Top Banner
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN II PROGRAM STUDI: PLS DOSEN : Dr. FAKHRUDDIN, M.Pd TAHUN : 2014
57

Media mpp2

Jul 20, 2015

Download

Education

Salma Van Licht
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Media mpp2

MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN II

PROGRAM STUDI: PLSDOSEN : Dr. FAKHRUDDIN, M.Pd

TAHUN : 2014

Page 2: Media mpp2

Kategori penelitian berdasarkan metode

ANALITIS HISTORIS DESKRIPTIF EKSPERIMENTAL

Menurunkan hubungan melalui sistem deduktif

Peristiwa + perkembangan di masa lampau

Menjelaskan kondisi yang ada (exist)

Menguji hubungan sebab akibat

MatematikFilsafatHukumLinguistik

Kronologis (biografi)Spasial (komparatif)Historik & Legal Yuridis

Korelasi, Survey,Studi kasus, Studi pengembangan,Studi tindak lanjut,Studi kecenderungan

One group,More than one group

METODE

Page 3: Media mpp2

Metode-metode Penelitian

KUANTITATIF KUALITATIF

EKSPERIMENTAL NON EKSPERIMENTAL

INTERAKTIF NON INTERAKTIF

Eksperimental murni Eksperimental kuasi Eksperimental lemah Subjek tunggal

Deskriptif Komparatif Korelasional Survay Tindakan

Etnografis Historis Fenomenologis Studi Kasus Studi Kritis

Analisis konsep Analisis kebijakan analisis historis

Penelitian Pengembangan (R&D)

Page 4: Media mpp2

•Penelitian Kuantitatif (variabel & hipotesis)

Variabel adalah konsep, kata benda yang memperlihatkan variasi dalam kelompok objekKlasifikasi variabel :

Kuantitatif vs. kategorial kuantitatif berada dalam rentang kontinum; kategorial berbeda dalam kualitas (nominal, ordinal)

Manipulasi vs. Hasil (outcome)Independen vs. DependenExtraneous variabel yang tidak dikontrol

Page 5: Media mpp2

Penelitian Kuantitatif (variabel & hipotesis)Hipotesis adalah prediksi dari hasil kajian yang dimungkinkanKeuntungan :

Memberikan kekuatan untuk berpikir lebih dalam tentang hasil kajian

Melibatkan filosofi ilmu / berdasarkan argumen teoriDapat melakukan kajian keterhubungan

Kelemahan :Dapat terjadi bias (kecenderungan memenangkan

hipotesis)Menyempitkan pandangan peneliti; kurang

memperhatikan fenomena lain di luar hipotesisnya

Page 6: Media mpp2

Penelitian Kuantitatif (variabel & hipotesis)

Acuan hipotesis :Jawaban sementara terhadap suatu persoalanPerlu dibuktikan secara statistikal apakah diterima atau

ditolakIsi hipotesis harus sejalan dengan tujuan penelitian

Page 7: Media mpp2

Populasi : keseluruhan unit yang menjadi objek penelitian atau kelompok yang diharapkan dapat digunakan dalam penelitianSampel : - bagian dari populasi yang nyata diteliti - sampel mewakili populasi (representatif) - bila sampelnya manusia disebut respondenPenentuan sampel :

Acak / random : karakteristik homogenStrata / stratified : sampel berjenjang, dalam jenjang harus

homogenCluster : sampel dari satuan wilayah / institusi yang di dalamnya

juga harus homogenPurposif : sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian

Penelitian Kuantitatif (populasi dan sampel)

Page 8: Media mpp2

T A H A P A N P E N E L I T I A N T A H A P A N P E N E L I T I A N MEMILIH MASALAH STUDI PENDAHULUAN MERUMUSKAN MASALAH

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR

HIPOTESIS

MEMILIH PENDEKATAN

MENENTUKANVARIABEL

MENENTUKAN SUMBER DATA

MENENTUKAN DAN MENYUSUN INSTRUMEN

MENGUMPULKAN DATA

ANALISIS DATAMENARIK SIMPULAN

MENULIS LAPORAN PRESENTASI & DISKUSI

Page 9: Media mpp2

POLA HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

Simetris : Bila dua variabel berfluktualisasi bersamaan tetapi diantara

keduanya tidak ada hubungan.Asimetris :

Hubungan yang terjadi akibat dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya

Timbal-balik Terjadi apabila dua variabel saling mempengaruhi atau

memperkuat satu sama lain.

