Top Banner
Menulis Proposal Penelitian – Penjelasan disertai Contoh Oleh: S.Muryanto, Ketua Lembaga Penelitian UNTAG Semarang Disampaikan dalam acara Sosialisasi Penulisan Proposal yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik UNTAG Semarang, Selasa, 19 Maret 2013 Pendahuluan Kami berpendapat bahwa proposal penelitian yang baik tidaklah mungkin dihasilkan dari kerja yang asal-asalan. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa untuk menghasilkan proposal seperti itu diperlukan latihan, secara sungguh-sungguh dan teratur. Oleh sebab itu diperlukan pula adanya panduan atau petunjuk penulisan proposal penelitian. Memang sudah banyak panduan yang ditulis oleh berbagai kalangan, akan tetapi umumnya tidak disertai dengan contoh-contoh. Hal demikian ini sering dirasakan sebagai salah satu kekurangan oleh mereka yang belajar menulis proposal penelitian. Contohnya seperti apa? Bentuk konkritnya seperti apa? Demikianlah, dalam makalah ini kami mencoba menjelaskan satu per satu komponen dari sebuah proposal penelitian, dilengkapi dengan contoh. Contoh tersebut diambil dari sebuah proposal SKIM Hibah Fundamental yang telah disetujui dan dilaksanakan pada tahun 2011. Harapan kami, dengan disertakannya contoh-contoh seperti itu, menjadi makin mudahlah usaha menulis proposal penelitian. Page 1 of 37
37

Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Dec 14, 2022

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Menulis Proposal Penelitian – Penjelasandisertai Contoh

Oleh: S.Muryanto, Ketua Lembaga Penelitian UNTAG SemarangDisampaikan dalam acara Sosialisasi Penulisan Proposal yangdiselenggarakan oleh Fakultas Teknik UNTAG Semarang, Selasa,

19 Maret 2013

Pendahuluan

Kami berpendapat bahwa proposal penelitian yang baik tidaklah

mungkin dihasilkan dari kerja yang asal-asalan. Tidaklah

berlebihan jika dikatakan bahwa untuk menghasilkan proposal

seperti itu diperlukan latihan, secara sungguh-sungguh dan

teratur. Oleh sebab itu diperlukan pula adanya panduan atau

petunjuk penulisan proposal penelitian. Memang sudah banyak

panduan yang ditulis oleh berbagai kalangan, akan tetapi

umumnya tidak disertai dengan contoh-contoh. Hal demikian ini

sering dirasakan sebagai salah satu kekurangan oleh mereka

yang belajar menulis proposal penelitian. Contohnya seperti

apa? Bentuk konkritnya seperti apa? Demikianlah, dalam makalah

ini kami mencoba menjelaskan satu per satu komponen dari

sebuah proposal penelitian, dilengkapi dengan contoh. Contoh

tersebut diambil dari sebuah proposal SKIM Hibah Fundamental

yang telah disetujui dan dilaksanakan pada tahun 2011. Harapan

kami, dengan disertakannya contoh-contoh seperti itu, menjadi

makin mudahlah usaha menulis proposal penelitian.

Page 1 of 37

Page 2: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

JUDUL

Berikut ini adalah daftar/checklist, tentang apa saja yang perlu diperhatikan dalam menulis judul. Ini adalah semacam rambu-rambu.

Checklist

1. Apakah dengan membaca judul, maka topik yang diusulkan/akan diteliti sudah nampak jelas bagi pembaca, terutama pembaca yang tidak se-bidang ilmu dengan pengusul?

2. Apakah judul sudah cukup menggambarkan apa yang nanti akan dikerjakan/diteliti?

3. Apakah terlalu panjang?

4. Apakah terlalu umum?

5. Apakah terlalu rinci?

Contoh judul

a. Kristalisasi Mineral Struvite (MgNH 4PO4.6H2O)

b. Studi Kristalisasi Mineral Struvite dalam

Kristaliser Batch:

c. Kristalisasi Mineral Struvite (MgNH4PO4.6H2O) dalam

Kristaliser Batch:

Page 2 of 37

Page 3: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

d. Kristalisasi Mineral Struvite (MgNH4PO4.6H2O) dalam

Kristaliser Batch: Efek Tingkat Supersaturasi dan

Penambahan Additif

e. Kristalisasi Mineral Struvite (MgNH4PO4.6H2O) dalam

Kristaliser Batch: Efek Tingkat Supersaturasi dan

Penambahan Additif (Ca 2+ , Cu 2+ , dan Zn 2+ )

f. Kristalisasi Mineral Struvite (MgNH4PO4.6H2O) dalam

Kristaliser Batch:

Efek Tingkat Supersaturasi dan Penambahan Additif (Ca 2+ , Cu 2+ ,

dan Zn 2+ )

terhadap Kinetika Reaksi dan Morphologi Kristal

Catatan:

Dari uraian tentang Judul ini, kiranya menjadi jelas bahwa

walau pun Judul terletak paling depan, namun belum tentu

ditulis paling awal. penulisan Judul memang harus dipikirkan

masak-masak sehingga terjawab apa yang ada di dalam Checklist.

Page 3 of 37

Page 4: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

ABSTRAK

Checklist

1. Apakah sudah nampak, penelitian yg diusulkan ini akan

meneliti bidang ilmu apa, berkaitan dengan apa? Apakah

sudah sesuai dengan skim yang dituju?

2. Apakah sudah diuraikan metode yg nanti akan digunakan?

Apakah kelihatan jelas bahwa metode/langkah-langkah

penelitian dapat dilakukan oleh orang lain yg se-bidang

ilmu? Apakah urut-urutan langkah penelitian masuk akal?

3. Apakah sudah dijelaskan, hasil penelitian yg diharapkan

seperti apa?

4. Apakah sudah diuraikan originalitas penelitian: bahwa

belum pernah diteliti, atau sudah pernah diteliti tetapi

perlu diulang untuk mengetahui validitas temuan yang

terdahulu, atau perlu dikembangkan?

Contoh Abstrak (tulisan aslinya dalam satu paragraph):

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari kinetika reaksi

kristalisasi, morphologi serta kemurnian struvite dalam proses

kristalisasi yang berlangsung dalam kristaliser batch dengan

penambahan additif yaitu ion-ion asing (foreign ions): Ca2+,

Cu2+, dan Zn2+.

Kristalisasi struvite dilakukan dengan mereaksikan kedua

larutan ion pembentuknya, yaitu dari larutan sediaan (stock

solutions) MgCl2 dan NH4H2PO4 masing-masing dengan konsentrasi

tertentu sehingga diperoleh perbandingan molaritas Mg2+, NH4+

Page 4 of 37

Page 5: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

dan PO4-3 1:1:1, dalam sebuah kristaliser batch berpengaduk

pada tiga temperatur yang berbeda: 25, 35 dan 400C.

