Top Banner
MATERI PRESENTASI MATA KULIAH NUTRISI TERNAK UNGGAS OLEH DR.IR. AGUS BUDIANSYAH, MS. POKOK BAHASAN : PROTEIN
83

Materi Protein

Dec 21, 2015

Download

Documents

Winky Ary Angga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • MATERI PRESENTASIMATA KULIAHNUTRISI TERNAK UNGGAS

    OLEHDR.IR. AGUS BUDIANSYAH, MS.

    POKOK BAHASAN : PROTEIN

  • PROTEIN

    PENGERTIAN PROTEINKLASIFIKASI PROTEINFUNGSI PROTEIN SUMBER PROTEINASAM AMINOPENCERNAAN DAN PENYERAPAN PROTEIN DAN ASAM AMINO PADA UNGGASPERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEINPENGARUH DEFISIENSI DAN KELEBIHAN PROTEIN

  • PUSTAKABUKU: M. Larbier and B. Leclerco, 1994. Nutrition and Feeding of Poultry. Nottingham University Press.

    Milton L. Scott, Malden C. Nesheim and Robert J. Young, 1982. Nutrition of the Chicken. ML Scott & Associates.

    Ibnu Katsir Amrullah, 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunungbudi.

    Ibnu Katsir Amrullah, 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunungbudi.

    Juju Wahju, 1982. Nutrisi Unggas. Gadjahmada University Press

  • Pengertian dan Definisi ProteinBerasal dari kata proteios yang berarti utama, kepentingan utama, atau kebutuhan utama kebutuhan primerJadi harus ada dalam makananMenyusun struktur sel-sel, antibodi-antibodi, hormon-hormon serta enzim-enzim

  • Protein Senyawa organik komplek berberat molekul tinggi / besar Terdiri dari unsur-unsur C, H dan O dengan tambahan unsur N, kadang-kadang juga mengandung unsur S dan P Ciri khusus adalah adanya unsur N (Nitrogen) Dalam analisis proksimat semua yang mengandung unsur Nitrogen dikatakan sebagai protein Kelemahan analisis proksimat : tidak semua yang mengandung unsur nitrogen adalah protein (contoh: Urea)

  • Klasifikasi proteinBerdasarkan bentuknya, protein dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu : 1. protein berbentuk bulat (Globular), 2. protein berbentuk serat, dan 3. gabungan keduanya (bulat dan serat).

  • Protein berbentuk bulat (globular) : :

    (1.1) albumin adalah protein yang larut dalam air dan menggumpal apabila terkena panas. Umumnya albumin menjadi komponen pada albumin telur, albumin serum, leucosin pada gandum dan legumelin pada kacang-kacangan;

    (1.2) globulin umumnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam kuat dan menggumpal apabila terkena panas. Globulin terdapat sebagai komponen globulin serum, fibrinogen, myosinogen, edestin pada biji hemp, legumin pada kacang-kacangan, concanavalin pada jack bean dan excelsin pada kacang Brazil.

  • Protein berbentuk bulat (globular) : (lanjutan)

    (1.3) glutelin tidak larut dalam air dan pelarut netral, tetapi lebih cepat larut dalam larutan asam atau basa. Contoh yang umum terdapat pada glutelin pada jagung yang lisinnya tinggi, dan oxyzenin pada padi,

    (1.4) prolamin atau gliadin adalah protein sederhana yang larut dalam 70 sampai dengan 80 persen etanol tetapi tidak larut dalam air, alkohol dan pelarut netral. Contohnya terdapat pada zein dalam jagung dan gandum, gliading pada gandum dan rye serta hordein pada barley,

  • Protein berbentuk bulat (globular) : (lanjutan)

    (1.5) histon adalah protein dasar yang larut dalam air, tetapi tidak larut dalam larutan amonia. Histon sebagian besar bergabung dengan asam nukleat pada sel makluk hidup. Contoh yang umum adalah globin pada hemoglobin dan scombron pada spermatozoa mackerel

    (1.6) protamin adalah molekul dengan bobot rendah pada protein, larut dalam air, tidak menggumpal terkena panas berbentuk garam stabil. Contohnya adalah salmine dari sperma ikan salmon, sturine dari ikan sturgeon, clupeine dari ikan herring, dan scombrine dari ikan mackerel. Protamin umumnya bersatu dengan asam nukleat dalam sperma ikan.

