Top Banner
MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH IKAHA TEBUIRENG JOMBANG (Konsep Dasar Tahun 1997) * Oleh: Sokhi Huda A. Sejarah Perkembangan LABDA (Laboratorium Dakwah) digagas tanggal 8 Mei 1996 yang dibuktikan dengan konsep dasarnya sebagai upaya pengembangan keilmuan dan keprofesian dakwah, oleh penyusun buku ini. Kemudian penggagas utama melibatkan dua mitra, yaitu Drs. M. Agussalim dan Drs. Agoes Moh. Moefad. Gagasan tersebut ditawarkan kepada Pimpinan/Dekan (Bapak Drs. Rusman Pausin). Kemudian beliau meresponnya dengan hangat dan mengajukan usulan pelembagaan LABDA ke tingkat institut. Sebagai respon balik terhadapnya, dikeluarkan Surat Keputusan Rektor No. KEP/IKAHA/A/0431/IX/1997, tertanggal 1 September 1997, yang padanya penggagas dipercaya sebagai kepala (dalam bahasa SK disebut koordinator) LABDA. Meskipun demikian, Pak Dekan masih berkeinginan untuk menggodog konsep LABDA dalam diskusi di tingkat dosen sekaligus sebagai langkah sosialisasi, yang kemudian terlaksana pada tanggal 20 Oktober 1997. Kritik peserta diskusi tertuju pada kurusnya dana yang dikonsepkan. Kemudian konsep dana digemukkan sebagai revisi sesuai masukan diskusan, dari Rp 59.999.500,- menjadi 150.040.000,-. Sekitar sebulan kemudian, dilakukan sosialisasi di tingkat mahasiswa. Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan bismillah”, karena kosongnya tangan penggagas dan kondisi objektif Fakultas Dakwah. Akan tetapi perjuangan untuk mewujudkan lembaganya terus melaju kencang dengan berbagai upaya yang cerdas. Konsentrasi berikutnya tertuju pada pemenuhan sarana dan prasarana. Untuk itu, diluncurkan momen ”Kemilau Jariyah Laboratorium Dakwah (KJLD)”, mulai 27 Oktober 1997. Sasarannya adalah (1) pimpinan, dosen dan karyawan di lingkungan IKAHA; (2) para wali mahasiswa dan alumni fakultas Dakwah IKAHA; (3) lembaga-lembaga dan tokoh-tokoh (LIPI, da’i, seniman, pengusaha, menteri, presiden, penerbit buku, dan sebagainya); sponsor; dan (4) pihak-pihak lain yang dianggap perlu. Ketika itu, ada sekitar 300 proposal yang disebarkan ke Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Irian Jaya, dan Timor-Timur. Semua penjariyah direncanakan untuk direkam dalam “Agenda Emas”, karena sedemikian penting posisinya dalam pembidanan LABDA. Akan tetapi, karena setelah pengiriman itu ekonomi Indonesia tergoncang, maka dapat dimaklumi apabila hasilnya jauh dari harapan. Meskipun demikian, minimal ada satu hal yang penting dicatat, yaitu nuansa informasi yang ditawarkan dalam proposal tersebut. Ini merupakan sesuatu yang bermakna promotif (jangka sedang dan panjang) dan * Dari Buku Memori Peresmian LABDA Fakultas Dakwah IKAHA Tebuireng Jombang, pada Agustus 1999; materi gagasan dipresentasikan pada “Rapat Kerja Fiksasi Program Akademik Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IKAHA Tahun Akademik 2003- 2004,” pada tanggal 16 Maret 2004.
14

MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

Mar 03, 2019

Download

Documents

doanhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH IKAHA TEBUIRENG JOMBANG

(Konsep Dasar Tahun 1997)*

Oleh: Sokhi Huda

A. Sejarah Perkembangan

LABDA (Laboratorium Dakwah) digagas tanggal 8 Mei 1996 yang dibuktikan

dengan konsep dasarnya sebagai upaya pengembangan keilmuan dan keprofesian

dakwah, oleh penyusun buku ini. Kemudian penggagas utama melibatkan dua

mitra, yaitu Drs. M. Agussalim dan Drs. Agoes Moh. Moefad.

Gagasan tersebut ditawarkan kepada Pimpinan/Dekan (Bapak Drs. Rusman

Pausin). Kemudian beliau meresponnya dengan hangat dan mengajukan usulan

pelembagaan LABDA ke tingkat institut. Sebagai respon balik terhadapnya,

dikeluarkan Surat Keputusan Rektor No. KEP/IKAHA/A/0431/IX/1997, tertanggal

1 September 1997, yang padanya penggagas dipercaya sebagai kepala (dalam

bahasa SK disebut koordinator) LABDA.

