SOP
Pemasangan NGT
Pengantar
NGT diinsersikan untuk mendekompresi lambung, nasogastric (NG)
tube dapat mencegah muntah setelah pembedahan mayor. NG tube
umumnya dipasang selama 48 sampai 72 jam setelah pembedahan, sambil
menunggu peristalsis usus berfungsi kembali. NG tube dapat dipasang
dalam periode waktu yang pendek atau panjang tergantung
kegunaannya.
Slang NG memiliki aplikasi terpeutik dan diagnostik lain,
khususnya dalam mengkaji dan mengatasi perdarahan gastrointestinal
atas, mengumpulkan isi lambung untuk analisis, melakukan kumbah
lambung, aspirasi sekresi lambung, dan pemberian obat dan
nutrien.
Insersi slang nasogastrik memerlukan observasi yang ketat pada
pasien dan verifikasi letak pemasangan yang tepat. Slang harus
diinsersikan dengan kehati-hatian lebih terutama pada pasien hamil
dan mereka yang berisiko komplikasi. Contoh, dokter akan mengorder
slang nasogastrik pada pasien dengan aneursime aortik, infark
miokard, perdarahan lambung, atau varises esophagus hanya jika
petugas meyakini bahwa manfaat yang diperoleh akan lebih besar
dibanding risiko dipasang intubasi.
Sebagian besar slang nasogastrik memiliki penanda radiopague
atau strip pada ujung distal sehingga posisi slang dapat
diverifikasi dengan pemeriksaan sinar rontgen. Jika posisi tidak
dapat dikonfirmasi, dokter mungkin mengorder fluoroscopy atau
memverifikasi letak slang.
Sebagian besar slang nasogastrik merupakan jenis slang Levin,
dimana memiliki satu lumen, dan slang Salem, dimana memiliki dua
lumensatu lumen untuk suction dan drainase dan slang kedua yang
lebih kecil untuk ventilasi. Udara mengalir melalui lumen vent
terus menerus, yang akan melindungi mukosa lambung yang halus
dengan mencegah ruang hampa terbentuk dari letak slang yang
menempel dinding lambung. (Lihat jenis slang nasogastrik.)
JENIS-JENIS SLANG NASOGASTRIK
Dokter akan memilih jenis dan diameter slang nasogastrik yang
cocok dengan kebutuhan pasien, termasuk kumbah lambung, aspirasi,
terapi enteral, dan atau dekompresi lambung. Pilihan yang tersedia
saat ini adalah slang Levin dan Salem.
Slang Levin
Slang Levin adalah slang karet atau plastik yang memiliki lumen
tunggal, panjang 106.5 sampai 127 cm, dan berlubang pada ujung dan
sisinya.
Slang Levin
Slang Salem.
Slang Salem memiliki slang lumen ganda yang terbuat dari plastik
bening dan memiliki port biru (pigtail) yang dapat mengalirkan
udara atmosfir masuk ke lambung pasien. Sehingga, slang melayang
bebas dan tidak melekat atau merusak mukosa lambung. Port yang
lebih besar yaitu slang memiliki panjang 122 cm berfungsi sebagai
saluran suction utama. Slang memiliki lubang terbuka pada titik 45,
55, 65, dan 75 cm serta garis radiopague untu memverifikasi
letak.
Slang Salem
Dikutip dari/ Courtesy of National Catheter Co., Argyle, NY.
Peralatan
1. Slang nasogastrik (ukuran nomor #12, #14, #16, or #18 French
untuk orang dewasa normal)
2. Handuk atau under pad
3. Tissue wajah
4. Emesis basin
5. Lampu kecil
6. Plester hipoalergenik ukuran 1 atau 2 inch
7. Sarung tangan
8. Pelumas larut air
9. Strip uji pH atau detektor karbondioksida
10. Sudip lidah
11. Set irigasi atau spuit tanpa jarum
12. Peralatan suction
13. Pilihan: cup atau gelas air minum dengan sedotan
Persiapan peralatan
Inspeksi slang nasogastrik terhadap kecacatan, seperti tepi yang
kasar atau sebagian lumen tertutup. Kemudian cek patensi slang
dengan mengalirkan air di dalamnya. Jika petugas perlu meningkatkan
kelenturan slang untuk memudahkan insersi, gulung slang memutar
ujung jari yang sudah memakai sarung tangan beberapa detik atau
dicelupkan dalam air hangat. Jika slang terlalu kaku, lemaskan
slang dengan mengisi air dan kemudian didinginkan atau dicelupkan
ke air es.
