Top Banner
125 Seminar Nasional Kolaborasi PGSD, Magister Manajemen Pendidikan, PG PAUD, dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat ISBN: 978-623-96195-0-3 MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA MUATAN MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS MENGGUNAKAN MODEL MATHACIROOM PADA KELAS V DI SDN KUIN CERUCUK 4 BANJARMASIN Ersa Yunita 1 , Ahmad Suriansyah 2 Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat 12 [email protected] 1 , [email protected] 2 ABSTRAK Pada era globalisasi abad 21. Penting untuk menciptakan kolaborasi dan komunikasi agar tidak lenyap oleh waktu serta menjadi aspek penting dalam pemecahan masalah khususnya pada mata pela- jaran matematika. Tapi pada kenyataannya pembelajaran matematika di dekolah dasar, khususnya di SDN Kuin Cerucuk 4 Banjarmasin memiliki masalah pada rendahnya aktivitas siswa. Hal ini disebab- kan oleh kurangnya pemahaman konsep dan tanya jawab di kelas. Menggunakan model pembelajaran Mathaciroom pada materi volume kubus pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan per- baikan aktivitas guru, menganalisis perkembangan aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis, dan hasil belajar di kelas V SDN Kuin Cerucuk 4 Banjarmasin dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Menggunakan instrument lembar teacher activities, student activities, critical thinking skills dan lem- bar soal untuk perkembangan siswa. Dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK) selama 3 per- temuan. Aktivitas guru, aktivitas siswa, , critical thinking skills, dan hasil belajar aspek kognitif dalam penelitian ini menghasilkan secara klasikal yaitu 100%. Dianjurkan menggunaan model pembelajaran Mathaciroom agar bisa dijadikan salah satu pengganti dalam perkembangan aktivitas siswa dan , criti- cal thinking skills yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Aktivitas, Keterampilan Berpikir Kritis, Hasil Belajar, Matematika, Volume Kubus, Model Mathaciroom, Sekolah Dasar ABSTRACT In the era of globalization in the 21st century. It is important to make collaboration and communi- cation not eroded in time and become an important aspect in problem solving in mathematics. But when learning mathematics at SDN Kuin Cerucuk 4 Banjarmasin, there was a problem in the low activity of students. This is caused by the lack of understanding of concepts and questions and answers in class. Using the Mathaciroom learning model on cube volume material in this study aims to describe the im- provement of teacher activities, analyze the development of student activities, learn critical thinking, and learning outcomes in class V SDN Kuin Cerucuk 4 Banjarmasin with a total of 26 students. Using the instrument teacher’s activity sheet, student activities, critical thinking skills and question sheets for student development. With the classroom action research (CAR) method for 3 meetings. Teacher activities, student activities, critical thinking skills, and 100% cognitive learning outcomes. It is rec- ommended to use the Mathaciroom learning model so that it can be used as one of the developments in student activities and, critical thinking skills that increase in improving student learning outcomes. Keywords: Activities, Critical Thinking Skills, Learning Outcomes, Mathematics, Volume Cubes, Mathaciroom Models, Elementary School
10

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

Nov 26, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

125

Seminar Nasional KolaborasiPGSD, Magister Manajemen Pendidikan, PG PAUD, dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat

ISBN: 978-623-96195-0-3

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA MUATAN MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS MENGGUNAKAN MODEL MATHACIROOM

PADA KELAS V DI SDN KUIN CERUCUK 4 BANJARMASIN

Ersa Yunita1, Ahmad Suriansyah2

Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat12

[email protected], [email protected]

ABSTRAKPada era globalisasi abad 21. Penting untuk menciptakan kolaborasi dan komunikasi agar tidak

lenyap oleh waktu serta menjadi aspek penting dalam pemecahan masalah khususnya pada mata pela-jaran matematika. Tapi pada kenyataannya pembelajaran matematika di dekolah dasar, khususnya di SDN Kuin Cerucuk 4 Banjarmasin memiliki masalah pada rendahnya aktivitas siswa. Hal ini disebab-kan oleh kurangnya pemahaman konsep dan tanya jawab di kelas. Menggunakan model pembelajaran Mathaciroom pada materi volume kubus pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan per-baikan aktivitas guru, menganalisis perkembangan aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis, dan hasil belajar di kelas V SDN Kuin Cerucuk 4 Banjarmasin dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Menggunakan instrument lembar teacher activities, student activities, critical thinking skills dan lem-bar soal untuk perkembangan siswa. Dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK) selama 3 per-temuan. Aktivitas guru, aktivitas siswa, , critical thinking skills, dan hasil belajar aspek kognitif dalam penelitian ini menghasilkan secara klasikal yaitu 100%. Dianjurkan menggunaan model pembelajaran Mathaciroom agar bisa dijadikan salah satu pengganti dalam perkembangan aktivitas siswa dan , criti-cal thinking skills yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Aktivitas, Keterampilan Berpikir Kritis, Hasil Belajar, Matematika, Volume Kubus, Model Mathaciroom, Sekolah Dasar