Meskipun demikian, Pak Dekan masih berkeinginan untuk menggodog konsep

LABDA dalam diskusi di tingkat dosen sekaligus sebagai langkah sosialisasi, yang

kemudian terlaksana pada tanggal 20 Oktober 1997. Kritik peserta diskusi tertuju

pada kurusnya dana yang dikonsepkan. Kemudian konsep dana digemukkan sebagai

revisi sesuai masukan diskusan, dari Rp 59.999.500,- menjadi 150.040.000,-.

Sekitar sebulan kemudian, dilakukan sosialisasi di tingkat mahasiswa.

Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan

“bismillah”, karena kosongnya tangan penggagas dan kondisi objektif Fakultas

Dakwah. Akan tetapi perjuangan untuk mewujudkan lembaganya terus melaju

kencang dengan berbagai upaya yang cerdas. Konsentrasi berikutnya tertuju pada

pemenuhan sarana dan prasarana. Untuk itu, diluncurkan momen ”Kemilau Jariyah

Laboratorium Dakwah (KJLD)”, mulai 27 Oktober 1997. Sasarannya adalah (1)

pimpinan, dosen dan karyawan di lingkungan IKAHA; (2) para wali mahasiswa

dan alumni fakultas Dakwah IKAHA; (3) lembaga-lembaga dan tokoh-tokoh (LIPI,

da’i, seniman, pengusaha, menteri, presiden, penerbit buku, dan sebagainya);

sponsor; dan (4) pihak-pihak lain yang dianggap perlu. Ketika itu, ada sekitar 300

proposal yang disebarkan ke Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB,

Bali, Irian Jaya, dan Timor-Timur.

Semua penjariyah direncanakan untuk direkam dalam “Agenda Emas”, karena

sedemikian penting posisinya dalam pembidanan LABDA. Akan tetapi, karena

setelah pengiriman itu ekonomi Indonesia tergoncang, maka dapat dimaklumi

apabila hasilnya jauh dari harapan. Meskipun demikian, minimal ada satu hal yang

penting dicatat, yaitu nuansa informasi yang ditawarkan dalam proposal tersebut.

Ini merupakan sesuatu yang bermakna promotif (jangka sedang dan panjang) dan

* Dari Buku Memori Peresmian LABDA Fakultas Dakwah IKAHA Tebuireng Jombang, pada

Agustus 1999; materi gagasan dipresentasikan pada “Rapat Kerja Fiksasi Program Akademik

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IKAHA Tahun Akademik 2003-

2004,” pada tanggal 16 Maret 2004.

Page 2: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

2

kredibel secara keilmuan maupun kelembagaan, apalagi datanya telah masuk ke

LIPI.

Dalam waktu yang bersamaan, secara struktural diperjuangkan tersedianya

ruang khusus LABDA. Sebagai hasilnya adalah diserahkannya kunci ruang oleh

pimpinan Institut —sebagai tanda pengesahan pemakaian— LABDA, di lantai II

ruang A2.8 (ujung Selatan-Barat), pada bulan Desember 1997. Pemberian ruang itu

benar-benar memompa semangat untuk melangkah lebih jauh. Dari hasil sedikit

demi sedikit jariyah yang masuk dan terutama subsidi dari Institut,

sarana/prasarana LABDA dipenuhi sebagaimana disajikan pada bagian berikutnya

dalam memori ini.

Berdasarkan gambaran di atas, selama 23 bulan (mulai September 1997 hingga

Juli 1999) energi terkuras untuk berjuang dalam penyebaran informasi dan

pemenuhan sarana/prasarana awal, dan selama itu pula LABDA secara formal

hanya mempunyai seorang tenaga, yaitu kepalanya —tanpa tangan dan kaki. Hal

tersebut juga menyebabkan kestatisan LABDA. Ini terbukti pada

ketidakterlaksanaan program eksperimen/konsolidasi awal ”praktik siar eLDeHA

FM” bagi para mahasiswa yang berminat.

Persiapan program praktik siar tersebut (pendaftaran calon penyiar, pembinaan

khusus, dan kualifikasi) dijadualkan selama bulan Maret dan April 1999, dan

pelaksanaan praktik siarnya pada bulan Mei dan Juni 1999. Akan tetapi itu tidak

terlaksana karena alasan teknis ketenagaan. Alasan ini juga berkenaan dengan

bidang-bidang lainnya, seperti tenaga tata usaha. Memang ada “dawuh” pimpinan

untuk memperbantukan seorang dari staf tata usaha Fakultas. Itupun tidak dapat

efektif, karena ada beberapa pekerjaan besar di samping pekerjaan rutin yang

menuntut kesungguhan penyelesaian.

