BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam menekuni suatu pekerjaan, kredibilitas
sangatlah beharga. Sekali kredibilitas telah hilang, akan sangat
sulit untuk di peroleh kembali. Tanpa kredibelitas mustahil untuk
memelihara dan mendapatkan kesuksesan. Sebuah kredibilitas yang
kuat dan nyata bisa membawa seseorang menjadi maju, oleh karena itu
berhati-hatilah dengan kredibelitas jangan korbankan itu demi
kepentingan yang tidak penting. Suatu kepribadian baru dapat
dipercaya atau memiliki kredibilitas apabila ia secara konstan dan
konsisten selalu menjaga ucapannya selaras dengan perilaku
kesehariannya dan semakin tinggi tingkat konsistensi antara ucapan
dan perilaku, maka akan semakin tinggi kredibilitas orang tersebut.
Kreabilitas diri sangat penting untuk menekuni karir. Pada dasarnya
seorang perawat yang memiliki kredibilitas diri harus bisa
menempatkan dirinya sebagai visioner dan mempunyai tujuan jelas
yang kesemuanya dapat dikomunikasikan secara cerdas kepada tim
kesehatan lainnya, sehingga semua elemen tahu dan pada akhirnya
turut bersinergi dalam mencapai tujuan akhir yang mereka tuju.
Selain itu, ia harus bisa menginspirasi dan memberikan arti yang
mendalam atau arti yang positif sehingga pihak-pihak terpimpin
mengalami kemajuan dan berhasil memunculkan potensi terbaik didalam
dirinya.1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Apakah yang dimaksud dengan menjaga kredibilitas diri ?
b. Bagaimana mengintimidasi diri secara positif menjadi orang
sukses ?1.3 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat dengan tujuan umum agar mahasiswa dapat
memahami tentang menjaga kredibilitas diri dan mengintimidasi diri
secara positif menjadi orang sukses.
1.4 Tujuan Khusus
a) Agar mahasiswa dapat menjaga kredibilitas dirinya
b) Agar mahasiswa dapat memahami tentang menjaga kredibilitas
diri.
c) Agar mahasiswa mengetahui cara mengintimidasi diri secara
positif menjadi orang sukses.1.5 Manfaat
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Menjaga Kredibilitas Diri
dan Mengintimidasi Diri Secara Positif Menjadi Orang Sukses.
BAB II
PEMBAHASAN2.1 Menjaga Kredibilitas Diri
A. KredibilitasKredibilitas merupakan kualitas yang dapat
dipercaya, memiliki pengertian kekuatan moral-spiritual, seperti:
integritas, keamanahan, ketaatan, tulus, kompeten, dan hal-hal yang
terkait azas hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan
pencipta-Nya (Yudistira,IG.2010) Untuk membangun kredibilitas dan
kepercayaan/loyalitas, Rosabeth Kanter (Yudistira,IG.2010) juga
mengemukakan bahwa keduanya dibangun melalui transparansi dan
konsistensi. Disinilah kita perlu tahu bahwa: kredibilitas adalah
intelektual dan dalam membangun kredibilitas dan kepercayaan
diperlukan atribut perilaku seperti : saling berbagi informasi
penting, keterbukaan (transparansi), mencegah pembicaraan jelek
orang lain, bersikap fair (konsistensi), dan memenuhi/ menepati
janji.Dari uraian-uraian diatas, Brian Carrol (Challenge
Bank-Australia dalam Yudistira,IG.2010) lebih to the point
mengatakan bahwa: tanpa kredibilitas, Anda tidak mampu memimpin!.
Leadership adalah sebuah proses timbal balik antara mereka yang
memimpin dengan mereka yang dipimpin. Nah, dalam proses timbal
balik, tentu saja ada banyak harapan dari mereka yang dipimpin
tentang figur pemimpin mereka. Dari sebuah penelitian, ada empat
keutamaan yang didambakan responden yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin. Keempatnya adalah jujur, berpikir ke depan,
kompeten, dan mampu menginspirasi. Keempat unsur itulah yang
menyusun karakter seorang pemimpin yang kredibel.1. JujurTak
jarang, orang suka menyamakan pemahaman integritas dan karakter
dengan kejujuran. Penyamaan ini tidaklah salah. Kejujuran inilah
yang menjadi garda depan yang dipandang dan diharapkan orang dalam
sebuah relasi. Relasi apa saja, entah relasi persahabatan, relasi
cinta, relasi bisnis, maupun relasi di organisasi. Dalam harapan
akan kejujuran, ada harapan akan kepercayaan. Trust dan trustworthy
dalam sebuah relasi. Nah, kalau dalam relasi orang sudah sering
berbohong, orang itu bakalan akan kehilangan kepercayaan dari orang
lain. Kejujuran adalah sinergi Antara kata dan tindakan.2. Berpikir
ke DepanOrang mengharapkan seorang pemimpin yang memunyai rasa
mengarahkan dan peduli pada masa depan organisasi. Oleh karenanya,
berpikir ke depan menjadi penting bagi seorang pemimpin. Selain
bisa memberi gambaran tentang visi, mimpi di masa depan, agenda
personal, seorang pemimpin harus tahu benar ke mana dirinya akan
melangkah dan bagaimana merangkul yang lain turut serta dalam
perjalanannya.3. KompetenSebagai orang yang dipercaya mengelola
organisasi, pemimpin mutlak harus memunyai kecakapan dan
efektivitas dalam kinerja. Bila orang sudah mulai meragukan
kemampuan si pemimpin, itu artinya orang juga sudah mulai meragukan
dinamika organisasi. Kompetensi leadership mengacu pada track
record pemimpin dan kemampuannya untuk mengerjakan segala sesuatu.
