 3 B. Uraian Materi 3 C. Rangkuman 7 D. Latihan 7
KEGIATAN BELAJAR 2. MENGONSTRUKSI MAKNA TERSIRAT DALAM
SEBUAH TEKS ANEKDOT
9 A. Tujuan Pembelajaran 9 B. Uraian Materi 9 C. Rangkuman 13 D. Latihan 13
KEGIATAN BELAJAR 3. MENGANALISIS STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS
ANEKDOT
15 A. Tujuan Pembelajaran 15 B. Uraian Materi 15 C. Rangkuman 20 D. Latihan 20
KEGIATAN BELAJAR 4. MENCIPTAKAN KEMBALI TEKS ANEKDOT DENGAN
MEMERHATIKAN STRUKTUR DAN KEBAHASAAN
22 A. Tujuan Pembelajaran 22 B. Uraian Materi 22 C. Rangkuman 26 D. Latihan 26
DAFTAR PUSTAKA 29
iii
Petunjuk Penggunaan Bahan Belajar ini diperuntukkan bagi peserta didik Paket C Mahir dalam jaringan
derajat 1. Proses pembelajaran dikemas dalam bentuk modul, masing-masing modul
saling berurutan dan menjadi satu kesatuan pemahaman untuk dihayati dan
diamalkan. Cepat atau lambatnya penyelesaian modul tersebut sangat tergantung
pada kesungguhan dan kerajianan anda mempelajarinya.
A. Cara Belajar
Cara belajar anda akan menentukan penguasaan dan keberhasilan anda sebagai
peserta didik paket C Mahir dalam jaringan derajat 1. Ikutilah petunjuk belajar ini
agar anda dapat memahami isi bahan belajar ini dengan baik.
1. Yakinkan diri anda bahwa anda telah siap untuk belajar.
2. Tenangkan pikiran dan pusatkan perhatian anda pada bahan belajar yang akan
anda pelajari.
3. Berdoalah sejenak sesuai agama dan keyakinan anda dan sekarang anda siap
untuk belajar.
4. Baca dan pahami deskripsi isi dari setiap bahan belajar, agar anda dapat
mengetahui apa yang harus dipelajari dari isi bahan belajar.
5. Baca dan pahami secara mendalam tujuan yang harus dicapai setelah
melakukan pembelajaran
6. Bacalah uraian materi secara seksama. Tandai dan catat materi yang
belum/kurang anda pahami.
7. Diskusikan materi-materi yang belum dipahami dengan teman,
tutor/pendidik, dan/atau orang yang dianggap ahli dalam bidang ini melalui
chat, e-mail, forum diskusi atau bertanya langsung saat video converence.
8. Anda juga dapat mempelajari materi melalui media yang tersedia seperti
video, ppt, dan gambar. Media yang ada karena akan lebih memudahkan
anda mempelajari materi/isi yang diuraikan.
9. Carilah sumber atau bacaan lain yang relevan dengan untuk menunjang
pemahaman dan wawasan tentang materi yang sedang anda pelajari.
10. Kerjakan soal latihan /evaluasi dalam modul atau dalam aplikasi untuk
mengukur tingkat penguasaan materi sebagai hasil pembelajaran.
11. Kerjakan soal ujian modul sebagai syarat untuk membuka modul berikutnya.
12. Jika hasil anda belum memuaskan jangan putus asa, cobalah lebih giat lagi
belajar.
iv
B. Pengukuran Kemampuan Belajar
1. Jawablah pertanyaan ujian modul dalam aplikasi setiap akhir modul
2. Jawaban benar atau salahakan terlihat langsung dalam setiap pertanyaan.
3. Hasil ujian modul akan langsung keluar setelah anda selesai menyelesaikan
seluruh soal.
Arti tingkat penguasaan yang capai:
90 - 100 = baiksekali
80 - 89 =baik
70 - 79 =cukup
- 69% =kurang
Jika anda mencapai tingkat penguasaan 70 atau lebih, maka anda dapat
melanjutkan dengan modul berikutnya.
