Top Banner
Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan Sekitar 20 orang anak buah kapal sedang memuat balok-balok es ke dalam palka kapal. Sore itu kapal Yora 4 akan mengarungi lautan, menjemput ikan cakalang yang berlimpah di perairan Maluku. Jika nasib baik sedang berpihak, maka esok hari kapal sudah kembali ke dermaga dengan palka-palka dipenuhi ikan cakalang. Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15 15_mboN_OKE.indd 173 12/3/08 9:57:52 AM
11

Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

Jan 18, 2017

Download

Documents

vuquynh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

173

Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan

Sekitar 20 orang anak buah kapal sedang memuat balok-balok es ke dalam palka kapal. Sore itu kapal Yora 4 akan mengarungi lautan, menjemput ikan cakalang yang berlimpah di perairan Maluku. Jika nasib baik sedang berpihak, maka esok hari kapal sudah kembali ke dermaga dengan palka-palka dipenuhi ikan cakalang.

Mengail CakalangMenggali Potensi Lautan

15

15_mboN_OKE.indd 173 12/3/08 9:57:52 AM

Page 2: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

174

Provinsi Maluku memang kaya akan ikan cakalang. Luas perair annya mencapai 658.294,69 km2, panjang garis pan-

tai 8.287 km, dan luas wilayah kelola lautnya (12 mil) mencapai 152.570 km2. Dengan kondisi dominan wilayah adalah perairan (92,4%), provinsi di wilayah Timur Indonesia ini berpeluang untuk pengembangan usaha perikanan tangkap dan industri pengolahan-nya. Apa lagi dari potensi sumber daya perikanan tangkap tadi baru termanfaatkan 40%-nya. Satu di antara sedikit orang yang telah me-manfaatkan peluang itu adalah Yonas Noya (57), pengusaha penang-kapan ikan cakalang yang sukses dari Desa Galala, Ambon.

Laut, Panggilan Hidupnya Om Yonas, demikian nama sapaannya. Di usianya yang semakin senja itu Om Yonas masih terlihat tegar. Sorot matanya tajam seolah semakin menguatkan kesan bahwa ia adalah sosok yang tidak mu-dah menyerah. Di bawah bendera PT Pelayaran Beta Putra Daerah kini kapal tangkapnya telah berjumlah tujuh buah, dan dalam waktu dekat Om Yonas akan menambah satu kapal lagi dengan bobot yang lebih besar. Jika satu kapal memberikan keuntungan sekitar Rp 3 juta rupiah setiap kali pulang melaut, maka bisa kita hitung keuntungan yang didapatnya dalam sebulan.

Seperti banyak kisah sukses lainnya, perjalanan panjang yang sarat dengan penderitaan dan kegagalan adalah menu wajib yang harus disantapnya. Om Yonas mengenang, ketika masih duduk di kelas satu Sekolah Teknik (setara dengan SMP) sang ayah berpu-lang. Ironisnya, walaupun dikenal sebagai keluarga berada, men-diang ayahnya tidak mewariskan harta yang cukup. Sebagai anak tertua, Om Yonas terpanggil untuk menggantikan posisi sang ayah. Tekad nya hanya satu: adik-adik harus terus bersekolah, karena ia sangat sadar bahwa pendidikan adalah tiket yang dibutuhkan untuk meningga lkan kebodohan yang sangat erat hubungannya dengan kemiskin an.

Tidak berapa lama kemudian Om Yonas mulai bekerja di kapal penangkap ikan cakalang yang kebetulan masih punya kerabat. Ke-

15_mboN_OKE.indd 174 12/3/08 9:57:53 AM

Page 3: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

175

Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan

mampuannya ber adaptasi dan kemauannya yang keras untuk me-mahami semua hal menyangkut bisnis penangkapan ikan cakalang, membuat dirinya semakin yakin bahwa bisnis penangkapan ikan cakalang inilah yang akan dipilih sebagai jalan hidupnya.

