A Penyaluran Dana (Distribution of Funds) 1 Penyaluran Dana (Distribution of Funds) B a. Kredit 2 a. Kredit Yang Diberikan Sampai dengan Februari 2012, Kredit pada SPI adalah kredit hanya kepada Pihak Ketiga. Sejak Maret 2012, Kredit yang Diberikan diklasifikasikan menjadi 2 komponen, yaitu: 1. Kredit kepada Pihak Ketiga (baris 3, 4, dan 5); 2. Kredit kepada Bank Lain (baris 6, 7, dan 8). 3 Kepada Pihak Ketiga Sejak Maret 2012, Kredit yang Diberikan kepada Pihak Ketiga adalah Kredit dalam Rupiah (baris C) dan Valas (baris D). C Rupiah 4 Rupiah D Valas 5 Valas 6 Kepada Bank Lain Sejak Maret 2012, Antar Bank Lainnya berupa Kredit kepada Bank Lain (sebagian baris I) diklasifikasikan sebagai Kredit yang Diberikan kepada Bank Lain dalam Rupiah dan Valas. 7 Rupiah 8 Valas E b. Antar Bank 9 b. Penempatan pada Bank Lain F Giro 10 Giro G Inter Bank 11 Inter Bank Call Money H Deposito 12 Deposito I Lainnya 13 Lainnya Sampai dengan Februari 2012, Antar Bank berupa Lainnya mencakup komponen: Kredit, Surat Berharga, Penyertaan, Tagihan Derivatif, dan Tagihan Akseptasi, Surat Berharga Repo pada Bank Lain Sejak Maret 2012, Penempatan pada Bank Lain berupa Lainnya hanya mecakup sebagian baris I, yaitu selain dari Kredit Kepada Bank Lain, Surat Berharga, Penyertaan, Tagihan Spot dan Derivatif, Tagihan Akseptasi, dan Surat Berharga Repo. Sejak Maret 2012, komponen Antar Bank-Lainnya dibagi menjadi berupa : 1. Kredit kepada Bank Lain diklasifikasikan sebagai Kredit yang Diterima (baris 7 dan 8); 2. Surat Berharga yang diterbitkan Bank Lain diklasifikasikan sebagai Surat Berharga komponen Obligasi (baris 22) dan Surat Berharga komponen Lainnya (baris 23); 3. Penempatan pada Bank Lain diklasifikasikan sebagai Penyertaan (baris 24); 4. Tagihan Spot dan Derivatif diklasifikasikan sebagai Tagihan Spot dan Derivatif (baris 29); 5. Tagihan Akseptasi diklasifikasikan sebagai Tagihan Lainnya (baris 30); 6. Surat Berharga dengan kontrak Reverse Repo diklasifikasikan sebagai Tagihan Lainnya (baris 30); 7. Selain komponen tersebut di atas diklasifikasikan sebagai Tagihan Lainnya (baris 13). SPI Penyempurnaan Tabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.1 KEGIATAN USAHA BANK UMUM SPI Lama Tabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum 1 of 24
24
Embed
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.1 KEGIATAN … · SPI Penyempurnaan Tabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.1 KEGIATAN USAHA BANK UMUM SPI Lama
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A Penyaluran Dana (Distribution of Funds) 1 Penyaluran Dana (Distribution of Funds)
B a. Kredit 2 a. Kredit Yang Diberikan
Sampai dengan Februari 2012, Kredit pada SPI adalah kredit hanya kepada Pihak Ketiga. Sejak
Maret 2012, Kredit yang Diberikan diklasifikasikan menjadi 2 komponen, yaitu:
1. Kredit kepada Pihak Ketiga (baris 3, 4, dan 5);
2. Kredit kepada Bank Lain (baris 6, 7, dan 8).
3 Kepada Pihak Ketiga
Sejak Maret 2012, Kredit yang Diberikan kepada Pihak Ketiga adalah Kredit
dalam Rupiah (baris C) dan Valas (baris D).
C Rupiah 4 Rupiah
D Valas 5 Valas
6 Kepada Bank Lain
Sejak Maret 2012, Antar Bank Lainnya berupa Kredit kepada Bank Lain (sebagian baris I)
diklasifikasikan sebagai Kredit yang Diberikan kepada Bank Lain dalam Rupiah dan Valas.
7 Rupiah
8 Valas
E b. Antar Bank 9 b. Penempatan pada Bank Lain
F Giro 10 Giro
G Inter Bank 11 Inter Bank Call Money
H Deposito 12 Deposito
I Lainnya 13 Lainnya
Sampai dengan Februari 2012, Antar Bank berupa Lainnya mencakup komponen: Kredit,
Surat Berharga, Penyertaan, Tagihan Derivatif, dan Tagihan Akseptasi, Surat Berharga Repo
pada Bank Lain
Sejak Maret 2012, Penempatan pada Bank Lain berupa Lainnya hanya mecakup sebagian
baris I, yaitu selain dari Kredit Kepada Bank Lain, Surat Berharga, Penyertaan, Tagihan Spot
dan Derivatif, Tagihan Akseptasi, dan Surat Berharga Repo.
Sejak Maret 2012, komponen Antar Bank-Lainnya dibagi menjadi berupa :
1. Kredit kepada Bank Lain diklasifikasikan sebagai Kredit yang Diterima
(baris 7 dan 8);
2. Surat Berharga yang diterbitkan Bank Lain diklasifikasikan sebagai Surat
Berharga komponen Obligasi (baris 22) dan Surat Berharga komponen
Lainnya (baris 23);
3. Penempatan pada Bank Lain diklasifikasikan sebagai Penyertaan (baris
24);
4. Tagihan Spot dan Derivatif diklasifikasikan sebagai Tagihan Spot dan
Derivatif (baris 29);
5. Tagihan Akseptasi diklasifikasikan sebagai Tagihan Lainnya (baris 30);
6. Surat Berharga dengan kontrak Reverse Repo diklasifikasikan sebagai
Tagihan Lainnya (baris 30);
7. Selain komponen tersebut di atas diklasifikasikan sebagai Tagihan Lainnya
(baris 13).
