MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Rafiqa Hubbil Khoiriyah Hasibuan NIM: 1113017000004 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MENINGKATKAN SELF-EFFICACY (EFIKASI DIRI) SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE,
CONFIDENCE, SATISFACTION)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Rafiqa Hubbil Khoiriyah Hasibuan
NIM: 1113017000004
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa Terhadap
Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction), disusun oleh Rafiqa Hubbil Khoiriyah
Hasibuan, NIM 1113017000004, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada
sidang munaqosah pada tanggal 03 Juni 2020 dan diperbaiki sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh fakultas.
Ciputat, Juni 2020
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I
Dr. Kadir, M.Pd.
NIP.19670812 199402 1 001
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa
Terhadap Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), disusun oleh
Rafiqa Hubbil Khoiriyah Hasibuan, NIM 1113017000004, Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah diujikan pada sidang munaqosah pada tanggal
03 Juni 2020 dan diperbaiki sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
fakultas.
Ciputat, Juni 2020
Yang Mengesahkan,
Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud
NIP.19610926 198603 2 004
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa Terhadap
Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Model ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction)disusun oleh Rafiqa Hubbil Khoiriyah
Hasibuan, NIM 1113017000004, Jurusan Pendidikan Matematika, diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 03 Juni 2020 di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Matematika.
RAFIQA HUBBIL KHOIRIYAH (1113017000004). “Meningkatkan Self-efficacy (Efikasi Diri) Siswa terhadap Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model
ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis peningkatan efikasi diri siswa pada pembelajaran matematika melalui pembelajaran model ARCS, mendeskripsikan aktivitas
siswa dan respon siswa selama pembelajaran serta menganalisis pemahaman konsep
matematika. Penelitian dilaksanakan di kelas VIIA SMP Al Hasra Depok Tahun
Pelajaran 2019/2020. Metode penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data dikumpulkan menggunakan angket, lembar observasi aktivitas, jurnal harian dan tes.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model ARCS dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan self-efficacy siswa dari 64,40% pada pra-penelitian menjadi 72,26% pada siklus I. Peningkatan self-efficacy siswa dalam pembelajaran
matematika meliputi indikator menyelesaikan tugas, menghadapi tugas, bertahan dan ulet,
kegigihan, pengalaman pribadi, konsisten, kesiapan, dan arah perilaku. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model ARCS tergolong baik (77,42%),
aktivitas siswa meliputi: memperhatikan video pembelajaran, mendengarkan penjelasan
guru, aktif berdiskusi, tidak menganggu teman, tidak menyontek, mengerjakan soal,
semangat mengerjakan soal, tidak mengeluh ketika menghadapi soal, mengerjakan pekerjaan rumah, dan tidak menyuruh teman mengerjakan soal. Respon siswa terhadap
pembelajaran model ARCS cenderung positif, dimana siswa memiliki persepsi bahwa
suasana belajar lebih menyenangkan, lebih bersemangat dalam belajar dan lebih memahami materi pelajaran. Selanjutnya pemahaman konsep matematika siswa tergolong
cukup baik (70,42), dengan pencapaian tertinggi adalah kemampuan membuat contoh dan
bukan contoh, diikuti menyatakan ulang konsep, mengklasifikasikan objek-objek, dan
terendah pada kemampuan mengaitkan konsep dengan konsep lainnya. Kesimpulan penelitian bahwa self-efficacy siswa pada pelajaran matematika dapat ditingkatkan
melalui model ARCS. Siswa tergolong aktif dalam proses pembelajaran model ARCS.
Siswa juga memberikan respon positif serta pemahaman konsep matematika tergolong cukup baik setelah penerapan model pembelajaran ARCS.
in Mathematics Learning Using the ARCS Model (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Skripsi Departement of Mathematics Education of the Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
The purpose of this study, to analyze the increasing student self-efficacy in learning
mathematics through learning the ARCS model, describe the activities and responses of
students during learning and analyze the understanding of mathematical concepts. The study was conducted in class VIIA Al Hasra Junior High School Depok in 2019/2020
Academic Year. The research method is Classroom Action Research (CAR). Data was
collected using a questionnaire, activity observation sheet, daily journal and tests. The
result revealed that the application of the ARCS model in mathematics learning could increase students’ self-efficacy from 64,40% in pre-research to 72,26% in cycle I.