Page 10: Media mpp2

Penelitian Kuantitatif (variabel & hipotesis)

Variabel adalah konsep, kata benda yang memperlihatkan variasi dalam kelompok objekKlasifikasi variabel :

Kuantitatif vs. kategorial kuantitatif berada dalam rentang kontinum; kategorial berbeda dalam kualitas (nominal, ordinal)

Manipulasi vs. Hasil (outcome)Independen vs. DependenExtraneous variabel yang tidak dikontrol

Page 11: Media mpp2

Lanjutan ………….JENIS VARIABEL

dilihat dari JENIS DATA KUALITATIF1. Variabel DISKRIT

variabel yg tidak memiliki pecahan / utuh.Co: jumlah anak, jumlah negara dll.

2. Variabel BERSAMBUNGANvariabel yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka pecahan.Co: ukuran berat, tinggi, luas dll

Page 12: Media mpp2

Variabel independen/bebas : var yang dapat dimanipulasi.

Variabel dependen/terikat; yg dipengaruhi menjadi akibat krn adanya var bebas

Var moderator; var yg mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hub antara var independen dan dependen

Var intervening; var yg secara teoritis mempengaruhi hub antara independen dan dependen tetapi tdk terukur

Var kontrol; var yg dikendalikan atau dibuat konstan, shg mempengaruhi var utama yg diteliti

Page 13: Media mpp2

Lanjutan ………….JENIS VARIABEL

• dilihat dari PERAN1. Variabel BEBAS (Vb)

variabel yg dapat mempengaruhi variabel lainnya.

2. Variabel TERIKAT (Vt)variabel yg dipengaruhi variabel lain.

VbMetode mengajar guru

Hubungan antara metode mengajar guru dengan prestasi belajar siswa

VtPrestasi belajar siswa

JUDUL PENELITIAN

Page 14: Media mpp2

Hipotesis adalah prediksi dari hasil kajian yang dimungkinkanKeuntungan :

Memberikan kekuatan untuk berpikir lebih dalam tentang hasil kajian

Melibatkan filosofi ilmu / berdasarkan argumen teoriDapat melakukan kajian keterhubungan

Kelemahan :Dapat terjadi bias (kecenderungan memenangkan

hipotesis)Menyempitkan pandangan peneliti; kurang

memperhatikan fenomena lain di luar hipotesisnya

Page 15: Media mpp2

1. PENDAHULUAN, Berisi :identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian

2. KAJIAN PUSTAKA, berisikonsep terkait dengan tema peneltian, kerangka berfikir dan hipotesis

3. METODE PENELTIANPendekatan peneltian, penentuan subyek /sampel penelt, variabel metode pengumpulan data dan analisis data

4. Lampiran, daftar pustaka

MEMBUATA PROPOSAL PENELITIAN, dgn Sistematika :

Page 16: Media mpp2

INSTRUMEN◦ Prinsip-Prinsip Pemilihan Instrumen

Penelit ian ◦ Syarat-Syarat Instrumen Penelit ian

Akurasi (accuracy) Presisi (precision) Kepekaan (sensit ivity) ◦ Klasif ikasi instrument ◦ Prinsip Pengukuran dengan Instrumen ◦ Ciri-cir i Data Hasil Pengukuran ◦ Klasif ikasi data hasil Pengukuran

Data dengan Skala Nominal Data dengan Skala Ordinal Data dengan Skala Interval Data dengan Skala Rasio ◦ Penyajian dan Analisis Data

Page 17: Media mpp2

Prinsip utama pemilihan instrumen adalah memahami sepenuhnya tujuan penelitian, sehingga peneliti dapat memilih instrumen yang diharapkan dapat mengantar ke tujuan penelitian.

Tujuan penelitian menentukan instrument apa yang akan digunakan.

Kadang terjadi bahwa tujuan penelitian justru ditentukan oleh instrumen yang tersedia, atau digunakan instrumen yang sudah populer, walaupun sebenarnya tidak cocok dengan tujuan penelitiannya.

Page 18: Media mpp2

Suatu pendapat yang tidak selalu benar bahwa “instrumen yang canggih adalah yang terbaik“.

