Mekanisme Kerja Jantung
Jorgi Neforinaldy M
10-2011-390
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jorgi Neforinaldy M
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
e-mail: [email protected] AbstrakSistem Kardiovaskuler
merupakan system transportasi dalam tubuh yang berfungsi
menghantarkan berbagai nutrisi,oksigen , air dan elektrolit menuju
jaringan tubuh dan membawa berbagai sisa metabolism jaringan ke
alat eksresi . Selanjutnya juga mengangkut panas sebagai hasil
proses metabolism sel ke seluruh tubuh serta membawa berbagai
hormone dari kelenjar endokrin ke organ sasaran . Komponen utama
dari system Kardiovaskuler adalah Jantung yang berfungsi sebagai
pompa , Pembuluh darah yang berperan sebagai saluran dan darah yang
menjadi media transportnya . Tekanan darah yaitu tekanan yang
dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh
jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah di atrium
maupun ventrikel berbeda . Begitu juga dengan tekanan di aorta
maupun vena-vena . KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas anugrah dari Tuhan Allah yang telah menyertai
sepanjang pembuatan makalah Pengaruh kerja jantung terhadap tekanan
darah. Tanpa penyertaaNYA makalah ini tidak akan bisa terselesaikan
dengan maksimal dan tepat waktu.
Makalah ini disusun berpedoman pada modul yang sedang dipelajari
, yaitu modul blok 8 tentang Kardiovaskuler 1(Jantung) , Makalah
ini juga dikutip dari dari berbagai sumber .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurana.
Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun akan senang hati
diterima demi menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca sesuai dengan tujuan tersusunnya
makalah ini.
Akhir kata dengan penuh rasa hormat, penulis ucapkan terima
kasih kepada dr. Inggrid selaku tutor selama pembuatan makalah ini,
untuk setiap energi, waktu, dan ilmu yang telah diberikan. Begitu
juga dengan setiap rekan yang membantu memperlancar pembuatan
makalah ini, penulis juga ucapkan terima kasih. Soli Deo
Gloria.
Jakarta, 06 Juni 2012
Penulis
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sistem Kardiovaskuler merupakan system transportasi dalam tubuh
yang berfungsi menghantarkan berbagai nutrisi,oksigen , air dan
elektrolit menuju jaringan tuubuh dan membawa berbagai sisa
metabolism jaringan ke alat eksresi . Selanjutnya juga mengangkut
panas sebagai hasil proses metabolism sel ke seluruh tubuh serta
membawa berbagai hormone dari kelenjar endokrin ke organ sasaran .
Komponen utama dari system Kardiovaskuler adalah Jantung yang
berfungsi sebagai pompa , Pembuluh darah yang berperan sebagai
saluran dan darah yang menjadi media transportnya . Jantung
memiliki 2 sistem Sirkulasi yaitu Sirkulasi Sistemik dan Sirkulasi
Pulmonal . Sirkulasi Pulmonal merupak peredaran darah dari jantung
ke paru-paru dan dari paru-paru ke jantung . Sedangkan sirkulasi
sistemik menyalurkan darah ke seluruh organ/jaringan tubuh dan dari
seluruh tubuh kembali ke jantung .
1.2Tujuan
Makalah ini Bertujuan untuk menjelaskan pada tentang Sistem
pengaturan kerja jantung dan dengan berbagai hal yang menyangkut
Tentang jantung beserta sirkulasi nya serta Pembuluh darah
berpedoman pada modul yang sedang dipelajari yaitu Modul Blok 8
tentang Kardiovaskuler ..Tekanan Darah
Saat melakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis ,
dokter biasanya ada alat khusus yang digunakan oleh dokter untuk
memeriksa tekanan darah. Alat untuk memeriksa tekanan darah disebut
sphigmomanometer atau dikenal juga dengan tensimeter. Ada
tensimeter digital dan ada juga tensimeter air raksa yang masih
umum digunakan untuk pemeriksaan klinis.
Dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan menyuruh
Anda duduk atau berbaring, karena itu posisi terbaik untuk mengukur
tekanan darah. Lalu dokter biasanya akan mengikat kantung udara
pada lengan kanan kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera.
Setelah itu, dilakukan pengukuran tekanan darah. Perbedaan antara
tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut.
Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh
manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan
biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya
dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka
pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat
denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak,
dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas.
Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di
antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga
disebut tekanan bawah.
Setelah mengetahui tekanan darah, pasti Anda ingin mengetahui
apakah tekanan darah Anda termasuk rendah, normal atau tinggi.
Berikut ini penggolongan tekanan darah berdasarkan angka hasil
pengukuran dengan tensimeter untuk tekanan sistolik dan diastolic
:
Tekanan DarahSistolik (angka pertama)Diastolik (angka kedua)
Darah rendah atau hipotensiDi bawah 90Di bawah 60
Normal90 12060 80
Pre-hipertensi120 14080 90
Darah tinggi atau hipertensi (stadium 1)140 16090 100
Darah tinggi atau hipertensi (stadium 2 / berbahaya)Di atas
160Di atas 100
Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah- Faktor Fisiologis :
a. Kelenturan dinding arterib. Volume darah, semakin besar
volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.c. Kekuatan gerak
jantungd. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar
resistensi terhadap aliran.e. Curah jantung, semakin tinggi curah
jantung maka tekanan darah meningkatf. Kapasitas pembuluh darah,
makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi tekanan
darah.
- Faktor Patologis:a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon
saaat tekanan darah turun dan berusaha menstabilankan tekanan darah
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga
butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan
darah naik)c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin
vasokontriksi periferd. Usia : semakin bertambah umur semakin
tinggi tekan darah (berkurangnya elastisitas pembuluh darah )e.
Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah
karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2
lebih untuk pembakaranf. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah
karena pusat pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikan
tekanan darahStruktur Jantung Manusia
Jantung adalah organ muskular berongga yang bentuknya mirip
piramid dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung
terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi oleh
mediastinum, di bagian tengah diafragma di depan esofagus,
berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya
seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar mengarah ke bahu
kanan dan ujung bawah yang mengerucut mengah ke panggul kiri.
1-3Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dextrum, batas kiri
oleh auricula sinistra dan di bawah oleh ventriculus sinister.
Batas bawah terutama dibentuk oleh ventriculus dexter tetapi juga
oleh atrium dextrum dan apex oleh ventriculus sinister. Jantung
memiliki tiga permukaan, yaitu facies sternocostalis (bagian
anterior), facies diaphragmatica (inferior), dan basis cordis
(facies posterior). Selain itu terdapat apex yang arahnya ke bawah,
depan, dan kiri. 31. Facies sternocostalis
Terutama dibentuk oleh atrium dextrum dan ventriculus dexter,
yang dipisahkan satu sama lain oleh sulcus atrioventricularis.
Pinggir kanannya dibentuk oleh atrium dextrum dan pinggir kirinya
oleh ventriculus sinister dan sebagian auricula sinistra.
Ventriculus dexter dipisahkan dari ventriculus sinister oleh sulcus
interventricularis anterior.2. Facies diaphragmatica
Terutama dibentuk oleh ventriculus dexter dan sinister yang
dipisahkan oleh sulcus interventricularis posterior. Permukaan
inferior atrium dextrum, tempat bermuara vena cava inferior, juga
ikut membentuk facies diaphragmatica.3. Basis cordis
Basis cordis atau facies posterior terutama dibentuk oleh atrium
sinistrum, tempat bermuara empat venae pulmonales. Basis cordis
terletak berlawanan dengan apex cordis.
