Top Banner
MEDIA PENGARUH & PENANGANAN ISU DAMAR JUNIARTO
22

Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Apr 11, 2017

Download

Social Media

Damar Juniarto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

MEDIA PENGARUH & PENANGANAN ISU

DAMAR JUNIARTO

Page 2: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

CARI TAHU SOAL MEDIA DI SEKITAR KITA

“Orang akan percaya pada apa yang media katakan pada mereka

apa yang mereka percayai.” ― George Orwell

Page 3: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

APA SIH MEDIA ITU?

Page 4: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Media adalah alat atau sarana yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan kepada publik. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan. - Syaiful Bahri Djamarah

Media merupakan institusi yang difungsikan untuk mengembangkan kebebasan berpendapat dan menyebarkan informasi ke segala arah, yakni kepada publik dan institusi lainnya termasuk pemerintah – Grossberg

Kata media berasal dari kata latin “medium”

yang berarti perantara atau pengantar

Page 5: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Kenyataannya media bukanlah perantara

yang netral dan bebas kepentingan.

Media memuat bukan fakta melainkan berita. Apa bedanya?

FAKTA: hal atau peristiwa yang benar-benar terjadi (nyata keberadaannya).

BERITA: informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi.

Media digunakan oleh para komunikator sebagai perantara untuk menyampaikan berita yang telah diolah dari fakta.

Komunikator adalah pribadi yang tidak netral dan bebas kepentingan.

Page 6: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

MEDIA DI INDONESIA: DULU DAN KINI

Page 7: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

CARI TAHU SOAL MEDIA DI SEKITAR KITA

Dulu orang yang datang ke media, kini media yang datang pada

kita, setiap hari, 24 jam tanpa henti.

Selamat datang di abad informasi.

Selama 24 jam, berbagai peristiwa di belahan dunia begitu cepat bisa kita lihat, tanpa perlu menunggu disiarkan oleh kantor berita lalu dicetak, tetapi bisa langsung dilihat di smartphone lewat media sosial.

Blogging, menulis tweet, dan berkirim podcast menjadi cara baru untuk berbagi informasi dan berekspresi.

Jurnalis warga menambah jumlah berita yang beredar lewat handphone, terutama saat terjadi bencana dan konflik.

Page 8: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

CARI TAHU SOAL MEDIA DI SEKITAR KITA

Dulu buku dan koran tempat mencari informasi, tapi

kini dari TV dan media sosial

20 tahun yang lalu, masyarakat Indonesia masih mengandalkan koran, majalah, radio dan televisi.

Sekarang ini, setiap individu bisa menjadi “media” berkat media sosial.

Mulai tahun 2002, datang era social networking website atau media sosial. Mulai dari Friendster (2002), Myspace (2003), Facebook (2004), orang dapat menyebarkan opininya secara lebih luas dan berdiskusi secara intens lewat media sosial.

Page 9: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

MEDIA BERETIKA JURNALISTIK

Page 10: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

CARI TAHU SOAL MEDIA DI SEKITAR KITA

Jurnalis adalah vokasi khusus, bukan sekedar pekerjaan biasa saja.

Seperti halnya dokter, pengacara, masing-masing terikat pada kode etik profesi.

ETIKA (ethics) adalah suatu sistem tindakan atau perilaku, suatu prinsip-prinsip moral, atau suatu standar tentang yang benar dan salah.

ETIKA JURNALISTIK adalah standar aturan perilaku dan moral, yang mengika t para ju rna l is da lam melaksanakan pekerjaannya.

Page 11: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

CARI TAHU SOAL MEDIA DI SEKITAR KITA

Pembuat Kode Etik dan apa isi dari Kode Etik

Jurnalistik

Kode Etik biasanya dirumuskan oleh organisasi profesi bersangkutan, dan Kode Etik itu bersifat mengikat terhadap para anggota organisasi. Contoh Isi Kode Etik Jurnalistik Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar. Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar. Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya.