  • Protein berbentuk serat (fibrous) :

    (2. 1) kolagen adalah protein utama pada jaringan penghubung skeletal. Umumnya collagen tidak larut dalam air dan tahan pada enzim pencernaan hewan, tetapi berubah cepat dalam bentuk larutan, dalam bentuk gelatin lebih mudah dicerna apabila dipanaskan dalam air atau larutan asam atau basa. Kolagen mempunyai karakteristik struktur asam amino unik diantaranya adalah hidroksiprolin yang molekulnya besar, hidroksilisin sistein, sistin dan triptofan,

  • Protein berbentuk serat (fibrous) : (lanjutan)

    (2.2) elastin adalah protein pada jaringan elastis seperti pada tendon dan arteri. Meskipun penampakannya sama dengan kolagen, elastin tidak dapat diubah menjadi gelatin,

    (2.3) keratin merupakan protein yang sukar dilarutkan dan tidak dapat dicerna. Umumnya menjadi komponen rambut, kuku, bulu, tanduk dan paruh. Keratin mengadung 14 sampai dengan 15 persen sistin,

  • Protein gabungan (conjugated) :

    (3.1) nukleoprotein adalah satu atau lebih molekul protein yang berkombinasi dengan asam nukleat, yang dalam sel dikenal sebagai deoksiribonukleatprotein, ribonukleatprotein ribosom dan lain-lain,

    (3.2) mukoid atau mukoprotein, bagian karbohidrat dalam protein adalah mukopolisakarida yang mengandung N- asetil-heksosamin seperti glukosamin atau galaktosamin yang berkombinasi dengan asam uronik, galakturonik atau asam glukoronik, banyak juga yang mengandung asam sialik,

  • protein gabungan (conjugated) : (lanjutan)

    (3) glikoprotein adalah protein yang mengandung karbohidarat kurang dari 4 persen, sering kali dalam bentuk heksosa sederhana, seperti manosa sebesar 1,7 persen dalam albumin telur,

    (4) lipoprotein adalah protein larut dalam air yang bergabung dengan lesitin, cepalin, kolesterol, atau lemak dan fosfolipid lain,

    (5) kromoprotein adalah kelompok yang mempunyai bentuk karakteristik yang merupakan gabungan dari protein sederhana dengan kelompok prospetik pewarna. Komoprotein meliputi hemoglobin, sitokrom, flavoprotein, visual purple pada retina mata dan enzim katalase.

  • Klasifikasi ProteinProtein sederhana (simple proteins)Protein komplek / protein konyugasi (conjugated proteins)Protein turunan (derived proteins)Berdasarkan kekomplekan strukturnya :

  • Protein Sederhana (Simple proteins):

    Adalah protein yang apabila mengalami hidrolisis akan menghasilkan hanya asam-asam amino atau derivatnya, contohnya adalah :

  • Klasifikasi ProteinSimple Proteins (protein sederhana)Albumins: blood (serumbumin); milk (lactalbumin); egg white (ovolbumin); lentils (legumelin); kidney beans (phaseolin); wheat (leucosin). Globular protein; soluble in water and dilute salt solution; precipitated by saturation with ammonium sulfate solution; coagulated by heat; found in plant and animal tissues.

    Globulins: blood (serum globulins); muscle (myosin); potato (tuberin); Brazil nuts (excelsin); hemp (edestin); lentils (legumin). Globular protein; sparingly soluble in water; soluble in neutral solutions; precipitated by dilute ammonium sulfate and coagulated by heat; distributed in both plant and animal tissues.

  • Simple Proteins (protein sederhana): (lanjutan)

    Glutelins: wheat (glutenin); rice (oryzenin). Insoluble in water and dilute salt solutions; soluble in dilute acids; found in grains and cereals.

    Prolamines: wheat and rye (gliadin); corn (zein); rye (secaline); barley (hordein). Insoluble in water and absolute alcohol; soluble in 70% alcohol; high in amide nitrogen and proline; occurs in grain seeds.

    Protamines: sturgeon (sturine); mackerel (scombrine); salmon (salmine); herring (clapeine). Soluble in water; not coagulated by heat; strongly basic; high in arginine; associate with DNA; occurs in sperm cells.

  • Simple Proteins (protein sederhana): (lanjutan)

    Histones: Thymus gland; pancreas; nucleoproteins (nucleohistone). Soluble in water, salt solutions, and dilute acids; insoluble in ammonium hydroxide; yields large amounts of lysine and arginine; combined with nucleic acids within cells.