4. Apex cordis
Dibentuk oleh ventriculus sinister mengarah ke bawah, depan, dan
kiri. Apex terletak setinggi spatium intercostale V sinistra, 9 cm
dari garis tengah. Pada daerah apex, denyut apex biasanya dapat
dilihat dan diraba pada orang hidup.Jantung dibagi oleh septa
vertikal menjadi empat ruang yaitu atrium dextrum, atrium
sinistrum, ventriculus dexter, dan ventriculus sinister. Atrium
dextrum terletak anterior terhadap atrium sinistrum dan ventriculus
dexter anterior terhadap ventriculus sinister. Dinding jatung
tersusun atas otot jantung, miokardium, yang di luar terbungkus
oleh pericardium serosum, yang disebut epikardium, dan di bagian
dalam diliputi oleh selapis endotel disebut endokardium. 1-41.
Atrium dextrum
Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong
kecil, auricula. Pada permukaan jantung pada tempat pertemuan
atrium kanan dan auricula kanan terdapat sebuah sulcus vertikal
yaitu sulcus terminalis, yang pada permukaan dalamnya berbentuk
rigi disebut crista terminalis. Bagian utama atrium yang terletak
posterior terhadap rigi berdinding licin dan bagian ini pada masa
embrio berasal dari sinus venosus. Pada bagian atrium di anterior
rigi terdapat tonjolan otot horizontal yaitu muskuli pektinatus,
berjalan dari crista terminalis ke auricula dextra.
Vena cava superior bermuara ke dalam bagian atas atrium dextrum,
muara ini tidak mempunyai katup. Vena cava superior mengembalikan
darah ke jantung dari setengah bagian atas tubuh. Vena cava
inferior (lebih besar dari vena cava superior) bermuara ke bagian
bawah atrium dextrum, dilindungi oleh katup rudimenter. Vena cava
inferior mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian bawah
tubuh. Sinus coronarius mengalirkan sebagian besar darah dari
dinding jantung bermuara ke dalam atrium dextrum, di antara vena
cava inferior dan ostium atrioventriculare dextrum, muara ini
dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi. Ostium
atrioventriculare dextrum terletak anterior terhadap muara vena
cava inferior dan dilindungi oleh valva tricuspidalis.
Pada septum interatriale, yang memisahkan atrium dextrum dan
atrium sinistrum, terdapat fossa ovalis dan anulus ovalis. Fossa
ovalis merupakan lekukan dangkal yang merupakan tempat foramen
ovale pada janin. Anulus ovalis membentuk piggir atas fossa. Dasar
fossa merupakan septum primum persisten jantung janin, dan anulus
dibentuk dari pinggir bawah septum secundum.2. Ventriculus
dexter
Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dextrum melalui
ostium atrioventriculare dextrum dan dengan truncus pulmonalis
melalui ostium trunci pulmonalis. Waktu ronga mendekati ostium
trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, tempat
ini disebut infundibulum.
Dinding ventriculus dexter jauh lebih tebal dibandingkan dengan
atrium dextrum dan menunjukkan beberapa rigi yang menonjol ke
dalam, yang dibentuk oleh berkas-berkas otot. Rigi-rigi yang
menonjol ini menyebabkan dinding ventrikel terlihat seperti busa
dan dikenal sebagai trabeculae carneae. Trabeculae carneae terdiri
atas tiga jenis. Jenis pertama terdiri atas musculi paillares,
menonjol ke dalam, melekat melalui basisnya pada dinding ventrikel,
puncaknya dihubungkan oleh tali-tali fibrosa (chordae tendineae) ke
cuspis valva tricuspidalis. Jenis kedua, melekat dengan ujungnya
pada dinding ventrikel dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu
di antaranya adalah trabecula septomarginalis, menyilang rongga
ventrikel dari septa ke dinding anterior. Jenis ketiga hanya
terdiri atas rigi-rigi yang menonjol.
Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare, terdiri
atas tiga cuspis yang dibentuk oleh lipatan endocardium disertai
sedikit jaringan fibrosa yang meliputinya yaitu cuspis anterior,
cuspis septalis, dan cuspis posterior. Valva trunci pulmonalis
melindungi ostium trunci pulmonalis dan terdiri atas tiga valva
semiulnaris yang dibentuk dari lipatan endokardium disertai sedikit
jaringan fibrosa yang meliputinya. Ketiga valvula semilunaris
tersusun sebagai satu yang terletak posterior dan dua yang terletak
anterior. 3. Atrium sinistrum
Terletak di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil
dari atrium kanan tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium sinistrum
menampung empat venae pulmonales yang mengembalikan darah
teroksigenasi dari paru-paru. Sama seperti atrium dextrum, atrium
sinistrum terletak di belakang atrium dextrum dan membentuk
sebagian besar basis atau facies posterior jantung. Di belakang
atrium sinistrum terdapat sinus obliquus pericardii serosum dan
pericardium fibrosum memisahkannya dari oesophagus.
Atrium sinistrum merupakan muara empat venae pulmonales, dua
dari masing-masing paru-paru bermuara pada dinding posterior dan
tidak mempunyai katup. Ostium atrioventriculare sinistrum
dilindungi oleh valva mitralis. Valva mitralis berfungsi menjaga
aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri.
4. Ventriculus sinister
Berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium
atrioventriculare sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aortae.
Dinding ventriculus sinister tiga kali lebih tebal dari pada
dinding ventriculus dexter. Tekanan darah di dalam ventriculus
sinister enam kali lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di dalam
ventriculus dexter. Terdapat trabeculae carneae yang berkembang
baik, dua buah musculi papilares yang besar, tetapi tidak terdapat
trabecula septomarginalis. Bagian ventrikel di bawah ostium aortae
disebut vestibulum aortae.Valva mitralis melindungi ostium
atrioventriculare. Valva terdiri atas dua cuspis, cuspis anterior
dan cuspis posterior. Strukturnya sama dengan cuspis pada valva
tricuspidalis. Cuspis anterior lebih besar dan terletak antara
ostium atrioventriculare dan ostium aortae. Perlekatan chordae
tendineae ke cuspis dan musculi papillares sama seperti valva
tricuspidalis.Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai
struktur yang sama dengan struktur valva trunci pulmonalis. Satu
cuspis terletak di anterior (valvula semilunaris dextra) dan dua
cuspis terletak di dinding posterior (valvula semilunaris sinistra
dan posterior). Di belakang setiap cuspis dinding aorta menonjol
membentuk sinus aortae. Sinus aortae anterior merupakan tempat asal
arteria cornoaria dextra, dan sinus posterior sinistra tempat asal
arteria coronaria sinistra.
Gambar 1. Struktur Makroskopik Umum Jantung snellJantung
mendapatkan peredaran darah dari arteria coronaria dextra dan
sinistra. Kedua arteri ini berasal dari aorta ascendens tepat di
atas valva aortae. Arteriae coronariae terletak di atas sulcus
coronariae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya terdapat
di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat
subepicardial. 1,31. Arteria coronaria dextra
Berasal dari sinus anterior aortae, berjalan ke depan di antara
truncus pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan turun
hampir vertikal di dalam sulcus atrioventriculare dextra, pada
pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior
sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan
arteria coronaria sinistra di dalam sulcus interventricularis
posterior. Cabang-cabang arteria coronaria dextra berikut ini
mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian dari
atrium sinistrum dan ventriculus sinister, dan septum
atrioventriculare.
Cabang utama dari arteria coronaria dextra:
a. Arteri interventrikular posterior, mensuplai darah untuk
kedua dinding ventrikel.
b. Arteri marginalis kanan, mensuplai darah untuk atrium kanan
dan ventrikel kanan.