Additif yang berupa ion-ion: Ca2+, Cu2+, Zn2+ disiapkan dari

larutan garam-garam khloridanya (CaCl2, CuCl2, dan ZnCl2) dan

ditambahkan ke dalam larutan MgCl2 dalam skala ppm.

Kinetika kristalisasi kemudian diamati dari perubahan

waktu induksi, konstanta kecepatan reaksi, dan energi

aktivasi. Perubahan waktu induksi diamati dengan pH-meter,

yaitu terjadinya penurunan pH larutan versus waktu

kristalisasi (lihat pers.(1) di sub-bab IV. Kajian Pustaka).

Di samping itu pengamatan waktu induksi ini juga dilakukan

dengan Conductivity meter. Analisa konsentrasi ion-ion asing

yang tidak teradsorpsi oleh kristal struvite selama reaksi

kristalisasi, yaitu ion-ion yang tertinggal di dalam larutan,

dilakukan dengan atomic absorption spectrometry (AAS) dan atau

wet analysis.

Data dari analisa AAS ini dipergunakan untuk menghitung

konstanta kecepatan reaksi dan energi aktivasi (lihat uraian

dalam sub-bab V. Design dan Metode Penelitian).

Kristal struvite yang diperoleh diamati morphologi dan

komposisi/kemurniannya dengan scanning electron microscopy

(SEM) dan X-Ray Diffraction Energy Dispersive Spectrometry

(XRD-EDS).

Penelitian pada tahun pertama dilakukan untuk

kristalisasi dengan tingkat supersaturasi tinggi, karena juga

penting untuk mengetahui batas atas zona metastabil. Kemudian

Page 5 of 37

Page 6: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

tahun kedua dilakukan kristalisasi dengan tingkat

supersaturasi rendah, antara lain untuk mengetahui batas bawah

zona metastabil atau solubility curve-nya.

Catatan:

Abstrak adalah bentuk mini dari keseluruhan proposal, oleh

sebab itu juga ditulis paling akhir, yaitu setelah semua

bagian proposal ditulis.

KAJIAN PUSTAKA

Checklist

1. Apakah sudah membahas penelitian-penelitian serupa dari pihak lain?

2. Apakah sudah memaparkan kesesuaian, kontradiksi, korelasi, dan kekurangan-kekurangan dari hasil-hasil penelitian yg dibahas dalam no 1?

3. Apakah sudah dijelaskan apa yang dapat disumbangkan/kontribusi hasil penelitian yang diusulkan? Apakah sudah dijelaskan temuan baru yang diharapkan?

4. Apakah dalam alinea terakhir Kajian Pustaka sudah ditulistujuan penelitian secara eksplisit? Apakah sudah tertulislangkah-langkah penelitiannya?

Page 6 of 37

Page 7: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Contoh Kajian Pustaka

Kajian pustaka meliputi pokok-pokok berikut, yang telah mencakup semua aspek dari penelitian yang akan dikerjakan. Di samping itu, juga merupakan penjabaran dari seluruh kata yang tercantum dalam Judul.

1. Pendahuluan

2. Nukleasi

a. Nukleasi primer

b. Nukleasi sekunder

3. Pertumbuhan Kristal

4. Pengaruh ion asing

a. Pengaruh ion kalsium (Ca2+)

b. Pengaruh ion tembaga (Cu2+) dan seng (Zn2+)

1. PendahuluanDi dalam fasilitas pengolahan air limbah (wastewater

treatment facilities), terutama bila limbah mengandung Mg+,

NH4+, dan PO42- dalam jumlah yang cukup secara stoikiometri,

dapat terjadi pengkristalan struvite secara spontan apabila

terdapat faktor-faktor yang mendukung.

Faktor-faktor ini misalnya: suhu [Le Corre 2006], pH

[Pastor dkk 2008; Stratful dkk 2001; Bouropoulos dan

Page 7 of 37

Page 8: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Koutsoukos 2000], konsentrasi [Yoshino dkk 2003] dan

turbulensi [Yoshino dkk 2003; Mohajit dkk 1989].

Faktor-faktor ini sulit dikendalikan sehingga terjadinya

kerak struvite, misalnya pada pipa-pipa dan pompa sirkulasi

juga tidak dapat diprediksi. Kristalisasi struvite dan proses

pembentukan kerak pada alat-alat serta sistim pemipaan dalam

berbagai industri menyebabkan peningkatan kebutuhan energi,

misal energi yang dibutuhkan oleh pompa, dan juga meningkatnya

biaya pemeliharaan dan penggantian alat. Akhirnya masalah

teknis dan operasional ini menjadi masalah finansial.

Di sisi lain struvite dapat dijadikan pupuk alternatif

[Britton dkk 2005; Shu dkk 2006], karena mempunyai kandungan

Mg2+, N (dari NH4+) dan P (dari PO4

-3) [Le Corre dkk 2005; Ali

2007; Kofina dan Koutsoukos 2005] setara pupuk. Struvite

sebagai pupuk mempunyai karakteristik lebih baik, sebab

kelarutannya dalam air kecil [Rahaman dkk 2006; Anon 2006;

Barak dan Stafford 2006], sehingga dapat merupakan pupuk slow

release [Shu dkk 2006; Wang dkk 2005]. Oleh sebab itu studi

tentang struvite telah banyak dilakukan [de-Bashan dan Bashan

2004].

Struvite mengkristal dalam bentuk orthorhombik berwarna

putih menurut persamaan reaksi berikut [Rahaman dkk 2008]:

Mg2+ + NH+ + HnPO4n-3 + 6 H2O MgNH4PO4.6H2O + nH+

(1)

Page 8 of 37

Page 9: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Tergantung pada pH larutannya, harga n adalah antara 0, 1 atau

2. Dalam ranah industri, kerak terjadi pada lingkungan yang

praktis tidak bisa terbebas dari keberadaan additif atau

impuritas.

Efek additif terhadap kinetika kristalisasi dan

morphologi kristal, jadi juga efek terhadap pembentukan kerak,

dapat sangat signifikan meski pun additif jumlahnya sangat

sedikit [Hoang dkk 2009]. Walau pun penelitian tentang

pengaruh additif terhadap proses kristalisasi sudah banyak

dilakukan, pengaruh atau efek itu pada umumnya spesifik (case

by case) tergantung dari jenis dan konsentrasi additif serta

karakteristik dari tiap jenis kristal [Muryanto dkk 2002].

Di lain pihak, penelitian tentang pengaruh ion asing

terhadap nukleasi dan pertumbuhan kristal struvite relatif

masih sedikit [Le Corre 2006].

