Page 1
Hubungan Antara Pemberian Dukungan Sosial
dari Suami dengan Tingkat Kec:emasan
Menghadapi Kelahiran Bayi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Kesarjanaan Psikologi
Disusun oleh
ZAHROTUL HUMAIROH
103070029026
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hiclayatul!ah
Jakarta
1428 H / 2007 M
Page 2
Hubungan Antara Pemberian Dukungan Sosial
dari Suami dengan Tingkat Kecemasa.n
Menghadapi Kelahiran 13ayi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Kesarjanaan Psikologi
Pembimbing I
Oleh
ZAHROTUL HUMAIROH
103070029026
Di bawah Bimbingan
Pen:~I
Dra. Aqustyawati, M. Phil, Sne Nip. 132 121 898
Neneng Tati Sumiati, M. Si Nip. 150 300 679
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
1428 H / 2007 M
Page 3
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN
DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN
MENGHADAPI KELAHIRAN BAYI telah diujikan dalam sidang munaqosyah
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 27 Desember 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana program strata 1 {S1) pada
Fakultas Psikologi.
Jakarta, <~7 Desember 2007 ,,
Sidang Munaqosyah
kap Anggota
Hartati M. Si 15 938
Anggota
Pembimbing I
~w__ Dra. Agustyawati. M. Phil. Sne
Nip. 132 121 898
Penguji II
Nmumg T:.:t Ms; Nip. 150 300 679
Pembimbing II
Noooog T~;, M.s; Nip. 150 300 679
Page 4
MOTTO
Di Kehidupan Ini Hal-Hal Yang Sulit dan Tidak Mungkin
Sering Kali Hanya Karena Kita Tidak Mau Sungguh-
Sungguh dalam Melakukan don Memper,juangkannya
(Happy Sugiarto Tjandra)
Hidup Ini Adalah Suatu Petualangan Yang Berani
Atau Bukan Apa-Apa
(Helen Keller)
S/(ripsi ini fi.Jufedi/?.gsi/?.gn untuf( f&dua orang tuak,u tersayang
.Jlyafzanda J{. :M.. Zaini dan I6unda 'Iati Jfartati, lig,f<g/(dan nenek,fi.Jt,
saudara-saudaral(u; :NUtjanafz, :Nurfzasa11, .JI6du{ Jfaris, .Jlyanifz,
.Jlfimad :M.ufzsin, St. J{emawat~ :M.arfiamafz, .Jlgus Susifo, Si 6ungsu
Jfamrfan rfan l<§ponak,an-f&pona/(s.mfi.Jt yang ftucirztai
Page 5
(A) Fakultas Psikologi (B) Desember 2007 (C) Zahrotul Humairoh (D) Hubungan antara Pemberian Dukungan Sosial dari Suami dengan
Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Pada lbu Hamil. (E) xvii + 94 halaman (F) Latar Belakang
Kehadiran seorang anak sangat diharapkan oleh pasangan yang sudah menikah. Tetapi selama mengandungnya, sang ibu sering kali merasakan kecemasan, khususnya ketika menjelang kelahiran bayinya. hal-hal yang dicemaskannya salah satunya adalah takut bayinya lahir cacat, meninggal atau takut tidak dapat membiayai kehidupan bayinya kelak. Kecemasan yang dialami ibu hamil ini sangat berbahaya bagi ibu hamil maupun janinnya. Oleh karenanya ibu hamil membutuhkan dukungan sosial dari orang sekitarnya, khususnya suami yang merupakan orang terdekatnya. Tetapi benarkah ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya?
Dukungan sosial didefinisikan sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima individu dari orang lain {individu atau kelompok). Dukungan tersebut bisa berasal dari suami, keluarga, kerabat atau teman. Dukungan sosial yang dimaksud disini meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan integritas sosial. Sedangkan kecemasan adalah suatu emosi yang tidak menyenangkan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang sebagai respon dari situasi tertentu yang mengancam mengenai masa-masa mendatang yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda. Kecemasan menghadapi kelahiran bayi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecemasan yan!J rill; yaitu takut bayi lahir cacat, meninggal, takut bayi bernasib buruk dan takut tidak dapat membiayai kehidupan bayinya kelak. Kecemasan yang dialami ibu hamil dapat dilihat dari gejala-gejala kecemasan yang dialaminya yang meliputi kecemasan mengenai masa depan, ketegangan motorik dan overaktivitas otonomik. Sedangkan ibu hamil yang dimaksud adalah ibu harnil yang usia kehamilannya berada pada trimester ketiga.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui iKorelasi antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghadapi kelahiran bayi, serta diharapkan dapat memberikan solusi pada ibu hamil terhadap persoalan kecemasan menghadapi kelahiran bayi.
Page 6
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode pene!itian korelasiona!. Subjek pene!itian ini adalah 30 orang responden yang diambil dengan teknik accidental sampling. Instrument pengumpulan data adalah skala model Likert. Bentuk pengolahan dan penghitungan data statistik menggunakan program SPSS versi 12. Untuk menguji validitas digunakan korelasi product moment dari Pearson dan untuk menguji reliabilitas digunakan Alpha Croncbah. Untuk menguji hipotesis penelitian peneliti menggunakan Spearman Rho. Re!iabilitas untuk ska!a dukungan sosial adalah 0.901 sedangkan reliabilitas untuk skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi adalah 0.918.
Berdasarkan analisis korelasi Spearman Rho terhadap hipotesis yang diajukan, diperoleh hasil p hitung (-0.235) lebih kecil dari pada Ptabel pada taraf signifikansi 5% maupun 1% (0.364 & 0.478) yang berarti tinggi atau rendahnya kecemasan yang dialami ibu hamil tidak ada hubungannya dengan tinggi atau rendahnya dukungan yang diberikan oleh suaminya. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengambil sample dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih luas lagi sehingga penelitian ini lebih representatif.
(G) Bahan bacaan: 29 (1977-2006)
Page 7
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada P,llah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah serta kasih sayangnya yang tak
terhingga kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam, nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zarnan kegelapan
menuju zaman yang terang benderang dengan agama Allah dan iimu-ilmu
pengetahuan.
Skripsi ini disusun sebagai sa!ah satu persyaratan menyelesaikan program
pendidikan S1 Fakultas Psiko!ogi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari apa yang diuraikan dalam hasil penelitian ini tidak
lah sempurna. Pasti didalamnya tak luput dari kekurangan dan keterbatasan.
Dalam penulisan skripsi ini banyak pelajaran yang dapat penulis peroleh, baik
itu ketika mengalami kesulitan, kebingungan, dan menghadapi tantangan.
Namun hal tersebut dapat penulis hadapi dengan penuh kesabaran dan tetap
optimis berkat adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penu!is menyampaikan rasa hormat dan
menguncapkan terima kasih yang amat mendalam kepada:
1. Jbu Ora. Hj. Netty Hartati, M. Si, selaku dekan fakultas psikologi yang
telah memberikan bimbingan dan arahan agar penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini.
2. lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M. Si, selaku pudek I, yang telah
membimbing dan memberikan inspirasi kepada penulis.
Page 8
3. lbu Ora. Agustyawati, M. Phil. Sne, selaku dosen pembimbing I yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan, mencurahkan pikiran serta memberikan
motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ini.
4. lbu Neneng Tati Sumiati, M.Si, selaku dosen pembimbing 11, yang telah
membimbing penulis dengan penuh perhatian, meluangkan waktu dan
mencurahkan pikiran untuk membantu penufis dalam menyelesaikan
karya tulis ini.
5. Bapak Prof. Dr. Hamdan Yasun, M. Si, selaku dosen pembimbing
akademik dan seluruh dosen pengajar yang telah rnembirnbing penulis
selama menjadi mahasiswi di fakultas psikologi.
6. Kedua orang tuaku tersayang yang selalu memberlkan dukungan,
curahan kasih sayang, perhatian dan nasehat dengan penuh
keikhlasan. Semoga Allah sefalu memberikan rahmat dan kesehatan
serta membafas segala kebaikan mereka berdua, amin.
7. Kakak-kakakku tersayang ; Nurjanah, Nurhasan, Abdul Haris, Ayanih,
Ahmad Muhsin, St. Hernawati, Marhamah, Agus Susilo, Terima kasih
atas segala motivasi, dukungan dan ide-ide yang telah diberikan
kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
8. Adikku tercinta Si bungsu Hamdan, dan keponakan-keponakanku
tersayang; Abaca, Bilal, Hasib, Ozaki, Fudoil, Umar, lbnu, Aisha,
Chiqoh dan lbtisam. Terima kasih, bermain dengan kalian dapat
mengurangi stress penulis selama menyelesaikan karya tulis ini.
9 .. Kakek dan nenekku, seluruh paman dan bibiku, khususnya cing Subur
dan bi Y ati yang telah memberikan ide dan membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
Page 9
10. Muhamad Iqbal, yang selalu memberikan dukunga11, motivasi,
pengertian dan perhatian sehingga penulis dapat lebih bersernangat
dalam menyelesaikan karya tulis ini.
11. Seluruh teman-teman psikologi angkatan 2003, khususnya sahabat
sahabatku; Anis, Evi, Ais, Eti, Rini, Aini, Santi, Nurul, Rida, Maya,
Cindai, lkcha, Vita, Dian dan sahabatku Ela, Terima kasih banyak atas
segala dukungan dan persahabatan yang telah kalian berikan,
semoga persahabatan kita abadi selamanya.
12. Bd. Marfuah, Bd Huzaimah, Bd Tuti, dan mba Ela yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan try out.
13. Bpk. Salman M. Noer, S.Psi (Direktur Sal&Zhem Connection), dan
rekan-rekan kerjaku khususnya St. Rahmah dan St. Humairoh yang
telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
14. Sudin Kesehatan, khususnya Bpk. Ceppy yang telah membantu
penulis dalam mendapatkan izin penelitian, Kepala Sadan Kesatuan
Bangsa U/P walikotamadya Jakarta Baral, dr. Ridwan (kepala
Puskesmas kecamatan Kalideres), dr. Janawati Abbas, Bd. Eva,
Bpk. Heru dan segenap staf Puskesmas kecamatan Kalideres yang
telah membantu penulis dalam melaksanakan pern~litian.
15. Terima kasih kepada pihak-pihak lain yang tidal< dapat penulis
sebutkan satu persatu, semoga Allah memberikan balasan yang
berlipat ganda. Amin.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang umumnya
dan bagi dunia psikologi khususnya.
Jakarta, Desember 2007
Penulis
Page 10
DAFTAR ISi
Halaman Judul. .................................................................................. i
Lem bar Persetujuan ........................................................................... ii
Lembar Pengesahan .......................................................................... iii
Motto ............................................................................................. .iv
Abstrak ............................................................................................ v
Kata Pengantar. ............................................................................... vii
Daftar lsi. .......................................................................................... x
Daftar T abel. ................................................................................... xiv
Daftar Gambar ................................................................................. xv
Daftar Lampiran .............................................................................. xvi
Bab 1
1. 1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
Bab 2
2.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah .................................................. 1
ldentifikasi Masalah ........................................................ 8
Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 9 ~
Tujuan Penelitian ........................................................... 10
Manfaat Penelitian ......................................................... 10
Sistematika Penulisan .................................................... 11
KAJIAN TEORI
Pemberian Dukungan Sosial dari Suami. ............................ 13
2. 1.1. Pengertian Dukungan Sosial ................................. 13
2.1.2. Komponen Dukungan Sosial.. ................................ 15
2.1.3. Sumber Dukungan Sosial. ................................... 19
Page 11
2.1.4. Pengaruh Dukungan Sosial. ................................. 21
2.1.5. Dukungan Sosial dari Suami. ................................ 22
2.2. Kecemasan .................................................................. 24
2.2.1. Pengertian Kecemasan ....................................... 24
2.2.2. Jenis-Jenis Kecemasan ....................................... 26
2.2.3. Sumber Kecemasan ........................................... 27
2.2.4. Proses Terjadinya Kecemasan .............................. 28
2.2.5. Keluhan, Gejala Umum Kecemasan ....................... 31
2.3. Kelahiran Bayi. .............................................................. 33
2.4.
2.5.
Bab 3
3.1.
2.3.1. Pengertian Kelahiran Bayi .................................... 33
2.3.2. Tahap-Tahap Melahirkan ..................................... 33
2.3.3. Bahaya Perkembangan Pra Kelahiran ..................... 36
2.3.4. Komplikasi Melahirkan ......................................... 37
2.3.5. Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi ................. 39
2.3.6. lbu Hamil. ........................................................ .42
Kerangka Berfikir. .......................................................... 45
Pengajuan Hipotesis ...................................................... .48
METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian ............................................................. 50
3.1.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................... 50
3.1.2. Variabel Penelitian, Definisi Variabel dan Definisi
Operasional. ..................................................... 50
3.2. Pengambilan Sampel. .................................................... 53
3.2.1. Subjek Penelitian ................................................ 53
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel. ............................... 53
3.3. Pengumpulan Data ........................................................ 54
3.3.1. Metode Pengumpulan Data .................................. 54
Page 12
3.4.
3.5.
Bab 4
4.1.
3.3.2. lnstrumen Penelitian ........................................... 54
3.3.3. Teknik Uji lnstrumen ........................................... 57
Teknik Analisa Data ....................................................... 59
Prosedur Penelitian ........................................................ 60
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
Gambaran Urn um Responden Penelitian ............................ 62
4.1.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
Responden ........................................................ 62
4.1.2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
Kehamilan ........................................................ 63
4.1.3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah
Kehamilan Yang Pernah Dialami. .......................... 64
4.1.4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan
Responden ........................................................ 64
4.1.5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir Responden ........................................... 65
4.2. Uji lnstrumen Penelitian .................................................. 66
4.2.1. Hasil Uji Validitas Skala Dukungan Sosial.. ............. 66
4.2.2. Hasil Uji Validitas Skala Kecemasan Menghadapi
Kelahiran Bayi. .................................................. 70
4.2.3. Hasil Uji Reliabilitas Skala Dukungan Sosial dan Skala
Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi.. ............... 72
4.3. Uji Persyaratan ............................................................. 74
4.3.1. Uji Normalitas ....................................................... 74
4.4. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................ 77
4.4.1. Kategorisasi Skor Skala Dukungan Sosial.. ............. 77
Page 13
Bab 5
5.1.
5.2.
5.3.
4.4.2. Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Menghadapi
Kelahiran Bayi. ................................................... 78
4.4.3. Uji Hipotesis ...................................................... 79
4.4.4. Hasil Utama Penelitian ........................................ 81
4.4.5. Hasil Penelitian Tambahan ................................... 81
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................. 85
Diskusi ........................................................................ 85
Saran .......................................................................... 95
5.3.1. Saran Teoritis .................................................... 95
5.3.2. Saran Praktis ..................................................... 96
DAFT AR PUST AKA
LAMPI RAN
Page 14
DAFT ART ABEL
3.1. Tabel Blue Print Skala Dukungan Sosial ........................................ 54
3.2. Tabel Blue Print Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi ......... 56
3.3. Tabel Skoring lnstrumen ............................................................ 57
4.1. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Responden ... 63
4.2. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Kehamilan ..... 63
4.3. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan
Yang Pernah Dialami ................................................................. 64
4.4. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan
Respond en .............................................................................. 65
4.5. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Responden .............................................................................. 65
4.6. Tabel Blue Print Dukungan Sosial Hasil Try Out.. ............................. 66
4.7. Tabel Blue Print Skala Dukungan Sosial Yang Digunakan Dalam
Penelitian ................................................................................ 68
4.8. Tabel Blue Print Kecemasan Hasil Try Out. ................................... 70
4.9. Tabel Blue Print Skala Kecemasan Yang Dlgunakan Dalam
Penelitian ................................................................................. 71
4.10. Tabel Norma Reliabilitas ............................................................ 73
4.11. Tabel Hasil Uji Normalitas Skala Dukungan Sosial ........................... 75
4.12. Tabel Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan ................................. 76
4.13. Kategorisasi Skar Skala Dukungan Sosial. ..................................... 78
4.14. Kategorisasi Skar Skala Kecemasan ............................................. 79
4.15. Nilai Koefisien Korelasi Dukungan Sosial dengan Kecemasan ............ 80
Page 15
DAFT AR GAMBAR
2.1. Bagan Kerangka Berfikir ........................................................ .45
4.1. QQ Plot Skala Dukungan Sosial. ............................................... 76
4.2. QQ Plot Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi. ................. 77
Page 16
DAFT AR LAMPI RAN
Lampiran 1 Reliabilitas Skala Dukungan Sosial
Lampiran 2 Reliabilitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Lampiran 3 Validitas Skala Dukungan Sosial
Lampiran 4 Validitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Lampiran 5 Data Try Out
Lampiran 6 Data Hasil Penelitian
Lampiran 7 Hasil Uji Korelasi Spearman Rho
Lampiran 8 Skala Dukungan sosial dan Skala kecemasan try out
Lampiran 9 Skala Dukungan Sosial dan Skala Kecemasan Menghadapi
Kelahiran Bayi yang digunakan dalam penelitian
Lampi ran 1 O Hasil Uji Normalitas Skala Dukungan Sosial
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran
Bayi
Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 13 Surat Pengantar Dari Wa!ikotamadya Jakarta Barat
Lampiran 14 Surat lzin Penelitian
Page 17
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LAT AR BELAKANG MASALAH
Menikah adalah sesuatu yang sangat didambakan setiap pasangan pria dan
wanita yang telah siap menjalin hubungan yang lebih si~rius. Pemikahan juga
merupakan salah satu tugas perkembangan bagi seseorang yang telah
dewasa. Setelah menikah biasanya sepasang suami istri sangat
mendambakan anak sebagai penerus garis keturunan mereka dan perekat
cinta kasih keduanya. Biasanya hadirnya seorang anak bukan hanya
didambakan oleh kedua orang tuanya, tetapi juga sangat didambakan kakek
dan neneknya.
Kehadiran seorang anak sangat diharapkan oleh pasangan yang sudah
menikah. Kehadirannya merupakan hal yang amat istimewa bagi semua
keluarga. Tangisan bayi merupakan nyanyian terindah bagi ibu bapaknya dan
senyuman puas bagi kakek, nenek dan keluarga lainnya. Karenanya ketika
seorang istri mengabarkan kepada suaminya bahwa ia hamil, tentu saja
suaminya akan sangat bahagia, begitu pula kakek dan neneknya.
Page 18
Ketika seorang istri hamil, maka dalam dirinya akan dihinggapi berbagai
macam perasaan, mulai dari perasaan bahagia, benci, senang, sedih,
gembira, gelisah, putus asa ataupun rasa cemas. Rasa-rasa tersebut akan
semakin intensif menjelang kelahiran bayi. Hal itu sesuai dengan pendapat
Kartini Kartono ( 1992) yang menyatakan bahwa pada setiap wanita baik
yang bahagia maupun yang tidak bahagia apabila dirinya hamil, pasti akan
dihinggapi campuran perasaan, yaitu: Rasa kuat dan berani menanggung
segala cobaan, dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan benci,
keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia, harapan
penuh kegembiraan, dan kecemasan, yang semuanya menjadi semakin
intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya.
2
Menurut Dagun (2002) salah satu ha! yang dirasakan ibu hamil semasa
kehamilannya adalah rasa cemas. Rasa cemas yang dialami ibu hamil terjadi
mulai tiga bulan pertama masa kehamilan dan kembali lagi terjadi tiga bulan
menjelang melahirkan. Menurut Kartini Kartono (1992) banyak hal yang
menyebabkan seorang ibu mengalami kecemasan menghadapi kelahiran
bayinya. Kegelisahan dan kecemasan yang dialami oleh ibu hamil
disebabkan karena beberapa hal yaitu: takut mati, trauma kelahiran,
perasaan bersalah atau berdosa dan ketakutan rill. Yang dimaksud dengan
ketakutan rill antara lain adalah takut kalau bayi lahir cacat, takut bayi
bernasib buruk diakibatkan oleh dosa-dosa ibunya di masa silam, takut beban
Page 19
3
hidup semakin berat karena kelahiran anggota keluarga baru, munculnya
elemen ketakutan yang sangat mendalam dan tidak disadari, kalau ia akan
dipisahkan dari bayinya dan takut kehilangan bayinya yang sering muncul
sejak masa kehamilan sampai waktu melahirkan bayinya yang diperkuat oleh
rasa berdosa atau bersalah.
Kecemasan-kecemasan tersebut mungkin dapat bertambah ketika ibu hamil
mendengar atau melihat di televisi ataupun di media cetak tentang berita
yang berkaitan dengan bayi yang lahir tidak sempurna. Seperti adanya
berita tentang anak yang lahir dengan tiga kaki, bibir sumbing, lahir tanpa
tangan dan kaki, lahir kembar tetapi bagian tubuhnya menyatu, atau bayi
yang lahir tan pa tengkorak kepala dan lain sebagainya. 13erita-berita
tersebut dapat menjadikan seorang ibu merasa cemas dan takut kalau
bayinya mengalami nasib yang sama.
Selain itu pengalaman yang pernah dialami ibu hamil ataupun keluarganya
juga dapat membuat ibu hamil mengalami kecemasan yang tinggi; misalnya
pernah keguguran, pernah melahirkan bayi yang cacat, pernah melihat adik
atau kakak meninggal setelah melahirkan bayinya, atau mungkin pemah
melahirkan bayi yang ternyata sudah meninggal dalam kandungan.
Page 20
4
Sebenarnya cemas merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap ibu hamil,
asalkan rasa cemas itu tidak berlebihan. Sedikit rasa cemas dapat
membantu ibu hamil untuk waspada dan selalu menjaga kesehatan dirinya
serta janin yang ada dalam kandungannya, tetapi sebaliknya bila kecemasan
yang tinggi dan berlebihan dapat merugikan ibu beserta bayi dalam
kandungan. Kecemasan yang berlebihan dapat mempengaruhi kontraksi
uterin yang menyebabkan proses kelahiran lebih lama dan kemungkinan
untuk terjadi komplikasi lebih besar. Kecemasan juga menyebabkan banyak
makan dan pertambahan berat badan yang berlebihan dalam kehamilan dan
selanjutnya akan menyulitkan persalinan. Karena itulah saat ini sebagian ibu
hamil banyak yang melahirkan tidak normal. Sebagian melahirkan dengan
bantuan alat seperti vacuum a tau cesar misalnya. Kelahiran yang tidak
normal tentu saja sangat menyulitkan dan merugikan ibu maupun bayinya.
Bila di vacuum, kepala bayi tidak berbentuk normal. Kelahiran dengan
vacuum dapat membuat kepala bayi sedikit lebih lonjong sedangkan
kelahiran dengan cesar akan mengakibatkan si ibu lebih merasakan sakit
yang lebih lama.
Kecemasan yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil mengalami
kontraksi palsu dan kontraksi yang tidal< teratur, yang clapat menyebabkan
ketidakteraturan dalam pemasokan udara kepada bayi. Bayi yang lahir
melalui proses kelahiran yang cukup lama menyesuaikan diri Jebih lambat
Page 21
dengan dunia mereka dan lebih mudah marah. Hal ini sesuai dengan apa
yang dikatakan oleh Ottinger & Simmons (1964), yang mengatakan satu
investigasi memperlihatkan hubungan antara kecemasan ibu selama
kehamilan dan kondisi bayi yang baru lahir ( Santrock, 1995). Hasil dari
investigasi tersebut menyatakan bayi ibu yang lebih cemas menangis lebih
banyak sebelum diberi makan dari pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
kurang cemas.
5
Karenanya, kecemasan dan kegelisahan yang tinggi yang dialami ibu hamil
selain dapat mempersulit proses melahirkan, membahayakan kesehatan dan
perkembangan janin, juga dapat mempengaruhi kondisi bayi setelah
dilahirkan.
Kontraksi palsu yang terjadi karena kecemasan pernah dialami oleh seorang
ibu berinisial S yang tinggal di daerah Kalideres Jakarta Barat Pada saat
usia kehamilannya 8 bulan 15 hari. la merasakan kontraksi yang amat kuat.
Ketika diperiksa bidan, sudah pembukaan dua. Sehingga suaminya yang
panik langsung memutuskan membawa istrinya ke Rumah Sakit Umum
Tangerang. Ternyata setelah diperiksa di rumah sakit, beium terjadi
pembukaan apapun. Bidan di rumah sakit tersebut mengatakan kalau ibu S
mengalami kontraksi palsu.
Page 22
6
Ternyata kontraksi palsu ini tidak hanya sekali dialami oleh ibu S.
empat hari kemudian ibu S mengalami hal yang sama setelah semalaman
berada di rumah sakit. Mungkin yang dialami ibu S ini dikarenakan
kecemasan dalam mengahadapi kelahiran bayinya, karena ketika penulis
bertanya apakah ibu S merasa cemas, ia menjawab kalau dirinya memang
cemas, karena sebelumnya adik ibu S pernah kehilangan bayinya. Bayi adik
ibu S meninggal di dalam kandungan karena meminum air ketuban. Karena
itulah ibu S merasa cemas dan ingin segera melahirkan bayinya. la khawatir
bayinya akan mengalami nasib yang sama dengan bayi adiknya, yaitu
meninggal di dalam kandungan. Ketika penulis menanyakan tentang
suaminya, ibu S mengatakan kalau suaminya sangat sibuk dengan
pekerjaannya. Hal itu membuatnya jarang ada di rumah sehingga ia jarang
menemaninya di rumah, jarang ikut serta meringankan pekerjaan rumah dan
lain sebagainya.
Dari kasus yang dialami oleh ibu S ini, apakah kecemasan yang tinggi
tersebut terjadi dikarenakan tidak ada dukungan dari lin9kungan sekitar
khususnya suami, misalnya karena terlalu sibuk bekerja atau tidak
menginginkan anak yang sedang dikandung, suami menjadi kurang
memperhatikan, kurang mendengarkan keluh kesah istri yang sedang hamil,
tidak memberikan nasehat, dan sebagainya?
Page 23
Apakah bila ada dukungan yang positif dari keluarga khususnya suami yang
selalu mengerti kondisi sang istri, memberinya kasih sayang, ikut membantu
meringankan pekerjaan istri, membantu memecahkan perhatian istri dari
kekhawatiran dan kecemasan dengan meningkatkan suasana hati yang
positif, maka kecemasan dari istri yang sedang hamil bisa diminimalisir?
Sehingga kecemasan yang dialaminya menjadi rendah?
Penelitian sebelumnya pernah membahas tentang dukungan suami dan
penyesuaian diri ibu hamil terhadap kehamilannya. Penelitian tersebut
dilakukan terhadap 26 pasangan suami istri yang tengah menghadapi
kehamilan di California. Menurut Johanna Gladieux (dalam Dagun, 2002)
kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa dukungan suami
terhadap istri menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang
dalam diri istri sehingga istri akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan
situasi kehamilan. Suami adalah orang pertama dan utarna dalam
memberikan dorongan kepada istri sebelum pihak lain ikut memberikan
dorongan.
7
Dengan adanya penelitian di atas, apakah dukungan sosial yang diberikan
suami tidak hanya berhubungan dengan penyesuaian istri dalam menghadapi
situasi kehamilan saja, tetapi juga berhubungan dengan tingkat kecemasan
istri dalam menghadapi kelahiran bayi?
Page 24
8
Dari fenomena yang ada diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti
lebih lanjut tentang "Hubungan Antara Pemberian Dukungan Sosial Dari
Suami Dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Pada !bu
Hamil".
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, maka penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan dukungan sosial?
2. Dukungan sosial seperti apa yang dibutuhkan ibu hamil?
3. Siapa saja yang memiliki potensi untuk memberikan dukungan
sosial?
4. Apakah tingkat kecemasan ibu hamil dipengaruhi oleh besar kecilnya
dukungan yang didapatkan dari suami?
5. Apakah ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami
dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil?