2. Arteria coronaria sinistra
Biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria
dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar
atrium sinister, ventriculus sinister, dan septum ventriculare.
Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aortae aorta
ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan
auricula sinistra. Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus
atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus
interventricularis anterior dan ramus circumflexus. Cabang utama
dari arteria coronaria sinistra:
a. Arteri interventrikular anterior, mensuplai darah ke bagian
anterior ventrikel kanan dan kiri serta membentuk satu cabang,
arteri marginalis kiri, yang mensuplai darah ke ventrikel kiri.
b. Arteri sirkumfleksa, mensuplai darah ke atrium kiri dan
ventrikel kiri. Di sisi posterior, arteri sirkumfleksa
beranastomosis dengan arteria coronaria dextra.
Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium
kanan melalui sinus coronarius yang terletak pada bagian posterior
sulcus atrioventricularis dan merupakan lanjutan dari vena cardiaca
magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri vena
cava inferior. Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media
merupakan cabang sinus coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium
dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan melalui
vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.
3Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan
saraf otonom melalui plexus cardiacus yang terletak di bawah arcus
aortae. Saraf simpatis berasal dari bagian cervicale dan thoracale
bagian atas truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis
berasal dari nervus vagus. 31. Serabut-serabut postganglionik
simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan nodus
atrioventricularis, serabut-serabut otot jantung, dan arteriae
coronariae. Perangsangan serabut-serabut saraf ini menghasilkan
akselerasi jantung, meningkatnya daya kontraksi otot jantung, dan
dilatasi arteriae coronariae.2. Serabut-serabut postganglionik
parasimpatis berakhir pada nodus sinuatrialis, nodus
atrioventricularis dan arteriae coronariae. Perangsangan saraf
parasimpatis mengakibatkan berkurangnya denyut dan daya kontraksi
jantung dan konstriksi arteriae coronariae.
Jantung adalah bagian sistem vaskular yang berotot dan
berkontraksi secara ritmik untuk memberikan daya gerak bagi
sirkulasi darah. Miokardiumnya analog dengan tunika media pembuluh
darah lainnya tetapi tidak mengandung otot polos melainkan otot
jantung lurik. Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan, endokard,
miokard, dan epikard, yang homolog dengan tunika intima, tunika
media, dan tunika adventisia pembuluh darah. 5-71. Endokard
Endokard dilapisi endotel sel-sel gepeng poligonal yang menyatu
dengan endotel pembuluh yang memasuki dan keluar dari jantung.
Tepat di bawah endotel terdapat lapis tipis serat kolagen dan
elastin dengan sedikit fibroblas. Di luar ini terdapat lapis dengan
jaringan ikat lebih padat yang merupakan bagian terbesar tebal
endokard. Lapis ini kaya akan serat elastin dan mengandung sejumlah
sel otot polos, terutama di daerah septum ventrikular. Lapis
subendotel dari jaringan ikat longgar mengikat endokard pada
miokard dan menyatu dengan endomisium. Lapis ini mengandung
pembuluh darah kecil, saraf. Dan berkas serat dari sistem
penghantar jantung. Dalam dinding tipis atrium, jaringan ikat
endokard meluas elalui celah-celah semit di antara berkas serat
otot untuk menyatu dengan yang dar epikard. Sebuah lapis
subendokard tidak terdapat pada muskulus papilaris dan korda
tendinea yang terhambat pada tepian bebas katup mitral dan
trikuspid.
2. Miokard
Terutama terdiri atas serat otot jantung yang berfungsi memompa
darah melalui peredaran. Beberapa miosit jantung juga memiliki
fungsi sekresi endokrin. Ada yang dikhususkan untuk mengawali
impuls yang mengatur irama kontraksi jantung, dan lainnya
dikhususkan untuk konduksi impuls dari atria ke ventrikel. Sel-sel
mioendokrin dari miokard terutama berlokasi di atrium dan septum
ventrikular. Ciri yang paling mencolok adalah kumpulan granul
sekresi kecil dalam kolom sarkoplasma pusat yang mengandung inti
dan kompleks Golgi. Jumlah lebih sedikit granul ditemukan di antara
miofibril di seluruh sel. 3. Epikard
Terdiri atas lapis dalam yang terdiri atas jaringan ikat
fibroelastis dan sebuah lapis luar dari sel-sel endotel gepeng.
Jaringan ikat lapis dalam menyatu dengan endomisium dari miokard di
bawahnya. Pembuluh darah koroner utama yang melintasi jaringan ikat
lapis endokard, dibungkus oleh sedikit banyak jaringan lemak.
Epikard juga membentuk lapis viseral dari perikard, sebuah rongga
serosa yang mengelilingi jantung/ sekitar pangkal aorta dan arteri
pulmoner, epikard menyatu dengan lapis parietal perikard, lapis
jaringan fibroelastis berlapiskan mesotel serupa. Lapis viseral dan
parietal perikard membatasi ruangan sempit, disebut rongga perikar.
Mengandung sedikit cairan yang memungkinkan permukaan mesotel licin
dari epikard dan parietal perikard saling bergeser dengan bebas
selama kontraksi dan relaksasi jantung. Jika rongga perikard
terinfeksi, maka lapis-lapis ini dapat saling melengket, menutup
celah di antaranya sehingga menghalangi denyut jantung.Pembuluh
Darah
Dalam mempelajari dinding pembuluh darah hendaknya selalu
diingat 3 lapisan utama yaitu tunika intima, tunika media dan
tunika adventisia.
a. Tunika intima.
Intima terdiri atas satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh
lapisan subendotel jaringan ikat longgar yang kadang-kadang
mengandung sel otot polos. Pada arteri, intima dipisahkan dari
tunika media oleh lamina elastika intena yaitu komponen terluar
dari intima lamina ini terdiri atas elastin, memiliki celah-celah
yang memungkinkan terjadi difusi zat untuk memberikan nutrisi ke
sel-sel bagian dinding pembuluh. Karena tekanan darah dan kontraksi
pembuluh tidak terjadi pada saat kematian, tunika intima arteri
pada umumnya tampak berombak-omba pada sedian jaringan.b. Tunika
media .
Tunika media terutama terdiri atas lapisan kosentris sel-sel
otot polos yang tersusun secara berpilin. Diantara sel-sel otot
polos terdapat serat dan lamela elastin, serat retikulin,
proteoglikan, dan glikopotein dalam jumlah bervariasi. Sel otot
polos menjadi sumber sel dari matriks ekstrasel ini. Pada arteri,
tunika media memiliki lamina elastika eksterna yang lebih tipis,
yang memisahkannya dari tunika adventisia.
c. Tunika adventisia
Tunika adventisia terutama terdiri atas serat kolagen dan
elastin. Kolagen dalam adventisia berasal dari tipe 1. lapisan
adventisia berangsur menyatu dengan jaringan ikat organ tempat
pembuluh darah berada.Sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia
terdiri atas peredaran darah pulmonal yang di dalam peredaran ini
menyalurkan darah dari jantung menuju ke paru-paru dan darah dari
paru menuju kembali ke jantung dan peredaran darah sistemik yaitu
dalam peredaran darah ini menyalurkan darah ke seluruh organ /
jaringan dalam tubuh dan dari seluruh tubuh ke jantung.Sistem
kardiovaskuler ini terdiri atas 3 komponen utama yaitu jantung
sebagai pompa, pembuluh darah sebagai saluran, dan darah sebagai
media transport. Susunan pembuluh darah sendiri terdiri atas Tunika
Intima terdiri atas sel endotel (epitel selapis gepeng) dan
subendotel (jaringan ikat areolar)
Tunika Media terdiri dari Jumlah jaringan ikat padat yang
bervariasi dan otot polos
Tunika Adventitia berisi jaringan ikat, serat saraf, pembuluh
limf dan vasa vaserum : pembuluh darah yang berfungsi untuk
memperdarahi pembuluh darah yang lebih besar. Batas antara tunika
intima dengan tunika media yaitu tunika elastika interna, sedangkan
batas antara tunika media dengan tunika adventisia adalah tunika
elastika eksterna.
