-
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA tentang
PERKALIAN PECAHAN dengan
GARIS BILANGAN
Eka Agus Setia Ningsih
JURUSAN TADRIS MATEMATUKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
[email protected]
ABSTRAK
Makalah dengan judul Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang
Perkalian Pecahan dengan Garis Bilangan ini ditulis oleh Eka Agus
Setia Ningsih dibina oleh Beni Asyhar, S.Si, M.Pd. Kata kunci
:Garis Bilangan,
Metode Ceramah
Makalah ini dilatar belakangi oleh peserta didik yang seringkali
kesulitan
dalam memahami dan mengaitkan konsep matematika pada pokok
bahasan
perkalian pecahan.
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah Apa saja faktor yang
menyebabkan siswa SMP melakukan kesalahan dalam menyelesaiakan
soal
tentang bilangan pecahan dan Bagaimana upaya guru untuk
mengatasi kesalahan
dalam menyelesaikan soal tentang bilangan pecahan tersebut?
Adapun tujuan penulisan ini adalah Untuk mengetahui faktor-faktor
yang menyebabkan siswa melaukan kesalahan dalam menyelesaikan soal
pada materi pecahan dan untuk
mengetahui upaya guru dan siswa dalam mengatasi kesalahan
menyelesaikan soal
matematika pada materi pecahan.
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, sejak
itulah timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian,
dan
pengembangan kebudayaan melalaui pendidikan. Oleh karena itu,
dalam
sejarah pertumbuhan masyarkat, pendidikan senantiasa menjadi
perhatian
utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi sejalan
dengan
tutntutan masyarakat (M.Arifin, 2003:1).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual
keagamaan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya,
masyarakat, Bangsa dan Negara.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia.
Perkembangan
pesat di bidang TIK dewasa ini juga dilandasi oleh
perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluan dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di
masa
mendatang, diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak
dini.
Matematika juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai
bentuk simbol, rumus, teorema, dalil dan konsep digunakan
untuk
membantu perhitungan, pengukuran, penilaian, dan sebagainya.
Karena
pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari, tidak heran
di
Indonesia mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan
tinggi bahkan
sekarang pada play group diberikan pelajaran matematika
untuk
membekali peserta didik untuk berfikir secara logis, analisis,
sistematis,
teoristis, kreatif dan bekerja sama.
Siswa diharapkan mampu menguasai pelajaran matematika agar
tujuan pendidikan nasional dapat dicapai. Oleh karena itu siswa
harus
-
belajar matematika dengan tekun. Seseorang dikatakan belajar
jika terjadi
suatu perubahan.(Herman Hudojo, 1988:1) Perubahan sebagai
proses
belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti
berubah
pengetahuannnya, pemahamnnya, dan penerimaanya, dan lain-lain
aspek
yang ada pada diri individu.
Pembelajaran matematika di sekolah tidak bisa terlepas dari
sifat-
sifat matematika yang bersifat abstrak. Oleh karena itu banyak
siswa yang
tidak suka dengan pelajaran matematika. Dimana ketidaksukaan
matematika mengakibatkan siswa yang tidak mau dan enggan
dalam
mempelajari matematika. Akibatnya siswa mengalami kesulitan
dalam
mengerjakan soal matematika.
Kesulitan dalam mengerjakan soal matematika yang berhubungan
dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi,
kesulitan dalam mengerjakan soal matematika akademik menunjuk
pada
adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang
sesuai
dengan kapasitas yang diharapkan.
Kesuliatan kesulitan tersebut dapat dilihat dari
ketidakmampuan
siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru,
sehingga siswa
melakukan kesalahan. Siswa yang melakukan kesalahan
menafsirkan
konsep, istilah, dan prinsip kurang tepatdalam menggunakan rumus
untuk
menjawab suatu permasalahan. Selain itu juga kesalahan yang
berhubungan dengan sistematika penyelesaian soal, kesalahan
karena tidak
melanjutkan langkah-langkah penyelesaian. Akibatnya dari
kesalahan-
kesalahan tersebut hasil belajar mereka masih kurang, yakni
nilainya di
bawah standart kriteria minimum yang ditetapkan oleh pihak
sekolah.