Untuk efektifitas operasionalisasi, ada tiga hal utama yang direncanakan pasca

peresmian LABDA, yaitu: (1) tenaga tetap tata usaha dan operator praktikum, (2)

pelibatan tenaga edukatif mata kuliah praktikum mikro (retorika, dakwah dialogis,

protokoler, jurnalistik, grafika, dan siaran RTF) dan (3) penyediaan kesempatan

magang bagi para lulusan terbaru. Khusus magang, kesempatan dibatasi maksimal

satu semester. Pada tiap semesternya dibutuhkan dua alumni (pria dan wanita).

Tenaga pria dipetakan pada penguasaan operasi pelayanan praktikum, dan tenaga

wanita pada penguasaan sistem dan pelayanan administrasi LABDA.

B. Konsep Dasar

1. Latar Belakang (Dasar Pemikiran)

Dalam kancah akademik, Dakwah di Indonesia dilahirkan oleh Fakultas

Ishuluddin sebagai salah satu jurusannya, pada tahun 1970. Dua tahun kemudian

(1972) Dakwah eksis sebagai fakultas. Dengan ini kemandiriannya tertantang,

terutama secara filosofis maupun metodologis; yang keduanya merupakan syarat

mutlak dalam keilmuan.

Terdapat sejumlah karya keilmuan dakwah yang dipelajari dan dikaji lebih

jauh oleh para aktivis. Namun dalam perkembangannya, —diakui atau tidak—

karya-karya senada tidak cukup subur. Meskipun hal ini tetap dalam konteks

menjunjung tinggi nilai kontributif sejumlah karya yang telah hadir.

Page 3: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

3

Dakwah pada dasarnya diharapkan tampil secara ”berani” sebagai profesionalitas.

Ini berarti, bahwa perangkat pengembangan keilmuan maupun pengayaan

praktik merupakan paduan serasi yang diperlukannya.

Dalam peta formal-keilmuan, melalui usul Bapak Prof. Dr. Harun Nasution,

Dakwah masuk dalam jajaran ilmu-ilmu keislaman yang diakui oleh LIPI (SK

LIPI tahun 1982). Peta ilmu-ilmu tersebut adalah: (1) Ilmu al-Qur’an, (2) Ilmu

Hadith, (3) Ilmu Pemikiran Islam (Kalam, Filsafat, Tasawuf), (4) Ilmu Hukum

dan Pranata Sosial Islam, (5) Ilmu Sejarah dan Peradaban Islam, (6) Ilmu

Pendidikan Islam, (7) Ilmu Dakwah Islam, dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di

Dunia Islam (AMDI). Ilmu AMDI dijadikannya sebagai argumentasi utama, agar

ilmu-ilmu keislaman diakui secara metodologis.

Kemudian dalam peta pembangunan di Indonesia, sebagaimana rumusan

Dewan Riset Nasional (DRN), Dakwah bergerak dalam program-program utama

sosial, falsafah dan perundang-undangan: (1) peningkatan kualitas sumber daya

manusia; (2) pengembangan dan pemanfaatan potensi sosial-budaya Indonesia;

(3) pengelolaan lingkungan hidup; (4) peningkatan kualitas data. (Imron Arifin,

1994: 114-115) Dakwah sebagai aktivitas berkepentingan terhadap program

nomor (1), (2) dan (3). Sedangkan LABDA berkompetensi terhadap program

nomor (1), (2) dan (4).

Sementara di Fakultas Dakwah IKAHA Tebuireng sendiri, bukan tidak

mungkin bahwa benih-benih kreatif maupun inovatif, ada, atau bahkan bernilai

fresh dalam panggung keilmuan. Akan tetapi sarana/prasarana atau sistem

kelembagaannya belum memberikan porsi yang mapan untuk itu. Di sisi lain

praktik-praktik dakwah oleh mahasiswa —dalam bentuk apapun dan di

manapun— tidak dapat dikontrol dan dievaluasi, dan karenanya hasil aktivitas-

aktivitas tersebut tidak dapat dikaji secara intensif maupun dikembangkan. Untuk

menjembatinya, kehadiran laboratorium dakwah tidak dapat disimplikasikan,

sebagai kebutuhan opsi dan alternatif bagi pemecahan masalah. Sebab

laboratorium inilah yang dapat dan diharapkan berfungsi:

1. Menginventarisasi karya-karya pikir dan hasil-hasil penelitian yang

mengarah dan bertujuan mengembangkan ilmu dakwah, sehingga dapat

dicandra maupun dikontrol secara empiris dan berkesinambungan dari

generasi tertentu ke generasi berikutnya. Mengembangkan skala potensi dan

kerangka metodologis dakwah dari derajat tertentu yang sudah ada ke derajat

yang lebih mapan demi kemandiriannya sebagai sains, secara lebih kokoh.