1.3. PEMBAT ASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari sasaran yang dikehendaki, maka
dalam karya tulis ini diperlukan adanya pembatasan masalah.
Page 25
Adapun pemberian dukungan sosial dari suami yang dimaksud penulis
dalam penelitian ini adalah dukungan atau bantuan yan9 diberikan oleh
suami, yang meliputi dukungan instrumental (seperti menyiapkan materi
sesuai dengan kebutuhan, membantu menyelesaikan pekerjaan dan
menyiapkan kebutuhan sendiri), dukungan emosional (seperti memberi
semangat, perhatian, mengekspresikan kasih sayang clan mendengarkan
keluh kesah), dukungan penghargaan ( seperti memberi keyakinan positif
atas ide atau perasaan istri), dukungan informasi (seperti memberi informasi
perkembangan proses melahirkan dari media, memberi nasehat, dan
bimbingan) dan integritas sosial (seperti mengajak rekreasi, tetap
mengizinkan istri melasanakan aktivitas seperti biasa dan meningkatkan
suasana hati yang positif).
9
Sedangkan kecemasan dalam penelitian ini adalah kecemasan yang ditandai
oleh gejala-gejala kecemasan berdasarkan PPDGJ Ill yaitu: kecemasan
tentang masa depan (khawatir bayi akan bernasib buruk, merasa seperti di
ujung tanduk, clan sulit berkonsentrasi); ketegangan motorik (gelisah, sakit
kepala, gemetaran clan tidak dapat santai); clan overaktivitas otonomik
(berkeringat, sesak nafas, pusing kepala clan jantung berdebar-debar dan
mulut terasa kering).
Page 26
IO
Sedangkan lbu hamil pada penelitian ini dibatasi pada ibu hamil trimester
ketiga. Karena pada trimester inilah biasanya ibu hamil merasa lebih cemas
karena waktu melahirkan semakin dekat
Adapun rumusan masalah dalam penelitian adalah :
"Apakah ada hubungan antara dukungan sosial yang diberikan suami dengan
kecemasan dalam menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil?"
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang hendak dicapai penulis dalam penelitian kali ini
adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan antara pemberian dukungan sosial dari
suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil.
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan solusi terhadap
persoalan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil.
1.5. MANFAAT PENELITIAN
Secara teoritis hasil penelitian. ini diharapkan dapat menambah khazanah
keilmuan yang dapat digunakan sebagai literatur tambahan khususnya di
bidang psikologi perkembangan dan psikologi klinis.
Page 27
II
Sedangkan secara praktis, manfaat dari penelitian ini adalah:
• Diharapkan dapat memberi informasi kepada ibu hamil dan keluarganya
tentang hubungan antara dukungan sosial yang diberikan oleh suami
dengan tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil.
• Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengurangi kecemasan
pada ibu hamil menjelang kelahiran bayinya.
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk lebih memudahkan pembahasan dan penulisan, maka penulis
menyusunnya dalam beberapa bab, dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Mencakup latar belakang masalah atau alasan pemilihan pokok
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab 2 Kajian Teori
Membicarakan landasan teori yang dipergunakan untuk melihat
permasalahan yang diteliti, kerangka berfikir, dan pengajuan
hipotesis.
Page 28
Bab 3 Metodelogi Penelitian
Mencakup jenis dan pendekatan penelitian, variabel penelitian,
pengambilan sampel, pengumpulan data dan prosedur penelitian.
Bab 4 Presentasi dan Analisa Data
12
Membahas tentang analisis hasil penelitian yang meliputi gambaran
umum responden, hasil uji instrument penelitian, hasil uji
persyaratan dan deskripsi hasil penelitian.
Bab 5 Penutup
Mencakup kesimpulan, diskusi dan saran.
Page 29
BAB2
KAJIAN TEORI
2.1. PEMBERIAN DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI
2.1.1. Pengertian Dukungan Sosial
Manusia merupakan makhluk sosial yang keberadaannya selalu
mernbutuhkan keberadaan orang lain. Manusia selalu mernbutuhkan orang
lain dimanapun ia berada untuk saling tolong menolong, dukung mendukung
dan bekerja sama.
Sarafino (1997) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan,
• perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima individu dari orang lain
(individu atau kelompok). Dukungan sosial merupakan faktor sosial yang
berasal dari luar individu dan berguna untuk meningkatkan kemarnpuan
individu dalam menghadapi konflik. Didalamnya terdapat jalinan antara
orang-orang yang saling mernperhatikan, mencintai dan saling rnendukung.
Sedangkan Gotlieb (1983) rnendefinisikan dukungan sosial sebagai bentuk
tingkah laku. Menurutnya dukungan sosial yaitu pemberian informasi verbal
atau non verbal, nasehat, tindakan atau materi yang bersumber dari
hubungan sosial yang intirn atau dari keberadaan orang lain yang berarti.
Page 30
Adapun yang terpenting dari definisi ini ialah dikemukakannya bahwa
dukungan sosial bertujuan untuk kesejahteraan penerima.
Pendapat yang hampir senada diungkapkan oleh House dan Khan.
14
Menurut pendapatnya dukungan sosial adalah hasil transaksi antar individu
yang dapat berwujud perhatian emosional (perasaan suka, cinta dan empati),
bantuan instrumental (barang atau jasa), informasi dan penilaian
(Juli Aperwati, 2003).
Hobfoll mendevinisikan dukungan sosial sebagai interaksi sosial atau
hubungan sosial yang memberikan bantuan yang nyata atau perasaan kasih
sayang kepada individu atau kelompok yang dirasakan sEibagai bentuk
perhatian atau cinta bagi individu atau kelompok yang menerimanya
(Rahma Hasibuan, 1999).
Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah bantuan yang diterima
seseorang dari orang lain (baik individu ataupun kelompok) akibat adanya
interaksi sosial yang dapat berwujud pemberian informasi secara verbal
ataupun non verbal, nasehat, tindakan atau bantuan matHri, penghargaan,
perhatian dan cinta serta kasih sayang yang membuat si penerima merasa
Page 31
nyaman, diperhatikan, dihargai dan diperdulikan yang kesemuanya itu
bertujuan untuk kebaikan individu yang menerimanya.
2.1.2. Komponen Dukungan Sosial
Berdasarkan pendapat para ahli, Sarafino (1997) menyimpulkan bahwa
dukungan sosial terdiri dari Hrna komponen, yaitu:
1. Dukungan Emosional
15
Dukungan emosional ini adalah dukungan yang melibatkan perasaan,
misalnya seperti empati dan memberikan perhatian kepada individu
tersebut. Dukungan emosional ini dalam kehidupan nyata biasanya
seperti mengekspresikan kasih sayang dengan memeluk dan
menggandeng tangan, memberikan perhatian yang lebih,
mendengarkan keluh kesah dan memberikan semangat. Dukungan
ini bertujuan agar individu merasa nyaman, diperhatikan dan dicintai.
2. Dukungan Penghargaan
Dukungan penghargaan ini meliputi ekspresi pernyataan persetujuan
atau penilaian yang positif atas ide-ide atau gagasan dan perasaan
individu tersebut.
3. Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental adalah dukungan berbentuk bantuan nyata.
Dukungan ini biasanya berbentuk bantuan finansial dan bantuan
dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.
Page 32
4. Dukungan lnformasi
Dukungan informasi adalah dukungan yang biasanya melibatkan
pemberian informasi yang berbentuk saran, pengarahan ataupun
umpan balik untuk memecahkan suatu permasalahan.
5. lntegritas Sosial
16
lntegritas sosial (social integrity) atau disebut juga .iaringan sosial
(network support) dapat diartikan sebagai perasaan individu sebagai
bagian dari suatu kelompok yang memiliki minat dan pemikiran yang
sama. Hubungan seperti ini lebih menggambarkan bentuk
persahabatan yang terjadi secara kebetulan, dimana memungkinkan
individu menghabiskan waktu dengan orang lain dalam aktivitas sosial
dan aktivitas hiburan yang bervariasi.
Orford, (1992) juga berpendapat yang hampir sama dengan Sarafino.
Berdasarkan pendapat para ahli seperti Wills, Leavy, Cohen dan lain
sebagainya, Orford mengambil kesimpulan bahwa dukungan sosial juga
terdiri dari lima komponen, yaitu:
1. Dukungan Instrumental.
Dukungan instrumental dapat pula diartikan sebagai bantuan nyata
(tangible aid) dan dukungan materi (material support). Wills
menyimpulkan dukungan instrumental sebagai bentuk aktifitas; seperti
menyediakan pembantu untuk membantu menyelesaikan pekerjaan
Page 33
rumah tangga, membantu pekerjaan-pekerjaan praktis, menyediakan
barang-barang yang dibutuhkan, menolong di saat seseorang sakit
secara fisik atau lainnya.
2. Dukungan Emosional
17
Dukungan ini dapat diartikan sebagai suatu pertahanan emosional dan
pengekspresian kasih sayang. Tolsdorf mengartikan dukungan
emosional sebagai suatu dukungan dalam bentuk memberikan
motivasi, kehangatan personal dan cinta. Sedangkan Leavy
mengartikannya sebagai dukungan yang melibatkan perhatian,
kepercayaan dan empati.
3. Dukungan Penghargaan
Menurut Cohen dan Wills dukungan penghargaan adalah suatu
informasi bahwa seseorang itu dihargai dan diterima. Sedangkan
Wortman dan Conway menyimpulkan dukungan penghargaan sebagai
suatu persetujuan atau pengakuan terhadap suatu kelayakan dari
kepercayaan, interpretasi atau perasaan orang lain.
4. Dukungan lnformasi
Wills mengartikan dukungan informasi sebagai dukungan yang
memberikan informasi, nasehat dan petunjuk.
5. Persahabatan Sosial
Persahabatan sosial adalah menghabiskan waktu dengan orang lain di
waktu luang untuk bersenang-senang, menghabiskan waktu dengan
Page 34
kegiatan-kegiatan yang berbau rekreasi, menolong mengalihkan
perhatian seseorang dari kekhawatiran tentang permasalahan atau
meningkatkan suasana hati dengan kasih sayang yang positif.
Berbeda dengan Sarafino dan Orford, Hause dan Kahn hanya membagi
dukungan sosial menjadi empat, yaitu:
1. Dukungan emosional
18
Dukungan emosional ini adalah dukungan yang paling besar
peranannya yang didapat istri dari suaminya ataupun sebaliknya.
Contoh dari dukungan emosional adalah mendengarkan dengan
penuh perhatian, memberikan simpati, meyakinkan pasangan, berbagi
pengalaman, dan menghindari adanya kritik.
2. Dukungan informasi
Dukungan ini bisa berupa pemberian nasehat, arahan ataupun
pertimbangan.
3. Dukungan instrumental
Dukungan ini bisa berupa keterlibatan suami dalam memberikan
bantuan seperti membantu istri menyelesaikan tugas-tugas rumah
tangga dan lain sebagainya.
4. Dukungan penilaian
Bentuk dari dukungan penilaian antara lain berupa pujian atau
penghargaan terhadap usaha yang telah dilakukan dalam rangka
Page 35
mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi
(Juli Aperwati, 2003).
19
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
dukungan sosial terdiri dari lima bentuk, yaitu dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan integritas
sosial atau persahabatan sosial.
Adapun teori dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori dukungan sosial dari Sarafino (1997) yang menyatakan bahwa
dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan
yang diterima individu dari orang lain (individu atau kelompok) yang meliputi
dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi dan integritas
sosial.
2.1.3. Sumber Dukungan Sosial
Gottlieb (1983) mengemukakan adanya sumber dukungan sosial dapat
berasal dari hubungan dengan professional dan non profEisional. Sumber
non profesional, misalnya pasangan, anggota keluarga teman dan lain-lain.
Sedangkan hubungan professional misalnya hubungan d1:mgan psikolog.
Page 36
Hubungan non professional atau disebut jug a dengan significant others
dalam kehidupan seseorang dikatakan oleh Gottlieb (198:3) sebagai
hubungan yang menempati bagian terbesar dari kehidupan seseorang dan
menjadi sumber dukungan sosial yang potensial. Hal ini dimungkinkan
karena hubungan dengan non professional :
• Mudah diperoleh
20
• Memiliki kesesuaian norma dengan penerima dukungan, seperti apa
dan bagaimana seharusnya dukungan sosial yang diberikan.
• Berakar pada hubungan yang setara antara pemberi dan penerima
dukungan.
• Variabilitas dukungan yang diberikan sangat luas dari sekedar menjadi
pendengar sampai pemberi dukungan materi.
• Bebas biaya dan label psikologis yang sering ditimbulkan bila
berhubungan dengan professional, misalnya dicap sebagai orang yang
tidak sehat mentalnya.
Menurut Wills, orang-orang yang termasuk dalam kategori significant other
ini berbeda-beda. Bagi mereka yang telah menikah ternyata pasangan hidup
menjadi salah satu orang yang dipandang paling memberikan dukungan,
karena adanya kedekatan emosi (Orford, 1992).
Page 37
21
Lebih Juas Jagi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah tempat seseorang
pertama kali bersosialisasi. Dalam keadaan cemas, keluargalah khususnya
pasangan yang dapat memberikan dukungan secara emosional, seperti
memberikan pengertian terhadap masalah yang sedang clihadapi atau
dengan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh orang !13rsebut.
2.1.4. Pengaruh Dukungan Sosial
Cobb beranggapan bahwa dukungan sosial merupakan moderator stress
kehidupan. Dukungan sosial dapat melindungi individu ketika menghadapi
distress fisik clan psikologis. lndividu yang memiliki dukungan sosial yang
tinggi dapat lebih optimis dalam menghadapi situasi apapun baik saat ini
ataupun pada masa yang akan datang, lebih terampil dalam memenuhi
kebutuhan psikologis, serta memiliki self esteem yang tin!Jgi clan kecemasan
yang lebih rendah dibanding dengan individu yang dukun9an sosialnya
rendah ( Rahma Hasibuan, 1999).
Sedangkan Sarafino (1997) beranggapan bahwa dukungan sosial berguna
untuk meningkatkan kemampuan individu dalam menghadapi konflik.
La Rocco mengemukakan bahwa dukungan sosial berhubungan dengan
berkurangnya kecemasan, gangguan umum clan simtom-simtom gangguan
dalam tubuh (Juli Aperwati, 2003).
Page 38
Sedangkan Sarason dalam penelitiannya menemukan bahwa orang-orang
yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi mengalami hal-hal yang
bersifat positif dalam kehidupannya, mempunyai harga diri yang tinggi dan
juga sikap optimis akan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi
dibandingkan dengan orang-orang yang rendah dukungan sosialnya
(Juli Aperwati, 2003).
22
Jadi dapat disimpulkan bahwa ternyata dukungan sosial clapat membuat
individu mempunyai harga diri yang tinggi dan sikap optimis akan dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dukungan sosial juga memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam membantu individu untuk meningkatkan
kemampuan dalam menghadapi konflik, mengurangi kece~masan, dan juga
dapat melindungi individu ketika menghadapi distress fisik dan psikologis.
2.1.5 Dukungan Sosial dari Suami
Dukungan dari suami termasuk sumber dukungan dari non professional.
Dukungan dari suami amatlah penting mengingat suami adalah orang
terdekat dalam kehidupan seorang istri. Dukungan seorang suami sangat
dibutuhkan lebih-lebih ketika seorang istri sedang menanti kelahiran
bayinya.
Page 39
23
Sebenarnya dukungan suami dalam hal apapun khususn)la saat hamil adalah
hak istri atas kewajibannya sebagai pengemban fungsi reproduksi. Hal itu
sebagaimana diungkapkan oleh Amir Achsin dkk (200:3) bahwa hak istri
yang harus dipenuhi suaminya antara lain adalah hak memperoleh
keselamatan dan kesehatan, hak memperoleh kesejahteraan berupa
pakaian, makanan dan tempat tinggal yang memadai, hak memperoleh
informasi mengenai kesehatan reproduksi secukupnya, dan hak ikut serta
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut keselamatan dan
kesehatan dirinya.
Menurut Amir Achsin dkk (2003) kebutuhan istri tidak hanya terbatas pada
hal-hal yang bersifat fisik, seperti: makanan, pakaian dan lain sebagainya,
melainkan kebutuhan psikologis juga harus tetap dipenuhi. Suasana batin
yang penuh kegembiraan dan kebahagiaan perlu diciptakan. Ucapan, sikap
dan perilaku yang kasar dan menyakitkan bagi istri sedapat mungkin
dihindari.
Johanna Gladieux menyatakan bahwa ada penelitian terhadap 26 pasangan
suami istri yang tengah menghadapi kehamilan di California. Kesimpulan
dari penelitian tersebut menyatakan dukungan suami terhadap istri
menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri
sehingga istri akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan situasi kehamilan.
Page 40
Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberikan dorongan
kepada istri sebelum pihak lain ikut memberikan dorongan (Dagun, 1999).
2.2. KECEMASAN
2.2.1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan (anxiety) adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan
keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk
ketakutan tersebut ; rasa takut atau kekhawatiran kronis pada tingkat yang
ringan; kekhawatiran atau ketakutan yang kuat dan meluap-luap; satu
dorongan sekunder mencakup suatu reaksi penghindaran yang dipelajari
(Chaplin, 1999).
24
Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan
istilah-istilah; seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang
kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda (Atkinson,'1999).
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (1994), kecemasan adalah respon
terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal
terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang
belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup
(Fitri Fausiah, Julianti Widury, 2005).
Page 41
25
Linda L. Davidoff (1988) mendevinisikan kecemasan sebagai emosi yang
ditandai oleh perasaan bahaya yang diantisipasikan, termasuk juga
ketegangan dan stress yang menghadang dan oleh bangkitnya sistem saraf
simpatetik.
Daradjat (1990) mendefinisikan bahwa kecemasan adalah manifestasi dari
berbagai proses emosi yang bercampur baur yang terjadi ketika seseorang
mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).
kecemasan itu sendiri timbul dari konflik di dalam diri individu terhadap
sesuatu yang tidak jelas objeknya.
Sedangkan Hurlock (1990) mendefinisikan kecemasan sebagai keadaan
mental yang tidak enak berkenaan dengan rasa sakit yan!;J mengancam, yang
ditandai dengan perasaan kekhawatiran, ketidak-enakan dan perasaan tidak
menyenangkan yang tidak mampu untuk dihindari oleh seseorang.
Jadi kecemasan adalah suatu emosi yang tidak menyenangkan yang tidak
dapat dihindari oleh seseorang sebagai respon dari situasi tertentu yang
mengancam mengenai masa-masa mendatang yang ditandai oleh keluhan
keluhan seperti; kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang
kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda.
Page 42
2.2.2. Jenis-Jenis Kecemasan
Menurut Freud (dalam Musthofa Fahrni, 1977) ada tiga jenis kecemasan,
yaitu:
1. Kecemasan nyata (reality anxiety).
26
Kecemasan nyata adalah reaksi terhadap pengenalan akan adanya
bahaya luar, atau adanya kemungkinan bahaya yang disangkanya
akan terjadi. Karn Horney menggunakan kata takut dalam pengertian
tersebut yang berarti ada persamaan besar antara yang dimaksud
Freud dengan cemas objektif dan takut yang dimaksud Horney.
Menurut Mustofa Fahrni (1977), cemas seperti itu lebih dekat dengan
takut, karena sumbernya jelas diketahui dalam pikiran penderita.
Sumber kecemasan dalam hal ini berhubungan dengan alam luar,
baik itu berupa objek ataupun situasi.
2. Kecemasan penyakit (neurotic anxiety).
Cemas penyakit menurut Freud tampak dalam tiga bentuk pokok,
yaitu:
a. Cemas umum
Cemas ini adalah yang paling sederhana, karena ia tidak
berhubungan dengan sesuatu hal tertentu. Yang terjadi hanyalah
individu merasakan takut yang samar dan umum serta tidak
menentu.
Page 43
27
b. Cemas penyakit
Cemas ini mencakup pengenalan terhadap objek atas situasi
tertentu, sebagai penyebab dari cemas, misalnya ada orang yang
takut melihat darah atau serangga. Sudah pasti ketakutan orang
yang seperti itu tidak seimbang dengan bahaya yang mungkin akan
ditimbulkan oleh benda atau keadaan yang berhubungan dengan
cemas tersebut. Bahkan objek yang berhubungan dengan orang
pun banyak yang tidak akan membawa bahaya apapun.
c. Cemas dalam bentuk ancaman
Macam ketiga dari cemas penyakit adalah dalam cemas yang
menyertai gejala gangguan kejiwaan seperti hysteria misalnya.
Orang yang menderita gejala tersebut kadang-kadang merasa
cemas karena takut akan terjadi hal itu. Ketakutan akan kejadian itu
merupakan ancaman.
3. Kecemasan moral (moral anxiety) dan rasa dosa
Kecemasan moral timbul akibat tekanan dari dorongan zat yang tinggi,
yaitu rasa dosa.
2.2.3. Sumber Kecemasan
Freud menganggap kecemasan itu sebagai salah satu bentuk emosi yang
sangat penting dalam teori psikoanalisanya. Kecemasan timbul karena
Page 44
adanya pertentangan antara id yang mempunyai sumber kesenangan
(pleasure principle) dan ego yang mempunyai prinsip kenyataan (reality
principle) (Usman Effendi, 1993).
28
Sedangkan menurut Henderson dan Gillespie banyak situasi menekan yang
menghambat dan menyebabkan terjadinya konflik jiwa, diantara situasi yang
menekan itu adalah: keadaan ekonomi, gaga! dalam kehidupan berkeluarga,
gaga I dalam pekerjaan, cara pendidikan yang salah, cacat jasmani. .. dan
seterusnya. Semua situasi yang menekan dan menghambat itu
mengakibatkan serangkaian reaksi yang mencemaskan. Apabila situasi
tersebut terjadi berulang-ulang maka perasaan akan bertumpuk, kemudian
pengaruhnya tampak dalam kelakuan individu (Musthofa Fahrni, 1977).
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan timbul karena adanya
pertentangan antara id dan ego. Kecemasan dapat bersumber dari konflik
tentang keadaan ekonomi, gaga! dalam kehidupan berkeluarga, gaga! dalam
pekerjaan, cara pendidikan yang salah, cacat jasmani dan lain sebagainya.
2.2.4. Proses Terjadinya Kecemasan
Kecemasan yang timbul pada individu terjadi melalui suatu proses atau
rangkaian yang dimulai dengan adanya suatu rangsangan eksternal maupun
internal, sampai suatu keadaan yang dianggap sebagai ancaman atau
Page 45
membahayakan. Spielberger (dalam Effendi, 1993) menyi>butkan ada
5 proses terjadinya kecemasan pada individu, yaitu:
I. Evaluated Situation
Yakni adanya situasi yang mengancam secara kognitif sehingga
ancaman ini dapat menimbulkan kecemasan. Misalnya, ibu hamil
merasa bahwa saat ini banyak sekali bayi yang dilahirkan dalam
keadaan cacat atau meninggal sebelum dilahirkan.
2. Perception of situation:
Situasi yang mengancam diberi penilaian oleh individu dan biasanya
penilaian ini dipengaruhi oleh sikap, kemampuan dan pengalaman
individu. Misalnya, ibu hamil menilai bahwa hal tersebut (bayi lahir
cacat atau meninggal) mungkin saja dapat terjadi pada dirinya dan
janin yang sedang dikandungnya karena ia atau kerabatnya pernah
mengalami hal serupa.
3. Anxiety State of Reaction
29
lndividu menganggap bahwa ada situasi berbahaya, maka reaksi
kecemasannya akan timbul. Kompleksitas respon dikenal sebagai
reaksi kecemasan sesaat yang melibatkan respon fisiologis seperti
denyut jantung dan tekanan darah. Misalnya Karena hal tersebut
dianggap situasi yang berbahaya, maka ibu hamil merasa cemas dan
takut kalau situasi tersebut benar-benar menimpa janin yang sedang
Page 46
dikandungnya. Hal itu menyebabkan denyut jantungnya berdebar
lebih cepat.
4. Cognitive Reappraisal Follows
30
lndividu kemudian menilai kembali situasi yang rnengancam tersebut,
untuk itu individu rnengunakan pertahanan diri (defense mechanism)
atau dengan cara meningkatkan aktivitas kognisi atau rnotoriknya.
Misalnya ibu hamil menilai kembali apakah situasi tersebut benar
benar mengancam dirinya serta janinnya. Pada tahap ini ibu hamil bisa
berkonsultasi pada dokter, meminta dukungan suami atau
menyibukkan dirinya pada suatu pekerjaan sehinmia rasa cemas
tersebut teralihkan.
5. Coping
Sehingga pada akhirnya individu mengunakan jalan keluar dengan
mengunakan defense mechanism seperti proyeksi atau rasionalisasi.
Ternyata pengalaman pun dapat rnernpengaruhi bentuk respon dari
kecemasan. Bila baru lahir terlalu banyak ketakutan atau terlalu sedikit
ketakutan, akan menentukan respon terhadap kecemasan di kernudian hari.
Manusia yang terlalu banyak mendapatkan ketegangan jiwa pada masa bayi
dan selama siklus kehidupannya, cukup membahayakan jiwanya. lndividu
yang terlalu banyak ketakutan, maka apabila ada situasi yang mengancam ia
Page 47
dikandungnya. Hal itu menyebabkan denyut jantungnya berdebar
lebih cepat.
4. Cognitive Reappraisal Follows
30
lndividu kemudian menilai kembali situasi yang rnengancam tersebut,
untuk itu individu mengunakan pertahanan diri (defense mechanism)
atau dengan cara meningkatkan aktivitas kognisi atau motoriknya.
Misalnya ibu hamil menilai kembali apakah situasi tersebut benar
benar mengancam dirinya serta janinnya. Pada tahap ini ibu hamil bisa
berkonsultasi pada dokter, meminta dukungan suami atau
menyibukkan dirinya pada suatu pekerjaan sehingga rasa cemas
tersebut teralihkan.
5. Coping
Sehingga pada akhirnya individu mengunakan jalan keluar dengan
mengunakan defense mechanism seperti proyeksi atau rasionalisasi.
Ternyata pengalaman pun dapat mempengaruhi bentuk respon dari
kecemasan. Bila baru lahir terlalu banyak ketakutan atau terlalu sedikit
ketakutan, akan menentukan respon terhadap kecemasan di kemudian hari.
Manusia yang terlalu banyak mendapatkan ketegangan jiwa pada masa bayi
dan selama siklus kehidupannya, cukup membahayakan jiwanya. lndividu
yang terlalu banyak ketakutan, maka apabila ada situasi yang mengancam ia
Page 48
akan lebih cepat cemas. Sebaliknya individu yang tidak terlalu banyak
ketakutan, ia tidak cepat cemas.
Meskipun orang dapat memperlihatkan kadar ciri khas kecemasan, tetapi
respon suatu peristiwa tertentu amat bergantung pada fikiran dan persepsi
dari yang bersangkutan sendiri. lndividu tidak akan begitu merasa tegang
bila mereka merasa yakin dan merasa masih ada kendali, yaitu bila stres
masih bisa diramalkan dan bila mengatasinya masih mernungkinkan
(Linda L. Davidoff, 1988).
2.2.5. Keluhan, Gejala Umum Kecemasan
31
Sebagian individu merasa cemas dan tegang dalam menghadapi situasi yang
mengancam dan menekan. Kecemasan dianggap abnormal bila dalam
situasi yang oleh kebanyakan orang dapat diatasi dengan mudah.
Menurut PPDGJ Ill (1993), individu dikatakan cemas bila mengalami gejala
gejala tertentu. Gejala-gejalanya mencakup:
a. Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan
gelisah seperti di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi dan sebagainya).
b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai).
c. Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, sesak nafas,
pusing kepala, mulut terasa kering dan jantung berdebar-debar).
