-
1
DATA RECOVERY DENGAN TESTDISK
Metode terbaik untuk menghindari kerugian akibat kehilangan data
penting di komputer adalah dengan mempersiapkan diri dengan
tool-tool pilihan yang memungkinkan Anda menanggulangi
permasa-lahan kehilangan data ini.
Adapun teknik pencegahan dari kehilangan data yang paling manjur
adalah menggunakan backup, baik secara redundan ataupun real-time.
Sering kali memang kehilangan data terjadi begitu saja secara
tiba-tiba. Karena itu walaupun sudah melakukan backup, penggu-naan
tool-tool untuk mengembalikan data-data yang sudah terhapus dari
komputer tetap merupakan hal yang krusial.
Software data recovery memungkinkan Anda mengembalikan data yang
hilang jika dieksekusi di saat yang tepat, yaitu tidak lama setelah
data tersebut hilang. Karena jika terlambat, data bisa hilang
secara permanen.
-
2
1.1 Pengertian Data Recovery Data Recovery merupakan proses
mengembalikan data dari kondisi yang rusak, gagal, korup, atau
tidak bisa diakses ke kondisi awal yang normal. Data yang
dikembalikan bisa dari hard disk, flash disk dan media simpan
lainnya seperti kamera digital, dan camcorder.
Kegiatan recovery atau pengembalian data ini bisa karena
kerusakan fisik dari peranti penyimpanan atau kerusakan
logis/software yang memungkinkan sistem file tempat tersimpannya
data tersebut tidak bisa dikenali karena tidak ter-mount dengan
baik oleh sistem operasi.
Gambar 1.1 Komponen hard disk, salah satu komponen yang umum
digunakan sebagai penyimpanan data
Kasus kehilangan data yang paling banyak terjadi umumnya adalah
kegagalan logis, yaitu ketika sistem operasi gagal untuk mengenali
sistem file, baik disk, partisi atau karena sistem operasinya yang
rusak.
Kasus yang juga umum menyebabkan kehilangan data adalah
kesalahan penghapusan file secara tidak sengaja dari hard disk dan
dari recycle bin. Apapun penyebabnya, tujuan dari data recovery
adalah mengembalikan file yang sudah hilang tersebut kemudian
memindahkannya ke tempat yang aman dengan cara menyalin/
meng-copy.
-
3
Kemudian proses setelah recovery data bisa ditindaklanjuti
dengan pemartisian ulang hard disk dan memindahkan data-data yang
berharga ke tempat lain secara terus menerus. Terutama dipisahkan
dari tempat sistem operasi berada.
Tipe kerusakan kedua adalah kegagalan di level disk. Misalnya
sistem file yang tidak konsisten, partisi yang error atau hard disk
yang rusak. Jenis kerusakan tipe kedua ini memungkinkan data sulit
untuk dibaca.
Dengan tingkat kerusakan yang bervariasi, solusi untuk data
recovery bisa beragam, dari mulai memperbaiki sistem file, partisi,
MBR (master boot record), atau recovery dari sisi hardware. Jika
yang rusak adalah hardware-nya maka perbaikan harus digunakan oleh
mereka yang kompeten dan menggunakan peralatan yang khusus.
Karena fungsinya untuk mengembalikan data yang hilang maka
proses data recovery ini bisa digunakan dalam konteks komputer
forensik atau untuk mata-mata.
1.1.1 Penyebab Kerusakan Logis di Media Penyimpan Untuk mencegah
proses kehilangan data, kenali dahulu penyebab kerusakan media
simpan yang menjadi alasan kenapa ada keru-sakan data. Kerusakan
jenis pertama adalah kerusakan logis, kerusakan ini umumnya
disebabkan oleh matinya listrik yang membuat struktur sistem file
ditulisi secara sempurna ke media simpan.
Hasilnya sistem file dalam kondisi tidak konsisten. Ini bisa
menjadi konsekuensi dari banyak masalah, seperti perilaku komputer
yang menjadi aneh, seperti:
1. Direktori yang rekursif (di bawah direktori ada direktori
lagi dengan nama yang sama).
