MENGAPA SAYA LAYAK MENJADI GURU BERPRESTASI
MENGAPA SAYA LAYAK MENJADI GURU BERPRESTASIBAB IPENDAHULUANA.
Latar Belakang Masalah Lulus SMA tahu 1991, berangkat dari kampung
menuju Medan dengan satu cita-cita harus kuliah, Dengan bakat yang
saya miliki saya sebenarnya ingin menjadi seorang desainer, sejak
SD saya sangat senang menggambar, bahkan saya pernah mewakili
sekolah dalam perlombaan seni antar sekolah waktu itu, kalau
sekarang tepatnya dinamakan O2SN ( Olimpiade Olah Raga dan Seni ).
Kegemaran saya menggambar berlanjut sampai ke SMA karena kebetulan
sekali waktu itu saya tinggal dengan guru SMA saya yang kebetulan
seorang guru Seni Rupa. Dengan perasaan bangga saya mengambil
formulir UMPTN waktu itu dan dengan mantap dan tekad bulat saya
memilih ITB dengan jurusan Seni Rupa sebagai pilihan pertama. IKIP
Medan dengan jurusan Seni Rupa adalah pilihan kedua saya setelah
ITB, dan Alhamdulillah pilihan pertama saya tidak lulus tetapi
rasya syukur masih tetap terucap karena saya diterima di IKIP Medan
dengan jurusan yang sama. Sejak mendaftar di IKIP Medan dibenak
saya belum ada keinginan untuk menjadi seorang guru. Tetapi saya
sangat menikmati masa-masa kuliah karena kegemaran saya menggambar
dan ditambah dengan pengetahuan tentang kesenirupaan serta
pengalaman - pengalaman untuk berkarya dan sering mengikuti pameran
membuat saya lupa akan menjadi seorang guru. Bahkan ada terbersit
keinginan untuk menjadi seorang seniman saja karena waktu itu saya
masih ingat dengan rambut gondrong, jeans lusuh, kaos oblong dan
membawa perlengkapan melukis rasanya sudah seperti seorang seniman.
Semester V ( lima ) membuyarkan seluruh harapan saya waktu itu,
dimana saya harus mengikuti PPL ( Program Pengalaman Lapangan ) dan
saya harus meninggalkan seluruh kesenangan saya waktu itu rambut
gondrong harus dipangkas, jeans lusuh dan kaos oblong berganti
dengan pakaian rapi dan kemeja.SMA Negeri 4 Padang Sidempuan
menjadi tempat saya pertama dipanggil Bapak oleh siswa, karena
kebetulan disekolah ini tidak ada guru seni rupa maka guru pamong
saya waktu itu adalah seorang guru agama. Saya masih terkenang
bagaimana saya waktu itu pertama kali masuk kelas saya tidak
berbicara sedikitpun, tetapi yang saya lakukan adalah menggambar
sebuah pemandangan dipapan tulis, alangkah terkejutnya saya waktu
itu karena sebagian besar siswa mengambil buku gambar dan meniru
apa yang saya gambar dipapan tulis. Memang mereka tidak punya guru
seni rupa tetapi setiap pelajaran seni mereka selalu ditugaskan
oleh guru pengganti yaitu guru agama yang sekaligus sebagai pamong
yang saya ceritakan diatas. Dan pamong saya ini adalah salah satu
orang yang menguatkan saya untuk menjadi seorang gur dengan alasan
yang cukup sederhana yaitu: orang yang mengajarkan ilmu keabaikan
kepada orang lain akan mendapatkan derajat yang tinggi disisi
Alloh. Jika ilmu yang saya ajarkan diajarkan ke orang lain lagi dan
memberi manfaat, maka akan mendapatkan pahala dan derajat semakin
tinggi. Dengan inilah saya berusaha untuk mencintai profesi saya
sebagai guru, kalupun tidak bisa menjadi desiner atau seniman
paling tidak saya akan mengajari orang untuk menjadi desainer atau
seniman. Oktober tahun 1994 saya lulus dengan IP tertinggi, artinya
saya adalah seorang calon guru terbaik jurusan senirupa waktu itu,
dan Alhamdulillah sekali saya mengikuti test CPNS saya langsung
lulus. Saya diangkat pertama kali menjadi CPNS mulai tanggal 1
Desember 1995 dengan golongan pangkat II/c dan ijazah yang saya
memiliki Diploma III/ Akta Mengajar III. Saya berusaha untuk
meningkatkatkan kualifikasi akademik, dengan meneruskan kuliah lagi
tahun 1998 dan tahun 2002 saya lulus S-1. Agaknya nasib saya
semakin membaik tahun 2010 saya sudah lulus sertifikasi, walaupun
saya belum menerima tunjangan sertifikasi waktu itu saya
memberanikan diri untuk mendaftar S-2 di Pascasarjana UNIMED dan
sampai sekarang saya sudah semester III jurusan Teknologi
Pendidikan.Langkah ini semua saya tempuh dengan tujuan akan
menghasilkan perestasi kedepan terutama untuk peningkatan karir,
karena bagaimanapun saya atau kita semua yang mempunya profesi guru
harus bisa mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita terima dari
pemerintah khususnya tunjangan profesi. Menjadi Guru Profesional
adalah tanggung jawab besar yang harus kita emban, guru profesional
bukan sekedar simbol yang dicantumkan dalam sertifikat pendidik,
tetapi mutlak harus dipikul dan dilaksanakan.Banyak hal yang
membuat penulis kadang merasa pemerintah salah besar tidak
melakukan evaluasi tentang pemberian tunjangan profesi tersebut,
begitu banyak guru yang tidak layak disebut profesional.