Increased student self-efficacy in mathematics learning included indicators of completing
assignments, facing assignments, persevere and perseverance, persistence, personal experience, consistency, readiness, and direction of behavior. Student activities in the
learning process with the application of the ARCS model are classified as good (77,42%),
student activities include: paying attention to learning videos, listening to teacher
explanations, activity discussing, not disturbing friends, not cheating, working on questions, eager to work on problems, not complaining when facing problems, spelling
out homework, and not asking friends to work on problems. Student responses to learning
ARCS models tend to be positive, where students have the perception that the learning atmosphere is more fun, more enthusiastic in learning and better understands the subject
matter. Furthermore, understanding students’ mathematical concepts is quite good
(70,42), with the highest achievement in the ability to make examples and not examples, then restate the concept, classify objects, and the lowest in the ability to associate
concepts with other concepts. The conclusion of study is that students’self-efficacy in
mathematics can be improved through the ARCS model. Students are active in the
learning process of the ARCS model. Students also gave positive responses and the ability to understand mathematical concepts was quite good after the application of the ARCS learning model.
Keywords: Self-efficacy, ARCS models
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu
wa ta’ala yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya
sehingga penulis diberi kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. beserta keluarga, para sahabat, para pengukutnya hingga akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat do’a, perjuangan,
kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari
berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, Alhamdulillah semua dapat teratasi.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin ucapkan terimakasih serta rasa
hormat yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Gusni Satriawati, S.Ag., M. Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus
Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dalam memberikan
bimbingan, waktu, arahan, dan motivasi dalam menjalani penulisan skripsi
ini.
5. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran dalam memberikan bimbingan, waktu, mengarahkan penulis
selama proses penyusunan, dan motivasi dalam menjalani penulisan skripsi
ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
iv
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan
dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat
8. Bapak Andi Suhandi, S. Pd. selaku kepala sekolah SMP AL HASRA Depok
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
9. Ibu Siti Shopiyah S. Pd selaku guru pamong yang telah membantu penulis
dan memberikan masukan selama penelitian berlangsung.
10. Siswa/siswi kelas VIIA SMP Al Hasra tahun ajaran 2019/2020 yang telah
membantu dan bekerjasama selama proses pembelajaran.
11. Keluarga tercinta, terkhusus kepada Ayah dan Ibu tercinta, terimakasih atas
segala dukungan, perhatian, do’a, semangat sehingga penulis diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan proposal ini dengan baik.
12. Sahabat seperjuangan, terima kasih kepada Kurnia Nihaya, Ruspa dewi
Safitri S.pd, Nur Asyifa, Ahmariah Zulfa, Aslamiyah S.Pd atas nasehat,
motivasi, dukungan dan menjadi pendengar yang baik selama proses
mengerjakan skripsi ini.
13. Guru-guru SMP/SMA Ibnu Umar yang selalu mengingatkan dan memberi
semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
14. Dan berbagai pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca. Penulis mengharapkan agar skripsi ini bermanfaat
bagi penulis, pembaca, atau peminat lain pada umumnya.