SPI PenyempurnaanTabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.1 KEGIATAN USAHA BANK UMUMSPI Lama
Tabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum
1 of 24
SPI PenyempurnaanTabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.1 KEGIATAN USAHA BANK UMUMSPI Lama
Tabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank UmumJ c. Penempatan di BI 14 c. Penempatan pada Bank Indonesia
K Giro 15 Giro
L SBI
Sejak Maret 2012, Penempatan di BI berupa SBI diklasifikasikan sebagai salah satu
komponen Surat Berharga (baris 20).
M Call Money 16 Fine Tune Operation (FTO)
Sejak Maret 2012, Penempatan di BI berupa Call Money diklasifikasikan menjadi 2
komponen, yaitu Fine Tune Operation (baris 16) dan FASBI (baris 17). 17 Fasbi
N Lainnya 18 Lainnya
Sampai dengan Februari 2012, komponen Penempatan pada BI berupa Lainnya terdiri dari
Tagihan Spot dan Derivatif kepada BI, tagihan reverse repo kepada BI, dan tagihan lainnya
kepada BI. Sejak Maret 2012, komponen Penempatan pada BI Lainnya berupa:
Sejak Maret 2012, komponen Penempatan pada BI hanya mencakup Tagihan Lainnya
kepada BI (sebagian baris N).
1. Tagihan Spot dan Derivatif kepada BI diklasifikasikan sebagai Tagihan
Spot dan Derivatif (baris 29);
2. Tagihan Reverse Repo kepada BI diklasifikasikan sebagai Lainnya (baris
30);
3. Selain komponen tersebut di atas diklasifikasikan sebagai Penempatan
pada BI Lainnya (baris 18).
O d. Surat Berharga (tidak termasuk obligasi rekap) 19 d. Surat Berharga
Sampai dengan Februari 2012, Surat Berharga meliputi surat berharga yang dimiliki Bank
dengan penerbit surat berharga Pihak Ketiga Bukan Bank, tidak termasuk Obligasi Rekap.
Sejak Maret 2012, komponen "Surat Berharga" berupa: Sejak Maret 2012, komponen Surat Berharga ditampilkan pada publikasi SPI mencakup surat
berharga yang diterbitkan Bank Lain (sebagian baris I) dan surat berharga yang diterbitkan
Pihak Ketiga Bukan Bank (baris O), termasuk obligasi rekap.
1. Surat Berharga berupa Obligasi yang diterbitkan Pihak Ketiga Bukan Bank
(baris 22);
20 Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sejak Maret 2012, komponen Penempatan pada BI berupa "SBI" (baris L)
diklasifikasikan sebagai salah satu komponen Surat Berharga.
2. Surat Berharga Pasar Uang dan Surat Berharga Pasar Modal lainnya yang
diterbitkan Pihak Ketiga Bukan Bank (baris 23).
21 Surat Perbendaharaan Negara (SB/PN)
Sejak Maret 2012, ditambahkan Surat Perbendaharaan Negara (SB/PN) sebagai komponen
Surat Berharga.
22 Obligasi (termasuk obligasi rekap)
Sejak Maret 2012, Obligasi mencakup obligasi rekap, obligasi yang diterbitkan Pihak Ketiga
Bukan (sebagian baris 0) dan obligasi yang diterbitkan Bank Lain (sebagian baris I).
23 Lainnya
Sejak Maret 2012, klasifikasi Surat Berharga berupa "Lainnya" adalah termasuk surat
berharga pasar uang dan surat berharga pasar modal lainnya yang diterbitkan Pihak Ketiga
Bukan (sebagian baris O) dan diterbitkan Bank Lain (sebagian baris I), selain berbentuk SBI,
SB/PN, dan Obligasi.
2 of 24
SPI PenyempurnaanTabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.1 KEGIATAN USAHA BANK UMUMSPI Lama
Tabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank UmumP e. Penyertaan 24 e. Penyertaan
Sampai dengan Februari 2012, Penyertaan adalah penyertaan Bank kepada Pihak Ketiga
Bukan Bank. Sejak Maret 2012, Penyertaan Bank kepada Pihak Ketiga Bukan Bank
ditampilkan secara total termasuk penyertaan bank kepada Bank lain (baris 24).
Sampai dengan Februari 2012, Penyertaan adalah penyertaan Bank kepada Pihak Ketiga
Bukan Bank. Sejak Maret 2012, Penyertaan ditampilkan sudah termasuk penyertaan baik
pada Pihak Ketiga Bukan Bank (baris P) maupun pada Bank Lain (sebagian baris I).
25 f. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (CKPN)
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan sebelumnya tidak ditampilkan pada
publikasi SPI sehingga baris 25 s.d. 28 merupakan baris baru.
Sejak Maret 2012, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan ditampilkan pada
publikasi SPI.
26 Kredit yang diberikan
27 Surat Berharga
28 Lainnya
Q f. Tagihan Lainnya 29 f. Tagihan Spot dan Derivatif
Sampai dengan Februari 2012, Tagihan Lainnya pada SPI adalah tagihan berupa tagihan spot
dan derivatif, tagihan akseptasi, tagihan reverse repo, dan tagihan lainnya hanya kepada
Pihak Ketiga Bukan Bank. Sejak SPI Maret 2012, Tagihan Lainnya meliputi tagihan baik kepada
Pihak Ketiga Bukan Bank dan kepada Bank Lain yang diklasifikasikan menjadi 2 komponen,
yaitu Tagihan Spot dan Derivatif dan Tagihan Lainnya.
Sejak Maret 2012, Tagihan Spot dan Derivatif meliputi tagihan spot dan derivatif kepada
Pihak Ketiga Bukan Bank (sebagian baris Q), kepada Bank Indonesia (sebagian baris N) dan
kepada Bank Lain (sebagian baris I).
Sejak Maret 2012, komponen Tagihan Lainnya kepada Pihak Ketiga Bukan Bank berupa: 30 g. Tagihan Lainnya
1. Tagihan spot dan derivatif diklasifikasikan sebagai Tagihan Spot dan
Derivatif (baris 29);
Sejak Maret 2012, Tagihan Lainnya mencakup tagihan akseptasi, tagihan surat berharga repo,
tagihan reverse repo, dan tagihan lainnya kepada Pihak Ketiga Bukan Bank (sebagian baris
Q), kepada Bank Indonesia (sebagian baris N) dan kepada Bank Lain (sebagian baris I).