Pada tahun 1977 setelah menikah Om Yonas memutuskan un-tuk pergi merantau ke Jakarta. De ngan bekal ijazah teknisi mesin dan pengalamannya sebagai pelaut andal, ia meyakinkan dirinya untuk menaklukkan Jakarta. Singkat cerita Om Yonas pun melamar di Dirjen Perhubungan Laut. Dari 250 pelamar hanya 45 orang yang diterima sebagai calon pegawai—Om Yonas salah satu di antaranya.

Namun kemudian disadarinya bahwa menjadi ‘orang kantoran’ bukanlah panggilan jiwanya. Alih-alih senang ketika surat keputus-an pengangkatannya sebagai pegawai negeri sipil turun, ia malah kabur untuk bekerja di kapal asing yang memiliki jalur pelayaran internasional. Tak kurang tiga tahun ia berlayar keliling dunia. Puas

Om Yonas di atas salah satu kapalnya. Semua kapal dinama-kannya “Yora”.

15_mboN_OKE.indd 175 12/3/08 9:57:55 AM

Page 4: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

176

telah membuka jendela dunia, ia memutuskan kembali ke Ambon. Om Yonas kembali bekerja di kampung halamannya. Selain karena merasa lebih dekat dengan keluarga, ia pun merasa terpanggil untuk ikut membangun Ambon, mengembangkan potensi kelautan yang memang belum termanfaatkan secara maksimal.

Titik Balik KehidupanTerus terang pada awalnya Om Yonas tidak pernah bermimpi bahwa ia akan menjadi pengusaha ikan yang sukses. Ia hanya bekerja seperti orang kebanyakan, bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, jika mungkin sedikit menabung. Walaupun bisa dibilang berkecukup an, namun ia merasakan kehampaan, sesuatu yang membuatnya gusar. Sebagai makhluk Tuhan ia merasa belum menemukan jawaban un-tuk apa ia terlahir di muka bumi ini.

Kegusarannya ini bermula ketika setiap rupiah yang diraihnya berlalu begitu saja. Ia merasa rezeki yang diperolehnya tidak diber-kati Tuhan. Maka pada tahun 1986 itulah Om Yonas menemukan titik balik dalam kehidupannya. Ia ingin setiap tetesan rezeki dari Tuhan merupakan berkah yang tidak hanya untuk dirinya, namun juga un-tuk masyarakat di sekitarnya. Dengan kata lain ia telah sadar Tuhan ingin menggunakan dirinya sebagai perantara untuk menyebarkan berkah-Nya di muka bumi.

Mulailah Om Yonas mencanangkan bahwa harus ada perubah-an, sudah saatnya ia mengibarkan bendera di kapalnya sendiri. Pa-ling tidak mulai detik itu Om Yonas berupaya mewujudkan mimpi-nya. Kini setiap rupiah yang berhasil dikantongi ia dedikasikan untuk membangun sebuah kapal. Ibarat Nabi Nuh yang membangun bahtera untuk umatnya, Om Yonas juga membangun kapal tidak hanya demi menyelamatkan masa depan keluarganya, namun juga untuk menyelamatkan masa depan masyarakat Galala.

Seingatnya pada saat ia memutuskan untuk membangun kapal, ia hanya mengantongi uang sebanyak Rp 1,45 juta. Bukan jumlah uang yang banyak memang, namun seperti kata orang bijak: “Per-jalanan ribuan kilometer, dimulai dari satu langkah.” Genderang per-

15_mboN_OKE.indd 176 12/3/08 9:57:55 AM

Page 5: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

177

Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan

ubahan telah ditabuh, pantang langkah untuk kembali. Maka pada tahun 1989 sebuah perahu kapal kayu mulai dibangun. Persoalan kemudian muncul, ketika kapal yang telah rampung itu membutuh-kan mesin. Tentu tidak sedikit uang yang dibutuhkan untuk membeli mesin kapal.

