Page 1
1
MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK
MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA ANAK USIA DINI
DI RAUDHATUL ATHFAL NURUL YAQIN
SIMPANG SUNGAI DUREN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
OLEH:
MUSTANIRAH
NIM. 209173225
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2021
Page 2
ii
MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK
MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA ANAK USIA DINI
DI RAUDHATUL ATHFAL NURUL YAQIN
SIMPANG SUNGAI DUREN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
OLEH:
MUSTANIRAH
NIM. 209173225
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2021
Page 3
iii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen
Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl.
Revisi Hal
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :
Kepada
Yth.DekanFakultasTarbiyahdanKeguruan
UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamualaikumwr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara;
Nama : Mustanirah
NIM : 209173225
Judul Skripsi : Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Melalui Kegiatan Outbound
Pada Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren Muaro Jambi
Sudah dapat diajaukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program
Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Universitas Islam Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strara
Satu dalam Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Dengan ini kami mengharapkan
agar skripsi / tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Page 4
iv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN STS Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen
Kode Formulir Berlaku tgl No. Revisi Tgl.
Revisi Hal
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :
Kepada
Yth.DekanFakultasTarbiyahdanKeguruan
UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamualaikumwr.wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara;
Nama : Mustanirah
NIM : 209173225
Judul Skripsi : Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Melalui Kegiatan Outbound
Pada Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren Muaro Jambi
Sudah dapat diajaukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program
Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Universitas Islam Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strara
Satu dalam Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Dengan ini kami mengharapkan
agar skripsi / tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Page 5
v
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Page 6
vi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas
tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya
merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Page 7
vii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
PERSEMBAHAN
حيمبسم الله حمن الره الره
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah
Skripsi ini dipersembahkan untuk
Kedua Orangtuaku tercinta
Bapak Drs. Djunaidi, M.Pd.I dan Ibu Dra. Jamilah, M. Pd.I
Kepada saudaraku
Abangku Ahmad Mustaniruddin, M. Ag dan Adikku Zia Ulhaq
Dan Kepada Suamiku
Muhammad Subhan, S. Ag
Yang telah memberikan support baik moril maupun materil
Serta kepada
Almamater Tercinta
Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Page 8
viii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
MOTTO
ن تراب ثم من نطفة ثم من علقة ثم يخرجكم هو الذي خلقكم م
ن يتوفى من قبل ا ومنكم م طفلا ثم لتبلغوا أشدكم ثم لتكونوا شيوخا
ى ولع سم ﴾ ٦٧ :المؤمن ﴿ لكم تعقلون ولتبلغوا أجلا م
Artinya: “Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari
setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu
sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai
kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di
antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya
kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu
memahami(nya).”(Al-Mu’min: 67)
Page 9
ix
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Kata Pengantar
حيم حمن الره الره بسم الله
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu Wata’ala, yang mana atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad Sholallahu’alaihi
Wassalam, beserta keluarga dan para sahabatnya. Penulisan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi
baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. Hj. Fadlilah selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ridwan, S.Psi, M.Psi., Psikolog dan Amirul Mukminin Al Anwari, M.Pd. I
selaku Ketua dan Sekretaris Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dra. Huda, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I dan Ridwan, S.Psi, M.Psi.,
Psikolog selaku dosen pembimbing II yang meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Suryanti, S.Pd selaku kepala sekolah dan Majelis Guru Raudhatul Athfal
Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
7. Orang tua yang telah memberi motivasi, do’a dan restu hingga menjadi
pendorong yang kuat bagi penulis dalam mennyelesaikan skripsi ini.
Page 10
x
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
8. Sahabat-sahabatku Nabila Putri Mustiani, Nur Arifi Kamali, Pebriani dan
Martina Eka Putri yang telah meluangkan banyak waktu dan tenaga dalam
membantu menyelesaikan tugas akhir ini
9. Teman-teman angkatan 2017 yang telah menjadi teman diskusi dalam
menyususn skripsi ini.
Akhirnya semoga Allah Subhanahu Wata’ala berkenan membalas segala
kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Jambi, Maret 2021
Penulis,
Mustanirah
NIM. 209173225
Page 11
xi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
ABSTRAK
Nama : Mustanirah
NIM : 209173225
Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul Skripsi : Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Melalui Kegiatan Outbound
Pada Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren Muaro Jambi
Skripsi ini membahas tentang Penerapan Metode Outbound untuk
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Simpang Sungai Duren Muaro Jambi Usia 5-6 Tahun, penelitian ini merupakan
jenis penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model Kemmis dan MC.
Taggart meliputi empat tahap yaitu (1) perencanaan (2) tindakan (3) observasi dan
(4) refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari 3 kali
pertemuan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif ddan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi kelas B2
tahun 2020 yang berjumlah 20 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kececrdasan kinestetik anak melalui penerapan kegiatan outbound.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen lembar
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil pada penelitian ini menyatakan
adanya peningkatan kecerdasan kinestetik anak melalui penerapan kegiatan
outbound. Hal ini dibuktikan dengan skor rata-rata pra siklus kecerdasan
kinestetik anak yaitu 40% siklus I meningkat menjadi 61,25% dan mengalami
peningkatan paling tinggi pada siklus II menjadi 83,75%. Temuan penelitian
bahwa penerapan metode outbound dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik
pada anak di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi.
Kata Kunci: Outbound, kecerdasan kinestetik, Anak Usia Dini
Page 12
xii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
ABSTRACT
Name : Mustanirah
NIM : 209173225
Study Program : Early Childhood Islamic Education
Thesis Title : Improving Kinesthetic Intelligence Through Activities in
Outbound Early Childhood in Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi
This thesis discusses the Application of Methods Outbound to improve
children's kinesthetic intelligence in Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Duren Muaro
Jambi River Intersection Age 5-6 years. This research is a type of classroom
action research that refers to the Kemmis and MC models. Taggart includes four
stages, namely (1) planning (2) action (3) observation and (4) reflection. This
study consisted of two cycles, each cycle consisting of 3 meetings. The data
analysis technique used in this research is qualitative and quantitative data
analysis. The sample in this study were students of Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Duren Muaro Jambi River Intersection class B2 in 2020, totaling 20 people. The
purpose of this study was to improve children's kinesthetic intelligence through
the implementation ofactivities outbound. Data collection techniques in this study
used observation sheet instruments, interviews and documentation. The results of
this study indicate an increase in children's kinesthetic intelligence through the
implementation ofactivities outbound. This is evidenced by the pre-cycle average
score of children's kinesthetic intellegence, namely 40% in the first cycle,
increasing to 61.25% and experiencing the highest increase in the second cycle to
83.75%. The research findings show that the application of themethod outbound
can improve kinesthetic intelligence in children at Raudhatul Athfal Nurul Yaqin,
Duren Muaro River Junction, Jambi.
Keywords: Outbound, kinesthetic intelligence, early childhood
Page 13
xii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ ii
NOTA DINAS ............................................................................................. iii
PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... v
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
MOTTO ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................... xi
ABSTRACT ................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar belakang ........................................................................... 1
B. Fokus Masalah ........................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 8 A. Kinestetik ................................................................................. 8
1. Pengertian Kinestetik ........................................................... 8
2. Sifat-Sifat Kecerdasan Kinestetik ........................................ 9
3. Komponen Kecerdasan Kinestetik ....................................... 9
4. Indikator Kecerdasan Kinestetik Anak usia Dini ................. 10
5. Cara Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Pada Anak
Usia Dini ............................................................................ 12
B. Outbound ................................................................................... 13
1. Pengertian Outbound .......................................................... 13
2. Tujuan Kegiatan Outbound ................................................. 14
3. Manfaat Kegiatan Outbound ............................................... 15
4. Jenis-Jenis Outbound .......................................................... 16
5. Bentuk Pelaksanaan Outbound ............................................ 17
6. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Outbound ........................... 17
C. Penelitian Relevan ..................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 23
A. Desain Penelitian ...................................................................... 23
B. Setting ..................................................................................... 24
C. Subjek penelitian ..................................................................... 24
D. Prosedur umum Penellitian ....................................................... 24
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................. 27
F. Teknik Analisis Data ................................................................. 32
G. Kriteria Keberhasilan ................................................................. 34
Page 14
xiii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
H. Jadwal Penelitian ....................................................................... 34
BAB IV TEMUAN DAN PEMKINESTETIKN ....................................... 36
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 36
1. Sejarah Sekolah ................................................................... 36
2. Geografis ............................................................................ 36
3. Data Umum Sekolah ........................................................... 37
4. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Sekolah .......................... 37
5. Keadaan Guru dan Siswa .................................................... 38
B. Temuan Penelitian ..................................................................... 42
C. Interprestasi Hasil Analisis Data ................................................ 67
D. Pembahasan ............................................................................... 69
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 71
A. Kesimpulan ................................................................................ 71
B. Saran ......................................................................................... 71
C. Penutup ...................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 15
xiv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR TABEL
2.1 Indikator Kecerdasan Kinestetik ......................................................... 10
2.2 Indikator Tingkat Pencapaian Perkembangan Fisik Motorik ................ 11
3.1 Kisi-Kisi Observasi kecerdasan Kinestetik Anak ................................. 28
3.2 Tabel Lembar Observasi Anak ............................................................ 28
3.3 Pertanyaan wawancara sebelum penelitian .......................................... 29
3.4 Pertanyaan wawancara setelah penelitian ............................................ 29
3.5 Dokumentasi Pengumpulan Data ........................................................ 30
3.6 Jadwal Penelitian ................................................................................ 35
4.1 Identitas Sekolah RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren ................. 37
4.2 Data Tenaga Edukatif Sekolah RA Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren ...................................................................................... 40
4.3 Data Anak Didik RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren ................. 41
4.4 Sarana Di RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren ............................. 41
4.5 Keadaan prasarana Di RA Nurul Yaqin Simpang Sungai
Duren .................................................................................................. 42
4.6 Data Distribusi Pra Siklus Kecerdasan Kinestetik ............................... 43
4.7 Persentase Pra Siklus Kecerdasan Kinestetik ....................................... 44
4.8 Jadwal Perencanaan Siklus I ............................................................... 45
4.9 Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak
Pada Siklus I Pertemuan I ................................................................... 47
4.10 Persentase Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak
Pada Siklus I Pertemuan I ................................................................... 48
4.11 Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak
Pada Siklus I Pertemuan II .................................................................. 50
4.12 Persentase Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak
Pada Siklus I Pertemuan II .................................................................. 51
4.13 Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik
Siklus I Pertemuan III ......................................................................... 53
4.14 Persentase Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak
Pada Siklus I Pertemuan III ................................................................. 54
4.15 Jadwal Perencanaan Siklus II .............................................................. 57
4.16 Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik
Siklus II Pertemuan I .......................................................................... 59
4.17 Persentase Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan
Kinestetik Siklus II Pertemuan I .......................................................... 60
4.18 Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik
Siklus II Pertemuan II ......................................................................... 62
4.19 Persentase Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan
Kinestetik Siklus II Pertemuan II ........................................................ 63
4.20 Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak
Pada Siklus II Pertemuan III ............................................................... 65
4.21 Persentase Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak
Pada Siklus I Pertemuan II .................................................................. 66
Page 16
xv
xv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
4.22 Persentase Keseluruhan Peningkatan Kecerdasan Kinestetik
Menggunakan Metode Outbound ........................................................ 67
4.23 Persentase peningkatan kecerdasan kinestetik per siklus ..................... 68
Page 17
xvi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR GAMBAR
3.1 Model PTK Menurut Kemmis dan Mc. Taggart .................................... 23
4.1 Hasil Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Pada Pra Siklus
dan Siklus 1 .......................................................................................... 55
4.2 Grafik Hasil Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Pada
Pra Siklus dan Siklus 1 .......................................................................... 66
4.3 Grafik Persentase Peningkatan Kecerdasan Kinestetik ........................... 68
Page 18
1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Pasal 1 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Anak Usia Dini yaitu suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia memiliki kekhasan
dibandingkan dengan yang diterapkan di negara lain. Kekhasan tersebut
terletak pada cakupan rentang usia, program layanan anak usia dini, dan jalur
pendidikan. Cakupan rentang usia anak usia dini di Indonesia yaitu dari usia
0-6 tahun, sedangkan di berbagai negara mencapai usia 8 tahun. Selanjutnya
Program layanan anak usia dini di Indonesia terdiri dari Taman Kanak-Kanak
dan Raudhatul Athfal (untuk usia 4-6 tahun), Kelompok Bermain (prioritas
anak usia 2-4 tahun), Taman Penitipan Anak (Prioritas 0-6 tahun), dan Satuan
PAUD Sejenis (anak 0-6 tahun). Serta jalur pendidikan, untuk Taman Kanak-
Kanak dan Raudhatul Athfal masuk kedalam jalur pendidikan formal,
sedangkan Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD
Sejenis masuk kedalam jalur pendidikan non formal. Namun demikian semua
program layanan memiliki tujuan yang sama yakni mengembangkan seluruh
potensi yang ada pada anak.
Pada anak usia Taman Kanak-kanak (TK) perkembangan kemampuan
anak akan sangat terlihat. Salah satu kemampuan pada anak TK yang
berkembang dengan pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya.
Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas
melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh
sebab itu, peningkatan keterampilan fisik anak juga berhubungan erat dengan
kegiatan bermain yang merupakan aktivitas utama anak usia TK. Semakin
Page 19
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
kuat dan terampilnya gerak seorang anak, membuat anak senang bermain dan
tak lelah untuk menggerakkan seluruh anggota tubuhnya saat bermain.
Pergerakan anggota tubuh anak saat bermain mempunyai banyak manfaat
untuk pertumbuhan aspek-aspek kemampuan anak lainnya seperti aspek
perkembangan kognitif dan aspek perkembangan sosial emosional anak.
Selain itu, meningkatnya keterampilan gerak dan fisik anak akan berperan
penting untuk menjaga kesehatan tubuh anak. (Bambang, dkk, 2014: 1.1)
Sejalan dengan penjelasan di atas, Al- Qur’an juga menjelaskan tentang
perkembangan fisik anak, sebagaimana tertulis pada ayat berikut ini:
ن ضعف الذى خلقكم م ةا ثم جعل من بعد الله ثم جعل من بعد ضعف قو
شيبةا ط يخلق ما يشاء وهو العليم القدير ة ضعفاا و قو
Artinya: “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,
kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat,
kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan
beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha
Mengetahui, Mahakuasa.” (QS Ar-Rum: 54)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala
menciptakan manusia dari dalam kandungan dan dalam keadaan lemah, lalu
lahir dan tumbuh serta berkembang fisiknya menjadi kuat. Namun saat
memasuki masa tua, Allah Subhanahu Wata’ala mengembalikan manusia
pada posisi lemah seperti bayi. Maka, perkembangan fisik motorik itu telah
diatur sedemikian rupa oleh Allah Subhanahu Wata’ala mulai dari dalam
kandungan sampai menjadi tua. Anak harus diberikan stimulus agar fisik
motoriknya dapat tumbuh dan berkembang sesuai masanya dan porsinya.
Menurut Howard Gardner pada hakikatnya setiap anak adalah anak
yang cerdas. Gardner melihat kecerdasan ini dari beberapa dimensi. Setiap
kecerdasan yang dimiliki anak, akan dapat mengantarkan anak mencapai
kesuksesan. Ada delapan kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner (di
kutip oleh Fadlillah, 2017: 142) antara lain: 1) Kecerdasan linguistik, 2)
Kecerdasan matematis-logis, 3). Kecerdasan visual-spasial, 4) Kecerdasan
Page 20
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
musikal, 5) Kecerdasan kinestetis. 6) Kecerdasan interpersonal, 7)
Kecerdasan intrapersonal, dan 8) kecerdasan naturalis. Dari delapan
kecerdasan majemuk yang telah disebutkan, dalam penelitian ini lebih
membahas pada kecerdasan kinestetik berdasarkan permasalahan yang
ditemukan di lapangan.
Dalam kajian neurosains kemampuan fisik anak untuk bergerak
ditandai dengan perkembangan motorik halus dan motorik kasar. Masa peka
atau periode kritis untuk kecerdasan kinestetik (gerak) berkembang semenjak
masa perkembangan fetus (bayi sebelum lahir) hingga usia 6 tahun. Hal ini
sejalan dengan buku Anak Prasekolah (2000) (dikutip dalam Bambang
Sujiono, dkk. 2014) tertulis bahwa masa lima tahun pertama adalah masa
pesatnya perkembangan motorik anak. Motorik adalah semua gerakan yang
mungkin di dapatkan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik
dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh.
Dalam kaitannya dengan perkembangan motorik anak, perkembangan
motorik berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak atau
kecerdasan kinestetik. Gerak merupakan unsur utama dalam pengembangan
motorik anak. Oleh sebab itu, perkembangan kemampuan motorik anak akan
dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat
mereka lakukan. Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak
manfaat yang dapat diperoleh anak ketika ia makin terampil menguasai
gerakan motoriknya. Selain kondisi badan juga semakin sehat karena anak
banyak bergerak, ia juga menjadi lebih percaya diri dan mandiri. Anak
menjadi semakin yakin dalam mengerjakan segala kegiatan karena ia tahu
akan kemampuan fisiknya. (Bambang, dkk, 2014: 1.3-1.4)
Kecerdasan kinestetik berkaitan erat dengan kemampuan motorik.
Indikator kecerdasan kinestetik menurut Yus (2011: 25) yaitu: 1) Bergerak
sesuai instruksi, 2) Melempar bola ke arah yang di tetapkan, 3) Menangkap
dan melempar bola dengan cepat, 4) Loncat (jumping) jarak 1 meter, 5)
Lompat (hopping) setinggi 40cm, 6) Melompat untuk menjangkau benda ke
Page 21
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
atas atau ke depan, Menyepak (kicking) bola ke arah yang ditentukan, 7)
Membuat tanda dengan menggunakan jari, 8) Berlari dengan seimbang dan
dapat berhenti secara tiba-tiba.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diasumsikan bahwa kecerdasan
kinestetik sangat penting dan dibutuhkan anak untuk menjalani kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan aktivitas fisik. Apabila kecerdasan
kinestetik pada anak tidak berkembang secara sempurna, maka anak akan
mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Salah satu kegiatan bermain yang dapat digunakan untuk melatih
kinestetik anak adalah melalui kegiatan outbound. Outbound dapat
menstimulasi aspek fisik hingga psikis anak dengan berbagai aktivitas yang
menyenangkan.