2. Tagihan Akseptasi diklasifikasikan sebagai Tagihan Lainnya (baris 30);
3. Tagihan Lainnya berupa "Lainnya" diklasifikasikan sebagai Tagihan Lainnya
(baris 30).
R Sumber Dana 31 Sumber Dana
S a. DPK 32 a. Dana Pihak Ketiga
T Rupiah 33 Rupiah
U Giro 34 Giro
V Tabungan 35 Tabungan
W Deposito 36 Simpanan Berjangka
X Valas 37 Valas
Y Giro 38 Giro
Z Deposito 39 Tabungan
AA Tabungan 40 Simpanan Berjangka
3 of 24
SPI PenyempurnaanTabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.1 KEGIATAN USAHA BANK UMUMSPI Lama
Tabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank UmumAB b. Kewajiban kpd BI 41 b. Kewajiban kepada Bank Indonesia
Sampai dengan Februari 2012, Kewajiban pada BI mencakup Kewajiban kepada BI berupa SBI
sesuai dengan perjanjian Repurchase Agreement (repo), Kewajiban Spot dan Derivatif kepada
BI dan Kewajiban lainnya kepada BI.
Sejak Maret 2012, Kewajiban kepada BI hanya mencakup Kewajiban kepada BI selain dari
kewajiban SBI repo dan kewajiban spot dan derivatif kepada BI (sebagian baris AB).
Sejak Maret 2012, komponen Kewajiban kepada BI berupa:
1. Repurchase Agreement (repo) diklasifikasikan sebagai Kewajiban Lainnya
(baris 48);
2. Kewajiban Spot dan Derivatif kepada BI diklasifikasikan sebagai Kewajiban
Spot dan Derivatif (baris 47);
3. Kewajiban Lainnya kepada BI selain kewajiban repo dan kewajiban spot dan
derivatif diklasifikasikan Kewajiban Kepada BI (menjadi baris 41).
AC c. Antar Bank 42 c. Kewajiban kepada Bank lain
Sampai dengan Februari 2012, Antar Bank pada Sumber Dana mencakup jenis Giro, Inter Bank
Call Money, Deposito, dan Lainnya (antara lain Pinjaman yang Diterima, Surat Berharga, Surat
Berharga Repo, Kewajiban Transaksi Derivatif, Kewajiban Akseptasi pada Bank Lain, dan Rupa-
rupa Kewajiban Kepada Bank Lain berupa Modal Pinjaman).
Sejak Maret 2012, Kewajiban Pada Bank Lain mencakup jenis Giro, Inter Bank Call Money,
Deposito, dan Lainnya (sebagian baris AC), yaitu tidak termasuk Pinjaman yang Diterima,
Surat Berharga, Surat Berharga Repo, Kewajiban Transaksi Derivatif, Kewajiban kepada bank
lain berupa Modal Pinjaman, dan Kewajiban Akseptasi pada Bank Lain).
Sejak Maret 2012, komponen Kewajiban Antar Bank berupa:
1. Giro, Inter Bank Call Money, Deposito, dan Lainnya tetap diklasifikasikan
sebagai Kewajiban pada Bank Lain (baris 42);
2. Surat Berharga diklasifikasikan sebagai Surat Berharga yang Diterbitkan
(baris 43);
3. Pinjaman yang Diterima dari Bank Lain diklasifikasikan sebagai Pinjaman
yang Diterima termasuk Pinjaman Bilateral (baris 44) dan Pinjaman dari
Bank Lain sebagai Modal Pinjaman (baris 56);
4. Kewajiban Transaksi Derivatif diklasifikasikan sebagai Kewajiban Spot dan
Derivatif (baris 47).
5. Surat Berharga Repo dan Rupa-rupa Kewajiban Lainnya diklasifikasikan
sebagai Kewajiban Lainnya (baris 48).
AD d. Surat Berharga 43 d. Surat Berharga yang diterbitkan
Sampai dengan Februari 2012, Surat Berharga hanya meliputi surat berharga diterbitkan Bank
yang dimiliki Pihak Ketiga Bukan Bank. Sejak Maret 2012, Surat Berharga adalah termasuk
surat berharga diterbitkan Bank yang dimiliki Bank Lain.
Sejak Maret 2012, Surat Berharga adalah surat berharga diterbitkan Bank yang dimiliki Pihak
Ketiga Bukan Bank (baris AD) serta surat berharga diterbitkan oleh Bank yang dimiliki Bank
Lain (sebagian baris AC).
AE e. Pinjaman yang Diterima 44 e. Pinjaman yang Diterima
Sampai dengan Februari 2012, Pinjaman yang Diterima hanya meliputi Pinjaman yang
Diterima dari Pihak Ketiga Bukan Bank termasuk Pinjaman yang diterima sebagai Modal
Pinjaman. Sejak Maret 2012, Pinjaman yang Diterima adalah termasuk pula Pinjaman yang
Diterima dari Bank Lain namun tidak termasuk Modal Pinjaman. Pinjaman yang Diterima dari
Pihak Ketiga Bukan Bank berupa Modal Pinjaman diklasifikasikan sebagai komponen Modal
(baris 56).
Sejak Maret 2012, Pinjaman yang Diterima adalah Pinjaman yang Diterima dari Pihak Ketiga
Bukan Bank (sebagian baris AE, tidak termasuk Modal Pinjaman) dan Pinjaman yang Diterima
dari Bank Lain (sebagian baris AC, termasuk pinjaman bilateral).
4 of 24
SPI PenyempurnaanTabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank Umum
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.1 KEGIATAN USAHA BANK UMUMSPI Lama
Tabel 1.1 Kegiatan Usaha Bank UmumAF Rupiah 45 Rupiah
AG Valas 46 Valas
AH f. Kewajiban Lainnya 47 f. Kewajiban Spot dan Derivatif
Sampai dengan Februari 2012, Kewajiban Lainnya pada SPI adalah kewajiban berupa
kewajiban spot dan derivatif, kewajiban akseptasi, kewajiban repo, dan kewajiban lainnya
hanya kepada Pihak Ketiga Bukan Bank. Sejak SPI Maret 2012, Kewajiban Lainnya meliputi
kewajiban baik kepada Pihak Ketiga Bukan Bank dan kepada Bank Lain diklasifikasikan
menjadi 2 komponen, yaitu Kewajiban Spot dan Derivatif (baris 47) dan Kewajiban Lainnya
(baris 48).
