ii
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Prosiding Seminar Nasional Manajemen Pendidikan Januari 2013 Editor: Joko Sarjono, S.E., Restu Febriantura, A.Md. ISBN: 978-979-1945-97-4 Surakarta: Fairuz Media, 2013 224 halaman
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Pendidik
MEMBANGUN MUTU PENDIDIKAN MELALUI KARYA KREATIF DAN INOVATIF PENDIDIK
Perum, Soditan Permai Ngadirejo No. 11. A, Gumpang, Kartasura, Sukoharjo 57161
Telp.: 08164274703 Email: [email protected]
Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromil Pos I, Pabelan Surakarta 57102
Telp. 0271 730772
Copyright © 2013 © HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG – UNDANG
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun Prosiding Seminar Nasional Manajemen Pendidikan Program Studi Magister Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UMS 2013 sesuai rencana. Seluruh makalah yang terdapat dalam prosiding ini telah dipresentasikan dalam kegiatan seminar pada tanggal 19 Januari 2013 di Ruang Seminar Program Pascasarjana UMS.
Seminar Nasional Manajemen Pendidikan yang diselenggarakan oleh Program Studi Magister Manajemen Pendidikan mengambil tema Membangun Mutu Pendidikan Melalui Karya Kreatif dan Inovatif Pendidik. Untuk itu dalam seminar nasional ini disajikan satu makalah utama, yaitu “Pengembangan Pembelajaran Matematika Kontekstual Di Sekolah Dasar Pasca Bencana Erupsi Merapi” oleh Prof. Dr. Sutama, M.Pd dari UMS. Selain makalah utama tersebut, dalam seminar ini juga disampaikan makalah hasil-hasil penelitian dari para dosen maupun guru yang berkaitan dengan bidang pendidikan.
Akhirnya, semoga prosiding ini dapat bermanfaat sebagai media penyebaran hasil-hasil kajian dan penelitian bidang pendidikan dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Surakarta, Januari 2013 Tim Editor
iv
DAFTAR ISI Halaman Judul i Halaman Penerbit ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iv Makalah Utama: Pengembangan Pembelajaran Matematika Kontekstual Di Sekolah Dasar Pasca Bencana Erupsi Merapi Sutama, Sabar Narimo, Haryoto (1-18) Makalah Paralel: Penerapan Metode Edutainment Humanizing The Classroom Dalam Bentuk Moving Class Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Sri Darwati (19-37) Keterampilan Guru Bersertifikat Pendidik Dalam Pembelajaran Matematika Di SD Negeri Cemara 2 Surakarta Rosidah Aliim Hidayat (38-55) Meningkatkan Penguasaan Konsep Bilangan Pada Anak Tunarungu Melalui Permainan Dhakon Farida Yuliati (56-71) Peningkatan Komunikasi Dan Hasil Belajar Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual Bagi Siswa SMP Yhunika Lutvi Marisa, Sutama (72-89)
Peningkatan Koneksi Dan Hasil Belajar Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual Bagi Siswa SMP Ria Indriyati, Sutama (90-106) Profesionalisme Guru Tersertifikasi Dalam Kinerja Pembelajaran Muh. Fakhrudin Suryana, M.Pd. (107-124) Peningkatan Kualitas Dan Hasil Pembelajaran Pkn Melalui Sosiodrama Bagi Siswa SMK N 4 Surakarta Tahun 2012/2013 Sri Hastuti Lastyawati (125-144)
Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Dan Prestasi Belajar Optika Melalui Model Pembelajaran Kooperative Tipe Two Stay Two Stray (TS TS ) Hidayati (145-155) Supervisi Manajerial Untuk Meningkatkan Pengelolaan Dan Pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan Marheni Widati (156-175)
v
Sertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan Profesional Endah Setiyati (176-185) Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Dalam Menyikapi Pendidikan Global Purwanto Hudi R. (186-194) Membangun Mutu Pendidikan melalui Karya Kreatif dan Inovatif Pendidik B. Paryono (195-202) Membangun Mutu Pendidikan Melalui Karya Kreatif Dan Inovatif Pendidik Joko Slameto (203-211) Keterampilan Guru Smp Menerapkan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan Melalui Bimbingan Intensif Hanik Shofia (212-224)
Prosiding Seminar Nasional Manejemn Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 19 Januari 2013
38
KETERAMPILAN GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD NEGERI CEMARA 2
SURAKARTA
Oleh Rosidah Aliim Hidayat
Pendidikan Guru Sekolah Dasar UST Jl. Batikan,Tuntungan UH III/1043 Umbulharjo Telp.(0274) 7009648 Yogyakarta
55167 [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan guru SD bersertifikat pendidik dalam (1) perencanaan pembelajaran matematika, (2) pelaksanaan pembelajaran matematika, dan (3) evaluasi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain etnografi; subyek penelitian kepala sekolah, guru dan siswa di SD N Cemara 2 Surakarta tahun 2011/2012; teknik pengumpulan data, metode wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi; teknik analisis data, model alur; keabsahan data, triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian, (1) keterampilan guru dalam perencanaan menyusun indikator sesuai dengan taraf perkembangan siswa hanya saja motivasi dan minat siswa kurang diperhatikan oleh guru. Pemberian materi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran materi konsep, siswa diajak aktif agar mampu memperoleh konsep materi yang diajarkan. Guru menyesuaikan metode dengan karakteristik siswa (menggunakan permainan). Penilaian dideskripsikan mulai dari awal sampai akhir, hal tersebut disebabkan orangtua selalu memantau perkembangan anaknya, (2) keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan cara menyiapkan peralatan yang akan digunakan di kelas. Pengajuan pertanyaan dalam apersepsi kurang menantang. Kurang mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang masih relevan. Wakil salah satu siswa maju membuat rangkuman belajar dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari, dan (3) keterampilan guru dalam evaluasi mampu memahami hasil belajar masing-masing siswa, baik afektif dan psikomotorik serta kognitif.