Pemimpin dituntut untuk menjadi seorang guide (penunjuk arah) bagi
orang-orang dalam organisasi. Termasuk di sini, seorang pemimpin
mampu menggali potensi terbaik dari banyak orang dan memampukan
orang lain untuk bekerja dengan baik. Salah satu yang juga layak
diperhatikan adalah seorang pemimpin harus mampu bekerjasama secara
baik dengan orang lain.4. Mampu MenginspirasiSebagai sumber
inspirasi, seorang pemimpin tidak hanya menunjukkan dalam kata dan
ucapan saja, melainkan juga tindakan dan perilaku sehari-hari.
Orang berharap seorang pemimpin yang menunjukkan optimisme, segar,
antusias, energik, dan berpikir positif pada masa depan.
Kepemimpinan yang inspiratif memberikan banyak orang kemampuan
untuk menggali makna dan menemukan tujuan hidup. Sosok seperti itu
dibutuhkan di saat orang-orang memasuki situasi krisis. Inspirasi
dibutuhkan sebagai pelita, kompor energi, dan semangat baru. Empat
penyusun karakter kredibilitas seorang pemimpin itu merupakan
pondasi bagi kepemimpinannya. Ciri-ciri orang yang memunyai
kredibilitas tinggi, antara lain :a) Merasa bangga sebagai bagian
dari organisasi
b) Merasa memunyai spirit tim yang kuat
c) Melihat nilai-nilai personal yang konsisten dengan
nilai-nilai organisasi
d) Merasa dimiliki dan memiliki organisasi
e) Bersemangat untuk mengembangkan organisasi.
B. Kejujuran dan Sportivitas1. KejujuranKejujuran jika diartikan
secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu
informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktik dan
penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya
dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan
seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila
berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika
seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau
tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut
sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir,
berbohong, munafik atau lainnya.Top of FormBottom of Form Kejujuran
ada bermacam-macam dan bukan hanya satu macam saja. Oleh karena itu
merupakan kekeliruan jika ada orang yang berkeyakinan bahwa jujur
itu hanya terbatas pada lisan saja. Yang benar adalah kejujuran itu
ada dalam ucapan, perbuatan dan segenap keadaan. Penjelasan secara
global dari tiga macam kejujuran ini yaitu: a) Jujur Dalam Ucapan
yaitu wajib bagi setiap umat manusia untuk menjaga lisannya, dan
tidak berbicara kecuali dengan jujur dan benar. Masuk kategori
jujur dalam ucapan adalah jujur dalam menyampaikan berita, dan
termasuk juga menepati janji yang diucapkan.
b) Jujur Dalam Perbuatan yaitu kesesuaian antara yang terlihat
dan yang tersembunyi, atau lahirnya tidak ada perbedaan dengan
batinnya.
c) Jujur dalam Segala Keadaan adalah tingkatan jujur yang
tertinggi, seperti jujur dalam niat yang ikhlas dan dalam rasa
takut, dalam bertaubat, pengharapan, zuhud, cinta, tawakkal dan
selainnya. Oleh karena itu segala amalan hati pada dasarnya
bermuara dalam kejujuran, sehingga kapan saja seorang hamba jujur
dalam seluruh kondisi tersebut, maka dia akan terangkat dan tinggi
kedudukannya di sisi Tuhan.
2. SportivitasBeller&Stoll (Agung W : 2012) mengemukakan
secara umum sportivitas diidentifikasikan sebagai perilaku yang
menunjukan sikap hormat dan adil terhadap orang lain serta sikap
menerima dengan baik apapun hasil dari suatu pertandingan. National
Collegiate Athletic Association (NCAA, dalam Agung W : 2012)
mendefinisikan sportivitas sebagai perilaku yang ditunjukan oleh
atlet, pelatih, administrator dan penonton dalam kompetisi atletik.