Ciputat, 30 Mei 2020
Rafiqa Hubbil Khoiriyah
v
DAFTAR ISI
Abstrak……………………………………………………………………………i
Abstract……………………………………………………………………………ii
Kata Pengantar………………………………………………………………….iii
Daftar Isi………………………………………………………………………….v
Daftar Tabel…………………………………………………………………….vii
Daftar Gambar…………………………………………………………………..ix
Daftar Lampiran………………………………………………………………...xi
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 8
D. Perumusan Masalah ....................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
Lampiran 19 Persentase Respon Siswa terhadap Pembelajaran ......... 156
Lampiran 20 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Matematika ...................................................................... 157
Lampiran 21 Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus I ............... 158
Lampiran 22 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Konsep Matematika
Siklus I ............................................................................. 160
Lampiran 23 Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus I ..... 162
Lampiran 24 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pemahaman Konsep
Matematika Siklus I ........................................................ 163
Lampiran 25 Tes Pemahaman Konsep Matematika Siklus II ............. 165
Lampiran 26 Kunci Jawaban Tes Pemahaman Konsep Matematika
Siklus II ............................................................................ 166
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu pendidikan dapat disebut bermutu apabila siswa mengalami proses
pembelajaran yang riil dan bermakna. Suyata menjelaskan bahwa “kualitas suatu
sekolah ditentukan oleh pendayagunaan sumber-sumber instruksional secara
optimal, efisiensi pengelolaan input-input material dan non-material, yang secara
keseluruhan ditransformasikan melalui proses yang meyakinkan”. 1 Proses ini
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menantang, menyenangkan,
memotivasi siswa untuk aktif serta memberikan ruang bagi siswa untuk
mengembangkan kreativitas, kemandirian, bakat dan minat. Hal ini sesuai dengan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah.2
Sementara itu, pembelajaran sendiri merupakan serangkaian tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa. Miarso menyatakan
“pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilakukan, serta
pelaksanaannya terkendali”.3 Dapat dikatakan, pembelajaran merupakan kegiatan
yang dirancang secara terencara sejak awal hingga akhir pembelajaran. Upaya
tersebut berupa penentuan metode dan strategi yang digunakan, materi yang akan
disampaikan, dan menetapkan tujuan dari kegiatan pembelajaran serta
pelaksanaannya terkendali baik dalam hal waktu, proses maupun hasilnya.
Pembelajaran di sekolah bukan hanya bertujuan untuk membentuk
wawasan pengetahuan semata melainkan untuk membentuk sikap dan
mengembangkan keterampilan siswa juga. Berdasarkan Permendikbud Nomor 20
Tahun 2016 terkait standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah
menyatakan bahwa standar kompetensi lulusan yang digunakan sebagai pedoman
1 H. Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi:Gramata Publishing, 2016), h. 308 2 Salinan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, https://bsnp-indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor022_Lampiran.pdf diunduh pada
tanggal 26 Juli 2018 3 Eveline dan Hartati Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,
pelajaran matematika dengan arah hubungan yang bersifat negatif.13 Dalam artian,
semakin tinggi tingkat kecemasan siswa maka semakin rendah efikasi diri siswa
dan sebaliknya, semakin rendah tingkat kecemasan siswa maka semakin tinggi
efikasi diri siswa. Sementara, hasil pra-penelitian yang dilakukan penulis di kelas
VIIA SMP Al Hasra dengan menggunakan angket memperoleh rata-rata sebesar
64,29%. Hal ini menunjukkan bahwa efikasi diri siswa di kelas VIIA tergolong
rendah.
Dari paparan diatas, peran guru di sekolah sangatlah penting
untukmeningkatkan efikasi diri siswa terutama dalam pembelajaran matematika.
Menurut teori belajar sosial, efikasi diri menjadi salah satu faktor penting dalam
mempengaruhi sikap dan ketertarikan siswa pada pelajaran matematika.14 Collins
menambahkan bahwa pada tingkat kemampuan, siswa yang memiliki efikasi diri
yang tinggi akan menunjukkan ketajaman dalam perhitungan dan ketekunan yang
lebih besar dalam pengerjaan soal-soal matematika yang sulit daripada siswa yang
memiliki efikasi diri rendah.15 Oleh sebab itu, siswa harus memiliki efikasi diri
yang tinggi sehingga secara perlahan akan meningkatkan kepercayaan diri dan
keberhasilan dalam tugas yang diberikan..