Kata Kunci: keterampilan, sertifikat, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
Pendahuluan
Guru yang sudah lulus uji sertifikasi dan sudah mendapat sertifikat
pendidik seyogyanya memiliki kompetensi lebih baik dibandingkan dengan guru
yang belum lulus uji sertifikasi pendidik. Selain itu, guru juga harus memiliki etos
kerja dan disiplin kerja yang tinggi. Guru bersertifikat pendidik diharapkan
Rosidah Aliim Hidayat/ Keterampilan Guru Bersertifikat Pendidik
39
mampu membawa perubahan pendidikan, sehingga dapat membawa kebentuk
perubahan yang bermakna (Collins, 1998; Stein & Brown, 1997). Adapun
perubahan yang bernakna adalah perubahan dimana sistem pembelajaran
bervariasi dan dapat membawa keluarannya lebih berkualitas. Oleh karena itu,
seorang guru bersertifikat pendidik harus terampil dalam pembelajaran.
Keterampilan seorang pendidik bukan hanya dari pembelajaran melainkan dari
segi sosio-emosional dan upaya-upaya pengembangan yang dilakukan (G.
Morine-Dershimer,2001: 1).
Glickman (Suroso, 2009: 2) menyatakan bahwa seseorang bekerja secara
profesional bilamana orang tersebut memiliki: kemampuan (ability) dan motivasi
(motivation). Seorang guru profesional juga harus mampu mengarahkan siswa
untuk menghubungkan the know, the do, the be dalam aktifitas sehari-hari siswa
(Drake, 2007: 100-106).
Kenyataan di lapangan, guru yang sudah bersertifikat pendidik belum
dapat meningkatkan kinerjanya. Seperti tertera di Kompas (1 November 2010)
yaitu lima tahun terakhir ini (2006-2009) terdapat lebih dari 500.000 guru telah
diberi sertifikat oleh LPTK (Lembaga Pendidikan Teknik dan Kejuruan) yang
ditunjuk pemerintah. Namun, hingga detik ini belum ada kabar menggembirakan
adanya peningkatan kinerja guru bersertifikat pendidik tersebut. Unifah (2011)
Ketua Pengurus Besar PGRI (Kompas, 26 Juli 2011) menyatakan bahwa
peningkatan kinerja yang diharapkan dari guru bersertifikat pendidik seperti
perubahan pola kerja, motivasi kerja, pembelajaran, atau peningkatan diri dinilai
masih tetap sama atau hanya sedikit. Guru-guru bersertifikat pendidik sudah mulai
enggan mengikuti seminar atau pelatihan untuk peningkatan diri. Dengan kata
lain, seminar atau pelatihan hanya untuk kepentingan sertifikasi, bukan ilmunya.
Menurut Sutama (2011), kompetensi guru matematika terdapat
kesenjangan dalam dokumen kurikulum dan perencanaan program, serta tentang
aspek pelaksanaan pembelajaran. Kesenjangan dalam dokumen kurikulum dan
perencanaan program, menunjukkan bahwa (1) sebagian besar guru matematika
kurang memahami secara baik dokumen Standar Isi (SI) dan kepadatan materi
masih tinggi, (2) guru belum mampu mengembangkan silabus, (3) masih ada guru
Prosiding Seminar Nasional Manejemn Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 19 Januari 2013
40
kesulitan merumuskan indikator berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD), dan (4) Guru masih sulit menjabarkan SK/KD menjadi
materi pokok dan bahan ajar.
Keterampilan mengajar merupakan bagian dari kemampuan guru dalam
mengajar. Menurut Moh. Uzer Usman (2011: 119) kemampuan mengajar terbagi
menjadi tiga keterampilan. Adapun keterampilan tersebut meliputi keterampilan
menyusun rencana pengajaran, keterampilan melaksanakan prosedur mengajar,
dan melaksanakan hubungan antarpribadi.
Aspek pengelolaan pembelajaran matematika tercakup dalam
perencanaaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
Sutama (2011: 9-10) mengatakan, bahwa pengelolaan pembelajaran matematika
berbasis ATI mengutamakan peran aktif siswa, guru berperan sebagai perancang,
fasilitator, dan pembimbing proses pembelajaran. Dalam pengelolaan
pembelajaran matematika proses komunikasi juga sangatlah penting.
Penelitian ini difokuskan pada rumusan masalah “Bagaimana
Keterampilan Guru SD Negeri Cemara 2 Surakarta yang Bersertifikat Pendidik
dalam Pembelajaran Matematika?” Fokus penelitian itu kemudian dirinci dalam
tiga rumusan masalah. (1) Bagaimana keterampilan guru bersertifikat pendidik
dalam perencanaan pembelajaran matematika? (2) Bagaimana keterampilan guru
bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran matematika? (3)
Bagaimana keterampilan guru bersertifikat pendidik dalam evaluasi pembelajaran
matematika?
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain etnografi.
Hal ini karena, penelitian ini menekankan logika penemuan (logic of discovery),
yang merupakan suatu proses yang bertujuan menyarankan konsep-konsep atau
membangun teori berdasarkan realitas nyata manusia. Lokasi penelitian di SD N
Cemara 2 Surakarta. Waktu penelitian 8 (delapan) bulan yaitu mulai bulan
Oktober sampai bulan Juni tahun 2012.
Rosidah Aliim Hidayat/ Keterampilan Guru Bersertifikat Pendidik
41
Sumber data penelitian meliputi informan, dokumen, dan tempat atau
peristiwa. Informannya, yaitu kepala sekolah, guru dan siswa di SD N Cemara 2
Surakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara
mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model
alur. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode.
