Top Banner
ISBN. 978 623 7533 11 5 92 MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK NEGERI 3 BANJARMASIN K. Sutame SMK Negeri 3 Banjarmasin E-mail: [email protected] Abstrak: Makalah ini mengupas tuntas baik teori maupun teknis merancang bangun pembelajaran abad 21 berbasis pada web. 2.0 yakni classroom di SMK Negeri 3 Banjarmasin. Makalah ini berisikan kajian teori tentang membangun kelas digital berbasis pada aplikasi e-learning yakni classrooom di SMK Negeri 3 Banjarmasin. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang bagaimana classroom mampu dijadikan sebagai kelas digital dalam pembelajaran moda mixed maupun fullyonline di SMK Negeri 3 Banjarmasin serta aktivitas yang menunjang dalam pembelajaran di SMK Negeri 3 Banjarmasin. Metode penulisan makalah ini adalah deskriptif. Classroom yang merupakan, Learning Content Mana- gement System (LCMS) memiliki fitur-fitur yang berkesesuaian dengan semangat pembelajaran pada era industri 4.0 mampu menghadirkan sistem pembelajaran di kelas virtual yang mumpuni. Classroom mampu meningkatkan hasil belajar siswa (Harimurti, 2017), efektif meningkatkan berpikir kritis (Gunawan & Sunarman, 2018), mampu memotivasi siswa belajar (Dewi Marasmita, 2019), serta dapat dijadiakan sebagai blended learning (Wicaksono & Rachmadyanti (2017)). Adanya keunggulan- keunggulan pada classroom diyakini mampu menjadi kelas digital dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah kejuruan. Kata kunci: classroom, kelas digital PENDAHULUAN Negara-negara Dunia tidak lagi hanya mengandal modal kekayaan alam semata. Salah satu kunci meningkatkan kualiatas SDM tersebut adalah jalur pendidikan. Pemerintah telah berupaya agar seluruh rakyat Indonesia dapat mengakses pendidikan yang berkualitas di semua jenjang pendidikan, baik dasar dan menengah. Salah satu kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan SDM tersebut adalah adanya Inpres. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan, diharapkan sekolah kejuruan mampu mencetak SDM yang mumpuni dan mampu menghadapi gelombang besar Revolusi Industri 4.0. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah mene- ngah dengan karakter pendidikan yang unik. SMK telah mengadopsi Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang mengkolaborasikan antara program pendidikan sekolah dan program penguasaan keahlian melalui prak- tek kerja lapangan (Prakerin) di dunia industri (Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1994). Keberhasilan PSG di SMK merupakan paduan antara teori (sekolah) dan praktek (Dunia Usaha dan Industri (DUDI)) (Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1994).
15

MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

Oct 15, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

92

MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM

SMK NEGERI 3 BANJARMASIN

K. Sutame

SMK Negeri 3 Banjarmasin

E-mail: [email protected]

Abstrak: Makalah ini mengupas tuntas baik teori maupun teknis merancang bangun pembelajaran abad 21 berbasis pada web. 2.0 yakni classroom di SMK Negeri 3 Banjarmasin. Makalah ini berisikan kajian teori tentang membangun kelas digital berbasis pada aplikasi e-learning yakni classrooom di SMK Negeri 3 Banjarmasin. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang bagaimana classroom mampu dijadikan sebagai kelas digital dalam pembelajaran moda mixed maupun fullyonline di SMK Negeri 3 Banjarmasin serta aktivitas yang menunjang dalam pembelajaran di SMK Negeri 3 Banjarmasin. Metode penulisan makalah ini adalah deskriptif. Classroom yang merupakan, Learning Content Mana-gement System (LCMS) memiliki fitur-fitur yang berkesesuaian dengan semangat pembelajaran pada era industri 4.0 mampu menghadirkan sistem pembelajaran di kelas virtual yang mumpuni. Classroom mampu meningkatkan hasil belajar siswa (Harimurti, 2017), efektif meningkatkan berpikir kritis (Gunawan & Sunarman, 2018), mampu memotivasi siswa belajar (Dewi Marasmita, 2019), serta dapat dijadiakan sebagai blended learning (Wicaksono & Rachmadyanti (2017)). Adanya keunggulan-keunggulan pada classroom diyakini mampu menjadi kelas digital dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah kejuruan. Kata kunci: classroom, kelas digital

PENDAHULUAN

Negara-negara Dunia tidak lagi

hanya mengandal modal kekayaan alam

semata. Salah satu kunci meningkatkan

kualiatas SDM tersebut adalah jalur

pendidikan. Pemerintah telah berupaya agar

seluruh rakyat Indonesia dapat mengakses

pendidikan yang berkualitas di semua jenjang

pendidikan, baik dasar dan menengah. Salah

satu kebijakan pemerintah dalam rangka

meningkatkan SDM tersebut adalah adanya

Inpres. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun

2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah

Kejuruan, diharapkan sekolah kejuruan

mampu mencetak SDM yang mumpuni dan

mampu menghadapi gelombang besar

Revolusi Industri 4.0. Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) merupakan sekolah mene-

ngah dengan karakter pendidikan yang unik.