2. Menjadi miniatur dan ladang penelitian dan pengembangan (litbang)

dakwah, baik sebagai ilmu (murni dan terapan) maupun aktivitas, dalam

sistemasi tridharma perguruan tinggi.

3. Menjadi tumpuan bagi penggodogan profesionalitas dakwah, sesuai dengan

spesifikasi tertentu.

4. Keempat hal itu bersumber pada asumsi umum bahwa laboratorium

merupakan lembaga infrastruktur dalam pendidikan tinggi yang salah satu

darmanya adalah penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, untuk

menciptakan lulusan yang profesional di bidangnya.

Page 4: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

4

2. Jati Diri LABDA

Laboratorium adalah tempat mengadakan percobaan (penyelidikan dan

sebagainya) segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia dan

sebagainya (Poerwadarminta: 1976: 547). Ia merupakan tempat yang dilengkapi

dengan peralatan dan “reagen” untuk melakukan eksperimen keilmuan,

penyelidikan, pengujian ilmiah thread produk dan proses. Laboratorium terdapat

di sekolah dan universitas, lembaga riset pemerintah maupun swasta dan industri.

Berkat adanya laboratorium manusia menemukan berbagai hal baru dalam dunia

ilmu. Laboratorium juga merupakan tempat berlatih para ilmuwan muda.

Penemuan dari laboratorium, setelah lewat laboratorium pengembangan dan

proyek perintis akhirnya muncul di pasar sebagai benda-benda yang dapat dibeli

oleh masyarakat.” (Ensiklopedi Nasional Jilid 9, 1990: 265-266) Sedangkan

Laboratorium Dakwah merupakan suatu lembaga yang menyelenggarakan

berbagai kegiatan penopang bagi aktivitas dakwah (Mulkhan, 1996: 234-235).

Ada empat hal yang penting dicatat kaitannya dengan jati diri LABDA, yaitu

merupakan (1) tempat untuk mengadakan eksperimen untuk menghasilkan dan

mengembangkan teori-teori ilmu dakwah, (2) tempat penggodogan profesionalitas,

3) sebagai miniatur keilmuan dan kelembagaan, (4) sebagai pusat informasi dan

pelayanan umum strategi dan teknologi dakwah. Jati diri ini secara lebih dekat

dijelaskan pada sub-sub sajian berikut.

3. Fungsi-Fungsi

Berbagai fungsi yang menggambarkan bentuk-bentuk aktivitasnya adalah

sebagai:

a. Pusat informasi dan pemanfaatan dakwah (PIPD);

b. Pusat penelitian dakwah (PPD);

c. Pusat pengkajian masalah dakwah (PPMD);

d. Pusat pengembangan metodologi dan teknologi dakwah (PPMTD); dan

e. Pusat latihan subjek dakwah (PLSD).

4. Perlengkapan

Dalam rangka mengembangkan fungsi-fungsi tersebut, LABDA dilengkapi

dengan unit-unit kegiatan, antara lain sebagai berkut:

a. Unit Perpustakaan dan Penerbitan (UPUSBIT);

b. Unit Penelitian dan Pengembangan (ULITBANG);

c. Unit Pendidikan dan Latihan (UDIKLAT);

d. Unit Analisis, Komputasi dan Sistem Informasi (UAKSI);

e. Unit Operasi Audio-Visual (UAV) /Unit Teknologi Dakwah (UTD);

f. Unit Public Relations dan Human Relation (UPRHR);

g. Unit Kedanaan dan Pengembangan Sarana/Prasarana (UKPS); dan

f. Ketatausahaan.

5. Pelayanan Umum (Public Service)

Sebagai pusat informasi dakwah, LABDA menjalin hubungan dengan

lembaga-lembaga/pusat-pusat dakwah. Kerjasama dalam berbagai hal akan

memungkinkan LABDA menyerap informasi dan seterusnya menyebarkan

informasi dakwah kepada semua lembaga/pusat dakwah tersebut, maupun

kepada perorangan (da’i).

Page 5: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

5

Unit pendidikan dan latihan merupakan salah satu aktivitas “public service”

guna menopang penyelenggaraan dakwah yang dikoordinasikan oleh lembaga-

lembaga/pusat-pusat dakwah. Bentuk-bentuk latihan meliputi antara lain:

a. Latihan Kader Dakwah (skala umum);

b. Latihan Retorika Dakwah;

c. Latihan Jurnalistik dan Grafika Dakwah;

d. Latihan Bimbingan dan Penyuluhan Islam;

e. Latihan Pelayanan dan Pengembangan Sosial (Peta/Geografi Dakwah)

f. Latihan Manajemen Dakwah;

g. Latihan Penelitian dan Perencanaan Dakwah;

h. Latihan Statistik Dakwah;

i. Latihan Analisis, Komputasi dan Sistem Informasi;

j. Latihan Pengelolaan Perpustakaan; dan

k. Latihan Pengoperasian Piranti Audio-Visual.

