Materi Pembicara Bapak Nur Arif
Materi Pembicara
Bapak Nur Arif
Oleh : Nur Arif
MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN *
* Disampaikan dalam WEBINAR: Penyuluhan, Pengelolaan, Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga menjadiPupuk Organik di Perumahan Griya Rahmani 3 RT 11/03 Kelurahan Tirtajaya m Sukmajaya Depok.
Sebuah narasi melihat kembali jatidiri bangsa
Mencintai Tanah Air
Sejarah KEOETAMAAN BERTJOTJOK TANAM DAN BERTANI,
dengan judul kecil Andjoeran Memperbanyak Hasil Boemi dan Menjoeboerkan Tanah, Andjuran Mengoesahakan Tanah dan Menegakkan Ke’adilan. Tulisan satu halaman itu dimuat majalah Soeara Moeslimin Indonesia No. 2 Tahun ke-2, 19 Muharom 1363. (KH. Hasyim Asy’ari)
Mewarisi ‘bumi’ ini artinya membangunnya agar menjadi suatu dunia yang sejahtera, aman dan makmur, yang di dalam berisi keadilan dan kebenaran yang dijunjung tinggi.” (KH. Wahab Hasbullah dalam Doa iftitah di Muktamar NU ke-25 di Surabaya)
Kerusakan Tanah
Persoalan Dunia Jumlah penduduk dunia yang terus
bertambah tidak sebanding dengan laju produksi pangan, energi dan air bersih
Tahun 2043 sumber energi fosil akan habis dan digantikan dengan energi hayati.
Data PBB 2050, 9,6 miliar orang, tahun 2100: 11 miliar orang
Penlit Jeffrey Sachs-Paul 800 juta orang di tidak akan bisa makan dengan layak, karna bencana ini terkait agrikultur.
Merusak Struktur Tanah
Merusak Tingkat Kesuburan Tanah
Merusak Keseimbangan Rantai Makanan
Dampak bagi Kesehatan Manusia
Merusak Estetika
Revolusi Hijau pada akhir 1960-an dan awal 1970-an. FAO menjalankan Revolusi Hijau ke seluruh dunia.
Revolusi Hijau merupakan usaha untuk meningkatkan ketersediaan pangan utama (beras dan gandum) di negara berkembang dengan cara pemakaian varietas baru tanaman yang berproduksi tinggi.
Ilmuwan Jerman J. Von Leibigmengemukakan teori bahwa tanaman membutuhkan unsur lain untuk pertumbuhannya, tidak hanya humus sebagai sumber unsur hara utama. Pupuk buatan yang pertama diproduksi adalah pupuk superfosfat.
Unsur makro C, H, O, N,
Unsur-unsur mikro: Ca, Mg, K, P, S
Pupuk kimia sintetis menghasilkan residu pd tanah
Penyebab tanah menjadi tidak sehat bahkan cenderung sakit adalah
Tanah tidak pernah istirahat (ditanami terus menerus).
Sedikit/tidak ada unsur organik dalam tanah.
Residu kimia & logam berat tinggi.
Sedikit/tidak ada makanan (unsur hara).
Tidak adanya bakteri menguntungkan.
Pupuk Sintetis
7 Dampak Pemakaian Pupuk Kimia
Tanah Mengeras
Peningkatan Hama Mikroorganisme Pengganggu Tanaman
Resistensi Hama Tanaman
Menjadi Bahan Alami Residu
Punahnya Mikroorganisme Alami Pembasmi Hama
Terancam Putusnya Mata Rantai Makanan
Kepunahan Beberapa Satwa Hidup
Cara Menyuburkan Tanah
Menambahkan bakteri-bakteri menguntungkan yang hilang akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan.
“Menyuburkan tanah dengan cepat yaitu dengan membuat tanah kembali dapat menyediakan makanan secara mandiri”
MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN itu Apa?
The word "sustain," from the Latin sustinere (sus -, from below and tenere,
to hold), to keep in existence or maintain, implies long-term support or
permanence.
PERTANIAN BERKELANJUTAN = SUSTAINABLE AGRICULTURE
“Pertanian yg dapat berkembang secara tidak terbatas ke arah
manfaat yg semakin besar bagi manusia, penggunaan sumberdaya yg lebih efisien, dan berkesetimbangan dg kondisi lingkungan yang
sesuai untuk manusia dan spesies lainnya”.
