Top Banner
MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PARA SUSTER SCMM KEPADA KAUM MISKIN Oleh : Yuliana Apu Day NIM: 061124031 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
167

MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

May 25, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL SEBAGAI

UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PARA SUSTER SCMM

KEPADA KAUM MISKIN

Oleh :

Yuliana Apu Day NIM: 061124031

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Page 2: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

i

MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL SEBAGAI

UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PARA SUSTER SCMM

KEPADA KAUM MISKIN

Oleh :

Yuliana Apu Day NIM: 061124031

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Page 3: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

ii

Page 4: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

iii

Page 5: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang Berbelaskasih

sebagai komunitas religius yang membentuk saya menjadi religius SCMM.

Para susterku sekongregasi, yang selalu mendukung dalam perjalanan panggilan

dan perutusan studi saya.

Bapak dan Ibu saya sebagai teladan yang mengajari saya untuk berbagi kasih

kepada orang lain, khususnya yang miskin dan menderita.

Page 6: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

v

MOTTO

“Jalan terbaik untuk memperoleh sukacita abadi dengan pasti ialah hidup dan mati

untuk melayani orang miskin, sambil membiarkan diri dituntun oleh

Penyelenggaraan Ilahi dan menyangkal diri untuk mengikuti Kristus”.

(Vinsensius, SV III, 392)

“Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia

mendengar suaraku”.

(Mazmur 18:7)

Page 7: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Juni 2010

Penulis,

Yuliana Apu Day

Page 8: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yulianan Apu Day

NIM : 061124031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan wewenang bagi

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL SEBAGAI

UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PARA SUSTER SCMM

KEPADA KAUM MISKIN

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya

di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin

maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 21 Juni 2010

Hormat saya,

Yuliana Apu Day

Page 9: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

viii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO

VINSENSIUS DE PAUL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PELAYANAN PARA SUSTER SCMM KEPADA KAUM MISKIN. Judul ini dipilih penulis berdasarkan realitas yang ada dalam kehidupan para suster SCMM, yang memberi kesan, kurang mengetahui, memahami dan menghayati Spiritualitas St.Vinsensius de Paul, yang oleh pendiri telah mengangkatnya menjadi pelindung kedua sekaligus pelindung karya kongregasi SCMM. Kekaburan mereka akan Spiritualitas St.Vinsensius de Paul yang oleh pendiri dijadikan sebagai pelindung karya bagi kongregasi, berdampak pada kurang maksimalnya pelayanan para suster SCMM kepada kaum miskin. Hal tersebut nampak dalam sikap hidup dan karya perutusan yang cenderung mengutamakan pelayanan kepada orang yang mampu atau berkecukupan dari pada kepada orang yang miskin.

Persoalan pokok dalam skiripsi ini adalah, bagaimana para suster SCMM dapat dibantu untuk lebih mengenal, memahami serta mengahayati Spiritualitas St.Vinsensius de Paul sehingga semakin meningkat pula pelayanan mereka terhadap kaum miskin.

Dalam menanggapi persoalan tersebut, penulis menilai perlu adanya proses pengenalan lebih dekat akan tokoh penting St.Vinsensius de Paul yang oleh pendiri telah diangkat sebagai pelindung karya para suster SCMM. Dalam skripsi ini penulis akan memaparkan riwayat hidup St.Vinsensius de Paul, Spiritualitas St.Vinsensius de Paul dan cara St.Vinsensius de Paul berhadapan dengan kaum miskin, yang akan menghantar para suster SCMM untuk semakin mengenal lebih dekat, memahami dan menghayati dalam hidup mereka sehingga bisa menjadi inspirasi dan panutan hidup serta karya mereka dalam melayani kaum miskin.

Pada bagian akhir, penulis mengusulkan sebuah program retret dengan tema “Spiritualitas St.Vinsensius de Paul bagi para suster SCMM” sebagai salah satu upaya yang dapat ditempuh agar mereka semakin mengenal, memahami dan menghayati Spiritualitas St.Vinsensius de Paul sehingga akan meningkat pula pelayanan mereka terhadap kaum miskin. Untuk itu pentinglah para formator yang akan membawakan retret ini dipersiapkan dengan bahan dari skripsi ini dan buku-buku berisikan spiritualitas Vinsensius de Paul.

Page 10: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

ix

ABSTRACT

The title of this paper is “DEEPENING THE SAINT VINCENT DE

PAUL’S SPIRITUALITY AS AN EFFORTS OF SCMM SISTERS TO IMPROVE THE SERVICES TO THE POOR.” The writer chose this title based on the realities of SCMM Sisters, which gives the impression that they less to know, less to understand and less to living out the Spirituality of St. Vincent de Paul, who has been appointed by the founder as the second patron of SCMM Congregation and as protector of its mission. This vagueness of understanding of St.Vincent de Paul’s spirituality gave less impact on the SCMM sisters in their services to the poor. It can be seen in their attitudes and services that tend to give more priority to the rich than to the poor.

The main problem in this paper is, how to help SCMM sisters to know, to understand, and to living out St.Vincent de Paul’s spirituality better, so that they are able to improve their services to the poor.

In response to this problem, the writer sees the need for closer recognition of St.Vincent de Paul who has been appointed as the protector of the SCMM sisters mission. The writer will present the bibliography of St.Vincent de Paul, his Spirituality, and his ways in dealing with the poor with hope that these could lead the SCMM sisters to see closer, to understand better and to living out St.Vincent de Paul’s spirituality, so that these could be an inspiration and role model of life and their services to the poor. Finally in the last part of this paper, the writer proposes a retreat program with the theme "St. Vincent de Paul’s spirituality for the SCMM sisters" as an effort to know, to understand better and at last could living out the St. Vincent de Paul’s spirituality to improve their services to the poor. It is necessary for this purpose, that the formators who will give the retreat, to be prepared with material from this paper and from the books containing Vincent de Paul's spirituality.

Page 11: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah Tritunggal Maha Kudus karena rahmat dan

kasih-Nya yang membimbing, menuntun dan menyertai penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO

VINSENSIUS DE PAUL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PELAYANAN PARA SUSTER SCMM KEPADA KAUM MISKIN”.

Dalam skripsi ini penulis mengangkat keprihatinan yang berkaitan dengan

kekurangpengetahuan dan pengenalan para suster SCMM akan Spiritualitas

St.Vinsensius de Paul yang oleh pendiri telah mengangkatnya sebagai pelindung

kedua kongregasi sekaligus pelindung karya kongregasi SCMM. Oleh karena itu

penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para suster SCMM dalam

mengenal, memahami dan mengahayati spiritualitas St.Vinsensius de Paul,

sehingga semakin meningkatkan pelayanan para suster SCMM terhadap kaum

miskin.

Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat bantuan dan

dukungan dari banyak pihak yang telah memberikan perhatian, dorongan, motivasi

dan inspirasi. Maka pada kesempatan ini penulis patut mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Drs. H. J. Suhardiyanto, SJ. selaku Kaprodi, pembimbing akademik, sekaligus

pembimbing utama yang senantiasa dengan sabar, setia, perhatian dan penuh

kasih seorang bapak dalam membimbing, mengarahkan, memotivasi dan

memberikan masukan serta inspirasi bagi penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Page 12: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

xi

2. Y.H.Bintang Nusantara, SFK, M.Hum selaku dosen penguji II yang penuh

perhatian dan cinta memotivasi dan mendukung sehingga kini boleh berkenan

memeriksa dan sekaligus menguji skripsi penulis.

3. Dra. J. Sri Murtini,M.Si., selaku dosen penguji III yang telah berkenan

mendampingi dan membimbing penulis dengan penuh perhatian dan cinta yang

sekaligus memeriksa skripsi dan menguji penulis.

4. Bapak-Ibu dosen dan staf prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah

mendampingi dengan setia serta menjadi rekan selama penulis melaksanakan

studi di IPPAK-FKIP-USD Yogyakarta.

5. Suster Provinsial Kongregasi SCMM beserta dewannya yang telah memberikan

kesempatan, dukungan dan motivasi kepada penulis untuk memperkembangkan

pengetahuan, kepribadian dan kerohanian selama studi di IPPAK-FKIP-USD

Yogyakarta.

6. Para suster komunitas Santa Sesilia yang telah memberikan dukungan,

perhatian, doa dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan tugas studi ini.

7. Semua rekan-rekan seangkatan 2006 yang walaupun sudah berpisah, namun

selalu dengan caranya masing-masing, mendukung, memotivasi, mendoakan

dan menguatkan penulis sehingga pada akhirnya berhasil menyelesaikan studi

di IPPAK tercinta ini.

8. Suster Martha Chandra, SCMM, Suster Donata Manalu, SCMM, dan Suster

Agnesia Apu, SCMM yang memberikan semangat, motivasi, doa, perhatian

dan kasih yang tulus bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Page 13: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

xii

9. Bapak, ibu, kakak, adik dan saudara-saudariku yang telah mendoakan,

mendukung dan mengajari aku untuk berbagi pada orang lain khususnya orang

miskin dan menderita

10. Semua pihak yang penulis tidak sebut pada tulisan ini yang dengan caranya

sendiri telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Karena itu, dengan senang hati dan terbuka penulis menerima segala kritik dan

saran demi penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut. Penulis berharap

semoga skripsi ini menjadi sumbangan pemikiran bagi siapa saja yang ingin

melanjutkan pelayanan Yesus Kristus kepada kaum miskin.

Yogyakarta, 21 Juni 2010

Penulis,

Yulianan Apu Day

Page 14: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

xiii

DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………..... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………... ii

PENGESAHAN ……………………………………………………………... iii

PERSEMBAHAN …………………………………………............................ iv

MOTTO …………………………………………………………………….... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………………........ vii

ABSTRAK …………………………………………………………………... Viii

ABSTRACT …………………………………………………………………. ix

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xiii

DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………. xvi

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………. 1

B. Rumusan Permasalahan ……………………………………………... 4

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………. 4

D. Manfaat Penulisan …………………………………………………… 4

E. Metode Penulisan ……………………………………………………. 5

F. Sistematika Penulisan ……………………………………………….. 5

BAB II. GAMBARAN UMUM KONGREGASI SCMM DI INDONESIA……………………………………………………….. 7

A. Sejarah Kongregasi Suster SCMM di Indonesia…………………….. 7

1. Keadaan Masyarakat Indonesia pada awal abad XX…………........ 8

2. Awal mula kongregasi SCMM di Indonesia dan perkembangannya 10

3. Ciri khas dan Tujuan Kongregasi…………… ………………….... 16

B. Visi dan Misi Kongregasi……………………………………………. 17

1. Visi Kongregasi…………………. ……………………………….. 17

2. Misi Kongregasi……….…………………………………………... 18

C. Pemahaman dan Penghayatan Spiritualitas St.Vinsensius de Paul

pada para Suster SCMM…………………………………................... 19

Page 15: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

xiv

D. Karya pelayanan para suster SCMM di Indonesia...………………..... 25

1. Pelayanan di bidang Pendidikan…………………………………... 27

2. Pelayanan di bidang Kesehatan……. …………………………….. 28

3. Pelayanan di bidang Sosial……………………………………........ 29

BAB III. SPIRITUALITAS ST VINSENSIUS DE PAUL…………….......... 32

A. Riwayat hidup St.Vinsensius de Paul..……………………………..... 33

B. Tiga Keutamaan St.Vinsensius de Paul…………………………...... 45

1. Kesederhanaan………………… ………………………………... 48

2. Kerendahan Hati……………….. ……………………………….. 50

3. Cinta Kasih……………………………………………………..... 52

C. Lima Pokok dalam Spiritualitas St.Vinsensius de Paul……………... 53

1. Kristus……….………………… ………………………………... 53

2. Konteks sebagai tempat pertemuan dengan Allah……………….. 54

3. Misteri kehadiran Kristus dalam diri kaum miskin……………..... 55

4. Injil…………………………………... ………………………….. 56

5. Doa dan Perbuatan……………………………………………….. 56

D. St.Vinsensius de Paul berhadapan dengan kaum miskin…………… 57

1. Kategori Kaum Miskin.……… ……………………………….... 58

2. Pelayanan terhadap Kaum Miskin harus diutamakan.………….. 60

3. Alasan melayani Kaum Miskin….……………….…………....... 61

4. Kunjungn terhadap Orang Miskin.…………………………….... 62

5. Cara Menyediakan Kebutuhan Materiil bagi Kaum Miskin…...... 63

6. Beberapa saran untuk memelihara semangat dasar dalam

melayani Kaum Miskin………………………………………… 64

BAB IV. USULAN PROGRAM RETRET DENGAN TEMA “SPIRITUALITAS ST VINSENSIUS DE PAUL BAGI PARA SUSTER SCMM……………………………………………… 66

A. Latar Belakang Program Retret.………………………………….. 67

B. Alasan Pemilihan Tema…………………………………………... 68

C. Rumusan Tema dan Tujuan Retret……………………………….. 70

D. Program Retret Bagi Para Suster SCMM………………………... 72

E. Catatan Untuk Pelaksanaan Program.……………………………... 79

Page 16: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

xv

F. Contoh Persiapan Retret…………………………………………... 79

1. Persiapan Pelaksanaan Hari Pertama...…………………………. 79

2. Persiapan Pelaksanaan Hari Kedua …………………………..... 88

3. Persiapan Pelaksanaan Hari Ketiga…………………………….. 102

4. Persiapan Pelaksanaan Hari Keempat..………………………… 116

5. Persiapan Pelaksanaan Hari Kelima …………………………… 129

6. Persiapan Pelaksanaan Hari Keenam…………………………... 134

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………….…………………….. 143

A. Kesimpulan… ……………………………………………………. 143

B. Saran……………………….. ……………………………………. 145

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 148

Page 17: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

xvi

DAFTAR SINGKATAN

Berikut ini adalah daftar singkatan berdasarkan urutan alfabetik.

Art

Ay

CM

:

:

:

Artikel

Ayat

Kongregasi Misi (Roma Lasaris)

CMM : Congregatio Matris Misericordiae

Dsb

DPP

DPU

:

:

:

Dan sebagainya

Dewan Pimpinan Propinsi

Dewan Pimpinan Umum

Fr

HK

:

:

Frater

Suster Hati Kudus

Konst.

KV

:

:

Konstitusi Para Suster cintakasih dari Maria Bunda

Berbelaskasih

Konsili Vatikan

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

Luk

Mat

MA

:

:

:

Injil Lukas

Injil Mateus

Mawar Altar

MB : Madah Bakti

Mgr.

MSF

:

:

Monseigneur

Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus

No : Nomor

NTT : Nusa Tenggara Timur

PAK : Pendidikan Agama Katolik

Pr

P

:

:

Projo

Pater

PT

SCP

SCMM

:

:

:

Perguruan Tinggi

Shared Christian Praxis

Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang

Page 18: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

xvii

Berbelaskasih

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMU : Sekolah Menengah Umum

SJ

St

SSpS

SV

TK

TPP

:

:

:

:

:

Serikat Jesus

Santo

Kongregasi Misi Suster-Suster “Abdi Roh Kudus”

Surat-surat Vinsensius

Taman Kanak Kanak

Tim Pembina Propinsi

USD : Universitas Sanata Dharma

Yes : Kitab Yesaya

Page 19: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendirian suatu Kongregasi pada umumnya mempunyai norma atau aturan

hidup yang diyakini dapat menjadi pedoman hidup anggotanya. Setiap pendiri

kongregasi juga memiliki ciri khas tersendiri, baik dalam hal cara hidup maupun

pelayanannya. Norma atau aturan hidup ini dimaksudkan membentuk kekhasan

hidup dan pelayanan para anggotanya.

Kongregasi SCMM (Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang

Berbelaskasih) adalah kongregasi yang didirikan oleh Mgr. Joannes Zwijsen pada

tanggal 23 November di ‘t Heike Tilburg. Pendirian kongregasi ini, terinspirasi

oleh St.Vinsensius de Paul yang peka akan kebutuhan sesama, khususnya mereka

yang miskin dan terlantar. Oleh pengikutnya, cara hidup St.Vinsensius de Paul

dijadikan “Spiritualitas St.Vinsensius de Paul” dan pendiri mengangkatnya

sebagai pelindung karya kongregasi SCMM. Gereja juga memberi gelar kepada

St.Vinsensius de Paul sebagai pelindung karya misi.

Para suster SCMM sebagai anggota kongregasi yang didirikan oleh Mgr.

Joannes Zwijsen, dipanggil untuk memberi pelayanan kepada orang miskin, kecil

dan tak berdaya. Dalam pembicaraan akrab mengenai karya-karya kasih, bapak

pendiri (Mgr.Joannes Zwijsen) memaparkan tujuan pelayanan kasih yakni: demi

keselamatan jiwa-jiwa, dan khususnya demi kaum papa. Dan andaikan pernah

terjadi bahwa lebih banyak orang kaya berada dalam pelayanan para suster

Page 20: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

2

SCMM dari pada orang miskin, hal tersebut dapat dikatakan bahwa kongregasi

telah kehilangan roh aslinya (Kusnoharjono, 1998:51).

Harapan dari setiap pendiri kongregasi ialah, para pengikutnya mampu

meneruskan cara hidup dan semangat yang telah dimulainya dalam hidup dan

karya pelayanan di dunia ini. Sejalan dengan harapan pendiri, Paus Paulus VI juga

pernah mengamanatkan kepada setiap kongregasi, agar pembaharuan yang

dilaksanakan tetap mempertahankan hakekat dan semangat asli kongregasi dan

tidak menyimpang dari ketentuan yang sudah ditetapkan dalam tujuan kongregasi.

Oleh karena itu pembaharuan harus tetap mempertahankan keutuhan dan

semangat asli pendiri (Riberu, 1983:233).

Dalam pertemuan propinsi dan retret Vinsensian yang dilaksanakan oleh

kongregasi pada tanggal 31 sampai dengan 11 Agustus 2009 di Maumere-Flores

yang diikuti oleh para suster SCMM dari seluruh Indonesia, ada keprihatinan

bahwa para suster SCMM kurang mengenal dan memahami Spiritualitas

St.Vinsensius de Paul, yang oleh kongregasi dijadikan sebagai pelindung karya.

Ketidakjelasan pemahaman spiritualitas St.Vinsensius de Paul ini disebabkan oleh

pendahulu yang tidak cukup menyampaikan kepada generasi berikut, juga dari

para suster sendiri yang kiranya kurang membaca buku-buku kongregasi. Ada

kesan kekurang pengenalan para suster SCMM akan Spiritualitas St.Vinsensius de

Paul membawa akibat kurang maksimalnya pelayanan para suster SCMM dalam

melayani kaum miskin. Hal tersebut dipaparkan secara jelas pada buku “Butir-

butir penting hari Propinsi SCMM Indonesia tahun 2009 “ sebagai salah satu buku

dokumen kongregasi yang digunakan penulis untuk mendapatkan data dan

Page 21: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

3

informasi mengenai karya pelayanan para suster SCMM Indonesia secara khusus

dalam melayani kaum miskin. Salah satu keprihatinan bahwa para suster lebih

mengutamakan pelayanan kepada orang yang mampu atau berkecukupan dari

pada orang yang miskin. Selain itu para suster lebih ingin melakukan karya-karya

besar yang ternama dari pada terjun langsung melayani kaum miskin, hal tersebut

bahkan mau ditindaklanjuti dengan menutup karya yang tidak cukup memberi

income, padahal karya-karya yang seperti itu umumnya berada di pedesaan yang

justru banyak melayani masyarakat kurang mampu. Semangat St.Vinsensius de

Paul diperjelas dengan pertemuan dan retret yang dibimbing oleh P.Wahyu, CM

sebagai salah seorang pengikut Santo Vinsensius de Paul.

Penulis sebagai anggota kongregasi SCMM terdorong untuk mempelajari

lebih dalam, peranan Spiritualitas St.Vinsensius de Paul dalam karya dan

pelayanan para suster SCMM khususnya dalam melayani kaum miskin, lemah dan

tertindas, sehingga pelayanan para suster SCMM tidak kehilangan arti berupa arah

dan tujuan. Oleh karena itu penulis memilih judul: ”MENGGALI

SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN PELAYANAN PARA SUSTER SCMM KEPADA

KAUM MISKIN”. Penulis berharap semoga melalui tulisan ini para formator

suster SCMM semakin memahami, mendalami dan mengahayati Spiritualitas

St.Vinsensius de Paul sehingga dapat menolong para suster se-kongregasi dalam

upaya meningkatkan pelayanan kepada kaum miskin.

Page 22: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

4

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang pemilihan tema di atas maka penulis

merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Apa isi Spiritualitas St.Vinsensius de Paul?

2. Bagaimana Pemahaman Spiritualitas St.Vinsensius de Paul pada para suster

SCMM?

3. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk membantu para suster SCMM dalam

menghayati spiritualitas St.Vinsensius de Paul, guna meningkatkan pelayanan

kepada kaum miskin?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk memahami isi Spiritualitas St.Vinsensius de Paul.

2. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman Spiritualitas St.Vinsensius de Paul

pada para suster SCMM.

3. Untuk mengetahui usaha yang dapat membantu para suster SCMM dalam

menghayati Spiritualitas St.Vinsensius de Paul guna meningkatkan pelayanan

kepada kaum miskin.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan skripsi ini sebagai berikut:

1. Meningkatkan pemahaman Spiritualitas St.Vinsensius de Paul pada para

suster SCMM.

Page 23: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

5

2. Membantu para suster formator dalam mendampingi dan membina para suster

SCMM untuk semakin memahami dan menghayati Spiritualitas St.Vinsensius

de Paul dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada kaum miskin.

3. Membantu secara tidak langsung para suster SCMM dalam meningkatkan

pelayanan kepada kaum miskin.

E. Metode Penulisan

Skripsi ini ditulis dengan menggunakan metode deskriptif analisis yang

menggambarkan dan menganalisa permasalahan yang ada untuk menemukan jalan

pemecahan yang memadai atas sebuah studi pustaka dari berbagai buku referensi

karangan ilmiah yang berkaitan dengan tema yang diangkat oleh penulis. Selain

itu, agar memperoleh wawasan yang lebih luas dalam membahas skripsi ini,

penulis juga berusaha menggali konteks permasalahan yakni pemahaman dan

penghayatan para suster SCMM Indonesia akan Spiritualitas St.Vinsensius de

Paul dalam pelayanan kepada kaum miskin dengan menggunakan hasil pertemuan

propinsi 2009 dan retret Vinsensian yang diikuti oleh penulis sendiri dan

rangkuman atas evaluasi hidup dan karya para suster SCMM yang tertuang dalam

buku “Butir-butir penting hari Propinsi SCMM Indonesia tahun 2009”.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini ditulis dalam lima bab. Penulisan ini dimulai dengan

Pendahuluan, yang akan dipaparkan pada setiap bab, kemudian diakhiri dengan

bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 24: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

6

Bab I berupa Pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II membahas Gambaran Umum kongregasi suster SCMM di

Indonesia yang meliputi: Sejarah kongregasi suster SCMM di Indonesia, Visi dan

Misi kongregasi, Pemahaman dan penghayatan Spiritualitas St.Vinsensius de Paul

pada para suster SCMM dan Karya pelayanan para suster SCMM di Indonesia.

Bab III membahas Spiritualitas St.Vinsensius de Paul yang meliputi:

Riwayat hidup St.Vinsensius de Paul, tiga keutamaan pokok St.Vinsensius de

Paul, lima pokok dalam Spiritualitas St.Vinsensius de Paul, dan St.Vinsensius de

Paul berhadapan dengan kaum miskin.

Bab IV berisi usulan program Retret bagi para Suster SCMM dengan tema

umum ”Spiritualitas St.Vinsensius de Paul bagi para suster SCMM” yang

meliputi, latar belakang penyusunan program retret, alasan pemilihan tema retret,

rumusan tema dan tujuan retret, program retret bagi para suster SCMM, catatan

untuk pelaksanaan program dan contoh persiapan retret.

Bab V berupa penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

Page 25: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

7

BAB II

GAMBARAN UMUM KONGREGASI SUSTER SCMM DI INDONESIA

Pada pembahasan bab II akan dijabarkan dalam empat bagian yakni:

Sejarah Kongregasi Suster SCMM di Indonesia; Visi dan Misi Kongregasi;

Pemahaman dan Penghayatan Spiritualitas St.Vinsensius de Paul pada para suster

SCMM dan Karya pelayanan para suster SCMM di Indonesia. Pada pembahasan

Pemahaman dan Penghayatan Spiritualitas St.Vinsensius de Paul pada para suster

SCMM, penulis menggunakan analisis atas permasalahan dan keprihatinan dalam

hidup dan karya para suster SCMM sesuai dengan hasil pertemuan hari Propinsi

dan retret Vinsensian pada tahun 2009 yang diikuti oleh para suster SCMM

seluruh Indonesia yang telah dibukukan pada buku “Butir-butir penting Hari

Propinsi SCMM Indonesia tahun 2009”. Hasil inilah yang digunakan penulis

dalam melihat harapan para suster SCMM Indonesia untuk kembali kesemangat

yang ditekankan oleh pendiri.

A. Sejarah Kongregasi Suster SCMM di Indonesia

Kongregasi SCMM merupakan lembaga hidup bakti yang didirikan oleh

Pastor Joannes Zwijsen pada tanggal 23 November tahun 1832 di Belanda, di desa

Oude Dijk, yang pada waktu itu ia menjabat sebagai pastor paroki di ‘t Heike di

Tilburg. Sebagai seorang pastor paroki ia prihatin melihat umatnya yang sebagian

besar adalah pekerja industri tekstil, buruh harian dengan pendapatan harian yang

sangat kecil. Pastor Zwijsen membawa tiga suster pertamanya ke suatu rumah

Page 26: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

8

kecil di daerah ‘t Heike’ di Tilburg untuk melayani dan meringankan kemelaratan

umat parokinya yang miskin. Pada awalnya pastor Zwijsen hendak membatasi

jumlah susternya sampai tiga belas orang saja, namun kepercayaan teguh akan

bimbingan Allah dan Penyelenggaraan Ilahi yang penuh kasih menyebabkan

beliau menyetujui perkembangan yang cepat dari kongregasi. Pada tahun 1877

sebagai tahun wafatnya pendiri, kongregasi SCMM memperluas daerah

pelayanannya sampai ke Belgia, Inggris, Wales, Amerika Serikat dan pada tahun

1885 kongregasi SCMM masuk ke Indonesia.

1. Keadaan masyarakat Indonesia pada awal abad XX

Pada Awal abad XX bangsa Indonesia masih di bawah jajahan Belanda.

Pada masa itu kehidupan bangsa Indonesia tergantung dari sistem politik dan

ekonomi yang diterapkan oleh penjajah. Sejak tahun 1870 sampai awal abad XX,

di Indonesia diterapkan sistem “Politik Pintu Terbuka”. Ini berarti bahwa arus

modal dari luar boleh masuk ke Indonesia dan dengan demikian terjadilah

imperialisme (sistem politik yang bertujuan menjajah Negara lain untuk mendapat

kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar). Di mana-mana modal asing

ditanamkan dan dikembangkan dalam sektor pertanian, pertambangan dan

perkebunan (Badrika, 1991: 71-72).

Masyarakat Indonesia mengalami penderitaan yang berat karena adanya

sistem Tanam Paksa, yang mewajibkan rakyat bekerja untuk pemerintah. Rakyat

Indonesia semakin kehilangan haknya atas tanah dan akhirnya muncullah

golongan rakyat yang tidak mempunyai tanah. Setelah dihapus sistem Tanam

Page 27: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

9

Paksa, rakyat Indonesia bekerja bagi majikannya yang baru, yakni kaum kapitalis.

Dengan sistem ini, kehidupan rakyat tetap miskin dan semakin menderita.

Program pembuatan saluran-saluran air hanyalah untuk memenuhi kebutuhan

pengairan perkebunan milik pemerintah Belanda dan pemilik modal asing dan

bukannya untuk rakyat. Pendidikan dilaksanakan bukan untuk mencerdaskan

bangsa Indonesia melainkan hanya untuk kepentingan Pemerintah Belanda.

Perpindahan penduduk yang digerakkan hanya bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan tenaga kerja di perkebunan milik pemerintahan Belanda (Badrika,

1991:65-67).

Setelah Perang Dunia Pertama berakhir, terjadilah perubahan suhu politik

kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Pertentangan antara pihak

nasionalis Indonesia dengan pihak kolonial dan kapitalis Belanda semakin tajam.

Perbedaan mencolok dalam kesejahteraan antar golongan pribumi dengan

golongan non pribumi menimbulkan perasaan tidak memuaskan. Oleh karena itu

terjadilah pemberontakan-pemberontakan, seperti di Jambi (1916), Pasar Rebo

(1916) dan Toli-toli (1920). Muncul juga organisasi-organisasi yang bersifat

sosial, politik, ekonomi seperti Budi Utomo (1908), Serikat Dagang Islam (1911),

dan Indische Partij (1912). Pergolakan-pergolakan yang dilakukan oleh rakyat

pribumi menyebabkan bertambah goncangnya kedudukan Belanda di Indonesia.

Akibat dari pergolakan ini, rakyat kecil semakin melarat, miskin dan kebodohan

semakin meluas (Badrika, 1991:113-114).

Page 28: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

10

2. Awal mula kongregasi SCMM di Indonesia dan perkembangannya

Kongregasi SCMM masuk ke Indonesia pada tahun 1885 di kota Padang.

Di wilayah sekitar kota Padang pulau Sumatera, beberapa imam Yesuit aktif

dalam pelayanan di bidang karya misi. Salah seorang diantaranya adalah pater

Smit yang pada permulaan 1885 memberitahu kepada uskup, Mgr Claessens di

Batavia, bahwa tak mungkin ia dapat menjadikan orang Indonesia orang kristen

yang baik, tanpa pertolongan suster, yang dapat menangani pendidikan. Dengan

demikian munculah gagasan untuk meminta suster SCMM berkarya di Padang.

Gagasan tersebut disampaikan oleh rekan imam pater Smith yakni pater Meurs

yang pada saat itu sedang berlibur di Negri Belanda, kepada Mgr.Godchalk, uskup

Den Bosch. Pada bulan Januari tahun 1885, sebuah surat permohonan dari

Mgr.Godchalk kepada suster Syncleticia Smarins Pemimpin Umum Kongregasi

SCMM waktu itu, memohon agar beliau mengutus beberapa suster ke Indonesia

yang pada masa itu disebut ‘Hindia Belanda”, untuk menangani beberapa sekolah

Katolik dan pendidikan ketrampilan putri (Van de Molengraft, 1992: 143-146).

Permohonan Mgr.Godchalk, uskup Den Bosch ditanggapi secara serius

oleh dewan Pimpinan Umum, maka pada tanggal 27 Mei tahun 1885, Kongregasi

SCMM mengutus sembilan anggota SCMM ke Indonesia. Daerah yang dituju

adalah Padang (Sumatra Barat). Kesembilan suster misionaris pertama adalah:

Suster Wafrida Screuder, Suster Ewalda van Beek, Suster Irmine van Apol, Suster

Custodie Boerkamp, Suster Eupharase Klamer, Suster Philomeno Visser, Suster

Ludovicus Molenaar, Suster Melchiorine Schrender dan Suster Veronie van

Abelen. Setelah pelayaran mengarungi samudera luas akhirnya pada tanggal 12

Page 29: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

11

Juli 1885 mereka tiba di Padang. Para suster disambut meriah oleh panitia yang

dihadiri oleh pastor Smith, SJ dan pastor Van Meurs, SJ dan beberapa anggota

paroki dengan inkulturasi ala Minangkabau. Mereka menetap di sebuah rumah

besar, berdinding papan dengan atap rumbia yang merupakan rumah bekas Bapak

Gubernur.

Setelah tiga hari para suster berada di Padang, Suster Ewalda van Beek

selaku pemimpin biara menghadap Gubernur Jendral O.van Riees mengajukan

permohonan agar mengesahkan statuta-statuta Kongregasi serta mengakui hak

milik Kongregasi atas bangunan biara dan kompleks lainnya, sehingga karya

perutusan dan harta pemilikan Kongregasi secara resmi diterima dan diakui oleh

pemerintah setempat. Permohonan Suster Ewalda van Beek dikabulkan, sehingga

para suster memulai karyanya yang pertama, yakni: memberi pelajaran agama

Katolik kepada anak-anak, pendidikan ketrampilan kepada kaum putri. Pada

tanggal 1 September 1885 secara resmi pendidikan SD dibuka dan pada tanggal

15 September 1885 gedung TK dan pendidikan TK dibuka secara resmi.

Sr.Melchiorine dan Sr.Veronie sebagai guru TK dengan jumlah murid 35 orang.