Pedoman umum yang dapat digunakan dalam pemilihan instrumen, khususnya bagi peneliti pemula adalah:◦ Pakailah instrumen seperti yang telah digunakan

oleh peneliti terdahulu.◦ Buatlah daftar instrumen yang tersedia, kemudian

kategorikan tiap instrumen sesuai dengan input yang diperlukan dan output yang dihasilkan, baru dipilih yang paling sesuai.

Page 19: Media mpp2

Instrument walaupun sederhana tetapi dapat langsung mengukur informasi yang dikehendaki lebih baik.

Ada beberapa kriteria penampilan instrument yang baik, baik yang digunakan untuk mengontrol ataupun untuk mengukur variabel, yaitu :◦ Akurasi (accuracy)◦ Presisi (precision)◦ Kepekaan (sensitivity)

Page 20: Media mpp2

Akurasi dari suatu instrumen pada hakekatnya berkaitan erat dengan validitas (kesahihan) instrument tersebut.

Apakah instrumen benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Apakah masukan yang diukur (measured) hanya terdiri dari masukan yang hendak diukur saja ataukah telah kemasuk-an unsur-unsur lain.

Pengontrolan yang ketat terhadap kemurnian masukan ini adalah sangat penting agar pengaruh luar dapat dieliminasi.

Kegagalan dalam pengontrolan ini akan menyebabkan menurunnya akurasi output atau validitas hasil pengukuran.

Validitas tentang apa yang hendak diukur disebut validitas kualitatif.

Instrumen dapat mengukur dengan cermat dalam batas yang hendak diukur, maka validitas yang diperoleh adalah validitas kuantitatif.

Page 21: Media mpp2

Presisi instrumen berkaitan erat dengan keterandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan pengukuran.

Instrumen mempunyai presisi yang baik jika dapat menjamin bahwa inputnya sama memberikan output yang selalu sama kapan saja, dimana saja, oleh dan kepada siapa saja instrumen ini digunakan memberikan hasil konsisiten (ajeg).

Instrumen dengan presisi yang baik belum tentu akurasinya baik dan sebaliknya.

Instrumen yang baik tentu yang akurasi dan presisinya baik.

Page 22: Media mpp2

Penelitian yang ingin mengetahui adanya perubahan harga variabel tertentu membutuhkan instrumen yang dapat mendeteksi besarnya perubahan tersebut.

Makin kecil perubahan yang terjadi harus makin peka instrumen yang digunakan.

Sebagai ilustrasi : ◦ Stopwatch dengan presisi 0,1 detik tidak dapat untuk

mengukur kecepatan gerak refleks. ◦ Penggaris dengan presisis 0,1 mm tidak dapat mendeteksi

perubahan panjang ikatan dalam perubahan struktur molekul.

Dalam contoh tersebut kepekaan instrumen tidak memadahi.

Kepekaan berkaitan erat dengan validitas kuantitatif.

Page 23: Media mpp2

Pada dasarnya ada dua kategori alat atau instrumen (seterusnya disebut instrumen) yang digunakan dalam penelitian, yaitu :1) Instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi

atau data tentang keadaan obyek atau proses yang diteliti.2) Instrumen yang digunakan untuk mengontrol obyek atau

proses penelitian. Dengan adanya dua jenis instrumen tersebut,maka

kondisi obyek atau proses penelitian diukur dalam kondisi yang spesifik dan dapat diulang lagi (reproducible).

Berdasarkan wujudnya, instrumen penelitian dibedakan atas dua bentuk, yaitu : 1) perangkat keras (hardware) dan 2) perangkat lunak (software).

Page 24: Media mpp2

Analogi dengan computer:◦ Perangkat keras adalah seperangkat komponen

mesin dengan elektroniknya.◦ Perangkat lunaknya adalah instruksi-instruksi yang

terdapat dalam programnya. Dalam penelitian instrumen yang termasuk

kategori perangkat keras misalnya: spektofotometer,stetoskop, thermometer, dsb.

Perangkat lunak digunakan untuk memperoleh informasi atau respon dari subyek baik langsung maupun tidak langsung.