2. Jumlah kapasitas hard disk menjadi negatif padahal masih ada
ruang kosong di hard disk.
3. Sistem menjadi crash.
4. Kehilangan data.
-
4
Ada banyak program yang tersedia untuk menanggulangi
inkonsis-tensi ini. Dan sebenarnya, tiap sistem operasi sudah
memiliki alat dasar untuk memperbaiki. Windows misalnya punya
chkdsk, linux punya fsck dan MacOS punya Disk Utility.
Beberapa tool dari pihak ketiga juga tersedia yang memungkinkan
hasil data recovery lebih baik. Bahkan misalnya jika disk sama
sekali tidak bisa dikenali oleh sistem operasi.
Namun, sering kali pengguna komputer salah mendiagnosa
keru-sakan logis sehingga dianggap sebagai kerusakan fisik hard
disk. Misalnya ketika head read/write dari hard disk mulai
terdengar suara klik klik maka kebanyakan pengguna menganggap bahwa
ada keru-sakan hard disk fisik.
Walaupun bisa jadi benar, namun tidak selalu suara ngelitik
menan-dakan bahwa hard disk rusak secara fisik. Kemungkinan lain
adalah adanya firmware di driver ada yang error sehingga perlu
di-flash ulang firmware di hard disk tersebut.
1.1.2 Menghindari Kerusakan Logis Penggunaan sistem file terbaru
yang menggunakan metode journaling seperti NTFS, EXT3 dan XFS bisa
menurunkan kemung-kinan terjadinya kerusakan file logis. Keunggulan
sistem file ini adalah kondisi disk bisa dikembalikan ke dalam
kondisi konsis-tennya. Sehingga data yang rusak bisa diminimalisir
karena data yang rusak hanya data yang berada di cache hard disk
saat terjadi kegagalan sistem.
Namun, maintenance sistem secara teratur bisa lebih melindungi
data Anda. Maintenance secara teratur bisa melindungi sistem file
dari bug dan tidak kompatibelnya hardware penyimpanan yang dipakai.
Ini umumnya terjadi saat drive menyimpan data di cache namun sudah
melaporkan bahwa data sudah tersimpan di disk. Jika ternyata
komputer mati karena listrik maka file yang tersimpan di cache
tersebut otomatis hilang, dan sistem file akan berada dalam kondisi
yang tidak konsisten di mana jurnal yang digunakan hancur atau
tidak lengkap.
-
5
Salah satu solusi untuk hal ini adalah menggunakan hardware yang
tidak melaporkan data sebagai sudah tersimpan padahal belum
disimpan dan masih dalam posisi di cache saja. Teknik lainnya
adalah menggunakan disk controller yang dilengkapi dengan baterai
backup sehingga walaupun tidak ada listrik, media simpan dapat
tetap menyimpan data dengan sempurna saat listrik sudah kembali
menyala.
Metode lainnya adalah menggunakan backup UPS (uninterruptible
power supply) yang memungkinkan komputer terus bekerja bahkan
seandainya listrik mati sehingga user bisa menyimpan data dan
mematikan/shut-down komputer dengan aman.
Berikut ini tip menghindari kerusakan data di komputer Anda:
1. Jangan letakkan file penting di direktori root/dasar: File
yang diletakkan di direktori root sensitif kehilangan jika di-quick
format karena entri file terletak di root. Sehingga ketika file
hilang, sulit untuk dibangkitkan. Dalam kasus darurat, data
terhapus yang terletak di dalam direktori dan bukan di root akan
lebih bisa dibangkitkan kembali.
2. Lakukan defragment hard disk secara reguler: Data aslinya
disimpan dalam bentuk kluster yang berurutan. Jika tidak ada lokasi
penyimpanan berurutan yang kosong maka penghapusan dan penulisan
berulang akan membuat drive menjadi terbagi-bagi/ter-fragmen.