Tuhan memberkati usaha dan karya para suster sehingga berkembang pesat dan

mendapat dukungan dari masyarakat. Kemajuan sekolah-sekolah membuat iri hati

kaum “loge” (orang-orang elite Belanda yang tidak menganut agama). Mereka

menyebarkan fitnah dan celaan bahwa sekolah-sekolah Katolik tidak dapat

dipercaya karena para guru tidak memiliki ijazah guru. Dalam situasi yang

dihadapi, para suster tetap mengadakan kerjasama yang baik. Situasi sudah mulai

pulih pada tanggal 7 Mei 1887. Karya-karya para suster semakin berkembang dan

Page 30: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

12

membutuhkan tenaga, sehingga pada tanggal 18 Agustus 1888 dua anggota

SCMM gelombang kedua diutus ke Indonesia, yakni Suster Lusine Preusting dan

Suster Remegia (Syukur Agnes & Yustina Hondro, 2004:9-12).

Perkembangan dan pelayanan yang baik tidak selalu berjalan mulus.

Cukup banyak mengalami tantangan dari pihak kelompok elit yang merasa

disaingi dalam tugas dan kedudukan. Iklim daerah tropis dengan segala jenis

penyakit, merenggut nyawa dua suster misionaris pertama, yakni Suster

Philomeno pata tanggal 5 Februari tahun 1889 dan Suster Ewalda van Beek pada

tanggal 24 Maret tahun 1889. Yang menggantikan Suster Ewalda van Beek

sebagai pemimpin biara adalah Suster Lusine Preusting (Syukur Agnes &

Yustina Hondro, 2004:19-28).

Perkembangan karya-karya para suster di Padang membawa dampak

positif dan menggembirakan hati Mgr.Claesens (Uskup Batavia), sehingga beliau

memohon kepada Dewan Pimpinan Umum di Nederland supaya Kongregasi

SCMM membuka Biara baru di Flores (Maumere). Pimpinan umum SCMM

menerima perutusan baru dan pada tanggal 8 Januari tahun 1889 tiga suster

misionaris diutus ke Maumere. Mereka adalah Suster Oswualdine, Suster Lidwina

dan Suster Eugena. Karya perutusan yang semakin berkembang di Maumere

membutuhkan penambahan tenaga, maka pada tanggal 26 Oktober tahun 1889

rombongan para suster diberangkatkan lagi untuk berkarya di Maumere. Mereka

adalah Suster Mathildis, Suster Alexa, Suster Isedorus, Suster Gonzague, Suster

Lousenia. Karya perutusan para suster adalah menangani asrama dan sekolah,

mengajar agama katolik di kampung-kampung. Karena iklim dan lingkungan

Page 31: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

13

Maumere kurang sehat untuk kesehatan para suster, maka Mgr.S.Luypen, SJ,

menganjurkan agar para suster pindah ke Lela. Di Lela-Flores, mereka memulai

karya dari awal, yakni menangani asrama dan sekolah, serta pelayanan kesehatan.

Karya pelayanan para suster sangat berkembang dan mendapat dukungan dari

masyarakat. Tahun 1916 Tarekat pastor Jesuit menyerahkan misi mereka, kepada

para pastor van STEYL. Pada waktu itu pastor van STEYL menuntut lebih

banyak demi peningkatan kualitas misi, dan meminta penambahan tenaga para

suster yang berdiploma. Semua program ini diberitahukan kepada Dewan

Pimpinan Umum, dan keputusannya, karya misi SCMM diserahkan kepada Suster

van STEYL. Alasan lain para suster meninggalkan Lela karena komunikasi antara

komunitas Lela dan Padang sangat sulit dan letak geografis Lela sangat tidak

menguntungkan untuk pengangkutan. Selama 18 tahun para suster SCMM

berkarya di Lela-Flores, dan tanggal 1 Juli tahun 1917, mereka

menyerahterimakan karya-karya itu kepada kongregasi SSps dari Steyl (Syukur

Agnes & Yustina Hondro, 2004:19-28).

Setelah melepas karya misi di Lela-Flores, para suster memulai karya baru

di Tanjung Sakti-Sumatera Selatan, tepatnya tanggal 8 Februari 1917. Karya

perutusan awal para suster meliputi: Pendidikan Agama, katekese umat khususnya

untuk para ibu dan gadis-gadis remaja, Pendidikan sekolah untuk anak perempuan

dan pendidikan Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar. Karya pelayanan di

Tanjung Sakti tidak berjalan mulus, banyak tantangan yang dihadapi. Tantangan

pertama yang dihadapi para suster adalah usia mereka yang sudah mulai tua, dan

tidak mempunyai pengganti dalam menangani karya di Tanjung Sakti, tantangan

Page 32: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

14

kedua dari situasi masyarakat yang mayoritas agama Islam fanatik, yang

mempunyai pandangan hidup bahwa kaum wanita tak perlu belajar karena toh

pekerjaannya adalah pembantu dan pesuruh. Pandangan masyarakat sudah begitu

kental dan sangat sulit dirubah. Para suster mencoba beradaptasi dengan

membawa visi baru tentang martabat dan hakekat kaum wanita, namun

masyarakat setempat tidak siap menerima kehadiran serta pembaharuan para

suster. Kunjungan Muder Jendral pada tanggal 4 Agustus sampai dengan tanggal

6 Agustus 1923, memberi kesimpulan akhir untuk mengakhiri perutusan SCMM

di Tanjung Sakti. Tepat pada tanggal 15 Mei tahun 1930, berakhirlah karya misi

kongregasi SCMM di Tanjung Sakti, karya ini diserahterimakan kepada para

Suster Hati Kudus (HK). Setelah enam hari karya misi di Tanjung Sakti berakhir,

tepatnya tanggal 21 Mei 1930, Kongregasi SCMM memulai karya baru di

Sibolga-Sumatera Utara. Dengan semangat cinta yang berbelaskasih ketujuh

suster pemula memulai karya di bidang Pendidikan Taman Kanak Kanak dan

Sekolah Dasar, menangani asrama putera-puteri dan karya pastoral lainnya. Karya

pelayanan di Sibolga berkembang pesat dan sekaligus memacu perkembangan

Gereja dengan cepat (Syukur Agnes &Yustina Hondro, 2004:35-43).

Karya pelayanan para suster yang penuh belaskasih di tengah masyarakat

Padang yang mayoritas beragama Islam membawa angin segar. Pada bulan

Oktober tahun 1934, dua puteri asal Tionghoa dari Padang, yakni Nelly Oei dan

Eugenie Lim memasuki tahun postulat di Sibolga, lalu pada bulan Desember 1934

diutus ke Tilburg - Belanda untuk pembinaan selanjutnya. Setelah menyelesaikan

masa novisiat Nelly Oie yang diganti nama menjadi Suster Magdalena dan

Page 33: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

15

Eugenia Lim yang diganti menjadi Suster Yosefa kembali ke Indonesia pada

tanggal 25 Januari tahun 1940 untuk memulai karya perutusan (Syukur Agnes &

Yustina Hondro, 2004:56).

Perkembangan panggilan dalam Kongregasi SCMM semakin meningkat.

Beberapa putri asal Tionghoa dari Padang dan putri asal Batak, ikut bergabung

dalam kongregasi SCMM. Karya pelayanan para suster SCMM semakin

menyebar luas di wilayah Nusantara Indonesia yakni: Pulau Nias berawal di Teluk

Dalam pada tanggal 15 Agustus 1956, menyusul lima wilayah karya didirikan di

Nias dan setelah itu wilayah Tapanuli dan Tarutung pada tanggal 22 November

1968 serta menyusul empat wilayah karya lainnya didirikan di Tapanuli; wilayah

Daerah Istimewa Aceh berawal di Banda Aceh pada tanggal 1985 dan

Lhokseumawe-Aceh Utara pada tanggal 8 Desember 1987; wilayah Jawa berawal

di Jakarta pada tanggal 28 Desember 1987 dan Yogyakarta pada tanggal 24

September 1993; wilayah NTT berawal di Maumere-Flores pada tanggal 25 Juli

1989 setelah itu menyusul tiga wilayah karya didirikan di NTT; wilayah Timor

Lorosae berawal di Ossu pada tanggal 11 Desember 1989, di Dili pada tanggal 4

Februari 1994 dan di Sumba pada tanggal 19 Mei 1991 (Kusnoharjono, 2001: 47-

85).

Karya Kongregasi SCMM semakin berkembang, dan pada tahun-tahun

terakhir banyak permintaan dari beberapa keuskupan untuk mengirim suster

SCMM ke keuskupan mereka. Satu permintaan yang ditanggapi oleh Kongregasi

adalah memulai karya di Kalimantan Selatan yang merupakan permintaan dari

Mgr.F.X.Prajasuta, MSF. Kongregasi SCMM mulai berkarya di Banjarmasin pada

Page 34: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

16

bulan Agustus 2004 dan Banjarbaru pada bulan Maret 2005, dengan menangani

sekolah, asrama dan karya pastoral (Mila Ate, 2006:24).

3. Ciri khas dan Tujuan Kongregasi

Setiap kongregasi yang didirikan mempunyai ciri khas dan tujuan dalam

menampakkan karya kasih di dunia. Dalam Dekrit KV II tentang Pembaharuan

yang serasi Hidup Kebiaraan artikel dua, dipaparkan bahwa pembaharuan

kehidupan kebiaraan yang serasi mencakup usaha terus-menerus kembali ke

sumber-sumber kehidupan Kristen dan semangat asli lembaga dengan

menyesuaikan keadaan zaman yang berubah. Setiap lembaga mempunyai ciri dan

tugas khasnya, oleh sebab itu harus diakui dan dipertahankan dengan setia

semangat Pendiri dan tujuan-tujuan khas yang merupakan warisan tiap lembaga

(Riberu, 1983:233).

Kongregasi SCMM adalah Kongregasi Suster Cinta kasih dari Maria

Bunda yang Berbelaskasih, merupakan suatu lembaga religius apostolik di bawah

hak kepausan. Kongregasi SCMM mewujudkan belaskasih Allah melalui

tindakan-tindakan dalam semangat kesederhanaan dalam melayani mereka yang

miskin, tertindas dan berkekurangan. Adapun tujuan Kongregasi SCMM yakni:

Pengudusan para anggota, yang hidupnya bersumber pada Kristus sesuai dengan

nasehat Injili, lewat pengabdian diri dalam pelayanan “Cinta Melalui belaskasih”

yang konkrit kepada sesama manusia terutama yang kecil, lemah, miskin dan

tertindas, dengan berpedoman pada semboyan “Cinta Tanpa Pamrih” dan dalam

Page 35: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

17

semangat kesederhanaan dan kesiapsediaan seturut teladan Maria, Hamba Tuhan

dan Bunda Belaskasih (Konstitusi SCMM, 1989: art. 12-20).

B. Visi dan Misi Kongregasi

Setiap pendirian sebuah Kongregasi harus dilandaskan pada visi dan misi

yang jelas. Kongregasi SCMM juga mempunyai visi dan misi yang menjadi dasar

dalam hidup dan karya perutusan para suster SCMM di tengah dunia.

1. Visi Kongregasi

Visi adalah gambaran keadaan yang dicita-citakan atau cita-cita yang

hendak dicapai. Berdasarkan pengertian ini, maka uraian mengenai visi

Kongregasi SCMM akan lebih menekankan pandangan hidup dan cita-cita. Yang

ingin dicapai oleh Kongregasi adalah: Mengikuti Yesus Kristus yang berdoa dan

melayani; mengamalkan cinta yang berbelaskasih kepada sesama sebagai

panggilan pembebasan dan penyelamatan, dengan menjadikan Maria sebagai

model dan teladan; menyelenggarakan karya-karya pelayanan cinta kasih yang

membebaskan dan menyelamatkan, yang sesuai dengan kebutuhan aktual Gereja

dan masyarakat setempat demi peningkatan taraf hidup dan mengangkat martabat

manusia (Konstitusi SCMM, 1989: art. 1-12).

Buku Pedoman Dasar Pembinaan SCMM yang dirumuskan oleh Tim

Pembina Propinsi (TPP) SCMM periode 2001-2006, memaparkan Visi dasar

bapak Pendiri dan Visi Praktis Kongregasi SCMM. Visi dasar bapak Pendiri

diuraikan sebagai berikut: Semua orang, terutama mereka yang kecil, lemah,

Page 36: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

18

miskin dan tertindas mengalami belaskasih Allah yang membebaskan dan

menyelamatkan lewat kehadiran dan pelayanan para suster SCMM; Visi Praktis

Kongregasi diuraikan dalam dua bagian yakni: a) terbentuk pribadi-pribadi

religius wanita apostolik, yang dalam menghayati ketiga kaulnya untuk mengikuti

Yesus Kristus yang berdoa dan melayani, mampu mengamalkan cinta yang

berbelaskasih kepada sesamanya sebagai suatu panggilan pembebasan dan

penyelamatan, dengan menjadikan Maria sebagai model teladannya; b)

terselenggaranya karya-karya pelayanan cinta kasih yang membebaskan dan

menyelamatkan sesuai kebutuhan aktual Gereja dan masyarakat setempat demi

peningkatan taraf hidup dan mengangkat martabat manusia, terutama lewat

pendidikan, pembinaan, pengajaran anak-anak, wanita, kaum muda, dengan

prioritas orang kecil, lemah, miskin dan tertindas di bawah perlindungan dan

inspirasi St.Vinsensius de Paul. Visi inilah yang menjadi landasan dan dasar

dalam penjabaran misi kongregasi SCMM melalui hidup dan karya para suster

SCMM (TPP SCMM, 2002:2).

2. Misi Kongregasi

Misi adalah suatu program berdasarkan visi. Dalam Pedoman Dasar

Pembinaan SCMM yang dirumuskan oleh Tim Pembina Propinsi (TPP) SCMM

memaparkan dua misi pokok dari Kongregasi SCMM yakni: a) Membina dan

mempersiapkan pribadi-pribadi anggota agar menjadi religius apostolik, yang

dalam mengikuti Yesus Kristus yang berdoa dan melayani, mampu menanggapi

panggilan pembebasan dan penyelamatan Allah dalam hidupnya dengan

Page 37: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

19

mengamalkan cinta yang berbelaskasih serta menghayati ketiga kaul religiusnya

seturut teladan Maria. b) Menyelenggarakan karya-karya pelayanan cinta kasih

yang membebaskan dan menyelamatkan sesuai kebutuhan-kebutuhan aktual

Gereja dan masyarakat setempat demi peningkatan taraf hidup dan mengangkat

martabat manusia, terutama lewat pendidikan, pembinaan dan pengajaran anak-

anak, wanita dan kaum muda, dengan prioritas orang kecil, lemah, miskin dan

tertindas di bawah perlindungan dan inspirasi St.Vinsensius de Paul (TPP

SCMM, 2002:2).

Berdasarkan visinya, Kongregasi menentukan dan memprogramkan misi

dalam bidang-bidang: Pelayanan di bidang pendidikan, pelayanan di bidang

kesehatan, dan pelayanan di bidang sosial. Kongregasi SCMM yakin bahwa

karya-karya belaskasih yang di laksanakan di dunia dapat membawa dampak dan

perubahan hidup ke arah yang lebih baik, dan semakin banyak orang yang

mengalami pelayanan, khususnya mereka yang miskin, lemah dan tertindas.

C. Pemahaman dan penghayatan Spiritualitas St.Vinsensius de Paul pada

para suster SCMM

Seperti banyak pendiri dari kongregasi yang baru pada abad ke-19. Mgr

Zwijsen sebagai pendiri Kongregasi SCMM diilhami oleh St.Vinsensius de Paul

sebagai rasul orang miskin. Pendiri juga mempelajari spiritualitas dari guru-guru

spiritualitas yang termasyhur di Perancis, yang juga merupakan sumber inspirasi

bagi Vinsensius. Pengaruh St.Vinsensius de Paul kepada pendiri SCMM adalah,

ia merupakan model kehidupan religius yang cocok untuk situasi zamannya dan

Page 38: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

20

cocok dengan kehidupan spiritual pendiri. Pada masa hidupnya Mgr.Zwijsen

sebagai pendiri SCMM banyak membaca buku kecil dengan amsal-amsal dari

St.Vinsensius de Paul, sehingga beliau kadang-kadang disebut sebagai Vinsensius

de Paul dari Tilburg oleh orang sezamannya (Blommestijn, Hein & Jos Huls,

1995:13-17). Sejalan dengan itu pendiri SCMM mengangkat St.Vinsensius de

Paul sebagai pelindung kedua dari kongregasi SCMM. Hal ini dipaparkan secara

jelas dalam Konstitusi Suster SCMM (1989: 14) sebagai berikut:

Ia melihat Maria Bunda yang berbelaskasih sebagai pelindung kongregasi. Pendiri kita juga mempunyai hormat yang besar kepada St.Vinsensius De Paul. Santo ini yang hidup di Perancis abad ketujuh belas, merupakan pembela dan pendukung kaum miskin. Ia mendirikan Kongregasi Puteri-puteri Kasih pertama di Paris. Dengan alasan ini pendiri kita menjadikan St.Vinsensius sebagai pelindung kedua kongregasi kita dan pelindung karya-karya kita.

Sebagaimana pendiri SCMM telah mengangkat St.Vinsensius de Paul

sebagai pelindung kedua kongregasi sekaligus pelindung karya bagi kongregasi

SCMM, diharapkan juga para suster SCMM dapat menjadikan Vinsensius de Paul

sebagai inspirasi dan teladan mereka dalam hidup dan karya pelayanan, secara

khusus dalam melayani kaum miskin.

Pemahaman para suster SCMM mengenai St.Vinsensius de Paul hanya

sekedar sebagai pelindung karya amal bagi kongregasi, sebagaimana yang tertera

dalam Konstitusi, sedangkan apa yang menjadi Spiritualitas dari St.Vinsensius de

Paul tidak terlalu dipedulikan oleh kongregasi. Dalam perjalanan waktu,

kongregasi merasa ada yang kurang dari karya pelayanan yang selama ini

dilaksanakan, pada hal pendiri SCMM sangat terinspirasi oleh St.Vinsensius de

Paul. Dewan Pimpinan Umum Kongregasi SCMM dan CMM sebagai salah satu

Page 39: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

21

kongregasi yang juga didirikan oleh Mgr.Zwijsen, membuat kegiatan ziarah

bersama ke Belanda dan Perancis bagi calon pengkaul kekal. Kegiatan ini telah

terlaksana sejak tahun 2007. Dari sharing para suster yang termuat dalam majalah

‘Compassion’ sebagai salah satu majalah Kongregasi edisi November/Desember

2007, terungkap kegembiraan mereka atas kegiatan ini, yang awalnya hanya

mengetahui St.Vinsensius de Paul sebagai pelindung karya amal kongregasi,

tetapi dengan kegiatan ini mereka semakin mengetahui apa yang menjadi

Spiritualitas St.Vinsensius de Paul dan yang menggerakkan beliau dalam

melayani dan mencintai orang miskin. Kegiatan ini memacu para suster dan para

frater calon pengkaul kekal untuk kembali ke semangat asli pendiri dan mencintai

pelayanan khusus mereka yang miskin, lemah dan tertindas, sehingga semakin

banyak orang mengalami keselamatan.

Takdapat dipungkiri bahwa pemahaman yang minim dari para suster

SCMM tentang Spiritualitas St.Vinsensius de Paul membawa kesan kurang

memadainya pelayanan para suster SCMM dalam melayani kaum miskin. Untuk

memberi gambaran yang lebih jelas akan apa yang menjadi keprihatinan penulis,

di sini penulis menjabarkan isi dari pertemuan propinsi 2009 dari pengalaman

konkrit penulis waktu itu dan satu dokumen penting kongregasi yang memuat

butir-butir penting hasil pertemuan propinsi Indonesia 2009 yang diikuti oleh

seluruh suster SCMM.

Pertemuan Propinsi kongregasi SCMM 2009 dibagi dalam tiga

gelombang sesuai dengan wilayah kerja masing-masing yakni: Sumatra, Nias dan

NTT. Pertemuan hari Propinsi dan retret Vinsensian di wilayah NTT dilaksanakan

Page 40: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

22

pada tanggal 31 Juli sampai dengan 11 Agustus 2009 yang dihadiri oleh seluruh

suster SCMM Indonesia termasuk penulis sendiri, yang pada saat itu bertugas

sebagai notulis dan ketua kelompok. Selain para suster SCMM hadir juga Pastor

Elias Sembiring, OFM Cap selaku moderator SCMM dan Pastor Wahyu, CM

selaku anggota Vinsensian yang akan memberikan retret kepada para suster

SCMM. Pertemuan ini diberi tema “Bersaudara dan berkarya sebagai SCMM

yang Berbelaskasih”, yang dijabarkan dalam tiga sub tema: Bersaudara dan

berkarya sebagai SCMM yang berbelaskasih dalam pelayanan hidup

berkomunitas dan panti jompo. Bersaudara dan berkarya sebagai SCMM yang

berbelaskasih dalam pelayanan di bidang Pendidikan; dan yang terakhir adalah

Bersaudara dan Berkarya sebagai SCMM yang berbelaskasih dalam pelayanan di

bidang Karya Sosial dan di Bidang Kesehatan (DPP SCMM, 2009:15-37).

Pertemuan ini dikemas dalam bentuk peragaan yang akan ditampilkan oleh

kelompok-kelompok yang telah disusun oleh panitia. Setelah peragaan selesai,

acara dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan pleno. Saat diskusi pleno, setiap

suster diberi kesempatan untuk mengungkapkan apa yang menjadi keprihatinan

dan harapan sebagai masukan yang berarti untuk kongregasi. Hasil keseluruhan

pertemuan akhirnya menjadi evaluasi untuk hidup dan karya sekaligus harapan ke

depan para suster SCMM yang tertuang dalam buku “Butir-butir penting hari

propinsi SCMM tahun 2009 yang terdiri dari tiga bagian yakni: bidang

pendidikan, kesehatan dan sosial.

Dalam karya pendidikan, ditemukan hal yang memprihatinkan yakni: ada

penanggung jawab karya yang mengutamakan pelayanan kepada orang kaya dari

Page 41: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

23

pada kepada orang miskin; di mana sekolah-sekolah yang dikelola oleh

kongregasi SCMM banyak menampung anak orang kaya dari pada anak orang

miskin, karena jangkauan uang sekolah yang sangat tinggi yang tidak bisa

dijangkau oleh orang kecil, sehingga terkesan sekolah hanya untuk orang kaya;

selain itu nampak kurangnya perhatian dari para suster yang memegang karya

terhadap kenaikan gaji para guru dan karyawan. Menanggapi situasi yang ada di

bidang pendidikan, dipikirkanlah suatu terobosan, yaitu kembali ke semangat awal

kongregasi, yaitu mengutamakan orang yang miskin, lemah dan tertindas, dan

meningkatkan sikap kerendahan hati, kesederhanaan, kepekaan dan hati yang

penuh belaskasih sebagai cerminan hidup para suster SCMM (DPP SCMM,

2009:147-167).

Sebagaimana dalam bidang pendidikan, di bidang kesehatan pun terdapat

sejumlah hal yang memprihatinkan yakni: sikap dari suster perawat yang kurang

ramah, jika ada pasien yang datang pada tengah malam, kadang para suster

perawat menggerutu atau menyuruh pasien ke rumah sakit atau puskesmas

terdekat. Adanya sikap mengeluh, kasar, kurang ramah terhadap pasien yang

kurang mampu, dan belum adanya ketentuan sistem keuangan dalam hal tarif

pembayaran bagi pasien tanpa harus disamakan antara pasien yang miskin dan

yang kaya. Melihat kenyataan di lapangan maka usaha-usaha yang perlu dibuat

agar pelayanan kesehatan semakin eksis di tengah masyarakat adalah: Para suster

perawat harus memiliki hati yang penuh cinta dan penuh belaskasih dalam

melayani pasien, memiliki sikap lemah lembut, ramah, sabar, dan dari pihak

kongregasi mempersiapkan tenaga suster perawat yang professional sehingga

Page 42: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

24

mampu memberi pelayanan yang maksimal terhadap orang yang dilayani dan

yang paling utama, dalam pelayanan mementingkan keselamatan pasien dari pada

uang (DPP SCMM, 2009:225-287).

Karya pelayanan di bidang Sosial pun banyak mengalami pasang-surut.

Beberapa keprihatinan dalam karya pelayanan sosial yang ditangani oleh para

suster yakni: Adanya suster yang kasar, kurang ramah, kurang berhati ibu, banyak

mengeluarkan kata-kata yang tak enak didengar, kurang tegas dalam

menyelesaikan masalah, ada sikap pilih kasih atau perbedaan dalam memberikan

kasih sayang dan perhatian. Setelah ditelusuri, salah satu penyebabnya adalah

penempatan para suster yang tidak sesuai dengan bakat dan minatnya dan juga

dari pribadi para suster yang tidak mau belajar, sehingga para suster tersebut tidak

melaksanakan karyanya secara maksimal dalam memancarkan belaskasih kepada

orang yang dilayani (DPP SCMM, 2009:203-230).

Dari keprihatinan di atas muncul harapan dan keinginan menemukan

terobosan baru sebagaimana yang telah dipaparkan di atas. Salah satu penyebab

yang dapat ditemukan adalah kekurang pemahaman dan penghayatan para suster

SCMM akan Spiritualitas St.Vinsensius de Paul, yang oleh pendiri telah diangkat

menjadi pelindung kedua kongregasi sekaligus pelindung karya bagi kongregasi,

sehingga pada karya secara khsusus berhadapan dengan kaum miskin, para suster

kurang menampakkan apa yang menjadi harapan dari pendiri yakni

mengutamakan yang miskin, lemah dan tertindas.

Page 43: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

25

D. Karya pelayanan para suster SCMM di Indonesia

Struktur pelayanan pada masa Gereja Purba mencakup juga kepemimpinan

yang dilaksanakan secara kelompok, seperti kelompok para rasul, para pengajar

dan diakon atau pun yang dilaksanakan oleh perorangan yang langsung terjun

ketengah-tengah jemaat, seperti yang telah dilakukan oleh para rasul: Petrus,

Paulus dan rasul lainnya. Tugas pelayanan pada masa Gereja purba didasarkan

atas tahbisan dan juga berdasarkan karisma yang diterima oleh seseorang dari

Allah (Hardawiryana, 1977:10).

Pelayanan yang dimengerti sebelum Konsili Vatikan II adalah para hirarki,

artinya mereka yang menjadi pelaksana pelayanan dalam Gereja, umat tidak diberi

kesempatan untuk berpartisipasi dalam pelayanan. Sesudah Konsili Vatikan II

sampai sekarang, pelayanan dimengerti sebagai cara untuk melayani umat

beriman yang kehidupannya tidak lepas dari keadaan masyarakatnya

(Hardawiryana, 1977:12). Jadi pelayanan gerejani tidak hanya ditangani oleh

hirarki tetapi juga oleh religius dan umat secara keseluruhan.

Kongregasi SCMM sejak semula berusaha mengamalkan cinta yang

berbelaskasih dengan cara menanggapi kebutuhan manusia dalam semangat

pelayanan cinta yang berbelaskasih. Ia mengarahkan pelayanannya untuk mencari

dan menemukan kehadiran Allah dalam diri orang yang miskin, tertindas dan

berkekurangan sesuai dengan tujuan kedua dari kongregasi ialah, keterarahan

terhadap sesama manusia. Sasaran pelayanannya, yang pertama dan terutama

adalah orang lemah, miskin dan tertindas. Panggilan khusus yang telah diterima

oleh para suster SCMM dengan tujuan untuk menampakkan dalam kehidupan,

Page 44: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

26

cinta Allah yang penuh belaskasih dan kehadiran Tuhan yang telah bangkit yang

membawa keselamatan. Hal tersebut dilakukan oleh para suster dengan

mengabdikan diri untuk memulihkan keretakan dan membawa keselamatan dan

pembebasan, khususnya dengan perhatian sepenuhnya kepada orang yang sangat

membutuhkan pertolongan yaitu yang malang, miskin dan tertindas baik yang

dekat maupun yang jauh. Tanggapan ini telah diwujudkan dalam pelbagai bidang

pelayanan seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan kepada anak

miskin dan cacat, pelayanan kepada orang lanjut usia dan karya pastoral di paroki.

Pelayanan ini disesuaikan dengan perubahan keadaan sekitarnya serta kebutuhan

masyarakat (Konstitusi SCMM, 1989: art. 1-17).

Cinta yang berbelaskasih diwujudkan oleh Kongregasi SCMM melalui

pelayanan dalam berbagai bidang, yang dapat menyentuh dan berkontak dengan

situasi hidup masyarakat. Karya pelayanan yang telah dilakukan di Indonesia

mencakup: Karya di bidang Pendidikan, Karya di bidang Kesehatan dan Karya di

bidang Sosial. Karya pendidikan mencakup pendidikan Taman Kanak-Kanak,

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Umum dan

Perguruan Tinggi. Karya Kesehatan mencakup Poliklinik, Perawatan Jompo,

Rumah Bersalin, Rumah sakit Tipe C dan Prana. Karya Sosial mencakup bidang

Pastoral, Panti Asuhan, Panti Jompo, Asrama Putra/Putri, Pembinaan Ketrampilan

Keluarga (secara khusus diberikan kepada gadis-gadis yang putus sekolah),

konfeksi, dan pelayanan di kantin. Karya-karya pelayanan ini tersebar dalam 27

komunitas yang berada dan berkarya di Indonesia (Mila Ate, 2006:34).

Page 45: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

27

1. Pelayanan di bidang Pendidikan

Karya perutusan kongregasi SCMM yang utama adalah bidang

pendidikan. Hal ini diutamakan sesuai dengan tujuan didirikannya Kongregasi

SCMM yang mengutamakan pendidikan bagi anak-anak yang tidak bisa

mengeyam pendidikan akibat kemiskinan. Dalam pelaksanaan karya belaskasih,

pendiri SCMM memprioritaskan pendidikan bagi anak-anak gadis, dengan alasan

bahwa mereka akan menjadi ibu-ibu masa depan dan jika mereka dididik secara

religius maka anak-anak mereka pun pada gilirannya akan dididik oleh mereka,

dan anak-anak itu akan berkembang dalam suasana religius pula.

Pendidikan yang dibayangkan oleh Pendiri SCMM tidak terbatas pada

peralihan pengetahuan dan pengembangan ketrampilan, tetapi ditujukan pada

pembentukan “hati si anak, karena hati dari seorang anak merupakan lahan

pertumbuhan bagi kebajikan dan kejahatan. Pendidikan dalam belaskasih dimulai

dengan menghormati tabiat anak-anak yang dilayani, dan seorang pendidik tidak

berada di atas para murid, dan tidak memaksa murid untuk berfikir dan melihat

sebagaimana yang dipikirkan oleh pendidik, oleh karena itu pendiri SCMM

menganjurkan kepada para suster SCMM agar menggunakan setiap kesempatan

dalam mengajarkan kebajikan-kebajikan kepada anak-anak, secara menarik dan

mencintai mereka sesuai dengan keunikan mereka masing-masing (Blommestijn,

Hein & Jos Huls, 1998:82-86).

Pendidikan yang digagas dan dirancang oleh kongregasi SCMM adalah

pendidikan dalam suasana belaskasih yang bertujuan agar anak-anak menemukan

nilai mereka sendiri yang tak dapat diabaikan berdasarkan kasih Allah sehingga

Page 46: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

28

mereka belajar melihat dirinya sendiri “dengan mata Allah”. Pendidikan dalam

belaskasih dapat terwujud melalui usaha-usaha dari pihak pendamping yang

memberikan perhatian kepada masing-masing anak didik secara personal dan

intensif, dengan tujuan agar kepribadian dan keunikan setiap anak didik dapat

dikenal secara baik sehingga dapat diarahkan ke jalan yang benar agar dengan

demikian mereka akan berkembang menurut keunikan masing-masing. Atas dasar

inilah maka proses pendidikan (belajar-mengajar) yang khas belaskasih harus

mampu menciptakan kondisi yang bisa mendorong setiap anak didik untuk

berkembang menjadi manusia dewasa, baik secara kristiani maupun manusiawi,

dan agar setiap orang bisa menjadi “dirinya sendiri” (Blommestijn, Hein & Jos

Huls, 1995:85-90).

