Top Banner
PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI Mendulang Laba dengan Rekayasa Teknologi Agronomi & Manajemen Sadapan pada Karet METODA Production Force Management PT Emha Training Center & Advisory Services Jl.Laswi no 118, Bandung 40273 Telp no, 0227316672, Fax no : +0227334577 Web : http//www.etcas.web.id, E-mail : [email protected] [email protected]
14

MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

Feb 10, 2017

Download

Business

Memet Hakim
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

0

Mendulang Laba dengan Rekayasa Teknologi Agronomi

& Manajemen Sadapan pada Karet

METODA Production Force Management

PT Emha Training Center & Advisory Services Jl.Laswi no 118, Bandung 40273

Telp no, 0227316672, Fax no : +0227334577

Web : http//www.etcas.web.id, E-mail : [email protected]

[email protected]

Page 2: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

1

METODE

System of Production Force Management

on Rubber Plantation

1. Pendahuluan

Pada dasarnya perusahaan perkebunan yang baik

akan bertumpu pada kemampuannya di dalam menggali

potensi produksi. Dengan semakin tingginya produktivitas

maka harga pokok akan terkendali. Keunggulan

komparatif perkebunan karet (okulasi) antara lain adalah

low cost oriented. Yang dimaksud dengan low cost adalah

harga pokok (cost price) dan bukan biaya per hektar

(cost/ha). Sangat dimungkinkan biaya per ha lebih tinggi,

tetapi harga pokoknya lebih rendah.

Prinsip diatas dapat diperoleh dengan

mendapatkan produktivitas tanaman sebaik mungkin.

Itulah sebabnya di dalam perusahaan perkebunan fokus

aktivitas adalah produksi (production oriented). Ada tiga

perkara yang menjadi pondasi perusahaan perkebunan

yakni pertama adalah produksi, kedua produksi dan ketiga

produksi. Perlu diperhatikan bahwa produksi industri

perkebunan merupakan biological industry yang tidak

dapat dinaikkan secepat barang industri lainnya.

PT Emha Training Center & Advisory Services

yang beralamat Jl. Laswi No. 118, Bandung adalah

perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Training dan

Jasa Konsultasi (Advisory Services). Core Competencies

yang dimiliki antara lain di bidang Training adalah Public

Page 3: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

2

Training, In House Training dan by Request Training

terutama di bidang Agrobisnis, Pemetaan dan Lingkungan.

Di bidang Advisory Services adalah Pemetaan (Tinjau,

Semi Detil, Detil untuk Tematik/Umum), Perencanaan

(Master Plan, Feasibility Study, Estate Design, Hidrology,

Rekondisi Kebun, Pabrik, Kerjasama Operasi/Manajemen,

dll) untuk Perkebunan dan HTI, Due Diligence,

Penyusunan RKU, RKT, dll. Jasa Konsultan Pengawas

dan Konsultan Pelaksana juga termasuk didalamnya.

Produk Jasa Manajemen andalan kami adalah

Paket Rekayasa Teknologi Agronomi yang terbaru yakni

Production Force Management, suatu system yang

mampu :

1. Meningkatkan produktivitas tanaman dengan input

minimum dengan harga pokok rendah

2. Mempercepat masa TBM menjadi maksimal 4 tahun

dan sekaligus meningkatkan efisiensi lahan, artinya ada

pengurangan biaya penyusutan kelak.

3. Aplikasi system sadap yang dapat menurunkan biaya

panen dan sekaligus memberikan kesempatan agar

tanaman masih dapat tumbuh dan berkembang lebih

baik

Teknologi ini walau sangat sederhana, tetapi didukung

oleh pengetahuan tentang fisiologi tanaman, pemupukan,

pengendalian OPT dan manajemen sadap. Paket teknologi

ini yang akan di tranfer kepada perusahaan yang berminat.