SMK telah mengadopsi Pendidikan Sistem

Ganda (PSG) yang mengkolaborasikan

antara program pendidikan sekolah dan

program penguasaan keahlian melalui prak-

tek kerja lapangan (Prakerin) di dunia industri

(Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,

1994). Keberhasilan PSG di SMK merupakan

paduan antara teori (sekolah) dan praktek

(Dunia Usaha dan Industri (DUDI)) (Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan, 1994).

Page 2: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika) Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

93

Manajemen sekolah harus memastikan efek-

tivitas pembelajaran di sekolah.

Harapan yang besar terhadap dunia

pendidikan untuk mengantarkan peserta didik

dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 tidak

akan terwujud jika seluruh stakeholder terlibat

aktif. Stakeholder pendidikan meliputi seko-

lah, pemerintah dan masyarakat. Guru, kepa-

la sekolah, Tata Usaha merupakan kompo-

nen sekolah. Pemerintah terdiri dari Dinas

Pendidikan serta Pengawas. Pendidikan.

Masyarakat yang dimaksud adalah orang tua

siswa, Komite Sekolah serta DU/DI. Sekolah

memiliki peran yang sangat dominan. Bahkan

ada ditemukan keterlibatan pihak masyarakat

yang minim dalam manajemen pembelajaran

di sekolah. Merupakan sebuah fakta adalah

masih minimnya lintas peran antara sekolah,

pemerintah dan masyarakat dalam pengelo-

laan pembelajaran sekolah. Ada ditemukan

sebuah fakta oleh penulis bahwa ada

kecenderungan pihak orang tua siswa hanya

menitipkan anak mereka di sekolah. Pihak

sekolah dalam hal ini, Guru seolah-olah

berjuang sendiri dalam membina siswa. Tidak

hanya kurangnya keterlibatan orang tua

dalam hal mengontrol pembelajaran di

rumah, pihak ketua Paket Keahlian, Wakil

Kelapa Sekolah, Kepala Sekolah serta

Pengawas kurang maksimal terlibat dalam

hal pembinaan terhadap siswa dan guru.

Padahal melalui penggunaan ITC dalam

manajemen pembelajaran di sekolah sangat

membantu dan mampu secara signifikan

memberikan sumbangsih terhadap kemajuan

pembelajaran di sekolah dengan masing-

masing tugas pokok dan fungsinya. Menurut

Davis dan Tearle (1999) (Dalam Syed Noor-

Ul-Amin) menyebutkan, “ICTs have the

potential to innovate, accelerate,enrich, and

deepen skills, to motivate and engage

students, to help relate school experience to

work practices, ......”. TIK berpotensi mem-

berikan inovasi, akselerasi, pengayaan dan

memperkuat keterampilan untuk memotivasi

dan meningkatan pembelajaran pada siswa

serta membantu menghubungkan dunia kerja

dengan sekolah.Penggunaan TIK dalam

pembelajaran jarak jauh di SMK masih sangat

minim. Berdasarkan angket yang disebar oleh

penulis secara online terhadap pembelajaran

jarak jauh saat siswa melakukan magang di

dunia industri. Berikut hasil angket yang

dimaksud oleh penulis terhadap 40 guru SMK

di Indonesia.

Gambar 1. Pengelolaan Pembelajaran Jarak Jauh Prakerin

Page 3: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

94

Berdasarkan Diagram di atas, mayoritas guru

menggunakan membuat modul untuk

pengelolaan pembelajaran jarak jauh sebesar

62%. Strategi kedua yang menjadi pilihan

guru SMK untuk pengelolaan pembelajaran

jarak jauh adalah menghabiskan materi

sebelum siswa melaksanakan praktek kerja

industri. Sedangkan guru SMK yang meng-

gunakan e-learning dalam pengelolaan pem-

belajaran jarak jauh sebesar 5%. Hasil

kuisioner yang membuat perangkat pembe-

lajaran hanya 2,5%. Berdasarkan data di atas

dapat ditarik kesimpulan, guru sangat minim

menggunakan e-learning dalam pengelolaan

pembelajaran jarak jauh. Menurut Ekaterina

Prasolova-Førland menyebutkan bahwa

“The powerful multimedia technology used in

many distance courses allows such

advantages as real world simulations, instant

feedback and active learning. Interactive

multimedia allows the students to solve their

problems graphically so they would con-

centrate on the problem itself instead of

technical details”. Penggunaan multimedia

dalam pembelajaran jarak jauh memberikan

banyak keuntungan yakni, umpan balik yang

instan dan pembelajaran yang aktif. Multi-

media juga memungkinkan siswa untuk

memecahkan masalah mereka secara grafis

sehingga mereka akan berkonsentrasi.

Menurut Irsan Taufik Ali (2013) dalam

penelitianya menyimpulkan bahwa dengan

mengoptimalkan penggunaan teknologi multi-

media serta pemanfaatan elemen-elemen

multimedia dan keunggulan yang dimilikinya

maka akan menghasilkan sebuah antarmuka

sistem dan aplikasi yang menarik, nyaman

dan mudah digunakan, serta mampu

mendukung bentukbentuk interaksi yang

terjadi pada proses penyelenggaraan

pembelajaran jarak jauh.

Penggunaan TIK dalam manajemen

pembelajaran sangat minim. Apalagi seluruh

stakeholder telah memiliki alat komunikasi

smartphone berbasis Android. Kehandalan

fitur dari smartphone (Android) masih sangat

minim dimanfaatkan untuk tujuan manajemen

pembelajaran baik oleh siswa, guru, orang

tua siswa, kepala sekolah, pengawas

sekolah, DU/DI serta Dinas Pendidikan.