2. Pelayanan di Bidang Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan suatu program yang hendak dilaksanakan

oleh Kongregasi SCMM dalam membantu meningkatkan daya hidup dan nilai

kehidupan dalam komunitas masyarakat kecil. Tujuan utama pelayanan yang

diutarakan oleh bapak pendiri kepada para suster SCMM adalah pelayanan demi

keselamatan jiwa-jiwa para pasien. Keselamatan jiwa-jiwa yang dimaksud adalah

mengantar orang yang menderita kepada Allah. Cara yang dapat ditempuh oleh

para suster adalah menghibur dan membesarkan hati para pasien; mempengaruhi

pasien dengan merawat mereka atas dasar karya-karya kasih yang dilaksanakan

dengan kasih, didorong oleh cinta kasih dengan berdoa bagi mereka dan mengajak

mereka untuk berdoa; berusaha menjadi suster-suster cinta kasih yang sejati,

Page 47: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

29

dengan selalu ramah, bijaksana, sabar, dan penuh cinta; dan memperhatikan

kebersihan bagi para pasien. Para suster SCMM juga diharapkan memperhatikan

kesehatannya sendiri dengan mengatur jam istirahat dan makan yang teratur,

sehingga dengan kesehatan yang baik akan mampu melayani para pasien dengan

baik pula (Zwijsen, 2000:93-95).

Pelayanan dan penyembuhan adalah tanda kedatangan Kerajaan Allah di

dunia. Karya keselamatan yang ingin diwujudkan oleh Kongregasi SCMM dalam

pelayanan kesehatan merupakan salah satu keprihatinan Gereja bagi sesama yang

menderita. Oleh karena itu, selain memperhatikan mutu pelayanan secara

professional, juga perlu mewujudkan keyakinan dasar yang menyangkut makna

kehidupan yang terdalam. Hal ini meliputi martabat manusia yang diciptakan oleh

Allah menurut citra-Nya, serta dipanggil untuk hidup dalam Kristus Yesus

(Riberu, 1983:477).

3. Pelayanan di Bidang Sosial

Pelayanan di bidang sosial yang ditangani oleh para suster SCMM di

Indonesia meliputi: Panti asuhan, panti jompo, PKK/Konveksi, kantin, pastoral,

asrama putra dan putri. Pelayanan di bidang sosial ini merupakan tanggapan

kongregasi terhadap situasi nyata yang membutuhkan pelayanan, yang harus

dilakukan oleh para suster SCMM. Pelayanan ini merupakan wujud dari

panggilan dan perutusan kongregasi yang tertera dalam Konstitusi Suster SCMM

(1989: artikel 17) yang mengatakan:

Dalam iman yang teguh bahwa kita, Suster-suster Cintakasih, merupakan religius apostolik kongregasi yang sejak semula berusaha untuk

Page 48: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

30

mengamalkan cinta yang penuh belaskasih dengan menanggapi kebutuhan manusiawi dalam semangat pelayanan. Tanggapan ini telah dinyatakan dalam pelbagai bidang, seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan kepada anak-anak yang miskin dan cacat dan kepada orang tua-tua dan juga karya pastoral di Paroki-paroki. Pelayanan ini selalu disesuikan dengan perubahan situasi sekitarnya. Karya pelayanan yang dilakukan oleh para suster SCMM disesuaikan

dengan kebutuhan di lapangan. Awalnya pelayanan para suster terfokus pada

pendidikan dan kesehatan, tetapi karena kebutuhan yang mendesak di lapangan,

karya pelayanan diperluas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

muncullah karya pelayanan yang berhubungan dengan masyarakat setempat yang

biasanya disebut dengan pelayanan sosial. Pelayanan di bidang sosial ini dibagi

dalam dua bidang yakni: Karasulan Kategorial dan Kerasulan Parokial. Kerasulan

Kategorial mencakup panti asuhan, panti jompo, asrama putra-putri dan lembaga

pengembangan masyarakat. Sedangkan dalam kerasulan parokial, para suster

terlibat dalam kegiatan paroki seperti pewartaan sabda, pendalaman iman,

katekese umat, pengajar sekolah minggu, pemberi pelajaran Agama Katolik di

sekolah-sekolah dan kampung-kampung dan pembinaan kaum muda dan remaja.

Kerasulan Kategorial yang mencakup panti asuhan, panti jompo dan

lembaga pengembangan masyarakat merupakan tempat yang baik untuk

menampung orang-orang yang jauh dari lingkungan keluarga, yang tidak lagi

memiliki orang tua atau sanak famili, dan orang yang terlantar akibat keretakan

dan kehancuran keluarga. Mereka sangat membutuhkan pendampingan, cinta dan

perhatian yang tulus dari orang lain. Dengan melihat situasi nyata di masyarakat,

kongregasi SCMM ingin menanggapi kebutuhan mereka dengan terlibat langsung

dalam karya dan memberikan perhatian dan pendekatan kepada masing-masing

Page 49: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

31

pribadi sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian mereka dapat

menampakkan cinta yang penuh belaskasih yang membawa keselamatan dan

pembebasan khususnya dengan perhatian sepenuh hati kepada orang-orang yang

sangat membutuhkan yang miskin, malang, tertindas, baik yang dekat maupun

yang jauh (Konstitusi SCMM, 1989: artikel 5-7).

Selain berkarya di bidang kerasulan kategorial, Kongregasi SCMM juga

berkarya dalam bidang kerasulan parokial, yang merupakan program dalam misi

Kongregasi SCMM. Panggilan ini merupakan anugerah atau rahmat khusus yang

berakar pada sakramen permandian dan sakramen penguatan. Hidup religius

merupakan kesaksian akan nilai-nilai Kerajaan Allah, dan ikut ambil bagian di

dalam panggilan dan perutusan Gereja. Dalam menanggapi undangan Allah itu,

dalam iman yang teguh, Kongregasi SCMM ingin menanggapi kebutuhan-

kebutuhan manusiawi dalam semangat pelayanan yang berbelaskasih dengan

membawa kabar gembira bagi orang di sekitar.

Page 50: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

32

BAB III

SPIRITUALITAS ST VINSENSIUS DE PAUL

Kata Spiritualitas berasal dari bahasa Prancis yakni: spiritualite. Kata

dasarnya ”spiritus” yang berarti Roh. Apabila seseorang disebut seorang

spiritualis berarti dia digerakkan oleh Roh Kudus untuk berbuat sesuatu

(Darmawijaya, 1984:110). Spiritualitas juga dimengerti sebagai sesuatu yang

melatarbelakangi bentuk atau cara hidup seseorang dalam menyadari dan

menghayati hidup sesuai dengan yang dicita-citakan baik dalam relasi dengan

Tuhan maupun dengan sesama (Banawiratma, 1998:58).

Spiritualitas tidak tumbuh dengan sendirinya. Spiritualitas perlu digali,

dipikirkan, direnungkan, dan dihayati dalam kenyataan hidup konkrit setiap

harinya. Oleh karena itu tumbuh berkembangnya suatu spiritualitas dipengaruhi

oleh berbagai unsur. Unsur terpenting dalam hal ini ialah bentuk kehidupan,

kebudayaan dan perkembangan sejarah.

Cara hidup yang diyakini oleh seseorang mempunyai pengaruh besar

dalam cara orang tersebut menghayati hidup rohaninya dan memperkembangkan

hidup rohaninya. Vinsensius de Paul memilih cara hidup sebagai rasul dan ia

ditugaskan sebagai pembantu Uskup dalam melayani umat Allah. Hidup rohani

Vinsensius de Paul diwarnai oleh kekhasannya sendiri. Berdasarkan penghayatan

itulah sekelompok orang mulai menggali, memikirkan, merenungkan dan

menghayati apa yang menjadi kekhasannya, serentak mengembangkannya tanpa

menyimpang dari kebudayaan setempat dan perkembangan zaman.

Page 51: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

33

A. Riwayat hidup St.Vinsensius de Paul

Riwayat hidup seseorang sangat berarti dalam menggali, meneruskan dan

menghayati semangat pengabdian yang telah dilaksanakan dalam hidup, karya dan

perutusannya. Hal ini juga terjadi pada seseorang yang berpengaruh dalam Gereja

secara khusus St.Vinsensius de Paul, sebagai tokoh yang oleh Gereja dijuluki

sebagai bapak kaum miskin. Penulisan riwayat hidup dan spiritualitas

St.Vinsensius de Paul, yang akan diuraikan pada bab ini, menggunakan tiga buku

sumber yakni: Vinsensius de Paul Sang Pelopor karangan Bernard Pujo, Ia

Membuat Segalanya Menjadi Baik karangan Antonius Sad Budianto, CM dan

Ziarah Vinsensius de Paul – CMM, SCMM 2001, karangan Andre de Veer,

CMM.

Santo Vinsensius de Paul lahir pada tanggal 24 April 1581 di Pouy,

beberapa kilometer dari kota Dax di Perancis Selatan, sebagai anak ketiga dari

enam bersaudara. Bapak St.Vinsenius de Paul bernama Jean de Paul dan ibunya

Bertrande de Moras. Keluarga De Paul bukanlah keluarga kaya, tetapi mereka

juga tidak miskin, karena ayahnya bukanlah seorang upahan yang hanya bekerja

demi kepentingan majikan, melainkan ia memiliki sedikit kekayaan dengan

tempat tinggalnya sendiri yang disebut Ranquines. Di sisi lain ibunya Betrande de

Moras merupakan anggota keluarga borjuis atau bangsawan kecil daerah. Saudara

laki-laki Betrande de Moras adalah Jeanne de Moras yang bekerja sebagai

pengacara pengadilan tinggi di Dax dan menikah dengan Jeane de St.Martin,

saudara Monsieur de Comet. Lelaki inilah yang akan menjadi sahabat dari

Vinsensius muda. Sebagai anak laki-laki dalam keluarga, Vinsensius de Paul

Page 52: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

34

membantu keluarga mengerjakan ladang dan menggembalakan ternak. Ia juga

anak yang murah hati, tak jarang ia memberikan sebungkus tepung atau roti

bekalnya bila bertemu dengan orang miskin di jalan, dan kadang ia juga rela

memberikan uang tabungannya kepada orang yang membutuhkan. Kesalehannya

juga tampak dari kesukaannya untuk berjiarah ke kapel Buglose tempat patung

Bunda Maria yang cukup terkenal di sekitar desa itu.

Ayahnya ingin agar Vinsensius de Paul mengikuti studi, karena dari

keenam putra-putrinya, Vinsensiuslah paling cerdas, tekun dan bersungguh-

sugguh dalam setiap pekerjaan, maka dia didorong untuk menjalankan studi yang

memungkinkan menjadi imam dengan harapan agar sesudahnya, ia bisa memilih

suatu tugas gerejani, dan dengan hasil itu ia sanggup membantu dan menghidupi

keluarga dan juga dapat mengangkat status sosial keluarga (De Veer , 2001:18).

Untuk meneruskan cita-cita orang tuanya, Vinsensius de Paul dikirim ke

sekolah berasrama milik para imam Fransiskan di Dax. Ia menjalankan studinya

dengan serius dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Ketika Vinsensius de

Paul bersekolah di Dax, kadang-kadang ayahnya datang berkunjung dan mengajak

berjalan-jalan di kota itu, namun Vinsensius de Paul menolak karena ayahnya

berpakaian buruk dan pincang. Rupanya pergaulan dengan teman-teman sekolah

yang kebanyakan anak orang kaya dan terkemuka membuat Vinsensius de Paul

lupa akan asal usulnya. Pengalaman inilah yang menjadi kekesalannya dalam

hidup, dan berbalik menjadi pengalaman yang berharga bagi hidupnya.

Ketekunan, keunggulan dan kecerdasan intelektual yang luar biasa membuat

Monsieur de Comet mempercayai Vinsensius de Paul untuk tinggal di rumahnya

Page 53: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

35

agar dapat mengajari anak-anaknya, sekaligus dapat menjalankan studi di

sekolahnya. Tawaran ini ditanggapi dengan senang hati oleh Vinsensius de Paul

dan orang tuanya, karena dengan kegiatan ini, ia dapat membiayai sekolahnya.

Kesempatan untuk mengejar pendidikan tidak disia-siakan oleh Vinsensius,

sehingga dengan usaha dan dukungan dari keluarga dan Monsier de Comet, ia

dapat ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 23 September 1600 dari Mgr

Francois de Bourdeille uskup Perigueux yang telah berusia 84 tahun.

Setelah tahbisan Vinsensius de Paul mendapat surat pengangkatan dari

Vikaris Jendral Dax untuk menjadi pastor di Tilh. Ternyata di paroki Tilh telah

ada romo Saint Soube yang mendapat pengangkatan dari Curia Roma.

Pengalaman ini menjadi kegagalan pertama bagi Vinsensius justru pada saat jalan

sepertinya mulai terbuka ketika dirinya ditahbiskan menjadi imam. Menyusul

kegagalan menjadi pastor di Tilh, Vinsensius de Paul pergi ke Roma, di tempat ini

ia beberapa kali mengalami sentuhan rohani dan ia sangat terkesan dengan Paus

Clement VIII yang dipandangnya sebagai santo. Kunjungannya di Roma tentu

sangat singkat, karena ia harus melanjutkan studinya di Toulouse untuk

mendapatkan gelar sarjananya, yang akan memungkinkan dia mendapatkan posisi

yang lebih tinggi (Pujo Bernard, 2007:10-26).

Dalam suatu perjalanan dari Marseille kembali ke Toulouse, kapal yang

ditumpangi Vinsensius de Paul diserang oleh bajak laut Turki. Banyak

penumpang, termasuk awak kapal di tenggelamkan ke dalam laut, tetapi sebagian

dari mereka termasuk Vinsensius de Paul, dibawa ke Tunisia untuk dijadikan

budak. Penahanan sebagai budak dijalani oleh Vinsensius de Paul selama dua

Page 54: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

36

tahun dan ia berturut-turut pindah ke tangan empat majikannya yang berbeda.

Dalam situasi malang itu, berkat rahmat Tuhan Vinsensius de Paul berhasil

mempertobatkan majikannya dan tak lama kemudian ia bersama dengan tuannya

ke Perancis untuk menjadi katolik kembali. Setelah mendarat di Perancis mereka

segera menuju Avignon untuk memohon kepada wakil Paus agar diterima kembali

dalam Gereja Katolik. Kehadiran mereka diterima baik oleh Mgr Pietro de

Montorio yang menjabat sebagai wakil paus pada waktu itu.

Menjadi imam bagi Vinsensius de Paul bukanlah cita-cita yang timbul dari

hati untuk mengabdikan diri bagi pelayanan umat Allah, melainkan dorongan dari

orang tua dan dirinya untuk mendapatkan kedudukan terhormat dalam Gereja

yang merupakan jalan satu-satunya mendapatkan sejumlah materi bagi

keluarganya. Harapan dan cita-cita St.Vinsensius de Paul tidak menjadi

kenyataan. Tuhan memanggilnya untuk maksud yang lain. Hal ini dialami oleh St.

Vinsensius de Paul sendiri, sebab yang dicita-citakan sejak semula dirombaknya

sama sekali ketika ia berkarya di kota Paris. Di kota ini ia berkenalan dengan

imam Pierre de Berulle yang menjadi pembimbing rohaninya, yang memberikan

pengertian kepada Vinsensius de Paul tentang arti yang sesungguhnya dari

imamat, dan apa yang diharapkan dari seorang imam. Bersama dengan berbagai

krisis dan kegagalan yang dialami perlahan-lahan ia dibimbing ke arah pertobatan

yang sejati. Tentu pertobatan yang radikal membutuhkan proses untuk sampai

pada kematangan, namun suatu kejadiaan pada tanggal 20 Oktober 1611

menunjukkan, bahwa Vinsensius de Paul telah berubah, dengan menyerahkan

donasi sejumlah 15000 livres (sekitar 1,5 milyard rupiah sekarang) kepada Rumah

Page 55: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

37

Sakit Karitas dari uang yang diperolehnya. Sangat berbeda dengan sikapnya

ketika menerima dan mengejar warisan yang diberikan kepadanya dulu. Bisa saja

Vinsensius de Paul memberikan penghasilannya kepada keluarganya, dengan

alasan mereka juga miskin, tetapi itu semua tidak dilakukannya, karena bagi

Vinsensius de Paul segalanya kini adalah warisan untuk orang miskin yang

dilayaninya dalam Tuhan (Budianto, Antonius Sad, 2009:27- 40).

Imam Pierre de Berulle yang menjadi pembimbing rohani Vinsensius de

Paul mengangkat dan mempercayai Vinsensius de Paul untuk menjadi pastor

paroki di Clichy. Waktu itu Clichy adalah desa kecil dari Paris dan umatnya

adalah orang-orang kecil dan sederhana. Vinsensius de Paul menerima tawaran

tersebut dan segera berangkat ke paroki Clichy untuk bertemu dengan umat. Umat

gembira melihat pastor Vinsensius de Paul yang begitu bersemangat, karena ia

menunjukkan bakatnya sebagai pastor pembimbing dan organisator. Setiap

Minggu pertama ditetapkan sebagai hari pengakuan dosa dan umat taat

melakukannya dan menunjukkan perkembangan hidup rohani. Selain itu ia

mengunjungi orang sakit, menghibur yang berkesusahan, membantu yang miskin,

menegur yang salah, menyemangati yang lemah. Paroki yang dipimpinnya sangat

hidup dan menjadi model bagi paroki sekitarnya. Sayangnya waktu bersama umat

hanya kurang lebih dua tahun, karena Vinsensius de Paul di panggil oleh Imam

Pierre de Berulle untuk menjadi tutor bagi anak-anak Laksamana de Gondi pada

akhir tahun 1613. Vinsensius de Paul menjalankan tugas ini dengan penuh iman

dan mengarahkan keluarga de Gondi untuk banyak melakukan karya amal. Selain

bekerja sebagai tutor bagi anak-anak de Gondi, Vinsensius de Paul mengisi

Page 56: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

38

waktunya dengan banyak mengunjungi petani dan buruh miskin di wilayah de

Gondi yang sangat luas meliputi pedesaan di luar kota Paris.

Keberhasilan karya pastoral yang dilakukan oleh Vinsensius de Paul

membuat Madame de Gondi semakin menghormatinya, namun juga semakin

tergantung pada Vinsensius de Paul sebagai pembimbing rohaninya. Hal ini

membuat Vinsensius de Paul ingin keluar dari istana, karena ia menyadari bahwa

tugasnya bukan terkurung dalam istana de Gondi melainkan dipanggil untuk

melayani orang miskin. Atas permintaannya kepada Imam Pierre de Berulle, ia

mendapat kepercayaan untuk menangani paroki Chatillon le Dombes. Di paroki

ini Vinsensius banyak melakukan pelayanan kepada orang miskin dan

mempertobatkan orang-orang berdosa. Satu peristiwa yang sangat berkesan bagi

Vinsensius yakni: Suatu hari Minggu ketika ia di sakristi siap untuk

mempersembahkan misa, Francoise Baschet seorang perempuan yang baru

bertobat, melaporkan kepada Vinsensius de Paul bahwa di pinggir kota, ada

sebuah keluarga sedang mengalami nasib malang, seluruh anggota keluarga jatuh

sakit. Dalam kotbah Vinsensius de Paul menyinggung keadaan keluarga yang

diceritakan oleh Francoise Baschet, hati umat tergerak untuk membantu keluarga

tersebut. Ketika sore hari Vinsensius de Paul pergi mengunjungi keluarga

tersebut, ia melihat banyak sumbangan makanan dan pakaian. Hatinya mulai

tergerak untuk membuat satu perkumpulan yang dapat mengelola bantuan untuk

pelayanan kepada orang miskin, karena ia melihat bahwa banyak orang yang ingin

membantu, tetapi tidak ada organisasi yang mengaturnya. Ia mulai mengumpulkan

ibu-ibu dan mengajak mereka untuk melihat persoalan orang miskin dan sakit di

Page 57: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

39

wilayah tersebut dan sepakat untuk memulai organisasi kasih. Organisasi Karya

Kasih ini sangat berkembang dan banyak orang yang dapat ditolong, sehingga

Vinsensius de Paul yakin bahwa Allah telah memanggilnya untuk karya kasih ini.

Kini Vinsensius de Paul semakin mantap dengan panggilannya, dan ia melihat

Tuhan dalam diri orang yang dilayaninya. Pelayanan yang dilakukan Vinsensius

de Paul bersama umat di paroki Chatillon le Dombes harus diakhirinya karena ia

dipanggil lagi oleh keluarga de Gondi agar Vinsensius de Paul dapat menjadi

penasehat dan pembimbing rohani bagi keluarga mereka. Karena ketaatan kepada

Tuhan dan bimbingan Roh kudus lewat retret dan konsultasi dengan pembimbing

rohaninya, ia memutuskan untuk kembali lagi menjadi penasihat dan pembimbing

rohani bagi keluarga de Gondi dengan satu perjanjian agar keluarga de Gondi

mencari orang yang dapat membimbing anak-anaknya sehigga Vinsensius de Paul

dapat dengan bebas melakukan karya di desa-desa dalam melayani dan berjumpa

dengan orang miskin.

Pada akhir tahun 1917 Vinsensius de Paul kembali ke keluarga de Gondi.

Kedatangannya disambut penuh suka cita oleh keluarga de Gondi dengan

memberi kepercayaan yang lebih besar dalam melakukan karya-karya misi di

tengah rakyat miskin sesuai dengan cita-cita Vinsensius de Paul. Kepercayaan ini

diterima dengan penuh tanggung jawab oleh Vinsensius de Paul dan ia mulai giat

melaksanakan misi umatnya dengan dibantu oleh beberapa imam ke berbagai

penjuru wilayah de Gondi yang tersebar di berbagai keuskupan seluruh Prancis.

Antara tahun 1618-1625 ia bermisi ke 30-40 kabupaten, dan di setiap tempat misi

ia mendirikan Persaudaraan Cinta Kasih dengan Konstitusi Umum disertai

Page 58: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

40

peraturan khusus untuk setiap tempat. Sejak saat itu Vinsensius de Paul bersama

Madame de Gondi sering pergi ke desa. Kesempatan ini sangat menyenangkan

bagi Vinsensius de Paul, karena ia dapat bertemu dengan orang-orang yang

dicintainya, selain itu ia sangat didukung oleh Madame de Gondi dalam bentuk

dana, perhatian dan juga keterlibatan nyata dalam mengunjungi orang yang miskin

dan sakit (Pujo Bernard, 2007:60-87).

Belaskasih Vinsensius de Paul tak pernah pasif, ia selalu mencari jalan

keluar dalam meringankan penderitaan orang yang dilayaninya, baik dalam

bentuk jasmani maupun kehidupan rohani mereka. Dalam surat pribadinya kepada

Luisa de Marillac yang dikirim pada tanggal 21 Juli 1635, ia mengatakan bahwa

orang tak cukup hanya terharu, namun perlu menanggapi penderitaan orang lain

secara konkrit, selain itu kita tak perlu berkecil hati untuk memulai karya baik,

yakinlah bahwa banyak orang punya kehendak baik, dan bersama Tuhan kita

perlu mendekati, menggerakkan mereka dengan sabar dan mengorganisir mereka

dengan teliti dan bijaksana. Keyakinan Vinsensius de Paul kepada Tuhan,

membuat ia tidak goyang dalam menghadapi berbagai macam tantangan yang ia

hadapi. Suatu ketika Vinsensius de Paul dipertemukan dengan Fransiskus de Sales

uskup Genewa, yang terkenal sebagai orang yang kudus dan saleh. Pertemuan ini

mempererat persahabatan mereka, dan saling mendukung dalam tugas dan karya

pelayanan, bahkan Vinsensius de Paul sangat menghormatinya dan menemukan

banyak inspirasi lewat percakapan dan buku-buku bacaan karangan Fransiskus de

Sales, dan dari dialah Vinsensius de Paul dapat menimba semangat kerendahan

hati dan kekudusan.

Page 59: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

41

Setelah 26 tahun Vinsensius de Paul merantau, ia merasa rindu untuk

pulang ke kampung halamannya. Namun ia ragu karena melihat beberapa imam

yang giat merasul, namun kehilangan semangat karena tergoda untuk memberi

bantuan keuangan untuk keluarganya. Dengan berbagai pertimbangan ia

berangkat ke Pouy selama sepuluh hari untuk berlibur bersama keluarganya.

Kedatangan Vinsensius de Paul sangat dirindukan oleh keluarganya dan ada

harapan bahwa ia akan membawa uang yang dapat dipergunakan oleh keluarga

dalam mencukupi kebutuhan hidup mereka. Tetapi kenyataan berbeda, Vinsensius

de Paul tidak membawa apa-apa untuk keluarganya, ia hanya memberi penjelasan

melalui kotbahnya saat misa bersama di Gereja tentang keberadaan dirinya, bahwa

keluarga tidak boleh mengharapkan keuangan darinya, karena seandainya dia

punya uang pun, segala milik imam adalah milik Allah dan orang miskin. Kini

Vinsensius de Paul telah menemukan apa arti imamat baginya. Setelah

meninggalkan desanya barulah ia mengalami krisis yang hebat, beberapa kali ia

tergoda untuk mengirim bantuan keuangan kepada keluarganya. Vinsensius de

Paul tak putus-putus berdoa memohon agar Tuhan membebaskannya dari godaan

itu, baru tiga bulan setelah itu ia dapat dibebaskan dari belenggu keluarga yang

menggoda itu. Kini ia benar-benar bebas untuk mempersembahkan diri seutuhnya

mengikuti kehendak Tuhan dan melaksanakan misiNya (Budianto, Antonius Sad,

2009:71-84).

Di kota Paris nama Vinsensius de Paul menjadi terkenal karna karya

misinya dalam melayani orang miskin di pedesaan, maupun pendidikan imam. Ia

sangat berharap agar jabatan dalam Gereja dipercayakan kepada imam yang

Page 60: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

42

dianggap pantas dan layak menjadi gembala umat Allah, karena pada waktu itu

Vinsensius de Paul melihat para imam yang banyak bersenang-senang di kota,

dari pada melayani kaum miskin di pedesaan. Karya-karya kasih yang dibentuk

oleh Vinsensius de Paul sangat didukung oleh masyarakat dan para wanita dari

tingkat tinggi yang ingin terlibat dalam membantu kaum miskin. Pada tahun 1625

Madame de Gondi menyediakan dana untuk beberapa imam yang setiap lima

tahun mengadakan misi rakyat di semua daerah miliknya. De Gondi meminta

Vinsensius de Paul agar membentuk suatu kelompok misionaris. Vinsensius de

Paul menerima tugas itu dengan menandatangani kontrak pada tanggal 17 April

1625. Dengan demikian lahirlah secara resmi Kongregasi Misi yang saat itu hanya

diwakili Vinsensius sebagai pendiri. Beberapa waktu sesudah pendirian itu

Madame de Gondi meninggal dunia.

Karya-karya kasih yang dibentuk oleh Vinsensius de Paul, telah

berkembang diseluruh wilayah de Gondi. Dalam melaksanakan pelayanan kepada

kaum miskin ia dibantu oleh wanita-wanita dari tingkat tinggi dan para imam

yang ingin mengikuti jejak Vinsensius de Paul. Tugas mereka merawat orang-

orang sakit, mengasuh anak-anak gelandangan dan terlantar serta membagi-

bagikan derma. Bantuan ibu-ibu ini tidak bertahan lama sebab perlahan-lahan

mereka mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Tuhan tidak membiarkan

Vinsensius de Paul berjalan sendiri. Pada tahun 1625 Vinsensius de Paul

berkenalan dengan janda Louise de Marillac, ia adalah seorang ibu janda yang

selalu ragu-ragu dalam mendidik seorang putranya. Dalam keraguannya ia sangat

membutuhkan pembimbing rohani yang dapat mendampingi dia dalam menjalani

Page 61: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

43

hari-hari hidupnya. Perkenalan dan bimbingan dari Vinsensius de Paul membawa

harapan dan makna hidup bagi Louise de Marillac, sehingga dengan kebebasan

penuh ia ingin bekerjasama dan terlibat bersama Vinsensius de Paul dalam

melayani orang-orang miskin (Budianto, Antonius Sad, 2009:93-116).

Karya-karya kasih yang telah berkembang semakin diminati masyarakat,

oleh karena itu Vinsensius de Paul sangat membutuhkan orang-orang yang dapat

bergabung dalam melayani orang-orang miskin. Kerelaan Luise de Marillac untuk

bekerja sama melayani orang miskin ditanggapi sangat positif oleh Vinsensius de

Paul, dengan memberi tanggung jawab kepadanya untuk mengunjungi daerah-

daerah tempat karya-karya kasih yang telah didirikan oleh Vinsensius de Paul.

Tanggung jawab tersebut diterima oleh Luise de Marillac dengan sangat antusias

dan mulai melaksanakan apa yang telah dipercayakan kepadanya. Agar karya-

karya kasih tersebut dapat dilakukan dengan lebih maksimal Luise de Marillac

perlu bantuan dari orang lain, maka ia mengumpulkan gadis-gadis desa dan

mengajari mereka cara-cara merawat orang yang sakit, miskin dan menderita.

Lambat laun muncullah dalam benak Luise de Marillac suatu rencana, yakni

mendidik gadis-gadis desa dalam hidup keagamaan, cara merawat orang-orang

sakit, anak-anak terlantar dan orang lanjut usia. Keinginannya diberitahukan

kepada Vinsensius de Paul. Vinsensius de Paul tidak langsung saja menerima

usulan ini, tetapi ia mengajak Luise de Marillac mengambil keputusan dengan

bijaksana di bawah bimbingan Tuhan. Sesudah memikirkan usul ini lebih serius,

akhirnya Vinsensius de Paul mendukung rencana Luise de Marillac dengan

terlebih dahulu meminta persetujuan gadis-gadis yang sudah dikumpulkan Luise

Page 62: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

44

de Marillac itu untuk merawat orang-orang sakit. Gadis-gadis itu menyatakan

persetujuannya dan bersedia untuk merawat orang-orang yang menderita.

Dibawah pimpinan Luise de Marillac, gadis-gadis itu melaksanakan tugas yang

cukup berat, dengan hasil yang sangat mengagumkan. Namun Vinsensius de Paul

belum juga mendirikan kongregasi untuk mereka, karena ia membutuhkan waktu

yang cukup dalam mendirikan kongregasi yang bercorak lain dari biasanya. Ia

menghendaki suatu perserikatan wanita-wanita yang sungguh-sungguh terlibat

dalam masyarakat. Ia tidak ingin perserikatan wanita terasing dalam tembok-

tembok biara melainkan wanita-wanita yang melakukan ketiga nasihat Injil seraya

bekerja di tengah-tengah rakyat sampai ke pelosok-pelosok desa dan gubuk-gubuk

orang kecil.

Masyarakat Paris mengenal Vinsensius de Paul sebagai pribadi yang sabar,

rendah hati, dan punya sifat revolusioner baik dalam buah pikiran maupun dalam

perbuatan. Ia mau menunjukkan Tuhan secara nyata kepada orang-orang miskin

lewat pelayanannya yang lembut dan bersahabat. Setelah melewati berbagai

pertimbangan akhirnya cita-cita Luise de Marillac dipenuhi oleh Vinsensius de

Paul dengan mendirikan Serikat Puteri Kasih di bawah pimpinan Luise de

Marillac (Pujo Bernard, 2007:116-156).

Vinsensius de Paul mencintai Allah dengan berpeluh keringat dan bekerja

keras dalam menghadirkan kabar gembira kepada orang-orang miskin. Ia

membuka pintu bagi Gereja dan mengajarkan para biarawannya agar bekerja

dengan kaum awam, dan ia juga menghargai sumbangsih kaum wanita.

Vinsensius de Paul merupakan pemrakarsa pemberian bantuan bagi anak-anak

Page 63: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

45

terlantar, para tahanan, korban bencana, pengungsi dan orang-orang cacat yang

harus tinggal di rumah. Semuanya dijalankan atas kasih dan cintanya kepada

mereka, dengan meneladan Yesus Kristus yang menempatkan diri pada pelayanan

bagi kaum miskin. Kepada para pengikutnya ia mengajarkan bahwa karya kasih

yang benar tidak saja membagikan bantuan, tetapi juga membantu orang miskin

untuk mendapatkan kembali martabat dan kemandirian mereka. Ia meyakini

kebajikan sebuah tindakan dan ia suka menggunakan motto “Totum opus nostrum

operatione Consistit” yang berarti tindakan adalah keseluruhan tugas kita. Ia juga

menambahkan bahwa kesempurnaan tidak datang dari kegembiraan yang meluap-

luap, tetapi dari tindakan melaksanakan kehendak Tuhan. Menjelang akhir tahun

1655 kesehatan Vinsensius semakin hari semakin melemah yang akhirnya pada

tanggal 27 September 1660 Vinsensius de Paul wafat di Sain-Lasare di pinggiran

Paris. Pada tanggal 13 Desember 1729 Vinsensius de Paul diangkat sebagai beato

oleh Paus Benediktus XIII dan pada bulan Juli 1737, Paus Clemens XII

mengangkatnya menjadi santo, dan pada tahun 1885, Paus Leo XIII

mengangkatnya sebagai pelindung karya amal (De Veer ,2001:19-20).