6. Penggodogan Profesionalitas

Pada substansi pokoknya, laboratorium dakwah menekankan pada

pengembangan masing-masing jurusannya sebagai profesi (keahlian). Mengenai

ini, dapat digambarkan demikian;

a. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI):

Mahasiswa dididik menjadi ahli komunikasi dan penyiaran Islam dengan tiga

kemampuan (profesionalitas); komunikasi tabligh, dakwah dialogis,

jurnalistik, dan grafika.

b. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI):

Mahasiswa dididik menjadi tenaga profesional dakwah Islam di bidang

bimbingan mental (terapi kejiwaan), pelayanan penyuluhan masyarakat dan

konsultasi keagamaan.

c. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI):

Mahasiswa dididik menjadi ahli pengembangan masyarakat yang kemampuan

pokoknya adalah mengorganisasi dan sekaligus memberdayakan sumber daya

insan (SDI) untuk kepentingan pembangunan mental keagamaan dalam sistem

pembangunan masyarakat seutuhnya.

d. Jurusan Manajemen Dakwah (MD):

Mahasiswa dididik menjadi ahli manajemen dakwah yang berkemampuan

mengorganisasi potensi-potensi dakwah menjadi suatu keterpaduan sistematis

dan progresif. Sehingga, melalui ini, diharapkan dakwah memiliki kekuatan

strategis

Dalam kaitan laboratorium sebagai tempat mengadakan eksperimen, maka di

dalam laboratorium dakwah diintensifikasi pendalaman keahlian masing-masing,

sebagaimana pemaparan di atas, melalui percobaan-percobaan. Konsep ini

kemudian melahirkan operasionalisasi “micro practicings” untuk masing-masing

keahlian.

Dalam hubungannya dengan laboratorium dakwah sebagai lembaga yang

menyelenggarakan berbagai kegiatan penopang bagi aktivitas dakwah, maka di

dalamnya, selebih pendalaman masing-masing keahlian tersebut, juga dilakukan

studi yang berkenaan dengan empat dimensi dakwah (sebagai karakteristik

Page 6: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

6

ajaran Islam, aktivitas, ilmu pengetahuan dan profesionalitas). Konsep ini

kemudian menjadikan laboratorium dakwah sebagai ‘miniatur keilmuan dan

kelembagaan’. Sebagai miniatur, dalam LABDA digelar ladang penelitian dan

pengembangan (litbang) dakwah; baik sebagai ilmu maupun aktivitas, dalam

sistemasi tridarma perguruan tinggi.

Khusus bagi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam KPI), jenis dan

tahapan praktik disampaikan demikian.

a. Jenis Praktik Mikro:

1) Mikro Retorika (mayor, lainnya minor);

2) Mikro Dakwah Dialogis;

3) Mikro Protokoler/Persentasi;

4) Mikro Siar Dakwah eLDeHA FM (Siaran RTF); dan

5) Mikro Jurnalistik.

b. Tahapan Praktik Mikro:

1) Bekal teoritik (lewat perkuliahan),

2) Penyiapan materi praktik,

3) Kualifikasi pra-praktik, dan

4) Pelaksanaan praktik.

7. Manajemen

a. Ketenagaan

Tenaga-tenaga yang dibutuhkan mengacu pada operasionalisasi fungsi-

fungsi LABDA, yakni para ahli dalam bidang-bidang berikut:

1) perpustakaan dan penerbitan;

2) penelitian dan pengembangan ilmu;

3) pendidikan dan pelatihan;

4) analisis, komputasi dan sistem informasi;

5) audio-visual (teknologi dakwah);

6) public relations dan human relations; dan

7) penggalian dana dan pengembangan sarana/prasarana.

Ketujuh ahli-bidang tersebut didukung oleh sekretaris (selevel kepala tata

usaha) yang bertanggungjawab dalam pengadministrasian seluruh kegiatan.

Khusus dalam unit pendidikan dan pelatihan, dibutuhkan tenaga-tenaga

pelatih yang menjangkau komposisi sebagaimana penjelasan B.5. di atas.

b. Organisasi Kerja

1) Pembina : Rektor

Para Pakar Ilmu

2) Penanggungjawab : Dekan

3) Kepala :

4) Sekretaris :

5) Bendahara :

6) Kepala-Kepala Unit :

7) Tatausaha

Page 7: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

7

c. Deskripsi Bidang Kerja

Deskripsi bidang kerja ini dimaksudkan sebagai jobs description yang

menjadi acuan sekaligus kontrol efiensi kerja, yang tentunya bersifat

fungsional antar bagian.

