Page1 MENCIUS 孟子 DAN XUN ZI 荀子 : DUA PERCABANGAN KONFUSIANISME All men have a mind with cannot bear (to see the suffering of others), Mencius A. PENGANTAR Konfusianisme tidak hanya dibatasi pada tokoh Konfusius / Kongzi (孔子). Ia memang seorang pendiri atau peletak dasar sekolah Ru (Rujia), namun kemudian ada tokoh – tokoh yang mengembangkan sekolah dan ajarannya. Murid - murid Konfusius dan cucu tunggalnya, Kong Zisi melanjutkan sekolah Ru sepeninggal Konfusius, khususnya melalui mereka yang menjadi pejabat tinggi di pelbagai istana di Cina. Dua tokoh penting yang melanjutkan Konfusianisme dan memberi penafsiran baru ialah Mengzi atau Mencius (孟子) dan Xun Zi (荀子). Mencius merupakan filsuf terpenting kedua dalam tradisi Konfusian. Mencius tidak hanya membela pandangan Konfusius melawan sekolah lain, tetapi juga lebih lanjut menjadikan ajaran Konfusianisme semakin sistematis. 1 Secara umum, Mencius menekankan kebaikan internal pada manusia sebagai sumber dari institusi etis yang membimbing manusia pada pelaksanaan Ren, Yi, dan Li. Sementara itu, tokoh ketiga terpenting Konfusianisme, Xun Zi lebih menekankan aspek realistik dan materialistik yang tertanam dalam masyarakat dan perseorangan melalui tradisi dan pendidikan. 2 Amat menarik untuk dilihat bahwa dalam satu sekolah filsafat yang sama, sekolah Ru, ada pendekatan yang sama sekali berbeda. Tulisan berikut ini bermaksud menjelaskan gagasan utama filsafat Mencius dan Xun Zi serta membandingkannya. Supaya semakin jelas posisi mereka dalam sejarah filsafat Tionghoa, maka akan disinggung pula konteks zaman di mana mereka hidup. B. KONTEKS SEJARAH Ajaran Konfusius dikembangkan oleh para muridnya. Tidak lama sesudah ia wafat, para muridnya yang berjumlah 70 orang tersebar dan berkeliling menuju kepada para raja / bangsawan. Para murid yang beruntung dapat menempati posisi guru dan menteri. Namun, bagi yang kurang beruntung hanya menjadi guru atau teman dari para pegawai kerajaan saja. Masa Zhanguo 1 Jeeloo Liu, An Introduction to Chinese Philosophy, Oxford:Blackwell Publisihing, 2006, hlm. 65 2 Budiono Kusumohamidjojo, Sejarah Filsafat Tiongkok: Sebuah Pengantar Komprehensif, Yogyakarta: Jalasutra, 2010, hlm. 101 The nature (hsing) of man is evil; his goodness is only acquired training (wei), Xun Zi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pag
e1
M E N C I U S 孟子 D A N X U N Z I 荀子 :
D U A P E R C A B A N G A N K O N F U S I A N I S M E
All men have a mind with cannot bear
(to see the suffering of others),
Mencius
A. PENGANTAR
Konfusianisme tidak hanya dibatasi pada tokoh Konfusius / Kongzi (孔子). Ia memang
seorang pendiri atau peletak dasar sekolah Ru (Rujia), namun kemudian ada tokoh – tokoh yang
mengembangkan sekolah dan ajarannya. Murid - murid Konfusius dan cucu tunggalnya, Kong Zisi
melanjutkan sekolah Ru sepeninggal Konfusius, khususnya melalui mereka yang menjadi pejabat
tinggi di pelbagai istana di Cina. Dua tokoh penting yang melanjutkan Konfusianisme dan memberi
penafsiran baru ialah Mengzi atau Mencius (孟子) dan Xun Zi (荀子).
Mencius merupakan filsuf terpenting kedua dalam tradisi Konfusian. Mencius tidak hanya
membela pandangan Konfusius melawan sekolah lain, tetapi juga lebih lanjut menjadikan ajaran
Konfusianisme semakin sistematis.1 Secara umum, Mencius menekankan kebaikan internal pada
manusia sebagai sumber dari institusi etis yang membimbing manusia pada pelaksanaan Ren, Yi,
dan Li. Sementara itu, tokoh ketiga terpenting Konfusianisme, Xun Zi lebih menekankan aspek
realistik dan materialistik yang tertanam dalam masyarakat dan perseorangan melalui tradisi dan
pendidikan.2
Amat menarik untuk dilihat bahwa dalam satu sekolah filsafat yang sama, sekolah Ru, ada
pendekatan yang sama sekali berbeda. Tulisan berikut ini bermaksud menjelaskan gagasan utama
filsafat Mencius dan Xun Zi serta membandingkannya. Supaya semakin jelas posisi mereka dalam
sejarah filsafat Tionghoa, maka akan disinggung pula konteks zaman di mana mereka hidup.