Produktivitas karet secara keseluruhan rerata di

Indonesia dibawah 1.000 kg padahal potensinya sekitar

Page 4: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

3

3.000 kg/ha/tahun, Gap antara realisasi dan potensi sangat

jauh. Untuk mendekati potensi diatas Production Force

Management System dapat digunakan, sehingga

produktivitas akan meningkat paling tidak menjadi 1.2 -

1.5 ton karet kering tergantung dari kondisi tanaman

(tidak sebanyak peningkatan produksi pada kelapa sawit)

dan kebun dengan input minimal dan output maksimal.

Bagi yang telah mencapai 1.000 kg karet kering/ha tentu

produktivitasnya akan meningkat lagi menjadi 1.200 -

1.400 ton karet kering.

Untuk menekan biaya panen. Maka upaya

peningkatan produktivitas karet harus dibarengi dengan

perbaikan sistim sadap. Frekuensi sadapan umumnya

antara 113 – 170 kali/tahun diturunkan menjadi 95

kali/tahun untuk memberikan kesempatan tanaman

tumbuh lebih baik. Selama musim gugur daun penyadapan

di stop.

Tabel 1. Intensitas Sadapan dengan Stimulansia

Formula

Ethrel

Rot/bu

lan % S2D3

Total

% S2D4

Total

% S2D5 Total %

GEA 2,5 % 1 17 67 83 50 67 40 57

GEA 2,5 % 2 33 67 100 50 83 40 73

GEA 2,5 % 3 50 67 116 50 100 40 90

GEA 2,0 % 1 13 67 80 50 63 40 53

GEA 2,0 % 2 26 67 93 50 76 40 66

SEM 2,5 % 2 33 67 100 50 83 40 73

SEM 2,5 % 3 50 67 116 50 100 40 90

Page 5: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

4

Aplikasi stimulasi menjelang gugur daun dan menjelang

daun tua dikurangi masing-masing 1 kali. Akibatnya umur

sadapan bertambah hingga 33 tahun dan produksi dapat

mencapai diatas 70.000 kg/siklus.

Intensitas sadapan tidak boleh lebih dari 100 %,

sangat riskan bagi pertumbuhan pohon dan kelangsungan

hidup. Total produksi karet kering menjadi diatas 70 ton

per siklus. Selain itu manajemen hancak turut membantu

menekan biaya panen. Penyakit gugur daun tidak boleh

menyerang, karena sangat menguras energi pohon karet

dan menurunkan produktivitas.

Production Force management system merupakan

teknologi baru di dalam bidang perkebunan, walaupun

sebagian materinya telah banyak dimuat dalam berbagai

majalah dan seminar/conference baik di dalam maupun di

luar negeri. Teknologi ini dalam pengurusan hak paten PT

Emha Training Center & Advisory Services dan

Universitas Padjadjaran. Teknologi ini yang akan kami

tranfer kepada perusahaan yang berminat.

Upaya ”pemaksaan” terhadap tanaman diarahkan

pada proses alami yakni bagaimana absorpsi hara lebih

maksimal, bagaimana fotosintat yang dihasilkan lebih

banyak, bagaimana hara yang tidak tersedia menjadi

tersedia dan sistim sadap yang memadai serta memberi

waktu yang lebih banyak bagi tanaman untuk tumbuh dan

sehat..

Ketiga prinsip inilah yang dapat membuat tanaman

lebih agresif dalam meningkatkan produktivitas. Musim

kemarau, serangan hama, umur tanaman tua yang

Page 6: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

5

biasanya menurunkan produktivitas tanaman, tetapi jika

dipersiapkan antisipasinya dengan baik faktor luar tadi

tidak perlu menjadi alasan utama.

Gambar 1 : Ilustrasi “pemaksaan” produktivitas karet

Metoda Ini memerlukan art of production

management yang tercakup di dalam production force

management agar harga pokok lebih rendah dan profit

perusahaan akan lebih besar.

2. Metode Peningkatan Produktivitas

Pada prinsipnya tanaman akan tumbuh baik jika

akarnya tumbuh baik. Pertumbuhan daun, batang, buah

semua bertumpu pada akar, tetapi jarang sekali para

agronomis memperhatikan masalah ini. Dengan

memperhatikan pertumbuhan akar, produktivitas tanaman

minimal dapat meningkat minimal sebesar 10 %, bahkan

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500TB

M-4

TM-2

TM-5

TM-8

TM-1

1

TM-1

4

TM-1

7

TM-2

0

TM-2

3

TM-2

6

TM-2

9

TM-3

2

Konvensional - - --

Alternate- - - -

PFM - - --

Page 7: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

6

pada kondisi tertentu dapat meningkat sampai 40 %.