Page 49
32
Sedangkan Atkinson (2002) mengungkap keluhan fisik yang lazim pada
seseorang yang mengalami kecemasan antara lain: tidak dapat tenang, tidur
terganggu, kelelahan, macam-macam sakit kepala, kepeningan dan jantung
berdebar. Di samping itu, individu terus menerus mengkhawatirkan segala
macam masalah yang mungkin terjadi dan sulit sekali berkonsentrasi atau
mengambil keputusan. Jika individu tersebut mengambil keputusan, akan
menghasilkan kekhawatiran lebih lanjut.
Menurut Musthofa Fahrni (1977), cemas mempunyai penampilan atau gejala
yang bermacam-macam, antara lain :
a. Gejala jasmaniah (fisiologis) yaitu: ujung-ujung anggota dingin (kaki
dan tangan), keringat berpercikan, gangguan pencernaan, cepatnya
pukulan jantung, tidur terganggu, kepala pusing, hilang nafsu makan
dan pernafasan terganggu.
b. Gejala kejiwaan antara lain: sangat takut, serasa akan terjadi bahaya
atau penyakit, tidal< mempu memusatkan perhatian, selalu merasa
akan terjadi kesuraman, kelemahan dan kemurungan, hilang
kepercayaan dan ketenangan, dan ingin lari dari menghadapi suasana
kehidupan.
Adapun teori kecemasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
kecemasan berdasarkan PPDGJ Ill (1993).
Page 50
2.3. KELAHIRAN BA YI
2.3.1. Pengertian Kelahiran Bayi
Kelahiran bayi merupakan hal yang amat dinanti oleh pasangan suami istri.
Kelahiran bayi tidak hanya dinanti ayah ibunya, tapi juga didambakan kakek
dan neneknya. Menurut Kartini Kartono (1992) kelahiran merupakan satu
bagian dari proses yang lebih lama dan lebih panjang dari eksistensi
manusia, yang akan dilanjutkan dengan pertumbuhan serta perkembangan
dari macam-macam fungsi fisik dan psikis yang berlangsung sepanjang.
Menurut Ibrahim terdapat perbedaan antara persalinan dan melahirkan.
Persalinan merupakan serangkaian keluarnya janin dari dalam rahim yang
diikuti oleh plasenta, sedangkan melahirkan hanya terbatas pada keluarnya
janin dari dalam rahim ibu. Proses keluarnya janin dari dalam rahim
merupakan bagian dari persalinan (Juli Aperwati, 2003).
2.3.2. Tahap-Tahap Melahirkan
Jane Mac Daugall (2003) membagi tahap persalinan kedalam tiga tahap.
Tahap pertama diawali saat terjadi kontraksi yang mulai timbul secara teratur
yang akan menipiskan dan membuka mulut rahim.
Setelah tahap pertama berakhjr dan sebelum tahap kedua dimu!ai terjadi
masa pera!ihan atau masa transisi. Masa ini ditandai oleh adanya kontraksi
Page 51
yang berlangsung antara 60-90 detik, dan dapat timbul dalam interval 2-5
menit. Biasanya pada masa ini bidan akan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa mulut rahim sudah terbuka dengan sempurna
sebelum calon ibu mengejan.
34
Tahap kedua ialah saat calon ibu merasa ingin mengejan dan mendorong
bayi melalui jalan lahir. Setelah masa transisi calon ibu akan merasa
bersemangat untuk mengejan, dan ini adalah hal yang tidak disadari setelah
bayi mencapai bagian bawah jalan lahir, ia akan menonjol ke perineum
sehingga menimbulkan nyeri atau semacam memar pada tempat tersebut.
Kemudian ia juga akan menekan usus besar (rectum) yang akan
menimbulkan pergerakan usus yang tidak disadari. Setiap kali kontraksi
berlangsung, kepala bayi akan berangsur-angsur keluar dari vagina dan
setelah beberapa kali mengejan ia akan tetap berada disana. Keadaan ini
biasa disebut crowning atau pemunculan.
Setelah kepala bayi mulai menonjol, hanya beberapa menit untuk mengakhiri
proses kelahiran. Pada tahap ini calon ibu berhenti mengejan dan mulai
bernafas pendek-pendek agar perineum menegang dan mencegah terjadinya
robekan. Dalam setiap kontraksi, kepala bayi akan semakin keluar dari
vagina hingga seluruh bagian kepala menonjol. Bayi kemudian akan segera
memalingkan kepalanya ke arah paha dan kontraksi selanjutnya akan
melahirkan bahunya. Sisa tubuh yang lainnya akan keluar berangsur-angsur
diikuti oleh cairan amnion.
Page 52
Tahap akhir adalah saat plasenta dilepaskan dari dinding rahim dan
dikeluarkan. Pengeluaran plasenta ini memerlukan waktu setengah jam
hingga satu jam.
35
Sedangkan menurut Santrock (1995) proses kelahiran terjadi dalam tiga
tahap. Bagi seorang perempuan yang baru memiliki anak pertama, tahap
pertama berlangsung kira-kira 12 hingga 24 jam. lnilah waktu yang paling
lama dari ketiga tahap itu. Pada tahap pertama kontraksi rahim berlangsung
15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga satu menit.
Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Ketika tahap
pertama berlangsung, kontraksi semakin sering yang terjadi setiap dua
hingga lima menit. lntesitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap pertama
kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar empat
inci sehingga bayi dapat bergerak dari kandungan ke saluran kelahiran.
Tahap kedua kelahiran mulai ketika kepala bayi mulai bergerak melalui leher
rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar
keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira satu setengah jam.
Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar
dari tubuh ibu. Kontraksi terjadi hampir setiap menit dan berlangsung kira-kira
selama satu menit.
Tahap ketiga berlangsung setelah kelahiran. Pada waktu inilah ari-ari, tali
pusat dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap akhir ini adalah yang
Page 53
36
paling pendek dari ketiga tahap kelahiran, yang berlangsung hanya beberapa
menit. (John W. Santrock, 1995)
2.3.3. Bahaya Perkembangan Pra Kelahiran
Menurut Santrock, (1995) kebanyakan ibu yang sedang hamil memiliki rasa
khawatir yang berlebihan yang di sebabkan keyakinan bahwa segala sesuatu
yang mereka lakukan dan rasakan memiliki pengaruh langsung terhadap
anak mereka yang belum lahir. lbu-ibu lain yang sedang hamil berperilaku
seperti biasa, yang menganggap bahwa pengalaman mereka hanya akan
berpengaruh kecil pada bayi mereka. Sebetulnya yang benar berada di suatu
tempat antara kedua ekstrim ini. Walaupun hidup didalam lingkungan yang
terlindungi dan nyaman, janin tidak benar-benar aman dari dunia yang lebih
luas yang mengelilingi ibunya.
Lingkungan dapat mempengaruhi anak lewat banyak cara yang sering kita
lihat. Ribuan bayi yang lahir cacat atau terbelakang mental setiap tahun
merupakan hasil dari peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ibu, satu atau
dua bulan sebelum pembuahan (John W. Santrock, 1995).
Menurut Santrock (1995), ada beberapa hal yang membahayakan
perkembangan pra kelahiran, diantaranya adalah keadaan dan ketegangan
emosionaL Ketika seorang perempuan hamil mengalami ketakutan,
kecemasan, dan emosi lain yang mendalam, maka terjadilah perubahan
Page 54
psikologis antara lain; meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar.
Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan
menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan dapat membuatjanin
kekurangan udara.
37
Menurut Ottinger & Simmons (1964), keadaan emosional ibu selama
kehamilan dapat juga mempengaruhi proses kelahiran. lbu yang sangat
bingung secara emosional mungkin mengalami kontraksi yang tidak teratur
dan tugas-tugas yang lebih sulit, yang dapat menyebabkan ketidakteraturan
dalam pemasokan udara kepada bayi atau cenderung menghasilkan ketidak
teraturan setelah kelahiran. Bayi yang lahir melalui proses kelahiran yang
cukup lama juga menyesuaikan diri lebih lambat dengan dunia mereka dan
lebih mudah marah. Satu investigasi memperlihatkan hubungan antara
kecemasan ibu selama kehamilan dan kondisi bayi yang baru lahir
(John W. Santrock, 1995).
2.3.4. Komplikasi Melahirkan
Komplikasi dapat menyertai kelahiran bayi. Hal ini tentu saja dapat
menjadikan seorang ibu menjadi lebih cemas, karena dengan adanya
komplikasi ketika melahirkan, berarti hal itu mengancam nyawa ibu dan bayi
yang akan dilahirkan nanti. Menurut Santrock (1995) komplikasi dalam
melahirkan antara lain adalah:
Page 55
38
1. Melahirkan terlalu cepat (precipitate delivery)
Melahirkan terlalu cepat adalah bentuk cara melahirkan yang berlangsung
terlalu cepat. Melahirkan terlalu cepat adalah suatu cara dimana bayi
memerlukan waktu untuk kurang dari 10 menit untuk "dipaksa keluar"
melalui saluran kelahiran.
Penyimpangan dalam cara melahirkan ini dapat men9!~anggu aliran
normal darah bayi, dan tekanan pada kepala bayi dapat menyebabkan
pendarahan. Pada sisi lain, anoxia (tidal< cukupnya pasokan udara) dapat
terjadi jika proses melahirkan berlangsung terlalu lama. Anoxia dapat
menyebabkan kerusakan otak.
2. Posisi terbalik atau sungsang (breech position)
Posisi sungsang adalah posisi bayi dalam peranakan yang menyebabkan
pantat bayi merupakan bagian pertama yang muncul dari lubang
kemaluan. Secara normal, kepala bayi muncul terlebih dahulu melalui
lubang kemaluan, tetapi 1 dari setiap 25 orang bayi, kepala tidak muncul
terlebih dahulu. Kepala bayi yang sungsang masih di dalam peranakan
ketika sisa tubuhnya diluar, dapat menyebabkan masalah pernapasan.
Beberapa bayi yang sungsang tidak dapat dikeluarkan melalui leher rahim
dan harus dilahirkan melalui pembedahan cesar.
Page 56
39
3. Pembedahan cesar (cesarean section)
Pembedahan cesar adalah pemindahan bayi dari peranakan atau rahim
melalui pembedahan. Hal ini dilakukan bila bayi berada pada posisi
sungsang didalam rahim, kepala bayi terlalu besar untuk melewati pinggul
ibu, jika bayi mengalami komplikasi, atau jika kemaluan ibu mengalami
pendarahan. Melahirkan melalui pembedahan cesar lebih aman
dibandingkan bila melahirkan dengan posisi sungsang. Tetapi
konsekuensinya bagi sang ibu, operasi ini beresiko tinggi tingkat
infeksinya, lebih lama tinggal di rumah sakit, lebih mahal biayanya dan
dapat menimbulkan stress.
2.3.5. Kecernasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Pada setiap wanita baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia apabila
dirinya hamil, pasti akan dihinggapi campuran perasaan, yaitu: Rasa kuat
dan berani menanggung segala cobaan, dan rasa lemah hati, takut, ngeri,
rasa cinta dan benci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang
bahagia, harapan penuh kegembiraan, dan kecemasan, yang semuanya
menjadi semakin intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya
(Kartini Kartono, 1992).
Kegelisahan dan kecemasan yang dialami oleh ibu hamil menurut Kartini
Kartono (1992) disebabkan karena beberapa hal yaitu:
Page 57
40
" Takut mati
Sekalipun peristiwa kelahiran adalah fenomena fisiologis yang normal.
Tetapi peristiwa ini tidak kalis dari resiko resiko dan bahaya kematian,
baik kematian ibu ataupun kematian bayi yang akan dilahirkan.
Bahkan pada proses kelahiran yang normal sekalipun, peristiwa ini tak
luput dari rasa sakit dan pendarahan. Peristiwa inilah yang
menyebabkan seorang ibu yang hamil mengalami ketakutan dan
kecemasan, khususnya takut matL
• Trauma kelahiran
Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada
saat melahirkan bayinya, ada pula l<etakutan lahir (takut dilahirkan ke
dunia ini) pada anak bayi yang kita kenal sebagai trauma kelahiran.
Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari
rahim ibunya, yaitu merupakan ketakutan "hipotetis" untuk dilahirkan di
dunia dan takut berpisah dari ibunya.
Ketakutan berpisah ini adakalanya menghinggapi seorang ibu yang
merasa amat takut kalau-kalau bayinya akan terpisah dengan dirinya.
Seolah-olah ibu tersebut menjadi tidal< mampu menjamin keselamatan
bayinya, setelah bayi tersebut ada diluar rahimnya. Trauma genital
tadi tampak dalam bentuk ketakutan untuk melahirkan bayinya.
Page 58
41
• Perasaan bersalah atau berdosa
Sebab lain yang menimbulkan ketakutan akan kematian pada proses
melahirkan bayinya adalah perasaan bersalah atau berdosa terhadap
ibunya. Dalam semua aktifitas reproduksinya, wanita banyak
melakukan identifikasi terhadap ibunya. Jika identifikasi ini menjadi
salah bentuk, maka akan banyak mengembangkan mekanisme rasa
rasa bersalah dan rasa berdosa terhadap ibunya. Maka peristiwa tadi
membuat dirinya menjadi tidak mampu berfungsi sebagai ibu yang
bahagia, sebab selalu saja dibebani atau dikejar-kejar oleh rasa
berdosa.
• Ketakutan rill
Ketakutan rill atau konkret yang menjadikan ibu hamil takut melahirkan
bayinya misalnya :
• Takut kalau bayinya lahir cacat.
• Takut bayi bernasib buruk diakibatkan oleh dosa-dosa ibunya di
masa silam.
• Takut beban hidup semakin berat karena kelahiran anggota
keluarga baru.
• Munculnya elemen ketakutan yang sangat menda!am dan tidak
disadari, kalau ia akan dipisahkan dari bayinya.
Page 59
42
• Takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa
kehamilan sampai waktu melahirkan bayinya yang diperkuat oleh
rasa berdosa atau bersalah.
2.3.6. lbu Hamil
Menurut Amir Achsin dkk (2003) kata hamil berasal dari bahasa arab, yaitu
hamala yang artinya membawa. Sedangkan pelakunya disebut hamil,
karenanya perempuan yang sedang membawa janin dalam kandungannya
disebut ibu hamil.
Kehamilan adalah hal yang wajar bagi seorang wanita. Kehamilan termasuk
tugas perkembangan seorang wanita pada masa dewasa. Hal itu sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Hurlock (1990) bahwa salah satu tugas
perkembangan masa dewasa adalah mengasuh anak, dan hal itu tentu saja
diawali dengan kehamilan.
Kehamilan menurut Juli Aperwati (2003) merupakan suatu proses
pembuahan yang terjadi secara alami sehingga menghasilkan janin yang
tumbuh dalam rahim ibu yang bertujuan untuk mendapatkan keturunan.
Menurut Saifudin lamanya masa kehamilan normal adalah 280 hari atau
sembilan bulan tujuh hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Masa
kehamilan di mulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Kehamilan
Page 60
43
yang dihadapi oleh seorang ibu dibagi menjadi tiga fase atau tiga trimester,
trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai dengan bulan ketiga.
Trimester kedua dimulai dari bulan keempat sampai dengan bulan keenam.
Sedangkan trimester ketiga dimulai dari bulan ketujuh sampai dengan bulan
kesembilan (Juli Aperwati, 2003).
Dagun (2002) mengemukakan bahwa setiap trimester yang dilewati seorang
ibu hamil menunjukkan ciri-ciri khusus, yaitu :
1. Pada trimester pertama seorang calon ibu sering mengalami
ketegangan fisik dan psikis. la sering muntah-muntah, perut mulas,
merasa lelah, pusing, cepat tersinggung dan selalu cemas.
2. Pada trimester kedua muncul perubahan lain. Perasaan gelisah dan
tekanan darah yang cenderung tinggi, pelan-pelan mulai menghilang.
Pada periode tersebut calon ibu merasa ada gerakan-gerakan dalam
perutnya yang menandakan ada janin dalam perut ibu. Perut ibu
makin membesar dan kedua orang tua tampak senang.
3. Selanjutnya pada trimester ketiga calon ibu mulai merasa tertekan dan
gelisah lagi. Berat badan bertambah drastis antara 10.5 kg sampai
15 kg. Galon ibu sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan
tangan bengkak, dan napas pendek. Semua gejala itu dapat membuat
calon ibu merasakan ha! yang sama seperti awal masa kehamilan
yaitu merasa cemas dan lekas marah. Pada masa ini calon ibu pun
Page 61
44
lebih sering memikirkan kesehatan dan keselamatan janin.
Kecemasan yang dialami calon ibu bertambah pada saat menghadapi
saat-saat bersalin.
Jadi ibu hamil adalah seorang wanita yang sedang membawa janin dalam
kandungannya. Lamanya masa kandungan ibu hamil yan9 normal adalah
sembilan bulan tujuh hari yang dibagi menjadi tiga trimester, yang masing
masing trimester memiliki ciri-ciri khusus.
Page 62
45
2.4. KERANGKA BERFIKIR
Gambar 2.1.
Bagan Kerangka Berfikir
Penyebab kecemasan I TIDAKCEMAS I I Cemas Tinggi I ibu hamil • Pengalaman waktu t
melahirkan • Berita tentang bayi yang Dianggap
lahir cacat di media (TV, Tidak Dukunoan Rendah j koran) Berbahaya
Dan Tidak
l Mengancam
Di Beri Penilaian t Butuh Dukungan Sosial dari Suami
1 r-1> ( dukungan emosional,
penghargaan,
Dianggap instrumental, informasi,
- Berbahaya Dan dan integritas sosial)
Mengancam
MERASA CEMAS Dukungan Tinggi I Dengan gejala-gejala:
• Kecemasan tentang masa depan (khawatir, merasa seperti di ujung tanduk, dan sulit
~ berkonsentrasi ).
!-• Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala,
gemetaran, tidak dapat santai). ·• • Overaktivitas otonomik (berkeringat, sesal< Cemas Rendah I nafas, pusing kepala, mulut terasa kering dan
jantung berdebar-debar).
Kehamilan adalah masa yang amat ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan
yang telah terikat dengan ikatan suci pernikahan. Kehamilan merupakan
suatu yang amat menggembirakan sekaligus menimbulkan kecemasan.
Kecemasan ini dialami semua ibu hamil baik yang bahagia dengan
Page 63
46
pernikahannya ataupun yang tidak bahagia dengan pernikahannya. Hal
itu sebagaimana pendapat Kartini Kartono (1992), bahwasanya setiap wanita
yang hamil pasti dihinggapi campuran perasaan antara kegembiraan dan
kecemasan atau kegelisahan yang semuanya itu menjadi intensif pada saat
mendekati masa kelahiran bayinya.
Kecemasan yang dialami oleh ibu hamil bermacam-macam salah satunya
adalah cemas karena takut bayi yang akan dilahirkannya nanti cacat, takut
bayi meninggal dalam kandungan, takut masa depan bayi suram (bernasib
buruk), ataupun takut tidak bisa membiayai kehidupan bayi setelah dilahirkan
nanti. Kecemasan ini menu rut Kartini Kartono ( 1992) masuk ke dalam jenis
ketakutan yang rill.
Kecemasan yang tinggi pada ibu hamil ketika masa kehamilan amat
berbahaya bagi janin yang sedang dikandungnya. Hal itu sesuai dengan
pendapat Santock (1995) bahwasanya keadaan dan ketegangan emosional
akan mempengaruhi janin yang sedang dikandung. Karena kecemasan yang
tinggi dapat menimbulkan perubahan psikologis seperti meningkatnya
pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi llormon adrenalin
sebagai tanggapan terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan dapat membuat janin kekurangan udara.
Page 64
47
Santrock (1995) mengungkapkan bahwa keadaan emosional ibu selama
kehamilan pun dapat mempengaruhi proses kelahiran misalnya kontraksi
yang tidak teratur. Hal ini tentu saja sangat merugikan ibu hamil. Bahkan
menurut Kartini Kartono (1992), kecemasan yang ting~Ji yang dialami oleh ibu
hamil dapat menyebabkan kontraksi palsu.
Kondisi emosional ibu hamil tidak hanya mempengaruhi proses kelahiran,
tapi juga mempengaruhi kondisi bayi setelah dilahirkan. Hal itu sesuai
dengan suatu investigasi yang diungkapkan Ottinger 8, Simmons (dalam
Santrock, 1995) yang memperlihatkan hubungan antara kecemasan ibu
selama kehamilan dan kondisi bayi yang baru lahir. Menurut investigasi
tersebut bayi ibu yang lebih cemas menangis lebih banyak sebelum diberi
makan dan lebih aktif dari pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang kurang
cemas.
O\eh karena itu kondisi emosional ibu harus dijaga selama masa kehamilan
salah satunya dengan memberikan dukungan. Dukungan tersebut bisa
berupa dukungan emosional, dukungan materi, dukungan penghargaan,
dukungan instrumental dan integritas sosial. Hal itu sesuai dengan pendapat
Sarafino (1997) yang mengungkapkan bahwa dukungan sosial terbagi
menjadi Hrna jenis, antara lain dukungan emosional, dukungan materi,
dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan integritas sosial.
Page 65
48
Dukungan ini bisa diberikan siapa saja, khususnya suami. Karena menurut
Cobb suami adalah orang yang paling potensial dalam memberikan
dukungan. Karena antara suami dan istri memiliki kedekatan emosional.
Karenanya tanpa adanya dukungan yang tinggi dari suami maka kecemasan
yang dialami ibu hamil akan tinggi dan akan semakin intensif menjelang
kelahiran bayinya.
Sebaliknya bila seorang ibu hamil mendapatkan dukungan yang tinggi dari
pasangan selama masa kehamilannya dengan memberikan masukan dan
nasehat positif, memberi rasa tenang dan kenyamanan, perhatian, dan kasih
sayang, maka kecemasan-kecemasan rill yang dicemaskannya berangsur
angsur akan berkurang sehingga kecemasan menjelang kelahiran bayinya
rendah.
2.5. PENGAJUAN HIPOTESIS
Berdasarkan deskripsi teori diatas, penulis mengajukan hipotesis penelitian
ke dalam bentuk pernyataan sebagai berikut :
1. Hipotesis alternative (Ha)
Ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami
dengan tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu
hamiL
Page 66
49
2. Hipotesis no! (Ho)
Tidak ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami
dengan tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu
ham ii
Page 67
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. JENIS PENELITIAN
3.1.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian
korelasi. Menurut Sevilla (1993) penelitian korelasi dirancang untuk
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda da!am suatu
populasi.
Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif, suatu pendekatan
penelitian yang akan menghasilkan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah
data yang dihasilkan dari serangkaian pengukuran atau observasi yang
dinyatakan dengan angka-angka dan kemudian dianalisis dengan uji statistik.
3.1.2. Variabel Penelitian, Definisi Variabel dan Devinisi Operasional
Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah : Dukungan sosial
(variable bebas) dan kecemasan menghadapi kelahiran bayi (variable terikat).
Page 68
a. Variabel Bebas
Dukungan sosial adalah: Kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau
bantuan yang diterima individu dari orang lain yang meliputi dukungan
emosional, penghargaan, instrumental, informasi dan integritas sosial
(Sarafino, 1997).
51
Sedangkan definisi operasional dari dukungan sosial adalah : dukungan atau
bantuan yang diberikan oleh suami, yang meliputi dukungan instrumental
(seperti menyiapkan materi sesuai dengan kebutuhan, membantu
menyelesaikan pekerjaan dan menyiapkan kebutuhan sendiri), dukungan
emosional (seperti memberi semangat, perhatian, mengekspresikan kasih
sayang dan mendengarkan keluh kesah), dukungan penghargaan ( seperti
memberi keyakinan positif atas ide atau perasaan istri), dukungan informasi
(seperti memberi informasi perkembangan proses melahirkan dari media,
memberi nasehat, dan bimbingan) dan integritas sosial (seperti mengajak
rekreasi, tetap mengizinkan istri melasanakan aktivitas seperti biasa dan
meningkatkan suasana hati yang positif).
Page 69
b. Variabel Terikat
Adapun definisi konseptual dari variable Kecemasan menghadapi kelahiran
bayi adalah :
52
Kecemasan menurut PPDGJ Ill (1993), dapat dimanifestasikan ke dalam tiga
aspek, yaitu:
a. Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan
gelisah seperti diujung tanduk, sulit berkonsentrasi dan sebagainya).
b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai).
c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, sesak nafas,
pusing kepala, mulut terasa kering dan jantung berdHbar-debar).
Sedangkan devinisi operasional dari kecemasan menghadapi kelahiran bayi
adalah: emosi yang sangat tidak menyenangkan ketika menghadapi kelahiran
bayi yang ditandai dengan adanya gejala-gejala kecemasan, yaitu:
kecemasan tentang masa depan (khawatir bayi akan bemasib buruk, merasa
seperti di ujung tanduk dan sulit berkonsentrasi); ketegangan motorik
(gelisah, sakit kepala, gemetaran dan tidak dapat santai); dan overaktivitas
otonomik (berkeringat, sesak nafas, pusing kepala dan jantung berdebar
debar dan mulut terasa kering).
Page 70
3.2. PENGAMBILAN SAMPEL
3.2.1. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang ibu hamil yang
memeriksakan dirinya ke Puskesmas kecamatan Kalideres Jakarta barat dari
tanggal 23 Oktober 2007 hingga tanggal 31 Oktober 2007. Hal ini sesuai
dengan pendapat Gay dalam Sevilla (1993) bahwa ukuran minimum yang
dapat diterima pada penelitian korelasi adalah sebanyak ::~o subjek.
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sample yang digunal<an peneliti adalah Non
Probabilitas Sampling atau di sebut juga Non Random Sampling.
Sedangkan teknik pengambilan sample yang digunal<an adalah teknik
pengambilan sample aksidental (accidental sampling).
Menurut Sevilla (1993), sample aksidental adalah teknik penentuan sample
berdasarkan kebetulan. Yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
l<ebetulan ditemui itu coco!< sebagai sumber data.
Page 71
54
3.3. PENGUMPULAN DAT A
3.3.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah skala model Likert.
3.3.2. lnstrumen Penelitian
Instrument atau alat yang digunakan penulis dalam pengumpulan data
adalah lembar angket. Dalam penelitian ini penulis meng9unakan dua
instrument sebagai alat pengumpul data, yaitu:
a. Skala pemberian dukungan sosial dari suami yang disusun sendiri
dengan menggunakan skala model Likert yang mengacu kepada teori
Sarafino ( 1997). Ada pun blue print dari skala tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Blue Print Dukungan Sosial
No Aspek lndikator F UF T No Item
1. Dukungan a. Menyiapkan materi 4 4 Instrumental sesuaidengan
kebutuhan
b. Membantu 4 3 menyelesaikan pekerjaan
121, 47, 61,63, 6, 34, 54, 58.
17, 35, 55, 59, 48, 8,
62.
Page 72
No
2.
Aspek
Dukungan emosional
1---1-····-
3 Dukungan penghargaan
55
lndikator No Item
IF I UFI
I I c. Menyiapkan 2 \ 2 I
kebutuhan sendiri I I 9, 49, 36, 22.
b. Memberi perhatian I 2 j 2 t 17, 43, 2, 30.
c. Mengekspresikan · ···-1·3···12·\ 3, 31, 53, -1-8,-4-4-"'I kasih sayang I 1 ! i (memeluk, mencium, i ! I bergandengan tang an) \ I : I:,·.
d. Mendengarkan keluii-·t;z-1 2·r··-19, 45.4, 32.
I kesah ~I
a. Memberi semangat 2 I 2 T 1, 29, 16, 42.