Hasil Penelitian
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru bersertifikat pendidik SD
Negeri Cemara 2 Surakarta mengacu pada ketentuan yang berlaku. Adapun
dalam menentukan tujuan serta kompetensi dasar disesuaikan dengan BSNP
kemudian indikatornya disesuaikan kemampuan siswa. Perumusan indikator
disesuaikan dengan kompetensi dasar dan diurutkan dari sederhana menuju
kompleks. Indikator keberhasilan belajar tampak dengan adanya keterlibatan
siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pengukuran perilaku siswa dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran yang merujuk pada materi ajar. Pemilihan dan
pengorganisasian materi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan
dihubungkan dengan kegiatan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
sumber bahan ajar diambil dari buku pegangan yang digunakan guru dan siswa
serta internet. Materi selalu dibawa kebentuk kecakapan hidup (life skill).
Perencanaan pembelajaran di kelas menggunakan media. Adapun media
pembelajaran yang digunakan berasal dari bantuan pemerintah, buatan guru dan
atau siswa serta lingkungan sekitar. Penggunaan media yang bervariasi tersebut
dimaksudkan agar siswa tidak merasa bosan.
Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu,
disesuaikan juga dengan alokasi waktu. Adapun penentuan alokasi waktu
ditentukan dengan rumus hari aktif dibagi dengan kompetensi dasar. Pembagian
waktu dalam pembelajaran tahap awal diberi alokasi waktu 13%-14%, inti: 78%-
79%, dan penutup: 7%- 8%. Evaluasi yang digunakan adalah tes dan nontes.
Adapun evaluasi yang menggunakan tes dilakukan jika menginginkan hasil
kuantitatif dalam pembelajaran sedangkan nontes dilakukan pada saat menilai
sikap dan penampilan. Alat penilaian ditentukan berdasarkan tujuan
Prosiding Seminar Nasional Manejemn Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 19 Januari 2013
42
pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai. Prosedur penilaian yang akan
dilakukan dengan prosedur penilaian awal, prosses dan akhir. Instrumen
penilaian sudah dibuat oleh para guru sebelum mereka mengajar, akan tetapi
kunci jawaban biasa dikerjakan bersama siswa di dalam kelas.
Pengelolaan ruang dan fasilitas pembelajaran SD Negeri Cemara 2
Surakarta diserahkan sepenuhnya pada masing-masing wali kelas. Sebelum
pembelajaran, ruang kelas telah dipersiapkan segala fasilitasnya. Kebersihan
lingkungan kelas sudah diatur oleh petugas harian. Adapun petugas harian
dibentuk secara berkelompok dan setiap kelompok beranggotakan siswa-siswa
laki-laki dan perempuan. Didalam stiap kelompok, terdapat seorang siswa yang
bertanggung jawab penuh untuk mengkoordinasikan kelompok setiap hari. Guru
melaksankan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan awal, kegiatan inti dan
penutup. Kegiatan pembukaan dengan cara menggali pengetahuan yang sudah
ada pada diri siswa kemudian dihubungkan dengan materi yang selanjutnya.
Selain itu memberi tahukan tujuan mempelajarai materi yang akan dipelajari.
Cara mengkomunikasikan materi disesuaikan dengan tingkat perkembangan
siswa dan bahasa siswa.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran bervariasi. Kegiatan pembelajaran
yang digunakan secara individual, kelompok, atau klasikal. Kegiatan
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Penjelasan
materi tidak hanya dilakukan di kelas tetapi juga di luar kelas. Kegiatan
pembelajaran dapat menghasilkan pesan yang menarik dan melibatkan siswa.
Contohnya pada pembelajaran luas bidang datar menggunakan sumber materi
yang berada di luar kelas. Proses pembelajaran dilaksankan dengan cara siswa
diajak mengalami dan mencari sendiri mengenai prinsip dan konsep materi yang
diajarkan dengan bimbingan guru.
Guru selalu memantau prestasi siswa. Guru memiliki catatan-catatan
khusus untuk setiap anak. Bahasa yang digunakan guru sesuai dengan tingkat
perkembangan bahasa siswa. Catatan guru di papan tulis rapi dan tersusun
dengan baik. Diakhir pembelajaran guru memberikan rangkuman materi yang
diajarkan. Siswa juga diajak aktif dalam membuat rangkuman. Selain itu siswa
Rosidah Aliim Hidayat/ Keterampilan Guru Bersertifikat Pendidik
43
juga diajak mengembangkan materi yang dekat dengan lingkungan sekitar.
Contohnya pada saat menjelaskan simetri lipat, guru menanyakan ke siswa kalau
badanmu memiliki berapa simetri lipat. Kegiatan tindaklanjut yang dilakukan
oleh guru dengan metode permainan. Dimana siswa yang telah memahami
materi dengan baik menjelaskan ke kawan-kawannya. Adapun tujuannya supaya
siswa yang belum memahami materi, dapat segera memahami materi jika materi
disampaikan dengan menggunakan bahasa yang setingkat.
Keterampilan guru bersertifikat pendidik SD Negeri Cemara 2 Surakarta
dalam menilai aspek psikomotorik siswa, guru mengamati pada saat para siswa
mempraktikkan pembelajaran. Sebagai contoh pada materi pengukuran,
menghitung luas dan jual beli. Guru menilai keluwesan para siswa dalam
mempraktikan materi pelajaran yang sudah mereka peroleh.
Keterampilan guru dalam menilai aspek afektif siswa dengan
menggunakan cara dialog interaktif. Guru mengamati perilaku dan sikap siswa
pada saat praktik. Misalnya pada materi jual beli, perilaku dan sikap siswa
dapat teramati. Selain itu, guru juga dapat mengamati pada saat berkomunikasi
dengan gurunya.
