Top Banner
Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 14 e-ISSN: 2656-1131 p-ISSN: 2622-0113 Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis Mardianus Waruwu 1 , Simon 2 1, 2 Sekolah Tinggi Teologi Salatiga, Jawa Tengah 1 [email protected], [email protected] Abstract This article discusses how the New Age Movement (NAM) began, who the figures are, what are the points of the NAM teachings and how is the Bible perspective on this NAM. The New Age Movement is a religious movement that combines all religious beliefs and sects in the world. The emergence of NAM is suspected because formal religions cannot seem to provide an answer or a kind of inner peace when humans are faced with problems. Not to mention formal religions claiming each other whose religious teachings are superior and true. The method used in writing this article is descriptive and analytical methods. The ideology of the New Age Movement rejects the finality of the authority of the Scriptures, does not accept the claim of the Savior, penance as taught by formal religion including Christianity not trusted by NAM. The NAM doctrine lecturing that God is Pantheistic because it is based on the universe and humans there are supernatural divine elements. The New Age Movement must be watched by every Christian, because what is taught by NAM is contradiction to the principle of what the Bible teaches Keywords: Bible doctrine; heresy; new age movement Abstrak Artikel ini membahas bagaimana awal munculnya Gerakan Zaman Baru (GZB), siapa saja tokoh- tokonya, apa yang menjadi butir-butir dari ajaran GZB serta bagaimana persfektif Alkitab mengenai GZB ini. Gerakan Zaman Baru adalah gerakan keagamaan yang menggabungkan semua kepercayaan agama dan sekte-skte di dunia ini. Kemunculan GZB ditenggarai karena agama-agama formal seakan tidak bisa langsung memberikan jawaban atau semacam perasaan ketenangan batin saat manusia diperhadapkan dengan masalah. Belum lagi agama formal saling mengklaim satu sama lain ajaran agama siapa yang lebih unggul dan benar. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode deskriptif dan analitis. Ideologi Gerakan Zaman Baru menolak finalitas otoritas Kitab Suci, tidak menerima pengklaiman juruselamat, penebusan dosa sebagaimana yang diajarkan oleh agama formal termasuk di dalamnya kekristenan tidak dipercayai oleh GZB. Doktrin GZB yang mengajarkan bahwa Allah itu bersifat Panteis karena didasarkan pada alam semesta dan manusia terdapat unsur- unsur ilahi yang supranatural. Gerakan Zaman Baru harus diwaspadai oleh setiap orang Kristen, karena apa yang diajarakn oleh GZB ini bertentangan dengan prinsip ajaran apa Allkitab. Kata kunci: ajaran Alkitab; ajaran sesat; gerakan zaman baru PENDAHULUAN Di setiap pergantian zaman para penganut imam Kristen selalu diperhadapkan dengan tantangan, baik tantangan secara fisik maupun tantangan secara ideologis yaitu pengajaran yang keliru. Tantangan secara fisik yang dialami oleh penganut agama Kristen bisa diselidiki keberadaannya ketika gereja mulai terbentuk di Yerusalem, keberadaan orang-orang Kristen diperhadapkan dengan penganiayaan. Sejak kemunculannya, tindakan sewenang-wenang, Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Volume 3, No 1, Agustus 2020 (14-27) http://stthami.ac.id/ojs/index.php/hami
14

Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Oct 22, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 14

e-ISSN: 2656-1131 p-ISSN: 2622-0113

Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Mardianus Waruwu1, Simon2 1, 2Sekolah Tinggi Teologi Salatiga, Jawa Tengah

[email protected], [email protected]

Abstract

This article discusses how the New Age Movement (NAM) began, who the figures are, what are the

points of the NAM teachings and how is the Bible perspective on this NAM. The New Age Movement is

a religious movement that combines all religious beliefs and sects in the world. The emergence of NAM

is suspected because formal religions cannot seem to provide an answer or a kind of inner peace when

humans are faced with problems. Not to mention formal religions claiming each other whose religious

teachings are superior and true. The method used in writing this article is descriptive and analytical

methods. The ideology of the New Age Movement rejects the finality of the authority of the Scriptures,

does not accept the claim of the Savior, penance as taught by formal religion including Christianity not

trusted by NAM. The NAM doctrine lecturing that God is Pantheistic because it is based on the

universe and humans there are supernatural divine elements. The New Age Movement must be watched

by every Christian, because what is taught by NAM is contradiction to the principle of what the Bible

teaches

Keywords: Bible doctrine; heresy; new age movement

Abstrak

Artikel ini membahas bagaimana awal munculnya Gerakan Zaman Baru (GZB), siapa saja tokoh-

tokonya, apa yang menjadi butir-butir dari ajaran GZB serta bagaimana persfektif Alkitab mengenai

GZB ini. Gerakan Zaman Baru adalah gerakan keagamaan yang menggabungkan semua kepercayaan

agama dan sekte-skte di dunia ini. Kemunculan GZB ditenggarai karena agama-agama formal seakan

tidak bisa langsung memberikan jawaban atau semacam perasaan ketenangan batin saat manusia

diperhadapkan dengan masalah. Belum lagi agama formal saling mengklaim satu sama lain ajaran

agama siapa yang lebih unggul dan benar. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah

metode deskriptif dan analitis. Ideologi Gerakan Zaman Baru menolak finalitas otoritas Kitab Suci,

tidak menerima pengklaiman juruselamat, penebusan dosa sebagaimana yang diajarkan oleh agama

formal termasuk di dalamnya kekristenan tidak dipercayai oleh GZB. Doktrin GZB yang mengajarkan

bahwa Allah itu bersifat Panteis karena didasarkan pada alam semesta dan manusia terdapat unsur-

unsur ilahi yang supranatural. Gerakan Zaman Baru harus diwaspadai oleh setiap orang Kristen, karena

apa yang diajarakn oleh GZB ini bertentangan dengan prinsip ajaran apa Allkitab.