I I
positif atas ide atau i,
a. Memberi keyakinan 2 1
1
1
2 t 5, 33·.·· 2-0-.-4-6-. -..Jiii __ · perasaan istri
>--+--·-------1----------+--rl -..J\-----------j a. Memberi informasi 2 I 2 j' 23, 37, 10, 50, !,,
4 Dukungan informasi
5 lntegritas sosial
perkembangan proses melahirkan dari media I _,j __________ __,
b. Memberi nasehat 2 1 I 11, 51, 24.
c. Memberi bimbingan 2 2 1
a. Rekreasi I 212·1
25, 60, 12, 38.
13, 39, 26, 56.
b. Tetap melaksanakan 2 I 2 r--27-.-5--7-.·1·4-.-4-0-.--l
i---1------+-c-. -~-:-~-i~-:;a-~s~~a-7:;~:::" .. ' I ' I positif
'--------------~----------~-- -------~
15, 41, 28, 52.
b. Skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi yang disusun sendiri
dengan menggunakan skala model Liker! yang mengacu kepada gejala-
gejala kecemasan menurut PPDGJ Ill. Blue print dari skala tersebut
adalah sebagai berikut:
Page 73
56
Tabel 3.2
Blue Print Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
No TAspek lndikator
1 Kecemasan a. khawatir akan nasib tentang masa buruk de pan
I b. Perasaan gelisah
I seperti di ujung I tanduk i
--i c. Sulit berkonsentrasi
-·· 2 Ketegangan I a.
Gelisah motorik
I b. Saki! kepala
c. Gem eta ran
d. Tidak dapat santai . ···-
3. Overaktivitas a. Berkeringat otonomik
b. Jantung berdebar-debar
..
I c. Sesak nafas
d. Keluhan lambung
e. Pusing kepala
f. Mulut terasa kering
c. Penilaian atau Skoring Instrument
F
2
2
2 .
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
U'.J No Item
I I
.
-· I I I
I
2 I
I 1, 7, 14, 40.
i I
2 i I I
I I I
21
15.41.2.28. I
3,29, 1~4tj --17. 43. 4. 30. I 2i i
') ~ I
• ' 2 I 2 I 2 \
I ~
2 I
5,31, 18,44.
19, 45, 6, 32.
7, 33, 20, 46.
I
I
r~ 2j
21.47.8.34. I 9.35.22.48. I
23, 49, 1~,36 ... l 11,37,24~
~ ':_j 25, 51, 12, 38.
2J 13, 39, 26, 52.
Instrument yang digunakan adalah skala dukungan sosial dan skala
kecemasan. Kedua skala ini menggunakan sl<ala model Likert dengan
modifikasi. Untuk skala dukungan sosial yaitu skala yan£1 terdiri dari
SL (selalu), SR (sering), JR Uarang) dan TP (tidal< pernah). Sedangl<an
Page 74
skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi yaitu skala yang juga terdiri
dari SL (selalu), SR (sering), JR Uarang) dan TP (tidak pernah).
Tabel 3.3
Skoring instrument
Favorable Unfavorable I l-------+-----4----->-----·-1----j
--~--- r----------+--
>---------+-----: __ · -=r=-_;_ __ ~ 1 4 1 ·---·-·----- _J
3.3.3. Teknik Uji Instrument
Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk
melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel pemberian dukungan
57
dari suami dan variabel kecemasan menghadapi kelahiran bayL Hubungan
antara variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Penghitungan
statistik yang digunakan untuk melihat validitas dan reliabilitas skala adalah
sebagai berikut:
1. Uji Validitas Skala
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat l<evalidan atau
l<esahihan suatu instrument. Suatu instrument dil<atal<an valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid
Page 75
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2002).
Dalam penelitian ini teknik uji validitas menggunakan rumus perhitungan
statistik korelasi dengan menggunakan korelasi product moment dari
Pearson, dengan rumus sebagai berikut:
r xy = N 2: xy - (2:x) (2:y)
2. Uji Reliabilitas Skala
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena
instrument tersebut sudah baik. lnstument yang reliabel rnengandung arti
bahwa instrument tersebut cukup baik, sehingga mampu mengungkap data
yang bisa dipercaya (Arikunto, 2002).
Dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas tekhnik alpha cronbach.
58
Data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh melalui penyajian
satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali pada sekelompok responden.
Page 76
59
Dengan menyajikan satu kali, maka diharapkan permasalahan yang muncul
pada pendekatan tes ulang dapat dihindari (Azwar, 2003).
Uji reliabilitas menggunakan rumus sebagai berikut:
;- 3.2 ..... J J Keterangan:
k = banyaknya belahan tes.
S? = variansi belahan j: j = 1,2, ..... k
Sx2 = variansi skor tes.
3.4. TEKNIK ANALISA DAT A
Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, penulis melakukan uji p atau
uji korelasi Spearman Rho atau biasa pula disebut Spearman rank dengan
rumus:
p= 1-{_6_:Ed;_2 }
n ( n2-1 )
keterangan:
d; = selisih pasangan jenjang
n = ukuran sample
Page 77
Korelasi Spearman Rho digunakan bila ditujukan untuk mengetahui
keterkaitan atau hubungan antara dua variabel yang datanya berbentuk
jenjang (Arikunto. 2002).
Sevilla (1993) mengemukakan ada dua tipe korelasi yang bergantung
60
pada sifat korelasi. Korelasi bisa positif, bisa pula negatif. Korelasi positif
bila dalam satu faktor dan faktor yang lainnya sama-sama bernilai tinggi.
Sedangkan korelasi negatif bila dalam pola hubungannya terjadi sebaliknya,
yaitu bila nilai tinggi pada satu faktor maka faktor lainnya bernilai rendah.
3.5. PROSEDUR PENELITIAN
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini peneliti merumuskan masalah, menentukan variabel yang
akan diteliti, melakukan study kepustakaan untuk mendapatkan gambaran
dan landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian. Pada tahap
ini juga peneliti menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang
akan digunakan dalam penelitian ini yaitu s.kala dukun!Jan sosial dan skala
kecemasan menghadapi kelahiran bayi. Melakukan try out atau uji coba
ala! ukur yang diujikan kepada 30 orang ibu hamil yan9 memeriksakan
dirinya di klinik bersalin bidan Hj. Siti Marfuah. Selain itu peneliti juga
Page 78
61
memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai
keadaan lapangan dan menyiapkan perlengkapan penelitian (surat
pengantar, lembar kesediaan, lain-lain).
2. Tal1ap pengambilan data
Pada tahap ini peneliti memasuki lapangan, yaitu Puskesmas kecamatan
Kalideres. Penelitian ini dilakukan kepada 30 orang ibu hamil yang
memeriksakan dirinya ke Puskesmas kecamatan Kalideres dari tanggal
23 Oktober 2007 sampai dengan tanggal 31 Oktober2007. Pada tahap ini
peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian kepada
responden dan mengambil data dengan memberikan skala dukungan
sosial dan skala kecemasan.
3. Tahap analisa data
Pada tahap analisa data, peneliti memberikan kode dan melakukan
skoring, kemudian menginput dan menghitung data yang diperoleh pada
komputer, selanjutnya peneliti melakukan analisis statistik dengan . . .
menggunakan program SPSS versi 12 dan yang terakhir membuat
kesimpulan dan laporan penelitian.
Page 79
BAB4
PRESENT ASI DAN ANALISIS CIA TA
4.1. GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas kecamatan Kalideres Jakarta Baral.
Responsen penelitian ini sebanyak 30 ibu hamil yang usia kehamilannya
tujuh bulan ke alas.
4.1.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Responden
Pada penelitian ini usia responden terbagi menjadi dua kelompok usia, yaitu
usia 30 tahun ke atas dan usia 30 tahun ke bawah. Hal ini dilakukan karena
menurut Santrok (2002) pada usia ibu hamil diantara 20 tahun sampai
30 tahun lebih aman dari resiko melahirkan bayi dengan cacat mental
(misalnya sindrom Down), sedangkan pada usia diatas 30 tahun ke atas
resiko melahirkan bayi dengan sindrom Down lebih besar. Selain itu pada
usia 20 sampai 30 tahun angka kematian pada bayi lebih rendah karena
sistem reproduksi ibu sudah lebih matang.
Page 80
63
Jumlah responden yang paling besar pada penelitian ini terdapat pada
kelompok usia 30 tahun ke bawah, yaitu sebanyak 26 responden (86,67 %).
Sedangkan sisanya sebanyak 4 orang responden (13.3) berada pada
kelompok usia 30 tahun ke atas.
Tabel 4.1.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Responden
Etar_~_:lakang -.,---n--.,--.~'.1.-~
spoden 20-30 lahun 26 j 86,7 %
30-35 lahun 4 I 13.3% -----··--
4.1.2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Kehamilan
Gambaran data responden berdasarkan usia kehamilannya adalah sebagai
berikut: Mayoritas responden usia kehamilannya 8 bulan, yaitu 16 responden
atau sebesar 53.3% dari keseluruhan sampel. Selanjutnya 10 responden
(33.3%) usia kehamilannya 9 bulan. Sedangkan jumlah responden yang
paling kecil adalah responden yang usia kehamilannya 7 bulan, yaitu
berjumlah 4 orang responden (13.3%).
Tabel 4.2.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Kehamilan
Latar belakang n %
Usia kehamilan 7 bulan 4 113.33% responden
8 bulan 16 53.33%
9 bulan 10 33.33%
Page 81
64
4.1.3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan
Yang Pernah dialami
Gambaran responden berdasarkan jumlah kehamilan yang pernah dialami
adalah sebagai berikut : responden dengan kehamilan pertama berjumlah
6 orang (20%), selanjutnya responden dengan kehamilan kedua berjumlah
15 orang (50%), berikutnya 5 orang responden (16.7%) sedang menjalani
kehamilan yang ketiga, sedangkan responden dengan kehamilan keempat
berjumlah 3 orang (10%) dan sisanya yaitu 1 orang responden (3.3%) sedang
menjalani kehamilan yang kelima.
Tabel4.3.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan Yang Pernah Dia!ami
I Latar belakang
·-Jumlah kehamilan yang Kehamilan pertama pernah dialami responden
Kehamilan kedua
Kehamilan ketiga
Kehamilan keempat
Kehamilan kelima
----n I % I 6 I 20%
15 50% '
5 I 16.7%
3
I 10%
1 3.3%
4.1.4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden
Gambaran responden berdasarkan pekerjaannya adalah sebagai berikut:
mayoritas responden, yaitu sebesar 80% (24 responden) adalah ibu rumah
tangga, sedangkan sisanya sebesar 20 % atau 6 orang responden bekerja
I I
Page 82
65
di luar rumah diantaranya bekerja sebagai karyawan, guru, buruh dan penata
rambut (salon).
Tabel 4.4.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden
%
Pekerjaan responden
Latar belakang n I --r·----'
24 ' 80% lbu rumah tangga
Bekerja (karyawan, guru, penata rambut, buruh) 6 l._2_0°-,1i~
4.1.5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Responden
Selanjutnya gambaran responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah
sebagai berikut: 11 orang responden (36.6%) berpendidikan SMU, 10 orang
lainnya (33.3%) berpendidikan SMP, 6 orang responden (20%) hanya
berpendidikan SD, 2 orang responden (6.6%) tidak pernah mengenyam
pendidikan formal, dan 1 orang responden (3.3%) berpendidikan S1.
Tabel4.5.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden
Latar belakang n %
Pendidikan terakhir S1 1 3.3% responden SMU 11 36.63%
SMP 10 33.33%
SD 6 19.98%
Tidak Lulus SD 2 6.66%
Page 83
66
4.2. UJI INSTRUMEN PENELITIAN
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan uji instrument terhadap
dua buah skala yaitu skala dukungan sosial dari suami dan skala kecemasan
menghadapi kelahiran bayi. Tujuan dari uji instrument ini adalah untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrument.
4.2.1. Hasil Uji Validitas Skala Dukungan Sosial
Skala ini terdiri dari terdiri dari 63 item pernyataan yang mewakili lima aspek
dukungan sosial. Skala ini diujicobakan pada 30 ibu hamil yang usia
kehamilannya mencapai trimester ketiga dan memeriksakan dirinya
ke bidan Hj. Marfuah di kelurahan Cipondoh Tangerang. Item yang berdaya
diskriminasi tinggi diperoleh dari koefisien korelasi item total total yang
nilainya lebih besar dari r tabe1 (0.05) = 0.361 dengan menggunakan rumus
product moment dari pearson. Diperoleh hasil bahwa 33 item gugur dan 30
item pertanyaan valid yang mewakili lima aspek dukungan sosial. Blue print
skala dukungan sosial hasil try out terdapat pada table berikut
Tabel4.6.
Blue print skala dukungan sosial hasil !try out
No Aspek lndikator F UF
1. Dukungan Menyiapkan materi 21,47*, 6*,34, 54, sesuaidengan
Jumlah Item
8
Page 84
67
No Aspek lndikator I
F I UF I Jumlah i i i \ Item I ' ' !
I ' i _,__ ___ i
Instrumental kebutuhan 61,63*, 58* ' i I J
! I -Membantu 7, 35, 55, I 48*, 8, 62. ! 7 I menyelesaikan 59*, ! ' I pekerjaan i '
9,49J
I I I '-
Menyiapkan 36, 22*.
I 4 I
kebutuhan sendiri I I
I
l_ 2. Dukungan Memberi semangat 1*, 29*, I '16, 42. [ 4 :
emosional
Momt.li pM"ti'O~ I l
-t !
\ .. ' 17,43 2*, 30. 4 ' I I
f-- --· I J ~->-- ------
13,"-31*, 53* t- 18.44 Mengekspresikan I 5 i
kasih sayang ' I i I
(memeluk, I I I I i
mencium,
I I l I bergandengan
', I
tangan) I I
19~·*,32*. i I
·-
I i Mendengarkan 4
I keluh kesah I
- !
3 Dukungan Memberi keyakinan 5*, 33, 20, 46*. I 4 I
penghargaan positif alas ide atau I perasaan istri
I I ' I
4 Dukungan Memberi informasi 23*, 37, 10,50*, 4 I informasi perkembangan I proses melahirkan dari media I
r--- --- J Memberi nasehat 11,51* 24*. 3
I 12. 38*. I Memberi bimbingan 25*, 60 4
5 lntegritas Rekreasi. 13, 39* 26, 56*. 4 I sosial
Tetap 27*, 57, ·14, 40. 4 melaksanakan aktivitas seperti biasa
Page 85
68
No Aspek lndikator F I
-- I Meningkatkan 15, 41*, T suasana hati yang
I positif
UF Jumlah Item
----+------' 28, 52*_ 4
Jumlah I 1 63 ____ L ------
*item yang valid
Setelah didapatkan item-item yang valid, maka penulis menyusun blue print
yang akan digunakan untuk penelitian lapangan. Dari 30 item yang valid,
yang digunakan dalam penelitian hanya 28 item, karena 2 item lainnya
sudah mewakili item yang lain dari masing-masing aspek. Hal ini dilakukan
agar responden merasa nyaman dan tidak merasa jenuh dalam menjawab
pernyataan-pernyataan yang diberikan. Adapun blue print skala dukungan
sosial yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai b13rikut :
Tabel 4.7.
Blue print skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian
No Aspek lndikator F UF Jumlah Item
1. Dukungan Menyiapkan materi 1 2Ei ' 2 I Instrumental sesuaidengan
kebutuhan I
I I
Membantu 3 24 2 menyelesaikan pekerjaan
Menyiapkan 5 2'' '· 2 kebutuhan sendiri
2. Dukungan Memberi semangat 7 20 2 emosional
Page 86
69
No Aspek I
lndikator I F i UF I Jumlah Item I I
I Memberi perhatian I . i
r 9 I 18 . ··r 2 I I I_ I I
! Mengekspresikan
I 11 116
I 2 I l
kasih sayang I I I
(memeluk,
I I I
mencium, \
bergandengan
I ! tangan) i
l I i I l .
I 1:3·-114 I ' Mendengarkan 2 I
! keluh kesah I I I I
3 Dukungan Memberi keyakinan I 15 12 I 2 I I penghargaan positif alas ide atau l
I i
perasaan istri I ,i I I I -
4 Dukungan M•mb•ri ;mo;m,,; i-·17 10 I
2 l informasi perkembangan I proses melahirkan I I
dari media I I -.-·--~ ~·
Memberi nasehat 19 8
I 2 I
I Memberi bimbingan 21 :=t= 2 I
1 5 lntegritas Rekreasi 23 2 sosial I I I
l
Tetap 25 2 2 ! melaksanakan aktivitas seperti biasa
Meningkatkan 27 28 2
I suasana hati yang positif
2d -
Jumlah 14 1.:i~
Page 87
70
4.2.2. Hasil Uji Validitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi.
Skala ini terdiri dari 52 item pernyataan yang mewakili tiga aspek kecemasan.
skala ini diujicobakan pada 30 ibu hamil yang usia kehamilannya mencapai
trimester ketiga dan memeriksakan dirinya ke bidan Hj. Siti Marfuah
di kelurahan Cipondoh Tangerang. Item yang berdaya diskriminasi tinggi
diperoleh dari koefisien korelasi item total yang nilainya lebih besar dari
r tabet (0.05) = 0.361 dengan menggunakan rumus product moment dari
pearson. Diperoleh hasil bahwa 14 item gugur dan 38 item pernyataan valid
yang mewakili tiga aspek kecemasan. Blue print skala. kecemasan
menghadapi kelahiran bayi hasil try out terdapat pada label berikut:
Tabel4.8.
Blue print skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi hasil try out
No Aspek lndikator F UF I Jumlah I I item I
' 1 Kecemasan khawatir akan 1*, 27* 14, 40*. I 4 I
tentang masa nasib buruk I I
I de pan ' ! Perasaan gelisah 15*,41* 2, 28*. I 4 seperti di ujung I tanduk '
Sulit berkonsentrasi 3*, 29* H>*, 42. 4
2 Ketegangan Gelisah 17*, 43* 4*, 30* 4 motorik.
Saki! kepala 5,31* 18*, 44*. 4
Gem eta ran 19*, 45* 6', 32* 4
Tidak dapat santai 7, 33* 20*, 46* 4
3. Overaktivitas Berkeringat 21*, 47 8*, 34. 4 otonomik
Page 88
71
No Aspek lndikator F
I UF I Jumlah I
I i
I item
I -··9·~3s*f 22*, 48* Jantung berdebar- 4 I
debar ! ' I \ I '
Sesak nafas 23*, 49* 10, 36* I 4 I !--- I Keluhan lambung 11, 37 24* 50 I 4 i ' I
Pusing kepala 25, 51*
I 12·.B 4
\
Mulut terasa kering 13*, 39* 26, 52. 4 I Jumlah I 52 I
l I .•.
* item yang valid
Setelah mendapatkan item-item yang valid, maka peneliti menyusun
blue print yang akan digunakan dalam penelitian lapangan. Dari 38 item yang
valid, yang digunakan dalam penelitian hanya 26 item, karena 12 item lainnya
sudah mewakili item yang lain dari masing-masing aspek. Hal ini dilakukan
agar responden merasa nyaman dan tidak merasa jenuh dalam menjawab
pernyataan-pernyataan yang diberikan. Berikut ini blue print skala
kecemasan menghadapi kelahiran bayi yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.9.
Blue print skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi
No Aspek lndikator F UF I Jumlah item
1 Kecemasan Khawatir akan nasib 2 25 2 tentang masa buruk depan
Perasaan gelisah seperti 4 23 2 di ujung tanduk
Sulit berkonsentrasi 6 21 2
Page 89
72
No Aspek lndikator F UF I Jumlah I i : item I !
2 Ketegangan Gelisah 8 19 1 2 j motorik I i i
-I
\ Sakit kepala 10 17 l 2 I --- - -
I i
Gemetaran 12 15 2 I I
I Tidak dapat santai 14 13 I 2 ! I i
' --'1 3. Overaktivitas Berkeringat 16 11 2 I otonomik I \ I
Jantung berdebar-debar 18 I 9 ! 2 I - I Sesak nafas 20 7 i
2 \ I
Keluhan lambung 22 5 ! 2 i I l _ _J
~ Pusing kepala 24 3 I 2
I Mulut terasa kering 26 1 r 2 ! !
Jumlah 13 13 ! 26 ! I '
4.2.3. Hasil Uji Reliabilitas Skala Dukungan Sosial Dari Suami Dan
Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrument penelitian
disebut reliabel apabila instrument tersebut konsisten dalam memberikan
penilaian atas apa yang diukurnya. Jika hasil penilaian yang diberikan oleh
instrument tersebut konsisten, maka memberikan jaminari bahwa instrument
tersebut dapat dipercaya.
Page 90
73
Reliabilitas kedua skala ini diuji dengan uji statistik alpha cronbac/7
menggunakan program SPSS versi 12. Hasil uji reliabilitas skala dukungan
sosial dan kecemasan menghadapi kelahiran bayi adalah sebagai berikut.
1. Koefisien reliabilitas skala dukungan sosial sebesar 0.901 yang berarti
bahwa data tersebut sangat reliabel.
2. Koefisien reliabilitas skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi
sebesar 0. 918 yang berarti bahwa data tersebut juga sangat reliabel.
Berikut ini adalah norma reliabilitas berdasarkan pendapat Guilford dalam
Azwar (2003).
Tabel 4.10.
Norma Reliabilitas I . ------·
I Koefisien l(riteria ---1 -
I >0.90 Sangat reliabel
r ' 0.70 sampai 0.90 reliabel
0.40 sampai 0.70 Cukup reliabel
0.20 sampai 0.40 kurang reliabel I < 0.20 tidak reliabel I
Page 91
74
4.3. UJI PERSYARATAN
4.3.1. Uji Normalitas
Data-data berskala interval sebagai hasil suatu pengukuran pada umumnya
mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak
mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh, harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan
(Burhan Nurgiyantoro, Gunawan & marzuki, 2002).
Dengan demikian, analisis statistik pertama yang harus digunakan dalam
rangkan analisis data adalah uji statistik berupa uji normalitas.
Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Shapiro Wilk, karena responden pengujian kurang dari 1 DO.
Adapun hipotesis statistiknya adalah
Ho : Populasi berdisribusi normal
H1 : Populasi tidal< berdistribusi normal.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan a = 0.05, yaitu :
Jika probabilitas > 0. 05, maka Ho diterima_
Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak.
Page 92
75
Tabel 4.1'1.
Hasil Uji Normalitas Dukungan Sosial
--~,0.9()'()":-Smirri,cv(a) _ .. --+- ___ _ _ _s_h.a_p.ir_o:Wilk _______ _
Statistic df \ Sig. Statistic df Sig. 1--~~~1--~~~-.,-~~~-.,...~~~~-;--~~~-..,...
dukungan - ! , ! .212 •_.,· 30 1
1
.001 ,-_- .740 ' sosial 30 \ .000
a L1lhefors S1gn1ficance Correction
Berdasarkan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk didapat nilai 0.00 yang lebih
kecil dari a= 0.05. Jadi berdasarkan nilai yang didapat maka Ho ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dukungan sosial tidak berdistribusi
normal, sehingga teknik analisa data statistiknya menggunakan uji korelasi
Spearman Rho.
Normalitas data berdasarkan skala dukungan sosial dapat dilihat berdasarkan
gambar Q-Q plot SPSS 12.00 berikut ini:
Page 93
Gambar4.1 QQ plot skala dukungan sosial
Normal Q-Q Plot of dukungan sosiaJ
'
0 ,,_
0
0
60 BO
0
go 0
Observed Value '""
Sedangkan untuk uji norma!itas pada skala kecemasan menghadapi
kelahiran bayi berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk didapat nilai 0.670
yang berarti lebih besar daripada a = 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi berdistribusi normal. Berikut
label uji normalitas skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi:
Tabel 4.12.
Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Kolmoaorov-Smifov(a) !--···
Statistic I df Sig. Statistic kecemasan
.101 I 30 I menghadapi kelahiran .200(*) I .975 bayi I
* This 1s a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
76
Page 94
Normalitas data skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi dapat dilihat
pada Q-Q plot SPSS 12.00 sebagai berikut:
Gambar4.2 QQ plot skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
NorTn.ill Q-Q Plot of kecemasan menghadapi kclahirnn bayi
/ ·-1 I I 0
40 &I ~>D
Observed Value
4.4. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
4.4.1. Kategorisasi Skor Skala Dukungan Sosial
77
Katagorisasi ini bertujuan untuk menempatkan responden ke dalam katagori-
kategori atau kelompok yang berjenjang, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah.
Adapun responden yang masuk pada kategori yang rendah adalah
responden yang memiliki skor di bawah 56 atau berada cli antara skor 28
sampai 55, sedangkan responden yang masuk pada kategori sedang ada!ah
responden yang memiliki skor antara 56 sampai 84, kemudian responden
yang masuk pad a kategori tinggi ada!ah responden yang memiliki skor di atas
Page 95
78
84 atau berada di antara skor 85 sampai 112. Berikut ini tabel hasil
katagorisasi skor penyebaran skala dukungan sosial.
Tabel 4.13.
Kategorisasi skor skala dukungan sosial
Skor Kategorisasi I Frekuensi I Persentase I ' x > (84) Tinggi ( X > (µ+1 cr) ) 25 i 83.25 I I
i ' (56) 2: x 2: (84) Sedang ((µ+1cr) 2: X 2: {µ+1cr)) 4 13.3 I
I I ' x < (56) Rendah ( X < (µ+1 cr) ) 1 ! 3.3 I -
Pada label di atas menunjukkan bahwa mayoritas sample atau sebanyak 25
orang responden berada pada kategori tinggi (83.25%), sedangkan 4 orang
responden (13.3%) berada pada kategori sedang dan 1 orang responden
(3.3%) mendapatkan dukungan sosial yang rendah dari suaminya.
4.4.2. Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Kategorisasi ini bertujuan untuk menempatkan responclen ke dalam kategori-
kategori atau kelompok yang berjenjang, yaitu; tinggi, sedang, dan rendah.
Adapun responden yang masuk pada kategori yang rendah adalah
responden yang memiliki skor di bawah 52 atau berada di antara skor 26
sampai 51, sedangkan responden yang masuk pada kategori sedang adalah
responden yang memiliki skor antara 53 sampai 78, selanjutnya responclen
yang masuk pada kategori tinggi adalah respond en yang memiliki skor di alas
Page 96
19
78 atau berada di antara skor 79 sampai 104. Berikut ini label hasil
kategorisasi skor penyebaran skala dukungan sosial.
Tabel 4.14.
Katagorisasi skor Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Skor Katagorisasi Frekuensi Persentase
x > (78) Tinggi ( X > (µ+1 CJ) ) 1 3.3%
(52) "x" (78) Sedang ((µ+1 CJ) ;:: X;:: (µ+1 CJ) ) 18 60%
x < (52) Rendah ( X < (µ+1 CJ) ) 11 36.7%
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas sample atau sebanyak 18
orang responden memiliki kecemasan dalam kategori sedang (60%),
sedangkan 11 orang responden (36. 7 % ) memiliki kecemasan dalam
kategori rendah dan 1 orang responden (3.3%) memiliki kecemasan dalam
tinggi dalam menghadapi kelahiran bayinya.
4.4.3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis alternative (Ha)
Ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan
tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil.
Page 97
80
2. Hipotesis no! (Ho)
Tidak ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami
dengan tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi
Untuk menguji apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial yang
diberikan oleh suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi, peneliti
menggunakan program SPSS versi 12 dengan rumus statistik
spearman rho. Rumus ini digunakan peneliti karena data dari skala
dukungan sosial tidak berdistribusi normal. Berdasarkan penghitungan yang
telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien korelasi (nilai p) sebesar - 0.235
yang terdapat pada tabel 4.21
Tabel 4.15.
Nilai koefisien korelasi dukungan sosial yang diberikan suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi
N p hitung P tabel lnterpretasi ·-
taraf signifikansi taraf signifikansi 5o/o 1o/a
30 -0.235 0.364 0.478 Ho diterima
Dari label diatas maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut
Tidak ada Hubungan antara dukungan sosial dari suami clengan kecemasan
menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil.