Permasalahannya tetap sama dengan sebelum dilaksanakan sertifikasi
guru yaitu ketidakmampuan guru untuk melaksanakan tugas pokok dan
funsinya.A. IDENTIFIKASI MASALAHSecara umum permasalahan dalam
proses pembelajaran merupakan hal yang komlpleks, Setiap masalah
itu tentu dapat diselesaikan apabila kita bisa mencari solusi yang
tepat, seberapa tepatkah pendekatan mengajar yang dipakai oleh
seorang guru, baik mengenai pengetahuan, strategi pembelajaran,
keahlian professional, kemampuan motivasi, evaluasi dan lain-lain
sehingga guru dapat disebut sebagai guru yang profesional.
Upaya upaya apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru
sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan sumber daya yang
dibutuhkan dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik
siswa dalam proses pembelajaran.
Dari latar belakang masalah yang disampaikan diatas masalah yang
akan dibahas pada makalah ini adalah bagaimana mengukur profesinal
seorang guru, bagaimana menjadi seorang guru yang berprestasi,
teori apa yang harus digunakan untuk mencapai hal tersebut, apa
saja yang menjadi syarat menjadi guru yang profesional, apakah
sebuah teori pembelajaran dapat menyelesaikan semua masalah.
B. RUMUSAN MASALAHDari pemaparan identifikasi masalah yang
disampaikan diatas masalah yang akan dibahas pada makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana mengukur profesional seorang guru.
2. Upaya apa yang harus dilakukan seorang guru untuk menjadi
seorang guru yang berprestasi.
3. Kenapa saya layak menjadi seorang guru yang berprestasi.
BAB IIPEMBAHASANA. MENGUKUR PROFESIONAL GURU Tidak dapat
dipungkiri bahwa pekerjaan Guru adalah pekerjaan yang professional,
sebab itu diperlukan kemampuan. Kemampuan itu dapat dilihat pada
kesanggupannya menjalankan peran sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pegevaluasi pada
kegiatan pembelajaran.
Sebagai wujut dari Reformasi Pendidikan, berbagai kebijakan dan
inovasi pendidikan dewasa ini diarahkan kepada peningkatan kualitas
guru. Dalam rangka penigkatan kualitas guru, pemerintah dihadapkan
pada persoalan-persoalan yang sangat kompleks, berbagai upaya sudah
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta dalam usaha meningkatkan
kualitas guru, misalnya dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan,
workshop, MGMP, seminar dll. Namun usaha-usaha tersebut belum
sepenuhnyan berhasil bahkan masih jauh dari harapan. Salah satu
penyebabnya adalah setiap kegiatan seperti tersebut diatas pada
umumnya hanya bersifat teoritis yang belum tentu dapat
diimplementasikan oleh seorang guru di dalam kelasnya. Masih
terlalu banyak masalah yang berkaitan dengan proses pembelejaran di
dalam kelas yang sampai saat ini belum terpecahkan. Implementasi
antara teori dan praktek yang dipelajari disetiap kegiatan
pelatihan belum tentu dapat terlaksana dengan pelajaran yang
berbeda, di dalam kelas yang berbeda, dengan guru yang berbeda
bahkan dengan sekolah yang berbeda.
Salah satu usaha yang paling fenomenal saat ini adalah
implementasi pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Yang bertujuan sebagai usaha menigkatkan kualitas
guru dan dosen dengan dasar bahwa fungsi, peran dan kedudukan guru
dan dosen sangat strategis dalam pembangunan nasional terutama
dalam bidang pendidikan. Usaha Peningkatan kualitas ini di ikuti
dengan usaha peningkatan kesejahteraan bagi guru dan dosen yang
telah memperoleh sertifikat pendidik sebagai bukti formal yang
menyatakan pengakuan sebagai guru PROFESIONAL, dengan kata lain
bahwa guru yang sudah memperoleh sertifikat Profesi berhak
mendapatkan Tunjangan Profesi. Pemberian tunjangan profesi ini
dijelaskan pada Pasal 16 ayat (1) (4) yang diatur melalui Perturan
Pemerintah Nomor 41 tahun 2009, dimana besarnya tunjangan adalah
sebesar 1 ( satu ) kali gaji pokok bagi pegawai negeri sipil, dan
bagi guru dan dosen bukan pegawai negeri sipil diberikan sesuai
dengan kesetaraan tingkat, masa kerja, dan kualifikasi akademik
yang berlaku bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil. Dalam hal
ini penghasilan guru yang sudah memperoleh sertifikat pendidik
terutama yang berstatus Pegawai Negeri Sipil sudah dapat dikatakan
cukup memadai, dimana guru yang sudah memperoleh Sertifikat
rata-rata guru yang sudah memiliki pengalaman kerja diatas 15 tahun
( Khusus Kota Medan ) gaji pokok yang diterima rata-rata Rp. 2 juta
perbulan, maka tunjangan yang diterima oleh guru yang sudah
memperoleh sertifikat rata-rata sebesar Rp. 2 juta artinya
penghasilan guru ditambah dengan tunjangan lainnya rata-rata Rp. 4
juta Rp. 5 juta per bulan atau Rp. 150 Ribu per hari. Mari kita
renungkan Apa yang kita kerjakan sebagai seorang guru setaip sehari
? Jangan dibandingkan !
Sertifikasi guru seyogyanya akan meningkatkan kualitas guru dan
peningkatan mutu pendidikan secara umum. tapi pada kenyataannya
mutu pendidikan kita masih rendah, perubahan pada guru yang sudah
memperoleh tunjangan profesi belum terlihat, Standar yang
seharusnya sesuai dengan yang diatur pada penentuan kelulusan
sertifikasi baik melalui Fortopolio maupun melalui Pendidikan dan
Latihan belum tercapai secara maksimal. Standar yang dimaksut
terangkum kedalam empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan professional yang terinteraksi dalam
kinerja guru.
