MEDIA PRESENTASI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS Makalah Oleh Dewa Gede Agus Putra Prabawa, S.Pd., M.Pd. Disajikan dalam Diklat Membuat Media Pembelajaran Berbasis ICT untuk Guru SD Se-Kota Singaraja 30 Desember 2014 Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Desember 2014
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
MEDIA PRESENTASI PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVIS
Makalah
Oleh
Dewa Gede Agus Putra Prabawa, S.Pd., M.Pd.
Disajikan dalam Diklat Membuat Media Pembelajaran Berbasis ICT
untuk Guru SD Se-Kota Singaraja
30 Desember 2014
Jurusan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Desember 2014
1
A. Konsepsi Konstruktivisme
Apa itu konstruktivisme? Tidak ada konsistensi tentang arti
konstruktivisme. Konstruktivisme bukanlah teori, tetapi sebuah epistemologi atau
penjelasan filosofis tentang sifat pembelajaran (Hyslop-Margison & Strobel dalam
Schunk, 2012). Konstruktivisme menekankan bagaimana pengetahuan dibangun
bukan bagaimana pengetahuan diperoleh. Asumsi utama dari konstruktivisme
adalah siswa merupakan peserta didik yang aktif membangun pengetahuan bagi
diri mereka sendiri. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari kepala
pendidik ke kepala peserta didik. Peserta didiklah yang harus mengartikan apa
yang akan dibelajarkan pendidik agar menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang
dibangun tidak sekali jadi dan deterministik. Misalnya, membangun pengetahuan
tentang air. Anak yang tinggal di pegunungan dan jauh dari pantai tentu hanya
tahu bahwa rasa air adalah tawar. Seiring terjadinya interaksi dengan lingkungan,
anak akan menginterpretasikan bahwa selain tawar, rasa air juga asin. Setelah tahu
bahwa rasa air tawar dan asin, konstruksi pengetahuan tentang air bertambah ke
sifat-sifat air dan seterusnya. Jadi, perjalanan anak mengkonstruksi pengetahuan
tentang air tidak sekali jadi, akan tetapi membutuhkan waktu untuk berproses.
Proses belajar peserta didik terjadi bukan dengan merekam informasi
tetapi menafsirkannya. Peserta didik sebagai subjek yang secara aktif membangun
(konstruksi) representasi mental mereka sendiri. Proses belajar terjadi ketika
peserta didik memilih informasi yang relevan, mengaturnya menjadi struktur yang
koheren dan menafsirkannya melalui apa yang mereka sudah ketahui atau
pengetahuan awal yang dimiliki (Mayer, 2008).
Peran pendidik sebaiknya tidak mengajar dalam artian menyampaikan
materi pelajaran dengan cara tradisional. Pendidik juga harus membangun situasi-
situasi yang dapat merangsang peserta didik terlibat secara aktif dengan materi
pembelajaran melalui pengolahan materi dan interaksi sosial. Pendidik harus
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kaya (beragam aktivitas dan sumber
belajar) dan memberikan kesempatan peserta didik untuk bereksplorasi secara
aktif. Pengaturan seperti ini akan menunjang konstruksi pengetahuan secara aktif.
Analoginya yaitu pendidik ibarat orang tua di desa yang memfasilitasi anak-
anaknya memetik mangga. Dulu orang tua di desa tidak langsung memetikkan
2
mangga buat anak-anaknya, tetapi
menyediakan tangga, tongkat panjang
yang ujungnya berisi pengait, atau tali
yang disimpul kemudian ditaruh di kaki
(Gambar 1). Anak dapat memilih alat
sesuai pengetahuan, kemampuan, dan
minatnya agar dapat memetik mangga.
Apabila anak naik menggunakan tangga,
orang tua biasanya menuntun pelan-
pelan dan menopang pantatnya agar ia
yakin, berani, dan berhasil sampai di
atas memetik mangga. Anak yang
memilih menggunakan tongkat, dituntun
berkonsentrasi dan memilih posisi agar
tidak tertimpa mangga, sedangkan anak
yang memilih dengan cara memanjat
menggunakan tali yang simpul, ditopang
pantatnya agar berhasil naik. Apabila
ada anak yang sudah pernah menggunakan tongkat atau tangga, tentu akan merasa
tertantang menggunakan tali simpul, karena lebih sulit dari pada menggunakan
tangga maupun tongkat. Analogi tersebut, mencerminkan bahwa peran pendidik
adalah sebagai orang yang merancang aktivitas pembelajaran, fasilitator,
pembimbing, dan pemotivasi. Pendidik mesti kreatif merancang aktivitas
pembelajaran yang beragam. Peserta didik diberikan kesempatan membangun
pengetahuan sesuai caranya sendiri dan difasilitasi sumber belajar yang beragam.