Penelitian yang diusulkan ini akan mempelajari pengaruh

ion-ion asing yang umum terdapat dalam air limbah [Muryanto

dan Ang 2005] terhadap kinetika reaksi kristalisasi struvite

serta morphologinya.

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan

tentang pembentukan dan pertumbuhan kristal struvite serta

pengendalian pembentukan kerak yang banyak terjadi pada

fasilitas penanganan air limbah. Berikut ini diuraikan tahap-

tahap kinetika reaksi kristalisasi dan pengaruh ion-ion asing

(foreign ions) terhadap proses kristalisasi.

Page 9 of 37

Page 10: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

2.NukleasiNukleasi atau peristiwa terbentuknya nukleus/inti kristal

dapat diamati secara makroskopis mau pun mikroskopis. Inti

kristal dapat terbentuk dari hasil attrisi antara sesama

kristal, terutama bila kristal-kristal berukuran besar[Jancic

dan Grootscholten 1984; Larson 1984]. Sebaliknya, pembentukan

inti kadang hanya dapat diikuti secara mikroskopis, yaitu

hanya dapat dideteksi dengan bantuan mikroskop, terutama

scanning electron microscope atau sejenisnya yang mempunyai

magnifikasi tinggi. Nukleasi homogen (homogeneous nucleation)

biasanya menghasilkan inti ukuran mikroskopis ini.

Karena kristalisasi adalah proses yang didorong oleh

konsentrasi (a concentration-driven process), maka kenaikan

konsentrasi larutan, yang umumnya dinyatakan dengan tingkat

kejenuhan atau tingkat supersaturasi, mengakibatkan kenaikan

laju pembentukan inti kristal. Laju pembentukan ini menjadi

sangat cepat dan tidak terkendali apabila tingkat

supersaturasi amat tinggi. Proses kristalisasi, terutama skala

industri, harus dikendalikan agar laju pembentukan inti dapat

diatur, sehingga jumlah mau pun distribusi ukuran kristal

sesuai dengan yang diinginkan. Idealnya, distribusi ukuran

kristal harus sempit sehingga mudah dalam penanganannya, misal

dalam pengayakan atau filtrasi. Secara garis besar,

pembentukan inti dapat diklasifikasi menjadi dua: nukleasi

primer dan nukleasi sekunder.

Page 10 of 37

Page 11: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

a.Nukleasi primerNukleasi primer berlangsung dalam larutan yang bebas dari

kristal dan biasanya untuk larutan dengan konsentrasi tinggi.

Sebagaimana diketahui, suatu larutan yang lewat jenuh

(supersaturated) berada dalam keadaan tidak setimbang, dan di

dalamnya terjadi fluktuasi konsentrasi yaitu konsentrasi di

suatu titik dalam larutan tersebut dapat berbeda dari titik-

titik lain di seluruh larutan (local concentrations). Hal ini

mengakibatkan tarik menarik di antara molekul-molekul sehingga

terjadi aggregat molekul yang dapat menjadi inti kristal.

Apabila konsentrasi larutan cukup tinggi maka aggregat

molekul-molekul tersebut dapat mencapai ukuran kritis,

sehingga inti kristal dapat bertahan dan tumbuh. Semakin

tinggi konsentrasi larutan maka ukuran kritis inti semakin

kecil, sehingga kemungkinan terjadinya inti semakin besar

[Myerson 1993].

b.Nukleasi sekunder Berbeda dengan nukleasi primer, nukleasi sekunder

berlangsung apabila di dalam larutan yang lewat jenuh terdapat

benda padat asing, baik kristal mau pun bukan kristal.

Nukleasi sekunder lebih banyak terjadi karena tidak

membutuhkan tingkat supersaturasi atau kejenuhan larutan yang

tinggi. Di samping itu, larutan yang akan dikristalkan pada

umumnya tidak dapat terbebas sama sekali dari kontaminasi

benda asing, seperti debu atau partikel-partikel yang terdapat

di dalam bejana tempat proses kristalisasi berlangsung.

Page 11 of 37

Page 12: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Mekanisme pembentukan kristal/nukleasi secara ringkas adalah

sebagai berikut:

Komponen-komponen pembentuk inti, yaitu molekul atau ion-ion dalam larutan

berinteraksi satu sama lain secara acak membentuk aggregat yang makin lama

makin besar sehingga mencapai ukuran kritis dan menjadi inti kristal. Molekul atau

ion-ion ini selain berinteraksi satu sama lain, juga berinteraksi dengan benda asing

yang kemungkinan besar ada di dalam larutan. Interaksi dengan benda asing ini

juga menghasilkan inti kristal. Inti kristal yang telah terbentuk selanjutnya akan

tumbuh menjadi kristal dan dapat dideteksi secara visual. Pertumbuhan kristal itu

diuraikan dalam sub-bab berikut ini.

3.Pertumbuhan KristalTahap awal dari proses kristalisasi adalah terbentuknya inti

kristal atau nukleus. Setelah inti kristal terbentuk, inti ini

akan tumbuh karena bergabungnya molekul-molekul atau ion-ion

dalam larutan di sekelilingnya. Semakin tinggi konsentrasi

larutan maka laju pertumbuhan akan semakin tinggi karena jarak

antara molekul-molekul dan ion-ion satu sama lain semakin

pendek. Seiring tumbuhnya kristal maka konsentrasi larutan

menurun. Bentuk akhir kristal ditentukan oleh muka kristal

yang tumbuh paling lambat.

Seperti terlihat dalam Gambar 1, bentuk kristal awal (a) tidak

sama dengan bentuk akhir (c), disebabkan laju pertumbuhan

permukaan samping kiri dan kanan kristal tidak sama dengan

pertumbuhan permukaan atas dan bawah kristal. Pertumbuhan muka

atas dan bawah lebih cepat sehingga akhirnya bentuk akhir

Page 12 of 37

Page 13: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

kristal ditentukan oleh pertumbuhan permukaan samping kiri dan

kanan.

Model pertumbuhan kristal yang sampai sekarang banyak dianut

adalah model difusi permukaan (surface diffusion model) yang

diajukan oleh Burton, Cabrera dan Frank atau disebut model BCF

(Myerson 1993; Nyvlt dkk 1985; Ohara and Reid 1973). Model BCF

menyatakan bahwa partikel atau komponen pertumbuhan kristal

berpindah langsung dari dalam larutan menuju ke permukaan

kristal.