Kejadian seperti itu terjadi pada siswa SMP di dalam materi
pecahan ini siswa diajarkan mengenai pengertian, operasi hitung
dalam
pecahan khususnya perkalian pecahan. Pada materi pecahan ini
siswa
dituntut untuk benar-benar menguasai materi yang diberikan,
karena
materi pecahan ini merupakan materi yang pernting dalam
kehidupan.
Dalam kenyataan siswa kurang mampu memahami dan menguasai
materi
pecahan, sehingga banyak siswa yang melakukan kesalahan
dalam
-
menyelesaikan soal matematika yang berhubungan dengan konsep
materi
pecahan. Diantara kesalahan siswa dalam materi pecahan yaitu :1)
Siswa
sulit dalam mempelajari konsep perkalian pecahan dengan bilangan
asli, 2)
Siswa sulit dalam mempelajari konsep perkalian bilangan asli
dengan
pecahan.
Karena banyak siswa yang melakukan kesalahan di dalam
menyelesaikan soal matematika perlu adanya sebuah strategi
pembelajaran
yang dapat menarik siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa,
sebelum meningkatkan pemahaman, perlu adanya sebuah
peningkatan
motivasi siswa untuk tidak menyepelekan suatu materi yang ada
dalam
Matematika, karena matematika itu adalah ilmu abstrak yang
semuanya
membutuhkan urutan konsep yang teratur. Untuk menunjang dan
mengatasi kesulitan siswa tersebut peneliti memberikan usulan
strategi
pembelajarannya dalah dengan metode ceramah dengen
menggunakan
garis bilangan. Penggunaan metode ceramah yang cocok dan
menarik
dapat meningkatkan motivasi dan menurunkan kebosanan peserta
didik
dalam materi tersebut, peserta didik akan lebih memperhatikan
dan cepat
memahami urutan konsep, definisi, dan penyelesaian masalah.
Jadi untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa di atas,
dalam
makalah ini akan disusun pengaruh penggunaan metode ceramah
dengan
garis bilangan untuk materi perkalian pecahan dengan bilangan
asli atau
sebaliknya. Dengan metode ceramah dengan menggunakan garis
bilangan
siswa diharapkan memiliki motivasi untuk segera menyelesaikan
soal dan
mengaplikasikannya dalam garis bilangan tersebut. Oleh karena
itu penulis
akan mengambil judul meningkatkan pemahaman siswa tentang
perkalian
pecahan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja faktor yang menyebabkan siswa SMP melakukan
kesalahan
dalam menyelesaiakan soal tentang bilangan pecahan?
2. Bagaimana upaya guru untuk mengatasi kesalahan dalam
menyelesaikan soal tentang bilangan pecahan tersebut?
-
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa
melaukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal pada materi pecahan.
2. Untuk mengetahui upaya guru dan siswa dalam mengatasi
kesalahan
menyelesaikan soal matematika pada materi pecahan.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Siswa : untuk membantu mengatasi kesalahan yang sering
dilakukan
dalam menyelesaikan soal matematika yang berhunbungan dengan
pecahan khususnya dalam perkalian, membangkitkan minat dan
motivasi belajar pada siswa serta membantu pemahman siswa
menjadi
lebih baik.
2. Guru : memberikan saran kepada guru untuk mengetahui
strategi
mengajar yang menarik pada kesalahan siswa dalam mengerjakan
soal
pecahan dengan metode ceramah dengan menggunakan garis
bilangan.
3. Sekolah : sebagai bahan masukan untuk mempertimbangkan
dalam
mengambil kebijakan dan pembelajaran keilmuan matematika dan
strategi yang harus dihgunakan.
4. Peneliti : untuk menambah pengalaman dan wawasan ilmu
pengetahuan dalam melaksanakan penelitia
-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Dalam Pembelajaran
1. Pengertian media dalam pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar.
Selain itu, kata media juga berasal dari bahasa latin yang
merupakan
bentuk jamak dari kata medium. Gerlach dan Ely (1971)
mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar, merdia
adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi agar
siswa
mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Guru,
buku
teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih
khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan
sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk
menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.1
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan
untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang
pikiran,
persaan perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat
mendorong
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.
