Allah berfirman dalam Q.S. Ahzab ayat 21 : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut nama Allah” Dalam buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Ahmad Uthman Al-Mazyad dengan judul The guidance of Muhammad tertera dengan jelas 30 contoh perilaku Rasulullah yang dikutip dari buku Zadul- Ma’ad yang ditulis oleh Imam Ibnul- Qayyim. Prof. Dr. Ahmad dalam bukunya menjelaskan secara singkat mengenai perilaku Rasulullah, mulai dari adab makan sampai adab sebelum tidur hingga bangun tidur. Dengan singkat namun rinci Prof. Dr. Ahmad menerangkan bagaimana cara Rasulullah berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Terjemahan ayat yang diberikan tanda bold (tebal) adalah serangkaian kalimat yang akan dibahas, mula-mula kita awali dengan pemaknaan suri tauladan yang Allah maksudkan dalam firman-Nya di Q.S. Al-Ahzab ayat 21. Dikutip dari sumber laman Islamicstudies.info diterangkan bahwa, ayat ini menjadi objek penyajian Nabi dalam melakukan dan bagaimana cara hidup yang benar, ia merupakan sosok model yang tepat untuk menggambarkan bagaimana khayalak pemimpin, ayat ini menerangkan kejadian dimana Nabi dan para sahabat serta pengikutnya sedang berada dalam peperangan Khandaq. Masih dalam paparan dari Islamicstudies.info, bahwasannya, apabila seorang pemimpin sebuah kelompok adalah pencari keamanan pribadi, hanya mampu memberikan preferensi hidup untuk dirinya sendiri dan selalu siap untuk lari dari bahaya, maka kasus yang berbeda dengan Rasulullah Saw pada saat peperangan Khandaq terjadi. Beliau memilih untuk bertahan dengan segala jerih payah, bahkan sebelum peperangan dimulai, beliau ikut serta dalam menggali parit, menahan lapar dan tidak sejengkal pun meninggalkan medan perang, maka bagi siapapun yang menilai bahwasannya ia adalah seorang pemimpin yang handal, maka barang kali dan tidak mungkin tidak tepat bahwa ia adalah sosok yang patut untuk ditiru, bukankah begitu menurut Bandura, seorang ahli Psikologi dengan teori yang disebut Social learning menjelaskan bahwa, dimana salah satu komponen individu dapat ditiru adalah karakteristik modelnya. Kita bisa mengangkat suara mengenai perilaku Rasulullah pada saat peperangan Khandaq terjadi, perilaku beliau disebabkan oleh karakteristik mulia beliau, sehingga kita bisa menarik kesimpulan bahwasannya perilaku Rasulullah pada saat peperangan Khandaq adalah perilaku yang ideal. Berbicara mengenai Bandura, maka kita tidak lepas dengan teorinya, salah satu teori dalam cakupan Social Learning yang cukup populer adalah Observational learning. Observational learning adalah proses pembelajaran yang terjadi dimana individu menerapkan serangkaian perilaku yang datangnya dari orang lain. Proses yang terjadi dalam Observational learning bermula dari atensi, kemudian representasi yang melibatkan proses kognitif hingga timbul-lah behavior production, namun behavior production tidak akan ada tanpa sebuah motivasi, dan manusia cenderung melakukan Observational learning, mulai dari anak-anak hingga manula, namun ada perbedaan antara Observational learning yang dilakukan oleh anak-anak, remaja, dewasa dan manula, salah satunya adalah proses Observational learning itu sendiri. Salah satu yang menarik dalam proses Observational learning adalah proses representasi, proses ini melibatkan serangkaian pemikiran manusia untuk memilah “mana yang harus aku tiru” dan “mana yang sebaiknya tidak aku tiru”, proses ini mengejewantahkan proses visual, imajinasi, kreativitas dan persepsi yang matang, bisa saja, individu yang mampu melakukan proses representasi ini adalah individu yang memiliki kemampuan metakognisi (Kemampuan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif) yang baik, sebab, tidak ada sejatinya manusia yang mau melakukan tiruan yang tidak baik apabila tidak melihat konsekuensi dari tindakan atau perilakunya (kecuali anak-anak), namun yang mengherankan adalah, bagaimana Rasulullah mampu menerapkan perilaku “yang sebaik-baiknya perilaku” tanpa ada sosok visual yang menjadi teladan bagi beliau dan tahu bahwa perilaku itu baik baginya dan baik untuk orang yang menirunya? Dengan kata lain (sebuah hipotesa sederhana) proses representasi yang terjadi dalam pemikiran Rasulullah telah melibatkan proses metakognisi yang melampaui batas ruang, tidak mengherankan jika Suri tauladan adalah kalimat yang sempurna untuk merepresentasikan perilaku ideal Muhammad Saw. Seilen Syahirah, Medical Psychology Student. (13/04/2018). MEMBUNUH BINATANG LIMA binatang yang boleh dibunuh ketika sedang berihram dan tidak berdosa 1. Kalajengking 2. Tikus 3. Burung Gagak 4. Burung Rajawali 5. Anjing Galak (H.R. Muaslim dan Nasai) ثان الإنسا اThe ideal human being Manusia yang ideal 3 HAL BUAH KEJUJURAN Dari Ali bin Abi Thalib Bahwa orang-orang yang berkata jujur akan mendapatkan tiga hal 1. Kepercayaan 2. Cinta 3. Rasa Hormat