Dari saran beberapa sahabat Om Yonas memberanikan diri untuk memperoleh kredit dari perbankan. Proposal dan berbagai persyarat-an lainnya pun telah dipersiapkan. Hampir semua bank yang ada di Kota Ambon ia datangi, namun tidak ada satu pun bank yang mau memberikan kredit. “Hampir dua pasang sepatu saya habis, namun tidak ada satu pun bank yang mau memberikan kredit, ” katanya.

Om Yonas menengarai masalah agunan menjadi pemicu kurang yakinnya pihak bank dalam mengucurkan kredit. Kenyataan ini diperburuk dengan tersendatnya pengembalian kredit beberapa

Kemampuannya beradaptasi dan kemauannya yang keras untuk memahami semua hal menyangkut bisnis penangkapan ikan cakalang, membuat dirinya semakin yakin bahwa bisnis penangkapan ikan cakalang inilah yang akan dipilih sebagai jalan hidupnya.

pengusaha penangkapan ikan di beberapa bank, sehingga pihak per-bankan seperti telah jera jika berhubungan dengan para pengusaha sektor perikanan laut. Tentu saja Om Yonas merasa geram, karena ia merasa disamakan dengan pengusaha yang tidak baik. Kenyataan ini membuat Om Yonas pada awalnya mengaku sangat membenci bank.

Di lain pihak, kapal yang sudah selesai dibangun masih mem-butuhkan mesin agar dapat beroperasi. Beruntunglah pada suatu ke-tika diadakan lelang mesin eks kapal pemerintah, dan Om Yonas pun berhasil memboyong mesin kapal yang diimpikannya. Mesin yang ternyata dalam kondisi sangat memprihatinkan itu pun dapat be kerja kembali dengan baik berkat dengan keahliannya.

15_mboN_OKE.indd 177 12/3/08 9:57:55 AM

Page 6: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

178

Akhirnya, kapal kayu yang diberi nama Yora bisa mengarungi lautan bebas. Namun Om Yonas tetap bekerja di kapal orang lain, se-mentara kapalnya ia percayakan kepada saudaranya. Pendapatannya sebagai kepala kamar mesin di kapal orang lain ia pergunakan sema-ta untuk biaya hidup, sementara penghasilan dari kapalnya sendiri ia tabung di bank. Om Yonas ingat selama satu tahun tabungannya terus bertambah hingga mencapai Rp 120 juta, jumlah yang cukup untuk membangun sebuah kapal lagi. Dengan pola investasi seperti inilah kemudian lahir kapal-kapal lainnya.

Kredit pun Datang Pada suatu ketika Om Yonas mendapat tawaran kredit dari Bank Danamon. Om Yonas sendiri beranggapan pinangan Bank Danamon mungkin setelah mereka melihat jumlah tabungannya di bank terse-but. Tidak tanggung-tanggung Om Yonas ditawari kredit Rp 100 juta, padahal waktu itu Om Yonas hanya butuh sekitar Rp 50 juta saja. Dana sebesar itu akan dipergunakan untuk menutupi kekurangan pembelian mesin kapal Yora 4 . Namun pihak bank bersikeras agar ia tetap menerima kredit sebesar Rp 100 juta. Akhirnya, Om Yonas mau menerima tawaran kredit tersebut.

Menariknya ia mengelola uang tersebut dengan cerdas. Cerdas karena sebagian uang tersebut ia investasikan ke dalam bentuk depo-sito, dan bunga dari deposito kembali ia gunakan untuk membayar cicilan kredit tersebut. Uniknya, Om Yonas juga membuka rekening deposito di bank yang sama. Genap satu tahun Om Yonas berhasil menyelesaikan kredit tersebut, tanpa sekalipun terlambat.

Ketika akan membangun Yora 6 yang berbobot lebih besar dan diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 1,4 miliar, Om Yonas ditawari kredit oleh Bank BCA. Tidak kurang uang sebesar Rp 1 miliar siap dikucurkan jika Om Yonas setuju. Namun, ia adalah so-sok pengusaha yang sangat memahami karakter bisnisnya, sehingga tidak mudah tergoda untuk menerima kredit dalam jumlah besar. Ia sangat memahami berapa besar kemampuannya, sehingga sangat berhati-hati ketika menerima kepercayaan pihak bank.

