Top Banner
Pato Sihir San Siro Alexander Pato ialah bintang kemenangan AC Milan saat membekuk Lecce 4-0 pada laga perdana Seri A di San Siro. Tetapi siapa bintang sesungguhnya ? Olahraga, Hlm 27 PENGANTAR: Penanganan kemacetan arus mudik Lebaran haruslah menyelu- ruh. Pe- nanganan yang parsial hanya memindahkan kema- cetan. Itu pula yang terjadi pada pembangunan Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, Jabar. Tim Ekspedisi Ramadan 2010 melaporkan berikut ini. MAKSUD hati ingin meme- cahkan kemacetan arus mudik Lebaran, tapi apa daya hanya menggeser kemacetan. Ke- beradaan Lingkar Nagreg yang dibangun sejak 2007 tetap tidak mampu menghilangkan bottle neck (penyempitan jalan) di beberapa titik persimpangan jalan. Sebab, ruas jalan setelah Nagreg kembali berubah men- jadi dua arah. Dari arah Tasikmalaya dan Garut, kemungkinan penyem- pitan jalan terjadi di tikungan Jalan Raya Cicalengka ketika keluar dari Lingkar Nagreg. Karena searah, jalan sepan- jang 5,2 km tersebut hanya mampu menampung dua mobil atau bus secara bersamaan. Di Jalan Raya Rancaekek menuju Bandung, lebar jalan kembali menyempit. Kondisi serupa juga terjadi pada rute dari Bandung. Tu- runan Nagreg yang tadinya dua arah bakal dibuat searah. Itu berarti jumlah kendaraan yang tertampung semakin banyak. Kemudian saat masuk ke Jalan Raya Limbangan menuju Tasik- malaya dan Jalan Leles menuju Garut, pengendara menghadapi penyempitan jalan. Hal itu diakui Sekretaris Di- nas Bina Marga Jabar Endang Sobirin. Menurutnya, penyempitan jalan tidak mungkin hilang walau Lingkar Nagreg telah beroperasi. “Kendaraan dari tu- runan Nagreg harus mengantre saat masuk ke Limbangan dan Leles. (Alexander Priyasma/ X-6) K ORBAN letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, ber- harap dikunjungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Korban meminta Kepala Ne- gara memperlakukan mereka seperti korban bencana lain- nya. “Kami harapkan pemerin- tah tidak diskriminatif,” pinta Matius Panji Barus, Ketua Mo- deramen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), di Kabanja- he, kemarin. Pemimpin 300 ribu umat GBKP itu mengharapkan Presiden memberikan perha- tian penuh atas korban letusan Gunung Sinabung. Sudah sepatutnya Presiden meninjau lokasi bencana. Sebab, dampak bencana itu luar biasa. Mulai dari pengungsi yang kedinginan dan sudah empat hari belum berganti baju hingga ribuan hektare tanaman sayur dan buah terancam puso. Kondisi pengungsi sangat memprihatinkan. Tidak sedikit dari mereka yang hingga ke- marin belum berganti baju. Mereka hanya membawa pa- kaian yang melekat di badan saat mulai mengungsi sejak Jumat (27/8). Mereka membu- tuhkan selimut, makanan, dan minuman. Bupati Karo Daulat Daniel Sinulingga menjelaskan bahwa jumlah pengungsi terus ber- tambah. Sesaat setelah Gunung Sinabung meletus pada Minggu (29/8), menurut Daniel, jumlah pengungsi cuma 17 ribu jiwa. Namun, jumlah pe- ngungsi hingga kemarin sore meningkat hampir dua kali lipat hingga men- capai 28.711 jiwa. Terancam puso Gunung Sinabung kembali meletus kemarin dan masih menyemburkan debu vulkanik. Debu itu berbahaya karena tidak cuma mengandung belerang. Debu vulkanik mengandung silika, bahan baku kaca. Jika abu mengenai mata kemudian mata digosok, mata seperti digosok dengan kaca. Jika masuk ke pernapasan, silika akan masuk ke tenggorokan dan paru-paru. Sebagian dari pengungsi sudah terjangkit infeksi seperti saluran pernapasan. Bukan cuma manusia yang menjadi korban. Debu vulkanik itu juga menutupi ribuan hek- tare tanaman sayur dan buah (hortikultura) di Kecamatan Simpang Empat dan Naman Teran. Padahal, hasil tanaman hortikultura itu selama ini