Terdapat 3 jenis pembuluh darahKapiler darah ( sebagai tempat
pertukaran zat ) lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit
saja. Pada kapiler terdapat sel endotel menonjol ke dalam lumen dan
sel perisit menonjol keluar lumen. Kapiler memiliki dinding selapis
sel endotel / hanya tunika intima dengan fungsinya yaitu sebagai
tempat pertukaran bahan secara difusi melalui ruang antar sel.
Bagian ini terdapat 3 jenis yaitu kapiler tipe viseral yang berpori
(fenestrated capillary) dimana beberapa sel endotel mempunyai
pori-pori, banyak pori ditutupi membran, sangat permeabel. Biasanya
terdapat di pankreas, usus, kelenjar endokrin, dan glomerulus
ginjal. Kapiler tipe muskular atau kapiler utuh (continuous
capillary) dan kapiler ini memiliki sel endotel yang kontinu dan
juga sinusoid (discontinous capillary) merupakan bagian yang
berbentuk rongga. Lumen pada kapiler ini lebih besar daripada
kapiler lainnya dan dilalui oleh darah dan cairan limf.Arteri yaitu
sebagai sistem distribusi dibagi atasArteri besar dikenal juga
sebagai arteri tipe elastis Berfungsi menyalurkan darah, meredam
tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar aliran darah
berjalan mulus yang disebut conducting arteries.Arteri ini
mempunyai 3 lapisan pada dindingnya yaitu tunika intima, media, dan
adventisia. Arteri intima:
Tunika Intima
Endotel dengan lamina basalis
Subendotel: jaringan ikat kolagen, elastin, otot polos
Lamina elastika interna
Tight junction dan gap junction
Tunica Media
Lapisan lebih tebal
Serat elastin, kolagen & sel-sel otot polos
Beberapa fibroblast
Tunica Adventisia
Terdiri dari jar ikat dan fibroblas
Lebih tipis daripada tunica media
Beberapa serat elastin
Terdapat vasa vasorum dan serat saraf
Arteri sedang dikenal juga sebagai arteri tipe muskular
berfungsi membagi darah ke organ yang membutuhkannya; disebut
sebagai distributing arteries. Tidak seperti arteri besar, pada
arteri ini tunika elastika interna dan eksterna tampak jelas.
Tunica Intima
Lapisan endotel dengan lamina basalis
Subendotel: sedikit jaringan ikat
Terdapat lamina elastika interna
Tunica Media
Otot polos sirkular, kolagen, bbrp serat elastin
Tidak ada fibroblas
Terdapat lamina elastika eksterna
Tunica Adventisia
Tebal lapisan jaringan ikat kira-kira sama dengan tebal tunica
medianya
Kandungan kolagen yg tinggi dengan fibroblas
Serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna
Arteri kecil disebut juga sebagai arteriol besar. 1-2 lapis pada
tunica media merupakan arteriol, dan 3-8 lapis otot polos pada
tunica media merupakan arteri kecil.Arteriole adalah jenis arteri
terkecil. Lumen pembuluh relatif sempit dan dindingnya tebal.
Derajat tekanan dalam sistem arterial terutama diatur melalui
ketegangan otot polos dalam dinding arteriol.
Vena sebagai collecting system yang mengantar darah dari kapiler
balik ke jantung. Vena pulmonal besar berbeda karena pembuluh ini
membawa darah yang kaya akan oksigen, dari paru-paru ke jantung.
Dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri yang diiringinya,
berhubung dengan tekanan darah dalam sistem vgena yang lebih
rendah. Vena dibedakan menjadi 3 jenis: kecil, sedang, dan besar.
Vena berukuran sedang memiliki katup-katup yang memungkinkan darah
mengalir ke arah jantung, tetapi tidak sebaliknya. Berkas otot
polos memanjang merupakan sifat khas adventitia dan terbentuk
dengan baik pada vena besar. Vena yang mengiringi arteri profunda,
disebut vena comitans. Pada vena sistemik dijumpai lebih banyak
variasi dibanding pada arteri, dan juga terjadi lebih banyak
anastomosis pada vena.Pengaturan Kerja Jantung
Dua makna yang mendasari pengaturan volume darah yang dipompakan
oleh jantung adalah pengaturan intrinsik pemompaan jantung dalam
menanggapi perubahan volume darah yang mengalir ke dalam jantung
dan pengendalian jantung oleh sistem saraf otonom.1
Pengaturan Intrinsik
Kemampuan intrinsik dari jantung untuk beradaptasi terhadap
volume yang berubah-ubah akibat aliran masuk darah disebut sebagai
mekanisme Frank-Straling dari jantung. Secara mendasar mekanisme
Frank-Starling berarti semakin besar otot jantung diregangkan
selama pengisian, semakin besar kekuatan kontraksi dan semakin
besar pula jumlah darah yang dipompa ke dalam aorta. Dalam
batas-batas fisiologis, jantung akan memompa semua darah yang masuk
tanpa membiarkan adanya bendungan darah yang berlebihan di dalam
vena. 8Bila sejumlah darah mengalir ke dalam ventrikel, otot
jantung sendiri akan meregang menjadi lebih panjang. Keadaan ini
selanjutnya akan menyebabkan otot berkontraksi dengan kekuatan yang
bertambah karena filamen aktin dan miosin selanjutnya akan dibawa
mendekati tahap interdigitasi yang optimal untuk membangkitkan
kekuatan. Oleh karena itu, ventrikel karena peningkatan pemompaan,
secara otomatis akan memompa darah tambahan ke dalam arteri.
Kemampuan otot yang diregangkan, sampai mencapai panjang yang
optimal, untuk berkontraksi dengan kekuatan yang bertambah
merupakan karakteristik dari semua otot lurik. 8Pengaturan
Eksterinsik
Selain kontrol intrinsik, isi sekuncup juga berada di bawah
kontrol eksterinsik oleh faktor-faktor yang berasal dari luar
jantung, dengan yang terpenting adalah kerja saraf simpatis jantung
dan epinefrin. Stimulasi simpatis dan epinefrin meningkatkan
kontraktilitas jantung, yaitu kekuatan kontraksi di setiap volume
diastolik akhir. Dengan kata lain, pada stimulasi simpatis jantung
berkontraksi lebih kuat dan memeras keluar lebih banyak darah yang
dikandungnya sehingga penyemprotan darah menjadi lebih tuntas.
8-91. Perangsangan jantung oleh saraf simpatis
Perangsangan saraf simpatis yang kuat dapat meningkatkan
frekuensi denyut jantung pada manusia dewasa dari 180 menjadi 200
per menit. Selain itu perangsangan saraf simpatis juga meningkatkan
kekuatan kontraksi otot jantung, oleh karena itu akan meningkatkan
volume darah yang dipompa dan meningkatka tekanan ejeksi.