Tetapi jika nilai anda di bawah 69, anda diharuskan untuk mengulang
mempelajari modul terutama pada bagian yang belum anda kuasai.
4. Setelah anda mempelajari seluruh modul pada setiap matapelajaran, cobalah
anda sekali lagi mengerjakan latihan pada setiap modul.
5. Jika secara keseluruhan anda telah mencapai tingkat penguasaaan 80 atau
lebih, maka anda sudah siap menempuh ujian naik derajat
1
Pendahuluan A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat
4.5 Mengkonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan maupun
tulis
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan baik lisan maupun tulis.
2
C. Deskripsi
Modul ini berisi tentang materi-materi pembelajaran yang berkaitan dengan
teks anekdot, yang meliputi: 1) mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersirat,
2) mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot, 3) menganalisis
struktur dan kebahasaan teks anekdot, dan 4) menciptakan kembali teks anekdot
dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan.
Adapun ruang lingkup model terdiri dari: Pendahuluan (kompetensi inti,
kompetensi dasar, deskripsi isi model, waktu, tujuan akhir), Kegiatan Belajar (tujuan
pembelajaran, uraian materi, rangkuman, latihan, dan kunci jawaban), dan Evaluasi
Modul.
Tujuan dari modul yaitu setelah mempelajari modul ini peserta didik
diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam:
1. mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersirat
2. mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot
3. menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot
4. menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan
kebahasaan.
Adapun manfaat kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran adalah
peserta didik dapat melanjutkan pembelajaran pada materi berikutnya, yaitu
materi tentang cerita rakyat (hikayat).
Sedangkan manfaat kompetensi tersebut dalam kehidupan secara umum
adalah peserta didik dalam menyampaikan ide/ gagasannya melalui anekdot atau
cerita lucu yang mudah dipahami masyarakat sehingga masyarakat merasa
terhibur dan dapat mengambil nilai positif yang terkandung dari cerita tersebut.
D. Waktu
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tersebut tergantung
pada intensitas dan kesungguhan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran.
3
KEGIATAN BELAJAR 1. MENGKRITISI TEKS ANEKDOT DARI ASPEK MAKNA TERSIRAT
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:
1. mendata pokok-pokok isi anekdot
2. mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot
B. Uraian Materi
Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar atau membaca cerita
lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak
juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar
untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.
Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot.
Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang
kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh
masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata
ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan.
Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam
anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot
yang tidak berasal dari kejadian nyata.
Sebagai materi awal, marilah kita simak video berikut ini:
Video tentang pengertian anekdot dll (Buka https://www.youtube.com/watch?v=cf5fBHD8RLU)
1. Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot
Sekarang, pelajarilah dengan seksama anekdot di bawah ini!
4
Contoh 1
Dosen yang juga menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang
berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu
duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin : Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya.”
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Dari dua contoh anekdot di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan isi pokok kedua anekdot tersebut berikut ini.
a. Siapa yang diceritakan dalam anekdot tersebut?
b. Masalah apa yang diceritakan dalam anekdot?
c. Temukan unsur humor dalam anekdot tersebut!
6
d. Menurut pendapatmu, selain menceritakan hal yang lucu, adakah pesan
tersirat yang hendak disampaikan pencerita dalam sanekdot tersebut?
e. Mengapa cerita lucu tersebut disebut anekdot?
Contoh jawaban untuk anekdot 1:
Judul Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat
Tokoh yang diceritakan Dosen ilmu politik
Masalah yang dibahas Dosen yang merangkap jadi pejabat
Unsur humor Kalimat penutup anekdot sebagai jawaban mengapa sang dosen tidak pernah mau berdiridari tempat duduknya ternyata karena kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.
Pesan tersirat yang disampaikan
Kritik yang disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat baru
Alasan dimasukkan sebagai teks anekdot
Karena dalam kedua cerita tersebut selain mengandung humor juga ada sindiran atau kritikan yang disampaikan.