Misalnya sebuah data:
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) merepresentasikan 8 file ukuran
kecil
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) sekarang file (2), (4), (7) dan
(8) dihapus
(1) (9) (3) (9) (5) (6) (9) (9) disk akan terfragmentasi jika
user menyimpan file baru (9) yang ukurannya lebih besar
Jika data dihapus dari disk, data baru bisa mengambil tempat
kosong. Jika datanya lebih besar dari data yang terhapus maka data
akan diletakkan di sampingnya yang dekat, namun tetap dalam kondisi
terfragmen.
-
6
Karena lokasinya yang terpisah-pisah, bagian head dari hard disk
harus meloncat-loncat untuk membaca track, konsekuen-sinya
kemampuan baca dan tulisnya melambat.
Sehingga untuk meningkatkan efisiensi proses pembacaan dan
penulisan data di hard disk, Anda perlu men-defragmen yang gunanya
untuk mengatur ulang data yang terfragmen. Setelah didefragmen,
data bisa kembali diatur, seperti contohnya berikut.
(1) (9) (9) (9) (9) (3) (5) (6) kondisi setelah
defragmentasi
Sebuah disk yang terfragmentasi biasanya meningkatkan ke-mampuan
data untuk di-recovery. Jika misalnya data terformat atau terkena
virus, kemungkinan penyelamatan data akan lebih baik jika informasi
yang ada di hard disk terfragmentasi dengan baik.
Data yang sudah di-defragmentasi akan meningkatkan kemung-kinan
keberhasilan proses penyelamatan karena data yang lengkap
diletakkan di tiap cluster pertama dari sebuah file.
3. Tidak menyimpan data penting di tempat penyimpanan dengan
kapasitas minim: Kemungkinan recovery akan mengecil dengan semakin
kecilnya ukuran disk. Karena itu data yang penting harus diletakkan
di drive yang memiliki kapasitas simpan yang cukup lowong. Semakin
kecil kapasitas drive akan semakin besar kemungkinan terjadinya
fragmentasi.
4. Jika menyimpan di floppy disk, lakukan fragmentasi setelah
data disimpan: Disk merupakan sebuah media yang paling rentang
dengan fragmentasi. Karena itu jika terpaksa menyim-pan data di
disk maka setelah data disimpan, lakukan defrag-men di disk
tersebut.
5. Jangan gunakan drive sistem jika ingin melakukan
penyela-matan data: Jangan instal software recovery di drive yang
mengandung data yang ingin diselamatkan. Jadi, misalnya Anda ingin
menyelamatkan data di salah satu partisi maka jangan jalankan
software di partisi tersebut. Jika tidak, data bisa tertimpa dan
kemungkinan penyelamatan data menjadi lebih sedikit. Paling aman
gunakan flash disk atau dari peranti cabut yang bisa ditambahkan
secara hot plug.
-
7
6. Hindari bekerja dengan drive dan jangan menyimpan data saat
terjadi proses penyelamatan. Jangan gunakan pula program seperti
Windows Explorer atau software lain seperti Midnight commander yang
akan melakukan operasi ke sistem file di hard disk.
7. Gunakan hard disk cadangan untuk mem-backup file-file penting
dan untuk melakukan recovery.
1.1.3 Teknik Recovery Ada 2 teknik umum yang biasa digunakan
untuk menyelamatkan data dari kerusakan logis hard disk. Pertama
pengecekan konsistensi data (consistency checking) dan yang kedua
adalah pemahatan data (data carving).
Walaupun pada umumnya kedua teknik ini bisa memperbaiki dan
menyelematkan data, namun tidak ada software yang bisa 100%
memperbaiki dan mengembalikan data ke dalam kondisi semula karena
akan tetap ada sedikit kehilangan data (data loss) yang terjadi.
Terutama di format file lama, seperti FAT yang sering kali membuat
dua file bisa mengklaim tempat unit alokasi yang sama sehingga jika
di-recover, pasti salah satu file akan hilang.
Teknik pertama adalah pengecekan konsistensi. Tahapan ini
meli-batkan proses pemindaian struktur logis dari disk dan
pengecekan strukutur tersebut untuk memastikan bahwa struktur
konsisten dengan spesifikasi yang digunakan.