    Scleroproteins: Connective tissues and hard tissues. Fibrous protein; insoluble in all solvents and resistant to digestion.

  • Simple Proteins (protein sederhana): ( lanjutan)

    Collagen: connective tissues, bones, cartilage, and gelatin. Resistant to digestive enzymes but altered to digest gelatin by boiling water, acid, or alkali; high in hydroxylrpline. Elastin: Ligaments, tendons, and arteries. Similar to collagen but cannot be converted to gelatin.

    Keratin: Hair, nails, hooves, horns, and feathers. Partially resistant to digestive enzymes; contains large amounts of sulfur, as cystine.

  • Protein Komplek / protein gabungan / Protein konyugasi:

    yaitu protein sederhana yang bergabung dengan radikal protein,

    contohnya adalah : Nukleoprotein (protein bergabung dengan asam nukleat), glikoprotein (proteinbergabung dengan zat yang mengandung gugusan karbohidrat seperti mucin), fosfoprotein (protein bergabung dengan zat yang mengandung fosfor seperti kasein), hemoglobin (protein bergabung dengan zat-zatsejenis hematin seperti hemoglobin) dan lesitoprotein (protein yang bergabung dengan lesitin, seperti jaringan fibrinogen)

  • Klasifikasi ProteinConjugated Proteins (Protein kompleks):

    Nucleoproteins: cytoplasm of cells (ribonucleoprotein); nucleas of chromosomes (deoxyribonucleoprotein) viruses, and bacteriophages. Contains nucleic acids, nitrogen, and phosphorus. Present in chromosomes and in all living forms as a combination of protein with either RNA or DNA.

    Mucoprotein: saliva (mucin); egg white (ovomucoid). Proteins combined with amino sugars, sugar acids, and sulfates.

    Glycoprotein: bone (osseomucoid); tendons (tendomucoid); carilage (chondromucoid). Containing more than 4% hexosamine, mucoproteins; if less than 4%, then glycoproteins.

  • Conjugated Proteins (Protein komplek): (..lanjutan)

    Phosphoproteins: milk (casein); egg yolk (ovovitellin). Phosphoric acid joined in ester linkage to protein.

    Chromoproteins: hemoglobin; myoglobin; flavoproteins; respiratory pigments; cytochromes. Protein compounds with such nonprotein pigments as heme; colored proteins.

    Lipoproteins: serum lipoprotein; brain, nerve tissues, milk, and eggs. Water-soluble protein conjugated with lipids; found dispersed widely in all cells and all living forms.

    Metallo proteins: ferritin; carbonic anhydrase; ceruloplasmin. Proteins combined with metallic atoms that are not parts of a nonprotein prosthetic group.

  • Klasifikasi ProteinDerived Proteins:

    Proteans: edestan (from elastin) and myosan (from myosin). Results from short action of acids or enzymes; insolvent in water.

    Proteases: intermediate products of protein digestion. Soluble in water; uncoagulated by heat; and precipitated by saturated ammonium sulfate; result from partial digestion of protein by pepsin or trypsin.

  • Derived Proteins: (lanjutan)

    Peptones: intermediate products of protein digestion. Same properties as proteases except that they cannot be salted out; of smaller molecular weight that proteases.

    Peptides: intermediate products of protein digestion. Two or more amino acids joined by a peptide linkage; hydrolyzed to individual amino acids.

  • Fungsi protein PROTEIN DIKATAKAN SEBAGAI ZAT PEMBANGUN

    1 Struktur penting untuk jaringan urat daging, tenunan pengikat, kolagen, rambut, bulu, kuku dan bagian tanduk serta paruh,

    (2) sebagai komponen protein darah, albumin dan globulin yang dapat membantu mempertahankan sifat homeostatis dan mengatur tekanan osmosis,

    (3) terlibat dalam proses pembekuan darah sebagai komponen fibrinogen, tromboplastin,

    (4) membawa oksigen ke sel dalam bentuk sebagai hemoglobin,

  • Fungsi protein

    (5) Sebagai komponen lipoprotein yang berfungsi mentransportasi vitamin yang larut dalam lemak dan metabolit lemak yang lain,

    (6) sebagai komponen enzim yang bertugas mempercepat reaksi kimia dalam sistem metabolisme dan

    (7) sebagai nukleoprotein, glikoprotein dan vitellin.