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas untuk anekdot 2 dengan
menggunakan tabel seperti contoh di atas!
2. Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot
Setelah dapat mendata pokok- pokok isi anekdot, materi selanjutnya
adalah mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot.
Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang
singkat, tetapi mengena. Dalam anekdot berjudul Dosen Yang Juga Menjadi
Pejabat terdapat sindiran atas dosen yang juga menjadi pejabat. Cerita
7
tersebut menjadi lucu karena alasan dosen tidak mau berdiri, duduk terus
selama mengajar, karena takut akan kehilangan kursi jabatannya apabila ia
berdiri.
Contoh penyebab kelucuan anekdot Cara Keledai Membaca Buku di atas:
Alasan kelucuan
Anekdot Cara
Keledai Membaca
Buku
Pada saat Nasrudin menjelaskan caranya
mengajarkan keledai membaca serta
penjelasannya tentang cara keledai membaca,
terutama pada kalimat, “Memang demikianlah
cara keledai membaca, hanya membalik-balik
halaman tanpa mengerti isinya”.
C. Rangkuman
1. Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan,
biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang
sebenarnya atau cerita lucu yang menggelitik yang bertujuan memberikan
suatu pelajaran tertentu.
2. Isi anekdot adalah sindiran dan kritikan terhadap kejadian yang menyangkut
orang banyak atau perilaku tokoh publik.
3. Fungsi komunikasi teks anekdot adalah untuk menyampaikan kritik terhadap
kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.
D. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan menghitamkan bulatan ( ● )
huruf A, B, C, D!
1. Pengertian dari anekdot adalah cerita singkat dan lucu yang digunakan untuk
.......
A. menjatuhkan posisi seseorang.
B. menghibur
C. mengolok-olok seseorang
8
D. menyampaikan kritik melalui sindiran lucu terhadap kejadian yang
menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.
2. Berikut ini yang merupakan fungsi anekdot adalah .......
A. menjelaskan tentang langkah-langkah suatu kegiatan
B. menyajikan gagasan berdasarkan sudut pandang tertentu
C. menyampaikan kritik terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak
atau perilaku tokoh publik.
D. menyajikan laporan hasil pengamatan
3. isi pokok dari anekdot Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat adalah ......
A. Dosen yang ketika mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri
B. Pejabat yang yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti oleh
pejabat baru
C. Pejabat yang selalu duduk pada saat bekerja
D. Dosen yang takut kehilangan kursinya
4. Isi pokok dari anekdot Cara Keledai Membaca Buku adalah ........
A. Kalau manusia membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti manusia
tersebut sebodoh keledai.
B. Keledai dapat membaca buku dengan cara membalik-balik halaman buku
C. Keledai belajar membaca buku dengan cara diberi makanan biji gandum
D. Nasrudin diberi hadiah seekor keledai oleh Timur Lenk
5. Penyebab kelucuan yang terdapat pada anekdot Cara Keledai Membaca ada
pada .......
A. Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari keledai membaca.
B. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku dan
keledaipun membuka sampulnya
C. Keledai mulai membuka- buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus,
lembar demi lembar hingga halaman terakhir.
D. Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita
sebodoh keledai, bukan?” Kata Nasrudin dengan mimik serius.
9
KEGIATAN BELAJAR 2. MENGONSTRUKSI MAKNA TERSIRAT DALAM SEBUAH TEKS
ANEKDOT
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:
1. membandingkan anekdot dengan humor;
2. menganalisis kritik yang disampaikan secara tersirat dalam anekdot;
3. menyimpulkan makna tersirat dari anekdot
Pada bagian sebelumnya, anda telah belajar mengkritisi teks anekdot dari
aspek makna tersiratnya. Sekarang saatnya anda mengonstruksi makna tersirat
dalam sebuah teks anekdot.
Untuk mengonstruksi makna tersirat dalam anekdot, lakukan kegiatan-
kegiatan berikut ini.