15_mboN_OKE.indd 178 12/3/08 9:57:55 AM

Page 7: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

179

Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan

Om Yonas dengan cakalang hasil tang-kapan anak buah kapalnya. Ia yakin bahwa bisnis penangkapan ikan adalah jalan hidupnya.

Akhirnya, kredit yang dikucur-kan disepakati hanya Rp 500 juta saja, dengan jangka waktu pengem-balian selama dua tahun. Kembali Om Yonas menyisihkan sebagian kreditnya untuk deposito. Dua ta-hun kredit ini berjalan tanpa masa-lah. Kenyataan ini membuat pihak BCA kembali mengucurkan kredit sebesar Rp 490 juta, sehingga sampai saat ini Om Yonas telah menik-mati total kredit sebesar Rp 990 juta dari Bank BCA Ambon. Pihak perbankan tampaknya tidak akan menolak setiap usulan kreditnya, karena ia telah menjadi nasabah dengan kategori tahan uji dan memi-liki komitmen sangat baik dalam pengembalian kredit. Kini keadaan telah berbalik, jika dulu ia yang susah mendapatkan kredit, sekarang justru ia yang ditawari oleh bank.

Om Yonas dengan bisnis penangkapan ikan cakalangnya tidak akan pernah berhenti bergerak. Ia telah berencana membangun fasili-Ia telah berencana membangun fasili-tas ruang pendingin untuk menampung hasil tangkapan. Dengan fa-Dengan fa-silitas ini nantinya distribusi ikan akan lebih mudah dikontrol, yang juga berarti akan mengendalikan harga ikan di pasar. Om Yonas juga sedang merencanakan untuk membangun kapal tangkap lebih besar, yang memiliki fasilitas ruang pendingin di atasnya, sehingga tidak lagi mengandalkan es batu.

Uniknya, semua kapalnya ia beri nama Yora. Om Yonas bercerita nama Yora sendiri diinspirasi oleh beberapa hal. Inspirasi pertama lahir dari pengalamannya sebagai pelaut. Om Yonas kerap menyak-sikan burung talang (berwarna hitam berukuran lebih besar dari bu-rung camar) terbang melayang di atas sekumpulan ikan terbang. Dan

15_mboN_OKE.indd 179 12/3/08 9:57:57 AM

Page 8: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

180

ketika burung itu menukik menghujam laut untuk menangkap ikan, nelayan biasanya sontak berteriak “Yoraaaaaaa.” Inspirasi lainnya, Yora juga merupakan kepanjangan dari nama Yonas dan nama adik perempuannya, Rachel. Inspirasi terakhir, nama Yora adalah nama sebuah sungai yang mengalir di Israel.

Sosok Panutan Proses pengucuran dana kredit dari perbankan kepada nasabah ada-lah sebuah proses panjang dan layak untuk disimak. Seperti proses pengucuran dana dari Bank BCA kepada Om Yonas, yang diawali dengan pendekatan sangat aktif dari pihak bank. Tentu saja hal ini sangat terkait dengan sosok kepribadian nasabah itu sendiri. Hans Liesay dari BCA KCP Ambon menyatakan, bahwa ia sudah lama mengenal Om Yonas, bahkan mereka sering bertemu tidak hanya semata karena alasan bisnis. “Sudah seperti teman yang juga me-rangkap guru,” komentar Hans Liesay tentang kedekatannya dengan Yonas Noya.

Di mata Hans, Yonas Noya adalah sosok pengusaha ulet, gigih, memiki komitmen sangat baik, sangat kaya akan pengalaman, dan memiliki jejaring yang sangat luas yang merupakan buah dari kepan-daiannya dalam bergaul. Menurut Hans, Om Yonas juga merupakan sosok pengusaha daerah yang sangat memahami bisnisnya. Beberapa kali jumlah kredit yang ditawarkan oleh bank ditolak karena menu-rut Om Yonas jumlahnya terlalu besar, dan ia khawatir tidak mampu mengembalikannya. Terus terang menurut Hans hal ini sangat jarang terjadi, karena alih-alih minta dikurangi, nasabah justru sering kali meminta lebih.