Salah satu kemampuan yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
matematika adalah pemahaman konsep. Kemampuan ini merupakan kemampuan
dasar yang harus dimiliki siswa dimana beberapa konsep matematika merupakan
pengertian dasar yang dapat dipahami secara langsung dan beberapa konsep
matematika diturunkan dari konsep sebelumnya. Pemahaman konsep merupakan
tujuan pertama dalam pembelajaran matematika yang dimaksudkan untuk siswa
mampu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah.16 Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di
13 Nursilawati, “Hubungan Self-efficacy Matematika Dengan Kecemasan Menghadapi
Pelajaran Matematika, Skripsi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010, h.
74, tidak dipublikasikan. 14 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, Efikasi Diri dan Hasil Belajar Matematika: Meta-
analisis, Buletin Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Madha, Volume 21 No.1, 1 Juni
2013, h. 22. 15Ibid., h. 22 16 Sri Wardhani, Analisi SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h. 9,
6
atas diharapkan siswa mampu memahami suatu konsep matematika yang
disampaikan dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menggunakan
kemampuan tersebut dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika.
Oleh karena itu, hendaknya guru mampu memilih model pembelajaran
yang dapat mengoptimalkan pemahaman konsep matematika serta dapat
membangkitkan minat, motivasi dan semangat belajar siswa sehingga ddapat
meningkatkan efikasi diri dan hasil belajar siswa. Salah satu model yang dapat
digunakan dalam pembelajaran adalah model ARCS. Model ARCS merupakan
model motivasi yang dapat membantu guru untuk merangsang, meningkatkan,
memelihara motivasi siswa dalam belajar, karena motivasi memiliki peran penting
dalam proses pembelajaran dan berkaitan erat dengan hasil belajar siswa.17 Model
ini dibagi dalam empat kategori yaitu: attention (perhatian), relevance (relevansi),
confidence (kepercayaan diri), dan satisfaction (kepuasaan).18
Pada pembelajaran dengan menggunakan model ARCS siswa untuk
mengikuti proses belajar yang menyenangkan. Langkah pertama dalam
pembelajaran dengan menggunakan model ARCS adalah menarik perhatian
siswa. Pada tahap merangsang ketertarikan siswa terhadap pembelajaran
matematika dapat dilakukan dengan metode penyampaian yang berbeda,
penggunaan media pembelajaran, pemberian humor untuk mengurangi kebosanan
siswa hingga penggunaan teknik bertanya yang melibatkan siswa. Langkah kedua
relevansi. Pada tahap ini siswa diharapkan dapat memahami manfaat hingga
kegunaan dari materi yang mereka peroleh. Selanjutnya, tahap kepercayaan, tahap
ini ditekankan pada rasa kepercayaan diri siswa ketika berhadapan dengan
masalah. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam tahapan ini adalah
dengan memperbanyak pengalaman keberhasilan siswa dalam menyelesaikan
masalah. Dengan memperbanyak pengalaman keberhasilan siswa, anggapan diri
tentang ketidakmampuan dalam menyelesaikan soal diharapkan akan berkurang.
Tahap terakhir adalah pemberian pujian atas keberhasilan siswa.
17 Imeriza, Penerapan Pembelajaran Gagne Dengan Model Motivasi Attention
RelevanceConfidenceSatisfaction (ARCS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII B3 MTs Darul Hikmah Pekanbaru, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru : 2010, h. 6, tidak dipublikasikan. 18 Eveline dan hartati Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2011), h.52
7
Kelebihan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)
menurut Awoyini dan rekan-rekannya yaitu memberi petunjuk atau arahan
mengenai apa yang harus dilakukan oleh siswa agar lebih tertarik dalam proses
pembelajaran, penyajian materi dengan model ARCS (Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction) dapat menjadikan materi yang kurang menarik menjadi
menarik, model ini juga diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran berpusat
pada siswa, serta penilaian yang dilakukan secara menyeluruh terhadap
kemampuan-kemampuan yang lebih dari karakteristik siswa agar strategi
pembelajaran lebih efektif.19
Berdasakan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dalam pembelajaran matematika dengan judul: “Meningkatkan Self-efficacy
(Efikasi Diri) Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Dengan
Menggunakan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut;
1. Kurangnya keyakinan siswa akan kemampuan yang dimilikinya dalam
menyelesaikan soal matematika.
