MEMBANGUN JARINGAN KEMITRAAN Posted on April 22, 2015by teguhlibertypml PENGANTAR Kemitraan secara umum akan terjalin bilamana terdapat pihak yang merasakan adanya kelemahan implementasi bila sebuah pembangunan hanya menjadi focus of interest satu pihak saja. Dengan kata lain bahwa kemitraan sejatinya merupakan solusi yang tepat bagi pihak yang mencita-citakan adanya percepatan progres pembangunan. Kemitraan merupakan model pengelolaan sumber daya yang tepat bila terkait dengan barang publik (public goods) misalnya dalam hal pemeliharaan dan pelestarian lingkungan seperti program menabung pohon dimana baik masyarakat maupun pemerintah memiliki kepentingan dengan keberadaannya. Masyarakat sekitar lahan yang ditanami pohon baik secara ekonomi maupun sosial sangat berharap banyak terhadap pohon yang ditanam. Sementara, disisi yang lain pemerintah memiliki kepentingan yang lebih besar terhadap penanaman kembali lahan kritis, tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga dari sisi ekologi. Dalam kemitraan, seluruh elemen mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya. Sinergi antar elemen menjadi kunci dalam memainkan perannya masing-masing. Bangunan kemitraan harus didasarkan padahal-hal berikut: kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan, adanya sikap saling mempercayai dan saling menghormati, tujuan yang jelas dan terukur, dan kesediaan untukberkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain. Secara umum, prinsip-prinsip kemitraan adalah persamaan atau equality, keterbukaan atau transparancy dan saling menguntungkan atau mutual benefit. Sejatinya membangun kemitraan sangatlah penting untuk membuka akses menuju kemandirian masyarakat terutama dalam memasarkan hasil produksinya atau bermitra dalam program menabung pohon . Disamping itu, membangun kemitraan merupakan salah satu mata tugas dari seorang Fasilitator program menabung pohon selain komunikasi dialogis dan mengorganisasikan masyarakat. Hal-hal yang harus difahami oleh Fasilitator tentang Membangun Jaringan Kemitraan 1. Memahami hakikat jaringan kemitraan 2. Memiliki kesadaran akan pentingnya membangun jaringan kemitraan. 3. Mengidentifikasi/memetakan posisi jaringan kemitraan
24
Embed
MEMBANGUN JARINGAN KEMITRAANdistan.jabarprov.go.id/distan/uploads/files...bermitra dalam program menabung pohon . Disamping itu, membangun kemitraan merupakan salah satu mata tugas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MEMBANGUN JARINGAN KEMITRAAN
Posted on April 22, 2015by teguhlibertypml
PENGANTAR
Kemitraan secara umum akan terjalin bilamana terdapat pihak yang merasakan
adanya kelemahan implementasi bila sebuah pembangunan hanya menjadi focus of
interest satu pihak saja. Dengan kata lain bahwa kemitraan sejatinya merupakan
solusi yang tepat bagi pihak yang mencita-citakan adanya percepatan progres
pembangunan. Kemitraan merupakan model pengelolaan sumber daya yang tepat
bila terkait dengan barang publik (public goods) misalnya dalam hal pemeliharaan
dan pelestarian lingkungan seperti program menabung pohon dimana baik
masyarakat maupun pemerintah memiliki kepentingan dengan keberadaannya.
Masyarakat sekitar lahan yang ditanami pohon baik secara ekonomi maupun sosial
sangat berharap banyak terhadap pohon yang ditanam. Sementara, disisi yang lain
pemerintah memiliki kepentingan yang lebih besar terhadap penanaman kembali
lahan kritis, tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga dari sisi ekologi.
Dalam kemitraan, seluruh elemen mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya.
Sinergi antar elemen menjadi kunci dalam memainkan perannya masing-masing.
Bangunan kemitraan harus didasarkan padahal-hal berikut: kesamaan perhatian
(common interest) atau kepentingan, adanya sikap saling mempercayai dan saling
menghormati, tujuan yang jelas dan terukur, dan kesediaan untukberkorban baik,
waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain. Secara umum, prinsip-prinsip
kemitraan adalah persamaan atau equality, keterbukaan atau transparancy dan
saling menguntungkan atau mutual benefit.
Sejatinya membangun kemitraan sangatlah penting untuk membuka akses menuju
kemandirian masyarakat terutama dalam memasarkan hasil produksinya atau
bermitra dalam program menabung pohon . Disamping itu, membangun kemitraan
merupakan salah satu mata tugas dari seorang Fasilitator program menabung pohon
selain komunikasi dialogis dan mengorganisasikan masyarakat.