Guru menggunakan tes tertulis untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa yang ditandai dengan skala nilai. Guru menggunakan instrument
penilaian untuk menilai hasil pekerjaan siswa. Sehingga terdapat kesesuaian
antara jawaban dengan nilai yang diperoleh.
Pembahasan
Keterampilan guru bersertifikat pendidik SD Negeri Cemara 2 Surakarta
dalam perencanaan pembelajaran matematika meliputi lima keterampilan, yaitu
merumuskan indikator keberhasilan belajar, keterampilan dalam memilih dan
mengorganisasikan materi ajar, keterampilan dalam memilih sumber
belajar/media pembelajaran, keterampilan dalam menggunakan metode
pembelajaran, dan keterampilan dalam menilai hasil belajar.
Keterampilan merumuskan indikator keberhasilan belajar meliputi
merumuskan tujuan secara jelas, menyesuaikan dengan kompetensi dasar,
Prosiding Seminar Nasional Manejemn Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 19 Januari 2013
44
memiliki cakupan rumusan yang lengkap, dan mengurutkan indikator dari yang
sederhana kekompleks. Keterampilan merumuskan tujuan secara jelas maksudnya
dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang tidak menimbulkan penafsiran
ganda. Perumusan tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru bersertifikat
pendidik di SDN Cemara 2 Surakarta sesuai dengan BSNP.
Penyusunan indikator haruslah sesuai dengan kompetensi dasar, artinya
indikator dijabarkan dari kompetensi dasar. Penyusunan indikator yang dilakukan
oleh guru sesuai dengan kompetensi dasar dari BSNP. Akan tetapi, indikator
dirumuskan sesuai dengan kemampuan siswa. Indikator sesuai dengan
kemampuan siswa, dimaksudkan agar materi yang diterima oleh siswa tidak
terlalu luas maupun sempit. Sehingga sesuai dengan perkembangan siswa.
Cakupan rumusan yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran yang
dilakukan menggunakan kata kerja operasional dan substansi materi. Sehingga
mengandung komponen siswa dan perilaku. Selain itu urutan perumusan indikator
dari sederhana ke kompleks. Adapun tujuannya adalah agar siswa mudah dalam
menerima materi ajar. Dengan demikian dapat dimaknai, guru dalam merumuskan
indikator keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada dalam BSNP,
sesuai dengan kompetensi dasar dan kemampuan siswa.
Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar memerlukan keterampilan
agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Adapun keterampilan tersebut meliputi
keterampilan menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, menyesuaikan dengan
karakteristik siswa, membuat sistematika materi ajar secara runtut, dan
menyesuaikan materi dengan alokasi waktu. Dalam memilih materi ajar haruslah
sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai. Hal
tersebut dilakukan supaya cakupan materi tidak meluas dari topik yang
ditentukan. Guru bersertifikat pendidik SDN Cemara 2 Surakarta dalam memilih
dan mengorganisasikan materi ajar melihat tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Kedalaman maupun keluasan materi disesuaikan dengan karakteristik
siswa, hanya saja penyampaian materi kurang memperhatikan motivasi siswa.
Jika terdapat siswa yang kurang motivasi, pembelajaran tetap berlangsung,
akan tetapi siswa tersebut akan diberikan pengarahan sendiri oleh guru. Dalam
Rosidah Aliim Hidayat/ Keterampilan Guru Bersertifikat Pendidik
45
mengorganisasikan materi guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
yang dialami siswa. Adapun maksudnya agar siswa dapat memiliki dampak
pengiring yang berbentuk kecakapan hidup (life skill). Selain itu dalam
memperluas materi menyesuaikan dengan kemampuan siswa dan tetap
memperhatikan urutan yang sistematis.
Penentuan alokasi waktu dilakukan dengan menggunakan rumus yang
sudah ditentukan. Dengan demikian dapat dimaknai, guru dalam memilih dan
mengorganisasikan materi ajar menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan
karakteristik siswa. Selain itu, sistematikanya runtut dan menyesuaikan dengan
waktu aktif masuk, hanya saja dalam menyesuaikan materi ajar dengan
karakteristik siswa kurang memperhatikan motivasi siswa.
Keterampilan dalam memilih sumber belajar/media pembelajaran
menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi ajar, dan karakteristik siswa.
Keterampilan guru bersertifikat pendidik di SDN Cemara 2 Surakarta dalam
memilih sumber belajar/media pembelajaran menyesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Selain itu, juga menyesuaikan dengan materi ajar. Terbukti pada
saat menggunakan alat peraga tidak hanya terpaku pada bantuan pemerintah tetapi
guru mengembangkan dengan cara menggunakan lingkungan sekitar dan dibuat
sendiri oleh guru maupun siswa. Dengan mengajak siswa untuk berperan dalam
pembuatan media, konsep materi akan lebih mudah diterima oleh siswa. Hal itu
ditegaskan oleh Park dan Kyoo Hong Park (2001) yang menyampaikan, bahwa
dengan media anak-anak mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pemahaman
mereka, guru tidak bisa mengirimkan ide ke pelajar yang pasif.
Proses pembelajaran tidak terlepas dari penggunaan metode untuk
menyampaikan materi sesuai tujuan. Penggunaan metode untuk setiap guru
berbeda bergantung pada keterampilan yang dimiliki oleh guru. Adapun
keterampilan guru dalam menggunakan metode meliputi keterampilan dalam
menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, karakteristik
siswa, dan alokasi waktu.
