M E N T E R I K E U A N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A S A L I N A N P E R A T U R A N M E N T E R I K E U A N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A N O M O R 2 4 4 / P M K . 0 6 / 2 0 1 2 T E N T A N G T A T A C A R A P E L A K S A N A A N P E N G A W A S A N D A N P E N G E N D A L I A N B A R A N G M I L I K N E G A R A D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A M E N T E R I K E U A N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A , M e n i m b a n g : b a h w a d a l a m r a n g k a m e l a k s a n a k a n k e t e n t u a n P a s a l 7 7 P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 6 T a h u n 2 0 0 6 t e n t a n g P e n g e l o l a a n B a r a n g M i l i k N e g a r a / D a e r a h s e b a g a i m a n a t e l a h d i u b a h d e n g a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 3 8 T a h u n 2 0 0 8 , p e r l u m e n e t a p k a n P e r a t u r a n M e n t e r i K e u a n g a n t e n t a n g T a t a C a r a P e l a k s a n a a n P e n g a w a s a n d a n P e n g e n d a l i a n B a r a n g M i l i k N e g a r a ; M e n g i n g a t : 1 . U n d a n g - U n d a n g N o m o r 1 T a h u n 2 0 0 4 t e n t a n g P e r b e n d a h a r a a n N e g a r a ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 5 , T a m b a h a n L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 4 3 5 5 ) ; 2 . P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 6 T a h u n 2 0 0 6 t e n t a n g P e n g e l o l a a n B a r a n g M i l i k N e g a r a / D a e r a h ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 2 0 0 6 N o m o r 2 0 , T a m b a h a n L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 4 6 0 9 ) s e b a g a i m a n a t e l a h d i u b a h d e n g a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 3 8 T a h u n 2 0 0 8 ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 2 0 0 8 N o m o r 7 8 , T a m b a h a n L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 4 8 5 5 ) ; 3 . P e r a t u r a n P r e s i d e n N o m o r 2 4 T a h u n 2 0 1 0 t e n t a n g K e d u d u k a n , T u g a s , D a n F u n g s i K e m e n t e r i a n N e g a r a S e r t a S u s u n a n O r g a n i s a s i , T u g a s , D a n F u n g s i E s e l o n I K e m e n t e r i a n N e g a r a s e b a g a i m a n a t e l a h b e b e r a p a k a l i d i u b a h t e r a k h i r d e n g a n P e r a t u r a n P r e s i d e n N o m o r 9 2 T a h u n 2 0 1 1 ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 2 0 1 1 N o m o r 1 4 2 ) ; http://ekolumajang.com
38
Embed
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 244/PMK.06/2012
TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 77 Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan
dan Pengendalian Barang Milik Negara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4855);
3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan
Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
http://ekolumajang.com
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA
PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG
MILIK NEGARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BMN, adalah
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah.
2. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna
Barang dalam mengelola dan menatausahakan BMN yang
sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.
3. Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN yang tidak
dipergunakan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/
Lembaga dengan tidak mengubah status kepemilikan.
4. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan BMN.
5. Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftar
barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang
berwenang untuk membebaskan Pengguna Barang, Kuasa
Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang dari tanggung
jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya.
6. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembukuan, inventarisasi dan pelaporan BMN sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
7. Investigasi adalah penyelidikan dengan mencatat atau
merekam fakta-fakta, melakukan peninjauan dengan tujuan
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (peristiwa-
peristiwa) yang berkaitan dengan Penggunaan, Pemanfaatan,
dan Pemindahtanganan BMN.
8. Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut Kementerian,
adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan.
9. Lembaga adalah organisasi non kementerian lembaga dan
instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan
perundang-undangan lainnya.
10. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan
bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta
melakukan pengelolaan BMN.
11. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan
Penggunaan BMN.
12. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau
pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk
menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya.
13. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya
disingkat DJKN, adalah unit organisasi eselon I pada
Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas merumuskan
serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang kekayaan negara, piutang, dan lelang, yang merupakan
pelaksana pengelolaan BMN di tingkat pusat pada Pengelola
Barang.