Kata kunci: ajaran Alkitab; ajaran sesat; gerakan zaman baru

PENDAHULUAN

Di setiap pergantian zaman para penganut imam Kristen selalu diperhadapkan dengan

tantangan, baik tantangan secara fisik maupun tantangan secara ideologis yaitu pengajaran

yang keliru. Tantangan secara fisik yang dialami oleh penganut agama Kristen bisa diselidiki

keberadaannya ketika gereja mulai terbentuk di Yerusalem, keberadaan orang-orang Kristen

diperhadapkan dengan penganiayaan. Sejak kemunculannya, tindakan sewenang-wenang,

Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama KristenVolume 3, No 1, Agustus 2020 (14-27) http://stthami.ac.id/ojs/index.php/hami

Page 2: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Vol 3, No 1, Agustus 2020

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 15

penganiayaan fisik serta hukuman yang sadis diperhadapkan kepada orang-orang Kristen

mula-mula. Berkhorf berkata “orang-orang Kristen dianiaya dengan sangat ngerinya, umpa-

manya dilabur dengan gala-gala, lantas dibakar hidup-hidup dan dijadikan obor pada pesta

malam.1 Sekalipun mereka mengalami penganiayaan secara kejam, para pengikut Kristus ini

tidak menunjukkan ketakutan walau maut diperhadapkan kepada mereka. Malahan maut yang

ngeri itu tidak menggetarkan mereka, malah sebaliknya, pengikut Kristus bergembira dan

bersyukur kepada Tuhan, karena mereka dipandang layak menjadi martyr atau saksi yang mati

syahid untuk Kristus dengan ambil bagian dalam sengsaranya Tuhan.2

Tantangan secara ideologis yang diperhadapkan bagi kekristenan dengan munculnya

ajaran-ajaran sesat. Pengajaran yang kelihatannya baik, namun ternyata di dalamnya salah dan

menyimpang jika ditinjau dari segi kebenaran firman Tuhan itulah yang sering dihadapi ajaran

kekristenan. Masa kini, bentuk pengajaran itu datang dari Gerakan Zaman Baru yang dikenal

dengan sebutan New Age movement yang selanjutnya akan disingkat dengan (GZB). Walau

GZB tidak seperti sistim keagamaan serta tidak memiliki struktur kelembagaan seperti ajaran-

ajaran lainnya, namun gerakan ini merupakan ancaman bagi gereja karena ideologi yang

dianut mengalihkan manusia dari pencipta-Nya.3 GZB di masa kini merupakan ancaman

dalam kekristenan karena aliran ini sedang merebak dan menyebar ke seluruh penjuru dunia.

GZB berbahaya dalam kekristenan karena GZB menolak otoritas tradisional yang ada dan

mencari sesuatu yang baru, otoritas yang berpusat pada manusia dalam semua bidang

termasuk politik, masyarakat, budaya, ide-ide dan agama.”4

Penolakan GZB tidak adanya otoritas kemutlakan dalam sebuah keagamaan dari sudut

pandang kekristenan merupakan perlu dikritisi karena dapat mengkaburkan otoritas firman

Allah.Ajaran GZB telah telah menyebar di semua line kehidupan manusia dikarenakan

ideologi yang ditawarkan GZB mampu menarik minat orang-orang walau mereka sudah

memiliki agama formal. GZB menyatakan bahwa dalam diri manusia ada potensi-potensi

“ilahi” yang membuat dia mampu melakukan apapun tanpa bergantung kepada siapapun,

hingga akhirnya akan menyebabkan manusia berpusat pada “humanis” bukan lagi kepada

Tuhan. Bila tidak berhati-hati menyikapinya, maka GZB akan mengkaburkan otoritas doktrin-

doktrin kitab suci khususnya kekristenan. Apakah GZB itu? Zamannya yang baru, ataukah

manusianya yang baru atau apa yang menjadi butir-butir dari ajaran GZB, jika ini suatu paham

dalam kepercyaan? Kalau ajaran GZB yang baru apa sebenarnya yang menjadi perbedaan

antara ajaran GZB dengan ajaran kekristenan. Artikel ini berfokus membahas bagaimana

dimulainya pergerakan GZB? Bagaimana ideologi GZB itu? Di mana letak penyimpangan

ideologi GZB ini jika ditinjau secara teologis dari ranah perspektif kekristenan.

1H Berkhof & Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001) 16. 2Ibid., 17. 3Herlianto, Humanisme Dan Gerakan Zaman Baru (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1996). 4Thomas Thwang, The Origin of Religions (Korea: AMI Publikasi, 2013), 168.

Page 3: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis (Simon Petrus Siagian)

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 16

METODE PENELITIAN

Menurut Abdurahman penelitian dapat diartikan sebagai upaya atau kegiatan yang

bertujuan untuk mencari jawaban yang sebenar-benarnya terhadap suatu kenyataan atau realita

yang dipikirkan atau dipermasalhkan dan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah tertentu yang

berguna, baik bagi aspek keilmuan maupun bagi aspek guna laksana praktis.5 Metode yang

digunakan dalam penulisan artikel ini ini adalah metode deskrptif dan analitis. Kemunculan

ajaran Gerakan Zaman Baru yang begitu pesat penyebarannya dan membuat agama formal

dipertanyakan keabsolutannya khususnya dalam lingkup ajaran kekristenan diuraikan secara

gamblang. Penelitian ini menguraikan bagaimana pergerakan GZB dan ajaran GZB melalui

pendeskripsian GZB, serta dianalisis dalam bingkai teologi Kristen. Untuk mendespripsikan

dan menguraikan ajaran GZB, berbagai literatur penulis gunakan khususnya yang berkaitan

dengan buku-buku yang berkaitan dalam topik pembahasan pada artikel ini.

PEMBAHASAN

Deskripsi Gerakan Zaman Baru

Thwang mengemukan “Gerakan Zaman Baru adalah sebuah gerakan keagamaan yang

menyembah iblis dengan menggabungkan spiritualitas semua agama setanik dalam sejarah

manusia menjadi satu.6 Sedangkan menurut Herlianto Gerakan Zaman Baru adalah kebang-

kitan agama-agama dan tradisi kuno terutama yang berasal dari Timur (oriental), dan

mempengaruhi kebudayaan umum dalam bentuk kebatinan timur, filsafat moderen, psikologis,

sains, termasuk fiksi sans (science fication).7 Albert Nolan pun mengemukakan bahwa “GZB

adalah agama-agama alam (Pantheisme) kuno terutama yang berakar kuat khususnya di India

dan Cina, dan dapat dikatakan, bahwa GZB menghidupkan kembali ajaran reinkarnasi ke

dalam jubah psikologi, ilmu pengetahuan, dan teknologi humanistis dari Barat.8 Oleh karena

itu GZB bukanlah sejenis agama yang asal-asalan yang tidak jelas pertaliannya, karena sifat

dari GZB terletak pada kesubzektifan agama serta tidak ortodoks.9 Dari berbagai pemaparan

arti mengenai GZB di atas, maka penulis merangkum arti GZB dalam penulisan artikel ini

adalah gerakan keagmaan yang disatukan dari berbagai keragaman sekte, dan dalam

mempersatukan itu berbagai sarana dipergunakan seperti yoga, meditasi, sains, fiksi, filsafat

guna mendapatkan pengalaman spiritualitas, serta menolak konsep kemutlakan otoritas Kitab

Suci kekristenan karena unsur alam dan manusia dipandang memiliki kekuatan keilahian.