B. Tiga Keutamaan St.Vinsensius de Paul

Spiritualitas seorang santo bersumber pada pengalaman-pengalaman

rohaninya dan juga pengaruh dari luar diri yang dapat membantu dia untuk

semakin berkembang dalam hidup rohaninya. Sumber Spiritualitas St.Vinsensius

de Paul ialah Yesus Kristus. Ia terpesona pada satu segi dari kepribadian Kristus

yaitu: Kristus pewarta kabar gembira kepada orang miskin, sehingga dalam

hidupnya ia mengkontemplasikan Kristus yang pergi dari desa ke desa untuk

Page 64: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

46

mencari orang kecil dan mewartakan kabar gembira kepada mereka. Dalam

melanjutkan karya Kristus di dunia, St.Vinsensius de Paul mengharapkan kepada

para pengikutnya agar bersemangat seperti Kristus dengan Kasih dan hormat

kepada Bapa, Kasih yang nyata dan penuh pengertian kepada orang miskin dan

kerelaan untuk dibimbing oleh Penyelenggaraan Ilahi (Seminari Tinggi CM, 1994

edisi September-Desember: 30-32).

Perjalanan hidup sampai pada suatu pertobatan yang sejati memerlukan

proses yang panjang, begitulah yang dialami Vinsensius de Paul, bagaimana ia

menjalani proses hidup dengan berbagai tahap yang ia lalui sampai pada suatu

pertobatan. Bagi siapa saja kehidupan rohani berarti usaha untuk mencintai Allah.

Cinta kepada Allah itu dalam pengertian Vinsensius de Paul mendapat warna khas

dengan mencintai Allah, sampai mencucurkan keringat dan dengan

menyingsingkan lengan baju. Artinya bahwa cinta kepada Allah bersifat afektif

dan efektif dengan maksud, bahwa mencintai bukan hanya dengan perasaan

melainkan dengan tindakan nyata yang bermuara dalam karya Allah, yaitu dalam

usaha melaksanakan kehendak Allah. Oleh karena itu bagi Vinsensius de Paul,

doa dan karya merupakan satu kesatuan; doa dilanjutkan dalam karya, karya

dibawa dalam doa dan karenanya menjadi subur. Vinsensius de Paul tidak segan-

segan menganjurkan kepada para Puteri Kasih “Bila Suster terpaksa

meninggalkan doa untuk melayani orang miskin jangan cemas, karena itu berarti

meninggalkan Tuhan untuk berjumpa lagi dengan Tuhan dalam diri orang

miskin.” Bagi Vinsensius de Paul, orang miskin adalah majikan dan saudara, ia

membuka mata kepada Gereja, bahwa Gereja bukan jauh dari kaum miskin,

Page 65: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

47

melainkan Gereja untuk orang miskin, yang berarti bahwa Gereja hidup di tengah-

tengah masyarakat dan siap melayani kebutuhan dan tantangan masyarakat

(Panticelli, S & Armada Riyanto, 2002:33-35).

Mendengarkan panggilan Tuhan melalui peristiwa-peristiwa hidup para

miskin, itulah yang menjadi kekhasan dari St.Vinsensius de Paul. Ia mengikuti

Kristus Sang pewarta Injil kepada orang miskin dengan menganjurkan kepada

keluarga Vinsensian agar melanjutkan panggilan Yesus Kristus, dengan kata-kata

Vinsensius de Paul sebagai berikut:

“ Panggilan kita adalah melanjutkan panggilan Yesus Kristus, atau sekurang-kurangnya tampak jelas berhubungan dengannya menurut situasinya. Oh, betapa bahagianya, saudara-saudara! Betapa kita harus merasa wajib memberikan diri untuk itu!... Membimbing para miskin untuk mengenal Allah dan mewartakan Yesus Kristus kepada mereka, berbicara kepada mereka bahwa Kerajaan Allah sudah datang dan bahwa Kerajaan Allah itu diperuntukkan bagi para miskin. Betapa mengagumkan hal ini! Dan bahwa kita dipanggil untuk menjadi rekan kerja Putera Allah dan mengambil bagian di dalam rencana-Nya adalah sesuatu yang jauh melampaui pengertian kita. Betapa! Membuat diri kita… saya tak berani mengatakannya…ya: mewartakan Injil kepada para miskin adalah tugas yang demikian luar biasa dan sesungguhnya itu adalah semata-mata tugas Putera Allah sendiri. Dan kini hal itu diberikan kepada kita, sebagai alat bagi Sang Putera Allah untuk melanjutkan di surga apa yang telah Ia lakukan di dunia” SV XI, 387 (dalam majalah Seminar Tinggi CM, 1998 edisi Januari-Juni: 9-10).

Pengalaman hidup Vinsensius de Paul, sangatlah menarik untuk semakin

didalami dan tepat untuk menjadi landasan dan dasar pijakan dalam melayani

kaum miskin. Oleh karena itu dapat mudah ditemukan kekhasannya bila

dibandingkan dengan tarekat atau ordo lain. Kekhasan semangat Vinsensius inilah

yang kelak disebut “Spiritualitas St.Vinsensius de Paul” oleh para pengikutnya.

Spiritualitas St.Vinsensius de Paul yang diuraikan di bawah ini, sesuai dengan

Page 66: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

48

keutamaan yang diwariskan kepada para Suster Putri Kasih yang terdiri dari

keutaman Kesederhanaan, Kerendahan hati dan Cinta Kasih. Keutamaan inilah

yang akhirnya menjadi dasar bagi kongregasi-kongregasi yang mengambil dan

mengangkat St.Vinsensius de Paul sebagai pendiri dan pelindung karya termasuk

kongregasi SCMM yang didirikan oleh Mgr.Joannes Zwijsen.

1. Kesederhanaan

Kesederhanaan hidup merupakan wujud hidup Yesus Kristus sendiri, yang

dengan kesederhanaanNya telah datang, tinggal dan bersahabat dengan orang

kecil dan sederhana. Sebagai santo yang hidup pada abad XVII, St.Vinsensius de

Paul adalah seorang tokoh yang hidup dari lingkungan keluarga yang sederhana

dengan sikap dan perilaku yang sederhana pula. Sejak kecil ia telah menunjukkan

pembawaan hidup sederhana. Ia selalu bersedia membantu orang tuanya, tanpa

bersungut-sungut walaupun apa yang diminta oleh mereka jauh dari harapannya.

Sejauh Vinsensius de Paul mampu berbuat sesuatu ia tidak pernah menyerah

sebelum menyelesaikan. Hal ini tampak dalam kegigihan dan kesungguhannya

dalam menunaikan setiap tugas yang dipercayakan kepadanya. Ketika ia

mendapat kedudukan yang terhormat sebagai seorang pembimbing rohani

keluarga de Gondi, ia tetap memperlihatkan sikapnya yang sederhana.

Kesederhanaaan sebagai anak petani desa membawa dia pada suatu cara pandang

akan suatu keutaamaan kesederhanaan dalam melaksanakan karya kasih kepada

orang miskin dan terlantar.

Page 67: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

49

St.Vinsensius de Paul menekankan kesederhanaan sebagai dasar pijakan

yang inspirasinya adalah sabda Yesus sendiri. Menurut Vinsensius de Paul,

kesederhanaan yang suci menistakan segala sesuatu yang tidak berkenan kepada

Allah dan menyatakan bahwa Allah adalah kebaikan yang sempurna, yang benar,

tertinggi, dan satu-satunya sumber kebaikan. Artinya bahwa semua yang baik

berasal dari Allah, sehingga tidak ada alasan untuk bersikap remeh terhadap orang

lain yang kurang baik, dan tidak ada alasan juga untuk memandang diri sendiri

lebih sempurna dari pada orang lain (Tondowidjojo, 1987:4).

Bagi Vinsensius de Paul, kesederhanaan berarti melakukan segala

sesuatunya demi cinta kepada Allah dan demi kemuliaan nama-Nya, tanpa ada

maksud sampingan dari perbuatan yang dilakukan. Ia juga mengharapkan dari

pengikut-pengikutnya agar bersikap jujur, sederhana dalam perkataan, perbuatan

dan tindakan, seorang pribadi yang dapat dipercaya dan berupaya membebaskan

diri dari sifat cinta diri dan dari sifat yang selalu mengeluh ketika menghadapi

kemalangan atau ketika mengalami sakit. Dalam konferensi yang diberikan

kepada para imam Lazaris ia mengemukan bahwa kesederhanaan begitu berkenan

kepada Allah. Allah ingin hadir di antara orang yang sederhana dan berbicara

dengan mereka secara akrab. Orang yang sederhana tidak menyembunyikan diri,

tidak malu, tidak dipengaruhi rasa takut dan tidak mementingkan diri sendiri.

Menjadi sederhana berarti memberikan diri dengan tulus bagi karya pelayanan

demi orang miskin, tanpa mengharapkan pujian dan pamrih (Blommestijn, Hein &

Jos Huls, 1995:13-16).

Page 68: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

50

2. Kerendahan Hati

Vinsensius de Paul meyakini bahwa kerendahan hati adalah hidup Putra

Allah sendiri. Putra Allah menderita tidak hanya pada masa hidup-Nya, melainkan

juga pada saat akhir hidup-Nya. Ia ditolak, diolok-olok, disalibkan dan Ia

menerima direndahkan di kayu salib guna keselamatan umat manusia.

Kerendahan hati menjadi bagian dari cara hidup Vinsensius de Paul. Ia menyadari

diri tak ubahnya dengan seekor cacing saja di hadapan Allah, seorang hamba yang

tidak berguna dan ia siap diperlakukan apa saja.

Dari kisah hidup Vinsensius de Paul, ada satu kisah hidup yang

memperlihatkan bagaimana ia menampilkan kerendahan hati ketika ia mengalami

suatu kesulitan dan tantangan yang menghantuinya. Suatu ketika Vinsensius de

Paul sakit dan harus berbaring di tempat tidur, ia minta dikirimi obat dari apotik

terdekat. Pembantu apotik itu mengantar obat kepada Vinsensius de Paul yang

sedang berbaring di tempat tidur. Ketika pembantu itu mengambil gelas, ia

melihat sejumlah uang milik Hakim teman kost dari Vinsensius de Paul.

Kesempatan ini tidak dilewatkannya, uang itu segera diambilnya. Ketika hakim

itu pulang ia melihat uang simpanannya tidak ada lagi, dan ia menuduh

Vinsensius de Paul telah mencurinya. Dengan kasar sang hakim itu mengusirnya

dan mengumumkan kepada teman-temannya bahwa Vinsensius telah mencuri

uang. Dalam mengahadapi situasi itu Vinsensius de Paul berdoa kepada Tuhan

meminta untuk dapat menanggung semuanya ini dengan sabar dan Vinsensius

berkata “ Allah tahu mana yang benar”. Beberapa waktu kemudian pembantu

Page 69: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

51

apotik itu mengaku bahwa ia telah mengambil uang hakim, yang telah menuduh

Vinsensius de Paul tersebut (Budianto, Antonius Sad, 2009:32).

Kejadian di atas, hanyalah salah satu dari peristiwa yang dialami oleh

Vinsensius de Paul. Dalam kehidupannya ia telah menjalani hidup seperti apa

yang telah dihidupi oleh Yesus sendiri ketika ia hidup dan berkarya di dunia.

Dasar Vinsensius de Paul menekankan kerendahan hati sebagai sikap dasar para

pengikutnya ialah sabda Yesus yang berkata : “…. Belajarlah dari pada-Ku, sebab

Aku lemah lembut dan rendah hati” (Mat 11:29).

Bagaimana Yesus Kristus telah memberikan teladan kerendahan hati

semasa hidupnya, menggugah hati para pengikutnya untuk meneladani-Nya dalam

karya perutusan mereka, hal itu juga dilakukan oleh Vinsensius de Paul semasa

hidupnya. Kerendahan hati bagi Vinsensius de Paul dibagi dalam tiga hal pokok

yakni:

a. Mengenal dan menerima diri sendiri seperti apa adanya, juga dari segi negatif,

b. Tidak merasa ragu-ragu bila orang lain tahu kelemahan dan kekurangan kita.

Orang lain boleh mengenal kita seperti apa adanya.

c. Tidak mempromosikan diri sendiri dengan membicarakan sukses dan

memamerkan kehebatan. Sukses dan kehebatan adalah rahmat Tuhan.

Vinsensius de Paul memperlihatkan bahwa semangat kerendahan hati yang

ada dalam diri, akan membuka hati untuk sungguh-sungguh melakukan kehendak

Allah, dengan demikian manusia akan terbebas dari cinta diri dan mampu melihat

penderitaan orang lain dan berani melakukan tindakan konkrit untuk membantu

atau melayani orang yang sangat membutuhkan. Orang yang rendah hatilah yang

Page 70: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

52

dapat menyadari dirinya sebagai alat yang di tangan Tuhan (Van Lierop P.J.

1996:48-49). Maka untuk menjadikan kerendahan hati menjadi salah satu

keutamaan, penyerahan diri kepada Allah lewat doa sangatlah penting, sebab dari

pada-Nyalah segala sesuatu yang baik berasal, termasuk anugerah semangat

kerendahan hati.

3. Cinta Kasih

Cinta kasih merupakan keutamaan yang ditekankan oleh Vinsensius

kepada para suster Putri Kasih, guna meningkatkan semangat pelayanan mereka

kepada siapa saja. Cinta kasih selalu menyangkut dua aspek yakni, cinta kepada

Allah dan kepada sesama. Cinta kasih adalah rahasia dan sikap Allah yang

terdalam. Menurut St.Vinsensius De Paul cinta kasih terhadap sesama itu suatu

tanda yang tidak bisa salah, sebab setiap orang benar-benar Putra Allah.

Sedangkan satu tindakan nyata dari cinta kasih ialah berbuat secara nyata kepada

sesama terutama kepada kaum miskin

Ungkapan Paulus yang digunakan oleh para Puteri Kasih dan kelompok-

kelompok Vinsensian yang lain juga berlaku bagi semua anggota Keluarga

Vinsensian sebagai semboyan: “Kasih Kristus mendorong Kami”. Vinsensius de

Paul menemukan bahwa kasih Allah itu diungkapkan dengan kata-kata maupun

dengan karya konkrit. Keluarga Vinsensian lebih dari pada sebuah kelompok

sosial yang ada dalam masyarakat. Mereka adalah orang-orang kristiani yang

percaya akan kekuatan cinta yang efektif. Aktivitas mereka adalah cinta kasih

Page 71: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

53

yang bersifat praktis yaitu cinta kasih yang terus-menerus dilaksanakan dalam

hidup dan karya mereka (Tondowidjojo, 1987:5-7).

Tiga keutamaan yang diwariskan bagi para suster Putri Kasih, juga harus

merupakan dasar pijakan bagi para suster SCMM yang mengambil St.Vinsensius

de Paul sebagai bapak pelindung karya amal. Tiga keutamaan tersebut di atas akan

mampu membawa para suster SCMM pada pelayanan yang maksimal terhadap

kaum miskin, lemah dan tertindas sesuai dengan tujuan didirikan kongregasi

SCMM. Dasar pijakan dari ketiga keutamaan di atas adalah Yesus Kristus sendiri,

yang semasa hidupnya dekat dan tinggal bersama dengan kaum miskin.

Diharapkan ketiga keutamaan Vinsensius de Paul bisa menjadi inspirasi dan daya

juang bagi para suster SCMM untuk mampu memaksimalkan pelayanan pada

kaum miskin yang dijumpai dalam karya perutusan yang ditangani.

C. Lima Pokok dalam Spiritualitas St.Vinsensius de Paul

Setelah pembahasan ketiga keutamaan di muka, selanjutnya akan dibahas

pula lima pokok spiritualitas yang menghantar para pengikutnya untuk melihat

dasar dari Spiritualitas St.Vinsensius de Paul dalam melayani orang miskin.

1. Kristus

Berdasarkan pembahasan riwayat hidup dan spiritualitas sebelumnya,

diperlihatkan bahwa Spiritualitas Vinsensius de Paul sungguh bersifat

Kristosentris, artinya bahwa Kristus menjadi pusat penghayatan iman. Bagi

Vinsensius de Paul, Kristus bukanlah misteri yang ditemukan melalui kontemplasi

melainkan Kristus berwajah sama dengan wajah orang kecil dan miskin yang

Page 72: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

54

ditemukan di tengah masyarakat. Teks Injil yang sering dikutip oleh Vinsensius

adalah:

Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab itu telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan bagi orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. (Luk 4:18-19).

Melalui teks Injil Lukas di atas mau diperlihatkan oleh Vinsensius de Paul

bahwa Kristus adalah pewarta kabar gembira kepada kaum miskin. Vinsensius de

Paul mengharapkan para pengikutnya untuk mencintai Kristus, bersemangat

seperti Kristus, agar dengan demikian orang yang dilayani akan mampu melihat

wajah Kristus dalam diri orang yang melayani mereka (Van Lierop P.J., 1994:6-

8).

2. Konteks sebagai tempat pertemuan dengan Allah

Vinsensius de Paul memperlihatkan bahwa Allah dapat ditemukan melalui

situasi yang dialami. Hal tersebut telah diperlihatkan ketika ia masih hidup, yang

mana Vinsensius de Paul melihat Allah melalui kaum miskin yang terlantar, bayi-

bayi yang dibuang, anak-anak yatim piatu yang mengembara di Negeri Perancis.

Ia mengatakan kepada para pengikutnya bahwa tempat mencari Allah adalah

hidup sehari-hari, terutama bila bertemu dengan kaum kecil dan miskin, dalam

membagi-bagikan cinta kasih kepada mereka. Bagi Vinsensius de Paul, melayani

kaum kecil pada pokoknya tidak berbeda dengan berdoa di kapel. Pada suatu

kesempatan ia mengatakan kepada para suster Putri Kasih untuk meninggalkan

Page 73: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

55

Allah demi Allah yang berarti: harus ke luar dari kapel kalau dipanggil oleh

seorang miskin, karena pada saat itu kita meninggalkan Allah yang dihayati dalam

doa, untuk bertemu dengan Allah yang hadir dalam orang kecil (Van Lierop P.J.,

1994:8-9).

3. Misteri kehadiran Kristus dalam diri kaum miskin

Vinsensius de Paul memperlihatkan bahwa Kristus datang untuk

mewartakan Kabar Gembira bagi kaum miskin, dan pewartaan itu menyangkut

orang-orang miskin yang konkrit dalam suatu keadaan yang kongkrit, yang harus

dilayani dengan nyata dan praktis. Relasi dengan orang miskin adalah sekaligus

relasi dengan Kristus karena Dia hadir dalam diri orang miskin. Dalam suatu

kesempatan Vinsensius de Paul berkata kepada para pengikutnya:

Kamu harus yakin bahwa tidak ada rugi bagi kamu, bila kamu harus meniggalkan acara doa atau Perayaan Ekaristi untuk mengunjungi orang-orang miskin, karena kamulah yang mengunjungi Allah, bila kamu melayani kaum miskin. Dalam diri orang miskin harus kamu melihat Allah.

Dari hal tersebut di atas mau diperlihatkan bahwa dalam melakukan karya

perutusan bagi kaum miskin, pengikut Vinsensius de Paul, harus mampu melihat

kehadiran Allah dalam diri orang yang dilayani, sehingga dengan demikian ia

akan mampu memberikan cinta yang afektif (yang sungguh dirasakan) sekaligus

cinta yang efektif (hasilnya maksimal). Vinsensius de Paul juga menekankan

pentingnya kelembutan dan kehangatan dalam berrelasi dengan kaum miskin

karena mereka adalah tuan, majikan dan saudara bagi kita (Van Lierop P.J.,

1994:9-11).

Page 74: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

56

4. Injil

Bagi Vinsensius de Paul, hidup dan pengalaman selalu nomor satu,

kemudian teorinya. Ia tertarik oleh Yesus yang dahulu berbuat sesuatu, baru

kemudian memberikan pewartaannya, sehingga Vinsensius de Paul dalam

hidupnya mencoba mengobservasi reaksi-reaksi, perbuatan-perbuatan dan kata-

kata Yesus dan ia juga membandingkan hal-hal yang dialaminya dengan

peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan Injil. Ada dua teks Injil yang sangat

menarik bagi Vinsensius de Paul yakni, teks dari Injil Lukas 4:18-19: “Roh

Tuhan ada padaKu, oleh sebab itu Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan

kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk

memberitakan pembebasan bagi orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi

orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk

memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”. Dan Injil Matius 25:40 : “Dan

raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, segala

sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang yang dari saudara-Ku yang paling

hina ini, kamu telah melakukan untuk Aku”. Dengan kedua teks tersebut mau

diperlihatkan bahwa panggilan keluarga Vinsensian adalah mewartakan Yesus

Kristus kepada kaum miskin dan mengatakan kepada mereka bahwa Kerajaan

Allah sudah dekat (Van Lierop P.J., 1994:12).

5. Doa dan Perbuatan

Doa dan perbuatan dalam Spiritualitas St.Vinsensius de Paul sangat

dijunjung tinggi. Ia memperlihatkan kepada para pengikutnya bahwa seseorang

Page 75: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

57

yang tahu berdoa akan mampu untuk berbuat segala-galanya dan ia akan mampu

hidup dalam hadirat-Nya sepanjang hari. Dalam sebuah kesempatan Vinsensius

berkata kepada para pengikutnya:

Kalian dan saya harus merencanakan untuk bermeditasi setiap hari. Setiap hari kita harus berdoa. Kalau mungkin, saya mau katakan bahwa sebaiknya doamu tidak berhenti, melainkan berjalan terus, artinya: tetap kamu hidup dalam hubungan dengan Tuhan. Barangkali kamu akan mengatakan: doa itu mengganggu saya untuk menyiapkan obat dan mengunjungi kaum miskin. Doa itu tidak mengganggu kamu untuk berbuat itu, karena dalam batinmu kamu tinggal bersama Tuhan dan dapat kamu berbicara dengan-Nya.

Doa bagi Vinsensius de Paul bukan sekedar duduk di kapel pada jam doa

yang telah disediakan, melainkan dapat dilanjutkan dalam kegiatan harian yang

dilaksanakan. Lewat doa yang dilakukan dengan tekun akan mampu menemukan

diri, belajar mendengarkan, melihat dan mendapat kekuatan yang baru untuk

berani berbuat sesuatu. Berdoa menurut gaya Vinsensius de Paul, selalu

berhubungan dengan aksi yang konkrit bagi kaum miskin dan kecil (Van Lierop

P.J., 1994:13-18).

D. St.Vinsensius de Paul berhadapan dengan kaum miskin

Kehidupan Vinsensius de Paul tidak terlepas dari kaum miskin. Baginya

kaum miskin adalah saudara dan majikan yang perlu dilayani dan dibantu, karena

di dalam diri merekalah hadir wajah Kristus yang miskin dan menderita. Dalam

pembahasan ini akan dibagi dalam enam bagian, untuk semakin melihat

bagaimana sikap Vinsensius de Paul kepada orang miskin, dan apa yang menjadi

harapan Vinsensius de Paul bagi pengikutnya.

Page 76: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

58

1. Kategori Kaum Miskin

Vinsensius de Paul membagi kaum miskin ke dalam 8 kategori: orang-

orang jelata yang terlantar, kaum muda yang miskin yang butuh pelajaran, kaum

miskin yang sakit dan terlantar, orang miskin yang tolol, orang-orang cacat badan,

kaum petani yang miskin, kaum tertindas yang miskin dan budak yang miskin.

Orang-orang jelata yang terlantar adalah bayi-bayi, dan anak-anak yang

ditinggalkan oleh ayah dan ibu mereka. Vinsensius de Paul, melihat bahwa bayi-

bayi ini secara khusus adalah milik Tuhan, dan mereka adalah jiwa-jiwa yang

berakal budi yang diciptakan Allah, kehadiran mereka mencerminkan citra Yesus

Kristus sendiri yang adalah Tuhan telah menderita, sengsara ketika berada dalam

kandungan ibu-Nya, selama perjalanan Santa Maria sebelum melahirkan Yesus;

Yesus Kristus yang diungsikan ke Mesir; Yesus Kristus yang menderita

kemiskinan, sengsara, fitnah dan dianiaya, dipersalahkan karena kesalahan dan

dosa-dosa manusia. Bagi Vinsensius de Paul, orang seperti itulah yang perlu

dilayani dengan menjadi ibu yang ramah dan penuh belaskasih kepada mereka,

sehingga bayi-bayi, dan anak-anak malang tersebut boleh merasakan kehangatan

dan cinta.

Kategori kaum miskin yang kedua bagi Vinsensius de Paul adalah kaum

muda miskin yang membutuhkan pelajaran. Para pengikut Vinsensius de Paul

diharapkan dapat mengajari anak-anak di sekolah agar takwa dan mencintai

Tuhan, oleh karena itu Vinsensius de Paul mengharapkan agar para suster

membekali diri dengan belajar dan membaca buku-buku sebagai bekal

pengetahuan yang dapat diberikan kepada anak-anak miskin yang akan dididik.

Page 77: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

59

Kategori kaum miskin yang ketiga bagi Vinsensius de Paul adalah kaum

miskin yang sakit dan terlantar. Ia mengingatkan para Suster Putri Kasih

mengenai tujuan yang harus dimiliki, yang juga telah diutarakan oleh Tuhan yakni

dipanggil untuk melayani orang-orang sakit, miskin dan memperbaiki apa yang

hendak dirusak oleh orang-orang yang berusah mencabut nyawa orang-orang yang

sakit dan terlantar itu. Vinsensius de Paul juga mengharapkan agar para

pengikutnya mempunyai semangat yang tulus dan kesiapsediaan dalam melayani

mereka.

Kategori kaum miskin yang ketiga adalah orang miskin yang tolol.

Vinsensius de Paul melihat bahwa orang miskin yang tolol adalah orang yang

sedih, orang yang tak berdaya, orang yang tidak berhasil dalam hidup, dan

pribadi-pribadi yang tidak tahu menghargai pelayanan orang lain. Bagi Vinsensius

de Paul, mereka adalah orang-orang yang perlu dilayani, karena dengan melayani

mereka, akan dapat dilihat dan diraba betapa besar dan aneka ragam derita

manusia, dan hal itu perlu ditanggapi dengan pemberian diri yang total dalam

melayani mereka.

Orang-orang cacat badan merupakan kategori kaum miskin yang keempat.

Para pengikut Vinsensius de Paul dipanggil untuk menaruh hormat khusus kepada

mereka, dan melihat dalam diri mereka adanya seorang artis yang agung, dan

merupakan “coretan” yang belum selesai dari “pelukis” termashur, oleh karena

itu, para pengikut Vinsensius de Paul dipanggil untuk melayani, sehingga mereka

bisa mengalami kasih Tuhan yang menyelamatkan.

Page 78: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

60

Kategori kaum miskin yang kelima adalah kaum petani yang miskin.

Vinsensius de Paul sangat mengharapkan kepada para susternya untuk bersedia

hidup dan bekerja di daerah pedalaman, karena di daerah tersebutlah akan

dijumpai kaum petani yang miskin, dengan alasan bahwa di kota sudah banyak

para suster yang tinggal dan berkarya. Selain kelima kategori kaum miskin yang

telah dipaparkan di atas, ada dua kategori kaum miskin lagi yakni: kaum tertindas

yang miskin dan budak yang miskin. Vinsensius de Paul mengharapkan kepada

para imam-imam Lasaris yang ditugaskan dalam melayani mereka, agar

memperhatikan kebutuhan jasmani orang yang dilayani, mengunjungi, menolong

yang hampir mati, dan mendengarkan pengakuan dosa. Vinsensius de Paul

berharap, agar kaum miskin yang dilayani, dapat merasakan kehadiran Allah

sebagai sumber suka cita. Ia juga berharap kepada para pengikutnya agar

mempunyai devosi yang khusus kepada Rahasia Penyelamatan, sehingga dengan

demikian akan mampu melayani mereka dengan penuh cinta dan belaskasih

(Tondowidjojo, 1984:30-40).

2. Pelayanan terhadap Kaum Miskin harus diutamakan

Bagi Vinsensius de Paul, pelayanan kepada kaum miskin harus

diutamakan dan mendapat tempat di atas segalanya. Vinsensius de Paul lebih

menghadirkan Yesus yang hidup dan berkarya bagi kaum miskin, dari pada Yesus

yang berdoa dan mengajar. Kristus ditemukan dalam diri orang miskin yang

dilayani. Vinsensius de Paul juga mengharapkan bahwa para pengikutnya tidak

melalaikan waktu doa yang telah dipersiapkan, melainkan ketika kembali dari

Page 79: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

61

melayani orang miskin, segera memberikan waktu untuk berdoa dan bacaan

rohani, sehingga dengan demikian para suster segera memperoleh kekuatan dan

bisa memperhatikan keselamatan abadinya sendiri. Ia juga mengharapkan kepada

para pengikutnya agar cinta kasih yang diamalkan dengan baik, selalu disertai

dengan ketaatan, bila tidak bukanlah cinta kasih. Hal tersebut diperlihatkan

dengan contoh konkrit: “jika anda menolong seorang sakit, dan tidak ada

persetujuan dari orang yang berhak memberinya, bukanlah cinta kasih meskipun

tampaknya juga memberi pelayanan kepada mereka” (Tondowidjojo, 1984:24-

27).

3. Alasan melayani Kaum Miskin

Mencintai dan melayani kaum miskin adalah sikap khas dari Vinsensius de

Paul. Beberapa alasan yang diungkapkan Vinsensius de Paul, mengapa para

pengikutnya harus melayani kaum miskin:

a. Kaum miskin adalah raja dan penguasa kita, karena Tuhan kita berada dalam

kaum miskin. Vinsensius de Paul memperlihatkan bahwa kaum miskin

menghadirkan pribadi Tuhan yang mengatakan:

…”Lalu mereka pun akan menjawab, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?”Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Mat 25:40 ).

b. Melayani kaum miskin berarti melanjutkan perutusan Kristus sendiri di dunia.

c. Tuhan melindungi secara materiil mereka yang mencintai kaum miskin. Artinya

bahwa Kristus mencintai kaum miskin dan sebagai konsekwensinya Ia pun

Page 80: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

62

mencintai mereka yang mencintai kaum miskin.

d. Tak ada kesenangan yang bisa dibandingkan dengan pelayanan terhadap kaum

miskin. Hal tersebut diungkapkan Vinsensius de Paul, dari pengalaman

pribadinya, yang mengakui bahwa belum ada rasa suka cita yang begitu besar

seperti bila mendapat kesempatan melayani kaum miskin.

e. Tuhan akan menghapus rasa takut mati pada mereka yang telah mengamalkan

cinta kasih terhadap kaum miskin.

f. Cinta kasih terhadap kaum miskin mengandung jasa yang tak terhingga bagi

Tuhan dan ini dapat disamakan dengan kematian suci. Bagi Vinsensius de

Paul, pelayanan kepada kaum miskin dapat juga disebut dengan martir cinta

kasih, yang walau pun tidak menumpahkan darah, tetapi telah menghabiskan

hidup demi pelayanan kepada kaum miskin.

Dari alasan tersebut di atas diperlihatkan oleh Vinsensius de Paul, bahwa

pelayanan kepada kaum miskin merupakan pelayanan yang sangat luhur dan tiada

yang dapat menandingi pelayanan ini. Ia juga mengungkapkan bahwa pelayanan

kepada kaum miskin merupakan ungkapan kesucian dari agama kita, oleh karena

itu ia mengharapkan agar para pengikutnya melakukan pelayanan kepada kaum

miskin dengan meneladan Yesus Kristus, yang dekat dan mencintai kaum miskin

dengan kasih yang tulus (Tondowidjojo, 1984:10-21).

4. Kunjungan terhadap Orang Miskin

Kunjungan terhadap orang miskin adalah salah satu kegiatan yang

dianjurkan oleh Vinsensius de Paul kepada para pengikutnya. Vinsensius de Paul

Page 81: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

63

melihat bahwa kegiatan ini sangat penting dilakukan karena dengan mengunjungi

orang miskin, akan sekaligus mengunjungi Tuhan yang hadir dalam diri orang

miskin dan dapat bekerjasama dengan Yesus Kristus demi keselamatan jiwa kaum

miskin. Ia berharap dengan mengujungi mereka kita akan mampu menyemangati

dan menguatkan mereka agar dapat menerima penderitaan yang dialaminya dan

satu peringatan dari Vinsensius de Paul kepada para pengikutnya untuk tidak

mengejek dan melontarkan kata-kata kasar kepada mereka.

Perasaan yang peka dan cinta yang penuh belaskasih sangat diharapkan

oleh kaum miskin, oleh karena itu Vinsensius de Paul mengharapkan kepada para

suster untuk berdoa dahulu sebelum berangkat mengunjungi orang miskin, agar

mendapat kekuatan dalam bersikap dan melayani mereka. Dalam mengunjungi

mereka, diusahakan agar orang yang dikunjungi menaruh pasrah ke pada Tuhan

dan dapat menjalankan hidup dengan baik di dunia ini (Tondowidjojo, 1984:42-

48).