Penulis tidak dapat menghakimi guru dengan menyatakan bahwa
masih banyak guru yang sudah mendapatkan tunjangan belum
melaksanakan tugas dengan maksimal, kesanggupannya menjalankan
peran sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih,
penilai dan pegevaluasi pada kegiatan pembelajaran belum terlaksana
dengan baik. Artinya tujuan pelaksanaan sertfikasi belum sepenuhnya
dapat meningkatkan kualitas guru dan kualitas pendidikan secara
menyeluruh. Atau paling tidak mari kita berobah dari
kesalahan-kesalahan kecil yang selama ini kita lakukan, misalnya
datang terlambat, tidak masuk kelas, hanya memberikan tugas lalu
ngobrol dikantor, atau meniggalkan kelas karena urusan pribadi yang
dapat dikerjakan setelah pulang sekolah, tidak perduli dengan
lingkungan sekolah atau hal-hal lain kecil yang sangat berpengaruh
besar kepada kualitas kita sebagai guru.
Pada dasarnya peningkatan kualitas diri seorang guru harus
menjadi tanggung jawab diri pribadi, artinya usaha untuk
memperbaiki kualitas diri sendiri terletak pada diri guru sendiri,
untuk itu diperlukan kesadaran untuk terus menerus menggali potensi
dan menambah pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan. Tidak dapat
dipungkiri Era Globalisasi saat ini memungkinkan kita sebagai guru
akan mengalami suatu proses bahwa informasi yang ingin kita
sampaikan sudah terlebih dahulu diketahui oleh siswa, atau mungkin
yang lebih memalukan guru mengetahui informasi dari siswa. Berbeda
dengan era-era sebelumnya dimana guru adalah sumber informasi,
sehingga kedudukan guru dimata siswa sangat tinggi dan mulia, guru
adalah seorang yang sangat pintar dan mengetahui segala hal. Proses
Globalisasi merupakan suatu keharusan yang tidak mungkin kita
hindari karena Pendidikan berkaitan erat dengan proses globalisasi
itu sendiri. Untuk itu kita sebagai guru harus mampu mengembangkan
potensi sehingga kita dapat mengikuti terciptanya pendidikan yang
berwawasan global.
Prestasi Guru harus berorientasi kepada diri pribadi, mari terus
berbenah diri, laksanakan tugas dengan baik, layani anak didik
seperti melayani anak sendiri, Jangan menyerah untuk terus menerus
meningkatkan pengetahuan dan kemammpuan, kesadaran dan kemauan
adalah kuncinya, materi ( uang ) tidak bisa merobah apapun, tapi
jadikanlah materi ( uang ) tersebut sebagai alat untuk menambah
ilmu pengetahuan sehingga dapat bermanfaat dan mendapat berkah dari
Yang Maha Mengetahui, artinya seperti dijelaskan diatas bahwa
tujuan utama pemberian sertifikat guru adalah pengakuan bahwa
pekerjaan guru merupakan sebuah profesi, dimana segala kegiatan
dalam menjalankan tugas profesi tersebut membutuhkan tanggung jawab
besar karena apabila salah maka akan menyebabkan resiko yang fatal.
Sebagai contoh seseorang yang berprofesi dokter, bayangkan
bagaimana jika salah mengambil tindakan, Hakim apabila salah
mengambil keputusan akan sangat beresiko tinggi. Mungkin kalau
dokter akan langsung dapat melihat langsung akibat dari
kesalahannya mengambil tindakan kemungkinan paling besar pasien
yang ditanganinya akan meninggal dunia. Resiko profesi guru
sebenarnya jauh lebih berbahaya dari seorang dokter, guru apabila
melakukan tindakan yang salah memang tidak melihat langsung
dampaknya, karena tindakan seorang guru merupakan sebuah tindakan
proses yang akan berdampak pada masa depan siswanya, dan itu tidak
satu orang melainkan ratusan generasi yang duduk didalam kelas.
Proses tindakan salah yang dilakukan oleh seorang guru akan terus
menerus berlangsung dan akan tertanam didalam diri siswa selama
guru tersebut masih masuk keruang kelas.
B. UPAYA MENJADI GURU YANG BERPRESTASI Menjadi guru yang
berprestasi membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, dari beberapa
guru berprestasi tingkat nasional yang penulis kenal, semuanya
merupakan sosok guru yang baik rajin, menguasai mata pelajaran yang
diampu, mampu menguasai metodologi pembelajaran, mampu menyampaikan
materi pelajaran secara lengkap, mempunyai sifat positif dalam
membimbing siswa dan mampu memberikan motivasi dan harapan riil
terhadap siswa. Keperdulian terhadap sekolah dan anak didik menjadi
kunci utama menjadi seorang guru yang berprestasi, selain itu harus
menguasi kompetensi yang telah ditetapkan berupa sepuluh kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru sebagai instructional leader, yaitu:
(1) memiliki kepribadian ideal sebagai guru; (2) penguasaan
landasan pendidikan; (3)menguasai bahan pengajaran; (4)kemampuan
menyusun program pengajaran; (6) kemampuan menilai hasil dan proses
belajar mengajar; (7)kemampuan menyelenggarakan program bimbingan;
(8) kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah; (9) kemampuan
bekerja sama dengan teman sejawat dan masyarakat; dan (10)
kemampuan menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan
pengajaran.Pada dasarnya peningkatan kompetensi diri seorang guru
harus menjadi tanggung jawab diri pribadi, artinya usaha untuk
memperbaiki kompetensi diri sendiri terletak pada diri guru
sendiri, untuk itu diperlukan kesadaran untuk terus menerus
menggali potensi dan menambah pengetahuan dan kemampuan yang
diperlukan. Tidak dapat dipungkiri Era Globalisasi saat ini
memungkinkan kita sebagai guru akan mengalami suatu proses bahwa
informasi yang ingin kita sampaikan sudah terlebih dahulu diketahui
oleh siswa, atau mungkin yang lebih memalukan guru mengetahui
informasi dari siswa. Berbeda dengan era-era sebelumnya dimana guru
adalah sumber informasi, sehingga kedudukan guru dimata siswa
sangat tinggi dan mulia, guru adalah seorang yang sangat pintar dan
mengetahui segala hal. Proses Globalisasi merupakan suatu keharusan
yang tidak mungkin kita hindari karena Pendidikan berkaitan erat
dengan proses globalisasi itu sendiri. Untuk itu kita sebagai guru
harus mampu mengembangkan potensi sehingga kita dapat mengikuti
terciptanya pendidikan yang berwawasan global.