2. Fungsi media dalam pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu
meningkatkan pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi
pelajaran yang dipelajari. Berikut ini fungsi-fungsi dari
penggunaan
media pembelajaran menurut Asnawir dan Usman (2002) :
a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu
memudahkan mengajar bagi guru.
b. Memberikan pengalaman lebih nyata.
c. Semua indra siswa dapat diaktifkan
1Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan...,hal. 6
-
d. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dengan proses belajar mengajar dapat
membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa.2
Dari uraian di atsa dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi
media dalam pembelajaran yaitu untuk membangkitkan motivasi
dan
minat siswa sekaligus juga dapat membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman terhadap materi yang disampaiakan
oleh
guru, sehingga memudahkan dalam proses belajar mengajar.
B. Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan guru
untuk
menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan
topik
atau permasalahan tertentu.Jika metode diskusi ini digunakan
guru harus:
a. Menyediakan bahan atau topik yang didiskusikan
b. Membimbing diskusi
c. Sabar terhadap kelompok yang lambat dalam berdiskusi
d. Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain.
Metode diskusi ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu:
a. Menyita waktu yang lumayan lama.
b. Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup
tentang
topik atau masalah yang didiskusikan.
c. Tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar apabila
siswa
baru diperkenalkan pada bahan pembelajaran baru.
d. Apatis bagi siswa yang tidak berbiasa berbicara dalam
forum.
Kelemahan metode ini dapat menimbulkan penyimpangan dari
pokok permasalahan.3 Jadi, untuk menetukan metode apa yang
harus
digunakan dalam proses belajar mengajar kita harus melihat dulu
peserta
didik agar proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ..., hal.15
3Hamdani, Strategi Belajar ..., hal. 159
-
C. Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Berbasis Multimedia (
Power Point)
1. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakn kegiatan
belajar
mengajar. Bahan yang dimaksud berupa bahan tertulis maupun
bahan
tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi-kompetensi dasar secara runtut
dan
sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
kompetensi secara utuh dan terpadu.4
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar merupakan segala bentuk yang merupakan komponen pokok
yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses
belajar
mengajar di dalam kelas.
2. Multimedia
Multimedia adalah media presentasi dengan menggunakan
teks, audio, dan visual sekaligus. Multimedia adalah
pemanfaatan
komputer untuk membuat dan menggabungkan link tool yang
memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi,
berkreasi, dan berkomunikasi.5
Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahawa
pembelajaran berbasis multimedia adalah kegiatan pembelajran
yang
memanfaatkan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks,
grafik, audio, gambar bergerak dengan meggunakan link dan
tool
yang memungkinkan pemakaian untuk melakukan navigasi,
berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.
3. Microsoft Powerpoint
Adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang
dikembangkan oleh Microsoft Windows dan Apple Mancintosh
yang
4 Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2008), hal.173
5Rusman, et, all, Pembelajaran berbasis teknologi dan Informasi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2012), hal.295
-
menggunakan sistem operasi Aplle Mac OS. Aplikasi ini sangat
banyak digunkan oleh kalangan perkantoran, para guru, siswa
dan
masyarkat umum.6
4. PowerPoint Sebagai Media Persentasi
Program power point adlah salah satu soft ware yang
dirancang khusus untuk menampilkan program multimedia dengan
menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan
relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain
alat
untuk penyimpanan data.7
Jadi pembelajaran menggunakn bahan ajar berbasis
multimedia powerpoint merupakan proses kerjasama interaksi
antara
guru dengan siswa dalam memanfaatkan bahan ajar berbasis
multimedia powerpoint yang dirancang khusus untuk mampu
menampilkan atau menyajikan bahan ajar sehinnga mampu untuk
mencapai bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan siswa.
6Ibid, hal.297
7Ibid, hal.60
-
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Pecahan
Pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
dimana a, b adalah bilangan bulat, b dan b bukan faktor dari
a.
Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b disebut penyebut.
8
B. Faktor yang menjadi sebab siswa SMP melakukan kesalahan
dalam
mengerjakan atau menyelesaiakan soal matematika materi
pecahan
1. Pengertian Kesalahan
Kesalahan adalah perihal salah, kekeliruan. Kesalahan adalah
penyimpangan terhadap hal-hal yang benar yang sifatnya
sistematis,
konsisten maupun insidental pada daerah tertentu.9 Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa kesalahan adalah sesuatu yang tidak sesuai
dengan
prosedur atau aturan yang ada yang mempunyai sistem
sistematis,konsisten dan insidental.
Ada bermacam-macam kesalahan jenis kesalahan diantaranya
adalah beberapa kesalahan yang dibuat siswa dalam belajar
matematika adalah kesalahan konsep dan kesalahan operasi.
