BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Proses implementasi web server diawali dengan melakukan rangkaian instalasi sistem operasi yang digunakan pada web server yang dalam hal ini adalah Sistem operasi berbasis linux yaitu Trustix Secure Linux, kemudian dilakukan berbagai proses konfigurasi sehingga web server yang dibuat dapat bekerja dengan baik dan maksimal seperti konfigurasi DNS Server yang meliputi Domain utama, Sub domain dan sebuah Virtual domain. Konfigurasi lain yang paling penting dilakukan adalah konfigurasi Apache web server, jika tidak dilakukan konfigurasi yang benar pada aplikasi ini maka web server tidak dapat bekerja dengan baik. Konfigurasi meliputi Real web server, Sub domain web server dan Virtual web server yang masing masingnya akan menjalankan halaman website yang berbeda. Selain itu agar web server lebih dinamis dan mampu menjalankan 28
49
Embed
MEMBANGUN WEB SERVER MENGGUNAKAN TRUSTIXSECURE LINUX
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Implementasi
Proses implementasi web server diawali dengan melakukan rangkaian instalasi
sistem operasi yang digunakan pada web server yang dalam hal ini adalah Sistem operasi
berbasis linux yaitu Trustix Secure Linux, kemudian dilakukan berbagai proses
konfigurasi sehingga web server yang dibuat dapat bekerja dengan baik dan maksimal
seperti konfigurasi DNS Server yang meliputi Domain utama, Sub domain dan sebuah
Virtual domain.
Konfigurasi lain yang paling penting dilakukan adalah konfigurasi Apache web
server, jika tidak dilakukan konfigurasi yang benar pada aplikasi ini maka web server
tidak dapat bekerja dengan baik. Konfigurasi meliputi Real web server, Sub domain web
server dan Virtual web server yang masing masingnya akan menjalankan halaman
website yang berbeda. Selain itu agar web server lebih dinamis dan mampu menjalankan
berbagai website berbasis PHP dan MYSQL dilakukan juga rangkaian proses konfigurasi
PHP dan MYSQL ini.
4.1.1 Instalasi Trustix Secure Linux 3.0.5
1. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses instalasi Trustix Secure Linux
adalah memastikan Booting dari CD pada BIOS tersetting dengan baik, sehingga
ketika komputer dinyalakan akan muncul permintaan boot yang artinya rangkaian
proses intalasi akan segera dimulai.
28
Gambar 4.1 Tampilan awal instalasi Trustix Secure Linux
2. Menekan Tombol Skip yang artinya tidak perlu melakukan pengecekan media CD
yang akan digunakan untuk proses intalasi, sehingga proses intalasi dapat
dilanjutkan ke tahapan selanjutnya.
Gambar 4.2 Tampilan Pilihan test media CD
29
3. Menekan tombol OK pada halaman Welcome to Trustix Secure Linux untuk
memulai rangkaian proses instalasi.
Gambar 4.3 Tampilan Welcome To Trustix Secure Linux
4. Memilih English pada halaman language selection yang artinya memilih
menggunakan bahasa inggris selama proses instalasi Trustix berlangsung.
Gambar 4.4 Tampilan pilihan bahasa instalasi
30
5. Menggunakan model keyboard us untuk digunakan pada web server Trustix, hal
ini dikarenakan model ini lazim digunakan diindonesia.
Gambar 4.5 Tampilan pilih model keyboard
6. Menekan tombol autopartition pada halaman permintaan partisi hard disk. yang
artinya memilih menggunakan partisi default Trustix pada halaman partisi ini.
Gambar 4.6 Tampilan pilihan partisi TSL
31
Pada sistem operasi Trustix Secure Linux terdapat dua buah metode partisi
hardisk yaitu AutoPartition dan Disk Druid. Jika digunakan metode Auto Partition maka
proses partisi hardisk akan dilakukan sendiri oleh sistem operasi, baik ukuran partisi, tipe
partisi yang akan dibuat, dan termasuk juga ukuran partisi hard disk yang akan
digunakan. Disk Druid adalah metode partisi hard disk pada sistem operasi Trustix
dimana rangkaian proses partisi dilakukan sendiri oleh user sehingga pengguna lebih
leluasa mengatur partisi yang akan digunakan.