Sebelum menentukan kelayakan seorang guru disebut berprestasi
mungkin kita perlu memahami bagaimana seseorang dapat mencapai
prestasi. Menurut sebagian besar orang mungkin prestasi itu adalah
sebuah tujuan yang harus dicapai, tapi bagi saya pribadi prestasi
itu adalah sebuah proses yang dilalui berhasil atau tidak, sukses
ataupun tidak.
Jika dikaitkan dengan profesi guru, prestasi berarti proses
seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, hasilnya
mungkin tidak secara langsung, sebagai contoh ketika seorang guru
membimbing siswa untuk mengikuti sebuah lomba dan berhasil maka
dengan sendirinya guru tersebut sudah berprestasi, atau mungkin
disuatu waktu ketika seseorang yang sudah berhasil mendatangi
gurunya lalu mengaku bahwa sesorang tersebut adalah muridnya, maka
itulah prestasi yang seutuhnya. Dengan kata lain bahwa guru
berprestasi adalah guru yang berhasil mebawa muridnya
berprestasi.
Untuk mencapai hal itu bukan pekerjaan yang mudah, penulis
memiliki konsep dimana guru harus mampu menjadi sosok seorang KPK
(kepribadian, prilaku dan karakter)
1. Kepribadian ( berkepribadian )Kepribadian didefenisikan
sebagai pola-pola pemikiran,perasaan dan perilaku yang tertanam
dalam-dalam dan relatif permanen. (A.P. Lawrence, C. Daniel, P.J.
Oliver:Psikologi Kepribadian, 2010). Kepribadian biasanya mengacu
pada apa yang unik mengenai seseorang, karakteristik yang
membedakan dia dari orang lain.
Kepribadian menyiratkan prediktabilitas tentang bagaimana
seseorang akan bereaksi dalam keadaan yang berbeda-beda.
Teori kepribadian lain yang berpengaruh berasal dari teori
behaviorisme. Pandangan ini, diwakili oleh para pemikir seperti
psikolog Amerika BF Skinner, memberikan penekanan utama pada
belajar. Skiner memandang perilaku manusia terutama ditentukan oleh
konsekuensi-konsekuensinya. Jika mendapatkan imbalan, perilaku akan
diulangi, jika dihukum, kecil kemungkinan perilaku tersebut akan
diulangi.
Dari teori tersebut diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
guru yang berprestasi adalah guru yang disenangi murid-muridnya
karena menanamkan pola pemikiran positif kepada siswa dengan
memberikan hadiah berupa perhatian, pujian, dan semangat untuk
terus menerus belajar.
2. Prilaku Prilaku merupakan hasil dari produk intelegensi
seseorang . Mengandung arti kemampuan dari seseorang untuk
bertindak dengan penuh tujuan, berfikir rasional dan menghadapi
lingkungan dengan efektif.
Bertindak dengan penuh tujuan mengandung arti prilaku harus
mempunyai arah dan tujuan tertentu, yakni ia harus mempunyai motif.
Banyak dari kita bertindak tidak dengan tujuan yang jelas.
Mengikuti irama atau keinginan orang lain sehingga tidak
menimbulkan pikiran positif terhadap kehidupan.
Berfikir rasional mengandung pengertian rasio dan pemahaman
penting agar tercipta cara berfikir yang positif, jika kita
memiliki fikiran positif tentang diri kita sendiri hal itu akan
membantu kita mengembangkan kita berfikir rasional sehingga
membantu kita dalam memahami orang lain.
Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk selalu berpikiran
positif, berbuatlah sedaya mampu kita, jangan hanya jadi penonton
atau sekali-kali hanya menyalahkan apa yang dilakukan orang lain.
Dalam hal ini penerapan prilaku harus dimulai dari diri pribadi
guru itu sendiri. Sebagai contoh guru ingin menerapkan disiplin
kepada siswa, maka kita sebagai guru yang harus lebih dulu
disiplin, artinya berilah contoh sebelum menyuruh siswa.
3. KarakterKata "karakter" berasal dari kata Yunani: charaktr.
Semula digunakan tanda terkesan atas koin. Ada pula yang memaknai
karakter berarti to mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah
laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku
jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang
yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan
berkarakter mulia.Dalam hal ini penerapan budaya malu sangat tepat,
artinya menerapkan budaya malu jika tidak melakukan sesuatu yang
baik misalnya malu karena orang lain cepat datang, malu karena
orang lain berhasil, atau mungkin malu karena siswa lebih pintar
internet, dll. Dengan menerapkan budaya malu pada diri sendiri akan
membuat kita berfikir rasional sehingga membantu kita dalam
memahami orang lain.
Dalam banyak kesempatan, penulis sering mengamati bahwa ternyata
guru yang disenangi oleh murid-murid adalah seorang guru yang
menyenangkan. Seorang guru yang menyenangkan adalah seseorang yang
mempunyai Kepribadian, Prilaku dan Karakter sebagai berikut:a.