14. Direktur Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebut
Direktur Jenderal, adalah direktur jenderal yang lingkup tugas
dan tanggung jawabnya meliputi pengelolaan BMN.
15. Kantor Wilayah DJKN, yang selanjutnya disebut Kanwil DJKN,
adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan
Negara, yang merupakan pelaksana pengelolaan BMN di
tingkat wilayah pada Pengelola Barang.
16. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yang
selanjutnya disingkat KPKNL, adalah instansi vertikal DJKN
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kanwil DJKN, yang merupakan pelaksana pengelolaan BMN di
tingkat daerah pada Pengelola Barang.
Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal 2
(1) Pengawasan dan pengendalian BMN dilakukan terhadap:
a. BMN;
b. pelaksanaan pengelolaan BMN; dan/atau
c. pejabat/pegawai yang melakukan pengelolaan/pengurusan
BMN.
(2) Ruang lingkup pengawasan dan pengendalian yang dilakukan
oleh Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang meliputi:
a. pemantauan; dan
b. penertiban.
(3) Ruang lingkup pengawasan dan pengendalian yang dilakukan
oleh Pengelola Barang meliputi:
a. pemantauan; dan
b. Investigasi.
Bagian Ketiga
Objek
Pasal 3
(1) Pemantauan dan penertiban yang dilakukan oleh Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang meliputi pelaksanaan:
a. Penggunaan;
b. Pemanfaatan;
c. Pemindahtanganan;
d. Penatausahaan; dan
e. pemeliharaan dan pengamanan,
atas BMN yang berada di bawah penguasaannya.
(2) Pemantauan dan Investigasi yang dilakukan oleh Pengelola
Barang meliputi pelaksanaan:
a. Penggunaan BMN;
b. Pemanfaatan BMN; dan
c. Pemindahtanganan BMN.
BAB II
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
Wewenang dan Tanggung Jawab Pengguna Barang
Pasal 4
(1) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang
berwenang dan bertanggung jawab atas pengawasan dan
pengendalian BMN pada Kementerian/Lembaga yang
dipimpinnya.
(2) Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. melakukan pemantauan atas pelaksanaan Penggunaan,
Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan,
pemeliharaan dan pengamanan BMN;
b. melakukan penertiban atas pelaksanaan Penggunaan,
Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan,
pemeliharaan dan pengamanan BMN;
c. memberikan penjelasan tertulis atas permintaan Pengelola
Barang terhadap hasil pemantauan dan Investigasi terkait
pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, dan
Pemindahtanganan BMN;
d. dapat meminta aparat pengawasan intern Pemerintah untuk
melakukan audit atas tindak lanjut hasil pemantauan dan
penertiban BMN sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b;
e. menindaklanjuti hasil audit sebagaimana dimaksud pada
huruf d sesuai peraturan perundang-undangan.
(3) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang dapat
menunjuk pejabat struktural pada Kementerian/Lembaga yang
bersangkutan untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung
jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) guna melakukan
pemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa
Pengguna Barang.
(4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus
membuat prosedur kerja pengawasan dan pengendalian BMN
yang diberlakukan pada lingkungan Kementerian/Lembaga
yang dipimpinnya.
(5) Wewenang dan tanggung jawab Kuasa Pengguna Barang untuk
kantor/satuan kerja yang dipimpinnya mutatis mutandis
berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Bagian Kedua
Wewenang dan Tanggung Jawab Pengelola Barang
Pasal 5
(1) Direktur Jenderal merupakan pelaksana fungsional atas
kewenangan dan tanggung jawab Menteri Keuangan selaku
pengelola BMN.