Implementasi
1. Konfirmasi order dokter terhadap jenis slang yang harus
diinsersikan.
2. Lakukan hand higin.
3. Konfirmasi identitas pasien menggunakan minimal dua
identifier pasien menurut kebijakan setempat.
4. Jelaskan prosedur kepada pasien untuk mengurangi kecemasan
dan meningkatkan kerjasama. Beri informasi kepada pasien bahwa ia
mungkin akan mengalami rasa tidak nyaman pada hidung, nafas
tersumbat, dan matanya berair. Tekankan bahwa usaha menelan akan
memudahkan insersi slang.
5. Buat kesepakatan bersama dengan gerakan jika pasien ingin
berhenti sementara selama prosedur, jika mungkin.
6. Ciptakan privacy dan bantu pasien ke posisi Fowler tinggi
kecuali ada kontraindikasi.
7. Petugas berdiri disamping kanan pasien jika anda menggunakan
tangan dominan kanan atau berdiri di samping kiri pasien jika anda
menggunakan tangan dominan kiri untuk memudahkan insersi.
8. Pasang handuk atau linen pad diatas dada pasien untuk
melindungi baju dan sprei dari tumpahan kotoran.
9. Berikan tissue dan minta pasien membuang ingus untuk
membersihkan lubang hidung.
10. Letakkan tissue wajah dan bengkok dalam jangkauan
pasien.
11. Bantu meluruskan wajah pasien terhadap lehernya dalam posisi
netral.
12. Ukur panjang slang yang diinsersikan sampai ke lambung;
pegang ujung slang pada dahi tengah pasien atau pangkal hidung.
Rentangkan slang ke lubang telinga pasien dan tarik kebawah ke
prosesus xiphoideus. Menentukan panjang slang dengan tepat.
Mengukur slang
13. Beri tanda jarak panjang slang dengan plester. (rerata
ukuran pada orang dewasa adalah 56 sampai 66 cm. Untuk mentoleransi
perbedaan dengan kondisi nyata tambahkan 5 cm terhadap ukuran ini
terutama pada individu yang memiliki tinggi badan jangkung untuk
memastikan masuk ke lambung.
14. Pakai sarung tangan.
15. Pastikan lubang hidung mudah diakses; gunakan lampu kecil
dan inspeksi adanya septum deviasi atau abnormalitas lain. Tanyakan
kepada pasien jika ia pernah dilakukan bedah hidung atau cedera
hidung sebelumnya. Kaji aliran udara pada kedua lubang hidung
dengan menutup salah satu lubang sementara pasien diminta bernapas
melalui hidungnya. Pilih lubang hidung yang memiliki aliran udara
lebih baik. Jika pasien dapat berespon, tanyakan apakah ia pernah
dipasang slang nasogastrik sebelumnya. Jika ia pernah, kemudian
tanyakan bagian lubang hidung manan yang lebih mudah diinsersi
slang. Kaji patensi lubang hidung.
16. Lumasi ujung slang sepanjang 7.6 cm dengan pelumas larut air
untuk meminimalkan cedera pada jalan napas hidung. Gunakan pelumas
larut air untuk mencegah lipoid pneumonia, yang diakibatkan oleh
aspirasi pelumas berbasis minyak atau dari terselipnya slang ke
trakhea secara tidak sengaja.
17. Beri instruksi kepada pasien untuk menegakkan kepala dan
menahannya.
18. Pegang ujung slang mengarah ke bawah, dan insersikan dengan
hati-hati ke lubang hidung.
Insersi slang
19. Arahkan slang ke bawah dan menuju telinga yang terdekat
dengan lubang hidung yang dipilih. Dorong dengan hati-hati untuk
menghindari tekanan pada turbinasi dan mengakibatkan rasa nyeri dan
perdarahan.