Akar dari GZB berasal dari Babiloni10, namun mulai merebaknya GZB di segala

penjuru dunia sejak tahun 1960-an. Herlianto mengemukakan GZB merupakan suatu gerakan

5Ating Somantri Maman Abdurahman, Sambas Ali Muhidin, Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk

Penelitian (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), 13. 6Thomas Thwang, The Origin of Religions. 7Herlianto, Humanisme Dan Gerakan Zaman Baru, 37. 8Albert Nolan, Jesus Today (Yogyakarta: Kanisius, 2009), 37. 9Ruth H. Tucker, Anathor Gospel (Malang: Gandum Mas, 2007), 435. 10Jika ditelusuri kemunculan agama di babilonia dipelopori oleh Nimrod. Ada tiga dewa utama yang

disembah dalam agama babilonia yaitu dewa yang bernama Nimrod (suami), dewi Semiramis, (istri), dan dewa

yang bernama Tamus (anak). Dari berbagai referensi bahwa akar dari GZB bermulanya dari Babilonia ini.

Page 4: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Vol 3, No 1, Agustus 2020

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 17

spontan yang menyebar ke seluruh dunia dalam waktu tiga dasawarsa terakhir sejak dasawarsa

1960.11 Kemunculan GZB ini disebabkan karena agama-agama formal khususnya sementik

tidak langsung bisa memberikan ketenangan batin, jiwa, saat manusia diperhadapkan dengan

susana hati yang gundah gulana. Akibatnya manusia berlomba-lomba mencari komintas-

komunitas agar ketengan jiwa mereka miliki namun yang ada hanyalah ketengan semu.

Mereka melakukan hal ini karena agama formal tidak bisa menjawab permasalahan

yang mereka alami, belum lagi agama yang satu mengklaim lebih benar dari agama yang lain.

Efek dari semua itu muncullah orang-orang yang meramu semua ajaran agama-agama yang

sah yang ada di dunia ini seperti Kristen, Islam, Hindu, Budha, termasuk tradisi kunoTimur

sehingga menghasilkan ajaran gado-gado.12 Apa yang paling dicari oleh penganut GZB adalah

sebuah pengalaman gaib dan wahyu. Untuk itu penganut GZB berusah menemukan cara-cara

untuk mendapatkan pengalaman gaib terlepas dari agama manapun hal tersebut berasal.13

Tidak heran penganut GZB bisa saja menggunakan sihir, mantra, atau kartu tarot, hororoskop,

hipnotis, musik gila-gilaa,pengalaman seksual aneh, asketisme, atau mereka akan mencoba

menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi.14

Dengan mencampur-adukkan semua paham agamawi dunia dan menggunakan

berbagai sarana sebagai metode untuk mendaptkan pengalaman spiritualitas, motif GZB

tentunya manarik orang sebanyak-banyaknya sehingga ideologi GZB dianut setiap individu.

Jika mengkaji secara menyeluruh aliran GZB idelogi lebih benafaskan agama alam yang sarat

dengan “mistik.” Cara hidup dengan meramu semua ajaran agama inilah sebagai ciri khas

GZB yang dikenal sebagi istilah “New Age Movement.” Seperti yang dikemukakan oleh teolog

Herlianto kemunculan GZB banyak mengadopsi ajaran-ajaran alam seperti Zen Budhisme,

Taoisme, Yoga.15

Sarana Penyebaran Ideologi Gerakan Zaman Baru

Pesatnya perkembangan teknologi pada masa kini di belahan dunia semakin mem-

persempit jarak di antara manusia. Sebab, sekalipun manusia berada di pelosok dunia tetapi

dengan kemajuan teknologi dapat menghubungkan antara yang satu dengan yang lain. Dengan

adanya teknologi batas benua tidak lagi menjadi masalah bagi manusia untuk berkomunikasi

antara satu dengan yang lain karena sudah difasilitasi oleh teknologi yang dikembangkan dan

diciptakan ilmu pengetahuan. Dengan berkembangnya kemajuan teknologi, menguntungkan

penyebaran ideologi GZB menjadi berkembang pesat karena adanya prasarana untuk

mempropogandakan ideologi GZB.Tucker berkata Agama baru yang paling populer dan

dipublikasi beberapa tahun kerakhir adalah New Age Movement.16

11Herlianto, Humanisme Dan Gerakan Zaman Baru, 37. 12“AWAS BAHAYA GERAKAN ZAMAN BARU (NEW AGE MOVEMENT) | Pondok Tadabbur,”

accessed April 27, 2020, http://www.fadhilza.com/2011/02/kehidupan-manusia/awas-bahaya-gerakan-zaman-

baru-new-age-movement.html. 13Thomas Thwang, The Origin of Religions, 176. 14Ibid. 15Herlianto, Humanisme Dan Gerakan Zaman Baru, 38–39. 16Ruth H. Tucker, Anathor Gospel, 432.

Page 5: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis (Simon Petrus Siagian)

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 18

Perkembangan teknologi masa kini tentunya membawa keuntungan kepada aliran

GZB, sebab melalui teknologi aliran ini dapat secara bebas mengkampanyekan paham mereka

kepada penjuru manusia yang ada di belahan bumi. Selain sarana teknologi yang digunakan

oleh GZB dalam menyebar-luaskan pahamnya, film-film juga merupakan sarana yang dipakai

GZB dalam membawa ideologinya kepada umat manusia.17 Pendapat senada dikemukakan

oleh Muhammad Pizaro Novelan bahwa film seperti Avatar mengajarkan bahwa manusia tidak

akan mati justru akan bersatudengan “Roh Eywa” yang sangat mencirikan ideologiGZB dalam

film ini. Hwang pun berkata bahwa banyak dari musik, film, seni dan drama dunia telah begitu

dipengaruhi oleh gerakan GZB dan gerakan ini bahkan telah merambah jauh ke dalam gereja-

gereja. Meditasi musik dan irama musik rock Zaman Baru telah meresap ke dalam lagu pujian

gereja.18

Selan film sebagai sarana GZB menyebarluaskan ideologinya majalah dan buku juga

merupakan sarana yang dipakai aliran ini untuk menyebarluaskan kepercayaan GZB. Seperti

buku “Out on a Limb” yang ditulis oleh Shirley Maclaineyang isinya mengisahkan kehidupan

ziarah kerohaniannya dari keraguannya terhadap ajaran Kristen.19 Tak hanya itu saja teolog

Handoko juga mengemukakan bahwa artis-artis dunia juga turut mempropogandakan ideologi

dari GZB ini sehingga mempermudah penyebarluasan aliran GZB ini kepada manusia.20

Tokoh-tokoh Gerakan Zaman Baru di antaranya adalah: Ram Dass, Shirley Maclaine,

Davin Spangler, dan Judith Skutch. Dass adalah seorang berdarah Yahudi tulen yang memiliki

nama lahir Richard Albert. Kemudian ia berguru ke India untuk memenuhi hasrat spiritua-

litasnya dan pulang dari India langsung dengan nama baru, sambil menyatakan diri sebagai

guru besar yang menganut ideologi GZB bersamaan dengan dicanangkannya Zaman Baru.21

Shirley Maclaine merupakan bintang film dan aktris TV Hollywood. Ia dikategorikan seorang

penganut GZB lewat sejumlah tulisannya yang sebagian sudah difilmkan, antara lain “Out on

Limb” pada tahun (1983) dan “Dancing in the Lighttahun (1985), maupun serangkaian

ceramahnya, ia menggambarkan pengalaman atau pengembaraan spiritual dan keyakinannya

yang khas dari GZB termasuk mengenai reinkarnasi, mantera dan yoga.

