Menuai Ridha Allah Dengan Mendidik Buah Hati
Menuai Ridha Allah Dengan Mendidik Buah HatiM. SIDIK, S. Ag, M.
Pd
. . . . .
Dikisahkan dalam kitab Birr al walidain karya Ibnu al Jauzy ra,
suatu saat al Fadhil bin yahya al burmuki dan ayahnya
dipenjara.Karna yahya ra telah lanjut usia maka ia tidak bisa
berwudhu dengan air dingin. Sang anak pun berpikir untuk
menghangatkan air dingin yang tersedia di penjara. Dia mengangkat
tempat air tadi lalu didekatkan ke lampu yang tergantung di
langit-langit penjara, dia terus bertahan sampai ayam jantan
berkokok.Pada hari berikutnya lampu penjara dicabut, sebagai bentuk
hukuman atas perbuatan fadhil yang dikategorikan oleh penjaga
sebagai suatu pelanggaran. Namun fadhil tidak kehabisan cara. Dia
melepas bajunya, lalu menunduk dan menempelkan perutnya ke air
supaya hawa hangat yang ada dalam tubuhnya mengalir dan berpindah
ke air dingin tersebut. Dengan tubuh menggigil menahan rasa dingin
dia bertahan semalam suntuk, demi menyediakan air hangat untuk
bapaknya. Subhanallah.Ini adalah suatu potret luar biasa mengenai
bakti seorang anak kepada orang tuanya. Barangkali kita tidak
mendapatkan potret serupa di akhir zaman ini. Namun bukan berarti
mewujudkan hal itu merupakan suatu kemustahilan! Bahkan mungkin
kita bisa membuat anak kita lebih dari itu. Bagaimana caranya ?
tentu dengan ikhtiar dan doa.Ada satu kewajiban yang harus
dilaksanakan orang tua untuk keluarganya. Hal ini dijelaskan firman
Allah dalam QS. At Tahrim : 6
:$pkr'tt%!$#(#qZtB#u(#q%/3|Rr&/3=dr&ur#Y$tR$ydq%ur$Z9$#ou$yft:$#ur$pkn=tps3n=tBx#ywtbqt!$#!$tBNdttBr&tbq=ytur$tBtbrsDsHai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.Berikut ini kiat tentang hal-hal
yang perlu dijadikan prioritas dalam mendidik anak :Pertama :
tanamkanlah akidah yang lurus sejak dini.Anak bagaikan kertas
putih, tergantung siapa yang menggoreskn pena di atasnya. Rasul
bersabda : Setiap bayi yang lahir dalam keadaan fitrah.Orang
tuanyalah yang akan menjadikannya ia Yahudi, Nasrani dan Majusi.
(HR. Bukhari Muslim).Jadi kewajiban pertama orang tua adalah
menanamkan akidah yang benar dan lurus pada anak-anak sejak kecil.
Ajarkanlah bahwa ibadah semata-mata merupakan hak Allah, tidak ada
satupun sosok makhluk yang berhak untuk disembah, semulia apapun
makhluk tersebut, meskipun ia wali, nabi atau malaikat sekalipun.
Berilah pengertian bahwa dosa terbesar yang tidak terampuni adalah
dosa syirik. Sebutkan contoh-contohnya agar mereka betul-betul
memahaminya dan tidak terjerumus ke dlamnya seperti mengharap
berkah dari kuburan, memakai jimat, pergi ke dukun-dukun dan lain
sebagainya. Sabda nabi : ()Jika engkau memohon, mohonlah kepada
Allah dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah kepada
Alloh.Kedua : biasakanlah anak mendirikan shalat lima waktu.Sebagai
agama yang mengajarkan para pemeluknya untuk senantiasa menjalin
hubungan dengan Sang Pencipta, Islam menggariskan berbagai cara
untuk merealisasikan tujuan mulia tersebut. Diantaranya dengan
pensyariatan shalat lima waktu. Suatu ibadah yang nikmat dan
sebenarnya ringan bagi orang yang diberi hidayah oleh Allah dan
terbiasa menjalankannya. Yang jadi masalah, sudahkah kita
membiasakan anak-anak kita untuk mengerjakan shalat sejak
dini?Sebagian orang mengatakan, biarkan saja anak tidak usah diajak
ke masjid, toh ketika dewasa juga akan ke masjid sendiri. Ini
adalah sebuah komentar yang keliru, ditinjau dari sisi syariat
maupun dari sisi kenyataan yang ada. Adapun kenyataan yang ada,
maka sangat jelas mendustakan omongan tersebut! Mana hasilnya
orang-orang yang mengatakan anak tidak usah di ajak ke masjid,
nanti sudah dewasa mereka akan ke masjid sendiri? Apakah anak-anak
mereka yang dahulu dibiarkan dan tidak diajak ke masjid sekarang
sudah dewasa rajin ke masjid? Atau tidak pernah sama sekali?
Sedangkan jika dipandang dari sisi syariat, amat jelas nabi SAW
memerintahkan anak untuk shalat sejak dini. Rasul bersabda : (
)Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat saat berumur tujuh
tahun dan pukullah mereka jia enggan saat mereka berumur sepuluh
tahun.