B. KONTEKS SEJARAH
Ajaran Konfusius dikembangkan oleh para muridnya. Tidak lama sesudah ia wafat, para
muridnya yang berjumlah 70 orang tersebar dan berkeliling menuju kepada para raja / bangsawan.
Para murid yang beruntung dapat menempati posisi guru dan menteri. Namun, bagi yang kurang
beruntung hanya menjadi guru atau teman dari para pegawai kerajaan saja. Masa Zhanguo
1 Jeeloo Liu, An Introduction to Chinese Philosophy, Oxford:Blackwell Publisihing, 2006, hlm. 65 2 Budiono Kusumohamidjojo, Sejarah Filsafat Tiongkok: Sebuah Pengantar Komprehensif, Yogyakarta: Jalasutra, 2010,
(戰國時代) atau perang antarnegara merupakan kondisi yang tidak menyenangkan bagi
Konfusianisme, sebab di mana-mana terjadi perang dan ajaran Konfusianisme merosot.3
Sesudah Konfusius meninggal, dunia pendidikan Cina didominasi oleh aliran Mo Zi (墨子), ±
480-392 SM. Pada awalnya, ia memasuki sekolah Ru, namun kemudian memisahkan diri dan mulai
menyerang ajaran Konfusianisme. Konfusius mengapresiasi adanya peradaban kuno seperti
institusi, ritual, musik, dan kepustakaan tradisional yang berasal dari Dinasti Chou awal. Ia juga
memberi tempat pada rasionalisasi dan justifikasi pada segala hal yang berhubungan dengan etika.
Sementara, Mo Zi mempertanyakan keabsahan dan kegunaannya dan mau menggantinya dengan
yang lebih berguna. Tujuan utama dari Mo Zi adalah menentang institusi dan praktik tradisional
yang berasal dari Konfusius dan para penganut Konfusianisme.4
Meski demikian, masih ada tempat bagi Konfusianisme di negara Ch’i dan Lu. Pada masa
pemerintahan Raja Wei (357-320) dan Hsüan (319-301) hiduplah dua tokoh Konfusianisme, yakni
Mencius dan Xun Zi. Jeeloo Liu menyebut mereka sebagai filsuf kedua dan ketiga yang terpenting
dalam tradisi Konfusianisme.5
Dalam ajaran Konfusius, dikenal adanya ajaran inti yaitu Ren. Rén (仁), adalah gagasan sentral
dari Konfusianisme yang merupakan kelanjutan yang lebih jernih dari gagasan yang hidup sebelum
jaman Konfusius. Ren (humanity, humaneness, rasa kemanusiaan) bukanlah suatu prinsip moral
yang memberikan petunjuk dalam hidup, bukan pula suatu tindakan, namun lebih merupakan suatu
kualitas adanya manusia (the ideal state of being).6 Konfusius memberikan ajaran namun tidak
memberikan argumen mengapa manusia harus Ren? 7 Konfusius juga memberikan pertanyaan besar
mengenai bagaimana orang mesti gigih dalam kebijaksanaan?8 Adalah ”tugas” dari kedua filsuf di
atas untuk menggali pertanyaan mendasar di atas.
C. MENCIUS (371–289 SM)
Biodata Singkat Dan Latar Belakang Keluarga
Nama asli Mencius adalah Meng Tse. Gelar kehormatan yang diberikan adalah Mengzi yang
artinya “Tuan Guru Meng”. Ia hidup + pada tahun 371-289 SM. Ia adalah penduduk asli negara
Tsou (bagian selatan Shantung, Provinsi Cina Timur).
Ayah Mencius meninggal ketika ia masih kecil sehingga ia harus diasuh ibunya seorang diri.
Keadaan ini tidak membuat ibunya mengabaikan pendidikan Mencius dan memperhatikan
3 Fung Yu Lan, A History of Chinese Philosophy: Volume I, Princetown: Princetown University Press, 1983, hlm. 106 4 Fung Yu Lan, A Short History of Chinese Philosophy: A Systematic Account of Chinese Thought From its Origins to The
Present Day, ed: Derk Bodde (New York: The Free Press, 1976), 144 5 Jeeloo Liu, Op. Cit., 65 6 Ibid., 57-58 7 Human are perfectible, but “Why are we perfectible?” Jeeloo Liu, Op. Cit., 65 8 How to be a good ruler and how to be a good person, Jeeloo Liu, Op. Cit., 65