Top Banner
1 MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL PADA ANAK MELALAUI PENDEKATAN EKSPLORASI LINGKUNGAN DENGAN BERCOCOK TANAM ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA DESA BUNGAEJAYA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH ZUHRIYATUL FADILAH 105451100917 UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH MAKASSAR FAKULUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDDIDIKAN ANAK USIA DINI 2022
100

meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

May 05, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

1

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL PADA ANAK MELALAUI

PENDEKATAN EKSPLORASI LINGKUNGAN DENGAN BERCOCOK

TANAM ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA DESA BUNGAEJAYA

KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana

Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

ZUHRIYATUL FADILAH

105451100917

UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH MAKASSAR

FAKULUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDDIDIKAN ANAK USIA DINI

2022

Page 2: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

2

Page 3: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

3

Page 4: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

4

Page 5: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

5

Page 6: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

6

Page 7: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

7

Motto

“Jangan pernah menyerah dengan keadaan, ingatlah masih ada arah kiblat untuk

kita bersujud”

Persembahan

Akhir Perjalanan suatu usaha adalah hasil terbaik dari proses perjalanan

dari usaha itu sendiri. keberhasilan yang ditemui diakhir perjalanan.

Usahaku ini merupakan hadiah terindah bagi semua pihak yang

mendukungku dalam proses ini. Dengan penuh rasa syukurku kepada Allah SWT

Kupersembahkan Skripsi ini untuk:

1. Allah SWT yang maha pemberi petunjuk alhamdulillah Allah telah memberi

saya rahma hidayah dan inayahnya.

2. Orang tuaku, Saudaraku, nenek, dan keluargaku yang selama ini memberikan

doa dan dukungan untuk dapat berjuang sejauh ini sehingga saya dapat

menyelesaikan pendidikan S1 di perguruan tinggi.

3. Sahabat dan teman-temanku yang selama ini telah sabar mendengar keluh

kesahku terima kasih telah meyakinkanku untuk menyelesaikanku sampai titik

sekarang ini.

Page 8: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

8

ABSTRAK

Zuhriyatul Fadilah. Penelitian Tindakan Kelas, 2022. Meningkatkan

Keterampilan Sosial Pada Anak Melalui Pendekatan Eksplorasi Lingkungan

Dengan Bercocok Tanam Anak Kelompok B Di TK Mutiara Desa

Bungaejaya, Kecamatan.Pallangga Kabupaten.Gowa. SKRIPSI. Program

Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dra.

Hj. Sukmawati,M.Pd. dan Pembimbing II Arie Martuty, S.Si.,M.Pd.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah apakah kegiatan bercocok tanam

dapat meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini di TK Mutiara Desa

Bungaejaya, Kec.Pallangga Kab.Gowa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah kegiatan bercocok tanam dapat meningkatkan keterampilan

sosial anak usia dini di TK Mutiara Desa Bungaejaya, Kec.Pallangga Kab.Gowa.

Penelitian dilakukan dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model

penelitian ini menggunakan model kurt lewin yang terdiri dari 4 tahap yaitu:

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini

adalah anak usia dini di TK Mutiara Desa Bungaejaya, Kec.Pallangga Kab.Gowa

yang berjumlah 11 orang anak, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 4 anak perempuan.

Teknik Pengumpulan data menggunakan wawancara,observasi dan dokumentasi.

Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan keterampilan sosial dengan

bercocok tanam pada saat pelaksanaan siklus 1 mencapai masih ada beberapa

anak dengan kategori MB (Mulai Berkembang) dengan skor 26% dan pada siklus

kedua sudah ada beberapa anak berada dikategori BSH (Berkembang Sesuai

Harapan) dengan skor 75%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa kegiatan bercocok tanam dapat meningkatkan keterampilan

sosial anak usia dini di TK Mutiara Desa Bungaejaya, Kec.Pallangga Kab.Gowa.

Kata Kunci : Keterampilan Sosial, Eksplorasi, Bercocok Tanam

Page 9: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

berkat, rahmat, dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

ini dengan baik dan maksimal. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan

guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai

tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung

ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Kemudian kepada kedua orang tua beserta sahabatku Kiki Qudsia dan teman-

temanku seperjuanganku angkatan 2017 terlebih kelas PGPAUD 17a yang telah

memberikan dukungan serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

S1 PGPAUD

Demikian pula penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag S.E.,

M.M, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., P.h.D., Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu

pendidikan universitas muhammadiyah Makassar dosen pembimbing I Ibu Dr.Hj.

Sukmawati.,M.Pd dan dosen pembimbing II Ibu Arie Martuty,S.Si.,M.Pd yang

telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi sejak awal penyusunan

Page 10: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

10

proposal hingga selesainya skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan

terima kasih kepada yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian, dan

Tasrif Akib. S..Pd, M,..Pd. ketua program studi pendidikan guru pendidik anak

usia dini serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas

Keguruan. Dan Ilmu Pendidikan, Unversitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat

bagi penulis. Selaku guru Kelompok B TK Mutiara yang telah memberikan izin

dan bantuan untuk melakukan penelitian Akhirnya, dengan segala kerendahan

hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak,

selama saran dan kritikan. karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan

berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi bahwa

tugas akhir skripsi ini masih jauh bermanfaat bagi para pembaca, terutama bagi

diri pribadi penulis.

Aamiin

Makassar, 01 Maret 2022

Zuhriyatul Fadilah

Page 11: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ………………….................................................... ii

SURAT PERNYATAAN………………………………………………………...ii

SURAT PERJANJIAN ………………………………………………………….ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………….....….iii

ABSTRAK…………………………………………………...…………………..iv

KATA PENGANTAR………………………………..……………….……….…v

DAFTAR ISI .........................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….....x

DAFTAR TABEL…………………………………………………..………..….xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….……...xii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Masalah Penelitian ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................6

BAB II PEMBAHASAN……................................................................................8

A. Keterampilan Sosial ....................................................................................... 8

1. Keterampilan Sosial Anak Usia Dini.……………..……….…….. 8

2. Ciri- Ciri Keterampilan Sosial..……………….….……...………..9

3. Faktor Mempengaruhi Keterampilan Sosial………………..……11

Page 12: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

12

4. Karakteristik Perkembangan Keterampilan..……...…………......12

5. Indikator-Indikator Keterampilan Sosial..………..………………13

B. Eksplorasi lingkungan....................................................................................15

1. Pengertian Eksplorasi…………………...…………..…………...15

2. Tujuan Eksplorasi………………………..……….….…………...16

3. Manfaat Eksplorasi……………………………………...………..17

4. Langkah-Langkah Bermain Eksplorasi…………………..…...….18

5. Bentuk- Bentuk Pembelajaran Eksplorasi………………………..18

6. Metode Eksplorasi………….……………………………...…….19

C. Kegiatan Bercocok Tanam………………………………………….…….20

1. Pengertian bercocok tanam…………………………………….….....20

2. Tujuan bercocok tanam ……………………………………...………21

3. Bentuk-bentuk bercocok……………………………………………..22

4. Manfaat bercocok tanam……………………………………………..23

D. Pendekatan Eksplorasi Lingkungan Dengan Bercocok Tanam.……......25

E. Langkah-Langkah Kegiatan Eksplorasi Lingkungan Dengan Bercocok Tanam………27

F. Penelitian Relevan………………………………………………….………27

G. Kerangka Fikir……………………………………….……..…………...…29

H. Hipotesis Penelitian………………………………….………………...…...31

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................32

A. Jenis Penelitian ...............................................................................32

B. Lokasi dan Subjek Penelitian .........................................................32

C. Faktor Yang Diselidiki……………………………………………33

Page 13: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

13

D. Prosedur Penelitian .........................................................................33

E. Instrumen Penelitian .......................................................................37

F. Teknik Pengumpulan Data...............................................................38

G. Teknik Analisis Data ......................................................................39

H. Indikator Keberhasilan ...................................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………….…..43

A. Hasil Penelitian…………………………………………………...42

1. Deskripsi Lokasi Penelitian………………………………………42

2. Data Tindakan Siklus I Meningkatkan Keterampilan Sosial Pada

Anak Melalui Pendekatan Eksplorasi Lingkungan Dengan

Bercocok Tanam Anak Kelompok B Di TK Mutiara Desa

Bungaejaya……………………………………………………..42

3. Data Tindakan Siklus II Meningkatkan Keterampilan Sosial Pada

Anak Melalui Pendekatan Eksplorasi Lingkungan Dengan

Bercocok Tanam Anak Kelompok B Di TK Mutiara Desa

Bungaejaya……………………………………………………….48

4. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………….…53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………...……56

A. Simpulan………………………………………………………...56

B. Saran………………………………………………….…………56

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................58

LAMPIRAN………………..………………………………………………….59

Page 14: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

14

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keterangan Skor Hasil Observasi Tiap Siklus…………….…………………42

4.1 Hasil Observasi Dan Evaluasi Keterampilan Sosial Anak Siklus I Pertemuan I,

Pertemuan II, Dan Pertemuan III…………………………...……………….….. 47

4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Sosial Anak Siklus I Pertemuan I,

Pertemuan II, Dan Pertemuan III………………………………………………...48

4.3 Hasil Observasi Dan Evaluasi Keterampilan Sosial Anak Siklus II Pertemuan

I, Pertemuan II, Dan Pertemuan III………………………………………………53

4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Sosial Anak Siklus I Pertemuan I,

Pertemuan II, Dan Pertemuan III………………………………………………...54

Page 15: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir……………………………………………………………32

3.1 Prosedur Penelitian…………………………………………………………...34

4.1 Grafik Siklus I………………………………………………………………..49

4.2 Grafik Siklus II……………………………………………………………….55

Page 16: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Observasi Anak

Lembar Penilaian Guru

Instrumen Hasil Penilaian Lembar Observasi Anak

Instrumen Hasil Penilaian Lembar Penilaian Guru

Dokumentasi

Lampiran Hasil Plagiasi

Surat Keterangan Validasi

Surat Pengantar Penelitian Dari TU

Surat Izin Dari LP3M Unismuh

Surat Izin Penelitian Dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan

Kartu Kontrol Penelitian

SuratKeterangan Selesai Penelitian

Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi

Page 17: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan untuk usia anak

prasekolah yang berada pada rentan usia 0-6 tahun dan dilaksanakan

melalui pemberian berbagai rangsangan untuk mendukung pertumbuhan

dan perkembangan fisik dan mental anak dalam rangka mempersiapkan

diri memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Sepanjang masa kanak-kanak,

diharapkan mampu mengembangkan nilai moral dan agama, keterampilan

fisik dan emosional, sosial, bahasa dan seni. Penguasaan sejumlah

keterampilan yang bergantung pada perkembangan, serta motivasi dan

sikap belajar untuk berkreasi. Pendidikan merupakan bagian integral

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu faktor yang

ditempuh untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia adalah

dengan meningkatkan kualitas pendidikan.

Tujuan pendidikan dalam proses pengembangan adalah

membimbing peserta didik untuk menguasai dan mewujudkan sepenuhnya

potensi, bakat serta minat sehingga mereka mampu untuk berkarya dan

berusaha sesuai perkembangan zaman. Kegiatan pembelajaran cenderung

penuh teori dan tidak memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana

anak berada. Oleh karena itu, anak memiliki kemampuan untuk

Page 18: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

18

menerapkan apa yang dipelajari disekolah dalam memecahkan berbagai

masalah dalam kehidupan disekitarnya. (Noor Hafidoh, 2021).

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 sistem pendidikan

nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan anak usia

dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jesmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut”.

Mengenai pendidikan berkelanjutan, pendidikan prasekolah

dengan permendikbud pasal 146 tahun 2014 menegaskan bahwa PAUD

diselenggarakan diatas dasar kelompok enam tahun yang terdiri dari taman

penitipan anak dan unit PAUD (SPS) Sejenis. Usia 2 tahun termaksud usia

6 tahun termaksud TK/RA/Bustanul Athfal (BA). Hal ini sesuai dengan

Sisdiknas No.20 Tahun 2003 pada dasarnya mengatur bahwa pendidikan

prasekolah dilaksanakan sebelum pendidikan dasar.