dieks- por ke Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Tanaman seluas 8,8 ribu hek- tare itu sudah tertutup abu vulkanik dan ber- potensi mati semua. Potensi gagal panen sayur di dua kecamatan itu mu- lai memengaruhi harga sayuran di Sumatra Utara. Harga sayur- mayur di pasar Medan langsung bergerak naik rata-rata Rp1.000 per kilogram. Dinas Pertanian Kabupaten Karo belum bisa memastikan apakah sayur dan buah yang ter- tutup debu vulkanik itu masih layak konsumsi. (Tim/X-3) [email protected] Berita terkait hlm 6 Setiap warga, termasuk korban letusan Gunung Sinabung, berhak mendapatkan perlakuan yang sama dari negara. Pusat Diskriminatif Mathias Brahmana PEJABAT pemerintah gemas dengan kekerasan yang dilaku- kan organisasi kemasyarakatan (ormas) tertentu. Hanya saja, hukuman maksimal seperti pembekuan tidak bisa dilaku- kan karena terkendala undang- undang. UU No 8 Tahun 1985 tentang Ormas tidak mengatur ten- tang pembekuan ormas yang telah berulang kali melakukan kekerasan. Oleh karena itu, pe- merintah mengusulkan perlu dilakukan revisi atas undang- undang tersebut. Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dalam rapat kerja gabungan Komisi II, III, dan VIII DPR dengan jajaran Menko Polhukam di Jakarta ke- marin mengatakan seharusnya ada sanksi pembekuan kepada ormas yang sering bertindak anarkistis. Menurut Kapolri, jumlah kekerasan empat tahun terakhir mencapai 107 kasus. Pada 2007 kekerasan oleh ormas mencapai 10 kali, jumlah itu turun pada 2008, yakni delapan kali. Namun, kekerasan oleh or- mas melonjak pada 2009 men- capai 40 kasus bahkan hingga pertengahan 2010, kekerasan oleh ormas mencapai 49 kali. Jajaran pemerintah yang hadir dalam raker gabungan itu selain Kapolri adalah Menko Polhu- kam Djoko Suyanto, Mendagri Gamawan Fauzi, Menkum dan HAM Patrialis Akbar, Menag Suryadharma Ali, Jaksa Agung Hendarman Supandji, dan Ke- pala Badan Intelijen Negara (BIN) Soetanto. Djoko Suyanto memastikan ormas apa pun yang anarkistis akan ditindak tegas. Pemerintah tidak bersikap mendua terha- dap ormas anarkistis. Untuk mempertegas sikap itu, revisi UU Ormas harus dilakukan dan kini sedang dalam tahap penyelesaian. Sementara itu, Gamawan Fauzi mengungkapkan, hingga 2010 jumlah ormas yang tercatat 9.000. Jumlah itu melonjak lima tahun terakhir. (AO/X-4) PASANGAN menikah memi- liki banyak kemiripan. Peneli- tian terhadap 1.296 pasangan menikah di Amerika Serikat menunjukkan orang cenderung memilih pasangan yang memi- liki banyak kesamaan dengan dirinya. Sebelumnya, muncul banyak perbedaan tentang kecende- rungan pertimbangan memi- lih pasangan. Beberapa pihak menyatakan teori ‘ketertarikan pada tipe yang berkebalikan’. Namun, penelitian yang di- lakukan Mikhila Humbad dari Universitas Michigan menun- jukkan lain. Pada penelitian yang dirilis dalam jurnal Personality and Individual Differences tersebut dikatakan, kemiripan pada pasangan diakibatkan pemilihan pasangan berdasarkan kemiripan kepribadian. “Kemiripan pada pasangan dapat disebabkan satu sama lain saling memengaruhi dari waktu ke waktu, atau karena mereka memang memilih orang yang mirip sejak awal. Tapi, penelitian ini menunjukkan alasan yang lebih tepat adalah yang kedua,” ujar Mikhila Humbad dari jurusan psikologi klinis Universitas Michigan. (*/LiveScience/I-1) JADWAL IMSAKIAH 31 AGUSTUS JAKARTA & SEKITARNYA Imsak Subuh Zuhur Asar Magrib Isya 04.27 04.37 11.57 15.13 17.54 19.03 EDITORIAL MEDIAINDONESIA.COM JUJUR BERSUARA SELASA, 31 AGUSTUS 2010 | NO.10783 | TAHUN XLI | 36 HALAMAN BERSILATURAHIM saat Lebaran dengan berkirim kartu ucap- an adalah hal biasa. Juga biasa bila mengirimkan kartu Lebaran kepada kenalan dan keluarga dengan