B. Uraian Materi
1. Membandingkan Anekdot dengan Humor
Pada pembelajaran sebelumnya anda telah belajar bahwa anekdot adalah
cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat
dikategorikan sebagai anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor
dengan anekdot.
Agar dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara keduanya,
bacalah puisi humor berikut ini.
Surat Cinta Tukang Buah dan Tukang Sayur
Wajahmu memang manggis sifatmu juga melon kolis
Tapi hatiku nanas karena cemburu
Terasa sirsak napasku
Hatiku anggur lebur
Ini delima dalam hidupku
Memang ini salakku
10
Jarang apel di malam minggu
Ya Tuhan ... mohon belimbing-Mu
Kalo memang per-pisang-an ini yang terbaik untukmu
Semangka kau bahagia dengan pria lain
Sawo nara
Dari Durianto
Balasan dari Tukang sayur
Membalas kentang suratmu itu
Brokoli-brokoli sudah kubilang
Jangan tiap dateng rambutmu selalu kucai
Jagungmu tak pernah dicukur
Disuruh dateng malem minggu
eh nongolnya hari labu
Ditambah kondisi keuanganmu makin hari makin pare
Kalo mau nelpon aku aja mesti ke wortel
Terus terong aja
cintaku padamu sudah lama tomat
Jangan kangkung aku lagi
aku mau hidup seledri
Cabe dech.
Dari : Sayurati
(Dikutip dari https://plus.google.com)
Setelah membaca humor tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini.
(a) Apakah ide ceritanya diangkat dari kejadian nyata?
(b) Apakah masalah yang diangkat dalam humor tersebut berkaitan dengan
tokoh publik (penting) dan kepentingan masyarakat umum?
(c) Apakah ada makna tersirat yang disampaikan dalam bentuk kritik atau
sindiran di dalamnya?
11
(d) Apakah tujuan komunikasi pencerita hanya untuk menghibur atau ada
tujuan lain?
Jawaban:
Sumber ide
Ide cerita yang diambil pada humor tersebut hanyalah sebuah cerita rekaan atau imajinasi saja.
Masalah
Masalah yang diangkat pada teks humor tersebut adalah cerita sehari-hari atau peristiwa yang umum terjadi dan tidak berkaitan dengan tokoh publik dan kepentingan masyarakat umum.
Makna tersirat
Tidak ada makna tersirat dalam teks humor tersebut.
Tujuan
Komunikasi
Tujuan komunikasi dari teks tersebut sebagai sebuah hiburan.
Sekarang perhatikan contoh perbedaan dan persamaan antara anekdot Dosen
yang Menjadi Pejabat dengan Surat Cinta Tukang Buah Kepada Tukang Sayur
berikut ini:
Aspek Anekdot Dosen yang
Menjadi Pejabat
Humor Surat Cinta Tukang
Buahkepada Tukang Sayur
Ide cerita Peristiwa nyata. Rekaan.
Isi Masalah terkait tokoh
publik atau masalah yang
menyangkut orang banyak.
Masalah kehidupan
sehari-hari, umum.
Fungsi
Komunikasi
Menyampaikan kritik/
sindiran secara halus.
Menghibur.
Makna tersirat Menyadarkan para pejabat agar
jika masa jabatannya habis
mereka bersedia untuk turun dari
jabatannya dan siap digantikan
Tidak ada makna atau pesan
tersirat yang disampaikan.
12
oleh yang lain.
2. Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot
Dalam kegiatan sebelumnya, anda sudah memahami bahwa salah satu
perbedaan antara humor dan anekdot adalah pada fungsinya. Humor hanya
berfungsi untuk menghibur sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan
makna tersirat (biasanya berupa kritik).
Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak
disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik
antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir.
Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh
pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk itulah
pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang
bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.
Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot Dosen yang
Menjadi Pejabat
Kata, frasa, klausa, atau kalimat Makna idiomatik
Kursi Jabatan
Takut kursinya diambil orang Takut jabatannya diambil orang
Berdasarkan identifikasi kata dan klausa idiomatis dalam tabel di atas
dapat disimpulkan bahwa kritik yang disampaikan dalam anekdot tersebut
ditujukan pada para pejabat yang tidak mau atau takut dilengserkan.
3. Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot
Pada pembelajaran sebelumnya, anda sudah mempelajari bahwa di dalam
anekdot terdapat sindiran yang disampaikan melalui humor. Dalam kegiatan
13
pembelajaran ini anda akan belajar menyimpulkan makna tersirat yang
disampaikan melalui anekdot.
Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan, tetapi lebih
mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik.
Sekarang, cobalah anda baca kembali anekdot Dosen Yang Juga Pejabat
pada Kegiatan Belajar 1.
Dalam teks anekdot tersebut, kritik yang disampaikan ditujukan kepada
para pejabat yang takut dan tidak mau turun dari jabatannya atau takut
kehilangan jabatan. Tujuan yang ingin disampaikan tentu bukan hanya
menyindir para pejabat yang tidak mau atau takut kehilangan jabatannya,
tetapi jauh lebih dari itu yaitu agar para pejabat sadar bahwa jabatan itu ada
masanya. Ketika masa jabatan sudah habis, hendaknya para pejabat itu dengan
legawa bersedia digantikan oleh orang lain.
Jadi, makna tersirat yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang
hendak disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari
kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot.
C. Rangkuman
1. Aspek- aspek yang diperlukan dalam membandingkan anekdot dengan humor
adalah: ide cerita, isi cerita, fungsi komunikasi, dan makna tersirat.
2. Salah satu perbedaan antara humor dan anekdot adalah pada fungsinya.
Humor hanya berfungsi untuk menghibur sedangkan anekdot berfungsi untuk
menyampaikan makna tersirat (biasanya berupa kritik yang disampaikan dalam
bentuk sindiran).
D. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan menghitamkan bulatan (●)
huruf A, B, C, D!
1. Berikut yang bukan merupakan perbedaan antara humor dan anekdot adalah
14
A. Humor hanya berfungsi untuk menghibur sedangkan anekdot berfungsi
tidak hanya untuk menghibur tetapi juga untuk menyampaikan kritik.
B. Humor merupakan rekaan sedangkan anekdot merupakan peristiwa
nyata
C. Humor tidak memiliki makna tersirat sedangkan anekdot memiliki makna
sebagai kritikan
D. Isi cerita humor lebih pendek dari anekdot
2. Berikut ini merupakan persamaan antara humor dan anekdot, yaitu ......
A. merupakan peristiwa nyata
B. berfungsi menghibur
C. merupakan hasil rekaan
D. merupakan kritik secara tidak langsung
3. Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak
disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan agar ......
A. Sindiran lebih disenangi daripada pernyataan langsung
B. Kritik melalui sindiran lebih mudah dipahami
C. Pihak yang disindir tidak merasa tersinggung
D. Sindiran sudah terbaiasa didengar di masyarakat
4. Aspek-aspek yang diperlukan dalam membandingkan anekdot dengan humor
adalah sebagai berikut, kecuali ........
A. ide cerita dan isi cerita,
B. fungsi komunikasi
C. makna tersirat.
D. tema cerita
5. Makna kata “kursi” pada anekdot Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat adalah
.......
A. Jabatan
B. Tempat duduk
C. Tempat tinggal
D. Tempat mengajar
15
KEGIATAN BELAJAR 3. MENGANALISIS STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT
A. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:
1. mengidentifikasi struktur teks anekdot;
2. mengenal berbagai pola penyajian teks anekdot;
3. menganalisis kebahasaan teks anekdot.
B. Uraian Materi
1. Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot.
Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya.
Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.
a. Abstraksi merupakan bagian awal paragraf yang berfungsi untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang isi teks Anekdot.
b. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu
krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab
timbulnya krisis.
c. Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot.
Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan
mengundang tawa.
d. Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan
sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau
menertawakan.
e. Koda merupakan penutup atau kesimpulan sebagai pertanda berakhirnya
cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun
penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini
biasanya ditandai oleh kata-kata: seperti itulah, akhirnya, demikianlah.