Sedangkan menurut Lerner kesalahan umum yang dilakukan oleh
anak berkesulitan belajar matematika adalah kekurangan
pemahaman
tentang simbol,nilai tempat, perhitungan, penggunaan proses
keliru,
dan tulisan yang tak terbaca. Ada empat kategori kesalahan
yaitu
kesalahan interpretasi bahasa, kesalahan konsep, kesalahan
prosedur,
kesalahan teknis, dan menarik kesimpulan. Kesalahan siswa
dalam
mengerjakan soal matematika adalah kesalahan terjemahan,
kesalahan
konsep, kesalahan strategi, kesalahan sistematika, kesalahan
tanda,
dan kesalahan hitung.
8Sudirman dkk, Cerdas Aktif Matematika (Jakarta : Ganeca Exact,
2004), hal.34
9Dep.Dik.Nas, Kamus Besar Indonesia...,hal.983
-
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa macam-
macam jenis kesalahan siswa yang dibuat dalam menyelesaikan
soal
matematika adalah sebagai berikut :
a. Kesalahan fakta adalah kesalahan yang terkait dengan
materi
yang ada pada soal
b. Kesalahan prinsip adalah kesalahan salah memahami prinsip
atau
menerapkan prinsip yang ada pada soal.
c. Kesalahan hitung adalah kesalahan menghitung dalam
operasi
matematika.
d. Kesalhan konsep adalah kesalahan dalam memahami gagasan
abstrak
e. Kesalahan prosedur adalah kesalahan yang berkenaan dengan
langkah-langkah penyelesaian soal.
f. Kesalahan tanda adalah kesalahan dalam memberi atau
menulis
tanda atau notasi matematika.
g. Kesalahan strategi adalah kesalahan yang terjadi jika
siswa
memilih jalan yang tidak tepat yang mengarah ke jalan buntu.
h. Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang berkenaan
dengan
pemilihan yang salah teknis
Kesalahan kesalahan yang dilakukan oleh siswa siswi,
perlu kita analisa lebih lanjut agar kita mendapatkan
gambaran
tentang kelemahan-kelemahan siswa-siswa yang kita tes tadi.
Dalam hal ini, analisa yang perlu kita lakukan terhadap
kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa-siswa ialah
mengklasifikasikan kesalhan-kesalahan tersebut atas dasar
kategori tertentu.10 Dengan demikian, pembelajaran dapat
diarahkan pada perbaikan kesalahan-kesalhan tersebut.
C. Upaya guru untuk mengatasi kesalahan dalam menyelesaikan
soal
matematika pada materi perkalian pecahan tersebut adalah
10Wayan Nur Kancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan ,
(Surabaya : Usaha Nasional
-
Mengajar ialah suatu proses interaksi antara guru dan siswa
di
dalam mana guru mengharapkan siswanya dapat nmenguasai
pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang benar-benar dipilih oleh guru.11
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku baik aspek
jasmani maupun rohani yang didahului dengan usaha oleh yang
bersangkutan.
Dari uraian di atas dapat diambil pemahaman bahwa dalam
belajar
guru hanya sebagai mediator belajar di mana siswa harus aktif
sebagai
subyek belajar.
Setelah diketahui maksud belajar dan mengajar, selanjutnya
menguraikan tentang proses belajar matematika. Sebagaimana
pembahasan sebelemnya matematika berkenaan dengan ide-ide
terstruktur
yang sangat hirarkis, sehinnga untuk mempelajari konsep B
yang
mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami lebih
dulu
konsep A. Tanpa memahami konsep A tidak mungkin orang itu
memahami konsep B. Jadi kalau misalnya untuk memahami konsep
perkalian, harus lebih dahulu memahami konsep penjumlahan.
Karena
konsep perkalian di dasarkan pada konsep penjumlahan. Misal
lain, untuk
memahami bilangan pecahan harus memahami terlebih dahulu
tentang
bilangan asli, karena bilangan pecahan didasarkan pada bilangan
asli. Ini
berarti, mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan
serta
mendasarkan konsep pengalaman simbol-simbol itu.12
Misalnya pada contoh berikut :
1. Perkalian bilangan asli dengan pecahan
Pada kasus ini perkalian dinyatakan dalam penjumlahan
berulang. Misalnya untuk perkalian 2
=
=1 dinyatakan
oleh gambar di bawah ini
11Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum Matematika dan
Pelaksanaanya di depan
Kelas, (Surabaya: Usaha Nasional,1979), hal.107
12
Herman Hudojo, Strategi...,hal. 4
-
0
= 1
Pada gambar di atas artinya adalah dengan menggunakan
metode penjumlahan berulang, karena yang diminta 2 x maka
solusi
+ tersebut adalah 2/2 atau 1.