Contohnya dalam kebanyakan sistem file, sebuah direktori minimal
memiliki 2 entri. Pertama adalah satu titik (.) yang mengacu pada
direktori itu sendiri sementara yang kedua adalah titik titik (..)
yang mengacu pada direktori induknya.
Sebuah program untuk perbaikan sistem file membaca tiap
direktori dan memastikan bahwa entri-entri tersebut ada dan
menunjuk ke direktori yang benar. Jika tidak, muncul pesan error
yang menun-jukkan adanya kesalahan kemudian memperbaikinya.
Contoh software yang bekerja dengan cara seperti ini adalah
chkdsk dan fsck. Namun, teknik seperti ini juga memiliki
kekurangan, pertama jika sistem file rusak parah maka pengecekan
konsistensi
-
8
akan gagal. Dalam hal ini, program untuk repair akan mendapatkan
input yang acak adul dan sulit untuk dipindai.
Yang kedua adalah keselamatan data terancam karena jika program
tidak mendapatkan file data di tempat yang benar atau file data
yang misterius akibat kerusakan sistem file yang parah maka program
akan menghapus data secara otomatis.
Teknik yang kedua adalah pemahatan data yang memungkinkan data
yang tersimpan di tempat yang memiliki sistem file yang rusak bisa
diekstrak dengan mengidentifikasi sektor dan kluster yang menjadi
milik file tersebut.
Teknik pemahatan data akan mencari di sektor mentah untuk
memindai adanya signature/tanda tangan file tertentu. Karena tidak
ada informasi alokasi maka pengguna harus menentukan ukuran blok
dari data untuk dipahat jika menemukan signature file yang
cocok.
Teknik yang kedua ini lebih sulit karena mewajibkan awal file
masih ada dan ada risiko pemahatan data yang salah. Selain itu file
yang hendak di-recovery juga harus terletak di sektor yang
berdekatan atau sekuensial, dan bukan di file yang terfragmentasi.
Karena itu teknik pemahatan data ini merupakan teknik yang boros
waktu dan sumber daya.
1.2 Aktifkan Test Disk Software pertama yang bagus untuk
recovery data adalah TestDisk. Software ini merupakan program data
recovery yang bersifat free dan cocok banget dipakai untuk
melakukan recovery data dari partisi yang hilang atau untuk
mengembalikan disk yang tidak bisa di-booting menjadi bisa
di-booting kembali yang umumnya disebabkan oleh kesalahan software,
virus, atau human error (misalnya karena menghapus tabel partisi
secara tak sengaja).
Di antara fitur testdisk yang diklaim oleh developernya
adalah:
Recovery tabel partisi, mengembalikan partisi yang terhapus.
Recovery boot sector FAT32 dari backup-nya.
-
9
Membangun ulang boot sector FAT12/FAT16/FAT32. Memperbaiki tabel
FAT. Membangun ulang boot sector NTFS. Mengembalikan boot sector
NTFS dari backup-nya. Memperbaiki MFT menggunakan mirror MFT.
Mencari tahu lokasi superblok backup dari sistem file ext2/ext3
yang lazim digunakan di Linux.
Menghadirkan kembali file yang terhapus dari sistem file FAT,
NTFS dan ext2.
Menyalin file dari partisi FAT, NTFS dan ext2/ext3 yang sudah
terhapus.
TestDisk memiliki banyak fitur yang memungkinkannya cocok
dipakai, baik oleh para pemula atau yang sudah berpengalaman. Bagi
mereka yang belum terlalu mengetahui teknik data recovery, TestDisk
dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi mendetil tentang drive
yang tidak bisa booting untuk kemudian dikirimkan ke teknisi untuk
analisis lebih lanjut. Adapun mereka yang lama berkecimpung di
dunia data recover bisa sangat terbantu untuk melakukan onsite
recover menggunakan TestDisk.
TestDisk sendiri dapat dijalankan di beberapa sistem operasi
berikut:
DOS (baik dos asli ataupun dos box di Windows 9x). Windows (NT4,
2000, XP, 2003, Vista). Linux. FreeBSD, NetBSD, OpenBSD. SunOS.