Pemerintah melalui program SMK

Revitalisasi telah berupaya melakukan

perubahan dalam upaya penyediaan sarana

dan prasarana yang unggul serta manajemen

pembelajaran di dunia SMK berbasis pada

pembelajaran abad XXI. Untuk menunjang

pembelajaran di era industri 4.0, pemerintah

meluncurkan sekolah digital. Sekolah digital

yang adimaksudkan oleh Kementerian Pendi-

dikan dan Kebudayaan adalah melibatkan

pembelajaran degan melibatkan pembela-

jaran dengan menggunakan internet. Kemdik-

bud telah mengeluarkan kebijakan untuk

sekolah digital dengan memberikan bantuan

BOS kinerja. Salah satu belanja BOS Kinerja

adalah pembelian tablet sebagai sarana

akses pembelajaran berbasis internet. SMK

Negeri 3 Banjarmasin merupakan salah satu

penerima BOS Kinerja. Artinya, SMK Negeri

3 Banjarmasin harus mempersiapkan diri

untuk menjadi sekolah digital.

Salah satu flat form pembelajaran

berbasis internet adalah Google classroom

atau dikenal dengan classroom. Classroom

merupakan LCMS atau Learning Content

Management System (LCMS). Sebagai

LCMS, classroom seperti pembelajaran kon-

vensional dengan berbagai kelebihannnya.

Classroom dapat dijadikan ajang diskusi

kelompok, sharing materi, latihan, berbagi

ide, komunikasi, melakukan penilaian dan lain

sebagainya. Classroom mampu mening-

katkan hasil belajar siswa (Rina Harimurti,

2017), efektif meningkatkan berpikir kritis

(Fransiskus Ivan Gunawan & Stefani Geima

Sunarman, 2018), mampu memotivasi siswa

belajar (Dewi Marasmita, 2019), serta dapat

dijadiakan sebagai blended learning (Vicky

Page 4: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika) Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

95

Dwi Wicaksono & Putri Rachmadyanti

(2017)). Adanya keunggulan-keunggulan

pada classroom diyakini mampu menjadi

kelas digital dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah kejuruan terutama

mewujudkan sekolah digital melalui kelas

digital. Adapun tujuan pembuatan makalah ini

adalah untuk memberikan gambaran tentang

bagaimana classroom mampu dijadikan

sebagai kelas digital dalam pembelajaran

moda mixed serta fullyonline di SMK Negeri 3

Banjarmasin serta aktivitas yang menunjang

dalam pembelajaran di SMK Negeri 3

Banjarmasin.

Pembelajaran Sekolah Kejuruan

Sekolah Kejuruan yang merupakan

jenjang pendidikan menengah yang selan-

jutnya disebut Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) merupakan salah satu jalur pendi-

dikan formal yang termasuk jenis pendidikan

vokasi (Nuryanto, 2013). Menurut wikipedia,

“Vocational education is education that

prepares people to work in a trade, a craft, as

a technician, or in support roles in professions

such as engineering, accountancy, nursing,

medicine, architecture, or law”. Pendidikan

kejuruan merupakan pendidikan yang mem-

persiapkan orang untuk bekerja dalam

perdagangan, kerajinan, sebagai teknisi, atau

dalam peran pendukung dalam profesi seperti

teknik, akuntansi, keperawatan, kedokteran,

arsitektur, atau hukum. Budiyono merangkum

beberapa pendapat ahli tentang pendidikan

kejuruan. Menurut Budiyono (dalam Apri

Nuryanto, (7: 2013)) menyebutkan bahwa

pendidikan kejuruan merupakan pendidikan

menengah yang mempersiapkan peserta

didik untuk menjadi tenaga kerja dan mandiri

dalam bidang tertentu, juga harus berda-

sarkan tiga filosofi sentral, yaitu; (1) realitas

kompetensi yang diajarkan di pendidikan

kejuruan sama dengan dunia Usaha dan

Industri, (2) kebenaran pendidikan kejuruan

yang ada di sekolah sama dengan di dunia

usaha dan industri, (3) nilai pendidikan

kejuruan yang ada di sekolah sama dengan di

dunia usaha dan industri. Pendidikan keju-

ruan juga harus memberikan pengalaman

bekerja efektif dan efesien, memiliki penge-

tahuan dan ketrampilan psikomotorik dan

selalu mengikuti perkembangan teknologi

dunia, melakukan berkembang, menjaga

pengetahuan dan ketrampilan dari diri sendiri

agar selalu sesuai dengan yang ada di dunia

kerja.

Berdasarkan pendapat di atas

dapatlah disimpulkan bahwa pendidikan

kejuruan adalah sebuah pendidikan formal

yang mempersiapkan peserta didikan yang

telah dipersiapkan untuk memiliki keteram-

pilan dalam dunia industri dengan berbagai

aturan yang mengitarinya.

SMK yang merupakan sekolah yang

mencetak peserta didik dengan memiliki

keterampilan. Hal ini sesuai dengan prinsip

link and macth. Link and macth diartikan

sebagai upaya mengarahkan lembaga

pendidikan (SMK) untuk mengeluarkan out-

put yang tidak sekedar tempat mengembang-

kan kemampuan dan keahliannya melainkan

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka

dianutlah Sistem Pendidikan Ganda (PSG).