2. Perangsangan jantung oleh saraf parasimpatis
Perangsangan vagus yang kuat pada jantung dapat menghentikan
denyut jantung selama beberapa detik, tetapi biasanya jantung akan
mengatasinya dan setelah itu berdenyut dengan kecepatan 20 sampai
40 kali per menit. Selain itu perangsangan vagus yang kuat juga
dapat menurunkan kekuatan kontraksi otot sebesar 20 sampai 30
persen. Tabel 1. Efek Sistem Saraf Otonom dan Struktur yang
Mempengaruhi Jantung 9Daerah yang TerkenaEfek Stimulasi
ParasimpatisEfek Stimulasi Simpatis
Nodus SA
Nodus AV
Jalur Hantaran Ventrikel
Otot atrium
Otot ventrikel
Medula Adrenal
VenaMengurangi kecepatan depolarisasi ke ambang, mengurangi
kecepatan denyut jantung
Mengurangi eksibilitas, meningkatkan penundaan nodus AV
Tidak ada efek
Mengurangi kontraktilitas, memperlemah kontraksi
Tidak ada efek
Tidak ada efek
Tidak ada efekMeningkatkan kecepatan depolarisasi ke ambang,
meningkatkan kecepatan denyut jantung
Meningkatkan eksibilitas, mengurangi penundaan nodus AV
Meningkatkan eksibilitas, mempercepat hantaran melalui berkas
His dan sel Purkinje
Meningkatkan kontraktilitas, memperkuat kontraksi
Meningkatkan kontraktilitas, memperkuat kontraksi
Mendorong sekresi epinefrin medula adrenal, suatu hormon yang
memperkuat efek sistem saraf simpatis pada jantung
Meningkatkan aliran balik vena, yang meningkatkan kekuatan
kontraksi jantung melalui mekanisme Frank-Starling
Mekanisme Kerja JantungAktivitas Listrik di Jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh
potensial aksi yang menyapu ke seluruh membran sel otot. Jantung
berkontraksi, atau berdenyut, secara ritmis akibat potensial aksi
yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung. 91. Sel kontraktil,
yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja
mekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak
membentuk sendiri potensal aksinya.
2. Sel-sel otoritmik, sel-sel jantung sisanya yang sedikit
tetapi sangat penting. Sel otoritmik tidak berkontraksi tetapi
khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan
kontraksi sel-sel jantung kontraktil.
Berbeda dari sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya
berada pada potensial istirahat yang konstan kecuali jika sel
dirangsang, sel otoritmik jantung tidak memilki potensial
istirahat. Sel-sel ini malah memperlihatkan aktivitas pemacu yaitu
potensial membrannya secara perlahan terdepolarisasi, antara
potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai. Pergeseran lambat
potensial membran sel otoritmik ke ambang disebut potensial pemacu.
Melalui siklus berulang tersebut, sel-sel otoritmik tersebut memicu
potensial aksi yang kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk
memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf apapun. 9
Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks
beberapa mekanisme ionik yang berbeda. Perubahan terpenting dalam
perpindahan ion yang menimbulkan potensial pemacu adalah penurunan
arus K+ keluar diserta oleh arus Na+ masuk yang konstan dan
peningkatan arus Ca2+ masuk. 91. Fase awal depolarisasi lambat ke
ambang disebabkan oleh penurunan siklis fluks pasif K+ keluar
disertai kebocoran Na+ ke dalam yang berlangsung lambat dan
konstan. Di sel otoritmik jantung, permeabilitas K+ tidak tetap di
antara potensial aksi seperti di sel saraf dan sel otot rangka.
Permeabilitas membran terhadap K+ menurun di antara dua potensial
aksi karena saluran K+ secara perlahan menutup pada potensial
negatif. Tidak seperti sel saraf dan sel otot rangka, sel otoritmik
jantung tidak memiliki saluran Na+ berpintu voltase. Sel-sel ini
memiliki saluran yang selalu terbuka dan sehingga permeabel
terhadap Na+ pada potensial negatif, akibatnya bagian dalam secara
gradual menjadi kurang negatif.
2. Pada paruh kedua potensial pemacu, suatu saluran Ca2+
transien membuka. Sewaktu depolarisasi lambat berlanjut, saluran
ini terbuka sebelum membran mencapai ambang. Influks singkat Ca2+
yang terjadi semakin mendepolarisasi membran membawanya ke
ambang.
3. Setelah ambang tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi
sebagai respons terhadap pengaktifan saluran Ca2+ berpintu voltase
yang berlangsung lebih lama dan diikuti oleh influks Ca2+ dalam
jumlah besar. Fase naik yang diinduksi Ca2+ pada sel pemacu jantung
ini berbeda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka
yaitu influks Na+, bukan influks Ca2+ yang mengubah potensial ke
arah positif.
4. Fase turun disebabkan oleh efluks K+ yang terjadi ketika
permeabilitas K+ meningkat akibat pengaktifan saluran K+ berpintu
voltase. Setelah potensial aksi selesai, terjadi depolarisasi
lambat berikutnya menuju ambang akibat penutupan saluran K+ secara
perlahan.
Gambar 2. Grafik Aktivitas Pemacu Sel Otoritmik Jantung 9Denyut
jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang khusus dan
menyebarkan melalui sistem ini ke semua bagian miokardium. Struktur
yang membentuk sistem penghantar adalah simpul sinoatrial (simpul
SA), lintasan simpul sinoatrial, lintasan antar simpul di atrium,
simpul atrioventrikular (simpul AV), berkas His dan
cabang-cabangnya, dan sistem Purkinje. Berbagai bagian sistem
penghantar, dan pada keadaan abnormal, bagian-bagian miokardium
mampu mengeluarkan listrik spontan. Meskipun demikian, simpul SA
secara normal mengeluarkan listrik paling cepat, depolarisasi
menyebar dari sini ke bagian lain sebelum mengeluarkan listrik
secara spontan. Karena itu simpul SA merupakan pacu jantung normal,
kecepatannya mengeluarkan listrik menentukan frekuensi denyut
jantung. Impuls yang dibentuk dalam simpul SA berjalan melalui
lintasan atrium ke simpul AV, melalui sistem Purkinje ke otot
ventrikel. 1,3,81. Nodus sinoatrial
Nodus sinoatrial terletak pada dinding atrium dextrum di bagian
atas sulkus terminalis, tepat di sebelah kanan muara vena kava
superior. Nodus ini merupakan asal impuls ritmik elektronik yang
secara spontan disebarkan ke seluruh otot-otot jantung atrium dan
menyebabkan otot-otot ini berkontraksi.
2. Nodus atrioventrikular
Nodus atrioventrikular terletak pada bagian bawah septum
interatriale tepat di atas tempat perlekatan cuspis septalis valva
tricuspidalis. Dari sini, impuls jantung dikirim ke ventrikel oleh
fasciculus atrioventricularis. Nodus atrioventricularis distimulasi
oleh gelombang eksitasi pada waktu gelombang ini melalui miokardium
atrium.