2. Perkalian pecahan dengan bilangan asli
Misalnya perkalian
2 dapat diselesaikan dengan terlebih
dahulu memberi makna perkalian
2 tersebut
2 artinya dalah
seperdua dari 2 sehingga diperoleh hasil akhir 1 sebagai
jawabanya.
Perkalian tersebut dapat diilustrasikan menggunakan garis
bilangan
berikut:
0 1 2
Pada gambar di atas 2 satuan dibagi menjadi 2 bagian yang
berukuran sama, sehingga masing-masing panjangnya satu
satuan.
Karena yang ditanyakan adalah seperdua dari dua maka solusi
dari
masalah tersebut adalah 1
-
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
dimana a, b adalah bilangan bulat, b dan b bukan faktor dari
a.
Bilangan a disebut pembilang dan bilangan b disebut
penyebut.
Kesalahan kesalahan yang dilakukan oleh siswa siswi, perlu
kita
analisa lebih lanjut agar kita mendapatkan gambaran tentang
kelemahan-
kelemahan siswa-siswa yang kita tes tadi. Dalam hal ini, analisa
yang
perlu kita lakukan terhadap kesalahan-kesalahan yang dibuat
siswa-siswa
ialah mengklasifikasikan kesalhan-kesalahan tersebut atas dasar
kategori
tertentu. Dengan demikian, pembelajaran dapat diarahkan pada
perbaikan
kesalahan-kesalhan tersebut.
Selanjutnya menguraikan tentang proses belajar matematika.
Sebagaimana pembahasan sebelemnya matematika berkenaan dengan
ide-
ide terstruktur yang sangat hirarkis, sehinnga untuk mempelajari
konsep
B yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu memahami
lebih dulu konsep A. Tanpa memahami konsep A tidak mungkin
orang itu memahami konsep B. Jadi kalau misalnya untuk
memahami
konsep perkalian, harus lebih dahulu memahami konsep
penjumlahan.
Karena konsep perkalian di dasarkan pada konsep penjumlahan.
Misal
lain, untuk memahami bilangan pecahan harus memahami terlebih
dahulu
tentang bilangan asli, karena bilangan pecahan didasarkan pada
bilangan
asli. Ini berarti, mempelajari matematika haruslah bertahap dan
berurutan
serta mendasarkan konsep pengalaman simbol-simbol itu.
B. Saran
Pada analisis ini penulis hanya mencoba memecahkan salah
satu masalah yang dialami siswa di dalam pembelajaran matematika
yang
berkaitan dengan materi perkalian pecahan dengan menggunakan
garis
-
bilangan. Jadi, paham tidaknya siswa tentang materi ini, penulis
lebih
menekaankan terhadap penerapan dengan metode garis bilangan ini
dan
cara menerangkan guru yang kurang baik
Bagi pembaca, analisis ini bukanlah satu-satunya sumber cara
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Analisi ini hanya untuk
membantu
pembaca memberikan gambaran untuk memecahkan permasalahan
yang
ada di dalam kelas.
-
DAFTAR RUJUKAN
Abdul Majid.2008. Perencanaan Pembelajaran.Bandung: PT
Remaja
Rosdakarya.
Arifin.M.2003. Ilmu pendidikan Islam : Tinjauan Teoritis dan
Praktis
Berdasarkan Pendekatan interdisipliner,Jakarta: Bumi Aksara.
Herman Hudojo.1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan
Pelaksanaanya di depan Kelas,Surabaya: Usaha Nasional.
Hudojo Herman.1988, Menagajar Belajar
Matematika,Jakarta:P2LPTK.
Kancana Wayan Nur dan Sumartana.1979. Evaluasi Pendidikan
,Surabaya :
Usaha Nasional
Masykur dan Fathani Halim.2007, Matematichal intelegence,
Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Rusman.2012. Pembelajaran berbasis teknologi dan Informasi,
Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sudirman.2004. Cerdas Aktif Matematika , Jakarta : Ganeca
Exact.