5. Cara Menyediakan Kebutuhan Materiil bagi Kaum Miskin

Bagi Vinsensius de Paul, melayani orang miskin tidak harus mempunyai

uang yang banyak, melainkan mempunyai hati yang tulus. Pemberian sedikit

sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Pada suatu kesempatan ia

menasihati para suster Putri Kasih agar tidak meminta dan menerima uang atau

hadiah dari kaum miskin, tetapi memberikan kepada mereka apa yang sebenarnya

menjadi hak mereka.

Page 82: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

64

Vinsensius de Paul juga mengharapkan agar para suster Putri Kasih

mengusahakan pekerjaan dan memberikan ketrampilan menjahit atau memasak

bagi kaum miskin yang masih sehat dan kuat, sehingga mereka terbantu

mendapatkan pekerjaan yang layak. Selain itu, Vinsensius de Paul juga

menasihati para suster agar berlaku jujur, teliti dan adil dalam mengelola uang

untuk kaum miskin. Jika terjadi bahwa seorang suster mengambil uang kaum

miskin untuk kepentingan pribadi, berarti ia telah melakukan dosa besar, dan

lebih baik ia dikeluarkan, karena mengotori citra Tarekat Cinta Kasih

(Tondowidjojo, 1984:50-60).

6. Beberapa saran untuk memelihara semangat dasar dalam melayani Kaum

Miskin

Kelangsungan hidup sebuah karya membutuhkan suatu komitmen dan

semangat dasar yang harus dihidupi. Hal tersebut merupakan suatu pemikiran jitu

yang diberikan Vinsensius de Paul kepada para pengikutnya. Ia memberikan tiga

saran kepada para pengikutnya agar dapat memelihara semangat dasar dalam

melayani kaum miskin.

a. Berusaha hidup sebagai abdi-abdi yang benar dari Tuhan dengan bekerja secara

kontinu untuk kemajuan hidup rohani pribadi.

b. Tidak mau mencakup terlalu banyak pekerjaan yang baik sekaligus

c. Mencari orang lain yang meneruskan karya cinta kasih bila kita kekurangan.

Ketiga semangat dasar di atas yang harus dihidupi dan dilaksanakan oleh

para pengikut Vinsensius de Paul. Kemauan yang keras dan ketekunan untuk

Page 83: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

65

bekerja bagi hidup rohani dan hidup dengan sempurna mungkin, merupakan suatu

semangat dasar untuk tetap betahan dan berkenan kepada Tuhan yang telah

memanggil untuk karya pelayanan yang luhur ini. Vinsensius de Paul juga

menasihati para suster Putri Kasih untuk memiliki iman yang teguh, sehingga

tidak cepat tergoda oleh tawaran duniawi yang menjauhkan diri dari Tuhan.

Suatu cara lain untuk mempetahankan Tarekat adalah membatasi kegiatan

kerja. Sebab ada pepatah yang mengatakan bahwa siapa mencakup pekerjaan

terlalu banyak, ia tak memetik sesuatupun. Orang tak dapat menemukan sesuatu

jika terlalu banyak yang dicari, semuanya akan sia-sia dan perlu

mempertimbangkan segala sesuatu sebelum diputuskan. Vinsensius de Paul

sangat menghargai proses, yang dijalankan dengan penuh ketekunan. Agar kaya

pelayanan yang telah dibuka dapat dilanjutkan, perlu mencari para penerus

Tarekat, hal ini telah dipikirkan oleh Vinsensius de Paul ketika ia masih hidup dan

berkarya (Tondowidjojo, 1984:74-79).

Page 84: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

66

BAB IV

USULAN PROGRAM RETRET DENGAN TEMA

”SPIRITUALITAS ST VINSENSIUS DE PAUL BAGI

PARA SUSTER SCMM”

Kongregasi SCMM adalah kongregasi yang didirikan oleh Mgr.Joannes

Zwijsen. Pendiri sangat terinspirasi terhadap St.Vinsensius de Paul sehingga

dalam perjalanan waktu, ia mengangkat St.Vinsensius de Paul, sebagai pelindung

karya amal bagi kongregasi dengan harapan, bahwa para suster SCMM akan

meneladani St.Vinsensius de Paul dalam melayani kaum miskin. Bagi orang yang

mau berkembang tidak ada kata terlambat. Saat ini para suster SCMM, diajak

untuk kembali ke semangat awal pendiri. Sebagai bahan guna membantu para

suster SCMM agar semakin memaksimalkan pelayanan kepada kaum miskin,

maka pada bab IV ini akan disajikan program retret yang bertemakan

“Spiritualitas St.Vinsensius de Paul bagi para suster SCMM”, dan akan dijabarkan

dalam lima bagian: latar belakang penyusunan program retret, alasan pemilihan

tema retret, rumusan tema dan tujuan retret, program retret bagi para suster

SCMM, catatan untuk pelaksanaan program dan contoh persiapan retret.

Sebelum membahas lebih jauh program retret bagi para suster SCMM,

akan dibahas terlebih dahulu pengertian dan tujuan retret. Kata retret berasal dari

kata Prancis la retraite yang berarti pengunduran diri, menyendiri, menyepi,

menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari, meninggalkan dunia ramai. Dalam

bahasa Indonesia retret disebut dengan nama khalwat yang artinya mengasingkan

Page 85: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

67

diri ketempat yang sunyi. Ada empat macam retret: retret dikhotbahkan (preached

retreat), retret setengah terbimbing (semi directed retreat), retret terbimbing

penuh (directed retreat), dan retret terbimbing pribadi (individually guided

retreat). Salah satu dari keempat macam rertret ini dipilih sesuai dengan situasi

dan keinginan calon peserta retret. Adapun tujuan utama retret adalah, terjadinya

perubahan hidup. Untuk mencapai perubahan hidup yang diinginkan, ada dua

pihak yang bekerja yakni pribadi yang akan mengikuti retret dan rahmat Allah

sendiri. Melalui retret manusia membiarkan Allah untuk berkarya dalam dirinya

dan berusaha untuk melatih kepekaan terhadap karya Allah yang mengalir dalam

diri, sesama dan alam ciptaan (Mangunhardjana.A.M, 1984: 7-12).

A. Latar Belakang Program Retret

Program retret ini disusun guna menanggapi keprihatinan penulis atas

suatu keadaan, di mana banyak suster SCMM kurang mengenal St.Vinsensius de

Paul yang oleh pendiri telah diangkatnya sebagai pelindung kedua kongregasi

sekaligus pelindung karya kongregasi. Kekurang pengenalan para suster SCMM

akan Spiritualitas St.Vinsensius de Paul membawa kesan kurangnya pelayanan

yang maksimal oleh para suster SCMM dalam melayani kaum miskin. Program

retret yang dibuat ini, diharapkan para suster mengenal lebih dekat, pribadi yang

menjadi inspirasi serta panutan mereka dalam melayani kaum miskin dan

melaksanakan karya yang ditangani.

Program retret dipilih sebagai salah satu rangkaian kegiatan yang dapat

menggugah hati para suster SCMM untuk kembali ke semangat awal pendiri yang

Page 86: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

68

mengangkat St.Vinsensius de Paul sebagai pelindung karya amal kongregasi.

Retret ini akan dilaksanakan pada saat libur sekolah, mengingat sebagian besar

para suster SCMM berkarya di sekolah. Agar retret bagi para suster SCMM dapat

terlaksana dengan baik, diperlukan program yang terarah dan jelas, sehingga

membawa para suster SCMM untuk semakin memahami dan menghayati

Spiritualitas St.Vinsensius de Paul dalam hidup dan karya mereka melayani kaum

miskin.

Pesta yubelium yang dirayakan bulan September pada tahun 2010 sebagai

peringatan 350 tahun wafatnya St.Vinsensius de Paul, memberi inspirasi kepada

penulis untuk memanfaatkan momentum yang baik guna menyumbangkan materi

retret ini kepada para suster SCMM dengan tujuan, agar para suster SCMM

semakin mengenal St.Vinsensius de Paul, dan mampu menjadikannya sebagai

panutan dan teladan bagi hidup dan karya para suster SCMM dalam melayani

kaum miskin.

B. Alasan Pemilihan Tema

Tema umum yang akan diangkat dalam usulan program ini adalah

“Menghayati spiritualitas St.Vinsensius de Paul demi terwujudnya pelayanan

yang maksimal bagi kaum miskin”. Adapun tujuannya adalah: “membantu para

suster SCMM untuk semakin bertumbuh dan berkembang dalam pemahaman

serta penghayatan akan spiritualitas St.Vinsensius de Paul dan mampu

mengusahakan terwujudnya pelayanan yang maksimal bagi kaum miskin. Tema

umum ini penulis angkat mengingat keprihatinan yang timbul, karena banyaknya

Page 87: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

69

suster SCMM yang kurang memahami Spiritualitas St.Vinsensius de Paul,

padahal pendiri kongregasi SCMM mengangkatnya sebagai pelindung karya amal

kongregasi. Ketidaktahuan ini menimbulkan kurang maksimalnya pelayanan bagi

kaum miskin dan cara pelayanan para suster yang kurang menampilkan cinta yang

berbelaskasih, khususnya dalam melayani kaum miskin. Berdasarkan tema yang

akan dijabarkan dalam retret, diharapkan para suster SCMM semakin memahami

dan menghayati Spiritualitas St.Vinsensius de Paul, sehingga pelayanan mereka

yang maksimal terhadap kaum miskin juga semakin terwujud.

Tema umum ini akan dijabarkan dalam enam tema yaitu: Siapakah

St.Vinsensius de Paul bagi kongregasi SCMM; Panggilan dan perutusan para

suster SCMM; Menimba semangat dari “Bapak Kaum Miskin “ St.Vinsensius de

Paul”; Siapakah kaum miskin bagi St.Vinsensius de Paul; Cinta yang kreatif

mengalir dalam pelayanan pada orang miskin (mengalami pekerjaan tangan

bersama Allah); Setia pada perutusan, kapan dan di manapun! Keenam tema ini

dipilih berdasarkan keprihatinan yang dirasa penulis sebagai suster SCMM.

Diharapkan, tema-tema tersebut di atas akan bisa membawa para suster SCMM

untuk mengenal hidup dan semangat St.Vinsensius de Paul, sehingga

memampukan mereka untuk semakin memaksimalkan pelayanan kepada kaum

miskin, sesuai dengan tujuan didirikannya Kongregasi SCMM.

Page 88: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

70

C. Rumusan Tema dan Tujuan Retret

Tema Umum : Menghayati spiritualitas St.Vinsensius de Paul demi terwujud-

nya pelayanan maksimal bagi kaum miskin.

Tujuan Umum : Membantu para suster SCMM untuk semakin bertumbuh dan

berkembang dalam pemahaman serta penghayatan akan

spiritualitas St.Vinsensius de Paul dan mampu mengusahakan

terwujudnya pelayanan yang maksimal bagi kaum miskin.

Tema I : Mengenal St.Vinsensius de Paul sebagai pelindung karya amal

kongregasi SCMM.

Tujuan I : Membantu para suster SCMM untuk semakin mengenal

peranan tokoh St.Vinsensius de Paul, sebagai pelindung karya

amal kongregasi, sehingga mereka tertarik untuk lebih

mengenalnya.

Tema II : Panggilan dan perutusanku sebagai suster SCMM

Tujuan II : Membantu para peserta untuk menyegarkan motivasi mereka

menjadi suster SCMM dengan kembali merefleksikan

panggilan hidup yang telah dipilih dan karya perutusan yang

telah dilakukan selama ini.

Tema III : Menimba semangat dari “Bapak Kaum Miskin” St.Vinsensius

de Paul.

Tujuan III : Membantu para suster SCMM untuk semakin mengenal hidup

dan menimba semangat dari St.Vinsensius de Paul dalam

melayani kaum miskin sehingga makin terinspirasi dan

Page 89: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

71

termotivasi untuk meneladannya.

Tema IV : Siapakah kaum miskin bagi St.Vinsensius de Paul

Tujuan IV :Membantu para suster SCMM untuk semakin mengenal

pelayanan St.Vinsensius de Paul kepada kaum miskin,

sehingga makin tergugah pula untuk memaksimalkan

pelayanan mereka bagi kaum miskin.

Tema V : Cinta yang kreatif dalam pelayanan kepada orang

miskin (mengalami kerja tangan bersama Allah).

Tujuan V : Membantu para suster SCMM untuk ikut merasakan dan

mengalami, apa yang dialami oleh kaum miskin, agar lebih

peduli pada penderitaan kaum miskin.

Tema VI : Setia pada perutusan, kapan dan di manapun!

Tujuan VI : Membantu para suster SCMM untuk taat dan setia terhadap

perutusan yang diberikan oleh kongregasi, kapan dan di mana

pun.

Page 90: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

72

D. Program Retret Bagi Para Suster SCMM

Tema Umum : Menghayati Spiritualitas St.Vinsensius de Paul demi terwujudnya pelayanan maksimal bagi kaum miskin.

Tujuan Umum : Membantu para suster SCMM untuk semakin bertumbuh dan berkembang dalam pemahaman serta penghayatan

akan spiritualitas St.Vinsensius de Paul sehingga makin termotivasi untuk mengusahakan terwujudnya pelayanan

yang maksimal bagi kaum miskin.

No Tema Tujuan Tema Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1.

Mengenal St.Vinsensius de Paul sebagai pelindung karya amal kongregasi SCMM.

Membantu para suster SCMM untuk semakin mengenal peranan tokoh St.Vinsensius de Paul, sebagai pelindung karya amal kongregasi, sehingga mereka tertarik untuk lebih mengenalnya.

- Ciri khas dan tujuan kongregasi

- Visi, misi kongregasi

- Peranan St.Vinsensius de Paul bagi kongregasi SCMM

- Ceramah - Hening - Refleksi - Tanya jawab

- Buku Konstitusi SCMM

- Buku Mawar Altar

- Laptop - LCD - Gitar - Pertanyaan

untuk refleksi pribadi

- Konstitusi SCMM, 1989: art. 1-20

- TPP SCMM Periode 2001-2006. Pedoman Dasar Pembinaan SCMM. Pematang Siantar: TPP SCMM, 2002.

- Blommestijn, Hein & Jos Huls, 1995:13-17

- Buku Mawar Altar

Page 91: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

73

No Tema Tujuan Tema Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2.

Panggilan dan perutusanku sebagai suster SCMM

Membantu para

peserta untuk

menyegarkan

motivasi mereka

menjadi suster

SCMM dengan

kembali

merefleksikan

panggilan hidup

yang telah dipilih

dan karya perutusan

yang telah dilakukan

selama ini.

- Potret hidup dan karya SCMM

- Keprihatinan yang muncul dalam hidup dan karya para suster SCMM berhubungan dengan pelayanan pada kaum miskin

- Matius 10:1-8 (panggilan dan perutusan)

- Konstitusi art.18-21 (panggilan dan perutusan masing-masing suster)

Menggunakan

katekese umat

model SCP

- Penyajian

kisah hidup

dan karya

para Sr.

SCMM

- Hening

- Refleksi

- Sharing

- Pleno

- Mermbaca

Kitab Suci

- Teks Matius 10:1-8

- Buku Konstitusi SCMM

- Buku “Mawar Altar”

- Laptop

- LCD

- Gitar

- Alat tulis dan kertas

- Matius 10:7-15 - DPP SCMM

Indonesia, Butir-butir Penting Hari Provinsi SCMM Indonesia Tahun 2009, Medan: DPP SCMM, 2009.

- Konstitusi SCMM, 1989: art. 18-21

- J.J de Heer, Tafsir Alkitab Injil Matius. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1982.

- Madah Bakti.

Page 92: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

74

No Tema Tujuan Tema Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 3.

Menimba

semangat dari

”Bapak Kaum

Miskin”

St.Vinsensius

de Paul

Membantu para

suster SCMM untuk

semakin mengenal

hidup dan menimba

semangatnya dalam

melayani kaum

miskin, sehingga

makin termotivasi

untuk meneladannya.

- Film

“St.Vinsensius

de Paul”

- Tiga keutamaan

St.Vinsensius

de Paul

- Lima dasar

pokok

Spiritualitas

St.Vinsensius

de Paul

- Nonton Film

- Ceramah

- Hening

- Refleksi

- Tanya jawab

- Diskusi

- Pleno

- Mermbaca dan mendalami ayat Kitab Suci

- Kaset DVD - Hand out - Buku MA

- Laptop

- LCD

- Gitar

- Andre De Veer, Ziarah Depaul, CMM-SCMM tahun 2001, Yogyakarta, DPU CMM 2001

- Bernard Pujo, Vinsensius de Paul Sang Pelopor, Medan, Bina Media Perintis 2007.

- Antonius Sad Budianto, Ia membuat Segalanya Menjadi Baik, Berjalan Bersama Santo Vinsensius de Paul, Malang, Lumen Christi, 2009.

- John Tondowidjojo, St.Vinsensius de Paul Pengikut Pembawa Khabar Gembira

Page 93: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

75

kepada kaum miskin, Surabaya, Sanggar Bina Tama 1987.

- P.J Van Lierop, Dibimbing oleh St.Vinsensius a Paulo dalam semangat Belaskasih. Tomohon, Komisi Spiritualitas CMM Indonesia 1996.

- Seminari Tinggi CM, Serikat Kecil Pustaka, Malang, Dioma (1994 edisi September-Desember)

Page 94: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

76

No Tema Tujuan Tema Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 4.

Siapakah kaum miskin bagi St.Vinsensius de Paul

Membantu para suster SCMM untuk semakin mengenal pelayanan St.Vinsensius de Paul kepada kaum miskin, sehingga makin tergugah pula untuk memaksimalkan pelayanan mereka bagi kaum miskin

St.Vinsensius melayani kaum miskin - Kategori kaum

miskin - Pelayanan

terhadap kaum miskin harus diutamakan

- Alasan melayani kaum miskin

- Kunjungan terhadap orang miskin

- Cara menyediakan materiil bagi kaum miskin

- Beberapa saran untuk memelihara semangat dasar dalam melayani kaum miskin

- Ceramah

- Hening

- Refleksi

- Tanya jawab

- Diskusi

- Pleno

- Hand out - Laptop - LCD

- Gitar

- Tondowidjojo, St.Vinsentius De Paul terhadap Kaum Miskin, Surabaya, Sanggar Bina Tama 1984

- Buku Mawar Altar

Page 95: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

77

No Tema Tujuan Tema Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 5. Cinta yang

kreatif dalam

pelayanan

kepada orang

miskin

(mengalami

kerja tangan

bersama Allah)

Membantu para

suster SCMM untuk

ikut merasakan dan

mengalami, apa yang

dialami oleh kaum

miskin, agar lebih

peduli pada

penderitaan kaum

miskin

- Peserta dipandu

mempersiapkan

peralatan untuk

membersihkan

rumah, halaman

dan cangkul

kebun

- Mencari ayat

Kitab Suci yang

menyentuh hati,

berkaitan dengan

solidaritas

kepada kaum

miskin seperti

Lks 4:18-19 atau

Matius 25:40 dll.

- Ceramah - Bekerja

dengan tangan sendiri

- Refleksi - Diskusi - Pleno - Membaca

Kitab Suci dan menemukan ayat-ayat yang menyentuh hati dalam melayani kaum miskin

- Peralatan untuk bekerja: cangkul, parang, sapu dll

- Alat tulis dan kertas

- Laptop - LCD - Slide Sow - Daftar

pertanyaan diskusi

- Gitar

Kitab Suci Perjanjian

Lama dan Perjanjian

Baru, Buku Mawar

Altar.

Page 96: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

78

No Tema Tujuan Tema Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

6. Setia pada

perutusan,

kapan dan di

manapun!

Membantu para

suster SCMM untuk

taat dan setia

terhadap perutusan

yang diberikan oleh

kongregasi, kapan

dan dimana pun

diutus

- Belajar dari

Karya perutusan

yang dilakukan

oleh

St.Vinsensius

selama hidupnya

: menjadi pastor

di desa Clichy,

menjadi tutor

dan Kapelan

keluarga de

Gondi

- Konstitusi Bab II

(dipanggil dan

diutus)

- Yesaya 6:1-8

- Ceramah

- Hening

- Refleksi

- Tanya jawab

- Diskusi

- Pleno

- Hand out - Teks KitaSuci

PB & PL

- Buku MA

- Laptop

- LCD

- Gitar

- Buku Konstitusi

- Antonius Sad Budianto, Ia membuat Segalanya menjadi Baik, Berjalan bersama Santo Vinsensius Depaul, Malang, Lumen Christi, 2009

- Konstitusi SCMM, art. 18-21

- Yesaya 6:1-8

Page 97: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

79

E. Catatan Untuk Pelaksanaan Program

Dalam skripsi ini penulis mengusulkan program retret bagi para suster

SCMM. Direncanakan, program ini dilaksanakan selama enam hari dalam tiga

gelombang, di wilayah masing-masing yaitu wilayah NTT, Nias dan Sumatra.

Para suster yang tidak bisa mengikuti retret di wilayah bersangkutan karena ada

halangan, dapat mengikuti retret di wilayah lain karena materi yang diberikan

sama.

Usulan program ini terdiri dari enam tema, yang akan diuraikan selama

enam hari. Satu tema untuk satu hari. Tema umum dan tema khusus sudah disusun

secara berurutan dengan demikian diharapkan dapat dilakukan secara berurutan

pula. Agar materi ini dapat tersampaikan dengan baik pada para suster SCMM,

perlu terlebih dahulu para suster formator SCMM mengenal dan memahaminya

sehingga memudahkan mereka dalam menyampaikan kepada para suter SCMM

yang lain.

Harapan dari penulis, materi retret ini dapat berguna bagi Formator

SCMM dalam membantu para suster SCMM yang mereka dampingi untuk

semakin mengenal, memahami serta menghayati Spiritualitas St.Vinsensius de

Paul, sehingga semakin maksimal pula pelayanan mereka kepada kaum miskin.

F. Contoh Persiapan Retret.

1. Persiapan Pelaksanaan Hari Pertama (I)

a. Identitas

1). Tema : Mengenal St.Vinsensius de Paul sebagai pelindung karya

Page 98: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

80

amal kongregasi SCMM.

2). Tujuan : Membantu para suster SCMM untuk semakin mengenal

peranan tokoh St.Vinsensius de Paul, sebagai pelindung

karya amal kongregasi, sehingga mereka tertarik untuk

mengenalnya.

3). Peserta : Para suster SCMM

4). Tempat : Provinsialat SCMM - Medan

5). Metode : Ceramah, hening, refleksi dan tanya jawab

6). Waktu : Januari dan Juli 2011

7). Sarana : Buku Konstitusi, Laptop, LCD, gitar, buku Mawar Altar

dan pertanyaan untuk refleksi.

8). Sumber Bahan : - Konstitusi SCMM, 1989: art. 1-20

- TPP SCMM Periode 2001-2006. Pedoman Dasar

Pembinaan SCMM. Pematang Siantar: TPP SCMM,

2002.

- Hein Blommestijn & Jos Huls, 1995:13-17

- Buku Mawar Altar

9). Jadual :

Hari Pertama (I)

04.30-05.30 : Bangun pagi, senam pagi dan mandi

05.30-06.30 : Ibadat Pagi dan Meditasi pribadi

06.30-07.15 : Perayaan Ekaristi

07.15-08.30 : Sarapan dan kegiatan pribadi

Page 99: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

81

08.30-10.00 : Sesi I

- Pengantar (Ucapan selamat datang pada peserta)

- Ciri khas dan tujuan Kongregasi

- Visi, Misi Kongregasi

- Pertanyaan Refleksi

10.00-10.30 : Minum

10.30-11.30 : Refleksi Pribadi

11.30-12.30 : Pemeriksaan batin dan Ibadat Siang

12.30-13.30 : Makan Siang

13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

15.00-15.30 : Kunjungan pada Sakramen Mahakudus

15.30-16.00 : Minum

16.00-18.00 : Sesi II

- Peranan St.Vinsensius de Paul bagi kongregasi SCMM

- Tanya jawab seputar bahan yang telah diterima

18.00-19.00 : Ibadat Sore dan Rosario

19.00-20.00 : Makan malam

20.00-21.00 : Ibadat Penutup (Completorium)

21.00-22.30 : Internalisasi pribadi (dibantu dengan Petuah- petuah

Vinsensius de Paul)

22.30 : Istirahat

Page 100: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

82

b. Pemikiran Dasar

Kongregasi SCMM adalah kongregasi yang didirikan oleh Mgr. Joannes

Zwijsen. Pendiri sangat terinspirasi oleh St.Vinsensius de Paul yang hidup pada

abad XVII yang sangat dekat dan mencintai kaum miskin. Kecintaan santo

Vinsensius de Paul kepada orang miskin menggugah hati pendiri untuk

mengangkatnya sebagai pelindung karya amal bagi kongregasi SCMM sekaligus

pelindung kedua dari kongregasi setelah Maria Bunda Berbelaskasih sebagai

pelindung utama kongregasi. Harapannya semoga para suster SCMM juga dapat

menghidupi semangat St.Vinsensius de Paul dalam hidup dan karya pelayanan

bagi kaum miskin. Karena pada kenyataannya para suster belum mengenal lebih

dalam tokoh St.Vinsensius de Paul yang oleh pendiri telah diangkat sebagai

pelindung karya amal kongregasi. Kekaburan dan ketidaktahuan ini membawa

kesan para suster kurang memaksimalkan pelayanan mereka kepada kaum miskin

sebagaimana yang menjadi tujuan dari pendirian kongregasi SCMM yang

mengutamakan mereka yang miskin dan tertindas.

Sebagai suster yang mau berkembang dalam hal keutamaan diperlukan

suatu tekad yang kuat untuk merefleksikan secara lebih bersungguh-sungguh,

hidup dan karya yang telah mereka jalani. Kekaburan dan ketidaktahuan para

suster akan tokoh St.Vinsensius de Paul mau diatasi dengan Retret Hari Pertama,

dengan melihat kembali ciri khas, tujuan serta visi dan misi kongregasi SCMM,

yang tertuang dalam Konstitusi sebagai dasar hidup bagi para suster SCMM, dan

juga pengenalan akan tokoh Vinsensius de Paul yang oleh kongregasi dijadikan

sebagai pelindung karya amal, sekaligus pelindung kedua kongregasi.

Page 101: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

83

Tema hari pertama “Mengenal St.Vinsensius de Paul sebagai pelindung

karya amal kongregasi” diuraikan dalam dua sesi dilanjutkan dengan refleksi

pribadi atas materi yang telah diterima pada hari ini dan internalisasi pribadi

dengan bantuan petuah-petuah St.Vinsensius de Paul. Retret Hari Pertama ini

diharapkan dapat membantu para suster SCMM untuk mengenal peranan tokoh

St.Vinsensius de Paul, yang diangkat oleh pendiri SCMM sebagai pelindung

karya amal kongregasi, sehingga mereka tertarik untuk meneladannya.

c. Proses Pelaksanaan

1). 04.30-05.30 : Bangun pagi, senam pagi dan mandi

Peserta dan pendamping melakukan senam pagi bersama, setelah itu

dilanjutkan dengan mandi pagi.

2). 05.30-06.30 : Ibadat pagi dan meditasi pribadi

Peserta dan pendamping melakukan ibadat pagi bersama dan dilanjutkan

dengan meditasi pribadi, sesuai dengan bacaan Injil dari penanggalan liturgi hari

yang bersangkutan.

3). 06.30-07.15 : Perayaan Ekaristi

4). 07.15-08.30 : Sarapan dan kegiatan pribadi

Peserta dan pendamping melakukan sarapan pagi. Saat sarapan

diupayakan keheningan (dengan diputarkan musik instrumental). Setelah sarapan

masing-masing melanjutkan dengan kegiatan pribadi.

Page 102: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

84

5). 08.30-10.00 : Sesi I

a). Pengantar (Ucapan selamat datang kepada peserta retret)

b). Pembahasan materi, “Ciri khas dan tujuan Kongregasi dan Visi, Misi

Kongregasi “ (Pembahasan materi ini dibantu dengan pemanfaatan power point)

Para suster yang terkakasih. Pada pembahasan ini kita akan mengingat

kembali apa yang menjadi ciri khas, tujuan, Visi dan Misi dari kongregasi kita.

Pendirian kongregasi SCMM bertujuan untuk pengudusan para anggota, yang

hidupnya bersumber pada Kristus sesuai dengan nasehat Injili, lewat pengabdian

diri dalam pelayanan “Cinta Melalui belaskasih” yang konkrit kepada sesama

manusia terutama yang kecil, lemah, miskin dan tertindas, dengan berpedoman

pada semboyan “Cinta Tanpa Pamrih” dan dalam semangat kesederhanaan dan

kesiapsediaan seturut teladan Maria, Hamba Tuhan dan Bunda Belaskasih. Hal

tersebut di atas dapat kita baca di Konstitusi artikel 12 s/d 20.

Adapun Visi dari kongregasi kita adalah Visi dasar bapak Pendiri dan Visi

Praktis Kongregasi SCMM. Visi dasar bapak Pendiri diuraikan sebagai berikut:

Semua orang, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin dan tertindas mengalami

belaskasih Allah yang membebaskan dan menyelamatkan lewat kehadiran dan

pelayanan para suster SCMM; Visi Praktis Kongregasi diuraikan dalam dua

bagian yakni: a) terbentuk pribadi-pribadi religius wanita apostolik, yang dalam

menghayati ketiga kaulnya untuk mengikuti Yesus Kristus yang berdoa dan

melayani, mampu mengamalkan cinta yang berbelaskasih kepada sesamanya

sebagai suatu panggilan pembebasan dan penyelamatan, dengan menjadikan

Maria sebagai model teladannya; b) terselenggaranya karya-karya pelayanan cinta

Page 103: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

85

kasih yang membebaskan dan menyelamatkan sesuai kebutuhan aktual Gereja dan

masyarakat setempat demi peningkatan taraf hidup dan mengangkat martabat

manusia, terutama lewat pendidikan, pembinaan, pengajaran anak-anak, wanita,

kaum muda, dengan prioritas orang kecil, lemah, miskin dan tertindas di bawah

perlindungan dan inspirasi St.Vinsensius de Paul.

Sedangkan Misi dari kongregasi kita adalah: pertama membina dan

mempersiapkan pribadi-pribadi anggota agar menjadi religius apostolik, yang

dalam mengikuti Yesus Kristus yang berdoa dan melayani, mampu menanggapi

panggilan pembebasan dan penyelamatan Allah dalam hidupnya dengan

mengamalkan cinta yang berbelaskasih serta menghayati ketiga kaul religiusnya

seturut teladan Maria dan yang kedua menyelenggarakan karya-karya pelayanan

cinta kasih yang membebaskan dan menyelamatkan sesuai kebutuhan-kebutuhan

aktual Gereja dan masyarakat setempat demi peningkatan taraf hidup dan

mengangkat martabat manusia, terutama lewat pendidikan, pembinaan dan

pengajaran anak-anak, wanita dan kaum muda, dengan prioritas orang kecil,

lemah, miskin dan tertindas di bawah perlindungan dan inspirasi St.Vinsensius de

Paul.

Para suster yang terkasih. Pada pertemuan ini kita telah melihat apa yang

menjadi ciri khas, tujuan serta visi dan misi dari kongregasi kita. Sebagai

pertanyaan refleksi bagi kita:

- Apakah kita sudah hidup sesuai dengan tujuan, misi dan visi dari

Kongregasi kita. Seandainya belum, apa yang harus kita buat?

Page 104: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

86

6). 10.00-10.30 : Minum

7). 10.30-11.30 : Refleksi Pribadi

Peserta retret melakukan refleksi pribadi dengan pertanyaan refleksi di

atas. Untuk kegiatan refleksi pribadi, peserta bebas mencari tempat yang aman

dan hening untuk dapat berefleksi.

8). 11.30-12.30 : Pemeriksaan batin dan Ibadat Siang

Peserta masuk ke kapel untuk mengadakan pemeriksaan batin,

dilanjutkan dengan ibadat siang.

9). 12.30-13.30 : Makan Siang

10). 13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

11).15.00-15.30 : Kunjungan pada Sakramen Mahakudus

Peserta dan pendamping mengadakan kunjungan sakramen Maha Kudus

di kapel.