Davin Spangler adalah pemimpin GZB. Dalam karya utamanya yang berjudul “The

Birth of a New Age” pada tahun 1976, Spangler berkata: “Lucifer berkarya dalam diri kita

untuk menuntun kita kepada keutuhan, ia menyatakan hal ini karena dalam hidupnya ia sering

bertemu dengan dunia roh. Selain itu ia mempunyai pemikiran mengenaipembangunan sistem

17Film-film yang berunsur ideologi GZB yaitu, Avatar, Naruto, Harry Potter, film ini masuk kategori

dalam aliran GZB karena film ini kental dengan pemikiran GZB atau “Human Oriented” artinya segalanya

tergantung pada manusia “NARUTO, Dkk.: ‘NEW AGE MOVEMENT.’ | SABDA Space - Komunitas Blogger

Kristen,” accessed Maret 27, 2020, https://www.sabdaspace.org/naruto_dkk_new_age_movement. 18Thomas Thwang, The Origin of Religions, 183. 19Majalah GZB yaitu “Meditation”, “Yoga” “Jurnal Gnosis.”Majalah inilah yang membantu publisitas

paham GZB. Ruth H. Tucker, Anathor Gospel, 473–453. 20Artis-artis yang membantu publisitas aliran GZB ialah Yoko Ono, Yanni, Diana Ross, Sylvester

Stallone dan John Denver. 21Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2010), 439.

Page 6: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Vol 3, No 1, Agustus 2020

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 19

dan struktur organisasi GZB secara lebih profesional, yang mencakup reorganisasi dunia bisnis

dan politik berdasarkan prinsip-prinsip GZB. Judith Skutch sebagai seorang pengacara dari

kalangan GZB sejak dini di New York City. Namanya merebak berkat publikasi beberapa jilid

karyanyayang berjudul “A Course in New Age” pada tahun 1975. Selain itu Skutch terkenal

dalam mengkumandangkan bahwa seseorang dapat mencapai keinginannya dengan

kemampuan dirinya karena mukzijat dapat dihasilkan melalui kekuatan batin seseorang tanpa

perlu intervensi dari Tuhan.

Ajaran Gerakan Zaman Baru

Tentang Tuhan

Pokok ajaran GZB mengenaiTuhan diyakini bersifat Pantheis, yang mempercayai

bahwa “semua adalah tuhan dan tuhan adalah semua.” Yang disebut Tuhan tidak lain adalah

suatu kekuatan (power/force), kesadaran atau energi kosmis yang tidak berpribadi (makro

kosmos), kesadaran atau energi kosmis yang tidak berpribadi (makro kosmos) dan manusia

adalah bagian kecil dari kekuatan/energi kosmis itu.” Pendapat senada pun dikemukakan oleh

Aritonang bahwa GZB berpendapat bahwa Allah itu bersifat impersonal(tidak berpribadi)

dengan kata lain tidak memiliki eksistensi.22 Ajaran GZB tentang Tuhan yang sarat dengan

unsur panteisme menjadikan bahwa tumbuh-tumbuhan, siput dan lainnya mengambil bagian

dalam esensi yang ilahi.23 Tuhan yang diyakini oleh penganut GZB tidak sebagaimana

diyakini oleh orang Kristen pada umumnya sebagai pencipta alam semsta, karena bagi peng-

anut GZB semua yang ada dalam alam semesta ini dapat menjadi “allah”, karena didasarkan

pada kepercayaan adanya unsur-unsur keilahian yang terkandung di alam semsta ini.

Tuhan yang bersifat Panteisme yang dipercayai GZB secara tegas pun mereka menolak

Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, karena Yesus dipahami oleh penganut GZB

hanya sebatas tokoh agama saja. Penganut GZB meyakini bahwa penebusan dosa dan

penumpahan darah melalui pengorbanan Kristus ditolak secara tegas karena dianggap tidak

ada artinya apalagi dampaknya. Alasan yang signifikan mengapa penganut GZB menolak

Kristus serta karya penebusan-Nya bagi umat manusia, karena aliran ini berkata bahwa

manusia dapat menyelamatkan diri dengan kekuatan yang ada dalam dirinya tanpa perlu

bergantung pada Kristus apalagi mengakui peran Kristus dalam penebusan dosa sebagaimana

yang diyakini orang Kristen dalam karya Kristus.

Manusia

Manusia dalam konsep kepercayaan GZB dipahami sebagai “allah” yang secara

tersamar. Hanya pengabadian yang menghalangi kita untuk menyadari realitas keilahian kita.

Tujuanmanusia menurut analisis GZB sebagaimana yang diungkapkan oleh Theodore Roszak

“membangunkan allah yang sedang tertidur di dalam hakekat manusia yang terdalam.”24 Hal

senada dikemukakan oleh Herlianto bahwa GZB mengajarkan manusia adalah energi/roh yang

22 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja., 446. 23 Dougla R. Groothuis, Membuka Topeng Gerakan Zaman Baru, 3rd ed. (Surabaya: Momentum, 2008),

22. 24 Theodore Roszak, Unfinished Animal (New York: Harper and Row, 1977), 225.

Page 7: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis (Simon Petrus Siagian)

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 20

merupakan bagian dari energi/roh semesta, sifat manusia juga tidak terbatas dan kekal, karena

itu ada kepercayaan kuat akan reinkarnasi (menjelma kembali dalam bentuk mahluk lain

sesudah mati) yang merupakan bukti penerusan energi/roh kekal.25 Kepercayaan GZB menge-

nai manusia memiliki unsur-unsur keilahian dipahami bahwa manusia juga “tuhan” bagi diri-

nya sendiri. Oleh sebab itu GZB mengklaim bahwa manusia dapat menyelamatkan dirinya

karena manusia memiliki sifat ilahi dalam dirinya. Keyakinan aliran ini yang mengajarkan

bahwa manusia memilikisifat yang tidak terbatas dan kekal, atas kepercayaan itulah aliran ini

mempercayaireinkarnasi, sebab manusia yang meninggal akan menjelma dalam bentuk lain

bila manusia mengalami kematian fisik.