ABSTRACTIn the era of globalization in the 21st century. It is important to make collaboration and communi-

cation not eroded in time and become an important aspect in problem solving in mathematics. But when learning mathematics at SDN Kuin Cerucuk 4 Banjarmasin, there was a problem in the low activity of students. This is caused by the lack of understanding of concepts and questions and answers in class. Using the Mathaciroom learning model on cube volume material in this study aims to describe the im-provement of teacher activities, analyze the development of student activities, learn critical thinking, and learning outcomes in class V SDN Kuin Cerucuk 4 Banjarmasin with a total of 26 students. Using the instrument teacher’s activity sheet, student activities, critical thinking skills and question sheets for student development. With the classroom action research (CAR) method for 3 meetings. Teacher activities, student activities, critical thinking skills, and 100% cognitive learning outcomes. It is rec-ommended to use the Mathaciroom learning model so that it can be used as one of the developments in student activities and, critical thinking skills that increase in improving student learning outcomes.

Keywords: Activities, Critical Thinking Skills, Learning Outcomes, Mathematics, Volume Cubes, Mathaciroom Models, Elementary School

Page 2: MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

126

Tema : Redesain Pendekatan Manajemen Sekolah dan Pembelajaran di Era Masyarakat 5.0Banjarmasin, 04 Agustus 2020ISBN : 978-623-96195-0-3

PENDAHULUANEra globalisasi abad 21 dan Modernisasi

telah menjadi sebuah realita yang sudah dira-sakan oleh seluruh masyarakat dan bangsa In-donesia. Pendidikan pastibya terlibat di dalam-nya dan dituntut untuk memberikan kontribusi yang signifikan. Pendidikan yang berkualitas tentunya memerlukan guru dan tenaga kepen-didikan yang profesional (Suriansyah dan Asla-miah, 2015).

Guru profesional mampu melahirkan sua-sana belajar yang memuaskan, dan kegiatan kreatif, serta menstimulasi siswa, penggunaan media pembelajaran agar tercapainya tujuan (Rusman, 2017:19).

Pemerintah Indonesia melakukan penyem-purnaan kurikulum, ditambahkan pendekatan, dan contoh-contoh yang akan menunjukkan standar untuk belajar lebih baik, dalam pros-es pembelajaran serta pemerintah sebagai unit dasar untuk standar pendidikan, semuan itu berkenaan dengan globalisasi dan yakni salah satu kriteria yang dikembangkan semenjak ta-hun 2006 oleh Badan Standar Nasional Pendi-dikan dan pada tahun 2007 diterbitkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repub-lik Indonesia, yaitu Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007, seiring dengan penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013.

Model kurikulum 2013 ini adalah kuri-kulum yang mendasarkan kompetensi ditandai dengan ekspansi kompetensi berbentuk sikap, pengetahuan, dan kemampuan berpikir kritis serta kemahiran psikomotorik yang dikumpul-kan dalam beraneka macam mata pelajaran. Matematika ialah mata pelajaran yang mes-ti dilatih tepatnya pada sekolah dasar, hal ini dilakukan demi memberikan siswa keterampi-lan kemampuan berpikir masuk akal, metodis, tersusun, kreatif, dan kritis, juga kemampuan berkerjasamaa.

Mata pelajaran matematika memiliki muatan sendiri yang berdasarkan arahan yang dipublikasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016), dikatakan bahwa, kondisi ideal pembelajaran matematika adalah: (1) menafsirkan konssep dan menersapkan me-kanisme matematika dalam kehiidupan sehar-ri-hari; (2) menjalankan hitungan matematis, menelaah dan membuat pemecahan maslah menjadi mudah; (3) berpikir kritis melalui

pikiran matematik yang meeliputi penciptaan tinjauan; (4) selesaikan masalah dan mengko-munikasikannya; (5) mengembangkan sikap positif seperti logika, hati nurani yang hati-hati dan tidak menyerah dalam memecahan masalah demi bentuk penyelidikan kebiasaan dan survei matematika; dan (6) mempunyai rasa penasa-ran, percaya diri, dan tertarik oleh mathematics yang muncul dari pengetahuan belajar.