Secara praktis, deskripsi tersebut dapat dicandra lewat tabel pada

halaman berikut.

TABEL DESKRIPSI BIDANG KERJA LABORATORIUM DAKWAH

NO. BIDANG KERJA UNIT-UNIT SARANA/PRASARANA

KERJA 1 Unit Perpustakaan dan Penerbitan

1. Mengorganisasi dan Mengembangkan referensi

1. Kereferensian dan Kurikulum 2. Komputer Multimedia

2. Mengorganisasi dan menerbitkan hasil penelitian

3. Info Media Massa 4. Almari dan kaitannya

3. Menerbitkan buku/diktat kuliah 5. Alat-alat penerbitan 4. Menerbitkan

Jurnal/Bulletin/Majalah ilmiah 6. Informasi perkembangan buku

dan hasil penelitian

2

Unit Penelitian dan

Pengembangan

1. Mengorganisasi hasil penelitian 1. Kereferensian 2. Merumuskan panduan/buku

metodologi penelitian 2. Panduan Penelitian

3. Intensifikasi diskusi 3. Hasil-hasil Penelitian 4. Memprogram penelitian berkala

(secara individual/kolektif) 4. Rekaman dan Laporan Kegiatan

5. Upgrading metodologi penelitian 5. Tenaga Peneliti dan Ahli

(Konsultan) 6. Komputer (Sistem Analisis Data)

7. Alat-alat diskusi/pertemuan 3 Unit Pendidikan dan Latihan

1. Menyelenggarakan diklat dalam aneka bentuk

1. Piranti Audio-Visual

2. Mengorganisasi hasil diklat sesuai dengan jenis dan klasifikasinya

2. Tenaga pelatih 3. Pengorganisasian secara

insidentil 4. Kondisional

4

Unit Analisis, Komputasi, dan

Sistem Informasi

1. Mengolah data /fakta 1. Kereferensian 2. Mengorganisasi hasil analisis

dengan sistem komputer 2. Hasil-hasil penelitian

3. Menyajikan informasi dalam

ragam bentuk dan muatannya 3. Laporan-laporan Kegiatan 4. Fakta-Fakta/Data-data Kegiatan 5. Komputer (Analisis dan

Aksesoris)

Page 8: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

8

5 Unit Operasi Audio-Visual 1. Merekam kegiatan/fakta di dalam

dan di luar Laboratorium 1. Video-System (Multisystem)

2. Mengorganisasi data-data audio-

visual 2. HandyCame

3. Mendistribusikan data-data sesuai

dengan kategorinya 3. Camera Kodak 4. Speaker Set 5. OHP/Slide Projector 6. Tape-Recorder

6

Unit Public Relations dan Human

Relations

1. Membentuk Jaringan Internal dan

Eksternal 1. Telepon dan Faximile

2. Menumbuhkan iklim dinamis

kerja 2. Akses Internet Komputer

3. Mengevaluasi produktifitas SDI 3. Human Approach 4. Media Massa (Cetak &

Elektronik) 7 Unit Penggalian Dana dan

Pengembangan Sarana/Prasarana

1. Menggali dana dari dalam dan luar dengan pola-pola kondisional

1. Teknisi

2. Mengembangkan Sarana/Prasarana

2. Perawat Sarana/Prasarana

3. Mengendalikan tatarawat

Sarana/Prasarana program unit-unit

3. Jaringan Internal/Eksternal

4. Melakukan sekuriti Sarana/Prasarana

4. Pengembangan

8

Ketatausahaan

1. Menyelesaikan pekerjaan-

pekerjaan administratif 1. Alat-alat administrasi

2. Menyusun sistem administrasi

terpadu/terpeta 2. Komputer (program sistem data)

3. Mensistemasi arsip untuk evaluasi

terbuka dan laporan

berkala/konstelatif

3. Almari data dan

perlengkapannya 4. Manajemen data (sistem arsip)

5. Databoard 6. Kondisional

8. Jaringan-Jaringan

a. Input

1) Kepustakaan;

2) Hasil-hasil penelitian dan diskusi;

3) Laporan-laporan Kegiatan;

4) Informasi media massa;

5) Akses internet

6) Studi Komparatif; dan

7) Rekaman fakta-fakta/informasi multisumber.

