BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, bangsa dan negara serta kehidupan kampus memiliki peranan penting dalam berbagai aspek pembangunan salah satunya membangun kepribadian masyarakatnya dalam berperi kemanusiaan. Pancasila merupakan salah satu ideologi yang diperhitungkan keberadaannya di dunia, sehingga berani mengambil langkah aktif untuk perdamaian dunia setelah bergabung dan membentuk salah satu gerakan yaitu gerakan non blok atau GNB yang merupakan gerakan alternative yang menjadi jalan tengah antara peperangan dua ideologi besar pada masanya. Selain itu juga pancasila merupakan salah satu ideologi yang unik. Karena dalam proses lahirnya ideologi ini sangat berbeda jauh dengan ideologi-ideologi yang pernah ada sebelumnya. Pancasila dilahirkan atas dasar pemikiran- pemikiran kritis para tokoh-tokoh penting pada masa jayanya, membentuk sebuah tatanan Negara berkonsep multikultural yang memenuhi segala aspek kehidupan, baik individu, suku atau kelompok bahkan bangsa dan Negara. Pancasila bukan demokrasi kapitalisme, tetapi mengandung nilai-nilai demokrasi di dalamnya. Bukan pula sosialisme komunisme, tapi nilai-nilai sosialis sangat terpapar jelas didalamnya. Pancasil adapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, bangsa dan negara serta
kehidupan kampus memiliki peranan penting dalam berbagai aspek pembangunan salah
satunya membangun kepribadian masyarakatnya dalam berperi kemanusiaan.
Pancasila merupakan salah satu ideologi yang diperhitungkan keberadaannya di dunia,
sehingga berani mengambil langkah aktif untuk perdamaian dunia setelah bergabung dan
membentuk salah satu gerakan yaitu gerakan non blok atau GNB yang merupakan gerakan
alternative yang menjadi jalan tengah antara peperangan dua ideologi besar pada masanya.
Selain itu juga pancasila merupakan salah satu ideologi yang unik. Karena dalam proses
lahirnya ideologi ini sangat berbeda jauh dengan ideologi-ideologi yang pernah ada
sebelumnya. Pancasila dilahirkan atas dasar pemikiran-pemikiran kritis para tokoh-tokoh
penting pada masa jayanya, membentuk sebuah tatanan Negara berkonsep multikultural yang
memenuhi segala aspek kehidupan, baik individu, suku atau kelompok bahkan bangsa dan
Negara. Pancasila bukan demokrasi kapitalisme, tetapi mengandung nilai-nilai demokrasi di
dalamnya. Bukan pula sosialisme komunisme, tapi nilai-nilai sosialis sangat terpapar jelas
didalamnya. Pancasil adapat dikatakan aadalah sebuah ideologi alternative yang ada sebagai
jalan tengah/ jalan keluar dari peperangan ideology yang ada.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini agar kita selaku mahasiswa mengetahui peran
penting Pancasila sebagai ideologi yang membangun paradigma kehidupan berpikir untuk
menciptakan suatu kepribadian yang syarat akan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
itu sendiri, serta peran ideologi Pancasila dalam perkembangan dunia. Dan juga guna
memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.
BAB II
Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Diantara Ideologi Dunia
2.1. Pengertian Paradigma
Awalnya istilah paradigma berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama yang
kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Tokoh yang mengembangkan istilah tersebut
dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S Khun dalam bukunya yang berjudul The
Structure of Scientific Revolution (1970: 49). Paradigma disini diartikan Khun sebagai
kerangka referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar keyakianan atau pijakan suatu
teori. Pemikir lain seperti Patton (1975) mendefinisikan pengertian paradigma hampir sama
dengan Khun, yaitu sebagai “a world view, a general perspective, a way of breaking down of
the complexity of the real world [suatu pandangan dunia, suatu cara pandang umum, atau
suatu cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata].” Kemudian Robert Friedrichs
(1970) mempertegas definisi tersebut sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu
disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.