prangko bergambar diri pribadi. Tetapi, menjadi luar biasa ketika kartu Lebaran berprangko foto pribadi itu dibiayai dengan uang negara. Tentu tidak sembarang orang yang bisa begini. Orang yang bukan sembarang itu ternyata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Untuk kepentingan berkirim kartu Lebaran itu, Ahmad mengalokasikan Rp1,7 miliar pada anggaran Peme- rintah Provinsi Jawa Barat tahun ini. Dari jumlah itu, Rp700 juta dialokasikan untuk ongkos cetak kartu Lebaran dan Rp1,012 miliar untuk prangko bergambar Ahmad Heryawan. Kartu Lebaran berprangko Pak Gubernur itu kelak dikirimkan kepada 450 ribu kolega dan pejabat di Jawa Barat hingga ke tingkat RT. Orang boleh saja mengatakan Pak Gubernur sedang mengidap gejala narsisisme, sebuah kompleks psikologis yang menggambarkan berlebihannya perasaan cinta terha- dap diri sendiri. Karena cintanya terhadap diri sendiri, Pak Gubernur ngebet mencetak prangko bergambar dirinya. Karena cintanya terhadap diri sen- diri, Pak Gubernur merasa syur dan ingin agar 450 ribu koleganya melihat wajah dirinya tercetak di prangko. Benarkah itu murni narsi- sisme? Narsisisme sendiri sesung- guhnya sah dan boleh-boleh saja. Apalagi bila itu ma- sih sebatas urusan pribadi yang tidak mengganggu ukuran-ukuran kepatutan dan kepantasan. Yang tidak boleh adalah syahwat narsis- isme yang mengorbankan kepentingan publik. Menggunakan uang ne- gara untuk mencetak kartu Lebaran dan prangko bergambar diri jelas bukan semata narsisistis, melainkan sudah merupa- kan bentuk penyalahgunaan kekuasaan. Menggunakan dana Rp1,7 miliar hanya untuk berkirim kartu Lebaran sudah tidak patut. Apalagi jika uang yang dipergunakan untuk itu berasal dari kas negara yang tidak lain adalah uang rakyat. Semangat narsisisme yang dibiayai uang negara ini juga mencerminkan rendahnya sensitivitas terhadap penderitaan rakyat. Ribuan rakyat miskin yang kelaparan bisa diberi makan dengan Rp1,7 miliar. Puluhan sekolah dasar bisa dibangun dengan dana sebanyak itu. Semestinya, Ahmad Heryawan menggunakan dana pribadi bila ingin mencetak prangko itu. Itu kepatutan yang semesti- nya diketahui pejabat publik. Kenapa mesti melabrak kepatut- an hanya karena hendak mengirim kartu Lebaran? Masih banyak agenda yang harus dilakukan di Jawa Barat daripada sekadar menghamburkan uang negara secara muba- zir. Apalagi janji kampanye Ahmad Heryawan juga masih banyak yang belum terpenuhi. Sebut saja janji menciptakan sejuta lapangan kerja yang masih jauh panggang dari api. Karena itu, batalkan pencetakan prangko. Alihkan dana untuk yang lebih memberikan maslahat daripada mudarat. Mematut-matutkan diri agar terpilih kembali sebagai gubernur boleh-boleh saja. Tetapi, jangan gunakan fasilitas publik. Prangko Narsisistis Pak Gubernur Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi: mediaindonesia.com Semangat narsisisme yang dibiayai uang negara ini juga mencerminkan rendahnya sensitivitas terhadap penderitaan rakyat.” Layanan Berlangganan & Customer Service SMS: 08121128899 T: (021) 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Lingkar Nagreg tidak Urai Kemacetan Pemerintah Ingin Ormas Anarkistis Dibekukan REUTERS/STRINGER 15 15 15 15 15 EKSPEDISI EKSPEDISI EKSPEDISI EKSPEDISI EKSPEDISI TIYOK REUTERS PAUSE Memilih Pasangan Berdasarkan Kemiripan SEMBURAN SINABUNG: Gunung Sinabung kembali menyemburkan debu vulkanik pada pukul 06.30 WIB, di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, kemarin. LINGKAR NAGREK: Kendaraan melintas di ruas Jalan Lingkar Nagrek, Jawa Barat, yang belum diaspal, Sabtu (28/8). Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] atau mediaindonesia.com MI/ALEXANDER PATA AREADI
1