7. Memilih Remove all partition on this system. Proses ini bertujuan untuk
menghapus semua partisi apapun yang ada pada komputer server sehingga
komputer hanya berisi sistem operasi Trustix Secure Linux.
Gambar 4.7 Tampilan persetujuan menghapus data
Pada Gambar 4.7 terdapat tiga pilihan model proses format hard disk yaitu
Remove all Linux partition on this system artinya sistem hanya akan menghapus semua
partisi linux yang sudah ada pada komputer yang digunakan dan tidak akan menghapus
sistem operasi selain linux. Kedua adalah Remove all partition on this system artinya
32
sistem akan menghapus semua sistem operasi yang ada pada pada komputer baik linux,
windows dan sistem operasi lainnya. Yang ketiga adalah Keep all partition and use
existing free space artinya sistem tidak akan menghapus sistem operasi yang sudah ada
tetapi hanya akan memamfaatkan hard disk yang belum digunakan.
8. Menekan tombol OK untuk melanjutkan pembuatan partisi otomatis.
Gambar 4.8 Tampilan pembuatan partisi otomatis
Pada Gambar 4.8 terlihat tahapan proses partisi hard disk jika menggunkan
metode Auto Partition. Semua konfigurasi yang ada ditentukan sendiri oleh sistem baik
Size, Device, Type dan lain lain. Pada gambar diatas juga terdapat beberapa tombol yaitu
tombol New untuk membuat partisi baru, Tombol Edit untuk mengubah partisi yang
sudah ada, tombol Delete untuk menghapus partisi yang sudah ada, tombol RAID untuk
membuat partisi yang mendukung teknologi RAID, dan juga pilihan Reset untuk
mengembalikan partisi ke kondisi semula sebelum dipartisi.
33
9. Network Configuration. Apabila komputer memiliki network card maka Linux
akan mencoba mendeteksinya dan selanjutnya diminta untuk menentukan ip
address dan netmask, lalu nonaktifkan opsi Configure using DHCP. Aktifkan
opsi Activate on boot . IP address yang digunakan untuk web server ini adalah
192.168.1.1 dengan nilai Netmask 255.255.255.0
Gambar 4.9 Tampilan Network Configuration
10. Proses selanjutnya adalah menentukan alamat Gateway dan DNS. Pada
komputer server ini tidak membutuhkan Gateway, Primary DNS, Secondary
DNS dan Tertiary DNS, jadi konfigurasi halaman ini dikosongkan saja.
34
Gambar 4.10 Konfigurasi Network 2
11. Hostname Configuration. Karena web server ini tidak memiliki jaringan dengan
IP Address DHCP jadi pilihan automatically via DHCP di nonaktifkan, dan
digunakan pilihan manually dengan hostname sma1.
Gambar 4.11 Tampilan Hostname Configuration
35
12. Root Password adalah halaman untuk memasukkan password root (admin).
Password ini harus diisi dan sebaiknya kombinasi huruf dan angka.
Gambar 4.12 Tampilan Root Password
13. Package Group Selection bagian ini berfungsi untuk menentukan paket instalasi
yang dibutuhkan untuk sebuah server.
Gambar 4.13 Tampilan Package Group Selection
36
Gambar 4.14 Tampilan Package Group Selection
Dua gambar diatas adalah daftar paket paket yang merupakan bawaan sistem
operasi Trustix Secure Linux. Trustix memberikan kemudahan kepada pengguna untuk
memilih sendiri paket paket sistem yang dibutuhkan untuk disesuaikan dengan server
yang akan dibangun. Sehingga pengguna tidak perlu lagi dipusingkan dalam proses
pemilihan aplikasi aplikasi yang handal untuk server mereka. Aplikasi aplikasi bawaan
Trustix ini sudah terbukti kehandalannya serta merupakan aplikasi standard server yang
paling banyak digunakan seperti Apache, Postfix, Imap dan lain lain.
Karena yang akan dibangun adalah sebuah web server maka paket yang cocok
digunakan adalah Web server with PHP, untuk membangun sebuah web server yang
support PHP. Domain Name Server, MYSQL Database Server, MYSQL Server for PHP
Support. Namun untuk pengembangan lebih lanjut penulis memilih semua paket yang
disediakan.
