Top Banner
Mekanisme Terjadinya Kram Pada Otot dan Faktor Penyebabnya FERDINAN SIBARANI 102013451 KELOMPOK BP18 [email protected] FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731 [email protected] Latar belakang Otot polos Sel otot polos tersebar sepanjang kardiovaskular, gastrointestinal, urogenital, dan sistem respirasi. Pergerakan otot polos adalah involunter (tidak dipengaruhi kehendak) dan terutama diatur oleh sistem saraf otonom. Otot jantung Jaringan otot jantung bercorak dan setiap serat otot jantung adalah uniselular. Otot jantung hanya ada di ajntung dan sebagian aorta dan vena kava yang langsung berhubungan dengan jantung. Otot skelet 1
13

Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

Dec 25, 2015

Download

Documents

erq
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

Mekanisme Terjadinya Kram Pada Otot dan Faktor Penyebabnya

FERDINAN SIBARANI

102013451

KELOMPOK BP18

[email protected]

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

[email protected]

Latar belakang

Otot polos

Sel otot polos tersebar sepanjang kardiovaskular, gastrointestinal, urogenital, dan sistem

respirasi. Pergerakan otot polos adalah involunter (tidak dipengaruhi kehendak) dan terutama

diatur oleh sistem saraf otonom.

Otot jantung

Jaringan otot jantung bercorak dan setiap serat otot jantung adalah uniselular. Otot

jantung hanya ada di ajntung dan sebagian aorta dan vena kava yang langsung berhubungan

dengan jantung.

Otot skelet

Otot skelet adalah jenis jaringan otot yang paling banyak dalam tubuh. Semua otot-otot

yang digunakan untuk menggerakan tulang dan tendo adalah otot skelet.

Sel otot skelet atau serat merupakan sel sinsitium (yaitu sel yang mengandung banyak inti

dan terbentuk melalui peleburan sel-sel tunggal).

1

Page 2: Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

Otot skelet menggerukan tulang. Kontraksi volunteer dan relaksasi otot skelet membantu

pergerakan dan berguna untuk aktifitas fisik.

Salah satu tempat dimana terdapat otot skelet adalah pada tungkai bawah yaitu pada betis.

Gambar 2. Otot lurik yang terdapat pada betis1

Histologi Otot Skelet

Pengamatan mikroskop cahaya sajian yang dipotong sejajar dengan sumbu panjang tiap

sel otot menunjukan bahwa otot secara keseluruhan mempunyai striasi yang jelas. Dan adanya

susunan yang sangat teratur filament tipis yang kaya akan aktin dan filament tebal yang kaya

myosin. Dengan mikroskop akan tampak dengan jelas struktur dasar striasi.1

1. Susunan structural

a. Serat otot skelet merupakan sel sinsitium dibentuk melalui pelburan banyak mioblas

gen didorong kebagian perifer sel oleh myofibril.

b. Komponen jaringan ikat otot skelet terdiri atas fibroblast dan serat kolagen.

i. Epimisium adalah kapsula jaringan ikat yang mengelilingi tiap otot secara

keseluruhan.

ii. Perimisium adalah sarung jaringan ikat yang membungkus tiap fasikulus.

2

Page 3: Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

iii. Endomisium adalah sarung jaringan ikat halus yang mengelilingi tiap sel otot

dan mengikatnya ke sel yang berdekatan.

c. Sarkomer adalah unit structural dasar dari otot striasi. Tiap myofibril striasi terdiri

atas sejumlah sarkomer.

d. Aliran darah, Otot skelet mengandung sejumlah kapilar kontinyu yang mengalirkan

darah secara berlebih.

2. Struktur halus sarkomer. Tiap sarkomer terdiri atas deretan filament tebal kaya myosin

yang tersusun teratur dan filament tipis kaya aktin.

i. Tiap sarkomer terletak antara dua garis Z. Filamen tipis melekat pada garis Z

dan menonjol ke tengah sarkomer.

ii. Pita A adalah daerah padat electron yang menunjukan panjang filament tebal.

Garis M adalah daerah khusus ditengah sarkomer. Disini, filament tebal

tersusun radier yang dihubungkan satu sama lain.

iii. Terdapat filament tebal dan filament tipis yang tumpang tindih sepanjang pita

A, kecuali di pita H (yaitu tengah pita A), dimana tidak terdapat tumpang

tindih.

iv. Pita I adalah daerah sarkomer yang hanya mengandung filament tipis. Tiap

pita I menduduki dua sarkomer, jadi titik tengah pita I adalah garis Z.