  • SUMBER PROTEINTANAMAN :

    Biji- bijian (terutama kacang-kacangan) kedelai, kacang tanah dll), sebagian besar berupa prolamin dan glutelin, bijian yang mengandung minyak 80 persen adalah globulin Daun-daunan : tanaman kacang-kacangan (legum), singkong Tangkai :

    Protein tanaman sering mengandung antI nutrisi sp anti tripsin, sianida, mimosin, fitat dll tidak mengandung vitamin B12 sering defisien asam amino metionin, lisin dan triptofan

  • SUMBER PROTEINHEWAN :

    Daging (MBM), (PMM), telur, susu, bulu, darah, ikan dll. Pada umumnya protein dari hewan lebih baik kualitasnya dibanding protein dari tanaman

    Kandungan asam amino lebih lengkap Mengandung vitamin B12 Vitamin B komplek yang lebih baik (terutama riboflavin) Mengandung kalsium dan fosfor yang lebih tinggi, yang berasal dari tulang Kandungan metionin dan lisin yang lebih tinggi (terutama pada ikan, telur dan susu)

  • Asam amino Molekul Protein merupakan polimer dari asam-asam amino yang digabungkan dengan ikatan peptida

    Asam amino adalah kunci dari struktur protein

    Posisi molekul dan jarak kedudukan molekul asam- asam amino dalam protein menentukan sifat-sifat protein tersebut dan selanjutnya menentukan fungsi protein dalam tubuh

    Hanya ada 25 asam amino yang berbeda yang diketahui menyusun molekul protein

  • Asam amino Asam Amino merupakan Unit dasar dari struktur protein

    Mempunyai sekurang-kurangnya satu gugus amino (-NH2) pada posisi alfa dari rantai karbon dan satu gugus karboksil (-COOH)

    Kecuali glisin semua asam-asam amino mempunyai atom karbon yang asimetrik sehingga dapat terjadi beberapa isomer

    Kebanyakan di alam adalah dalam konfigurasi L, pada bakteri ada asam amino dalam konfigurasi D

  • Asam aminoAsam amino Monoamino-Monokarboksilat Glisin Alanin Serin Treonin2. Asam amino yang mengandung sulfur Sistein Sistin Metionin3. Asam amino monoamino-dikarboksilat Asam aspartat Asam glutamat

  • Asam amino4. Asam amino dasar Lisin Arginin Histidin Hidroksilisin5 Asam amino aromatik Fenilalanin Tirosin Diiodotirosin Tiroksin6. Asam amino heterosiklik Prolin Hidroksiprolin Triptofan

  • Asam amino esensialAsam amino yang dibutuhkan untuk pertumbuhan normal dari individu hewan dan harus ada / tersedia dalam makanan yang diberikan karena individu hewan tersebut tidak dapat mensintesa asam amino tersebutAsam amino non esensialAsam amino yang dapat disentesa oleh tubuh hewanAsam Amino Semi EsensialAsam amino dapat disentesa oleh tubuh tetapi jumlahnya tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan dan produksi sehingga harus juga ditambahkan dalam ransum

  • Asam aminoAsam amino esensial Arginin Histidin Isoleusin Leusin Lisin Metionin Fenilalanin Treonin Triptofan Valin

    Asam amino non esensial Alanin Asam aspartat Sitrulin Sistin Asam glutamat Glisin (semi esensial) Hidroksiprolin Prolin (semi esensial) Serin (semi esensial) Tirosin

  • Asam amino non esensialTirosin disentesa dari fenilalanin

    Sistin dari metionin

    Hidroksi lisin dari lisin

    Pada beberapa kondisi, sintesa glisin, serin atau prolin sering tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan, asam amino tersebut perlu ditambahkan dalam pakannya (sering dikatakan asam amino semi esensial)

  • Penilaian Kualitas Protein1. Kandungan asam amino total

    2. Keseimbangan asam amino a. Indeks asam amino

    b. Skor kimia asam amino: profil asam amino suatu protein pakan dibandingkan dengan profil asam amino bahan lain yang diketahui mempunyai nilai biologi yang tinggi (misalnya telur), skornya ditentukan berdasarkan asam amino pembatas.

    c. dll (nilai biologi, efisiensi utilisasi protein, retensi protein dll)

  • Pencernaan dan Penyerapan ProteinPencernaan Protein

    Pencernaan pada unggas dimulai dari paruh dan diakhiri pada kloaka.

