MenjadiOrangtuaTidak Ada Kesempatan Kedua
dalam Mengasuh Anak
Menjadi Orangtua.indd 1 12/14/2017 4:56:54 PM
Asriana Kibtiyah(BUNDA ANA)
Penerbit PT Elex Media Komputindo
MenjadiOrangtuaTidak Ada Kesempatan Kedua
dalam Mengasuh Anak
Menjadi Orangtua.indd 3 12/14/2017 4:56:54 PM
Menjadi OrangtuaAsriana Kibtiyah (Bunda Ana)© 2017 Bunda AnaHak Cipta dilindungi Undang-UndangDiterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia – JakartaAnggota IKAPI, Jakarta
718090084ISBN : 978-602-04-5124-4
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi diluar tanggung jawab Percetakan
Menjadi Orangtua.indd 4 12/14/2017 4:56:54 PM
xvii
DAFTAR ISI
Testimoni 4
Pengantar oleh J.E. Prawitasari, Ph.D. 23
Pengantar Penulis 26
Prolog 28
Parenting yang Efektif 33
Setiap Anak Hebat 41
Fokuslah Pada Kelebihan Anak 55
Komunikasi yang Memberdayakan 59
Berbicara dengan Anak Thinking 62
Salah Belajar 69
Mengubah Tingkah Laku dengan Kata 72
Kekuatan Betindak Tanpa Kekerasan 75
Belajar dari Kisah Orang Lain 79
Ngobrol dengan Remaja 89
Jangan Bandingkan Mereka 93
Kenangan Masa Kecil 97
Membela Anak Meski Telah Membunuh Ibunya 101
Memaafkan Dapat Menyembuhkan 104
Apa yang Tidak Kita Beri 108
Biarkan Anak Merasakan 110
Ketika Anak Mogok Sekolah 113
Menjadi Orangtua.indd 17 12/14/2017 4:56:55 PM
xviii
Mendapat Nilai Rendah 117
Mengembangkan Keterampilan Sosial 122
Kekuatan Impian 125
Biarkan Anak Memilih Sendiri 132
Belajar dari Bapak 137
Qishty 141
Meminta dengan Cinta 147
Membentuk Sikap Disiplin Anak 150
Ajari Anak Melindungi Dirinya Sendiri 156
Jalin Komunikasi 160
Kuatkan Hatinya Saat Gagal 165
Anda Sebagai Model 168
Pahami Impian Anak 172
Bimbing Anak Menyusun Rencana 175
Biarkan Anak Mengambil Tanggung Jawab 180
Mereka Berbeda 185
Melatih Keberanian Anak 190
Mengenali Anak Dalam Belajar 195
Perhatikan Kesehatan Mental Anak 200
Penulis
Menjadi Orangtua.indd 18 12/14/2017 4:56:55 PM
Menjadi Orangtua.indd 24 12/14/2017 4:56:55 PM
1
PROLOG Menjadi Orangtua
Bunda Ana
Parenting... pekerjaan yang paling rumit di dunia
(Virginia Satir)
Menjadi Orangtua.indd 1 12/14/2017 4:56:55 PM
2
Bisa jadi Anda tidak setuju dengan pernyataan Virginia Satir seorang terapis keluarga ini, tapi saya mengalami suatu masa
dimana makna kalimat itu terasa mendalam. Hari ini tiba-tiba saya teringat kembali percakapan saya dengan Reza putra kedua saya, sehari sebelum ia berangkat masuk asrama saat SMP, 7 tahun yang lalu.
“Mas, ayah dan bunda minta maaf, saat itu ayah dan bunda masih muda, belum tahu bagaimana mengasuh anak yang benar,” sambil saya genggam tangannya.
“Ya Bun,” jawabnya singkat.
Saya merasa perlu menetralkan kenangan pahit yang pernah ia rasakan, ketika berusia lima tahun Reza pernah dimasukkan kamar mandi oleh ayahnya karena rewel yang berkepanjangan.