Keterampilan guru bersertifikat pendidik di SDN Cemara 2 Surakarta
dalam menggunakan metode telah menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan
Prosiding Seminar Nasional Manejemn Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 19 Januari 2013
46
materi pembelajaran. Sebagai contoh pada saat mencari banyaknya simetri lipat
guru mengaktifkan siswa untuk mencari simetri lipat pada bangun datar yang
dibuat siswa. Sehingga semua siswa dapat lebih memahami materi dan aktif
dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga menyesuaikan dengan karakteristik
siswa. Maksudnya penyampaian materi ajar sesuai dengan taraf perkembangan
siswa sehingga tidak menyulitkan siswa. Misalnya dengan menggunakan
permainan dan aktivitas sehari-hari, sedangkan pengalokasian waktu disesuaikan
dengan tahapan pembelajaran. Adapun pembagian tersebut mencakup tahap awal
alokasi waktunya 13%-14%, inti 78%- 79%, dan penutup: 7%- 8%.
Suatu proses pembelajaran selalu diakhiri dengan penilaian. Hal tersebut
dilakukan agar guru dapat mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa
tentang materi yang diajarkannya. Dalam merencanakan penilaian, guru
menyesuaikan teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, prosedur
penilaian harus jelas dan disertai dengan instrument yang lengkap.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru bersertifikat pendidik SD
Negeri Cemara 2 Surakarta menggunakan tes dan non tes. Tes biasanya berupa
evaluasi formatif. Adapun tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas
pelaksanaan pembelajaran yang dipahami siswa. Setelah kegiatan tes guru
memberikan balikan dan evaluasi sumatif yang lebih menekankan pada
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi, sedangkan nontes biasanya
digunakan untuk penilaian sikap dan penampilan. Nontes dilaksanakan pada saat
aktivitas pembelajaran. Alat penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
indikator. Untuk prosedur penilaiannya dideskripsikan mulai dari awal, proses,
dan akhir. Hal tersebut dilakukan karena orangtua siswa selalu aktif menanyakan
perkembangan anaknya kepada guru.
Perhatian orang tua seperti itu baik bagi anaknya. Hal tersebut merupakan
motivasi kuat bagi anaknya. Sesuai dengan pendapat Raymond J.W dan Judith H.J
(2004: 27) yaitu peran orang tua memberikan pengaruh utama dalam motivasi
belajar seorang anak. Selain perhatian orang tua, instrument penilaian harus jelas.
Adapun maksudnya jelas, guru telah membuat instrument penilaian secara
Rosidah Aliim Hidayat/ Keterampilan Guru Bersertifikat Pendidik
47
lengkap. Walaupun kebiasaan para guru membuat kunci jawaban soal bersama
siswa saat mengajar di kelas.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dimaknai bahwa keterampilan guru
bersertifikat pendidik SD Negeri Cemara 2 Surakarta dalam perencanaan
pembelajaran matematika meliputi keterampilan dalam merumuskan indikator
keberhasilan belajar, keterampilan dalam memilih dan mengorganisasikan materi
ajar, keterampilan dalam memilih sumber belajar/media pembelajaran,
keterampilan dalam menggunakan metode pembelajaran, dan keterampilan dalam
menilai hasil belajar.
Tugas guru yang utama membantu siswa melakukan kegiatan, baik secara
perorangan maupun secara kelompok. Untuk itu guru harus mampu membuat
perencanaan kegiatan belajar mengajar yang tepat bagi setiap siswa dan kelompok
serta melaksanakannya (Moh. Uzer Usman, 2011: 107). Dalam pelaksanaan
pembelajaran mermerlukan berbagai keterampilan agar siswa merasa lebih
nyaman dan senang dengan pelajaran. Keterampilan tersebut terbagi menjadi
empat bagian, yaitu keterampilan prapembelajaran, keterampilan membuka
pelajaran, keterampilan dalam kegiatan inti, dan keterampilan dalam menutup
pelajaran.
Pengecekan maupun pemeriksaan kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan
media merupakan keterampilan prapembelajaran. Guru bersertifikat pendidik SD
Negeri Cemara 2 Surakarta mempersiapkan alat pembelajaran dan media dengan
cara selalu menampilkan di kelas. Adapun tujuannya adalah agar siswa dapat
mengerti dan memahami cara penggunaannya. Selain itu, sebelum pembelajaran
dimulai guru juga memeriksa ruangan dengan cara mengecek kehadiran, kerapian,
perlengkapan pembelajaran, dan kesiapan ruang.
Keterampilan membuka pelajaran meliputi keterampilan dalam kegiatan
apersepsi dan keterampilan dalam mengkomunikasikan kompetensi yang akan
dicapai dan rencana kegiatannya. Kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan
oleh guru dengan cara menggali pengetahuan yang sudah ada pada diri siswa
kemudian dihubungkan dengan materi yang selanjutnya. Hal tersebut bertujuan
agar materi pelajaran tidak dirasa baru. Para siswa pernah mempelajari materi
Prosiding Seminar Nasional Manejemn Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 19 Januari 2013
48
dasar yang akan diajarkan oleh guru sehingga siswa tidak merasa takut. Selain itu,
guru juga menjelaskan tujuan mempelajari materi yang akan diajarkan. Sehingga
siswa dapat memiliki semangat untuk mempelajari materi tersebut. Hanya saja
guru dalam memberikan pertanyaan yang menantang disaat apersepsi masih
kurang.
Penyampaian materi ajar, guru menyesuaikan dengan bahasa siswa sehari-
hari. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan
dengan baik. sebagai contoh dalam mempelajari penyajian data dalam pelajaran
statistik, data yang digunakan adalah peralatan sekolah yang biasa siswa gunakan
sehari-hari dan makanan kesukaan siswa. Dengan demikian dapat dimaknai
bahwa guru mengkomunikasikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya.
Kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang penting dalam
menjelaskan materi ajar. Untuk mengemas kegiatan inti yang menarik diperlukan
keterampilan dalam kegiatannya. Adapun keterampilan tersebut meliputi
keterampilan dalam menguasai materi ajar, menggunakan strategi pembelajaran,
menggunakan sumber belajar, memicu dan memelihara keterlibatan siswa,
meguasai kemampuan khusus pembelajaran matematika, penilaian dan
menggunakan bahasa.