Keberadaan koda bisa ada ataupun tidak ada.
16
Contoh menganalisis struktur anekdot:
Aksi Maling Tertangkap CCTV
Isi Struktur
Seorang warga melapor kemalingan. Abstraksi
Pelapor : “Pak saya kemalingan.” Orientasi
Polisi : “Kemalingan apa?”
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak...”
Polisi : “Kemalingan kok beruntung?” Krisis
Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam
dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah
malingnya.”
Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”
Pelapor : “Belum .... “ (sambil menatap polisi dengan penuh Reaksi
keheranan.
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”
Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya). Koda
Latihan
Analisislah struktur anekdot lainnya dengan menggunakan tabel berikut ini!
Judul Anekdot: _______________________
Struktur Isi
Abstraksi
Orientasi
Krisis
Reaksi
17
Koda
2. Mengenal Berbagai Pola Penyajian Teks Anekdot
Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Contoh
penyajian dalam bentuk dialog, percakapan dua orang atau lebih, dapat dilihat
pada anekdot Dosen yang juga menjadi Pejabat.
Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat
langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari
pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.
Perhatikan kutipan berikut ini.
Tono :
“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Dari kutipan anekdot di atas anda dapat melihat bahwa kalimat langsung
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(a) Diawali dan dakhiri dengan tanda petik (“ ....”).
(b) Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital.
(c) Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda
titik dua (:).
Selain dituliskan dalam bentuk dialog seperti pada anekdot Dosen Yang Juga
Menjadi Pejabat, ada juga anekdot yang disajikan dalam bentuk narasi.
18
Contoh anekdot Aksi Maling Tertangkap CCTV yang dirubah ke dalam bentuk
3. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot
Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas
yaitu (a) menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, (b)
menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan
jawaban, (c) menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan
hubungan waktu seperti kemudian, lalu, dan sebagainya, (d) menggunakan kata
kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya, (e)
menggunakan kalimat perintah (imperative sentence), dan (f) menggunakan
kalimat seru.
Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan
kalimat langsung sangat dominan.
Contoh analisis unsur kebahasaan dalam teks anekdot Kisah Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi:
No. Unsur Kebahasaan Contoh Kalimat
A Kalimat yang menyatakan Pada puncak pengadilan korupsi politik,
peristiwa masa lalu Jaksa penuntut umum menyerang saksi.
20
B Kalimat retoris “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa
anda menerima lima ribu dolar untuk
berkompromi dalam kasus ini?”
C Penggunaan konjungsi yang Akhirnya, hakim berkata,
menyatakan hubungan waktu “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
D Penggunaan kata kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah
tidakmendengar pertanyaan.
E Penggunaan kalimat perintah “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
F Penggunaan kalimat seru “Oh, maaf.”
C. Rangkuman
1. Struktur teks anekdot adalah abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.
2. Ciri kebahasaan teks anekdot adalah
a. menggunakan kalimat yang menyatakan masa lalu;
b. menggunakan kalimat retoris;
c. menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi
yang menyatakan hubungan sebab-akibat;
d. menggunakan kata kerja aksi; dan
e. menggunakan kalimat seru.
D. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan menghitamkan bulatan ( ● )
huruf A, B, C, D!
1. Berikut ini yang termasuk struktur teks anekdot adalah ......
A. tema, abstraksi, orientasi, krisis, dan koda
B. abstraksi, orientasi, reaksi, krisis, dan koda
C. tema, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
21
D. tema, abstraksi, krisis, dan reaksi.
2. Salah satu ciri kebahasaan dari teks anekdot adalah sebabagi berikut, kecuali
.......
A. menggunakan kalimat berita
B. menggunakan kalimat retoris dan kalimat seru
C. menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi
yang menyatakan hubungan sebab-akibat;
D. menggunakan kata kerja aksi
3. “Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi
dalam kasus ini?” ulang pengacara.
Kalimat tersebut termasuk ke dalam salah satu ciri teks anekdot, yaitu ......