Menurut para ahli. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

terencana dan sistematis oleh pendidik atau pengasuh anak sejak usia

delapan tahun agar berkembang secara optimal. (Mursamimlah, 2017)

menjelaskan 5 fungsi PAUD, yaitu mengembangkan potensi, menanamkan

dasar-dasar keyakinan, membentuk dan membiasakan perilaku yang

diharapkan, mengembangkan pengetahuan dasar yang diperlukan dan

Page 19: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

19

keterampilan dalam mengembangkan motivasi dan sikap positif dalam

belajar.

Eksplorasi adalah kegiatan mengamati (Heldanita, 2018) ide kreatif

anak seringkali muncul dari eksplorasi pribadi atau penemuan sesuatu.

Eksplorasi dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk melihat,

memahami dan merasakan. Kegiatan seperti ini dilakukan dengan

mengamati dunia sekitar sesuai dengan realitas yangada secara langsung.

Pengamatan tersebut dapat berupa lingkungan, antara lain hutan,

perbukitan, pasir, laut, dan lingkungan alam lainnya. Eksplorasi juga

merupakan jenis kegiatan yangdilakukan dengan menjelajahi atau

mengunjungi suatu tempat untuk mempelajari beberapa hal sambil

mencari kesenangan atau sebagai hiburan dan permainan. Tujuan kegiatan

eksploratif di taman kanak-kanak adalah untuk mempelajari bagaimana

mengembangkan dan menggunakan kemampuan analisis sederhana dalam

mengenali suatu objek. Anak-anak dilatih untuk mengamati objek dengan

cermat, memperhatikan setiap bagian yang unik dan belajar tentang

bagaimana objek hidup dan berfungsi. (Mutiah dan Srikandi, 2021).

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran keterampilan sosial anak

di TK Mutiara Desa Bungaejaya, Kec.Pallangga Kab.Gowa pada tanggal

13 Agustus - 30 Agustus 2021. Diperoleh hasil pengamatan keterampilan

sosial atau social skill masih sangat kurang khususnya dilingkungan

sekitar sekolahnya. Teramati pada saat anak diberi tugas kelompok, masih

ada anak yang tidak ingin bekerja sama dengan teman lainnya dan masih

Page 20: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

20

memilih-milih dalam pertemanan dan juga masih kurangnya komunikasi

dengan teman yang biasanya menimbulkan pertengkaran hal itu

dikarenakan masih banyak anak yang rasa percaya dirinya kurang, tidak

mau berbaur dengan teman dan masih didampingi oleh orang tua dan juga

kurangnya komunikasi setelah pulang dari sekolah atau hanya bergaul

dilingkungan sekolah saja, setelah mereka pulang dari sekolah kebanyakan

dari mereka hanya bermain gadget dirumah saja dan sebagiannya bermain

diluar lingkungan rumah.

Upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan Keterampilan

sosial anak berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah di TK

Mutiara Desa Bungaejaya Kec.Pallangga Kab.Gowa adalah dengan

metode nasehat sehingga peneliti tertarik memberikan metode yang lebih

menarik dan bermakna bagi anak dalam mengembangkan keterampilan

sosialnya yaitu metode meningkatkan keterampilan sosial melaui

pendekatan eksplorasi lingkungan dengan kegiatan bercocok tanam.

Metode bercocok tanam merupakan kegiatan yang sangat penting

untuk mengetahui jati diri anak, anak memiliki kemampuan untuk

menemukan dan memecahkan masalah serta memberikan solusi akan

masalah tersebut. Dengan kegiatan bercocok tanam, peneliti berharap

keterampilan sosial anak dapat berkembang sesuai dengan yang

diharapkan dan sesuai dengan tahap perkembangannya.

Page 21: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

21

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul: “Meningkatkan Keterampilan

Sosial Anak Melalui Pendekatan Eksplorasi Lingkungan Dengan

Bercocok Tanam Anak Kelompok B Di TK Mutiara Desa Bungaejaya

Kec.Pallangga Kab.Gowa”.

B. Masalah Penelitian

1. Identitas Masalah

a. Keterampilan Sosial anak yang masih sangat kurang dilihat dari

anak yang belum menanamkan karakter bekerja sama.

b. Metode pembelajaran yang diberikan guru yang sangat monton

sehingga anak kurang mengerti karena tidak adanya pengalaman

yang berkesan.

c. Perbedaan kompotensi dan cara mengajar yang dimiliki oleh guru

TK dikarnakan latar belakang pendidikan yang berbeda.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Mengembangkan Keterampilan Sosial anak di TK Mutiara Desa

Bungaejaya Kec.Palangga Kab.Gowa akan dipecahkan melalui

kegiatan pembelajaran bercocok tanam.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah

penelitian “Bagaimana Meningkatkan Keterampilan Sosial pada anak

melalui pendekatan eksplorasi lingkungan dengan bercocok tanam

Page 22: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

22

anak kelompok di TK Mutiara Desa Bungaejaya Kec.Pallangga Kab.

Gowa

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari peneliti ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan Keterampilan Sosial anak dalam menerapkan bercocok

tanam di TK Mutiara Desa. Bungaejaya Kecamatan. Pallangga

Kabupaten. Gowa.

D. Manfaat Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang

pendidikan :

a. Manfaat teoritis

Dapat memberikan referensi sebagai pijakan pada

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan keterampilan

sosial anak usia dini serta menjadi bahan kajian lebih lanjut dalam

penyusunan kurikulum yang sepadan dengan perkembangan

zaman.

b. Manfaat Praktis

1. Sekolah

Manfaat peneliti ini bagi sekolah adalah sebagai informasi

serta menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk

mengembangkan kemampuan keterampilan sosial anak.

Page 23: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

23

2. Guru

Menambah pengetahuan tentang cara mengembangkan

kemampuan keterampilan sosial khususnya melalui metode

bercocok tanam.

3. Anak didik

Agar anak dapat mempeoleh pengalam secara langsung dan

memberikan stimulus dalam mengembangkan aspek sosialnya

melalui kegiatan yang menyenangkan.

4. Bagi penulis

Manfaat penelitian ini bagi penulis dapat menambah

wawasan dan pengalaman langsung tentang cara meningkatkan

keterampilan sosial anak melalui kegiatan bercocok tanam.

Page 24: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

24

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Keterampilan sosial Anak Usia Dini

1. Pengertian Keterampilan Sosial Anak Usia Dini

Keterampilan sosail masa kanak-kanak adalah kemampuan seorang

anak untuk bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain dalam

lingkungan sosial dengan cara yang dapat diterima secara khas untuk

menghindari perilaku yang akan ditolak oleh lingkungan. Oleh karena itu,

keterampilan sosial anak ini perlu dikembangkan secara optimal sebagai

sumber perkembangan lebih lanjut, karena keterampilan sosial ini

mempengaruhi penerimaan siswa dalam kelompok sehingga mereka dapat

berkembang kembali pada perkembangan selanjutnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keterampilan adalah

kecakapan untuk menyelesaikan suatu tugas. Sedangkan masyarakat

berhubungan dengan masyarakat. Dari pengertian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa keterampilan sosial adalah semacam sikap baik yang

membuat anak menjadi mahir dalam kegiatan sosial. Selain perilaku, sikap

anak juga terbentuk sejak usia dini, dan sikap tersebut dapat

mempengaruhi kemampuan anak dalam bersosialisasi.

Keterampilan sosial yang dikemukakan oleh Fatimah, (2006:94)

berpendapat bahwa keterampilan sosial adalah kemampuan mengatasi

permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.

Page 25: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

25

Menurut Moeslication (2004), ada empat kelompok pengembangan

keterampilan sosial yang dapat diajarkan kepada anak prasekolah, yaitu :

keterampilan membina hubungan dengan orang dewasa, teman sebaya,

kelompok dan individu.

Menurut Marel (2008), keterampilan sosial adalah perilaku dan

inisiatif khusus yang mengarah pada hasil yang diharapkan secara sosial

sebagai bentuk perilaku. Untuk itu perlu adanya pengawasan dan

bimbingan selama pelatihan.

Menurut Combs dan Slaby (2007), keterampilan sosial adalah

kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial

dengan cara tertentu yang dapat diterima dan bermanfaat secara sosial,

serta berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

semakin tua seseorang maka semakin kompleks pula perkembangan

sosialnya, dalam arti membutuhkan orang lain. Tidak dapat dipungkiri

bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri,

membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya.

2. Ciri-Ciri Keterampilan Sosial Anak Usia Dini

Selama kanak-kanak, minat terhadap kelompok milai tumbuh. Peran

teman sebaya pada tahap ini sangat penting dan mempengaruhi

perkembangan sosial anak, antara lain: membantu anak belajar bersama

oran lain, membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial,

mengembangkan perkembangan kepribadian yang mandiri.

Page 26: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

26

Menurut Snowman (Seominarti:2003) dalam buku Pendidikan Pra

Sekolah Karangan Patmodewo, mengemukakan cici-ciri sosial anak

sebagai berikut:

1. Pada tahapan ini anak memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat

ini cepat berganti. Merekapun dengan umumnya dapat dengan cepat

menyesuaikan diri dengan sosial. sahabat yang dipilih biasanya yang

sama dengan jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat

dari jenis kelamin yang berbeda.

2. Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisir dengan baik,

sehingga kelompok bermain cepat berubah.

3. Anak yang lebih kecil bermain bersama dengan anak yang lebih besar

4. Kebiasaan bermain dimasa kanak-kanak sangat bervariasi menurut

kelas sosial dan jenis kelamin

5. Kontroversi sering muncul, tetapi setelah beberapa saat mereka

didamaikan. Anak-anak memiliki argumen yan lebih aresif.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa peran teman sebaya pada tahap

ini sangat penting dan mempengaruhi perkembangan sosial anak. Antar lain

membantu anak belajar dengan orang lain, membantu anak mengembangkan nilai-

nilai sosial, kepribadian mandiri yang dapat dengan cepat beradaptasi dengan

kehidupan sosial teman-teman yang dipilih sering kali berjenis kelamin sama,

tetapi kemudia berkembang menjadi teman lawan jenis.

Page 27: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

27

3. Faktor-Faktor Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Perkembangan keterampilan sosial anak-anak tergantung pada banyak faktor

yang berbeda, faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial antara lain:

1. Banyak kondisi yang mempengaruhi keterampilan sosial, termaksud

tempramen tinggi, regulasi emosi, dan kesadaran sosial anak.

2. Interaksi anak dengan lingkungan keterampilan sosial anak terutama

dipengaruhi oleh sosialisasi dengan orang tua , yang terbntuk semnjak

anak lahir. Melalui proses ini, orang tua memastikan bahwa anak mereka

memiliki standar perilaku, sikap, dan keterampilan motivasi yang mungkin

diinginkan atau sesuai untuk peran mereka dalam masyarakat.

3. Kepribadian secara umum, penampilan sering disamakan dengan defenisi

kepribadian seseorang. Kepribadian tidak dapat dilihat dari penampilan

fisik, sehingga penting bagi individu untuk tidak menilai seseorang

berdasarkan penampilan semata, oleh Karena itu orang yang

berpenampilan tidak menarik cenderunh dikucilkan. Disini, penting bagi

orang tua untuk menanamkan nilai-nilai menghargai orang lain. Disekolah,

anak-naka semakin menemukan kepribadian yang berbeda, itulah

sebabnya guru memiliki peran yang sangat penting untuk dapat

menjelaskan kepada anak-anak dengan bahasa yang mudah dipahami.

(Fajar, 2007).

Dari faktor keterampilan tersebut diatas, dapat disimpulkan

keterampilan sosial anak terutama disebabkan karena proses sosialisasi

bersama orang tua dan terkait. Melalui proses ini, dapat dipastikan bahwa

Page 28: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

28

anak memiliki standar perilaku, sikap dan keterampilan motivasional dan

cocok dengan apa yang diinginkan dan diharapkan untuk peran mereka

didalam masyarakat. Disekolah, anak-anak semakin menemukan

kepribadian yang berbeda, itulah sebabnya pendidik memiliki peran

penting untuk dapat menjelaskan kepada anak-anak dengan bahasa yang

mudah dipahami.