37
14. Proses instalasi Trustix Secure Linux sedang berlangsung.
Gambar 4.15 Tampilan Proses Instalasi
15. Semua rangkaian instalasi TSL selesai dan memilih reboot komputer untuk
memasuki tahap selanjutnya.
Gambar 4.16 Tampilan Reebot Sistem
38
Gambar 4.17 Tampilan Login Trustix Secure Linux
4.1.2 Konfigurasi DNS Server
Konfigurasi DNS Server bertujuan agar mempermudah pengguna dalam
mengakses website yang disediakan dan juga web server yang akan dibuat dapat
menjalankan banyak domain dalam satu server. Dalam hal ini domain yang akan dibuat
adalah www.sma1.sch.id yang akan diposisikan sebagai domain utama,
pustaka.sma1.sch.id sebagai sub domain dan www.osissma1.org yang akan
diposisikan sebagai virtual web server.
1. Konfigurasi Domain Utama
Pada kasus ini akan digunakan nama host ns.sma1.sch.id dengan IP address
192.168.1.1 yang akan digunakan seterusnya dalam setiap konfigurasi. Konfigurasi DNS
untuk domain utama adalah :
39
1. Mengkonfigurasi file /etc/named.zones menggunakan editor nano dengan
mengetikkan perintah nano /etc/named.zones. Model konfigurasi yang telah
dilakukan seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.18 Konfigurasi File Named.zones
Zone “sma1.sch.id” adalah domain utama yang akan dibuat pada konfigurasi
DNS Server ini, type master adalah jenis Name Server yang kita buat berjenis Primary
atau master. File “master/acip.org.db menyatakan nama file untuk zona, dan disimpan di
direktori /var/named/master.
Zone “1.168.192.in-addr.arpa” merupakan awal dari zona reverse. Penulisannya
agak aneh, ini adalah kebalikan dari network address dari zona sma1.sch.id. Type master
Name Server berjenis master. File “master/acip.org.rev mendefinisikan file untuk zona
reverse.
40
2. Mengkonfigurasi file /var/named/master/acip.org.db, file ini belum ada dan
harus dibuat terlebih dahulu dengan langsung mengetikkan : nano
/var/named/master/ acip.org.db atau dengan memamfaatkan file localhost yang
sudah ada dengan mengetikkan perintah cp /var/named/master/localhost
/var/named/master /acip.org.db. konfigurasi dilakukan dengan mengedit dan
menambahkan beberapa record yang dibutuhkan agar DNS dapat berjalan dengan
baik. Konfigurasi yang telah dilakukan seperti terlihat pada Gambar 4.18
Gambar 4.19 Konfigurasi File acip.org.db
Pada gambar diatas terdapat beberapa record DNS yang masing masingnya
mempunyai fungsi dan tujuan masing masing. Record SOA menyatakan nama sumber
informasi utama tentang zone name server alamat email administratornya, nomor seri
yang unik dan berbagai flag serta timeout. Record A (Address) merupakan record yang
menyatakan alamat IP 32 bit. Jenis record yang berikutnya adalah record MX. Record ini
menspesifikasikan nama domain yang telah dicadangkan untuk menerima email dari
41
domain tertentu. Record NS menyatakan name server yaitu ns.sma1.sch.id. Record
CNAME berfungsi untuk mengizinkan alias alias untuk dibuat, dimana pada web server
ini digunakan alias www dan pustaka.
3. Mengkonfigurasi file /var/named/master/acip.org.rev, file ini juga belum ada dan
harus membuatnya terlebih dahulu dengan mengikuti langkah langkah pembuatan
file sebelumnya. Konfigurasi yang telah dilakukan seperti yang tampak pada
Gambar 4.19
Gambar 4.20 Konfigurasi File Acip.org.rev
Pada file ini terdapat record record yang hampir sama dengan record pada file
acip.org.db hanya saja file konfigurasinya lebih sedikit dibanding konfigurasi file
acip.org.db. Jenis record yang berbeda dari file sebelumnya adalah record PTR. Record
ini merupakan jenis data yang dinterpretasikan berdasarkan pada konteks dimana PTR
itu berada dan menunjuk ke nama DNS server.