Keterampilan berpikir kritis merupa-kan kemampuan yang dapat digunakan untuk menafsirkan, menganalisis, mengevaluasi kon-sep dan argumen (Fisher, 2011). Critical think-ing skills adalah salah satu keterampilan dalam berpikir yang sangat diperlukan dalam matem-atika. Karena dalam pembelajaran matematika kehlian dalam berpikir kritis yang benar-benar diperlukan dalam kegiatan pemecahkan mas-alah yang ada dalam pembelajaran matemati-ka. Keterampilan tersebut dapat ditingkatkan dengan cara membiasakan literasi matematika. Mengembangkan ataupun meningkatkan ke-mampuan berpikir anak dalam pembelajaran matematika tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya proses belajar mengajar yang baik pula.

Literasi metematika dapat digunakan dalam kegiatan analisi, konsep, fakta dan alat matematika dalam aktivitas pemecahan masalah pada kehidupan sehari-hari (Sari, 2015). Mathe-matical literacy memenuhi tujuan pengajaran matematika di Indonesia (Wardhani & Rumiati, 2011). Namun, kenyataannya kemampuan liter-asi matematika siswa masih kurang baik. Penca-paian literasi anak Indonesia dapat dilihat dari partisipasi Indonesia dalam studi komparatif internasional di PISA (Program for International Student Assessment). Hasilnya, anak-anak Indo-nesia di studi komparatif PISA belum ada yang mendekati tingaktan tertinggii 6 (enam). Anak Indonesia di PISA yang tidak mencapai level 2 (dua) sebesar 76% tingkatan minimal keluar dari kategori low achievers dan total anak yang mendekati level tertinggi 5 (lima) hanya 0,3% (Baswedan, 2014). Hasil ini membuktikan bah-wa pendidikan matematika di Indonesia masih lebih rendah dari rata-rata internasional. Hasil studi PISA mengukur literasi matematika dalam aspek mengidentifikasi, memahami, dan meng-gunakan matematika.

Minimnya kemampuan Mathematical lit-eracy disebabkan oleh student yang belum bisa berfikir secara kritis dan kurang mahir dalam

Page 3: MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

127

Seminar Nasional KolaborasiPGSD, Magister Manajemen Pendidikan, PG PAUD, dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat

ISBN: 978-623-96195-0-3

menanya serta menggali informasi secara mandi-ri, interpretasi konsep-konsep matematika pada siswa masih kurang, kebanyakan dari siswa ha-nya belajar pasif serta kurangnya kegiatan siswa untuk berpartisipasi dalam studi matematika, siswa hanya mengandalkan informasi yang ada pada sumber belajar tanpa dapat mereka kem-bangkan dan mereka olah sendiri menjadi infor-masi baru untuk permasalahan mereka.

Penggunaan metode serta strategi yang akurat, dapat menumbuhkan keaktifan siswa dan juga keterampilan critical thinking skills, yai-tu dengan menggunakan model pembelajaran Mathaciroom. Kombinasi dari model Inkuiri Ter-bimbing, Inside Outside Circle, dan Teams Games Tournament (TGT).

Inkuiri Terbimbing, Inside Outside Circle, dan Teamss Games Tournaments karena dapat tingkatkan kemampuan critical thinking skills, tekankan kegiatan siswa melalui pengamatan, menanyakan alasan, mencoba dan mencip-takan jaringan komunikasi dalam kegiatan be-lajar, melatih siswa belajar secara mandiri serta meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui kegiatan games tournament yang dapat mening-katkan minat serta motivasi belajar siswa. seh-ingga diharapkan tujuan pembelajaran matem-atika benar-benar dapat dicapai oleh guru dan juga siswa.

Kemampuan dalam critical thinking meng-haruskan siswa menemukan fakta dari infor-masi atau pemahaman yang mendalam. Because the purpose of critical thinking is to gain a deeper understanding of the problem or problem at hand. Karena pemahaman memungkinkan siswa un-tuk memahami makna suatu masalah sehingga siswa dapat menjelaskan apa artinya. Dengan meningkankan kemampuan berpikir kritiis siswa diharapkan pembelajaran menjadi lebih berarti dan hasil belajar siswa menjadi berkem-bang juga.

Dari penjelasan di atas, penelitian diperlu-kan pada tentang Aktivitas belajar siswa, keter-ampilan berpikir kritis dan hasil belajar meng-gunakan model pembelajaran Mathaciroom di Sekolah Dasar.

Penelitian ini bermaksud untuk mengeta-hui : (1) aktivitas mengajar guru, (2) aktivitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran, (3) tingkatkan keterampilan berpikir kritis dan (4) tingkatkan hasil belajar siswa pada mata pela-jatan matematika materi volume kubus.

METODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam peneli-

tian ini adalah metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian ini diklasifikasikan sebagai Action Research dalam bentuk Action Class Research (CAR).

Suharsimi (2017:2), mengartikan peneli-tian Tindakan Kelas (PTK) adalah penguin dari kegiatan pembelajaran berbasis tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan terjadi di kelas bersama. Tindakan dapat ditentukan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian Tindakan Kelas bertujan untuk meningkatkan proses belajar menagjar dikelas.

Penelitian dilaksanakan di SDN Kuin Ce-rucuk 4 Banjarmasin kec. Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin pada siswa kelas V semester genap dan kondisi sekolah tergolong cukup baik untuk dilakukan penelitian. Selain itu, SDN Kuin Cerucuk 4 Banjarmasin sudah memenuhi kreteria sebagai tempat penelitian tentang ma-teri volume kubus.

Dalam pelaksanaannya PTK memiliki em-pat tahap langkah kegiatan, ialah sebagai beri-kut:a. Perancangan, dapat diartikan bagaimana

menmbangun rencana tindakan yang pent-ing.

b. Aksi, yaitu suatu tindakan sadar dan terken-dali, tindakan yang dilakukan yakni modifi-kasi praktik yang terkendal dan berpaham.

c. Pengamatan, mengamati apa yang terjadi ketika kegiatan itu terjadi. Pengamatan ini dilaksanakan oleh guru lain yang bertugas sebagi pengamat.

d. Refleksi merupakan proses mengingat dan merenungkan tindakan sebagaimana diten-tukan dalam pengamatan. Pada kegiatan ini, cobalah untuk memahami proses nyata, ma-salah, dan hambatan dalam operasi strategis.

Evidensi yang dianalisis dalam penelitian tindakan tingkat ini adalah kualitatif dan kuanti-tatif yang terdiri dari: (a) Evidensi kualitas beru-pa data aktivitas guru, aktivitas siswa dalam ak-tivitas belajar dan keahlian berpikir kritis yang didapatkan dari observasi, (b) Evidensi kuanti-tas berbentuk skor tes hasil belajar siswa diuji di akhir kegiatan.

Indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu: (1) Kualitas keaktivi-

Page 4: MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

128

Tema : Redesain Pendekatan Manajemen Sekolah dan Pembelajaran di Era Masyarakat 5.0Banjarmasin, 04 Agustus 2020ISBN : 978-623-96195-0-3

tasan Guru, dikategorikan berhasil jika menca-pai skor ≥28 dengan kadar mencapai ≥80 with very good criteria, (2) Keaktivitasan Siswa, dika-takan berhasil apabila aktivitas siswa secara in-dividu mencapai ≥28 dan kadar secara klasikal mencapai ≥80% dengan criteria aktif dan sangat aktif (3) Keterampilan berpikir kritis dikate-gorikan berhasil jika mencapai skor ≥32 dengan persentase mencapai ≥80 dengan kriteria sangat kritis (4) Ketuntasan hasil belajar dikategorikan berhasil jika siswa secara individual yaitu men-capai nilai ≥65 untulk kesempurnaan klasik ada-lah ≥80% dari siswa yang mendapat nilai ≥65.

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Aktivitas Guru

Dari analisis data, ditemukan bahwa kualitas aktivitas guru selama penelitian berlangsung (3 pertemuan) dapat digambarkan gambar 1:

Grafik di gambar 1 menunjukkan hasil observasi terhadap keaktivitasan guru pada pertemuan I guru diperoleh 89% yang dapat dikategorikan sangat baik. Pada pertemuan ke II menunjukan data peningkatan menjadi 96% dengan kategori sangat baik. Setelah dilakukan analisis berdasarkan hasil observer dan refleksi, dilakukan usaha perbaikan terhadap sebagian langkah model pembelajaran yang belum mak-simal dilaksanakan.

Peningkatan keaktivitasan guru pada pertemuan III mencapai kategori sangat baik dengan 100%, hal ini disebabkan langkah-lang-kah model disampaikan dan diijelaskan secara terperinci dan terarah dengan demikian dapat membuat anak tertarik dan menyukai pembela-jaran. Pembelajaran menggunakan model pem-

belajaran Mathaciroom (Math’s Adventure of Cir-cle Room) membuat anak terlihat senang, aktif, bekerjasama dan antusias. Hal ini dapat terjadi sebagai dampak dari adanya kegiatan refleksi yang diberikan oleh observer serta perbaikan yang dilakukan oleh guru berdasarkan hasil re-fleksi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan refleksi sangat penting dilakukan da-lam setiap pembelajaran bilamana mengingink-an pembelajaran yang dilakukan guru berkuali-tas baik bahkan sangat baik.