Ini dilakukan mengingat peserta didik adalah insan yang memiliki potensi, ide,
minat, motivasi, dan kemampuan yang beragam. Sangat keliru apabila itu
diseragamkan seperti nampak pada Gambar 2. Dalam pembelajaran di kelas
bentuk aktivitas pembelajaran yang konstruktivis yaitu peserta didik mengamati
fenomena-fenomena, mengumpulkan data, menguji dugaan, membuat proyek,
bekerjasama dan berkolaborasi dengan orang lain.
Gambar 1. Aktivitas yang Beragam
Gambar 2. Aktivitas yang Seragam
3
B. Konsepsi Media dan Media Presentasi Pembelajaran
Secara etimologi media berasal dari Bahasa Latin, merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. The Association
for Educational Communication and Technology (AECT) (dalam Asyhar, 2011)
mendefinisikan media sebagai segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
informasi. Sementara itu, media pembelajaran menurut Reiser dan Gange (dalam
Gagne et al, 1992) adalah sarana yang digunakan untuk mengkomunikasikan
pesan pembelajaran. Media pembelajaran di samping dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi, juga dapat digunakan menciptakan suatu kondisi yang
merangsang siswa belajar mengkonstruksi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
baru.
Sejalan dengan perkembangan istilah media pembelajaran, muncul istilah
multimedia dan multimedia pembelajaran. Multimedia menurut Mayer (2001)
mempresentasikan dua unsur yaitu teks (teks bisa disajikan secara lisan atau
tercetak) dan gambar (dapat berupa ilustrasi, foto, animasi, atau video). Definisi
lainnya menjelaskan bahwa multimedia merupakan cara mempresentasikan pesan
menggunakan tiga atau lebih media dalam lingkungan berbasis komputer seperti
teks, narasi, dan gambar/diagram, animasi, dan video (Collins et al, 1997: 4).
Pemanfaatan media dalam pembelajaran merupakan salah satu cara untuk
menciptakan pembelajaran yang konstruktivis. Media yang digunakan
mempresentasikan pesan pembelajaran tidak semata menyajikan isi/pesan, akan
tetapi dapat merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran melalui
pemanfaatan objek multimedia yaitu teks, gambar, suara, animasi, dan video.
Adanya penggabungan objek multimedia dalam media pembelajaran, sehingga
muncul istilah multimedia pembelajaran. Multimedia pembelajaran adalah
penyajian kata-kata dan gambar yang dimaksudkan untuk meningkatkan
terjadinya proses belajar (Mayer, 2001).
Media presentasi pembelajaran secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran oleh pendidik
kepada peserta didik. Digunakannya objek multimedia dalam media presentasi
pembelajaran, Wahono et al (2007) mengklasifikasi jenis multimedia
4
pembelajaran menurut kegunaannya menjadi dua yaitu multimedia presentasi
pembelajaran dan multimedia pembelajaran mandiri.
Pertama, multimedia presentasi pembelajaran adalah alat bantu guru dalam
proses pembelajaran di kelas dan tidak menggantikan guru secara keseluruhan.
Pesan dalam multimedia presentasi pembelajaran berupa poin-poin materi yang
disajikan (explicit knowledge) dan bisa saja ditambahi dengan multimedia linear
berupa film dan video untuk memperkuat pemahaman siswa. Software yang bisa
digunakan mengembangkan multimedia presentasi pembelajaran adalah software
presentasi seperti open office impress, microsoft powerpoint, adobe reader, dan
lain-lain.
Kedua, multimedia pembelajaran mandiri. Jenis multimedia pembelajaran
ini dapat dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri alias tanpa bantuan guru.
Multimedia pembelajaran mandiri harus dapat memadukan explicit knowledge
(pengetahuan tertulis yang ada di buku dan artikel) dan tacit knowledge. Tentu
karena menggantikan guru, harus ada fitur assessment untuk latihan, ujian, dan
simulasi termasuk tahapan pemecahan masalahnya. Multimedia pembelajaran
mandiri menyediakan siswa lingkungan belajar yang fleksibel, di mana dan kapan
pun siswa dapat mempelajari materi sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing. Software yang dapat digunakan mengembangkan multimedia
pembelajaran mandiri adalah adobe captivate, adobe flash, dan lain-lain.
C. Prinsip Desain Media Presentasi Pembelajaran
Tujuan penggunaan objek multimedia dalam media presentasi
pembelajaran adalah memudahkan dan mengoptimalkan pemahaman peserta didik
terhadap konten pembelajaran melalui sajian kata-kata (lisan maupun tulisan) dan
gambar (bergerak maupun diam). Sajian kata dan gambar dapat efektif apabila
memperhatikan prinsip-prinsip sajian multimedia pembelajaran. Ada beberapa
prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan mendesain media presentasi