12). 15.30-16.00 : Minum

13). 16.00-18.00 : Sesi II

a). Pembahasan materi: Peranan St.Vinsensius de Paul bagi kongregasi SCMM

Para suster yang terkasih. Pada sesi pertama kita telah disegarkan dengan

ciri khas, tujuan, visi dan misi dari kongregasi. Saat ini kita akan melihat lebih

dalam peranan St.Vinsensius de Paul bagi kongregasi SCMM. Seperti banyak

pendiri dari kongregasi yang baru pada abad ke-19. Mgr Zwijsen sebagai pendiri

Kongregasi SCMM diilhami oleh St.Vinsensius de Paul sebagai rasul orang

Page 105: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

87

miskin. Bagi pendiri SCMM, St.Vinsensius de Paul merupakan model kehidupan

religius yang cocok untuk situasi zamannya dan cocok dengan kehidupan spiritual

pendiri. Sejalan dengan itu pendiri kita mengangkat St.Vinsensius de Paul sebagai

pelindung kedua dari kongregasi SCMM. Hal ini dipaparkan secara jelas dalam

Konstitusi Suster SCMM (1989: 14) sebagai berikut:

Ia melihat Maria Bunda yang berbelaskasih sebagai pelindung kongregasi. Pendiri kita juga mempunyai hormat yang besar kepada St.Vinsensius De Paul. Santo ini yang hidup di Perancis abad ketujuh belas, merupakan pembela dan pendukung kaum miskin. Ia mendirikan Kongregasi Puteri-puteri Kasih pertama di Paris. Dengan alasan ini pendiri kita menjadikan St.Vinsensius sebagai pelindung kedua kongregasi kita dan pelindung karya-karya kita.

Sebagaimana dijelaskan dalam artikel di atas, bahwa St.Vinsensius de Paul

mempunyai tempat yang istimewa sebagai pelindung kedua kongregasi dan

pelindung karya-karya para suster SCMM, dengan demikian, kita-pun harus

mengetahui hidup dan semangat yang dihidupi oleh St.Vinsensius de Paul. Untuk

lebih mengenalnya kita perlu banyak membaca riwayat hidup dan petuah-petuah

St.Vinsensius de Paul, dan saat retret ini kita diajak untuk mengenal lebih dalam

siapa dan bagaimana semangat St.Vinsensius de Paul, yang oleh bapak pendiri

SCMM telah diangkat sebagai pelindung kedua kongregasi dan pelindung karya-

karya para suster SCMM. Semoga retret hari pertama ini menggugah hati kita

untuk semakin mengenal St.Vinsensius de Paul dalam hidup dan karya mereka.

b). Tanya jawab seputar bahan yang telah diterima

Para suster yang terkasih, pada kesempatan ini saya persilakan para suster

untuk bertanya, memberi tanggapan atau menambah apa yang telah saya berikan,

Page 106: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

88

sehingga kita semakin diperkaya dan mendapat bekal yang penting untuk masa

depan kita. (Setelah itu pendamping memberikan rangkuman atas tanggapan

peserta selama pertemuan retret hari pertama).

14). 18.00-19.00 : Ibadat Sore dan Rosario

15). 19.00-20.00 : Makan malam

16). 20.00-21.00 : Ibadat Penutup (Completorium)

17). 21.00-22.30 : Internalisasi pribadi (dibantu dengan Petuah-

petuahVinsensius de Paul)

Pada kesempatan ini peserta retret mengadakan internalisasi pribadi

dibantu dengan petuah-petuah Vinsensius de Paul yang sudah dibagikan kepada

peserta retret.

18). 22.30 : Istirahat

2. Persiapan Pelaksanaan Hari Kedua (II)

a. Identitas

1). Tema : Panggilan dan perutusanku sebagai suster SCMM

2). Tujuan : Membantu para peserta untuk menyegarkan motivasi

mereka menjadi suster SCMM dengan kembali

merefleksikan tujuan panggilan hidup yang telah dipilih

dan melihat kembali perjalanan panggilan dan karya

perutusan yang telah dilakukan selama ini.

3). Peserta : Para suster SCMM

4). Tempat : Provinsialat SCMM-Medan

Page 107: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

89

5). Metode : Penyajian kisah hidup dan karya para suster SCMM,

hening, refleksi, sharing, pleno, membaca Kitab Suci.

6). Model : SCP (Shared Christian Praxis)

7). Waktu : Januari dan Juli 2011

8). Sarana : Teks Matius 10:7-15, buku Konstitusi SCMM, buku

Madah Bakti, laptop, LCD, gitar, alat tulis dan kertas

9). Sumber Bahan : - Matius 10:7-15

-DPP SCMM Indonesia, Butir-butir Penting Hari Provinsi

SCMM Indonesia Tahun 2009, Medan:DPP SCMM, 2009

- Konstitusi SCMM, 1989: art. 18-21

- J.J de Heer, Tafsiran Alkitab Injil Matius.

Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1982.

- Buku Madah Bakti

10). Jadual :

Hari Kedua (II)

04.30-05.30 : Bangun pagi, senam pagi dan mandi

05.30-06.30 : Ibadat Pagi dan Meditasi pribadi

06.30-07.15 : Perayaan Ekaristi

07.15-08.30 : Sarapan dan kegiatan pribadi

08.30-11.00 : Langkah I dan II

11.00-11.30 : Minum

11.30-12.30 : Pemeriksaan batin dan Ibadat Siang

12.30-13.30 : Makan Siang

Page 108: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

90

13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

15.00-15.30 : Kunjungan Sakramen Mahakudus

15.30-16.00 : Minum

16.00-18.00 : Langkah III, IV dan V

18.00-19.00 : Ibadat Sore dan Rosario

19.00-20.00 : Makan malam

20.00-21.00 : Ibadat Penutup (Completorium)

21.00-22.30 : Internalisasi pribadi (dibantu dengan Petuah-

Petuah Vinsensius de Paul)

22.30 : Istirahat

b. Pemikiran Dasar

Para suster SCMM telah mendapat karya perutusan pada saat

mengikralkan kaul perdana. Karya perutusan yang diterima dari kongregasi

kadang dijalankan hanya sekedar tugas yang harus diselesaikan, bukan sebagai

panggilan yang harus dilakukan dengan sepenuh hati. Motivasi awal masuk biara

dengan cita-cita ingin mengabdikan diri bagi pelayanan pada kaum miskin, hilang

ditelannya waktu, sehingga karya yang ditangani kurang dilaksanakan secara

maksimal.

Sebagai orang yang terpanggil, para suster SCMM pun perlu disegarkan

kembali motivasi awal mereka masuk biara. Cara yang ditempuh yakni dengan

kembali merefleksikan tujuan panggilan hidup yang telah dipilih dan kembali

melihat perjalanan pangilan dan karya perutusan yang dilakukan selama ini.

Page 109: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

91

Melalui Injil Matius 10:7-15, kembali disadarkan akan tujuan dari perutusan kita

sebagai seorang yang terpanggil, sebagaimana yang dikatakan Yesus kepada para

murid-Nya, ketika Ia mengutus mereka. Dengan Injil Matius 10:7-15, kita

semakin diteguhkan dan dimurnikan motivasi awal kita masuk biara, yang

memfokuskan diri bagi pelayanan kepada orang yang sangat membutuhkan

sebagaimana yang diamanatkan Yesus kepada para murid-Nya.

Dari pertemuan ini diharapkan, kita semakin disegarkan akan motivasi

awal kita masuk biara, sehingga kita semakin mantap menjalankan panggilan dan

perutusan sebagai seorang yang terpanggil khususnya sebagai seorang suster

SCMM.

c. Proses Pelaksanaan

1). 04.30-05.30 : Bangun pagi, senam pagi dan mandi

Peserta dan pendamping melakukan senam pagi bersama, setelah itu

dilanjutkan dengan mandi pagi.

2). 05.30-06.30 : Ibadat pagi dan meditasi pribadi

Peserta dan pendamping melakukan ibadat pagi bersama dan dilanjutkan

dengan meditasi pribadi, sesuai dengan bacaan Injil dari penanggalan liturgi hari

yang bersangkutan.

3). 06.30-07.15 : Perayaan Ekaristi

4). 07.15-08.30 : Sarapan dan kegiatan pribadi

Page 110: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

92

Peserta dan pendamping melakukan sarapan pagi. Saat sarapan

diupayakan keheningan (dengan diputarkan musik instrumental). Setelah sarapan

masing-masing melanjutkan dengan kegiatan pribadi.

5). 08.30-11.00 : Sesi I

Langkah I dan II

a). Pengantar

Para suster yang terkasih dalam Yesus Kristus. Pada pertemuan retret hari

kedua ini, kita akan menggunakan model SCP. Mungkin para suster baru

mendengar istilah ini, tapi sebenarnya kita sudah sering menggunakan dan

mengikuti model ini melalui pendalaman iman yang dilaksanakan di lingkungan

maupun ketika berada pada masa pembinaan. Yang membedakan hanya dari segi

istilah tetapi segi isi dan proses pelaksanaannya sudah sering kita ikuti.

Adapun tema yang akan kita gali pada retret hari kedua ini adalah:

“Panggilan dan perutusanku sebagai suster SCMM”. Melalui pertemuan ini

diharapkan semakin menyegarkan motivasi kita sebagai suster SCMM dengan

kembali merefleksikan tujuan panggilan hidup yang telah dipilih dan melihat

kembali perjalanan penggilan dan karya perutusan yang telah dilakukan selama

ini.

b). Lagu Pembuka “ Jangan Lelah”

Jangan lelah bekerja di ladang-Nya Tuhan

Roh Kudus yang bri kekuatan

Page 111: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

93

Yang mengajar dan menopang

Tiada lelah bekerja bersama-Mu Tuhan

Yang slalu mencukupkan…. akan segalanya

Ratakan tanah bergelombang

Timbunlah tanah yang berlubang

Menjadi siap dibangun di atas dasar iman (2x)

c). Doa Pembuka

Allah Bapa yang maha pengasih, puji dan syukur kami haturkan kehadirat-

Mu atas segala rahmat dan kasih-Mu yang boleh mengahantar kami pada retret

hari kedua ini. Engkau telah memanggil kami untuk melanjutkan karya

keselamatan-Mu di dunia ini, lewat kongregasi SCMM. Mampukan kami untuk

kembali melihat perjalanan panggilan dan perutusan kami sebagai suster SCMM

di tengah orang-orang yang kami layani selama ini sehingga semakin disegarkan

motivasi kami sebagai seorang pelayan-Mu. Bukalah mata hati kami, semoga

kami mampu menemukan Engkau lewat pertemuan hari ini. Dikau kami puji kini

dan sepanjang masa. Amin.

d). Langkah I: “Melihat perjalanan panggilan dan karya perutusan yang telah

dilakukan selama ini”.

• Setiap peserta dibagikan butir-butir penting Hari Propinsi Tahun 2009

mengenai hasil refleksi panggilan dan karya perutusan serta keprihatinan-

Page 112: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

94

keprihatinan dalam hidup dan karya perutusan yang dilakukan para suster

SCMM Propinsi Indonesia.

• Peserta diberi waktu untuk merenung sejenak akan panggilan dan karya

perutusan mereka masing-masing. Setelah itu pembimbing memberikan

beberapa pertanyaan panduan. Pertanyaannya sebagai berikut: Apakah

suka duka yang para suster alami dalam hidup panggilan dan karya

perutusan yang suster lakukan selama ini; Ceritakan pengalaman suka

duka yang para suster alami dalam hidup panggilan dan karya perutusan

yang suster lakukan selama ini.

• Peserta masuk ke kelompok masing masing untuk mensharingkan hasil

refleksinya.

• Peneguhan dari pembimbing

Para suster yang terkasih. Perjalanan panggilan kita mengalami

jatuh bangun. Ada suatu kerinduan untuk maju dan berkembang ke arah

yang lebih baik, tetapi kadang kelemahan manusiawi membuat kita lupa

akan motivasi awal masuk biara. Setiap para suster ingin menyumbangkan

pelayanan yang terbaik bagi kongregasi dengan pemberian diri yang total

bagi karya pelayanan yang ditangani. Hasil refleksi hari propinsi 2009

telah diperlihatkan bahwa dibalik adanya kemajuan panggilan dan karya

perutusan para suster, terdapat pula kepincangan yang terjadi dalam hidup

dan karya para suster SCMM. Namun bagi orang yang mau berkembang

dalam hal keutamaan kita perlu maju dan berjuang untuk berbuat yang

terbaik bagi karya pelayanan kita.

Page 113: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

95

e). Langkah II: “Merefleksikan perjalanan panggilan dan karya perutusan yang

telah dilakukan selama ini”.

• Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman dengan bantuan

pertanyaan sebagai berikut: Cara mana saja yang para suster gunakan

dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam perjalanan panggilan dan

karya perutusan yang telah dilakukan selama ini?

• Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh para peserta, pendamping

memberikan arahan rangkuman singkat:

Dari hasil sharing para suster diperlihatkan bahwa kita mempunyai

cara masing-masing untuk maju ke arah yang lebih baik. Kita tidak tinggal

pada kelemahan manusiawi melainkan ingin bangkit dan maju. Hal yang

dapat kita tempuh adalah mendekatkan diri pada Tuhan dengan berdoa,

bermeditasi, bacaan rohani, mengadakan rekoleksi bulanan, retret tahunan,

dan juga pengenalan lebih dekat akan tokoh-tokoh penting dalam

kongregasi yang mengacu kita untuk berbuat yang terbaik bagi hidup

panggilan dan karya perutusan yang kita selama ini.

6). 11.00-11.30 : Minum

7). 11.30-12.30 : Pemeriksaan batin dan Ibadat Siang

Peserta masuk ke kapel untuk mengadakan pemeriksaan batin,

dilanjutkan dengan ibadat siang.

8). 12.30-13.30 : Makan Siang

Page 114: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

96

9). 13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

10). 15.00-15.30 : Kunjungan pada Sakramen Mahakudus

Peserta dan pendamping mengadakan kunjungan sakramen Maha Kudus

di kapel.

11). 15.30-16.00 : Minum

12). 16.00-18.00 : Sesi II

Langkah III, IV dan V

a). Langkah III: Menggali Pengalanan Kristiani

• Salah seorang peserta dimohon bantuannya untuk membacakan perikope

langsung dari Kitab Suci, Injil Matius 10:7-15 atau dari foto copy yang

telah dibagikan.

• Peserta diberi waktu sejenak untuk hening, sambil secara pribadi

merenungkan dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan dibantu

pertanyaan sebagi berikut: Ayat-ayat manakah yang menunjukkan

perutusan dari perikope tersebut?; Makna-makna perutusan mana yang

dapat dipetik dari perikope tersebut di atas? Sikap-sikap perutusan

bagaimana yang ingin ditanamkan oleh Yesus kepada kita umat-Nya?

• Peserta diajak untuk sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikope

sehubungan dengan jawaban atas tiga pertanyaan di atas.

• Tafsir dari Pembimbing

Perikope ini mengisahkan Yesus mengutus keduabelas rasul

dengan amanat dan pesan perutusan yang harus dijalankan oleh para

murid-Nya.

Page 115: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

97

Ayat 7-8. Memperlihatkan bahwa berita yang dibawa oleh murid-

murid Yesus harus sama dengan berita yang dibawa Yesus sendiri:

“Kerajaan Allah sudah dekat”. Di antara orang Yahudi, nama Allah

seringkali diganti dengan “Sorga”, bukan berarti “Kerajaan dalam Sorga”,

melainkan Kerajaan Allah, yaitu pemerintahan yang dipegang oleh Allah.

Kerajaan Allah sudah dekat berarti: bahwa waktu yang indah itu sudah

dekat, waktu Tuhan hendak melenyapkan kerajaan iblis di dunia dan akan

menegakkan pemerintahan-Nya atas seluruh dunia. Zaman yang indah itu

adalah pemberian Tuhan, tetapi perlulah manusia mempersiapkan dirinya

dengan jalan bertobat dan percaya kepada rencana Tuhan. Di samping

meneruskan khotbah Yesus, murid-murid harus meneruskan juga

perbuatan-perbuatan Yesus seperti menyembuhkan orang sakit,

mentahirkan orang kusta, membangkitkan orang mati dan mengusir setan-

setan. Dalam bagian penutup ayat 8, Yesus berkata: “Kamu telah

memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan

cuma-cuma”. Artinya bahwa murid-murid tidak boleh meminta uang

apabila menyembuhkkan orang. Mereka harus mengikuti teladan Kristus,

yang tak pernah mengharapkan imbalan dalam melayani orang yang

membutuhkan.

Ayat 9-10. Dalam ayat-ayat ini Yesus melarang murid-murid-Nya

mengadakan persiapan untuk perjalanan penginjilan di Galilea. Mereka

tidak boleh membawa emas, perak dan tembaga (artinya emas, uang perak,

uang tembaga) dalam ikat pinggangnya dll. Murid-murid harus berangkat

Page 116: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

98

untuk penginjilan di Galilea tanpa mempersiapkan uang dan alat-alat.

Allah akan menggerakkan hati orang untuk memelihara mereka, sebab

Allah tahu bahwa seorang pekerja layak mendapat upahnya.

Ayat 11. Dari ayat ini menjadi jelaslah, dengan jalan bagaimana

murid-murid Yesus dalam perjalanan penginjilan akan mendapatkan

makanan dan tempat untuk tidur; mereka akan menjadi tamu dalam rumah

orang; mereka harus mencari orang yang ‘layak’ yang dalam hubungan ini

berarti seorang yang terbuka untuk berita Injil yang mereka bawa.

Ayat 12-13. Apabila murid-murid Yesus masuk rumah orang,

mereka harus memberi salam kepada orang-orang di rumah itu dengan

perkataan “Damai sejahtera bagi rumah ini”. Yesus menganggap salam itu

sesuatu yang mengandung kekuatan. Apabila orang dalam rumah itu

‘layak’ artinya mempunyai hati yang terbuka terhadap khabar yang dibawa

murid-murid Yesus, maka damai sejahtera, yang disebut di dalam salam

itu, akan turun ke atas rumah itu. Tetapi jikalau orang dalam rumah itu

tidak ‘layak’, yaitu tidak mau menerima Injil yang dibawa murid-murid,

maka damai sejahtera itu akan kembali kepada murid-murid dan sebaiknya

diarahkan ke tempat lain.

Dalam perokope di atas telah diperlihatkan bahwa Yesus

memberikan beberapa pesan kepada para murid mengenai sikap yang perlu

ada pada mereka dalam melaksanakan perutusan. Yesus menganjurkan

kepada para murid-Nya untuk mencintai karya perutusan dan tidak

mengaharapkan imbalan jasa. Selain itu Yesus menunjukkan kepada para

Page 117: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

99

murid-Nya agar bersikap lepas bebas, artinya tidak terikat ke pada hal-hal

duniawi seperti uang dan materi, melainkan menyerahkan kepercayaan

pada Allah, yang akan tetap menyertai mereka dalam tugas perutusan

mereka.

b). Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani Dalam Situasi Kongkrit Perserta.

Para suster yang terkasih dalam Kristus, dalam pembicaraan tadi kita telah

menemukan sikap-sikap perutusan yang ditanamkan oleh Yesus kepada kita umat-

Nya. Ia memberikan beberapa pesan kepada kita, bagaimana seharusnya

menjalankan tugas perutusan. Ia berharap agar kita pun mampu mencintai karya

perutusan yang kita tangani dengan tidak mengharapkan imbalan jasa dari orang

yang kita layani. Selain itu Ia juga berharap agar para pengikut-Nya tidak terikat

pada hal duniawi melainkan percaya ke pada Allah. Kita menyadari bahwa dalam

karya perutusan yang kita lakukan selama ini, sering kita terjebak oleh kelemahan

manusiawi kita dengan sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak-

Nya, oleh karena itu lewat pertemuan ini kita mau lebih memurnikan motivasi kita

dalam menangapi panggilan-Nya.

Sebagai bahan refleksi, agar kita dapat semakin menghayati dan

menyandarkan diri akan karya perutusan kita di tengah orang yang kita layani,

saat ini kita akan melihat situasi konkrit dunia di sekitar kita, dengan mencoba

merenung dengan bantuan pertanyaan berikut: Sikap-sikap mana yang bisa kita

perjuangkan agar dapat semakin memaksimalkan panggilan dan karya perutusan

Page 118: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

100

kita? (Peserta diberi kesempatan untuk merenungkan pertanyaan tersebut dengan

iringan musik instrumental).

Para suster yang terkasih, sebagai orang yang terpanggil kita perlu

berbenah diri. Tinggal pada kelemahan manusiawi bukanlah cara yang baik untuk

menjadi perpanjangan tangan Allah dalam karya perutusan di dunia. Pentinglah

kita berusaha untuk mencari cara yang efektif untuk berbenah diri. Cara yang

dapat ditempuh adalah mendekatkan diri pada Tuhan lewat doa-doa, meditasi,

rekoleksi bulanan, pendalaman akan visi, misi dan tokoh-tokoh penting dalam

kongregasi serta retret tahunan yang bisa memampukan kita untuk selalu

memurnikan motivasi dalam mengikuti panggilan-Nya.

c). Langkah V: Mengusahakan Aksi Konkrit

Para suster yang terkasih dalam Kristus. Setelah kita bersama-sama

melihat dan merefleksikan kehidupan panggilan dan perutusan kita selama ini, tak

dapat dipungkiri bahwa banyak kepincangan diri yang kita temukan, yang

membuat kita dalam mewujudkan perutusan tidak sesuai dengan kehendak Yesus

sesuai amanat yang Ia berikan kepada para pangikut-Nya. Sebagai orang beriman

yang ingin berkembang, kita dibekali kekuatan untuk kembali ke motivasi awal

masuk biara dengan cita-cita luhurnya, yaitu ingin melayani orang yang sangat

membutuhkan pertolongan dengan semangat penuh cinta dan belaskasih. Sikap

yang mau kita bangun dalam pertemuan hari ini ialah, kesadaran untuk selalu

berefleksi, membangun sikap cinta dan tekun atas perutusan yang diberikan

kepada kita dan juga kesadaran untuk selalu mendekatkan diri pada Tuhan. Yesus

Page 119: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

101

telah memberikan amanat perutusan kepada para murid-Nya. Kita juga telah

dipanggil secara khusus lewat kongregasi SCMM untuk siap diutus menjadi

perpanjang tangan Yesus, dengan demikian kita pun perlu bertindak dan berbuat

seperti Yesus sendiri ketika Ia berkarya di dunia.

Para suster yang terkasih. Marilah kita memikirkan niat dan tindakan apa

yang dapat kita perbuat untuk senantiasa menghidupi panggilan dan karya

perutusan kita sesuai dengan amanat Yesus sendiri. (Peserta diberi kesempatan

untuk merenungkan niat dan perwujudan konkrit agar semakin mantab dalam

hidup panggilan dan karya perutusan mereka masing-masing).

d). Penutup

• Doa umat secara spontan

Para suster yang terkasih. Marilah kita bawa niat-niat ke hadapan Tuhan

lewat doa-doa yang akan kita panjatkan. (Setelah doa permohonan dilanjutkan

dengan doa Bapa Kami).

• Doa penutup

Tuhan Yesus Kristus, kami mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau

telah menyegarkan kami kembali akan dasar panggilan dan perutusan kami.

Semoga kami pun selalu mampu untuk berbenah diri dan maju dalam hal

keutamaan hidup, sehingga kami mampu menjadi perpanjangan tangan-Mu di

dunia lewat karya perutusan yang kami tangani. Demi Kristus Tuhan dan

pengantara kami. Amin.

• Lagu penutup : Madah Bakti No 533

Page 120: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

102

14). 18.00-19.00 : Ibadat Sore dan Rosario

15). 19.00-20.00 : Makan malam

16). 20.00-21.00 : Ibadat Penutup (Completorium)

17). 21.00-22.30 : Internalisasi pribadi (dibantu dengan Petuah- petuah

Vinsensius de Paul)

Pada kesempatan ini peserta retret mengadakan internalisasi pribadi

dibantu dengan petuah-petuah Vinsensius de Paul yang sudah dibagikan kepada

peserta retret.

18). 22.30 : Istirahat

3. Persiapan Pelaksanaan Hari Ketiga (III)

a. Identitas

1). Tema : Menimba semangat dari “Bapak Kaum Miskin”

St.Vinsensius de Paul

2). Tujuan : Membantu para suster SCMM untuk semakin mengenal

hidup St.Vinsensius de Paul dan menimba semangatnya

dalam melayani kaum miskin, sehingga makin

termotivasi untuk meneladannya.

3). Peserta : Para suster SCMM

4). Tempat : Provinsialat SCMM - Medan

5). Metode : Nonton film, ceramah, hening, refleksi, tanya jawab,

diskusi, pleno, membaca dan mendalami ayat Kitab Suci

6). Waktu : Januari dan Juli 2011

Page 121: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

103

7). Sarana : Kaset DVD, hand out, teks Kitab Suci Perjanjian Baru,

buku Mawar Altar, lapto, LCD dan gitar.

8). Sumber Bahan : - Andre De Veer, Ziarah Vinsennt Depaul, CMM-

SCMM tahun 2001, Yogyakarta, DPU CMM 2001

- Bernard Pujo, Vinsensius de Paul Sang Pelopor,

Medan, Bina Media Perintis 2007

- Antonius Sad Budianto, Ia membuat Segalanya

Menjadi Baik, Berjalan Bersama Santo Vinsensius

Depaul, Malang, Lumen Christi, 2009

- John Tondowidjojo, St.Vinsensius De Paul Pengikut

Pembawa Khabar Gembira Kepada Kaum Miskin,

Surabaya, Sanggar Bina Tama 1987

- P.J. Van Lierop, Dibimbing oleh St.Vinsensius a Paulo

dalam semangat Belaskasih, Tomohon, Komisi

Spiritualitas CMM Indonesia 1996

- Seminari Tinggi CM, Serikat Kecil Pustaka, Malang,

Dioma (1994 edisi September-Desember)

9). Jadual :

Hari Ketiga (III)

04.30-05.30 : Bangun pagi, senam pagi dan mandi

05.00-06.00 : Ibadat Pagi dan Meditasi Pribadi

06.00-07.00 : Perayaan Ekaristi

08.30-10.30 : Sarapan dan kegiatan pribadi

08.30-10.00 : Sesi I

Page 122: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

104

- Film “St.Vinsensius de Paul”

- Diskusi Kelompok

10.00-10.30 : Minum

10.30-12.00 : Sesi II

- Pleno

12.00-12.30 : Pemeriksaan batin dan Ibadat Siang

12.30-13.30 : Makan Siang

13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

15.00-15.30 : Kunjungan pada Sakramen Mahakudus

15.30-16.00 : Minum

16.00-18.00 : Sesi III

- Tiga keutamaan St.Vinsensius de Paul

- Lima dasar pokok Spiritualitas St.Vinsensius de Paul

- Tanya jawab seputar bahan yang telah diperoleh

18.00-19.00 : Ibadat Sore dan Rosario

19.00-20.00 : Makan malam

20.00-21.00 : Ibadat Penutup (Completorium)

21.00-22.30 : Internalisasi pribadi (dibantu dengan Petuah- petuah

Vinsensius de Paul)

22.30 : Istirahat

Page 123: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

105

b. Pemikiran Dasar

Pada kenyataannya para suster SCMM sudah sedikit mendengar tentang

St.Vinsensius de Paul yang oleh pendiri dijadikan pelindung karya kongregasi.

Namun pengenalan hanya sekedar tahu bahwa St.Vinsensius de Paul adalah

pelindung kongregasi, tanpa mengetahui lebih dalam bagaimana riwayat dan

semangat yang dihidupi oleh St.Vinsensius de Paul.

Pada pertemuan hari III ini akan dibahas riwayat hidup St.Vinsensius de

Paul melalui film yang akan ditayangkan, dan dilanjutkan dengan diskusi atas film

St.Vinsensius de Paul. Pada sesi berikutnya akan dipaparkan tiga keutamaan

St.Vinsensius de Paul yang diwariskan kepada para suster Putri Kasih, setelah itu

dilanjutkan dengan lima dasar pokok Spiritualitas St.Vinsensius de Paul.

Diharapkan Retret hari ketiga ini dapat membantu para suster SCMM untuk

semakin mengenal hidup dari St.Vinsensius de Paul dan menimba semangatnya

dalam melayani kaum miskin, sehingga makin termotivasi untuk meneladannya.

c. Proses Pelaksanaan

1). 04.30-05.30 : Bangun pagi, senam pagi dan mandi

Peserta dan pendamping melakukan senam pagi bersama, setelah itu

dilanjutkan dengan mandi pagi

2). 05.30-06.30 : Ibadat pagi dan meditasi pribadi

Page 124: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

106

Peserta dan pendamping melakukan ibadat pagi bersama dan dilanjutkan

dengan meditasi pribadi, sesuai dengan bacaan Injil dari penanggalan liturgi hari

yang bersangkutan.

3). 06.30-07.15 : Perayaan Ekaristi

4). 07.15-08.30 : Sarapan dan kegiatan pribadi

Peserta dan pendamping melakukan sarapan pagi. Saat sarapan diupayakan

keheningan (dengan diputarkan musik instrumental). Setelah sarapan masing-

masing melanjutkan dengan kegiatan pribadi.

5). 08.30-10.00 : Sesi I

a) Menonton film “St.Vinsensius de Paul”

Peserta diajak menonton film “St.Vinsensius de Paul”, tetapi sebelumnya

disampaikan pengantar agar peserta memperhatikan bagian-bagian yang penting

dan akan dibicarakan setelahnya. Setelah menonton film pendamping membagi

peserta dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah peserta, minimal 5 orang

untuk satu kelompok, dengan beberapa pertanyaan diskusi sebagai berikut:

• Bagaimana kesan para suster setelah menonton film “ St.Vinsensius de

Paul?

• Semangat apa yang dapat ditimba dari tokoh santo Vinsensius de Paul?

• Pesan apa yang dapat suster ambil dari film St.Vinsensius de Paul?

• Pengalaman apa yang sangat berkesan bagi suster dari film St. Vinsensius

de Paul, dan mengapa hal itu berkesan?

Page 125: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

107

b). Diskusi kelompok

Peserta masuk ke kelompoknya masing-masing untuk berdiskusi sesuai

dengan pertanyaan yang telah diberikan oleh pembimbing retret. Hasil diskusi

ditulis di kertas flap yang telah dipersiapkan oleh pendamping.

6). 10.00-10.30 : Minum

7). 10.30-11.30 : Sesi II

a). Pleno

Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya, dan kelompok lain dapat

menanggapi dan menambah untuk saling memperkaya satu-sama lain.

b).Rangkuman hasil diskusi kelompok

Pembimbing merangkum hasil diskusi peserta, dan mengarahkan peserta

pada tema baru, tiga keutamaan St.Vinsensius de Paul dan lima dasar pokok

Spiritualitas St.Vinsensius de Paul yang akan dibahas pada sesi berikutnya.

8). 11.30-12.30 : Pemeriksaan batin dan ibadat siang

Peserta masuk ke kapel untuk mengadakan pemeriksaan batin,

dilanjutkan dengan ibadat siang.

9). 12.30-13.30 : Makan Siang

10). 13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

11).15.00-15.30 : Kunjungan pada Sakramen Mahakudus

Peserta dan pendamping mengadakan kunjungan Sakramen Maha Kudus

di kapel.

Page 126: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

108

12). 15.30-16.00: Minum

13). 16.00-18.00: Sesi III

Para suster yang terkasih, pada sesi III ini kita akan berbicara mengenai

tiga keutamaan St.Vinsensius de Paul dan lima dasar pokok Spiritualitas

St.Vinsensius de Paul.

a). Tiga keutamaan St.Vinsensius de Paul

Para suster yang terkasih dalam Kristus. Pengalaman hidup Vinsensius de

Paul, sangatlah menarik untuk semakin didalami dan tepat untuk menjadi landasan

dan dasar pijakan dalam melayani kaum miskin. Spiritualitas St.Vinsensius de

Paul yang diuraikan di bawah ini, sesuai dengan keutamaan yang diwariskan

kepada para Suster Putri Kasih yang terdiri dari keutaman Kesederhanaan,

Kerendahan hati dan Cinta Kasih. Keutamaan inilah yang akhirnya menjadi dasar

bagi kongregasi-kongregasi yang mengambil dan mengangkat St.Vinsensius de

Paul sebagai pendiri dan pelindung karya termasuk kongregasi kita. Ketiga

keutamaan tersebut sebagai berikut:

• Kesederhanaan

Kesederhanaan yang diperlihatkan oleh Vinsensius de Paul bersumber

pada Yesus Kristus sendiri, yang dengan kesederhanaanNya telah datang, tinggal

dan bersahabat dengan orang kecil dan sederhana. Sejak kecil St.Vinsensius de

Paul telah menunjukkan pembawaan hidup sederhana, karena ia pun berasal dari

keluarga sederhana. Ia selalu bersedia membantu orang tuanya, tanpa bersungut-

sungut walaupun apa yang diminta oleh mereka berbeda dari harapannya. Sejauh

Page 127: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

109

Vinsensius de Paul mampu berbuat ia tidak pernah menyerah sebelum

menyelesaikan. Hal ini tampak dalam kegigihan dan kesungguhannya dalam

menunaikan setiap tugas yang dipercayakan kepadanya.