Perilaku-perilaku ini didasari oleh nilai-nilai penting seperti
hormat, adil, beradap, jujur dan tanggung jawab. Vallerand, Biere,
Blanchard & Provencher dalam Lynn E.Mc Cutchheon (Agung W:2012)
mengemukakan definisi lain dari sportivitas adalah sikap dan
perilaku yang ditunjukan oleh individu dalam setting olahraga yang
menunjukan penghormatan terhadap aturan, official, konvesi sosial
dan hormat pada lawan yang diikuti dengan komitmen terhadap
olahraga itu sendiri dan tidak melakukan partisipasi olahraga yang
negatif. Individu yang memiliki sportivitas yang baik akan perilaku
seperti jabat tangan dengan lawan, memberikan dukungan baik kepada
teman satu tim maupun lawan, mau memberikan selamat kepada lawan
yang menunjukan performansi yang baik, dan menunjukkan usaha
maksimum dalam bermain dan berlatih. C. Komunikasi dan Sinergi
1. Komunikasi
a. Pengertian KomunikasiKomunikasi merupakan interaksi
antarpribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti
sistem simbol verbal (kata-kata), verbal dan nonverbal yang dapat
disosialisasikan secara langsung/ tatap muka atau melalui media
lain seperti tulisan, oral dan visual. (Damaiyanti,
Mukrhripah.2008)b. Komponen KomunikasiKomunikator atau orang yang
menyampaikan pesan harus berusaha merumuskan isi pesan yang akan
disampaikan. Sikap dari komunikator harus empati, jelas.a)
Komunikan: penerima informasi atau memberi respon terhadap stimulus
yang disampaikan oleh komunikator.b) Pesan: gagasan atau pendapat,
fakta,informasi atau stimulus yang disampaikan didukung oleh
lambang (bahasa, suara, gerak dan warna).c) Media: saluran yang
dipakai untuk menyampaikan pesan.d) Respon atau umpan balik adalah
reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang
disampaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Komunikasi TerapeutikProses
komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :1) Perkembangan
: agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang perawat harus
mengerti pengaruh perkembangan usia baik dari sisi bahasa, maupun
proses berpikir dari orang tersebut. Adalah berbeda cara
berkomunikasi anak usia remaja dengan anak usia balita.
2) Persepsi : pandangan pribadi seseorang terhadap suatu
kejadian atau peristiwa. Persepsi dibentuk oleh harapan atau
pengalaman. Dalam hal terhadap komunikasi verbal dan non verbal
perawat selama pasien dirawat. Apabila pengalaman akan komunikasi
perawat baik maka persepsi klien yang terbentuk adalah baik dan
sebaliknya. 3) Nilai : standar yang mempengaruhi pengaruhi perilaku
sehingga penting bagi perawat untuk menyadari nilai seseorang.
Perawat perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai
sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan
klien. Dalam hubungan profesionalnya diharapkan perawat tidak
terpengaruh oleh nilai pribadinya. Perbedaan nilai tersebut dapat
dicontohkan sebagai berikut, klien memandang abortus tidak
merupakan perbuatan dosa sementara perawat memandang bahwa abortus
merupakan tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara
perawat dan klien.
4) Latar belakang sosial budaya : Bahasa dan gaya komunikasi
akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga akan
membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Jadi faktor sosial
budaya sangat mempengaruhi walaupun seorang perawat telah melakukan
komunikasi sesuai dengan spirit komunikasi terapeutik, sehingga
perlu penjelasan yang cermat kepada klien.
5) Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian.
Emosi seperti marah, sedih dan senang akan mempengaruhi perawat
dalam berkomunikasi dengan orang lain. Perawat perlu mengkaji emosi
klien dan keluarganya sehingga perawat mampu memberikan asuhan
keperawatan dengan tepat. Selain itu perawat juga perlu
mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar dalam melakukan
asuhan keperawatan tidak terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.
Karena hal ini sangat mempengaruhi persepsi klien terhadap
komunikasi perawat. Bisa saja terjadi persepsi klien bias tentang
komunikasi perawat karena sementara emosi atau sedih.
6) Jenis kelamin, yaitu setiap jenis kelamin mempunyai gaya
komunikasi yang berbeda. Dari usia tiga tahun wanita bermain dengan
teman baiknya atau dalam group kecil dan menggunakan bahasa untuk
mencari kejelasan, meminimalkan perbedaan, serta membangun dan
mendukung keintiman. Laki-laki dilain pihak, menggunakan bahasa
untuk mendapatkan kemandirian dari aktifitas dalam group yang lebih
besar, dimana jika mereka ingin berteman, maka mereka melakukannya
dengan bermain.
7) Pengetahuan yaitu tingkat pengetahuan akan mempengaruhi
komunikasi yang dilakukan. Tingkat pengetahuan berkaitan erat
dengan tingkat pendidikan seseorang. Pengetahuan akan semakin baik
dengan makin tinggi tingkat pendidikan dan lebih mudah menerima dan
mengelola pesan atau komunikasi dengan baik. Perawat perlu
mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga perawat dapat
berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan asuhan
keperawatan yang tepat kepada klien.
8) Peran dan hubungan yaitu gaya komunikasi sesuai dengan peran
dan hubungan antar orang yang berkomunikasi. Cara komunikasi
seorang perawat dengan koleganya, dengan cara komunikasi seorang
perawat pada klien akan berbeda tergantung perannya.