A. kalimat seru
B. kalimat perintah
C. kata kerja aksi
D. kalimat retoris
4. Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Khusus untuk
anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung
sangat dominan.
Yang dimaksud dengan kalimat langsung adalah …....
A. kalimat yang langsung dikatakan oleh si pembicara
B. kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam
bentuk kalimat berita
C. kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan
seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.
D. kalimat yang bertujuan menyampaikan pemberitahuan
5. Salah satu unsur kebahasaan dari teks anekdot adalah menggunakan kalimat
seru. Berikut ini yang merupakan kalimat retoris dari teks anekdot Kisah
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi adalah .......
A. Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang
saksi.
22
B. “Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk
berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara.
C. Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”
D. “Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi
berbicara dengan Anda.”
KEGIATAN BELAJAR 4. MENCIPTAKAN KEMBALI TEKS ANEKDOT DENGAN
MEMERHATIKAN STRUKTUR DAN KEBAHASAAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:
1 menceritakan kembali isi teks anekdot dengan pola penyajian yang berbeda;
2 menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang
banyak atau perilaku seorang tokoh publik.
B. Uraian Materi
1. Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda
Setelah memahami batasan anekdot, isi, struktur dan ciri kebahasaannya,
berikutnya anda akan belajar menulis anekdot.
Untuk dapat membuat teks anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan
kembali teks anekdot yang anda dengar atau anda baca. Salah satu cara
menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita
dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda namun tetap harus
memperhatikan kebahasaan dan strukturnya.
Berikut ini adalah teks anekdot Seorang Dosen yang juga Pejabat dengan
pola penyajian naratif/ monolog yang diubah dari teks aslinya yang berbentuk
dialog.
Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang
berbincang-bincang.
23
“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah
mau berdiri,” kata Tono kepada Udin. Udin ogah -ogahan menjawab
pertanyaan Tono. Udin beranggapan bahwa masalah yang dibicarakan Tono itu
tidak penting.
Namun, Tono tetap meminta agar Udin mau menerka teka -tekinya.
“Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri,” jawab Udin
merasa jengah. Ternyata jawaban Udin masih juga salah. Menurut Tono, dosen
yang juga pejabat itu tidak bersedia berdiri sebab takut kursinya diambil orang
lain.”
Mendengar pernyataan Tono, Udin menanyakan apa hubungan antara
menjadi dosen.
“Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain,” ungkap Tono.
Udin: “???”
2. Menyusun Teks Anekdot Berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang
Banyak atau Perilaku Tokoh Publik
Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih
dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur,
alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan
anda untuk belajar menyusun anekdot. Jadi bacalah dengan teliti contoh
penyusunan anekdot agar nantinya anda bisa menyusun anekdotmu sendiri.
Dalam contoh berikut ini, anda akan mengetahui bagaimana anekdot
disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan
penyelesaian pada kolom ketiga.
No. Aspek Isi
1 Tema Kasih sayang pada orang tua
2 Kritik Anak yang memandang orang tua di masa tuanya
sebagai orang yang merepotkan.
3 Humor/ Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil
24
Kelucuan
4 Tokoh Kakek tua, ayah, anak dan menantu
5 Struktur Abstraksi Kakek tua yang tinggal bersama anak,
menantu dan cucu 6 tahun.
Kebiasaan makan malam di rumah
Orientasi si anak. Kakek tua makannya sering
berantakan.
Krisis
Kakek tua diberi meja kecil terpisah di
pojok, dengan alat makan anti pecah.
Reaksi
Cucu 6 tahun membuat replica
meja terpisah.
Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan
Koda membuat meja terpisah juga
untuk ayah dan ibunya.
Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika meja.
Pola
Penyajian
Narasi
Teks
Anekdot
Seorang kakek hidup serumah bersama anak,menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh.
Saat si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan.Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak
25
menghamburkan makanan lagi. Sang cucu yang baru berusia 6 tahun mengamati semua kejadian itu dalam diam.
Suatu hari si ayah memerhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu.
“Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung terdiam.
Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah.
Sumber: J.Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47.
(dengan penyesuaian)
Tugas
Sekarang cobalah menyusun anekdotmu sendiri. Gunakan tabel yang sama
dengan contoh di atas. Tema yang digunakan bisa kejadian sehari-hari dari
perilaku orang terkenal. Jangan lupa memerhatikan isi dan kebahasaan dari
anekdot yang kamu susun.
No. Aspek Isi
1. Menyusun tema
2. Masalah yang dikritik
3. Humor/ kelucuan
4. Tokoh
5. Struktur Abstraksi
Orientasi
Krisis
Rekasi
26
Koda
6. Alur
7. Susunan Anekdot
3. Mempresentasikan Anekdot
Setelah belajar tentang cara menyusun anekdot, sekarang saatnya anda
bekerja menyusun anekdot yang temanya anda pilih sendiri, dengan isi dan
gaya bahasamu sendiri, kemudian rekam dan unggah (upload) ke video/
youtube. Presentasikan anekdot buatan anda di depan tutor dan teman-
teman anda. Jangan lupa mintalah masukan/ penilaian tentang hasil
pekerjaan anda dari tutor dan teman-teman anda.
C. Rangkuman
1. Untuk dapat menulis anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan kembali
teks anekdot yang anda dengar atau anda baca. Salah satu cara menulis teks
anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau
baca dengan pola penyajian yang berbeda, misalnya dari teks berrbentuk
dialog menjadi teks berbentuk narasi.
2. Langkah-langkah dalam menyusun teks anekdot adalah: menentukan tema,
kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot.
D. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan menghitamkan bulatan ( ● )
huruf A, B, C, D!
1. Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyusun teks anekdot adalah:
A. menentukan kelucuan
B. menentukan tokoh
C. menentukan tema
D. menentukan alur
27
2. Kalimat yang merupakan abstraksi dari teks anekdot Kasih Sayang Pada
Orang Tua adalah ......
A. Kebiasaan kakek tua makannya sering berantakan
B. Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan membuat meja terpisah juga
untuk ayah dan ibunya
C. Karena makannya sering berantakan, kakek tua diberi meja kecil terpisah
di pojok dengan alat makan anti pecah
D. Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu dan cucu 6 tahun
3. Perhatikan bagian dialog pada teks anekdot Aksi Maling Tertangkap CCTV
berikut ini.
Pelapor : “Pak saya kemalingan.”
Polisi : “Kemalingan apa?”
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak....”
Bagian dialog merupakan .......
A. Abstraksi
B. Orientasi
C. Krisis
D. Rekasi
4. “Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat
meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.”
Dialog yang betul untuk teks anekdot berbentuk narasi tersebut adalah .......
A. Ayah : “Sedang apa, sayang?”
Anak : “Aku sedang membuat meja buat Ayah dan Ibu. Persiapan buat
Ayah dan Ibu bila Aku besar nanti.”
B. Ayah bertanya kepada anaknya : “Sedang apa, sayang?”
Jawab anaknya : “Aku sedang membuat meja buat Ayah
dan Ibu. Persiapan buat Ayah dan Ibu
bila Aku besar nanti.”
C. Ayah bertanya kepada anaknya : “ Apa yang sedang kamu lakukan
sayang?”
28
Anaknya mengatakan kepada ayahnya : “Aku sedang membuat meja
buat Ayah dan Ibu. Persiapan buat Ayah
dan Ibu bila Aku besar nanti.”
D. Ayah bertanya kepada anaknya tentang apa yang sedang dikerjakan
anaknya. Anaknya menjawab bahwa ia sedang membuat meja untuk ayah
dan ibunya.
5. Yang dimaksud dengan orientasi pada teks anekdot adalah .........
A. bagian penutup dari teks
B. bagian rekasi terhadap permasalahan yang dibahas pada teks
C. bagian pembuka dari teks
D. bagian inti dari dari teks
29
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA
Kelas X Kurikulum 2013 . Cetakan I, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,