Outbound merupakan salah satu bentuk pelatihan dan pembelajaran
bagi khalayak umum dengan bentuk pembelajaran informal atau sebuah
proses pemerolehan ilmu atau apapun yang ingin diajarkan dengan sebuah
metode sarana dan prasarana yang tentunya berbeda dengan suasana
pembelajaran di bangku formal. Model pembelajaran outbound adalah alam
terbuka. Outbound merupakan sarana penambah wawasan pengetahuan yang
di dapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu
semangat dan aktivitas seseorang. Outbound merupakan permainan modern
yang memanfaatkan alam. Para peserta yang mengikuti outbound tidak hanya
dihadapkan pada tantangan intelegensia, tetapi juga fisik dan mental. Dan ini
akan terus melatih menjadi sebuah pengalaman yang membekali dirinya
dalam menghadapi dalam persaingan yang nyata dalam kehidupan sosial
masyarakat. (Hesti, 2012 :27-29)
Berdasarkan hasil observasi awal penulis terhadap 20 orang anak kelas
B2 di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren menemukan
terdapat 12 anak yang masih rendah kecerdasan kinestetiknya. Dapat dilihat
dari adanya beberapa indikator yang masih belum bisa anak lakukan secara
sempurna sesuai dengan usianya seperti Menangkap dan melempar bola
dengan cepat, menendang bola dengan baik, loncat (jumping) jarak 1 meter.
Page 22
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Maka dari itu dapat dipresentasikan bahwa berdasarkan observasi awal di
dapat data yaitu sebesar 40% atau 8 anak dari 20 anak yang tidak mengalami
hambatan kecerdasan kinestetik sedangkan 60% atau 12 anak mengalami
hambatan dalam perkembangan kecerdasan kinestetiknya. Sementara tingkat
keberhasilan yang harus dicapai yaitu sebesar 65%.
Adapun alasan penulis memilih kelas B2 sebagai lokasi untuk di teliti
yaitu kelas ini lebih banyak anak yang kecerdasan kinestetiknya masih rendah
jika di bandingkan dengan kelas B1, sedangkan pada kelas B1 anak yang
mengalami masalah kinestetik hanya sebesar 45%.
Dari pengamatan tersebut terlihat bahwa kecerdasan kinestetik pada
anak masih rendah, hal ini dikarenakan metode yang digunakan oleh guru
kurang variatif dan kreatif sehingga cenderung membosankan dan tidak dapat
menarik minat anak dalam mengembangkan kecerdasan kinestetik. Padahal
untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik pada anak membutuhkan proses
pembelajaran yang banyak menstimulus gerakan yang berhubungan dengan
aktivitas fisik seperti kegiatan outbound.
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas maka peneliti
mengangkat judul “Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Melalui Kegiatan
Outbound Pada Anak Usia Dini di Di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren Muaro Jambi”.
B. Fokus Masalah
Fokus penelitian yaitu untuk mempermudah dan menjelaskan
permasalahan yang akan dibahas, dalam hal ini penulis memfokuskan
penelitian tentang Cara Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Melalui
Kegiatan Outbound Pada Anak Usia Dini di Di Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah “Apakah kegiatan Outbound dapat Meningkatkan
Page 23
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Kecerdasan Kinestetik Pada Anak Usia Dini di Di Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi?”
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian di dalam skripsi ini merupakan target yang hendak
dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala yang
diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan
permasalahannya. Maka dari itu peneliti memiliki tujuan: Untuk
mengetahui cara Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Melalui Kegiatan
Outbound Pada Anak Usia Dini di Di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Simpang Sungai Duren Muaro Jambi
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu kegunaan
secara teorotis dan kegunaan secara khusus.
a. Kegunaan secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori yang sesuai
dengan judul skripsi sehingga nantinya permasalahan yang terdapat
pada skripsi ini dapat terselesaikan dan outbound bisa menjadi solusi
untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik pada anak usia dini.
b. Kegunaan secara khusus
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terkait, utamanya bagi pihak-pihak berikut ini:
1) Bagi siswa yaitu dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik
2) Bagi guru yaitu dapat mengetahui Metode apa yang dapat
mengembangkan kecerdasan kinestetik pada anak sehingga
permasalahan yang dihadapi oleh anak maupun oleh guru dapat di
kurangi
3) Bagi sekolah yaitu melalui penelitian ini kecerdasan kinestetik
pada anak dapat ditingkatkan. Selain itu, hasil penelitian ini akan
Page 24
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka
perbaikan pembelajaran dan media yang bervariatif
4) Bagi peneliti yaitu ini dapat mengetahui secara langsung
permasalahan pembelajaran yang ada di sekolah. Selain itu dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman penulis.
Page 25
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kinestetis
1. Pengertian Kinestetis
Menurut Fadlilah (2017: 143) Kecerdasan kinestetis merupakan
kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan mengontrol gerak
tubuh dan kemahiran mengolah objek, respons, dan refleks. Artinya
kinestetis lebih ditekankan pada motorik atau gerak tubuh, baik motorik
kasar maupun halus. Misalnya menari, berlari, dan bermain bola.
Menurut Purnama (2018: 70) Kecerdasan kinestetik adalah
kemampuan untuk menggabungkan antara fisik dan pikiran sehingga
menghasikan gerakan yang sempurna. Jika gerak sempurna yang
bersumber dari gabungan antara pikiran dan fisik tersebut terlatih dengan
baik, maka apapun yang dikerjakan orang tersebut akan berhasil dengan
baik bahkan sempurna.
Sedangkan menurut Musfiroh (2015: 6.3) Kecerdasan kinestetik
didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan seluruh anggota tubuh
(fisik) untuk mengekspresikan ide dan perasaan (dalam bentuk
berpantomim, menari, berolahraga) dan keterampilan menggunakan
tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu (membuat kerajinan,
membuat patung, menjahit). Cerdas kinestetik berarti belajar serta
berpikir dengan tubuh. Kecerdasan di tunjukan dengan ketangkasan tubuh
dalam memahami perintah otak.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
kinestetik adalah kemampuan mengontrol gerak tubuh atau
menggabungkan antara fisik dan pikiran untuk menghasilkan gerakan
yang sempurna untuk mengekspresikan ide dan perasaan dengan
melibatkan motorik halus maupun motorik kasar seperti berpantomim,
menari, berolahraga dan lain-lain.
Page 26
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
2. Sifat-Sifat Kecerdasan Kinestetik
Menurut Depdiknas (dikutip oleh Ibrahim 2015: 6) kecerdasan
kinestetik memiliki sifat-sifat antara lain:
a) Menjelajahi lingkungan dan sasaran melalui sentuhan dan gerakan.
Mempersiapkan untuk menyentuh, menangani, atau memainkan apa
yang akan di pelajari.
b) Mengembangkan kerjasama dan rasa terhadap waktu.
c) Belajar lebih baik, dengan langsung terlibat dan berpartisipasi, lebih
baik daripada hanya berbicara atau memperhatikan.
d) Menikmati secara konkrit dalam mempelajari pengalaman-
pengalaman seperti perjalanan ke alam bebas.
e) Menunjukan keterampilan dalam arti menggerakan tubuh.
f) Menjadi sensitif dan responsif terhadap lingkungan secara fisik.
g) Mendemonstrasikan keahlian dalam berakting, menari, menjahat.
h) Mendemonstrasikan keseimbangan
i) Menemukan pendekatan baru dalam kemampuan fisik maupun
menciptakan bentuk lain.
3. Komponen Kecerdasan Kinestetik
Menurut Musfiroh (2008: 6.3) Kecerdasan kinestetik memiliki
beberapa komponen inti yang meliputi kemampuan fisik, koordinasi,
keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, serta kecepatan.
Motorik halus dan motorik kasar adalah hala yang berkaitan dengan
kecerdasan kinestetik.
Adapun penjelasan komponen kecerdasan kinestetik adalah sebagai
berikut:
a) Kemampuan- kemampuan fisik yang spesifik
Kemampuan fisik yang spesifik diartikan bahwasanya meliputi
seperti kemampuan motorik halus serta kemampuan motorik kasar.
b) Koordinasi
Aktivitas yang mengatur dan dilakukan terus menerus sehingga tubuh
dapat bekerja seperti semestinya.
Page 27
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
c) Keseimbangan
Keterampilan oleh tubuh dalam melakukan pengendalian gerak tubuh
dalam kegiatan fisik maupun dalam kegiatan menangani benda.
d) Kekuatan
Kemampuan olah tubuh dalam melakukan segala aktivitas yang
berkenaan dengan kegiatan fisik yang mampu mengembangkan
kekuatan fisik.
e) Kelenturan
Kelenturan (fleksibelitas) merupakan gerak persendian tubuh yang
bertujuan untuk mengulangi maupun menghilangkan ketegangan
dalam tubuh agar dapat bergerak dengan lincah.
f) Kecepatan
Keterampilan dalam tubuh yang berhubungan adanya kecepatan
tubuh dalam melakukan gerak yang ada.
4. Indikator Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini
Kecerdasan kinestetik berkaitan erat dengan gerakan motorik.
Indikator kecerdasan kinestetik menurut Yus (2011: 25) yaitu:
Tabel 2.1
Indikator Kecerdasan Kinestetik
Usia Anak Indikator
5-6 tahun 1. Bergerak sesuai instruksi
2. Melempar bola ke arah yang di
tetapkan
3. Menangkap dan melempar bola dengan
cepat
4. Gerakan berpindah dengan zig zag
5. Loncat (jumping) jarak 1 meter
6. Lompat (hopping) setinggi 40cm
7. Melompat untuk menjangkau benda ke
atas atau ke depan
8. Menyepak (kicking) bola ke arah yang
ditentukan
9. Berlari dengan seimbang dan dapat
berhenti secara tiba-tiba
Page 28
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Sedangkan indikator pencapaian perkembangan fisik motorik pada
anak usia dini menurut Permendikbud 137 Tahun 2014, anatara lain:
Tabel 2.2
Indikator Tingkat Pencapaian Perkembangan Fisik Motorik
Usia Anak Indikator
5-6 tahun a. Malakukan berbagai gerakan
terkoordinasi secara terkontrol,
seimbang, dan lincah.
b. Melakukan kegiatan yang menunjukan
anak mampu melakukan gerakan mata,
tangan, kaki, kepala secara
terkoordinasi dalam menirukan
berbagai gerakan yang teratur
c. Melakukan kegiatan yang menunjukan
anak mampu melakukan permainan
fisik dengan aturan.
d. Melakukan kegiatan yang menunjukan
anak mampu terampil
menggunakantangan kanan dan kiri
dalam berbagai aktivitas
Anak-anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik yang baik sering
tidak bisa duduk makan, dan biasanya minta izin keluar untuk bermain.
Mereka cenderung banyak gerak dan sulit untuk duduk tenang, dan
membutuhkan kesempatan aktif lebih besar daripada anak sebayanya.
Duduk tenang bagi anak-anak yang berkembang dalam kinestetik
sangatlah menyiksa. Mereka benar-benar membutuhkan aktivitas
menyentuh-meraba, menggerakkan tangan, tubuh dan motorik halus untuk
belajar atau mempelajari sesuatu.
Sebagian dari anak yang berkembang dengan kinestetik terlihat
menonjol dalam aktivitas motorik halus, seperti mengetik, menggambar,
memperbaiki, menjahit (menjelujur), meniru tulisan atau menulis,
menindas, menggunting, mewarnai, dan keterampilan motorik lain.
Koordinasi tangan dan mata mereka sangat baik dibandingkan anak-anak
sebayanya.
Dalam konteks anak-anak, gerak sempurna tersebut lebih mudah
dibentuk atau dilatih semenjak ia masih berusia dini. Hal ini karena pada
Page 29
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
usia anak-anak, fisik sedang mengalami pertumbuhan yang baik,
disamping perkembangan otaknya yang sedang pesat-pesatnya. Usia ini
sangat memungkinkan anak usia dini untuk memadukan antara pikiran dan
gerakan tubuhnya sehingga menghasilkan gerak tubuh elastis yang sangat
sempurna. Artinya, kecerdasan kinestetik merupakan koordinasi yang baik
anatara urat saraf (pikiran) dengan organ tubuh yang lain. Perpaduan
antara urat saraf (pikiran) dan organ tubuh yang baik akan menghasilkan
kecerdasan kinestetik yang tinggi.
5. Cara mengembangkan kecerdasan kinestetik pada anak usia dini
Martuti (2008: 134) berpendapat kecerdasan kinestetik dapat
dikembangkan dengan beberapa permainan, diantaranya:
a. Berlari
Kegiatan berlari dapat divariasikan berlari dengan cepat dan berlari
cepat lambat-cepat-lambat
b. Melompat
Gerakan melompat dapat divariasikan dengan melompat melewati
penanda
c. Meloncat
Seperti halnya gerakan melompat, Gerakan meloncat dapat
divariasikan dengan meloncat melewati penanda
d. Bermain keseimbangan
Permainan keseimbangan bisa divariasikan dengan bantuan alat lain
seperti berusaha menjaga agar penggaris tetap berdiri diatas telapak
tangan, agar buku yang ditaruh diatas kepala tidak jatuh ketika
berjalan, meniti papan titian atau dengan permainan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas kecerdasan kinestetik anak dapat
dikembangkan melalui latihan keterampilan fisik, seperti berlari,
melompat, meloncat, berguling, dan meniti papan titian. Berlari,
melompat, meloncat, berguling, dan meniti papan titian merupakan
keterampilan fisik untuk mengembangkan gerak kecepatan dan
keseimbangan, sedangkan gerak kecepatan dan keseimbangan dapat
Page 30
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
dikembangkan melalui outbound, karena outbound mencakup permainan-
permainan yang dirancang untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik
pada anak.
B. Outbound
1. Pengertian Outbound
Outbound berasal dari kinestetik Inggris yang terdiri dari dua kata
out dan bound. Menurut asal kata, out berarti ke luar, sedangkan bound
berarti bentuk. Secara umum dapat didefinisikan bahwa outbound adalah
bentuk kegiatan yang dilakukan di luar ruangan atau lapangan terbuka.
Outbound adalah kegiatan yang menyenangkan dan penuh
tantangan. Bentuk kegiatannya berupa simulasi kehidupan memalui
permainan-permainan (games) yang kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik
secara individual maupun secara kelompok dengan tujuan untuk
perkembangan diri (personal development) maupun kelompok (team
development).
Outbound adalah usaha olah diri (olah pikir dan olah fisik) yang
sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan kemampuan
fisik yang lebih baik. (As’adi, 2009: 23- 27)
Menurut Dzikron (2014: 1) outbound adalah sebuah metode
pendidikan yang di kemas dalam bentuk stimulasi permainan baik secara
individu mauun kelompok dengan tujuan tertentu. Beberapa tujuan
outbound adalah meningkatkan motivasi dan pengembangan diri (fisik)
serta kerjasama dan kekompakan kelompok.
Menurut Ancok (2006: 10) outbound merupakan strategi belajar
yang dilakukan di alam terbuka, penggunaannya dinilai memberikan
kontribusi positif terhadap kesuksesan belajar.
Sejalan dengan pengertian outbound menurut Sanoesi (dikutip oleh
Sari, 2015: 102) outbound merupakan media pendidikan di alam yang di
awali dari sebuah kekurangan kemudian di ubah kekurangan itu menjadi
Page 31
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
sebuah kelebihan, dalam arti outbound adalah sebuah media untuk
mengembangkan fisik anak lebih baik dari sebelumnya.
Dari beberapa teori di atas dapat di simpulkan bahwa outbound
adalah permainan yang menyenangkan yang dilakukan di luar kelas yang
memberikan pengalaman langsung di dalam permainannya dan
pembagian permainan outbound.
Biasanya outbound merupakan perpaduan antara permainan-
permainan sederhana, permainan ketangkasan, dan olahraga, serta diisi
dengan petualangan-petualangan. Hal itulah yang akhirnya membentuk
unsur-unsur ketangkasan dan kebersamaan serta keberanian dalam
memecahkan masalah. Permainan yang disajikan dalam outbound
memang telah disusun sedemikian rupa sehingga bukan hanya
psikomotorik (fisik), tetapi juga afeksi (emosi) dan kognisi
(kemampuan).
2. Tujuan Kegiatan Outbound
Tujuan Kegiatan Outbound itu ada bermacam-macam sesuai dengan
subjek dan objeknya dan siapa yang menggunakan serta apa sasarannya.
Dalam dunia pendidikan outbound merupakan alternatif agar siswa dapat
menguasai pelajaran lebih maksimal.
Menurut Adrianus dan Yufiarti (dikutip oleh As’adi, 2009: 36),
tujuan dari outbound meliputi:
a. Mengidentifikasi bentuk kelemahan serta kekuatan pada diri siswa
b. Berekspresi sesuai dengan cara sendiri
c. Mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan
memahami perbedaan
d. Membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalam
setiap kegiatan
e. Mampu mengembangkan kemampuan fisik motorik
f. Lebih mandiri dan bertindak sesuai keinginan
g. Sensitif dan empati terhadap perasaan orang lain
h. Mampu berkomunikasi dengan baik
Page 32
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
i. Mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif
j. Memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang pentingnya
karakter yang baik
k. Menanamkan nilai-nilai positif sehingga membentu karakter siswa
melalui contoh nyata dalam pengalaman hidup
l. Mengembangkan kualitas hidup yang berkarakter pada diri siswa
m. Menerapkan dan memberikan contoh karakter yang baik kepada
lingkungan
3. Manfaat Kegiatan Outbound
Manfaat dari kegiatan outbound banyak macamnya, karena dengan
adanya kegiatan outbound yang disajikan dalam bentuk permainan maka
anak akan bnyak mendapatkan manfaat, karena bermain merupakan
fitrah bagi mereka untuk belajar secara langsung dari kegiatan outbound
serta sebagai metode pembelajaran yang bermanfaat bagi masa depannya
dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Menurut Muksin (2009: 3) manfaat dari kegiatan outbound antara
lain:
a. Segi Motorik
Bermain motorik dapat meningkatkan pertumbuhan yang baik,
karena akan belajar keseimbangan, berjalan, berlari, naik sehingga
organ tubuhnya aktif dan mengarah pada kesehatan tubuh.
b. Segi psikis
Bermain dapat digunakan sebagai terapi dari berbagai gangguan
kesehatan mental
c. Segi sosial
Bermain dapat mengajarkan anak untuk bersosialisasi,
berkomunikasi, memecahkan masalah, mengenal aturan sosial,
belajar mengalah dan belajar untuk menang.
d. Segi ilmu Pengetahuan
Bermain akan mengajarkan anak berkinestetik, mengenal
lingkungannya, dan berbagai ilmu pengetahuan dengan yang lainnya.