Dosa dan Keselamatan

Tidak ada pengertian dosa dalam Gerakan Zaman Baru sebab manusia pada dasarnya

baik, sedangkan yang disebut kejahatan atau perilaku buruk hanyalah ketidak-seimbangan roh

atau energi dalam dirinya.26 Bagi penganut GZB mereka menolak doktrin dosa sebagaimana

pada umumnya yang diyakini oleh agama sementik, adanya dosa yang diwariskan oleh Adam

dan Hawa. Berbedanya konsep dosa menurut GZB dan menurut agama kekristenan, mereka

pun menganggap tidak perlu adanya usaha keselamatan atau permohonan pengampun apalagi

penebusan dari segala dosa dan kejahatan yang diperbuat oleh manusia. Oleh karena itu tugas

manusia hanyalah mengusahakan agar keseimbangan energi atau roh itu dipulihkan kembali

dengan kekuatan diri sendiri serta berusaha untuk menyeimbangkan diri agar sesuai dengan

keseimbangan dunia ini.27

Setan

Gerakan Zaman Baru tidak mempercayai adanya setan, karena yang disebut setan

adalah aspek negatif dari keilahian, aspek negatif dari kekuatan semesta itu, dengan pengertian

bahwa bahwa timbulnya apa disebut setan, bila terjadi ketidak-seimbangan atau

ketidakharmonisan kosmis itu.28 Setan dianggap hanyalah bualah belaka yang diwariskan oleh

agama samawi, serta setan bagi agama samawi selalu menjadi pobjek yang salah dari terjadi

pada manusia maupun peristiwa yang terjadi dalam dunia ini.

Doa

Gerakan Zaman Baru meyakini peranan doa merupakan hal yang sangat krusial.

Namun doa menurut GZB haruslah dengan cara “bermeditasi.” Cara berdoa yang dilakukan

oleh aliran ini dengan mengosongkan pikiran sendiri dan mengundang roh-roh yang bukan roh

Tuhan saat berdoa. Keyakinan GZB didasari oleh prinsip metode meditasi karenaberdoa

dengan cara bermeditasi berarti tindakan yang menyatukan pikiran manusia dengan “alam

semesta”. Akibat metode berdoa dengan cara seperti ini akan membuka pintu kepada roh-roh

25Herlianto, Humanisme Dan Gerakan Zaman Baru, 42. 26Ibid., 43. 27Ibid. 28Ibid., 42.

Page 8: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Vol 3, No 1, Agustus 2020

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 21

jahat.29 Herlianto pun mengemuakkan “bila dalam agama dikenal doa merupakan usaha

menjalin hubungan/berdialog dengan Tuhan, maka dalam GZB hanya dikenal meditasi atau

perenungan/konsentrasi yang maksudnya adalah penyatuan diri dengan hakekat roh

semesta.”30

Mengkritisi Ajaran Gerakan Zaman Baru

Tuhan Tidak Bersifat Pantheis

Ajaran kekristenan tidak menerima bahwa TUHAN itu bersifat panteis, tetapi Alkitab

mengajarkan bahwa Tuhan itu bersifat monoteisme. Di dalam Alkitab dijelaskan bahwa

perbedaan antara Allah dan ciptaan-Nya tertulis secara jelas. Allah sebagai pencipta dunia dan

isinya (Kej. 1:1; Maz. 33:6, 9; Kis. 17:24-25; Ibr. 1:13; Maz. 50:21). Sementara ciptaan-Nya

menyembah Dia dan mengangungkan Allah sebagai pencipta dari isi dunia ini.Moody

mengemukakan “Allah itu transenden, maka yang kita maksudkan ialah bahwa Allah itu sama

sekali berbeda dengan ciptaan-Nya.31 Dengan segala ciptaan yang ada dalam tatanan dunia ini,

itu membuktikan Allah menyatakan diri-Nya kepada ciptaan-Nya. Allah juga merupakan

sumber dan pemelihara segenp kehidupan yang ada: tanaman, hewan, manusia (Maz. 36:10;

Yoh. 5:26). Hal senada dikemukakan oleh Enns “Allah telah juga menyatakan diri-Nya kepada

semua umat manusia melaui pemeliharaan dan pengontrolan-Nya (Mat. 4:5; Kis. 14:15-17),

sehingga umat manusia harus menanggapi kemurahan Allah itu.32

Konsep Tuhan yang monoteisme yang diajarkan oleh Alkitab dapat ditelusuri melalui

ayat-ayat nats berikut ini (Ul. 6:4; 32:39; 2Sam. 7:22; 1 Raj. 8:22-23; Yes. 44:60). Nats yang

tertulis dalam Alkitab itu menuliskan secara jelas panteisme tidak diterima dalam kekristenan

karena itu merupakan penyimpangan. Alkitab mengajarkan Tuhan yang tertulis dalam Alkitab

menyatakan diri kepada manusia melalui Yesus Kristus sebagai perwujudan ALLAH dalam

kekuasaan-Nya. Paulus menyatakan Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala

sesuatu ada di dalam Dia (Kol. 1:17). Pendapat senada dikemukakan oleh Rryie menge-

mukakan kekekalan tidak hanya berarti Kristus sudah ada sebelum kelahiran-Nya atau bahkan

sebelum penciptaan, tetapi bahwa Ia selalu ada, selama-lamanya.33Bila ayat-ayat Alkitab

menunjukkan perbedaan pencipta dan ciptaan, maka Tuhan yang bersifat panteis sebagaimana

diyakini oleh GZB merupakan kekeliruan dari iman Kristen. Tuhan dalam kekristenan terlihat

jelas berpribadi hal ini ditunjukkan oleh sifat dan atribut-atribut kemahakuasan-

Nya.Mempercayai unsur-unsur alam semesta sebagai Tuhan sama sekali tak berdasar karena

bumi dan alam semesta ini ada yang menciptakan yaitu TUHAN (Kej. 1:1; Maz. 33:6).

29“Memahami Gerakan Zaman Baru Secara Proporsional,” accessed Januari 27, 2020,

http://www.glorianet.org/index.php/manati/1062-gerakan. 30Humanisme Dan Gerakan Zaman Baru, 43. 31Tony Evans, Teologi Allah (Malang: Gandum Mas, 1999.), 44. 32Paul Enns, The Moody Hanbook Of Theology (Malang: SAAT, 2010), 228. 33Charles C Ryrie, Tologi Dasar I, 17th ed. (Yogyakarta: ANDI, 2010), 353.

Page 9: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis (Simon Petrus Siagian)

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 22

Manusia Adalah Mahluk Fana

Alkitab menulis bahwa manusia diciptkan dan dibentuk oleh Allah sendiri dan

dihembuskan nafas dalam dirinya hingga ia menjadi mahluk yang hidup (Kej. 2). Enns menge-

mukakan manusia menjadi mahluk yang hidup. Ketika manusia diciptakan ia menjadi mahluk

hidup, dan bukan sebelumnya. Manusia bukan mahluk hidup yang berasal dari mahluk hidup

lainnya.34 Penciptaan Allah atas manusia sempurna, dan lebih tinggi kesempurnaan manusia

dibanding ciptaan lain yang dilakun oleh-Nya. Kesempurnaan itu melalui ungkapan Allah

dengan berkata “baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Kej. 2:27).