    Setelah makanan melewati paruh akan disimpan sementara dalam tembolok , kemudian makanan akan menuju bagian proventrikulus yang akan mengalami proses pencernaan hidrolitis/enzimatis.

    Pencernaan tersebut dimulai dengan kontraksi otot (proventrikulus) yang akan mengaduk-aduk makanan dan mencampurkannya dengan getah lambung yang terdiri dari HCl dan pepsinogen (enzim yang tidak aktif).

  • Pepsinogen apabila bereaksi dengan HCl akan berubah menjadi pepsin (enzim aktif).

    HCl dan pepsin akan memecah protein menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti polipeptida,,pepton dan peptida.

    Aktivitas optimum pepsin dijumpai pada pH sekitar 2,0.

    Pencernaan Protein

  • Pencernaan ProteinApabila makanan sudah berubah menjadi kimus (bubur usus dengan warna kekuningan dan bersifat asam) maka akan didorong masuk ke ventrikulus

    Keasaman (pH) ventrikulus berkisar antara 2,0 sampai dengan 3,5.

    Dalam ventrikulus, kimus akan mengalami proses pencernaan mekanis dengan cara penggilasan dan pencampuran oleh kontraksi otot-otot ventrikulus.

    Setelah itu, kimus kemudian didorong ke dalam usus halus yang terdiri dari duodenum, jejenum dan ileum.

  • Pencernaan ProteinUsus halus Kimus akan bercampur dengan garam empedu (Na2CO3) yang dihasilkan oleh sel hati.

    Fungsi empedu adalah untuk menetralkan kimus yang bersifat asam dan menciptakan pH yang baik (sekitar 6 sampai dengan 8) untuk kerja enzim pankreas dan enzim usus.

    Pankreas menghasilkan endopeptidase berupa enzim tripsinogen dan kimotripsinogen.

  • Pencernaan ProteinEnzim tripsinogen apabila bereaksi dengan enterokinase akan berubah menjadi tripsin.

    tripsin akan membantu meneruskan aktivasi tripsinogen, dan tripsin sendiri mengaktifkan kimotripsinogen menjadi kimotripsin.

    Berbagai endopeptidase yaitu, pepsin, tripsin dan kimotripsin akan memecah ikatan-ikatan di dekat asam amino tertentu

  • Pencernaan ProteinPepsin hanya memecah ikatan yang dekat dengan fenilalanin, triptofan, metionin, leusin atau tirosin.

    Tripsin hanya memecah ikatan yang dekat dengan arginin atau lisin dan kimotripsin akan memecah ikatan yang dekat dengan asam amino aromatik, atau metionin.

    Eksopeptidase yang terdiri dari karboksipeptidase dan aminopeptidase yang disekresikan oleh pankreas dan usus halus akan bekerja pada ikatan peptida terminal, dan memisahkan asam amino satu demi satu.

  • Pencernaan ProteinKarboksipeptidase memecah asam amino terminal dengan gugus karboksil bebas.

    aminopeptidase memisahkan asam amino terminal dengan gugus amino (NH2) bebas.

    Produk akhir dari pencernaan protein adalah asam amino dan peptida.

    Lebih dari 60 persen protein dicerna dalam duodenum sisanya dicerna dalam jejenum dan ileum.

    Makanan yang tidak dicerna akan didorong memasuki usus besar.

  • Penyerapan proteinMukosa usus terdiri dari lapisan otot licin, jaringan ikat dan sel epitel kolumnar dekat lumen usus.

    Pada lapisan sel epitel terdapat banyak sel goblet yang menghasilkan lendir dan sekresinya membantu melicinkan makanandan melindungi lapisan usus terhadap kelecetan dan luka-luka karena zat-zat kimia.

    Pada mukosa terdapat banyak vilus (jonjot) kecil berbentuk jejari tempat terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfa kecil.

    Lipatan sirkular dalam mukosa usus, vilus dan mikrovilus membentuk suatu permukaan yang sangat luas untuk absorpsi (penyerapan)

  • Penyerapan proteinPada dasar vilus terdapat bagian yang berbentuk tabung yang disebut kripta Lieberkuhn.

    Pembelahan mikotik sel-sel epitel pada dasar kripta akan terus menerus menghasilkan sel baru yang pindah keluar melalui vilus dan terlepas.

    Dalam perjalanan keluar, sel-sel itu berubah menjadi sel-sel goblet yang menghasilkan lendir dan sel-sel absorpsi. Lapisan epitel ini akan menyerap air dan zat-zat makanan.