Keterampilan dalam menguasai materi pembelajaran meliputi keterampilan
dalam menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan dan menyampaikan materi sesuai dengan hirarki
belajar. Guru bersertifikat pendidik SD Negeri Cemara 2 Surakarta dalam
menyampaikan materi pembelajaran santai dan sesuai dengan hirarki belajar
siswa, akan tetapi pengaitan materi dengan pengetahuan lain yang relevan masih
kurang.
Pelaksanaan pembelajaran bervariasi, sehingga siswa tidak merasa jemu
dan bosan. Hal tersebut didukung hasil penelitian Nzekwe-Excel, C. (2011) yang
menyatakan sangat penting bagi lembaga pendidikan tinggi untuk menerapkan
strategi atau langkah-langkah untuk meningkatkan metode pengajaran dan strategi
yang digunakan dalam sesi matematika, sehingga untuk selanjutnymengurangi
Rosidah Aliim Hidayat/ Keterampilan Guru Bersertifikat Pendidik
49
masalah yang tidak terselesaikan. Dengan demikian dapat terlihat bahwa guru
mampu menguasai kelas.
Guru juga membiasakan siswa agar memiliki kebiasaan berdiskusi tentang
materi ajar dengan temannya. Hal tersebut dilakukan agar siswa yang masih
belum memahami materi dengan baik mampu meningkatkan pemahaman materi
yang disampaikan oleh temannya sendiri. Sehingga materi dapat terkuasai oleh
semua siswa. Adapun pelaksanaannya disesuaikan dengan alokasi waktu yang
tersedia sehingga sesuai dengan jadwal yang ada.
Guru bersertifikat pendidik SD Negeri Cemara 2 Surakarta dalam
pembelajaran menggunakan media dan sumber belajar yang bermacam-macam.
Hal itu dilakukan agar dapat menarik perhatian siswa. Selain itu, siswa juga
dilibatkan dalam pembuatan media pembelajaran. Dengan begitu setiap anak
dapat memegang atau mempraktikkan langsung tanpa ada keterbatasan media.
Sehingga pembelajaran dapat efektif. Pemanfaatan lingkungan juga digunakan
oleh guru untuk menjelaskan materi ajar. Sehingga siswa dapat memahami
kegunaan ilmu yang dipelajarinya dalam kehidupannya kelak. Dengan demikian
dapat dimaknai bahwa guru terampil dalam menggunakan sumber belajar/media
pembelajaran.
Keterampilan dalam memfasilitasi terjadinya partisipasi aktif siswa
melalui interaksi guru, siswa dan sumber belajar, merespon positif partisipasi
siswa, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, menunjukkan hubungan
antarpribadi yang kondusif, dan menumbuhkan keceriaan dan antuisiasme siswa
dalam belajar merupakan keterampilan mengajar yang dapat memicu dan
memelihara keterlibatan siswa.
Guru bersertifikat pendidik SD Negeri Cemara 2 Surakarta dalam
membantu menyadarkan kelebihan atau kekurangan siswanya dengan cara
memberikan pengertian dan bukti-bukti yang ada. Sehingga dapat diartikan guru
dan siswa menjalin interaksi yang terbuka. Keterbukaan tersebut contohnya pada
saat menyampaikan catatan sikap dan prestasi yang pernah diraih. Untuk menarik
perhatian siswa guru menggunakan bahasa sehari-hari siswa. Selain itu guru juga
mampu menggambar dan menulis di papan tulis dengan bagus dan rapi sehingga
Prosiding Seminar Nasional Manejemn Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 19 Januari 2013
50
siswa dapat tertarik dengan pelajaran. Guru juga memberikan motivasi dan
menyuruh siswa untuk praktik. Hal itu dimaksudkan agar siswa antusias dalam
menerima materi.
Keteramapilan guru dalam menguasai kemampuan khusus untuk
pembelajaran matematika dengan cara melibatkan siswa. Sebagai contoh dalam
menemukan konsep simetri lipat guru menggunakan media kertas untuk dibuat
suatu bangun datar secara bersama-sama di kelas, baik guru maupun para siswa.
Setelah itu siswa dapat menemukan arti simetri lipat dan dapat menandai simetri
lipat pada bangun yang telah dibuatnya. Dengan bimbingan guru maka siswa
dapat menjadi lebih cermat dan teliti. Selain itu siswa dapat menumbuhkan sikap
kritis, karena jika siswa tidak bisa mengerjakan menanyakan ke gurunya. Dengan
demikian dapat dimaknai bahwa guru telah mengembangkan kemampuan siswa
untuk berfikir logis, kritis, dan analitis. Selain itu juga mengembangkan
kemampuan siswa pemecahan masalah dalam matematika dan membantu siswa
menemukan konsep serta prinsip dalam pembelajaran matematika.
Kemajuan belajar siswa pada saat proses pembelajaran selalu dipantau
oleh guru. Hal tersebut disebabkan orangtua siswa selalu memantau
perkembangan anaknya di kelas, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal itu menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas siswa dalam belajar saling
membantu, sehingga dapat menimbulkan interakasi yang baik untuk siswa, wali,
dan guru. Penilaian proses yang digunakan guru dengan cara memperhatikan
keseharian siswa dalam berpartisipasi dan pengerjaan soal di kelas. Sedangkan,
penilaian akhir disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Jika kompetensi yang ingin dicapai belum tercapai, guru melakukan
pengayaan dengan menggunakan permainan. Hasil penilitian Leicha Bragg (2003:
4) mengemukakan bahwa guru yang telah memimpin diskusi dengan menarik
keluar manfaat dari permainan pendidikan dapat berguna dalam mempromosikan
sikap positif terhadap penggunaan permainan sebagai alat pedagogis. Dengan
demikian dapat dimaknai bahwa guru terampil dalam penilaian proses dan hasil
belajar.