Page 33
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
4. Jenis- Jenis Outbound
Menurut As’adi (2009 : 56) jenis-jenis outbound di bagi menjadi 2
macam, yaitu:
a. Real Outbound
Nama ini merujuk pada kegiatan outbound yang memerlukan
ketahanan dan tantangan fisik cukup besar seperti tampak pada akar
historisnya. Para peserta menjalani petualangan (adventure) yang
mendebarkan. Kegiatan ini penuh dengan tantangan, seperti mendaki
gunung, arung jeram, panjat dinding atau tebing, atau kegiatan di
arena tali. Real outbound inilah yang dianggap sebagai kegiatan
outbound yang sesunggungnya. Real outbound ini memiliki tempat
khusus untuk pelaksanaannya. Begitu pula alat/fasilitas yang
dibutuhkan juga relative rumit. Bahkan pelaksanaanyapun harus
didampingi instruktur yang ahli dibidangnya karena kegiatan
outbound jenis ini termasuk dalam kegiatan outbound yang berisiko
tinggi (high impact).
b. Fun Outbound
Fun outbound menunjuk pada kegiatan di alam terbuka yang tidak
begitu banyak menekankan unsur fisik yang berat sehingga cocok
untuk anak usia dini.. Banyak yang menyebut fun outbound sebagai
aktivitas semi- outbound. Karena ia dianggap bukan kegiatan
outbound yang sesungguhnya. Dalam fun outbound, para peserta
hanya terlibat dalam permainan-permainan (games) ringan tetapi
sangat menyenangkan; berisiko kecil (low impact), tetapi mengandung
manfaat yang besar untuk pengembangan diri. Jenis outbound ini
biasanya banyak dilakukan anak- anak sekolah. Hal ini memang cocok
untuk mereka karena masih belum mempunyai kekuatan fisik yang
kuat dan bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan fisik
pada diri anak. Dengan demikian, fun outbound sebenarnya adalah
permainan ringan yang hanya cocok bagi anak-anak dan remaja. Akan
tetapi, bukan berarti orang-orang dewasa/tua tidak boleh
Page 34
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
melakukannya. Tetapi, tentu saja hanya dilakukan oleh mereka yang
mempunyai kekuatan fisik lemah.
5. Bentuk Pelaksanaan Outbound
Menurut As’adi (2009: 75-87) Pelaksanaan outbound ini bisa
dilakukan di dalam ruangan, bisa juga dilakukan di lapangan atau alam
terbuka seperti pada pengertian outbound. Keduanya, meskipun terlihat
berbeda lokasi, tetap merupakan serangkaian dari kegiatan outbound.
Mengenai kedua bentuk pelaksanaan outbound dapat dikategorikan
menjadi 2 bentuk yaitu :
a. Indoor Training
Indoor training merupakan bentuk pelaksanaan outbound yang
diselenggarakan di dalam ruangan seperti ruang kelas, aula, atau
ruangan yang luas lainnya. Indoor training ini biasanya banyak
dilakukan oleh anak-anak dan remaja.
b. Outdoor Training
Outdoor Training adalah bentuk kegiatan outbound yang
dilakukan di luar ruangan. Kegiatan ini biasanya lebih banyak
menggunakan real outbound daripada fun outboud. Namun
demikian, dalam outbound training ini bukan berarti tidak terdapat
permainan fun outbound sama sekali. Kegiatan untuk fun outbound
tetap terlaksanakan sepanjang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
serta kondisi para peserta.
6. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Outbound
Muksin (2009:6-13) kegiatan outbound dilaksanakan bukan
hanya untuk bermain saja, melainkan terdapat tujuan ataupun sasaran
yang hendak dicapai dari kegiatan outbound, pelaksanaan kegiatan
outbound ini memiliki beberapa tahap yang harus dilakukan, antara
lain:
Page 35
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
a. Tahap Persiapan
1) Menentukan tujuan yang hendak dicapai
Kegiatan outbound haruslah memiliki kegiatan yang hendak
dicapai karena dengan adanya tujuan yang jelas maka akan
lebih mudah dalam mencari strategi yang tepat dan tidak
berkesan asal-asalan. Penentuan tujuan untuk sebuah
kegiatan dapat dilihat dari masalah-masalah anak yang
sering muncul disekolah maupun disekitar.
2) Mensurvey lokasi yang akan digunakan untuk outbound
Penting rasanya untuk mensurvei lokasi yang akan
digunakan untuk melakukan kegiatan outbound karena ini
akan sangat berpengaruh terhadap jenis permainan, alat-alat
yang dapat digunakan, benda yang ada disekitar untuk
membantu kegiatan outbound. Mensurvei lokasi sangat
penting karena terkadang dan permainan yang telah
disiapkan tidak sesuai dengan lokasinya sehingga kegiatan
tidak dapat berjalan dengan baik dan maksimal.
3) Mempersiapkan materi dan alat permainan yang akan
digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
Alat yang digunakan dalam kegiatan outbound tidak harus
mahal dan baru, karena benda yang ada di rumah dan
disekitar lokasi juga dapat digunakan sebagai bahan untuk
alat dan sarana pembelajaran yang bermanfaat.
Mempersiapkan game cadangan juga diperlukan sebagai
alternatif jika permainan yang ada terkena gangguan alam.
Untuk itu kita perlu game yang dalat dilakukan didalam
ruangan.
4) Check and recheck peralatan yang akan digunakan
Pengecekan terhadap alat-alat yang akan digunakan dalam
kegiatan outbound sudah lengkap atau belum, dapat
berfungsi dengan baik atau tidak, sehingga dalam proses
Page 36
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
kegiatan outbound dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
5) Setting arena permainan
Setting alat-alat yang akan digunakan untuk outbound
sesempurna mungkin, pasang alat-alat yang akan digunakan,
tentukan lokasi bermainnya, tempat beristirahat, beribadah
serta lain sebagainya. Penentuan waktu untuk pemasangan
alat untuk bermain juga diperlukan karena apabila ada alat
permainan yang berat maka akan membutuhkan waktu yang
lama. Maka dari itu diperlukan pertimbangan waktu agar
ketika proses kegiatan dimulai, semua alat yang dibutuhkan
sudah terpasang dan siap untuk digunakan.
6) Persiapan logistik dan persiapan yang akan berhubungan
dengan keamanan
Hal yang tidak boleh dilupakan adalah keamanan karena
setiap kegiatan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi.
Oleh karena itu persiapan logistik dan obat-obatan
sederhana sangat diperlukan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan outbound dapat dibagi menjadi tiga
bagian, antara lain:
1) Permainan pengantar
Permainan yang dilakukan untuk mempersiapkan
peserta. Dalam permainan pengantar bertujuan untuk
mengantarkan maupun mempersiapkan peserta agar ketika
kegiatan dimulai peserta tidak kaget, kaku atau enggan
mengikuti kegiatan.
2) Permainan pengelompokan
Permainan yang digunakan untuk mengelompokan
peserta menjadi beberapa kelompok agar dalam prosesnya
lebih menarik, aktif serta penuh semangat.
Page 37
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3) Permainan inti outbound
Tahapan pelaksanaan ketiga ialah tahap permainan
outbound. Didalam tahapan ini biasanya memiliki tujuan
dan tema akan tetapi hal yang paling mendasar adalah
tentang adanya pencapaian tujuan yang ada disetiap
permainannya.
4) Kristalisasi
Selesai permainan peserta diajak berkumpul dan
membahas tentang permainan yang telah dilakukan dengan
cara memberi pujian, meneriakan yel-yel dan merayakan
keberhasilan.
c. Tahap Evaluasi
Tahapan evaluasi adalah mengevaluasi pelaksanaan
permainan dalam kegiatan outbound, apakah tujuan, faktor,
kelemahan, dan proses bermain berjalan dengan lancar atau
tidak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dari
sebuah rencana dan melakukan perbaikan maupun peningkatan
dalam kegiatan outbound selanjutnya.
C. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian dengan judul Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Melalui
Pembelajaran Gerak dasar Tari Minang Pada Kelompok B1 Taman
Kanak-Kanak Negeri 01 Sungai Pagu Tahun Ajaran 2015 oleh Restu
Yuningsih. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kecerdasan
kinestetik pada anak usia dini melalui pembelajaran gerak dasar tari
minang. Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok B1 Taman Kanak-
Kanak Negeri 01 Sungai Pagu dengan jumlah 12 orang anak,
dilaksanakan dari bulan Maret sampai April 2015. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian tindakan (Action research) oleh Kemmis
dan Taggart. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus
terdiri dari 8 kali pertemuan/tindakan. Analisis data menggunakan data
Page 38
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif dengan statistik
deskriptif yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari siklus pertama
dan siklus kedua. Analisis data kualitatif dengan cara menganalisis data
dari hasil catatan lapangan dan wawancara selama penelitian dengan
langkah-langkah reduksi data, display data dan verifikasi data. Pada pra
siklus 48, 07%, siklus I meningkat menjadi 63, 54% dan siklus II menjadi
85, 12%. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kecerdasan
kinestetik pada anak usia dini kelompok B1 yang dilakukan melalui
pembelajaran gerak dasar tari minang.
2. Penelitian dengan judul Upaya Mengembangkan Kecerdasan
Kinestetik Anak Melalui Outbound Pada Anak Kelompok Bermain di
KB Barokah Pilang Masaran Sragen tahun Ajaran 2014/2015 oleh
Siti Fatimah. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji ada atau tidaknya
pengaruh metode outbound terhadap perkembangan kecerdasan kinestetik
anak pada anak kelompok bermain di KB Barokah Pilang Masaran Sragen
tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan
kelas dengan subjek yaitu anak berusia 3-4 tahun yang berjumlah 15 anak
yang terdiri 5 laki-laki dan 10 perempuan. Berdasarkan hasil penelitian uji
F dengan taraf signifikan 0.05 diperoleh hasil lebih besar dari pada atau
6.844 > 3.22, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa outbound dapat mengembangkan kecerdasan
kinestetik pada anak kelompok bermain di KB Barokah Pilang Masaran
Sregen tahun ajaran 2014/2015.
3. Penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik
Melalui Permainan Tradisional Lompat Tali Pada Kelompok B Di
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren oleh Meptahur
Rahmah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan
kemampuan kecerdasan kinestetik pada anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini
adalah penelitian tindak kelas kolaboratif dengan mengunakan jenis
model Kemmis Mc Tanggart. Subjek penelitiannya adalah anak kelompok
B yang terdiri dari 16 anak 8 laki-laki dan 8 perempuan teknik
Page 39
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil Penelitian menujukan bahwa melalui permainan tradisional lompat
tali dapat meningkatkan pkecerdasan kinestetik anak dan setelah
dilakukan tindakan. Pada siklus I persentase anak sebesar 25% yang
berkembang sangat baik. Pada siklus ke 2 persentase anak sebesar 87,5%
yang berkembang sangat baik. Porolehan persentase perkembangan
kecerdasan kinestetik anak kelompok B dengan krakteria sangat baik telah
mencapai indikator keberhasilan.
Persamaan penelitian dengan pennelitian sebelumnya adalah sama-
sama mengacu pada kecerdasan kinestetik, akan tetapi perbedaan antara
penelitian ini dengan yang sebelumnya terletak pada jenis kegiatan dan
lokasi penelitian.
Page 40
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research. Menurut Suyanto (dikutip oleh Masnur Muslich, 2014:9) PTK
adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran dikelas secara profesional. Dengan
menggunakan penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis dan Taggart
terbentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Model
Kemmis dan Taggart menggabungkan komponen acting dan observing dalam
satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan,
terjadi dalam waktu yang sama. Dalam perencanaannya Kemmis
menggunakan sistem spiral refleksi diri yang setiap siklus meliputi empat
komponen yaitu rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting).
Peneliti memilih model ini karena komponen pada tindakan dan
observasi harus dilakukan bersamaan agar peneliti tidak kehilangan
momentum saat harus melihat sejauh mana tingkat perkembangan anak.
Penelitian model Kemmis dan McTaggart, dapat dijelaskan dalam bentuk
sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model PTK Menurut Kemmis dan Mc. Taggart
Page 41
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Desa
Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi. Pemilihan Raudhatul Athfal tersebut sebagai tempat penelitian
didasarkan atas pemikiran bahwa fokus permasalahan penelitian yang
akan menjadi objek ini relevan dengan keadaan pokok permasalahan
penelitian ini.
Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu: Keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti baik
dari segi tenaga maupun efesiensi waktu dan Situasi sosial: sebelum
mendapat izin formal untuk memasuki lokasi tersebut peneliti telah
mengadakan komunikasi secara informal dengan pihak sekolah sehingga
mendapat izin secara informal.
2. Waktu Penellitian
Penelitian ini dilakukan pada semester Genap yakni pada bulan
Januari- Februari 2021.
C. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah orang yang ada dalam
pengamatan penelitian yaitu Anak Usia Dini Kelompok B2 dengan usia 5-6
tahun di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, Desa Simpang Sungai Duren,
Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi tahun ajaran
2020/2021. Anak sebagai pihak penerima tindakan berjumlah 20 anak, terdiri
dari 13 anak perempuan dan 7 anak laki-laki. Peneliti bertindak sebagai
observer atau orang yang melakukan observasi kegiatan anak.
D. Prosedur Umum Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk
mengembangkan kecerdasan kinestetik anak melalui kegiatan outbound.
Proses pelaksanaan tindakan dilakukan secara bertahap sampai penelitian ini
berhasil. Pada penelitian ini terdiri atas dua perangkat komponen yang dapat
dikatakan sebagai dua siklus. Kedua kegiatan tersebut haruslah dilakukan
Page 42
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
dalam satu waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula
observasi juga harus dilaksanakan. Dalam melaksanakan model penelitian ini
peneliti berkolaborasi dengan Guru Raudhatul Athfal.
Prosedur penelitian dilakukan melalui empat tahapan, antara lain:
1. Siklus I
a. Tahap penyusunan rencana tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini
yaitu:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
2) Menentukan tujuan yang hendak dicapai.
3) Mensurvey lokasi yang akan digunakan.
4) Menyiapkan materi dan alat permainan yang akan digunakan.
5) Check and recheck peralatan yang akan digunakan.
6) Setting arena permainan.
7) Membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.
8) Membuat evaluasi penilaian siswa.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan Tindakan adalah implementasi atau penerapan isi
rencana tindakan dalam kelas yang diteliti.
1) Membuat suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi
siswa
2) Memberikan semangat dan memotivasi siswa untuk belajar
3) Melaksanakan kegitan inti sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian yang telah dipersiapkan
a) Meloncat dengan ajarak ± 1 meter
b) Menendang Bola
c) Melempar dan menangkap bola secara cepat
d) Bermain Blind Lead
4) Melakukan evaluasi.
5) Menganalisis hasil evalusi.
Page 43
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
6) Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan
perbaikan pada siklus berikutnya.
c. Observasi
Observasi adalah cara yang dipilih oleh peneliti dalam
melakukan pengamatan secara langsung dan sistematis. Pengamatan
terhadap pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas
siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru
peneliti. Hasil observasi digunakan untuk menentukan jenis tindakan
perbaikan apakah siklus ini berhasil atau tidak.
d. Refleksi
Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
telah dilakukan. Jadi pada intinya, refleksi adalah kegiatan evaluasi,
analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan, dan identifikasi
sebagai bahan tindak lanjut dalam perencanaan pada siklus
berikutnya.
2. Siklus II
a. Tahap penyusunan rencana tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini
yaitu:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH).
2) Menentukan tujuan yang hendak dicapai.
3) Mensurvey lokasi yang akan digunakan.
4) Menyiapkan materi dan alat permainan yang akan digunakan.
5) Check and recheck peralatan yang akan digunakan.
6) Setting arena permainan.
7) Membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.
8) Membuat evaluasi penilaian siswa.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan Tindakan adalah implementasi atau penerapan isi
rencana tindakan dalam kelas yang diteliti.
Page 44
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
1) Membuat suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan
bagi siswa
2) Memberikan semangat dan memotivasi siswa untuk belajar
3) Melaksanakan kegitan inti sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian yang telah dipersiapkan
4) Melakukan evaluasi.
5) Menganalisis hasil evalusi.
6) Merefleksikan pelaksanaan tindakan untuk menentukan
perbaikan pada siklus berikutnya.
c. Observasi
Observasi adalah cara yang dipilih oleh peneliti dalam
melakukan pengamatan secara langsung dan sistematis.
Pengamatan terhadap pembelajaran menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran
untuk guru peneliti. Hasil observasi digunakan untuk menentukan
jenis tindakan perbaikan apakah siklus ini berhasil atau tidak.
d. Refleksi
Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan. Jadi pada intinya, refleksi adalah kegiatan
evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan, dan
identifikasi sebagai bahan tindak lanjut dalam perencanaan pada
siklus berikutnya.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Purnama dkk (2020: 98-101) teknik pengumpulan data dibagi
menjadi 3, antara lain:
a. Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang
dilaksanakan dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung ke
objek atau lapangan penelitian terhadap gejala sosial. Teknik observasi
Page 45
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
dipakai untuk mencari dan menggali data dan informasi dari sumber
data yang berbentuk rekaman gambar, peristiwa, benda, lokasi, atau
tempat.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Observasi kecerdasan Kinestetik Anak
Variabel Sub Variabel Indikator Kompetensi
Dasar
Motorik
Kasar
1. Melakukan gerakan
tubuh secara
terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan, dan
kelincahan
Anak dapat
menendang bola
dengan baik
Anak dapat
melompat
dengan jarak 1
meter
1.