(2) Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. melakukan pemantauan atas pelaksanaan Penggunaan,
Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan BMN;
b. melakukan Investigasi atas pelaksanaan Penggunaan,
Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan BMN;
c. meminta penjelasan tertulis berkenaan dengan hasil
pemantauan dan Investigasi kepada Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang terkait pelaksanaan
Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan BMN;
d. dapat meminta aparat pengawasan intern Pemerintah untuk
melakukan audit atas tindak lanjut hasil pemantauan dan
Investigasi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b;
e. menyampaikan hasil audit sebagaimana dimaksud dalam
huruf d kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
untuk ditindaklanjuti sesuai peraturan perundang-
undangan.
(3) Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan dapat
menunjuk pejabat struktural pada Direktorat Jenderal,
termasuk pejabat di instansi vertikal Direktorat Jenderal,
untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
BAB III
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
OLEH PENGGUNA BARANG/KUASA PENGGUNA BARANG
Bagian Kesatu
Pemantauan
Paragraf 1
Prinsip Umum
Pasal 6
Pemantauan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
merupakan pemantauan atas kesesuaian antara pelaksanaan
b. tidak melaporkan hasil pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal
25; dan/atau
c. tidak menindaklanjuti hasil audit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (3),
dapat dikenakan sanksi oleh Pengelola Barang berupa penundaan
penyelesaian usulan Pemanfaatan, Pemindahtanganan, atau
Penghapusan BMN yang diajukan Pengguna Barang/Kuasa
Pengguna Barang.
Pasal 41
(1) Setiap kerugian negara akibat kelalaian,
penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaan BMN
diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(2) Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Peraturan Menteri ini mulai berlaku 6 (enam) bulan terhitung
sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember
2012
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AGUS D.W.
MARTOWARDOJO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1352
Lampiran....................
Ket
era
ng
an
I (I T
)
Pen
gg
un
aan
BM
N
Dig
un
ak
an
P
iha
k L
ain
41
(oI)
Tid
ak
D
ipe
rgu
nak
an
u
ntu
k T
ug
as
dan
F
un
gsi (I
dle
) 3
)
(6)
Dip
erg
un
akan
se
sua
i T
ug
as
dan
F
un
gsi 3 )
07
Su
rat
Kep
utu
san
/P
eneta
pan
. Sta
tus
Pen
gg
un
aan
. d
ari
P
eng
elo
la B
ara
ng
Inst
an
si
yan
g
Men
erb
itk
an
S
K 2)
Ta
ng
gal
SK
(9)
Nom
or
SK
I_ (9
)
.1 (4
)
WEIN
Ku
anti
tas
(m2/
un
it)
(s)
Ura
ian
BM
N 1)
(z)
L T
an
ah
dan/a
tau
bar
igunan
II. S
ela
in t
an
ah
dan
/ at
au
bang
un
an
(i) I
0
z
Ko
de
KP
B/S
atk
er :
...
..T
(Id
in-, bb
4)
M
QQ
-81
Ti
(1)
ID
A
,t)
fa-,
cd
o
P-, 0
›..,
cd
cd
ID
A
4(t)
a
bn
0
cd
0..)
rz
cd co
,-
.V
)
t)A
0
C
r?
,
'
f:C
) @
f:c)"
1:
"i'- ,
c) 1
o
. . 1 - 2,
b
t
'Q
ci
4 —
1
bi5 to
b'ci '
lv .-ci
a
R
0-2 16
1)
Cd
1
17j
Na
ma
KP
B/S
atk
er :
E
as 0 as -4-, v cd rn
ig
O 0 z cd co
E E) E/ i
1 '-) ro ,- (JD
'---- CO
0 ----, ai
P1 Ci) cc cd —cd q
0-,
2 --- ca.
.°) g vi z g d ›, w
bib P"' w 0 •
V-1 a) 6 - cd
ea :R ril Z
pa . .. lit
cd co CO cici
g 18
a co clj 1 t ›.,
.:rcia'c' "il)
-0 P.