9) Lingkungan yaitu Lingkungan interaksi akan mempengaruhi
komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privacy
yang tepat akan menimbulkan kerancuan, ketegangan dan
ketidaknyamanan.Misalnya berpacaran di pasar tentunya tidak nyaman.
Untuk itulah perawat perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan
nyaman sebelum memulai interaksi dengan klien.
10) Jarak yaitu jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak
tertentu dapat menyediakan rasa aman dan kontrol. Hal itu juga yang
dialami klien saat pertama kali berinteraksi dengan perawat. Untuk
itu perawat perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat
melakukan hubungan dengan klien.
d. Teknik Komunikasi Terapeutik
1) Mendengar merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan
mendengar petugas mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan lebih
banyak pada klien untuk bicara. Petugas harus menjadi pendengar
yang aktif.
2) Pertanyaan Terbuka memberi kesempatan untuk memeilih contoh
apakah yang sedang saudara pikirkan? Beri dorongan dengan cara
mendengar atau mengatakan, saya mengerti .3) Mengulang yaitu
mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk
menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi petugas mengikuti
pembicaraan klien.
4) Klarifikasi Dilakukan jika petugas ragu, tidak jelas, tidak
mendengar, atau klien malu mengemukakan informasi, informasi yang
diperoleh tidak lengkap atau mengemukakannya berpindah-pindah.
5) Refleksi : Berupa refleksi isi, memvalidasi apa yang
didengar. Refleksi perasaan, memberi respon pada perasaan klien
terhadap isi pembicaraan, agar klien mengetahui dan menerima
perasaannya.
6) Memfokuskan : Membantu klien bicara pada topik yang telah
dipilih dan yang penting. Dan menjaga pembicaraan tetap menuju
tujuan yang lebih spesifik, lebih jelas dan berfokus pada
realitas.
7) Membagi Persepsi : meminta pendapat klien tentang hal yang
petugas rasakan dan pikirkan. Dengan cara ini petugas dapat meminta
umpan balik dan memberi informasi.
8) Identifikasi Tema : Latar belakang masalah yang dialami klien
yang muncul selama percakapan. Gunanya untuk meningkatkan
pengertian dan mengeksplorasi masalah yang penting.
9) Diam : Cara yang sukar, biasanya dilakukan setelah mengajukan
pertanyaan. Tujuannya memberi kesempatan berpikir dan memotivasi
klien untuk bicara. Pada klien yang menarik diri, diam berarti
petugas menerima klien.
10) Informing : Memberi informasi dan fakta untuk pendidikan
kesehatan.
11) Saran : Memberi alternatif ide untuk memecahkan masalah.
Tepat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal
hubungan.
12) Humor : Pengeluaran energi melalui menikmati
ketidaksempurnaan (kata-kata nada canda).
e. Tingkat Hubungan Komunikasi
Menurut Potter dan Perry( 2009) tingkat hubungan komunikasi
dibagi menjadi 3 :
1) Komunikasi IntrapersonalKomunikasi intrapersonal ini terjadi
dalam diri individu sendiri. Komunikasi ini akan membantu agar
seseorang atau individu tetap sadar akan kejadian di sekitarnya.
Kalau anda melamun maka anda sedang melakukan komunikasi
intrapersonal.
2) Komunikasi InterpersonalKomunikasi interpersonal adalah
interaksi antara dua orang atau kelompok kecil. Komunikasi
Intepersonal ini merupakan inti dari praktek keperawatan karena
dapat terjadi antara perawat dan klien serta keluarga, perawat
dengan perawat, dan perawat dengan tim kesehatan lain.
3) Komunikasi MassaKomunikasi masa adalah interaksi yang terjadi
dalam kelompok besar. Ceramah yang diberikan pada mahasiswa,
kampanye, merupakan contoh komunikasi massa.
f. Bentuk KomunikasiPada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang
umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu, komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal. 1) Komunikasi verbalKomunikasi verbal (verbal
communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan
(oral). Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan
pengungkapan kata-kata yang disusun dalam suatu pola yang berarti,
baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti :a. Berbicara dan
MenulisSuatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya
disampaikan dengan menggunakan tulisan, seperti surat, memo dan
laporanb. Mendengarkan dan MembacaUntuk mencapai komunikasi yang
efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-orang
yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar
(listening) dan membaca (reading). 2) Komunikasi
NonverbalKomunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang
paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya
komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga
sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa
isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna
dan intonasi suara. 2. SinergiKonsep sinergi diambil dari teori
sintalitas kelompok (Group Syntality Theory) yang dikemukakan oleh
Cattell (Matika Brain : 2015). Sebagian dari teori itu menjelaskan
tentang adanya dinamika dari sintalitas yang menjelaskan tentang
perilaku kelompok yang terbentuk dari interaksi para anggotanya.