Kepandaian dalam bergaul ini ternyata sangat membantu kelan-caran bisnis yang dilakoni Om Yonas. Ketika konflik horizontal mem-bara di Ambon, Om Yonas justru dilindungi oleh kedua belah pihak yang bertikai. Ketika Om Yonas harus memasuki wilayah Muslim, ia mendapatkan pengawalan dari pihak muslim, demikian pula se-baliknya. Om Yonas juga tercatat sebagai donatur tetap tidak hanya di gereja namun juga beberapa mesjid yang berada di Ambon. Tidak

15_mboN_OKE.indd 180 12/3/08 9:57:58 AM

Page 9: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

181

Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan

Berawal dari orang yang sering ditolak oleh bank, kini Om Yonas menjadi debitur yang paling dicari. Apalagi komitmen Om Yonas terhadap pelunasan kredit me-mang tidak perlu disangsikan, karena selama kontrak berjalan tidak pernah sekalipun Om Yonas bermasalah.

berlebihan mungkin kalau dikatakan bahwa sosok-sosok seperti Om Yonaslah yang kemudian menjadi perekat dari persaudaraan di Am-bon yang sempat terkoyak.

Kejadian lain, ketika sebagian pengusaha kapal kesulitan menda-patkan solar, Om Yonas justru terus dipasok oleh Pertamina. Kembali lagi hal ini dimungkinkan karena pergaulannya yang luas, pergaulan yang tulus yang tidak mengharapkan pamrih. ”Jika di kemudian hari dari pergaulan itu saya mendapat kemudahan, itu saya syukuri seba-gai berkat Tuhan. Sungguh, dalam bergaul saya tidak pernah meng-harapkan pamrih,” ujarnya.

Menurut Om Yonas kunci dari keberhasilannya ketika meng-hadapi krisis adalah doa. Om Yonas merasa bahwa ia telah menjadi alat Tuhan untuk menyebarkan berkah di muka bumi, sehingga jika ia menghadapi masalah, maka ia serahkan semuanya kepada Tuhan. Dan memang Tuhan selalu punya solusi dari setiap masalah yang dihadapinya.

Di mata Hans juga, Om Yonas adalah sosok yang sangat cerdas. Misalnya, ketika musim ikan cakalang sedang lesu, Om Yonas justru terus melaut. Om Yonas justru membalikkan keadaan dari ancaman menjadi peluang. Ia sangat paham jika ikan sedang sulit dicari maka harganya pun meroket, sehingga justru di saat paceklik seperti ini Om Yonas memperoleh banyak keuntungan. Hans sangat yakin bis-nis yang digeluti Om Yonas akan terus berkembang. Atas dasar itulah pihak bank memercayakan dananya untuk dikelola oleh Om Yonas.

Kini kapal tangkapnya telah berjumlah tujuh buah, bahkan dalam waktu tak lama jumlahnya akan genap menjadi delapan buah. De-ngan keuntungan sekitar Rp 3 juta sekali melaut, maka keuntungan-

15_mboN_OKE.indd 181 12/3/08 9:57:58 AM

Page 10: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

182

nya per bulan bisa mencapai Rp 30 juta. Suatu keuntungan yang fan-tastis, mengingat ia memulai usahanya hanya dengan bermodalkan Rp 1,45 juta pada 1989. Namun, bukan keuntungan ini yang mem-bawa usaha Om Yonas menjadi berkembang seperti sekarang, me-lainkan semangatnya untuk membangun daerah.