0 0 cd
0 cu a.) COI
tTo -0 9:i +a CO rA -I-)
; rid :CAI : "C4) _ C7) C d . cci : 4:14 :
ri-)1 C-1 Czi fzi 0 121 .c C)
r^i')4-j , i C71 c'--,.5' •=71- LO ■0
ue
ue
.r ai.a 3.1
(o-r)
Pen
eri
maan
Neg
ara /
PN
BP
(9 JO
loS
re
nun
EA"
(du) R
au
(s)
Su
rat
Pers
etu
juan/
Kep
utu
san
Pen
gel
ola
Bara
ng T
rencup
szad
1: erns
uu
l mc g
au
ayti .Wu
nS
Istrel.su
i
(L)
Inn
is
TexiWzrej,
I
(9)
No
mo
r S
ura
t
[ (s
) uu
lve jtrem
aa
1.181 1-8.111
Ex TFIAI
(v)
sTuaP
(c)
(I K
wa
Ure
ic'
I Id
46
z
(I) I K
od
e K
PB
/Sat k
er
' El
Na
na
KP
B/S
atk
er :
cad
p4 K
ete
ran
gan
to )
Pen
erim
aan
N
egar
a/P
NB
P
Ta
ng
gai
S
eto
r
a'
(du) rea
ti
Su
rat
Per
setu
juan
/Kep
utu
san
Pen
ge
lola
Bara
ng
uu
sn;n
dGx/r
uE
nfn
las
.rad
4.e.rns u
gIR
Ectiou
GrAr a
um
S Istrelsu
i
(L)
Tan
gg
al
Su
rat
0
Nom
or
Su
rat (s)
Ura
ian
P
emin
da
lita
ng
an
an
13x4 TIAT fZ
siaaf
(g)
Ura
ian
B
MN
1 )
(z)
0 z
Ko
de
KP
B/S
at k
er :
Nam
a K
PB
/ Sa
tker
:
Kod
e K
PB
/Sat
ker
:
Nam
a K
PB
/Sat
ker
r
Oz 0
1:4
1:C1
r-1
0
eii9
p.)
IsIVO
NV
IIZISH
a
hIVE
LL
Hatiaci
PEM
IND
AH
TA
NG
AN
AN
(s) blV
IVIM
MV
IAla
d
(17) - • uvviarkaatzad
6
cz uraa =
wan
(3)
'ON
-r7
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 244 /P1VIK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MIMIC NEGARA
RENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
FORMAT SURAT PERMINTAAN PENJELASAN TERTULIS
KOP
1)
Nomor • S- 2)
Tanggal, Bulan, Tahun Sifat : Segera Hal : Permintaan Penjelasan Tertulis
Yth
3)
Sehubungan dengan hasil pemantauan yang kami lakukan terhadap pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan BMN yang berada dalam penguasaan Saudara, diminta Saudara menyampaikan kepada kami perjelasan/klarifikasi terkait hal-hal sebagai berikut:
1. 4)
2.
3.
4.
5. dst.
Penjelasan/jawaban tertulis beserta dokumen pendukungnya, kiranya dapat kami terima paling lama 7 (tujuh) hail kerja sejak diterimanya surat ini.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.
Direktur Jen.dera1/Kepala Kanwil... /Kepala KPKNL
NIP Tembusan: 1. Menteri Keuangan eg. Direktur Jenderal Kekayaan Negara; 2. Menteri/Pimpinan 3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal 4. Direktur BMN; 5. Kepala Kanwil
dr
MENTE111 KEUANGAN FIEPUOLIK INDONESIA
-2-
Keterangan pengisian format surat permintaan penjelasan tertulis:
1) Disesuaikan dengan ketentuan tata naskah dinas di lingkungan Kementerian Keuangan.
2) Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN. 3) Diisi Kepala Satuan Kerja (Kuasa Pengguna Barang) atau Sekretaris Jenderal
Kementerian/ Lembaga (Pengguna Barang) dan alamat kantor. 4) Diisi dengan hal-hal yang diminta penjelasan/klarifikasinya.
5) Disesuaikan dengan pihak yang meminta. penjelasan. 6) Tembusan disesuaikan dengan Kementerian/Lembaga (Pengguna Barang) dan jenjang