4. Karakteristik Perkembangan Keterampilan Anak

Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda dalam perkembangan

sosialnya. Ciri-ciri perkembangan sosial pada usia prasekolah adalah sebagai

berikut :

1. Memiliki kontak sosial dengan orang-orang diluar keluarganya

2. Kelompok anak-anak prasekolah tidak dalam pengertian sosialisasi yang

tepat. Mereka mulai beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

3. Anak selalu ingin dekat dengan orang dewasa dengan orang tua dan

gurunya. Mereka selalu terhubung dan berkomunikasi dengan menarik

perhatian orang dewasa.

4. Anak-anak mulai bermain bersama, mereka juga tampak mengonrol saat

bermain, memilih teman bermain dan mengurangi permusuhan (Yeni

Rachmawati, 2011).

Dari karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa apabila anak

mulai menyesuaikan diri dengan lingkungannya maka anak akan lebih

mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Page 29: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

29

5. Indikator-Indikator Keterampilan Sosial

Indikator keterampilan sosail anak pransekolah adalah:

1. Percaya diri

Pada dasarnya percaya diri merupakan hal utama yang dibutuhkan dalam

setiap anak untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya

menuju kedewasaan dalam hidupnya, dapat dilakukan serta berani tampil

saat anak berada disekolah, didepan kelas, berani mengemukakan pendapat

mengerjakan pekerjaan rumah, berargumentasi dengan tegas untuk

mempertahankan pendapatnya.

2. Kejujuran

Selain percaya diri, kejujuran juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan anak, perilaku jujur dapat dipraktikkan

secara realistis misalnya tidak meniupu saat menjawab soal

3. Teliti

Selain akurasi itu memabantu dalam membantu system keterampilan saat

mereka tumbuh dan berkembang, sehingga anak dapat merespon dengan

tepat terlepas dari system kerjanya, maka tindakan ini dapat dilakukan

dengan menggunakan semua self-kerjasama dimungkinkan dalam hal

membantu anak-anak untuk menjadi deawa dan mengembangkan

keterampilan sosial dengan bersedia membantu dalam kelompok dan tetap

dengan kelompok.

Page 30: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

30

4. Kerjasama

Kerja sama dimungkinkan untuk membantu anak-anak untuk menjadi

dewasa dan mengembangkan keterampilan sosial dengan bersedia

membantu didalam kelompok.

5. Kemurahan Hati

Kemurahan hati indikatornya adalah kemurahan hati itu sendiri kemauan

untuk berbagi dengan orang lain, Karen ajika ini meningkat , perilaku

egois berkurang dan dapat mengarahkan pada penerimaan sosial.

6. Simpati

Simpati dapat terjadi jika seorang anak mampu menunjukkan simpati

dengan mencoba membantu satu sama lain atau melalui tindakan lain

seperti menghibur ketika seseorang merasa sedih.

7. Empati

Empati adalah tindakan mampu menmpatkan diri pada posisi orang lain

dan hidup menurut pengalaman orang lain. Dengan demikian, tindakan

sikap ini akan berkembang secar langsung jika anak dapat memahami

ekspresi wajah orang lain atau bermaksud berbicara dengan orang lain.

8. Ramah Tamah

Keramahtamahan seorang anak dapat mewujudkan dalam tindakan

keramahan terhadap orang lain, membantu teman dan menunjukkan rasa

perhatian antar teman.

Page 31: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

31

9. Mencontoh

Mencontoh atau meniru siapa saja yang diterima dengan baik

sehingga dengan meniru diri sendiri, anak dapat membalas penerimaan

kelompok terhadap dirinya sendiri (Pardi, 2017).

Dari beberapa indikator diatas dapat disimpulan bahwa indikator ini

mencakup Percaya diri, Jujur, Teliti, Kerja sama, Kemurahan hati, Simpati,

Empati, Ramah tamah, dan mencontoh.

B. Eksplorasi Lingkungan

a. Pengertian Eksplorasi

Dalam kehidupan sehari-hari, anak banyak mengeksplorasi lingkungan

dengan benda, binatang, tumbuhan, orang, peristiwa atau ekspresi.

Biarkan anak mencoba hal yang baru.

Menurut Tylor (Masitoh dkk., 2007:718), kegiatan penemuan

memungkinkan anak untuk mengembangkan kegiatan investasi

langsung melalui pendekatan spontan, belajar membuat keputusan

untuk hal yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, dan kapan

melakukannya. Pendekatan eksplorasi seharusnya tidak hanya berfokus

pada bagaimana pengetahuan, pengalaman, dan interpretasi

tersampaikan, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas

bahan ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Keterlibatan siswa

diperlukan untuk memperluas dan memperdalam, dan mengatur

informasi tentang inisiatif mereka. Dalam hal ini, siswa menyusun dan

Page 32: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

32

memvalidasi informasi sebagai masukan untuk kegiatan pembelajaran

(Adelsberger, 2000).

Dalam konsep yang dikembangkan oleh Laurillard (2002) yang

ditulis oleh Haimo menunjukkan bahwa kompleksitas kegiatam

eksplorasi dalam pembelajaran membutuhkan proses dialog.

a. Aklimatisasi

b. Berinteraksi dan berefleksi

c. Meningkatkan tingkat ketuntasan mata pelajaran

d. Menggambarkan sejauh mana kegiatan yang terlibat dalam

meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan

tugas untuk mendapatkan pengalaman yang berarti (Ernawati,

2013:22-24).

b. Tujuan Eksplorasi

Tujuan dari kegiatan eksplorasi adalah untuk mempelajari

bagaimana mengembangkan dan menggunakan keterampilan analitis

sederhana untuk mengamati objek dengan cermat, memperhatikan

setiap bagian yang unik dan mengetahui cara benda hidup atau

berfungsi.

Kegiatan eksplorasi memberikan kesempatan kepada anak untuk

memahami dan mengambil manfaat dari penemuan berupa:

a) Pemahaman yang lebih luas tentang informasi factual

Page 33: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

33

b) Menumbuhkan rasa ingin tahu anak tentang sesuatu yang sudah

atau baru diketahuinya

c) Memperjelas konsep dan keterampilan yang sudah dimiliki

d) Untuk mendapatkan pengalaman hidup manusia seutuhnya dengan

berbagai situasi dan kondisi yang ada.

e) Menambah pengetahuan tentang cara memahami lingkungan

sekitar dan cara menggunakannya (Heldanita, 2018).

c. Manfaat Eksplorasi

Berani kotor membiarkan anak bereksplorasi dialam identik

membuat anak kotor karna jenis permainan dan alat bermain yang

dipergunakan dapat mengakibatkan tubuh, pakaian, dan tempat

bermainya kotor dan berantakan. Alat bermainya sendiri mencakup

benda yang secara umum dianggap kotor ataupun tidak kotor, misalnya

dari bedak, tanah, sampai lumpur. Tanah dan lumpur sering

dipermasalahkan karna jorok. Padahal tanah dan sejenisnya merupakan

bagian dari alam yang perlu diperkenalkan pada anak. Mengapa

demikian inilah manfaatnya:

a. Memberikan kesempatan bagi anak untuk menambah wawasan

informasi yang lebih luas dan nyata.

b. Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang sesuatu yang telah lama

diketahui atau pun baru diketahui.

c. Eksplorasi dapat memperjelas konsep dan keterampilan yang

dimilikinya.

Page 34: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

34

d. Memperoleh pengalaman yang baru dan situasi yang baru

e. Memperoleh bagaimana memanfatkannya. (Asari, 2020)

d. Langkah-Langkah Bermain Eksplorasi

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam tahapan persiapan

untuk melaksanakan kegiatan mengajar dengan menggunakan strategi

eksplorasi, seperti dikemukakan Moeslichateon (200:146) sebagai

berikut:

a) Menentukan tujuan dan topic serta nama kegiatan yang mengajar

permainan menggunakan strategi penemuan.

b) Tentukan konsep dan topil serta nama kegiatan yang akan

diajarkan permainan menggunakan strategi penemuan

c) Tentukan konsep tempat yang akan dikunjungi atau dijelajahi anak

d) Menentukan rancangan subkelompok anak yang melakukan

kegiatan penemuan

e) Mementukan desain penilaian pembelajaran dengan menggunakan

strategi eksploratif. Oenetapan tujuan operasional harus

diperthitungkan ketika merencanakan kegiatan eksploratuf

(Sumarsih, 2019).

e. Bentuk- Bentuk Pembelajaran Eksplorasi

Secara sepintas dapat dikatakan bahwa melalui penemuan,

anak dapat menggunakan lingkungan sebagai wahana melalui tiga

hal, yaitu belajar dilingkungan alam (BALS), belajar melalui

Page 35: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

35

pengalaman masyarakat dan pelatihan eksternal. Pertama,

pembelajaran lingkungan adalah suatu bentuk pembelajaran

dimana anak dapat mengenal berbagai makhluk hidup, warna,

bentuk, bau, rasa, suara, dan ukuran dialam dan dapat meniru serta

mengaplikasikan alam sesuai dengan imajinasi dan

kemampuannya. Alam berbentuk sesuai kemampuan berpikir anak

(Yeni Rachmawati dan Euis Kuriati, 2017). Kedua, pengalaman

belajar termediasi adalah proses belajar yang menggunakan

lingkungan sebagai media belajarnya. Guru dapat mengamati dan

memilih benda-benda disekitar anak dan kemudian menyelidiki

benda-benda tersebut untuk memberikan pengetahuan baru. Ketiga

Outboond Training, merupakan metode yang cukup efektif untuk

melatih kepemimpinanan, kepercataan diri, kerjasama,

kemandirian dan perkembangan lainnya pada anak (Heldanita,

2018).

f. Metode Eksplorasi

Metode eksplorasi sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu

langsung dan tidak langsung, hal ini dikarenakan dalam operasi

eksplorasi dapat dilakukan dengan atau tanpa pengamatan

langsung terhadap objek, karena kondisi dan bentuk fisik tidak

sama dan lebih lagi keberadaan mereka sangat bervariasi

tergantung pada kandungan mineral.

Page 36: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

36

1. Metode Eksplorasi Langsung

Metode eksplorasi langsung adalah metode yang

melakukan pengamatan langsung di permukaan bumi mengenai

segala aspek informasi yang berkaitan dengan tujuan kegiatan

eksplorasi.

2. Metode Eksplorasi tidak Langsung

Dilakukan jika tidak memungkinkan untuk melakukan

pengamatan secara kasat mata (superior) dari kondisi alam, lokasi

tambang atau material hasil galian, akibat dari operasi ini adalah

terjadinya sebuah anomaly yang bias diartikan sebagai random

goggle geologi. Eksplorasi langsung dapat menggunakan metode

geofisika dan geokimia. (Nugraha, 2016).

C. Kegiatan Bercocok Tanam

a. Pengertian bercocok tanam

Bercocok tanam memiliki dua arti, kata bercocok berasal dari kata

daasar cocok dan dibudidayakan, bercocok tanam adalah homonym

karena memeiliki ejaan dan pengucapan yang sama dan kata kelas atau

kelas petani, sehingga beroccok tanam dapat mengungkapkan suatu

tindakan, keberadaan, pengalaman, atau makna dinamis lainnya atau

nama lain bercocok tanam dapat mewakili nama seseorang, tempat,

atau apapun dan segala sesuatu yang menonjol.

Page 37: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

37

Kebudayaan adalah pengertian sempit tentang bercocok tanam,

khususnya pemanfaatan sumber daya hayati oleh manusia untuk

produksi pangan, bahan baku industry atau sumber energy, dan

pengelolaan lingkungan sekolahnya. (Putri: 2020) sebagai berikut. AT.

Monsher berpendapat bahwa bercocok tanam merupakan bentuk khas

dari proses produksi yang didasarkan pada pertumbuhan hewan dan

tumbuhan.

Sri Setyati berpendapat bahwa menumbuhkan sesuatu dibidang

pertanian merupakan upaya untuk mencapai hasil yang maksimal

dengan memperhatikan faktor botani dan lingkungan.

Dwi Handayani (2013 berpendapat bahwa bercocok tanam adalah

pekerjaan manusia di bidang pertanian yang secara umum bercocok

tanam dapat dikatakan budidaya tanaman oleh manusia untuk

memperoleh manfaat atau hasil dari tanaman tersebut. Pada dasarnya

kata agrikultur yang memiliki dua arti, yaitu :

1. Secara homonym artinya teknologi untuk mengelola tanah, produksi

tanaman dan untuk melayani kebutuhan hidup manusia.