Sejak Maret 2012, Kewajiban Spot dan Derivatif meliputi kewajiban spot dan derivatif kepada
Pihak Ketiga Bukan Bank (sebagian baris AH), kepada BI (sebagian baris AB) dan kepada Bank
Lain (sebagian baris AC).
Sejak Maret 2012, komponen Kewajiban Lainnya kepada Pihak Ketiga Bukan Bank berupa: 48 g. Kewajiban Lainnya
1. Kewajiban spot dan derivatif diklasifikasikan sebagai Kewajiban Spot dan
Derivatif (baris 47);
Sejak Maret 2012, Kewajiban Lainnya mencakup tagihan akseptasi, tagihan surat berharga
repo, dan tagihan lainnya kepada Pihak Ketiga Bukan Bank (sebagian baris AH), kepada BI
(sebagian baris AB) dan kepada Bank Lain (sebagian baris AC).
2. Kewajiban Akseptasi diklasifikasikan sebagai Kewajiban Lainnya (baris 48);
3. Kewajiban Repo diklasifikasikan sebagai Kewajiban Lainnya (baris 48);
4. Kewajiban Lainnya diklasifikasikan sebagai Kewajiban Lainnya (baris 48).
AI g. Setoran Jaminan 49 h. Setoran Jaminan
AJ Beberapa Komponen Modal 50 Beberapa komponen modal
AK a. Modal Disetor 51 a. Modal Disetor
AL b. Cadangan 52 b. Cadangan
AM c. L/R tahun berjalan 53 c. L/R Tahun lalu *
L/R tahun berjalan pada Tabel Kegiatan Usaha merupakan L/R Tahun Berjalan yang telah
dikurangi pajak.
54 d. L/R Tahun berjalan sesudah pajak **
AN d. L/R tahun lalu (Retained Earnings/Loss)
AO e. Perkiraan tambahan modal disetor 55 e. Tambahan modal disetor
Sampai dengan Februari 2012, Perkiraan Tambahan Modal Disetor tidak mencakup Dana
Setoran Modal sedangkan sejak SPI Maret 2012 Tambahan Modal Disetor (baris 55) adalah
termasuk Dana Setoran Modal.
Sejak Maret 2012, Tambahan Modal Disetor adalah Perkiraan Tambahan Modal Disetor (baris
AO) ditambah Dana Setoran Modal.
AP f. Modal pinjaman 56 f. Modal Pinjaman
Sampai dengan Februari 2012, Modal Pinjaman hanya meliputi Modal Pinjaman dari Pihak
Ketiga Bukan Bank. Sejak Maret 2012, Modal Pinjaman pada SPI adalah termasuk modal
pinjaman yang berupa kewajiban kepada Bank Lain, modal pinjaman yang berupa pinjaman
dari Bank Lain, dan modal pinjaman berupa modal pinjaman dari Pihak Ketiga Bulan Bank.
Sejak Maret 2012, Modal Pinjaman meliputi Modal Pinjaman dari Pihak Ketiga Bukan Bank
(baris AP) serta Kewajiban Kepada Bank Lain berupa Modal Pinjaman dan Pinjaman yang
diterima dari dari Bank Lain untuk Modal Pinjaman (sebagian baris AE dan AC).
5 of 24
SPI Lama
Tabel 1.8 Laba/Rugi Bank UmumA A. Pendapatan operasional 1 A. Pendapatan dan Beban Bunga
Sampai dengan Februari 2012, Laporan Laba Rugi Bank Umum pada SPI ditampilkan
berdasarkan Pendapatan Operasional, Beban Operasional, Laba Operasional, Pendapatan
Non Operasional, Beban Non Operasional, Laba Non Operasional, Laba Tahun Berjalan, dan
Laba Setelah Taksiran Pajak Penghasilan. Sejak Maret 2012, Laporan Laba Rugi Bank Umum
ditampilkan berdasarkan Pendapatan dan Beban Bunga, Pendapatan dan Beban
Operasional Lain, Laba/Rugi Operasional, Pendapatan Non Operasional, Beban Non
Operasional, Laba/Rugi Sebelum Pajak, Transfer Laba, Laba/Rugi Bersih setelah Taksiran
Pajak Penghasilan.
Sejak Maret 2012, Laporan Laba Rugi Bank Umum ditampilkan berdasarkan Pendapatan dan
Beban Bunga, Pendapatan dan Beban Operasional Lain, Laba/Rugi Operasional, Pendapatan
Non Operasional, Beban Non Operasional, Laba/Rugi Sebelum Pajak, Transfer Laba, Laba/Rugi
Bersih setelah Taksiran Pajak Penghasilan.
B 1. Pendapatan bunga/bagi hasil/margin 2 1. Pendapatan bunga
C Penduduk
Sampai dengan Februari 2012, Pendapatan/Beban Operasional ditampilkan
berdasarkan pendapatan dari Penduduk dan Bukan Penduduk. Sejak Maret 2012,
seluruh Laporan Laba Rugi tidak terbagi lagi berdasarkan pendapatan/beban dari
Penduduk dan Bukan Penduduk.
D a. Dari Bank Indonesia 3 a.Dari Bank Indonesia
E b. Dari bank-bank lain 4 b.Dari Penempatan pada bank lain
Sampai dengan Februari 2012, Pendapatan Operasional dari Bank Lain (penduduk)
mencakup pendapatan bunga dari Giro, Interbank Call Money, Simpanan
Berjangka, Tabungan, Surat Berharga, Kredit kepada Bank Lain, dan Lainnya.
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Bunga berupa "Penempatan pada Bank Lain"
hanya mencakup Giro, Interbank Call Money, Simpanan Berjangka, Tabungan, dan Lainnya.
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Bunga dari Bank Lain berupa:
- "Surat Berharga" diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan Bunga berupa
Surat Berharga (baris 5).
5 c. Dari surat berharga
- "Kredit kepada Bank Lain" diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan
Bunga berupa Kredit yang Diberikan kepada Bank Lain (baris 7).
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Bunga berupa "Surat Berharga" mencakup
pendapatan bunga dari surat berharga yang diterbitkan Bank Lain (sebagian baris E dan
sebagian baris L) dan yang diterbitkan Pihak Ketiga Bukan Bank (baris G dan N).