Page 9: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

9

b. Output

Output ini merupakan informasi, advis dan atau pelayanan mengenai:

1) Ilmu dan profesi dakwah secara umum;

2) Metodologi penelitian;

3) Metodologi dan teknologi dakwah;

4) Gagasan strategis;

5) Strategi umum dakwah dan pembinaan bidang-bidang khusus;

6) Hasil micro-practicings sesuai jurusan/keahlian;

7) Hasil pelatihan-pelatihan;

8) Penguasaan komputasi keahlian; dan

9) Jalinan profit-oriented.

c. Kerjasama Internal

Ini merupakan kerjasama dengan lembaga-lembaga/biro-biro di lingkungan

IKAHA, antara lain:

1) Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3);

2) Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M);

3) Bulletin al-Fikrah;

4) Lembaga Pelatihan Performansi Manusia Utama (Formata) Fakultas

Tarbiyah/Laboratorium Tarbiyah;

5) Laboratorium Syari’ah;

6) Perpustakaan Fakultas dan Institut; dan

7) Media-Media Informasi SMF dan SMI.

d. Kerjasama Eksternal

Kerjasama dengan pihak-pihak di luar IKAHA; baik regional, nasional,

maupun internasional;

1) Lembaga-Lembaga Dakwah (pendidikan dan organisasi);

2) Laboratorium-Laboratorium Dakwah;

3) Organisasi-Organisasi Islam;

4) Instansi-Instansi Pemerintah;

5) Lembaga-Lembaga Kajian keilmuan, Keislaman dan Kemsyarakatan;

6) Media-Media Massa (Cetak dan Elektronik);

7) Para Alumni;

9) Informan/Koresponden; dan

10) Internet Serving Provider (ISP).

9. Komposisi Laboratorium Dakwah

a. Referensi (R):

1) Referensi Umum (RU)

2) Referensi Umum Keislaman (RUK)

3) Referensi Umum Dakwah (RUD)

4) Referensi Keahlian Dakwah (RKD):

a) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

b) Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

c) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

d) Manajemen Dakwah (MD)

Page 10: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

10

5) Referensi Bidang-Bidang Khusus (RBK):

a) Ayat-Ayat Dakwah (AD)

b) Hadits-Hadits Dakwah (HD)

c) Fiqh Dakwah (Fq_D)

d) Metodologi Dakwah (Mt_D)

e) Rijalud-Dakwah (RD)

f) Psikologi Dakwah (PD)

g) Sosiologi Dakwah (SD)

h) Filsafat Dakwah (Fl_D)

i) Manajemen Dakwah (Mn_D)

j) Geografi Dakwah (GD)

6) Referensi Metodologi Penelitian Dakwah (MPD)

7) Referensi Pendukung (RP)

b. Hasil Penelitian (HP):

1) Penelitian Dosen (PDs):

a) Makalah Diskusi (MD)

b) Diktat Kuliah (DK)

c) Laporan Riset (LR)

2) Makalah Diskusi Eksternal (MDE)

3) Riset Aksi (RA)

4) Skripsi (S)

5) Riset Kolektif Mahasiswa (RKM)

6) Studi Komparatif Mahasiswa (SKM)

c. Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (PPM):

1) Bhakti Sosial Mahasiswa (BSM)

2) Studi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (SPPM)

3) Strategi Pembinaan Bidang-bidang Khusus (SPBK):

a) Organisasi Sosial Keagamaan (OSK)

b) Kemasjidan (K)

c) Majlis Ta’lim (MT)

d) Lembaga Kajian Keislaman (LKK)

e) Yayasan Sosial Keislaman (YSK)

f) Yayasan Pendidikan Islam (YPI):

(1) Formal (F)

(2) Non-Formal (NF):

(a) Pondok Pesantren (PP)

(b) Madrasah Diniyah (MD)

(c) Taman Pendidikan Qur-an (TPQ)

d. Praktikum Mahasiswa (PM):

1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

2) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

3) Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

4) Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

e. Gagasan Strategis (GS):

1) Problematika Stimulatif (PS)

2) Gagasan Strategis-Kreatif-Inovatif (GSKI)

Page 11: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

11

3) Inventarisasi Gagasan Strategis (IGS)

f. Jaringan Internal dan Eksternal (JIE):

1) Jaringan Internal (JI)

2) Jaringan Eksternal (JE)

g. Mitra Data:

1) Papan Struktur Kelembagaan Laboratorium Dakwah

2) Peta Jombang

3) Komputer (Hardware dan Software ), termasuk internet

4) White Board Agenda/Informasi

5) White Board Tutorial

6) Video System

7) Kamera kodak

8) HandyCamera

9) Saling tukar informasi dengan media penerbitan kampus; majalah, bulletin,

atau jurnal ilmiah

10) Media Massa (Langganan):

a) Koran

b) Majalah

c) Jurnal Ilmiah

d) dan atau sebagainya.