3. Fasciculus atrioventrikularis
Fasciculus atrioventrikularis (berkas His) merupakan
satu-satunya jalur serabut otot jantung yang menghubungkan
miokardium atrium dan miokardium ventrikulus, oleh karena itu
fasciculus ini merupakan satu-satunya jalan yang dipergunakan oleh
impuls jantung dari atrium ke ventrikel. Fasciculus ini berjalan
turun melalui rangka fibrosa jantung. Berkas His kemudian berjalan
turun di belakang cuspis septalis valva tricuspidalis untuk
mencapai pinggir inferior pars membranasea septum
interventriculare. Pada pinggir pars muscularis septum, fasciculus
ini terbelah menjadi dua cabang, satu cabang untuk setiap
ventrikel. Cabang berkas kanan (right bundle branch) berjalan turun
pada sisi kanan septum interventriculare untuk mencapai trabecula
septomarginalis, tempat cabang ini menyilang dinding anterior
ventriculus dexter. Di sini cabang tersebut melanjut sebagai
serabut-serabut plexus Purkinje.Cabang berkas kiri (left bundle
branch) menembus septum dan berjalan turun pada sisi kiri di bawah
endokardium. Biasanya cabang ini bercabang dua (anterior dan
posterior) yang akhirnya mekanjutkan diri sebagai serabut-serabut
plexus Purkinje ventriculus sinister.4. Jalur konduksi
internodus
Impuls dari nodus sinoatrial kenyataannya berjalan ke nodus
atrioventricularis lebih cepat daripada kesanggupannya berjalan
sepanjang miokardium melalui jalan yang seharisnya. Fenomena ini
dijelaskan dengan adanya jalur-jalur khusus di dalam dinding atrium
yang terdiri atas struktur campuran antara serabut-serabut Purkinje
dan sel-sel otot jantung. a. Jalur internodus anterior
Meninggalkan ujung anterior nodus sinoatrial dan berjalan ke
anterior menuju ke muara vena kava superior. Jalur ini berjalan
turun pada septum atrium dan berakhir pada nodus
atrioventricularis.b. Jalur internodus medius
Meninggalkan ujung posterior nodus sinoatrialis dan berjalan ke
posterior menuju muara vena kava superior. Jalur ini turun ke bawah
pada septum atrium menuju ke nodus atrioventricularis.c. Jalur
internodus posterior
Meninggalkan bagian posterior nodus sinoatrial dan turun melalui
crista terminalis dan valva vena kava inferior menuju ke nodus
atrioventricularis.
Gambar 3. Sistem Penghantar Khusus pada Jantung 9Karena berbagai
sel otoritmik memiliki laju depolarisasi lambat ke ambang yang
berbeda-beda, maka frekuensi normal pembentukan potensial aksinya
juga berebda-beda. Sel-sel jantung dengan kecepatan inisiasi
potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Dalam keadaan normal
nodus SA memiliki laju otoritmisitas tertinggi yaitu 70-80
potensial aksi per menit, karenanya nodus SA dikenal sebagai pemacu
jantung. 8-9Potensial Aksi Sel Kontraktil Jantung
Jantung pada dasarnya terdiri atas tiga tipe otot jantung yang
utama yaitu otot atrium, otot ventrikel, dan serat otot khusus
penghantar rangsangan dan pencetus rangsangan. Tipe otot atrium dan
ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka,
hanya saja lamanya kontraksi otot-otot tersebut lebih lama.
Sebaliknya, serat-serat khusus penghantar dan pencetus rangsangan
berkontraksi dengan lemah sekali sebab serat-serat ini hanya
mengandung sedikit serat kontraktif. 8Potensial aksi di sel-sel
kontraktil jantung, meskipun dipicu oleh sel-sel nodus pemacu,
bervariasi mencolok dalam mekanisme ionik dan bentuknya dibanding
potensial nodus SA. Potensial membran istirahat otot jantung normal
kira-kira -85 sampai -95 milivolt dan kira-kira -90 sampai -100
milivolt terdapat di dalam serat penghantar khusus, serat Purkinje.
Potensial aksi yang direkam dalam otot ventrikel, sebesar 105
milivolt, yang berarti bahwa potensial membran tersebut meningkat
dari nilai normalnya yang biasanya sangat negatif menjadi sedikit
positif, kira-kira +20 milivolt. Bagian yang positif disebut
sebagai potensial kaduk jantung. Setelah terjadi gelombang paku
yang pertama, membran tetap dalam keadaan depolarisasi selama
kira-kira 0,2 detik dalam otot atrium dan kira-kira 0,3 detik dalam
otot ventrikel, memperlihakan suatu gambaran plateau, diikuti
dengan keadaan repolarisasi yang terjadi dengan tiba-tiba pada
bagian akhir pateau. Adanya pateau ini dalam potensial aksi
menyebabkan kontraksi otot jantung berlangsung selama 3 sampai 15
kali lebih lama daripada kontraksi otot rangka. 8,9Sekali membran
satu sel kontraktil miokardium tereksitasi, maka terbentuk
potensial aksi melalui proses rumit perubahan permeabilitas dan
perubahan membran potensial sebagai berikut. 8,91. Selama fase naik
potensial aksi, potensial dengan cepat berbalik ke nilai + 30 mV
akibat pengaktifan saluran Na+ berpintu voltase Na+ kemudian cepat
masuk ke dalam sel, seperti yang terjadi pada sel peka rangsang
lain yang mengalami potensial aksi. Permeabilitas Na+ kemudian
cepat menurun ke nilai istirahatnya yang rendah, tetapi berbeda
pada sel otot jantung, potensial membran dipertahankan mendekati
tingkat positif puncak ini selama beberapa ratus milidetik,
menghasilkan fase datar potensial aksi.2. Fase naik potensial aksi
ditimbulkan oleh pengaktifan saluran Na+ yang relatif cepat, fase
datar ini dipertahankan oleh dua perubahan permeabilitas dependen
voltase, yaitu pengaktifan saluran Ca2+ tipe L yang lambat dan
penurunan mencolok permeabilitas K+ di membran sel kontraktil
jantung. Perubahan permeabilitas ini terjadi sebagai respons
terhadap perubahan mendadak voltase selama fase naik potensial
aksi. Pembukaan saluran Ca2+ tipe L menyebabkan difusi masuk Ca2+
secara perlahan ke dalam sel. influks berkelanjutan Ca2+ yang
bermuatan positif ini memperlama kepositifan di bagian dalam sel
dan berperan besar dalam pembentukan bagian datar potensial aksi.
Efek ini diperkuat oleh penurunan secara bersamaan permeabilitas
terhadap K+. Penurunan aliran keluar K+ yang bermuatan positif
mencegah repolarisasi cepat membran dan karenanya ikut berperan
mempertahankan fase datar.3. Fase turun potensial aksi yang cepat
ditimbulkan oleh inaktivasi saluran Ca2+ dan pengaktifan tertunda
saluran K+ berpintu voltase. Penurunan permeabilitas terhadap Ca2+
menghilangkan perpindahan Ca2+ ke dalam sel yang berjalan lambat,
sementara peningkatan mendadak permeabilitas terhadap K+ secara
simultan mendorang difusi keluar K+ secara cepat. Akibatnya,
seperti pada sel peka rangsang lainnya, sel kembali ke potensial
istirahat.
Gambar 4. Grafik Potensial Aksi di Sel Kontraktil Otot Jantung
8Sirkulasi Darah pada Jantung dan Berjalannya Siklus Jantung
Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan
sebuah denyut jantung sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya
disebut siklus jantung. Setiap siklus jantung dimulai oleh
pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinius.
Nodus ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat
tempat masuk vena kava superior, dan potensial aksi menjalar dengan
cepat sekali melalui kedua atrium dan kemudian melalui berkas A-V
ke ventrikel. Karena ada pengaturan khusus sistem konduksi dari
atrium menuju ke ventrikel, ditemukan keterlambatan selama lebih
dari sepersepuluh detik sewaktu impuls jantung dihantarkan dari
atrium ke ventrikel. Keadaan ini menyebabkan atrium akan
berkontraksi mendahului ventrikel, sehingga akan memompakan darah
ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang kuat. Jadi
atrium itu bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan
ventrikel selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk
memompakan darah ke sistem pembuluh darah. 8Siklus jantung terdiri
atas sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan
pengisian) yang bergantian. Kontraksi terjadi karena penyebaran
eksitasi ke seluruh jantung, sementara relaksasi mengikuti
repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan siklus
sistol dan diastol secara terpisah. 81. Middiastol ventrikel
Selama sebagian besar diastol ventrikel, atrium juga masih
berada dalam diastol. Karena darah dari sistem vena terus mengalir
ke dalam atrium maka tekanan atrium sedikit melebihi tekanan
ventrikel meskipun kedua rongga ini berada dalam keadaan relaksasi.