- "Lainnya" diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan Bunga berupa
Lainnya (baris 8).
d. Dari Kredit yang diberikan
F c. Dari pihak ketiga bukan bank Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Bunga berupa "Kredit yang Diberikan" mencakup
pendapatan bunga dari kredit kepada Bank Lain (sebagian baris E dan sebagian baris L) dan
kepada Pihak Ketiga Bukan Bank (baris H dan O).
G Surat berharga 6 - dari kredit yang diberikan kepada pihak ketiga bukan bank
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Bunga dari Pihak Ketiga Bukan Bank
berupa "Surat Berharga" diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan Bunga
berupa Surat Berharga (baris 5).
7 - dari kredit yang diberikan kepada bank lain
H Kredit yang diberikan
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Bunga dari Pihak Ketiga Bukan Bank
berupa "Kredit yang Diberikan" diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan
Bunga berupa Kredit yang Diberikan (baris 6).
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.8 LABA / RUGI BANK UMUMSPI Penyempurnaan
Tabel 1.8 Laba/Rugi Bank Umum
Page 6 of 24
SPI Lama
Tabel 1.8 Laba/Rugi Bank Umum
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.8 LABA / RUGI BANK UMUMSPI Penyempurnaan
Tabel 1.8 Laba/Rugi Bank UmumI Lainnya 8 e. Lainnya
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Bunga dari Pihak Ketiga Bukan Bank
berupa "Lainnya" diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan Bunga berupa
Lainnya (baris 8).
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Bunga berupa "Lainnya" mencakup pendapatan
bunga lainnya dari Bank Lain (sebagian baris E dan sebagian baris L), dari Pihak Ketiga Bukan
Bank (baris I dan P), dan dari Pendapatan Bunga dari Kantor Pusat/Cabang sendiri di luar
Indonesia (baris K), dan sebagian dari Pendapatan Non Operasional (sebagian baris AW).
J Bukan penduduk
K a. Kantor Pusat/Cabang sendiri di luar Indonesia
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Bunga dari Kantor Pusat/Cabang sendiri di
luar Indonesia diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan Bunga berupa Lainnya
(baris 8).
L b. Dari bank-bank lain
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Bunga dari Bank Lain diklasifikasikan
sebagai komponen Pendapatan Bunga berupa Lainnya (baris 8).
- "Surat Berharga" diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan Bunga berupa
Surat Berharga (baris 5).
- "Kredit kepada Bank Lain" diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan Bunga
berupa Kredit kepada Bank Lain (baris 7).
- "Lainnya" diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan Bunga berupa Lainnya
(baris 8).
M c. Dari pihak ketiga bukan bank
N Surat berharga
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Operasional Bunga dari Pihak Ketiga
Bukan Bank berupa "Surat Berharga" diklasifikasikan sebagai komponen
Pendapatan Bunga berupa Surat Berharga (baris 5).
O Kredit yang diberikan
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Operasional Bunga dari Pihak Ketiga
Bukan Bank berupa "Kredit yang Diberikan" diklasifikasikan sebagai komponen
Pendapatan Bunga berupa Kredit yang Diberikan (baris 6).
P Lainnya
Sejak Maret 2012, komponen Pendapatan Operasional Bunga dari Pihak Ketiga
Bukan Bank berupa "Lainnya" diklasifikasikan sebagai komponen Pendapatan
Bunga berupa Lainnya (baris 8).
Q 2. Kenaikan nilai surat berharga
Sampai dengan Februari 2012, Pendapatan Operasional selain Bunga berupa "Kenaikan
Nilai Surat Berharga" hanya mencakup keuntungan dari kenaikan harga surat berharga di
pasar modal. Sejak Maret 2012, pendapatan dari keuntungan tersebut diklasifikasikan
sebagai salah satu komponen Pendapatan Operasional Selain Bunga berupa "Peningkatan
Nilai Wajar dan Keuntungan Penjualan Surat Berharga" (baris 23).
Page 7 of 24
SPI Lama
Tabel 1.8 Laba/Rugi Bank Umum
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.8 LABA / RUGI BANK UMUMSPI Penyempurnaan
Tabel 1.8 Laba/Rugi Bank UmumR 3. Keuntungan Transaksi valuta asing/derivatif
Sampai dengan Februari 2012, Pendapatan Operasional selain bunga berupa "Keuntungan
Transaksi Valas/Derivatif" hanya mencakup keuntungan transaksi. Sejak Maret 2012,
pendapatan dari keuntungan transaksi tersebut diklasifikasikan sebagai Pendapatan
Operasional Selain Bunga berupa "Keuntungan Transaksi Spot dan Derivatif" (baris 26).
S 4. Deviden, komisi/provisi/fee
Sampai dengan Februari 2012, Pendapatan Operasional selain Bunga berupa "Deviden,
Komisi/Provisi/Fee" tidak mencakup keuntungan dari penyertaan dengan equity method.
Sejak Maret 2012, pendapatan dari keuntungan tersebut diklasifikasikan sebagai salah
satu komponen Pendapatan Operasional Selain Bunga berupa "Deviden, Keuntungan
Total Biaya Operasional sampai dengan posisi tertentu, tidak disetahunkan
12 - Pendapatan Operasional
Total Pendapatan Operasional sampai dengan posisi tertentu, tidak disetahunkan
13 NIM (%)
Lampiran Surat Edaran BI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum; Surat Edaran BI No.13/30/DPNP tanggal 16 Februari 2012 tentang
Perubahan Ketiga atas SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Laporan
Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum dan Laporan Tertentu yang
disampaikan kepada Bank Indonesia.
14 - Pendapatan bunga bersih
Pendapatan Bunga Bersih adalah pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga
disetahunkan. Contoh: untuk posisi Juni akumulasi pendapatan bunga bersih posisi Juni dibagi
6 dan dikalikan dengan 12.
15 - Rata-rata total aset produktif
Aset produktif yang diperhitungkan adalah aset yang menghasilkan bunga baik di neraca
maupun pada Transaksi Rekening Administratif (TRA). Rata-rata aset produktif dihitung
dengan cara penjumlahan total aset produktif posisi Januari sampai dengan Juni dibagi 6.
