2011 MALAM FINAL Saksikan di Global TV The Star YOU! is MINGGU, 25 DESEMBER 2011 14.00-15.00 WIB INDRA HERLAMBANG NADYA MULYA (WF 2001) MC: Bintang Tamu: RAISA ADA BAND ANUGRAH ADITYA Ajeng Kartika Endhita Melinda Widjanarko Jeidy Azahari Ajeng Kamaratih Putri Ayudya o WAJAH ALUMNI FEMINA PENGUMUMAN PENAWARAN UMUM NO. 009/TPA-ADHI/XII-2011 Sehubungan dengan Rencana Penjualan aset-aset PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. berupa Tanah dan Bangunan, kami memberikan kesempatan kepada khalayak umum untuk mengajukan penawaran sebagai berikut : No Lokasi LUAS (M2) Bukti Kepemilikan Tanah Bang 1 Jl Dusun Srikaton Desa Sriwijaya Mataran Kec. Bandar Mataram Lampung 35,000 - AJB NO. 004,005,006,007 /BM/SW/2003 2 Jalan Dusun IV Teluk Dalem Ilir Kec. Rumbia Lampung Tengah Lampung 10,000 - AJB No.06/RUMBIA/2003 3 Desa Sumberejo, Kec Kaliwungu Kendal Jateng 7,640 - HAK MILIK NO. 94 4 Desa Tampingan Kec. Boja Kendal Jateng 2,349 - HAK MILIK NO.521 5 Jl. Sapaan, Tegal Luar Kec. Bojongsoang Bandung 1,500 315 HGB NO.00007 6 Jl. Arief Rahman Hakim No.38 Lampung 1,298 698 HGB NO.1548/JG.II 7 Jl. Khatib Sulaiman No. 68 Padang 1,233 1,065 HGB NO. 4 8 Jl. Ketintang Selatan 1 No 3 745 102 HAK MILIK NO.547 9 Jl. Raya Driyorejo Km 23 No. 166 Gresik 3,240 - HGB NO.8 10 Jl. Kendal - Semarang Randugarut Kec Semarang Tugu Semarang Jateng 11,857 - HAK MILIK NO.257 11 Jl. Semarang - Kendal Tugurejo Kec Tugu Semarang Jateng 15,292 - HGB NO. 93,94,95 Penawaran ditujukan kepada : Tim Penjualan Aset PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Jl. Raya Pasar Minggu Km 18 Jakarta Selatan 12510 dalam amplop tertutup dan diserahkan kepada Panitia tanggal 28 Desember 2011 Jam 10.00 - 11.00 WIB. dengan uang jaminan sebesar Rp. 500.000.000,- (terbilang : Lima Ratus Juta Rupiah). Pengumuman Pemenang akan diumumkan pada tanggal 28 Desember 2011 Jam 12.00 WIB. Penyelesaian pembayaran oleh pemenang dilakukan paling lambat tanggal 5 Januari 2012 ke Rekening sebagai berikut : Atas Nama : PT Adhi Karya (Persero) Tbk. No. Rekening : 126-0080000440 Nama Bank : Bank Mandiri Cabang Kebayoran Falatehan Jakarta Jual beli dilangsungkan di hadapan Notaris yang ditunjuk oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan biaya atas pembuatan Akta Jual Beli akan ditanggung secara bersama prorata (50 : 50) oleh masing-masing pihak, sedangkan pajak-pajak akan dibayar sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Tim Penjualan Asset Telpon No. 021-7975312. Jakarta, 24 Desember 2011 PT ADHI KARYA (PERSERO) Tbk. TIM PENJUALAN ASSET M ASALAH klasik Jakarta hingga penghujung tahun ini be- lum juga terpecahkan. De- wan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menilai kondisi ang- kutan kota (angkot) di Jakarta semakin menyedihkan karena belum mampu memberikan kontribusi signifikan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas yang semakin akut. Faktanya, menurut Ketua DTKJ Azas Tigor Nainggolan, pertumbuhan kendaraan pri- badi terlalu tinggi jika diban- dingkan dengan angkot. “Ini masih ditambah dengan kuali- tas pelayanan angkot yang tidak punya standar pelayanan minimum. Sederhananya nggak ngaruh, padahal sudah ada bus- way,” kata Tigor dalam catatan akhir tahun transportasi Jakarta