I I I I
Page 98
81
P hitung > P label
-0.235 < 0.364
Keputusan : Ha ditolak, Ho diterima.
Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara dukungan sosial yang diberikan
suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil baik
pada taraf signifikans·1 5% ataupun pada taraf signifikans'i 1%.
4.1.1. Hasil Utama Penelitian
Hasil dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara dukungan sosial
yang diberikan suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada
ibu hamil. Sehingga dapat dikatakan tidak ada satupun dari bentuk-bentuk
dukungan sosial yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan dalam
menghadapi kelahiran bayi yang dialami oleh ibu hamil.
4.1.2. Hasil Penelitian Tambahan
Adapun hasil penelitian tambahan ini didapatl<an dari data responden.
1. Berdasarkan tingkat pendidikan responden, didapatkan hasil bahwa:
• Dari 22 orang responden yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi
(SMP, SMA, SI), 16 orang responden memiliki kecemasan dalam
Page 99
82
kategori sedang, dan sisanya 6 orang responden rnemiliki kecemasan
yang rendah.
• Sedangkan dari 8 orang responden yang berpendidikan rendah (SD
atau tidak lulus SD), 5 orang memiliki tingkat kecernasan yang rendah
sedangkan 3 orang lainnya memiliki kecemasan dalam kategori
sedang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 19 orang responden yang merasa lebih
cemas, mayoritasnya (16 orang) adalah responden yang t.ingkat
pendidikannya cukup tinggi (dari SMP hingga 81).
2. Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan responden didapatkan hasil :
• Dari 24 orang responden yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga,
14 orang memiliki kecemasan dalam kategori sedang dan 10 orang
lainnya memiliki tingkat kecemasan yang rendah.
• Sedangkan dari 6 orang responden yang bekerja, S orang memiliki
kecemasan dalam kategori sedang dan 2 orang lainnya memiliki
kecemasan yang rendah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 19 orang responden yang merasa
lebih cemas, mayoritasnya (10 orang) adalah responden yang tidak
bekerja atau ibu rumah tangga
Page 100
3. Berdasarkan jumlah kehamilan yang pernah dialami, didapatkan hasil :
• Dari 6 orang yang mengandung anak pertama, 4 orang memiliki
kecemasan dalam kategori sedang dan 2 orang lainnya memiliki
kecemasan yang rendah.
• Sedangkan dari 15 orang yang mengandung anak kedua, 12 orang
memiliki kecemasan dalam kategori sedang dan 3 orang lainnya
memiliki kecemasan yang rendah.
83
• Kemudian dari 9 orang yang mengandung anak ketiga sampai kelima,
6 orang hanya memiliki kecemasan yang rendah dan sisanya (3 orang)
memiliki kecemasan dalam kategori sedang.
Berdasarkan data di alas, dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang sedang
mengandung anak pertama dan kedua lebih cemas dibanding ibu hamil yang
telah melahirkan lebih dari dua kali karena dari 19 responden yang merasa
lebih cemas, mayoritas (16 orang) adalah ibu yang sedang mengandung
anak pertama dan kedua.
4. Berdasarkan Usia responden, didapatkan hasil :
• Dari 26 orang yang berusia dibawah 30 tahun, 17 orang memiliki
kecemasan dalam kategori sedang dan 9 orang lainnya memiliki
kecemasan yang rendah.
Page 101
84
• Sedangkan dari 4 orang yang berusia diatas 30 tahun, 2 orang
memiliki kecemasan yang rendah, I orang memiliki kecemasan dalam
kategori tinggi, dan 1 orang lainnya memiliki kecemasan dalam
kategori sedang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 19 orang yang merasa lebih cemas,
mayoritas (17) adalah ibu hamil yang berusia di bawah 30 tahun.
5. Berdasarkan dari usia kehamilan responden, didapatkan hasil:
• Dari 10 orang responden yang kehamilnnya berusia 9 bulan, 6 orang
diantaranya memiliki kecemasan dalam kategori sedang, 1 orang
merasakan kecemasan yang tinggi sedangkan sisanya sebanyak 3
orang responden memiliki kecemasan yang rendah.
• Dari 16 orang responden yang kehamilannya berusia 8 bulan, 9 orang
responden merasakan kecemasan dalam kategori sedang, dan 7
orang lainnya merasakan kecemasan yang rendah.
• Dan dari 4 orang responden yang usia kehamilannya 7 bulan, 3
d'1antaranya memiliki kecemasan yang sedang dan sisanya 1 orang
responden memiliki kecemasan yang rendah
Jadi dapat disimpulkan semakin dekat waktu melahirkan rnaka ibu hamil
semakin cemas.
Page 102
BAB5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan statistik spearman rho dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan negative yang signifikan antara pemberian
dukungan sosial dari suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi
pada ibu hamil dengan nilai p = -2.35 (p.0.05 = 0.364). Karenanya hipotesis
nihil (Ho) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan
antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan kec:emasan
menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil diterima. Dan hipotesis alternatif
(Ha) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pemberian dukungan
sosial dari suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu
hamil ditolak.
5.2. DISKUSI
Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis di daerah Kalideres Jakarta Barat
jelas membuktikan bahwasanya tidak ada hubungan negative yang signifikan
antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan kecemasan ibu hamil
Page 103
86
dalam menghadapi kelahiran bayinya. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan
suami tidak memiliki hubungan untuk meminimalisir rasa cemas ibu hamil
dalam menghadapi kelahiran bayinya.
Dari data yang didapat, mayoritas responden (60%) memiliki kecemasan
dalam kategori sedang menjelang kelahiran bayinya. Dan untuk dukungan
sosial dari suami, mayoritas responden (83.25 %) mendapatkan dukungan
yang tinggi dari suaminya. Hal ini jelas menunjukkan walaupun dukungan
sosial dari suami tinggi, tetapi responden masih merasakan kecemasan
dalam kategori sedang.
Bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan terhadap
26 pasang suami istri yang sedang menjalani kehamilan cli California, hasil
penelitian ini amat bertolak belakang dengan dengan hasil penelitian
tersebut. Penelitian sebelumnya yang diungkapkan Johana Gladieux
(dalam Dagun 2002) memperlihatkan bahwa dukungan suami dapat
menyebabkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri
sehingga istri akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan situasi kehamilan.
Tetapi hasil penelitian yang dilakukan di Kalideres mengungkapkan bahwa
tidak ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan
kecemasan ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya. Karena
Page 104
87
walaupun mayoritas suami sudah memberikan dukungan yang tinggi pada
istrinya yang sedang hamil, tetapi sang istri masih tetap merasa lebih cemas
dalam menghadapi kelahiran bayinya. Jadi bila dibandingkan dengan hasil
penelitian tersebut ternyata dukungan sosial dari suami hanya bisa
menyebabkan istri lebih mudah menyesuaikan diri dengan situasi kehamilan,
tetapi tidak dapat meminimalisir kecemasan yang dirasakan istri dalam
menghadapi kelahiran bayinya.
Selain itu hasil penelitian ini ternyata juga bertentangan dengan pendapat
Cobb (dalam Rahma Hasibuan, 1999) yang menyatakan bahwa dukungan
sosial adalah moderator stress kehidupan yang berfungsi melindungi individu
dalam menghadapi distress fisik dan psikologis. Menurut Cobb individu yang
memiliki dukungan sosial yang tinggi memiliki tingkat kecemasan yang lebih
rendah dibandingkan dengan individu yang dukungan sosialnya rendah.
Hasil penelitian ini selain bertentangan dengan pendapat Cobb, juga
bertentangan dengan pendapat para ahli lainnya, diantaranya adalah bertolak
belakang dengan pendapat La Rocco yang mengemukakan bahwa
dukungan sosial berhubungan dengan berkurangnya kecemasan. (Juli
Aperwati, 2003).
Page 105
88
Tetapi ketiadaan hubungan antara pemberian dukungan dari suami dengan
kecemasan ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya sesuai dengan
pendapat Kartini Kartono (1992) yang menyatakan bahwa pada setiap
wanita baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia apabila dirinya hamit,
pasti akan dihinggapi campuran perasaan, yaitu: rasa kuat dan berani
menanggung segala cobaan, dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta
dan benci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia,
harapan penuh kegembiraan, dan kecemasan, yang semuanya menjadi
semakin intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya. Jadi semua
wanita, baik yang bahagia karena mendapat dukungan yang tinggi dari
suaminya ataupun yang tidak bahagia karena rendahnya dukungan sosial
yang didapatkan dari suami, pasti mengalami campuran perasaan salah
satunya adalah rasa cemas, gelisah dan khawatir yang semuanya itu akan
semakin intensif menjelang kelahiran bayi.
Tidak adanya hubungan antara dukungan sosial yang diberikan suami
dengan tingkat kecemasan yang dialami ibu hamil dalam menghadapi
kelahiran bayinya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Misalnya dari
faktor tingkat pendidikan ibu ha mil, faktor jenis pekerjaan ibu ham ii, ada atau
tidaknya pengalaman yang pernah dialami oleh dirinya sendiri atau orang lain
yang ada disekitarnya dan jumlah kehamilan yang pernah dialami.
Page 106
89
Bila dilihat dari faktor pendidikan ibu hamil, Semakin tinmii tingkat pendidikan
individu, maka semakin banyak dan semakin luas pengetahuannya.
Sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan individu maka akan semakin
sedikit dan semakin sempit pengetahuannya. lndividu yang memiliki
pendidikan yang tinggi biasanya merasa tertarik untuk membaca koran dan
menyaksikan berita di televisi. Sedangkan individu yang tingkat
pendidikannya rendah biasanya memiliki minat yang rendah dalam membaca
koran ataupun menyaksikan berita. Sedangkan diketahui saat ini banyak
sekali berita baik di media cetak maupun di media elektronik yang
menayangkan berita tentang bayi yang lahir cacat atau menampilkan orang
orang yang memiliki keterbatasan fisik dan mental. lbu hamil yang sering
membaca, mendengar atau melihat berita tersebut pasti akan lebih
merasakan kecemasan menjelang kelahiran bayinya. !bu hamil akan lebih
merasa gelisah dan takut kalau bayi yang sedang dikandungnya akan
mengalami hal serupa. Sebaliknya ibu hamil yang memiliki minat yang rendah
dalam membaca berita otomatis jarang membaca berita tersebut, sehingga
tingkat kecemasannya pun tidak terlalu tinggi bahkan tingkat kecemasannya
bisa dikatakan rendah. Sehingga dukungan suaminya bisa berpengaruh
dalam meminimalisir rasa cemas yang dimilikinya. Berdasarkan data
responden yang didapat, dari 19 responden yang merasa Jebih cemas dalam
menghadapi kelahiran bayinya, ternyata mayoritas responden (16 orang
responden) memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Jadi dapat
Page 107
disimpulkan karena faktor tingkat pendidikan ini dukungan sosial dari suami
tidak dapat meminimalisir rasa cemas yang dialami ibu hamil dalam
menghadapi kelahiran bayinya.
90
Selain faktor tingkat pendidikan, pekerjaan ibu hamil juga dapat berpengaruh
terhadap tidak adanya hubungan antara dukungan sosial yang diberikan
suami dengan tingkat kecemasan yang dialami ibu hamil dalam menghadapi
kelahiran bayinya. lbu hamil yang tidak bekerja (ibu rumah tangga)
memiliki waktu luang yang lebih banyak dibanding ibu hamil yang bekerja di
luar rumah. Dengan semakin banyaknya waktu luang yang dimiliki ibu hamil,
maka semakin banyak pula kesempatan untuk melamun dan memikirkan hal
hal negatif mengenai keselamatan bayinya. Sehingga ibu hamil lebih merasa
cemas. Sebaliknya semakin sedikit waktu luang dan semakin banyak
pekerjaan, maka semakin sedikit pula kesempatan untuk melamun dan
memikirkan hal-hal negatif mengenai keselamatan bayinya. Selain itu lbu
hamil yang bekerja di luar rumah semakin sering berinteraksi dengan orang
lain dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak bekerja. Semakin sering
berinteraksi dengan orang lain, maka semakin teralihkan rasa cemas yang
dialami ibu hamil. Hal ini sesuai dengan data responden yang penulis
dapatkan. Dari data yang didapat, mayoritas responden yaitu sebesar
80% (24 responden) adalah ibu rumah tangga. Sedangkan sisanya yaitu
Page 108
91
sebesar 20% bekerja di luar rumah. Dan berdasarkan data yang didapat dari
19 orang responden yang merasa lebih cemas, ternyata mayoritas responden
(14 orang) adalah ibu rumah tangga.
Selain itu, faktor pengalaman juga dapat ikut berperan kenapa dukungan
suami tidak berhubungan dengan tingkat kecemasan ibu hamil. Faktor
pengalaman tersebut bisa dialami sendiri ataupun dialami oleh kerabat ibu
hamil, sehingga rasa khawatir dan cemas menjadi lebih tinggi; Misalnya
karena responden ataupun kerabatnya pernah melahirkan anak yang cacat,
atau pernah melahirkan bayi yang sudah tak bernyawa, atau mungkin karena
ada masalah dalam kehamilannya. Misalnya bayi yang ada dalam
kandungannya posisinya sungsang. Hal itu juga bisa membuat ibu hamil
merasa lebih cemas, sehingga dukungan suami saja tidak cukup untuk
meminimalisir rasa cemas yang dialami ibu hamil. Jadi hal tersebut dapat
menyebabkan tidal< ada hubungan antara dukungan sosial yang diberikan
suami dengan tingkat kecemasan yang dialami ibu hamil dalam menghadapi
kelahiran bayinya.
Jumlah kehamilan yang pernah dialami juga berpengaruh terhadap tidal<
adanya hubungan antara dukungan sosial dari suami dengan kecemasan
menghadapi kelahiran bayi. Dari data yang didapat, dari 19 orang
Page 109
92
responden yang merasa lebih cemas, ternyata mayoritas responden (12
orang) sedang mengandung anak kedua. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas ibu yang lebih cemas hanya mempunyai satu pengalaman dalam
melahirkan bayi. Bila pengalaman itu adalah pengalaman yang buruk, hal itu
dapat menjadikan ibu hamil menjadi lebih cemas dalam menghadapi
kelahiran bayinya. Lain halnya bila telah beberapa kali melahirkan. lbu yang
telah beberapa kali melahirkan pasti memiliki pengalaman yang lebih banyak
dalam melahirkan, sehingga ia lebih terbiasa dalam menghadapi kelahiran
bayi, sehingga tingkat kecemasannya pun akan lebih rendah, sehingga
dukungan suami dapat berpengaruh terhadap tingkat kec:emasan ibu hamil
dalam melahirkan bayinya.
Dari beberapa faktor diatas jelas menunjukkan bahwa memang ternyata
tidak ada hubungan antara dukungan sosial yang diberikan suami dengan
kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil. Karena ternyata
banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil dalam
menghadapi kelahiran bayinya yang menyebabkan tingkat kecemasan ibu
hamil lebih tinggi SE)hingga dukungan suami saja tidak cukup untuk
meminimalisir kecemasan yang dialaminya menjelang kelahiran bayi.
Page 110
93
5.3. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dengan mempertimbangkan
hasil analisis statistik beserta kesimpulannya, penulis mencatat beberapa
saran yang dapat menyempurnakan penelitian lanjutan yang akan dilakukan.
Penulis membagi saran tersebut menjadi saran teoritis dan saran praktis.
Saran teoritis diajukan kepada pihak-pihak yang ingin menyempurnakan
penelitian yang penulis lakukan, sedangkan saran praktis penulis ajukan
kepada para ibu hamil agar lebih merasa tenang dalam menghadapi
kelahiran bayi.
5.3.1. Saran Teoritis
Penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih terbatas, oleh karena itu
peneliti memberikan beberapa saran diantaranya :
1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mengambil subjek yang lebih
banyak lagi subjek dengan penyebaran sampel yang \l:ibih \uas sehingga
benar-benar dapat mewakili populasi.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian serupa
yang lebih komprehensif, dengan menggunakan wawancara dan
observasi sebagai metode pengumpu\an datanya sehingga data yang
didapatkan lebih mendalam.
Page 111
93
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dengan mempertimbangkan
hasil analisis statistik beserta kesimpulannya, penulis mencatat beberapa
saran yang dapat menyempurnakan penelitian lanjutan yang akan dilakukan.
Penulis membagi saran tersebut menjadi saran teoritis dan saran praktis.
Saran teoritis diajukan kepada pihak-pihak yang ingin rnenyernpurnakan
penelitian yang penulis lakukan, sedangkan saran praktis penulis ajukan
kepada para ibu harnil agar lebih rnerasa tenang dalam menghadapi
kelahiran bayi.
5.2.1 Saran Teoritis
Penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih terbatas, oleh karena itu
peneliti memberikan beberapa saran diantaranya :
1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mengambil subjek yang lebih
banyak lagi subjek dengan penyebaran sampel yang lebih luas sehingga
benar-benar dapat mewakili populasi.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian serupa
yang lebih komprehensif, dengan menggunakan wawancara dan
observasi sebagai metode pengumpulan datanya sehingga data yang
didapakan lebih mendalam.
Page 112
5.3.2. Saran Praktis
Peneliti memberikan saran praktis kepada beberapa pihak, yaitu:
1. Kepada ibu hamil, sebaiknya lebih mencari kesibukan sehingga wak!u
luang untuk memikirkan hal-hal buruk lebih berkurang sehingga dapat
mengalihkan perhatian dari rasa khawatir yang berlebihan.
2. Kepada para dokter ataupun bidan, diharapkan dapat memberikan
dukungan kepada ibu hamil, sehingga ibu hamil dapat menjadi lebih
tenang dalam menghadapi kelahiran bayinya.
Demikianlah saran-saran penulis, semoga dapat bermanfaat bagi semua
orang umumnya dan para peneliti lain yang memerlukan khususnya.
94
Page 113
DAFTAR PUSTAKA
Aliyah. (2006). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Kesepian Karyawan Yang Di Mutasi Di PT Pas Indonesia (Persero). Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Amir Achsin. (2003). Untukmu /bu Tercinta. Jakarta: Prenada Media.
Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C. (1999). Introduction To Psychology. Pengantar Psikologi, Taufiq, Nurjanah.,Dharma, Agus.(Terj). Jakarta : Erlangqa.
Burhan Nurgiyantoro, Gunawan & Marzuki. (2002). Stat1stik Terapan: Untuk Penelitian I/mu-I/mu Sosia/. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Chaplin, J.P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali
Dave, Save M. (2002). Psikologi Keluarga (Get. Ke-2). ,lakarta : PT. Rineka Cipta.
Davidoff, Linda L. (1991) Psiko/ogi Suatu Pengantar ji/id 2. Jakarta : Erlangga
Fitri Fausiah, Julianti Widury. (2005). Psikologi Abnormal K/inis Dewasa. Jakarta : UI Press
Gottlieb, Benyamin. (1993). Social Support Strategies Guidelines for Mental Health Practice (Vol 7). Beverly Hills : Sage Publication.
Hurlock, Elisabeth B. (1990) Developmental Psychology : A Life Span Approach, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. lstiwidayanti (Terj.) Jakarta: Erlangga.
Juli Aperwati (2003). Persepsi tentang Persalinan, Dukungan Suami dan Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Primi9ravida. Yogjakarta: Pasca sarjana Universitas Gajah Mada.
Page 114
Kartini Kartono (1992). Psikologi Wanita Ji/id II; Mengenal Wanita Sebagai !bu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju.
Kuncono. (2005) Aplikasi Komputer Psikologi ; Diktat Kuliah dan Panduan Praktikum Edisi kedua. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia
Macdougall, Jane. (2003) Kehamilan Minggu Demi Minggu. Nina lrawati (Terj.) Jakarta : Erlangga.
Musthofa Fahrni (1977), Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat Ji/id II. Jakarta: Bulan Bintang, cet. pertama.
Orford, Jim. (1992) Community Psychology, Theory and Practice. Chichester, New york : Jhon Wiley & Sons Inc.
Rahma Hasibuan, Nurhenti D Simatupang. (1999) Kecemasan pada Kehami/an Pertama Ditinjau dari Peran Social Support. Surabaya : Depdiknas Universitas Negeri Surabaya, Lembaga Penelitian.
Rismawati. (2006). Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kepuasan Hidup Pada Lanjut Usia Penghuni Panti Sosial Tresna W11rdha (PTSW) Melania Rempoa. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Rusdi Maslim. (2001). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-111. Jakarta : PT Nuh Jaya.
Saifuddin Az>Nar. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Santrock, Jhon. W. (2002). Life Span Development; Perkembangan Masa Hidup Ji/id 1. Jakarta: Erlangga.
Sarafino, Edward P. (1997) Health Psychology Biopsychosocial Interactions, (3th ea) New York: Jhon Wiley & Sons inc.
Sevilla, Consuello G. dkk. (1993) Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press.
Siti Soraya. (2006). Peranan Dukungan Sosial Terhadap Perilaku Coping Pada /bu Yang Memi/iki Anak Dengan HIV/AIDS. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Page 115
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
Syamsir Salam dan Jaenal Aripin. (2006) Metodelogi Penefitian Sosiaf. Jakarta : UIN Jakarta Press.
Usman Effendi (1993). Pengantar Psikofogi_ Bandung : i~ngkasa Bandung
Wiramihardja, Sutardjo A (2005) Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung : Refika Aditama
Zakiah Darajat ( 1990). Kesehatan Mental. Jakarta : Haji Masagung.
Page 116
Lampiran 1
RELIABILIT AS SKALA DU KU NGAN SOSIAL
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary
N Cases Valid 30
Excluded' 1 Total 31
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.901 30
% 96.8
3.2
100.0
Page 117
Item Statistics
Mean Std. Deviation N ds1 3.53 .629 30 ds2 3.53 .629 30 ds4 3.30 .952 30 ds5 3.60 .770 30 ds6 3.77 .679 30 ds19 3.23 .817 30 ds22 3.07 .944 30 ds23 2.50 1.009 30 ds24 3.33 .844 30 ds25 3.40 .675 30 ds27 3.27 .785 30 ds29 3.53 .571 30 ds31 3.17 .747 30 ds32 3.43 .817 30 ds38 3.53 .629 30 ds39 2.83 .913 30 ds41 2.33 .802 30 ds45 3.50 .820 30 ds46 3.53 .730 30 ds47 3.67 .606 30 ds48 3.30 .915 30 ds49 2.93 .785 30 ds50 3.10 1.062 30 ds51 3.73 .521 30 ds52 3.47 .681 30 ds53 2.63 1.129 30 ds56 3.10 .885 30 ds58 3.10 .995 30 ds59 2.83 .791 30 ds63 3.57 .817 30
Page 118
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
ds1 94.30 144.907 .497 .897 ds2 94.30 146.010 .423 .898 ds4 94.53 141.982 .438 .898 ds5 94.23 144.047 .443 .898 ds6 94.07 146.202 .376 .899 ds19 94.60 143.903 .421 .898 ds22 94.77 144.806 .314 .901 ds23 95.33 143.333 .351 .900 ds24 94.50 142.328 .486 .897 ds25 94.43 143.978 .519 .897 ds27 94.57 143.426 .468 .897 ds29 94.30 147.321 .374 .899 ds31 94.67 143.471 .492 .897 ds32 94.40 143.697 .432 .898 ds38 94.30 143.390 .601 .896 ds39 95.00 140.690 .522 .896 ds41 95.50 142.534 .504 .897 ds45 94.33 138.644 .700 .893 ds46 94.30 142.010 .591 .895 ds47 94.17 146.282 .422 .898 ds48 94.53 142.533 .433 .898 ds49 94.90 144.921 .386 .899 ds50 94.73 137.375 .576 .895 ds51 94.10 148.783 .297 .900 ds52 94.37 141.551 .667 .894 ds53 95.20 140.855 .399 .900 ds56 94.73 141.789 .487 .897 ds58 94.73 138.271 .580 .895 ds59 95.00 143.310 .469 .897 ds63 94.27 146.754 .273 .901
·-Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 97.83 152.833 12.363 30
Page 119
Lampiran 2
RELIABILIT AS SKALA KECEMASAN MEl\IGHADAPI
KELAHIRAN BAYI
Reliability
Warnings ,..,..,~~~~~...,.......,.,~-..,..,,,,-~~~~...,...~~..,...~~·....,..~~-~
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary
N Cases Valid 30
Excluded' 1 Total 31
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Aloha N of Items
.918 38
% 96.8
3.2
100.0
Page 120
Item Statistics
Mean Std. Deviation N c1 2.80 1.095 30 c3 2.07 .907 30 c4 1.97 .964 30 c6 1.90 .995 30 c8 2.43 1.006 30 c9 2.20 1.064 30 c12 2.00 .830 30 c13 1.93 .944 30 c15 1.57 .858 30 c16 2.40 1.276 30 c17 2.47 .860 30 c18 2.43 1.073 30 c19 2.07 1.048 30 c20 1.80 .847 30 c21 1.80 .847 30 c22 1.80 .925 30 c23 1.77 .935 30 c24 1.77 .774 30 c27 2.17 1.117 30 c28 1.37 .615 30 c29 2.07 .907 30 c30 2.47 1.196 30 c31 1.97 1.033 30 c32 2.17 1.085 30 c33 2.60 .894 30 c35 2.30 1.088 30 c36 2.27 1.081 30 c38 2.50 1.009 30 c39 2.07 .944 30 c40 1.27 .521 30 c41 2.20 1.095 30 c43 2.33 .994 30 c44 1.87 .819 30 c45 2.03 .928 30 c46 1.50 .777 30 c48 2.80 1.095 30 c49 2.23 1.006 30 c51 1.83 .913 30
Page 121
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
c1 76.37 320.309 ·-.361 .917 c3 77.10 317.679 .531 .915 c4 77.20 319.131 .453 .916 c6 77.27 320.547 .397 .917 c8 76.73 320.616 .389 .917 c9 76.97 318.309 .427 .916 c12 77.17 315.385 .664 .914 c13 77.23 322.185 .371 .917 c15 77.60 319.697 .496 .916 c16 76.77 315.013 .420 .917 c17 76.70 318.976 .519 .91!:'.i c18 76.73 320.892 .354 .917 c19 77.10 308.783 .700 .91~1
c20 77.37 316.861 .600 .915 c21 77.37 322.171 .420 .916 c22 77.37 323.757 .332 .917 c23 77.40 315.972 .566 .915 c24 77.40 326.662 .300 .918 c27 77.00 316.552 .449 .916 c28 77.80 328.924 .285 .918 c29 77.10 321.886 .398 .917 c30 76.70 316.217 .424 .911' c31 77.20 324.234 .278 .918 c32 77.00 307.655 .705 .91a c33 76.57 316.806 .567 .91S c35 76.87 317.499 .438 .916 c36 76.90 319.403 .391 .91]' c38 76.67 316.782 .498 .9rn c39 77.10 325.059 .285 .918 c40 77.90 328.438 .368 .91i' c41 76.97 308.792 .667 .91il c43 76.83 316.695 .508 .915 c44 77.30 318.562 .562 .91,i c45 77.13 317.361 .528 .915 c46 77.67 319.747 .551 .91,i c48 76.37 320.240 .363 .91J c49 76.93 318.892 .438 .916 c51 77.33 316.713 .558 .915
Page 122
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 79.17 335.661 18.321 38
Page 123
correlations I f1 ds4
f1 Pearson Correlation 1 .492(") Sig. (2-talled) .006 N 30 30 VALIOITAS SKALA OUKUNGAN SOSIAL
ds4 Pearson Correlation ,4g2(•') 1
I ds1 f1 ds1 Pearson Correlation 1 . 501( .. )
Correlations Sig. (2-tailod) .006 I N 30 ! 30 ,.,__ -CorrefatiolllSS!9nlfiCant afth6l.1:b1 level (2~taited) .