MEDIAINDONESIA .COM JUJUR BERSUARA SELASA, 31 … filedampak bencana itu luar biasa. Mulai dari pengungsi yang ... menyemburkan debu vulkanik. Debu itu berbahaya karena tidak ... abu

May 01, 2019

Download

Documents

buicong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MEDIAINDONESIA .COM JUJUR BERSUARA SELASA, 31 … filedampak bencana itu luar biasa. Mulai dari pengungsi yang ... menyemburkan debu vulkanik. Debu itu berbahaya karena tidak ... abu

Pato Sihir San SiroAlexander Pato

ialah bintang kemenangan AC

Milan saat membekuk Lecce 4-0 pada laga

perdana Seri A di San Siro. Tetapi siapa bintang

sesungguhnya ?Olahraga, Hlm 27

PENGANTAR:Penanganan kemacetan arus

mudik Lebaran haruslah menyelu-ruh. Pe-

nanganan yang parsial

hanya memindahkan kema-cetan. Itu pula yang terjadi pada pembangunan Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, Jabar. Tim Ekspedisi Ramadan 2010 melaporkan berikut ini.

MAKSUD hati ingin meme-cahkan kemacetan arus mudik

Lebaran, tapi apa daya hanya menggeser kemacetan. Ke-beradaan Lingkar Nagreg yang dibangun sejak 2007 tetap tidak mampu menghilangkan bottle neck (penyempitan jalan) di beberapa titik persimpangan jalan. Sebab, ruas jalan setelah Nagreg kembali berubah men-jadi dua arah.

Dari arah Tasikmalaya dan Garut, kemungkinan penyem-pitan jalan terjadi di tikungan Jalan Raya Cicalengka ketika keluar dari Lingkar Nagreg. Karena searah, jalan sepan-jang 5,2 km tersebut hanya mampu menampung dua mobil

atau bus secara bersamaan. Di Jalan Raya Rancaekek menuju Bandung, lebar jalan kembali menyempit.

Kondisi serupa juga terjadi pada rute dari Bandung. Tu-runan Nagreg yang tadinya dua arah bakal dibuat searah. Itu berarti jumlah kendaraan yang tertampung semakin banyak. Kemudian saat masuk ke Jalan Raya Limbangan menuju Tasik-malaya dan Jalan Leles menuju Garut, pengendara menghadapi penyempitan jalan.

Hal itu diakui Sekretaris Di-nas Bina Marga Jabar Endang Sobirin.