Hal-hal yang harus difahami oleh Fasilitator tentang Membangun Jaringan
Kemitraan
1. Memahami hakikat jaringan kemitraan
2. Memiliki kesadaran akan pentingnya membangun jaringan kemitraan.
3. Mengidentifikasi/memetakan posisi jaringan kemitraan
egiatan usaha mikro kecil, saya sering menjumpai banyak diantara UMKM yang susah untuk berkembang (jalan ditempat) meski sudah dikelola lama dan berbagai treatment dasar sudah dijalankan, misalnya terkait permodalan, manajemen usaha, dan kualitas produk. Sementara itu,
kita juga menyaksikan cukup banyak usaha-usaha baru dengan modal pas-pasan dalam waktu singkat mampu berkembang dengan pesat. Lalu apa yang salah atau kurang dalam pengelolaan usaha tersebut?
Usut punya usut ternyata usaha-usaha yang cepat berkembang tersebut ternyata memiliki jaringan kerja (kemitraan) yang sangat luas. Mereka sadar betul bahwa di era globalisasi, adalah suatu kenyataan bahwa tidak ada satu entitas (organisasi) yang mampu berdiri sendiri terpisah dari entitas yang lain. Secara garis besar, kita sangat membutuhkan Jejaring Kerja (networking) untuk menjadikan kehidupan kita lebih sukses. Agung Sudjatmoko (2009) menyatakan bahwa:
“Sukses atau gagalnya seseorang karena pilihan hidupnya sangat tergantung pada garis tangan dan campur tangan. Garis tangan terkait dengan nasib seseorang yang telah digariskan oleh Sang Kholik, sedangkan campur tangan merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapat dukungan dari orang lain”.
Pendapat senada disampaikan Agung Sudjatmoko dalam bukunya yang berjudul Cara Cerdas Menjadi Pengusaha Hebat bahwa ”kemitraan bisnis merupakan kerjasama terpadu antara dua belah pihak atau lebih, secara serasi, sinergis, terpadu, sitematis dan memiliki tujuan untuk menyatukan potensi bisnis dalam menghasilkan keuntungan yang optimal”.
Dalam berbagai kesempatan diskusi, saya juga mendapatkan pertanyaan dan juga masukan, tentang mengapa kita perlu membangun kemitraan bisnis, bagaimana caranya, apa saja bentuk (pola) kemitraan bisnis, dan hal-hal terkait lainnya.
Apa syarat membangun kemitraan bisnis?
Paling tidak ada 5 (lima) hal yang menjadi syarat dalam membangun kemitraan bisnis, yaitu: (a). Ada dua pihak atau lebih organisasi / badan usaha. (b). Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan organisasi / badan usaha. (c). Ada kesepakatan / kesepahaman. (d). Saling percaya dan membutuhkan. (e). Komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Apa tujuan membangun kemitraan bisnis?
Masing-masing pihak tentu memiliki tujuan yang beragam ketika memutuskan membangun kemitraan, dan diantara tujuan-tujuan tersebut adalah: (a). Mensinergikan program. (b). Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan (produk). (c). Meningkatkan nilai tambah bagi pelaku kemitraan maupun masyarakat. (d). Penguatan kapasitas dan kapabilitas lembaga. (e). Media sosialisasi, promosi dan publikasi. (f). Peningkatan akses (pasar, modal, dll).
Apa saja prinsip dalam yang harus dipegang dalam membangun kemitraan bisnis?
Agar kemitraan bisnis yang dibangun dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip kemitraan bisnis, diantaranya: (a). Kesamaan visi-misi. (b). Kepercayaan (trust). (c). Saling memerlukan, memperkuat dan menguntungkan. (d). Efisiensi dan efektivitas. (e). Komunikasi timbal balik. (f). Komitmen yang kuat.
Bagaimana strategi membangun kemitraan bisnis?
Ada banyak pilihan strategi dalam membangun kemitraan bisnis, dan masing-masing pihak tentu punya cara dan gaya sendiri. Secara umum beberapa strategi tersebut, antara lain: (a). Membangun Jejaring Kerja bukan sekedar bertukar kartu nama dan berkenalan. (b). Jadilah pendengar yang baik. (c). Upayakan dalam 72 jam kita harus berusaha menjalin komunikasi dengan mereka agar mereka tidak melupakan kita begitu saja. (d). Bersikap sabar tetapi aktif
dan proaktif dalam memberi. (e). Bersikap lebih cerdas dan selalu menyampaikan informasi yang akurat dan apa adanya. (f). Kesinambungan komunikasi. (g). Menjadi anggota komunitas tertentu seperti forum HIPKI, HISSPI, HIPMI, Komunitas Entrepreneur dan sebagainya untuk menambah relasi dan memperlus wawasan. (h). Peduli lingkungan. (i). Membangun citra diri sebagai wirausaha. (j). Masuk ke lingungan organisasi profesi.
Apa saja pola/model kemitraan?