Saya memahami bahwa apa yang terjadi di masa lalu tak akan bisa diubah, tapi cara kita mengenangnya bisa diubah. Sehingga penderitaan di masa lalu tak perlu dibawa dan dinikmati hingga saat sekarang. Meminta maaf dan mendapatkan maaf adalah salah satu jalan terbaik yang bisa saya lakukan.
Mengasuh anak adalah tugas utama bagi orangtua, sayang sebagian besar orangtua menjadikan sebagai pekerjaan sampingan, sehingga urusan anak sering menjadi nomor dua, hal itu yang juga saya lakukan di masa lalu. Kadang kita mengatakan bahwa bekerja demi anak, sibuk mencari nafkah demi anak, bahkan memukul atau menghardik mereka demi masa depan mereka. Benarkah demikian?
Mungkin kita memiliki waktu yang terbatas, karena setiap orang memiliki tantangan kehidupan yang berbeda. Sehingga bagaimana dalam keterbatasan waktu yang kita miliki, kita dapat melakukan proses pengasuhan secara optimal?
Menjadi Orangtua.indd 2 12/14/2017 4:56:55 PM
3
Bila kita percaya bahwa setiap anak lahir dalam keadaan suci dan memiliki potensi untuk hidup sukses dan bahagia. Lalu mengapa sebagian besar mereka mengalami kesulitan dalam hidupnya? Begitu banyak anak yang mengalami kegagalan dalam hidup atau tidak mampu mencapai kehidupan terbaiknya. Tidakkah terpikir oleh kita, bisa jadi hal itu karena pola asuh yang mereka terima justru membuat potensi yang mereka miliki tidak berkembang. Bukankah orangtua adalah penghubung, mereka akan menjadi baik atau buruk.
Maka solusinya adalah melakukan pengasuhan (parenting) dengan
cara yang efektif. Setiap anak harus diasuh dengan cara dan pendekatan yang tepat sesuai
dengan potensinya masing-masing. Cara-cara yang telah kita
terima dari orangtua kita, tidak semuanya tepat digunakan untuk membesarkan anak-anak kita saat ini, mereka harus dibesarkan sesuai
dengan zamannya.
Menjadi Orangtua.indd 3 12/14/2017 4:56:55 PM
4
Meski tidak sangat lengkap, tapi buku ini akan membantu Anda memahami bagaimana mengasuh atau membesarkan anak sehingga mereka mampu mencapai keadaan terbaiknya dengan sukacita serta membuat Anda bahagia menjalani peran sebagai orangtua.
Anda yang ingin menjadi jembatan emas bagi masa depan anak Anda, wajib membaca buku ini. Karena tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua yang efektif, sehingga dibutuhkan orangtua atau calon orangtua yang bersedia belajar dan terus belajar, bukankah satu-satunya cara untuk meningkatkan kualitas diri dan kehidupan adalah dengan belajar?
KARENA TIDAK ADA KESEMPATAN KEDUA DALAM MENGASUH ANAK.
“Kita punya waktu seumur hidup untuk bekerja,
namun anak-anak hanya memiliki masa kecil sekali”.
(Franklin P. Jones)
Menjadi Orangtua.indd 4 12/14/2017 4:56:55 PM
5
Menjadi Orangtua
Bunda Ana
“Bila Saya Memiliki 10 Jam Waktu untuk Menebang Pohon, Maka Saya Akan
Menggunakan 8 Jam untuk Mengasah Kapak” (Benjamin Franklin)
PARENTING yang EFEKTIF
Menjadi Orangtua.indd 5 12/14/2017 4:56:55 PM
6
Pernyataan Benjamin Franklin mengisyaratkan pentingnya terus mengasah diri, belajar dan menyiapkan diri dalam
segala urusan dalam kehidupan kita, termasuk dalam parenting.