2. Dalam kelas linguistic, bercocok tanam mencakup ladang atau

tanaman.

b. Tujuan bercocok tanam

Berikut beberapa tujuan bercocok tanam :

Page 38: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

38

1. Menumbuhkan kecintaan anak terhadap alam dengan belajar

tentang tumbuhan dan hewan disekitar rumah

2. Buat dia bergerak lebih aktif

3. Belajarlah untuk memahami proses pertumbuhan

4. Anak-anak juga dapat mengalami proses menanam, meerawat

memetik, dan memasak hidangan lezat dimeja.

5. Dengan menanam dikebun sendiri, otomatis orang tua juga bias

belajar cara berkebun yang benar agar tanaman bias tumbuh

subur (Putri, 2020).

c. Bentuk-bentuk bercocok tanam

Bentuk-bentuk kegiatan bercocok tanam pertanian yang

dilakukan oleh penduduk: a. berladang ialah bentuk kegiatan

pertanian dengan memanfaatkan ladang disekitar hutan, penduduk

membakar hutan untuk dijadikan lahan pertanian b. bercocok

tanam ditanah kering dengan mengendalikan air hujan tapi

pengelolaan sudah menetap. c. berkebun atau menanam tanaman

dalam wadah telah menjadi tren selama 5 tahun dan masih popular

hingga saat ini. D. berkebun container dapat menghemat ruang,

membantu mengendalikan hama, mengatasi kendala lahan, dan

menghasilkan produk segar dari kenyamanan rumah sendiri

(Mita:2021).

Page 39: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

39

d. Manfaat bercocok tanam

Manfaat bercocok tanam tentu memiliki banyak manfaat

bagi anak-anak dari bercocok tanam dapat memperoleh manfaat:

a. Menumbuhkan minat pada makanan sehat , kebiasaan makan

sehat harus dimulai sejak dini, berkebun untuk mengenalkan

dan menumbuhkan minat anak pada makanan-makanan sehat.

Dengan adanya kegiatan bercocok tanam ini dapat menarik

perhatian anak terhadap apa yang mereka tanam sendiri oleh

karena itu berkebun bisa menjadi salah satu solusi jika anak

suka pemilih pemilih atau sulit makan buah dan sayur.

b. Dengan kegiatan ini dapat menarik perhatian anak terhadap apa

yang mereka tanam sendiri, sehingga berkebun bias menjadi

solusi jika anak rewel atau sulit makan buah dan sayur. Anak

yang jarang bermain diluar rumah cenderung rentan terhadap

penyakit yang melemahkan system kekebalan tubuh seperti

asma, alergi, dll.

c. Mengajak anak bekerja dikebun atau peternakan bisa menjadi

cara yang menyenangkan utnuk melatih daya tahan tubuh anak

menjadi lebih kuat. Teori ini konsisten dengan hipotesis

keberhasilan bahwa paparan berbagai mikroorganisme selama

bertahun-tahun pertama kehidupan seorang anak memperkuat

system kekebalan tubuh anak untuk membiasakan diri

Page 40: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

40

mendeteksi bakteri mana yang baik dan jahat serta dapat

melawan infeksi.

d. Keterampilan motorik halus untuk berkebun adalah aktivitas

fisik yang bagus untuk anak untuk terlibat dalam aktivitas yang

melibatkan koordinasi otot dan tubuh. Menggali dengan sekop,

menuangkan air dan memindahkan pot adalah contoh keci; dari

tindakan yang dapat merangsang keterampilan motoriknya

terus terangsang menjadi anak yang aktif dengan cara ini,

sirkulasi darah, pernapasan dan postur tubuh meningkatkan

kreativitas dan kecerdasan anak secara umum

e. Tanggung jawab mengajar berkebun mengajarkan anak

pentingnya tanggung jawan dengan mengajarkan secara

langsung karena berkebun adalah kegiatan yang berkelanjutan,

anak-anak akan belajar bahwa setelah menanam tanaman atau

benih, mereka harus dirawat dengan baik dan tidak boleh

diabaikan.

f. Meningkatkan memori dan konsentrasi manfaat lain dari

berkebun untuk anak-anak adalah meningkatkan daya ingat dan

konsentrasi. Anak-anak yang cenderung mencintai alam bias

lebih focus ketika berada ditaman hijau atau diluar ruangan.

Selain itu, berkebun juga dapat meningkatkan kewaspadaan

dan kemampuan kognitif anak, karena berkebun adalah

Page 41: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

41

aktivitas yang cukup kompleks yang memabntu anak tetap

tenang dan fokus. (Mita, 2021).

D. Pendekatan Eksplorasi Lingkungan dengan Bercocok tanam

Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang memberikan

perhatian, perawatan dan pelayanan kepada anak dibawah usia 6 tahun,

yang dicapai melalui pemberian rangsangan pendidikan yang mendukung

tumbuh kembang anak, fisik dan mental untuk mempersiapkan anak

memasuki sekekolah dasar. Sifat anak berkaitan dengan masa neonates.

Anak-anak adalah manusia kecil dengan potensi yang belum berkembang.

Dia memiliki ciri-ciri khusus dan tidak seperti orang dewasa dan akan

menjadi orang dewasa. Mesikipun anak-anak pada umunya memiliki pola

pertumbuhan yang sama, namun tingkat perkembangannya berbeda-beda

karena anak-anak pada dasarnya adalah individu. Pada usia ini

perkembangan anak dapat dioptimalkan dan merupakan kesempatan yang

baik bagi anak untuk belajar termaksud anak dapat belajar mengenai

lingkungan sekitarnya. Secara mental, anak-anak juga tidak diperbolehkan

mengutarakan pendapatnya tentang susunan kelompok daun. Masalah

yang kerap kali dihadapi adalah anak yang tidak percaya diri untuk

menyebutkan kelompok daun, pembelajaran guru yang masih monoton

sehingga siswa mudah bosan dan tidak mengerti cara belajar IPA.

Sains adalah produk atau hasil penyelidikan ilmiah yang

didasarkan pada sikap dan nilai tertentu. Sebagai produk sains adalah

kumpulan pengetahuan yang terorganisir dengan baik tentang dunia fisik

Page 42: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

42

dan alam. Sebagai suatu proses ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan

kegiatan memantau, mengamati dan melakukan percobaan. Pembelajaran

seperti itu dapat membantu anak dalam berpikir logis dan sistematis sejak

usia dini melalui mengamati objek, gambar, dan angka tertentu

disekitarnya. Mampu beradaptasi dan berpartisipasi dalam kehidupan

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, membutuhkan keterampilan.

Memperkenalkan sains pada anak PAUD, jika dilakukan dengan benar,

lambatlaun akan mengembangkan kemampuan berpikir logis yang belum

dimiliki anak.

Sesuai dengan tujuan umum pendidikan luar biasa, termaksud

pendidikan tunagrahita, khususnya dalam undang-undang Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang system pendidikan Nasional.

Bercocok tanam merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional, yaitu

pembangunan manusia Indonesia yang mandiri. Tujuan khusus bercocok

tanam adalah:1) mampu mewujudkan potensi diri sepenuhnya, 2) menjadi

mandiri dan berguna bagi masyarakat, dan 3) memiliki ruang dalam dan

luar ruangan yang lengkap .

Atas dasar ini, kemerdekaan berarti kemerdekaan ekonomi dan

kemerdekaan moral. Mandiri secara ekonomi, yaitu memiliki pendapatan

sendiri seperti bertani, berjualan, bekerja di pabrik dan lain-lainnya.

Menurut Mainord (Astati, 2001, 16), tujuan pendidikan keterampilan ini

untuk mengembangkan keterampilan dan beradaptasi dengan lingkungan

alam.

Page 43: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

43

Hubungan antara eksplorasi lingkungan dengan bercocok tanam

sangat erat kaitanya antara satu sama lain, karena hal tersebut dapat

menampilkan bakat tersendiri dari semua siswa dan siswi, oleh karena itu

harus diberikan apresiasi bagi para pengajar atau guru dalam

meningkatkan kreativitas siswanya.

E. Langkah-Langkah Kegiatan Eksplorasi Lingkungan Dengan

Bercocok Tanam

Adapun langkah-langkah dalam metode eksplorasi lingkungan dengan

bercocok tanam sebagai berikut:

a. pengenalan, guru terlebih dahulu memperkenalkan media yang akan

digunakan dalam permainan bercocok tanam , anak diajak keluar kelas dan

memperkenalkan benda-benda yang ada disekitar lingkungan sekolah dan

anak merabah dan memegangnya. b. permainan, guru menjelaskan cara

bermainnya yaitu guru memperhatikan bentuk-bentukbiji-bijian kepada

anak. kemudian biji tersebut dimasukkan kedalam tanah yang sudah yang

sudah diberi lobang yang diberi angka kemudian anak disuruh untuk

memegang tanah tersebut dan merabah tanah dan menyebutkan tekstur

tanah itu. Sri Hidayati (2021)

F. Penelitian Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian ini yang dapat dijadikan rujukan, sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Melinda NIM:1516250020 yang

meneliti tentang “Implementasi Kegiatan Bercocok Tanam Dalam

Page 44: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

44

Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Pada Anak Usia 5-6 Tahun

Kelompok B Di TK Dharma Bakti Kota Bengkulu” tulisan ini

merupakan peneliti skripsi pada Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia

Dini pada Fakultas Tarbiah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bengkulu tahun 2020. Penelitian ini berfokus pada

implementasi kegaiatan bercocok tanam dapat meningkatkan

kecerdasan naturalis anak usia 5-6 tahun kelompok B di TK Dharma

Bakti Kota Bengkulu, untuk mengungkapkan hal tersebut peneliti

menggunakan metode eksperimen desain pre-eksperimental yang

dapat memberikan informasi, fakta dan data.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sonnia NPM:1711070208 yang

meneliti tentang “Meningkatkan Aktivitas Sains Anak Usia

DiniMelalui Metode Berkebun”. Tulisan ini merupakan skripsi pada

Fakultas Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung tahun 2021. Penelitian ini menekankan pada peningkatkan

aktivitas sains anak usia dini melalui metode berkebun di TK Negeri 2

Bandar Lampung. Aktivitas sains dalam penelitian meliputi observasi

(mengamati), klasifikasi (mengelompokkan), prediksi (meramalkan),

dan mengkomunikasikan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Puji Lestari Npm:1111070014 yang

meneliti tentang “Evektifitas Metode Bermain Peran Dalam

Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun Taman

Kanak-Kanak Assalam 2 Sukarame Bandar Lampung” tulisan ini

Page 45: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

45

merupakan penelitian skripsi pada jurusan Pendidikan Islam Anak

Usia Dini Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universita Islam Negeri

Raden Intan Lampung 2018. Penelitian ini berfokus pada

keterampilan sosial anak dalam proses belajar mengajar. Untuk

mengungkap hal tersebut peneliti menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas / PTK Model Kurt Lewin yang dilaksanakan dalam dua siklus.

Berdasarkan kajian relevan diatas, penulis menyimpulkan bahwa

penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian

sebelumnya, penulis berfokus pada peningkatan keterampilan hidup

pada anak melalui pendekatan eksplorasi lingkungan dengan bercocok

tanam sedangkan penelitian terdahulu berfokus pada implementasi

kegaiatan bercocok tanam dapat meningkatkan kecerdasan naturalis

anak usia 5-6 tahun kelompok B di TK Dharma Bakti Kota Bengkulu

dan menekankan pada peningkatkan aktivitas sains anak usia dini

melalui metode berkebun di TK Negeri 2 Bandar Lampung.

sedangkan peneliti selanjutnya berfokus pada evektifitas metode

bermain peran dalam mengembangkan keterampilan sosial anak usia

5-6 tahun Taman Kanak-Kanak Assalam 2 Sukarame Bandar

Lampung.

G. Kerangka Pikir

Keterampilan sosail dapat disebut sebagai kemampuan untuk

mengembangkan keterampilan yang memfasilitasi interaksi dan komuniasi

dengan orang lain dimana aturan dan hubungan sosial dan komunikasi

Page 46: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

46

diperbaiki secara verbal dan non-verbal. Hasil perencanaan sumber belajar

pendidik akan memberikan manfaat jika pendidik dapat mempersiapkan dan

memilih sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik anak. Minat dan

tujuan belajar anak harus terpenuhi. Dalam hal ini, melalui pendekatan

eksplorasi lingkungan, lebih meningkatkan keterampilan sosial karena anak

dapat berinteraksi dengan tanaman dan lingkungan sekitarnya.