Page 25: Media mpp2

Dengan perangkat lunak akan dapat dilakukan pengukuran tentang :1)Informasi langsung dari obyek.2)Mengevaluasi obyek atau tindakan obyek oleh

pengamat.3)Mengukur langsung kemampuan dan pengetahuan

obyek.4)Mengukur secara tidak langsung tentang kepercayaan,

sikap atau perilaku obyek. Adapun yang termasuk dalam kategori perangkat

lunak misalnya: kuisioner, ceklist, rating scale, ujian tertulis, wawancara dan lainnya.

Page 26: Media mpp2

Dalam penelitian selalu diperlukan pengumpulan data dari variable penelitinannya melalui proses pengukuran.

Pengukuran suatu variabel pada dasarnya adalah penerapan suatu fungsi matematik yang korespondensi.

Dalam proses pengukuran diperlukan tiga unsur, yaitu: ◦ himpunan obyek yang diukur, ◦ himpunan angka dalam instrument dan ◦ pemetaan sebagai criteria hasil pengukuran.

Page 27: Media mpp2

Sebagai contoh : akan dilakukan pengukuran pendapat sekelompok responden terhadap penampilan produk X. ◦ Himpunan responden yang akan diukur pendapatnya

adalah : si A,B,C,D dan seterusnya. ◦ Himpunan angka dalam instrument : 1,2 dan 3. ◦ Pemetaannya adalah :

jika responden mengatakan baik, penampilan produk diberi angka skor 3,

jika responden menyatakan cukup baik diberi angka skor 2, jika responden menyatakan buruk diberi angka skor 1.

Page 28: Media mpp2

Data (plural) atau datum (singular), berasal dari kata “dare” (latin) berarti “to give”.

Berdasarkan kata dasar tersebut, data adalah fakta yang diamati peneliti yang diberikan oleh suatu situasi tetentu.

Fakta sendiri berasal dari kata “facere” (latin) yang berarti “to make” Jadi fakta adalah sesuatu yang dibuat atau dihasilkan oleh situasi tertentu.

Dengan demikian fakta adalah sesuatu yang dimanifestasikan oleh suatu situasi/fenomena tetentu bukan situasi/fenomena itu sendiri.

Sebenarnya tujuan penelitian adalah ingin mengungkapkan situasi/fenomena yang sebenarnya, tetapi yang diperoleh hanya suatu manifestasi atau representasi yang factual berupa suatu data.

Maka dari itu peneliti yang arif selelu berpikiran bahwa data yang dihasilkan tidak lain hanyalah suatu bayangan dari situasi/fenomena yang bersifat sementara dalam dimensi ruang dan waktu.

Page 29: Media mpp2

Berdasarkan skalanya, data hasil pengukuran dapat dibedakan atas 4 macam skala yaitu :

1) Nominal, 2) Ordinal, 3) interval dan 4) rasio.

Page 30: Media mpp2

Angka-angka yang diletakkan dalam skala nominal hanya untuk pembeda antara yang satu dengan yang lain.

Ciri dari data nominal adalah cara mendapatkan datanya dengan cara menghitung (counting).

Sebagai contoh data nominal : ◦ jumlah orang laki-laki atau perempuan yang hadir dalam sebuah

pertemuan. ◦ jenis pekerjaan◦ status perkawinan◦ agama,◦ setuju-tidak setuju dan sebagainya.

Suatu obyek akan memepunyai salah satu kategori saja, tidak mungkin suatu obyek muncul dengan lebih dari satu kategori laki-laki dan perempuan Jadi sifatnya “mutual exclusive”.

Jika pada tiap kategori diberi simbol angka,maka angka-angka yang diperoleh: ◦ tidak bersifat aditif (tak dapat dijumlah) ◦ tidak bersifat multiplicated (tidak dapat dikalikan).

Page 31: Media mpp2

Data tersusun atas jenjang. Disini sudah ada keteraturan (“order”) bahwa suatu angka skor

lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain. Sebagai contoh : pemberian peringkat pada kejuaraan lomba

melukis, ◦ juara 1 (skor4),◦ juara II (skor3), ◦ juara III (skor 2), dan ◦ juaraIV (skor 1).

Jadi disini belum ada sifat aditif (tambah atau kurang) maupun multiplikatif (kali atau bagi).

Contoh lain skala ordinal adalah skala rangking nilai siswa sekolah,rangking pendapat : sangat setuju, setuju dan tidak setuju.

Page 32: Media mpp2

Pada skala interval: ◦ Sudah ada keteraturan atau jenjang, ◦ Sudah ada sifat aditif dan multiplikatif.