Kelompok merupakan suatu entitas yang utuh dan unik. Kepribadian
kelompok tercermin dari dinamika kelompok itu yang terbentuk dari
perpaduan dari perilaku para anggota kelompok yang berinteraksi di
antara sesama mereka. Kualitas yang dihasilkan dapat bernilai lebih
besar dari pada jumlah nilai kualitas yang dihasilkan masing-masing
anggota kelompok secara individual. Kualitas yang bernilai seperti
inilah yang biasa disebut sinergi. Sinergi itu dapat berwujud
sebagai maintenance synergy, bila sinergi itu dilihat dari kohesi
kelompok yang muncul sebagai konsekuensi dari hubungan
interpersonal harmonik yang terjadi di dalam kelompok itu. Sinergi
ini menjadi dasar bagi perwujudan kualitas produktif dalam bentuk
pencapaian suatu tujuan bersama. Kualitas ini juga disebut
effective synergy (sinergi efektif). Konsep sinergi ini selanjutnya
diadaptasi oleh para ahli seperti Ansoff (Matika, Brain :2015)
dalam lingkup kebijakan bisnis dan didefinisikan sebagai suatu efek
yang dapat menghasilkan suatu hasil yang diperoleh dari kombinasi
berbagai sumber daya organisasi, yang nilainya lebih besar dari
jumlah nilai masing-masing bagiannya. Kanter (Matika, Brain :2015)
mengadaptasi konsep sinergi ini dalam lingkup antar divisi dalam
sebuah organisasi dan aliansi stratejik dengan organisasi lain.
Dinyatakannya bahwa sinergi adalah interaksi dari usaha yang
menghasilkan keuntungan lebih besar dan melampaui apa yang dapat
dilakukan oleh masing-masing unit jika melakukannya
sendiri-sendiri. Covey (Matika, Brain :2015) menggunakan istilah
sinergistik dalam suatu hubungan komunikasi yang terbentuk dari
integrasi antara semangat kerjasama yang bertaraf tinggi dan
hubungan saling percaya yang bertaraf tinggi pula. Pengertian
sinergi ini dapat dipersamakan sebagai suatu perkembangan
kreativitas yang dibangun secara bersama dari rasa saling percaya
dan semangat kerjasama yang sangat tinggi, hingga kedua belah pihak
akan mampu menyatakan dengan terbuka gagasan dan pendapat
masing-masing, tanpa merasa diri mereka terancam dan khawatir
dengan kemungkinan konflik yang terjadi. Menurut Covey, komunikasi
yang sinergistik dibangun dari suatu bentuk keberanian dan
ketegasan, dengan sekaligus konsiderasi yang tinggi pula. Makin
relevan dan signifikan permasalahan yang menjadi fokus dalam
hubungan kerjasama itu, sinergi yang dihasilkannya akan lebih
bermakna pula untuk kepentingan organisasi. Hampden-Turner (Matika,
Brain:2015) menyatakan bahwa aktivitas sinergi merupakan suatu
proses yang melibatkan berbagai aktivitas, yang berjalan bersama
sehingga menciptakan sesuatuKunci untuk menciptakan sinergi dengan
belajar untuk menghargai bahkan mensyukuri perbedaan latar belakang
adat istiadat, kepribadian maupun pengalaman dan pendidikan. Karena
perbedaan-perbedaan itulah yang menunjukan hasil kerja tim menjadi
lebih baik dan optimal.Sinergi tidak dapat terjadi begitu saja.
Sinergi adalah sebuah proses. Sebagai seorang individu kita harus
dapat bersinergi, dan sebaiknya kita mencermati diri terlebih
dahulu dalam berhubungan dengan orang lain. Kita menyadari bahwa
setiap pribadi adalah individu yang unik, khas, punya karakter dan
jiwa sendiri yang berbeda dengan individu lainnya. Pada dunia saat
ini tanpa batas, dunia globalisasi suka tidak suka tetap akan
berada dalam lingkungan kediklatan pula. Sinergi dipadu dengan
komunikasi yang efektif dalam kediklatan tentu akan membawa pada
tujuan yang lebih baik.Menyadari akan hal ini, berarti kita
menempatkan diri sebagai bagian dari komunitas yang unik. pada
kediklatan Untuk mengenal diri kita dan orang lain lebih jauh dalam
upaya membina hubungan yang lebih baik, beberapa langkah praktis
dapat dilakukan diantaranya:
1) Berbuat kepada orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan
orang lain,
2) Jangan menilai buruk orang lain,
3) Jangan memberikan janji yang anda tak yakin memenuhinya
4) Jangan mengecewakan akan harapan orang lain
2.2 Intimidasi Diri Secara Positif Menjadi Orang Sukses
A. Menanam dan memupuk benih kesuksesanSukses adalah tercapainya
apa yang kita targetkan. Kesuksesan adalah suatu proses, bukan
hasil akhir. Kehidupan tidak menuntut kita untuk selalu berada di
puncak. Yang diharapkan adalah bahwa kita mengerjakan yang terbaik
sesuai dengan tingkat pengalaman kita. Dalam mencapai kesuksesan
kita harus menanam dan memupuk benih kesusksesan itu dengan :
a) Putuskan Untuk Menjadi Orang yang BerprestasiJangan biarkan
impian hanya menjadi impian saja tapi kejarlah impian anda dan
wujudkan impian tersebut. Jadikan kehidupan anda sebuah mahakarya
dengan kesuksesan sebagai bayarannya nanti. Jadilah orang yang
berprestasi. Orang yang berprestasi adalah mereka bersedia
berkorban, berjuang, serta bekerja keras tanpa jaminan kesuksesan
apa pun demi mewujudkan semua impian mereka.