Tahapan yang digunakan guru meningkatkan keterampilan sosail anak

meliputi aspek keterampilan berpikir dan manajemen karena emosi melibatkan

keterampilan sosial dengan pendekatan eksploratif terhadap lingkungan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka fikir :

Sintaks Ekplorasi lingkungan

a) Wawasan informasi yang lebih luas lebih nyata

b) Menumbuhkan rasa keingintahuan anak tentang sesuatu telah ataupun baru diketahuinya.

c) Memperjelas konsep dan keterampilan yang telah dimilikinya.

d) Memperoleh pengalaman penuh tentang kehidupan manusia dengan berbagai situasi dan

kondisi yang ada.

e) Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana memahami lingkungan yang ada disekitar

serta bagaimana memanfaatkannya.

Pembelajaran di Taman kanak-Kanak

Hasil dan Temuan

Guru:

Guru kurang aktif dalam

memberikan pembelajaran

Anak:

Peningkatan keterampilan sosial anak belum terlihat.

Indikator peningkatan keterampilan sosial sebagai

berikut:

1. Bermain dengan teman sebaya

2. Bekerjasama dalam kelompok

3. Bangga terhadap hasil karyanya Sendiri

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian

Page 47: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

47

H. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika menerapkan

metode eksplorasi lingkungan dapat meningkatkan keterampilan sosial di

TK Mutiara Desa Bungaejaya Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Page 48: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

kelas atau PTK. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan meningkatkan

prestasinya agar hasil belajar anak lebih meningkat (Aqib, dkk, 2009:3).

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode pembelajaran yang

lebih efektif , untuk mengurangi biaya produksi dalam meningkatkan

produktivitas suatu organisasi, penelitian tindakan kelas juga dianggap sebagai

proses dimana individu atau kelompok ingin melakukan perubahan dalam situasi

tertentu untuk meneliti proses yangakan membawa perubahan tersebut, dan

kemudian setelah sampai pada tahap kesimpulan yang bertanggung jawab

mengimplementasikan proses tersebut (Sugiono, 2010:9).

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memilih melakukan penelitian di TK Mutiara

Desa Bungaejaya kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. karena peneliti tertarik

untuk melihat bagaimana upaya guru dalam meningkatkan keterampilan sosial

dengan pendekatan eksplorasi lingkungan dengan bercocok tanam di TK Mutiara

Desa Bungaejaya kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Subjek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak usia dini

di TK Mutiara Desa Bungaejaya kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa

berjumlah 11 orang anak, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 4 anak perempuan.

Page 49: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

49

C. Faktor Yang Diselidiki

1. Upaya guru dalam meningkatkan keterampilan sosial anak melalui pendekatan

eksplorasi lingkungan dengan bercocok tanam.

2. Apakah ada interaksi antara guru dan anak didik dan antara anak didik dengan

anak didik dalam proses kegiatan belajar mengajar.

3. Pengunaan Metode eksplorasi lingkungan di TK Mutiara Desa Bungaejaya

kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

D. Prosedur Penelitian

Sesuai untuk jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, penelitian

ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu siklus I dan Siklus II yang memiliki empat

tahap yaitu perencanaan, pelaksanaantindakan, pengamatan, dan refleksi.

SIKLUS I

SIKLUS II

Perencanaa

n Refleksi

Tindakan

Pegamatan

Pengamatan

Tindakan

Perencanaan

Refleksi

Page 50: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

50

1. Perencanaan

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang diperlukan

untuk memperbaiki apa yang terjadi. Meliputi RPP, lembar observasi anak

dan lembar penilaian.

2. Tindakan

Tindakan adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkontrol,

variasi dari amalan yang cermat dab bijak.

3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data sebagai proses modifikasi

kinerja belajar mengajar (PMB).

4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merungkan suatu tindakan persis seperti

yang diceritakan dan dicatat dalam observasi (Suharsimi dan Sypardi,

2012:16).

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan penelitian ini, peneliti harus menyiapkan : (1) Rencana

Pelaksaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) bertema buah dan sayuran. (2)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dengan subtema sayuran

(3) menyediakan bahan ajar seperti tanah, kantong atau wadah dan benih yang

akan ditanam (4) mengembangkan instrument observasi dan penilaian.

Page 51: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

51

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti mengimplemtasikan tindakan yang

telah dikembangkan dalam RPPH, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti

dan kegiatan penutup. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I.

Langkah-langkah dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut : Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I adalah :

Pada tahap pelaksanaan tindakan peneliti melakukan tindakan yang telah

dirumuskan dalam RPPH yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan

penutup.Rencana pelaksanaan pembelajaran harian pada siklus I yaitu:

1) Pinjakan Sebelum Bermain

a) Guru memberikan salam dan berdoa.

b) Guru menanyakan kabar peserta didik dan melakukan apersepsi.

c) Guru menjelaskan tema dan sub tema hari ini.

2) Pinjakan Selama Bermain

a) Guru menyampaikan materi menggunakan media agar menarik perhatian

anak.

b) Guru bertanya tentang tanaman.

c) Guru mengenalkan nama-nama tanaman.

d) Guru meminta anak membedakan tanaman yang baik dan tidak baik.

3) Pinjakan Setelah Bermain

1) Membersihkan peralatan yang sudah digunakan.

2) Guru menanyakan tentang kegiatan dan perasaan anak hari ini.

3) Guru memberikan motivasi pada anak.

Page 52: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

52

4) Berdoa sebelum pulang.

c. Pengamatan (Observing)

Dalam proses melaksanakan kegiatan belajar mengajar peneliti juga

melakukan observasi yaitu mengamati kegiatan dan proses pembelajan serta

menilai kepakaan anak terhadap tumbuhan (Anak sangat tertarik pada

tumbuhan, menanyai tumbuhan, mengamati tumbuhan, dan merawat

tumbuhan) dan keahlian dalam membedakan tanaman (mengidentifikasi

tanaman percobaan, analisis pemupukan, karateristik tanaman sebelum

percobaan, analisis karakteristik tanaman setelah ditanam, dan analisis

perbedaan antara tanaman).

d. Refleksi (Reflecting)

Pada pada tahap refleksi ini, peneliti mengelolah dan menganalisis data

yang diperoleh dari observasi yang dilakukan. Refleksi ini dipimpin oleh

peneliti dengan bantuan seorang teman. Dari hasil pengelolaan dan analisis

data, peneliti dapat mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang ada

dalam melaksanakan proses peneltian. Dengan demikian peneliti dapat

membuat rekomendasi berdasarkan GAP yang ada . Hasil refleksi ini dapat

menjadi acuan untuk menentukan langkah selanjutnya. Selain itu, peneliti

dapat menemukan kelemahan pada anak dan guru yang jika tidak tercapai

maka akan dilanjutkan pada siklus II.

2. Siklus Kedua

Siklus II dilakukan jika hal yang dipelajari belum mencapai tingkat kinerja

yang ditentukan. Siklus kedua dilaksanakan dengan melakukan perubahaan

Page 53: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

53

proses pembelajaran yang dilakukan atas dasar refleksi pada siklus pertama.

Langkah-langkah pelaksanaan dilakukan sesuai siklus pertama seperti 1)

perencanaan, 2) tindakan, 3) mengamati, dan 4) refleksi. Silus tersebut

dilakukan untuk mengetahui tingkat kecerdasan bawaan yang dimiliki anak.

Tahap refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis yang telah

diinterpretasikan oleh peneliti berdasarkan observasi yang dilakukan. Jika

ada kekurangan, peneneliti memberikan masukan dan saran sebagai bahan

perbaikan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pustaka

dan kerja lapangan. Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data

sebagai landasan teori dengan meriview buku-buku yang berkaitan dengan

metode eksplorasi lingkungan. Sedangkan kerja lapangan dilakukan dennan cara

terjun langsung ke area yang telah ditentukan yaitu di TK Mutiara, Desa

Bungaejaya, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa. Alat-alat yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan catatan observasi yang diamati oleh peneliti

sebagai pengamat. Lembar observasi ini berisi catatan pembelajaran yang diamati

berdasarkan apa yang terjadi selama tindakan, termasuk aktivitas guru, aktivitas

siswa, dan kondisi lingkungan dikelas.

Page 54: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

54

2. Dokumentasi

Dokumentasi dapat berupa foto-foto saat pembelajaran berlangsung, nama-

nama anak yang akan diteliti dan data pendukung lainnya yang akan dianalisis

pada tahap awal (Dariyo:56).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian

untuk memperoleh data, seorang peneliti tidak akan memperoleh data yang

memenuhi standar data yang telah ditetapkan.

Pengumpulan data adalah pencatatan fakta atau deskripsi atau ciri-ciri dari

beberapa dan semua elemen populasi yang akan mendukung penelitian atau

metode yang mungkin peneliti gunakan untuk mengumpulkan data pengumpulan

data (Sugiyono, 2013:88). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang memenuhi standar data

yang telah ditetapkan, antara lain:

1. Observasi

Observasi menurut (Suharsimi, Arikunto, 2016:156) mengungkapkan bahwa

mengamati adalahsuatu kegiatan yanf sempit, yaitu memperhatikan sesuatu

dengan mata, sedangkan dalam pengertian psikologis pengamatan atau observasi

termaksud juga memperhatikan. Lembar observasi berfungsi sebagai pedoman

dalam melakukan observasi untuk memperoleh data yang diinginkan. Lembar

observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk

Page 55: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

55

mengamati perkembangan dalam hal sejauh mana kemampuan keterampilan

sosial anak dengan metode eksplorasi lingkungan.

2. Dokumentasi

Mengumpulkan data dengan melihat atau menyimpan laporan yang ada. Teknik

pengumpulan data lainnya. Dimana pada saat pengumpulan data dengan metode

pendokumentasian data tersebut merupakan benda mati, bukan makhluk hidup.

Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data-data yang

diperlukan seperti catatan administrasi dan foto-foto kegiatan.

Bahan-bahan yang dikumpulkan oleh peneliti juga dirincikan dari berbagai

sumber data seperti sarana dan prasarana, sarana dan fakta lain yang perlu penulis

gunakan untuk mencari informasi tentang catatan sekolah, kelayakan guru, dan

data lain yang berhubungan dengan penelitian. Kegiatan yang dilakukan sebagai

bagian dari observasi partisipatif.

G. Teknik Analisis Data

Data merupakan catatan penilaian, baik berupa fakta maupun angka. Data

yang diperoleh dan dikumpulkan terlebih dahulu dianalisis dengan tujuan untuk

menunjukkan apakah ada perbaikan yang telah dilakukan setelah dilakukan

tindakan. Dengan analisis data ini, seseorang dapat melihat peningkatan

keterampilan sosial dengan eksplorasi agro-lingkungan.

Jenis data yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian tindakan kelas

adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat dianalisis secara

deskriptif dengan menggunakan analisis statistic deskriptif (Menghitung rata-rata

Page 56: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

56

pertumbuhan anak berdasarkan skor yang diperoleh dari lembar observasi).

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu mencoba menggambarkan

keadaan yang sebenarnya dan dideskripsikan dalam bentuk narasi sesuai hasil

pengamatan. Data juga dianalisis menggunakan deskriptif kuntitatif yang

bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan sosial. Tujuannya yaitu

untuk mengetahui peningkatan keterampilan sosial dengan pendekatan eksplorasi

anak dengan kegiatan bercocok tanam. Rumus yang digunakan dalam analisis

data deskriptif kuantitatif sederhana untuk mencari persentase, mengacu pada

pendapat (Aqib,dkk, 2009:1), yaitu sebagai berikut :

P =

x 100

Keterangan :

P = Angka Persentasi

f = Jumlah Anak

N = jumlah seluruh anak

100% = Bilangan konstan

Tabel 1.1 Keterangan Skor Hasil Observasi Tiap Siklus

Interval Kriteria

76%-100% BSB (Berkembang Sangat Baik)

51%-75% BSH (Berkembang Sesuai Harapan)

26%-50% MB (Mulai Berkembang)

0%-25% BB (Belum Berkembang

Page 57: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

57

Hasil analisis dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki

rancangan pembelajaran, serta dijadikan sebagaibahan pertimbangan dalam

penentuan model pembelajaran yang tepat (Aqib, dkk. 2009:14)

H. Indikator Keberhasilan

Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, penelitian ini dinyatakan

berhasil apabila ada perubahan atau peningkatan keterampilan sosial yang

diperoleh anak setelah bercocok tanam dengan pendekatan ek splorasi lingkungan.