Karena perbedaan tekanan ini maka katup AV terbuka, dan darah
mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel sepanjang diastol
ventrikel. Akibat pengisian pasif ini, volume ventrikel secara
perlahan meningkat bahkan sebelum atrium mulai berkontraksi.2.
Menjelang akhir diastol ventrikel
Nodus SA mencapai ambang dan melepaskan muatan. Impuls menyebar
ke seluruh atrium. Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi
atrium, meningkatkan kurva tekanan atrium dan memeras lebih banyak
darah ke dalam ventrikel. Peningkatan tekanan ventrikel yang
terjadi secara bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium
disebabkan oleh tambahan volume darah yang dimasukkan ke ventrikel
oleh kontraksi atrium. Sepanjang kontraksi atrium, tekanan atrium
sedikit lebih tinggi daripada tekanan ventrikel sehingga katup AV
tetap terbuka.
3. Akhir diastol ventrikel
Diastol ventrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel. Pada
saat ini, kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas.
Volume darah di ventrikel pada akhir diastol dikenal sebagai volume
diastolik akhir (VDA), rata-rata sekitar 135 ml. Tidak ada lagi
darah yang akan ditambahkan ke ventrikel selama siklus ini. Karena
itu volume diastolik akhir adalah jumlah maksimal darah yang akan
dikandung oleh ventrikel selama siklus ini.
4. Eksitasi ventrikel dan awitan sistol ventrikel
Setelah eksitasi atrium, impuls merambat melalui nodus AV dan
sistem penghantaran khusus untuk merangsang ventrikel. Secara
bersamaan kedua atrium berkontraksi. Pada saat pengaktifan
ventrikel selesai, kontraksi atrium sudah berlalu. Sewaktu
kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi
tekanan atrium. Berbaliknya perbedaan tekanan ini memaksa katup AV
menutup.
5. Kontraksi ventrikel isovolumetrik
Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV
tertutup, utuk membuka katup aorta, tekanan ventrikel harus terus
meningkat sampai melebihi tekanan aorta. Karena itu, setelah katup
AV tertutup dan sebelum katup aorta terbuka terdapat periode
singkat ketika ventrikel menjadi ruang tertutup. Karena semua katup
tertutup maka tidak ada darah yang masuk atau keluar dari ventrikel
selama waktu ini. Interval ini dinamai periode kontraksi ventrikel
isovolumetrik. Karena tidak ada darah yang masuk atau meninggalkan
ventrikel maka volume rongga ventrikel tidak berubah dan panjang
serat-serat ototnya tetap. Kondisi isovolumetrik ini serupa dengan
kontraksi isometrik otot rangka. Selama kontraksi ventrkel
isovolumetrik, tekanan ventrikel terus meningkat karena volume
tidak berubah.
6. Ejeksi ventrikel
Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, katup aorta
terbuka dan dimulailah ejeksi darah. Jumlah darah yang dipompa
keluar dari masing-masing ventrikel pada setiap kontraksi disebut
isi sekuncup. Kurva tekanan aorta meningkat sewaktu darah dipaksa
masuk ke dalam aorta dari ventrikel lebih cepat daripada darah
mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh yang lebih halus di sebelah
hilir. Volume ventrikel menurun secara bermakna sewaktu darah
dengan cepat dipompa keluar. Sistol ventrikel mencakup periode
kontraksi isovolumetrik dan fase ejeksi ventrikel.
7. Akhir sistol ventrikel
Ventrikel tidak mengosongkan isinya secara sempurna selama fase
ejeksi. Dalam keadaan normal, hanya separuh dari darah di dalam
ventrikel pada akhir diastol dipompa keluar selama sistol
berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal di ventrikel pada akhir
sistol ketika ejeksi selesai disebut volume sistemik akhir (VSA),
yang rerata besarnya 65 ml. Ini adalah jumlah darah paling sedikit
yang terkandung dalam ventrikel selama siklus ini. Perbedaan antara
volume darah di ventrikel sebelum kontraksi dan setelah kontraksi
adalah jumlah darah yang diejeksikan selama kontraksi, sekitar 70
ml.
8. Repolarisasi ventrikel dan awitan diastol ventrikel
Sewaktu ventrikel mulai melemas pada repolarisasi, tekanan
ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan katup aorta menutup.
Tidak ada lagi darah yang keluar dari ventrikel selama siklus ini,
karena katup aorta telah tertutup.
9. Relaksasi ventrikel isovolumetrik
Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka, karena tekanan
ventrikel masih melebihi tekanan atrium, sehingga tidak ada darah
yang masuk ke ventrikel dari atrium. Karena itu semua katup kembali
tertutup untuk waktu yang singkat dikenal sebagai relaksasi
ventrikel isovolumetrik. Panjang serat otot dan volume rongga tidak
berubah dan tidak ada darah yang meninggalkan atau masuk sewaktu
ventrikel terus melemas dan tekanan turus turun.10. Pengisian
ventrikel
Ketika tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium, katup AV
membuka dan ventrikel kembali terisi. Diastol ventrikel mencakup
baik periode relaksasi ventrikel isovolumetrik maupun fase
pengisian ventrikel. Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel
terjadi bersamaan, sehingga atrium berada dalam keadaan diastol
selama sistol ventrikel. Darah terus mengalir dari vena-vena paru
ke dalam atrium kiri. Dengan berkumpulnya darah yang masuk ini di
atrium maka tekanan atrium terus meningkat. Ketika katup AV membuka
pada akhir sistol ventrikel, darah yang terkumpul di atrium selama
sistol ventrikel mengalir deras ke dalam ventrikel. Karena itu
pengisian ventrikel mula-mula berlangsung cepat karena meningkatnya
tekanan atrium yang terjadi akibat akumulasi darah di atrium.
Pengisian ventrikel melambat sewaktu darah yang terakumulasi
tersebut telah disalurkan ke ventrikel, dan tekanan atrium mulai
turun. Selama periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir
dari vena pulmonalis ke dalam atrium kiri dan menembus katup AV ke
dalam ventrikel kiri. Selama diastol ventrikel tahap akhir, ketika
pengisian ventrikel melambat, nodus SA kembali melepaskan muatan
dan siklus jantung kembali berulang. Ringkasan mengenai siklus
JantungSiklus jantung terdiri dari kontraksi (sistolik) , dan
relaksasi (diastolic ) yang teratur pada atrium dan ventrikel .
atrium berkontraksi mengejeksi (keluar) darah ke dalam ventrikel .
Kemudian , selama relaksasi atrium , ventrikel berkontraksi ,
mengejeksi darah masuk ke dalam aorta dan arteri pulmonalis . Darah
memasuki sirkulasi sistemik dari aorta dan paru dari arteri
pulmonal . Darah kemudain masuk ke dalam atrium untuk melengkapi
siklus . Darah kembali ke atrium kanan dari system sirkulasi
melalui vena cava dan ke atrium kanan dari sirkulasi pulmonal
melalui vena pulmonal . katup dalam jantung dan perbedaan antara
atrium dan ventrikel kanan dan kiri mengatur aliran darah melalui
jantung ke dalam sirkulasi sistemik .Enzim Kardio
Enzim pada sistem kardiovaskuler dibagi dalam 2 macam, yaitu
enzim fungsional dan nonfungsional. Enzim fungsional umumnya dibuat
dalam Hati dan terdapat dalam sirkulasi. Enzim ini
kontinu/intermiten dan kadarnya lebih besar dalam jaringan. Contoh
enzim ini adalah lipoprotein lipase, pseudocholinestrase, proenzim
pembekuan darah dan pemecahan bekuan darah. Enzim nonfungsional
dalam keadaan normal, tidak berfungsi dalam darah melainkan dalam
sel.