    Eksopeptidase usus terdapat juga pada permukaan membran sel absorpsi dari vilus dan sel-sel yang sama ini juga merupakan tempat absorpsi asam amino.

  • Gambaran lapisan usus

  • Gambaran villi usus halus

  • Penyerapan proteinasam-asam amino L-isomer lebih siap diabsorpsi dibandingkan dengan asam-asam amino D-isomer.

    Tingkat absorpsi pada 18 L-asam amino tergantung pada berat molekul,

    tetapi asam amino dengan ujung rantai non polar seperti metionin, valin, dan leusin lebih siap diabsorpsi dibandingkan dengan asam amino dengan rantai polar.

    Dijumpai juga bahwa Lmetionin dan L-histidin diabsorpsi lebih cepat dibandingkan dengan D-isomer.

  • Penyerapan proteinTransport asam amino dari lumen usus halus ke sel mukosa melalui proses aktif dengan menggunakan gradien konsentrasi.

    Bentuk D dari asam amino lebih lambat diserap dibandingkan dengan bentuk L.

    Tiga mekanisme transport dalam mukosa usus halus: a. Sistem pertama khusus untuk monoamino- mono karboksilat atau asam amino netral, b. sistem kedua untuk arginin, lisin dan asam amino basic seperti sistin, dan c. sistem ketiga untuk dikarboksilat atau asam amino acidic.

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER)

    KEBUTUHAN PROTEIN PER HARI UNTUK SEEKOR AYAM PERLU MEMPERHITUNGKAN :KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK HIDUP POKOKKEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PERTUMBUHAN JARINGAN (BOBOT BADAN)KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PERTUMBUHAN BULUKEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PRODUKSI TELUR

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER)

    KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PETELUR (YANG SEDANG TUMBUH DAN BERPRODUKSI):

    - KEBUTUHAN UNTUK HIDUP POKOKKEBUTUHAN UNTUK PERTUMBUHAN (BOBOT BADAN)KEBUTUHAN UNTUK PERTUMBUHAN BULUKEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PRODUKSI TELUR

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER)

    KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PETELUR YANG SEDANG BERPRODUKSI DAN TIDAK TUMBUH LAGI ::

    KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK HIDUP POKOK

    KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PRODUKSI TELUR

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER)

    KEBUTUHAN PROTEIN AYAM BROILER :KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK HIDUP POKOK

    KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PERTUMBUHAN JARINGAN (BOBOT BADAN)

    KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PERTUMBUHAN BULU

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER)

    KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK HIDUP POKOK - Diukur dengan metode neraca nitrogen - Mengukur banyaknya nitrogen endogen yang hilang pada saat puasa dan istirahat

    - Menurut Brody (1945) Besarnya N endogen yang hilang pada berbagai spesies unggas adalah: 283 BB0.735 berarti setiap 1 kg BB N yang hilang sebanyak 283 mg

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER)KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK HIDUP POKOK

    Didefinisikan sebagai jumlah protein endogen yang hilang ditambah dengan protein cadangan untuk pembentukan antibodi, enzim, hormon serta mmpertahankan jaringan bulu

    Dilakukan dengan mengukur: 1. retensi nitrogen yang diperlukan untuk protein cadangan pada keadaan tidak berproduksi dan rontok bulu 2. Mengukur nitrogen endogen yang hilang. Dilakukan pada saat energi metabolisme basal terpenuhi

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER)KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK HIDUP POKOK:

    Kehilangan Nitrogen Endogen pada ayam ditetapkan kira-kira 250 mg Nitrogen per Kg berat badan per hari Bila N dikalikan dengan 6.25 maka jumlah protein endogen yang hilang adalah 1600 mg (1.6 g) per Kg berat badan Efisiensi penggunaan protein : PADA AYAM PETELUR ADALAH 55% PADA AYAM BROILER ADALAH 64%Kebutuhan protein untuk hidup pokok adalah : BERAT BADAN X 0.0016 X (100/EFISIENSI)

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER

    KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PERTUMBUHAN JARINGAN

    Karkas ayam mengandung 18 % protein rata-rataKebutuhan protein adalah: PBB (g) x 0.18 x (100/efisiensi)