Gambar 1 Skema efek perbedaan kecepatan tumbuh permukaan

kristal: (a)bentuk awal kristal, (c) bentuk akhir

kristal. (a) berbeda dengan (c)

Page 13 of 37

Page 14: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Gambar 2 Skema Model Difusi Permukaan atau Model BCF(ref:

Myerson 1993)

Pertumbuhan kristal sangat ditentukan oleh struktur

permukaannya, yang biasanya dibedakan menjadi tiga zona:

terrace, step, dan kink (Gambar 2). Komponen atau satuan

pertumbuhan, yaitu atom, molekul atau partikel, dapat

teradsorpsi baik pada terrace, step atau kink. Energi yang

diperlukan komponen pertumbuhan untuk teradsorpsi pada terrace

lebih besar, daripada yang diperlukan untuk step atau lebih-

lebih untuk kink. Kink adalah daerah dengan energi ikat

(bonding energy) paling tinggi karena memiliki tiga sisi untuk

mengadsorpsi komponen pertumbuhan. Dengan demikian kink

mempunyai probabilitas paling tinggi untuk tumbuh.

Teori pertumbuhan kristal tidak hanya memperhatikan karakteristik kristalnya,

misal karakteristik permukaan, tetapi juga lingkungan di sekeliling kristal yaitu

kondisi larutan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi larutan tempat

kristal terbentuk dan tumbuh adalah jenis dan konsentrasi additif atau impuritas

dalam larutan, seperti dalam uraian berikut ini.

4.Pengaruh ion asingWalau pun ion asing terdapat dalam jumlah kecil (ppm) tetapi

pengaruhnya terhadap nukleasi dan pertumbuhan kristal dapat

sangat besar[Muryanto 2002, Hoang dkk 2009].Hal ini disebabkan

ion-ion asing dapat menutup “active sites” yaitu tempat-tempat

pertumbuhan aktif [Ohara dan Reid 1973], sehingga ukuran

kristal tidak dapat bertambah dan morfologinya berubah

Page 14 of 37

Page 15: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

[Myerson 1993]. Dalam hal pengkristalan struvite, ion-ion

asing itu banyak jenis dan jumlahnya, yaitu tergantung dari

lingkungan atau larutan tempat kristal tumbuh (Nelson dkk,

2003). Dalam penelitian yang diusulkan ini, ion asing yang

akan diteliti pengaruhnya terhadap nukleasi dan pertumbuhan

kristal, berturut-turut adalah Ca2+, Cu2+, dan Zn2+.

a.Pengaruh ion kalsium (Ca2+)Adanya ion kalsium (Ca2+) dalam larutan yang mengandung

phosphat memungkinkan terjadinya kompetisi antara pembentukan

struvite (MgNH4PO4.6H2O) dan pembentukan kalsium phosphat:

Ca3(PO4)2 [Pastor dkk 2008]. Ion kalsium mungkin berkompetisi

dengan ion magnesium dalam “memperebutkan” phosphat, tetapi

hal itu baru akan terjadi bila konsentrasi ion kalsium dalam

larutan tinggi, yaitu di atas 300 ppm [Yi dkk 2005].

Penelitian Pastor dan rekan-rekan baru-baru ini [Pastor dkk

2010] menunjukkan bahwa adanya ion kalsium juga memungkinkan

terjadinya kalsite (CaCO3) dan dolomite: CaMg(CO3)2 bila

konsentrasi ion magnesium dalam larutan cukup tinggi.

Penelitian Le Corre dan kawan-kawan [Le Corre dkk 2005]

memperlihatkan bahwa ion kalsium mempengaruhi bentuk serta

kemurnian kristal struvite. Karena pada umumnya air limbah

mengandung ion kalsium cukup tinggi [Parsons dkk 2001], maka

pengaruh ion kalsium terhadap proses pengkristalan struvite

dari limbah tersebut juga akan diteliti dalam penelitian yang

diusulkan ini.

Page 15 of 37

Page 16: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

b.Pengaruh ion tembaga (Cu2+) dan seng (Zn2+)Limbah peternakan, misal dari peternakan babi, dapat

mengandung Cu2+ serta Zn2+ cukup tinggi[Marcato dkk 2008, Suzuki

dkk 2001], yaitu berasal dari suplemen makanan yang diberikan

di peternakan itu. Kedua jenis kation tersebut dianggap tidak

ramah lingkungan, sehingga keberadaannya dalam limbah sudah

lama menjadi perhatian para peneliti [Lake dkk 1985]. Namun

penelitian yang lebih akhir [Lisitsin dkk 2005] menunjukkan

bahwa keberadaan Zn2+ dalam air minum tidak membahayakan, dan

sampai dengan lima ppm diperbolehkan. Penelitian yang sama

[Lisitsin dkk 2005] juga memperlihatkan bahwa Zn2+ dalam jumlah

sedikit (2 ppm) dapat memperlambat pembentukan kristal CaCO3,

baik kristal yang tumbuh dalam larutan (bulk crystallization)

mau pun kristal CaCO3 yang tumbuh dan membentuk kerak (scale)

pada membran untuk desalinasi RO. Sebagai zat penghambat kerak

(antiscalant), Zn2+ mempunyai kemampuan sama dengan antiscalant

organik, namun lebih mudah dalam pemakaiannya karena sumber

Zn2+ (dan juga Cu2+) dapat menggunakan unggun butiran paduan Cu-

Zn (granular bed of KDF© Cu-Zn alloys) [Stenger dan Dobbs 1995;

Al-Kharusy 1996]. Dalam penelitian yang diusulkan ini Cu2+ dan

Zn2+ diharapkan dapat memberikan efek terhadap kinetika

kristalisasi mau pun morphologi struvite [Kabdasli dkk 2006,

Lisitsin dkk 2005].

Page 16 of 37

Page 17: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

MASALAH PENELITIAN

Checklist

1. Jelaskan masalahnya dengan singkat, berikan faktanya.

2. Jelaskan apa yang salah, apa yang masih kurang.

3. Jelaskan penyebab kesalahan atau kekurangan itu.

4. Jelaskan pentingnya masalah sekarang dan di masa yad.

Contoh Masalah Penelitian dan Perumusan Masalahnya

Timbulnya kerak (scale) pada pipa-pipa dan alat-alat, misalnya

pada fasilitas pengolahan air limbah, merupakan masalah yang

hingga kini belum dapat diatasi sepenuhnya.

Salah satu komponen utama pada kerak seperti itu adalah

struvite atau magnesium ammonium phosphate heksahidrat:

MgNH4PO4.6H2O [Nelson dkk 2003; Kofina dan Koutsoukos 2005;

Kabdasli dkk 2006; Le Corre dkk 2007].

Proses kristalisasi hingga timbulnya kerak selalu merupakan

masalah yang spesifik tergantung dari komposisi kimia dari

cairan limbah tersebut [Muryanto dkk 2002].

Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap struvite ini,

tetapi sebagian besar mengenai proses pembersihan kerak, bukan

penelitian terhadap terbentuknya kristal penyusun kerak itu

sendiri [Wang dkk 2005]. Page 17 of 37

Page 18: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Oleh karena itu, penelitian yang diusulkan ini bermaksud

meneliti fenomena pembentukan kristal struvite, terutama di

dalam larutan yang dibuat menyerupai air limbah.

Proses terbentuknya kristal, sebagai awal dari proses

terbentuknya kerak, sangat penting untuk diteliti, karena

bentuk akhir kristal/morphologinya ikut menentukan cepat

lambatnya proses pembentukan kerak[Muryanto 2002].

Penelitian yang diusulkan ini menekankan segi teoritis yaitu

kinetika reaksi kristalisasi pembentukan kristal struvite, dan

morfologi serta kemurnian kristal tersebut.

Secara spesifik penelitian akan dijalankan untuk mengetahui:

(1) konstanta kecepatan reaksi, (2) energy aktivasi, (3) waktu

induksi, dan (4) morfologi dan kemurnian kristal struvite yang

tumbuh dalam kristaliser batch dalam lingkungan yang

menyerupai air limbah sesungguhnya, yaitu adanya ion-ion

asing: Ca2+, Cu2+, dan Zn2+.

Pengetahuan teoritis tentang ke empat hal tersebut, sangat

penting sebagai landasan teori dalam penanganan kerak dalam

air limbah.

Page 18 of 37

Page 19: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Catatan: Apa yang dinyatakan dalam kalimat terkahir di atas diuraikan

secara rinci di dalam Tinjauan Pustaka.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari kinetika reaksi

kristalisasi, morphologi serta kemurnian struvite dalam proses

kristalisasi yang berlangsung dalam kristaliser batch dengan

penambahan additif yaitu ion-ion asing (foreign ions): Ca2+,

Cu2+, dan Zn2+.

Kristalisasi struvite dilakukan dengan mereaksikan kedua

larutan ion pembentuknya, yaitu dari larutan sediaan (stock

solutions) MgCl2 dan NH4H2PO4 masing-masing dengan konsentrasi

tertentu sehingga diperoleh perbandingan molaritas Mg2+, NH4+

dan PO4-3 1:1:1, dalam sebuah kristaliser batch berpengaduk

pada tiga temperatur yang berbeda: 25, 35 dan 400C.

Penelitian pada tahun pertama dilakukan untuk

kristalisasi dengan tingkat supersaturasi tinggi, karena juga

penting untuk mengetahui batas atas zona metastabil. Kemudian

tahun kedua dilakukan kristalisasi dengan tingkat

supersaturasi rendah, antara lain untuk mengetahui batas bawah

zona metastabil atau solubility curve-nya.

Page 19 of 37

Page 20: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

METODE PENELITIAN

Checklist1. Apa yang akan saya teliti?

2. Di mana penelitian ini akan dilakukan?

3. Bagaimana rancangan percobaannya? Apakah ada asumsi-

asumsi?

4. Variabel apa saja yang akan diukur? Dan mengapa variabel

itu yg diteliti?

5. Alat-alat apa saja yang diperlukan? Di mana alat-alat itu

berada? Apakah alat perlu dimodifikasi?

6. Bagaimana saya akan menganalisa data yang didapat? Apakah

ada prosedur statistik tertentu? Apakah ada persamaan-

persamaan matematik? Apakah perlu software khusus?

7. Kesulitan-kesulitan apa yang mungkin dijumpai dalam

percobaan?

8. Apakah metode ini sudah dipakai dalam penelitian-

penelitian terdahulu? Apakah saya memodifikasi metode

tersebut?

9. Bagaimanakah saya akan menjelaskan validitas hasil yg

diperoleh? Probabilitasnya? Signifikansinya?

Contoh Penulisan Metode PenelitianPenelitian kristalisasi struvite ini akan menggunakan

kristaliser jenis batch yang berpengaduk. Kristaliser tersebut

berupa beaker atau gelas piala ukuran satu (1) liter. Dinding

Page 20 of 37

Page 21: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

bagian dalam gelas piala harus benar-benar licin, tak ada

goresan agar tidak terjadi nukleasi sekunder [Muryanto 2002].

Desain penelitian untuk kristalisasi batch ini adalah “One-

factor-at-a-time” method menurut Davies [1978]. Desain ini

dipilih karena tidak diketemukan keseragaman yang dapat

dijadikan acuan dalam menentukan variable-variabel percobaan

kristalisasi sejenis. Studi pustaka menunjukkan bahwa kondisi

operasi untuk kristalisasi struvite dengan sistim batch

bervariasi seperti terlihat dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Kondisi operasi kristalisasi struvite sistim batch dari beberapa peneliti

Waktukristalisasi

Perbandingan molarMg dan P

Seedmaterial

Pengadukan

pH Referensi

25menit

1:2 unseeded tidakada

9.0(tetap)

Le Corre, dkk, 2007

24 jam 1:1 seededdan

unseeded

200 rpm 7.0 -11.0

Ali, 2005

120menit

1:1 s/d1.6:1

tidakada

keterangan

120 rpm 7.5 -9.5

Nelson dkk, 2003

12 jam 1:1 dan2:1

unseeded 250 rpm 8.7 ->10

Wang , dkk,2005

Tabel 1 menunjukkan bahwa variabel–variabel dalam kristalisasi

struvite menggunakan kristalisasi batch skala laboratorium

Page 21 of 37

Page 22: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

sangat bervariasi. Sebagai contoh, waktu reaksi bervariasi

dari sekitar setengah jam hingga 24 jam. Hal ini kemungkinan

besar disebabkan tingkat supersaturasi yang berlainan, karena

makin tinggi tingkat supersaturasi makin cepat terjadinya

kristalisasi, meski pun terjadinya nukleasi juga tidak dapat

dikendalikan sehingga banyak terjadi “fines” yang lolos

saringan, dan yield atau kristal yang didapat sedikit. Namun

cepat lambatnya kristalisasi juga dipengaruhi oleh pengadukan,

karena pengadukan menentukan kecepatan transfer massa dari

larutan ke permukaan kristal [Myerson 1993]. Oleh sebab itu,

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih

dengan asumsi dapat menghasilkan temuan yang bermakna yang

dapat digunakan pada penelitian tahap selanjutnya (tahun ke

II). Variabel-variabel yang dipilih adalah jenis dan

konsentrasi additif, temperatur dan waktu kristalisasi.

Perbandingan molar ion pembentuk: Mg2+, NH4+ dan PO4

-3 merupakan

variabel tetap, yaitu 1:2:1[Kofina dan Koutsoukos, 2005].

Additif yang digunakan adalah Ca2+, Cu2+, dan Zn2+ dalam garam

khloridanya. Temperatur kristalisasi ditetapkan 250C, 300C dan

400C. Tabel 2 memuat variabel-variabel berubah yang dipakai.