4.2 mengenal
anggota tubuh,
fungsi dan
gerakannya untuk
pengembangan
motorik kasar dan
halus
4.3 menggunakan
anggota tubuh
untuk pengemba-
ngan motorik
kasar dan motorik
halus
2. Melakukan kegiatan
yang menunjukan
anak mampu
melakukan gerakan
mata, tangan, kaki,
kepala secara
terkoordinasi dalam
menirukan berbagai
gerakan yang teratur
Anak dapat
menangkap dan
melempar bola
dengan cepat
3. Melakukan
permainan fisik
dengan aturan
4. Terampil
menggunakan
tangan kanan dan
kiri
Anak dapat
bermain Blind
Lead
Tabel 3.2
Tabel Lembar Observasi Anak
No Pertanyaan Skor
BB MB BSH BSB
1.
2.
3.
4.
Anak dapat memahami aturan dalam
bermain yang telah dibuat bersama-sama
dengan guru.
Anak dapat melompat dengan jarak 1
meter
Anak dapat menendang bola dengan baik
Anak dapat menangkap dan melempar
Page 46
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
5.
bola dengan cepat
Anak dapat bermain Blind Lead
b. Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang dianggap mengetahui
mengenai topik penelitian, baik pengalaman, pendapat maupun sikap,
untuk mendapatkan data secara langsung dengan benar dan tepat.
Wawancara ini diajukan untuk memperoleh data dan informasi yang
mendalam, lengkap, dan relevan.
Tabel 3.3
Pertanyaan wawancara sebelum penelitian
No Pertanyaan Wawancara Sebelum penelitian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ada berapa tenaga pendidik di RA Nurul Yaqin?
Apa model pembelajaran yang digunakan di RA Nurul Yaqin?
(Sudut, area, sentra, kelompok) ?
Mengapa memilih model pembelajaran tersebut?
Apakah guru disekolah mengetahui tentang kegiatan outbound?
Apakah guru disekolah pernah menerapkan kegiatan outbound pada
peserta didik?
Teknik apa yang pernah/sering Ibu gunakan untuk kegiatan
mengembangkan kecerdasan kinestetik pada anak usia dini?
Tabel 3.4
Pertanyaan wawancara setelah penelitian
No Pertanyaan Wawancara Sebelum penelitian
1
2
3
Apakah dengan penerapan kegiatan outbound dapat meningkatkan
kecerdasan kinesetetik anak?
Apakah ibu tertarik untuk melakukan kegiatan outbound untuk
mengembangkan kecerdasan kinestetik?
Bagaimana pendapat ibu tentang kegiatan outbound?
c. Dokumentasi
Dokumen adalah kata-kata tertulis dari informan atau narasumber.
Dokumen dibagi menjadi dua, yaitu dokumen formal dan dokumen
pribadi. Dokumen formal terdiri atas dokumen kelembagaan, arsip-arsip
lembaga, dokumen komunikasi eksternal, data statistik, foto, benda-
Page 47
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
benda, atau artefak lainnya. Dokumen pribadi meliputi surat pribadi,
buku harian, atau otobiografi. (Muhadjir, 2002: 141)
Tabel 3.5
Dokumentasi Pengumpulan Data
No Data Jenis Dokumen
1. Aktivitas Anak Foto
2. Profil Sekolah Dokumen Sekolah
3. Visi-Misi Sekolah Dokumen Sekolah
4. Struktur Organisasi Sekolah Dokumen Sekolah
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti (Sugiono, 2012: 92). Pada penelitian ini instrument yang
digunakan adalah: lembar observasi, lembar wawancara, dan
dokumentasi.
a. Lembar Observasi
1) Defenisi Konseptual
a) Kecerdasan Kinestetik
Menurut Fadlilah (2017: 143) Kecerdasan kinestetik
merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan
mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengolah objek,
respons, dan refleks. Artinya kinestetis lebih ditekankan pada
motorik atau gerak tubuh, baik motorik kasar maupun halus.
Misalnya menari, berlari, dan bermain bola.
Menurut Purnama (2018: 70) Kecerdasan kinestetik
adalah kemampuan untuk menggabungkan antara fisik dan
pikiran sehingga menghasikan gerakan yang sempurna. Jika
gerak sempurna yang bersumber dari gabungan antara pikiran
dan fisik tersebut terlatih dengan baik, maka apapun yang
dikerjakan orang tersebut akan berhasil dengan baik bahkan
sempurna.
Sedangkan menurut Musfiroh (2015: 6.3) Kecerdasan
kinestetik didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan
Page 48
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
seluruh anggota tubuh (fisik) untuk mengekspresikan ide dan
perasaan (dalam bentuk berpantomim, menari, berolahraga)
dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan
atau mengubah sesuatu (membuat kerajinan, membuat patung,
menjahit).
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan
untuk menggabungkan antara fisik dan pikiran sehingga
menghasikan gerakan yang sempurna.
b) Outbound
Outbound adalah usaha olah diri (olah pikir dan olah
fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan
pengembangan kemampuan fisik yang lebih baik. (As’adi,
2009: 23- 27).
Menurut Dzikron (2014: 1) outbound adalah sebuah
metode pendidikan yang di kemas dalam bentuk stimulasi
permainan baik secara individu maupun kelompok dengan
tujuan tertentu. Beberapa tujuan outbound adalah
meningkatkan motivasi dan pengembangan diri (fisik) serta
kerjasama dan kekompakan kelompok.
Menurut Ancok (2006: 10) outbound merupakan strategi
belajar yang dilakukan di alam terbuka, penggunaannya dinilai
memberikan kontribusi positif terhadap kesuksesan belajar.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Outbound adalah kegiatan yang
menyenangkan dan penuh tantangan. Bentuk kegiatannya
berupa simulasi kehidupan memalui permainan-permainan
(games) yang kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik secara
individual maupun secara kelompok dengan tujuan untuk
perkembangan diri (personal development) maupun kelompok
(team development).
Page 49
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
2) Defenisi Operasional
a) Kecerdasan kinestetik
Penilaian yang akan diberikan kepada anak berkaitan
dengan kecerdasan kinestetik anak dalam mengekspresikan ide
dan perasaan sesuai dengan tingkatan satuan pencapaian
perkembangan anak dalam PERMENDIKBUD No. 137 tahun
2014, mengenai kemampuan anak usia 5-6 tahun, yaitu mampu
untuk:
(1) melakukan gerak tubuh secara terkoordinasi untuk melatih
kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
(2) Melakukan kegiatan yang menunjukan anak mampu
melakukan gerakan mata, tangan, kaki, kepala secara
terkoordinasi dalam menirukan berbagai gerakan yang
teratur
(3) melakukan permainan fisik dengan aturan
(4) terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
b) Outbound
Dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini
melalui kegiatan outbound, penilaian anak dilakukan dari
aktivitas yang dilakukan anak ketika melaksanakan kegiatan
tersebut. Anak dapat melakukan kegiatan yang telah
disediakan.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiono (2012: 82) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoeh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuan
ini dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan pada saat pengumpulan data yang berlangsung dan data setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Page 50
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Miles dan Hubarman mengumumkan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu: reduksi data, penyajian data, kesimpulan. Berikut dijelaskan proses
yang akan dilakukan dalam analisis data:
1. Observasi Awal/ Pra Siklus
Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu sebelum melakukan
penelitian. Observasi dilakukan mulai dari kegiatan awal sampai dengan
kegiatan akhir. Peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan di
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin kurang memperhatikan kegiatan yang
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak. Kegiatan yang dilakukan oleh
guru kurang variatif sehingga anak bosan dan merasa malas untuk
mengikuti proses kegiatan.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dalam kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi
peneliti yang baru dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan
pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu maka
wawasan peneliti akan berkembang. Sehingga dapat mereduksi data-data
yang memiliki temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
3. Penyajian Data
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang
paling sering di gunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan penyajian data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah di pahami tersebut.
4. Kesimpulan/ Verifikasi
Page 51
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Langkah ke tiga dalam analisis data penelitian tindakan kelas menurut
Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah ketika tidak di temukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Di dukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisiten saat penelitih kembali kelapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang di kemukakan merupan kesimpulan yang
kredibel.
Menurut Purnama dkk (2020: 87) Untuk menentukan nilai akhir dan
persentase dari kegiatan yang dilakukan oleh anak dapat menggunakan
rumus berikut:
Skor perolehan
Skor maksimal
Dengan Kategori Penilaian sebagai berikut:
Ketegori Belum Berkembang (BB) : 0-25
Kategori Mulai Berkembang (MB) : 26-50
Kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) : 51-75
Kategori Berkembang Sangat baik (BSB) : 76-100
G. Kriteria Keberhasilan
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas TK B2.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila minimal 71% dari jumlah
keseluruhan anak yaitu 20 orang anak, 13 dari 20 anak mencapai Tingkat
Capaian Perkembangan (TCP) minimal yang telah ditentukan bersama
kolaborator yaitu 65% (Yusria:2016).
H. Jadwal Penelitian
Jadwal waktu penelitian adalah jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam jadwal penelitian berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan.
(Sugiono, 2018: 286)
100 Nilai akhir =
Page 52
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tabel 3.6
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Penyusunan
Skripsi
2 Seminar Skripsi
3 Perbaikan hasil
seminar skripsi
4 Pengurusan dan
penerbitan izin
penelitian
5 Pengumpulan
data dilapangan
6 Analisis dan
penyusunan
laporan penelitian
7 Seminar hasil/
ujian skripsi
8 Perbaikan hasil
ujian skripsi
9 Pengesahan hasil
ujian oleh tim
penguji
10 Penggandaan dan
laporan
penyerahan hasil
Page 53
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB IV
TEMUAN DAN PEMKINESTETIKN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sekolah
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ini berlokasi di RT. 02 jalan Jambi
KM. 17 Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten
Muaro Jambi. Berdirinya Raudhatul Athfal ini merupakan jawaban dari
kabupaten serta tuntutan masyarakat akan pentingnya Pendidikan Agama
di Desa Simpang Sungai Duren ini. Pada awalnya Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin ini berdiri atas swadaya masyarakat yang memang berkeinginan
untuk mendirikan suatu Lembaga Pendidikan Agama.
Yayasan perguruan Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai
Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi di dirikan
pada tahun 2006 yang berdiri kas agama islam yang diselenggarakan oleh
kementrian agama dan keberadaan yayasan perguruan Raudhatul Athfal
Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi ini dalam rangka untuk mencerdaskan bangsa
dan agar generasi muda mendapatkan motivasi serta bimbingan untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
Yayasan tersebut pada awalnya masih memakai gedung
PUSKESMAS lama yang sudah tidak di pakai lagi, namun sudah di
hibahkan oleh kepala desa untuk Raudhatul Athfal dan pada tahun 2009
sudah mulai membangun gedung baru sebanyak 5 lokal. Dananya di
peroleh dari pemerintahan yaitu dana blockgreen yang di peroleh dari
kantor Kementrian Agama Kabupaten Muaro Jambi.
2. Geografis
Yayasan perguruan Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai
Duren Kabupaten Muaro Jambi menempati tanah seluas 2371,745 m2,
dengan batas-batas tanah sebagai berikut:
1) Sebelah barat dengan tanah kepunyaan Ibrahim
2) Sebelah timur dengan tanah perkarangan kantor perpustakaan daerah
Page 54
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3) Sebelah utara dengan tanah kepunyaan mattjik
4) Sebelah selatan dengan jalan bebas jambi Ma. Bulian.
3. Data Umum Sekolah
Tabel. 4.1
Identitas Sekolah RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
NO IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
2. Nomor Statistik Sekolah 101215050009
3. Alamat Jl.Jambi Muaro Bulian KM 17
4. Kelurahan Simpang Sungai Duren
5. Kecamatan Jambi luar Kota
6. Kabupaten Muaro Jambi
7. Provinsi Jambi
8. Kode Pos 36363
9. Telpon/Hp
10. Status Sekolah Swasta
11. Akreditasi B
12. KBM Pagi
13. Jenis Gedung Permanen
14. Status Gedung Milik Desa
15. Luas Bangunan 2 x 16 m 2
16. Luas Tanah 2371,745 m2
Sumber: Dokumen sekolah RA Nurul Yaqin tahun 2015
4. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Sekolah
a. Visi dan Misi
Terwujudnya Generasi Qur`ani, Sehat, Cerdas, dan Mandiri”,
sedangkan misinya ada beberapa point yaitu:
1) Gemar mengaji setiap hari
2) Menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya sejak dini
Page 55
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3) Membiasakan pelaksanaan ibadah sesuai petunjuk Al-Qur`an dan
tuntunan Rasulullah SAW
4) Menanamkan semangat untuk belajar dan menuntut ilmu
5) Memberikan stimulasi seluruh aspek perkembangan anak
sehingga anak terbiasa kemandiriannya dan siap menuju jenjang
pendidikan berikutnya
6) Membiasakan perilaku hidup sehat
7) Menanamkan sikap peduli kepada sesama manusia dan
lingkungan sekitar
b. Tujuan/Target Pendidikan
1) Mewujudkan generasi cinta Al-Qur`an
2) Mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT
3) Membentuk generasi yang berakhlaqul karimah seperti yang
diteladani Nabi Muhammad SAW
4) Rajin belajar taat ibadah
5) Peduli terhadap lingkungan yang bersih dan sehat
5. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang gur
dan dosen dijelaskan pada pasal 1 guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Guru harus memiliki kompetensi yang dijelaskan pada
pasal 10 yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi professional.
Tenaga pendidik di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin mempunyai
tugas penting, yakni mengelola pelajaran untuk dapat disampaikan
kepada anak didik. Seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab
untuk membina dan mengembangkan anak didiknya.
Page 56
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
b. Struktur Organisasi Sekolah
STRUKTUR ORGANISASI RAUDHATUL ADHFAL
NURUL YAQIN
Desa Simpang Sungai Duren
Kec. Jambi Luar Kota, Kab. Muaro Jambi
KETUA YAYASAN NURUL YAQIN
Drs. Djunaidi, M.Pd.I
PELINDUNG
Kepala Desa
KEPALA SEKOLAH
Suryanti, S.Pd.I
KOMITE
Mustar, M.Pd.I
Pengawas
Arsil, M.Pd
Majlis guru
Siti Maisaroh, S.Pd
Juniwati, S.Pd.I
Operator
Patmawati, S.Sos
Tata Usaha
Juni Wati, S.Pd.I
Sekretaris
Juni Wati, S.Pd.I
Henria, S.Ag
Weni Devita, S.Pd
Bendahara
Patmawati, S.Sos
Patmawati, S.Sos
Megawati, SH
Eli Pitria, S.Pd.I
Sumber: Dokumen sekolah RA Nurul Yaqin tahun 2015
Page 57
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DATA TENAGA EDUKATIF SEKOLAH RA NURUL YAQIN
Tabel. 4. 2
Data Tenaga Edukatif Sekolah RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
NO Nama Pendidik
Dan Tenaga
Kependidikan
Jenis
kelamin
Tempat
Tanggal
Lahir
Pendidikan Jabatan Mulai
Bertugas
1. Suryanti, S.Pd.I
P Sungai
Duren, 12
Oktober
1988
S1 Kepala
Sekolah
2009
2. Juni wati, S.Pd.I
P Maro
Sebo, 21
April 1990
S1 TU 2018
3. Patmawati, S.Sos P Sungai
Duren, 12
Oktober
1988
S1 Guru 2015
4. Megawati, SH P Simpang
Sungai
Duren,
27
Agustus
1976
S1 Guru 2018
5. Eli Pitria, S.Pd.I P Pondok
Meja, 03
Mei 1989
S1 Guru 2019
6. Weni Devita,
S.Pd P Jambi, 06
Agustus
1994
S1 Guru 2019
7. Henria, S.Ag P Dusun
Baru, 16
Oktober
1975
S1 Guru 2019
8. Siti Maisaroh,
S.Pd P Nyogan,
12
Oktober
1989
S1 Guru 2018
Sumber: Dokumen sekolah RA Nurul Yaqin tahun 2015
c. Keadaan Siswa
Siswa adalah objek pendidikan, dididik, diarahkan, diberikan
bermcam-macam ilmu pengetahuan serta keterampila. Siswa merupakan
unsur esensial yang harus ada dalam proses belajar mengajar. Tanpa
adanya siswa tentunya tujuan pembelajaran tidak akan terklaksana. Siswa
Page 58
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi
Tahun Ajaran 2020/2021.
Tabel. 4.3
Data Anak Didik RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
NO Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. A 8 9 17
2. B1 13 8 21
3. B2 7 13 20
Sumber: Dokumen sekolah RA Nurul Yaqin tahun 2015
d. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang dapat menunjang
berlangsungnya proses pembelajaran di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Simpang Sungai Duren Muaro Jambi dapat dilihat sebagai berikut:
Rak Buku 1 Baik 9. Papan Tulis 2 Baik 10. Komputer 2 Baik 11. Printer
Kipas Angin Lemari. Peluncuran Outdoor. Ayunan Outdoor Panjat
Dinding Outdoor.
Tabel. 4.4
Sarana Di RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
No Jenis Jumlah Keadaan
1. Kursi Tamu 3 Baik
2. Meja Tamu 1 Baik
3. Meja Belajar 7 Baik
4. Kursi Belajar 47 Baik
5. Meja Guru 2 Baik
6. Kursi Guru 2 Baik
7. Rak Tas 3 Baik
8. Rak Sepatu 1 Baik
9. Papan Tulis 3 Baik
10. Printer 1 Baik
11. Lemari 3 Baik
12. Mangkok Putar 1 Baik
13. Peluncuran Outdoor. 1 Baik
14. Ayunan Outdoor 2 Rusak Ringan
15. Kotak Tangkas 1 Baik
16. Jembatan 1 Baik
17. Terowongan 1 Baik
Sumber: Dokumen sekolah RA Nurul Yaqin tahun 2015
Page 59
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tabel. 4.5
Keadaan prasarana Di RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
No Jenis Jumlah Kondisi
1. Ruang Kantor Guru. 1 Baik
2. Ruang Belajar. 3 Kurang Baik
3. Kamar Mandi - Tidak Ada
Sumber: Dokumen sekolah RA Nurul Yaqin tahun 2015
B. Temuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren Muaro Jambi. Tujuannya adalah untuk mengetahui
peningkatan kecerdasan kinestetik melalui kegiatan outbound. Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang telah disusun
oleh peneliti berdasarkan landasan teori telah divalidasi sebanyak 5 item.