Pertumbuhan akar tentu dipengaruhi juga oleh sifat fisik

dan kimia tanah, seperti permukaan air tanah, infiltrasi dan

permeabilitas, pH (H2O dan KCl), Kapasitas Tukar

Kation, Kejenuhan Basa, C-organik dan sudah tentu

kandungan hara dalam tanah.

Fisiologi tanaman, khususnya yang menyangkut akar

seperti jumlah akar aktif, cara absorpsi dan lingkungannya

perlu diketahui dengan baik. Misalnya saja pada tanah

masam, air tertahan tentu nitrogen dalam bentuk amonium

meningkat. Sebaliknya pada tanah dengan drainase baik,

muka air tanah lebih dalam akan membuat nitrat yang

meningkat.

Lengas tanah ternyata merupakan faktor pembatas

yang sangat kuat. Bagaimana caranya hara yang tidak

tersedia menjadi tersedia untuk diserap tanaman,

merupakan bahasan yang sangat menarik karena begitu

luasnya pokok bahasan. Semuanya terjadi di dalam tanah

yang tidak terlihat oleh mata telanjang. Berapa jumlah

akar mati dan akar aktif yang dapat menyerap hara diatas ?

Manajemen akar sebagai salah satu bagian dari

Production force management lebih menitik beratkan pada

peningkatan jumlah akar aktif, kondisi lingkungan akar

dan penyediaan hara dalam tanah, sehingga daya serap

unsur hara pada tanaman meningkat. Kekuatan akar dalam

mengabsorpsi hara dalam tanah mempunyai peranan yang

sangat menentukan. Tujuan manajemen akar agar absorpsi

hara dan pemberian unsur hara tambahan lebih efisien dan

efektip. Leaf area management (Manajemen kanopi) tidak

Page 8: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

7

kalah penting karena perannya dalam melakukan

metabolisme sehingga dapat merubah air dan hara menjadi

karbohidrat dan energi berupa fotosintat.

Adapun metode yang digunakan dalam peningkatan

produktivitas terbagi atas dua yaitu :

1. Under Soil Surface Management (Manajemen Akar),

memperbaiki daerah rizosfer akar dan memperbanyak

akar aktif untuk memaksimalkan absorpsi hara dari

dalam tanah.

2. Canopy Management. Metode ini mencakup segala hal

yang berhubungan dengan daun yang merupakan dapur

tanaman dalam membuat fotosintat.

3. Taping Management, mengatur sedemikian rupa agar

produktivitas relatif baik, akan tetapi biaya panen

semakin rendah. Meningkatkan GTT dengan

mengurangi frekuensi sadap.

Gabungan metode diatas dapat meningkatkan

produktivitas 15-40 % dari produksi awal, , akan tetapi

seluruhnya tergantung persediaan kulit, prosentae penyakit

BB (Brown Bast).

Tidak dapat dipungkiri bahwa pada tanaman karet

yang telah berumur diatas 4 tahun, akarnya telah

overlaping kesegala arah, sehingga menyebabkan tanah

menjadi keras. Tetapi pengerasan akar ini tidak mutlak

karena adanya akar karet saja, faktor pengerasan tanah

akibat ternak, manusia dan kendaraan dapat menjadi

penyebabnya. Dalam akar umumnya sekitar 1.5 – 2.4 m,

tetapi lapisan yang terbanyak akarnya adalah pada

kedalaman 0-30 cm.