42
4. Mengubah permission file tersebut dengan mengetikkan perintah chmod 644
acip.org.db acip.org.rev. Hal ini bertujuan agar file baru yang dibuat dapat
diakses dan dijalankan karena secara default file tersebut belum dapat diakses
sebelum dirubah izin aksesnya.
2. Konfigurasi Virtual Domain
Virtual Domain adalah domain lain yang berada dalam name server selain domain
utama. Virtual Domain yang akan dibuat disini adalah www.osissma1.org Konfigurasi
virtual domain dilakukan dengan mengedit 2 file terkait. Berikut langkah langkah yang
telah dilakukan dalam membuat sebuah virtual domain :
1. Untuk membuat sebuah virtual domain diperlukan penambahan beberapa baris
konfigurasi pada file etc/named.zones seperti yang terlihat pada Gambar 4.20, hal
ini bertujuan untuk mengidentifikasi nama domain yang akan digunakan pada
virtual domain. Domain yang diperkenalkan pada file ini adalah bolehjadi.org
43
Gambar 4.21 Konfigurasi file named.zones pada virtual domain
Penambahan beberapa baris konfigurasi untuk virtual domain memiliki fungsi dan
tujuan yang sama dengan konfigurasi domain utama hanya saja untuk virtual domain
tidak perlu menambahkan konfigurasi file reverse zone. File “master/bolehjadi.org.db”
merupakan file konfigurasi untuk virtual domain yang diletakkan pada direktori
/var/named/master.
2. Membuat file /var/named/master/bolehjadi.org.db untuk menempatkan record
record yang akan digunakan pada virtual domain ini. Pembuatan file
bolehjadi.org.db ini sama seperti ketika membuat file
/etc/named/master/acip.org.db. konfigurasi yang telah dilakukan seperti terlihat
pada Gambar 4.21
44
Gambar 4.22 Konfigurasi file bolehjadi.org.db
Pada file bolehjadi.org.db diatas juga terdapat record record yang hampir sama
dengan konfigurasi pada file acip.org.db hanya saja terdapat beberapa tambahan record
agar file ini dapat berfungsi sebagai virtual server, seperti pengenalan ns0.osissma1.org
pada record NS yang artinya name server lain yang dapat digunakan dalam satu mesin
server yang sama. Selain itu pengenalan alamat IP 192.168.1.1 sebagai alamat IP
ns0.osissma1.org. Namun pada prinsipnya fungsi record record tersebut sama pada setiap
file konfigurasi.
3. Mengubah izin akses file bolehjadi.org.db tersebut dengan mengetikkan perintah
chmod 644 bolehjadi.org.db kemudian restart service namednya.
45
3. Konfigurasi Sub Domain
Untuk membuat sub domain hanya perlu mengedit file domain utama dari dns
yaitu file /var/named/master/acip.org.db dengan menambahkan satu baris terakhir dari
konfigurasi ini kemudian restart kembali DNS nya, penambahan konfigurasi yang
dilakukan seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.23 Konfigurasi Sub Domain
Seperti yang telah dijelaskan bahwa CNAME berfungsi untuk mengizinkan alias
atau nama domain lain untuk dibuat. Biasanya alias yang dibuat merupakan bagian dari
domain utama. Pada file diatas alias yang digunakan adalah pustaka yang nantinya akan
diposisikan sebagai sub domain dengan nama domain pustaka.sma1.sch.id.
46
4.1.3 Konfigurasi Web Server (Apache)
1. Real Web Server
Untuk membangun web server www.sma1.sch.id diperlukan peran DNS Server.
Web Server tidak dapat bekerja dengan baik tanpa adanya setup yang benar pada DNS
Server. Karena di /etc/named.zones sudah terdapat domain sma1.sch.id, langkah
selanjutnya adalah memastikan terdapat record Alias (CNAME) pada file
/etc/named/master/acip.org.db, karena semuanya sudah disetting dengan baik maka
hanya perlu melakukan beberapa langkah untuk mensetting real web server antara lain .
1. Mengkonfigurasi file etc/httpd/conf/httpd.conf. konfigurasi file ini dilakukan
dengan merubah beberapa bagian file yang diperlukan seperti Server Admin