Rosidah Aliim Hidayat/ Keterampilan Guru Bersertifikat Pendidik
51
Keterampilan menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar,
menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar, menyampaikan pesan dengan
gaya yang sesuai merupakan keterampilan dalam menggunakan bahasa. Guru
bersertifikat pendidik SD Negeri Cemara 2 Surakarta dalam menggunakan bahasa
jelas dan lancar. Selain itu bahasa tulis baik dan lancar. Menurut Madeline
Kovarik (2011: 1) walaupun matematika adalah bahasa visual simbol dan angka
itu juga diekspresikan dan dijelaskan melalui kata-kata tertulis dan lisan. Bagi
siswa untuk unggul dalam matematika, mereka harus mengenali, memahami dan
menerapkan kosakata yang diperlukan. Hal ini sangat penting bagi siswa yang
hidup dalam kemiskinan dan dapat masuk sekolah dengan latar belakang
pengetahuan yang terbatas. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa bahasa
tertulis dan lisan penting pada saat proses pembelajaran.
Guru menggunakan gaya yang sesuai dengan anaka-anak agar siswa dapat
menerima pesan yang akan disampaikannya. Tidak hanya pada gaya
penyampaiannya tetapi guru juga menggunakan metode permainan agar siswa
dapat lebih mudah dalam menerima materi. Sebagai contoh permainannya dengan
menggunakan tutor sebaya, yaitu siswa yang telah memahami dengan baik
menjelaskan ke kawan-kawannya.
Keterampilan dalam kegiatan penutupan meliputi keterampilan dalam
membuat refleksi/rangkuman dengan melibatkan siswa dan keterampilan dalam
melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas
sebagai bagian remidi/pengayaan. Kegiatan penutupan yang dilakukan guru
bersertifikat pendidik SD Negeri Cemara 2 Surakarta diawali dengan refleksi atau
membuat rangkuman. Kegiatan refleksi yang dilakukan melibatkan siswa untuk
mencari mana yang sudah dikuasai atau belum dikuasai.
Guru menyuruh salah satu siswa untuk maju, kemudian bersamaan dengan
guru membuat rangkuman. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Heibert (Van
deWalle, 2007: 31) yang menyatakan bahwa budaya kelas matematika yang
produktif dimana para siswa dapat belajar dari temannya dan juga dari kegiatan
refleksi mereka. Selain itu dalam membuat rangkuman guru juga mendekatkan
Prosiding Seminar Nasional Manejemn Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 19 Januari 2013
52
dengan lingkungan atau kehidupan sehari-hari agar siswa dapat mengetahui
kegunaan materi ajar dalam kehidupan sehari-hari.
Para siswa yang belum memenuhi kompetensi, diupayakan oleh guru
dengan cara memberikan remidi. Remidi yang biasa dilakukan oleh guru melalui
permainan. Dengan permainan siswa dapat merasa senang dan materi ajar lebih
dapat diterima oleh siswa. Adapun contoh permainannya adalah pembuatan pos-
pos seperti mencari jejak pada saat kegiatan pramuka. Dimana setiap pos
mendapatkan pertanyaan yang nantinya akan dijelaskan yang menunggui setiap
pos. siswa yang bertugas menunggui pos adalah siswa yang sudah memahami
materi dengan baik.
Guru juga memberikan pendalaman materi melalui sumber materi selain
dari buku bacaan wajib siswa. Adapun sumber bacaan itu antaralain dari internet
dan buku-buku selain buku wajib siswa. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa
guru menggunakan keterampilan dalam menutup pelajaran.
Setiap berakhirnya suatu kegiatan pembelajaran terdapat evaluasi. Evaluasi
pembelajaran menjadi lebih baik jika guru mampu mengembangkan keterampilan
dalam evaluasi. Adapun keterampilan tersebut yaitu keterampilan dalam menilai
proses pembelajaran dan keterampilan dalam menilai hasil belajar. Keterampilan
dalam menilai proses pembelajaran meliputi keterampilan dalam menilai aspek
psikomotorik siswa dan keterampilan dalam menilai aspek afektif siswa.
Guru bersertifikat pendidik SD Negeri Cemara 2 Surakarta dalam menilai
aspek psikomotorik dengan cara mengamati pada saat siswa mempraktikkan matei
ajar. Sebagai contoh pada materi pengukuran, menghitung luas dan jual beli. Guru
menilai keluwesan para siswa dalam mempraktikan materi pelajaran yang sudah
mereka peroleh, sedangkan interaksi yang terbentuk digunakan oleh guru sebagai
nilai afektif siswa. Interaksi tersebut bukan hanya pada saat berhubungan dengan
guru atau siswa lain, tetapi perilaku dan sikap dalam memerankan materi ajar.
Misalnya pada saat materi jual beli, siswa dapat teramati bagaimana perilaku dan
sikapnya. Dengan demikian dapat dimaknai bahwa guru terampilan dalam menilai
proses pembelajaran.
Rosidah Aliim Hidayat/ Keterampilan Guru Bersertifikat Pendidik
53
Keterampilan dalam menilai ketercapaian siswa setelah mengikuti
pembelajaran dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan
skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol disebut keterampilan dalam menilai
hasil belajar. Guru bersertifikat pendidik SD Negeri Cemara 2 Surakarta dalam
menilai hasil belajar menggunakan tes tertulis. Tes tertulis tersebut dilengkapi
dengan instrument penilaian yang sesuai dengan kompetensi. Perolehan nilai
siswa berbeda-beda. Adapun perbedaan nilai yang diperoleh siswa disebabkan
oleh ketepatan jawaban siswa dengan kunci jawaban.
Guru memberikan patokan penilaian sesuai dengan proses menjawab.