Page 9: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

8

Dengan bertambahnya akar aktif dan bertambah

baiknya lingkungan akar serta makin banyaknya hara yang

tersedia bagi tanaman, maka seluruh elemen/hara

diabsorpsi oleh tanaman melalui proses diffusi (adanya

perbedaan kepekatan atau konsentrasi dalam akar dan sel

akar). Diffusi pada akar adalah proses mengalirnya larutan

melalui ruangan atau celah didalam sel (intracellular)

pada sel akar melalui diantara sel dan melalui daya kapiler

yang dapat menembus dinding sel melalui cytoplasma

yang seluruhnya menuju jaringan xylem. Setelah terjadi

fotosintesa dalam daun, fotosintatnya ditranlokasikan

melalui jaringan phloem.

Gambar 2. Sketsa Pertumbuhan jaringan akar karet okulasi

Mineral terlarut dalam air bergerak naik sepanjang

pembuluh xylem akan diangkut ke seluruh bagian tubuh

tanaman. Translokasi terjadi karena adanya transpirasi

yakni adanya penguapan melalui permukaan atas tanaman

(daun, batang) sehingga larutan mineral yang berada di

sepanjang pembuluh-pembuluh xylem mengalir ke bagian

atas tanaman. Penyerapan hara dapat dicapai dengan

Feeder roots Lateral roots Lateral roots

Page 10: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

9

adanya input energi yakni sinar matahari, sehingga terjadi

proses transpirasi dan respirasi. Semakin tinggi laju

respirasi akan meningkatkan akumulasi mineral di dalam

sel. Respirasi dapat mengontrol proses penyerapan hara

dalam tanaman, akibat adanya perubahan tekanan turgor.

Dalam proses absorpsi larutan mineral, diperlukan

oksigen (O2). Oleh karena itu lingkungan dimana akar

tumbuh harus diperbaiki agar oksigen dapat masuk

kedalam tanah. Semakin rendah kandungan oksigen dalam

tanah, maka penyerapan mineral juga akan semakin

rendah. Itulah sebabnya tanah yang gembur, berpori,

mengandung cukup bahan organik akan merangsang

pertumbuhan akar lebih baik oksigen yang terdapat dalam

rongga-rongga yang terbentuk di dalam tanah tersedia

dalam jumlah yang cukup, maka kehidupan jazad renik

termasuk bakteri pengikat nitrogen dapat berkembang

lebih baik.

Penyerapan larutan mineral secara langsung

berhubungan dengan laju tingkat respirasi dan tingkat

penggunaan energi dalam tubuh tanaman, karena dalam

proses penyerapan hara memerlukan input energi. Namun

respirasi dapat berjalan secara optimum jika tanaman

tumbuh optimum karena mengabsorbsi hara secara

optimum pula. Dalam upaya mendukung pertumbuhan

tanaman secara optimum, akar harus dirawat dengan baik

agar jumlah akar aktif semakin banyak.

Serapan hara oleh akar tergantung besarnya absorpsi

dan diffusi pada akar. Hara tambahan diberikan dalam

bentuk pupuk buatan yang mempunyai keterbatasan dalam

Page 11: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

10

meningkatkan produktivitas, demikian pula penggunaan

pupuk organik seperti kompos mempunyai keterbatasan,

tetapi jika keduanya digunakan akan terjadi sinergi yang

saling memperkuat dalam meningkatkan produktivitas

tanaman.

Gambar 3. Ilustrasi Input Proses Output

Pada ujung akar terdapat banyak sekali bulu-bulu

akar, yang berfungsi untuk menyerap unsur hara dan air ke

dalam tanaman melalui proses osmosa dan respirasi. Jika

tanah mengandung cukup bahan organik, tentu disekitar

bulu-bulu akar terjadi proses dimana unsur hara yang

tadinya tidak tersedia dalam tanah menjadi tersedia. Unsur

hara ini semakin banyak tersedia tentu semakin banyak

dapat diserap tanaman.

Page 12: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

11

Manajemen akar lebih menitik beratkan pada : 1)

peningkatan jumlah akar aktif, 2) kondisi lingkungan akar

dan 3) penyediaan hara dalam tanah, agar kekuatan akar

untuk mengabsorpsi hara dalam tanah meningkat.