Akan tetapi ungkapan Allah ini tidak menunjukkan bahwa manusia itu setara dengan Allah

serta tidak juga menunjukkan adanya keilahian dalam diri manusia sebagaimana dalam diri

Allah itu sendiri.

Ideologi Gerakan Zaman Baru yang berpendapat bahwa manusia akan lahir kembali

(berinkarnasi) dalam wujud yang berbeda tidaklah didukung oleh kekristenan. Alkitab tidak

menerima pengajaran setelah manusia meninggal ia akan berinkarnasi kembali karena adanya

unsur-unsur ilahi yang terdapat dalam diri manusia itu. Kekristenan tidak mempercayai ketika

manusia meninggal ia lahir kembali, justru alkitab menulis ketika manusia meninggal ia akan

kembali kepada Allah yang menciptkannya (Pkh. 12:7), manusia akan kembali menjadi debu

tanah di mana awal ia diciptakan (Maz. 90:3; Ay. 34:15; 10:9). Bahan dasar manusia yang

berasal dari debu tanah tidak menjadikannya menjadi manusia yang memiliki unsur-insur yang

ilahi dalam dirinya, bahkan keberdosaan manusia membuat ia menjadi mahluk yang fana.

Thiesen berkata manusia menjadi mahluk yang hidup. Ketika manusia diciptakan maka ia

menjadi mahluk hidup yang berasal dari mahluk hidup lainnya.35 Manusia adalah mahluk yang

fana, ia terbatas serta tunduk pada hukum gravitasi. Apalagi ketika manusia jatuh dalam dosa,

maka keistimewaan yang diberikan Allah ketika awal ia diciptakan, hilang karena natur dosa

yang sudah melekat dalam diri manusia.

Semua manusia merupakan keturunan dari orang tua yang sama dan memiliki watak

yang sama, dan eksistensi Allah tak pernah dibatasi ruang apalagi waktu karena Dia adalah

Allah yang kekal (Why. 1:8; Yer. 10:10). Selain itu Alkitab juga secara gamblang

mengemukakan bahwa ciptaan dan Allah sendiri memiliki perbedaan yang sangat signifikan

karena Allah sebagai pencipta bagi manusia, tumbuh-tumbuhan dan binatang merupakan

buatan buatan tangan Allah sendiri (Kej. 1:1-26).

Dosa dan Keselamatan

Dosa adalah pelanggaran terhadap ukum Allah sebagaimana menurut Alkitab dalam

konteks doktrin kekristenan (1 Yoh. 3:4). Awal manusia jatuh dalam dosa bermula di Taman

Eden ketika Adam dan Hawa melanggar perintah TUHAN dengan memakan buah penge-

tahuan (Kej. 3; Rm. 5:12). Kejadian pasal tiga tidak menjabarkan tentang asal mula dosa,

melainkan penjelasan masuknya dosa dalam diri manusia.36 Akan tetapi jika menyelidiki Kitab

34Charles C Ryrie, 236. 35Ibid. 36Paul Enns, The Moody Hanbook Of Theology, 380.

Page 10: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Vol 3, No 1, Agustus 2020

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 23

Suci sumber dosa tentunya bermula dari si iblis, karena itu ia dijuluki sebagai pemberontak

dan pembohong (Yoh. 8:44). Dosa dalam bahasa Yunani disebut dengan hamartia yang berarti

melesat dari sasaran, atau meninggalkan jalan kebenaran. Dosa juga dapat disebut sebagai

suatu pemberontakan kepada Allah.

Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, maka semua umat manusia telah tercemar

karena Adam dan Hawa mewariskan dosa keturnanan. Dampak dari dosa itu maut, dan maut

itu menyebabkan kematian kekal yang harus diterima umat manusia karena keberdosannya

(Rm. 3:23; 6:23). Dosa juga menyebabkan manusia tersesat (Mat. 18:11; Luk. 15:8, 24). Dosa

juga membuahkan penyakit fisik, walau tidak mutlak tetapi Alkitab menulis ada sakit penyakit

timbul karena dosa (Yoh. 4:14; Mat. 8:17). Adanya dosa yang diperbuat oleh manusia serta

hukuman yang akan ia terima, membuat ia memerlukan juruselamat untuk menolong manusia

agar dosanya diampuni dan menerima pembebasan dari pengaruh buruk dosa.

Kekristenan mengajarkan bahwa pengampunan dosa datang melalui Yesus Kristus (1

Yoh. 1:9; Yoh. 3:16; Tit. 3:5; Ef. 2:4-5). Selain berperan mengampuni dosa manusia, Kristus

berperan menjadi juruselamat untuk membebaskan manusia dari penghukuman dari dosa. Oleh

karena itulah, kematiannya di atas kayu salib membuat manusia diampuni, disucikan serta

diselamatkan agar tidak lagi maut berkuasa atas mereka yang percaya kepada-Nya (Rm. 8:1-2;

1 Tim. 1:15; 2 Tim. 1:9; Ibr. 1:17-19). Kehadiran Kristus bagi orang yang mempercayai-Nya

sebagai Juruselamat, menjamin mereka dosanya diampuni serta keseleamtan diberikan secara

pasti. Thiesen mengemukakan:

Dengan kemampuan-Nya untuk mengetahui lebih dahulu hal-hal yang akan terjadi,

maka sebelum Allah menciptakan manusia, Ia menyadari sepenuhnya bahwa manusia

akan jatuh ke dalam dosa serta akan hancur sama sekali. Sekalipun demikian, Allah

tetap menciptakan manusia untuk kemuliaan dan tujuan-Nya sendiri serta

merencanakan suatu jalan penebusan ketika di dalam Kristus, Allah telah memilih kita

sebelum dunia dijadikan , supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya (Ef.

1:4).37

Tidak mengakui adanya dosa dalam diri manusia dan menganggap hanya ada aspek

negatif dalam diri manusia sehingga tidak membutuhkan penyelamatan yang diajarkan oleh

GZB bertentangan dengan firman Tuhan. Alkitab telah menuliskan secara detail dan jelas

bagaimana manusia berdosa, dan apa dampak dari dosa itu. Di samping itu Alkitab memberi

petunjuk bahwa permasalah dosa dan hukumannya hanya bisa diselesaikan oleh Yesus Kristus

sebagai pemberi jalan. Itulah sebabnya kita Perlu mewaspadai ideologi GZB ini berpotensi

mengaburkan serta mengkerdilkan peran Kristus dalam diri orang percaya di masa kini.