Penelitian ini dilakukan pada masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu
terjadi perubahan jadwal sekolah, yang semula di lakukan selama satu
minggu dari hari Senin sampai sabtu, pada saat ini hanya dilakukan sebanyak
3 kali pertemuan dalam seminggu yaitu setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis.
Kegiatan tetap dilakukan secara tatap muka atas berdasarkan izin dari
Kementrian Agama.
Langkah pertama dalam pengambilan data adalah dengan melakukan
tes awal (pra siklus). Tes ini dilakukan untuk mengetahui skor anak sebelum
diberi perlakuan (treatment). Setelah melakukan tes awal selanjutnya yaitu
memberi perlakuan kepada anak, dalam hal ini bentuk perlakuannya adalah
kegiatan outbound, dimana metode outbound ini dilakukan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Setelah perlakuan selesai
selanjutnya dilakukan tes akhir (posttest).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak Kelompok B2 di
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi pada
Senin 14 Sesember 2020 didapat skor akhir pada pra siklus, yaitu ada 3 dari 9
indikator kecerdasan kinestetik yang belum bisa anak lakukan. Dengan
kriteria penilaian sebagai berikut: Skor 1 jika pertanyaan dijawab belum
berkembag (BB), Skor 2 jika pertanyaan dijawab mulai berkembang (MB),
Page 60
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Skor 3 jika pertanyaan dijawab berkembang sesuai harapan (BSH), Skor 4
jika pertanyaan dijawab berkembang sangat baik (BSB). Data skor awal
pretest yang diperoleh peneliti pada penelitian terhadap kemampuan
kinestetik anak kelompok B2 di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang
Sungai Duren Muaro Jambi sebelum diberikan perlakuan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.6
Data Distribusi Pra Siklus Kecerdasan Kinestetik
No Nama
Anak
Data Distribusi Prasiklus Skor
Total
Rata-
Rata Ket
1 2 3 4 5
1 A 1 1 1 1 1 5 25 BB
2 AAA 1 1 2 2 1 7 35 MB
3 ASB 1 1 2 1 1 6 30 MB
4 AR 1 2 1 1 1 6 30 MB
5 AF 1 1 1 1 1 5 25 BB
6 ANP 2 3 2 2 2 11 55 BSH
7 DLM 1 1 1 1 1 5 25 BB
8 HA 2 3 3 3 2 13 65 BSH
9 KS 2 2 3 2 2 11 55 BSH
10 MBAR 2 3 3 2 1 11 55 BSH
11 M 2 3 2 3 2 12 60 BSH
12 NF 1 1 1 2 1 6 30 MB
13 NF 1 1 1 1 1 5 25 BB
14 NC 2 3 2 2 2 11 55 BSH
15 NH 1 1 1 1 1 5 25 BB
16 PIN 1 3 3 3 2 12 60 BSH
17 RQK 1 2 1 1 1 6 30 MB
18 RFA 1 1 1 1 1 5 25 BB
19 SK 1 2 1 2 1 7 35 MB
20 SH 1 3 3 3 1 11 55 BSH
Skor Perolehan 26 38 35 35 26 160
Skor Maksimal 80 80 80 80 80 400
Persentase 32.5 47.5 43.75 43.75 32.5 40 MB
Skor perolehan
Skor keseluruhan
= 160
400
= 40%
X 100
X 100
Persentase =
Page 61
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tabel 4.7
Persentase Pra Siklus Kecerdasan Kinestetik
No Nilai Kriteria
Keberhasilan Kriteria Keberhasilan
Jumlah
Anak Persentase
1 0-25 Belum Berkembang (BB) 6 30%
2 26-50 Mulai Berkembang (MB) 6 30%
3 51-75 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 8 40%
4 76-100 Berkembang Sangat Baik (BSB) -
Jumlah 20 100%
Persentase Rata-Rata Anak Pra Siklus 40%
Dapat dilihat pada tabel 4.7 diatas bahwa terdapat 20 anak di lokal B2
dan hanya terdapat 8 anak yang kecerdasan kinestetiknya sudah
berkembang, sedangkan 12 anak lainya kecerdasan kinestetiknya masih
rendah dengan kriteria BB sebanyak 6 orang atau 30% dan MB sebanyak 6
orang atau 30% dengan nilai rata-rata kelas yaitu 40%. Maka berdasarkan
temuan yang peneliti dapatkan, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
pada lokal B2 di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik pada anak memalui kegiatan
outbound.
Setelah diperoleh skor Pretest, langkah selanjutnya yang akan
dilakukan adalah pemberian perlakuan (Treatment) yaitu penerepan
kegiatan outbound untuk menigkatkan kecerdasan kinestetik pada anak
lokal B2 di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren. Kegiatan
outbound yang dilakukan yaitu di rancang berdasarkan indikator yang
belum bisa anak lakukan dengan menggunakan media Bola. Kegiatan ini
dilakukan secara kolaborasi antara guru dan peneliti. Guru dan peneliti
berdiskusi untuk menyusun RPPH yang akan digunakan saat kegiatan.
Peneliti menjelaskan konsep permainan yang akan dilakukan, dimana guru
yang bertindak sebagai pemberi tindakan, sedangkan peneliti sebagai
observer atau orang yang mengamati. Perlakuan yang akan diberikan
dengan cara bertahap, yaitu melalui Silkus I dan Siklus II serta dilakukan
sesuai dengan tema pembelajaran, rangkaian kegiatan yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:
Page 62
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
1. Siklus I
Pelaksanaan pada siklus I ini terdapat dua kali pertemuan yang
dilksanakan pada tanggal 06, 13 dan 20 Januari 2021, dalam setiap
siklus terdapat empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan juga refleksi
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus I yang dilakukan peneliti berkaitan
dengan Tema: Rekreasi, pada siklus I materi yang akan diajarkan
pada anak yaitu:
Tabel 4.8
Jadwal Perencanaan Siklus I
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1. Rabu,
06-01-2021
I Tema: Rekreasi
Sub Tema: Tempat Rekreasi
(Candi Muaro jambi)
2. Rabu,
13-01-2021
II Tema: Rekreasi/
Sub Tema: Perlengkapan Rekreasi
(Tikar)
3. Rabu,
20-01-2021
III Tema: Rekreasi
Sub Tema: Macam- Macam
Rekreasi (pariwisata)
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) agar pembelajaran lebih terarah dan
maksimal.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru pada siklus I
terdiri dari tiga pertemuan. Berikut penjelasaan pelaksanaan dan
pengamatan kegiatan pembelajaran dengan penerapan kegiatan
outbound.
1) Pertemuan 1
Tindakan pada pertemuan ke I di siklus I ini dilaksanakan
pada hari Rabu, 06 Januari 2021 yang berlangsung pada pukul
08:00- 10.00 WIB. Yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan
inti dan juga kegiatan penutup. Tema yang digunakan adalah
Page 63
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
rekreasi, sub tema tempat rekreas. Adapun penjelasan dari
kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a) Kegiataan Awal (± 40 menit)
Kegiatan awal yang dilakukan anak ketika datang ke
sekolah yaitu mencuci tangan pakai sabun, kemudian guru
mengukur suhu tubuh anak, dan dilanjutkan dengan
kegiatan mengaji iqro’. Setelah anak selesai mengaji anak
di persilahkan untuk ke halaman, guru mengajak anak
untuk menyanyi dengan sedikit gerakan untuk pemanasan
sebelum melakukan kegiatan outbound dan dilanjutkan
dengan kegiatan outbound untuk mengembangkan
kecerdasan kinestetik anak. pada saat anak melakukan
kegiatan outbound peneliti bertindak sebagai observer
yang bertugas mengamati kegiatan yang dilakukan anak.
Setelah bermain outbound anak masuk kedalam kelas
untuk memulai pembelajaran yang diawali dengan
membaca doa, absen, menyebutkan hari, tanggal, bulan
dan tahun, serta menanyakan tema dan sub tema pada
kegiatan belajar mengajar.
b) Kegiatan Inti (± 40 menit)
(1) Guru menjelasakan sedikit tema tentang kegiatan
yang akan dipelajari pada hari ini
(2) Guru mengajak anak berdiskusi tentang tempat-
tempat rekreasi
(3) Guru mengajak anak berdiskusi tentang candi
(4) Guru mengajak anak untuk melakukan kegiatan
bermain balok
(5) Guru menanyakan dan menujukkan alat dan bahan
yang akan digunakan.
(6) Guru mengajak anak menyebutkan satu per satu
bentuk balok
Page 64
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
(7) Guru memberikan pijakan sebelum bermain
(8) Guru membagi anak menjadi 3 kelompok
(9) Guru memberikan pijakan ketika bermain
(10) Guru mempersilahkan anak untuk membuat candi
dari potongan- potongan balok
c) Penutup (± 20 menit)
Pada akhir pembelajaran guru mememberikan
pertanyaan mengenai pembelajaran pada hari ini kepada
anak, setelah itu guru memberi tahu kegiatan yang akan
dilaksanakan pada keesokan harinya. Sebelum menutup
pembelajaran guru mengajak anak untuk bernyanyi
terlebih dahulu sebelum membaca doa setelah belajar.
Tabel 4.9
Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak Pada Siklus I
Pertemuan I
No Nama
Anak
Data Distribusi Siklus I Pertemuan I Skor
Total
Rata-
Rata Ket
1 2 3 4 5
1 A 1 1 1 1 1 5 25 BB
2 AAA 1 1 2 2 1 7 35 MB
3 ASB 1 1 2 1 1 6 30 MB
4 AR 1 2 1 1 1 6 30 MB
5 AF 1 1 1 1 1 5 25 BB
6 ANP 2 3 2 2 2 11 55 BSH
7 DLM 1 2 1 1 1 6 30 MB
8 HA 2 3 3 3 2 13 65 BSH
9 KS 2 2 3 2 2 11 55 BSH
10 MBAR 2 3 3 2 1 11 55 BSH
11 M 2 3 2 3 2 12 60 BSH
12 NF 1 1 1 2 1 6 30 MB
13 NF 1 1 1 1 1 5 25 BB
14 NC 2 3 2 2 2 11 55 BSH
15 NH 1 1 1 1 1 5 25 BB
16 PIN 1 3 3 3 2 12 60 BSH
17 RQK 1 2 1 1 1 6 30 MB
18 RFA 1 1 1 1 1 5 25 BB
19 SK 2 3 2 3 1 11 55 BSH
20 SH 1 3 3 3 1 11 55 BSH
Skor Perolehan 27 39 36 36 26 165
Skor Maksimal 80 80 80 80 80 400
Persentase 33,75 48,75 45 45 32,5 41,25 MB
Page 65
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Skor perolehan
Skor keseluruhan
= 165
400
= 41,25 %
Tabel 4.10
Persentase Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak Pada Siklus I Pertemuan I
No Nilai Kriteria
Keberhasilan Kriteria Keberhasilan
Jumlah
Anak Persentase
1 0-25 Belum Berkembang (BB) 5 25%
2 26-50 Mulai Berkembang (MB) 6 30%
3 51-75 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 9 45%
4 76-100 Berkembang Sangat Baik (BSB) -
Jumlah 20 100%
Persentase Rata-Rata Anak Pra Siklus 41,25 %
Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat hasil observasi dari
siklus I pertemuan I bahwa anak yang kecerdasan
kinestetiknya Belum Berkembang (BB) berjumlah 5 orang
dengan persentase 25%, anak yang Mulai Berkembang (MB)
berjumlah 6 orang dengan persentase 30% dan anak yang
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) berjumlah 9 orang dengan
persentase 45%. Secara keseluruhan siklus I pertemuan I masih
berada dalam tahap Mulai Berkembang (MB) dengan
persentase keseluruhan sebesar 41,75%. Data ini mengalami
sedikit peningkatan dari hasil pra siklus. Artinya pemberian
tindakan/perlakuan ini dapat dikatakan memberikan pengaruh
terhadap kecerdasan kinestetik anak dan peneliti akan
melanjutkan hingga mencapai kriteria keberhasilan.
2) Pertemuan II
Tindakan pada pertemuan ke II di siklus I ini
dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Januari 2021 yang
berlangsung pada pukul 08:00- 10:00 WIB. Yang terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti dan juga kegiatan penutup. Tema
X 100
X 100
Persentase =
Page 66
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
yang digunakan adalah Rekreasi, subtema:. Adapun penjelasan
dari kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut
a) Kegiataan Awal (± 40 menit)
Kegiatan awal yang dilakukan anak ketika datang ke
sekolah yaitu mencuci tangan pakai sabun, kemudian guru
mengukur suhu tubuh anak, dan dilanjutkan dengan
kegiatan mengaji iqro’. Setelah anak selesai mengaji anak
di persilahkan untuk ke halaman, guru mengajak anak
untuk menyanyi dengan sedikit gerakan untuk pemanasan
sebelum melakukan kegiatan outbound dan dilanjutkan
dengan kegiatan outbound untuk mengembangkan
kecerdasan kinestetik anak. pada saat anak melakukan
kegiatan outbound peneliti bertindak sebagai observer
yang bertugas mengamati kegiatan yang dilakukan anak.
Setelah bermain outbound anak masuk kedalam kelas
untuk memulai pembelajaran yang diawali dengan
membaca doa, absen, menyebutkan hari, tanggal, bulan
dan tahun, serta menanyakan tema dan sub tema pada
kegiatan belajar mengajar.
b) Kegiatan Inti (± 40 menit)
(1) Guru menjelasakan sedikit tema tentang kegiatan
yang akan dipelajari pada hari ini
(2) Guru mengajak anak berdiskusi tentang perlengkapan
rekreasi
(3) Guru mengajak anak berdiskusi tentang tikar
(4) Guru mengajak anak untuk melakukan kegiatan
mengayam menggunakan daun pisang
(5) Guru menanyakan dan menujukkan alat dan bahan
yang akan digunakan.
(6) Guru memberikan pijakan sebelum bermain
(7) Guru memberikan contoh cara menganyam
Page 67
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
(8) Guru mempersilahkan anak untuk memulai kegiatan
menganyam
(9) Guru memberikan pijakan ketika bermain
(10) Guru mengamati kegiatan yang dilakukan anak
c) Penutup (± 20 menit)
Pada akhir pembelajaran guru mememberikan
pertanyaan mengenai pembelajaran pada harini kepada
anak, setelah itu guru memberi tahu kegiatan yang akan
dilaksanakan pada keesokan harinya. Sebelum menutup
pembelajaran guru mengajak anak untuk bernyanyi
terlebih dahulu sebelum membaca doa setelah belajar.\
Tabel 4.11
Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak Pada Siklus I
Pertemuan II
No Nama
Anak
Data Distribusi Siklus I Pertemuan II Skor
Total
Rata-
Rata Ket
1 2 3 4 5
1 A 1 1 1 1 1 5 25 BB
2 AAA 2 2 3 3 1 11 55 MB
3 ASB 1 1 2 1 1 6 30 MB
4 AR 2 2 1 2 2 9 45 MB
5 AF 1 2 1 1 1 6 30 BB
6 ANP 2 3 2 2 2 11 55 BSH
7 DLM 1 1 1 1 1 5 25 BB
8 HA 2 3 3 3 2 13 65 BSH
9 KS 2 2 3 2 2 11 55 BSH
10 MBAR 2 3 3 2 1 11 55 BSH
11 M 2 3 2 3 2 12 60 BSH
12 NF 1 1 1 2 1 6 30 MB
13 NF 2 2 2 2 1 9 45 MB
14 NC 2 3 2 2 2 11 55 BSH
15 NH 2 2 1 2 2 9 45 MB
16 PIN 1 3 3 3 2 12 60 BSH
17 RQK 1 2 1 1 1 6 30 MB
18 RFA 1 1 1 1 1 5 25 BB
19 SK 2 3 2 3 1 11 55 BSH
20 SH 1 3 3 3 1 11 55 BSH
Skor Perolehan 31 43 38 40 28 180
Skor Maksimal 80 80 80 80 80 400
Persentase 38,75 53,75 47,5 50 35 45 MB
X 100
Page 68
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Skor perolehan
Skor keseluruhan
= 180
400
= 45 %
Tabel 4.12
Persentase Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak Pada Siklus I Pertemuan
II
No Nilai Kriteria
Keberhasilan Kriteria Keberhasilan
Jumlah
Anak Persentase
1 0-25 Belum Berkembang (BB) 3 25%
2 26-50 Mulai Berkembang (MB) 8 30%
3 51-75 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 9 45%
4 76-100 Berkembang Sangat Baik (BSB) -
Jumlah 20 100%
Persentase Rata-Rata Anak Pra Siklus 45 %
Dari tabel 4.12 diatas dapat dilihat hasil observasi dari siklus
I pertemuan II bahwa anak yangkecerdasan kinestetiknya Belum
Berkembang (BB) berjumlah 5 orang dengan persentase 25%,
anak yang Mulai Berkembang (MB) berjumlah 6 orang dengan
persentase 30% dan anak yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
berjumlah 9 orang dengan persentase 45%. Walaupun terjadi
peningkatan dari siklus I pertemuan I, namun secara keseluruhan
siklus I pertemuan II masih berada dalam tahap Mulai Berkembang
(MB) dengan persentase keseluruhan sebesar 45%.