Dalam Tabel 2 diperlihatkan pemakaian ion kalsium (Ca2+) dan

ion tembaga (Cu2+), baik sendiri mau pun campuran antara

keduanya. Dengan mengikuti pola ini (Tabel 2), maka dalam

perlakuan berikutnya akan dipasangkan Ca2+ dengan Zn2+, dan

akhirnya Cu2+ dengan Zn2+.

Page 22 of 37

Page 23: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Tabel 2 Variabel-variabel berubah yang dipakai dalam penelitian ini

Langkah percobaan penelitian kristalisasi struvite dengan

variabel-variabel yang diuraikan sebelumnya, adalah sebagai

berikut ini.

Kristaliser batch yang digunakan adalah gelas piala (beaker)

ukuran satu (1) liter. Kristaliser akan diaduk dengan agitator

tipe impeller [Chan, 1997]. Untuk mengendalikan suhu 25°C,

35°C dan 40°C, kristaliser ditempatkan dalam water bath

(thermostatically controlled). Percobaan dilakukan tanpa

penambahan inti kristal atau seed material. Walaupun percobaan

tanpa seed material sering dianggap tidak reproducible

[Muryanto dkk 2002], namun dengan pengaturan yang ketat,

hasilnya dapat dipertanggungjawabkan [Rahaman dkk, 2008].

Pengaturan menurut Rahaman dkk [2008] itu meliputi tingkat

supersaturasi, kecepatan pengadukan dan penyaringan yang baik

terhadap larutan yang akan dikristalkan. Ketiga hal tersebut

jelas mempengaruhi karena supersaturasi dan pengadukan

menentukan kapan mulai terjadi nukleasi. Sedangkan penyaringan

bertujuan menghilangkan partikel-partikel asing dalam larutan

Page 23 of 37

Page 24: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

untuk mencegah timbulnya nukleasi sekunder atau yang tidak

terkendali.

Sebagai larutan yang akan dikristalkan digunakan kristal

MgCl2.6H2O dan NH4H2PO4, masing-masing dilarutkan dalam aquadest

(double-distilled water) sehingga mencapai konsentrasi 0.1 M

dan 0.20 M. Larutan induk (stock solutions) 0.10 M dan 0.20 M

ini kemudian akan diencerkan dengan aquadest menurut keperluan

percobaan sehingga perbandingan molar Mg2+, NH4+ dan PO4

-3 =

1:1:1 dan 2:1:1 [Le Corre dkk, 2007, Kofina dan Koutsoukos

2005].

Untuk menghilangkan CO2 terlarut yang kemungkinan dapat

mengganggu kestabilan pH larutan, maka aquadest yang akan

digunakan dididihkan dahulu, kemudian disimpan dalam wadah

plastik yang tertutup rapat (jerry can). Demikian pula larutan

yang siap dicampurkan, sebelum pencampuran selalu ditutup

dengan plastik (plastic film) agar terhindar dari masuknya

partikel-partikel misalnya debu, yang dapat menimbulkan

nukleasi yang tidak dikehendaki.

Kecepatan pengadukan ditetapkan 100 rpm [Chan,1997] karena

hanya berfungsi untuk membuat larutan homogen dan tercampur

sempurna. Di samping itu kecepatan pengadukan yang tinggi

dapat menyebabkan atrisi dan pecahnya kristal-kristal yang

terbentuk sehingga menyulitkan interpretasi terhadap morfologi

kristal yang diperoleh.

Page 24 of 37

Page 25: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Larutan MgCl2 dan NH4H2PO4 masing-masing sebanyak 300 mL

dimasukkan kedalam kristaliser, pengaduk dijalankan dan

seluruh sistim itu dibiarkan mencapai temperatur yang

diinginkan: 25°C, 30°C dan 40°C. Segera setelah temperatur

yang dikehendaki tercapai, 20 mL larutan sampel (yang

menandakan t = 0 menit atau waktu nol) diambil dengan syringe

untuk analisa AAS (Atomic Absorption Spectrometry). Syringe

pada ujungnya dilengkapi kertas saring ukuran lubang 0,22 µm

untuk menyaring kristal yang diperoleh. Selanjutnya kertas

saring bersama kristal didalamnya dikeringkan dalam oven

bertemperatur 600C selama 24 jam. Kemudian kertas saring

bersama kristal yang kering ditimbang untuk mengetahui massa

kristal yang terbentuk. Untuk menyelidiki morfologi, kristal

yang terbentuk dipindahkan dari kertas saring dengan hati-hati

dan kemudian disimpan dalam vial tertutup.

Selain pengaduk, kristaliser juga dilengkapi dengan

conductivity meter dan pH meter, keduanya untuk mengetahui

lamanya waktu induksi [van der Houwen dan Valsami-Jones, 2001;

Kabdasli dkk 2006; Wang dkk 2005).

1.Penentuan konstanta kecepatan reaksiPenentuan konstanta kecepatan reaksi kristalisasi dalam

larutan dapat dilakukan dengan menggunakan model difusi

Chernov [Myerson 1993]. Model tersebut menunjukkan bahwa

difusi zat terlarut kedalam unit pertumbuhan kristal dalam

boundary layer (lapisan batas) dan tebalnya lapisan itu

merupakan faktor penting yang mengendalikan pertumbuhan.

Page 25 of 37

Page 26: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Ketika unit pertumbuhan meninggalkan lapisan difusi menuju

permukaan kristal, maka pertambahan masa kristal dapat

dihitung dengan hukum Fick [Nyvlt dkk 1985] sebagai berikut:

(2)di mana:

dm/dt = laju pertambahan massa, (g/detik)

D = koefisien difusi, cm2/detik

A = luas permukaan kristal, cm2

dc/dx = gradient konsentrasi unit pertumbuhan dalam

lapisan difusi g/(cm3.cm)

Selanjutnya hukum Fick di atas oleh Myerson [1993] diubah

menjadi

(3)di mana:

KG = konstanta integrasi

C = konsentrasi ion-ion pembentuk kristal, gr.cm-3

Ceq = konsentrasi ion-ion pembentuk kristal pada

kesetimbangan, gr.cm-3

dm/dt = gradient konsentrasi unit pertumbuhan dalam

lapisan difusi g/(cm3.cm)

g = eksponen dengan nilai 1 atau 2. Secara umum KG dan A dapat diganti dengan k, yaitu

konstanta kecepatan reaksi, sehingga persamaan menjadi:

Page 26 of 37

Page 27: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

(4)

di mana: - dCa/dt = kecepatan penurunan konsentrasi ion pembentuk,

karena terjadinya kristal, ppm. menit-1 (jika orde reaksi

adalah satu)

Ca = konsentrasi ion-ion pembentuk kristal, ppm

(dalam penelitian ini adalah Mg2+, NH4+ atau PO4

-

3)

Cat = konsentrasi Ca pada saat t, ppm

Caeq = konsentrasi Ca pada saat kesetimbangan, ppm

(dalam penelitian ini diasumsi t saat

kesetimbangan = 90 menit)

k = konstanta kecepatan reaksi

N = orde reaksi, bernilai 1 atau 2.