Karena tidak berfungsi dalam darah, substratnya tidak ada dalam
darah. Kadar enzim ini sangat rendah bila dibandingkan dengan kadar
di jaringan. Apabila terjadi kelainan, seperti kerusakan sel, enzim
tersebut akan berdifusi lepas ke darah. Maka kadar enzim ini dalam
plasma darah akan menjadi meningkat. Contoh enzim ini antara lain
amilase pankreas, lipase, sekresi eksokrin.Macam-macam Enzim
Kardiovaskuler, yaitu
GOT (glutamic oxaloacetic transaminase) yaitu terlokalisasi
dalam mitokondria dan sitoplasma.GPT enzim ini terlokalisasi dalam
sitoplasma. Apabila terkadi kerusakan jaringan, maka enzim ini akan
dibebaskan ke serum darah.
CK / CPK (creatine phospokinase) enzim ini banyak terdapat dalam
otot lurik. Enzim ini mempunyai beberapabentuk isozim. Isozim
merupakan sekelompok enzim yang mempunyai mekanisme sama namun
dengan struktur yang berbeda. Bentuk isozim tersebut antara lain:
CPK 1 (BB) pada otak, CPK 2 (MB), dan CPK 3 (MM) pada otot
skelet.LDH (lactic dehidrogenase) enzim ini memiliki 5 jenis
protein yang bisa dipisahkan dan masing-masing terbentuk dari
sejumlah tetramer dengan 2 tipe, atau subunit H dan M.7,8 Kelima
isoenzim tersebut dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat kinetika,
elektroforesis, kromatografi, dan imunologiknya. Berdasarkan
pemisahan elektroforesis, mobilitas isoenzim sesuai dengan protein
serum 1, 2, 1, dan 2.Masing-masing isoenzim mempunyai berat molekul
sekitar 134.000 kDa. Biasanya isoenzim ini diberi nomor 1(yang
bergerak paling cepat),2,3,4, dan 5(yang bergerak paling lambat).
Pada jantung terdapat isoenzim nomor 1 sedangkan pada hati dan otot
isoenzim nomor 5.
Enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung, dan mereka
berfungsi sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung.
Enzim-enzim tersebut selalu hadir dalam darah, bahkan pada mereka
dengan kesehatan yang baik, tetapi mereka dilepaskan untuk
konsentrasi yang lebih tinggi ketika jaringan jantung menjadi rusak
atau harus bekerja lebih keras.
Enzim-enzim jantung utama yang ditemukan pada jaringan jantung
troponin T, troponin I, creatine kinase (CK) / Kreatin
Phosphokinase (CPK), aminotranferase aspartate (AST) dan laktat
dehidrogenase (LDH). Enzim ini semua bangkit dan puncak pada waktu
yang berbeda setelah cedera otot jantung dan peningkatan dapat
tetap memuncak selama beberapa hari, meskipun kali ini juga
variabel dengan enzim yang berbeda.`10Enzim adalah katalis
biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang
terbuat dari asam amino yang diperlukan untuk struktur tubuh,
fungsi, dan peraturan-yang membantu reaksi kimia terjadi. enzim
jantung ditemukan dalam jaringan jantung dan mereka berfungsi
sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. enzim
jantung utama adalah Troponin dan Kreatin Phosphokinase (CPK).
Kematian atau kerusakan pada sel-sel otot jantung mengarah ke
disintegrasi membran sel jantung, yang merupakan jaket luar dari
sel-sel otot. Kehilangan hasil sel membran dalam "bocor" enzim otot
jantung ke dalam darah yang mengarah ke tingkat tinggi enzim
jantung dalam darah setelah serangan jantung atau kerusakan jantung
lain.10
1. CK MB (creatinin kinase MB).
Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung
dan dilepaskan ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung.
Peningkatan kadar enzim ini akan tampak dalam waktu 6 jam setelah
serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar enzim ini
biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap
6-8 jam selama 24 jam berikutnya. Enzim CPK (Creatine
phosophokinase) juga penting, karena memberikan energi yang
dibutuhkan untuk gerakan oleh hati. Ketika otot jantung rusak dalam
kasus serangan jantung, konsentrasi tinggi enzim jantung yang
dilepaskan ke dalam aliran darah.2. Troponin (cTn = cardiac
specific Troponin).Troponin adalah enzim jantung sangat penting,
karena memainkan peran sentral dalam cara kontrak otot jantung.
Troponin kontrol bagaimana otot jantung merespon sinyal yang
diterima untuk kontraksi, dan mengatur gaya yang kontraksi otot.3.
Lactic Dehydrogenase (LDH).
LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan
jaringan. LDH enzim dalam jaringan tubuh, terutama jantung, hati,
ginjal, otot rangka, otak, sel-sel darah, dan paru-paru.
4. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
Aminotransferase alanin (ALT)/SGPT merupakan enzim yang utama
banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis
dekstruksi hepatoseluler.Enzim ini juga ditemukan dalam jumlah
sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar ALT/SGPT
seringkali dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik.
ALT meningkat lebih khas daripada AST pada kasus nekrosis hati dan
hepatitis akut, sedangkan AST meningkat lebih khas pada nekrosis
miokardium (infark miokardium akut), sirosis, kanker hati,
hepatitis kronis dan kongesti hati.AST (SGOT) normalnya ditemukan
dalam suatu keanekaragaman dari jaringan termasuk hati, jantung,
otot, ginjal, dan otak.Kesimpulan
Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh
manusia. Tekanan darah di atrium maupun ventrikel berbeda . Begitu
juga dengan tekanan di aorta maupun vena-vena . Contohnya saat
Darah dari atrium ingin dialirkan ke ventrikel . Aliran Darah
mengikuti hukum difusi . Sehingga Tekanan dalam atrium haruslah
lebih besar daripada tekanan ventrikel untuk membuat darah dari
atrium mengalir ke ventrikel . Penambahan Tekanan terjadi ketika
aliran dalam atrium terus menerus menumpuk . Jadi Hipotesis kami
Tekanan darah dipengaruhi oleh kerja jantung , Diterima .Daftar
Pustaka1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.218-47.2. Cambridge
Communication Limited. Anatomi fisiologi sistem pernapasan dan
sistem kardiovaskular. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2001.h.27-34. 3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa
kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2006.h.101-12.
4. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2004.h.14-8.5. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi.
Edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.629-496.
Fiore M. Atlas histologi: Di Fiore dengan korelasi fungsional.
Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2003.h.107-17.
7. Fiore M. Atlas histologi manusia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1994.h.86-93.
8. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi
ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.133-68.
9. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi
ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.h.327-47.10.
Murray KR, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper.ed 27.
Jakarta. EGC, 2006. Abstract
Cardiovascular system is the body's transportation system that
serves to deliver a variety of nutrients, oxygen, water and
electrolytes to the body tissues and bring the rest of the
metabolic network to the device excretion. Furthermore the heat
transport as well as the process of cell metabolism throughout the
body and carry a variety of hormones from endocrine glands to
target organs. The main components of the Cardiovascular system is
functioning heart as a pump, the blood vessels that act as channels
and blood into transport media. Blood pressure is the pressure
experienced by the blood in the arteries when the heart pumps blood
to all members of the human body. Blood pressure in the atrium and
ventricle is different. So is the pressure in the aorta and the
veins.
4