Juga perhatikan adanya penonjolan dari pinggir-pinggir filament miosibn yang

dinamakan jembatan penyebrang. Mereka yang menonjol dari permukaan sepanjang

filament myosin kecuali pada bagian tengahnya. Terdapat interaksi antara jembatan

penyebrang dan filament aktin yang menyebabkan kontraksi.

3

Page 4: Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

Gambar 3. Struktur sarkomer2

Susunan Otot Tungkai Bawah

Otot tungkai bawah terdiri atas :

a. Otot flexor

b. Otot extensor

c. Otot peronei

a. Otot Flexor Tungkai Bawah

- lapis dangkal

- lapis dalam

Otot flexor tungkai bawah lapis dangkal

1. M. gastrocnemeus

2. M. soleus

3. M.plantaris

Gambar 4. Posterior Tungkai bawah3

Otot flexor tungkai bawah lapis dalam

1. M. popliteus

2. M. flexor digitorum longus

4

Page 5: Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

3. M. tibialis posterior

4. M. flexor hallucis longus

Gambar 5. Otot flexor tungkai bawah lapis dalam3

Otot ekstensor tungkai bawah

1. M. tibialis anterior

2. M. ekstensor digitorum longus

3. M. ekstensor hallucis longus

4. M. peroneus tertius

Gambar 6 .Otot Ekstensor Tungkai Bawah3

5

Page 6: Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

Mekanisme kontraksi dan relaksasi

Mekanisme molekular kontraksi

6

Page 7: Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

Gambar 7. Keadaan relaksasi dan kontraksi myofibril2

Pada gambar 7 digambarkan posisi saat relaksasi dan kontraksi. Pada saat relaksasi

ujung-ujung filament aktin yang berasal dari 2 membran Z yang berurutan satu sama lain hamper

tidak mengalami overlap sedangkan pada saat yang sama filament myosin mengadakan overlap

yang sempurna.

Sebaliknya pada keadaan kontraksi, filament-filamen aktin ini tertarik kedalam diantara

filament myosin sehingga sekarang satu sama lain mengalami overlap. Membran Z juga tertarik

oleh filament aktin sampai ke ujung-ujung filament myosin. Jadi kontraksi otot dapat terjadi

karena mekanisme ‘sliding filamen’.

Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik yang ditimbulkan oleh jembatan

penyebrang filament myosin dan filament aktin. Dalam keadaan istirahat, daya tahan antara

filament aktin dan myosin dihambat, tetapi bila potensial aksi berjalan pada membrane serabut

otot, potensial aksi ini menyebabkan dikeluarkannya ion kalsium dalam jumlah besar kedalam

sarkoplasma sekitar myofibril. Ion kalsium ini mengaktifkan daya tarik antara filament-filamen

dan mulai terjadi kontraksi. Tetapi energy juga diperlukan untuk berlangsungnya kontraksi.

Energi ini berasal dari ikatan fosfat berenergi tinggi adenosine trfosfat (ATP), yang dipecahkan

menjadi adenosine difosfat (ADP) untuk memberikan energy yang dibutuhkan.2

Kontraksi terjadi saat asetilkolin membebaskan ion kalsium (Ca2+) yang berada diantara

sel otot dihambat oleh enzim kolinestase. Ion kalsium ini masuk kedalam otot mengangkut

tropomom dan tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah mempengaruhi filament

penghubung. Aktin tertarik mendekati myosin, sehingga aktin dan myosin bertempelan

membentuk aktomiosin. Akibatnya benang sel menjadi pendek. Pada keadaan inilahh otot

sedang berkontraksi.

Sedangkan relaksasi terjadi saat ion kalsium masuk kembali ke plasma sel, sehingga

ikatan troponin dan ion kalsium lepas, yang menyebabkan lepasnya perlekatan antara aktin dan

myosin dan pada saat ini juga terjadi relaksasi atau terhentinya kontraksi. 3

Kejang Otot (Spasme)

Spasme adalah kejang otot setempat yang mengenai sekelompok atau beberapa kelompok

otot, yang timbul secara involunter. Adanya kejang otot disebabkan oleh gangguan otot atau

7

Page 8: Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

karena gangguan persarafannya. Gangguan pada persarafan bisa terjadi ditingkat perifer atau

pusat.4

Kejang otot dapat terjadi karena letih (biasanya terjadi pada malam hari ketika masih

tidur), dapat pula karena dingin (sewaktu berenang), dan dapat pula karena panas (terjadi pada

atlit yang bertanding di udara yang panas).