Dengan mengakui Kristus hanya sebagai tokoh agama saja serta menolak penebusan yang

Kristus kerjakan bagi seluruh umat manusia dari kaca mata kekristenan, sejati ideologi GZB

ini merupakan persepsi yang keliru. Sebab, Alkitab mengajaran bahwa Kristus bukanlah tokoh

agama, melainkan salah satu pribadi dari Trinitas yang menciptakan dunia (Kej 1:1; Kol. 1:15-

37 Henry C Thiessen, Teologi Sistimatika, ed. Vernon D Doerksen, 8th ed. (Malang, 2010), 303.

Page 11: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis (Simon Petrus Siagian)

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 24

17).38 Pernyataan ayat-ayat Alkitab menegaskan bahwa Yesus memiliki sifat-sifat ilahi dalam

diri-Nya karena Yesus kekal, mahakuasa, mahahadir dan mahatahu (Yoh. 8:58; 17:5; Mat.

11:27; 18:20). Selain itu karya penebusan Kristus terjadi atas seluruh umat manusia (Yoh

3:16), bahkanPaulus secara lugas mengemukakan bahwa kematian Kristus untuk menanggung

seluruh dosa umat manusia yang ada di jagat raya ini (Ibr 9:29).

Setan Berpribadi

Apabila membaca keseluruhan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka setan

dituliskan secara detail sebagai pribadi yang jahat, licik dan seberusaha mungkin menjerat

orang percaya untuk jauh dari Tuhan. Ajaran Gerakan Zaman Baru yang mengemukakan

bahwa setan tidak diyakakini keberadaannya, tetapi hanya sebatas aspek negtif dalam kosmis

(dunia) ini. Dari sudut pandang teologis kekristenan tentunya ini salah dan keliru, karena

Alkitab secara detail menguraikan setan mempunyai eksistensinya seperti yang dituliskan oleh

Alkitab dalam(Ay. 1:-9, 12,; 2:1-4, 6-7). Setan berhadap-hadapan dengan Tuhan (Zak. 3:1-3).

Setan selalu mencobai Yesus dan orang percaya (Mat. 4:1-11, 1 Ptr.5:8). Setan terkadang

menyamar sebagai malaikat terang (1 Kor. 11:14), setan menggunakan tanda-tanda ajaib untuk

mengelabui manusia (2 Tes. 2:9), karena itu Alkitab menghimbau agar orang percaya waspada

dalam melawannya (Ef. 4:27, Ef. 6:11).

Ayat-ayat Alkitab di atas menunjukkan bagaimana keberadaan eksistensi setan,apa

yang ia perbuat serta motifnya yang ingin selalu menjerumuskan orang percaya untuk hidup

dalam perangkapnya. Apa yang tertulis dalam Alkitab menunjukkan bagaimana eksistensi

setan terlihat ada. Pendapat senada dikemukakan oleh Ryrie:

Jika seorang menerima Kitab Suci sebagai penyataan (wahyu) dari Allah, bukannya

sekadar catatan dari pemikiran manusia mengenai Allah, maka kenyataan adanya setan

tidak dapat disangkal. Setan tidak berkembang sebagai suatu mahluk pribadi; dia ada dan

bertindak secara aktif dari kitab terawal sampaiterakhir dalam Kitab Suci. Tujuh kitab

Perjanjian Lama mengajarkan mengenai kenyataan adanya Setan (Kejadian, 1 Tawarikh,

Ayub, Mazmur, Yesaya, Yehezkiel, Zakharia). Setiap penulis dari Perjanjian Baru

menegaskan mengenai kenyataan dan kegiatannya.”39

Sebagaimana kepercayaan GZB tidak mengakui setan dan menganggap hal yang buruk

itu ada karena adanya bagian negatif dari kosmis ini sangat tidak logis dalam bingkai ajaran

kekristenan. Alkitab menuliskan bahwa setan mahluk yang memperlihatkan ke-atribuatannya

sebagai penyebab hal yang buruk terjadi dalam orang percaya di dunia ini.

Enss mengemukakan Kitab Suci menyebutkan tiga gambaran utama dari personalitas

pada waktu membahas tentang setan. Setan merefleksikan bahwa ia memiliki intelek, di mana

melaluinya ia merencanakan dan ia cerdik dalam karyanya (Ef. 6:11). Karya penipuannya,

mengindikasikan kemampuannya untuk berpikir dan merencanakan suatu paket aksi di mana

ia akan sukses dalam menipu orang (Why. 12:9). Pengetahuannya dan fasilitas dengan Kitab

38 Trivena Ambarsari, Kristologi Doktrin Kristus (Surabaya: Momentum, 2009), 6.

Disusun oleh Trivena Ambarsari, Kristologi Doktrin Kristus. (Surabaya: Momentum, cet ke 3, 2009) 6. 39 Charles C Ryrie, Tologi Dasar I, 193-194.

Page 12: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Vol 3, No 1, Agustus 2020

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 25

Suci (dalam penipuan) lebih jauh menggambarkan inteleknya (Mat. 4:5-6). Emosi setan

terlihat dari keinginan dirinya sendiri di atas kasa Allah (Yes. 14:12-17).40 Tidak adanya setan

dan menyebut aspek negatif dari keilahian alam semesta merupakan penyimpangan ajaran dari

Alkitab. Alkitab menulis dan mengajarkan setan memiliki eksistensi, ia melawan Tuhan,

menipu dan menjerat manusia, serta menjerusmuskan setiap orang untuk hidup dalam dosa.

Apa yang terjadi dalam dunia ini sudah membuktikan eksistensi setan dan segala bentuk apa

yang diperbuatnya.

Berdoa dengan Mengosongkan Pikiran

Ensiklopedi Alkitab Masa Kini memberikan definisi doa sebagai perbuatan tertinggi

yang dapat dilakukan oleh roh manusia dan dapat juga dipandang sebagai persekutuan dengan

Allah, selama penekanannya diberikan kepada prakarsa Ilahi. Seseorang berdoa karena Allah

telah menyentuh rohnya.41 Sedangkan menurut White doa adalah nafas jiwa. Itu adalah rahasia

kuasa rohani. Tidak ada sarana kasih karunia lain yang dapat menggantikan, dan membuat

kesehatan jiwa terpelihara. Doa membawa hati dekat kepada Sumber kehidupan, dan menguat-

kan persendian dan otot pengalaman keagamaan. Melalaikan kebiasaan berdoa atau berdoa

secara tidak teratur, sekarang dan seterusnya, yang kelihatan nyaman, membuat engkau lepas

dari Allah.42

Saat membaca Alkitab, rangkain makna doa dapat dipahami dalam berbagai hal

diantaranya, doa sebagai bagian dari interaksi dengan Tuhan (Mat. 6:6), doa juga bagian dari

permohohanan agar mendapatkan kekuatan dari Allahserta meminta berkat kepada-Nya (2

Tes. 3:1; 1Tes. 13:18; ). Makna doa juga digambarkan dalam Alkitab sebagai sarana Tuhan

menyatakan maksud dan rencana-Nya untuk dilakukan oleh para hamba-Nya (Kis. 2). Ayat-

ayat yang ditulis dalam Alkitab mengenai berdoa tidak menunjukkan agar mengosongkan

pikiran supaya bersatu dengan alam smesta. Justru sebaliknya Alkitab mengajarkan ketika

berdoa, peran akal dan pikiran pun hadir disana karena ketika berdoa kepada Tuhan, kata-kata

yang diucapkan akal sehat atau pikiran berperan.