2. Kurangnya motivasi guru terhadap siswa di dalam kelas dan penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran.
3. Siswa merasa cemas dan khawatir dalam mengikuti proses pembelajaran
matematika.
4. Siswa menghindari tugas atau soal-soal matematika yang diberikan guru.
5. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas matematika, mereka
lebih memilih menanyakan kepada guru dari pada bertahan menyelesaikan
tugas tersebut.
6. Siswa kurang gigih menyelesaikan sendiri tugas-tugas yang diberikan guru.
7. Umumnya siswa hanya mengerjakan soal-soal matematika yang mudah saja
dari setiap kegiatan pembelajaran.
8. Kemampuan siswa mengatur dan mengarahkan perilaku secara mandiri terkait
tugas matematika yang diberikan guru masih tergolong rendah.
19Imeriza, op.cit., h.7
8
C. Pembatasan Masalah
Fokus penelitian ini adalah untuk meningkatkan efikasi diri siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan menggunakan model ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction). Pada penelitian ini peneliti membatasi fokus
penelitian agar masalah tidak meluas, yaitu:
1. Efikasi diri siswa adalah sikap percaya diri siswa akan kemampuan yang
dimilikinya. Efikasi diri juga dapat diartikan sebagai penilaian diri siswa akan
kemampuannya dalam mengorganisasikan serta melakukan suatu tugas.
Dimensi efikasi diri meliputi level/magnitude yang dapat diukur melalui
indikator: (1) kemampuan menyelesaikan tugas, dan (2) kemampuan
menghadapi tugas. Dimensi strength terukur melalui indikator (1) bertahan
dan ulet, (2) kegigihan menghadapi tugas, (3) pengalaman pribadi yang tidak
mendukung. Dimensi generality dengan indikator (1) konsisten pada tugas, (2)
skala self-efficacy menggunakan format penskoran pada Tabel 3.4 berikut.
Table 3.4
Format Penskoran Self-efficacy Matematika
No Pilihan Jawaban Item Skala
Kalimat Positif Kalimat Negatif
1 Sangat Sering (SS) 5 1
2 Sering (S) 4 2
3 Jarang (J) 3 3
4 Sangat Jarang (SJ) 2 4
5 Tidak Pernah (TP) 1 5
Adapun angket self-efficacy yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket yang diadaptasi dari Nursilawati.3 Angket tersebut terdiri dari
40 item. Beberapa item dijadikan sebgaai aspek yang diamati pada aktivitas
siswa, sehingga item yang digunakan pada akhir siklus ada 28 item. Kisi-kisi
instrumen tes self-efficacy berdasarkan indikator, disajikan pada Tabel 3.5.
2 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT GRAFINDO
PERSADA, 2014), hal. 159. 3 Nursilawati, “Hubungan Self-efficacy Matematika Dengan Kecemasan Menghadapi
Pelajaran Matematika”, Skripsi pada Jurusan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,
2010, h. 53, tidak dipublikasikan.
36
Table 3.5
Kisi-kisi Angket Self-efficacy Akhir Siklus
2. Instrument Tes Pemahaman Konsep
Kisi-kisi tes pemahaman konsep disajikan pada Tabel 3.6.
Table 3.6
Kisi-kisi Instrumen Soal
Nomor
Soal Indikator Soal
Indikator
Pemahaman Konsep
Matematika
a b c D
1 Mengidentifikasi hubungan antara penjualan,
pembelian, keuntungan dan kerugian. √ √
2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan penjualan, pembelian, keuntungan
dan kerugian.
√ √
3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan persentase keuntungan dan persentase
kerugian dalam jual beli.