Memahami Kebutuhan Anak DidikDalam hal ini, penulis berusaha untuk
bisa mendengarkan apa yang menjadi kebutuhan anak didik berikut
alasan atau sebab-sebabnya. Dengan demikian, kita bisa memahami apa
yang menjadi kebutuhan anak didiknya.Sebaliknya, guru yang tidak
bisa memahami kebutuhan anak didiknya biasanya bersikap kaku dan
tak mengenal kompromi. Ia merasa sebagai orang paling dewasa dari
seluruh anak didiknya dan oleh karenanya harus selalu diikuti
keinginan, pendapat, dan perintahnya. Guru yang semacam ini akan
cenderung menjadi otoriter dan sudah barang tentu tidak disenangi
oleh anak didiknya. b. Memberikan PenghargaanPenghargaan yang
dimaksudkan di sini tidak harus bermakna penghargaan yang berupa
materi atau pemberian hadiah berupa barang. Penghargaan juga bisa
diberikan hanya dengan kata-kata yang bermakna positif dan
menyenangkan. Misalnya, pada saat seorang anak didik berhasil
menyelesaikan pekerjaannya, seorang guru berkomentar, Bagus sekali,
ternyata kamu bisa menyelesaikannya dengan baik. Sudah tentu, sang
anak akan merasa senang karena apa yang telah dilakukannya
mendapatkan penghargaan dari gurunya.Sebaliknya, apabila seorang
anak didik telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya, seorang guru
berkomentar sebaliknya, Mengerjakan begitu saja lama sekali,
padahal ini sebenarnya sangat mudah. Mendengar komentar dari sang
guru, sudah tentu murid yang dimaksud tidak merasakan senang di
hati meskipun ia telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya.c. Dapat
Mengontrol Emosi dengan BaikMengedepankan sikap yang lembut jauh
lebih bermanfaat daripada memberikan reaksi spontan dan kemarahan
kepada anak didik yang melakukan kesalahan. Anak-anak yang didekati
dengan kemarahan biasanya akan sulit benar-benar berhenti dari
perbuatan tidak baiknya. Jika memang berhenti, biasanya tidak
berangkat dari kesadarannya, melainkan karena dimarahi oleh
gurunya. Berbeda sekali dengan anak yang diajak berbicara
baik-baik, ia merasakan ada perhatian dari gurunya. Padahal, sudah
menjadi sifat dasar setiap manusia jika diperhatikan akan merasa
senang hatinya. Di sinilah sesungguhnya menjadi penting bagi
seorang guru untuk dapat mengontrol emosi dengan baik agar para
muridnya merasa senang, sehingga proses belajar mengajar pun dapat
berjalan dengan baik.d. Tidak Menjaga Jarak dengan Anak DidikTidak
menjaga jarak yang dimaksudkan di sini adalah sengaja mendekatkan
diri dengan anak didiknya untuk membangun keakraban. Sebab, tidak
sedikit guru yang dengan alasan menjaga wibawa maka tidak mau
dekat-dekat dengan anak didiknya. Atau, kalau dalam istilah
sekarang, guru yang jaim (jaga image).Tidak menjaga jarak dengan
anak didik bukan berarti seorang guru tidak profesional lagi dalam
proses belajar mengajar. Dalam urusan yang satu ini, guru memang
harus tetap tampil sebagai seorang yang mengelola proses belajar
mengajar bersama murid-muridnya. Meskipun pengelola dalam proses
belajar di kelas atau bahkan di luar kelas, seorang guru yang
dicintai anak didiknya biasanya tetap bersahaja, tidak angkuh, atau
merasa paling pintar sendiri. Ia mempunyai kepribadian yang
terbuka, bisa menerima saran, atau bahkan kritik. Seorang guru yang
demikian biasanya pula tidak pelit untuk mengucapkan mohon maaf dan
terima kasih kepada anak didiknya.C. LAYAKKAH SAYA SEBAGAI GURU
BERPRESTASIBagi saya mengajar adalah suatu seni. Seni adalah
ungkapan perasaan yang diekpresikan melalui karya. Guru yang cakap
mengajar dapat merasakan bahwa mengajar di mana saja adalah suatu
hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan kelelahan.
selain itu guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui
kepribadiannya. Prestasi Guru harus berorientasi kepada diri
pribadi, mari terus berbenah diri, laksanakan tugas dengan baik,
layani anak didik seperti melayani anak sendiri, Jangan menyerah
untuk terus menerus meningkatkan pengetahuan dan kemammpuan,
kesadaran dan kemauan adalah kuncinya, materi ( uang ) tidak bisa
merobah apapun, tapi jadikanlah materi ( uang ) tersebut sebagai
alat untuk menambah ilmu pengetahuan sehingga dapat bermanfaat dan
mendapat berkah dari Yang Maha Mengetahui, artinya seperti
dijelaskan diatas bahwa tujuan utama pemberian sertifikat guru
adalah pengakuan bahwa pekerjaan guru merupakan sebuah profesi,
dimana segala kegiatan dalam menjalankan tugas profesi tersebut
membutuhkan tanggung jawab besar karena apabila salah maka akan
menyebabkan resiko yang fatal. Sebagai contoh seseorang yang
berprofesi dokter, bayangkan bagaimana jika salah mengambil
tindakan, Hakim apabila salah mengambil keputusan akan sangat
beresiko tinggi. Mungkin kalau dokter akan langsung dapat melihat
langsung akibat dari kesalahannya mengambil tindakan kemungkinan
paling besar pasien yang ditanganinya akan meninggal dunia. Resiko
profesi guru sebenarnya jauh lebih berbahaya dari seorang dokter,
guru apabila melakukan tindakan yang salah memang tidak melihat
langsung dampaknya, karena tindakan seorang guru merupakan sebuah
tindakan proses yang akan berdampak pada masa depan siswanya, dan
itu tidak satu orang melainkan ratusan generasi yang duduk didalam
kelas. Proses tindakan salah yang dilakukan oleh seorang guru akan
terus menerus berlangsung dan akan tertanam didalam diri siswa
selama guru tersebut masih masuk keruang kelas.