Kitab Suci tidak mengajarkan berdoa dengan cara bermeditasi, justru meditasi

merupakan bagian dari parktik-praktik yang mengandung unsur sinkritisme di dalamnya.

Meditasi dikatakan erat kaitannya dengan sinkristisme karena meditasi mengajarkan berfokus

pada alam semesta, sementara berdoa dalam perspektif Alkitab berfokus kepada Tuhan

sebagai pencipta hidup manusia. Hwang mengemukakan “latihan-latihan meditasi pada

akhirnya adalah sebuah bentuk pemujaan terhadap iblis.43 Mereka yang mengakui ketika

berdoa dengan cara bermeditasi mendapatkan ketenangan batin dan kedaiman, itu merupakan

hal semu. Padahal Alkitab telah jelas mengatakan bahwa jawaban dari seluruh kebutuhan dan

persoalan hidup ini ialah doa dan iman. Hal ini dikemuakan oleh rasul Paulus agar, "Janganlah

hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu

40Paul Enns, The Moody Hanbook Of Theology, 360–61. 41Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2007), 249. 42Ellen G. White, Pelayanan Injil (Bandung: Indonesia Publishing Hause, 1995), 226. 43Thomas Thwang, The Origin of Religions, 179.

Page 13: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis (Simon Petrus Siagian)

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 26

kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Fi. 4:6). Ajaran GZB

mengenai doa tentunya tidak diterima dalam ajaran Alkitab karena tidak menagndung

kebenaran di dalamnya.

KESIMPULAN

Sekalipun Gerakan Zaman Baru tidak melembaga dan tidak diakodinir oleh seseorang

namun GZB ini merupakan ancaman bagi iman kekristenan. GZB ancaman bagi kekristenan

karena pesatnya penyebaran yang ditopang oleh teknologi bahkan artis-arti dunia yang

membantu publisitas ideologi aliran ini. Sejarah telah mencatat walau aliran GZB ini mulai

merebak tahun tahun 1960 di California Amerika Serikat, namun faktanya pada masa kini

salah satu ancaman terbesar dalam kekristenan aliran ini layak disebut sebagai musuh bagi

gereja. Sebab ideologi GZB yang menggabungkan semua agama dan berbagai sekte terlihat

jelas mengandung paham yang bercampurkan mistik karena menyangkali adanya Sang

Pencipta dalam umat manusia dan menganggap manusia menjadi “tuhan” beserta ciptaan lain

lainya. GZB menjadi ancaman dalam kekristenan karena kehadirannya cenderung menyerang

kemurnian iman Kristen sehingga perlu diantisipasi setiap orang percaya. GZB menjadi

ancaman dalam ajaran kekristenan karena penyebar dan tokoh-tokohnya juga sering sekali

bertopeng mengaku Kristen tetapi menerima ideologi GZB. Jargon yang dikumandangkan

oleh penganut GZB dalam menawarkan kedamaian yang bersifat semu menjadi tamparan bagi

setiap orang yang mengakui pengikut Kristus sejati namun tidak berdampak bagi sesama.

Melihat kehidupan spiritual yang semakin diabaikan dalam kehidupan bahkan agama

formal saling mengklaim satu dengan yang lainsiapa lebih benar, maka kehadiran ideologi

GZB perlu diantisipasi khususnya oleh orang Kristen agar semakin menguatkan keyakinannya

serta kehidupannya berdampak kepada sesama. Kehadiran GZB ini menjadi warningbagi

orang Kristen, jika mengakui pengikut Kristus sejati maka berdampaklah bagi orang yang

membutuhkan, sebab ketika mengaku pengikut Kristus maka buah yang dihasilkan dari

keeratan bersama Kristus akan dirasakan oleh orang lain. Kehadiran GZB semakin mendorong

orang percaya agar semakin mendekatkan diri kepada Tuhan melalui pengenalan yang benar

kepada Tuhan, seperti intim bersekutu, dan rajin dalam mempelajari Alkitab.Tujuannya agar

ketika ada pengajaran yang salah dapat diketahui bukan malah menjadi korban apalagi sampai

tersesat, sebab Tuhan secara tegas mengemukakan umat-Nya binasa kerena tidak

berpengetahuan firman Allah (Hos. 4:6).

REFERENSI

Alkitab. Jakarta: LAI, 2010.

“AWAS BAHAYA GERAKAN ZAMAN BARU (NEW AGE MOVEMENT) | Pondok

Tadabbur.” Accessed July 27, 2020. http://www.fadhilza.com/2011/02/kehidupan-

manusia/awas-bahaya-gerakan-zaman-baru-new-age-movement.html.

Charles C Ryrie. Tologi Dasar I. 17th ed. Yogyakarta: ANDI, 2010.

Dougla R. Groothuis. Membuka Topeng Gerakan Zaman Baru. 3rd ed. Surabaya: Momentum,

2008.

Ellen G. White. Pelayanan Injil. Bandung: Indonesia Publishing Hause, 1995.

Page 14: Mengkritisi Gerakan Zaman Baru secara Teologis

Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Vol 3, No 1, Agustus 2020

Copyright© 2020, Voice of HAMI, e-ISSN: 2656-1131, p-ISSN: 2622-0113 | 27

Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2007.

H Berkhof & Enklaar. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.

Henry C Thiessen. Teologi Sistimatika. Edited by Vernon D Doerksen. 8th ed. Malang, 2010.

Herlianto. Humanisme Dan Gerakan Zaman Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1996.

Jan S. Aritonang. Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2010.

Maman Abdurahman, Sambas Ali Muhidin, Ating Somantri. Dasar-Dasar Metode Statistika

Untuk Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.

“Memahami Gerakan Zaman Baru Secara Proporsional.” Accessed July 27, 2020.

http://www.glorianet.org/index.php/manati/1062-gerakan.

“NARUTO, Dkk.: ‘NEW AGE MOVEMENT.’ | SABDA Space - Komunitas Blogger

Kristen.” Accessed July 27, 2020.

https://www.sabdaspace.org/naruto_dkk_new_age_movement.

Nolan, Albert. Jesus Today. Yogyakarta: Kanisius, 2009.

Paul Enns. The Moody Hanbook Of Theology. Malang: SAAT, 2010.

Ruth H. Tucker. Anathor Gospel. Malang: Gandum Mas, 2007.

Theodore Roszak. Unfinished Animal. New York: Harper and Row, 1977.

Thomas Thwang. The Origin of Religions. Korea: AMI Publikasi, 2013.

Tony Evans. Teologi Allah. Malang: Gandum Mas, n.d.

Trivena Ambarsari. Kristologi Doktrin Kristus. Surabaya: Momentum, 2009.