Penelitian ini dianggap berhasil apabila 75% anak berada pada tingkat

perkembangan yang diharapakan. Anak dapat menguasai indicator peningkatan

keterampilan sosial dengan pendekatan eksploratif terhadap lingkungan.

Page 58: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di TK Mutiata, Desa Bungaejaya, Kecamatan

Pallangga, Kabupaten Gowa, TK ini berada didaerah pedesaan yang penduduknya

mayoritas berprofesi Wiraswasta, Guru, PNS, Pedagang dan buruh. Sarana dan

Prasarana sekolah ini cukup memadai dilengkapi dengan berbagai fasilitas

outdoor dan indoor, memiliki tenaga pengajar sebanyak 8 orang dan kepala

sekolah yang merangkap sebagai guru dan beberapa diantaranya sudah menempuh

sarjana pendidikan. Jumlah peserta didik yang akan diteliti yaitu 11 orang anak

dan 1 orang guru dikelas.

2. Deskripsi Siklus I Meningkatlan Keterampilan Sosial Anak Melalui

Pendeketan Eksplorasi Lingkungan dengan Bercocok Tanam

Berdasarkan hasil penelitian, pada siklus I yang dilaksanakan sebanyak 3 kali

pertemuan yaitu 21, 23 dan 25 Desember 2021.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan pada penelitian ini terbagi menjadi dua

siklus yaitu Siklus I dan Siklus II dan masing-masing dilaksanakan dengan tiga

kali pertemuan. Adapun kegiatan tersebut yaitu:

1) Berkolaborasi dengan wali kelas untuk melakukan kegiatan peningkatan

keterampilan sosial anak

Page 59: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

59

2) Menyusun rencana pembelajaran harian (RPPH) yang akan digunakan

guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan

pertanian seperti wadah, benih, dan tanah.

4) Menyiapkam format penilaian observasi anak dalam melakukan kegiatan

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu Siklus I,

Pertemuan pertama pada Selasa, 21 Desember 2021 mulai pukul 08:00-10:30

dengan Tema Tanaman subtema Tauge, pertemuan kedua dilaksanakan pada

Kamis, 23 Desember 2021 dengan subtema tanaman cabai, pertemuan ke 3

dilaksanakan pada sabtu, 25 Desember 2021 dengan tema Tanaman

Mentimun. Saat melakukan kegiatan dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dan berlaku untuk siklus I dan siklus

II. Kegiatan tersebut dapat dirincikan sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal dimulai dengan menginstruksikan anak-anak untuk berbaris rapi

diluar kelas, kemudian masuk kekelas, guru mengucapkan salam dan anak

menjawabnya, kemudian membaca doa sebelum melakukan kegiatan belajar,

bernyanyi, kemudian guru menanyakan hari, tanggal, dan tahun kepada anak.

Selanjutnya guru mengenalkan sayuran yaitu tauge, cabai, dan mentimun yang

akan diajarkan dengan memperlihatkan kepada anak yang mana biji tauge, biji

cabai, dan biji mentimun. Kemudian guru menjelaskan tahapan-tahapan cara

menanamam dari memasukkan tanah kedalam wadah hingga proses melakukan

Page 60: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

60

penanaman biji-biji yang telah diperlihatkan sehingga anak mampu memahami

bagaimana cara melakukan penanaman pada tanaman tauge, cabai, dan

menitmun.

2. Kegiatan Inti

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam memulai proses

pembelajaran. Dimana peneliti membimbing anak melalui kegiatan belajar.

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru dibagi

menjadi tiga kelompok, guru melakukan kegiatan Tanya jawab tentang

kegiatan yang telah dilakukan, kemudian guru menyampaikan dan menjelaskan

kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan yaitu kegiatan bercocok tanam

sehingga dalam kesempatan tersebut anak akan bermain sambil belajar melalui

metode kegiatan belajar diluar kelas atau Outdoor Learning dan peneliti

bertugas mengamati sekaligus mengawasi anak dalam kegiatan. Setelah

kegiatan tersebut selesai, anak-anak bergiliran mencuci tangan dan lalu makan

bersama didalam kelas setelah anak membaca doa sebelum makan.

3. Kegiatan Penutup

Guru melakukan Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan yaitu

kegiatan bercocok tanam. Guru kemudian menyampaikan kegiatan yang akan

dilakukan keesokan harinya, pesan dan kesan, bernyanyi, membaca doa,

mengucapkan salam serta memberitahukan anak untuk langsung pulang

kerumah.

Page 61: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

61

c. Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dan

wali kelas berkeliling untuk mengamati anak-anak yang sedang melakukan

kegiatan bercocok tanam (Toge, Cabai, dan Mentimun). Obervasi ini digunakan

untuk mengumpulkan data untuk dianalisis dalam kegiatan pembelajaran, evaluasi

kegiatan dilakukan dengan menunjukkan kepada anak hasil karyanya dan

memberikan pujian atas kerja keras semua anak-anak.

d. Refleksi

Hasil refleksi berupa evaluasi tindakan yang dilakukan untuk mengetahui

kekurangan dalam melakukan kegiatan pada Siklus I, walaupun terdapat

peningkatan namun nilainya masih kurang dari 75% dari jumlah anak.

Berdasarkan hasil reflesi dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Kurangnya akomodasi siswa sehingga kegiatan menjadi sedikit kurang

terkontrol

2) Siswa masih ragu dalam melakukan kegiatan tersebut

3) Waktu harus dikelola dengan baik, seperti membagi anak-anak kedalam

kelompok-kelompok

4) Harus kreatif serta menciptakan kesenangan bagi siswa sehingga mereka lebih

tertarik dan antusias dalam belajar.

Page 62: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

62

Tabel 4.1 Hasil Observasi dan Evaluasi Keterampilan

Soaial Anak Siklus l Pertemuan l,ll dan lll

Keterangan :

BB : Belum Berkembang

MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

BSB : Berkembang Sangat Baik

Kondisi awal kemampuan anak dalam keterampilan sosial dengan

persentase yang dicapai oleh anak sebelum kegiatan bercocok tanam yang sesuai

indikator yang ditentukan untuk mengetahui pencapaian belum berkembang,

mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang sangat baik

dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

N0. Nama INDIKATOR

Bermain dengan

teman sebaya

Bekerjasama dalam

kelompok

Bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 RN

2 UA

3 AF

4 AD

5 RT

6 FA

7 LA

8 AH

9 FI

10 RA

11 AA

Page 63: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

63

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Sosial Pada

Anak Siklus l Pertemuan l,ll dan lll

No Keterampilan Yang

Dicapai

Jumlah Anak Jumlah

% BB MB BSH BSB

1. Bermain dengan teman

sebaya

6 4 1 0 11

54% 36% 10% 0% 100%

2. Bekerjasama dalam

kelompok

6 4 0 1 11

54% 36% 0% 10% 100%

3. Bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

5 5 0 1 11

45% 45% 0% 10% 100%

Berdasarkan keterampilan sosial anak dalam bercocok tanam dapat

diketahui bahwa:

1. Indikator I

Bermain dengan teman sebaya di TK Mutiara Desa Bungaejaya

Kec.Pallangga Kab.Gowa, diperoleh 6 anak atau 54,5% yang berada dikategori

Belum Berkembang, 4 anak atau 36,3% yang berada dikategori Mulai

Berkembang, dan 1 anak atau 9,0% yang berada dikategori berkembang sesuai

harapan.

2. Indikator II

Bekerja Sama Dalam Kelompok di TK Mutiara Desa Bungaejaya

Kec.Pallangga Kab.Gowa, diperoleh 6 anak atau 54,5% yang berada dikategori

Belum Berkembang, 4 anak atau 36,3% yang berada dikategori Mulai

Page 64: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

64

Berkembang, dan 1 anak atau 9,0% yang berada dikategori berkembang sangat

baik.

3. Indikator III

Bangga Terhadap Hasil Karyanya Sendiri di TK Mutiara Desa Bungaejaya

Kec.Pallangga Kab.Gowa, diperoleh 5 anak atau 45,4% yang berada dikategori

Belum Berkembang, 5 anak atau 45,4% yang berada dikategori Mulai

Berkembang, dan 1 anak atau 9,0% yang berada dikategori berkembang sangat

baik.

3. Deskripsi Tindakan Siklus ll Meningkatkan Keterampilan Sosial Pada

Anak Melalui Pendekatan Eksplorasi Lingkungan Dengan Bercocok Tanam

Anak Kelompok B Di TK Mutiara Desa Bungaejaya Kec.Pallangga

Kab.Gowa

Berdasarkan hasil analisis siklus I keterampilan sosial melalui kegiatan

bercocok tanam belum sepenuhnya berkembang, maka perlu dilakukan Siklus II

untuk memperoleh aspek sosial yang lebih optimal pada masa prasekolah. Dalam

pelaksaan penelitian tindakan kelas Siklus II yang terdiri dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan jumlah pertemuan ke 3 pertemuan

pertama berlangsung pada hari selasa 27 Desember 2021, pertemua kedua pada

Kamis, 29 Desember 2021, pertemuan ke 3 pada sabtu, 1 Januari 2021.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan Siklus 1 meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Berkolaborasi dengan guru kelas tentang kegiatan yang perlu dilakukan untuk

meningkatkan keterampilan sosial anak.

2) Memberikan contoh kegiatan bercocok tanam

3) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan

Page 65: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

65

4) Membagi anak kedalam beberapa kelompok

5) Menyiapkan lembar obeservasi untuk mempermudah kegiatan analisis data

b. Pelaksanaan

pelaksanaan pada siklus I yang terdiri dari 3 kali pertemuan pada selasa,

27 Desember 2021dengan tema sayur sub tema sayur Tomat, pertemuan kedua

pada kamis, 29 Desember 2021 dengan subtema bayam, pertemuan ketiga

dilaksanakan pada sabtu, 1 januari 2021. Materi pembelajaran yang dilakukan

adalah tomat, jeruk dan bayam. Saat melakukan penelitian, kegiatan dibagi

menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal, inti dan penutup dan guru bertindak

sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai pengamat dengan pelaksanaan

sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal

Pada saat guru akan dimulai dengan guru membimbing anak berbaris di

luar kelas dengan rapi, masuk kedalam kelas, guru menyapa dan memberikan

salam kemudian berdo’a bersama sebelum belajar, bernyanyi, pengenalan hari,

tanggal, bulan dan tahun, melakukan kegiatan motorik. Kemudian guru

mengenalkan sayur-sayuran yaitu (tomat, bayam dan jeruk) yang akan diajarkan

dengan memperlihatkan berbagai macam biji-bijian (tomat, bayam dan jeruk)

beserta tanaman. Guru menjelaskan langkah-langkah menanam dimulai dari,

memasukan tanah kedalam wadah, sampai pada akhirnya menanam biji-bijian

sehingga mereka mengerti tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Page 66: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

66

2. Kegiatan Inti

Guru berperan sangat penting dalam memulai proses pembelajaran.

Dimana peneliti membimbing anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran

menanam biji-bijian. Sebelum kegiatan ini dimulai, terlebih dahulu guru

menjelaskan secara rinci tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu pengenalan

tanaman dan memberikan contoh cara menanam biji-bijian seperti

mempraktekkan cara memasukkkan tanah dan biji-bijian kedalam wadah. Setelah

guru memberikan contoh cara melakukan percobaan, guru membagi anak menjadi

3 kelompok. Pada setiap pertemuan tanaman yang diberikan berbeda-beda. Pada

kegiatan ini anak diberi kesempatan untuk bermain diluar ruang kelas dan peneliti

mengamati serta mengawasi anak-anak yang sedang bermain. Selesai melakukan

kegiatan bermain anak diperintahkan untuk mencuci tangan mereka secara

bergantian, kemudian masuk kedalam kelas untuk makan bersama. Sebelum

makan, guru membimbing anak-anak membaca do’a sebelum dan sesudah makan

3. Kegiatan Penutup

Guru mengajak anak-anak untuk melakukan tanya jawab dari hasil

pembelajaran yang telah dilakukan yaitu melakukan kegiatan menanam biji tomat,

bayam dan jeruk yang telah dilaksanakan anak. Setelah itu guru menyampaikan

kegiatan untuk hari esok, pesan dan kesan, bernyanyi, membaca do’a pulang,

salam, dan pulang.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan selama operasi berlangsung. Peneliti dan wali kelas

berkeliling dan mengamati anak-anak yang sedang melakukan kegiatan bercocok

Page 67: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

67

tanam (Tomat, Bayam dan jeruk). Obervasi ini dilakukan untuk mengumpulkan

data untuk dianalisis dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian kegiatan dilakukan

dengan cara menunjukkan kepada anak hasil karyanya dan guru memuji hasil

karya anak.

d. Refleksi

berdasarkan hasil observasi hasil belajar Siklus II melalui kegiatan berocok

tanam untuk meningkatkan keterampilan sosial anak di TK Mutiara terdapat

peningkatan yang sangat baik. Diketahui Siklus II dapat meningkatkan persentase

hasil observasi sehingga tidak perlu dilakukan Siklus tambahan.