Kristalisasi struvite menunjukkan bahwa reaksinya adalah orde

satu (1) [Ohlinger dkk1999; Nelson, dkk 2003; Quintana dkk

2005; Le Corre 2006; Rahaman dkk 2008] atau orde dua (2)

[Kofina dkk 2007; Kofina dan Koutsoukos 2005; Britton dkk

2005; Boropoulos and Koutsoukos 2000). Oleh karena itu dari

analisa AAS untuk penentuan Mg2+ dapat dicari orde yang ada

dalam penelitian ini yaitu dengan memberi N dalam persamaan di

atas harga 1 atau 2.

Untuk orde satu:

Page 27 of 37

Page 28: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

(5)

dengan N = 1, persamaan dapat diselesaikan menjadi :

(6)

Maka plotting dari ruas kiri pers. (6) di atas terhadap waktu

kristalisasi t akan menghasilkan garis lurus dengan angka arah

k, yaitu konstanta kecepatan kristalisasi yang dicari. Untuk

menentukan persamaan mana yang lebih sesuai, maka ditentukan

dengan harga koefisien korelasi R2. Persamaan dengan harga R2

yang lebih besar, yaitu > 95% dan mendekati 1, itulah yang

dipilih.

2.Penentuan energi aktivasiHubungan antara kecepatan reaksi dengan temperatur biasanya

dinyatakan dengan Hukum Arrhenius. Hukum Arrhenius berlaku

untuk proses-proses seperti difusi, pelarutan (dissolution)

mau pun kristalisasi. Dalam proses kristalisasi, energy

aktivasi pertumbuhan kristal tergantung driving force untuk

pertumbuhan [Mullin 1979]. Energi aktivasi yang rendah (10 s/d

20 kJ.mol-1) menunjukkan bahwa pertumbuhan kristal dikendalikan

oleh proses difusi. Sebaliknya apabila energy aktivasinya

tinggi yaitu dalam kisaran 40 s/d 60 kJ mol-1, maka proses

integrasi pada permukaan kristal lebih dominan.

Page 28 of 37

Page 29: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Hukum Arrhenius dinyatakan sebagai:

RTEAk aexp

(7)

atau dalam bentuk logaritma,

RTEAk alnln

(8)

di mana

k = konstanta kecepatan reaksi

A = parameter Arrhenius

= jumlah tumbukan efektif molekul-molekul

persatuan waktu

Ea = energy aktivasi, kJ. mol-1

R = tetapan gas umum, 8.31 kJ.mol-1K-1

T = suhu mutlak, 0K.

Dalam penelitian kristalisasi ini digunakan tiga temperatur

yang berbeda: 250C, 300C, dan 400C, sehingga plotting harga k

yang diperoleh terhadap 1/T (lih.pers. 8) akan menghasilkan

garis lurus dengan angka arah –Ea/R dan intercept A. Oleh

karena A dan R diketahui, maka Ea dapat dihitung.

Page 29 of 37

Page 30: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

3.Penentuan morfologi dan kemurnian struviteMorfologi dan topografi permukaan kristal menunjukkan

mekanisme pertumbuhan kristal tersebut [Myerson, 1993]. Selain

itu kecenderungan kristal melekat satu sama lain dan terjadi

aglomerasi atau kerak juga ditentukan oleh morfologi [Muryanto

2002]. Morphologi kristal secara umum dapat dianalisa dengan

Scanning Electron Microscopy (SEM). Analisa SEM terdiri atas

dua bagian yaitu coating dan imaging. Analisa ini akan

dilakukan di UGM, Yogyakarta. Pada tempat yang sama juga

dilakukan analisa kemurnian kristal struvite dengan XRD-EDS

(X-Ray Diffraction–Energy Dispersive Spectrometry)

PENDANAAN

Usulan biaya:

Tahun pertama: Rp 37.105.000 (tigapuluhtujuh juta seratuslima ribu rupiah).

Tahun kedua: Rp 37.310.000 (tigapuluhtujuh juta tigaratus sepuluhribu rupiah).

VII.Pembiayaan

Jenis Pengeluaran Jumlah Anggaran Yang Diusulkan(Rp)

Tahun ke 1 Tahun ke 2Gaji & upah (30% total anggaran)

11.100.000 11.190.000

Biaya peralatan 9.400.000 10.300.000Bahan habis pakai – material penelitian

6.510.000 5.525.000

Biaya perjalanan 1.600.000 1.800.000Bahan habis pakai – alat tulis kantor

695.000 695.000

Page 30 of 37

Page 31: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Dokumentasi, pembuatan laporan dan publikasi

7.800.000 7.800.000

Total anggaran per tahun 37.105.000 37.310.000Total anggaran untuk dua tahun 74.415.000

VIII. Rincian Biaya Penelitian

1.Rekapitulasi Rincian Biaya Tahun ke 1 (Rp 37.105.000,-)1. Gaji dan upah (30% dari total anggaran) = Rp

11.100.000,-2. Biaya peralatan = Rp

9.400.000,- 3. Bahan habis pakai – material penelitian = Rp

6.510.000,- 4. Biaya perjalanan = Rp

1.600.000,- 5. Bahan habis pakai – alat tulis kantor = Rp

695.000,- 6. Dokumentasi, pembuatan laporan dan publikasi = Rp

7.800.000,------------------------ +

Jumlah biaya tahun ke 1 = Rp 37.105.000,-(tigapuluhtujuh juta seratuslima ribu rupiah)

a.Gaji dan Upah (30% maksimum dari anggaran)

No Tim Peneliti

Jumlah

Jumlah minggu/bulan

Jumlah bulan

Jumlah jam/minggu

Rp/jam

Jumlah (Rp)

1 Peneliti Utama

1 4 10 15 6.500

3.900.000

2 Anggota 2 4 10 12 5.000

4.800.000

3 Teknisi/laboran

1 4 10 15 4.000 2400000

Page 31 of 37

Page 32: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

Jumlah gaji dan upah 11.100.000

(sebelas juta seratus

ribu rupiah)

b.Biaya peralatanNo Jenis Jumlah Biaya satuan

(Rp.)Jumlah (Rp)

1 XRD (sewa) 6 400.000 2.400.0002 SEM (sewa) 6 500.000 3.000.0003 Sewa alat lain: pH

meter, conductivitymeter, refraktometer, alat-alat lab kimiastandar

8 500.000* 4.000.000

Jumlah biaya peralatan 9.400.000* sewa lab per bulan Rp.500.000,-.