Kram otot dapat terjadi pada tangan, kaki, atau perut. Kram otot dapat berhenti dengan

meregangkan otot yang mengalami kram agar otot tersebut menjadi rileks kembali.6

Kram muskulorum merupakan salah satu kram yang terjadi pada otot betis dank ram ini

pernah dialami oleh semua orang yang telah mengeluarkan banyak tenaga seperti berenang, lari-

lari main tenis, dan sebagainya. Pemberrian garam seperti calcium glutonae, KCl, atau NaCl

dapat mencegah timbulnya kembali kram muskulorum pada otot betis, atau otot jari.4

Penyebab kram otot

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kram otot antara lain adanya kontraksi

yang tidak terkontrol dari otot, sehingga menyebabkan otot keras dan tegang sehingga terasa

nyeri.

Hal lain yang menyebabkan kram otot adalah olahraga yang tidak biasa dilakukan atau

tanpa pemanasan yang memadai.

Kejang otot yang terjadi sewaktu berenang dapat diatasi dengan jalan menarik lutut ke

dada sambil badan berusaha mengapung.5

Kram sendiri merupakan kontraksi otot secara terus menerus melakukan aktivitas, lama

kelamaan otot menjadi kejang dan tidak mampu lagi berkontraksi yang kadang-kadang

disebabkan oleh ketidakseimbangan kalsium dan kalium dalam tubuh, tetapi lebih sering terjadi

akibat kelelahan. Kram bisa terjadi pada otot mana saja.

Pembahasan terhadap Kasus

Pada kasus ini didapatkan bahwa seorang anak laki-laki yang merasa kan kejang pada

betis kanannya saat dia sedang melakukan latihan untuk perlombaan renang, dan si penjaga

kolam melakukan dorongan terhadap kakinya kearah dorsal.

8

Page 9: Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

Banyak yang dapat menyebabkan kejang atau yang biasa disebut dengan kram otot. Salah

satunya adalah dikarenakan dia tidak melakukan pemanasan atau terjadinya kontraksi yang terus

menerus yang tidak terkontrol yang menyebabkan otot menjadi keras dan menyebabkan rasa

nyeri.

Dikasus ini seorang perenang merasakan kejang di betisnya, dan biasa kram pada betis

terjadi pada musculus gastrocnemius. Dan kontraksi otot dapat terjadi asetilkolin membebaskan

ion kalsium (Ca2+) yang berada diantara sel otot.

Dan dalam kasus ini dituliskan bahwa salah satu penjaga kolam memegang kaki kanan si

anak dan mendorong telapak kaki kanannya kearah dorsal selama 2 menit. Hal ini dilakukan

karena saat terjadi kram itu berarti otot tersebut sedang mengalami kontraksi yang tidak

terkontrol , dan pada saat sedang terjadi kram yang dilakukan adalah dengan meregangkan otot

berlawanan dengan arah otot atau bagian yang mengalami kejang tersebut karena dengan begitu

itu akan membantu pelemasan otot sehingga sirkulasi oksigen menjadi lancer. Dan peregangan

otot yang keram dilakukan secara perlahan, saat terjadi kram otot berarti otot tersebut sedang

kontraksi dan sedang meregang, dan itulah sebabnya mengama saat otot meregang dengan kuat

regangan tersebut harus ditambah supaya semakin meregang semakin kuat dan pada saat itulah

otot-otot yang mengalami kram tersebut atau otot yang mengalami kontraksi yang berlebihan

akan kembali relaksasi.

Kesimpulan

Kesimpulan dari kasus ini adalah bahwa kram otot dapat terjadi karena adanya kontraksi

otot yang berlebihan dan diakibatkan juga karena tidak adanya pemanasan terlebih dahulu

sebelum melakukan kegiatan olahraga, dan dalam kasus ini seorang anak laki-laki sedang

melakukan latihan berenang.

Dan maka dari itu hipotesis yang diambil memiliki kemungkinan yang benar bahwa salah

satu mengapa anak laki-laki ini bisa merasakan kejang karena tidak adanya pemanasan atau

waktu yang dia gunakan sudah terlalu lama yang menyebabkan otot mengalami kelelahan

sehingga terjadinya kontraksi yang berlebihan yang tidak terkontrol.

9

Page 10: Mekanisme Terqejadinya Kram Pada Otot Dan Faktor Penyebabnya

Daftar Pustaka

1. Biologi dan Histologi Sel. Johnson KE.1994. Edisi 1. Jakarta. Binarupa Aksara . h.197-205

2. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Guyton C Arthur. 1976. Jakarta. EGC Penerbit Buku

Kedokteran . h.148-159

3. Buku Ajar Myologi. Salim, Darminto. 2013. Jakarta. h.38-41

4. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Muttaqin A. 2008.

Jakarta. Salemba Medika. h.131

5. Pertolongan Pertama . Mohammad, Kartono. 1975. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. h. 45

6. Biology Interaktif Kls.XI IPA. Setiowati T, Furqonita D. 2007. Jakarta. Azka Press. h.79

10