Prinsip inilah yang menjadi pemicu saya untuk terus menerus
meningkatkan prestasi saya sebagai guru, prestasi sekolah, dan
prestasi siswa secara khusus.
1. Riwayat Pendidikan
Tahun 1995 saya masuk program D3 jurusan Seni Rupa IKIP
Medan
Tahun 1995 awal karir saya sebagai guru di SMP Negeri 14 Padang
Sidempuan Timur.
Tahun 1998 karena loyalitas saya terhadap pekerjaan dan kepada
kepala sekolah saya diajak serta pindah tugas bersama kepala
sekolah ke SMP Negeri 13 Medan.
Tahun 1998 saya langsung melanjutkan pendidikan ke S-1
UNUMED
Tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke S-2 UNIMED dan sampai
sekarang masih duduk di semester ke III.
2. Prestasi Sebagai Guru
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa prestasi guru tidak
terlepas dari apa yang sudah dilakukan untuk kemajuan siswa secara
khusus dan kemajuan sekolah secara umum.
Upaya-upaya yang sudah saya lakukan mencapai prestasi tersebut
antara lain :
a. Pendidikan dan Pelatihan
Saya sudah banyak mengikuti Pendidikan dan Pelatihan ( DIKLAT ),
antara lain:
NONAMA / JENIS DIKLATTEMPATWAKTU
PENYELENGGARA
a.Pelatihan Ujicoba Pendidikan Seni Nusantara,
Tingkat NasionalJAKARTA45 Jam LPSN-BPG
JAKARTA
b.Pelatihan Pendidikan Seni Nusantara
Tingkat NasionalBOGOR45 JamLPSN- THE FORD PONDATION USA,
JAKARTA
c.Pelatihan Calon Pelatih ( Tot ) Pendidikan Seni Nusantara
Tingkat NasionalCIPAYUNG
JAWA-BARAT40 JamLPSN-
THE FORD PONDATION USA, JAKARTA
d.Pelatihan Pendidikan Seni Nusantara Tingkat NasionalPPPPTK
MEDAN45 JamLPSN- THE FORD PONDATION USA, JAKARTA
e.Pelatihan Pendidikan Seni Nusantara Tingkat
NasionalLPMP-MEDAN42 JamLPSN- THE FORD PONDATION USA, JAKARTA
f.Workshop Implementasi KtspMEDAN32 JamAPSI JAKARTA UNIMED
g.Bintek KtspMEDAN21 JamDINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
h.Workshop/ Lokakarya Pemantapan KBK Sistem BlokMEDAN20
JamUNIMED- FBS
i.Diklat-M G M P MEDAN40 JamDINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
j.Diklat-M G M P MEDAN40 JamDINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
k.Diklat Kerajinan Enceng GondokMEDAN60 JamDEWAN KERAJINAN
NASIONAL SUMATERA UTARA
l.Workshop Metode PembelajaranMEDAN16 JamSMP AN-NIZAM
m.Diklat-Mgmp MEDAN40 JamDINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
n.
Workshop
Medan Art Festival MEDAN8 JamDEWAN KESENIAN MEDAN
o.
DIKLAT MGMP Seni BudayaMEDAN
40 Jam
DINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
p.
Diklat
TOT Modul Anti KorupsiMEDAN
10 JamDEP. PENCEGAHAN
KPK
q.
Diklat
Penelitian Tindakan Kelas
( P T K )MEDAN40 JamDINAS PENDIDIKAN
KOTA MEDAN
r. Whrkshop, Seminar Dan Pameran Seni NasionalMEDAN2
HariUNIMED
s.Workshop Nasional Kaya Tulis IlmiahMEDAN1 HariGP.TENDIK
INDONESIA/ UNIMED
t.Whorkshop Kurikulum Etika BerlalulintasMEDAN32 JamDINAS
PENDIDIKAN PROPINSI SUMUT
u.Diklat Batik MedanMEDAN40 JamUNIMED
Dari berbagai kegiatan diklat tersebut yang paling saya anggap
prestasi tertinggi saya adalah pendidikan pelatihan Pendidikan Seni
Nusantara yang dilaksanakan oleh lembaga Pendidikan Seni Nusantara
bekerja sama dengan Ford Fondation, dimana dalam pelatihan ini guru
dijadikan piloting untuk ujicoba kurikulum KBK, dan guru yang
dianggap berhasil akan dilatih dalam TOT untuk menjadi pelatih /
instruktur, dan saya mendapatkan sertifikat sebagai Instruktur
tingkat Nasional.