Berawal dari orang yang sering ditolak oleh bank, kini Om Yonas menjadi debitur yang paling dicari. Apalagi komitmen Om Yonas ter-hadap pelunasan kredit memang tidak perlu disangsikan, karena se-lama kontrak berjalan tidak pernah sekalipun ia bermasalah. Di mata Bank BCA, Om Yonas telah dianggap sebagai nasabah yang tahan uji dan dikategorikan sebagai nasabah yang perlu mendapat fasilitas prioritas. Bahkan, pengalaman BCA Ambon dalam pengucuran kred-it kepada Om Yonas akan dijadikan studi kasus, sebagai landasan pertimbangan saat akan mengucurkan kredit kepada peng usaha lain yang bergerak di sektor perikanan laut.

Rezeki Itu Suci Bisnis penangkapan ikan cakalang adalah usaha yang risiko bisnisnya sangat besar. “Ketika mesin dihidupkan berarti uang telah terbakar, kita tidak pernah tahu apakah modal yang telah dikeluarkan akan kembali,” demikian Om Yonas memberikan ilustrasinya. Modal se-tiap akan melaut bervariasi. Keuntungan Om Yonas baru akan diper-hitungkan setelah ikan terjual, dikurangi biaya produksi dan bagian untuk awak kapal sebesar 20% dari total pendapatan.

Tambahan lagi, bisnis ini sangat tergantung alam. Keberadaan ikan cakalang tidak menetap pada satu lokasi saja. Kenyataan ini menuntut nelayan untuk memahami kondisi alam. Beruntung, Om Yonas beserta anak buah kapalnya sangat memahami laut di kepu-lauan Maluku. Walaupun sedang tidak musim ikan cakalang, kapal-kapalnya selalu pulang dengan ikan cakalang di palka (tempat pe-nyimpanan ikan di kapal). Seburuk apa pun hasil tangkapan biasanya mampu menutupi biaya produksi.

Dalam hal ketenagakerjaan, bisnis penangkapan ikan tidak mengenal istilah karyawan tetap untuk anak buah kapal, kecuali un-

15_mboN_OKE.indd 182 12/3/08 9:57:58 AM

Page 11: Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan 15

183

Mengail Cakalang Menggali Potensi Lautan

tuk jabatan nakhoda dan kepala kamar mesin yang biasanya masih memiliki ikatan keluarga dengan pemilik kapal. Hal ini sempat men-jadi masalah karena Dinas Tenaga Kerja mewajibkan setiap anak buah kapal memiliki asuransi semisal Jamsostek. Tentu saja hal ini agak su-lit diterapkan mengingat mereka biasanya hanya pekerja lepas yang dengan mudahnya berpindah majikan.

Sangat sulit bagi pemilik kapal untuk mendapatkan anak buah kapal yang memiliki karakter jujur, karena bisa saja hasil tangkapan dijual di tengah laut tanpa sepengetahuannya. Oleh karena itu, Om Yonas selalu menekankan kepada anak buahnya bahwa rezeki itu da-tangnya dari Tuhan, jadi jangan gunakan rezeki yang suci tersebut dengan jalan salah. Ia juga yakin buah dari sesuatu yang tidak baik tentu saja juga bukan buah yang baik. Biasanya Om Yonas meng-utarakan hal ini sebelum kapal pergi melaut yang ditutup dengan doa bersama.

Demikianlah, Om Yonas yang mengawali usahanya dengan mencari Kehendak Tuhan, kini mengembalikan kelangsungan usaha-nya pada Penyelenggaraan Ilahi. Mimpi yang dahulu dibangunnya dengan susah payah, kini dipertahankannya dengan segenap tenaga dan pikiran. Om Yonas masih akan terus menambah kapalnya demi kelangsungan hidup sebagian warga masyarakat Galala, yang masa depannya amat ditentukan oleh usaha penangkapan ikan cakalang. [] hendi

Anak buah Om Yonas menaikkan ikan-ikan ke atas truk. Om Yo-nas selalu menekankan kepada anak buahnya bahwa rezeki itu datangnya dari Tuhan.

15_mboN_OKE.indd 183 12/3/08 9:58:01 AM