di Hotel Borobudur, kemarin. Tigor mengungkapkan, jum- lah angkot hanya 2% dari to- tal kendaraan, namun harus melayani 56% jumlah per- jalanan. Itu jelas sangat tidak memadai. DTKJ mencatat pertumbuh- an kendaraan pribadi (mobil) mencapai 300 unit per hari, sedangkan sepeda motor men- capai 1.500 unit/hari. Padahal setiap hari di Jakarta ada 21 juta perjalanan. Masih menurut DTKJ, jika angkot diharapkan bisa me- ngurai kemacetan di Jakarta, Pemprov DKI dan pemerin- tah pusat harus melakukan revitalisasi angkot, seperti menetapkan standar pelayanan minimum, memperbaiki layan- an KRL Jabodetabek, mening- katkan beban biaya pengguna kendaraan pribadi, hingga melakukan subsidi hanya pada kendaraan umum. Menurut pengamat trans- portasi Darmaningtyas, jum- lah angkot di Jakarta jika dibandingkan dengan daerah penyangganya masih sangat kecil. Dengan luas 661,52 km2 dan populasi lebih dari 9,5 juta penduduk, Jakarta hanya memiliki 22.017 angkot. “Arti- nya jika mau dibuat rasio, satu angkot diperuntukkan bagi 432 penduduk.” Angka tersebut, kata dia, ironis dengan mimpi mengurangi kemacetan di Jakarta. Kemacetan lalu lintas Jakarta bisa dikurangi jika warga mau naik kereta api listrik seperti yang dilakukan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Beberapa kali Dahlan naik KRL kelas ekonomi dari Stasiun Depok saat akan menghadiri rapat kabinet. “Saya sudah sering naik kereta, tapi yang baru ketahuan sama wartawan memang baru dua kali,” katanya. Busway koridor XI (Kam- pung Melayu-Pulo Gebang), yang akan diresmikan pada 28 Desember 2011, kemarin mulai diuji coba. Bus Trans-Jakarta yang melayani koridor itu akan dilengkapi fasilitas bagi para penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. Selain dilengkapi fasilitas pengarah bagi para tunanetra, halte di koridor itu juga dileng- kapi toilet khusus bagi para penyandang disabilitas dan musala. Bila telah resmi beroperasi, bus Trans-Jakarta di koridor ini akan melewati lima ruas jalan, yakni Jalan Bekasi Barat, Jalan Bekasi Timur, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Sentra Primer Timur, dan Jalan Pulo Gebang. Selain itu, koridor XI juga terhubung dengan koridor X. (*/X-11) [email protected] Transportasi Publik Kekurangan Armada Jumlah angkot hanya 2% dari total kendaraan di Jakarta. Sementara setiap hari ada 300 mobil baru. “S AYA perlu uang untuk membeli susu buat anak saya,” ujar Titin, 25, warga Kosambi, Tangerang. Karena terdesak, perempuan itu nekat mencopet dua Blackberry milik seorang penumpang Trans-Jakarta di Koridor IX, rute Pinang Ranti-Pluit, kemarin. Susu formula buat sang anak yang berusia satu setengah tidak diperoleh. Dia akhirnya harus berurusan dengan polisi di Polsek Jatinegara. Saat diinterogasi polisi, Titin mengaku sangat terpaksa melakukan aksi tersebut demi sang buah hati. “Saya tidak punya uang untuk membeli susu. Suami saya kerja di pabrik, nggak punya uang,” lanjutnya. Seorang perempuan penumpang Trans-Jakarta pun dijadikan sasaran. Pagi itu, Rahmi Amelia, 20, hendak ke Blok M. Dia naik Trans-Jakarta dari halte UKI Cawang. Bus telah disesaki penumpang. Rahmi berdiri di area khusus perempuan. Tas punggung yang dibawanya sengaja diletakkan di bagian dada untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Terlambat. Retsleting tas sudah terbuka sebagian. Rahmi panik. Setelah melihat itu, Titin berinisiatif memberi kabar. “Tas Mbak tadi ada yang rogoh, tapi orangnya sudah kabur,” kata Titin seperti ditirukan Rahmi kepada polisi. “Saya disuruh cek tas kalau sudah duduk saja. Saya langsung cek dan Blackberry Javeline dan Gemini saya sudah nggak ada,” tambah Rahmi. Ketika Rahmi menyadari dua ponselnya hilang, Titin tiba-tiba menyodorkan dua alat komunikasi milik Rahmi. “Mbak, ini HP-nya saya selametin,” kata Titin kepada Rahmi. Saat menyerahkan HP tersebut, menurut Rahmi, Titin tampak gugup. Tanpa pikir panjang, Rahmi langsung berteriak, “Maling!” Karena mendengar teriakan itu, Titin semakin gugup. Dia tidak berdaya saat petugas keamanan Trans-Jakarta menangkapnya. Setibanya Trans-Jakarta di halte BNN, masih di kawasan Cawang, petugas membawa Titin ke Polsek Jatinegara untuk diperiksa. Titin mengaku baru pertama kali melakukan aksi kriminal itu. Di dalam tas yang dibawanya, polisi menemukan sebuah cincin dan silet. Dia menampik tuduhan bahwa silet yang dibawanya sebagai senjata untuk melakukan aksi. “Sumpah, Pak, baru sekali ini. Saya khilaf, nggak kepikiran mau nyopet. Saya mau damai saja,” katanya. Dia lalu menangis meraung-raung. (Kukuh Nugraha/X-11) DIREKTORAT Reserse Narkoba Polda Metro Jaya mengungkap bisnis pembuatan minuman keras (miras) palsu yang didis- tribusikan ke tempat-tempat hiburan di Jakarta. Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya AKB Rachmad Wibowo di Jakarta, kemarin, mengung- kapkan miras itu diproduksi di sebuah rumah kontrakan di Jalan Swasembada Timur XXI No 7A, RT 016/005, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Polisi menangkap pemilik sekaligus peracik miras palsu itu, Heri Purwanto, 43. Menurut Rachmad, Heri meramu miras palsu dengan komposisi 90% alkohol indus- tri, serbuk sodium, air mineral, dan minuman energi. “Tersangka sudah lama di- incar anggota Subdit III Dit- narkoba Polda Metro Jaya. Baru-baru ini juga telah jatuh korban karena mengonsumsi miras palsu racikan dia,” kata Rachmad. Untuk botol kemasan, Heri mengumpulkan botol-botol minuman keras bekas dari tempat-tempat hiburan. Setelah dikemas, miras itu lalu didistribusikan ke pelang- gannya yang membuka tempat hiburan di Warakas dan Cilin- cing, Jakut. Lokasi distribusinya me- mang tempat-tempat hiburan kelas menengah ke bawah. Tentu saja, harga jual yang ia tawarkan jauh lebih murah daripada harga miras asli. “Miras asli dijual dengan harga Rp700 ribu hingga Rp1 juta, sedangkan miras palsu ini dijual Rp70 ribu hingga Rp100 ribu,” ungkapnya. (ED/J-4) Mencopet di Trans-Jakarta demi sang Buah Hati Produsen Miras Palsu Dibekuk Jika mau dibuat rasio, satu angkot diperuntukkan bagi 432 penduduk.” Darmaningtyas Pengamat transportasi VINI MARIYANE ROSYA 6 SABTU, 24 DESEMBER 2011 M EGAPOLITAN NAIK KERETA: Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan berjalan di antara penumpang saat menggunakan kereta api AC (commuter line) 611 tujuan Bogor - Jatinegara melalui Tanah Abang. Ia naik kereta tersebut seusai menghadiri rapat kerja pemerintah di Istana Bogor, Jawa Barat, kemudian turun di Stasiun Sudirman, Jakarta, Jumat (23/12) malam. MI/RAMDANI