Sig. (2-tailed) .005 N 30 30 Correlations
f1 Pearson Correlation .501(-) 1 Sig. (2·talled) .005 N 30 30
CofrEilatiOii-ls i!Qnificant atthf.i bNISVef(2:.:fii!led).
I f1 ds5 f1 Pearson Correlation 1 .465('")
Sig. (2-tailed) .D10 N 30 30
ds5 Pearson Correlation .465('") 1 Sig. (2·tailed) .D10 N 30 30
'---····-·- -Correlations
Correlation iSSignifiCanfa-t the-0.01 leVet (2·tafled).
I f1 ds2 Correlations f1 Pearson Correlation 1 .476( .. )
Sig. (2-talled) .006 N 30 30
ds2 Pearson Correlation .476(-) 1 Sig. (2-tailed) .008 N 30 30 .. CcfrielatiOfliS signlflcSrlt attfie 0.01 ieVef(2~ta!t6d) .
I f1 ds6 f1 Pearson Correlation 1 I .369(.)
Sig. (2·tailed) . .045 N 30 30
ds6 Pearson Correlation ,36g(') 1 Sig. (2-tailod) ,045 N 30 ~ --·····---
Correlation is significant at the 0.05 level (2·tailed).
Correlations I f1 i ds7
Correlations f1 Pearson Correlation 1 .216 Sig. (2-tailed) .251 N 30 30
ds7 Pearson Correlation .216 1 Sig. (2-tailed) .251 N 30 30
I lff ds3 f1 Pearson CorrelatiOn I -·r-··~. 121
Sig. (2-tailod) .524 N 30 30
ds3 Pearson Correlation -. 121 1 I ~ig. (2-tailed) I .s;~ so I I f1 ds8
Correlations
11 Pearson Correlation 1 .1g4 Sig. (2-tailed) .304 N 30 30
dsB Pearson Correlation .194 1 Sig. (2-tailed} .304 N 30 30
Page 124
Correlntlons ... I f1 ds4
VALIDJTAS SKALA DUKUNGAN SOSIAL 11 Pearson Correlatlo11 1 . .492(") Sig. (2·tailedJ .006 N 30 30
Olrrtlll'!IOTI~ ds4 Pearson Correlation .492(") 1 I ds1 f1
d•1 Pearson CorreJatlo 1 .501(")
Sig. (2·talled) .006 "=---- _fj _______ - - __10 --- ~
CorreTStlonlS sl9nifi68nTatth9(i.i5f1evel (2-tal!ed). n Sig. (2· .005 tailed) N 30 30
Correlations I 11 ds5
f1 Pearson 11 Pearson Correlation 1 .465(··1 Correlatlo .501(0
) 1 Sig. (2-tailed) ,010 n N 30 30 Sig. (2· ,005 tailed)
ds5 Pearson Correlation .465(") 1 Sig. (2-tailed) .010
N 30 12. ~ N 30 30
*" Correlation is significant afthe a.Of leVef(2-tailed). Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations I 11 I ds6
I f1 ds2 f1 Pearson
Correlatio 1 .476( .. )
11 Pearson Correlation 1 I .369(") Sig. (2~tailed) · 1 .045 N 301 30
n Sig. (2·
.006 tailed) N 30 30
ds2 Pearson
ds6 Pearson Correlation .369(') i 1 Sig. (2-talled) 045 j
~ N 30 i 30
Correlation ls significant at tht! b.05 "i6:ve! (2wtailed).
Correlatlo .476(") 1 Correlations n I f1 ds7 Sig. (2·
.008 tailed) - ~QJ N - 30
11 Pearson Correlation 1 .216 Sig. (2·talled) .251 N 30 30 .. Correlation is significant at the 0.01 level {2-tailed). ds7 Pearson Correlation .216 1
Correlations I r-- T -ft- I rls3 I ...
SiQ. (2~tailed) .251 I N I 30 I 30 I
11 Pearson Correlations Correlatio 1 ·.121 I f1 ds8 n Sig. (2·
.524 tailed) N 30 30
ds3 Pearson Correlatio ·.121 1
11 Pearson Correlation 1 .194 Sig. (2~tailed) .304 N 30 30
dsB Pearson Correlation .194 1 Sig. (2-talled) .304 N 30 30
n Sig. (2·
.524 tailed) N 30 30
Page 125
t,;orre1anons t:orre1auons I f1 d•9 I fl d:;14
11 Pearson Correl&tlon 1 ,358 11 Pesrsor1 Correlat!Qn 1 .258 Sig, (2·tailed) ,052 Sig. (2~tel!ed) ,166 N 30 30 N 30 30
d59 Pearson CorrelE.ltlon ,358 1 cis14 Pearson (}orreJation ,256 1 Sig, (2·talled) .052 Sig. (2·talled) ,168 N 30 30 N 30 30
Correlations I f1 ds10 Correlations
f1 Pearson Correlation 1 '119 I f1 I ds15 Sig, (2·talled) .532 fl Pearson Correlation I .182 N 30 30 Sig. (2-talled) ' ,337
ds10 Pearson Correlation '119 1 N 30 30 Sig, (2-talled) .532 ds15 Pearson Correlation ,182 1 N 30 30 Sig (2-tailed) ,337
N 30 30
Correlations Correlations I f1 ds11 I 11 ds16
f1 Pearson Correlation 1 ,300 Sig. {2-tailed) ,107
f1 Pearson Correlation 1 ,395(") Sig. (2-talled) .031
N 30 30 N 30 30 ds11 Pearson Correlation .300 1
Slg. (2-tailed) .107 ds16 Pearson Correlation ,395(') 1
Sig. {2-tailed) .031 N 30 30
'--·----~ _N
--·········--·······--- ~ 30 ~
Correlations " Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai!ed).
I f1 ds12 f1 Pearson Correlation 1 .221 CorrelatJons
Sig. (2-tailed) .241 I fl ds17 N 30 30 f1 Pearson Correlation 1 ·.032
ds12 Pearson Correlation ,221 1 Sig. (2-tailed) .241
Sig. (2-tailed) ,866 N 30 30
N 30 30 ds17 Pearson Correlation -.032 1 Sig. (2-tailed) ,866
Correlations N 30 30 I f1 ds13
f1 Pearson Correlation 1 ,340 Correlatlons - - .. -··-.. ·-··-Sig, (2·talled) ,066 I f1 ds18 N 30 30 f1 Pearson Correlation 1 ,297
ds13 Pearson Correlation .340 1 Sig. (2-tailed) '112 Sig. (2-tailed) ,066 N 30 30 N 30 30 ds18 Pearson Correlation .297 1
Sig. (2-tailed) '112 N 30 30
Page 126
11 ds19 ff ds26 !1 Pearson Correlatlon 1 .449(•) lf Pearson Cotrnlatlon 1 .5'18("')
Sl9, (2-tallod) .013 N 30 i 30
ds19 Pearson Correlation .4401·) I 1 Sig. (2-talled) ,013 I
___ N ____ ··- ,_}.Qj_ 30
Sig. (2-tailed) ,001 I' 30 30
ds25 Pe!ilrson Correlot1on .576("') 1 Sig. (2-talled) .001 N 30 30
Correlatlo-nl$ elQrliflcririr at ifie o,oenevi!(2~talfe-d), Correlation Is significant at the 0.01 level (2-tailed}.
Correlatlons I f1 ds20
f1 Pearson Correlation 1 .169 Correlations Sig. (2-tailed) .371 I 11 ds26 N 30 30 11 Pearson Correlation f .347
ds20 Pearson Correlation .169 1 Sig. (2-tailed) .060 Sig, (2-tailed) .371 N 30 30 N 30 30 ds26 Pearson Correlation .347 f
Sig (2-tailed) .060 Correlations N 30 30
I ff ds21 f1 Pearson Correlation 1 .034 Correlations
Sig. (2-tailed) .860 I ff ds27 N 30 30
ds21 Pearson Correlation .034 1 Sig. (2-tailed) .660 N 30 30
I f1 ds22 f1 Pearson Correlation 1 .398(•)
Correlations
f1 Pearson Correlation 1 i .535( .. ) Sig. (2-tailed) . ,002 N 30 ! 30
ds27 Pearson Correlation .535(* I 1 .)
Sig. (2-ta1led) .0021 N 30! ~ '=::--····-- - -·········-······-- - ··---'
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sig. (2·tailed) .029 N 30 30 Correlations
ds22 Pearson Correlation .398(•) 1 I 11 ' ds28 Sig. (2-tailed) .029 ff Pearson Correlation f .353 N 30 30 Sig. (2-tailed) .055
' Cofr6-lation is significant at the 0:05 level (2-tailed). N 30 30 Correlations ds28 Pearson Correlation .353 f
Sig. (2·ta1led) .055 N 30 30 I f1 I Pearson Correlation I 11 I ds23 I
1 I .436(") Sig. (2-taitsd)
30 I .016
N 30 Correlations ds23 Pearson Correlation .436(') I 1
Sig. (2-tailed) .Q16 N 30 30
I f1 I ds29 11 Pearson Correlation 1 .366(')
Sig. {2-tailed) .035 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-ta!led). N 30 30
Correlations ds29 Pearson Correlation .386(") 1 I 11 ds24 Sig. (2-tailed) 035
N 30 30 f1 Pearson Correlation 1 .539(u
) Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sig. (2-tailed) .002 N 30 30
ds24 Pearson Correlation .539( .. ) 1 Sig. (2-tailed) .002 N - 30 ~
*"COrrei8tlOOfS ST9iiificant i:fthe (f0T!6Vef(2~tai!ed).
Page 127
I !1 ds30 f1 ds36 f1 Pearson Correlation 1 '117 fl Pearson Correlation 1 ,232
Sig, (2-talledl ,537 Sig, (2-tatled) .218 N 30 30 N 30 30
d•30 Pearson Correlijtlon '117 1 ds36 Pearson Correlation ,232 1 Sig, (2·tatted) ,537 Sig, (2-tailed} ,218 N 30 30 N 30 30
Correlations Correlatlons - - . -·-- . ··-I f1 ds31 I f1 ds37
11 Pearson Correlation 1 A99(-) fl Pearson Correlation 1 ,100 Sig, (2-talled) .005 Sig. (2·tai!ed) ,598 N 30 30 N 30 30
ds31 Pearson Correlation ,499('"1 1 ds37 Pearson Correlation 100 1 Sig, (2-talled) ,005 Sig. (2·tailed) ,598 N __ _}Q_ _---1.Q.
~
.., Cafriilati0i1 Is $liinific6iit afthe 0,01 level (2·tal!ed). N 30 30
Correlations Correlations I 11 ds38
I f1 ds32 fl Pearson Correlat!on 1 ,630('") f1 Pearson Correlation 1 .479(''1 Sig. (2-tai!ed) ,000
Sig, (2-tai!ed) .007 N 30 30 N 30 30 ds38 Pearson Correlation .630(-) 1
ds32 Pearson Correlation .479(~1 I Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-talled) ,007 N 30 30 N 30 ~ ° Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed}.
*" CciITSlatiOri.ls S!9!1ttiC8ilt afthe 0.01 level (2·taHed), Correlations -----·--- -··-
Correlations - - . - ·--· ·-- I f1 ds39 I f1 ds33 fl Pearson Correlation 1 .518( .. )
f1 Pearson Correlation 1 ,260 Sig, (2-talled) ,003 Sig. (2-tailed) .166 N 30 30 N 30 30 ds39 Pearson Correlation ,516( .. ) 1
ds33 Pearson Correlation ,260 1 Sig. (2·tai!ed) ,003 N 30 30
-·-·---~-·- -~ Sig, (2-talled) ,166 N 30 30 "~ corre1atiOri"is STQnmCSilt afthe 0.01 leVel (2~tailed).
Correlations
I I I f1 ds34;,;::j f1 Pearson Correlation i .252
Correlations l ""I -- ~------- --- -1- ff ds46"- I
Sig, (2-talled) , 180 f1 Pearson Correlation 1 .229 N 30 30 Sig, (2-talted) 223
ds34 Pearson Correlation · .252 1 N 30 30 Sig, (2-talled) , 180 ds40 Pearson Correlation .229 1 N 30 30 Sig. (2-talled) .223
N 30 30
Correlatlons I f1 ds35
f1 Pearson Correlation 1 ,298 Sig, (2-talled) '110 N 30 30
ds35 Pearson Correlation ,298 I Sig, (2·talled) '110 N 30 30
Page 128
I f1 ds41 f1 Pearson Correlation 1 .552(")
Sig. (2·tailed) .002 N 30 30
d•41 Pearson Correlation .552( .. ) 1 Sig. (2·talled) .002 N 30 30 -·
~-- Correlatl0i1-IS ilQfiifiC8i1t afthe 0,-01 level (2~ta!led).
Correlations I f1 ds42
f1 Pearson Correlation 1 .343 Sig. (2-talled) .064 N 30 30
ds42 Pearson Correlation .343 1 Sig. (2-tailed) .004 N 30 30
Correlations -----·--·-··-I f1 ds43
f1 Pearson Correlation 1 .053 Sig. (2-talled) .781 N 30 30
ds43 Pearson Correlation .053 1 Sig. {2-tailed) .761 N 30 30
Correlations
I !1 ds44 f1 Pearson Correlation 1 .202
Sig. (2·tailod) .285 N 30 30
ds44 Pearson Correlation .202 1 Sig. {2-talled) .285 N 30 30
Correlations i f1 ds45
f1 Pearson Correlation 1 .707(") Slg. (2-taited) .000 N 30 30
ds45 Pearson Correlation .707(") 1 Sig. (2-teilod) .000 N 30 1Q_
"* Correlation is signffiCant 8.tthe O.dflevef(2~tatled).
f1
cis46
I Pe.arson Correlation Sig. (2·talled) N Pearson CorrelatJon Sig. (2-talled) N
f1
30 .653('")
.000 30
ds46 .653('")
.ODO 30
1
30 u""borr~JStion is significant at the 0.01 tevel (2-teiled}.
Correlations I f1 ds47
f1 Pearson Correlation 1 .478( .. ) Sig. (2-tailed) .008 N 30 30
ds47 Pearson Correlation .476( .. ) 1 Sig. (2-tailed) .000 N - 30 1Q
~ ... Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations I f1 ds48
f1 Pearson Correlation 1 .466( .. ) Sig. (2·tailed) .009 N 30 30
ds48 Pearson Correlation .466( .. ) 1 Sig. (2-tailed) .009 N 30 ~
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
I f1 ds49 f1 Pearson Correlation 1 .393(')
Sig. (2-tailed) .032 N 30 30
ds49 Pearson Correlation .393(') 1 Sig. (2-tailed) .032 N 30 30
" Correlation is significant at the 0.05 levet (2-taHed).
Correlations r----- r-- -- -, f1 ds50 1
1,
ds50
- - -·-·-·' Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.642{0)
.ODO 30
1 N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
30 .642('')
.000 30 30
*" Correlation Is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Page 129
···--~r,- aa51-I
11 Pearson Correlation 1 ,368{') Sig, (2·tailod} ,045 N 30 30
ds51 Pearoon Corre!a.tlon ,368(') 1 Sig, {2-tailad} .045 N 30 ~
""" C-OfretiltlOnTS Signlflciint at fh(; 0,65-levef(2~tS"ffiid).
Corrolatlons ------- -----I f1 ds52
f1 Pearson Correlation 1 ,681("'} Sig, (2·tailed} ,000 N 30 30
ds52 Pearson Correlation .681( .. ) 1 Sig, (2·tailed} ,000
'---N
-·--·····-·- ~-~Q___lQ "* Co-rTE!lat\On !s signtficant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations I f1 ds53
11 Pearson Correlation 1 .396(') Sig. (2·tailed} .030 N 30 30
ds53 Pearson Correlation .396(') 1 Sig. (2-tailed) . .030 N 30 30 . Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) .
Correlations I f1 ds54
11 Pearson Correlafion 1 ·.059 Sig, (2·tailed) .758 N 30 30
ds54 Pee.rson Correlation ·,059 1 Sig, (2-tailed} .756 N 30 30
Correlations ~---~--------.-----=~-- ------:;-.:;:,;i:'------i
I I U:OiJ'-'
f1 Pearson Correlation 1 .241 Sig, (2-tai!ed) , 199 N 30 30
ds55 Pearson Correlation .241 1 Sig. (2-tailed} , 199 N 30 30
I f1
ds56
Pearson Correlation Sig. {2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2~ta1led) N
f1
30 .526(*")
003 30
ds56 .528("}
,003 30
1
30 "~CorrOTciifon--i$-s!gl1illcarlf 9t u.-o--o. 01lCVe1 (2-tailed}.
correlatlons I f1 ds57
f1 Pearson Correlation 1 .258 Sig, (2·tailed) .169 N 30 30
ds57 Pearson Correlation ,258 1 Sig. (2-tailed) ,169 .
N 30 30
Correlations --- -·----
I f1 ds58 f1 Pearson Correlation 1 618( .. )
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
ds58 Pearson Correlation .618( .. ) 1 Sig. (2-talled) .000 N 30 30 -==-- ----- -·····-·--·-·····------
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations I f1 ds59
f1 Pearson Correlation 1 .468("') S!g, (2-miled) .009 N 30 30
ds59 Pearson Correlation .466(") 1 Sig. (2-tailed) .009 N 30 30 .. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
rane!at!or."' --··- .. --·-··-
I f1 ds60 f1 Pearson Correlation 1 •,179
Sig. (2-tai!ed) ,343 N 30 30
ds60 Pearson Correlation - 179 1 Sig. (2-tailed) .343 N 30 30
Page 130
I 11--Cliier
f1 Pearson Correlation 1 ,040 Sig, (2·l•iled) ,835 N 30 30
ds61 Pearson Correlatlt.in ,040 1 Sig, (2·toiled) ,635 N 30 30
Correlations I f1 ds62
f1 Pearson Correlation 1 ,303 Sig, (24ailed) ,104 N 30 30
ds62 Pearson Corre!atlon ,303 1 Sig, (2·!alled) ,104 N 30 30
Correlations ---- -·---··-I f1 ds63
!1 Pearson Correlation 1 ,366(•) Sig. (2-tailed) ,046 N 30 30
ds63 Pearson Correlation ,366(.) 1 Slg. (2-tailed) ,046 N 30 30 - --·········- --
" COiiSTatiOOis significant at the 0.05 level {2-ta\led).
Page 131
VALIDITAS SKALA KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN
BAYI
Correlations
I f2 c1 f2 Pearson Correlation 1 ,369(')
Sig, (2·taileci) ,044 N 30 30
c1 Pearson Correlation ,369(') 1 Sig. (2-tailed) ,044 N 30 30 ·- --·------·------·~
'" Correlation ls significant at the 0,05 leve! (2-tailed),
Correlations I f2 c2
f2 Pearson Correlation 1 .227 Sig. (2-tailed) ,229 N 30 30
c2 Pearson Correlation 227 1 Sig. (2-taited) 229 N 30 30
Correlations I f2 c4
f2 Pearson Correlation 1 A59(') Sig, (2·tailad) ,011 N 30 30
c4 Pearson Correlation . .459(.) 1 Sig, (2·tailed) ,011 N 30 30 -COfielation is significant at the 0.05 level (2-ta!led).
Correlations I I f2 c5
f2 Pearson Correlation I 1 .325 Sig. (2-tailed) .080 N 30 30
. c5 Pearson Correlation .325 1 .
I Sig. (2·tailed) I .080 ·I N 30 30
Correlatlons I f2 c6
f2 Pearson Correlation 1 ABB(") Sig, (2-tailed) ,009 N 30 30
c6 Pearson Correlation A66(") 1 Sig. (2·tailed) ,009 N 30 29.
-..,. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
"' Cl f2 Pearson Correlation 1 ,200
Slg. (2-tai!ed) ,267 N 30 30
C7 Pe11rson Coirolation 209 1 Sig, (2·ta1led) 267 N 30 30
Corre!ntions I 12 cs
f2 Pearson Correlation 1 .367(') Sig, (2-tai!ed) ,034 N 30 30
cs Pearson Correlation ,387(') 1 Sig. (2-tailed) ,034 N 30 30
• Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai!ed).
Correlations I f2 c9
f2 Pearson Correlation 1 A25(') Sig. (2-tai!ed) .019 N 30 30
c9 Pearson Correlation .425(") 1 Sig. (2-t:ai!ed) 019 . N 30 30 .,_
Correlation is significant at the 0.05 level (2·tailed).
Correlations
I f2 c10 f2 Pearson Correlation 1 ,347
Sig, (2-tailed) .000 N 30 30
c10 Pearson Correlation .347 1 Stg. (2-tai!ed) ,060 N 30 30
Correlations
~--r Pearson Correlation I f2 1 c:~so J
Sig. (2-tai!ed) .182 N 30 30
c11 Pearson Correlation 250 1 Sig. (2-tailed) .182 N 30 30
Correlations I f2 c12
f2 Pearson Correlation 1 .670("*) Sig. (2-tailed) ,000 N 30 30
c12 Pearson Correlation .670(0) 1
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30 .. Correfation iS sigrifficanfattri6-d.ofTevel (2-tai!ed).
Page 132
.-------- T f2 c13 f2 Pearson COrreletion .424(")
.020 30
1
Sig. (2-tallod) N 30
c13 Pearson Correlation .424(*) Sig. (2-1allod) .020 N 30 30
·-correliltiOnls sl0nTffc"iint6fthe·o.-o516-Vel (2~tiillid),
Correlations I f2 c14
f2 Pearson Correlation 1 .200 Sig. (2-talled) .290 N 30 30
c14 Pearson Correlation .200 1 Sig. (2-1alled) .290 N 30 30
corre1at1ons I f2 c15
f2 Pearson Correlation 1 .518( .. ) Sig. (2-tailed) .003 N 30 30
c15 Pearson Correlation .518("") 1 Sig. (2-talled) ,003 N 30 22.
"*Coffelation !s significanfiiftfie 0.01 level (2·tal!6d).
Correlations · - -·· -·-·· I f2 c16
f2 Pearson Correlation 1 .501 ("") Sig. (2-talled) .005 N 30 30
c16 Pearson Correlation ,501(~) 1 Sig. (2-talled) .005 N_ - :JQ._ .....2Q.
.... CorrelStiOrl-is Si9tiTfTcant 9tlhe o.-0-i lei/Sf (2.taue-a}. Correlations
~---~;-a~o~?o~re!atio~-T f2---1 --.~ · l:llQ. (.:::~taneo) · ,vvo
N 30 30 c17 Pearson Correlation .486("~) 1
Sig. (2-talted) .006 N 30 30
-.., Cofr61ati6rl is signific-iint at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations f2 c18
f2 Pearson Correlation 1 .397(•) Sig. (2-tailed) .030 N 30 30
c18 Pearson Correlation .397(•) 1 Sig. (2-tailed) ,030 N 30 30
• Corfefa.tio!lls siQfllhCant Sfflie O.d!flevflf(2-tSUed).
!2 C19 f2 Pearson Correlation 1 .662( .. )
Sig, (2·tailad) .000 N 30 30
c19 Pe1_1rson Correlatlon .662( .. ) 1 Sig. (2-t.alled) .ODO N 30 30
Correlation is SiQnifiCGt1t aftho 0.01 level (2-t0iled). Correlations
I f2 c20 f2 Pearson Correlation 1 .623("")
Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
c20 Pearson Correlation .623("") 1 Sig. (2·tailed) .000 N 30 30
C6rre!etion is signifiCiint at the 0.01 level (2-tailedi. Corre!atlons
I 12 c21 12 Pearson Correlation 1 468("")
Sig. (2-tailed) .009 N 30 30
c21 Pearson Correlation 468("") 1 Sig. (2-tailed) .009 N 30 30
Correlation iSSfQnifiC9nt at the 0.01 level (2-tailed).
correlations I 12 c22
f2 Pearson Correlation 1 .362(") Sig. (2·tai!ed) .049 N 30 30
c22 Pearson Correlation .362(') 1 Sig, (2-tailed) .049 N - 30 .-1£
• Correlation is sTQi1ific9flt at the 0.05 level (2~t8'ff€:d).
Correlations
~- -- ]--Pearson Co;;elatio~--1 f2
1 .5~~~0) j Sig. (2-tailed} .001 N 30 30
c23 Pearson Correlation .585(•*) 1 Sig. (2-tailed) .001 N 30 30
"" corre1ati6n is sigrlificarlt afllie a.bi !eV8I (2-tailed). Correlations
I 12 c24 12 Pearson Correlation 1 .380(")
Sig. (2-tai!ed) .038 N 30 30
c24 Pearson Correlation .380(·) 1 Sig. (2-tai!ed) .038 N 30 30 - t.orre·1ati6rl JS-Significant 0flhe o.05 level {2-tailed).
Page 133
I f2
c25
I f2
c26
I f2
c27
...
I f2
c28
f2 c25 Pearson Correlation 1 ,297 Sig, (2•talled) '111 N 30 30 Pearson Correl~tlon ,297 1 Sig, (2·talled) '111 N 30 30
Correlations f2 c26
Pearson Correlation 1 .178 Sig, (2-tailed) .345 N 30 30 Pe~rson Correlation ,178 1 Sig. (2-talled) .345 N 3D 3D
Correlations f2 c27
Pearson Correlation 1 ,504( .. ) Sig. (2-tai!ed) .004 N 3D 30 Pearson Correlation ,504( .. ) 1 Sig, (2-talled) N .
g Correlations .. -·---
Pearson Correlation Sig. (2-taHed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
~ ~· '
- -
,DD4 3D 30 ',~' ··~ '
f2 c28 1 .368(•)
.D45 3D 30
.368(") 1 ,045
3D 30 -., COrrelafiOOIS-Sign"ificant at the 0,05 IEiVel (2-tal!ed).
Correlations - - ------I f2 c29
f2 Pearson Correiatlon 1 .479(") Sig. (2-tailed) .OD7 N 30 30
c29 Pearson Correlation .479(**) 1 Sig, (2·1alled) .007 N 30 30 .. Correlation Is significant afthe 0.01 !eve! (2-taited} .
Correlations I f2 c3D
f2 Pearson Correlation 1 433(•) Sig, (2-tailed) .017 N 30 30
c3D Pearson Corre!atlon 433(.) 1 Sig. (2-tailed) .017
- N 30 -2£ * Correlation is signifiC9nt Sf the b.Of:nev6! (2-tei!ed).
I f2 c31 f2 Pearson Correlation 1 .410(•)
Sig, (2-tai!ed) .024 N 30 30
c:31 Pearson Correlation .410(') 1 Sig, (2-talled) ,024 N 30 30 .,._.._
~----··---------------
corre1at10n-is e1flrilfic$i1t at-the 6.os 1ev0n2-talled),
Correlutlons I f2 c32
f2 Pearson Correlation 1 ,648( .. ) Sig. (2-tai!ed) .ODO N 30 30
c32 Pearson Correlation .648( •• ) 1 Sig. (2-talled) ODO .
N 30 2'. ~"' correlation is significant at the tfCH 1eVe1 (2~f8iled).
Correlations I 12 c33
12 Pearson Correlation 1 .518( .. ) Sig. (2-tailed) ,003 N 30 30
c33 Pearson Correlation 518( •• ) 1 Sig. (2-tailed) 003 N 30 30 ,,,.. ---··········~-
corre1afiOn is significant at the o~01 Jev6i (2-l<':liled). Correlations - - .. -· - -·-
I f2 c34 f2 Pearson Correlation 1 .D33
Sig. (2-ta!led) .862 N 30 30
c34 Pearson Correlation D33 1 Sig, (2-talled) ,862 N 30 30
--Correlations
I I f2 c35
~: Pearson Correlation 1 418(•) Sig. (2-tai!ed) .022 N 3D 3D Pearson Correlation 418(•) 1 Sig, (2-talled) .022 N 30 30
-COrrEl!atiO-n is significant at the -o:o-51eVe1-(2-t8iled).