3) Pertemuan III
Tindakan pada pertemuan ke III di siklus I ini dilaksanakan
pada hari Rabu, 20 Januari 2021 yang berlangsung pada pukul
08:00- 10:00 WIB. Yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti
dan juga kegiatan penutup. Tema yang digunakan adalah Rekreasi,
subtema: macam-macam rekreasi. Adapun penjelasan dari kegiatan
belajar mengajar adalah sebagai berikut:
X 100
Persentase =
Page 69
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
a) Kegiataan Awal (± 40 menit)
Kegiatan awal yang dilakukan anak ketika datang ke
sekolah yaitu mencuci tangan pakai sabun, kemudian guru
mengukur suhu tubuh anak, dan dilanjutkan dengan kegiatan
mengaji iqro’. Setelah anak selesai mengaji anak di
persilahkan untuk ke halaman, guru mengajak anak untuk
menyanyi dengan sedikit gerakan untuk pemanasan sebelum
melakukan kegiatan outbound dan dilanjutkan dengan kegiatan
outbound untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik anak.
pada saat anak melakukan kegiatan outbound peneliti
bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati kegiatan
yang dilakukan anak. Setelah bermain outbound anak masuk
kedalam kelas untuk memulai pembelajaran yang diawali
dengan membaca doa, absen, menyebutkan hari, tanggal, bulan
dan tahun, serta menanyakan tema dan sub tema pada kegiatan
belajar mengajar.
b) Kegiatan Inti (± 40 menit)
(1) Guru menjelasakan sedikit tema tentang kegiatan yang
akan dipelajari pada hari ini
(2) Guru mengajak anak berdiskusi tentang macam-macam
rekreasi
(3) Guru mengajak anak untuk melakukan kegiatan mewarnai
pantai
(4) Guru menanyakan dan menujukkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
(5) Guru memberikan pijakan sebelum bermain
(6) Guru memberikan contoh cara mewarnai yang benar
(7) Guru mempersilahkan anak untuk memulai kegiatan
mewarnai
(8) Guru memberikan pijakan ketika bermain
(9) Guru mengamati kegiatan yang dilakukan anak
Page 70
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
c) Penutup (± 20 menit)
Pada akhir pembelajaran guru mememberikan pertanyaan
mengenai pembelajaran pada harini kepada anak, setelah itu
guru memberi tahu kegiatan yang akan dilaksanakan pada
keesokan harinya. Sebelum menutup pembelajaran guru
mengajak anak untuk bernyanyi terlebih dahulu sebelum
membaca doa setelah belajar.
c. Tahap Pengamatan/ Observasi
Pada tahapan ini peneliti melakukan observasi terhadap
pelaksaan kegiatan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat untuk mengetahui kecerdasan kinestetik pada anak
melalui kegiatan outbound.
Dari hasil pengamatan siklus I ini, peneliti menyimpulkan
bahwa anak tertarik dengan kegiatan outbound yang dilakukan
sebagai salah satu kegiatan pengganti senam untuk meningkatkan
kecerdasan kinestetik anak. Rata-rata anak juga menunjukan rasa
antusiasnya ketika melakukan kegitan tersebut dengan di tandai
dengan rasa semangat walaupun masih ada beberapa anak yang
masih kurang semangat untuk menyelesaikan kegiatan outbound.
Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.13
Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Siklus I Pertemuan III
No Nama
Anak
Data Distribusi Siklus I Pertemuan III Skor
Total
Rata-
Rata Ket
1 2 3 4 5
1 A 2 2 1 1 1 7 35 MB
2 AAA 2 2 3 3 2 12 60 BSH
3 ASB 2 2 2 2 2 10 55 MB
4 AR 2 2 1 2 2 9 45 MB
5 AF 2 2 1 2 1 8 40 MB
6 ANP 3 3 3 3 2 14 70 BSH
7 DLM 2 1 2 2 1 8 40 MB
8 HA 3 3 3 3 3 15 75 BSH
9 KS 2 3 3 3 2 13 65 BSH
10 MBAR 2 3 3 2 2 12 60 BSH
11 M 2 3 3 3 3 14 70 BSH
Page 71
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
12 NF 2 3 2 2 2 11 55 BSH
13 NF 2 2 2 2 1 9 45 MB
14 NC 2 3 3 3 3 14 70 BSH
15 NH 2 2 1 2 2 9 45 MB
16 PIN 2 3 3 3 2 13 65 BSH
17 RQK 2 2 2 3 1 10 55 MB
18 RFA 2 1 1 2 1 7 35 MB
19 SK 2 3 3 2 2 12 60 BSH
20 SH 2 3 3 3 2 13 65 BSH
Skor Perolehan 42 48 45 48 37 220
Skor Maksimal 80 80 80 80 80 400
Persentase 52,5 60 56,25 60 46,25 55 BSH
Skor perolehan
Skor keseluruhan
= 220
400
= 55%
Tabel 4.14
Persentase Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak Pada Siklus I Pertemuan
III
No Nilai Kriteria
Keberhasilan Kriteria Keberhasilan
Jumlah
Anak Persentase
1 0-25 Belum Berkembang (BB) 0 0
2 26-50 Mulai Berkembang (MB) 9 45%
3 51-75 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 11 55%
4 76-100 Berkembang Sangat Baik (BSB) -
Jumlah 20 100%
Persentase Rata-Rata Anak Pra Siklus 55 %
X 100
X 100
Persentase =
Page 72
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Gambar 4.1
Hasil Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Pada Pra Siklus dan Siklus 1
Perbandingan Persentase Pra Siklus dan Siklus I
Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat hasil observasi dari pra
siklus sampai pada siklus I pertemuan III mengalami peningkatandan
secara keseluruhan masih berada pada tahap mulai berkembang
dengan Persentase keseluruhan sebesar 55%. Walaupun sudah
memasuki tahap Berkembang sesuai harapan (BSH), namun
persentase tersebut belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah
disepakati oleh peneliti dan guru yaitu sebesar 65%. Maka dari itu
peneliti akan terus melanjutkan tindakan sampai pada target yang
diinginkan.
d. Refleksi
Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan
tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus I sudah
memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan kinestetik pada
anak usia dini.
40% 41.25%45%
55%
65% 65% 65% 65%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Pra Siklus Siklus I Pertemuan I Siklus I PertemuanII
Siklus I PertemuanIII
persentase Rata-Rata Tingkat Capaian Perkembangan
Page 73
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Adapun kendala yang masih ditemukan pada pelaksanaan siklus
I diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Minat dan antusias anak mengikuti kegiatan mulai terlihat tetapi
masih ada yang terlihat belum semangat
2) Peningkatan kecerdasan kinestetik anak dalam kegiatan outbound
sudah dapat dilihat namun masih belum maksimal
Berdasarkan refleksi pertemuan ke 1, 2, dan 3 dapat disimpulkan
bahwa terdapat beberapa masalah yang muncul pada pelaksanaan
siklus I. Untuk itu, pada pelaksanaan siklus II perlu ada perbaikan
pada desain pembelajaran , adapun revisi tersebut adalah:
1) Melakukan ice breaking sebelum memulai kegiatan, di
pertengahan kegiatan, agar anak tetap merasa semangat
2) Mencontohkan kegiatan secara perlahan hingga anak mengerti.
2. Siklus II
Pelaksanaan pada siklus II ini terdapat tiga kali pertemuan yang
dilaksanakan pada tanggal 27 Januari, 03 dan 10 Februari 2021, dalam
setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan juga refleksi
a. Perencanaan
Pada tahapan perencanaan, peneliti menyusun kembali
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun Rencana
Program Pembelajaran Harian (RPPH) tentang tema Rekreasi dan
alam semesta, menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk
melakukan kegiatan, lembar observasi dan kamera untuk
melakukan pendokumentasian selama proses pembelajaran.
Adapun materi yang akan diajarkan pada anak yaitu:
Page 74
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tabel 4.15
Jadwal Perencanaan Siklus II
No Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1. Rabu,
27-01-2021
I Tema: Rekreasi
Sub Tema: Bermain Warna
(Mencampur warna)
2. Rabu,
03-02-2021
II Tema: Alam Semesta
Sub Tema: Benda Alam (air)
3. Rabu,
10-02-2021
III Tema: Alam Semesta
Sub Tema: Benda Alam (sifat
air&minyak)
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) agar pembelajaran lebih terarah dan
maksimal.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru pada siklus II
terdiri dari tiga pertemuan. Berikut penjelasaan pelaksanaan dan
pengamatan kegiatan pembelajaran dengan penerapan kegiatan
outbound.
1) Pertemuan 1
Tindakan pada pertemuan ke I di siklus II ini
dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Januari 2021 yang
berlangsung pada pukul 08:00- 10:00 WIB. Yang terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti dan juga kegiatan penutup. Tema
yang digunakan adalah rekreasi, sub tema bermain warna.
Adapun penjelasan dari kegiatan belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
a) Kegiataan Awal (± 40 menit)
Kegiatan awal yang dilakukan anak ketika datang ke
sekolah yaitu mencuci tangan pakai sabun, kemudian guru
mengukur suhu tubuh anak, dan dilanjutkan dengan
kegiatan mengaji iqro’. Setelah anak selesai mengaji anak
di persilahkan untuk ke halaman, guru mengajak anak
untuk menyanyi dengan sedikit gerakan untuk pemanasan
Page 75
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
sebelum melakukan kegiatan outbound dan dilanjutkan
guru menjelaskan dan mencontohkan cara permain
outbound dan di ikuti oleh anak. Di pertengahan waktu
bermain, guru mengajak anak untuk melakukan ice
breaking untuk membuat anak tetap bersemangat untuk
menyelesaikan kegiatan sampai akhir. Pada saat anak
melakukan kegiatan outbound peneliti bertindak sebagai
observer yang bertugas mengamati kegiatan yang
dilakukan anak. Setelah bermain outbound anak masuk
kedalam kelas untuk memulai pembelajaran yang diawali
dengan membaca doa, absen, menyebutkan hari, tanggal,
bulan dan tahun, serta menanyakan tema dan sub tema
pada kegiatan belajar mengajar.
b) Kegiatan Inti (± 40 menit)
(1) Guru menjelasakan sedikit tema tentang kegiatan
yang akan dipelajari pada hari ini
(2) Guru mengajak anak berdiskusi tentang macam-
macam warna
(3) Guru mengajak anak untuk melakukan kegiatan
bermain mencampur warna
(4) Guru menanyakan dan menujukkan alat dan bahan
yang akan digunakan.
(5) Guru mengajak anak menyebutkan satu alat dan
bahan yang akan digunakan
(6) Guru memberikan pijakan sebelum bermain
(7) Guru membagikan alat dan bahan kepada anak untuk
bermain
(8) Guru memberikan pijakan ketika bermain
(9) Guru mempersilahkan anak untuk mencampurkan
warna
Page 76
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
c) Penutup (± 20 menit)
Pada akhir pembelajaran guru mememberikan
pertanyaan mengenai pembelajaran pada hari ini kepada
anak, setelah itu guru memberi tahu kegiatan yang akan
dilaksanakan pada keesokan harinya. Sebelum menutup
pembelajaran guru mengajak anak untuk bernyanyi
terlebih dahulu sebelum membaca doa setelah belajar.
Tabel 4.16
Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Siklus II Pertemuan I
No Nama
Anak
Data Distribusi Siklus II Pertemuan I Skor
Total
Rata-
Rata Ket
1 2 3 4 5
1 A 2 2 2 2 1 9 45 MB
2 AAA 3 4 3 3 3 16 80 BSH
3 ASB 3 2 2 3 2 12 60 BSH
4 AR 2 2 3 2 2 11 55 BSH
5 AF 2 2 1 2 1 8 40 MB
6 ANP 3 4 3 4 3 17 85 BSB
7 DLM 2 2 2 2 2 10 50 MB
8 HA 3 4 3 3 3 16 80 BSB
9 KS 3 3 4 3 3 16 80 BSB
10 MBAR 2 3 3 2 2 12 60 BSH
11 M 2 3 3 3 3 14 70 BSH
12 NF 2 3 2 2 2 11 55 BSH
13 NF 2 2 2 2 2 10 50 MB
14 NC 2 3 3 3 3 14 70 BSH
15 NH 2 2 1 2 2 9 45 MB
16 PIN 2 3 3 3 2 13 65 BSH
17 RQK 2 2 2 3 2 11 55 BSH
18 RFA 2 2 2 2 2 10 50 MB
19 SK 2 3 3 3 2 13 55 BSH
20 SH 3 3 3 3 2 14 70 BSH
Skor Perolehan 46 54 50 52 44 246
Skor Maksimal 80 80 80 80 80 400
Persentase 57,5 67,5 62,5 65 55 61,5 BSH
Skor perolehan
Skor keseluruhan
= 246
400
= 61,5%
X 100
X 100
Persentase =
Page 77
60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tabel 4.17
Persentase Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Siklus II
Pertemuan I
No Nilai Kriteria
Keberhasilan Kriteria Keberhasilan
Jumlah
Anak Persentase
1 0-25 Belum Berkembang (BB) 0 0
2 26-50 Mulai Berkembang (MB) 6 30%
3 51-75 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 11 55%
4 76-100 Berkembang Sangat Baik (BSB) 3 15%
Jumlah 20 100%
Persentase Rata-Rata Anak Pra Siklus 61,5%
Dapat dilihat pada tabel 4.17 diatas bahwa terdapat
peningkatan kecerdasan kinestetik dari siklus sebelumnya, dari 55%
menjadi 61,5%. Sudah banyak anak yang mencapai tahapan
perkembangan Berkembang Sesuai Harapan namun belum mencapai
nilai kriteria keberhasilan yaitu 65%. Maka tindakan akan terus di
lanjutkan.
2) Pertemuan II
Tindakan pada pertemuan ke II di siklus II ini dilaksanakan
pada hari Rabu, 03 Februari 2021 yang berlangsung pada pukul
08:00- 10:00 WIB. Yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan
juga kegiatan penutup. Tema yang digunakan adalah alam semesta,
sub tema: benda alam (air). Adapun penjelasan dari kegiatan belajar
mengajar adalah sebagai berikut:
a) Kegiataan Awal (± 40 menit )
Kegiatan awal yang dilakukan anak ketika datang ke
sekolah yaitu mencuci tangan pakai sabun, kemudian guru
mengukur suhu tubuh anak, dan dilanjutkan dengan kegiatan
mengaji iqro’. Setelah anak selesai mengaji anak di persilahkan
untuk ke halaman, guru mengajak anak untuk menyanyi dengan
sedikit gerakan untuk pemanasan sebelum melakukan kegiatan
outbound dan dilanjutkan guru menjelaskan dan mencontohkan
cara permain outbound dan di ikuti oleh anak. Di pertengahan
Page 78
61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
waktu bermain, guru mengajak anak untuk melakukan ice
breaking untuk membuat anak tetap bersemangat untuk
menyelesaikan kegiatan sampai akhir. Pada saat anak
melakukan kegiatan outbound peneliti bertindak sebagai
observer yang bertugas mengamati kegiatan yang dilakukan
anak. Setelah bermain outbound anak masuk kedalam kelas
untuk memulai pembelajaran yang diawali dengan membaca
doa, absen, menyebutkan hari, tanggal, bulan dan tahun, serta
menanyakan tema dan sub tema pada kegiatan belajar mengajar.
b) Kegiatan Inti (± 40 menit )
(1) Guru menjelasakan sedikit tema tentang kegiatan yang akan
dipelajari pada hari ini
(2) Guru mengajak anak berdiskusi tentang air
(3) Guru mengajak anak untuk melakukan kegiatan eksperimen
hujan warna
(4) Guru menanyakan dan menujukkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
(5) Guru mengajak anak menyebutkan satu alat dan bahan yang
akan digunakan
(6) Guru memberikan pijakan sebelum bermain
(7) Guru membagikan alat dan bahan kepada anak untuk
bermain
(8) Guru memberikan pijakan ketika bermain
(9) Guru mempersilahkan anak untuk bereksperimen hujan
warna
c) Penutup (± 20 menit )
Pada akhir pembelajaran guru mememberikan pertanyaan
mengenai pembelajaran pada hari ini kepada anak, setelah itu
guru memberi tahu kegiatan yang akan dilaksanakan pada
keesokan harinya. Sebelum menutup pembelajaran guru
Page 79
62
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
mengajak anak untuk bernyanyi terlebih dahulu sebelum
membaca doa setelah belajar.
Tabel 4.18
Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Siklus II Pertemuan II
No Nama
Anak
Data Distribusi Siklus II Pertemuan I Skor
Total
Rata-
Rata Ket
1 2 3 4 5
1 A 2 2 2 2 1 9 45 MB
2 AAA 4 4 3 3 3 17 85 BSB
3 ASB 3 2 2 3 2 12 60 BSH
4 AR 2 3 3 3 2 13 65 BSH
5 AF 2 2 2 2 1 9 45 MB
6 ANP 4 4 3 4 3 18 90 BSB
7 DLM 2 3 3 3 3 14 70 BSH
8 HA 3 4 3 3 3 16 80 BSB
9 KS 3 4 4 4 3 18 90 BSB
10 MBAR 3 4 3 3 3 16 80 BSB
11 M 2 3 3 3 3 14 70 BSH
12 NF 2 3 2 2 2 11 55 BSH
13 NF 2 2 2 2 2 10 50 MB
14 NC 3 4 3 4 3 17 85 BSB
15 NH 2 2 2 3 2 11 55 BSH
16 PIN 3 3 3 3 3 15 75 BSH
17 RQK 3 4 3 3 3 16 80 BSB
18 RFA 3 3 2 3 2 13 65 BSH
19 SK 2 3 3 3 2 13 65 BSH
20 SH 3 4 4 4 3 18 90 BSB
Skor Perolehan 53 63 55 60 49 280
Skor Maksimal 80 80 80 80 80 400
Persentase 66,25 78,75 68,75 75 61,25 70 BSH
Skor perolehan
Skor keseluruhan
= 280
400
= 70%
X 100
X 100
Persentase =
Page 80
63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tabel 4.19
Persentase Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Siklus II
Pertemuan II
No Nilai Kriteria
Keberhasilan Kriteria Keberhasilan
Jumlah
Anak Persentase
1 0-25 Belum Berkembang (BB) 0 0
2 26-50 Mulai Berkembang (MB) 3 15%
3 51-75 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 9 45%
4 76-100 Berkembang Sangat Baik (BSB) 8 40%
Jumlah 20 100%
Persentase Rata-Rata Anak Pra Siklus 70%
Dapat dilihat pada tabel 4.19 diatas bahwa nilai rata-rata anak
yaitu 70% dan sudah melebihi kriteria keberhasilan yang di tentukan
oleh peneliti dan guru yaitu sebesar 65%. Namun peneliti ingin
mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi, maka dari itu peneliti
menambah satu kali pertemuan lagi pada siklus II ini.