b. Prestasi Akademik
Lomba Dan Karya Akademik
Prestasi Mengikuti Lomba Dan Karya Akademik Yang Meliputi :
No.Nama Lomba/KejuaraanWaktu PelaksanaanTingkatPenyelenggara
1)Pemilihahan Guru Berprestasi 28-30 Nop 2007Kota MedanDinas
Pendidikan
2)Juara III Pemilihahan Guru Berprestasi03-05 Nop 2008Kota
MedanDinas Pendidikan
3)
Juara I Lomba Desain Sticker Aids01 Desember 1999Propinsi
SumateraUtaraUnimed
4)Juara II Lomba Guru Berprestasi 20115-7 Desember 2011Kota
MedanDinas Pendidikan
c. Karya MonomentalKarya Monumental yang pernah saya buat
No.Nama /JenisKaryaBulan/TahunDihasilkanWilayah
Pengguna/Kebermanfaatan/Sosialisasi
1)Plank Merk
Stop Narkoba 2007Kota Medan
2)Taman Sekolah2009Lingkungan Sekolah
3)Visi Misi Sekolah2007Lingkungan Sekolah Dan Masyarakat
Visi Misi Sekolah2010Lingkungan Sekolah Dan Masyarakat
Jargon Sekolah2010Lingkungan Sekolah Dan Masyarakat
d. Pembimbingan Teman Sejawat Pengalaman saya menjadi Instruktur
sebagai berikut :
No.Mata Pelajaran/Bidang StudiInstruktur/ Guru Inti/Tutor/
PemanduTempat
1)Pendidikan KesenianInstruktur Tingkat NasionalLpp - Medan
2)Pendidikan KesenianInstruktur Tingkat NasionalLpmp Medan
3)
Pendidikan KesenianInstruktur Smp Negeri 27 Medan
4)Anti KorupsiTrainerMedan
5)MgmpPendidikan KesenianInstruktur Smp Negeri 27 Medan
6)MgmpPendidikan KesenianInstruktur Smp Negeri 27 Medan
e. Pembimbingan SiswaMengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki siswa, saya
berusaha membimbing siswa untuk mengikuti lomba yang sesuai dengan
bidang yang saya ampu yaitu seni budaya dan melalui
ekstrakurikuler. Dari usaha tersebut saya mampu mengantarkan
beberapa siswa sampai memperoleh hasil sebagai berikut:No.Nama
KejuaraanTingkatTempat Dan Waktu
1Lomba Tari Kreasi Daerah MelayuPropinsi Sumatera UtaraUnimed,
11Desember 2003
2Festival Band Kota MedanSmp Neg.13 Medan, 01 Mei 2004
3Lomba Hut Gudep Kota MedanSma Neg. 1 Medan,07-08 April 2007
4Pekan Seni Siswa Lomba LukisKota MedanSmp Neg. 27 Medan, 09 Mei
2009
5Pekan Seni Siswa Lomba Vocal SoloKota MedanSmp Neg. 27 Medan,
09 Mei 2009
6Pekan Seni Siswa Lomba Tari KreasiKota MedanSmp Neg. 27 Medan,
09 Mei 2009
7Olimpiade Olahraga Dan Seni Siswa (O2SN) Lomba LukisKota
MedanTaman Budaya, 22-23 Nop 2009
8Lomba Lukis Darmawanita Prop.Sum. UtaraPropinsi Sumatera
UtaraKantor Gubsu, 11 Nop 2009
9Lomba Tari Daerah Bambu III Man 1MedanPropinsi Sumatera
UtaraMan 1 Medan, 26 - 29 Peb 2010
10Lomba Paskibra Esa ( Education, Sport, And Art ) Kota MedanSmk
Telkom, 15 18 Peb 2010
11Graffity CompetitionKota MedanPolmed Medan, 10 April 2010
12Lomba Lukis Lingkungan HidupNasionalUnimed Medan, 20 Juni
2010
13Derap Paskibra Man 2 Medan Propinsi Sumatera UtaraMan 2 Medan,
18 Juli 2010
14Lomba Lukis Wajah PahlawanPropinsi Sumatera UtarMuseum Negeri,
09 Agt 2010
15Lomba Lukis (O2sn)Kota MedanUnimed 2010
16Lomba Lukis (O2sn)Kota MedanUnimed 2010
17Lomba Paskibra
Esa ( Education, Sport, And Art ) Kota MedanSmk Telkom
15 18 Peb 2011
18Lomba Paskibra SMK N 7 Medan Kota MedanSmk Neg. 7 Medan,
2011
19Gelar Paskibra Ke 2 SMP Ar-RahmanPropinsi Sumatera UtaraSmp
Ar-Rahman Medan, 3 Apr 2011
20Lomba Derap Paskibra ( Pameran Pendidikan )Kota MedanPrsu
Medan, 02 Mei 2011
21Lomba Tari Kreasi Daerah ( Pameran Pendidikan )Kota MedanPrsu
Medan, 29 April -02 Mei 2011
22Lomba Paskibra Man 2 Model MedanKota MedanMan 2 Medan,18 Sep
2011
23Lomba Lukis Jambore SanitasiNasional20-25 Juni 2011
24Lomba LukisDwi Dasawarsa Departement Of ArchitecturePropinsi
Sumatera UtaraHotel Tiara,16 17 Nop 2011
25Lomba Paskibra Esa ( Education, Sport, And Art ) Kota MedanSmk
Telkom, 15 18 Peb 2011
26Kapas Open CupPropinsi Sumatera UtaraUnimed,21-22 April
2012
f. Karya Pengembangan Profesi- Karya TulisKarya Tulis Yang
Berupa Buku, Artikel (Jurnal/Majalah/ Koran), Modul, Dan Buku
Dicetak Lokal.
No.JudulJenis *)Penerbit Tahun Terbit
1)Kerajinan Tangan & Kesenian 1BukuMitra Medan2003
2)Kerajinan Tangan & Kesenian 2BukuMitra Medan2003
3)Kerajinan Tangan & Kesenian 3BukuMitra Medan2003
4)Lembar Kerja Siswa TekstilLksMgmp2006
5)Buku Latihan Kreatifitas TekstilBukuMgmp2007
6)Materi Lat. Praktek Seni RupaLksMgmp2009
7)Buku Materi Seni RupaBukuCv. Binawah Medan2010
8)Koleksi Karya SiswaBukuKal.Sendiri2011
a. PenelitianPernah Melakukan Penelitian Tindakan Kelas Atau
Penelitian Yang Mendukung Peningkatan Pembelajaran Dan Atau
Profesional Guru
No.JudulTahunSumber DanaStatus (Ketua/Anggota)
1)Upaya Meningkatkan Apresiasi Seni Siswa Pada Kesenian Daerah
Dengan Menggunakan Media Audiovisual2009APBDKetua
g. Media dan Alat PembelajaranApabila Bapak/Ibu pernah membuat
media atau alat pembelajaran, tuliskan jenis media/alat dan
keterangan lainnya pada tabel berikut.
