Farmakovigilans dari Perspektif Rumah Sakit Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm
Farmakovigilans dari Perspektif Rumah Sakit
Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm
Curriculum Vitae Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm
Pendidikan:• Apoteker (Universitas Indonesia), Master Farmasi Klinik (Universiti Sains Malaysia)
Jabatan Sekarang:• Koordinator Produksi, Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Instalasi
Farmasi, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo• Surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
Pengalaman Kerja:• Kepala Instalasi Farmasi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (2007-2015)• Sekretaris Panitia Farmasi dan Terapi RSCM (1999-2017)• Ketua Pokja MPO/MMU RSCM (2011-2016)• Pengajar pada: Program Apoteker UI, Unand, Magister Farmasi UI, Magister
Farmasi Klinik UGM, Program CPD HISFARSI, IAI
Pengalaman Organisasi:• Ketua Bidang Diklit PP HISFARSI (sejak 2015)• Ketua Bidang Diklat HISFARSI PD IAI DKI Jakarta (sejak 2016)• Anggota Kompartemen Manajemen Farmasi Rumah Sakit PP PERSI (Sejak 2009)
Tragedi Thalidomide
´1956: Dipasarkansebagai OTC, sangatefektif untuk “morning sickness”
´1961: Ditarik karenabersifat teratogenik(amelia, phocomelia, hypoplasia
Lancet (1961) 2, 1358
Pharmacovigilance
‘The science and activities relating to the detection, assessment, understanding and prevention of adverse effects or any other drug-related problems.’
The Importance of Pharmacovigilance, WHO 2002
Mengapa perlu pharmacovigilance?
• Five “too’s” of premarketing drug evaluation:too few - No. of pts < 2,000too simple - focus on drug efficacytoo median-aged - young & elderly excludedtoo narrow - specific indicationtoo brief - time
Drug therapy
Human or systematic
error
Symptoms related to disease or therapy
Medication error no morbidity
Adverse DrugReaction
Medication error with morbidity *DRP = Drug Related Problems
Pharmacovigilance
´Adverse Drug EffectObat menimbulkan efek yang tidak diharapkan
´Adverse Drug ReactionPasien mengalami efek yang tidak diharapkan
TIPE DAN KARAKTERISTIK ADVERSE DRUG REACTIONTipe Karakteristik Contoh
A (Augmented)Dose related
• Sering• Terkait spektrum farmakologis• Dapat diprediksi• Mortalitas rendah
• Mulut kering karenaantikolinergik
• Depresi pernapasankarena opioid
• Perdarahaan karenaantikoagulan
B (Bizarre)Non-dose related
• Jarang• Tidak terkait dengan spektrum
farmakologis• Tidak dapat diprediksi• Mortalitas tinggi
• Anafilaksis terhadapPenisilin
• Reaksi idosinkrasihipertermi malignankarena anestetik umum
C (Chronic)Dose related and time related
• Jarang• Dosis kumulatif
• Supresi poroshipotalamus-pituitary-adrenal karenakortikosteroid
D (Delayed)Time related
• Jarang• Biasanya dose-related• Baru tampak setelah beberapa
lama
• Karsinogenesis• Tardive dyskinesia
E (End of use)Withdrawal
• Jarang• Tampak segera setelah obat
dihentikan
• Sindrom lepas obatopiate, benzodiazepine (insomnia, ansietas)
F (Failure)Unexpexted failure of therapy
• Sering• Dose-related• Sering disebabkan adanya interaksi
obat
• Tidak efektifnya pil KB jika digunakanbersamaan denganpenginduksi enzim
• Resistensi
Tata LaksanaTipe Tata Laksana
A (Augmented)Dose related
• Turunkan dosis atau stop obat• Pertimbangkan adanya efek sinergis obat yang
diminum bersamaan
B (Bizarre)Non-dose related
• Stop obat• Hindari penggunaan
C (Chronic)Dose related and time related
• Turunkan dosis• Stop obat• Penghentian obat bisa memanjang
D (Delayed)Time related
• Sering tidak dapat diatas
E (End of use)Withdrawal
• Obat diberikan lagi dan lakukan taper down
F (Failure)Unexpexted failure of therapy
• Naikkan dosis• Pertimbangkan adanya efek antagonis obat
yang diminum bersamaan
Drug-Induced Diseases• Efek yang tidak diharapkan karena penggunaan obat yang berdampak pada: mortalitas, morbiditas, perlu perhatian medis
• Faktor-faktor yang memengaruhi:
- Farmakokinetik dan farmakodinamik:
Ø demografi: umur, ras, gender
Ø komorbiditas, contoh: ginjal, hepar, kardiovaskuler
Ø interaksi obat, contoh: induksi/inhibisi enzim CYP450
Ø gaya hidup, contoh: minum alcohol, kopi
Ø variabilitas genetik: slow/ultra rapid metabolizer
- Kepatuhan terhadap terapi
- Medication error
PMK No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Pengorganisasian
Seleksi dan Pengadaan
Penyimpanan
Peresepan & Penyalinan
Penyiapan dan Penyerahan
Pemberian
Pemantauan
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT
Ø Standar PKPO 7
Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau.