√ √
4 Mengidentifikasi hubungan antara Bruto,
Netto, dan Tara. √ √
5 Menentukan nilai Bruto, Netto, dan Tara dari
suatu barang. √
6 Menentukan besar diskon/potongan harga. √ √
No Dimensi Indikator Butir Pernyataan
Jumlah Positif Negatif
1 Level/
Magnitude
1. Mampu menyelesaikan tugas yang
mudah sampai yang sulit
7, 8 12 3
2. Mampu menghadapi tugas diluar
kemampuan
1, 6, 17 16 4
2 Strength
1. Bertahan dan ulet dalam
mengerjakan soal matematika
4, 25 18, 24 4
2. Kegigihan dalam menghadapi
tugas matematika
9 15 2
3. Pengaruh pengalaman pribadi
yang tidak mendukung
2 27, 28 3
3 Generality
1. Konsisten pada tugas dan aktivitas 3, 14 20, 21,
22, 23
6
2. Kesiapan menghadapi situasi 5 19 2
3. Mengarahkan perilaku 10, 11,
26
13 4
Jumlah 14 14 28
37
7 Membedakan transaksi jual beli yang dikenakan pajak
dan tidak dikenakan pajak. √
7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pajak. √ √
8 Menentukan bunga tunggal √ √
Keterangan: a = Menyatakan ulang konsep yang dipelajari;
b = Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan terpenuhi tidaknya persyaratan
membentuk konsep; c = Memberikan contoh atau non-contoh dari konsep yang dipelajari;
d = Mengaitkan berbagai konsep
Rubrik yang digunakan untuk penskoran tes pemahaman konsep
matematika disajikan pada Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Rubrik Penskoran Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematika
Indikator
Pemahaman Konsep
No
Soal Keterangan Skor
Menyatakan ulang
konsep yang dipelajari.
1, 4
Dapat menuliskan ulang konsep dengan
baik dan benar. 3
Dapat menuliskan ulang konsep tetapi
kurang tepat. 2
Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan
konsep 1
Tidak ada jawaban 0
Mengklasifikasikan
objek-objek
berdasarkan terpenuhi
tidaknya persyaratan
membentuk konsep.
2,
3,6,7,
8
Dapat menganalisis dan mengklasifikasikan
objek dengan tepat sesuai dengan konsep
yang dimiliki.
3
Dapat menganalisis dan mengklasifikasikan
objek namun masih melakukan kesalahan. 2
Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan
persyaratan membentuk konsep. 1
Tidak ada jawaban 0
Memberikan contoh
atau non-contoh dari
konsep yang dipelajari.
1,7
Dapat mengidetifikasi dan memberikan
contoh atau non-contoh dari konsep dengan
benar.
3
Dapat mengidetifikasi dan memberikan
contoh atau non-contoh dari konsep namun
masih melakukan kesalahan.
2
Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan
contoh atau non-contoh. 1
Tidak ada jawaban. 0
Mengaitkan berbagai
konsep.
2, 3, 4,
5,
Dapat menyajikan dan mengaitkan konsep
ke dalam bentuk representasi matematis 3
38
6,7,8 dengan benar.
Dapat menyajikan dan mengaitkan konsep
ke dalam bentuk representasi matematis
namun masih melakukan kesalahan.
2
Ada jawaban tetapi tidak sesuai dengan
permintaan soal. 1
Tidak ada jawaban. 0
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Sebelum menggunakan instrumen dalam penelitian sebaiknya kevalidan
instrumen diperiksa terlebih dahulu. Untuk memperoleh data yang valid
digunakan teknik triangulasi. Ada dua strategi dalam teknik triangulasi yaitu
triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Pada penelitian ini teknik triangulasi
yang digunakan adalah triangulasi teknik, yaitu dengan pengecekan derajat
kepercayaan data hasil penelitian.4 Agar memperoleh data yang valid, maka
instrumen yang telah dibuat oleh peneliti diujicobakan untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas dan taraf kesukaran instrumen.
1. Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan
validitas empiris. Uji validitas yang pertama dilakukan yaitu validitas konten atau
isi yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian instrumen dengan indikator-
indikator pemahaman konsep matematika. Uji validitas isi menggunakan metode
Content Validity Ratio (CVR). Rumus yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:5
𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒 −
𝑁
2𝑁
2
Keterangan: 𝐶𝑉𝑅 : Content Validity Ratio
𝑛𝑒 : Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial
𝑁 : Jumlah penilai
4 Kadir, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hal. 74 5 C. H. Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, By Personnel Psycology,
INC, 1975, hal. 567.
