LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL POLIMER Oleh: Nama : Retnadiah Puteri Utami NIM : 13713008 Kelompok : 2 Anggota : Irham Fauzi Abshar (10512051) Rudy Yohansya (13712020) Iqbal Fadilah (13712022) Dery Kurniawan (13713003) Retnadiah Puteri Utami (13713008) Yohanes Feri Kriswanto (13713011) Deri Andika Bangun (13713014) Mohammad Adrian Ilman (13713023) Puti Keswara Sudarsono (13713029) Hasan Basri Nasution (13713032) Galih Sekar urani (13713049) Tanggal Praktikum :11 September 2015 Tanggal Penyerahan : 18 September 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
MATERIAL POLIMER
Oleh:
Nama : Retnadiah Puteri Utami
NIM : 13713008
Kelompok : 2
Anggota : Irham Fauzi Abshar (10512051)
Rudy Yohansya (13712020)
Iqbal Fadilah (13712022)
Dery Kurniawan (13713003)
Retnadiah Puteri Utami (13713008)
Yohanes Feri Kriswanto (13713011)
Deri Andika Bangun (13713014)
Mohammad Adrian Ilman (13713023)
Puti Keswara Sudarsono (13713029)
Hasan Basri Nasution (13713032)
Galih Sekar urani (13713049)
Tanggal Praktikum :11 September 2015
Tanggal Penyerahan : 18 September 2015
PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia tidak terlepas dari polimer. Polimer merupakan bahan
yang sangat bermanfaat dan digunakan secara luas dalam berbagai bidang, yaitu
bidang industri, konstruksi bangunan, transportasi, komunikasi, otomotif dan lain-
lain. Hal ini disebabkan polimer secara umum mempunyai sifat yang khas yaitu
mampu dicetak dengan baik, ringan, isolator yang baik, dan murah, dimana sifat-
sifat ini tidak dimiliki oleh bahan-bahan lainnya, seperti logam, komposit,
keramik dan lain-lain.
Peningkatan penggunaan polimer secara terus menerus untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat terutama plastik, menuntut adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang lebih cepat dalam menghasilkan penemuan-
penemuan baru yang diharapkan mempunyai sifat yang lebih baik. Selain itu
pengembangan suatu polimer baru untuk memenuhi suatu kebutuhan khusus,
merupakan usaha yang membutuhkan biaya yang tinggi. Dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat inilah sebagai dasar semakin banyaknya jenis-jenis plastik
yang beredar di dunia.
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui jenis plastik dari beberapa sampel polimer yang diberikan.
BAB II
DASAR TEORI
Plastik merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran-
lembaran yang mempunyai ketebalan-ketebalan yang berbeda-beda. Plastik
banyak digunakan untuk mengemas bahan pangan karena kemudahan dibentuk,
mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap produk, tidak korosif, dan mudah
dalam penanganannya (Herudiyanto,M.S. 2008). Komponen utama plastik
sebelum membentuk polimer adalah monomer, yaitu rantai yang paling pendek.
Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk
rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama
dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika
teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar
(Syarief, et al., 1988).
Cara pembuatan plastik secara umum adalah dengan menggunakan resin
yang alami maupun sintetik. Resin alami seperti oleoresin, terpentin, damar
sedangkan resin sintetis seperti polietilen, polipropilen, polivinil klorida, dll.
Untuk memperbaiki sifat plastik yang diperoleh, ditambahkan bahan lain seperti
filler, plastikizer, lubricant, antioksidan, zat warna dan lain sebagainya.
Kelemahan bahan kemasan plastik ini adalah adanya zat-zat monomer dan
molekul kecil lain yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi
ke dalam bahan makanan yang dikemas. Berbagai jenis bahan kemasan lemas
seperti misalnya polietilen, polipropilen, nilon poliester dan film vinil dapat
digunakan secara tunggal untuk membungkus makanan atau dalam bentuk lapisan
dengan bahan lain yang direkatkan bersama. Kombinasi ini disebut laminasi.
Sifat-sifat yang dihasilkan oleh kemasan laminasi dari dua atau lebih film dapat
memiliki sifat yang unik.(Winarno, 1994).
Syarief et al., (1989) membagi plastik menjadi dua berdasarkan sifat-
sifatnya terhadap perubahan suhu, yaitu:
1. Termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu
dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu
kembali mengeras bila didinginkan.
2. Termoset: tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.
Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering
digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin.
3. Pengukuran nilai densitas pada plastik sangat penting, karena densitas dapat
menunjukkan struktur plastik secara umum. Aplikasi dari hal tersebut yaitu
dapat dilihat kemampuan plastik dalam melindungi produk dari beberapa zat
seperti air, O2 dan CO2. Birley, et al. (1988), mengemukakan bahwa plastik
dengan densitas yang rendah menandakan bahwa plastik tersebut memiliki
struktur yang terbuka, artinya mudah atau dapat ditembusi fluida seperti air,
oksigen atau CO2. Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas mempunyai
keunggulan dibanding bahan kemasan lain karena sifatnya yang ringan,
transparan, kuat, termoplastis dan seelktif dalampermeabilitasnya terhadap uap
air, O2, CO2.
Pengukuran Massa Jenis Berbagai Jenis Kemasan Plastik
Setiap benda mempunyai massa jenis yang berbeda, begitu pula
dengan polimer. Massa jenis merupakan identitas yang berfungsi untuk
menentukan suatu zat atau polimer tertentu. Massa jenis adalah suatu proses
pengukaran massa setiap satuan volume. Nilai massa jenis ini menunjukkan
seberapa rapat molekul yang menyusun plastik ini. Semakin rapat molekul
(monomernya), semakin rendah permeabilitasnya karena rongga pada plastik
ditutupi dengan molekul.
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah
dengan
ρ adalah massa jenis,
m adalah massa,
V adalah volume.
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe
piknometer, neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain. (Martin.1990).
Metode penentuan untuk cairan terdiri atas : (Voigt.1994)
1. Metode Piknometer.
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang,
yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang
dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga
mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer.
Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
2. Metode Neraca Hidrostatik
Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang dicelupkan
ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume cairan yang
terdesak.
3. Metode Neraca Mohr-Westphal.
Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang ditoreh
menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan
penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah penggunan waktu
yang singkat dan mudah dlaksanakan.
Nilai massa jenis ini menunjukkan seberapa rapat molekul yang menyusun
plastik ini. Semakin rapat molekul(monomernya), semakin rendah
permeabilitasnya karena rongga pada plastik ditutupi dengan molekul.
Berdasarkan tabel, plastik yang memiliki densitas paling besar adalah PET.