NOJENIS MEDIA/ALATTAHUNSUMBERDANASTATUS(KETUA/ANGGOTA)
1)REPLIKA ALAT MUSIK GONG DENGAN BAHAN BUBUR
KERTAS2004PRIBADIKETUA
2)ALAT PERAGA LEMBAR BALIK TENTANG TEORI WARNA2006BOS
KETUA
3)ALAT PERAGA PEMANFAATAN BOTOL / KALENG BEKAS2007BOSKETUA
4)ALAT PERAGA PRAKTEK BATIK2007BOSKETUA
5)CONTOH CONTOH SULAMAN2008PRIBADIKETUA
6)BUNGA BONSAI2010BOSKETUA
7)BUNGA DARI SABUN2010BOSKETUA
8)KOLEKSI TUGAS 2011PRIBADIKETUA
h. Pengalaman Mendapat Tugas TambahanSampai saat ini masih
dipercaya mendapat tugas tambahan antara lain sebagai berikut
ini.
NO.JABATANTAHUN NAMA SEKOLAH
1)WAKIL KEPALA SEKOLAH URUSAN KURIKULUM2006 S/D 2008SMP Negeri
13 Medan
2)WAKIL KEPALA SEKOLAH
URUSAN HUMAS 2009 S/D 2010SMP Negeri 13 Medan
3)WAKIL KEPALA SEKOLAH
URUSAN KESISWAAN 20010 S/D 2013SMP Negeri 13 Medan
4)PEMBINA EKSTRAKURIKULER2006 S/D 2013SMP Negeri 13 Medan
5)WALI KELAS
2002 S/D 2013SMP Negeri 13 Medan
6)PANITIA PENERIMAAN
SISWA BARU
2006 S/D 2012SMP Negeri 13 Medan
7)KETUA PANITIA MOS
2006 S/D 2012SMP Negeri 13 Medan
8)PANITIA UJIAN NASIONAL2006 S/D 2012SMP Negeri 13 Medan
9) KETUA PANITIA OLIMPIADE
OLAH RAGA DAN SENI 2007 S/D 2012SMP Negeri 13 Medan
10)PANITIA LES TAMBAHAN2007 S/D 2012SMP Negeri 13 Medan
11)PANITIA PERPISAHAN2005 S/D 2011SMP Negeri 13 Medan
12)PANITIA HUT RI2007 S/D 2011SMP Negeri 13 Medan
13)PANITIA MAULID2009 S/D 2011SMP Negeri 13 Medan
i. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan Saya sudah
beberapa kali menerima penghargaan di bidang pendidikan.
NO.JENIS PENGHARGAANPEMBERI
PENGHARGAANTINGKAT *)TAHUN
1)JUARA III
GURU BERPRESTASIWALIKOTA
MEDANKOTA MEDAN2009
2)GURU TELADANWALIKOTA
MEDANKOTA MEDAN2009
5)GURU TELADANWALIKOTA
MEDANKOTA MEDAN2010
4)JUARA II
GURU BERPRESTASI WALIKOTA
MEDANKOTA MEDAN2011
5)GURU TELADANWALIKOTA
MEDANKOTA MEDAN2010
6)GURU TELADANWALIKOTA
MEDANKOTA MEDAN2012
j. Pengalaman OrganisasiSebagai guru untuk menambah pergaulan
saya ikut organisasi :NoNama OrganisasiKedudukan dalam
OrganisasiTahun
1MGMPSekretaris2008-2011
2MGMPKetua2012-2015
3IKMKetua2010-2013
6KOPERASIKetua BPK2009-2011
BAB IIIKESIMPULANDalam manajemen sumber daya manusia, menjadi
profesional adalah tuntutan jabatan, pekerjaan ataupun profesi. Ada
satu hal penting yang menjadi aspek bagi sebuah profesi, yaitu
sikap profesional dan kualitas kerja. Menjadi profesional, berarti
menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya
berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak
semua Ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas
bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan
integritas dan personaliti. Dalam perspektif pengembangan sumber
daya manusia, menjadi profesional adalah satu kesatuan antara
konsep personaliti dan integritas yang dipadupadankan dengan skil
atau keahliannya. Menjadi profesional adalah Minimal menjadi guru
harus memiliki keahlian tertentu dan distandarkan secara kode
keprofesian. Apabila keahlian tersebut tidak dimiliki, maka tidak
dapat disebut guru. Artinya tidak sembarangan orang bisa menjadi
guru. Kalau mengacu pada konsep pembahasan di atas, menjadi
profesional adalah meramu kualitas dengan intergiritas, menjadi
guru pforesional adalah keniscayaan. Namun demikian seorang guru
seperti ilmuwan yang sedang bereksperimen terhadap nasib anak
manusia dan juga suatu bangsa. Menjadi guru mungkin semua orang
bisa. Tetapi menjadi guru yang memiliki keahlian dalam mendidikan
atau mengajar perlu pendidikan, pelatihan dan jam terbang yang
memadai. Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti
membimbing, membina, mengasuh ataupun mengajar. Ibarat sebuah
contoh lukisan yang akan ditiru oleh anak didiknya. Baik buruk
hasil lukisan tersebut tergantung dari contonya. Guru (digugu dan
ditiru) otomatis menjadi BERPRESTASI dan TELADAN.