Menurutnya, penyempitan jalan tidak mungkin hilang walau Lingkar Nagreg telah beroperasi. “Kendaraan dari tu-

runan Nagreg harus meng antre saat masuk ke Limbangan dan Leles. (Alexander Priyasma/X-6)

KO R B A N l e t u s a n Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, ber-

harap dikunjungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Korban meminta Kepala Ne-gara memperlakukan mereka seperti korban bencana lain-nya.

“Kami harapkan pemerin-tah tidak diskriminatif,” pinta Matius Panji Barus, Ketua Mo-deramen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), di Kabanja-he, kemarin. Pemimpin 300 ribu umat GBKP itu mengharapkan Presiden memberikan perha-tian penuh atas korban letusan Gunung Sinabung.

Sudah sepatutnya Presiden meninjau lokasi bencana. Sebab, dampak bencana itu luar biasa. Mulai dari pengungsi yang kedinginan dan sudah empat hari belum berganti baju hingga ribuan hektare tanaman sayur dan buah terancam puso.

Kondisi pengungsi sangat memprihatinkan. Tidak sedikit dari mereka yang hingga ke-marin belum berganti baju. Mereka hanya membawa pa-kaian yang melekat di badan saat mulai mengungsi sejak Jumat (27/8). Mereka membu-tuhkan selimut, makanan, dan minuman.

Bupati Karo Daulat Dani el Sinulingga menjelaskan bahwa jumlah pengungsi terus ber-tambah. Sesaat setelah Gunung

Sinabung meletus pada Minggu (29/8), menurut Dani el, jumlah pengungsi cuma 17 ribu jiwa. Namun, jumlah pe-ngungsi hingga kemarin sore m e n i n g k a t hampir dua k a l i l i p a t hingga men-capai 28.711 jiwa.

Terancam pusoGunung Sinabung kembali

meletus kemarin dan masih menyemburkan debu vulkanik. Debu itu berbahaya karena tidak cuma mengandung belerang. Debu vulkanik mengandung silika, bahan baku kaca. Jika abu mengenai mata kemudian mata

digosok, mata seperti digosok dengan kaca. Jika masuk

ke pernapasan, si l ika akan

masuk ke

tenggorokan dan paru-paru. Sebagian dari pengungsi sudah terjangkit infeksi seperti saluran pernapasan.

Bukan cuma manusia yang menjadi korban. Debu vulkanik itu juga menutupi ribuan hek-tare tanaman sayur dan buah (hortikultura) di Kecamatan Simpang Empat dan Naman Teran. Padahal, hasil tanaman hortikultura itu selama ini dieks-por ke Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Tanaman seluas 8,8 ribu hek-tare itu sudah tertutup

abu vulkanik dan ber-potensi mati semua. Potensi gagal panen

sayur di dua kecamatan itu mu-lai memengaruhi harga sayuran di Sumatra Utara. Harga sayur-mayur di pasar Medan langsung bergerak naik rata-rata Rp1.000 per kilogram.

Dinas Pertanian Kabupaten Karo belum bisa memastikan apakah sayur dan buah yang ter-tutup debu vulkanik itu masih layak konsumsi. (Tim/X-3)

[email protected] Berita terkait hlm 6

Setiap warga, termasuk korban letusan Gunung Sinabung, berhak mendapatkan perlakuan yang sama dari negara.

Pusat Diskriminatif

Mathias Brahmana

PEJABAT pemerintah gemas dengan kekerasan yang dilaku-kan organisasi kemasyarakatan (ormas) tertentu. Hanya saja, hukuman maksimal seperti pembekuan tidak bisa dilaku-kan karena terkendala undang-undang.

UU No 8 Tahun 1985 tentang Ormas tidak mengatur ten-tang pembekuan ormas yang telah berulang kali melakukan

kekerasan. Oleh karena itu, pe-merintah mengusulkan perlu dilakukan revisi atas undang-undang tersebut.