b) Yakinlah Pada Diri Sendiri dan Yakinlah Anda Bisa Meraih
Impian AndaJika menaruh hal-hal buruk dalam pikiran maka anda akan
menjadi makin pesimis begitu pula sebaliknya jika anda menaruh
hal-hal baik dalam pikiran, anda akan menjadi lebih kuat dan lebih
yakin pada diri sendiri. Jika anda yakin sesuatu itu mungkin dan
bersedia melakukan apa pun, selama apa pun, yang diperlukan untuk
menyelesaikannya, kesuksesan hanyalah masalah waktu. Anda bisa
meningkatkan keyakinan diri melalui buku yang anda baca, CD yang
anda dengarkan, dan orang-orang dengan siapa anda berhubungan..
c) Merubah Mindset/Pola pikir.Mindset atau Pola pikir Anda
sangat berpengaruh terhadap kesuksesan anda dalam meraih impian.
Untuk bisa meraih impian besar anda harus mampu meyakinkan diri
anda bahwa anda bisa meraih kesuksesan itu. Oleh sebab itu ubahlah
pola pikir anda yang selama iniPesimismenjadiOptimisdan mulailah
bermimpi. Jangan takut bermimpi, Karena kesuksesan diawali dari
mimpi. Jika hati kecil anda merasa tidak memiliki kemampuan untuk
meraih sukses, bisa dipastikan anda tidak akan pernah bisa meraih
sukses. d) Melihat Hambatan dari sudut pandang berbeda.Saat
mendapatkan hambatan dalam mencapai kesuksesan sugesti positif diri
anda saya pasti bisa melewatinya percayalah Tuhan tidak akan
memberikan hambatan diluar batas kemampuan umatnya. Ketika
permasalahan datang ketika anda sedang dalam 'perjalanan' menempuh
sukses, anda harus melihatnya bukan sebagai dinding penghalang
tetapi jadikanlah permasalahan itu sebagai bagian dari proses
pertumbuhan menjadi sukses. Anda akan menghadapi tantangan yang tak
terduga di sepanjang jalan, bagaimana Anda melihatnya akan
menentukan apakah Anda terus bergerak maju atau meninggalkan tujuan
Anda.e) Belajarlah dari Kesalahan Anda dan Posisikan Diri Untuk
MenangKehidupan memiliki siklus yang datang dan pergi seperti ombak
di lautan. Saat ketinggalan ombak, peselancar tidak membuang energi
yang berharga dengan merasa kecewa. Ia belajar dari kesalahan,
melakukan penyesuaian, dan memposisikan diri agar dapat
memanfaatkan ombak berikutnya dengan sebaik-baiknya. Jadilah
seorang peselancar kesempatan. Tempatkan diri pada posisi untuk
menang.
f) Kembangkan Keberanian Untuk SuksesKeberanian berarti menjadi
lebih besar daripada keadaan kita. Keberanian bukan berarti tidak
ada rasa takut. Keberanian berarti bertindak meskipun merasa takut.
Agar sukses dalam kehidupan, anda memerlukan dua jenis keberanian:
keberanian untuk bertindak dan keberanian untuk bertahan.
Keberanian untuk bertindak muncul dari keyakinan terhadap diri
sendiri. Keberanian untuk bertahan muncul dari keinginan untuk
sukses.
B. Bayangkan diri sesuai dengan yang diinginkanSeperti apa yang
Anda sering bayangkan tentang diri Anda maka akan menjadi seperti
itulah diri Anda. Jika ingin sukses mulailah berpikir dan
memikirkan soal kesuksesan dan jangan hanya menjadi pemimpi, tetapi
kejarlah mimpi itu dan wujudkanlah. Berikut ini dapat kita lihat
perbandingan antara pemimpi dan pengejar mimpi.Seorang pemimpi
adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk membayangkan sesuatu
tetapi tidak mempunyai kemauan untuk mewujudkannya. Ia senang
menenggelamkan dirinya ke dalam angan-angan semata, menghabiskan
waktunya hanya untuk membayangkan sesuatu tetapi tidak memiliki
kemauan untuk mewujudkannya. Ia tidak memiliki keberanian dalam
mengambil keputusan karena di dalam dirinya tidak memiliki
keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri. Seorang pemimpi cenderung
malas menggunakan waktunya untuk berfikir serta malas melakukan
tindakan nyta dalam mewujudkan keinginannya. Ia cenderung ingin
mencapai impiannya secara instan daripada melalui sebuah proses. Ia
beranggapan bahwa sebuah proses identik dengan jumlah waktu yang
dia korbankan dengan mengurangi kesenangan sesaat yang ia
nikmati.