Alangkah indahnya saat adzan dikumandangkan, para orang tua
beserta anak-anaknya berbondong-bondong mengambil air wudhu, lalu
mereka shalat berjamaah dan ayahnya menjadi imam. Namun kenyataan
yang ada saat ini sangat menyedihkan, betapa banyak anak-anak yang
telah menginjak usia dewasa, sama sekali tidak pernah shalat!
Tidakkah orang tua mereka khawatir takkala mereka
mempertanggungjawabkan amanah mendidik anak dihadapan Allah SWT
kelak.Ketiga : didiklah anak untuk berakhlak mulia.Akhlak merupakan
suatu bagian yang tidak terpisahkan dari Islam. Bahkan salah satu
tujuan utama diutusnya rasululloh ke muka bumi adalah dalam rangka
menyempurnakan akhlak. Biasakanlah anak berakhlak mulia dan beradab
yang islami dengan orang tua, tetangga, guru, teman dan seluruh
makhluk. Didiklah dan biasakanlah kalau mau berangkat ke sekolah
anak kita untuk bersalaman dengan orang tua sambil mencium tangan
lalu mengucapkan salam. Biasakanlah hidup sederhana dan hemat,
biasakanlah berpakaian yang islami, yang menutup aurat sejak dini.
Insya Allah kalau sudah terbiasa, di masa dewasanya tidak akan
canggung lagi.Demikianlah khutbah singkat yang dapat khatib
sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya untuk kita semua.
.Diposkan olehMuhammad Sidikdi05.51Tidak ada komentar:Kirimkan
Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke PinterestSabtu, 29 Desember 2012Memahami Hakikat
Perjuangan Hidup Melalui Hikmah Hijrah
Memahami Hakikat Perjuangan Hidup Melalui Hikmah HijrahM. Sidik,
S. Ag, M. Pd . Sudah sepantasnya dan sewajarnya bagi kita orang
yang beriman selalu mengucapkan rasa puji dan syukur atas segala
limpahan nikmat yang Allah anugerahkan sehingga dengan ijinnya kita
masih bertemu kembali dengan tahun 1433 H. solawat dan salam semoga
tercurahkan kpd rasullulloh Muhammad SAW yang syafaatnya kita
nantikan di hari kiamat.Ketika nabi SAW dan sahabat-sahabatnya
berhijrah, motivasi utama mereka adalah mencari ridha Allah yang
diyakini Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Menjelang hijrah kaum
muslimin berada pada posisi yang sangat lemah dan teraniaya. Namun
keyakinan mereka akan datangnya kemenangan tidak pernah sirna. Hal
ini disebabkan oleh tebalnya iman mereka kepada Allah. Pokok
pertama yang ditanamkan rasul kepada sahabat-sahabatnya jauh
sebelum berhijrah adalah keimanan. Bukan saja karena keimanan
merupakan ajaran dasar, tetapi juga karena iman membentengi manusia
serta mengantarkan mereka kepada optimisme. Iman membangkitkan
sinar dalam akal, sehingga merupakan petunjuk jalan ketika berjumpa
dengan gelap keraguan. Dengan iman seseorang akan mudah mengatasi
batu penghalang yang dapat menjatuhkannya ke jurang kebinasaan.
Dengan iman kita sanggup menghadapi tantangan zaman, biarkan zaman
tetap berkembang namun iman jangan sampai goyang, biarkan zaman
berubah namun iman jangan sampai goyah, biarkan zaman silih
berganti namun iman jangan sampai mati.Hijrah rasul yang telah
berlalu 14 abad lamanya, namun dari celah-celah peristiwanya,
banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik, yaitu
:1.Pengorbanan.Ketika Rasululloh menyampaikan kepada Abu Bakar ra.
bahwa Allah memerintahkannya untuk berhijrah, dan sekaligus
mengajak sahabatnya itu untuk berhijrah bersama, Abu Bakar ra.