Keberhasilan dalam pembelajaran ten-tu salah satunya dipengaruhi oleh guru. Guru merupakan fakto yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap implementasi teknik pembelajaran di kelas (Suriansyah, Aslamiah, Sulaiman, & Norhafizah, Strategi Pembelajaran, 2016; Noorhapizah, Agusta & Pratiwi, 2020). Hal ini berkaitan dengan profesionalisme guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran se-bagaiman yang dikatakan oleh Rusman bahwan profesionalisme “Guru adalah kondisi, arahan, nilai, tujuan dan kualitas, keahlian dan kekuatan dalam pendidikan dan pembelajaran.”(Rusman, 2014:19).

“The teacher as a component of the school has an important role even referred to as the spearhead of educational success. In the education process the teacher occupies a strategic position and a key role in the activities of the teaching and learning process, meaning that the teacher must be able to provide as-sistance to students to obtain knowledge and skills in accordance with educational goals” (Suriansyah, 2018:59-60). Menurut Suriansyah guru sebagai bagian sekolah yang memiliki peran penting dalam mencapai kesuksesan pendidikan. Da-lam proses pendidikan, guru memainkan peran penting pada kegiatan belajar mengajar, yang

Gambar 1 Grafik Perbandingan Aktivitas Guru

Page 5: MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

129

Seminar Nasional KolaborasiPGSD, Magister Manajemen Pendidikan, PG PAUD, dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat

ISBN: 978-623-96195-0-3

berarti bahwa guru harus membantu siswa me-nerima ilmu dan skill searah dengan tujuannya.

Maka dari itu, pemilihan kombinasi Inkuiri Terbimbing yang dikombinasikan dengan mod-el Inside Outside Circle dan Teams Games Tourna-ment (TGT) penggunaan secara tepat dan efisien untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan memahami konsep serta pembelajatan bermakna pada mata pelajaran matematika.

Dari detail di atas bahwa keaktivitasan guru dalam kegiatan belajar mengajar memakai model pembelajaran Mathaciroom (Math’s Ad-venture of Circle Room menunjukkan peningka-tan yang masif dan signifikan. Kondisi ini akan membuat siswa termotivasi untuk meningkat-kan kualitas pemeblajaran mereka.

2. Aktivitas SiswaBersumberkan hasil dari menganalisis

data yang dilakukan aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami kenaikan yang san-gat signifikan dalam setiap pertemuan. Graifk perkembangan kenaikan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Berdasarkan meningkatnya grafik di atas

tentang kegiatan stundent activity dari per-emuan I diperoleh 31%, pertemuaan II diperoleh 73%, dan mendapatkan perkembangan pada pertemuan III sebesar 100%. Maka dapat menca-pai indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh para peneliti, ini menunjukkan bahwa pemilihan gaya belajar dan strategi yang diterapkan oleh guru menentukan keberhasilan proses pembela-jaran dan dapat sangat meningkatkan kegiatan Siswa mendapat lebih dari pembelajaran umum.

Kegiatan siswa dalam belajar memainkan peran yang sangat penting. Ini sesuai dengan komentar Sadirman A. M. bahwa ”Dalam be-lajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan ber-langsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar yakni kumpulan kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pela-jaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala ke-giatan yang dilakukan yang dapat meningkat-kan prestasi belajar”. (Sadirman A. M., 2015; As-lamiah & Agusta, 2017; Noorhapizah, Nur’alim, Agusta, & Fauzi, 2019)

Peningkatan aktivitas siswa juga responsif

Gambar 2. Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa

Gambar 3. Perbandingan Keterampilan Berpikir Kritis

Page 6: MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

130

Tema : Redesain Pendekatan Manajemen Sekolah dan Pembelajaran di Era Masyarakat 5.0Banjarmasin, 04 Agustus 2020ISBN : 978-623-96195-0-3

dengan minat dan motivasi siswa pada aktivitas belajar. Menurut Sardiman (2014:95), Agusta & Noorhapizah (2020) dan Suriansyah (2017) yang mengasumsikan bahwa kegiatan pembelajaran berjalan lancar ketika minat menyertainya.

3. Keterampilan Berpikir KritisDari hasil data analisi yang dilakukan

aspek critical thinking skills siswa dalam pembelajaran mengalami kenaikan yang sangat signifikan dalam setiap pertemuan. Graifk perkembangan kenaikan tersebut dapat dilihat Gambar 3.