Page 12: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Sambungan…

Jurnalis hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya. Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui masyarakat. Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto, dan dokumen. Jurnalis menghormati hak nara sumber untuk memberi informasi latar belakang, off the record, dan embargo. Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat. Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban kejahatan seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur.

Page 13: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Sambungan…

Jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi, dalam masalah suku, ras, bangsa, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, agama, pandangan politik, cacat/sakit jasmani, cacat/sakit mental, atau latar belakang sosial lainnya. Jurnalis menghormati privasi seseorang, kecuali hal-hal itu bisa merugikan masyarakat. Jurnalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar kecabulan, kekejaman, kekerasan fisik dan seksual. Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk mencari keuntungan pribadi. Jurnalis dilarang menerima sogokan.

Jurnalis tidak dibenarkan menjiplak.

Page 14: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Sambungan…

Jurnalis menghindari fitnah dan pencemaran nama baik. Jurnalis menghindari setiap campur tangan pihak-pihak lain yang menghambat pelaksanaan prinsip-prinsip di atas. Kasus-kasus yang berhubungan dengan kode etik akan diselesaikan oleh Majelis Kode Etik. ___

Kode etik bisa dibuat berbeda oleh berbagai macam organisasi. Misalnya untuk media online ada Panduan Etika di Media Online.

Page 15: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Singkatnya yang harus dilakukan adalah verifikasi, verifikasi, verifikasi.

Verifikasi adalah pemeriksaan tentang kebenaran laporan, pernyataan ke narasumber.

Jurnalis atau media yang tidak melakukan ver i f ikas i a tas fakta maka dapat dikategorikan sebagai media yang tidak mengenal etika.

Cara menguji apakah media/jurnalis itu melakukan verifikasi atau tidak adalah dengan mengecek ke narasumber/sumber informasi mengenai benar tidaknya fakta yang disampaikan.

Page 16: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

WASPADAI AGENDA SETTING, FRAMING, PRIMING

Page 17: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Agenda setting media bisa mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh publik dan pengambil kebijakan

Agenda-setting adalah kemampuan media massa untuk mempengaruhi topik yang dianggap penting dalam agenda publik. -- McComb dan Reynolds

Agenda-setting merupakan gagasan bahwa media, melalui berita yang disampaikan, akan menentukan isu apa yang dianggap penting oleh publik. -- Severin & Tankard

Agenda setting mempengaruhi baik agenda publik maupun agenda kebijakan.

Page 18: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Framing media bisa membentuk perspektif baru atas

fakta atau “memutar” (spin)

Framing ini disebut juga sebagai second level of agenda-setting. Dengan framing, agenda-setting tidak lagi hanya menanyakan ‘what to think about’, namun juga ‘how to think about’.

Page 19: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Priming media mengangkat berita ke publik berdasarkan

pemberitaan sebelumnya

Priming adalah isu yang diangkat media dengan cara mengingatkan publik akan informasi sebelumnya yang mereka miliki tentang isu itu sehingga akan memicu perhatian yang lebih. Dalam konteks media, priming adalah dampak dari isi media (misalnya liputan tokoh politik) terhadap perilaku atau penilaian khalayak yang muncul kemudian.

Page 20: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

MENANGANI AGENDA SETTING, FRAMING, PRIMING

Page 21: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Mempolemikkan agenda setting dan biarkan publik menilai.

Polemik adalah bentuk counter agenda.

Definisi polemik: suatu perdebatan sengit yang diadakan di tempat umum atau media massa berbentuk tulisan. Polemik biasa digunakan untuk menyangkal atau mendukung suatu pandangan agama atau politik.

Polemik harus didasarkan pada pemikiran positif bahwa rasionalitas bisa mengalahkan hipokrisi. Tidak boleh menjadi ajang debat kusir tanpa dasar ilmiah.

Page 22: Media: Pengaruh dan Penanganan Isu

Menggeser framing media untuk membalik keadaan.

Framing dilakukan dengan logika ‘how to think about’. Maka untuk menanganinya adalah menggeser framingnya ke ‘how not to think about’.