Ø Elemen Penilaian1. Ada regulasi pemantauan efek obat dan efek samping obat sertadicatat dalam status pasien (lihat juga AP 2 EP 1). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat. (D, W)3. Ada bukti pemantauan efek samping obat dan pelaporannya sesuaidengan peraturan perundang-undangan. (D,W)
Pemantauan (Monitoring)
Pasien
Dokter
Apoteker
Nakeslain
Perawat
Pemantauan dan PelaporanEfek Samping Obat
Kebijakan Rumah Sakit
ØPemantauan dan Pelaporan efek samping obat dikoordinasikan oleh Tim Farmasi dan Terapi RS.
ØPetugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah dokter, perawat, apoteker di ruang rawat / Poliklinik
Kebijakan Rumah Sakit (..lanjutan)
Ø Obat yang diprioritaskan untuk dipantau efek sampingnya
adalah obat baru/obat yang baru masuk formularium RS atau obat yang terbukti dalam literatur menimbulkan efeksamping serius.
Ø Laporan Efek Samping Obat dikirimkan ke Tim Farmasi danTerapi untuk dievaluasi.
Kebijakan Rumah Sakit (...lanjutan)
Ø Tim Farmasi dan Terapi melaporkan hasil evaluasi pemantauanESO kepada Direktur Medik dan menyebarluaskannya keseluruh Departemen Medik/Instalasi/Unit Pelayanan di RS sebagai umpan balik/edukasi.
Ø Hasil evaluasi laporan efek samping obat dapat digunakansebagai bahan pertimbangan untuk mengeluarkan obat dariformularium
Ya Tidak Tidak tahu
Skor
1. Apakah ada laporan penelitian sebelumnya tentangreaksi ini ?
2.Apakah reaksi muncul setelah obat yang dicurigaidiberikan ?3. Apakah reaksi ini berkurang saat obat dihentikan atauantagonis obat yang spesifik diberikan ?
4. Apakah reaksi muncul kembali saat obat digunakankembali ?
5. Apakah ada penyebab alternatif (selain obat) yangdapat menyebabkan reaksi ini ?
6. Apakah reaksi muncul kembali saat diberikan placebo ?7. Apakah obat terdeteksi dalam darah (atau cairan lain)dalam konsentrasi yang diketahui toksik ?
8. Apakah reaksi lebih berat saat dosis dinaikkan, atauberkurang saat dosis diturunkan ?
9. Apakah pasien mempunyai reaksi yang mirip pada obatyang sama atau mirip pada pemaparan sebelumnya
10.Apakah reaksi dikonfirmasi dengan suatu bukti obyektif ?
+1
+2
+1
+2
-1
-1+1
+1
+1
+1
0
-1
0
-1
+2
+10
0
0
0
0
0
0
0
0
00
0
0
0Skoring: > 8 = definite; 5-8= probable; 1-4= possible; 0= doubtful Total skor:
Algoritma Naranjo
WHO Causality Assessment
(Good timing, no other cause, withdrawal, event definitive*)
• Definitive event:- time relationship, e.g: anaphylaxis to IV injection- spatial relationship, e.g: injection site, contact reactions- Specific laboratory test
(Good timing, other causeunlikely, withdrawal,)
(Good timing, other causes possible)
(poor timing, other causes more likely)
Anda curiga suatu gejalamerupakan ESO ?
Reaksi yang serius?
Merupakan obat baru atau baru masuk Formularium
RS?
Anda tidak yakin apakah harus dilaporkan?
Ya YaLaporkan
Laporkan
Tidak
Tidak
LaporkanYa
Ya
Reminder
TRIGGER TOOL
Suatu metode untuk mendeteksi potensi kejadian tidak diharapkan (KTD) melalui “trigger”
(= pemicu).