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI No. 323/U/1997 tentang

penyelenggaraan pendidikan sistem ganda

pada SMK, disebut bahwa PSG merupakan

bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian

kejuruan yang memadukan secara sistematis

dan sinkron program pendidikan di SMK

dengan program penguasaan keahlian lewat

pemagangan di industri secara langsung.

Berdasarkan karakter kurikulum

SMK yang unik tersebut, tentu harus ada

pengembangan agar prinsip pembelajaran

PSG di SMK berjalan dengan baik. Misalnya

Page 5: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

96

saat program PKL, siswa juga tidak tertinggal

dengan mapel kelompok A dan Kelompok B.

Para pakar pendidikan telah memberikan

penjelasan bahwa kurikulum yang ideal untuk

pendidikan kejuruan harus memiliki fitur

berikut dan didukung langkah-langkah: (1)

struktur kurikulum yang fleksibel, (2) bahan

ajar yang menarik, (3) pendekatan penga-

jaran yang beragam, (4) menggunakan

mekanisme penilaian berbasis kompetensi,

dan (5) akses yang mudah untuk mengikuti

program pelatihan guru lanjutan. Di samping

itu proses belajar mengajar hendaklah

dilakukan dengan menitikberatkan pada: (1)

fleksibilitas, (2) kemampuan beradaptasi, dan

(3) pencapaian kompetensi peserta didik.

Menurut Apri Nuryati, pembelajaran di SMK

mutlak melibatkan intervensi TIK dalam

pembelajarannya. Intervensi TIK dalam

pembelajaran SMK diharapkan dapat

memaksimal pembelajaran itu sendiri.

Kelas Digital Berbasis Classroom

Kelas digital (Digital Class)

merupakan suatu sistem pembelajaran baik

menggabung dengan tatap muka langsung

atau pembelajaran jarak jauh dengan

menggunakan fasilitas aplikasi berbasis pada

LMS. Pembelajran dengan kelas digital

dianggapsebagai sebuah pilihan pembela-

jaran yang kekinian dengan berbagai kele-

bihannya. Berbeda dengan pembelajaran

konvensional yang dianggap oleh guru

mememiliki berbagai keterbatas. Ada bebe-

rapa keterbatasan pembelajaran konven-

sional, seperti yang dikutip oleh Peteper

(2017). Diantaranya, (i) Guru merasa waktu

yang disediakan untuk melaksanakan proses

pembelajaran di kelas masih kurang; (ii) Guru

merasa materi yang harus disampaikan ke

siswa terlalu banyak sehingga sering tidak

tersampaikan secara penuh dalam pembe-

lajaran di kelas; (iii) Guru merasa kesulitan

untuk melakukan pengawasan dan

pemantauan aktifitas siswa di dalam kelas;

(iv) Siswa merasa jenuh, bosan, dan bahkan

capek karena harus di kelas seharian dengan

penyampaian materi oleh guru yang

dilakukan secara langsung di kelas yang

kadang metode pembelajaran yang

digunakan kurang menarik.

Sistem yang digunakan dalam kelas

digital bermacam-macam. Menurut yang

dikutip oleh Peteper (2017) ada beberapa

flatform kelas digital. Pertama, Learning

Management System (LMS). LMS adalah

suatu perangkat lunak atau software untuk

keperluan administrasi, dokumentasi, laporan

sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar

dan kegiatan secara online (terhubung ke

internet), E-learning dan materi-materi

pelatihan. Kedua, Learning Content Manage-

ment System (LCMS). LCMS adalah aplikasi

komputer yang digunakan untuk membuat,

memperbaharui, mengelola atau mempubli-

kasikan isi dalam sebuah sistem yang

teroganisir dan konsiten yang bisa diakses

dari intranet di jaringan lokal atau internet.

LCMS digunakan untuk menyediakan, meng-

awasi, memperinci dan mempublikasikan

dokumen-dokumen spesifik seperti artikel,

manual operator, manual teknis, panduan

penjualan dan brosur penjualan. Sebuah

LCMS dapat berisi file komputer, gambar,

audio, video, dokemen elektronik dan isi

website. Ketiga, Social Learning Network

(SLN). SLN adalah jejaring sosial untuk

pembelajaran yang terjadi pada skala yang

lebih luas daripada kelompok belajar.

Mengingat skala sosialnya yang lebih besar,

media ini bagi sebagian peserta dapat

menyebabkan perubahan sikap dan perilaku,

sedangkan bagi sebagian yang lain tidak

menimbulkan dampak apa-apa. Pengelolaan

kelas digital yang biasa digunakan dalam

proses pembelajaran adalah SLN (Social

Learning Network) seperti Sophia, Remix

Page 6: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika) Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

97

Learning, Schoology, Edmodo dan Class-

room serta WhatsApp (WA).

Suatu flatform dikatakan e-leraning

ketika flatform tersebut memiliki karakteristik

sebagai e-learning. Menurut Dewi Salma

Prawiradilaga ( 34-35, 2016), ada beberapa

karekteristik atau unsur-unsur e-learning.