Berdasarkan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada grafik diatas tentang keter-ampilan berpikir kritis siswa dari hari ke I diper-oleh persentase sebesar 54%, hari ke II diperoleh persentase 96%, dan mengalami peningkatan pada hari ke III sebesar 100% sehingga indika-tor keberhasilan dicapai oleh peneliti, itu meng-

gambarkan bahwa pilihan learning model yang dijalankan guru dan kegiatan siswa sangat me-nentukan keberhasilan proses pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka bahkan leb-ih baik daripada pembelajaran konvensional.

Menggunakan keahlian berpikir kritis ter-hadap suatu masalah yang hadapi siswa dapat mengetahui secara mendalam permasalahan yang dihadapi sehingga rencana pemecahan ma-salah yang diambil merupakan rencana paling baik. Sejalan dengan gagasan Kowiyah bahwa “Kemampuan untuk berpikir kritis adalah pros-es berpikir yang terjadi pada seseorang yang in-gin membuat keputusan bijak tentang apa yang benar-benar dapat diandalkan.” Dalam kegiatan pemecahan masalah, keterampilan dalam ber-pikir kritis juga diperlukan karena dapat meru-muskan, memformulasikan dan menyelesaiakan masalah (Suriansyah, 2015; Suriansyah, 2017; Suriansyah & Aslamiah, 2011; Suriansyah, 2020).

Gambar 4. Perbandingan Hasil Perkembangan

Gambar 5. Kecenderungan Peningkatan Seluruh Aspek Selama 3 Pertemuan

Page 7: MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

131

Seminar Nasional KolaborasiPGSD, Magister Manajemen Pendidikan, PG PAUD, dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat

ISBN: 978-623-96195-0-3

Dengan mempunyai pikiran yang kritis selain mampu memahami menurut pendala-man informasi ataupun masalah, kemampuan berpikir kritis juga dapat membuat siswa men-yaring berbagai hipotesis, sehingga informasi yang didapatkan siswa ialah informasi yang ke-benarannya dapat diyakini. Oleh karena itu, in-dividu seperti guru dan orantua memiliki kewa-jiban untuk mengajarkan kemampuan berpikir kritis pada usia dini. (Sulaiman, 2018; Agusta, Setyosari, & Sa’dijah, 2018; Agusta, 2018; Suri-ansyah, Aslamiah, 2018; Mujiati, Suriansyah, & Effendi, 2019)4. Hasil Belajar Siswa

Dapat kita lihat pada hasil analisis data yang dilakukan dalam pembelajaran, hasil aka-demik siswa telah meningkat yang sangat sig-nifikan dalam setiap pertemuan. Graifk perkem-bangan kenaikan tersebut dapat dilihat sebagai Gambar 4.

Berdasarkan grafik di atas, keberhasilan pada aspek kognitif terjadi dipertemuan I sebe-sar 15% pada pertemuan II meningkat menjadi 58% dan dipertemuan III perolehan 100%. Pada aspek afektif pada dipertemuan I 46%, terjadi penambahan dipertemuan II 62% dan diper-temuan III meningkat sebesar 100%. Selanjutn-ya, aspek psikomotorik dipertemuan I diperoleh sebesar 38%, terjadi peningkatan pada diper-temuan II 54%, sedangkan pada dipertemuan III meningkat menjadi 100%. Hasil dari penelitian menunjukkan pada materi volume kubus, bah-wa kemampuan anak untuk berpikir kritis, men-ganalisis dan memahami objek matematika den-gan memakai model pembelajaran Mathaciroom (Math’s Adventure of Circle Room) terjadi pening-katatan secara signifikan artinya kemampuan keterampilan anak dalam memahami konsep volume kubus dan rumusnya untuk mengerja-kan soal-soal sudah dapat memenuhi indikator keberhasilan.

Secara keseluruhan dilihat dari grafik, trenn perkembangan peningkatan baik aktivitas guru,aktivitas belajar siswa, keterampilan ber-pikir kritis maupun hasil belajar siswa.