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dalam rapat kerja gabungan Komisi II, III, dan VIII DPR dengan jajaran Menko Polhukam di Jakarta ke-marin mengatakan seharusnya ada sanksi pembekuan kepada ormas yang sering bertindak

anarkistis. Menurut Kapolri, jumlah

kekerasan empat tahun terakhir mencapai 107 kasus. Pada 2007 kekerasan oleh ormas mencapai 10 kali, jumlah itu turun pada 2008, yakni delapan kali.

Namun, kekerasan oleh or-mas melonjak pada 2009 men-capai 40 kasus bahkan hingga pertengahan 2010, kekerasan oleh ormas mencapai 49 kali.

Jajaran pemerintah yang hadir dalam raker gabungan itu selain Kapolri adalah Menko Polhu-kam Djoko Suyanto, Mendagri Gamawan Fauzi, Menkum dan HAM Patrialis Akbar, Menag Suryadharma Ali, Jaksa Agung Hendarman Supandji, dan Ke-pala Badan Intelijen Negara (BIN) Soetanto.

Djoko Suyanto memastikan ormas apa pun yang anarkistis

akan ditindak tegas. Pemerintah tidak bersikap mendua terha-dap ormas anarkistis. Untuk mempertegas sikap itu, revisi UU Ormas harus dilakukan dan kini sedang dalam tahap penyelesaian.

Sementara itu, Gamawan Fauzi mengungkapkan, hingga 2010 jumlah ormas yang tercatat 9.000. Jumlah itu melonjak lima tahun terakhir. (AO/X-4)

PASANGAN menikah memi-liki banyak kemiripan. Peneli-tian terhadap 1.296 pasangan menikah di Amerika Serikat menunjukkan orang cenderung memilih pasangan yang memi-liki banyak kesamaan dengan dirinya.

Sebelumnya, muncul banyak perbedaan tentang kecende-rungan pertimbangan memi-lih pasangan. Beberapa pihak menyatakan teori ‘ketertarikan pada tipe yang berkebalikan’. Namun, penelitian yang di-lakukan Mikhila Humbad dari Universitas Michigan menun-jukkan lain.

Pada penelitian yang dirilis dalam jurnal Personality and Individual Differences tersebut dikatakan, kemiripan pada pasangan diakibatkan pemilihan pasangan berdasarkan kemiripan kepribadian.

“Kemiripan pada pasangan dapat disebabkan satu sama lain saling memengaruhi dari waktu ke waktu, atau karena mereka memang memilih orang yang mirip sejak awal. Tapi, penelitian ini menunjukkan alasan yang lebih tepat adalah yang kedua,” ujar Mikhila Humbad dari jurusan psikologi klinis Universitas Michigan. (*/LiveScience/I-1)

JADWAL IMSAKIAH 31 AGUSTUSJAKARTA & SEKITARNYA

Imsak Subuh Zuhur Asar Magrib Isya 04.27 04.37 11.57 15.13 17.54 19.03

EDITORIAL

M E D I A I N D O N E S I A . C O M JUJUR BERSUARA SELASA, 31 AGUSTUS 2010 | NO.10783 | TAHUN XLI | 36 HALAMAN

BERSILATURAHIM saat Lebaran dengan berkirim kartu ucap-an adalah hal biasa. Juga biasa bila mengirimkan kartu Lebaran kepada kenalan dan keluarga dengan prangko bergambar diri pribadi. Tetapi, menjadi luar biasa ketika kartu Lebaran berprangko foto pribadi itu dibiayai dengan uang negara.

Tentu tidak sembarang orang yang bisa begini. Orang yang bukan sembarang itu ternyata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Untuk kepentingan berkirim kartu Lebaran itu, Ahmad mengalokasikan Rp1,7 miliar pada anggaran Peme-rintah Provinsi Jawa Barat tahun ini. Dari jumlah itu, Rp700 juta dialokasikan untuk ongkos cetak kartu Lebaran dan Rp1,012 miliar untuk prangko bergambar Ahmad Heryawan. Kartu Lebaran berprangko Pak Gubernur itu kelak dikirimkan kepada 450 ribu kolega dan pejabat di Jawa Barat hingga ke tingkat RT.