Gambar 2. Komponen E-Learning dalam Sistem Pembelajaran TIK

Pertama, Lembaga penyelenggara. Ada

pihak-pihak yang menyelenggarakan pembe-

lajaran, penilaian dan lain-lain. Kedua, Sistem

pengelolaan. Adanya sistem pengelolaan

yang terkait dengan pengelolaan lingkungan

pembelajaran dan distribusi informasi. Ketiga,

Sistem pembelajaran. Adanya sistem proses

pembelajaran yang meliputi apa yang dipe-

lajari, tujuan pembelajaran, siapa yang mela-

kukan pembelajaran, bagaimana strategi

pembelajarannya, dan bagaimana hasil bela-

jar diukur. Keempat, Teknologi yang diguna-

kan. Teknologi apa saja yang digunakan

dalam mendukung penyelenggaraan e-

learning. Kelima, Sistem evaluasi. Bagai-

mana keberhasilan penyelenggaraan e-

learning dapat diukur? Evaluasi yang

dilakukan menyangkut pembelajaran, peni-

laian dan evaluasi e-learning itu sendiri.

Keenam, Tampilan e-learning. Seperti apa

tampilan menu e-learning. Tampilan ini

menyangkut aturan penggunaan pembela-

jaran, penilian dan lain-lain. Ketujuh, Layanan

bantuan pembelajaran. Bagaimana peserta

e-learning mendapatkan layanan bantuan

yang segera. Kedelapan, Masalah etika.

Bagaimana etika penyelenggaraan e-learning

yang berlaku? Harus ada aturan yang

mungkin berlaku dalam pengelolaan e-

learning.

Impelmentasi kelas digital menggu-

nakan menggunakan sarana, Learning Con-

tent Management System (LCMS). Selan-

jutnya LCMS atau e-learning memiliki berba-

gai moda. Menurut Rashty (dalam Dewi

Salma Prawiradilaga, 2016), moda e-learning

tersebut sebagai berikut. Pertama, Model

Adjunct. Model ini merupakan model peng-

gunaan e-learning dengan proses pembe-

lajaran konvensional. Model pembelajaran

yang digunakan oleh seorang guru menggu-

nakan model pembelajaran konvensional,

Page 7: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

98

penggunaan sarana online hanya menun-

jang. Misalnya, guru menugaskan siswa

untuk mencarai informasi di internet. Kedua,

model Mixed/Blended. Model ini menjadikan

sistem pembelajaran online sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari proses pembe-

lajaran. Sistem pembelajaran ini mengkom-

binasikan antara pembelajaran tatap muka

dan online sebagai satu kesatuan yang utuh.

Ketiga, Model online penuh/Fullly online).

Dalam makalah ini penulis menggunakan

model mixed dan model fullyonline dalam

mengelola pembelajaran online.

Pembelajaran kelas digital berban-

tuan classroom merupakan pembelajaran

nyata yang memenuhi target seperti pembe-

lajaran tatap muka. Agar pembelajaran virtual

tersebut memiliki tujuan pembelajaran tatap

muka, maka harusa ada strategi yang

dilakukan oleh guru. Menurut Dewi Salma

Prawiradilaga (24-25, 2016) ada beberapa

tahapan yang dilakukan oleh guru dalam

mengelola e-learning.

Gambar 3. Tahapan pemanfaat TIK untuk pembelajaran

Pertama, Menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

berorentasi pada e-learnig sebagai media

dan sumber belajar. Kedua, membuat

referensi sumber belajar online yang

digunakan dalam rangka pembelajaran

online. Ketiga, mengembangkan Lembar

Kerja Siswa secara online yang merupakan

bagaian dari proses pembelajaran. Keempat,

membuat desain pembelajaran. Desain

mencakup kegiatan guru dan siswa pada saat

pembelajaran online. Kelima, Rancangan

pembelajaran yang berorentasi pada student

center. Guru hanya menjadi fasilitator

sedangakan pelaku utama adalah siswa itu

sendiri. Keenam, buatlah sejumlah

pertanyaan seputar pembelajaran yang

dilakukan untuk mengukur minat siswa serta

pencapian kompetensi pembelajaran yang

hendak dicapai.

Google Classroom atau classroom

merupakan suatu serambi pembelajaran

yang diperuntukkan terhadap setiap proses

pembelajaran yang menuhi aktivitas pembe-

lajaran melalui fitur-fitur yang disediakan oleh

google. Pemanfaatan google classroom

Page 8: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika) Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

99

dapat melalui multiplatform yakni dapat

melalui komputer dan dapat melalaui gawai.

Guru dan siswa dapat mengunjungi situs

https://google.classroom.com atau dapat

mengunduh aplikasi playstore di android atau

melalui app store di IOS dengan keyword

Google Classroom. Classroom terma-

suk Learning Content Management Sys-

tem (LCMS) yang bersifat open source (Dewi

Marasmita, 2019).

Menurut ACT Government Educa-

tional and Training ada beberaa manfaat

yang diraih oleh guru saat menggunakan

classroom. Pertama, memungkinkan guru

memposting sumber belajar kelas, tugas,

pengumuman, dan tanggal jatuh tempo

mengerjakan tugas mereka dapat dilihat oleh

semua siswa kelas. Bahkan siswa dapat

memposting pengumuman jika guru meng-

aktifkannya. Kedua, dapat terhubung lang-

sung ke Google Drive Anda secara otomatis

membuat dan mengelola folder untuk setiap

kelas Anda. Classroom menambahkan tugas

dan materi apa pun ke folder secara otomatis.