Correlations I 12 c36
12 Pearson Correlation 1 441(•) Sig. (2-tailed) .D15 N 30 30
c36 Pearson Correlation 441(.) 1 Sig, (2-tailed) ,015 N 3D ~ c-orreiat1on1s s1gn1ncant at the o.o5-1ev-er(2-ta11ed),
Page 134
I f2 c31 12 -- ~c42--
f2 Pearson Correlation 1 .101 12 Pearson Correlation 1 .318 Sig. (2·tailed) .595 Sio. 12-tall•cil .086 N 30 30 N 30 30
c37 Pearson Correlation .101 1 c42 Pearson Correlation .318 1 Sig. (2-tailed) .595 N 30 30
Sig, 12·talled) 086 N 30 30
I f2 c36 f2 Pearson Correlation 1 .543(·')
Sig. (2·tailed) .002 N 30 30
c36 Pearson Correlation ,543(-~) 1 Sig. (2-tailed) .002 N 30 30
Correlatlons - - ~·-
f2 c43 f2 Pearson Correlation 1 .546(••)
Sip. <2-tai!edl .002 N 30 30
c43 Pearson Correlation .546(•• 1 Sia. 12-tailed) 002
correl~tlons
.. Correlation is $ignifbanfiit th6 0.01leVef(2~tailed}. N 30 30 -** cOrielation is Sl9nificant at the 0.01 level (2-tai1eO). Correlations
I f2 c39 Correlations
f2 Pearson Correlation · 1 .370(") f2 c44 Sig. (2-tailed) .044 12 Pearson Correlation 1 .6101··) N 30 30
c39 Pearson Correlation .370(•) 1 Sig. (2-tailed) .044 N 30 ~
,..- Correlation is significant St the O.OS!E!vel (2-:tanea).
Correlations
Sia. (2-tailedl .000 N 30 30
c44 Pezrson Correlation 610(•·1 1 Siq. (2-tailed) 000
-- _J'i__ - _1Q_~ - - _ .. -- - ··- ... Correlation is signmcant afthe 0-:01 JeVel (2~t6Hedj.
I f2 c40 f2 Pearson Correlation 1 .404(•)
Sig. (2-tailed) .027 N 30 30
12 c45 12 Pearson Correlation 1 .522( .. )
Correlations
c40 Pearson Correlation .404(•) 1 Sig. (2·tailed) .027
Siq. (2-tai!ed) .003 N 30 30
N 30 --.-2£. -----·---c45 Pearson Correlation .522( •• ) 1
Sig. (2-tailed) .003 -*-·corielation is signiffCanratthe d,05-ISVi1(2~t::iiT6d).
Correlations 1N 30 3~
'"' Correlation is significant at the 0.01 level {2-taifed).
" !,;"ti
f2 Pearson Correlatlon 1 .668( .. ) Correlations - - .. -·- .. - -··-Sla. f2·taitedl .000 f2 c46 N 30 30 f2 Pearson Correlation 1 .624(••)
c41 Pearson Correlation .668( •• ) 1 Sia. (2-tailed) .000 Sia. (2·tailed) .000 N 30 30
L N 30 2.£ •• COfrelation is significant at the 0.01 level (2·tailed).
c46 Pearson Correlation 6241". 1 Sia. 12-tailed\ .000
~ N 30 -2.9.
•• corre1atl6n iS Si9rlffiCSnt aru:1e·o.ofJever<2~taired).
Page 135
f2 c47 f2 Pearson Correlation 1 .001
Siq, r2·tai!edi .998 N 30 30
c47 Pearson Correli'Jtlon .001 1 Slo, (2·tai\od} .998 N 30 30
Correlations
f2 c46 f2 Pearson Correlation 1 .4381"
Sig. {2-tailed) .015 N 30 30
c48 Pearson Correlation .438(') 1 Sig. {2·tai!ed) .015 N 30 30
-.--CorYiifatiori-is significant at the 0,05 level {2·tailed). Correlations
f2 c49 f2 Pearson Correlation 1 .464fU
Sig. (2·tailed) .010 N 30 30
c49 Pearson Correlation .4641"1 1 Sig. (2·tailed) .010 N 30 30
·•-cc1rre1ation--iS$ignificant at the 0.01 level (2·tailed).
Correlatlons
f2 c50 f2 Pearson Correlation 1 .223
Sig. (2-tailed) .236 N 30 30
c50 Pearson Correlation .223 1 Sia. (2-tailed) .236 N 30 30
correTat1ons
f;Z~- -~:~=~:relation 1- f2--1r.~~~~:;J Sig. {2-taHed) .000 N 30 30
c51 Pearson Correlation .6001"* 1 Sig. (2-tailed) .000 N 30 30
"" Correlation is significant at the 0.01 tevel (2-tailed).
Correlations - - - ··-·· --~
f2 c52 f2 Pearson Correlation 1 -.074
Sia. (2~tai!ed) .697 N 30 30
c52 Pearson Correlation -.074 1 Sia. (2-talled) .697 N 30 30
Page 136
Lampiran 5
Data Try Out Skala Dukungan Sosial dan Skala KE)Cemasan
Data Try Out Skala Dukungan Sosial
nama u uk ak d1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 endang 26 8 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 linda 23 9 1 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 susi k 24 7 2 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 2 4 2 3 nasroh 30 7 1 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 susi w 21 7 1 4 4 4 2 4 4 3 3 3 1 4 4 3 2 4 3 harisa 24 7 2 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 2 4 1 2 1 4 astri 27 8 2 4 4 2 4 4 4 4 3 2 1 4 4 2 4 2 3 emi 21 7 2 3 4 2 1 2 4 1 4 1 3 2 4 2 4 1 3 di an 23 8 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3 4 3 2 3 4 vuni 29 8 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 lia 28 8 2 4 4 2 2 4 4 3 2 2 4 4 4 2 2 4 4
maswa 25 9 1 3 4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 1 4 4 evi 25 8 1 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 1 3
mirna 37 7 3 4 4 2 4 4 4 2 2 2 1 2 3 2 3 1 4 emi 23 8 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 dar 27 8 1 4 4 2 4 4 4 4 3 1 2 4 4 3 4 1 3 L 28 8 3 4 4 2 4 4 1 4 3 2 3 4 2 4 2 1 4
meri 37 8 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 de de 27 7 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 1 3 3 4 3 3 1 E 38 7 3 2 2 4 2 4 4 3 4 4 1 2 4 4 3 3 1 fitri 28 8 1 3 3 4 2 4 3 4 4 1 3 4 4 2 1 2 3 levi 28 7 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 1 3 4 4 4 1 3 sri 25 7 1 3 3 4 2 3 2 2 1 3 1 3 3 2 1 4 1 evi 30 9 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 1 4 3
may a 27 8 2 4 2 3 4 2 4 3 1 2 3 4 4 2 2 4 4 acih 30 7 3 3 3 2 2 4 4 4 2 3 4 1 3 3 4 3 4 puii 24 7 1 4 3 2 2 4 4 2 2 3 1 4 4 3 4 3 4
sulastri 32 8 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 maryam 25 7 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 masaroh 35 8 3 3 3 3 4 1 4 3 4 3 1 4 4 3 3 3 4
Page 137
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 1 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 1 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 4 2 1 2 4 4 2 4 4 2 1 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 1 4 4 4 4 2 1 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 1 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 1 1 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 1 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 3 3 1 4 3 4 3 2 4 4 2 4 4 2 2 3 2 2 3 4 4 1 3 4 4 4 1 1 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 1 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 2 3 3 3 1 1 4 4 1 4 3 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 1 1 2 1 3 4 4 2 2 2 2 4 3 3 4
Page 138
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 3 2 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 1 3 4 3 4 3 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 4 2 4 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 4 4 2 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 3 4 4 3 3 1 3 1 4 3 4 2 2 4 4 1 4 3 3 1 4 1 3 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 2 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 1 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 2 3 1 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 1 4 3 3 1 4 1 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 2 3 3 2 1 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 1 4 1 2 1 1 2 4 2 3 1 4 4 1 1 1 4 1 1 4 2 3 3 2 4 2 3 2 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 2 2 3 4 3 2 2 2 1 3 1 4 3 1 3 4 3 4 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 2 3 1 3 4 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 1 4 4 4 2 2 2 3 4 4 4 1 2 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 1 3 3 1 4 4 4 3 2 1 4 3 3 3 2 2 1 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 2 2 1 2 4 2 4 3 3 1 4 3 3 4 3 2 2 4
Page 139
59 60 61 62 63 tot d 3 3 4 4 4 210 3 4 4 3 4 225 4 4 2 4 4 219 2 3 4 4 4 217 3 4 4 4 4 220 3 3 3 3 1 179 4 4 3 4 4 208 1 4 2 4 2 176 2 4 1 4 4 209 3 4 4 4 4 227 3 4 3 3 4 209 3 4 4 4 4 216 2 2 3 4 2 203 3 4 4 4 3 206 2 1 2 4 2 208 3 4 4 4 3 219 4 4 4 3 4 190 3 3 3 4 4 192 4 4 4 1 4 204 2 4 4 1 4 181 2 4 4 3 3 171 4 1 4 4 4 217 2 3 4 4 4 168 3 1 4 4 4 227 2 4 4 3 3 182 4 3 4 3 4 207 3 4 4 3 4 193 3 4 4 4 4 209 3 4 4 3 4 209 2 4 4 4 4 185
Page 140
Data Try Out Skala Kecemasan
nama c1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 endang 4 1 2 3 2 4 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 3 3 linda 3 1 2 2 1 3 3 3 3 1 1 1 1 3 2 2 3 1 2 susi k 4 1 2 3 1 1 2 4 4 1 1 3 4 4 1 4 4 3 4 nasroh 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 susi w 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 3 1 2 4 1 1 2 4 1 harisa 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 astri 4 1 3 1 2 1 4 4 4 ·1 1 3 2 3 2 4 4 4 4 emi 3 3 1 4 2 4 1 3 1 2 1 2 1 4 2 4 2 3 1 di an 4 1 2 3 1 1 2 4 4 1 1 2 1 3 1 3 3 3 3 yuni 3 1 3 1 2 1 3 1 1 1 2 2 2 4 1 1 3 1 1 lia 3 1 2 1 3 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 1 1 1
maswa 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 4 1 4 2 4 2 evi 2 2 2 3 1 3 2 3 2 2 1 3 1 3 1 4 2 3 2
mirna 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 emi 2 4 2 3 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 dar 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 L 4 1 4 2 2 3 4 2 3 2 2 2 2 3 4 1 4 3 4
meri 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 dede 4 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 3 2 2 E 4 1 4 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 1 4 1 2 3 2 fitri 4 2 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 4 3 3 4 4 3 4 levi 4 1 1 1 2 1 4 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 sri 2 1 1 2 1 1 2 3 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 evi 3 1 1 4 1 3 3 3 3 2 1 2 1 3 1 4 3 3 3
may a 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 4 2 acih 4 3 3 1 2 2 2 3 3 2 4 2 2 1 2 4 2 2 1 puji 2 2 2 2 2 1 4 3 2 1 3 1 2 3 1 3 1 1 2
sulastri 4 1 1 1 3 1 1 3 3 1 3 2 2 1 1 2 2 2 1 maryam 2 1 2 2 2 1 3 1 4 1 2 2 1 2 1 4 3 1 2 masaroh 1 3 3 1 2 3 4 2 1 1 2 1 4 4 1 3 2 4 3
Page 141
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 2 2 2 2 3 1 1 1 1 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 1 1 3 2 2 3 1 1 3 1 2 2 4 1 2 2 3 i 1 2 3 1 3 2 1 1 3 4 1 1 4 1 4 4 1 4 4 1 3 2 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 2 1 2 4 1 2 2 1 2 1 1 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 1 4 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 4 4 1 4 4 1 4 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 2 2 4 4 3 3 1 3 1 2 2 2 1 2 1 1 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 1 4 2 2 4 1 1 3 1 1 1 3 2 1 1 2 2 2 1 1 3 3 3 1 2 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 1 3 2 1 3 1 2 1 3 2 1 2 4 2 3 3 3 3 4 1 3 1 1 1 3 1 3 2 1 1 4 2 2 1 4 1 4 2 3 2 3 1 3 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 1 2 3 3 1 4 1 2 3 4 1 4 1 2 3 4 1 4 1 2 1 2 1 4 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 1 1 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 1 2 3 2 1 2 3 1 1 2 3 4 3 4 1 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 1 1 4 1 1 2 4 4 1 1 1 4 1 3 4 4 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 3 1 2 1 1 2 4 1 1 1 3 1 3 3 2 2 3 1 3 1 1 3 1 2 1 1 2 2 3 1 1 2 2 1 1 3 4 3 4 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 3 3 1 3 1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 1 2 1 1 2 2 3 4 1 1 4 2 1 2 3 1 2 3 4 4 i 1 1 1 1 1 1 3 4 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 3 1 4 1 1 1 1 1 2 2 2 4 1 1 3 1 1 2 2 2 4 4 4 1 2 1 3 1 2 1 1 2 2 2 3 1 2 4 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1
Page 142
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 tot c 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 4 107 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 3 96 1 4 3 2 1 1 4 4 1 2 3 130 1 2 1 1 1 2 3 2 1 2 1 68 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 4 87 2 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 130 1 2 1 1 1 1 4 4 3 1 4 122 4 3 3 1 3 1 4 2 4 4 3 128 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 117 1 2 1 2 1 1 4 3 1 1 3 92 3 1 2 2 1 1 4 3 3 1 4 111 2 3 1 2 1 1 3 1 1 1 4 103 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 113 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 100 2 4 2 4 2 1 3 2 1 4 2 129 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 102 1 4 2 4 3 2 2 4 1 2 4 133 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 110 1 2 1 2 1 2 3 2 3 2 3 98 1 1 3 4 1 4 4 1 1 2 3 121 2 4 3 4 3 1 4 4 2 4 2 172 1 1 3 2 1 1 1 4 1 2 4 96 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 74 1 2 2 3 1 1 3 1 1 1 4 108 2 2 1 2 1 1 4 1 2 1 4 94 4 4 1 2 1 1 4 1 2 1 4 110 2 4 3 1 1 1 4 2 3 2 3 '110 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 85 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 4 99 2 3 3 2 1 1 1 2 2 1 1 101
Page 143
Lampiran 6
Data Hasil Penelitian Skala Pemberian Dukungan Sosial dari Suami
nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Marnah 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Endano 4 1 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 St. Khodijah 1 4 1 1 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 Aimah 1 3 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 Liana 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Dwi Endah 2 4 4 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 lsmawati 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Lenv ointino 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 Umi 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 Sri 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 nenosih 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 Lilis S 2 4 4 2 4 3 4 3 3 3 2 4 2 4 3 Yanti 2 4 2 3 4 2 2 3 3 1 3 4 3 3 4 St. Rokhani 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 Lidia 4 1 2 2 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 st marvam 3 3 3 2 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 Su martin 2 4 3 1 4 1 4 4 4 4 2 3 4 4 4 lkah 4 2 2 2 1 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 Lena 1 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Sin ta 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 Nurhayati 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 Asiah 1 4 4 1 4 2 4 4 2 3 2 4 4 4 4 Jin 2 4 4 1 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 Nurnas 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 Suci R 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 Ririn 2 1 4 3 4 2 4 4 2 1 4 1 4 1 4 NM 4 1 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Desy 2 4 2 4 2 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 Muniroh 4 2 4 4 4 2 3 1 4 3 3 3 4 4 4 Renv 4 4 4 4 3 1 4 1 4 2 4 4 4 4 4
83 95 89 84 93 101 113 109 105 93 86 111 112 113 114
Page 144
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 103 4 2 4 4 4 4 4 2 3 2 4 1 4 91 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 1 3 4 I 91 4 3 4 4 4 4 1 2 3 4 4 4 4 97 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 I 109 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 2 2 4 I 93 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 2 4 I 103 1 2 4 4 3 3 4 2 4 4 3 2 4 " 91 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 41 100 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 I 34 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 I 102 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 1 2 87 3 1 4 3 2 3 4 2 4 3 1 2 3 78 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 97 2 3 4 3 1 3 1 2 1 4 2 1 4 78 3 2 4 4 4 4 4 2 4 3 2 2 4 92 3 4 3 4 2 4 4 1 4 2 1 1 2 83 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 91 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 100 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 101 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 101 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 1 4 88 4 1 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 94 3 4 4 2 3 4 3 2 4 2 3 2 4 95 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 103 1 3 1 4 3 2 3 4 1 2 1 4 4 74 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 97 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 95 3 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 3 90 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 98 94 82 112 105 104 109 108 77 105 100 86 63 110 2756
Page 145
Data Hasil Penelitian Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
!nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1Marnah 4 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 IEndang 3 2 3 1 1 2 3 2 3 1 3 3 1 4 3 4 St. Khodiiah 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Aimah 2 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 Liana 4 4 1 4 3 3 3 2 1 1 1 2 1 4 1 1 Dwi Endah 4 3 4 4 3 1 4 4 2 2 3 3 3 2 4 4 lsmawati 1 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 4 3 2 3 4 Lenv qinting 2 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 Umi 1 2 4 2 2 3 4 3 3 1 1 1 1 1 1 1 Sri 1 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 nengsih 1 4 3 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 Lilis S 1 3 4 3 1 1 3 3 3 1 2 3 1 2 3 3 Yanti 4 4 2 4 2 3 3 4 1 3 4 3 3 3 1 3 St. Rokhani 4 2 4 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 Lidia 1 1 1 3 3 1 1 2 1 1 4 4 3 4 4 4 st marvam 4 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 Sumartin 2 2 4 2 3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 lkah 3 2 3 4 1 2 3 2 4 1 1 2 3 3 4 2 Lena 4 2 3 1 3 1 1 2 4 3 1 1 4 1 1 1 Sinta 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 Nurhavati 4 2 3 2 1 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 Asiah 1 4 4 2 1 1 1 2 4 1 1 2 1 2 3 1 !in 3 4 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 4 1 2 1 Nurnas 3 4 3 4 1 2 1 4 3 2 1 4 3 2 3 4 Suci R 1 1 2 3 3 1 4 2 4 2 4 3 3 2 4 1 Ririn 1 3 1 4 2 4 1 4 1 2 1 4 2 4 4 4 NM 3 1 4 2 3 1 4 2 4 1 3 4 4 4 1 4 Desv 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 4 2 3 2 Muniroh 4 2 2 1 4 1 4 2 3 2 2 3 3 3 4 2 Reny 3 1 3 4 1 4 1 4 1 4 2 1 1 ·1 4 1
74 76 79 70 58 51 64 75 72 52 60 69 67 69 73 66
Page 146
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 38 1 2 1 1 4 1 1 1 1 1 53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 37 1 4 4 1 4 1 1 1 1 4 58 4 4 4 2 4 2 1 2 1 1 75 1 4 4 2 4 2 1 2 1 2 66 3 2 3 3 4 1 2 1 2 2 68 1 1 1 3 1 1 1 1 ·1 1 43 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 93
11 1 1 2 4 2 1 1 1 1 49 1 3 3 1 4 1 1 1 1 1 54 4 4 4 3 1 4 3 4 1 3 78 1 2 3 2 4 1 3 1 1 4 48 1 2 4 3 4 4 1 4 3 1 65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 36 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 40 3 2 4 2 4 1 1 2 2 1 62 1 2 4 3 3 2 1 1 3 4 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 3 4 3 3 3 1 1 2 1 1 68 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 44 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 41 1 4 3 1 3 1 1 4 1 1 64 3 2 3 1 4 2 1 1 1 2 60 1 3 4 2 1 4 4 3 1 2 67 1 4 3 4 4 1 1 2 1 1 67 4 4 4 2 1 1 1 2 1 3 56 2 3 4 1 2 1 1 1 2 4 63 1 2 1 4 4 2 2 1 1 1 55
61 73 79 58 81 50 41 51 40 56 1665
Page 147
Lampiran 7
Hasil Uji Korelasi Spearman Rho
Nonparametric Correlations
Correlations
dL1kungan ! kecemasan
sosia! dari i/ menghadapi suami kelahiran bavi
i-,,~~--,--,~--,-,-~~~.,...,--,-~~--,,,---,--,,--..,,--,,,....,.--,.~ Speannan's rho dukungan sosial dari Correlation Coefficient 1.000 ! -.235
suami Sig. (2-tailed) .211
kecemasan menghadapi kelahiran bayi
N Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
30 -.235
.211 30
30 1.000
30
Page 148
Lampiran 8
Skala Dukungan Sosial Dan Kecemasan Try Out
Kata Pengantar
Dengan hormat
Saya mahasiswi psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan
penelitian mengenai "Hubungan Antara Pemberian Dukungan Sosial Dari
Suami Dengan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Pada !bu Hamil".
Oleh karena itu, saya meminta kesediaan saudari untuk turut serta membantu
penelitian ini mengemukakan pendapat yang sejujur-jujurnya. Mengenai
pernyataan yang saudari berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya mengharnpkan agar saudari
tidak melewatkan satupun pernyataan yang ada, demi kelengkapan informasi
yang diperoleh. Sebelum diserahkan, saya mengharapkan agar saudari
memeriksa kembali kelengkapan jawaban yang saudari berikan. Atas kerja
sama dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 22 Agustus 2007
Peneliti
Page 149
Skala Pemberian Dukungan Sosial dari Suami
No Pernyataan 1 SL j SR j JR I TP j l i l ' .
1----t--------------·--~--·----+ ! ! !
1 Suami memberikan saya semangat untuk tenang I I i i \ I ' I I .
dalam menjalani kehamilan ini i I \ ! I Sikap suami cuek terhadap saya walaupun saya i I I i I
sedang hamiL I I ) I I 2
3 :::~~er:iengandeng tangan saya kemanapu-nT I I i I r----t-----·-·----------------j __ L 1 1 1
Suami menolak mendengarkan keluh kesah I 1· I 1 1
tentang kecemasan saya menghadapi kelahiran I
1
I I I I i· •
bayi ini. L \ Suami menghargai perasaan saya yang kadang I r---, ·-1~-I cemas memikirkan keselamatan bayi kami nanti. I I I j j
4
5
6 Suami meminjam uang untuk memenuhi I I kebutuhan keluarga
Ill I 1~--t-c-----------------------_l---l--+
Suami ikut membantu menyelesaikan pekerjaan I I II 7
8
9
10
11
saya ketika saya mulai mengandung I I I I
Suami membiarkan saya mengerjakan pekerjaan I I I I saya sendirian. j \ I I Suami menyiapkan sarapan sendiri bila saya tak jl
1
1
sempat menyiapkannya
Saya mencari sendiri informasi tentang kehamilan
dan proses melahirkan karena suami tidak punya
waktu untuk mencarikannya.
Suami memberikan saran saat say~ membutuhkannya untuk mengurangi kecemasan I
-~-~-~~
Page 150
No Pemyataan I SL SR I JR I TP I l I
menjelang proses melahirkan bayi kami. !
I 12 Suami membiarkan saya melakukan kesalahan. I \
13 Suami meluangkan waktu untuk menemani say~ I rekreasi agar pikiran buruk tentang keselamatan
bayi kami berkurang. I I
14 Suami menyuruh saya untuk menghentika~ I
I seluruh aktivitas saya semenjak saya dinyatakan I
I positif ha mil. I I
I I 15 I ' Suami menganjurkan saya ikut kegiatan senarn
I
I ibu hamil agar saya dapat banyak teman untuk I berbagi pengalaman. I
I 16 Ketika saya merasa cemas menghadapi kelahiran
bayi, suami ikut cemas pula sehingga tidak ada
yang memberi semangat untuk tenang.
17 Suami memberikan perhatian yang lebih pad a
I saya semenjak saya positif hamil I 18 Suami kurang memperlihatkan kasih sayangnya I
walaupun saya sedang mengandung.
19 Bila saya merasa cemas dan takut ketika
memikirkan bayi yang akan saya lahirkan nanti, I suami dengan setia menemani dan
mendengarkan keluh kesah saya
20 Suami menambah kecemasan say a dengan
menceritakan hal-hal buruk yang mungkin akan
menimpa bayi kami.
21 Suami mencukupi kebutuhan saya dan keluarga
Page 151
~N-o~-------P-e_rn_y-ata_a_n ____ ---~--SL~I S-R~I J-R~I T-P~I
23 Suami memberi tahu saya informasi seputar
kehamilan dan proses melahirkan yang ia I dapatkan lewat televisi atau koran. I
. , I 1 I I
e--2-4-+-S-u_a_m_i_m_a_la_s_m_e_m_b __ e_ri-ka_n_s_a-ra_n_t_e_n_ta_n_g_a_p_a_y_a_nQf--+--t--'---·
harus saya lakukan untuk mengusir rasa cemas. I I I '
25 !
I Suami menasehati saya untuk tetap tenang ketika
saya merasa takut menghadapi kelahiran bayi.
26 Suami sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak
I ada waktu untuk menemani saya refressing. I I
27 Suami mengizinkan saya melaksanakan aktivitas I seperti biasa agar saya tidak selalu memikirkan j
hal-hal buruk yang belum tentu terjadi tentang I I bayi kami. 1---1 r-lt I_
28 Suami marah-marah ketika saya melakukan I . kesalahan kecil sehingga hati saya merasa sedih. I
1
29 Bila sedang putus asa karena cemas menghadapi
kelahiran jabang bayi, suami memberikan
semangat untuk terus berusaha, berdoa dan yakin
pada sang pencipta.
30 Suami menolak meluangkan waktu untuk
mengantar saya check up ke dokter kandungan.
31 Suami memeluk saya untuk membuat saya
merasa tenang.
32 Suami malas mendengarkan curhat saya tentang
I I
Page 152
No Pernyataan
ketakutan saya akan keselamatan bayi kami.
33
34 Suami kebingungan mencari dana tambahan I \ i I I
r--+--un.tuk biaya melahir_k._a_n_n_a_n_ti _________ j I j I Sebelum perg1 bekerja, suami saya I I ) 35
menyempatkan dirinya untuk membantu I I I meringankan pekerjaan saya. : .
Ii, !i ·,1
36 Walaupun saya sedang hamil, suami tetap minta!~'--+l--+-l -~1~__, I ·
1
1 ___ dilayani bila ingin makan. --+
1
1--+I--+---< 37 Suami membelikan saya buku dan majalah I I I
seputar kehamilan dan proses melahirkan. I I I,, 1.·
1----t-------------------_j--+--+---!--~ 38 Suami malas memberikan saya nasehat, 1 I I I 39
walaupun saya sangat membutuhkannya. I I Suarni mengajak saya jalan-jalan agar saya lebih
tenang dalam menghadapi kelahiran bayi karni. l----~---------------------1---!---\--+---l
40 Sernenjak saya hamil, suarni menyuruh saya diam ,1
di rurnah tanpa rnelakukan pekerjaan apapun 1
sehingga saya menjadi bosan.
41 Suarni mernberikan saya kejutan kecil untuk
mernbuat hati saya senang.
42 Suami mematahkan semangat saya untuk tetap
tenang menghadapi kelahiran bayi karni dengan
sikapnya yang cuek. ~~----------------------_J _ _,_ _ _,_ _ _,__~
Page 153
No ··--Pernyataa~ l SL \ SR I JR I TP I I ' I
r--43-1-S_u_a_m_i _m_e_n_e-lp_o_n_u_n_t_u_k_m_e_n_a_ny_a_k_a_n __ k_e_s-eh_a_t_a_n-+i !Tll saya ketika ia tidak di rumah I I I I I Suami kurang memanjakan saya walaupun sayai-l \ I j
I I 1· ·1 1 I ' I
44
sedang mengandung. I I I I I
45 l I I . Suami sabar mendengarkan keluh kesah saya. 1---1---------------------J'·--+'--·l---1---i
46 Suami kurang memperdulikan perasaan saya ) I
1
! i I
47
48
49
50
51
yang cemas memikirkan keselamatan bayi kami. \ i I I Suami menyiapkan dana lebih untuk kebutuhan I I 1 tak terduga. I I I Suami cuek dengan pekerjaan rumah, walaupunl I I I
I I ! I rumah dalam keadaan berantakan
Suami menyiapkan sendiri pakaian yang
dikenakannya tanpa meminta bantuan saya.
ingin I I
j-..+---11---l-I _1 Suami malas mencarikan informasi tentan~ I I kehamilan dan proses melahirkan karena ia sibuk I 1
dengan pekerjaannya sendiri. I Suami menyarankan saya untuk selalu berfikir I II
positif akan hal-hal yang belum terjadi. j'
f---1---------------------.J. _ _,_ _ _,__..;.....~
\
52
53
54
55
Suami kurang memperdulikan saya, sehingga
saya merasa sedih.