20. Ketika slang mencapai nasopharynx, anda akan merasakan
tahanan. Beri instruksi pasien untuk sedikit merendahkan kepala
mendekati trakhea untuk membuka esophagus. Kemudian rotasi slang
180 derajat menuju lubang hidung yang berlawanan untuk mengarahkan
slang agar supaya tidak masuk ke mulut.
21. Kecuali ada kontraindikasi, tawarkan pasien untuk menyedot
air dalam gelas menggunakan sedotan. Minta pasien mengisap dan
menelan pelan-pelan ketika petugas mendorong slang untuk membantu
slang melewati esophagus. (Jika anda tidak menggunakan air, minta
pasien untuk menelan.)
Sedot air lewat mulut
22. Gunakan sudip lidah dan lampu kecil untuk memeriksa mulut
dan tenggorokan pasien terhadap tanda-tanda bagian slang menggulung
(khususnya pada pasien tidak sadar). Rasional: Gulungan slang
mengindikasikan obstruksi.
23. Sediakan bengkok dan tissue wajah kepada pasien.
24. Dorong slang dengan hati-hati ketika pasien menelan dan
perhatikan terhadap tanda-tanda distress pernapasan, yang mana
berarti slang masuk ke bronkhus dan harus ditarik dengan
segera.
25. Hentikan mendorong slang ketika tanda plester sudah mencapai
lubang hidung pasien.
26. Pasang spuit ke ujung slang dan lakukan aspirasi isi
lambung. Jika anda tidak mendapatkan isi lambung, atur posisi
pasien ke samping kiri untuk menggerakkan isi ke kurvatura terbesar
lambung, dan coba aspirasi sekali lagi. Jika tetap tidak dapat
mengaspirasi isi lambung, dorong slang sepanjang 2.5 sampai 5 cm
dan coba aspirasi isi lambung lagi.
Melakukan cek letak slang
Kewaspadaan perawat: Ketika mengkonfirmasi letak slang, jangan
pernah menaruh ujung slang dalam wadah yang berisi air. Jika slang
slah masuk ke trakhea, pasien mungkin mengaspirasi air. Bila tidak
ada gelembung air tidak dapat mengkonfirmasi letak slang sudah
tepat. Kemungkinan slang menggulung dalam trakhea atau
esophagus.
27. Periksa aspirat dan ambil beberapa tetes ke kertas pH untuk
menentukan apakah isi lambung ada. Rentang pH lambung antara 0
sampai 5, kecuali pasien mendapat obat penghambat asam lambung;
kemudian pH akan naik ke 6. Kemungkinan letak lambung naik jika
aspirat memiliki ciri khas tampak cair (hijau rumput, jernih dan
tidak berwarna dengan mukus, atau kecoklatan) dan pH kurang dari
5.0. Alternatif lain, gunakan detektor karbon dioksida untuk
mengkonfirmasi letak tidak masuk ke paru-paru.
28. Fiksasi slang nasogastrik ke hidung pasien dengan plester
hipoalargenik. Jika kulit pasien berminyak, usap pelana hidung
dengan alkohol dan biarkan kering. Plester slang nasogastrik
menyilang di ujung hidung.
Memfiksasi slang
29. Masukkan peralatan yang sudah tidak terpakai ke tempat
sampah yang sesuai.
30. Lepas dan taruh sarung tangan ke tempat sampah medis.
31. Lakukan hand higin.
32. Dokumentasikan prosedur.
Pertimbangan khusus
1. Lakukan perawatan mulut dan hidung secara teratur bila slang
masih dipasang di tempatnya.
2. Jika pasien menderita septum deviasi atau kondisi nasal lain
yang menghalangi insersi lewat lubang hidung, masukkan slang secara
oral setelah gigi palsu dilepas, jika perlu. Geser slang diatas
lidah, dorong menuju pangkal lidah.
3. Bila menggunakan rute oral, ingat gulung slang di tangan
untuk membantu membelokkan dan mengarahkan slang ke bawah menuju
pharynx.
4. Jika pasien anda tidak sadar, rendahkan dagu mendekati dada
untuk menutup trakhea. Kemudian dengan cepat dorong slang antara
waktu bernapas untuk memastikan tidak masuk ke trakhea.