R Likuiditas (Likuidity) 16 LDR (%)
S Aktiva terhadap Pasiva - Likuid (%) 2 Surat Edaran BI No.13/30/DPNP tanggal 16 Februari 2012 tentang Perubahan Ketiga atas SE BI
No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
dan Bulanan Bank Umum dan Laporan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia; PBI
No.12/19/PBI/2010 tentang GWM pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing.
Page 16 of 24
SPI Lama
Tabel 1.22 Kinerja Bank Umum
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.22 KINERJA BANK UMUM KONVENSIONALSPI Penyempurnaan
Tabel 1.22 Kinerja Bank Umum Konvensional17 - Total Kredit kepada pihak ketiga
T LDR (%) Total Kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valas, tidak termasuk kredit
kepada Bank Lain
U - Kredit (Credits) 18 - Total Dana Pihak Ketiga
V - Dana Pihak Ketiga (Third Party Funds) 3 Total DPK yang mencakup Giro, Tabungan, dan Deposito dalam Rupiah dan valas, tidak
termasuk dana antar Bank
19 Rasio Aset Likuid (%)
Lampiran Surat Edaran BI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum, yaitu rasio antara jumlah aset likuid primer dan aset likuid sekunder
terhadap total aset pada periode tertentu.
20 - Aset Likuid Primer
Aset Likuid Primer adalah aset yang sangat likuid untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atas
penarikan dana pihak ketiga dan kewajiban jatuh tempo, yang terdiri dari : Kas, Penempatan
pada BI, surat berharga kategori tersedia untuk dijual (available for sale) atau diperdagangkan
(trading), seluruh surat berharga pemerintah (government bonds) kategori trading dan AFS
yang memiliki kualitas tinggi, diperdagangkan di pasar aktif, dan memiliki sisa jatuh waktu 1
tahun atau kurang.
21 - Aset Likuid Sekunder
Aset Likuid Sekunder adalah sejumlah aset likuid dengan kualitas lebih rendah untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas atas penarikan dana pihak ketiga dan kewajiban jatuh tempo,
yang terdiri dari: surat berharga pemerintah kategori trading dan AFS dengan kualitas baik,
diperdagangkan pada pasar aktif, dan memiliki sisa jatuh waktu lebihd ari 1 tahun tapi kurang
dari 5 tahun, surat berharga pemerintah kategori held-to-maturity (HTM) dan memiliki sisa
jatuh waktu sampai dengan 1 tahun, dan surat berharga pemerintah kategori trading dan AFS
dan memiliki sisa jatuh waktu lebih dari 5 tahun dengan nilai haircut 25%.
22 - Total Aset
Total Aset adalah total aset secara neto (setelah set off antar kantor) sesuai yang tertera pada
Laporan Bulanan Bank Umum.
Page 17 of 24
SPI Lama
Tabel 1.34 Aset Produktif Bank Umum
A Aktiva Produktif (Earning Asset) 1 Aset Produktif Neraca Bank Umum Konvensional
Sampai dengan Desember 2011, Aktiva Produktif hanya mencakup Aktiva Produktif Neraca.
Sejak Januari 2011, Aset Produktif terbagi menjadi Aset Produktif Neraca Bank Umum
Konvensional (baris 1) dan Aktiva Produktif Transaksi Rekening Administratif Bank Umum
Konvensional (baris 7).
Sejak Januari 2011, Aset Produktif Bank Umum Konvensional terbagi menjadi Aset Produktif
Neraca (baris A) dan Aktiva Produktif Transaksi Rekening Administratif.
B a. Lancar (Current) 2 a. Lancar
C b. DPK (Special Mention) 3 b. DPK
D c. Kurang Lancar (Sub-Standard) 4 c. Kurang Lancar
E d. Diragukan (Doubtful) 5 d. Diragukan
F e. Macet (Lost) 6 e. Macet
7 Aset Produktif Transaksi Rekening Administratif Bank Umum Konvensional
Sejak Januari 2011, Aset Produktif Transaksi Rekening Administratif ditampilkan dalam SPI.
8 a. Lancar
9 b. DPK
10 c. Kurang Lancar
11 d. Diragukan
12 e. Macet
G Non Performing Earning Asset (Nominal) 13 Non Performing Earning Asset (Nominal)
H Rasio Non Performing Earning Asset (%)
I Kredit 14 Kredit Bank Umum kepada Bank Lain
Sampai dengan Desember 2011, Kredit hanya mencakup kredit kepada Pihak Ketiga Bukan
Bank. Sejak Januari 2011, Kredit yang ditampilkan adalah kredit kepada Bank Lain (baris 15 s.d.
19).
J a. Lancar (Current) 15 a. Lancar
K b. DPK (Special Mention) 16 b. DPK
L c. Kurang Lancar (Sub-Standard) 17 c. Kurang Lancar
M d. Diragukan (Doubtful) 18 d. Diragukan
N e. Macet (Lost) 19 e. Macet
O Non Performing Loan (Nominal) 20 Interbank Non Performing Loan (Nominal)
P Rasio Non Performing Loan (%)
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.34 ASET PRODUKTIF BANK UMUM SPI Penyempurnaan
Tabel 1.31 Aset Produktif Bank Umum Konvensional dan
Rincian Kualitas Kredit Bank Umum kepada Bank Lain
Page 18 of 24
SPI Lama
1 Penerima Kredit Lapangan Usaha
A 1. NPL Pertanian, perburuan dan sarana pertanian (Agriculture, hunting and
agricultural facilities)
2
3
1. Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
NPL
Sejak Maret 2012, komponen Sektor Ekonomi Pertanian, Perburuan, dan Sarana Pertanian
diklasifikasikan menjadi Lapangan Usaha:
1. Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (baris 2); dan
2. Perikanan (baris 4).
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan berasal dari
sebagian komponen baris A.
4
5
2. Perikanan
NPL
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Perikanan berasal dari sebagian komponen baris A.
B 2. NPL Pertambangan (Mining) 6
7
3. Pertambangan dan Penggalian
NPL
Sejak Maret 2012, seluruh komponen Sektor Ekonomi Pertambangan diklasifikasikan
menjadi Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian (baris 6).
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian berasal dari komponen
baris B.