39
Validitas isi dengan menggunakan metode CVR dilakukan pada setiap
butir soal. Jika nilai CVR tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan
dari tabel minimum CVR menurut Lawshe, maka butir soal tersebut tidak valid
dan akan dihilangkan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan CVR dengan
melibatkan dosen jurusan pendidikan matematik, guru matematika SMP Ibnu
Umar dan SMP Al Hasra. Berdasarkan hasil uji validitas isi diperoleh bahwa
semua butir soal dinyatakan valid. Hasil uji validitas isi yang telah dilakukan ahli
disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Tes
Pemahaman KonsepMatematika
No
Soal E TE TR N NE
NilaiC
VR
Min
Skor Hasil
1 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
2 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
3 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
4 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
5 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
6 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
7 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
8 5 0 0 5 5 1 0,99 Valid
Uji validitas selanjutnya yaitu validitas empiris yang dinyatakan
berdasarkan hasil pengalaman atau uji coba. Rumus yang digunakan adalah
rumus korelasiproduct moment sebagai berikut:5
𝑟𝑋𝑌 =𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{𝑁(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2}{𝑁(∑ 𝑌2) − (∑ 𝑌)2}
Keterangan:
𝑟𝑋𝑌 = koefisien korelasi 𝑁 = banyaknya subjek
∑ 𝑋 = jumlah skor butir soal ∑ 𝑌 = jumlah skor total
Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan
𝑟𝑋𝑌 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Jika hasil perhitungan diperoleh 𝑟𝑋𝑌 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal
tersebut valid dan jika hasil perhitungan yang diperoleh 𝑟𝑋𝑌 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal
5 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT GRAFINDO
PERSADA, 2014), hal. 221
40
tersebut tidak valid. Hasil uji validitas empiris diperoleh setelah dilakukan uji
coba instrumen pemahaman konsep matematika dengan jumlah soal sebanyak
8butir soal. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen diperoleh bahwa
semua instrumen yang diujikan valid dan siap diujikan kepada subjek penelitian.
Instrumen tersebut di uji coba kepada 23 orang siswa di kelas VIIID. Hasil uji
coba instrumen pemahaman konsep matematika di kelas VIIID SMP Al Hasra
disajikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Pemecahan
Konsep Matematika
Butir
Soal
Validitas Kriteria
Rhitung (rXY) rtabel
1 0,67 0,43 Valid
2 0,54 0,43 Valid
3 0, 70 0,43 Valid
4 0, 66 0,43 Valid
5 0, 47 0,43 Valid
6 0,86 0,43 Valid
7 0,83 0,43 Valid
8 0,83 0,43 Valid
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes.
Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf keterpercayaan yang tinggi
apabila instrumen tersebut memberikan hasil yang tetap jika di tes pada waktu
yang sama atau pada kesempatan yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk
mengukur reliabilitas instrumen yaitu metode Alpha Crowbach sebagai berikut.6
𝑟11 = (𝑘
𝑘 − 1) (1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2
)
Keterangan:
𝑟11 = Nilai reliabilitas 𝑘 = Banyaknya item pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir 𝜎𝑡
2 = Varians total
Interpretasi terhadap derajat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan
indeks korelasinya pada table 3.10 berikut.
6Ibid., hal. 233
41
Table 3.10
Klasifikasi Interpretasi Derajat Reliabilitas
Klasifiasi Reliabilitas Kriteria
0,90 < 𝑟 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,70 < 𝑟 ≤ 0,90 Tinggi
0,40 < 𝑟 ≤ 0,70 Cukup
0,20 < 𝑟 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝑟 ≤ 0,20 Sangat Rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan kepada 8 soal instrumen
tes pemahaman konsep matematika siswa, didapatkan bahwa koefisien reliabilitas
soal sebesar 0,76 dengan kriteria reliabilitas tinggi.