Jika terdapat data interval : 1,2,3,4 dan 5, maka 5-3 adalah sama dengan 4-2, demikian juga 3+2 adalah sama dengan 4+1.

Begitu pula 4x1 sama dengan 2x2. Pada skala interval belum ada harga nol mutlak,

angka nol bersifat arbitary. Contoh skala interval : ◦ indeks prestasi, ◦ indeks inflasi, ◦ indeks harga, ◦ skala pada thermometer dan sebagainya.

Page 33: Media mpp2

Skala ini mempunyai derajat yang paling tinggi diantara skala yang lain.

Skala rasio sama ciri-cirinya dengan skala internal dan telah mempunyai harga nol yang bersifat mutlak.

Contoh data dengan skala rasio : ◦ berat badan, ◦ tinggi badan, ◦ luas sawah, ◦ dosis obat, ◦ waktu dan sebagainya.

Page 34: Media mpp2

Penyajian dan analisis data penelitian tergantung dari jenis datanya. ◦ Jika datanya adalah data kuantitatif, maka data dapat

disajikan dan dianalisis dengan metode statistik. ◦ Jika data bersifat kualitatif sehingga tidak dapat

dinyatakan dengan angka, maka metode statistika tidak dapat digunakan.

Untuk mengatur dan menyajikan data kuantitatif digunakan metode statistika diskriptif,

Untuk menarik kesimpulan dari data sampel terhadap populasinya digunakan statistika induktif atau statistika inferensial.

Page 35: Media mpp2

Dengan statistika diskriptif data dapat disajikan dan diatur dalam bentuk yang tepat sehingga data lebih banyak “berbicara”. ◦ Misalnya dalam bentuk grafik, diagram, kurva, tabel dan

sebagainya.◦ Disamping itu dengan statistika diskriptif dapat dicari

kecenderungan pemusatannya (central tendency) dalam bentuk harga rata-rata, modus atau mediannya. ◦ Juga dapat ditentukan penyebarannya dalam bentuk :

range, deviasi, deviasi standar, variansi dan sebagainya. Dengan statistika induktif dapat dilakukan estimasi

dan uji hipotesis statistika. Perlu diingat bahwa statistika adalah seperangkat

alat (a set of tools). Sudah barang tentu pemakai harus tahu kegunaan dan penggunaanya dengan tepat.

Page 36: Media mpp2

TEKNIK PENGUMPULAN DATA◦ Kuisioner

Kuesioner Isian Kueisioner Pil ihan Wawancara Wawancara Bebas Wawancara Terpimpin

Page 37: Media mpp2

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan: ◦ teknik komunikasi dan ◦ teknik observasi

Pengumpulan data dengan teknik komunikasi dapat dilakukan dengan kuisioner dan atau wawancara.

Dalam kaitan teknik komunikasi ini Alport menyatakan sebagai berikut :

“Jika anda ingin mengetahui tentang responden mengenai :◦ bagaimana perasaanya,◦ pengalaman apa yang dipunyainya,◦ apa yang diingatnya,◦ apa motivasinya, dan◦ apa alasanya melakukan sesuatu, ……..mengapa tidak anda

tanyakan saja kepadanya?”

Page 38: Media mpp2

Dalam penelitian, jika diinginkan pengumpulan data tentang perihal di atas dapat dilakukan dengan pertolongan :

kuisioner atau wawancara Menjawab kuisioner atau wawancara bagi seorang

responden adalah suatu proses “self report “ atau instrospeksi terhadap diri sendiri.

Jika dalam penelitian menggunakan metode pengumpulan data dengan dua teknik di atas, maka diasumsikan bahwa :◦ Responden yang paling tahu tentang dirinya sendiri.◦ Pernyataan responden adalah benar dan dapat dipercaya.◦ Interpretasi responden terhadap isi pertanyaan adalah sama

dengan interpretasi penanya.

TEKNIK PENGUMPULAN DATATEKNIK PENGUMPULAN DATA

Page 39: Media mpp2

Klasifikasi kuisioner berdasarkan sasaran dan bentuk jawabannya dapat dibedakan secara skematis sebagai berikut:

Kuisioner

Sasaran

Langsung : tentang diri sendiri

Tidak langsung : tentang orang lain

Bentuk

Isian (open-ended)

Pilihan (closed form)

Kombinasi isian dan pilihan

Page 40: Media mpp2

Responden mengisi sendiri jawaban atas pertanyaan dalam kueisioner.