Parenting atau membesarkan anak adalah proses mengasuh, membimbing, mendukung, melatih seluruh potensi baik secara fisik, emosional, mental, keuangan, intelektual dan spiritual anak mulai bayi hingga dewasa. Ini pekerjaan yang paling rumit di dunia, menurut Virginia Satir seorang terapis keluarga. Banyak aspek yang perlu diperhatikan dan dikembangkan pada diri anak, anak memiliki potensi yang perlu diasah dan dikembangkan, pertanyaannya adalah apakah orangtua tahu apa potensi anak dan bagaimana mengenali potensi anaknya?
Bisa jadi banyak orangtua yang belum sungguh-sungguh tahu potensi sejati dari anaknya, sehingga dalam proses pengasuhan akan menjumpai banyak kesulitan dan ketidaknyamanan yang dirasakan baik oleh orangtua sendiri maupun oleh anak. Bila itu yang terjadi, maka proses parenting akan dilakukan dengan tidak efektif, yakni kegiatan pengasuhan yang tidak tepat, tidak mencapai hasil yang diinginkan...
Saya meyakini bahwa Tuhan YME menciptakan setiap manusia dibekali dengan potensi untuk bisa menjalani hidupnya dengan baik dan sejahtera. Tidak ada manusia yang ditakdirkan menderita dan tidak bahagia. Setiap manusia memiliki tugas dan peran yang berbeda sesuai dengan kadarnya masing-masing. Sayang hanya sebagian kecil orang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya.
Mengenali diri (potensi diri) adalah utama, siapa saja yang telah mengenali dirinya maka ia akan terhindar dari kesia-siaan dalam menjalani hidupnya dan dia akan diliputi dengan kemudahan (keberkahan), demikian pesan Ali Bin Abi Thalib RA.
Menjadi Orangtua.indd 6 12/14/2017 4:56:55 PM
7
Ibarat kita dititipi barang oleh seseorang, kita tentu bertanya dan ingin tahu tentang barang yang dititipkan tersebut. Apakah barang berharga yang perlu disimpan dengan cara tertentu, apa barang jenis lain yang tidak perlu ada syarat khusus dalam menyimpannya.
Bila anak disebut sebagai amanah atau titipan yang harus dibesarkan atau
diasuh hingga dewasa, maka kitapun perlu mengenal karakteristik yang
diamanahkan tersebut agar kita dapat memperlakukan dengan tepat. Jangan sampai, anak yang sejatinya istimewa menjadi tidak berdaya karena proses
pengasuhan yang salah.
Bila potensi sejati anak sudah dikenali, kemudian kita tahu bagaimana cara mengembangkan potensi itu maka anak dapat menjalani kehidupan dengan suka cita dan mencapai keadaan terbaiknya. Pada saat yang sama orangtua mengasuh dengan nyaman dan tidak kehilangan jati diri.
Sebaliknya, bila kita tidak mengenali potensi yang dimiliki anak, akan muncul kesalahpahaman dan biasanya kesalahpahaman akan menimbulkan problem-problem turunan antara lain kekerasan pada anak, baik verbal maupun non verbal.
Menjadi Orangtua.indd 7 12/14/2017 4:56:55 PM
172
PENULIS
Asriana Kibtiyah, Lahir 22 Desember 1969, di desa Pondok Agung Kasembon, Malang,
Jawa Timur, anak ketiga dari enam bersaudara dari ayah Fachruddin (Alm.) dan ibu Sumiati.
Berdomisili di Malang bersama suami dan tiga orang anaknya; Rizka Sarah Heydarina Fathima Ahsan (24), Reza Ahmed Dzu Hadzin ‘Azheem Mulla Ahsan (20), dan Rebecca Qisthy Miza Zalidar Ahsan (16).
Usia 5 tahun diajak kedua orangtua transmigrasi ke Kalimantan, berhasil menamatkan pendidikan dasar di SDN 019 Sepaku I tahun 1982. Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMP Muhammadiyah 2 Balikpapan tamat 1985, selama SMP tinggal di Panti Asuhan Aisyiyah Balikpanan.