Pengertian lain dikemukakan oleh George Ritzer (1980) dengan menyatakan paradigma
sebagai pandangan yang mendasar dari pada ilmuan tentang apa yang menjadi pokok
persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah stu cabang/disiplin ilmu pengetahuan.[1] Inti
sari paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi teoritis yang umum dan
dijadikan sumber hukum metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat
menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dengan adanya kajian paradigma ilmu pengetahuan sosial, kemudian dikembangkanlah
metode baru yang berdasar pada hakikat dan sifat paradigma ilmu, yaitu manusia yang
disebut metode kualitatif. Kemudian berkembanglah istilah ilmiah tersebut dalam bidang
manusia serta ilmu pengetahuan lain, misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya serta
bidang-bidang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari paradigma berkembang menjadi
terminology yang mengadung arti sebagai sumber nilai, kerangka piker, orientasi dasar,
sumber asas, tolak ukur, parameter saerta arah dan tujuan dari suatu perkembangan
perubahan, dan proses dalam bidang tertentu termasuk bidang pebangunan, reformasi,
maupun pendidikan. Dengan demikian paradigma menempati posisi dan fungsi yang strategis
dalam proses kegiatan. Perencanaan pelaksanaan hasil-hasilnya dapat diukur dengan
paradigma tertentu yang diyakini kebenarannya.[2]
2.2. Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan
2.2.1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dalam perjuagan untuk
mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang di
junjungnya sebagai suatu pandangan hidup. Pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan
rangkaian nilai-nilai luhur yang merupakan suatu tolak ukur kebaikan yang berkenaan dengan
hal-hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam hidup manusia yang menjadi suatu wawasan
menyeluruh terhadap kehidupan.
Sebagai mahluk individu dan mahluk sosial manusia tidaklah mungkin memenuhi
segala kebutuhannya sendiri., oleh karena itu untuk mengembangkan potensi
kemanusiaannya, ia senantiasa memerlukan orang lain. Dalam pengertian inilah maka proses
perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan
hidup bangsa dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan sebagai pandangan hidup
negara. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideologi bangsa (nasional), dan
pandangan hidup negara dapat disebut sebagai ideologi negara.
Dalam proses penjabaran dalam kehidupan modern antara pandangan hidup masyarakat
dengan pandangan hidup bangsa memiliki hubungan yang bersifat timbal balik. Pandangan
hidup bangsa diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup masyarakat serta tercermin
dalam sikap hidup pribadi warganya. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terebut
terkandung di dalamnya konsepsi dasar mengenai kehidupan y ang dicita-citakan, terkandung
dasar pikiran terdalamdan gagasan menjadi wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh
karena itu Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupaka suatu kristalisasi dari nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, maka pandangan hidup tersebut dijunjung
tinggi oleh warganya karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya dan pandangan
hidup masyarakat. Dengan demikian pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang
Bhineka Tunggal Ika tersebut harus merupakan asas pemersatu bangsa sehingga tidak boleh
mematikan keanekaragaman.[3]
2.2.2. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila dalam kedudukannya, sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar
Falsafah Negara (Philosofische gronslag) dari negara, ideologi negara atau (Staatsidee).
Dalam pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian
yang meliputi suasanan kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber
nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukum dasar
baik tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau convensi. Dalam
kekdudukannya sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara
hukum.[4]
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan sebagai berikut:[5]
Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia,
Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,
Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara,
Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan
pemerintah maupun penyelenggara negara yang lain untuk memelihara budi
pekerti luhur.
Pedoman kehidupan bernegara pada dewasa ini dilandasi dasar negara Pancasila
melaluli ketetapan-ketetapan MPR RI, yang secara filosofis harus dapat dilihat dan dirasakan
oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai bukti bahwa benar-benar berada dalam siklus
kehidupan negara yang berlandaskan kepada Pancasila.
Dalam kehidupannya sebagai sumber segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia,
Pancasila merupakan hukum dasar nasional menurut Pasal 1, Ayat (3), Ketetapan MPR RI
No. III/MPR/2000, menjadi landasan dan pedoman dalam penyelenggaraan negara termasuk
pedoman bagi segenap peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.
Adapun isi sumber hukum dan tata urutan peraturan perundangan RI, seperti tercantum
pada TAP MPR tersebut adalah sebagai berikut:
Undang-Undang Dasar 1945,
Ketetapan MPR RI,
Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang,
Peraturan pemerintah,
Keputusan presiden, dan
Peraturan daerah
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai nilai-nilai keseimbangan, yaitu Nilai
Ketuhanan (Moral Religius), Nilai Kemanusiaan (Humanistik), dan Nilai Kemasyarakatan
(Nasionalistik, Demokratik dan Keadilan Sosial).[6]
Nilai Ketuhanan (Moral Religius)
Konsep Ketuhanan ini tidaklah mengarah atau memihak kepada salah satu ajaran agama yang
terdapat di Indonesia. Konsep Ketuhanan ini mengandung nilai-nilai universalitas yang
imanen di dalam sifat-sifat ketuhanan. Dengan demikian, konsep ketuhanan ini tidak bicara
tentang agama di dalam ruang ritual (hubungan antara manusia dengan tuhannya), akan tetapi
bagaimana nilai-nilai ketuhanan yang universal tersebut dapat dijalankan di dalam ruang
publik (hubungan manusia dengan sesama dan alam).
Yang dimaksud dengan nilai-nilai universalitas ketuhanan ini adalah nilai-nilai keadilan,