Contoh :◦ Bagaimana pendapat saudara jika orang-orang yang

melakukan korupsi ditembak mati di depan umum? Jawab :……………………………………………………◦ Hukuman apakah yang paling baik untuk anak didik ? Berikaan alasan! Jawab :……………………………………………………

Page 41: Media mpp2

Keuntungan Kuesioner Isian :◦ Dapat memberikan jawaban secara bebas, terungkap hal-

hal yang tak diduga oleh peneliti.◦ Memungkinkan menanyakan : perasaan, pendapat,

motivasi, secara tak terbatas. Kelemahan kuesioner isian :◦ Responden segan memeberikan jawaban yang lengkap dan

mendasar.◦ Hal yang sangat diperlukan tidak terungkap dari responden.◦ Analisis datanya sulit.◦ Bagi responden memerlukan banyak waktu untuk menjawab

sehingga harapan kembali relative kecil.◦ Kesulitan menyatakan sesuatu dalam bahasan tulisan oleh

karena ada perbedaan dalam : tingkat pendidikan, status ekonomi dari responden.

Page 42: Media mpp2

Responden memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Isi jawaban dpt berupa: fakta (fact finding), pendapat, keyakinan dsb.

Bentuk pilihan jawaban dapat: ◦ dua pilihan saja (force choice) atau ◦ pilihan ganda (multiple choice).

Contoh kuesioner fact f inding dengan force choice.Status jabatan saudara di Fakultas ini adalah : ( ) Dosen tetap( ) Dosen luar biasa

Contoh : kueisioner tentang pendapat dengan force choice.Apakah saudara merasa tugas saudara skrng ini terlalu berat?( ) Ya( ) Tidak

Contoh : keyakinan dengan multiple choice. Bagaimana menurut saudara tentang status sosial Dosen pada

umumnya?( ) Tinggi sekali ( ) Lumayan( ) Cukup tinggi ( ) Rendah

Page 43: Media mpp2

Kelemahan Kuesioner Pilihan :◦ Responden terpaksa memilih walaupun sebenarnya

responden ingin jawaban yang lain, sehingga cenderung asal pilih

Keuntungan Kuesioner Pilihan :◦ Pengolahan data mudah.◦ Responden tidak perlu mengekspresikan pikirannya

dalam bentuk tulisa◦ Pengisisan kuesioner mudah dan cepat, sehingga

harapan kembali akan lebih besar.

Page 44: Media mpp2

Wawancara (interview) dlm riset dpt berfungsi untuk:1) Mendapat informasi langsung dari responden (metode

primer).2) Mendapatkan informasi, jika metode lain tidak dapat

dipakai (metode sekunder).3) Menguji kenenaran teknik kuesioner atau observasi

(metode kriteria). Dalam wawancara diperlukan syarat penting, yaitu

terjalinnya hubungan yang baik dan demokratis antara responden dengan penanya (I am good, you are good)

Klasifikasi wawancara berdasarkan cara mwnjawab responden, adalah sebagai berikut:1) Wawancara bebas (unguided/undirevtive)2) Wawancara terpimpin (controlled/structured interview)3) Wawancara bebas terpimpin (focused interview)

Page 45: Media mpp2

Tanya jawab tidak diarahkan oleh penanya ◦ Isi tanya-jawab tergantung “mood”, keinginan, perhatian

dari responden. ◦ Di sini akan terjadi “free talk”.

Kelemahan :◦ Sabagai instrument risat sangat lemah◦ Tidak efisien dan hasil tidak jelas

Waktu lama dan biaya mahal Keuntungan :◦ Cocok untuk studi pendahuluan (eksporasi) mencari

problema.◦ Kewajaran Tanya jawab maksimal, sehingga wawancara

dapat mendalam.

Page 46: Media mpp2

Tanya jawab menggunakan kerangka pertanyaan sebagai pedoman umum jalannya tanya-jawab.

Kedua fihak mempunyai peranan yang jelas dan berbeda.

Kelemahan :◦ Tanya jawab menjadi kaku, formil sehinnga data

kurang mendalam (seperti seorang hakim dan seorang terdakwa).