Sebelum pergi kerja, suami mencium kening saya
sebagai tanda sayangnya kepada saya
Penghasilan suami kurang cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari
Suami membantu meringankan
ketika ia punya waktu senggang pekerjaan say~. _ _..L _ _L _ _t__~
Page 154
--·--~-·---·
No Pernyataan -
56 Suami malas mengajak saya jalan-jalan agar ras
cemas saya menjelang kelahiran bayi teralihkan.
57 Suami mendukung say a untuk teta
melaksanakan aktivitas seperti biasa agar say I tidak selalu mengkhawatirkan hal-hal yang belur
-1 SL I SR I JR I TPl alli I oi i I l ~I I n I i
tentu terjadi pada bayi kami nanti. I 58 Tabungan suami kurang untuk persiapa n)
kelahiran bayi kami.
59 Walaupun sudah lelah sepulang kerja, suami !eta
ikut membantu menyelesaikan pekerjaan say
I yang belum selesai.
6oT Saat membayangkan hal-hal yang-menakutka
tentang keselamatan bayi kami, sua
menasehati saya untuk selalu berdoa.
I I _i ___ _,_l _ _,_ __ -+---1
P I I a I . I I ' I
i ' ' I I I I I I I
I i I '
I I
i
I '
I
I I i I I
mi
61 Kebutuhan saya tercukupi oleh penghasilan suam
62 Suami menolak membantu menyelesaika
pekerjaan saya, walaupun saya sedang hamil !-
I + I
I I i 63 Suami memiliki tabungan yang cukup untu
keperluan saya melahirkan nanti I I I I i I _J
Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi.
No Pernyataan lSL SR JR TP
1. Saya merasa khawatir akan keselamatan bayi 1 ' !
saya ketika dilahirkan nanti. I I
Page 155
No Pernyataan I SL I SR \ JR I TP I ~ l ! ! I
2. Saya merasa kuat menjalani kehamilan ini. ii I i l
3.- saya mera-sasu-1i_t _b--e--rk_o_n--s-e-nt-ra_s_i_d_a_1a_m ____ -f1---r--~1 --i ! I I i I I l ' ' ' l j 1 l l I I I I I
I mengerjakan sesuatu menjelang waktu '
melahirkan.
4. Walaupun saya mendengar banyak bayi lahir -, I I ii I , ·1 , '
cacat, saya tetap tenang-tenang saja. i I 1 I I 5~- Beberapa bulan-menjelang kelahiran bayi kami,
I kepala saya terasa sakit.
6. J Tubuh saya biasa-biasa saja
melahirkan semakin dekat.
I i 1--il walaupun waktu l I I I I
I I ill I I I i
--7.- __ A _____ k_h_i-r--ak-h-ir--ill._i_s_a_y __ a ___ m __ e_ra_s_a_t_e_g_an_g __ ----------==--J-----r--1 I 'l
8. Suhu tubuh saya tetap normal setelah melihat 1 I j II
seorang balita yang cacat mental. I I _ j I j 1------1-------------------------r--t---r--+---11
9. Saya merasa jantung saya berdebar lebih cepat j j ) I bila melihat ada bayi yang lahir cacat. I I I I
11. Akhir-akhir ini lambung saya terasa sakit. I I I ---1-------------c-----~--c--t--+--t----' -+-------1 12. Saya merasa santai ketika memikirkan bayi kami
waktu dilahirkan nanti
13. Mulut saya terasa kering akhir-akhir ini. ~ _,_________ --J--------i---1-------j
14_ Hal-hal yang belum terjadi tidak saya pikirkan_
15. Saya merasa berat sekali menjalani kehami!ari ini.
16. Saya dapat berkonsentrasi dengan baik ketika
bekerja setelah mendengar bayi teman baik saya
meninggal dalam kandungan.
Page 156
No Pemyataan I SL 1
1 SR \ JR TP
17. Saya merasa gelisah bila membayangkan tentang I 1
:
keselamatan bayi kami nanti.
18. Kepala saya terasa ringan-ringan saja ketika
memikirkan nasib bayi kami nanti setelah
dilahirkan.
19. Sebagian anggota tubuh saya gemetaran ketika
' l
I I
' mendengar ada bayi yang lahir cacat. )·--+--1---l--
Walaupun waktu melahirkan semakin dekat, sayal 1 1
20.
tetap merasa santai. I I Keringat saya mengucur deras ketika takut karena / I I membayangkan kehilangan bayi yang saya I I ' I
21.
kandung. I I I
111-·____,____, 22. Jantung saya tetap berdetak dengan normal
ketika membayangkan masa depan bayi kami )
nanti. J ) Nafas saya terasa sesak ketika memikirkan nasib I ' bayi kami setelah dilahirkan nanti.
23.
24. Lambung saya baik-baik saja selama kehamilan
ini.
25. Semakin dekat waktu melahirkan, saya merasa
amat pusing.
26. Selama masa kehamilan, mulut saya terasa
basah.
27. Saya khawatir bila bayi saya nanti lahir cacat.
28. Saya menjalani kehamilan ini dengan optimis.
29. Saya melamun ketika bekerja karena terbayang
Page 157
'1 SL I SRT JR I TP I I I , e----+-h-a-1--ha_l_y_a_n_g_n_e_g-at-if_m_e_n_g_e_n_a_i -ke_s_e-la_m_a_t_a_n_b_a_y_i -r I I ,
kami. I i I
No Pernyataan
30. Saya tetap tenang ketika mendengar ada bayi
yang dilahirkan sudah tak bernyawa
31. Sakit kepala datang menyerang ketika saya
membayangkan keselamatan bayi kami ketika
dilahirkan nanti.
I I
i I \ I
I setelah dilahirkan. I I I I
c--1~~~~~~~~~~1-+---+-1-+--111 --1
32. Reaksi tubuh saya biasa-biasa saja setelah
mendengar ada bayi yang meninggal sesaat
33. Semakin mendekati waktu melahirkan, saya .
I r----1-m_e_r_a_sa_te_g_a_n_g_. ________________ \_-+--+----+-....,
34. :::~::is::~gk:::t ~:~~-keringat setelah melihat l l \ -+1· --t-------t--+-----! 35.
..
Ketika mendengar ada bayi yang meninggal
dalam kandungan, jantung saya berdebar lebih
cepat.
36. Saya tetap dapat bernafas dengan lancar setelah
melihat ada anak yang cacat fisik.
37. Penyakit lambung saya kambuh selama saya
mengandung bayi ini.
38. Selama masa kehamilan saya tidak pusing
memikirkan keselamatan bayi kami. ·
39. Semakin mendekati waktu melahirkan, mulut saya
terasa kering.
40. Saya yakin bayi kami nanti akan baik-baik saja.
Page 158
No Pernyataan I SL I SR I JR I TP ~ l r
f------t---------------------·__j_._ ' l ~ 41. Akhir-akhir ini saya merasa seperti di ujung I I I I
tanduk karena khawatir akan keselamatan bayi /
1
i \\ I I kami. 1
i i
42. Menjelang waktu melahirkan saya tetap dapat i
berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. I \ i I J
43. Saya merasa gelisah ketika membayangkan hal- I ) r,
i .. 11
_ ....... ,._: __ :_\r_y:_:_:_b-ur_u_k_t_e_n_ta_n_g_b_a_y_i _y_a-ng_a_k_a_n_s_a_y_a ___ +l--+---+I--+-! _..., 44. rWalaupun waktu melahirkan semakin dekat, I Ill :.!
kepala saya terasa baik-baik saja. I
47. Tubuh saya basah keringat karena I ! I
membayangkan beban hidup semakin bertambah I I I setelah bayi ini dilahirkan. J---1---+--+ 11 _-1
Setelah mendengar berita tentang bayi yang lahir I' I dengan tiga kaki, detak jantung saya tetap I I normal. J_,_I --+---+___,
Nafas saya sesak setelah membayangkan bayi I I
48.
49.
saya lahir cacat. I 50. Lambung saya baik-baik saja selama masa
kehamilan.
51.
52.
::;a~:::~:~t~sing sekali bila memikirkan nasib 1---+--+--+---l Mulut saya terasa biasa-biasa saja ketika 1
Page 159
No ·----1 SL I SR I JR '1 TP i i t 1 I
---------------+ i i memikirkan keselamatan bayi ketika dilahirkan I 1
1 I '
Pernyataan
nanti. I .-1-~-~-~~
Page 160
Lampiran 9
Skala dukungan sosial dan kecemasan menghadapi kelahiran
bayi
Kata Pengantar
Dengan hormat
Saya mahasiswi psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan
penelitian mengenai "Hubungan Antara Pemberian Dukungan Sosial Dari
Suami Dengan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Elayi Pada /bu Hamil".
Oleh karena itu, saya meminta kesediaan ibu untuk turut serta membantu
penelitian ini dengan mengemukakan pendapat yang sejujur-jujumya.
Mengenai pernyataan yang ibu berikan akan dijamin kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya mengharapkan agar ibu
tidak melewatkan satu pun pernyataan yang ada, demi kelengkapan
informasi yang diperoleh. Sebelum diserahkan, saya mengharapkan agar ibu
memeriksa kembali kelengkapan jawaban yang ibu berikan. Alas kerja sama
dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 08 oktober 2007
Peneliti
Page 161
Biodata lstri
1. Nama
2. Usia
3. Usia kehamilan
4. Kehamilan ke
5. Pekerjaan
a. lbu Rumah Tangga
c. Karyawan
6. Pendidikan Terakhir
b. Pegawai Negeri
d. Lain-Lain
SD I SMP/ SMA/ D1/ D2/ D3/ S1/ S2
7. Alamat
Biodata Suami
1. Nama Suami
2. Usia Suami
3. Pekerjaan Suami
a. Pegawai Negeri
c. Buruh
4. Pendidikan Terakhir Suami
b. Karyawan
d. Lain-lain
SD I SMP/ SMA/ D1/ D2/ D3/ 81/ 82
Page 162
Petunjuk pengisian
Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan berikut ini, kemudian anda
di minta untuk mengungkapkan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan
diri anda dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang
tersedia. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Adapun alternatif
jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut:
SL : Selalu
KD : Kadang-kadang TP
SR : Sering
: Tidak Pernah
Contoh:
No Pernyataan SL
1. Akhir-akhir ini saya merasa bahagia. x 2. Saya gemetaran ketika bertemu dokter
SR
Skala Pemberian Dukungan Sosial Dari Suami
No Pernyataan SL SR
1. Suami menyiapkan dana lebih untuk
kebutuhan tak terduga.
2. Semenjak hamil, suami melarang saya
keluar rumah untuk beraktivitas seperti
biasa
KD TP
x
KD TP
Page 163
No Pernyataan SL SR KD TP
3 Waiau pun sud ah lelah sepulang kerja,
suami tetap ikut membantu
menyelesaikan pekerjaan saya yang
belum selesai
4. Suami malas mengajak saya jalan-jalan
agar rasa cemas say a menjelang
kelahiran bayi teralihkan.
5. Suami menyiapkan sendiri pakaian yang
ingin dikenakannya tan pa meminta
bantuan saya
6. Suami malas memberikan saya nasehat,
walaupun saya sangat membutuhkannya
7. Suami memberikan saya semangat untuk
tenang dalam menjalani kehamilan ini.
8. Suami malas memberikan saran tentang
apa yang harus say a lakukan untuk
mengusir rasa cemas.
9. Suami menanyakan kondisi say a dan
janin yang saya kandung.
10. Suami ma las mencarikan informasi
tentang kehamilan dan proses melahirkan
karena ia sibuk dengan pekerjaannya
sendir.i.
11. Suami memeluk saya untuk membuat
saya merasa tenang
12. Suami kurang memperdulikan perasaan
say a yang cemas memikirkan
Page 164
No Pernyataan SL SR KD TP
keselamatan bayi kami.
13. Suami sabar mendengarkan keluh kesah
say a
14. Suami menolak mendengarkan keluh
kesah tentang kecemasan say a
menghadapi kelahiran bayi ini
15. Suami menghargai perasaan saya yang
kadang cemas memikirkan keselamatan
bayi kami nanti
16. Suami membiarkan saya periksa
kehamilan sendirian
17. Suami memberi tahu saya informasi
seputar kehamilan dan proses melahirkan
yang ia dapatkan lewat televisi atau
koran
18. Sikap suami cuek terhadap say a
walaupun saya sedang hamil.
19. Suami menyarankan saya untuk selalu
berfikir positif akan hal-hal yang belum
terjadi
20. Suami sibuk dengan pekerjaannya
sehingga kurang mempedulikan saya.
21. Suami menasehati saya untuk tetap
tenang ketika say a merasa takut
menghadapi kelahiran bayi
22. Suami menuntut saya untuk menyiapkan
segala kebutuhannya walaupun say a
Page 165
No Pemyataan SL SR KD TP
sedang hamil.
23 Suami mengajak saya jalan-jalan agar
say a lebih tenang dalam menghadapi
kelahiran bayi.
24. Suami cuek dengan pekerjaan rumah,
walaupun rumah dalam keadaan
berantakan.
25. Suami mengizinkan saya melaksanakan
aktivitas seperti biasa agar saya tidak
selalu memikirkan hal-hal buruk yang
belum tentu terjadi tentang bayi kami.
26. Tabungan suami kurang untuk persiapan
kelahiran bayi kami.
27. Suami memberikan saya kejutan kecil
untuk membuat hati saya senang.
28. Suami kurang memperdulikan saya,
sehingga saya merasa sedih.
Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
No Pemyataan SL SR KD TP
1. Mulut saya terasa biasa-biasa saja ketika
memikirkan keselamatan bayi ketika
dilahirkan nanti
2. Saya khawatir bila bayi saya nanti lahir
ca cat.
Page 166
No Pernyataan SL SR KD TP
3. Selama masa kehamilan saya tidak
pusing memikirkan keselamatan bayi
kami.
4. Akhir-akhir ini saya merasa seperti di
ujung tanduk karena khawatir akan
keselamatan bayi kami.
5. Lambung say a baik-baik saja selama
kehamilan ini.
6. Say a melamun ketika bekerja karena
terbayang hal-hal yang negatif mengenai
keselamatan bayi kami.
7. Saya tetap dapat bernafas dengan lancar
setelah melihat ada anak yang cacat fisik.
8. Say a merasa gelisah ketika
membayangkan hal-hal yang buruk
tentang bayi yang akan saya lahirkan
9. Setelah mendengar berita tentang bayi
yang lahir dengan tiga kaki, detak jantung
saya tetap normal.
10. Sakit kepala datang menyerang ketika
saya membayangkan keselamatan bayi
kami ketika dilahirkan nanti.
11. Suhu tubuh saya tetap normal setelah
metihat seorang balita yang cacat
mental.
12. Sebagian anggota tubuh saya gemetaran
ketika mendengar ada bayi yang lahir
Page 167
No Pernyataan SL SR KD TP
ca cat.
13. Walaupun waktu melahirkan semakin
dekat, saya tetap merasa santai
14. Semakin mendekati waktu melahirkan,
saya merasa tegang.
15. Reaksi tubuh saya biasa-biasa saja
setelah mendengar ada bayi yang
meninggal sesaat setelah dilahirkan
16. Keringat say a mengucur deras ketika
takut karena membayangkan kehilangan
bayi yang saya kandung
17. Waiau pun waktu melahirkan semakin
dekat, kepala saya terasa baik-baik saja.
18. Saya merasa jantung saya berdebar lebih
cepat bila melihat ada bayi yang lahir
ca cat.
19. Walaupun saya mendengar banyak bayi
lahir cacat, say a tetap tenang-tenang
saja.
20. Nafas say a terasa sesak ketika
memikirkan nasib bayi kami setelah
dilahirkan nanti
21. Saya dapat berkonsentrasi dengan baik
ketika bekerja setelah mendengar bayi
tern an baik say a meninggal dalam
kandungan.
22. Lambung say a terasa sakit setelah
Page 168
No Pernyataan SL SR KD TP
memikirkan keselamatan bayi kami
23. Say a menjalani kehamilan ini dengan
optimis.
24. Ke pa la saya pusing sekali bi la
memikirkan nasib bayi saya nanti
25. Saya yakin bayi kami nanti akan baik-baik
saja.
26. Mulut say a terasa kering setelah
memikirkan hal yang buruk mengenai
bayi saya.
Page 169
Lampiran 10
Uji Normalitas Skala Dukungan Sosial
Explore
Case Processing Summary
dukungan sosial
Descriptives
I ' Statistic ' Std. Error !
dukungan sosial Mean 91.87 2.488 95% Confidence Lower Bound 86.78 Interval for Mean Upper Bound
96.96
5°/o Trimmed Mean 93.50 Median 94.50 Variance 185]06 Std. Deviation 13.627 Minimum 34 Maximum "I09 Range 75
Interquartile Range 11 Skewness -2.1305 .427 Kurtosis 10.888 .833
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnovr a\ Shapiro-Wilk
I I Statistic df Siq. Statistic df I Sio.
dukungan sosial .212 30 .001 I 740T 30 ! .000 ..
a L1lhefors S1gn1ficance Correct1on
Page 170
Dukungan sosial
dukungan sosial Sten)-and-Leaf Plot
Frequency Stern ,~ Leaf
2.00 Extremes (~<74)
2.00 " 88 ' 1. 00 8
., ·'
2.00 8 78 8.00 9 01111234 6.00 9 557778 8.00 10 00112333 1.00 10 9
SteHl width: 1 () Each leaf: 1 case {s)
Page 171
Normal Q-Q Plot of dukungan sosial
2
0/
"' o/
E ... 0 z
"C 0 0
"' ;f .... 0
"' 0 c.. >< 0 w 0
0 -1 0
0
0
0 -2
20 40 60 80 100 120
Observed Value
Page 172
1-
0 t1)
E 0 z E 0 J=:-1-> Q)
Cl
-2-
Detrended Normal Q-Q Plot of dukungan sosial
0
I 40
0 0
I I 60 80
Observed Value
coo 0 0
CU:Oo --eri,+------1
0 0
I 100
0 0
Page 173
100
80
60
40
26 0
10 *
dukungan sosial
Page 174
Lampiran 11
Uji Normalitas Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Explore
Processing Summary
Cases
Valid I Missing \ Total -------~~·~----i·-~----·-··~··:·----~-~-,,-
N I Percent I N · Percent · N Percent
kecemasan menghadapi 30 I
I I I I 100.0% I 0\ .0°/o i 30 100.0% kelahiran bayi
I I ! ! i
Descriptives
I Statis\ic ' Std. Error !
kecemasan Mean 55.50 I 2.722 menghadapi kelahiran 95°/o Confidence Lower Bound 49.93 i bayi Interval for Mean Upper Bound 61.071
5% Trimmed Mean 55.13 Median 56.50 I Variance I 222.3281 Std. Deviation 14.911 Minimum 291 Maximum I 93 I Range 64 ~
Interquartile Range ! 241
Skewness .2071 .427 Kurtosis ~ -.033 I .833
Page 175
kecemasan menghadapi kelahiran bayi
Tests of Normality
_____ J<olm,og()rov-Smi'.f\"lli~L ____ j __________ Shapiro-Wilk
Statistic \ di \ Sig_ - Statistic !, di '-j ! i t
_101 1
30 I _200(·) ! _975. 30 1
',--:,,,-,-.,..~,..-~.,--~.,--,-.,.~~....,.-..,,,..-~~~~~~~~~~~
* This is a lower bound of the true s1gn1ficance. a Lilliefors Significance Correction
kecemasan menghadapi kelahiran bayi Stem-and-Leaf Plot
Frequency Stem {, Leaf
1.00 2 9 4.00 3 1678 6.00 4 013489 6.00 5 345678
10.00 6 0234567788 2.00 7 58
.00 8 1.00 9 3
Stent width: 10 Each leaf: 1 case(s)
Sig_
_670
Page 176
Normal Q-Q Plot of kecemasan menghadapi kelahiran bayi
2 0
0
Oi E
00 ~
0 00 z "C 0 Q)
t> 00 Q) a.
00 >< UJ 0
0 -1 0
0
0
-2
20 40 60 80 100
Observed Value
Page 177
"' E ... 0 z E 0 ... .... > Cll 0
Detrended Normal Q-Q Plot of kecemasan menghadapi kelahiran bayi
o.s--r--------------------------.
0
0.6-
0.4-
0.2-
'%0 0
0 0 0
0.0 n u u
00 0
0 0
-0.2- oO 0 00 0
I I I I I
20 40 60 80 100
Observed Value
Page 178
100
80
60
40
20
kecemasan menghadapi kelahiran bayi
Page 179
PE!VIERiNTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SUKU DINA.S KESEHATAN KODYA JAKARTA BARAT
PUSKESMAS I<ECAMATAN I<ALIDERES .JLN SAT\J MARET KEL. PEGADUNGAN KEC. KALIDFRES TLP. 54390576
JAKARTA
S(JRAT KETERANGAN Nornor • ') 0 10. 7712007
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kcpala Puskesmas Kecamatan Kalideres Kodya Jakarta Baral dengi:n rnenerangkan balnva
Zahrotul Hurnairoh
NIM 103070029026
Univer~;its UIN Syarif Hidayatullah
Fakultas Psikologi
T1nggal Survey 23 Oktober 2007 5/d 31 Oktober 2U07
Benar yarg bersangkutan telal1 melakukan Penditian di Puskesmas Kecamatan
Kalideres Jakarta Barnt.
Demikian Su>at Keterar,gan ini dibuat sebagaim<uia adanya, dan agar dapat
dipergunakan dengrn semestinya.
Jakarta, 5 Nopcmber 2007
Page 180
PEMERINTAH KOTAIVIAOYA JAKARTA· BAHAT JL !~aya Ki:mbnng:;1n -Tdpon: 5813369
JAKARTA
S L' ll AT K E T E I< A N C A N No. : I X I IP I Adwil I 200.7 ..
\Valikot:J.maclyu J-ikarta Baral rnenerangknn bahwa ;csuai dcngan pcrmo
h0nan dari Pembantu Dl.lkan 3id'll1G Alea demi~ J?akul ta11 I'sikologi UIN Sy3:ri! Hida_ya t·.Ulah Jakarta !lomcr : Un.01/F7/KI·!.01.3/2943/2007 tanggal 20 Sopternoer 2001 :perihal Permohonan Sui'vey,dan Nota Dinas Kl:l.Bada.11 Kenbant; Kodya Jakarta Ba.rat Nomor;554/u1 .5t51D -'.;a.'1.ggal 25 September 2007 I'or)hal PeneJ.itian/Survey.
ZAHH01'UL ITUHAYHOH
Pekerjaan i\'Iah:1sis 1 va
No tv1aha5'isw;1
A J a rn al Jl .Pete. Sula tan Rt .<YJ9/01 Ho. 97 Kuli dores Jakarta Ba.rat
.tdi!lab 111allasi~.wa piida Fakul tag Psikologi Universi tas Sya:..,it Hidaya. tullal1
24 Septembvr s. d 24 Oktober 200','
akan 1ncng:1tiakan Penel 1 tian/Snrve,y
tokasi
I. Kcpada p:l•a C;11'1,'\ d<\ll l .. ur,tii sc1li\ l11sln11si!Lcmb:ig,a/Bau111 d,i11 RT/R\V si..:tc1npat, diharapk<1n agar inc:nbcr:kan b;1ntu:111 y;111g d1pcrlukan d.:ngan ::;;t;H<111 apabila 1nenya:1gkut Dat;\-da!a ke-\\11hyah-an, S:u1,l<H<\ ll'.rsebut d1;1ta:-. scl~clum rncbks;i11,1k;rn 1ug:Js11y:: harus llH'll1bcritahukan 1v1 lcbib Lbhu lu kcp;id.i (:1111.\l d;111 Lu rah y;111g bi:rsani;l-..ttt:111.
Pcrnegans Sur.it kct..:rangdil \\·rsebut dii!\;!S scsudah ne11yelc.saika11 tugasnya dirninta, untuk 111cny<1rnpa:k<!n 1.ipcr:tn t.:rtu!is lusi! pdai..:sanili\11 pe.1g11111pulan Data/Observasi/ Praktck Keija Ny;i!;-1 di111;1\..:-;ud Li:p<ii.b '~:1:1kotamadya Jak,1rta 8ar;1-. c.q. :xl~!i;111 Adrninistrasi \\'il<.lyah Scrkodyn Jak,nta Bar.i: p,t:ing !<•rnb.1t 1a11gq.:il .. ?_~- .. F.0.P.~i::f~_e.1'_.?';?-;?_7__
NII'. 4/0039371
Page 181
DEPARTg1vmN AGAMA uNfVEHSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYAJUFHIDAYATULLAHJAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
!:Certu Iv!ukti i'~o.5 Circudeu Cipuiat Jak:1rt:) Schit.~u 15419 'fclp. (021) 7433060 Fux. 74714714
·Ton1or ,e_rnp. bl
Un.OJ/F7/KM.Ol.3/Z9'1 \ 12007 Jnkarlr., 20 Scpten1ber 2007
Izin Penelitian
Kepada Yth. ·KcpJ!a Badan J(esatuan Ba11gsa U/p V/alikotanu1dya Jakarta Darat di Jakart<i
Assal:.:unu'ah1ikun1 \\'r. \Vb.
Ocngan honuut, kaini san;p~1ilc: 1 n balnva:
Na111a T~nlpJt/Tgl Lah;r Alan1at
Z.ahrorul I-Iun1airoh Jakart1, I Nopember 1984 JI.Peta Sclatan P.t9/I No.97 Kalidcrcs Jnk-Bar
adalah bcnar 111al1asis'>va FJkuJu::is Psikologi U1N Syarifl-Iidayatullah Jakarta
Se1ncster f\'on1or Pokok Tahun .A.kndernik Progrnn1
IX (Sc111bilan) 103070029029 2007/2008 Stratn I (S-!)
Schub1Jngan de.1gan tugas p,;:nyclc::;aian skripsi )<l.1g bcrjunuJ "Ilubungan ;1ntar:1 pen1berian dukungan sosial d;1ri su.:uni de11g:1n kccc1n:1s:1n 1ncnghad:ipi kclahin1n ll:1yi pad:i ihu h:1111il." n1<1ha.sis\Va tersebut n1e1ner!ukan 1:'.in 1)encliti·Jn di le111baga yang Bzipak/Ibu/Saud<1ra pi111pin. Oleh karena itu l~aini inohan kesediaan Bapak/Ibu/Saudura untuk 1nencrin1a 1nahasiS\\'J ters·2but d;:in 1ne1nberikan ban11Ja11ny:i ..
Jc111i:zian at<Js per!uHi;·,n dan b<-1nlua11 Dwpak/lbu/Saudara k11nd t!Ci:'<fJk<in terin1.1 kJsih.
Tcinbusan : D~kan Fakult::is Psikolcgi
:\ .11. Dc:zan P.enJb.:-intu Dck;_1n
~~fil(J,;,;g~'.fd/nik /."/·-··''"''~?~~)~
..ft. f)ra. Zn1ll'otun/1~1 ihayah, lv1.Si NIP. 150 238 ~71