C 3. NPL Perindustrian (Manufacturing) 8
9
4. Industri Pengolahan
NPL
Sejak Maret 2012, seluruh komponen Sektor Ekonomi Perindustrian diklasifikasikan menjadi
Lapangan Usaha Industri Pengolahan (baris 8).
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Industri Pengolahan berasal dari komponen baris C.
D 4. NPL Listrik, gas dan air (Water, gas and electricity) 10
11
5. Listrik, gas dan air
NPL
Sejak Maret 2012, seluruh komponen Sektor Ekonomi Listrik, Gas, dan Air diklasifikasikan
menjadi Lapangan Usaha Listrik, Gas, dan Air (baris 10).
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Listrik, Gas, dan Air berasal dari komponen baris D.
E 5. NPL Konstruksi (Construction) 12
13
6. Konstruksi
NPL
Sejak Maret 2012, komponen Sektor Ekonomi Konstruksi diklasifikasikan menjadi Lapangan
Usaha Konstruksi (baris 12).
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Konstruksi berasal dari komponen baris E.
F 6. NPL Perdagangan, restoran dan hotel (Trade, restaurants and hotels) 14
15
7. Perdagangan Besar dan Eceran
NPL
Sejak Maret 2012, komponen Sektor Ekonomi Perdagangan, Restoran, dan Hotel
diklasifikasikan menjadi Lapangan Usaha:
1. Perdagangan Besar dan Eceran (baris 14); dan
2. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (baris 16).
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran berasal dari sebagian
komponen baris F.
16
17
8. Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
NPL
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Penyediaan Alomodasi dan Penyediaan Makan Minum
berasal dari sebagian komponen baris F.
G 7. NPL Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi (Transport, cargo storage and
communications)
18
19
9. Transportasi, pergudangan dan komunikasi
NPL
Sejak Maret 2012, komponen Sektor Ekonomi Pengangkutan, Pergudangan, dan Komunikasi
diklasifikasikan menjadi Lapangan Usaha Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi (baris
18).
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi berasal dari
seluruh komponen baris G dan sebagian komponen baris H.
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.42 NPL BANK UMUM BERDASARKAN SEKTOR EKONOMISPI Penyempurnaan
Tabel 4.1 Kredit dan Non Perfoming Loan (NPL) Bank Umum Kepada Pihak Ketiga Bukan
Bank Berdasarkan Lapangan Usaha dan Bukan Lapangan Usaha Penerima Kredit
Tabel 1.42 NPL Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi
Page 19 of 24
SPI Lama
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.42 NPL BANK UMUM BERDASARKAN SEKTOR EKONOMISPI Penyempurnaan
Tabel 4.1 Kredit dan Non Perfoming Loan (NPL) Bank Umum Kepada Pihak Ketiga Bukan
Bank Berdasarkan Lapangan Usaha dan Bukan Lapangan Usaha Penerima Kredit
Tabel 1.42 NPL Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi
H 8. NPL Jasa Dunia usaha (Business Services) 20
21
10. Perantara Keuangan
NPL
Sejak Maret 2012, komponen Sektor Ekonomi Jasa Dunia Usaha diklasifikasikan menjadi
Lapangan Usaha:
1. Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi (baris 18);
2. Perantara Keuangan (baris 20); dan
3. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan (baris 22).
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Perantara Keuangan berasal dari sebagian komponen
baris H.
22
23
11. Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan
NPL
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan
berasal dari sebagian komponen baris H.
I 9. NPL Jasa sosial/masyarakat (Social Services) 24
25
12. Admistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
NPL
Sejak Maret 2012, komponen Sektor Ekonomi Jasa Sosial/Masyarakat diklasifikasikan
menjadi Lapangan Usaha:
1. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (baris 24);
2. Jasa Pendidikan (baris 26); dan
3. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (baris 28);
4. Jasa Kemayarakatan, Sosial Budaya, Hiburan, dan Perorangan Lainnya (baris 30);
5. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga (baris 32); dan
6. Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya (baris 34).
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Admistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib berasal dari sebagian komponen baris I.
26
27
13. Jasa Pendidikan
NPL
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Jasa Pendidikan berasal dari sebagian komponen baris I.
28
29
14. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
NPL
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial berasal dari sebagian
komponen baris I.
30
31
15. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan lainnya
NPL
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan
Perorangan lainnya berasal dari sebagian komponen baris I.
32
33
16. Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga
NPL
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga berasal
dari sebagian komponen baris I.
34
35
17. Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya
NPL
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional
Lainnya berasal dari sebagian komponen baris I.
Page 20 of 24
SPI Lama
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.42 NPL BANK UMUM BERDASARKAN SEKTOR EKONOMISPI Penyempurnaan
Tabel 4.1 Kredit dan Non Perfoming Loan (NPL) Bank Umum Kepada Pihak Ketiga Bukan
Bank Berdasarkan Lapangan Usaha dan Bukan Lapangan Usaha Penerima Kredit
Tabel 1.42 NPL Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi
J 10. NPL Lain-lain (Others) 36
37
18. Kegiatan yang belum jelas batasannya
NPL
Sejak Maret 2012, komponen Sektor Ekonomi Lain-lain diklasifikasikan menjadi:
1. Lapangan Usaha Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya (baris 36)
2. Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga untuk Pemilikan Rumah Tinggal (baris 40);
3. Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga untuk Pemilikan Flat atau Apartement (baris 42);
4. Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga untuk Pemilikan Ruko/RUkan (baris 44);
5. Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga untuk Pemilikan Kendaraan Bermotor (baris 46);
6. Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya
(termasuk pinjaman Multiguna) (baris 48); dan
4. Bukan Lapangan Usaha Lainnya (baris 50).
Sejak Maret 2012, Lapangan Usaha Kegiatan yang belum jelas batasannya berasal dari
sebagian komponen baris J.
38 Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha
39 Rumah Tangga
Sejak Maret 2012, Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga berasal dari sebagian komponen
baris J.
40
41
-Untuk Pemilikan Rumah Tinggal
NPL
42
43
-Untuk Pemilikan Flat atau Apartemen
NPL
44
45
-Untuk Pemilikan Ruko atau Rukan
NPL
46
47
-Untuk Pemilikan Kendaraan Bermotor
NPL
48
49
-Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna)
NPL
50
51
Bukan Lapangan Usaha Lainnya
NPL
Sejak Maret 2012, Bukan Lapangan Usaha Lainnya berasal dari sebagian komponen baris J.