3) Pertemuan III
Tindakan pada pertemuan ke III di siklus II ini dilaksanakan pada
hari Rabu, 10 Februari 2021 yang berlangsung pada pukul 08:00-
10:00 WIB. Yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan juga
kegiatan penutup. Tema yang digunakan adalah alam semesta, sub
tema: benda alam (minyak). Adapun penjelasan dari kegiatan belajar
mengajar adalah sebagai berikut:
a) Kegiataan Awal (± 40 menit )
Kegiatan awal yang dilakukan anak ketika datang ke
sekolah yaitu mencuci tangan pakai sabun, kemudian guru
mengukur suhu tubuh anak, dan dilanjutkan dengan kegiatan
mengaji iqro’. Setelah anak selesai mengaji anak di persilahkan
untuk ke halaman, guru mengajak anak untuk menyanyi dengan
sedikit gerakan untuk pemanasan sebelum melakukan kegiatan
outbound dan dilanjutkan guru menjelaskan dan mencontohkan
cara permain outbound dan di ikuti oleh anak. Di pertengahan
waktu bermain, guru mengajak anak untuk melakukan ice
breaking untuk membuat anak tetap bersemangat untuk
Page 81
64
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
menyelesaikan kegiatan sampai akhir. Pada saat anak melakukan
kegiatan outbound peneliti bertindak sebagai observer yang
bertugas mengamati kegiatan yang dilakukan anak. Setelah
bermain outbound anak masuk kedalam kelas untuk memulai
pembelajaran yang diawali dengan membaca doa, absen,
menyebutkan hari, tanggal, bulan dan tahun, serta menanyakan
tema dan sub tema pada kegiatan belajar mengajar.
b) Kegiatan Inti (± 40 menit )
(1) Guru menjelasakan sedikit tema tentang kegiatan yang akan
dipelajari pada hari ini
(2) Guru mengajak anak berdiskusi tentang minyak
(3) Guru menanyakan dan menujukkan alat dan bahan yang
akan digunakan.
(4) Guru mengajak anak menyebutkan satu alat dan bahan yang
akan digunakan
(5) Guru memberikan pijakan sebelum bermain
(6) Guru membagikan alat dan bahan kepada anak untuk bermain
(7) Guru memberikan pijakan ketika bermain
(8) Guru mempersilahkan anak untuk bereksperimen hujan
warna
c) Penutup (± 20 menit )
Pada akhir pembelajaran guru mememberikan pertanyaan
mengenai pembelajaran pada hari ini kepada anak, setelah itu
guru memberi tahu kegiatan yang akan dilaksanakan pada
keesokan harinya. Sebelum menutup pembelajaran guru
mengajak anak untuk bernyanyi terlebih dahulu sebelum
membaca doa setelah belajar.
c. Pengamatan/ Observasi
Dari hasil pengamatan pada siklus II, peneliti menyimpulkan
bahwa anak sudah mampu melakukan indikator dari permainan
outbound. Anak juga sudah mampu menunjukan rasa antusias dalam
Page 82
65
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
melakukan kegiatan tersebut terlihat dari anak mampu
menyelesaikan permainan sampai akhir. Adapun hasilnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.20
Data Distribusi Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak Pada Siklus II
Pertemuan III
No Nama
Anak
Data Distribusi Siklus II Pertemuan III Skor
Total
Rata-
Rata Ket
1 2 3 4 5
1 A 2 2 2 2 2 10 50 MB
2 AAA 4 4 3 4 3 18 90 BSB
3 ASB 4 4 4 4 3 19 95 BSB
4 AR 3 4 4 4 3 18 90 BSB
5 AF 2 2 2 2 2 10 50 MB
6 ANP 4 4 3 4 4 19 95 BSB
7 DLM 3 3 3 3 3 15 75 BSH
8 HA 3 4 4 4 3 18 90 BSB
9 KS 4 4 4 4 4 20 100 BSB
10 MBAR 3 4 4 4 3 18 90 BSB
11 M 3 4 3 4 4 18 90 BSB
12 NF 3 3 3 3 3 15 75 BSH
13 NF 3 3 2 3 2 13 65 BSH
14 NC 3 4 4 4 3 18 90 BSB
15 NH 3 4 4 4 4 19 95 BSB
16 PIN 3 3 3 3 3 15 75 BSH
17 RQK 3 4 4 4 3 18 90 BSB
18 RFA 3 4 4 4 4 19 95 BSB
19 SK 3 4 3 4 3 17 85 BSB
20 SH 3 4 4 4 3 18 90 BSB
Skor Perolehan 62 72 67 72 62 335
Skor Maksimal 80 80 80 80 80 400
Persentase 77,5 90 83,75 90 77,5 83,75 BSB
Skor perolehan
Skor keseluruhan
= 335
400
= 83,75 %
X 100
X 100
Persentase =
Page 83
66
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Tabel 4.21
Persentase Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Anak Pada Siklus I Pertemuan
II
No Nilai Kriteria
Keberhasilan Kriteria Keberhasilan
Jumlah
Anak Persentase
1 0-25 Belum Berkembang (BB) 0 0
2 26-50 Mulai Berkembang (MB) 2 10%
3 51-75 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4 20%
4 76-100 Berkembang Sangat Baik (BSB) 14 70
Jumlah 20 100%
Persentase Rata-Rata Anak Pra Siklus 83,75 %
Gambar 4.2
Grafik Hasil Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Pada Pra Siklus dan Siklus 1
Perbandingan Persentase Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Dapat dilihat pada tabel 4.21 dapat diketahui bahwa
kecerdasan kinestetik pada anak usia dini di kelas B2 dengan
melakukan kegiatan outbound mengalami peningkatan dari siklus I,
sebagaimana diketahui bahwa kecerdasan kinestetik anak pada siklus
II sudah optimal dan sudah mencapai Tingkat Capaian
Perkembangan (TCP) yang telah ditentukan yaitu sebesar 65%. Hal
ini terlihat pada nilai rata-rata anak yaitu 83,75% atau sebanyak 18
orang anak berhasil.
40% 41.25%45%
55%61.50%
70%
83.75%
65% 65% 65% 65% 65% 65% 65%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pra siklus Siklus Iperetmuan I
Siklus Ipertemuan
II
Siklus Ipertemuan
III
Siklus IIpertemuan I
Siklus IIpertemuan
II
Siklus IIpertemuan
II
persentase Rata-rata Tingkat Capaian Perkembangan
Page 84
67
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil observasi kecerdasan
kinestetik pada siklus II yaitu:
1. Anak semakin antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan
outbound
2. Anak semakin bisa menguasai kegiatan outbound
d. Refleksi
Hasil refleksi pada siklus II dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Dengan sering melakukan kegiatan outbound membuat
kecerdasan kinestetik anak terlatih dengan baik
2. Minat dan motivasi anak dalam mengikuti kegiatan sudah
semakin meningkat. Hal ini terlihat dari antusias dan semangat
anak dalam menhgikuti kegiatan hingga selesai.
3. Kepercayaan diri anak sudah berkembang dengan baik, hal ini
terlihat dari anak mampu melakukan kegiatan tanpa di
contohkan lagi oleh guru.
C. Interprestasi Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh
informasi bahwa pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang
dilakukan selama proses pembelajaran menunjukan peningkatan kecerdasan
kinestetik yang belum optimal. Namun terjadi peningkatan kecerdasan
kinestetik pada anak setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II.
Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.22
Persentase keseluruhan peningkatan kecerdasan kinestetik menggunakan
metode outbound
Skor Kecerdasan Kinestetik Rata-Rata
Siklus I 55%
Siklus II 83,75%
Peningkatan 28.75%
Sebagaimana ditunjukan pada tabel, terjadi peningkatan kecerdasan
kinestetik anak dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan
outbound memiliki pengaruh dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik pada
Page 85
68
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
anak di kelas B2 Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
Muaro Jambi.
Hasil observasi peningkatan kecerdasan kinestetik anak menggunakan
metode outbound pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.23
Persentase peningkatan kecerdasan kinestetik per siklus
Skor Aktivitas Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Rata-rata
Siklus I 41,25% 45% 55% 47,08 %
Siklus II 61,50% 70% 83,75% 71,75%
Peningkatan 20,25% 25% 28,75% 24,66%
Gambar 4.3
Grafik Persentase Peningkatan Kecerdasan Kinestetik
Berdasarkan hasil observasi rata-rata peningkatan kemampuan
kinestetik anak pada siklus I berada pada skor 47,08% dan semakin
meningkat pada siklus II hingga 71,75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode outbound dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik pada
anak di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi.
41.25%45%
55%61.25%
70%
83.75%
20.25%25%
28.75%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan II
Siklus I Siklus II Peningkatan
Page 86
69
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
D. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik melalui kegiatan outbound di
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi.
Pelaksanaan kegiatan outbound pada penelitian ini sudah dilaksanakan
dengan tahapan-tahapan yang dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik pada
anak usia dini.
Kegiatan pembelajaran dengan metode outbound ini telah menunjukan
hasil yang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran di Raudhatul
Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi. Sesuai dengan
karakteristiknya, penerapan kegiatan outbound ini dapat meningkatkan
kecerdasan kinestetik pada anak, sehingga anak dapat mengontrol gerak
tubuh dengan baik, mengekspresikan ide dan perasaan dengan melibatkan
motorik halus maupun motorik kasar.
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh data yang membuktikan bahwa
penerapan kegiatan outbound dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik
pada anak di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro
Jambi. Hal ini dibuktikan dari hasil yang diperoleh pada saat pemberian
tindakan pada siklus I dan siklus II, sebelum diterapkan kegiatan outbound
dan sesudah diterapkan kegiatan outbound.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada akhir siklus I dan siklus II,
peneliti dan guru melakukan perhitungan terhadap hasil observasi kecerdasan
kinestetik anak. Berdasarkan hasil pengamatan tindakan yang telah dilakukan
terhadap 20 orang anak, di dapatkan hasil saat diberikan kegiatan outbound
pada pertemuan pertama yaitu sebesar 41,25% dan meningkat pada akhir
siklus I menjadi 55% dengan peningkatan rata-rata sebesar 47,08% dan
menjadi 83,75% pada akhir pertemuan di siklus II dengan mengalami
peningkatan rata-rata keseluruhan sebesar 71,75%. Dengan demikian
membuktikan bahwa penerapan metode outbound dapat meningkatkan
kecerdasan kinestetik pada anak.
Page 87
70
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Hal ini sejalan dengan pengertian outbound menurut As’adi (2009:
23-27) Outbound adalah usaha olah diri (olah pikir dan olah fisik) yang
sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan kemampuan fisik
yang lebih baik. Sedangkan menurut Muhammad (2014: 1) outbound
adalah sebuah metode pendidikan yang di kemas dalam bentuk stimulasi
permainan baik secara individu mauun kelompok dengan tujuan tertentu.
Beberapa tujuan outbound adalah meningkatkan motivasi dan
pengembangan diri (fisik) serta kerjasama dan kekompakan kelompok.
Dari hasil penelitian dan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa
kegiatan outbound terbukti memiliki pengaruh dan dapat meningkatakna
kecerdasan kinestetik pada anak usia dini di Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin Simpang Sungai Duren.
Page 88
71
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
bahwa penerapan metode outbound dapat meningkat kecerdasan kinestetik
pada anak usia dini, hal tersebut dapat dilihat pada peningkatan setiap siklus.
Pada pra siklus dengan rata-rata persentase 40% dengan kategori mulai
berkembang. Dan setelah dilakukan tindakan selama siklus I menggunakan
alat peraga edukatif skor nilai mengalami peningkatan menjadi 61,25%
dengan kategori Berkembang Sesuai Harapan dimana sudah mulai terlihat
anak yang semula Mulai Berkembang menjadi meningkat dalam kategori
Berkembang Sesuai Harapan walaupun belum mencapai nilai Tingkat
Capaian Perkembangan(TCP) yang telah ditentukan. Selanjutnya pada siklus
II dilakukan tindakan berdasarkan perbaikan dari permasalahan yang
ditemukan pada siklus I dan skor meningkat dengan rata-rata keseluruhan
anak yaitu 83,75% dengan kategori Berkembang Sangat Baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan saran kepada
guru sebagai berikut:
1. Penerapan metode outbound pada anak di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Simpang Sungai Duren Muaro Jambi dapat meningkatkan sehingga dapat
dijadikan sebagai alternatif terhadap kecerdasan kinestetik anak.
2. Disarankan kepada guru kelas untuk menyiapkan rencana pembelajaran,
media pembelajaran maupun metode atau model pembelajaran yang sesuai
dengan pembelajaran, karena dengan lengkapnya alat pembelajaran tersebut,
maka tujuan pembelajaran yang ingin dicapai akan terwujud dengan baik.
3. Diakhir kegiatan pembelajaran guru hendaknya memberikan penghargaan
kepada anak, agar anak lebih termotivasi dalam belajar.
Page 89
72
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
C. Penutup
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, penulis telah
menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Namun penulis
menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan, baik dalam sistem penulisan maupun bentuk kata-
kata. Maka untuk itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam penulisan ini
agar dapat diperbaiki sebagaimana mestinya. Kemudian penulis ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan bantuan
kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi para guru di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai
Duren Muaro Jambi dan kepada semua orang yang membaca karya tulis
ilmiah ini.
Page 90
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR PUSTAKA
Ajani Putri B. P. (2019). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Upaya Peningkatan
Kualitas Pembelajaran Profesionalisme Guru dan Kompetensi Belajar
Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Anita Yus. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Kencana.
Aulya Fitriyani S. A. (2018). Pengembangan Buku Panduan Outbound Kids
Kelompok Usia 5-6 Tahun.
Bambang Sujiono, dkk. (2014). Modul Hakikat Perkembangan Motorik Anak.
Djamaludin Ancok. (2006). Outbound Managemen Training, Yogyakarta: UII
PRES.
Hesti Purnama S. (2012). Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik
Melalui Aktivitas Outbond. Jurnal Fakultas Teknik Universitas
Yogyakarta. Di akses pada tanggal 1 September 2020 melalui
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/pls/article/view/475/
0
Ika Budi Maryatun. (2010). Pemanfaatan Kegiatan Outbound Untuk Melatih
Kerjasama (Sebagai Moral Behavior)Anak di taman Kanak-kanak. Di
akses pada tanggal 1 September 2020 melalui
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309079/penelitian/Outbound+-
+MOral+Behavior.pdf
Kementrian Agama RI. (2020). Al qur’an dan terjemahan. Bandung: Cordoba
Linda Puspita S S. (2015). Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak
Melalui Outbound Halang Rintang. Jurnal PG PAUD Semarang. . Di
akses pada tanggal 7 September 2020 melalui
https://www.neliti.com/id/publications/155345/upaya-meningkatkan-
kecerdasan-emosional-anak-usia-dini-melalui-outbound-halang-r
Martuti. (2008). Mengelola PAUD. Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Muksin. (2009). Outbound For Kids: Kumpulan Permainan Kreatif dan
Komunikatif. Yogyakatra: Cosmic Books.
Muhamad As’adi. (2009). The power of outbound training, yogyakarta: powers
books.
Muhamad Dzikron. (2014). Model Permainan Outbound, Jawa Tengah: Hizbul
Wathan.
Noeng Muhadjir. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta:
Penerbit Rake Sarasin
Page 91
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan ( PERMENDIKBUD) Nomor 137
tahun 2014.
Pitalis Mawardi. (2020). Penelitian Tindakan Kelas Perguruan Tinggi, Sekolah
dan Best Practice. Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media.
Restu Yuningsih. (2015). Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Melalui
Pembelajaran Gerak dasar Tari Minang Pada Kelompok B1 Taman
Kanak-Kanak Negeri 01 Sungai Pagu Tahun Ajaran 2015. Di akses
pada tanggal 1 September 2020 melalui
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php
Sigit Purnama, dkk. (2020). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pendidikananak
Usia Dini. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Siti Fatimah (2015). Upaya Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak
Melalui Outbound Pada Anak Kelompok Bermain di KB Barokah
Pilang Masaran Sragen tahun Ajaran 2014/2015. Di akses pada
tanggal 1 September 2020 melalui http://eprints.ums.ac.id/34153/
Suryana Dadan, Efektivitas Outbound Dalam Mengembangkan Kepercayaan Diri
Pada Anak, Jurnal Universitas Negeri Padang Jurusan Pendidikan
Anak Usia Dini. Di akses pada tanggal 8 September 2020 melalui
http://repository.unp.ac.id/136/
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiono (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Sumantri (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan dan Tenaga Perguruan Tinggi.
Tadkiroatun Musfiroh, 2015. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Tim Penyusun. (2018). Panduan Penulisan Skripsi. Jambi: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi.
Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Yusria, Y. (2016). Peningkatan Kecakapan Personal Melalui Pembelajaran
Kontekstual. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 10(2), 327-348. Di akses
pada tanggal 17 September 2020 melalui
https://doi.org/10.21009/JPUD.102.