MacOS Anda bisa men-download file source dan binari yang belum
terkompilasi di situsnya. TestDisk dapat dipakai untuk menangani
kehilangan data di sistem-sistem file berikut ini:
BeFS (BeOS)
-
10
BSD disklabel (FreeBSD/OpenBSD/NetBSD) CramFS, Compressed File
System DOS/Windows FAT12, FAT16 dan FAT32 Windows exFAT HFS, HFS+
dan HFSX, Hierarchical File System JFS, Journaled File System dari
IBM. Linux ext2 dan ext3 Partisi terenkripsi LUKS dari Linux Linux
RAID md 0.9/1.0/1.1/1.2 Linux Swap (versi 1 dan 2) LVM dan LVM2
(Linux Logical Volume Manager) Mac partition map Novell Storage
Services NSS NTFS (Windows NT/2000/XP/2003/Vista/2008/Seven)
ReiserFS 3.5, 3.6 dan 4 Sun Solaris i386 disklabel Unix File System
UFS dab UFS2 (Sun/BSD) Journaled File System untuk XFS dan SGI Cara
menggunakan TestDisk cukup simpel, yaitu dengan membuka folder win
dari folder utama kemudian mengklik file testdisk_win.exe. Aplikasi
TestDisk ini berjalan di atas dos. Walaupun terlihat kurang
menarik, tapi sebenarnya aplikasi yang berjalan di dos, lebih
powerful karena bisa dijalankan tanpa harus masuk ke tampilan GUI
dari sistem operasi sehingga bisa lebih menjangkau level bawah dari
disk. Tapi tak mengapa juga jika dijalankan dari dalam jendela
command dari Windows.
-
11
Gambar 1.2 Eksekusi testdisk_win.exe untuk membuka aplikasi
testdisk
1.3 Log creation Saat pertama kali diakses, TestDisk akan
mewajibkan untuk mem-buat catatan log. Ada beberapa macam opsi
pembuatan catatan log. Pertama adalah Create untuk membuat catatan
baru, Append untuk menambahkan di catatan yang sudah ada, dan No
Log untuk memilih tidak ada catatan.
Gambar 1.3 Pemilihan Create a new log file
-
12
Anda disarankan untuk memilih Create kecuali ada alasan untuk
menambahkan data ke log yang sudah ada, atau misalnya Anda
menjalankan aplikasi TestDisk ini dari media yang read only. Klik
Enter untuk menuju ke tahap selanjutnya.
1.4 Disk Selection Berikutnya muncul halaman Select a media, ini
gunanya untuk memilih disk selection. Tampilannya seperti berikut.
Anda dapat memilih disk dengan cara mengklik tombol atas atau bawah
di numeric keyboard.
Gambar 1.4 Pemilihan disk untuk digarap
Anda bisa memilih hard disk yang ingin diuji atau yang memiliki
masalah, misalnya yang memiliki partisi yang hilang. Klik Enter
untuk memproses lebih lanjut.
1.5 Partition Table Type Selection TestDisk menampilkan tipe
partisi. Dan berikutnya muncul tampilan yang menjelaskan tipe
partisi tabel dalam bentuk partition table type di bawah tulisan
Please select the partition table type.
-
13
Gambar 1.5 Pemilihan partition table type
Anda tinggal memilih tipe tabel partisi yang ada. Umumnya nilai
default yang ada sudah merupakan tipe yang benar karena TestDisk
sudah melakukan pendeteksian secara otomatis terhadap tipe tabel
partisi. Klik Enter untuk memproses langkah ini.
1.6 Menu TestDisk Menu TestDisk menampilkan menu atau lazim
disebut sebagai TestDisk Menu Items. Ada beberapa pilihan, yaitu
Analyze untuk menganalisis, Advanced untuk mengakses utilitas
sistem file, Geometry untuk mengubah ukuran geometris dari disk,
options untuk mengubah opsi, mbr code untuk menulis kode MBR
(master boot record) ke sektor pertama, delete untuk menghapus
semua data di tabel partisi dan quit untuk kembali ke pemilihan
disk/disk selection sebelumnya.