Secara umum pola/model kemitraan yang bisa dibangun untuk mendukung
pengembangan usaha kita, antara lain:
No Pola Kemitraan Lembaga/ Instansi /
yg Relevan Peran Lembaga
1
Dukungan
politik, (budget, peraturan
perundangan,
Proteksi, dll)
Legislatif (DPR/
DPRD)
Penyusunan peraturan perundangan
termasuk
penganggaran di APBD/APBN
2
Pembinaan dan
pendampingan
Teknis
Pemda (Dinas/Badan
Terkait)
Dukungan kebijakan termasuk perijinan,
pajak daerah, perlindungan hukum,
bantuan anggaran, dll
Mis. Dinas Koperasi & UMKM, berupa dukungan pelaksanaan program kewirausahaan sebagai tindak lanjut pelatihan dalam bentuk permodalan dan pendampingan
3 Bapak Angkat Dunia Usaha dan
Industri
Tempat magang, Pelatihan peningkatan
kualitas produk, jaringan pemasaran, dll
4 Pengelolaan
CSR
BUMN/BUMS Pelatihan, bantuan permodalan, promosi,
dll
5 Konsultan
/expert
Perguruan Tinggi,
LSM Jasa konsultasi, bimbingan, narasumber
6 Akses pasar Dunia usaha &
Industri Promosi produk
7 Pengembangan
organisasi Asosiasi profesi
Peningkatan kapasitas SDM dan
organisasi
Sedangkan secara khusus pola/model kemitraan bisnis yang bisa dilakukan
adalah:
1. Pola Inti Plasma
Yaitu hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar sebagai inti membina dan mengembangkan usaha kecil yang menjadi plasmanya dalam menyediakan lahan, penyediaan sarana produksi, pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi, perolehan, penguasaan dan peningktan teknologi yang diperlukan bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha”.
2. Pola Subkontrak
adalah hubungan kemitraan antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar, yang di dalamnya Usaha Kecil memproduksi komponen yang diperlukan oleh Usaha Menengah atau Usaha Besar sebagai bagian dari produksinya.
3. Pola Dagang Umum
adalah hubungan kemitraan antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar, yang di dalamnya Usaha Menengah atau Usaha Besar memasarkan hasil produksi Usaha Kecil atau Usaha Kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh Usaha Menengah atau Usaha Besar mitranya.
4. Pola Keagenan
adalah hubungan kemitraan, yang di dalamnya Usaha Kecil diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa Usaha Menengah atau Usaha Besar mitranya.
5. Pola Waralaba
adalah hubungan kemitraan, yang di dalamnya pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai bantuan bimbingan manajemen.
Pola/model lainnya dalah membangun kemitraan dengan CSR (corporate
social responsibility), baik itu BUMN maupun BUMS.
Bagaimana langkah-langkah membangun kemitraan bisnis?
Secara normatif langkah-langkah dalam membangun kemitraan adalah sebagai berikut, meskipun dalam pelaksanaannya tidak selalu berurutan dan perlu dilakukan semua, yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan kelompok/organisasi 2. Menyusun profile kelompok/organisasi 3. Melakukan pemetaan terhadap organisasi/instansi yang potensial untuk diajak berjejaring
(bermitra), misalnya: ▪ Lembaga pemerintah: Dinas Pendidikan (PNFI), Disnakertrans, Dinsos, Dinas
Pariwisata, dll yang terkait. ▪ Lembaga keuangan Bank & Non Bank ▪ LSM, CSO, Ormas yang memiliki kesamaan visi-misi ▪ Tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda ▪ Dunia usaha dan industri (dudi) ▪ Lembaga pendidikan, pelatihan & ketrampilan (PT, LPK, dll) ▪ Asosiasi profesi (HIPMI, Komunitas Entrepreneur, IWAPI, dll)
4. Menggali dan mengumpulkan informasi 5. Menganalisis informasi 6. Penjajagan Kerjasama 7. Penyusunan rencana (proposal) kerjasama 8. Membuat kesepakatan 9. Penandatanganan akad kerjasama (MOU) 10. Pelaksanaan kegiatan 11. Monitoring dan evaluasi 12. Perbaikan 13. Perencanaan selanjutnya
Hal-hal apa saja yang harus disiapkan ketika akan melakukan kemitraan bisnis?
Beberapa hal berikut penting untuk diperhatikan agar kemitraan bisnis yang kita bangun dapat berjalan baik dan apabila terjadi resiko tidak menimbulkan masalah yang berarti, diantaranya: (a). Legitimasi dan Akuntabilitas Kelembagaan, yaitu terkait legal standing (legalitas usaha), kelembagaan organisasi AD/ART, SOP, dll. (b). Akuntabilitas pengelolaan keuangan, yakni terkait administrasi dan pelaporan/pertanggungjawaban keuangan. (c). Key Sucess Factors lainnya, yaitu pengalaman, kapasitas pengelola, masyarakat yang kondusif, dukungan pemerintah, dll. (d). Mutual Benefit, bahwa pada dasarnya kerja sama akan menghasilkan benefit‐benefit masing‐masing lembaga yang bekerja sama sehingga kita harus menyampaikan beberapa benefit (keuntungan) jika bekerja sama.