Tercapainya tujuan dari suatu proses pem-belajaran dilatar belakangi upaya the teacher in planning more optimal learning. Sejalan dengan komentar Suriansyah, Aslamiah, Sulaiman dan Norhafizah (Suriansyah, Aslamiah, Sulaiman, & Norhafizah, 2014; Agusta, 2019; Agusta & Pra-tiwi, 2020; Aisyah, Noorhapizah, & Hadi, 2018;

Suriansyah, Aslamiah, Noorhapizah, Winar-di, & Dalle, 2019) bahwa prinsip pembelajaran harus dipertimbangkan dalam mempraktikkan CBSA, antara lain: (1) Tumbuhnya motivasi, baik motivasi internal maupun eksternal, (2) Konsistensi dalam prioritas pembelajaran, teru-tama pemahaman, (3) Cobalah untuk fokus pada konsep atau masalah penting, sehingga siswa dapat fokus dan terhubung dengan semua kont-en yang telah mereka pelajari, (4) Belajar sam-bil bekerja serta bermain, (5) Toleransi dengan pendapat oranglain, (6) Kerjasama, (7) Memiliki sifat mandiri dalam memperoleh informasi, (8) Menumbuhkan rasa ingin tahu dikegiatan me-mecahkan masalah, (9) Cari integrasi, termasuk penyerapan dan penyesuaian kognitif.

Hasil dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh para peneliti, dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru, kegiatan siswa, dan ket-erampilan berpikir kritis telah meningkat. Juga dapat dilihat bahwa adanya peningkatan-pen-ingkatan sesuai dengan indikator keberhasilan yakni terlihat pada hasil perkembangan siswa. Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas, penggu-naan model pembelajaran Mathaciroom (Math’s Adventure of Circle Room) mengalami peningak-tan pada materi Volume Kubus.

KESIMPULAN DAN SARANMelaksanakan penelitian dengan siswa ke-

las V SDN Kuin Cerucuk 4 Banjarmasin, penggu-naan model pembelajaran Mathaciroom (Math’s Adventure of Circle Room) pada materi volume kubus dapat diringkas yakni terjadi treen yang meningkat pada aktivitas guru, siswa, keter-ampilan berpikir kritis dan hasil perkembangan disetiap sesinya dan telah berada indikator ke-tuntasan yang telah diidentifikasi oleh peneliti, baik ketuntasan secara individual maupun ke-tuntasan secara klasikal.

DAFTAR PUSTAKAAgusta, A. A. R. (2017). Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Tema Ekosistem dengan Muatan IPA Menggunakan Kombinasi Model Pembelajaran Inquiry Learning, Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) dan Team Game Tournament (Tgt) Pada Kelas 5B SDN Sungai Miai 7 Banjarmasin. Paradigma, 10(1).

Agusta, A. R. (2018, December). Improving the

Page 8: MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

132

Tema : Redesain Pendekatan Manajemen Sekolah dan Pembelajaran di Era Masyarakat 5.0Banjarmasin, 04 Agustus 2020ISBN : 978-623-96195-0-3

Student’s Cooperation and Environmental Care Skill using Outdoor Learning Strategy Outbound Variation. In 1st International Conference on Creativity, Innovation and Technology in Education (IC-CITE 2018). Atlantis Press.

Agusta, A. R. (2019). METODE OUTBOUND BERMUATAN PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KERJASAMA ANAK USIA DINI. Prosiding SEMNAS PS2DMP ULM, 5(1), 11-26.

Agusta, A. R. (2019). PENERAPAN STRATEGI OUTDOOR LEARNING UNTUK MENGEMBANGKAN KRETIVITAS SISWA SEKOLAH DASAR. Prosiding SEMNAS PS2DMP ULM, 5(2), 1-14.

Agusta, A. R. (2020, December). The Exploration Study of Teachers’ Knowledge and Ability on Application of Critical Thinking and Creative Thinking Skills on Learning Process in Elementary School. In 6th International Conference on Education and Technology (ICET 2020) (pp. 29-42). Atlantis Press.

Agusta, A. R., & Fauzi, Z. A. (2019). MENINGKATKAN KEMAMPUAN Berpikir Kritis Melalui Keterampilan Membaca Pemahaman Dalam Menemukan Informasi Penting Dengan Kombinasi Model Directed Inquiry Activity (DIA), Think Pair Share (TPS) Dan Scramble Pada Siswa Kelas V Sdn Pemurus Dalam 7 Banjarmasin. Prosiding Semnas PS2DMP ULM, 5(2), 101-116.

Agusta, A. R., & Pratiwi, D. A. (2020, December). Learning Material Development Containing Critical

Agusta, A. R., & Pratiwi, D. A. Developing Blended Learning Model MARTAPURA to Improve Soft and Social Skills. In 4th Sriwijaya University Learning and Education International Conference (SULE-IC 2020) (pp. 294-302). Atlantis Press.

Agusta, A. R., Setyosari, P., & Sa’dijah, C. (2018). Implementasi Strategi Outdoor Learning Variasi Outbound untuk Meningkatkan Kreativitas dan Kerjasama Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 3(4), 453-459.