Gambar 1.6 Pemilihan TestDisk Menu
-
14
Gunakan menu Analyse untuk mengecek partisi yang ada sekarang
dan untuk mencari partisi yang hilang (jika ada) di hard disk yang
sudah dipilih sebelumnya. Kemudian klik Enter untuk memproses ke
tahap selanjutnya.
Maka struktur partisi Anda terlihat di daftar. Anda bisa
memeriksa struktur partisi yang ada untuk melihat bagaimana kondisi
partisi Anda. Dari sini bisa diketahui apakah ada masalah di
partisi atau tidak?
Gambar 1.7 Struktur partisi
Jika ada partisi yang ditampilkan ganda, itu artinya partisi
tersebut korup atau entri tabelnya invalid. Dari gambar di atas,
misalnya, bisa dilihat ada 1 partisi utama bernama OS bertipe
NTFS.
Lalu ada 4 partisi extended, yaitu Drive data yang bertipe NTFS,
lalu Linux yang bertipe EXT3, Drive Data2 yang bertipe FAT32 serta
Drive Game yang bertipe NTFS.
Tanda L di kiri menunjukkan bahwa partisi tersebut adalah
partisi logis (logical partition). Klik pada Quick Search untuk
melanjutkan ke tahap berikutnya.
1.7 Mencari Partisi Saat mencari partisi Anda bisa menentukan
apakah akan menam-pilkan partisi yang dibuat dari Windows Vista,
ketikkan Yes lalu klik Enter.
-
15
Gambar 1.8 Pembuatan partisi
Maka hasilnya ditampilkan secara langsung (real time). Anda bisa
memilih partisi yang akan diproses. Untuk menampilkan file di
partisi tersebut, tinggal klik P.
Gambar 1.9 Pemilihan partisi untuk diproses
Maka file-file di partisi akan terlihat. Untuk kembali ke
tampilan pemilihan partisi, klik Q/quit, sementara untuk melihat
isi file di dalamnya klik P. Maka semua direktori dan data
ditampilkan dengan benar.
-
16
Gambar 1.10 Hasil partisi
Untuk melihat file lebih detil, klik pada tuts panah kanan di
keyboard. Sehingga terlihat isi file-file dan direktori di bawah
direktori yang dipilih. Contohnya seperti gambar berikut ini.
Gambar 1.11 Tampilan file
-
17
1.8 Membetulkan Partisi? Anda bisa memakai TestDisk untuk
membetulkan partisi Anda sehingga proses pengaksesan media simpan
menjadi lebih bagus. Proses pembetulan partisi sangat mudah,
berikut caranya di TestDisk:
1. Perhatikan tampilan partisi seperti berikut, terlihat sekilas
tidak ada partisi yang error.
2. Pilih Deeper Search untuk melakukan pencarian lebih
detil.
Gambar 1.12 Tampilan partisi standar
3. Ketika semua partisi ada, dan data benar eksis maka Anda
dapat langsung memilih Write untuk menyimpan struktur partisi.
4. Jika kurang yakin hasilnya, pilih Deeper Search kemudian klik
Enter untuk memproses.
5. Deeper Search akan mencari partisi dengan lebih detil,
misalnya backup FAT32, NTFS backup boot superblock, ext2/ext3
backup superblock untuk mendeteksi partisi lebih banyak.
6. Proses pendeteksian silinder lebih detil akan dilangsungkan
dengan waktu yang cukup lama. Tampilannya seperti berikut ini.
-
18
Gambar 1.13 Tampilan pendeteksian partisi dari TestDisk
7. Terlihat ada 2 partisi yang diberi tanda D artinya Deleted.
Pada-hal keduanya mengacu pada tempat yang sama. Oleh karena itu
Anda dapat melihat satu demi satu isi file tersebut dengan mengklik
P di keyboard.
Gambar 1.14 Adanya tamplan ganda di partisi
8. Yang pertama menunjukkan tampilan file yang benar, seperti
terlihat di gambar berikut ini.
-
19
Gambar 1.15 Tampilan partisi pertama
9. Adapun partisi kedua yang baru menampilkan tampilan partisi
yang error.