Tabel 4.3 Hasil Observasi dan Evaluasi Keterampilan Sosial Anak

Siklus ll Pertemuan l,ll dan lll

N0. Nama Bermain dengan

teman sebaya

Bekerjasama dalam

kelompok

Bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 RN

2 UA

3 AF

4 AD

5 RT

6 FA

7 LA

8 AH

9 FI

10 RA

11 AA

Keterangan :

BB : Belum Berkembang

MB : Mulai Berkembang

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

BSB : Berkembang Sangat Baik

Kondisi awal kemampuan anak dalam keterampilan sosial dengan

persentase yang dicapai oleh anak sebelum kegiatan bercocok tanam yang sesuai

Page 68: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

68

indikator yang ditentukan untuk mengetahui pencapaian belum berkembang,

mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang sangat baik

dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Sosial Pada

Anak Siklus II Pertemuan l,ll dan lll

No Keterampilan Yang

Dicapai

Jumlah Anak Jumlah

% BB MB BSH BSB

1. Bermain dengan teman

sebaya

1 5 4 1 11

10% 45% 36% 10% 100%

2. Bekerjasama dalam

kelompok

0 5 5 1 11

0% 45% 45% 10% 100%

3. Bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

0 5 5 1 11

0% 45% 45% 10% 100%

Berdasarkan keterampilan sosial anak dalam bercocok tanam dapat

diketahui bahwa:

1. Indikator I

Bermain dengan teman sebaya di TK Mutiara Desa Bungaejaya

Kec.Pallangga Kab.Gowa, diperoleh 1 anak atau 9,0% yang berada dikategori

Belum Berkembang 5 anak atau 45,4% yang berada dikategori Mulai

Berkembang, 4 anak atau 36,3% yang berada dikategori Berkembang Sesuai

Harapan, dan 1 anak atau 9,0% yang berada dikategori berkembang Sangat Baik.

2. Indikator II

Bekerja Sama Dalam Kelompok di TK Mutiara Desa Bungaejaya

Kec.Pallangga Kab.Gowa, diperoleh 5 anak atau 45,4% yang berada dikategori

Page 69: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

69

Mulai Berkembang, 5 anak atau 45,4% yang berada dikategori Berkembang

Sesuai Harapan, dan 1 anak atau 9,0% yang berada dikategori berkembang Sangat

Baik.

3. Indikator III

Bangga Terhadap Hasil Karyanya Sendiri di TK Mutiara Desa Bungaejaya

Kec.Pallangga Kab.Gowa, diperoleh 5 anak atau 45,4% yang berada dikategori

Mulai Berkembang, 5 anak atau 45,4% yang berada dikategori Berkembang

Sesuai Harapan, dan 1 anak atau 9,0% yang berada dikategori berkembang Sangat

Baik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berkolaborasi bersama guru kelompok B di TK Mutiara Kec. pallangga

Kab. Gowa dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 4

tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilakukan 6

kali pertemuan yang terbagi menjadi dua siklus, yaitu siklus 1 dilaksanakan

dengan 3 kali pertemuan dan siklus ll yang dilaksanakan 3 kali pertemuan.

Kegiatan bercocok tanam merupakan salah satu kegiatan yang dapat

mengembangkan keterampilan sosial karna interaksi sosial dalam lingkungannya

memiliki konstribusi besar dalam meraih kegahagiaan hidupnya. Apalagi bagi

seorang anak, keberhasilan dalam menjalin interaksi dengan lingkungan sosialnya

khususnya dengan teman sebaya akan sangat berpengaruh pada proses

perkembangan selanjutnya. Sebagaimna diungkap Hartup (1992) bahwa hubungan

antar teman sebaya pada masa kanak-kanak berkontribusi terhadap keefektifan

fungsi individu sebagai orang dewasa. Keberhasilan penelitian ini telah

Page 70: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

70

menunjukkan adanya kesesuaian teori dengan hasil penelitian yang membuktikan

bahwa kegiatan bercocok tanam dapat meningkatkan keterampilan sosial anak.

Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan anak dari siklus l masih

belum memenuhi indikator keberhasilan. Berdasarkan pada indikator I Bermain

dengan teman sebaya diperoleh 6 anak atau 54,5% yang berada dikategori Belum

Berkembang, 4 anak atau 36,3% yang berada dikategori Mulai Berkembang, dan

1 anak atau 9,0% yang berada dikategori berkembang sesuai harapan. Indikator II

Bekerja Sama Dalam Kelompok, diperoleh 6 anak atau 54,5% yang berada

dikategori Belum Berkembang, 4 anak atau 36,3% yang berada dikategori Mulai

Berkembang, dan 1 anak atau 9,0% yang berada dikategori berkembang sangat

baik. Indikator III Bangga Terhadap Hasil Karyanya Sendiri, diperoleh 5 anak

atau 45,4% yang berada dikategori Belum Berkembang, 5 anak atau 45,4% yang

berada dikategori Mulai Berkembang, dan 1 anak atau 9,0% yang berada

dikategori berkembang sangat baik.

Pada siklus II Indikator I Bermain dengan teman sebaya, diperoleh 1 anak

atau 9,0% yang berada dikategori Belum Berkembang 5 anak atau 45,4% yang

berada dikategori Mulai Berkembang, 4 anak atau 36,3% yang berada dikategori

Berkembang Sesuai Harapan, dan 1 anak atau 9,0% yang berada dikategori

berkembang Sangat Baik. Indikator II Bekerja Sama Dalam Kelompok, diperoleh

5 anak atau 45,4% yang berada dikategori Mulai Berkembang, 5 anak atau 45,4%

yang berada dikategori Berkembang Sesuai Harapan, dan 1 anak atau 9,0% yang

berada dikategori berkembang Sangat Baik. Indikator III Bangga Terhadap Hasil

Karyanya Sendiri, diperoleh 5 anak atau 45,4% yang berada dikategori Mulai

Page 71: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

71

Berkembang, 5 anak atau 45,4% yang berada dikategori Berkembang Sesuai

Harapan, dan 1 anak atau 9,0% yang berada dikategori berkembang Sangat Baik.

Hal ini didukung oleh teori dari Pruett ( Puji Lestari: 2018) menjelaskan bahwa

anak dapat belajar sejumlah keterampilan sosial melalui kegiatan bermain

bersama anak-anak yang lain. Bermain dengan teman sebaya pada tahap ini sangat

penting dan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak, diantara pengaruh

yang ditimbulkannya pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya sebagai

berikut: a. Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan

bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok. b. Membantu anak

mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilai orang tua. c. Membantu

mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan

emosional dari rasa berkawan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka,

dapat disimpulkan bahwa meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalui

pendekatan eksplorasi ligkungan dapat meningkat dengan kegiatan bercocok

tanam.

Page 72: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

72

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil penelitian menggunakan metode penelitian PTK (Penelitian

Tindakan Kelas) di TK Mutiara Desa Bungaejaya, Kec. Pallangga Kab. Gowa

dapat diketahui bahwa melalui kegiatan bercocok tanam mampu meningkatkan

keterampilan sosial anak dengan penerapan secara berulang-ulang sehingga dapat

meningkatkan keterampilan sosial sesuai dengan indikator Bermain dengan teman

sebaya,bekerjasama dalam kelompok dan bangga terhadap hasil karyanya sendiri.

Dapat dibuktikan dengan adanya perkembangan keterampilan sosial dengan

bercocok tanam pada saat pelaksanaan siklus 1 mencapai masih ada beberapa

anak dengan kategori MB (Mulai Berkembang) dengan skor 26% dan pada siklus

kedua sudah ada beberapa anak berada dikategori BSH (Berkembang Sesuai

Harapan) dengan skor 75% . Maka dapat disimpulkan bahwa bercocok tanam

dapat memberikan pengaruh pada perkembangan keterampilan sosial anak usia

dini di TK Mutiara Desa bungaejaya, Kec.Pallangga Kab.Gowa.

B. Saran

1. Saran untuk Guru, sebaiknya sebagai seorang guru bisa lebih memahami

pentingnya keterampilan sosial anak agar mampu mengatasi masalah serta

menyediakan proses pembelajaran yang disukai oleh anak-anak dan lebih menarik

perhatian anak dalam belajar.

2. Saran untuk orang tua agar memberikan pembiasaan kepada anak dalam

bersosialisasi dilingkungan sekitarnya.

Page 73: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

73

DAFTAR PUSTAKA

Adelsberger, Heimo, H. 2000. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gava

Medias

Arini, Asari. Implementasi Pendekatan Eksplorasi Lingkungan Untuk

Mengembangkan Pengetahuan Sains Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun Di

Tk Dharma Wanita Sukarame Bandar Lampung. Diss. UIN Raden Intan

Lampung, 2020.

Combs and Slaby, Effective Skill For Child, Boys Town, Town Dowd,, 2007, h

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Dwi I.M., Haryani, & Widiyatmoko. (2013). Penegembangan Alat Peraga IPA

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains. Unnes Science Education

Journal, USEJ 4 (2).

Fajar. 2007. Keterampilan Sosial Pada Anak Menengah Akhir. Jurnal. (dalam

Ipah Saripah Dan Lia Mulyani. 2015. Profil Keterampilan Sosial Siswa

Sekolah Dasar Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Prasekolah TK

Dan Non TK. Bandung: Jurnal Volume 2 no.2)

Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik.

Bandung. CV. Pustaka Setia

Heldanita, H. (2018). Pengembangan Kreativitas Melalui Eksplorasi. Golden Age:

Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 3(1), 53–64. Jakarta:

Balai Pustaka.

Hidayati, Sri (2021) Strategi pembelajaran anak usia dini. Kanaka Media,

Surabaya.

Laurillard, (2002). Eksplorasi, elaborasi, Konfirmasi

Http://rif6.blogspot.com/20011/08/eksprolasi-elaborasi-konfirmasi.

Marel, Peningkatan Ketrampilan Sosial, Bandung, Alfabeta, 2008, h.1

Masitoh. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka.

Mita, A. (2021). Upaya Meningkatkan Kecerdasan Naturalistik Anak Usia Dini 5-

6 Tahun Melalui Kegiatan Bercocok Tanam Di Tk Pgri Bandar Lampung

[PhD Thesis]. UIN Raden Intan Lampung.

Page 74: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

74

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak. Jakarta:

Rineka Cipta.

Mursyamimlah, S. (2017). Upaya guru pendidikan agama islam dalam

internalisasi nilai-nilai akhlak mulia siswa di SD Negeri 0803 Papaso

Kabupaten Padang Lawas [PhD Thesis]. IAIN Padangsidimpuan

Mutiah, E., & Srikandi, S. (2021). Konsep Pengembangan Kreativitas AUD.

BUHUTS AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Dan Anak Usia Dini, 1(1), 1–

15.

Nugraha, G. (2016). Estimasi Sumberdaya Endapan Zirkon Di Desa Popai,

Kecamatan Ella Hilir Kabupaten Melawi Propinsi Kalimantan

Barat (Doctoral dissertation, Fakultas Teknik (UNISBA)).

Noor Hafidhoh, M. P. I. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Tematik

Terpadu Di Sekolah Dasar. At-Tahdzib: Jurnal Pendidikan Dan

Pembelajaran Dasar, 6(01), 50–58.