Ahmad, S. (2017). Transformational Leadership in Public Elementry School Urban and Suburban (Case Studies in Banjarmasin South Kalimantan Indonesia).

Aisyah, S., Noorhapizah, N., & Hadi, S. (2018). Analysis of science and mathematics development of early childhood. Journal of K6 Education and Management, 1(4), 1-10.

Arlinda, R., & Agusta, A. R. (2019). Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Tema Benda-Benda Di Sekitar Kita Muatan Ppkn Menggunakan Kombinasi Model Pembelajaran Group Investigation (GI), Numbered Head Together (NHT), Dan Snowball Throwing Pada Siswa Kelas V Sdn Pangeran 1 Banjarmasin. Prosiding Semnas PS2DMP ULM, 5(1), 1-10.

Baswedan, A. (2014). Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Fisher, A. (2011). Critical Thinking An Introdution Second Edition. United Kingdom: Cambridge University Press.

Mujiati, M., Suriansyah, A., & Effendi, R. (2019). Effect of Academic Supervision and School Culture on Teacher’s Teaching Quality in Public Islamic Senior High School Banjarmasin. Journal of K6 Education and Management, 2(2), 126-132.

Noorhapizah, N., Nur’alim, N. A., Agusta, A. R., & Fauzi, Z. A. (2019, December). Meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui keterampilan membaca pemahaman dalam menemukan informasi penting dengan kombinasi model directed inquiry activity (DIA) Think pair share (TPS) dan scramble pada siswa kelas V SDN Pemurus Dalam 7 Banjarmasin. In Prosiding Seminar Nasional PS2DMP (Vol. 5, No. 2).

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukma, M. R., Agusta, A. R., & Pratiwi, D. A. (2019). Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Dalam Menemukan Informasi Menggunakan Kombinasi Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Numbered Head Together (NHT), dan Course Review

Page 9: MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

133

Seminar Nasional KolaborasiPGSD, Magister Manajemen Pendidikan, PG PAUD, dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat

ISBN: 978-623-96195-0-3

Horay (CRH) Pada Siswa Kelas IVB SDN Gambut 2 Kabupaten Banjar. Prosiding SEMNAS PS2DMP ULM, 5(1), 95-106.

Sulaiman, N. A. (2018). Berpikir Kritis: Mendorong Introduksi dan Reformulasi Konsep dalam Psikologi Islam, 93.

Suriansyah, A. (2015). Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suriansyah, A. (2017). Implementation of The Total Quality Management Model to Support Qual-ity of Work Cultures at Primary School Teacher Education Programs in Lambung Mangkurat University Indonesia. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 11(9), 179-186.

Suriansyah, A. (2017). Pengembangan Pembelajaran Berbasis TIK (Proses dan Permasalahannya). Paradigma, 10(2).

Suriansyah, A. (2018). The Factors Influencing Quality Work Culture in Education in Indonesia: A Case Study at Graduate Program of Educational Management, Universitas Lambung Mangkurat. Atlantis Press, 290-295.

Suriansyah, A. (2020). The Effect of Organizational Climate, Work Discipline and Job Satisfaction Towards Teacher Performance at State Senior High School. Journal of K6 Education and Management, 3(1), 17-25.

Suriansyah, A. Aslamiah.(2018). Teacher’s Job Satisfaction on Elementary School: Relation To Learning Environment. Open Psychology Journal, 11, 123-130.

Suriansyah, A., & Aslamiah, A. (2011). Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini.

Suriansyah, A., & Aslamiah. (2018). Teachers Job Satisfaction on Elementary School: Relation to Learning Environtment. The Open Psychology Journal.

Suriansyah, A., Aslamiah, & Sulistiyana. (2015). Profesi Kependidikan “Prespektif Guru Profesional”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suriansyah, A., Aslamiah, A., Noorhapizah, N., Winardi, I., & Dalle, J. (2019). The Relationship between University Autonomy, Lecturer Empowerment, and

Organizational Citizenship Behavior in Indonesian Universities. Journal of Social Studies Education Research, 10(4), 127-152.

Suriansyah, A., Aslamiah, Noorhafizah, & Sulaiman. (2014). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Thinking and Creative Thinking Skills Based on Local Wisdom. In 6th International Conference on Education and Technology (ICET 2020) (pp. 43-57). Atlantis Press.

Page 10: MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM KETERAMPILAN …

134

Tema : Redesain Pendekatan Manajemen Sekolah dan Pembelajaran di Era Masyarakat 5.0Banjarmasin, 04 Agustus 2020ISBN : 978-623-96195-0-3