Page 21 of 24
SPI Lama
TabelTabel 1.75 Suku Bunga Rata-Rata DPK Bank Umum Tabel 1.47 Suku Bunga Rata-Rata DPK Bank Umum
Tabel 1.83 Suku Bunga Rata-rata Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi Tabel 1.54 Suku Bunga Rata-rata Kredit Bank Umum Kepada Pihak Bukan Bank Berdasarkan
Lapangan Usaha dan Bukan Lapangan Usaha Penerima Kredit
Tabel 1.84 Suku Bunga Rata-rata Kredit Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan Tabel 1.55 Suku Bunga Rata-rata Kredit Bank Umum Kepada Pihak Ketiga Bukan Bank
Berdasarkan Jenis dan Orientasi Penggunaan
Sampai dengan Februari 2012, suku bunga rata-rata dihitung dengan tetap memperhitungkan
data DPK dengan suku bunga bernilai 0 (nol).
Sejak Maret 2011, suku bunga rata-rata dihitung tanpa memperhitungkan data DPK dengan
suku bunga bernilai 0 (nol).
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL SUKU BUNGA RATA-RATA BANK UMUMSPI Penyempurnaan
Tabel
24of24
Penerima Kredit Lapangan Usaha
Sampai dengan Desember 2011, sektor ekonomi kredit yang ditampilkan pada SPI adalah
sektor ekonomi berdasarkan PBI No.2/21/PBI/2000 tentang Laporan Bulanan Bank
Umum. Sejak Januari 2012, Lapangan Usaha dan Bukan Lapangan Usaha adalah
berdasarkan PBI No.10/40/PBI/2008 tentang Laporan Bulanan Bank Umum.
Sejak Januari 2012, Lapangan Usaha dan Bukan Lapangan Usaha adalah berdasarkan PBI
No.10/40/PBI/2008 tentang Laporan Bulanan Bank Umum. Penjelasan mengenai klasifikasi
sektor ekonomi menjadi lapangan usaha dan bukan lapangan usaha terdapat pada matriks
perubahan Tabel 1.41.
NPL Jawa Barat (West Java) Jawa BaratJawa Barat (West Java) NPLNPL Banten BantenBanten NPLNPL DKI Jakarta (Special Capital Province of Jakarta) DKI Jakarta DKI Jakarta (Special Capital Province of Jakarta) NPLNPL D.I Yogyakarta (Special Province of Yogyakarta) D.I Yogyakarta D.I Yogyakarta (Special Province of Yogyakarta) NPLNPL Jawa Tengah (Central Java) Jawa Tengah Jawa Tengah (Central Java) NPLNPL Jawa Timur (East Java) Jawa Timur Jawa Timur (East Java) NPLNPL Bengkulu BengkuluBengkulu NPLNPL Jambi JambiJambi NPLNPL Nanggroe Aceh Darussalam AcehNanggroe Aceh Darussalam NPLNPL Sumatera Utara (North Sumatra) Sumatera Utara Sumatera Utara (North Sumatra) NPLNPL Sumatera Barat (West Sumatra) Sumatera Barat Sumatera Barat (West Sumatra) NPLNPL Riau RiauRiau NPLNPL Kepulauan Riau Sumatera Selatan Kepulauan Riau NPLNPL Sumatera Selatan (South Sumatra) Kepulauan Bangka BelitungSumatera Selatan (South Sumatra) NPLNPL Bangka Belitung Kepulauan RiauBangka Belitung NPLNPL Lampung LampungLampung NPL
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.42. KREDIT DAN NPL
SPI Lama SPI Penyempurnaan
Tabel 1.42 NPL Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi per Wilayah
Tabel 4.8 Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi per Wilayah
Tabel 4.8 Kredit dan NPL Bank Umum Kepada Pihak Ketiga Bukan Bank Berdasarkan
Lapangan Usaha dan Bukan Lapangan Usaha per Lokasi Dati II Bank Penyalur Kredit
24of24
MATRIKS RINCIAN PENYEMPURNAAN TABEL 1.42. KREDIT DAN NPL
SPI Lama SPI Penyempurnaan
Tabel 1.42 NPL Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi per Wilayah
Tabel 4.8 Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi per Wilayah
Tabel 4.8 Kredit dan NPL Bank Umum Kepada Pihak Ketiga Bukan Bank Berdasarkan
Lapangan Usaha dan Bukan Lapangan Usaha per Lokasi Dati II Bank Penyalur Kredit
NPL Kalimantan Selatan (South Kalimantan) Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan (South Kalimantan) NPLNPL Kalimantan Barat (West Kalimantan) Kalimantan Barat Kalimantan Barat (West Kalimantan) NPLNPL Kalimantan Timur (East Kalimantan) Kalimantan Timur Kalimantan Timur (East Kalimantan) NPLNPL Kalimantan Tengah (Central Kalimantan) Kalimantan TengahKalimantan Tengah (Central Kalimantan) NPLNPL Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah (Central Sulawesi) NPLNPL Sulawesi Selatan (South Sulawesi) Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan (South Sulawesi) NPLNPL Sulawesi Utara (North Sulawesi) Sulawesi Utara Sulawesi Utara (North Sulawesi) NPLNPL Gorontalo GorontaloGorontalo NPLNPL Sulawesi Barat (West Sulawesi) Sulawesi Barat Sulawesi Barat (West Sulawesi) NPLNPL Sulawesi Tenggara (Southeast Sulawesi) Sulawesi TenggaraSulawesi Tenggara (Southeast Sulawesi) NPLNPL Nusa Tenggara Barat (West Nusa Tenggara) Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat (West Nusa Tenggara) NPLNPL Bali BaliBali NPLNPL Nusa Tenggara Timur (East Nusa Tenggara) Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur (East Nusa Tenggara) NPLNPL Maluku Maluku Maluku NPLNPL Papua PapuaPapua NPLNPL Maluku Utara (North Maluku) Maluku Utara Maluku Utara (North Maluku) NPLNPL Irian Jaya Barat Papua BaratIrian Jaya Barat NPLNPL Di Luar Indonesia (Outside Indonesia) Lainnya Di Luar Indonesia (Outside Indonesia) NPLNPL Total TotalTotal NPL