menangis kegirangan. Dan seketika itu juga ia membeli dua ekor Unta
dan menyerahkannya kepada Rasululloh saw. agar beliau memilih, mana
yang beliau Nabi kehendaki. Di saat itulah terjadi dialog antara
keduanya :Rasulullah berkata : Aku tidak akan mengendarai unta yang
bukan milikku.Sahabat Abu Bakar ra. menimpali; Unta ini aku
serahkan untukmu. Baiklah aku akan membayar harganya. Kata
Nabi.Setelah Abu Bakar bersikeras agar unta itu diterima sebagai
hadiah, namun Nabi saw. tetap menolak, akhirnya Abu Bakar pun
setuju untuk menjualnya. Pertanyaannya kemudian adalah : Mengapa
beliau Nabi Muhammad bersikeras untuk membelinya ......? Bukankah
Abu Bakar sahabat beliau ? Disinilah terdapat suatu pelajaran yang
sangat berharga yakni : Rasululloh saw. ingin mengajarkan bahwa
untuk mencapai suatu usaha besar, dibutuhkan pengorbanan
maksimaldari setiap orang. Beliau bermaksud untuk berhijrah dengan
segala daya yang dimilikinya, tenaga, fikiran, dan materi, bahkan
dengan jiwa dan raga beliau. Dan salah satunyaadalah dengan tetap
membayar harga onta sahabatnya, Abu Bakar.2.Makna Hidup.Dan tatkala
Rasulillah SAW berangkat ke Madinah, beliau berpesan kepada
kemenakannya Ali Bin Abi Thalib, agar ia tidur di tempat
pembaringan Nabi sambil berselimut dengan selimut beliau guna
mengelabui kaum Musyrikin. Dengan kesediaan ini. Ali pada
hakikatnya mempertaruhkan jiwa raganya demi membela agama Allah. Di
sini kita akan dapat mengambil pelajaran apa sebenarnya arti hidup
menurut pandangan agama? Hidup bukanlah sekedar menarik dan
menghembuskan nafas. Ada orang-orangyang telah terkubur, tetapi
oleh Al Quran masih dinamai Orang hidup dan mendapat rizqi
sebagaimana disebutkan di dalam Firman Allah Taala dalam QS. Ali
Imran ayat 169 dan 171
:wurt|trBt%!$#(#q=F%@6y!$#$O?uqBr&4@t/!$umr&yYOgn/utbq%yjanganlah
kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat
rezki.Begitu juga sebaliknya, ada orang yang menarik dan
menghembuskan nafas, namun dianggap sebagai orang-orang yang
mati.$tBurqtGo!$umF{$#wurVuqBF{$#4b)!$#J`tB!$to(!$tBur|MRr&8JJ/`Bq7)9$#dan
tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati.
Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang
yang didalam kubur dapat mendengar.Dari sini dapatlah kita pahami
bahwa : hidup dalam pandangan agama adalah : kesinambungan dunia
dan akherat dalam keadaan bahagia, kesinambungan kebahagiaan yang
hingga melampui usia dunia ini. Dengan demikian tiadalah arti hidup
bagi seseorang, apabila ia tidak menyadari bahwa ia mempunyai
kewajiban-kewajiban yang lebih besar dan yang melebihi
kewajiban-kewajibannya hari ini. Setiap orang yang beriman wajib
mempercayai dan menyadari bahwa disamping wujudnya masa kini, masih
ada lagi wujud yang lebih kekal abadi dan lebih berarti daripada
kehidupan dunia ini.3.Tawakkal dan UsahaKetika Rasululloh saw.
bersama sahabat Abu Bakar ra. bersembunyi di Gua Tsur dan para
pengejar mereka telah berdiri di mulut gua tersebut, Abu bakar ra.
sangat gentar dan gusar. Lalu rasululloh saw. menenangkannya sambil
berkata : Janganlah kuatir dan janganlah bersedih, sesungguhnya
Allah bersama kita.Keadaan ini bertolak belakang dengan apa yang
kemudian terjadi dalam peperangan Badar, sekitar satu setengah
tahun setelah peristiwa hijrah ini. Ketika itu yang gusar dan
kuatir adalah Nabi Muhammad saw., sedang Abu Bakar ra. yang
menenangkan beliau.Mengapa terjadi dua sikap yang berbeda dari Nabi
dan sahabatnya Abu Bakar ?, Di sini, sekali lagi kita mendapat
pelajaran yang sangat dalam. Dua peristiwa yang berbeda di atas
menuntut pula dua sikap kejiwaan yang berbeda dan keduanya
diperankan dengan sangat jitu oleh Nabi Muhammad saw. Kedua prinsip
sebagai hakikat keagamaan itu adalah : Tawakkal dan
Usaha/Taqwa.Modus perbedaan pengambilan keputusan sikap Nabi itu
adalah : Bahwa perintah untuk berhijrah datangnyaadalah seketika
atau tiba-tiba, oleh karenanya ia harus dilaksanakan dengan penuh
keyakinan, tiada alasan untuk takut, gentar dan bersedih. Berbeda
halnya dengan peperangan. Jauh sebelumnya beliau telah
diperintahkan untuk mempersiapkan diri menghadapi musuh.
Sebagaimana terungkap dalam Firman Allah Taala, (QS. Al-Anfal ayat
: 60)
(#rr&urNgs9$BOFstG$#`iB;oq%Bur$t/h@y9$#cq7d?m/rt!$#N2rturtyz#uur`BOgRrwNgtRqJn=s?!$#NgJn=t4$tBur(#q)Z?`B&x@6y!$#$uqN3s9)OFRr&urwcqJn=?dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu
dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang
Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah
niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan).Kekhawatiran Nabi ketika itu timbul karena
keraguan beliau akan persiapan-persiapan yang dilakukannya selama
ini, jika keraguan itu benar, tentulah beliau menjerumuskan umat
dan sekaligus agama ke jurang yang sangat berbahaya, dengan
kekalahan akibat kurang persiapan. Dan beliau sadar bahwa, dalam
halini Allah tidak pilih kasih.Demikianlah yang dapat khatib
sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua. .Diposkan
olehMuhammad Sidikdi19.34