Pendidikan menengah atas ditempuh di SMA Negeri I Balikpapan tamat 1988, kemudian melanjutkan ke jenjang D3 di jurusan Pendidikan Kimia IKIP Malang tamat tahun 1991. Jenjang S1 Pendidikan Kimia diselesaikan di Universitas Terbuka tamat tahun 1999, S1 Psikologi di Universitas Gajayana Malang tamat 2013, dan S2 Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Muhammadiyah Malang tamat tahun 2006. Program doktor diselesaikan di Universitas Negeri Malang, jurusan Psikologi Pendidikan, tamat tahun 2015.
Menjadi Orangtua.indd 172 12/14/2017 4:57:00 PM
173
Sejak tahun 1998 aktif di lembaga pendidikan profesi Magistra Utama sampai tahun 2008, jabatan terakhir sebagai direktur pendidikan yang membawahi 8 kantor cabang yang tersebar di pulau Jawa. Tahun 2012-2016 menjadi Konsultan Pendidikan Karakter untuk YPAMDR Astra Internasional di beberapa sekolah di Kutai Barat dan Pacitan, pengajar di UDIKLAT PLN Pandaan.
Aktif sebagai fasilitator di berbagai sesi motivasi baik untuk siswa, mahasiswa, karyawan, orangtua maupun guru. TRAINER bersertifikat dari BNSP P.44400070 2017. Dosen di Unhasy Jombang, NIDN 2122126901.
Beberapa instansi yang pernah mengundangnya sebagai pembicara antara lain: UDIKLAT PLN Pandaan Jawa Timur, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ponorogo, Rumah Sakit Umum Asyifa Kediri, PT. PLN (Persero) Wilayah NTT, LAPAS Wanita Kelas II Kota Malang, PT Gunung Slamat Jakarta, Rekso Group (Produsen Teh SOSRO), Lembaga Konsultan Pendidikan Nextworld View Surabaya, PUSLIT Kopi dan Kakao Nasional Jember, Adira Finance Jawa Timur, Kantor Pelayanan Pajak Kota Batu, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonegoro, Kantor Pelayanan Pajak Kota Lamongan, Motasa Indonesia, Pt, STIKOM Surabaya, Dinas Perhubungan Kediri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Surabaya, Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga Surabaya, Lembaga Pelatihan SDM Prima Insani Sidoarjo, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Dinas Pendidikan Kalimantan Utara, LP2M Universitas Negeri Malang, Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga Kab Anambas Riau, PT. Pamapersada Nusantara, PTP Nusantara Samuntai, Dinas Pendidikan Kab. Penajam, TK-SD Model Yogjakarta, SMAN 1 Balikpapan, Ponpes Babussalam Kab. Malang, Ponpes Bina Umat Yogyakarta, dan lian-lain.
Menjadi Orangtua.indd 173 12/14/2017 4:57:00 PM
174
INFORMASI
Bunda Ana telah berpengalaman lebih dari 15 tahun di dalam berbagai aktivitas yang bersifat motivasional baik untuk siswa, mahasiswa, guru, orangtua dan karyawan. Pelatihan untuk guru terkait tema-tema belajar dan pembelajar berbasis konsep Multiple Intelligence dan pelatihan lain yang bersifat personal development (pengembangan diri) yang berbasis Neuro Linguistic Progamming (NLP) dan konsep STIFIn.
Bunda Ana bisa dihubungi di WA. 081 2522 1374 Email: alc.indonesia@gmail .comFacebook: asrianakibtiyah
Menjadi Orangtua.indd 174 12/14/2017 4:57:00 PM
Menjadi Orangtua.indd 175 12/14/2017 4:57:00 PM
Menjadi Orangtua.indd 176 12/14/2017 4:57:00 PM