Perdani, Putri A, 2017, Peningkatan Keterampilan Sosial Melalui Metode

Bermain Permainan Tradisional Pada Anak TK B, Pendidikan Usia Dini,

Vol. 7, No. 2.

Putri, M. (2020a). Implementasi kegiatan bercocok tanam dalam meningkatkan

kecerdasan naturalis pada anak usia 5-6 tahun kelompok b di tk dharma

bakti kota bengkulu [phd thesis]. Iain bengkulu.

Racmawati Yeni dan Kurniati, Euis. 2011. Strategi Pengembangan Kreativitas

Pada Anak. Jakarta : Kencana Prenada Group.

Soemiarti Patmodewo, Pendidkan Pra Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.

33

Sumarsih, D. (2019). Implementasi Bermain Eksplorasi Dalam Mengembangkan

Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Tunas Harapan Kecamatam

Merbau Mataram Lampung Selatan (Doctoral dissertation, UIN Raden

Intan Lampung).

Page 75: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

75

Lampiran 1

Instrumen Kisi-Kisi Lembar Observasi Anak

No Indikator Kriteria

Skor

1.

Bermain

dengan teman

sebaya

Jika anak mampu langsung bermain dengan teman

sebaya tanpa arahan dari guru

BSB 4

Jika anak mampu bermain dengan teman sebaya

dengan arahan guru

BSH 3

Jika anak mampu bermain dengan teman sebaya

jika diajak dan diawasi oleh guru

MB 2

Jika anak belum mampu bermain dengan teman

sebayanya walau sudah diarahkan dan diajak oleh

guru

BB 1

2.

Bekerjasama

dalam

kelompok

Anak Mampu bekerjasama dalam kelompok tanpa

arahan guru

BSB 4

Anak mampu bekerjasama dalam kelompok

dengan bantuan

BSH 3

Anak mampu bekerjasama dalam kelompok

dengan lancar

MB 2

Anak belum mampu bekerjasama dalam kelompok BB 1

3.

Bangga

terhadap hasil

karyanya

sendiri

Anak mampu banga terhadap hasil karyanya tanpa

dampingan guru

BSB 4

Anak mampu bangga terhadap hasil karyanya

sendiri dengan bantuan

BSH 3

Anak mampu bangga terhadap hasil karyanya

sendiri dengan lancar

MB 2

Anak belum mampu bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

BB 1

Keterangan

BSB : Berkembang Sangat Baik

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

MB : Mulai Berkembang

BB : Belum Berkembang

Page 76: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

76

Hasil kegiatan observasi guru Siklus l Pertemuan l, ll, dan lll

Beri tanda ( ) pada kolom sesuai dengan kegiatan yang diamati

Nama Guru : Salma

Hari/Tanggal : Selasa, 21 Desember 2021 (Pertemuan I)

Kamis, 23 Desember 2021 (Pertemuan II)

Sabtu, 25 Desember 2021 (Pertemuan III)

No Langkah-Langkah

Kegiatan

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. Menyiapkan ruang, alat

dan media pembelajaran

2. Memeriksa kesiapan

anak

3. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

4. Melaksanakan

pembelajaran sesuai

dengan RPPH

5. Melibatkan anak dalam

mempersiapkan media

dan sumber belajar

6. Mengarahkan anak

dalam melakukan

percobaan

7. Memantau kemajuan

belajar

8. Melakukan penilaian

akhir

9. Menanyakan kembali

apa yang dilakukan

Jumlah 7 2 9 9

Page 77: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

77

Hasil kegiatan observasi guru Siklus l Pertemuan l, ll, dan lll

Beri tanda ( ) pada kolom sesuai dengan kegiatan yang diamati

Nama Guru : Salma

Hari/Tanggal : Selasa, 27 Desember 2021

Kamis, 29 Desember 2021

Sabtu, 01 Januari 2022

No Langkah-Langkah

Kegiatan

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. Menyiapkan ruang, alat

dan media pembelajaran

2. Memeriksa kesiapan

anak

3. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

4. Melaksanakan

pembelajaran sesuai

dengan RPPH

5. Melibatkan anak dalam

mempersiapkan media

dan sumber belajar

6. Mengarahkan anak

dalam melakukan

percobaan

7. Memantau kemajuan

belajar

8. Melakukan penilaian

akhir

9. Menanyakan kembali

apa yang dilakukan

Jumlah 9 9 9

Page 78: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

78

LAMPIRAN ANAK

Anak diberi arahan oleh guru

Anak diberi contoh cara bercocok Tanam

Page 79: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

79

LAMPIRAN ANAK

Anak mengambil tanah dan memasukkan kewadah

Anak menanam biji yang telah diberikan

Page 80: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

1

Lampiran

Instrumen Lembar Observasi Anak Keterampilan Sosial Dalam Kegiatan Bercocok Tanam

Siklus I Pertemuan Ke-1

Ket:

BB : Belum Berkembang (25%) : 1 BSH : Berkembang Sesuai Harapan (51%-75%) :3

MB : Mulai Berkembang (26%-50%) : 2 BSB : Berkembang Sangat Baik (76%-100%) :4

N0. Nama Bermain dengan

teman sebaya

Bekerjasama dalam

kelompok

Bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

Skor presentasi Kriteria

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 REHAN 3 25 BB

2 ULFA 3 25 BB

3 ALIF 5 41,6 MB

4 AHMAD 3 25 BB

5 RADIT 4 33,3 MB

6 FILDZA 5 41,6 MB

7 LIZA 4 33,3 MB

8 AFIFAH 3 25 BB

9 FADLI 3 25 BB

10 RAFA 4 33,3 MB

11 ARYA 5 41,6 MB

JUMLAH 349,7

PRESENTASI 38,4

Page 81: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

2

Instrumen Lembar Observasi Anak Keterampilan Sosial Dalam Kegiatan Bercocok Tanam

Siklus I Pertemuan Ke-2

N0. Nama Bermain dengan

teman sebaya

Bekerjasama dalam

kelompok

Bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

Skor Presentasi Kriteria

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 REHAN 3 25 BB

2 ULFA 4 33,3 MB

3 ALIF 6 50 MB

4 AHMAD 3 25 BB

5 RADIT 4 33,3 MB

6 FILDZA 5 41,6 MB

7 LIZA 4 33,3 MB

8 AFIFAH 5 41,6 MB

9 FADLI 3 25 BB

10 RAFA 4 33,3 MB

11 ARYA 5 41,6 MB

JUMLAH 383

PRESENTASI 42,1

Ket:

BB : Belum Berkembang (25%) : 1 BSH : Berkembang Sesuai Harapan (51%-75%) :3

MB : Mulai Berkembang (26%-50%) : 2 BSB : Berkembang Sangat Baik (76%-100%) :4

Page 82: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

3

Instrumen Lembar Observasi Anak Keterampilan Sosial Dalam Kegiatan Bercocok Tanam

Siklus I Pertemuan Ke-3

N0. Nama Bermain dengan

teman sebaya

Bekerjasama dalam

kelompok

Bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

Skor Presentasi Kriteria

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 REHAN 4 33,3 MB

2 ULFA 4 33,3 MB

3 ALIF 7 58,3 BSH

4 AHMAD 4 33,3 MB

5 RADIT 4 33,3 MB

6 FILDZA 7 58,3 BSH

7 LIZA 4 33,3 MB

8 AFIFAH 6 50 MB

9 FADLI 4 33,3 MB

10 RAFA 4 33,3 MB

11 ARYA 6 50 MB

JUMLAH 449,7

PRESENTASI 49,4

Ket:

BB : Belum Berkembang (25%) : 1 BSH : Berkembang Sesuai Harapan (51%-75%) :3

MB : Mulai Berkembang (26%-50%) : 2 BSB : Berkembang Sangat Baik (76%-100%) :4

Page 83: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

4

Instrumen Lembar Observasi Anak Keterampilan Sosial Dalam Kegiatan Bercocok Tanam

Siklus II Pertemuan Ke-1

N0. Nama Bermain dengan

teman sebaya

Bekerjasama dalam

kelompok

Bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

Skor Presentasi Kriteria

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 REHAN 6 50 MB

2 ULFA 7 58,33 BSH

3 ALIF 9 75 BSH

4 AHMAD 5 41,6 MB

5 RADIT 6 50 MB

6 FILDZA 8 66,6 BSH

7 LIZA 4 33,3 BB

8 AFIFAH 7 58,3 BSH

9 FADLI 6 50 MB

10 RAFA 4 33,3 BB

11 ARYA 6 50 MB

JUMLAH 566,4

PRESENTASI 62,3

Ket:

BB : Belum Berkembang (25%) : 1 BSH : Berkembang Sesuai Harapan (51%-75%) :3

MB : Mulai Berkembang (26%-50%) : 2 BSB : Berkembang Sangat Baik (76%-100%) :4

Page 84: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

5

Instrumen Lembar Observasi Anak Keterampilan Sosial Dalam Kegiatan Bercocok Tanam

Siklus II Pertemuan Ke-2

N0. nama Bermain dengan

teman sebaya

Bekerjasama dalam

kelompok

Bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

Skor Presentasi Kriteria

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 REHAN 7 58,3 BSH

2 ULFA 9 75 BSH

3 ALIF 11 91,6 BSB

4 AHMAD 6 50 MB

5 RADIT 6 50 MB

6 FILDZA 8 66,6 BSH

7 LIZA 5 41,6 MB

8 AFIFAH 8 66,6 BSH

9 FADLI 8 66,6 BSH

10 RAFA 5 41,6 MB

11 ARYA 7 58,3 BSH

JUMLAH 666,2

PRESENTASI 73,2

Ket:

BB : Belum Berkembang (25%) : 1 BSH : Berkembang Sesuai Harapan (51%-75%) :3

MB : Mulai Berkembang (26%-50%) : 2 BSB : Berkembang Sangat Baik (76%-100%) :4

Page 85: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

6

Instrumen Lembar Observasi Anak Keterampilan Sosial Dalam Kegiatan Bercocok Tanam

Siklus II Pertemuan Ke-3

N0. Nama Bermain dengan

teman sebaya

Bekerjasama dalam

kelompok

Bangga terhadap hasil

karyanya sendiri

Skor Presentasi Kriteria

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 REHAN 8 66,6 BSH

2 ULFA 9 75 BSH

3 ALIF 12 100 BSB

4 AHMAD 6 50 MB

5 RADIT 6 50 MB

6 FILDZA 8 66,6 BSH

7 LIZA 6 41,6 MB

8 AFIFAH 8 66,6 BSH

9 FADLI 8 66,6 BSH

10 RAFA 6 50 MB

11 ARYA 7 58,3 BSH

JUMLAH 691,3

PRESENTASI 76,0

Ket:

BB : Belum Berkembang (25%) : 1 BSH : Berkembang Sesuai Harapan (51%-75%) :3

MB : Mulai Berkembang (26%-50%) : 2 BSB : Berkembang Sangat Baik (76%-100%) :4

Page 86: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

1

Page 87: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

2

Page 88: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

3

Page 89: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

4

Page 90: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

5

Page 91: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

6

Page 92: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

7

Page 93: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

8

Page 94: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

9

Page 95: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

10

Page 96: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

11

Page 97: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

12

Page 98: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

13

Page 99: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

14

Page 100: meningkatkan keterampilan sosial pada anak melalaui

15

RIWAYAT HIDUP

ZUHRIYATUL FADILAH, Lahir pada tanggal 13 Agustus

1999. Jalan Pramuka Coring Kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa. Penulis merupakan anak kedua dari tiga orang

bersaudara. Anak dari pasangan Muhammad Syahriar dan

Satriani. Penulis pertama kali menempuh pendidikan TK

(Taman Kanak-kanak) pada tahun 2003 Di Tk Piveri dan tamat tahun 2004, SD

(Sekolah Dasar) pada tahun 2005 SD Limbung Puteri selama 6 tahun. Pada tahun

2011 Penulis melanjutkan pendidikan tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama)

Di Smp Muhammadiyah Limbung selama 3 tahun dan tamat pada tahun 2013.

Dan kemudian melanjutkan pendidikan jenjang SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) Di SMK 1 Gowa pada tahun 2014 selama 3 tahun dan tamat pada tahun

2016. Dan pada tahun 2017 tepat di usia ke 18 tahun penulis menempuh

pendidikan di Universitas Muhammadiyyah Makassar, program studi atau (S1).

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan.