Top Banner

of 15

MEKRES

Mar 02, 2016

Download

Documents

Petroleum
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Kata Pengantar

    Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya

    saya dapat menyelesaikan Tugas Artikel yang di berikan kepada saya agar saya dapat mengerti

    materi Bagaimana terbentuknya minyak bumi dan resovoirnya, Bagaimana terjadinya bumi,

    Bagaimana terbentuknya gunung, Bagaimana terbentuknya sedimen dilautan, Mulai

    terbentuknya minyak dan gas bumi, Bagaimana terbentuknya struktur batuan sedimen,

    Bagaimana bentuk-bentuk reservoir minyak bumi, Bagaimana komposisi minyak dan gas bumi,

    dan Syarat-syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Sehingga materi-materi yang telah

    terkumpul ini dapat menjadi ilmu pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.

    Artikel ini mungkin masih banyak memiliki kekurangan dan mungkin jauh dari sempurna,

    oleh sebab itu saya mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun, sehingga untuk

    tugas-tugas selanjutnya dapat di kerjakan dengan baik.

    Balikpapan, 21 September 2011

    Hendra Adya Putra .A

    (1001033)

  • 1. Bagaimana terjadinya minyak dan gas bumi ?

    Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu : Pertama, ada

    bebatuan asal (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan

    minyak dan gas bumi.

    Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke bebatuan

    reservoir (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan

    ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.

    Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur

    bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api)

    dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu ruangan bawah

    tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang

    impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana

    lagi.

    Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya

    dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65

    oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada

    suhu moderat, dari 107 ke 177 oC.

    Apa saja komponen-komponen pembentuk minyak bumi ?

    Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya

    tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik

    dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).

    Apakah ada perbedaan dari jenis-jenis minyak bumi ?

    Ya, ada 4 macam yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu: young-

    shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat

    masam (sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya

    tinggi. Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai

    paraffin yang lebih pendek. Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan,

    titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat

    teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah yang

    dikatakan paling sweet. Minyak semacam inilah yang paling diinginkan karena dapat

    menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.

    Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk minyak bumi ?

    Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari

    50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan

  • diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi

    dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.

    Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari

    organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu

    organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur,

    membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan

    (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu

    selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.

    Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk

    mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi

    molekul, menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang

    semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik,

    lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung

    minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur

    sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta

    dan 270-juta tahun.

    2. Latar Belakang terjadinya bumi

    Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat

    tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material

    pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan

    bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan

    sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam

    semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan

    perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat

    sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut.

    Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

    Proses Terbentuknya Bumi

    Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar

    tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.

    Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke

    luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan

    kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi

    dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut

    membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti,

    kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi

  • mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat.

    Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

    Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga

    terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:

    Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau

    perbedaan unsur.

    Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi

    yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan

    bergerak ke permukaan.

    Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan

    kerak bumi.

    Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.

    3. Latar Belakang Batuan Sedimen

    batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku

    dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain

    (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation)

    dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam

    batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Sebelum mengetahui

    bagaimana sedimen terangkut dan terendapkan dalam suatu cekungan mungkin ada baiknya kita

    dapat memahami prinsip apa saja yang bisa kita temukan dalam batuan sedimen. Prinsip-prinsip

    tersebut sangatlah beragam diantaranya prinsip uniformitarianism. Prinsip penting dari

    uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi sekarang juga terjadi di masa

    lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di tahun 1830. Dengan menggunakan prinsip

    tersebut dalam mempelajari proses-proses geologi yang terjadi sekarang, kita bisa

    memperkirakan beberapa hal seperti kecepatan sedimentasi, kecepatan kompaksi dari sediment,

    dan juga bisa memperkirakan bagaimana bentuk geologi yang terjadi dengan proses-proses

    geologi tertentu.

    Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga

    susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah

    air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan

    salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena

    berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang

    ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh

    angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah

    sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung

    tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer. Sedimen-sedimen yang

  • ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat

    besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah

    sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen

    tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan

    semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami penurunan dan

    membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen yang

    terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari

    sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti

    adanya patahan.

    4. Asal Sedimen di Dasar Laut

    Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang menurut

    Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat yaitu :

    1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi

    daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu

    tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi

    tertrransforkan telah melemah.

    2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup

    seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami

    dekomposisi.

    3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam

    air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke

    dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.

    4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan masuk ke laut

    melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa,

    aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Material yang bersal

    dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut.

    Sedimen yang bersal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu

    volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari

    partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian

    dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah sub tropis saat musim kering dan

    angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan

    dibandingkan sumber-sumber yang lain.

    Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi sedimen. Dalam

    hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi sepanjang kedalaman laut.

    Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat tersebut melayang-layang di dalam laut.

    Setelah mencapai dasar lautpun , sedimen tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika

    hewan laut dalam mencari makan. Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersusfensi kembali

  • oleh arus bawah sebelum kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara

    butir-butir mineral dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung

    penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral. (Agus Supangat dan

    Umi muawanah)

    Macam-macam Sedimen Laut

    Era oseanografi secara sistematis telah dimulai ketika HMS Challenger kembali ke Inggris pada

    tanggal 24 Mei 1876 membawa sampel, laporan, dan hasil pengukuran selama ekspedisi laut

    yang memakan waktu tiga tahun sembilan bulan. Anggota ilmuan yang selalu menyakinkan

    dunia tentang kemajuan ilmiah Challenger adalah John Murray, warga Kanada kelahiran

    Skotlandia. Sampel-sampel yang dikumpulkan oleh Murray merupakan penyelidikan awal

    tentang sedimen laut dalam. Sedimen laut dalam dapat di bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen

    Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.

    1. Sedimen Biogenik Pelagis

    Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur

    halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut.

    Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk hujan sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk

    lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia

    air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil

    dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas

    permukaan laut pada zaman dulu.

    2. Sedimen Terigen Pelagis

    Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran

    sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan

    bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang

    dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung,

    bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa

    ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.

    Selain pengertian sedimen di atas ada pengertian lain tentang sedimen yaitu batuan sedimen

    adalah batuan yang terbentuk oleh proses sedimentasi. Sedangkan sedimentasi adalah proses

    pengendapan sediemen oleh media air, angin, atau es pada suatu cekungan pengendapan pada

    kondisi P dan T tertentu.

    5. Struktur Sedimen

    Struktur merupakan suatu kenampakan yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan

    energi pembentuknya. Pembentukannya dapat pada waktu atau sesaat setelah pengendapan.

  • Struktur berhubungan dengan kenampakan batuan yang lebih besar, paling bagus diamati di

    lapangan misal pada perlap[isan batuan.(Sugeng Widada : 2002)

    Struktur sedimen umumnya dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :

    1. Struktur anorganik terutama pelapisan, contoh : graded beds, cross beds, mudcraks.

    2. Struktur biogenik terdiri dari struktur jejak dan boring

    3. Struktur deformasi terdiri dari convolute bedding, ball and pillow dan diapiric.

    Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Diantaranya

    adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk butir ( partikel

    shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi mineral, serta

    kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butur menjadi sangat penting

    karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen yang bersangkutan serta

    membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir berhubungan erat dengan

    dinamika transfortasi dan deposisi (Krumbein dan Sloss (1983)). Berkaitan dengan

    sedimentasi mekanik ukuran butir akan mencerminkan resistensi butiran sedimen terhadap

    proses pelapukan erosi/abrasi serta mencerminkan kemampuan dalam menentukan

    transfortasi dan deposisi.

    Transfor Sedimen

    Dengan melihat cara transfor sedimen dapat dilihat melalui :

    1. Transfor Sedimen pada Pantai

    Pettijohn (1975), Selley (1988) dan Richard (1992) menyatakan bahwa cara transfortasi

    sedimen dalam aliran air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

    1. Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang terangkut secara menggeser atau

    menggelinding di dasar aliran.

    2. Sedimen loncat (saltation load) yaitu material yang meloncat-loncat bertumpu pada

    dasar aliran.

    3. Sedimen layang (suspended load) yaitu material yang terbawa arus dengan cara

    melayang-layang dalam air.

    2. Transfor Sedimen Sepanjang PantaiTransfor sedimen sepanjang pantai merupakan

    gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang

    dibangkitkannya (Komar : 1983). Transfor sedimen ini terjadi di daerah antara

    gelombang pecah dan garis pantai akibat sedimen yang dibawanya (Carter, 1993).

    Menurut Triatmojo (1999) transfor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen

    utama yaitu transfor sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transfor

    sedimen sepanjang pantai di surf zone.

  • Transfor sedimen pantai banyak menimbulkan fenomena perubahan dasar perairan

    seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai perubahan garis pantai dan sebagainya

    (Yuwono, 1994). Fenomena ini biasanya merupakan permasalahan terutama pada daerah

    pelabuhan sehingga prediksinya sangat diperlukan dalam perencanaan ataupun penentuan

    metode penanggulangan. Menurut Triatmojo (1999) beberapa cara yang biasanya

    digunakan antara lain adalah :

    a. Melakukan pengukuran debit sedimen pada setiap titik yang ditinjau, sehingga secra

    berantai akan dapat diketahui transfor sedimen yang terjadi.

    b. Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran yang menunjukan perubahan elevasi

    dasar perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini akan memberikan hasil yang baik

    jika di daerah pengukuran terdapat bangunan yang mampu menangkap sedimen seperti

    training jetty, groin, dan sebagainya.

    c. Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang dan sedimen pada daerah yang

    di tinjau.

    6. Bentuk-bentuk resovoir minyak bumi

    Mengenal berbagai jenis perangkap minyak bumi

    Sistem Perminyakan, memiliki konsep dasar berupa distribusi hidrokarbon didalam kerak bumi

    dari batuan sumber (source rock) ke batuan reservoar. Salah satu elemen dari Sistem

    Perminyakan ini adalah adanya batuan reservoar, dalam batuan reservoar ini, terdapat beberapa

    faktor penting diantaranya adalah adanya perangkap minyak bumi.

    Perangkap minyak bumi sendiri merupakan tempat terkumpulnya minyak bumi yang berupa

    perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat

    terjebak di dalamnya.

    Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi Perangkap Stratigrafi, Perangkap Struktural,

    Perangkap Kombinasi Stratigrafi-Struktur dan perangkap hidrodinamik.

    Perangkap Stratigrafi

    Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral,

    perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan

    reservoar dalam perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak

    dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian terhalang dari segala arah

    terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau

    berubah fasies menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas

    (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya). Dan jebakan stratigrafi tidak berasosiasi dengan

  • ketidakselarasan seperti Channels, Barrier Bar, dan Reef, namun berasosiasi dengan

    ketidakselarasan seperti Onlap Pinchouts, dan Truncations.

    Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut, atau ketika terjadi

    perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu sendiri. Pada salah satu tipe jebakan

    stratigrafi, pada horizontal, lapisan impermeabel memotong lapisan yang bengkok pada batuan

    yang memiliki kandungan minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang tidak dapat ditembus,

    atau Pinches, pada formasi yang memiliki kandungan minyak. Pada perangkap stratigrafi yang

    lain berupa Lens-shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang tidak dapat ditembus ini mengelilingi

    batuan yang memiliki kandungan hidrokarbon. Pada tipe yang lain, terjadi perubahan

    permeabilitas dan porositas pada reservoar itu sendiri. Pada reservoar yang telah mencapai

    puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel, yang dimana pada bagian bawahnya sarang dan

    permeabel serta terdapat hidrokarbon.

    Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi terperangkap pada reservoar itu sendiri

    yang Cut Off up-dip, dan mencegah migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur

    yang dibutuhkan. Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk

    memperpanjang pantulan lingkungan pembatas pada batuan reservoar terendapkan.

  • Perangkap Struktural

    Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap ini Jebakan tipe struktural

    ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan

    dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang

    paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang

    membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar sehingga dapat menangkap minyak,

    disebabkan oleh gejala tektonik atau struktur seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata,

    1980, dengan modifikasinya).

    Jebakan Patahan

    Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan. Jebakan ini terjadi

    bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada

    formasi ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak

    pada daerah patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada satu

    sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang permeabel

    pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan

    permeabel. Minyak dan gas disini sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada

    aerdah jebakan patahan ini.

  • Jebakan Antiklin

    Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin, jebakan yang antiklinnya

    melipat ke atas pada lapisan batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan.

    Minyak dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel,

    serta naik pada puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang

    diatasnya merupakan batuan impermeabel.

  • Jebakan Struktural lainnya

    Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in an extensional regime,

    marupakan jebakan yang bearasal dari Seal yang berada diatas Mudstone dan memotong patahan

    yang sejajar Mudstone. Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak

    bumi berada pada Hanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral pada diapir dan

    menutup rapat jebakan yang berada diatasnya.

    Perangkap Kombinasi

    Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi antara struktural dan

    stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi

    bergeraknya atau menjebak minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat leboh dari satu

    jenis perangkap yang membenuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin patahan, terbentuk ketika

    patahan memotong tegak lurus pada antiklin. Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak

    saling mengendalikan perangkap itu sendiri.

  • Perangkap Hidrodinamik

    Kemudian perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik. Perangkap ini sangta jarang

    karena dipengaruhi oleh pergerakan air. Pergerakan air ini yang mampu merubah ukuran pada

    akumulasi minyak bumi atau dimana jebakan minyak bumi yang pada lokasi tersebut dapat

    menyebabkan perpindahan. Kemudian perangkap ini digambarkan pergerakan air yang biasanya

    dari iar hujan, masuk kedalam reservoar formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke reservoar dan

    bertemu untuk migrasi ke atas menuju permukaan melalui permukaan air. Kemudian tergantung

    pada keseimbangan berat jenis minyak, dan dapat menemukan sendiri, dan tidak dapat bergerak

    ke reservoar permukaan karena tidak ada jebakan minyak yang konvensional.

    7. Komposisi Penyusun Minyak Bumi dan Gas Alam

    Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan senyawa-senyawa

    organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen yang paling banyak terkandung di dalam

    minyaak bumi dan gas alam. Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana,

  • propana, dan butana. Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbondioksida (CO2)

    dan hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium.

    Sedangkan hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana dan

    sikloalkana, senyawa lain yang terkandung didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur,

    Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel,

    Besi dan Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya

    dan dari daerah ke daerah lainnya.

    Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan

    hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :

    Karbon : 83,0-87,0 %

    Hidrogen : 10,0-14,0 %

    Nitrogen : 0,1-2,0 %

    Oksigen : 0,05-1,5 %

    Sulfur : 0,05-6,0 %

    Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:

    1. Alkana (parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurus dan bercabang,

    fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.

    2. Sikloalkana (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu

    siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.

    siklopentana

    sikloheksana

    3. Aromatik CnH2n -6

    aromatik memiliki cincin 6

    Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin karena:

    - Memiliki harga anti knock yang tinggi

  • - Stabilitas penyimpanan yang baik

    - Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)

    Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi.

    Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut

    sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan

    aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit.

    8. Syarat terakumulasinya minyak bumi :

    1. Adanya batuan Induk (Source Rock)

    Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik seperti sisa-sisa hewan dan

    tumbuhan yang telah mengalami proses pematangan dengan waktu yang sangat lama sehingga

    menghasilkan minyak dan gas bumi.

    2. Adanya batuan waduk (Reservoir Rock)

    Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas bumi yang

    dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.

    3. Adanya struktur batuan perangkap

    Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang bermigrasinya minyak dan gas bumi lebih

    jauh.

    4. Adanya batuan penutup (Cap Rock)

    Merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan (impermeable), sehingga minyak

    dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.

    5. Adanya jalur migrasi

    Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai terakumulasi pada perangkap.