Prinsip usaha dibidang perkebunan tidak lepas dari

input proses output. Jadi walaupun inputnya

sangat baik, tanpa ditopang proses seperti absorpsi hara

oleh akar dan fotosintesis yang baik, akan sulit

menghasilkan produktivitas yang baik. Disinilah titik

kritis pada manajemen produksi tanaman.

Manajemen kanopi (Manajemen Luas Permukaan

Daun) tidak kalah penting karena perannya sebagai

penghasil fotosintat melalui metabolisme sehingga dapat

merubah air dan hara menjadi karbohidrat dan energi.

Fotosintat inilah yang mendukung upaya memacu

peningkatan produktivitas karet. Semakin banyak

fotosintat yang dihasilkan daun, maka akan semakin tinggi

produktivitasnya. Tetapi perlu diingat bahwa sebagai

bagian dari biological industry, peningkatan ini harus

dilakukan secara bertahap sesuai dengan sifat tanaman

masing-masing. Jumlah hara yang diabsorpsi daun, Leaf

Area Index dan Intensitas Cahaya Matahari perlu

dimonitor secara berkala agar Manajemen kanopi dapat

menghasilkan fotosintat optimal.

Manajemen sadap, akan mengatur sedemikian rupa

besarnya hancak dapat disesuaikan dengan tinggi

rendahnya harga jual karet, sistim sadap mengurangi

frekuensi sadap dengan menghentikan penyadapan selama

Page 13: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

12

musim gugur daun serta menghitung sistim sadap mana

yang paling efisien. Sebagai ilustrasi digambarkan sbb :

Tabel 2. Perhitungan Biaya Panen menurut Sistim Sadap

Uraian (500 pohon) S2 S3 D4

Upah (Rp/thn/Hk) 25,000,000 25,000,000 25,000,000

Norma pohon disadap/rotasi 1,000 1,500 2,000

Phn disadap/rotasi 800 1,500 2,000 Upah /Ha/thn 15,625,000 8,333,333 6,250,000

Protas (Kg/ha) 1,150 1,100 1,000

Panen (Rp/kg) 13,587 7,576 6,250

Uraian diatas merupakan uraian dan metoda yang

digunakan dalam production force management yang

dapat memacu produktivitas antara 10-40 % dengan biaya

panen yang semakin rendah.

Tranfer teknologi ini terbagi 2 tahapan :

1. Tahap pertama untuk para “Planter” dilapangan,

memerlukan waktu sekitar 1 tahun. Pelaksanaan

dimulai dari tingkat afdeling berupa kegiatan

perawatan akar, kanopi daun dan system sadap.

Kegiatan selalu dimonitor dan perkembangan selalu

dibahas dalam forum diskusi di kebun ybs.

2. Tahap kedua yang berkaitan dengan masalah soft skill

untuk para agronomis yang menguasai fisiologi

tanaman, pemupukan dan pengendalian hama/penyakit

karena menyangkut hal-hal detil tentang ilmu diatas,

memerlukan waktu sekitar 2 tahun setelah tahap

pertama selesai. Dalam hal ini jika perusahaan

mempunyai bagian Litbang (R&D) sebaiknya

Page 14: MENDULANG LABA DI KEBUN KARET DENGAN REKAYASA TEKNIK AGRONOMI

PAKET INNOVASI TEKNOLOGI AGRONOMI

13

diambilkan dari mereka, tetapi jangan merupakan staf

yang akan dipindahkan dalam waktu dekat.

Apabila ada perusahaan yang menghendaki

teknologi ini, pihak konsultan bertanggung jawab penuh

atas keberhasilan transfer teknologinya. Sebagai imbalan

atas aplikasi sistem ini, perusahaan diminta untuk

membayar sistem dan program transfer teknologi yang

besarannya dapat dibicarakan kemudian. Demikian

proposal ini kami buat, semoga kiranya dapat membantu

Bapak/Ibu sekalian didalam mengelola kebun karet.

Motto :

SOLVED THE PROBLEM AND MAKING

PROFIT

Bandung, 1 Mei 2016

PT Emha Training Center &

Advisory Services.

Dr.Ir.Memet Hakim MM*

CEO

*Dosen tamu di Universitas Padjadjaran dan LPP