Sementara itu, seorang pengejar impian mempunyai keinginan untuk
mewujudkan impiannya. Dalam mewujudkan impiannya, ia memiliki
rencana serta melakukan tindakan nyata untuk meraihnya. Ia memiliki
kekuatan berpikir dan keyakinan hati dalam mewujudkan impiannya
menjadi kenyataan. Ia jujur dan berani bertanya pada dirinya
sendiri tentang sebesar apa kemauan yang ia miliki dalam meraih
impiannya. Ketika menghadapi berbagai permasalahan, ia lebih
berorientasi pada bagaimana caranya mewujudkan impian daripada
menyerah kalah. Ia tidak mengenal putus asa, keraguan, ketakutan
maupun kegagalan. Ia memiliki keberanian untuk melangkah. Seorang
pengejar impian mampu mewujudkan impiannya menjadi kenyataan,
sedangkan seorang pemimpi tidak akan pernah mampu
melakukannya.Misalnya jika anda ingin menjadi seperti apa yang anda
inginkan maka bayangkanlah seperti misalnya anda ingin menjadi
seorang perawat maka bayangkanlah seperti apa perawat itu,
bagaimana pekerjaan perawat itu dan apa saja kriteria menjadi
seorang perawat, kemudian bayangkan bahwa anda sedang melakukan
pekerjaan sebagai perawat bisa membantu klien dalam proses
penyembuhan. Jangan anda berfikir anda tidak bisa mencapai apa yang
anda bayangkan, namun berfikirlah positif jika anda berusaha anda
pasti bisa meraihnya.
C. Memagnetasi bayangan kesuksesan diriUntuk memagnetasikan
bayangan kesuksesan diri kita maka kita harus percaya diri,
teruslah berusaha untuk mencapai apa yang kita bayangkan dan
disiplinlah pada waktu. Jangan pernah berpikir bahwa Anda tidak
akan bisa mencapai bayangan kesuksesan tersebut tetapi optimislah
bahwa Anda mampu meraihnya dan sugestikanlah bahwa Saya pasti mampu
mewujudkannya.
D. Konsep Kesuksesan DiriSukses adalah tercapainya apa yang kita
targetkan. Kehidupan tidak menuntut kita untuk selalu berada di
puncak. Yang diharapkan adalah bahwa kita mengerjakan yang terbaik
sesuai dengan tingkat pengalaman kita. Namun pada dasarnya definisi
sukses setiap orang bisa jadi berbeda. Membangun sukses bukanlah
proses yang instan dan tidak terjadi dalam satu malam. Ada proses
yang harus terjadi. Proses tidak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Tidak sedikit bahkan yang mengilustrasikannya dalam
ungkapan yakni memulai dari nol bahkan dari belum ada apa-apa sama
sekali sampai menjadi sesuatu.Banyak orang ingin bertumbuh dengan
baik dalam proses tersebut, namun tidak banyak yang persis tahu
bagaimana caranya. Bahkan sebagian besar orang sering menemukan
hambatan untuk mencapai arti sebuah kesuksesan itu sendiri.Ingatlah
bahwa kita tidak pernah akan diingat dari apa yang kita mulai
lakukan, tapi kita akan diingat dan dinilai dari apa yang berhasil
kita selesaikan. Sesungguhnya realitas kita dan cita-cita kita
hanya sejauh kepercayaan diri kita untuk dengan mantap mengambil
tindakan berani. E. Menghindari Rintangan Dalam Menghadapi
KesuksesanDalam mencapai kesuksesan diri kita pasti akan
mendapatkan rintangan dalam mencapainya. Rintangan yang kita hadapi
harus bisa kita lewati, jangan sampai terjebak dalam rintangan
tersebut.Rintangan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Rintangan dari segi eksternal
a. Lingkungan Lingkungan yang tidak mendukung hanya akan membuat
kita jauh dari kesuksesan, jika kita ingin sukses kita harus berani
mengasingkan diri dari lingkungan yang buruk itu menuju lingkungan
yang lebih mendukung kemampuan kita.b. KeluargaSesuatu yang menurut
anda baik untuk kita raih terkadang tidak sesuai dengan pilihan
keluarga , karena itu anda bisa terjebak dalam pilihan antara
menolak pilihan keluarga atau mengikuti pilihan keluarga. Kalau
anda memiliki sebuah impian atau cita-cita yang bertentangan dengan
pendapat dari keluarga, yang membuat anda kesulitan untuk menggapai
cita-cita anda, sebaiknya anda memberikan pengertian kepada
keluarga anda tentang cita-cita yang ingin anda raih dengan
mengungkapkan keinginan anda bahwa anda ingin meraih impian anda.