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER

    KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PERTUMBUHAN BULUUmur 3 minggu sekitar 4% dari BB dan pada umur 4 minggu sekitar 7%, setelah itu konstanProtein bulu sebanyak 82%Kebutuhan protein untuk pertumbuhan bulu: 0.07 X PBB X 0.82 X (100/efisiensi)

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER

    KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PRODUKSI TELURRata-rata sebutir telur mengandung protein sebanyak 12 persenBerat telur fase I adalah 56 g dan fase II adalah 60 gramKebutuhan protein adalah : 56 g x 0.12 x (100/effisiensi) ATAU 60 g x 0.12 x (100/effisiensi)

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER

    KEBUTUHAN PROTEIN TOTAL ADALAH

    Kebutuhan untuk Hidup pokok + untuk pertumbuhan jaringan + untuk pertumbuhan bulu + untuk produksi telur

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM ROILERContoh:Seekor ayam petelur yang sedang tumbuh umur 24 minggu berbobot badan 1.2 kg, dengan pbb rata-rata 20 g per hari dan produksi telur adalah 72 persen. Berapa kebutuhan proteinnya;

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILERHidup pokok : 0.0016 x 1200 g x 100/55 =3.48 g

    PBB : 0.18 X 20 x (100/55)= 6.55 g

    Pertumbuhan bulu : 0.07 x 20 x 0.82 (100/55) = 2.087 gProduksi telur : 56 x 0.12 X 0.72 x (100/55) = 7.56 g

    Kebutuhan protein total :20.92 gSeandainya Konsumsi 110 gramProtein dalam ransum (20.92/110)x 100 % =19.01% 19 persen

  • PERHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER

    Kebutuhan protein dalam satuan relatif:

    Misalnya kebutuhan protein total 18 g/hariKonsumsi rata-rata 110 g/hariProtein ransum : (18/110)x 100% = 16.4 %Kebutuhan protein biasa dinyatakan % dalam ransum

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEINUKURAN / BANGSA / TIPE AYAMSUHU LINGKUNGANUMUR AYAM TAHAPAN PRODUKSIPERKANDANGANKEPADATAN AYAM DALAM KANDANGKETERSEDIAAN AIR MINUMSTATUS PENYAKITKANDUNGAN ENERGI RANSUM

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEINUkuran / Bangsa dan Tipe ayam

    Ayam-ayam yang berukuran besar atau bangsa yang berbobot badan lebih besar, kebutuhan protein akan lebih banyak untuk mengimbangi kebutuhan energi yang juga tinggi, sehingga konsumsi pakan ayam tipe berat lebih tinggi

    Tipe pedaging biasanya kebutuhan protein lebih tinggi dibanding dengan tipe petelur karena tipe pedaging protein dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhannya dengan PBB yang cepat

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEIN NRC (1884):

    Pada ayam petelur tipe leghorn dengan kandungan energi 2900 kkalori/kg, 0-6 minggu kebutuhan protein 18%, 6-14 minggu 15%, 14 20 minggu 12%, bertelur 14.6%.

    Pada broiler dengan kandungan energi 3200, 0-3 minggu 23%, 3-6 minggu 20.0% dan 6-8 minggu 18.0%

  • Suhu lingkungan:

    Suhu lingkungan yang tinggi, konsumsi akan turun, kebutuhan protein sebaiknya ditingkatkanFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEIN

  • Umur ayam:

    Ayam yang lebih muda yang pertumbuhannya lebih cepat membutuhkan protein yang lebih tinggiFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEIN

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEIN

    Tahapan produksi:

    Pada umumnya produksi tahap I pada ayam petelur produksinya lebih tinggi dari produksi tahap II setelah molting, sehingga kebutuhan protein akan lebih tinggi

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEINPerkandangan

    Kandang yang menggunakan sistem litter, pergerakan hewan akan lebih bebas dibanding dengan sistem lantai kawat, energi akan lebih banyak digunakan untuk aktivitas, kebutuhan protein juga lebih tinggi

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEIN

    Kepadatan ayam dalam kandang

    Ayam-ayam yang tingkat kepadatannya tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi, oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan protein, kepadatan protein dalam ransum juga harus ditingkatkan

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEIN

    Ketersediaan air minum

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEIN

    Status penyakit

    Ayam-ayam yang sakit membutuhkan protein untuk meningkatkan kekebalannya terhadap penyakit

    Konsumsi yang turun harus diimbangi dengan tingkat protein ransum yang tinggi

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN PROTEIN

    Kandungan energi ransum

    Scott 1982 memberikan kisaran kandungan protein ransum yang disesuaikan dengan kandungan energi ransum