Vinsensius de Paul memperlihatkan bahwa kesederhanaan yang suci

menistakan segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Allah dan menyatakan,

bahwa Allah adalah kebaikan yang sempurna, yang benar, tertinggi, dan satu-

satunya sumber kebaikan. Artinya bahwa semua yang baik berasal dari Allah,

sehingga tidak ada alasan untuk bersikap remeh terhadap orang lain yang kurang

baik, dan tidak ada alasan juga untuk memandang diri sendiri lebih sempurna dari

pada orang lain (Tondowidjojo, 1987:4).

Bagi Vinsensius de Paul, kesederhanaan berarti melakukan segala

sesuatunya demi cinta kepada Allah dan demi kemuliaan nama-Nya, tanpa ada

maksud sampingan dari perbuatan yang dilakukan. Ia juga mengharapkan

pengikut-pengikutnya untuk bersikap jujur, sederhana dalam perkataan, perbuatan

dan tindakan, seorang pribadi yang dapat dipercaya dan berupaya membebaskan

diri dari sifat cinta diri dan dari sifat yang mudah mengeluh ketika menghadapi

kemalangan atau ketika mengalami sakit. Menjadi sederhana berarti memberikan

diri dengan tulus bagi karya pelayanan demi orang miskin, tanpa mengharapkan

pujian dan pamrih (Blommestijn, Hein & Jos Huls, 1995:13-16).

• Kerendahan Hati

Vinsensius de Paul meyakini bahwa kerendahan hati adalah hidup Putra

Allah sendiri. Putra Allah menderita tidak hanya pada masa hidup-Nya, melainkan

juga pada saat akhir hidup-Nya. Ia ditolak, diolok-olok, disalibkan dan Ia

Page 128: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

110

menerima direndahkan di kayu salib guna keselamatan umat manusia.

Kerendahan hati menjadi bagian dari cara hidup Vinsensius de Paul. Ia menyadari

diri tak ubahnya dengan seekor cacing saja di hadapan Allah, seorang hamba yang

tidak berguna dan siap diperlakukan apa saja.

Dari kisah hidup Vinsensius de Paul, salah satunya memperlihatkan

kerendahan hatinya ketika ia mengalami kesulitan dan tantangan yang

menghantuinya. Suatu ketika Vinsensius de Paul sakit dan harus berbaring di

tempat tidur, ia minta dikirimi obat dari apotik terdekat. Pembantu apotik itu

mengantar obat kepada Vinsensius de Paul yang sedang berbaring di tempat tidur.

Ketika pembantu itu mengambil gelas, ia melihat sejumlah uang milik Hakim

teman kost dari Vinsensius de Paul. Kesempatan ini tidak dilewatkannya, uang itu

segera diambilnya. Ketika hakim itu pulang ia melihat uang simpanannya tidak

ada lagi, dan ia menuduh Vinsensius de Paul telah mencurinya. Dengan kasar

sang hakim itu mengusirnya dan mengumumkan kepada teman-temannya bahwa

Vinsensius telah mencuri uang. Menghadapi situasi itu Vinsensius de Paul berdoa

kepada Tuhan dan meminta untuk dapat menanggung semuanya ini dengan sabar

dan Vinsensius berkata “Allah tahu mana yang benar”. Beberapa waktu kemudian

pembantu apotik itu mengaku bahwa ia telah mengambil uang hakim, yang telah

menuduh Vinsensius de Paul tersebut (Budianto, Antonius Sad, 2009:32).

Kejadian di atas, hanyalah salah satu dari peristiwa yang dialami oleh

Vinsensius de Paul. Dalam kehidupannya ia telah menjalani hidup seperti apa

yang telah dihidupi oleh Yesus sendiri ketika ia hidup dan berkarya di dunia.

Dasar Vinsensius de Paul menekankan kerendahan hati sebagai sikap dasar para

Page 129: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

111

pengikutnya ialah sabda Yesus yang berkata : “…. Belajarlah dari pada-Ku, sebab

Aku lemah lembut dan rendah hati” (Mat 11:29).

• Cinta Kasih

Cinta kasih merupakan keutamaan yang ditekankan oleh Vinsensius

kepada para suster Putri Kasih, guna meningkatkan semangat pelayanan mereka

kepada siapa saja. Cinta kasih selalu menyangkut dua aspek yakni, cinta kepada

Allah dan kepada sesama. Cinta kasih adalah rahasia dan sikap Allah yang

terdalam. Menurut St.Vinsensius De Paul cinta kasih terhadap sesama itu suatu

tanda yang tidak bisa salah, sebab setiap orang benar-benar Putra Allah.

Sedangkan satu tindakan nyata dari cinta kasih ialah berbuat secara nyata kepada

sesama, terutama kepada kaum miskin.

Para suster yang terkasih. Kita telah melihat dan mendengar tiga

keutamaan yang diwariskan St.Vinsensius de Paul kepada para suster Putri Kasih.

Semoga tiga keutamaan tersebut menjadi dasar pijakan bagi kita yang mengambil

St.Vinsensius de Paul sebagai bapak pelindung karya amal dan bisa mendorong

kita untuk memaksimalkan pelayanan kita terhadap kaum miskin, lemah dan

tertindas sesuai dengan tujuan didirikan kongregasi SCMM.

b). Lima pokok dalam St.Vinsensius de Paul

Setelah pembahasan ketiga keutamaan, selanjutnya akan dibahas pula lima

dasar pokok spiritualitas yang menghantar para pengikutnya untuk melihat dasar

dari Spiritualitas St.Vinsensius de Paul dalam melayani orang miskin. Kelima

pokok tersebut adalah sebagai berikut:

Page 130: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

112

• Kristus

Bagian pertama ini memperlihatkan bahwa Spiritualitas Vinsensius de

Paul sungguh bersifat Kristosentris, artinya bahwa Kristus menjadi pusat

penghayatan iman. Bagi Vinsensius de Paul, Kristus bukanlah misteri yang

ditemukan melalui kontemplasi melainkan Kristus berwajah sama dengan wajah

orang kecil dan miskin yang ditemukan di tengah masyarakat. Teks Injil yang

sering dikutip oleh Vinsensius adalah:

Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab itu telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan bagi orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. (Luk 4:18-19).

Teks Injil Lukas di atas mau diperlihatkan oleh Vinsensius de Paul bahwa

Kristus adalah pewarta kabar gembira kepada kaum miskin dengan harapan para

pengikutnya dapat mencintai Kristus, bersemangat seperti Kristus, agar dengan

demikian orang yang dilayani akan mampu melihat wajah Kristus dalam diri

orang yang melayani mereka (Van Lierop P.J., 1994:6-8).

• Konteks sebagai tempat pertemuan dengan Allah

Pada bagain kedua ini Vinsensius de Paul memperlihatkan, bahwa Allah

dapat ditemukan melalui situasi yang dialami. Vinsensius de Paul melihat Allah

dalam diri kaum miskin yang terlantar, bayi-bayi yang dibuang, anak-anak yatim

piatu yang mengembara di Negeri Perancis. Bagi Vinsensius de Paul, melayani

kaum kecil pada pokoknya tidak berbeda dengan berdoa di kapel. Pada suatu

kesempatan ia mengatakan kepada para suster Putri Kasih untuk meninggalkan

Allah demi Allah yang berarti: harus keluar dari kapel kalau dipanggil oleh

Page 131: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

113

seorang miskin, karena pada saat itu kita meninggalkan Allah yang dihayati dalam

doa, untuk bertemu dengan Allah yang hadir dalam orang kecil (Van Lierop P.J.,

1994:8-9).

• Misteri kehadiran Kristus dalam diri kaum miskin

Vinsensius de Paul memperlihatkan bahwa Kristus datang untuk

mewartakan Kabar Gembira bagi kaum miskin, dan pewartaan itu menyangkut

orang-orang miskin yang konkrit dalam suatu keadaan yang kongkrit, yang harus

dilayani dengan nyata dan praktis. Relasi dengan orang miskin adalah sekaligus

relasi dengan Kristus karena Dia hadir dalam diri orang miskin. Dalam suatu

kesempatan Vinsensius de Paul berkata kepada para pengikutnya:

Kamu harus yakin bahwa tidak ada rugi bagi kamu, bila kamu harus meniggalkan acara doa atau Perayaan Ekaristi untuk mengunjungi orang-orang miskin, karena kamulah yang mengunjungi Allah, bila kamu melayani kaum miskin. Dalam diri orang miskin harus kamu melihat Allah.

Dari hal tersebut di atas mau diperlihatkan bahwa dalam melakukan karya

perutusan bagi kaum miskin, pengikut Vinsensius de Paul, harus mampu melihat

kehadiran Allah dalam diri orang yang dilayani, sehingga dengan demikian ia

akan mampu memberikan cinta yang afektif (yang sungguh dirasakan) sekaligus

cinta yang efektif artinya mendapat hasil yany maksimal (Van Lierop P.J.,

1994:9-11).

• Injil

Bagi Vinsensius de Paul, hidup dan pengalaman selalu nomor satu,

kemudian baru teorinya. Ia tertarik oleh Yesus yang lebih dahulu berbuat sesuatu,

baru kemudian memberikan ajaranNya, sehingga Vinsensius de Paul selama

Page 132: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

114

hidupnya mencoba mengobservasi reaksi-reaksi, perbuatan-perbuatan dan kata-

kata Yesus dan ia juga membandingkan hal-hal yang dialaminya dengan

peristiwa-peristiwa yang sesuai dengan Injil. Ada dua teks Injil yang sangat

menarik bagi Vinsensius de Paul yakni, teks dari Injil Lukas 4:18-19: “Roh Tuhan

ada padaKu, oleh sebab itu Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar

baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan

pembebasan bagi orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,

untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun

rahmat Tuhan telah datang”. Dan Injil Matius 25:40: “Dan raja itu akan menjawab

mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, segala sesuatu yang kamu

lakukan untuk salah seorang yang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu

telah melakukan untuk Aku”. Dengan kedua teks tersebut mau diperlihatkan

bahwa panggilan keluarga Vinsensian adalah mewartakan Yesus Kristus kepada

kaum miskin dan mengatakan kepada mereka bahwa Kerajaan Allah sudah dekat

(Van Lierop P.J., 1994:12).

• Doa dan Perbuatan

Doa dan perbuatan dalam Spiritualitas St.Vinsensius de Paul sangat

dijunjung tinggi. Ia memperlihatkan kepada para pengikutnya bahwa seseorang

yang tahu berdoa akan mampu untuk berbuat segala-galanya dan ia akan mampu

hidup dalam hadirat-Nya sepanjang hari. Dalam sebuah kesempatan Vinsensius

berkata kepada para pengikutnya:

Kalian dan saya harus merencanakan untuk bermeditasi setiap hari. Setiap hari kita harus berdoa. Kalau mungkin, saya mau katakan bahwa sebaiknya doamu tidak berhenti, melainkan berjalan terus, artinya: tetap kamu hidup dalam hubungan dengan Tuhan. Barangkali kamu akan

Page 133: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

115

mengatakan: doa itu mengganggu saya untuk menyiapkan obat dan mengunjungi kaum miskin. Doa itu tidak mengganggu kamu untuk berbuat itu, karena dalam batinmu kamu tinggal bersama Tuhan dan dapat kamu berbicara dengan-Nya.

Doa bagi Vinsensius de Paul bukan sekedar duduk di kapel pada jam doa

yang telah disediakan, melainkan dapat dilanjutkan dalam kegiatan harian yang

dilaksanakan. Lewat doa yang dilakukan dengan tekun seseorang akan mampu

menemukan diri, belajar mendengarkan, melihat dan mendapat kekuatan yang

baru untuk berani berbuat sesuatu. Berdoa menurut gaya Vinsensius de Paul,

selalu berhubungan dengan aksi yang konkrit bagi kaum miskin dan kecil (Van

Lierop P.J., 1994:13-18).

c). Tanya jawab seputar bahan yang telah diterima

Para suster yang terkasih, pada kesempatan ini saya persilahkan para suster

bertanya, memberi tanggapan atau menambah apa yang telah saya berikan,

sehingga kita semua diperkaya dan mendapat masukan yang mendukung

pelayanan kita di masa depan. (Setelah itu pendamping memberikan rangkuman

atas tanggapan peserta selama pertemuan retret hari ketiga).

14). 18.00-19.00 : Ibadat Sore dan Rosario

15). 19.00-20.00 : Makan malam

16). 20.00-21.00 : Ibadat Penutup (Completorium)

17). 21.00-22.30 : Internalisasi pribadi (dibantu dengan Petuah- petuah

Vinsensius de Paul)

Page 134: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

116

Pada kesempatan ini peserta retret mengadakan internalisasi pribadi

dibantu dengan bantuan petuah-petuah Vinsensius de Paul yang sudah pernah

dibagikan.

18). 22.30 : Istirahat

4. Persiapan Pelaksanaan Hari Keempat (IV)

a. Identitas

1). Tema : Siapakah kaum miskin bagi St.Vinsensius de Paul

2). Tujuan : Membantu para suster SCMM untuk semakin mengenal

pelayanan St.Vinsensius de Paul kepada kaum miskin,

sehingga makin tergugah pula untuk memaksimalkan

pelayanan mereka bagi kaum miskin.

3). Peserta : Para suster SCMM

4). Tempat : Provinsialat SCMM - Medan

5). Metode : Ceramah, hening, refleksi, tanya jawab, diskusi dan pleno

6). Waktu : Januari dan Juli 2011

7). Sarana : Hand out, laptop, LCD dan gitar

8). Sumber Bahan : - Tondowidjojo, St. Vinsentius De Paul terhadap Kaum

Miskin, Surabaya, Sanggar Bina Tama 1984

- Buku Mawar Altar

9). Jadual :

Hari Pertama (IV)

04.30-05.30 : Bangun pagi, senam pagi dan mandi

Page 135: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

117

05.30-06.30 : Ibadat Pagi dan Meditasi pribadi

06.30-07.15 : Perayaan Ekaristi

07.15-08.30 : Sarapan dan kegiatan pribadi

08.30-10.00 : Sesi I

- Kategori Kaum Miskin

- Pelayanan terhadap Kaum Miskin harus diutamakan

- Alasan melayani Kaum Miskin

10.00-10.30 : Minum

10.30-11.30 : Refleksi Pribadi

11.30-12.30 : Pemeriksaan batin dan Ibadat Siang

12.30-13.30 : Makan Siang

13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

15.00-15.30 : Kunjungan pada Sakramen Mahakudus

15.30-16.00 : Minum

16.00-18.00 : Sesi II

- Kunjungan terhadap Orang Miskin

- Cara Menyediakan Kebutuhan Materiil bagi Kaum Miskin

- Beberapa saran untuk memelihara semangat dasar dalam

melayani Kaum Miskin.

18.00-19.00 : Ibadat Sore dan Rosario

19.00-20.00 : Makan malam

20.00-21.00 : Ibadat Penutup (Completorium)

21.00-22.30 : Internalisasi pribadi (dibantu dengan petuah- petuah

Page 136: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

118

Vinsensius de Paul)

22.30 : Istirahat

b. Pemikiran Dasar

Karya pelayanan yang ditangani oleh para suster SCMM, telah

menghantar mereka untuk bertemu dengan orang miskin. Kaum miskin dapat

ditemukan di mana dan kapan saja, tergantung orang yang melihatnya.

St.Vinsensius de Paul, telah memberikan contoh dalam hidupnya bagaimana ia

dekat dan memiliki hati yang berbelaskasih terhadap penderitaan orang miskin.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada kepincangan dalam karya perutusan yang

ditangani oleh para suster SCMM. Kepincangan ini terjadi, dikarenakan para

suster SCMM kurang mengetahui siapakah kaum miskin bagi St.Vinsensius de

Paul.

Melalui retret hari keempat “Siapakah kaum miskin bagi St.Vinsensius

de Paul” diharapkan dapat membantu para suster SCMM untuk semakin mengenal

pelayanan St.Vinsensius de Paul kepada kaum miskin, sehingga makin tergugah

pula untuk memaksimalkan pelayanan mereka bagi kaum miskin. Tema hari

keempat ini akan dibahas dalam dua sesi. Sesi pertama akan dibahas: Kategori

kaum miskin; Pelayanan kaum miskin harus diutamakan; dan Alasan melayani

kaum miskin. Sesi kedua akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai:

Kunjungan terhadap orang miskin; Cara menyediakan kebutuhan materiil bagi

kaum miskin dan beberapa saran untuk memelihara semangat dasar pelayanan

bagi kaum miskin. Setelah penjabaran materi, para suster akan mengadakan

Page 137: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

119

internalisasi pribadi mengenai bahan yang telah diterima, sehingga menjadi bekal

yang bermanfaat dalam karya perutusan yang akan diemban.

c. Proses Pelaksanaan

1). 04.30-05.30 : Bangun pagi, senam pagi dan mandi

Peserta dan pendamping melakukan senam pagi bersama, setelah itu

dilanjutkan dengan mandi pagi.

2). 05.30-06.30 : Ibadat pagi dan meditasi pribadi

Peserta dan pendamping melakukan ibadat pagi bersama dan dilanjutkan

dengan meditasi pribadi, sesuai dengan bacaan Injil dari penanggalan liturgi hari

yang bersangkutan.

3). 06.30-07.15 : Perayaan Ekaristi

4). 07.15-08.30 : Sarapan dan kegiatan pribadi

Peserta dan pendamping melakukan sarapan pagi. Saat sarapan

diupayakan keheningan (dengan diputarkan musik instrumental). Setelah sarapan

masing-masing melanjutkan dengan kegiatan pribadi.

5). 08.30-10.00 : Sesi I

Para suster yang terkasih. Pada pertemuan retret hari keempat ini, kita

akan mendengarkan serta belajar dari St.Vinsensius de Paul bagaimana ia

melayani kaum miskin. Kehidupan Vinsensius de Paul tidak terlepas dari kaum

Page 138: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

120

miskin. Baginya kaum miskin adalah saudara dan majikan yang perlu dilayani dan

dibantu, karena di dalam diri merekalah hadir wajah Kristus yang miskin dan

menderita. Pembahasan ini akan dibagi dalam enam bagian, untuk semakin

melihat, bagaimana sikap Vinsensius de Paul kepada orang miskin, dan apa yang

menjadi harapan Vinsensius de Paul bagi pengikutnya. Pada sesi pertama ini kita

akan melihat tiga hal terlebih dahulu yakni: Kategori Kaum Miskin, Pelayanan

terhadap Kaum Miskin harus diutamakan dan Alasan melayani Kaum Miskin,

sedangkan tiga bagian lain lagi akan dibahas pada sesi II.

a). Kategori Kaum Miskin

Vinsensius de Paul membagi kaum miskin ke dalam 8 kategori: orang-

orang jelata yang terlantar, kaum muda yang miskin yang butuh pelajaran, kaum

miskin yang sakit dan terlantar, orang miskin yang tolol, orang-orang cacat badan,

kaum petani yang miskin, kaum tertindas yang miskin dan budak yang miskin.

Vinsensius de Paul melihat bahwa orang-orang jelata yang terlantar adalah

bayi-bayi, dan anak-anak yang ditinggalkan oleh ayah dan ibu mereka, dan

mereka adalah jiwa-jiwa yang berakal budi yang diciptakan Allah, kehadiran

mereka mencerminkan citra Yesus Kristus sendiri yang adalah Tuhan telah

menderita, sengsara ketika berada dalam kandungan ibu-Nya, selama perjalanan

Santa Maria sebelum melahirkan Yesus; Yesus Kristus yang diungsikan ke Mesir;

Yesus Kristus yang menderita kemiskinan, sengsara, fitnah dan dianiaya,

dipersalahkan karena kesalahan dan dosa-dosa manusia. Bagi Vinsensius de Paul,

orang seperti itulah yang perlu dilayani dengan menjadi ibu yang ramah dan

Page 139: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

121

penuh belaskasih kepada mereka, sehingga bayi-bayi, dan anak-anak malang

tersebut boleh merasakan kehangatan dan cinta.

Kategori kaum miskin yang kedua bagi Vinsensius de Paul adalah kaum

muda miskin yang membutuhkan pelajaran. Para pengikut Vinsensius de Paul

diharapkan dapat mengajari anak-anak di sekolah agar takwa dan mencintai

Tuhan, oleh karena itu Vinsensius de Paul mengharapkan agar para suster

membekali diri dengan belajar dan membaca buku-buku sebagai bekal

pengetahuan yang dapat diberikan kepada anak-anak miskin yang akan dididik.

Kategori kaum miskin yang ketiga bagi Vinsensius de Paul adalah kaum

miskin yang sakit dan terlantar. Ia mengingatkan para Suster Putri Kasih

mengenai tujuan yang harus dimiliki, yang juga telah diutarakan oleh Tuhan yakni

dipanggil untuk melayani orang-orang sakit, miskin dan memperbaiki apa yang

hendak dirusak oleh orang-orang yang berusaha mencabut nyawa orang-orang

yang sakit dan terlantar itu. Vinsensius de Paul juga mengharapkan agar para

pengikutnya mempunyai semangat yang tulus dan kesiapsediaan dalam melayani

mereka.

Kategori kaum miskin yang ketiga adalah orang miskin yang tolol.

Vinsensius de Paul melihat bahwa orang miskin yang tolol adalah orang yang

sedih, orang yang tak berdaya, orang yang tidak berhasil dalam hidup, dan

pribadi-pribadi yang tidak tahu menghargai pelayanan orang lain. Bagi Vinsensius

de Paul, mereka adalah orang-orang yang perlu dilayani, karena dengan melayani

mereka, akan dapat dilihat dan diraba betapa besar dan aneka ragam derita

Page 140: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

122

manusia, dan hal itu perlu ditanggapi dengan pemberian diri yang total dalam

melayani mereka.

Orang-orang cacat badan merupakan kategori kaum miskin yang keempat.

Para pengikut Vinsensius de Paul dipanggil untuk menaruh hormat khusus kepada

mereka, dan melihat dalam diri mereka adanya artis yang maha agung, dan

merupakan “coretan” yang belum selesai dari “pelukis” termashur tersebut, oleh

karena itu, para pengikut Vinsensius de Paul dipanggil untuk melayani, sehingga

mereka yang masuk kategori kaum miskin yang keempat ini bisa mengalami kasih

Tuhan yang menyelamatkan.

Kategori kaum miskin yang kelima adalah kaum petani yang miskin.

Vinsensius de Paul sangat mengharapkan kepada para susternya untuk bersedia

hidup dan bekerja di daerah pedalaman, karena di daerah tersebutlah akan

dijumpai kaum petani yang miskin, karena di kota sudah banyak suster yang

tinggal dan berkarya. Selain kelima kategori kaum miskin yang telah dipaparkan

di atas, ada dua kategori kaum miskin lagi yakni: kaum tertindas yang miskin dan

budak yang miskin. Vinsensius de Paul mengharapkan kepada para imam-imam

Lasaris yang ditugaskan melayani mereka, agar memperhatikan kebutuhan

jasmani orang yang dilayani ini, mengunjungi, menolong yang hampir mati, dan

mendengarkan pengakuan dosa. Vinsensius de Paul berharap, agar kaum miskin

yang dilayani, dapat merasakan kehadiran Allah sebagai sumber suka cita. Ia juga

berharap kepada para pengikutnya agar mempunyai devosi yang khusus kepada

Rahasia Penyelamatan, sehingga dengan demikian akan mampu melayani mereka

dengan penuh cinta dan belaskasih (Tondowidjojo, 1984:30-40).

Page 141: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

123

b). Pelayanan terhadap Kaum Miskin harus diutamakan

Vinsensius de Paul memperlihatkan kepada para pengikutnya untuk

mengutamakan pelayanan kepada orang miskin dengan tidak melalaikan waktu

doa yang telah dipersiapkan, sehingga ketika kembali dari melayani orang miskin,

segera memberikan waktu untuk berdoa dan bacaan rohani, dengan demikian para

suster tetap memperoleh kekuatan dan bisa memperhatikan keselamatan abadinya

sendiri. Ia juga mengharapkan kepada para pengikutnya agar cinta kasih yang

diamalkan dengan baik, selalu disertai dengan ketaatan, bila tidak bukanlah cinta

kasih yang sejati. Hal tersebut diperlihatkan dengan contoh konkrit: “jika anda

menolong seorang sakit, dan tidak ada persetujuan dari orang yang berhak

memberinya, bukanlah cinta kasih meskipun tampaknya juga memberi pelayanan

kepada mereka” (Tondowidjojo, 1984:24-27).

c). Alasan melayani Kaum Miskin

Mencintai dan melayani kaum miskin adalah sikap khas dari Vinsensius de

Paul. Beberapa alasan yang diungkapkan Vinsensius de Paul, mengapa para

pengikutnya harus melayani kaum miskin:

• Kaum miskin adalah raja dan penguasa kita, karena Tuhan kita berada dalam

kaum miskin. Vinsensius de Paul memperlihatkan bahwa kaum miskin

menghadirkan pribadi Tuhan yang mengatakan:

…”Lalu mereka pun akan menjawab, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?”Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu

Page 142: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

124

lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Mat 25:40 ).

• Melayani kaum miskin berarti melanjutkan perutusan Kristus sendiri di dunia.

Tuhan melindungi secara materiil mereka yang mencintai kaum miskin.

Artinya bahwa Kristus mencintai kaum miskin dan sebagai konsekwensinya Ia

pun mencintai mereka yang mencintai kaum miskin.

• Tak ada kesenangan yang bisa dibandingkan dengan pelayanan terhadap kaum

miskin. Hal tersebut diungkapkan Vinsensius de Paul, dari pengalaman

pribadinya, yang mengakui bahwa belum ada rasa suka cita yang begitu besar

seperti bila mendapat kesempatan melayani kaum miskin.

• Tuhan akan menghapus rasa takut mati pada mereka yang telah mengamalkan

cinta kasih terhadap kaum miskin.

• Cinta kasih terhadap kaum miskin mengandung jasa yang tak terhingga bagi

Tuhan dan ini dapat disamakan dengan kematian suci. Bagi Vinsensius de Paul,

pelayanan kepada kaum miskin dapat juga disebut dengan martir cinta kasih,

yang walau pun tidak menumpahkan darah, tetapi telah menghabiskan hidup

demi pelayanan kepada kaum miskin.

Dari alasan tersebut di atas diperlihatkan oleh Vinsensius de Paul, bahwa

pelayanan kepada kaum miskin merupakan pelayanan yang sangat luhur dan tiada

yang dapat menandingi pelayanan ini. Ia juga mengungkapkan bahwa pelayanan

kepada kaum miskin merupakan ungkapan kesucian dari agama kita, oleh karena

itu ia mengharapkan agar para pengikutnya melakukan pelayanan kepada kaum

miskin dengan meneladan Yesus Kristus, yang dekat dan mencintai kaum miskin

dengan kasih yang tulus (Tondowidjojo, 1984:10-21).

Page 143: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

125

Para suster yang terkasih, pada sesi pertama ini kita telah mendengar tiga

hal penting yakni: Kategori kaum miskin; Pelayanan kaum miskin harus

diutamakan; dan Alasana melayani kaum miskin. Sebagai pertanyaan refleksi bagi

kita:

• Siapakah orang miskin menurut pandanganku, dan bagaimana aku

bersikap terhadap mereka?

• Apa yang menjadi alasan bagiku sehingga aku mau melayani mereka?

• Apakah dalam pelayanan kepada kaum miskin, aku sudah menunjukkan

sikap sebagai sahabat yang datang untuk melayani mereka? Atau

sebaliknya?

6). 10.00-10.30 : Minum

7). 10.30-11.30 : Refleksi Pribadi

Peserta retret melakukan refleksi pribadi dengan pertanyaan refleksi di

atas. Untuk kegiatan refleksi pribadi, peserta bebas mencari tempat yang aman

dan hening untuk dapat berefleksi.

8). 11.30-12.30 : Pemeriksaan batin dan Ibadat Siang

Peserta masuk ke kapel untuk mengadakan pemeriksaan batin,

dilanjutkan dengan ibadat siang.

9). 12.30-13.30 : Makan Siang

10). 13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

11).15.00-15.30 : Kunjungan Sakramen Mahakudus

Page 144: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

126

Peserta dan pendamping mengadakan kunjungan sakramen Maha Kudus

di kapel.

12). 15.30-16.00 : Minum

13). 16.00-18.00 : Sesi II

Para suster yang terkasih, pada sesi II ini, kita akan melanjutkan tiga

bagian lagi, sebagai sambungan dari materi sesi I. Tiga hal pokok adalah sebagai

berikut:

a). Kunjungan terhadap Orang Miskin

Kunjungan terhadap orang miskin adalah salah satu kegiatan yang

dianjurkan oleh Vinsensius de Paul kepada para pengikutnya. Vinsensius de Paul

melihat bahwa kegiatan ini sangat penting dilakukan karena dengan mengunjungi

orang miskin, akan sekaligus mengunjungi Tuhan yang hadir dalam diri orang

miskin dan dapat bekerjasama dengan Yesus Kristus demi keselamatan jiwa kaum

miskin. Ia berharap dengan mengujungi mereka kita akan mampu menyemangati

dan menguatkan mereka sehingga mereka dapat menerima penderitaan yang

dialaminya dengan lebih tabah, dan satu peringatan dari Vinsensius de Paul

kepada para pengikutnya ialah agar tidak mengejek dan melontarkan kata-kata

kasar kepada mereka.

Perasaan yang peka dan cinta yang penuh belaskasih sangat diharapkan

oleh kaum miskin, oleh karena itu Vinsensius de Paul mengharapkan agar para

suster SCMM berdoa dahulu, sebelum berangkat mengunjungi orang miskin, agar

mendapat kekuatan dalam bersikap dan melayani mereka. Dalam mengunjungi

Page 145: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

127

mereka, diusahakan agar orang yang dikunjungi dapat pasrah ke pada Tuhan dan

dapat menjalani hidup dengan baik di dunia ini (Tondowidjojo, 1984:42-48).

b). Cara Menyediakan Kebutuhan Materiil bagi Kaum Miskin

Bagi Vinsensius de Paul, untuk bisa melayani orang miskin tidaklah harus

mempunyai banyak uang sebelumnya, melainkan mempunyai hati yang tulus.

Sikap inilah yang mutlak perlu ada sebelum melayani orang miskin. Pemberian

sedikit sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Pada suatu kesempatan ia

menasihati para suster Putri Kasih agar tidak meminta dan menerima uang atau

hadiah dari kaum miskin, tetapi memberikan kepada mereka apa yang sebenarnya

menjadi hak mereka.

Vinsensius de Paul juga mengharapkan agar para suster Putri Kasih

mengusahakan pekerjaan dan memberikan ketrampilan menjahit atau memasak

kepada kaum miskin yang masih sehat dan kuat, sehingga mereka terbantu

mendapatkan pekerjaan yang layak. Selain itu, Vinsensius de Paul juga menasihati

para suster agar berlaku jujur, teliti dan adil dalam mengelola uang untuk kaum

miskin. Jika terjadi bahwa seorang suster mengambil uang kaum miskin untuk

kepentingan pribadi, berarti ia telah melakukan dosa besar, dan lebih baik ia

dikeluarkan, karena mengotori citra Tarekat Cinta Kasih (Tondowidjojo, 1984:50-

60).

Page 146: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

128

c). Beberapa saran untuk memelihara semangat dasar dalam melayani Kaum

Miskin

Kelangsungan hidup sebuah karya membutuhkan suatu komitmen dan

semangat dasar yang harus dihidupi. Hal tersebut merupakan suatu pemikiran jitu

yang diberikan Vinsensius de Paul kepada para pengikutnya. Ia memberikan tiga

saran kepada para pengikutnya agar dapat memelihara semangat dasar dalam

melayani kaum miskin.

• Berusaha hidup sebagai abdi-abdi yang benar dari Tuhan dengan bekerja

secara kontinu untuk kemajuan hidup rohani pribadi.

• Tidak mau mencakup terlalu banyak pekerjaan yang baik sekaligus

• Mencari orang lain yang meneruskan karya cinta kasih bila kita

kekurangan.

Ketiga semangat dasar di atas harus dihidupi dan dilaksanakan oleh para

pengikut Vinsensius de Paul. Kemauan yang keras dan ketekunan untuk bekerja

bagi hidup rohani dan hidup dengan sesempurna mungkin, merupakan semangat

dasar yang perlu dipertahankan sehinga bisa tetap pula berkenan kepada Tuhan

yang telah memanggil untuk karya pelayanan yang luhur ini. Vinsensius de Paul

juga menasihati para suster Putri Kasih untuk memiliki iman yang teguh,

sehingga tidak mudah tergoda oleh tawaran duniawi yang menjauhkan diri dari

Tuhan.