Ketiga, dapat diakses dari mana saja secara

online, di perangkat apa pun dengan browser

modern. Keempat, memungkinkan pembela-

jaran secara nyata. Guru dapat melihat

kehidupan kerja siswa dan siswa dapat

menerima umpan balik.

Fitur-fitur yang terdapata dalam

classroom sangat sederhana dan mampu

menunjang pembelajaran e-leaerning baik

dengan moda mixed/blended ataupun

fulllyonline. Fitur-fitur dalam classroom ada

untuk guru dan juga fitur classroom untuk

siswa. Berikut fitur-fitur classroom untuk guru.

Pertama, Forum. Forum merupakan menu

yang dapat digunakan untuk diskusi,

menyampaikan informasi baik oleh guru

maupun siswa. Kedua, Tugas Kelas. Fitur ini

berisikan setting menu untuk membuat topik

dan juga tersedia menu untuk tugas, quis,

ulangan hariandan menu materi. Pada fitur

ini guru dapat meposting materi, tugas,

ulangan dan juga menilai hasil tugas dan

ulangan dari siswa. Ketiga, fitur Anggota.

Fitur ini berfungsi untuk memasukan,

mengedit anggota kelas, melihat rangkuman

nilai dari siswa serta menjadikan guru

sebagai asisten atau team teaching. Keempat

fitur Nilai. Fitur ini berisikan rekapitulasi dari

nilai setiap tugas dan ulangan. Pada fitur

siswa berbeda dengan fitur siswa. Pada fitur

classroom siswa, ada fitur forum yang

memiliki fungsi yang sama dengan fitur forum

pada guru. Ada fitur anggota. Pada fitur ini

siswa hanya dapat melihat anggota kelas

digital. Ada fitur Tugas Kelas. Fitur ini berguna

untuk siswa merespon tugas dan ulangan

harian. Siswa juga dapat melihat hasil tugas

dan ulangan pada fitur ini.

Kelas digital yang dikembang dalam

pembelajaran di SMK Negeri 3 Banjarmasin

meliputi pembelajaran dengan moda mixed

dan fulllyonline. Dsamping itu kelas digital

juga digunakan untuk mengetahui kehadiaran

guru di kelas nyata. Pada pembelajaran

mencakup diskusi, sharing materi, tugas,

ulangan harian. Pada aktivitas kehadiran guru

di kelas nyata dapat diketahui dari catatan

yang dibuat oleh siswa.

PEMBAHASAN

Penggunaan classroom dalam

pembelajaran dengan menggunakan dua

moda yakni moda mixed dan moda

Fullyonline. Mode Mixed digunakan untuk

siswa yang memiliki kelas nyata dan moda

Fullyonline untuk siswa kelas virtual yakni

siswa yang melakukan kelas magang di

industri. Sebelum siswa menggunakan kelas

digital, siswa terlebih dahulu disosialisasikan

penggunaan classroom. Syarat penggunaan

classroom siswa cukup menggunakan

smartphone berbasis android. Android

merupakan sistem yang dimiliki oleh google

jadi secara otomatis siswa telah memiliki

Page 9: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

100

akun google dalam hal ini adalah gmail.com.

Setelah siswa telah memeliki akun gmail.com

selanjutnya siswa diberikan kode kelas class-

room yang merupakan kelas virtual. Penyam-

pian materi (online), diskusi (tatap muka),

latihan (online), presentasi (tatap muka),

penilaian (online). Proses penyampian materi

menggunakan kelas digital yakni classroom

terdiri dari materi setiap topik dari Kompetensi

Dasar (KD). Materi yang disharing di class-

room dapat berupa file (pdf, docx dan ppt) dan

juga video pembelajaran. Berikut tampilan

dari sharing materi.

Gambar 4. Tampilan materi di kelas digital classroom

Pada sharing materi, materi terlebih dahulu

di posting di classroom. Selanjutnya siswa

menyalin ke dalam buku catatan siswa. Hal

ini diberikan agar siswa secara tidak

langsung sudah belajar materi yang akan

dipelajari besok hari atau berikut harinya.

Setelah siswa selesai mencatat materi

tersebut di buku catatan, selanjutnya siswa

mengirim hasil catatan tersebut kelas digital,

classroom. Agar siswa bersemangat menca-

tat materi tersebut ke dalam buku catatan,

guru selanjutnya memberikan nilai dari hasil

catatan tersebut. Setelah dinilai oleh guru

secara online, siswa akan melihat hasil

catatannya tersebut. Setelah siswa selesai

mengunggah tugas mencatatan, selanjutnya

siswa secara mandiri berdiskusi di kelas

virtual classroom. Berikut tampilan fitur

diskusi di classroom.

Page 10: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika) Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

101

Gambar 5. Fitur diskusi di kelas digital, classroom

Tantangan bagi guru dalam mengelola

pembelajaran jarakjauh adalah bagaimana

selalu berbipr kreatif agar siswa aktif

merespon tugas di classrooom. Agar siswa

semangat dalam merespon tugas, baik tugas

memhami materi ataupun berdiskusi, hargai

siswa dengan memberikan nilai saat mereka

berdusi. Bobot nilai tergantung dari kualitas

pertanyaan ataupun tanggapan mereka.