C. Motto dan Lambang

Motto LABDA Fakultas Dakwah IKAHA Tebuireng Jombang adalah:

“Bersama Anda LABDA Melangkah”. Maksud motto ini adalah bahwa LABDA

lahir dari keterlibatan beberapa pihak, baik internal kelembagaan maupun

eksternal. Kemudian dalam perjalanannya (fungsi dan perkembangannya),

LABDA tetap terkait dengan partisipasi mereka.

Di lingkungan internal, LABDA hidup dengan partisipasi seluruh Sivitas

Akademika Fakultas Dakwah, dalam asuhan Institutnya. Kata ”Anda” itu secara

khusus tertuju pada Sivitas tersebut. Kemudian, gerak interaktifnya terkait juga

dengan lembaga-lembaga/unit-unit di lingkungan IKAHA sebagaimana penjelasan

di muka. Sedangkan pada level eksternal, LABDA berkembang dalam jalinan

informatif maupun kontributif dengan pihak-pihak di luarnya. Sehingga peran

mereka juga diakui di dalamnya. Atas partisipasi pihak-pihak di luar Sivitas

Akademika Fakultas Dakwah, kata “Anda” memiliki khitab secara umum.

D. Lambang

Lambang (logo) digagas oleh kemitraan Bapak Drs. H.M. Yusuf Zawawi dan

penggagas (Sokhi Huda), menjelang peluncuran Kemilau Jariyah Laboratorium

Dakwah (KJLD), pada minggu pertama bulan Oktober 1997.

1. Unsur-Unsur dan Makna Lambang

a. Kitab suci al-Qur’an yang terbuka berwarna putih: melambangkan landasan

hidup serta pedoman dalam bersikap dan bertindak.

Page 12: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

12

b. Pohon kelapa dalam posisi tegak lurus berwarna hijau tua dengan bayangan

warna kuning emas di sebelah kanan: melambangkan manusia yang teguh

iman dan pendirian serta berguna bagi masyarakat.

c. Sembilan tangkai daun kelapa berwarna hijau tua: melambangkan

keberadaan “Wali-Songo” sebagai perintis Islam di bumi Nusantara.

d. Mihrab berwarna putih: melambangkan aktivitas dakwah di tengah-tengah

umat dengan dijiwai oleh niat yang tulus dalam mengemban amanat.

e. Daun kelapa berwarna hijau muda: melambangkan kedamaian dan

kesejahteraan, serta dinamika mencapai cita-cita luhur dan mulia.

f. Lima buah kelapa berwarna hijau tua dengan bayangan warna kuning emas

di sebelah kanan: melambangkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa

Indonesia.

g. Microscup (Kaca Pembesar) berwarna hitam: berarti tempat melakukan

penyelidikan dan pengembangan ilmu dan profesi.

h. Gradasi Cahaya berwarna kuning dari solid ke terang: melambangkan segala

usaha untuk mencapai kebenaran.

i. Tulisan ”FAKULTAS DAKWAH INSTITUT KEISLAMAN HASYIM

ASY’ARI” berwarna putih: melambangkan ketulusan, kejernihan jiwa,

kejujuran serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, dengan warna dasar

kuning matang, melambangkan keluhuran, kebesaran jiwa, kematangan

mental dan semangat patriotik.

j. Tulisan ”LABORATORIUM DAKWAH” berwarna biru di luar lingkaran

(identik warna samudra): melambangkan luasnya wawasan ilmu

pengetahuan.

2. Bentuk Lambang

E. Sarana/Prasarana yang Telah Dimiliki

Perkembangan sarana/prasarana yang telah dimiliki LABDA hingga saat ini

(tahun 1999) terlampir secara khusus pada tabel terlampir (pada konsep ter-upload ini

tidak disertakan).

Page 13: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

13

STUDIO SIAR aL-DeHA FM

Studio Siar Pertama Kali yang Dimiliki oleh LABDA

Fakultas Dakwah IKAHA Tahun 1999

Page 14: MENGENAL LABORATORIUM DAKWAH FAKULTAS DAKWAH … · Konsep dasar LABDA dapat dikatakan benar-benar berangkat hanya dengan ... dan (8) Ilmu Aliran-Aliran Modern di Dunia Islam (AMDI).

14

DOKUMEN MEMORI OF UNDERSTANDING

FAKULTAS DAKWAH IKAHA DENGAN HARIAN DUTA MASYARAKAT

SURABAYA PADA JANUARI 2004 UNTUK KERJASAMA PRAKTIKUM

JURNALISTIK SEBAGAI REALISASI PROGRAM LABDA

Drs. H. A. Mustain Syafi’ie, M.Ag.

Dekan Fakultas Dakwah IKAHA

Tebuireng Jombang

Drs. H. Choirul Anam

Pemimpin Umum Harian Duta

Masyarakat Surabaya