Gambar 1.16 Tampilan partisi error
10. Gunakan tombol kanan kiri di keyboard untuk membuat partisi
yang benar ke tipe Logical.
-
20
Gambar 1.17 Pengubahan partisi yang benar ke tipe Logical
11. Klik Q untuk quit kemudian set ke Write untuk menulisi
partisi dengan benar.
Gambar 1.18 Pemilihan Write untuk menulisi partisi
12. Klik Enter untuk melangkah lebih lanjut.
13. Muncul konfirmasi Write partition table, confirm, klik Y di
keyboard.
-
21
Gambar 1.19 Konfirmasi partisi
14. Muncul perintah You will have to reboot. Artinya Anda harus
mem-booting ulang komputer agar penerapan diimplementa-sikan secara
permanen.
Gambar 1.20 Perintah untuk reboot
-
22
1.9 Undelete Undelete mampu digunakan untuk
mengembalikan/recovery data yang sudah dihapus dari berbagai sistem
file. Sebuah file ketika dihapus, datanya sebenarnya masih ada di
dalam disk, dan sebenarnya masih bisa dibangkitkan lagi asalkan
belum ditimpa dengan data baru. Jadi, asalkan belum ditimpa dengan
data baru, TestDisk bisa menghidupkan kembali data yang sudah
dihapus:
1. Di TestDisk menu, pilih Advanced, yaitu persis di bawah menu
Analyze.
Gambar 1.21 Pemilihan menu Advanced
2. Kemudian pilih salah satu partisi tempat data ingin
dibangkitkan. Pilih menu Undelete.
Gambar 1.22 Undelete untuk partisi
-
23
3. Jika memang di partisi tersebut tidak ada data yang bisa
di-recover maka muncul tulisan No deleted file found seperti gambar
berikut ini.
Gambar 1.23 Tidak ada file terhapus yang ditemukan
4. Pilih lagi partisi lain yang mengandung file yang bisa
di-recover. Klik Undelete juga.
Gambar 1.24 Pemilihan undelete pada partisi lain
5. Pilih file yang telah terhapus dengan tanda: di keyboard.
Anda bisa memilih lebih dari satu file untuk di-recover
sekaligus.
-
24
Gambar 1.25 Tanda titik dua untuk recover sekaligus
6. Kemudian salin dengan klik tombol C besar di keyboard.
7. Maka tampilan berpindah ke home folder tempat aplikasi
TestDisk dijalankan.
8. Pilih folder tempat file tersebut hendak disalin, lalu klik Y
di keyboard.
Gambar 1.26 Perintah untuk menyalin
-
25
9. Setelah penyalinan selesai, muncul tulisan Copy done seperti
berikut.
Gambar 1.27 Penyalinan sudah selesai
10. Sim salabim, hasilnya file yang terhapus akan muncul di
tempat penyalinan tersebut.
Gambar 1.28 File yang sudah dihapus muncul lagi di folder
-
26
***
/ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict >
/JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false
/CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 300
/GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true
/GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300
/GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2
/GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true
/GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true
/GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict >
/GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict >
/JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false
/CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200
/MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true
/MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200
/MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000
/EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode
/MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None
] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false
/PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000
0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true
/PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ]
/PDFXOutputIntentProfile () /PDFXOutputConditionIdentifier ()
/PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped
/False
/Description > /Namespace [ (Adobe) (Common) (1.0) ]
/OtherNamespaces [ > /FormElements false /GenerateStructure
false /IncludeBookmarks false /IncludeHyperlinks false
/IncludeInteractive false /IncludeLayers false /IncludeProfiles
false /MultimediaHandling /UseObjectSettings /Namespace [ (Adobe)
(CreativeSuite) (2.0) ] /PDFXOutputIntentProfileSelector
/DocumentCMYK /PreserveEditing true /UntaggedCMYKHandling
/LeaveUntagged /UntaggedRGBHandling /UseDocumentProfile
/UseDocumentBleed false >> ]>> setdistillerparams>
setpagedevice