Jangan terburu-buru mengikuti pilihan keluarga tanpa berusaha
meyakinkan keluarga.c. EkonomiPenghasilan ekonomi yang rendah
seringkali menjadi hambatan dalam meraih kesuksesan, hal itu hanya
akan terjadi kalau anda menyerah hanya karena kita atau keluarga
memiliki penghasilan yang rendah, seperti yang anda ketahui suskes
itu butuh usaha, jika hanya karena ekonomi membuat kita berhenti
berusaha kita akan susah meraih kesuksesan bahkan kita tidak akan
bisa meraihnya.2. Rintangan dari segi internala. Rasa MalasOrang
yang malas adalah orang yang indispliner, orang-orang seperti ini
sangat sulit menjalankan komitmennya, tetapi sangat mudah dalam
membuat komitmen namun dalam menjalankannya mereka susah. Orang
pemalas pastinya cenderung malas dalam berpikir, bekerja, maupun
bertindak. Dengan demikian bagaimana mungkin bisa meraih kesuksesan
yang ingin dicapai jika seseorang itu malas untuk memulai, malas
untuk bertahan, dan juga malas untuk mewujudkan kesuksesannya itu.
Untuk mengatasi hal ini harus datang dari dalam diri sendiri, harus
menanamkan sifat disiplin dan niat yang tinggi untuk mengatasi
rintangan ini.b. Rasa TakutTakut mencoba, takut keluar dari daerah
aman, takut mungkin hal yang biasa dialami setiap orang namun
apabila ketakutan sudah berlebihan maka itu akan menjadi hal yang
merugikan. Apapun yang berlebihan itu tidak baik, seperti overdosis
obat, maka dari itu jangan pelihara ketakutan berlebihan, sugesti
positif diri Anda Saya harus bisa Anda harus berani keluar dari
rasa takut. Anda harus berani mencoba, Anda harus berani menanggung
risiko apapun yang nanti akan Anda hadapi.
c. Rasa Putus AsaKetika apa yang anda lakukan tidak sesuai
dengan apa yang anda harapkan itu menimbulkan rasa putus asa dalam
diri anda. Ketika apa yang anda lakukan terhambat, gagal ataupun
terjadi kesalahan itu seringkali membuat anda merasa putus asa.
Janganlah terjebak dalam rasa putus asa karena kesulitan atau
kegagalan. Ingatlah kalau kesuksesan tersebut tidak mengenal rasa
putus asa, kalau anda putus asa maka kesuksesan tidak akan anda
raih.d. Selalu berfikir pesimis Keraguan sering membuat anda
berfikir kita tidak bisa melakukan apa yang ingin kita lakukan.
Keraguan membuat kita menjadi orang yang pesimis. Apa pun yang kita
kerjakan dengan keraguan tidak akan menghasilkan keberhasilan yang
optimal. Jika anda melukan sesuatu dengan pemikiran pesimis kita
tidak akan bisa meraih kesuksesan tersebut. Kerena itu jika ingin
sukses maka berfikirlah secara positif kalau anda bisa
melakukannya, jangan ragu.BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kredibilitas adalah kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.
Kredibilitas diri sangat berguna dan dibutuhkan untuk menjadi
seorang pemimpin dan untuk dapat memimpin orang banyak.
Kredibilitas sangat diperlukan dalam diri seseorang dan
kredibilitas dapat tumbuh apabila dalam diri seseorang itu terdapat
sebuah kejujuran, sportivitas, sinergi dan komunikasi. Apabila
kredibilitas tersebut tidak ada dalam diri seseorang maka,
seseorang itu tidak akan bisa mencapai kesuksesannya.3.2 Saran
Melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan saran-saran
kepada pembaca antara lain kepada mahasiswa diharapkan makalah ini
dapat dijadikan motivasi untuk menjaga kredibilitas diri demi
meraih kesuksesan pada diri sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Agung, W.2012.Hakikat Sportivitas.From:
http://eprints.uny.ac.id/9072/3/BAB%202%20-%200860124108.pdf ,
diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 20.16 WITA
Damaiyanti, Mukrhripah.2008.Komunikasi terapeutik dalam Praktik
Keperawatan.Bandung: Refika Aditama
Kurniawan, Sigit.2006.Menjadi Pemimpin Yang Kredibel.From :
http://bankartikel.leadership-park.com/more-about-u/edisi-11/menjadi-pemimpin-yang-kredibel.html,
diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 21.00 WITAMatika,
Brain.2015.Implementasi Membangun Sinergi Kelompok Dalam
Kediklatan. From:
http://pusdiklatteknis.kemenag.go.id/index.php/2015-01-18-23-03-18/2015-01-18-23-04-55/80-implementasi-membangun-sinergi-kelompok-dalam-kediklatan,
diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 22.05 WITAPr., Jost Kokoh.
2009.Tanda: Kata, Angka & Nada.Yogyakarta:Kanisius
Yudistira,IG.2010. Buletin no.7 vol. 2 juni 2010 . from
:http://itjen.esdm.go.id/pdf/auditor/Buletin%20no.7%20vol.%202%20juni%202010.pdf
, diakses tanggal 16 Maret 2015 pukul 20.00 WITA
21