3. Taraf Kesukaran
Pengujian taraf kesukaran bertujuan unutk mengetahui apakah butir soal
yang digunakan tergolong mudah, sedang, atau sukar. Soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengujian taraf kesukaran dengan rumus:7
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
Keterangan:
𝑃 = Indeks kesukaran
𝐵 = Jumlah skor siswa peserta tes pada butir soal tertentu
𝐽𝑆 = Jumlah skor maksimum seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks taraf kesukaran
disajikan pada Tabel 3.11.
Table 3.11
Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
𝑃 = 0,00 Sangat Sukar
0,00 < 𝑃 ≤ 0,30 Sukar
0,30 < 𝑃 ≤ 0,70 Sedang
0,70 < 𝑃 ≤ 1,00 Mudah
𝑃 = 1,00 Sangat Mudah
7Ibid., hal. 245
42
Hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen tes pemahaman konsep
matematika dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Taraf Kesukaran Tes
Pemahaman Konsep Matematika
Butir
soal
Indeks
Kesukaran
Interpretasi Taraf
Kesukaran
1 0,83 Mudah
2 0,71 Mudah
3 0,67 Sedang
4 0,79 Mudah
5 0,55 Sedang
6 0,83 Mudah
7 0,61 Sedang
8 0,61 Sedang
Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran dari 8 butir soal instrumen tes
pemahaman konsep matematika diperoleh 4 butir soal memiliki taraf kesukaran
sedang dan 4 butir soal memiliki taraf kesukaran yang mudah.
4. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan yang tidak
mampu menjawab soal. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda
soal sebagai berikut:8
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵
Keterangan: 𝐷 = Daya Pembeda Butir Soal
𝐽𝐴 = Skor maksimum siswa kelompok atas
𝐽𝐵 = Skor maksimum siswa kelompok bawah
𝐵𝐴 = Jumlah skor siswa kelompok atas
𝐵𝐵 = Jumlah skor siswa kelompok bawah
Kriteria yng digunakan untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda
disajikan pada Tabel 3.13.9
8Ibid., hal. 241 9Ibid., hal. 243
43
Table 3.13
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai Daya Pembeda Interpretasi
𝐷 ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < 𝐷 ≤ 0,20 Jelek
0,20 < 𝐷 ≤ 0,40 Cukup
0,40 < 𝐷 ≤ 0,70 Baik
0,70 < 𝐷 ≤ 1,00 Sangat Baik
Berdasarkan hasil uji daya pembeda yang dilakukan kepada 8 butir soal
instrumen tes pemahaman konsep matematika diperoleh bahwa terdapat 2 butir
soal dengan daya pembeda yang jelek, 4 butir soal dengan daya pembeda yang
cukup, dan 2 butir soal dengan daya pembeda yang baik. Hasil rekapitulasi uji
daya pembeda instrumen tes pemahaman konsep matematika dapat dilihat pada
Tabel 3.14 berikut.
Tabel 3.14
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda Pemahaman Konsep
Matematika
Butir
soal
Indeks
Kesukaran
Interpretasi Daya
Pembeda
1 0,17 Jelek
2 0,17 Jelek
3 0,25 Cukup
4 0,24 Cukup
5 0,30 Cukup
6 0,26 Cukup
7 0,47 Baik
8 0,57 Baik
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Data yang diperoleh dari penelitian, selanjutnya diinterpretasikan melalui
analisis perhitungan. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif.
1. Data Kualitatif
a. Observasi
44
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk table kemudian dianalisis
menggunakan nilai persentase. Rumus yang digunakan adalah:
𝑃 =𝑆
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠× 100%
Keterangan:𝑃 = Angka Persentase
𝑆 = Skor
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 = Skor maksimal
b. Jurnal Harian
Jurnal harian diberikan di setiap akhir pertemuan. Hasil dari jurnal
yang diisi oleh siswa dikelompokkan dalam kategori respon positif, netral dan