5. Ketika mendorong slang pada pasien tidak sadar (atau pasien
yang tidak dapat menelan), gerakan leher pasien untuk merangsang
refleks menelan dan memfasilitasi pergerakan ke esophagus. Jangan
dilakukan pada pasien yang mengalami fraktur servikal.
6. Ketika mendorong slang, observasi terhadap tanda-tanda slang
masuk ke trakhea, seperti tercekik atau kesulitan bernapas pada
pasien sadar dan sianosis pada pasien tidak sadar atau pasien tanpa
refleks batuk. Jika hal itu terjadi, lepas slang dengan segera.
Berikan waktu pasien untuk istirahat; kemudian dicoba beberapa saat
kemudian.
7. Jika pasien muntah setelah slang dimasukkan, kaji adanya
obstruksi slang atau posisi yang salah. Kaji segera untuk
menentukan penyebab.
Pendidikan kesehatan kepada pasien
Bila slang nasogastrik dipasang dalam waktu tertentu. Beritahu
bahwa indikasi insersi untuk dekompresi lambung dan pemberian
makanan dalam jangka pendek. Bila slang tetap dipasang ketika
pasien dipulangkan dari rumah sakit. Beritahu petugas yang akan
merawatnya atau seorang home care nurse atau pasien sendiri diajari
cara memasukkan makanan lewat slang, dan cara melepas slang.
Komplikasi
Komplikasi yang potensial pada pemberian intubasi yang lama
dengan slang nasogastrik meliputi erosi kulit pada lubang hidung,
sinusitis, esophagitis, esophagotracheal fistula, ulserasi lambung,
dan infeksi mukosa mulut dan paru-paru. Komplikasi tambahan mungkin
diakibatkan dari suction termasuk ketidakseimbangan elektrolit dan
dehidrasi.
Dokumentasi
Catat jenis dan ukuran slang nasogastrik, tanggal, waktu
pemasangan, dan rute insersi. Hal ini termasuk metode yang
digunakan untuk mengkonfirmasi letak slang. Selain itu catat jenis
dan jumlah suction jika dilakukan, dan jelaskan drainase seperti
jumlah, warna, karakter, konsistensi, dan bau. Catat toleransi
pasien terhadap prosedur. Catat juga terhadap adanya tanda-tanda
dan gejala komplikasi seperti mual, muntah, dan perut kembung.
Dokumentasikan prosedur irigasi jika dilakukan dan masalah yang
terjadi setelah irigasi. Dokumentasikan pendidikan kesehatan yang
telah dilakukan kepada pasien dan keluarga dan catat materi yang
telah dipahami.
Referensi
1. American Association of Critical Care Nurses. (2009,
December). "AACN Practice Alert: Verification of Feeding Tube
Placement." [Online]. Accessed June 2011 via the Web at
http://www.aacn.org/WD/Practice/Docs/PracticeAlerts/Verification_of_Feeding_Tube_Placement_05-2005.pdf.
2. Chun, D.H., et al. "A Randomized, Clinical Trial of Frozen
Versus Standard Nasogastric Tube Placement," World Journal of
Surgery 33(9):1789-92, September 2009. (Level II)
3. Durai, R., et al. "Nasogastric Tubes. 1: Insertion Technique
and Confirming the Correct Position," Nursing Times 105(16):12-13,
April-May 2009.
4. Jones, A.P., et al. "Insertion of a Nasogastric Tube Under
Direct Vision," Anaesthesia 61(3):305, March 2006.
5. McKay, L. "Nasogastric Intubation," Nursing Standard
20(24):63, February 2006.
6. Meyer, P., et al. "Colorimetric Capnography to Ensure Correct
Nasogastric Tube Position," Journal of Critical Care 24(2):231-35,
June 2009. (Level IV)
7. Nettina, S.M. Lippincott Manual of Nursing Practice, 9th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2010.
8. Taylor, C., et al. Fundamentals of Nursing: The Art and
Science of Nursing Care, 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins, 2008.
Lembar observasi kompetensi
Kompetensi
:
Melakukan pemasangan slang nasogastrik
Tujuan
:
Untuk insersi slang nasogastrik menurut standar setempat.
No
Langkah-langkah tindakan
Dilakukan
Ya
Tidak
1.
Menyiapkan peralatan sesuai kebutuhan, pastikan integritas dan
patensi slang
2.
Melakukan hand higin.
3.
Memakai sarung tangan.
4.
Mengkonfirmasi identitas pasien menggunakan dua identifier
pasien.
5.
Menjelaskan prosedur kepada pasien termasuk apa yang diharapkan
dan sensasi yang akan dialami. Pastikan bahwa menelan akan
memudahkan memasukkan slang
6.
Buat persetujuan dengan gerakan tangan jika pasien ingin
menghentikan sementara selama prosedur
7.
Menciptakan privacy dan membantu pasien dalam posisi Fowler
tinggi, kecuali ada kontraindikasi.
8.
Berdiri di samping tempat tidur pasien sesuai tangan dominan
petugas untuk memudahkan insersi
9.
Pasang handuk di dada pasien untuk melindungi baju dan linen
dari tumpahan kotoran.
10.
Berikan tissu dan minta pasien membuang ingus dari dalam lubang
hidung
11.
Letakkan bengkok dan tissue wajah dalam jangkauan pasien
12.
Bantu pasien menekuk wajah muka ke arah leher dalam posisi
netral
13.
Ukur panjang slang yang diinsersikan sampai ke lambung; pegang
ujung slang pada dahi tengah pasien atau pangkal hidung. Rentangkan
slang ke lubang telinga pasien dan tarik kebawah ke prosesus
xiphoideus
14.
Beri tanda jarak panjang slang dengan plester
15.
Pakai sarung tangan
16.
Pastikan lubang hidung mudah diakses; gunakan lampu kecil dan
inspeksi adanya septum deviasi atau abnormalitas lain. Kaji aliran
udara pada kedua lubang hidung dan pilih lubang hidung yang
memiliki aliran udara lebih baik.
17.
Lumasi ujung slang sepanjang 7.6 cm dengan pelumas larut air
18.
Beri instruksi kepada pasien untuk menegakkan kepala dan
menahannya
19.
Pegang ujung slang mengarah ke bawah, dan insersikan dengan
hati-hati ke lubang hidung
20.
Arahkan slang ke bawah menuju telinga yang terdekat dengan
lubang hidung yang dipilih dan dorong slang dengan hati-hati
21.
Ketika slang mencapai nasopharynx, beri instruksi pasien untuk
sedikit merendahkan kepala mendekati trakhea. Kemudian rotasi slang
180 derajat menuju lubang hidung yang berlawanan untuk mengarahkan
slang agar supaya tidak masuk ke mulut
22.
Tawarkan pasien untuk menyesap air dalam gelas menggunakan
sedotan, jika diperbolehkan. Minta pasien untuk menelan ketika
mendorong slang secara simultan menuju esophagus.
23.
Gunakan sudip lidah dan lampu kecil untuk memeriksa mulut dan
tenggorokan pasien terhadap tanda-tanda bagian slang
menggulung.
24.
Sediakan bengkok dan tissue wajah yang mudah dijangkau
pasien.
25.
Dorong slang dengan hati-hati ketika pasien menelan dan
perhatikan terhadap tanda-tanda distress pernapasan.
26.
Hentikan mendorong slang ketika tanda plester sudah mencapai
lubang hidung pasien.
27.
Pasang spuit ke ujung slang dan lakukan aspirasi isi lambung.
Inspeksi aspirat terhadap warna dan pH untuk mengkonfirmasi ujung
slang berada dalam lambung.
28.
Fiksasi slang nasogastrik ke hidung pasien dengan plester
hipoalargenik.
29.
Tempatkan semua alat yang sudah digunakan ke wadah alat
infeksius.
30.
Lepaskan dan buang sarung tangan ke tempatnya.
31.
Lakukan hand higin
32.
Dokumentasikan prosedur
Nilai = Jumlah item yang aktual dilakukan =
Jumlah item yang dapat dilakukan
Purwokerto, .
Pembimbing,
..