Page 92
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RAUDHATUL ATHFAL NURUL YAQIN
Semester/ Minggu ke/ Hari ke : II/ I/ I
Hari/ Tanggal : Selasa, 06 Januari 2021
Kelompok/ Usia : B1/ 5-6 tahun
Tema/ Sub Tema/ Sub-Sub Tema : Rekreasi/ Tempat Rekreasi/ Candi
Muaro jambi
KD : 1.1- 1.2- 2.5- 3.4- 4.4- 3.8- 3.10-4.10-3.14
Materi :
1. Bersyukur diriku ciptaan Tuhan (Allah)
2. Memecahkan masalah
3. Tempat-tempat rekreasi
4. Bercerita tentang pengalaman rekreasi
5. Saling membantu saat bermain
Tujuan Pembelajaran :
1. Anak dapat bersyukur atas ciptaan Allah
2. Anak dapat memecahkan masalah dalam kegiatan sehari-hari
3. Anak dapat menyebutkan tempat-tempat rekreasi
4. Anak dapat menceritakan tentang pengalaman rekreasinya
5. Anak dapat saling membantu saat bermain
Alat dan bahan :
1. Outbound : lakban hitam, bola kaki dan bola warna warni
2. Kegiatan inti : balok
Kegiatan Pembuka (40 Menit)
1. Mencuci tangan
2. Mengukur suhu
3. Mengaji
4. Outbound
5. Berdoa Sebelum belajar
Page 93
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
6. Absensi kelas
7. Menyebutkan hari dan tanggal
8. Menyebutkan tema dan sub tema pembelajaran
Kegiatan Inti (40 Menit)
1. Menyebutkan aturan bermain
2. Mengenalkan alat dan bahan
3. Menjelaskan cara bermain balok
Kegiatan Penutup (20 Menit)
1. Menanyakan perasaan selama bermain hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah di mainkan
3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
4. Bernyanyi bersama
5. Berdoa setelah belajar
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas B2
Suryanti, S.Pd I Eli Pitria, S. Pd. I
Peneliti
Page 94
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RAUDHATUL ATHFAL NURUL YAQIN
Semester/ Minggu ke/ Hari ke : II/ II/ II
Hari/ Tanggal : Selasa, 13 Januari 2021
Kelompok/ Usia : B1/ 5-6 tahun
Tema/ Sub Tema/ Sub-Sub Tema : Rekreasi/ Perlengkapan Rekreasi/ Tikar
KD : 1.1- 1.2- 2.5- 3.4- 4.4- 3.8- 3.10-4.10-3.14
Materi :
1. Bersyukur diriku ciptaan Tuhan (Allah)
2. Memecahkan masalah
3. Perlengkapan rekreasi
4. Bercerita tentang perlengkapan rekreasi
5. Saling membantu saat bermain
Tujuan Pembelajaran :
1. Anak dapat bersyukur atas ciptaan Allah
2. Anak dapat memecahkan masalah dalam kegiatan sehari-hari
3. Anak dapat menyebutkan perlengkapan rekreasi
4. Anak dapat menceritakan tentang perlengkapan rekreasi
5. Anak dapat saling membantu saat bermain
Alat dan bahan :
1. Outbound : lakban hitam, bola kaki dan bola warna warni
2. Kegiatan inti : daun pisang
Kegiatan Pembuka (40 Menit)
1. Mencuci tangan
2. Mengukur suhu
3. Mengaji
4. Outbound
5. Berdoa Sebelum belajar
6. Absensi kelas
Page 95
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
7. Menyebutkan hari dan tanggal
8. Menyebutkan tema dan sub tema pembelajaran
Kegiatan Inti (40 Menit)
1. Menyebutkan aturan bermain
2. Mengenalkan alat dan bahan
3. Menjelaskan cara bermain (menganyam daun pisang)
Kegiatan Penutup (20 Menit)
1. Menanyakan perasaan selama bermain hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah di mainkan
3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
4. Bernyanyi bersama
5. Berdoa setelah belajar
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas B2
Suryanti, S.Pd I Eli Pitria, S. Pd. I
Peneliti
Page 96
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RAUDHATUL ATHFAL NURUL YAQIN
Semester/ Minggu ke/ Hari ke : II/ III/ III
Hari/ Tanggal : Selasa, 20 Januari 2021
Kelompok/ Usia : B1/ 5-6 tahun
Tema/ Sub Tema/ Sub-Sub Tema : Rekreasi/ Macam-macam rekreasi/
Pariwisata
KD : 1.1- 1.2- 2.5- 3.4- 4.4- 3.8- 3.10-4.10-3.14
Materi :
1. Bersyukur diriku ciptaan Tuhan (Allah)
2. Memecahkan masalah
3. Macam-macam rekreasi
4. Bercerita tentang macam-macam rekreasi
5. Saling membantu saat bermain
Tujuan Pembelajaran :
1. Anak dapat bersyukur atas ciptaan Allah
2. Anak dapat memecahkan masalah dalam kegiatan sehari-hari
3. Anak dapat menyebutkan macam-macam rekreasi
4. Anak dapat menceritakan macam-macam rekreasi
5. Anak dapat saling membantu saat bermain
Alat dan bahan :
1. Outbound : lakban hitam, bola kaki dan bola warna warni
2. Kegiatan inti : gambar pantai, krayon
Kegiatan Pembuka (40 Menit)
1. Mencuci tangan
2. Mengukur suhu
3. Mengaji
4. Outbound
5. Berdoa Sebelum belajar
Page 97
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
6. Absensi kelas
7. Menyebutkan hari dan tanggal
8. Menyebutkan tema dan sub tema pembelajaran
Kegiatan Inti (40 Menit)
1. Menyebutkan aturan bermain
2. Mengenalkan alat dan bahan
3. Menjelaskan cara bermain (mewarnai gambar pantai)
Kegiatan Penutup (20 Menit)
1. Menanyakan perasaan selama bermain hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah di mainkan
3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
4. Bernyanyi bersama
5. Berdoa setelah belajar
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas B2
Suryanti, S.Pd I Eli Pitria, S. Pd. I
Peneliti
Page 98
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RAUDHATUL ATHFAL NURUL YAQIN
Semester/ Minggu ke/ Hari ke : II/ IV/ IV
Hari/ Tanggal :Rabu, 27 Januari 2021
Kelompok/ Usia : B1/ 5-6 tahun
Tema/ Sub Tema/ Sub-Sub Tema : Rekreasi/ Bermain Warna/ Mencampur
warna
KD : 1.1- 1.2- 2.5- 3.4- 4.4- 3.8- 3.10-4.10-3.14
Materi :
1. Bersyukur diriku ciptaan Tuhan (Allah)
2. Memecahkan masalah
3. Anak dapat menyebutkan alat dan bahan yang di gunakan
4. Saling membantu saat bermain
Tujuan Pembelajaran :
1. Anak dapat bersyukur atas ciptaan Allah
2. Anak dapat memecahkan masalah dalam kegiatan sehari-hari
3. Anak dapat menyebutkan alat dan bahan yang di gunakan
4. Anak dapat saling membantu saat bermain
Alat dan bahan :
1. Outbound : lakban hitam, bola kaki dan bola warna warni
2. Kegiatan inti : Air bersih, gelas aqua, minyak dan pewarna
Kegiatan Pembuka (40 Menit)
1. Mencuci tangan
2. Mengukur suhu
3. Mengaji
4. Outbound
5. Berdoa Sebelum belajar
6. Absensi kelas
7. Menyebutkan hari dan tanggal
Page 99
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
8. Menyebutkan tema dan sub tema pembelajaran
Kegiatan Inti (40 Menit)
1. Menyebutkan aturan bermain
2. Mengenalkan alat dan bahan
3. Menjelaskan cara bermain (Ekperimen)
Kegiatan Penutup (15 Menit)
1. Menanyakan perasaan selama bermain hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah di mainkan
3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
4. Bernyanyi bersama
5. Berdoa setelah belajar
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas B2
Suryanti, S.Pd I Eli Pitria, S. Pd. I
Peneliti
Page 100
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RAUDHATUL ATHFAL NURUL YAQIN
Semester/ Minggu ke/ Hari ke : II/ V/ V
Hari/ Tanggal : Rabu 03 Februari 2021
Kelompok/ Usia : B1/ 5-6 tahun
Tema/ Sub Tema/ Sub-Sub Tema : Alam Semesta/ Benda Alam/ Air
KD : 1.1- 1.2- 3.3- 4.3- 2.2- 2.3- 3.9- 4.5- 4.6-
2.14- 4.10- 2.5- 2.6- 2.10- 2.12- 3.14- 4.15
Materi :
1. Bersyukur diriku ciptaan Tuhan (Allah)
2. Memecahkan masalah
3. Menyebutkan macam-macam air
4. Menyebutkan kegunaan air
5. Saling membantu saat bermain
Tujuan Pembelajaran :
1. Anak dapat bersyukur atas ciptaan Allah
2. Anak dapat memecahkan masalah dalam kegiatan sehri-hari
3. Anak dapat menyebutkan macam-macam air
4. Anak dapat menyebutkan kegunaan air
5. Anak dapat saling membantu saat bermain
Alat dan bahan :
1. Outbound : lakban hitam, bola kaki dan bola warna warni
2. Kegiatan inti : Air bersih, gelas aqua, minyak dan pewarna
Kegiatan Pembuka (40 Menit)
1. Mencuci tangan
2. Mengukur suhu
3. Mengaji
4. Outbound
5. Berdoa Sebelum belajar
Page 101
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
6. Absensi kelas
7. Menyebutkan hari dan tanggal
8. Menyebutkan tema dan sub tema pembelajaran
Kegiatan Inti (40 Menit)
1. Menjelaskan tentang air
2. Menyebutkan aturan bermain
3. Mengenalkan alat dan bahan
4. Menjelaskan cara bermain (Ekperimen)
Kegiatan Penutup (20 Menit)
1. Menanyakan perasaan selama bermain hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah di mainkan
3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
4. Bernyanyi bersama
5. Berdoa setelah belajar
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas B2
Suryanti, S.Pd I Eli Pitria, S. Pd. I
Peneliti
Page 102
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
RAUDHATUL ATHFAL NURUL YAQIN
Semester/ Minggu ke/ Hari ke : II/ VI/ VI
Hari/ Tanggal : Rabu 10 Februari 2021
Kelompok/ Usia : B1/ 5-6 tahun
Tema/ Sub Tema/ Sub-Sub Tema : Alam Semesta/Benda Alam/ Minyak
KD : 1.1- 1.2- 3.3- 4.3- 2.2- 2.3- 3.9- 4.5- 4.6-
2.14- 4.10- 2.5- 2.6- 2.10- 2.12- 3.14- 4.15
Materi :
1. Bersyukur diriku ciptaan Tuhan (Allah)
2. Memecahkan masalah
3. Menyebutkan kegunaan minyak
4. Saling membantu saat bermain
Tujuan Pembelajaran :
1. Anak dapat bersyukur atas ciptaan Allah
2. Anak dapat memecahkan masalah dalam kegiatan sehri-hari
3. Anak dapat menyebutkan kegunaan minyak
4. Anak dapat saling membantu saat bermain
Alat dan bahan :
1. Outbound : lakban hitam, bola kaki dan bola warna warni
2. Kegiatan inti : Air bersih, gelas aqua, minyak dan pewarna
Kegiatan Pembuka (40 Menit)
1. Mencuci tangan
2. Mengukur suhu
3. Mengaji
4. Outbound
5. Berdoa Sebelum belajar
6. Absensi kelas
7. Menyebutkan hari dan tanggal
Page 103
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
8. Menyebutkan tema dan sub tema pembelajaran
Kegiatan Inti (35 Menit)
1. Menjelaskan tentang minyak
2. Menyebutkan aturan bermain
3. Mengenalkan alat dan bahan
4. Menjelaskan cara bermain (Ekperimen)
Kegiatan Penutup (15 Menit)
1. Menanyakan perasaan selama bermain hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah di mainkan
3. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
4. Bernyanyi bersama
5. Berdoa setelah belajar
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas B2
Suryanti, S.Pd I Eli Pitria, S. Pd. I
Peneliti
Page 104
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN METODE OUTBOUND
TERHADAP KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI RAUDHATUL ATHFAL SNURUL YAQIN SIMPANG SUNGAI DUREN
MUARO JAMBI
A. Identitas Anak
Nama :
Usia :
B. Petunjuk pengisian
Berilah tandda ceklis (⇃) pada kolom penilaian
1. Anak dapat memahami aturan permainan
BB : Jika anak masih di contohkan oleh guru
MB : jika anak masih di ingatkan oleh guru
BSH : jika anak sudah bisa melakukan kegiatan secara mandiri
BSB : jika anak sudah bisa melakukan kegiatan secara mandiri dan
memberikan contoh kepada temannya
2. Anak dapat melompat dengan jarak 1 meter
BB : Jika anak tidak dapat melompat dengan jarak ½ meter
MB : jika anak dapat melompat dengan jarak ½ meter tetapi terjatuh
BSH : jika anak sudah dapat melompat dengan jarak 1 meter tetapi terjatuh
BSB : jika anak sudah dapat melompat dengan jarak 1 meter dan tidak
terjatuh
3. Anak dapat menendang bola dengan baik
BB : Jika anak tidak dapat menendang bola ke arah yang di tentukan
MB : jika anak dapat menendang bola dengan pelan namun tidak ke arah
yang di tentukan
BSH : jika anak dapat menendang bola ke arah yang di tentukan dengan
pelan
BSB : jika anak dapat menendang bola ke arah yang di tentukan dengan
kuat
Page 105
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
5. Anak dapat menangkap dan melempar bola dengan cepat
BB : jika anak tidak dapat menangkap bola dan melempar bola
MB : jika anak tidak dapat menangkap bola dan bisa melempar bola
BSH : jika anak dapat menangkap bola dan melempar bola dengan pelan
BSB : jika anak dapat menangkap bola dan melempar bola dengan cepat
5. Anak dapat bermain Blind Lead
BB : jika anak mengambil bola dan meletakan bola pada keranjang
masih di ingatkan dan di contohkan
MB : jika anak mengambil bola dan meletakan bola pada keranjang
masih di ingatkan tanpa di contohkan
BSH : jika anak meletakan bola ke dalam keranjang tanpa diingatkan
BSB : jika anak mengambil bola dan meletakan bola ke dalam keranjang
tanpa di ingatkan dan tanpa di contohkan
C. Penskoran
BB : diberi nilai 1
MB : diberi nilai 2
BSH : diberi nilai 3
BSB : diberi nilai 4
No Pertanyaan Skor
BB MB BSH BSB
1.
2.
3.
4.
5.
Anak dapat memahami aturan dalam
bermain yang telah dibuat bersama-sama
dengan guru.
Anak dapat melompat dengan jarak 1
meter
Anak dapat menendang bola dengan baik
Anak dapat menangkap dan melempar
bola dengan cepat
Anak dapat bermain Blind Lead
Page 106
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Lembar Wawancara Guru
Nama : Eli Pitria, S.Pd.I
Jabatan : Wali Kelas B2
No Pertanyaan Wawancara Sebelum
penelitian Jawaban
1.
Ada berapa tenaga pendidik di RA
Nurul Yaqin?
7 orang
2.
Apa model pembelajaran yang
digunakan di RA Nurul Yaqin? (Sudut,
area, sentra, kelompok) ?
Kami memakai model
pembelajaran kelompok
3.
Mengapa memilih model pembelajaran
tersebut?
Karena kami belum terlalu
memahami dengan model
pembelajaran lain
4.
Apakah guru disekolah mengetahui
tentang kegiatan outbound?
Tahu, tetapi yang sering di
mainkan oleh orang dewasa,
seperti flaying fox, panjat tebing,
dan lain-lain, kalau untuk anak
usia dini belum tahu
5. Teknik apa yang pernah/sering Ibu
gunakan untuk kegiatan
mengembangkan kecerdasan kinestetik
pada anak usia dini?
Senam, gerak dan lagu, bermain
bebas
Page 107
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Lembar Wawancara Guru
Nama : Eli Pitria, S.Pd.I
Jabatan : Wali Kelas B2
No Pertanyaan Wawancara Setelah
penelitian Jawaban
1
Apakah dengan penerapan kegiatan
outbound dapat meningkatkan
kecerdasan kinesetetik anak?
Iya, karena anak dilatih untuk
bergerak melalui permainan
yang disediakan
2
Apakah ibu tertarik untuk melakukan
kegiatan outbound untuk
mengembangkan kecerdasan kinestetik?
Iya, karena anak lebih terlihat
antusias dari pada melakukan
kegiatan senam, mungkin
karena anak sudah bosan
dengan kegiatan senam
tersebut
3 Bagaimana pendapat ibu tentang
kegiatan outbound?
Seru, karena ada nuansa baru,
jadi tidak bosan
Page 108
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro
Jambi 36361
KARTU KONSULTASI
Nama : Mustanirah
NIM : 209173225
Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Semester : VIII (Delapan)
Judul Skripsi : Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik melalui Kegiatan
Outbound Pada Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi
Pembimbing I : Dra. Huda, M.Pd.I
Page 109
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro
Jambi 36361
KARTU KONSULTASI
Nama : Mustanirah
NIM : 209173225
Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Semester : VIII (Delapan)
Judul Skripsi : Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik melalui Kegiatan
Outbound Pada Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin Simpang Sungai Duren Muaro Jambi
Pembimbing II : Ridwan, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Page 110
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DOKUMENTASI
Page 111
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Alat Permainan Sekolah
Page 112
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Kondisi bangunan sekolah
Mencuci tangan
Page 113
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
pengecekan suhu tubuh anak
Mengaji iqro’
Page 114
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Siklus I
Lompat 1 meter Menendang Bola
Menangkap dan melempar bola Bermain Blind Lead
Siklus II
Lompat 1 meter Menendang Bola
Page 115
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Menangkap dan melempar bola Bermain Blind Lead
Wawancara dengan Guru
Page 116
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Mustanirah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Jambi, 23 April 1995
Alamat : Perumahan Villa Duren Mas,
RT 12 RW 06, Simpang Sungai
Duren, Kec. Jambi Luar Kota,
Kab. Muaro Jambi
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat Email : [email protected]
No Kontak/WhatsApp : 085378637086
Pengalaman-pengalaman Pendidikan Formal
1. SD, Tahun Tamat : SDN 73/ VI Simpang Sungai Duren (2006)
2. SMP, Tahun Tamat : SMP N 1 Muaro Jambi (2009)
3. SMA, Tahun Tamat : SMA N 1 Muaro Jambi (2012)
4. Perguruan Tinggi : UIN STS Jambi (2021)
Pengalaman Organisasi
Pengurus HMJ ( Himpunan Mahasiswa Jurusan) 2019
Motto Hidup : “Man Jadda Wa Jadda”