Kebaikan :◦ Pertanyaan seragam, sehingga dapat melakukan

komparasi.◦ Membuktikan hipotesis.◦ Memungkinkan analisis data secara kuantitatif.◦ Kesimpulan lebih dapat diandalkan.

Page 47: Media mpp2

Dr. Fakhruddin, M.Pd

Page 48: Media mpp2

KOMPONEN UTAMA1. Variabel Kriterium2. Perlakuan3. Rancangan4. Monitoring5. Instrumen

Page 49: Media mpp2

VARIABEL KRITERIUMMasalah MayorTolok Ukur Keberhasilan PerlakuanTerpengaruh oleh Perlakuan

Page 50: Media mpp2

PERLAKUANPerlakuan Eksperimen berbeda dengan Perlakuan

Pembanding (konsep dan pelaksanaan).Rancangan Perlakuan berbasis teori.Rancangan Perlakuan final dan jelas.Ada dasar teori yang kuat untuk membuat inverensi

bahwa Perlakuan Eksperimen lebih efektif dp Perlakuan Pembanding.

Page 51: Media mpp2

RANCANGANDibuat sedemikian sehingga informasi yang berhubungan atau

diperlukan untuk persoalan yang diselidiki dapat diperoleh.Tata kelola dan tata penempatan perlakuan agar efektifitas

perlakuan dapat diuji.Rancangan dapat berbentuk:

- Pra Eksperimen- Kuasi Eksperimen- True Eksperimen

Rancangan Eksperimen terdiri atas:- Rancangan satu faktor (sederhana)- Rancangan dua faktor- Rancangan tiga faktor, dst..

Page 52: Media mpp2

VALIDITAS INTERNALMempersoalkan seberapa jauh perubahan variabel kriterion

benar-benar adalah akibat perlakuan bukan karena faktor lain.

Untuk menjamin validitas internal, peneliti harus mengontrol faktor-faktor yang mengancam:- Peristiwa (sejarah)- Kematangan- EfekTesting- Instrumen- Regresi Statistik- Mortalitas- Kontaminasi- Bias oleh seleksi kelompok

Page 53: Media mpp2

TRUE EKSPERIMEN(Rancangan Satu Faktor)Randomized Control Group Design

R E T1 O1R K T2 O2

Randomized Pre and Post Test Control Group Design

R E O1 T1 O2R K O3 T2 O4

R O1 E T1 O2R O3 K T2 O4

Page 54: Media mpp2

TRUE EKSPERIMEN(Rancangan Satu Faktor)Salomon Four Groups Design

R E O1 T1 O2R K O3 T2 O4R E . T1 O5R K . T2 O6

Page 55: Media mpp2

TRUE EKSPERIMEN(Rancangan Dua Faktor)Treatment by Level Design

BBAA

A1A1 A2A2

B1B1

B2B2

A = Perlakuan, mis: A = Perlakuan, mis: metode pembelajaranmetode pembelajaran

A1 = Met. EksperimenA1 = Met. EksperimenA2 = Met. PembandingA2 = Met. PembandingB = Variebel Moderator,B = Variebel Moderator,

mis: IQmis: IQB1 = IQ tinggiB1 = IQ tinggiB2 = IQ rendahB2 = IQ rendah

Page 56: Media mpp2

TRUE EKSPERIMEN(Rancangan Dua Faktor)Factorial Design

BBAA

A1A1 A2A2

B1B1

B2B2

A = Perlakuan, mis: A = Perlakuan, mis: metode pembelajaranmetode pembelajaran

A1 = Met. EksperimenA1 = Met. EksperimenA2 = Met. PembandingA2 = Met. PembandingB = Perlakuan,B = Perlakuan,

mis: bahan penyertamis: bahan penyertaB1 = LKSB1 = LKSB2 = ModulB2 = Modul

Page 57: Media mpp2

JENIS PENGARUH PERLAKUAN TERHADAP Y

Main Effect (Efek Utama)Efek Utama A: A1 banding A2Efek Utama B: B1 banding B2Interaction Effect (efek interaksi)Efek interaksi A x B terhadap YSimple Effect (Efek Sederhana)Efek sederhana A: - A1B1 banding A2B1

- A1B2 banding A2B2Efek Sederhana B: - A1B1 banding A1B2

- A2B1 banding A2B2