(sembilan juta empatratus

ribu rupiah)

c.Biaya bahan habis pakai (material penelitian)No Jenis Jumlah Harga satuan

(Rp)Jumlah (Rp.)

1 Filter paper 0.2 micron

4 pack 500.000 2.000.000

2 NH4H2PO4 - AR 500 gram 670.000/500 gram

670.000

3 CaCl2.2H2O – AR 500 gram 610.000/500 gram

610.000

4 CuCl2 – AR 250 gram 930.000/250 gram

930.000

5 ZnCl2 – AR 250 gram 725.000/250 gram

725.000

6 HCl 25% - AR 1 liter 625.000/liter 625.000

Page 32 of 37

Page 33: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

7 KOH – AR 500 gram 675.000/500 gram

675.000

8 Kertas label utk sampel

5 set 15.000/set 75.000

9 Vial/botol sampel 20 10.000 200.000Jumlah biaya

material penelitian6.510.000

(enam juta limaratus sepuluh

ribu rupiah)

d.Biaya perjalananNo Jenis Jumlah Biaya Satuan

(Rp)Biaya (Rp)

1 Luar kota (Smg – Jogja)*

4 350.000 1.400.000

2 Dalam kota 4 50.000 200.000

Jumlah biaya perjalanan 1.600.000* analisa XRD dan SEM. (satu juta enamratus ribu rupiah)

e.Bahan habis pakai - ATK

No Jenis Jumlah Harga satuan (Rp)

1 Kertas HVS 3 rim 50.000 150.0002 Cartridge/tinta

printer1 500.000 500.000

3 Whiteboard marker

3 15.000 45.000

Jumlah biaya ATK 695.000

f.Dokumentasi, Pembuatan Laporan, Seminar dan PublikasiNo Uraian Kegiatan

Volume Biaya satuan (Rp)

Biaya(Rp)

1 Laporan akhir7

copy 100.000,00700.000,

002 Laporan Kemajuan 7 100.000,00 700.000,

Page 33 of 37

Page 34: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

copy 003 Dokumentasi 1 400.000 400.000

4 Seminar 2 2.500.0005.000.00

0

5 Publikasi Jurnal 1 1.000.0001.000.00

0Jumlah biaya dokumentasi dll

7.800.000,00

(tujuh juta delapanratus

ribu rupiah)

2.Rekapitulasi Rincian Biaya Tahun ke 2 (Rp 37.310.000,-)1. Gaji dan upah (30% dari total anggaran) = Rp

11.190.000,-2. Biaya Peralatan = Rp

10.300.000,- 3. Bahan habis pakai – material penelitian = Rp

5.525.000,- 4. Biaya perjalanan = Rp

1.800.000,- 5. Bahan habis pakai – alat tulis kantor = Rp

695.000,- 6. Dokumentasi, pembuatan laporan dan publikasi = Rp

7.800.000,------------------------ +

Jumlah biaya tahun ke 1 = Rp 37.310.000,-(tigapuluh tujuh juta tigaratus sepuluh ribu rupiah)

a.Gaji dan Upah (30% maksimum dari anggaran)

No Tim Peneliti

Jumlah

Jumlah minggu/bulan

Jumlah bula

Jumlah jam/minggu

Rp/jam

Jumlah (Rp)

Page 34 of 37

Page 35: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

n1 Peneliti

Utama1 4 10 12 7.00

03.360.0

002 Anggota 2 4 10 12 5.50

05.280.0

003 Teknisi/

laboran1 4 10 15 4.25

02.550.0

00Jumlah gaji dan upah 11.190.

000(sebelas juta seratus

sembilanpuluh ribu rupiah)

b.Biaya peralatanNo Jenis Jumlah Biaya satuan

(Rp.)Jumlah (Rp)

1 XRD (sewa) 6 450.000 2.700.0002 SEM (sewa) 6 600.000 3.600.0003 Sewa alat lain: pH

meter, conductivitymeter, refraktometer, alat-alat lab kimiastandar

8 500.000* 4.000.000

Jumlah biaya peralatan 10.300.000* sewa lab per bulan Rp.500.000,-.

(sepuluh juta tigaratus

ribu rupiah)

c.Biaya bahan habis pakai (material penelitian)No Jenis Jumlah Harga satuan

(Rp)Jumlah (Rp.)

1 Filter paper 0.2 micron

4 pack 500.000 2.000.000

2 NH4H2PO4 - AR 250 gram 600.000/250 gram

600.000

3 CaCl2.2H2O – AR 250 gram 500.000/250 gram

500.000

Page 35 of 37

Page 36: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

4 CuCl2 – AR 100 gram 700.000/100 gram

700.000

5 ZnCl2 – AR 100 gram 600.000/100 gram

600.000

6 HCl 25% - AR 1/2 liter

525.000/0,5 liter

525.000

7 KOH – AR 250 gram 400.000/250 gram

400.000

8 Kertas label utk sampel

9 Vial/botol sampel 20 10.000 200.000Jumlah biaya

material penelitian5.525.000

(lima juta limaratus

duapuluhlima ribu rupiah)

d.Biaya perjalananNo Jenis Jumlah Biaya Satuan

(Rp)Biaya (Rp)

1 Luar kota (Smg – Jogja)*

4 400.000 1.600.000

2 Dalam kota 4 50.000 200.000

Jumlah biaya perjalanan 1.800.000* analisa XRD dan SEM. (satu juta delapanratus ribu rupiah)

e.Bahan habis pakai - ATK

No Jenis Jumlah Harga satuan (Rp)

1 Kertas HVS 3 rim 50.000 150.0002 Cartridge/tinta

printer1 500.000 500.000

3 Whiteboard marker

3 15.000 45.000

Jumlah biaya ATK 695.000

Page 36 of 37

Page 37: Menulis proposal penelitian: Penjelasan disertai contoh  (P.S.: please open the downloaded Word document in: Review - Markup mode to read the explanation)

(enamratus sembilanpuluhlima ribu rupiah)

f.Dokumentasi, Pembuatan Laporan, Seminar dan PublikasiNo Uraian Kegiatan

Volume Biaya satuan (Rp)

Biaya(Rp)

1 Laporan akhir7

copy 100.000,00700.000,

00

2 Laporan Kemajuan7

copy 100.000,00700.000,

003 Dokumentasi 1 400.000 400.000

4 Seminar 2 2.500.0005.000.00

0

5 Publikasi Jurnal 1 1.000.0001.000.00

0Jumlah biaya dokumentasi dll

7.800.000,00

(tujuh juta delapanratus

ribu rupiah)

Page 37 of 37