Penilaian sesuai dengan proses menjawab maksudnya disetiap langkah pengerjaan
mendapat nilai yang berbeda dan pembagiannya jelas. Menurut Raymond J. W
dan Judith H. J (2004: 20) desain penilaian di sekolah merupakan penyebab
menurunnya motivasi belajar. Oleh sebab itu, guru harus hati-hati dalam
menentukan patokan dalam menilai hasil pekerjaan siswa.
Pengajaran dapat berjalan efektif jika guru mengetahui dan memahami
matematika ketika mereka sedang mengajar dan bisa memberi gambaran atau
ilustrasi pada pengetahuan dengan fleksibel saat mereka tugas mengajar. Mereka
perlu memahami dan merasa terikat dengan para siswa, ketika belajar matematika
bersikap manusiawi serta memiliki kemahiran dalam memilih dan menggunakan
berbagai keterampilan pendidikan dan strategi penilaian (Komisi pengawas
Nasional Mengajar dan masa depan America’s 1996). Dengan demikian dapat
dimaknai bahwa guru menggunakan keterampilan dalam evaluasi pembelajaran.
Penutup
Keterampilan guru dalam perencanaan terdiri dari lima aspek, yaitu
merumuskan indikator keberhasilan belajar, memilih dan mengorganisasikan
materi ajar, memilih sumber belajar/media pembelajaran, menggunakan metode
pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Penyusunan indikator sesuai dengan taraf
perkembangan siswa hanya saja motivasi dan minat siswa kurang diperhatikan
oleh guru. Namun demikian, guru juga memberikan motivasi agar dapat
memperoleh nilai yang maximal dengan cara dipanggil dan diberikan arahan.
Prosiding Seminar Nasional Manejemn Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 19 Januari 2013
54
Pemberian materi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Sumber belajar
sebagian diambil dari internet. Dalam pembelajaran materi konsep siswa diajak
aktif agar mampu memperoleh konsep materi yang diajarkan. Selain itu, guru juga
menyesuaikan metode dengan karakteristik siswa (menggunakan permainan).
Penilaian yang digunakan tes (formatif) dan non tes (sikap dan penampilan).
Penilaian dideskripsikan mulai dari awal sampai akhir, hal tersebut disebabkan
orangtua selalu memantau perkembangan anaknya.
Keterampilan guru dalam pelaksanaan terdiri dari empat aspek, yaitu pra
pembelajaran, membuka pelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan menutup
pelajaran. Pelaksanaan pra pembelajaran dengan cara menyiapkan peralatan yang
akan digunakan di kelas yang bertujuan agar anak merasa lebih dekat dengan
peralatan yang akan digunakan, hanya saja pengajuan pertanyaan dalam apersepsi
kurang menantang. Pembukaan yang dilakukan oleh guru dengan cara mengaitkan
materi yang sudah ada ke materi yang akan dipelajari. Penggunaan bahasa sesuai
dengan bahasa siswa sehari-hari. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru kurang
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang masih relevan. Guru mampu
mengembangkan pemikiran siswa agar memperoleh konsep materi yang
diajarkan. Metode yang digunakan bervariasi. Pada saat kegiatan menutup
pelajaran, wakil salah satu siswa maju membuat rangkuman belajar dengan
mengkaitkan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan guru dalam evaluasi terdiri dari dua aspek, yaitu menilai
proses pembelajaran dan menilai hasil belajar. Guru memahami hasil belajar
masing-masing siswa, baik afektif dan psikomotorik serta kognitif.
Daftar Pustaka
Collins, A. 1998. Learning communities: A commentary on chapters by Brown,
Ellery, and Campione, & by Riel. In J.G. Greeno, & S. V. Goldman (Eds.), Thinking practices in mathematics and science learning (pp. 399–405). Mahwah, NJ: Erlbaum.
Drake, Susan M. 2007. Creating-Standards-Based Integrated Curriculum. Second edition. California: Corwin Press.
Morine-Dershimer, G. 2001. Curry School of Education, University of Virginia.Teaching and Teacher Education 17. 381-382
Rosidah Aliim Hidayat/ Keterampilan Guru Bersertifikat Pendidik
55
Kompas. November 2010. Sertifikasi Guru. www.Kompas.com. Diakses pada tanggal 26 juli 2011.
Kompas. Juli 2011. Kinerja Guru Bersertifikat Belum Memuaskan.www.Kompas.com. Diakses pada tanggal 26 juli 2011.
Leicha Bragg. 2007. Students’ Conflicting Attitudes Towards Games as a Vehicle for Learning Mathematics: A Methodological Dilemma. Mathematics Education Research Journal. Vol. 19, No. 1, 29-44.
Madeline Kovarik. 2011. Building Mathematics Vocabulary. Rollins College [email protected].
Moh. Uzer Usman. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nzekwe-Excel, C. 2011. Role of Mathematics Learning Development Centres in HEIs. Aston University, Birmingham, UK. [email protected]
Park, Hye Sook dan Kyoo Hong Park. 2001. “Analysis of the Mathematical Dispotition of the Mathematically Gifted Students in the Midlle School of Korea”. Seowon University Cheongju, Chungbuk 361-742, Korea. Journal.http://proquest.umi.com/pqdweb?did=690191641&sid=4&fmt=4&client id=80413&RQT=309&Vname=PQD. Diakses pada Sabtu 24 Oktober 2009
Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes. 2004. Eager To Learn. (Terjemahan: Nur Setiyo Budi Widarto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suroso. 2009. Profesionalisme Pendidik dan tenaga kependidikan. Jakarta: UT. Sutama. 2011. Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis Aptitude
Treatment Interaction. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Ums, sabtu, 8 Januari 2011.
Van deWalle, John A. 2007. Elementary and Middle School Mathematics (Alih Bahasa: Suyono). Jakarta: Erlangga.