    Hal ini berkaitan dengan tingkat konsumsi dipengaruhi oleh tingkat energi ransum

    Kandungan energi ransum yang tinggi, konsumsi ransum semakin menurun, sebaliknya energi ransum menurun, konsumsi ransum akan naik

  • Ayam broiler umur (0-6 minggu)

    Energi Metabolis (KKal/kg)Protein ransum (%)Konversi ransum280021.02.00290021.71.93300022.51.87310023.21.80320024.01.75330024.81.70

  • Ayam broiler umur (6minggu - dipasarkan)

    Energi Metabolis (KKal/kg)Protein ransum (%)Konversi ransum290018.12.27300018.72.19310019.32.13320020.02.05330020.51.99340021.11.93

  • Ayam petelur leghorn putih

    Energi metabolis (kkal/kg)Starter (0-8minggu)Pullet develper(8-20 minggu)235020.0 %-270019.4 %13.6 %280020.0 %14.1 %290020.8 %14.6%300021.5%15.1 %310022.2 %15.6 %

  • TABLE 2-1Nutrient Requirements of Immature Leghorn-Type Chickens as Percentages or Units per Kilogram of Diet

    White-Egg-Laying StrainsBrown-Egg-Laying StrainsNutrientUnit0 to 6 Weeks; 450 ga 2,850b6 to 12 Weeks; 980 ga 2,850b12 to 18 Weeks; 1,375 ga 2,900b18 Weeks to First Egg; 1,475 ga 2,900b0 to 6 Weeks; 500 ga 2,800b6 to 12 Weeks; 1,100 ga 2,800b12 to 18 Weeks; 1,500 ga 2,850b18 Weeks to First Egg; 1,600 ga 2,850bProtein and amino acidsCrude proteinc%18.0016.0015.0017.0017.0015.0014.0016.00Arginine%1.000.830.670.750.940.780.620.72Glycine + serine%0.700.580.470.530.660.540.440.50Histidine%0.260.220.170.200.250.210.160.18Isoleucine%0.600.500.400.450.570.470.370.42Leucine%1.100.850.700.801.000.800.650.75Lysine%0.850.600.450.520.800.560.420.49Methionine%0.300.250.200.220.280.230.190.21Methionine + cystine%0.620.520.420.470.590.490.390.44Phenylalanine%0.540.450.360.400.510.420.340.38Phenylalanine + tyrosine%1.000.830.670.750.940.780.630.70Threonine%0.680.570.370.470.640.530.350.44Tryptophan%0.170.140.110.120.160.130.100.11Valine%0.620.520.410.460.590.490.380.43Fat

  • KEBUTUHAN ASAM AMINO UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER

    Protein terdiri dari asam amino-asam aminoSebagian asam amino harus tersedia dalam ransum (asam amino esensial dan asam amino semi esensialUntuk mengetahui kebutuhan asam amino: harus di ketahui komposisi asam amino dalam pakan, jaringan daging, dan telur

  • KEBUTUHAN ASAM AMINO UNTUK UNGGAS (AYAM PETELUR DAN AYAM BROILER

    KEBUTUHAN Asam amino PER HARI UNTUK SEEKOR AYAM PERLU MEMPERHITUNGKAN :KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK HIDUP POKOKKEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PERTUMBUHAN JARINGAN (BOBOT BADAN)KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PERTUMBUHAN BULUKEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PRODUKSI TELUR

  • DEFISIENSI PROTEIN ATAU ASAM AMINODefisiensi ringan menyebabkan PENURUNAN PERTUMBUHANDefisiensi berat menyebabkan berhentinya pertumbuhan, bahkan kehilangan berat badan 6 7% per hariAyam akan mudah terserang penyakit (pembentukan zat kekebalan tubuh atau antibodi, hormon-hormon dan enzim-enzim terhambat)

  • KELEBIHAN PROTEIN ATAU ASAM AMINO PENURUNAN PERTUMBUHANPENURUNAN PENIMBUNAN LEMAK TUBUHKENAIKAN TINGKAT ASAM URAT DALAM DARAH,MENINGKATNYA KONSUMSI AIR DAN LITTER JADI BASAHKELENJAR ADRENAL MEMBESAR DAN MENINGKATNYA PRODUKSI ADRENOKORTIKOSTEROID