Orang boleh saja mengatakan Pak Gubernur sedang mengidap gejala narsisisme, sebuah kompleks psikologis yang menggambarkan berlebihannya perasaan cinta terha-dap diri sendiri. Karena cintanya terhadap diri sendiri, Pak Gubernur ngebet mencetak prangko bergambar dirinya. Karena cintanya terhadap diri sen-diri, Pak Gubernur merasa syur dan ingin agar 450 ribu koleganya melihat wajah dirinya tercetak di prangko. Benarkah itu murni narsi-sisme?

Narsisisme sendiri sesung-guhnya sah dan boleh-boleh saja. Apalagi bila itu ma-sih sebatas urusan pribadi yang tidak mengganggu ukuran-ukuran kepatutan dan kepantasan. Yang tidak boleh adalah syahwat narsis-isme yang mengorbankan kepentingan publik.

Menggunakan uang ne-gara untuk mencetak kartu Lebaran dan prangko bergambar diri jelas bukan semata narsisistis, melainkan sudah merupa-kan bentuk penyalahgunaan kekuasaan.

Menggunakan dana Rp1,7 miliar hanya untuk berkirim kartu Lebaran sudah tidak patut. Apalagi jika uang yang dipergunakan untuk itu berasal dari kas negara yang tidak lain adalah uang rakyat.

Semangat narsisisme yang dibiayai uang negara ini juga mencerminkan rendahnya sensitivitas terhadap penderitaan rakyat. Ribuan rakyat miskin yang kelaparan bisa diberi makan dengan Rp1,7 miliar. Puluhan sekolah dasar bisa dibangun dengan dana sebanyak itu.

Semestinya, Ahmad Heryawan menggunakan dana pribadi bila ingin mencetak prangko itu. Itu kepatutan yang semesti-nya diketahui pejabat publik. Kenapa mesti melabrak kepatut-an hanya karena hendak mengirim kartu Lebaran?

Masih banyak agenda yang harus dilakukan di Jawa Barat daripada sekadar menghamburkan uang negara secara muba-zir. Apalagi janji kampanye Ahmad Heryawan juga masih banyak yang belum terpenuhi. Sebut saja janji menciptakan sejuta lapangan kerja yang masih jauh panggang dari api.

Karena itu, batalkan pencetakan prangko. Alihkan dana untuk yang lebih memberikan maslahat daripada mudarat. Mematut-matutkan diri agar terpilih kembali sebagai gubernur boleh-boleh saja. Tetapi, jangan gunakan fasilitas publik.

Prangko Narsisistis Pak Gubernur

Anda ingin menanggapi ”Editorial” ini, silakan kunjungi:mediaindonesia.com

Semangat narsisisme yang dibiayai uang negara ini juga mencerminkan rendahnya sensitivitas terhadap penderitaan rakyat.”

Layanan Berlangganan & Customer Service

SMS: 08121128899T: (021) 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa + ongkos kirim)

Lingkar Nagreg tidak Urai Kemacetan

Pemerintah Ingin Ormas Anarkistis Dibekukan

REUTERS/STRINGER

1515151515EKSPEDISIEKSPEDISIEKSPEDISIEKSPEDISIEKSPEDISI

TIYOK

REUTERS

PAUSE

Memilih PasanganBerdasarkan Kemiripan

SEMBURAN SINABUNG: Gunung Sinabung kembali menyemburkan debu vulkanik pada pukul 06.30 WIB, di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, kemarin.

LINGKAR NAGREK: Kendaraan melintas di ruas Jalan Lingkar Nagrek, Jawa Barat, yang belum diaspal, Sabtu (28/8).

Kirimkan tanggapan Andaatas berita ini melalui e-mail:

[email protected] mediaindonesia.com

MI/ALEXANDER

PATA AREADI