Cara lain untuk mempertahankan Tarekat adalah membatasi karya. Ada

pepatah yang mengatakan, “Siapa melakukan pekerjaan terlalu banyak, ia tak

akan memetik sesuatupun. Orang tak dapat menemukan sesuatu jika terlalu

Page 147: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

129

banyak yang dicari, semuanya akan sia-sia dan perlu mempertimbangkan segala

sesuatunya sebelum diputuskan. Vinsensius de Paul sangat menghargai proses,

yang dijalankan dengan penuh ketekunan. Agar kaya pelayanan yang telah dibuka

dapat dilanjutkan, perlu mencari para penerus Tarekat, hal ini telah dipikirkan

oleh Vinsensius de Paul ketika ia masih hidup dan berkarya (Tondowidjojo,

1984:74-79).

14). 18.00-19.00 : Ibadat Sore dan Rosario

15). 19.00-20.00 : Makan malam

16). 20.00-21.00 : Ibadat Penutup (Completorium)

17). 21.00-22.30 : Internalisasi pribadi (dibantu dengan Petuah-

petuah Vinsensius de Paul)

Pada kesempatan ini peserta retret mengadakan internalisasi pribadi

dibantu petuah-petuah Vinsensius de Paul yang sudah dibagikan kepada peserta

retret.

18). 22.30 : Istirahat.

5. Persiapan Pelaksanaan Hari Kelima (V)

a. Identitas

1). Tema : Cinta yang kreatif dalam pelayanan kepada orang

miskin (mengalami kerja tangan bersama Allah).

2). Tujuan : Membantu para suster SCMM untuk ikut merasakan dan

mengalami, apa yang dialami oleh kaum miskin, agar

Page 148: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

130

lebih peduli pada penderitaan kaum miskin.

3). Peserta : Para suster SCMM

4). Tempat : Provinsialat SCMM - Medan

5). Metode : Ceramah, bekerja dengan tangan sendiri, refleksi, diskusi,

pleno, membaca Kitab Suci dan menemukan ayat-ayat

yang menyentuh hati dalam melayani kaum miskin

6). Waktu : Januari dan Juli 2011

7). Sarana : Peralatan untuk bekerja: cangkul, parang, sapu dll, alat

tulis dan kertas, laptop, LCD, slide sow, daftar

pertanyaan diskusi, gitar, buku Mawar Altar

8). Sumber Bahan : Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, buku

Mawar Altar.

9). Jadual :

Hari Kelima (V)

04.30-05.30 : Bangun pagi, dan mandi

05.30-06.30 : Ibadat Pagi dan Meditasi pribadi

06.30-07.15 : Perayaan Ekaristi

07.15-07.30 : Persiapan untuk kerja bakti

07.30-09.30 : Kerja bakti

09.30-11.00 : Makan pagi dan kegiatan pribadi

11.00-12.00 : Sharing pengalaman

12.00-13.00 : Pemeriksaan batin dan Ibadat Siang

13.00-13.30 : Makan Siang

Page 149: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

131

13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

15.00-15.30 : Kunjungan pada Sakramen Mahakudus

15.30-16.00 : Minum

16.00-18.00 : Mencari ayat-ayat Kitab Suci yang menyentuh hati

berkaitan dengan solidaritas kepada kaum miskin.

18.00-19.00 : Ibadat Sore dan Rosario

19.00-20.00 : Makan malam

20.00-21.00 : Ibadat Penutup (Completorium)

21.00-22.30 : Internalisasi pribadi (dibantu dengan Petuah- petuah

Vinsensius de Paul)

22.30 : Istirahat

b. Pemikiran Dasar

Bekerja dengan menggunakan tangan, bukanlah hal yang baru bagi para

suster. Setiap pekerjaan sudah terbiasa menggunkana tangan. Tetapi apakah

tangan yang digunakan untuk bekerja telah dipergunakan dengan baik, seperti

yang dirasakan oleh kaum miskin, yang dengan bermandikan keringat dan

bercucuran air mata mencari sesuap nasi demi mencukupi kebutuhan hidup

mereka. Belaskasih kadang hanya sekedar teori dan sulit untuk dipraktekkan.

Vinsensius de Paul, telah memberikan contoh bagaimana ia terjun sendiri untuk

melayani kaum miskin, belaskasih bukan hanya dirasakan tetapi perlu ditanggapi

dengan kegiatan konkrit.

Page 150: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

132

Retret hari kelima “Cinta yang kreatif dalam pelayanan kepada orang

miskin (mengalami kerja tangan bersama Allah)”, mau mengajari dan membantu

para suster SCMM untuk ikut merasakan dan mengalami apa yang dialami oleh

kaum miskin, agar lebih peduli pada penderitaan kaum miskin. Kegiatan konkrit

dengan tangan membantu para suster untuk lebih peka akan kebutuhan kaum

miskin, sehingga bisa cepat tergerak untuk membantu mereka.

c. Proses Pelaksanaan

1). 04.30-05.30 : Bangun pagi, dan mandi

Pada retret hari kelima ini, senam pagi ditiadakan. Setelah bangun pagi

peserta dan pembimbing retret langsung mandi pagi.

2). 05.30-06.30 : Ibadat Pagi dan Meditasi pribadi

Peserta dan pendamping melakukan ibadat pagi bersama dan

dilanjutkan dengan meditasi pribadi, sesuai dengan bacaan Injil dari penanggalan

liturgi hari yang bersangkutan.

3). 06.30-07.15 : Perayaan Ekaristi

4). 07.15-07.30 : Persiapan untuk kerja bakti

Setelah Perayaan Ekaristi, peserta retret dan pendamping mempersiapkan

peralatan untuk kerja bakti. Sebelumnya pendamping menginformasikan tempat-

tempat yang digunakan untuk kerja bakti.

Page 151: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

133

5). 07.30-09.30 : Kerja bakti

Para suster mulai bekerja ditempat yang telah ditunjuk oleh pendamping,

dengan tetap menjaga keheningan.

6). 09.30-11.00 : Makan pagi dan kegiatan pribadi

Para suster masuk ke ruang makan untuk menyantap hidangan pagi yang

telah dipersiapkan. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan pribadi.

7). 11.00-12.00 : Sharing pengalaman

Peserta retret masuk ke kelompok masing-masing sesuai dengan kelompok

yang telah dibagikan oleh pendamping, dan mengadakan sharing dengan bantuan

beberapa pertanyaan sebagai berikut:

• Bagaimana kesan para suster dengan kegiatan kerja bakti yang dilakukan

pada setengah hari ini?

• Pengalaman menarik apa yang suster temukan dalam kegiatan kerja bakti

hari ini? Mengapa hal itu menarik bagi suster?

• Pesan apa yang dapat suster ambil dari pengalaman kerja bakti hari ini?

8). 12.00-13.00 : Pemeriksaan batin dan Ibadat Siang

9). 13.00-13.30 : Makan Siang

10). 13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

11). 15.00-15.30 : Kunjungan Sakramen Mahakudus

12). 15.30-16.00 : Minum

13). 16.00-18.00 : Mencari ayat-ayat Kitab Suci yang menyentuh hati

Page 152: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

134

berkaitan dengan solidaritas kepada kaum miskin.

Dengan bimbingan pendamping, setiap peserta mencari ayat-ayat Kitab

Suci yang menyentuh hati berkaitan dengan solidaritas kepada kaum miskin.

Pendamping mempersiapkan konkordans dan hand out yang berisikan tema-tema

dari perikop Kitab Suci yang dapat membantu peserta untuk dapat menemukan

ayat yang menyentuh hati mereka. Setelah ditemukan ayat yang menyentuh, setiap

peserta menuliskan di buku hariannnya sebagai inspirasi dalam melaksanakan

pelayanan kepada kaum miskin.

14). 18.00-19.00 : Ibadat Sore dan Rosario

15). 19.00-20.00 : Makan malam

16). 20.00-21.00 : Ibadat Penutup (Completorium)

17). 21.00-22.30 : Internalisasi pribadi (dibantu dengan Petuah- petuah

Vinsensius de Paul)

Pada kesempatan ini peserta retret mengadakan internalisasi pribadi

dibantu dengan petuah-petuah Vinsensius de Paul yang sudah dibagikan kepada

peserta retret.

18). 22.30 : Istirahat.

6. Persiapan Pelaksanaan Hari Keenam (VI)

a. Identitas

1). Tema : Setia pada perutusan, kapan dan di manapun!

2). Tujuan : Membantu para suster SCMM untuk taat dan setia

Page 153: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

135

terhadap perutusan yang diberikan oleh kongregasi, kapan

dan di mana pun diutus.

3). Peserta : Para suster SCMM

4). Tempat : Provinsialat SCMM - Medan

5). Metode : Ceramah, hening, refleksi, tanya jawab, diskusi dan pleno

6). Waktu : Januari dan Juli 2011

7). Sarana : Hand out, teks Kita Suci Perjanjian Baru dan Perjanjian

Lama, buku Mawar Altar, laptop, LCD, gitar dan buku

Konstitusi.

8). Sumber Bahan : - Antonius Sad Budianto , Ia membuat Segalanya

Menjadi Baik, Berjalan bersama Santo Vinsensius

Depaul, Malang, Lumen Christi, 2009

- Konstitusi SCMM, 1989: art. 18-21

- Yesaya 6:1-8

9). Jadual :

05.00-06.00 : Bangun pagi, senam pagi dan mandi

06.00-07.00 : Ibadat Pagi dan Meditasi pribadi

07.00-08.30 : Sarapan dan kegiatan Pribadi

08.30-10.00 : Sesi I

- Belajar dari karya perutusan yang dilakukan oleh

St.Vinsensius de Paul selama hidupnya.

- Yesaya 6:1-8 (Yesaya mendapat panggilan Allah)

10.00-10.30 : Minum

10.30-12.30 : Refleksi Pribadi dilanjutkan dengan pengakuan dosa

12.30-13.30 : Makan Siang

Page 154: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

136

13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

15.00-15.30 : Kunjungan pada Sakramen Mahakudus

15.30-16.00 : Minum

16.00-17.30 : Sesi II

- Konstitusi Bab II (dipanggil dan diutus) sekaligus

rangkuman untuk mengakhiri retret.

17.30-19.00 : Perayaan Ekaristi penutupan retret

19.00-20.00 : Makan malam

20.00-20.30 : Ibadat Penutup (Completorium)

20.30-23.00 : Rekreasi bersama

22.30 : Istirahat

b. Pemikiran Dasar

Para suster SCMM telah mendapat tanggung jawab dalam mengemban

karya perutusan yang diserahkan oleh kongregasi. Perutusan para suster SCMM

mencakup berbagai bidang. Karya perutusan memang ada yang di kota tetapi

kebanyakan di daerah pedesaan. Tak bisa dipungkiri, bahwa dalam perjalanan

waktu para suster lebih memilih berkarya di perkotaan dari pada memilih di

pedesaan yang jangkauannya sulit dan banyak tantangan, sehingga kaul yang

diucapkan untuk setia dimanapun diutus hanya tinggal teori saja.

Tema hari terakhir “Setia pada perutusan, kapan dan dimanapun!” dipilih

untuk membantu para suster SCMM untuk taat dan setia terhadap perutusan yang

diberikan oleh kongregasi kapan dan dimanapun diutus. Untuk sampai pada

Page 155: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

137

tujuan tersebut akan sedikit diuraikan karya perutusan yang dilakukan oleh

St.Vinsensius de Paul selama hidupnya, panggilan Nabi Yesaya, dan pada akhir

pertemuan peserta diajak membuka konstitusi bab II yang berisi “Dipanggil dan

diutus” sebagai dasar pijakan para suster dalam melaksanakan karya perutusan.

Pada pertemuan terakhir ini juga disediakan waktu untuk pengakuan dosa bagi

peserta retret.

c. Proses Pelaksanaan

1). 05.00-06.00 : Bangun pagi, senam pagi dan mandi

Peserta dan pendamping melakukan senam pagi bersama, setelah itu

dilanjutkan dengan mandi pagi.

2). 06.00-07.00 : Ibadat Pagi dan Meditasi pribadi

Peserta dan pendamping melakukan ibadat pagi bersama dilanjutkan

dengan meditasi pribadi, sesuai dengan bacaan Injil dari penanggalan liturgi hari

yang bersangkutan.

3). 07.00-08.30 : Sarapan dan kegiatan Pribadi

Peserta dan pendamping melakukan sarapan pagi. Saat sarapan

diupayakan keheningan (dengan diputarkan musik instrumental). Setelah sarapan

masing-masing melanjutkan dengan kegiatan pribadi.

Page 156: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

138

4). 08.30-10.00 : Sesi I

Para suster yang terkasih. Pada pertemuan retret hari terakhir ini, kita

akan belajar dari karya perutusan yang dilakukan oleh St.Vinsensius de Paul

selama hidupnya dan dari Yesaya 6:1-8 mengenai Nabi Yesaya yang mendapat

panggilan dari Allah.

a). Belajar dari karya perutusan yang dilakukan oleh St.Vinsensius de Paul selama

hidupnya.

Para suster yang terkasih. St.Vinsensius de Paul, adalah seorang tokoh

besar dalam Gereja. Ia diangkat oleh Gereja sebagai pelindung karya misi. Pendiri

Kongregasi SCMM juga telah mengangkat St.Vinsensius de Paul sebagai

pelindung kedua dari kongregasi, sekaligus pelindung karya amal kongregasi, oleh

karena itu sepantasnyalah kita sebagai seorang suster SCMM mengenal dan

belajar dari karya yang diemban oleh Vinsensius de Paul selama hidupnya. Santo

Vinsensius de Paul adalah pribadi yang peka terhadap penderitaan sesamanya

terlebih orang miskin yang menderita. Kecintaannya kepada kaum miskin,

memampukan dia untuk melihat dan memanggil mereka sebagai majikan dan

saudara.

Vinsensius de Paul adalah seorang organisator yang tidak hanya tinggal

pada teori saja, melainkan terjun pada kenyataan yang ada. Beberapa contoh di

bawah ini akan memperlihatkan, bagaimana Vinsensius de Paul melakukan karya

perutusan yang dipercayakan kepadanya.

• Menjadi Pastor Paroki di Clichy dan paroki Chatillon le Dombes

Imam Pierre de Berulle yang menjadi pembimbing rohani Vinsensius

Page 157: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

139

de Paul mengangkat dan mempercayai Vinsensius de Paul untuk menjadi pastor

paroki di Clichy. Waktu itu Clichy adalah desa kecil dari Paris dan umatnya

adalah orang-orang kecil dan sederhana. Vinsensius de Paul menerima tawaran

tersebut dan segera berangkat ke paroki Clichy untuk bertemu dengan umat. Umat

gembira melihat pastor Vinsensius de Paul yang begitu bersemangat, karena ia

menunjukkan bakatnya sebagai pastor pembimbing dan organisator. Setiap

Minggu pertama ditetapkan sebagai hari pengakuan dosa dan umat taat

melakukannya dan menunjukkan perkembangan hidup rohani. Selain itu ia

mengunjungi orang sakit, menghibur yang berkesusahan, membantu yang miskin,

menegur yang salah, menyemangati yang lemah. Paroki yang dipimpinnya sangat

hidup dan menjadi model bagi paroki sekitarnya.

Selain berkarya di paroki Clichy Vinsensius juga pernah berkarya paroki

Chatillon le Dombes. Di paroki ini Vinsensius banyak melakukan pelayanan

kepada orang miskin dan mempertobatkan orang-orang berdosa. melihat persoalan

orang miskin dan sakit di wilayah tersebut dan sepakat untuk memulai organisasi

kasih. Pelayanan yang dilakukan Vinsensius de Paul bersama umat di paroki

Chatillon le Dombes harus diakhirinya karena ia dipanggil lagi oleh keluarga de

Gondi agar Vinsensius de Paul dapat menjadi penasehat dan pembimbing rohani

bagi keluarga mereka. Karena ketaatan kepada Tuhan dan bimbingan Roh kudus

lewat retret dan konsultasi dengan pembimbing rohaninya,

• Menjadi tutor anak-anak Laksamana De Gondi

Kebersamaan Vinsensius de Paul bersama umat di paroki Clichy hanya

dua tahuan saja, karena ia di panggil oleh Imam Pierre de Berulle untuk menjadi

Page 158: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

140

tutor bagi anak-anak Laksamana De Gondi pada akhir tahun 1613. Vinsensius de

Paul menjalankan tugas ini dengan penuh iman dan mengarahkan keluarga De

Gondi untuk banyak melakukan karya amal. Selain bekerja sebagai tutor bagi

anak-anak De Gondi, Vinsensius de Paul mengisi waktunya dengan banyak

mengunjungi petani dan buruh miskin di wilayah De Gondi yang sangat luas

meliputi pedesaan di luar kota Paris.

Selain menjadi tutor bagi anak-anak de Gondi Vinsensius de Paul juga

menjadi penasehat dan pembimbing rohani bagi keluarga mereka. Hidup di istana

tidak membuat Vinsensius de Paul senang dan bangga, melainkan hatinya tetap

terpaut untuk melayani kaum miskin, atas persetujuan keluarga de Gondi

Vinsensius de Paul mulai giat melaksanakan misi umatnya dengan dibantu oleh

beberapa imam ke berbagai penjuru wilayah de Gondi yang tersebar di berbagai

keuskupan seluruh Prancis (Bernard Pujo, 2007:60-87).

Dari karya perutusan di atas, terlihat bahwa St.Vinsensius de Paul, adalah

pribadi yang bertanggung jawab, setia dan peka akan kebutuhan sesama, secara

khusus mereka yang miksin dan menderita. Ia tidak bekerja sendiri dalam

melakukan karya-karya kasih, melainkan ia memakai orang lain untuk terlibat

dalam melayani orang miskin dan menderita. Selain itu Vinsensius de Paul adalah

pribadi yang siap diutus artinya mau taat kepada pembimbing rohani yang

memberikan pengarahan kepadanya. Ia melihat segalanya dengan bijaksana tanpa

mengabaikan hal yang lain. Semoga kita pun mampu meneladan Santo Vinsensius

de Paul dalam menjalankan karya dan perutusan yang dipercayakan kongregasi

kepada kita.

Page 159: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

141

b). Kitab Yesaya 6:1-8 (Nabi Yesaya mendapat panggilan dari Allah)

Para suster yang terkasih. Kita sudah banyak berbicara mengenai karya

perutusan yang dilakukan oleh St.Vinsensius de Paul semasa hidupnya di dunia.

St.Vinsensius de Paul, adalah teladan bagi kita untuk maju dan siap sedia diutus,

kapan dan dimana pun kongregasi mengutus kita. Saat ini kita akan belajar dari

Nabi Yesaya bagaimana ia menerima tawaran dan panggilan dari Allah. Seperti

kita ketahui Nabi Yesaya adalah seorang utusan Allah dan merupakan

perpanjangan tangan Allah. Yang dapat kita belajar darinya yakni: jawaban nabi

Yesaya atas panggilan Allah “Ini aku utuslah aku”. Perkataan Yesaya ini

merupakan inspirasi bagi kita untuk siap sedia diutus ke mana dan kapanpun

kongregasi mengutus kita. Semoga kita mampu menjadi Yesaya-yesaya kecil di

zaman ini.

5). 10.00-10.30 : Minum

6). 10.30-12.30 : Refleksi Pribadi dilanjutkan dengan pengakuan dosa

Setelah minum, peserta retret dan pembimbing retret mengadakan refleksi

pribadi dan dilanjutkan dengan pengakuan dosa.

7). 12.30-13.30 : Makan Siang

8). 13.30-15.00 : Istirahat dan mandi

9). 15.00-15.30 : Kunjungan pada Sakramen Mahakudus

10). 15.30-16.00 : Minum

Page 160: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

142

11). 16.00-17.30 : Sesi II

- Konstitusi Bab II (dipanggil dan diutus) sekaligus

rangkuman untuk mengakiri retret

Para suster yang terkasih, pada hari ini kita telah melihat dan mendalami

karya-karya perutusan yang dilakukan St.Vinsensius de Paul, dan juga belajar dari

nabi Yesaya yang menerima panggilan Tuhan dan siap sedia diutus oleh Tuhan.

Menjadi pertanyaan bagi kita, apakah kita mampu berkata ya terhadap karya

perutusan yang diberikan kepada kita, dengan siap sedia diutus kapan dan dimana

pun kongregasi mengutus kita?. Marilah kita buka konstitusi bab II (dipanggil dan

diutus), dan membacanya serta meresapi sebagai dasar pijakan bagi kita suster

SCMM dalam melakukan karya dan perutusan di tengah masyarakat dan Gereja.

12). 17.30-19.00 : Perayaan Ekaristi penutupan retret

Pada misa penutupan retret ini, para suster membaharui kaul secara

bersama-sama.

13). 19.00-20.00 : Makan malam

14). 20.00-20.30 : Ibadat Penutup (Completorium)

15). 20.30-23.00 : Rekreasi bersama

Setelah Ibadat Penutup dilanjutkan dengan rekreasi bersama.

16). 22.30 : Istirahat.

Page 161: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

143

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pendirian suatu kongregasi disertai dengan ciri khas dan tujuan dalam

menampakkan karya pelayanan kasih di dunia. Selain itu pendirian kongregasi

mempunyai norma atau aturan yang diyakini dapat menjadi dasar atau pedoman

hidup para anggotanya. Norma atau aturan hidup ini dimaksudkan membentuk

kekhasan hidup dan pelayanan bagi para anggotanya.

Kongregasi SCMM (Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang

Berbelaskasih) didirikan pada abad ke-19 oleh Mgr. Joannes Zwijsen. Pendirian

kongregasi ini, terinspirasi oleh St.Vinsensius de Paul yang peka akan kebutuhan

sesama, khususnya mereka yang miskin dan terlantar. Oleh pengikutnya, cara

hidup St.Vinsensius de Paul difahami sebagai “Spiritualitas St.Vinsensius de

Paul”, dan pendiri mengangkatnya menjadi pelindung karya kongregasi SCMM,

dengan harapan bahwa para pengikutnya akan meneruskan cara hidup dan

semangat yang telah dimulai St.Vinsensius de Paul dalam hidup dan karya

pelayanannya di dunia ini. Kongregasi SCMM sebagai suatu lembaga hidup

religius dalam seluruh gerak kehidupan dan karyanya tidak boleh lepas dari

semangat asli pendiri.

Para suster SCMM dipanggil untuk menampakkan karya belaskasih Allah

kepada dunia dengan mengamalkan visi, misi kongregasi dan datang melayani

mereka yang miskin dan tertindas sesuai dengan tujuan didirikannya kongregasi

Page 162: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

144

ini. Pelayanan para suster SCMM mencakup berbagai bidang pelayanan seperti

Karya di bidang Pendidikan, Karya di bidang Kesehatan dan Karya di bidang

Sosial.

Perkembangan karya yang ditangani oleh para suster SCMM semakin

meningkat dan tak dapat dipungkuri pula muncul sejumlah kepincangan dalam

hidup dan karya yang ditangani para suster SCMM. Hal tersebut terungkap ketika

pertemuan propinsi dan retret Vinsensian yang dilaksanakan oleh kongregasi pada

tahun 2009. Salah satu penyebab dari kepincangan yang terjadi adalah kurangnya

pengenalan dan pemahaman para suster SCMM akan Spiritualitas St.Vinsensius

de Paul, yang oleh kongregasi dijadikan sebagai pelindung dan teladan karya.

Ketidakjelasan pemahaman spiritualitas St.Vinsensius de Paul ini disebabkan oleh

pendahulu yang tidak cukup menyampaikan kepada generasi berikut, juga dari

para suster sendiri yang kiranya kurang membaca buku-buku sejarah kongregasi.

Bertolak dari keprihatinan yang muncul, penulis menyadari perlunya cara

yang dapat membantu para suster untuk kembali ke semangat awal pendiri, secara

khusus pengenalan akan tokoh penting dalam kongregasi yakni St.Vinsensius de

Paul yang oleh pendiri telah diangkat sebagai pelindung karya amal. Cara yang

ditempuh untuk dapat membantu para suster SCMM, agar mereka dapat

memahami dan mengahayati Spiritualitas St.Vinsensius de Paul adalah program

retret yang diberikan kepada para suster SCMM dengan tema “Spiritualitas

St.Vinsensius de Paul bagi para suster SCMM” yang diharapkan dapat membantu

mereka untuk mengenal St.Vinsensius de Paul, sehingga pada akhirnya akan

meneladaninya dalam hidup dan karya mereka sebagai suster SCMM.

Page 163: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

145

B. Saran

Bertitiktolak dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan dalam

setiap bab dalam skripsi ini, akhirnya penulis mencoba menyampaikan beberapa

saran, yang dapat digunakan untuk meningkatkan penghayatan dan pemahaman

spiritualitas St.Vinsensius de Paul bagi para suster SCMM dalam meningkatkan

pelayanan kepada kaum miskin. Untuk mencapai semuanya itu perlu suatu usaha

konkrit dari para Formator suster SCMM dan seluruh suster SCMM yang harus

dibangun secara terus-menerus dan berkesinambungan, antara lain:

1. Para formator mencari metode dan cara yang dapat membantu para suster

SCMM untuk mengenal, memahami dan mengahayati Spiritualitas

St.Vinsensius de Paul yang oleh pendiri telah dijadikan sebagai pelindung

karya amal kongregasi.

2. Para pemimpin bersama para anggota berusaha menggali dan memperdalam

harta kekayaan rohani yang terkandung dalam seluruh khasanah kongregasi

(Kitab Suci, konstitusi, adat kebiasaan, semangat pendiri, spiritualitas

kongregasi, visi-misi kongregasi dan amanat-amanat kapitel), secara khusus

tokoh-tokoh yang telah diangkat oleh pendiri sebagai pelindung kongregasi.

3. Membuka peluang dan komunikasi kepada para suster SCMM untuk mengikuti

perkumpulan keluarga Vinsensian dan memanggil para Romo CM untuk

memberi seminar atau retret, sehingga membantu para suster SCMM untuk

mengenal, sehingga pada akhirnya dapat memahami dan mengahayati

Spiritualitas St.Vinsensius de Paul dalam hidup dan karya para suster SCMM,

secara khusus dalam melayani kaum miskin.

Page 164: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

146

4. Meningkatkan pembinaan dan pendampingan yang terstruktur dan

berkesinambungan bagi para anggota kongregasi SCMM. Pembinaan dapat

dimulai dari masa pembinaan sehingga Visi, Misi dan harta kekayaan

kongregasi dapat dikenal, dan akhinya dapat dipahami dan dihayati oleh para

suster SCMM, sehingga menjadi dasar dalam hidup dan karya para suster

SCMM.

5. Adanya usaha dari para suster SCMM untuk membaca buku-buku kongregasi,

atau disediakannya waktu di setiap komunitas untuk membaca bersama-sama

dan merenungkan buku-buku kongregasi, sehingga dapat memiliki harta yang

tak ternilai harganya bagi para suster SCMM.

6. Menciptakan kesempatan untuk mengadakan evaluasi mengenai hidup dan

karya para suster SCMM, sehingga mampu menemukan apa yang menjadi

kekurangan sehingga dapat mencari cara untuk meningkatkannya.

Satu cara yang dapat diberikan penulis untuk membantu para suster

Formator SCMM dan para suster SCMM secara keseluruhan adalah memberikan

satu program retret yang dapat digunakan oleh para suster formator dalam

membantu para suster SCMM untuk mengenal dan memahami serta menghayati

Spiritualitas St.Vinsensius de Paul dalam hidup dan karya para suster SCMM.

Agar materi ini dapat tersampaikan dengan baik pada para suster SCMM, perlu

terlebih dahulu para suster formator SCMM mengenal dan memahaminya

sehingga memudahkan mereka dalam menyampaikan kepada para suter SCMM

yang lain. Karena program retret ini mencakup tiga wilayah, perlu diupayakan

agar para suster formator SCMM membangun kerjasama tim sehingga dapat

Page 165: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

147

menyampaikan retret tersebut secara maksimal kepada para suster SCMM.

Penulis berharap, retret ini dapat membantu para suster SCMM untuk

semakin mengenal, memahami dan menghayati Spiritualitas St.Vinsensius de

Paul, sehingga memampukan para suster SCMM untuk semakin memaksimalkan

pelayanan mereka bagi kaum miskin dalam karya dan perutusan yang mereka

tangani.

Page 166: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

148

DAFTAR PUSTAKA

Banawiratma, J.B. (1998). Spiritualitas Transformatif suatu Pergumulan Ekumenis. Yogyakarta: Kanisius.

Badrika Wawan I dan Setiadi Sulaeman. (1991). Sejarah Nasional dan Dunia Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Blommestijn, Hein & Jos Huls. (1995). Segala Sesuatu Hanya Berdasarkan Cinta Kasih. Belanda: Titus Brandsma Instituut.

------------ . (1998). Belaskasih Panggilan Hidup. Belanda: Titus Brandsma Instituut.

Budianto, Antonius Sad. (2009). Ia membuat Segalanya Menjadi Baik, Berjalan Bersama Santo Vinsensius De Paul. Malang: Lumen Christi.

Darmawijaya. (1984). Pengabdian Punakawan atau Hamba Yahwe. Yogyakarta: Kanisius.

De Ver, Andre. (2001). Ziarah Vinsent Depaul, CMM-SCMM tahun 2001. Yogyakarta: DPU CMM.

DPP SCMM Indonesia. (2009). Butir-butir Penting Hari Provinsi SCMM Indonesia Tahun 2009. Medan: DPP SCMM.

DPU SCMM. (2007). Compassion. Netherlands: Generalate Sister of Charity of Our Lady Mother of Mercy.

Hardawiryana, R. (1977). Spektrum: Pelaksanaan Pelayanan. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan MAWI.

J.J de Heer. (1982). Tafsiran Alkitab Injil Matius. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Kapitel Umum Kongregasi SCMM. (1989). Konstitusi Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang Berbelaskasih. ‘s-Hertogenbosch Belanda.

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R.Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966).

Kusnoharjono, Rosalina. (1998). Langkah-langkah Kebijaksanaan Warisan Mgr. Joannes Zwijsen. Yogyakarta: DPP SCMM Provinsi Indonesia.

------------- . (2001). Napak Tilas 115 Tahun SCMM di Indonesia 1885-2000. Sibolga: DPP SCMM Provinsi Indonesia.

Mangunhardjana, A.M, (1984). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius. Mila Ate, Hilda. (2006). Laporan Kapitel SCMM Provinsi Indonesia. Medan:

DPP SCMM Provinsi Indonesia. Panticelli, S & Armada Riyanto. (2002). Sahabat-sahabat Tuhan dan Orang

Miskin. Malang: Dioma. Pujo Bernard. (2007). Vinsensius de Paul Sang Pelopor. Medan: Bina Media

Perintis. Riberu, J. (1983). Tonggak Sejarah Pedoman Arah: Dokumen KV II. Jakarta:

Departemen Dokumentasi dan Penerangan MAWI. Seminari Tinggi CM, (1994 edisi September-Desember). Serikat Kecil Pustaka.

Malang: Dioma. ------------- . (1998 edisi Januari-Juni). Serikat Kecil Pustaka. Malang: Dioma

Page 167: MENGGALI SPIRITUALITAS SANTO VINSENSIUS DE PAUL … · “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, dan Ia mendengar suaraku”. (Mazmur 18:7) vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

149

Syukur Agnes & Yustina Hondro. (2004). 120 Tahun Tarekat SCMM di Bumi Nusantara Indonesia. Medan: DPP SCMM.

Tondowidjojo, John. (1984). St.Vinsentius De Paul terhadap Kaum Miskin. Surabaya: Sanggar Bina Tama.

--------------. (1987). St.Vinsensius De Paul Pengikut Pembawa Khabar Gembira Kepada Kaum Miskin. Surabaya: Sanggar Bina Tama.

TPP SCMM Periode 2001-2006. (2002). Pedoman Dasar Pembinaan SCMM. Pematang Siantar: TPP SCMM.

Van de Molengraft, Alix. (1992). Tiga Wanita Saleh Yang Memulai. Yogyakarta: Andi Offset.

Van Lierop P.J. (1994). Spiritualitas Santo Vinsentius De Paul. Yogyakarta: DPP CMM.

---------------. (1996) Dibimbing oleh St.Vinsensius a Paulo dalam semangat Belaskasih. Tomohon: Komisi Spiritualitas CMM Indonesia.

Zwijsen, Joanes. (2000). Pembicaraan-pembicaraan Akrab. Diterjemahkan oleh Andre de Veer CMM. Yogyakarta: DPP Frater CMM.