Berikut contoh hasil diskusi siswa di kelas

virtual.

Gambar 6. Diskusi siswa di kelas digital classroom

Diskusi selanjutnya dilanjutkan pada dunia

nyata, yakni tatap muka di kelas. Pada diskusi

kelas nyata ini, siswa tidak lagi memiliki

informasi seputar materi yang didiskusi dari

nol. Mereka telah memiliki pengetahuan

sebelumnya dari belajara mandiri serta

diskusi di kelas maya. Mereka berdiskusi

unuk perkara-perkara yang dianggap kurang

jelas di dunia maya. Sebelum mereka

mengerjakan tugas/penilaian, secara berke-

lompok siswa mengerjakan Lembar Kerja

Siswa (LKS). Setelah itu siswa salah satu

perwakilan kelompok mepresentasikan hasil

kerja kelompoknya didepan rekan-rekannya.

Setelah siswa dianggap memahami materi,

selanjutnya guru melaksanakan penilaian.

Page 11: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

102

Penilaian ini menggunakan kelas digital.

Target waktu pengerjaan tugas tersebut

disesuaikan dengan waktu yang tersisa. Jika

waktu yang tersedia mencukupi untuk

diselesaikan di kelas nyata, maka tugas

dibatasi hingga berakhirnya waktu tersebut.

Tetapi jika waktu tersedia tidak mencukupi

maka penyelesaian tugas dapat dilanjutkan di

rumah atau saat jam pelajaran kosong.

Berikut tampilan tugas di kelas digital,

classroom.

Gambar 7. Tugas siswa di classroom

Selanjtnya guru memeriksa hasil tugas

tersebut secara online. Guru dapat membe-

rikan catatan-catanatn khusus saat melaku-

kan pemeriksaan hasil pengerjaan tugas

tersebut. Berikut tampilan koreksi online oleh

guru atas jawaban siswa.

Gambar 8. Tampilan koreksi online classroom

Setelah selesai guru mengkoresi hasil

jawaban siswa, selanjutnya guru mengirim

nilai ke siswa secara online. Melalui

classroom. Berikut tampilan dafatar nilai

siswa dalam classroom.

Page 12: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika) Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

103

Gambar 9. Tampilan daftar nilai siswa kelas virtual classroom

Kelas digital sebaik juga melibatkan aplikasi

pesan yakni WhatsAap. Fungsi dari aplikasi

ini adalah untuk mengingatkan siswa agar

menyelesaikan tugas yang diberikan. Demi-

kianlah pelaksanaan pembelajaran moda

mixed/blended learing berbantuan classroom.

Kelas digital brebantuan classroom

juga menggunakan moda fullyonline. Moda ini

digunakan untuk kelas yang mengikuti

program PSG (Pendidikan Sistem Ganda)

yakni magang di dunia industri. Kelas

magang di SMK Negeri 3 Banjarmasin

dilaksanakan dalam dua periode. Periode

pertama untuk kelas XI dan periode kedua

untuk kelas XII. Pelaksanaan magang di SMK

Negeri 3 Banjarmasin di wilayah Kota

Banjarmasin. Sebelum siswa meninggalkan

kelas nyata, terlebih dahulu siswa dikenalkan

dengan sistem e-learning classroom. Mereka

dipastikan telah bergabung di kelas maya.

Langkah pertama yang dilakukan

sebelum menggunakan moda fulllyonline

adalah menelaah RPP yang telah dibuat agar

tujuan pembelajaran tercapai dalam moda

tersebut. Aktivitas pembelajaran dengan

moda fullyonline adalah sharing materi baik

berupa file dan didampingan video pembe-

lajaran yang telah disesuaikan dengan

materi. Diskusi serta penugasan. Aktivitas

pembelajaran moda fullyonline ada beberapa

langkah yang dilakukan seperti pad moda

mixed. Tetapi ada penekanan yakni penam-

bahan materi berupa video pembelajaran.

Perebedaan dengan moda mixed adalah

pada waktu penyelesaian. Moda fullyonline

memperhatikan waktu magang siswa. Materi

atau penugasan hanya ketika hari-hari libur

yakni Jumat, Sabtu dan Minggu. Peranan wali

kelas serta ketua program keahlian sangat

membantu dalam memotivasi siswa untuk

aktif dalam mode belajar ini.

Selanjutnya untuk penggunaan

administrasi pembelajran dalam kelas digital,

meliputi dokumentasi perangkat pembela-

jaran serta aktivitas pembelajaran guru di

kelas digital serta pengaawasan pembela-

jaran oleh supervisor pembelajaran. Aktivitas

dokumentasi perangakat pembelajaran ber-

mula dari pembuatan topik berdasarkan RPP

Kompetensi Dasar dan Silabus. Agar piha-

pihak yang berkenpentingan dapat meng-

akses dokumen yang ada di classroom

(misalnya Wakasek Kurikulum dan Kepala

Sekolah), Guru mengshare kode kelas virtual

yang diampu kepada pihak-pihak tersebut.

Selanjutnya dari dokumen tersebut, super-

visor dapat mengambil keputusan berkaitan

dengan pembelajarna yang dilakukan oleh

guru. Berikut tampilan perangkat pembela-

jaran di classroom.