Trigger:
1. Penggunaan antidote, obat antagonis (trigger drugs)2. Nilai uji laboratorium di luar rentang normal3. Gejala/tanda klinis yang dialami pasien yang tidakberkaitan dengan perjalanan penyakitnya
4. Penghentian obat secara tiba-tiba5. Permintaan pemeriksaan laboratorium, diagnostik cito6. Transfer pasien ke ICU
Trigger: Penggunaan antidote, antagonis
Trigger Potensi KTDVitamin K Over antikoagulasi WarfarinFlumazenil Oversedasi BenzodiazepinNalokson Oversedasi OpioidProtamin Sulfat Overantikoagulasi HeparinKalsium glukonat Hiperkalemia karena ESODextrose 40% Hipoglikemia karena insulinDifenhidramin Reaksi alergiAttapulgit Diare karena ESOLaktulosa Konstipasi karena opioid
Trigger: Nilai uji laboratorium di luar rentang normal
Trigger Potensi KTDINR > 6 Overantikoagulasi WarfarinKadar Glukosa Darah < 50 mg/dl Hipoglikemia karena insulin
Peningkatan serum creatinine Gangguan fungsi ginjal karenaobat nefrotoksik
Kadar Digoxin > 2 ng/ml Toksisitas DigoxinPeningkatan kadar enzim hati(AST, ALT)
DILI (Drug Induced Liver Injury)
Trigger: Gejala/tanda klinis yang dialami pasienyang tidak berkaitan dengan perjalanan penyakitnya
Trigger Potensi KTDOversedasi Oversedasi narkotik, benzodiazepinDiare ESO antibiotik, laktulosaTremor ESO metoklopramid, antipsikotikJatuh ESO antihipertensiPerdarahan Over antikoagulasi warfarin, heparinMelena ESO NSAID
Trigger: Penghentian obat secara tiba-tiba
Trigger Potensi KTDObat anti TB dihentikan tiba-tiba Toksisitas di hati karena DILI (Drug-
Induced Liver Injury)Insulin dihentikan tiba-tiba HipoglikemiaAntibiotika dihentikan tiba-tiba Drug-Induced NephrotoxicityWarfarin dihentikan tiba-tiba Perdarahan/ INR memanjang (> 6)
Parasetamol dihentikan tiba-tiba Toksisitas di hati karena DILI (Drug-Induced Liver Injury)
Trigger: Permintaan pemeriksaan laboratorium/diagnostik cito
Trigger Potensi KTDUji Fungsi Hati Toksisitas di hati karena DILI
(Drug-Induced Liver Injury)Uji Fungsi Ginjal Drug-Induced NephrotoxicityCek lab: PT/INR Perdarahan karena over
antikoagulasi warfarinCek kadar glukosa darah Hipoglikemia karena insulin/ADOCek chest x-ray Pulmonary Emboli selama
penggunaan antikoagulan (tidakadekuat)
Tujuan menggunakan trigger tool:
1. Mengidentifikasi kejadian tidak diharapkan akibatpenggunaan obat.
2. Mengidentifikasi risiko berulang karena penggunaan obat.3. Menetapkan strategi (kebijakan dan prosedur) untukmencegah berulangnya KTD yang dapat dicegah ataumenurunkan risiko KTD
4. Edukasi à Pembelajaran (lesson learned)
1. Tidak semua trigger drugs menunjukkan adanya KTD di setiapkasus (contoh: omeprazol I.V. mungkin digunakan bukan untukmengatasi GIT bleeding akut yang disebabkan adanya KTD, tetapi dapat juga untuk mencegah terjadinya stress ulcer
2. Trigger drugs diresepkan bersamaan dengan obat yang berisikotinggi menimbulkan efek samping serius agar dapat segeradigunakan jika diperlukan (contoh: nalokson diresepkanbersamaan dengan resep opioid)
à cek apakah trigger drug digunakan
ALUR IDENTIFIKASI ADVERSE DRUG EVENT MENGGUNAKAN TRIGGER DRUG
CONTOH IDENTIFIKASI ADVERSE DRUG EVENT MENGGUNAKAN TRIGGER DRUG
ADE Faktor Risiko Trigger: Gejaladan Tanda Klinis
Trigger: Intervensi
Investigasi
Hipoglikemiaterkaitpenggunaaninsulin/ ADO
-Penggunaaninsulin, sliding scale insulin-PenggunaanAnti Diabetes Oral (ADO)- Menurunnyaintake oral
-Hipoglikemia (< 50 mg/dl)- Jatuh- Sakit kepala- Gemetar, cemas- Berkeringat, menggigil, dingin- gelisah, perubahan status mental dan emosi- pusing-Lapar-Mual-Gangguanpenglihatan(blurred)- Bibir/lidah kebas/ kesemutan- lemah dan lesu- kejang- tidak sadar-takikardia
-PemberianDextrose 40%-- Pemberianjus, gula
-Apakah pasien dimonitor:gejala/tanda hipoglikemia, dan jika ada perubahan oral intake?- Apakah pemeriksaanglukosa darah dan pemberianinsulin disesuaikan denganwaktu makan?-Apakah pasien/care giverdiedukasi dalam mengenalihipoglikemia dan tatalaksanadaruratnya- Apakah hasil pemeriksaanglukosa darahdikomunikasikan ke dokter?-- Apakah peralatanmonitoring kadar glukosadarah dilakukan perawatanuntuk memastikan fungsinyabaik?
CONTOH INVESTIGASI SETELAH TERJADINYA ADVERSE DRUG EVENT
Terima kasih