Page 13: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

104

Gambar 10. Tampilan perangakat pembelajaran di kelas digital, classroom

Adapun penggunaan classroom untuk

mengetahui aktivitas guru, maka dibuatkan

akun khusus oleh pihak wakil kepala sekolah

bidang kurikulum. Pihak kurikulum membuat

kelas digital khusus mengetahui akativitas.

Untuk memudahkan dalam menganalisis,

sebaiknya satu akun untuk satu prodi (Paket

keahlian). Berikut tampilan rekaman aktivitas

guru dalam kelas.

Gambar 11. Tampilan pencatat aktivitas guru di kelas

Teknis pencatatan aktivitas guru di kelas

dengan menggukan classroom sebagai

berikut. Salah satu siswa di kelas nyata

diberikan kode kelas pencatat tersebut.

Selanjutnya setiap pergantian jam pelajaran

siswa tersebut memberikan keterangan

tentang aktivitas guru daalam pembelajaran

di dalam classroom. Aktivitas pembelajaran

guru tersebut mencakup kosong (tidak ada

guru), memberikan tugas offline, memberikan

tugas online, mencatat, menjelaskan dan

pembelajaran aktif melibatkan siswa. Berikut

tampilan keterangan dalam perekaman

aktivitas guru di kelas.

Page 14: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika) Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

105

Gambar 12. Aktivitas pembelajaran guru di kelas

Selanjutnya hasil rekaman aktivitas guru

tersebut diolah oleh yang berwenang untuk

diserahkan kepada guru-guru atas aktivitas

mereka sebagai bahan evaluasi secara

pribadi maupun oleh pihak sekolah.

PENUTUP

Berdasrakan pemaparan dari mem-

bangun kelas digita di SMK Negeri 3 Banjar-

masin, ada beberapa kesimpulan penting

yang didapat.

1. Kelas digital dengan menggunakan

LCMS Classroom mampu membantu

guru dalam melaksanakan pembela-

jaran, baik menggunakan moda mixed

learning ataupun fullyonline di SMK

Negeri 3 Banjarmasin. Aktivitas pembe-

lajaran tersebut berupa sharing materi,

diskusi, penugasan, serta penilaian.

2. Selain dapat digunakan sebagai alat

untuk kelas digital, dengan memper-

hatikan karakteristik fitur yang dimiliki

oleh classroom, dapat juga menunjang

aktivitas yang menunjang pembelajaran

di kelas yakni perekanaman aktivitas

pembelajaran guru di kelas serta

dokumentasi perangkat pembelajran

secara virtual.

DAFTAR RUJUKAN

ACT Government Educational and Training.

Diunduh di https://www.education.

act.gov.au/__data/assets/pdf_file/00

09/709821/Google-Classroom-

Guide-for-Students.pdf.

Marasmita, D. (2019). Pengembangan Media

Pembelajaran E-Learning Berbasis

Google Classroom untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas X di SMA Negeri 1 Nogosari.

Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

(1994). Konsep Sistem Ganda.

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Jakarta

Prawiradilaga, Dewi Salma. (2016). Mozaik

Teknologi Pendidikan E-Learning.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Ekaterina Prasolova-Førland. (2018). Distan-

ce learning and multimedia: over-

view and some design issues.

Norwegian University of Science and

technology (NTNU. IDI, Sem

Sælandsv 7-9 N-7491 Trondheim,

Page 15: MEMBANGUN KELAS DIGITAL BERBASIS CLASSROOM SMK …

ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

106

Norway Fransiskus Ivan Gunawan &

Stefani Geima Sunarman.

Gunawan, Fransiskus Ivan. (2018).

Pengembangan Kelas Virtual

dengan Google Classroom dalam

Keterampilan Pemecahan Masalah

(Problem Solving) Topik Vektor pada

Siswa SMK untuk Mendukung

Pembelajaran. Prosiding FKIP,

Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Instruksi Presiden RI. (2016). Revitalisasi

SMK dalam rangka Peningkatan

Kualitas dan Daya Saing Sumber

Daya Manusia Indonesia.

Sekretariat Kabinet RI. Jakarta

Ali, Irsan Taufik. (2013). Implementasi

Konsep Interaktifitas pada Sistem

Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis

Web Multimedia. Jurnal Sains dan

Teknologi 12 (1), Maret 2013: 1-6.

Nuryanto, A. (2013). Model Pemberdayaan

pada Satuan Pendidikan Menengah

Yang Dikelola Oleh Masyarakat.

Setditjen Dikmen.

Harimurti, Rina. (2017). Pengaruh Penerapan

Tools Google Classroom pada

Model Pembelajaran Project Based

Learning terhadap Hasil Belajar

Siswa. Jurnal IT-Edu. Volume 02

Nomor 01 Tahun 2017, 59-67

Syed Noor-Ul-Amin. (---).An Effective use of

ICT for Education and Learning by

Drawing on Worldwide Knowledge,

Research, and Experience: ICT as a

Change Agent for Education.

Department Of Education, University

Of Kashmir

Wicaksono, Vicky Dwi & Rachmadyanti, Putri.

(2017). Pembelajaran Blended

Learning melalui Google Classroom

di Sekolah Dasar. Seminar Nasional

Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI

Wilayah Jawa.