Manfaat bagi
manusia
Penggunaansumberdaya
yg efisienLingkungan yg
sesuai bagimanusia & spesies lain
22
TIGA ELEMEN PENTING PERTANIAN BERKELANJUTAN
Income Generation
(menghasilkan pendapatan)
Food availability and consumption
(Pangan dan bahan konsumsi
lain)
Natural Resource
Conservation(Konservasi Sumberdaya
Alam)
23
PRASYARAT BAGIPERTANIAN BERKELANJUTAN
1. Kualitas tanah tidak boleh rusak, topsoil tidak boleh menipis
2. Sumberdaya air tersedia harus mampu memenuhikebutuhan tanaman, tdk berlebihan & tdk kekurangan
3. Integritas biologis dan ekologis harus dilestarikanmelalui berbagai upaya pengelolaan sumberdayagenetik, siklus hara, hama tanaman, dll
4. Sistem harus menguntungkan secara ekonomis
5. Ekspektasi sosial dan norma budaya harus dipenuhi, sptkebutuhan sandang dan pangan masyarakat
24
KOMPONEN-KOMPONENSISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN
Pengelolaan Kesuburan
Tanah
Pergiliran Tanaman
Innovative Cropping Systems
Bioteknologi &
Crop BreedingIntegrated
Pest Management
Weeds Management
Conservation Tillage
Feedcrop Management
Animals Roles
PUPUK
PESTISIDA organik
TANAMANROTASI KULTIVASI
Gulma Hama Penyakit
AnorganikOrganik
LIAT
UREA
RABUK
BOTNH4+
NO3-
Pencucian
Jasad renik
N2, N2O NH3
Pupuk N
27
Table 3. Effect of erosion on organic matter, phosphorus, and plant-available water.
Erosion levelOrganic matter
PhophorusPlant-available
water
% Kg/ha %
Slight 3.0 69.50 7.4
Moderate 2.5 68.38 6.2
Severe 1.9 44.84 3.6
Source: Schertz et al., 1984.
BOKASHI
CARA PEMBUATAN BOKASHI
Susun berlapis dan berselang seling antara daun/rumput dan pupuk kandang dengan ketebalan @ 10-20 cm. Siram air sampai cukup basah. Taburkan abu tipis merata
Semprotkan tipis merata larutan konsentrat POC dan air dengan takaran 200 ml + 20 liter air.
(Note: Kebutuhan bahan bokashi per meter kubik).
Bokasi yang sudah siap pakai: terasa dingin pada kulit tangan manusia. Bila masih terasa panas, artinya proses fermentasi pupuk masih berjalan. Segera kembali tutup rapat. Kuncinya harus terselesaikan proses fermentasi. Bisa 7-40 hari. Bahkan untuk kotoran ayam bisa 150 hari lebih.
Sebelum Bokashi digunakan angin-anginkan dulu, selama minimum 24 jam.
Bokashi ini digunakan sebagai media tanam. Kebutuhan minimal awal untuk tanah sawah adalah sekitar 1000 kg per luasan 1000 m2.
PEMBUATAN BOKASHI
Materi Pembicara
Ibu Ir. Aisyah, MP
“Penyuluhan Pengelolaan, Pengolahan, dan Pemanfaatan
Sampah Rumah Tangga menjadi Pupuk Organik
di Perumahan Griya Rahmani 3 RT.011/RW.03,
Kel Tirtajaya, Kec Sukmajaya,
Kota Depok”
Desember 2020
TIM ABDIMAS
UNIVERSITAS GUNADARMA
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK
MENJADI PUPUK TANAMAN
Oleh : Aisyah
Agroteknologi Universitas Gunadarma
FAKTOR-FAKTOR PERMASALAHAN LINGKUNGAN
N0 PERMASALAHAN FAKTOR SAMPAH
1 Permasalahan Sungai Yang Tercemar √
2 Kerusakan Hutan
3 Banjir √
4 Abrasi
5 Pencemaran Udara
6 Menurunnya Keanekaragaman Hayati
7 Pencemaran Tanah √
8 Pemanasan Global
9 Kelangkaan air
10 Pencemaran Suara
11 Berkurangnya daerah resapan air
12 Rusaknya Ekosistem laut √
13 Pencemaran Air Tanah √
14 Bangunan-bangunan Liar dan Kumuh √
15 Permasalahan Sampah yang menumpuk √
1. Permasalahan Sungai Yang Tercemar
2. Banjir
3. Pencemaran Tanah
4. Rusaknya Ekosistem Perariran
Tutup botol di dalam bangkai burung
Sedotan Plastik di Hidung Kura-kura
Sampah plastik dalam perut ikan Paus
5. Pencemaran Air Tanah
6. Bangunan-bangunan Liar dan Kumuh
7. Permasalahan Sampah yang menumpuk
Jika dicermati lebih dekat, Jakarta bisa disebut sebagai salah satu pusat sampah
nasional. Penduduk Jakarta Barat, misalnya, rata-rata menghasilkan 1,4 juta kilogram
sampah per hari, sedangkan Jakarta Pusat membuang rata-rata 1,2 juta kg/hari.
Sampah Rumah Tangga UUD RI
No.18 Thn
2008
Adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Klasifikasi Sampah Rumah tangga
Jenis Sampah Organik
(Degradable); Sampah Anorganik
(Undegradable);
limbah padat yang berasal dari makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) dan sisa dari suatu proses yang berbahan baku dari makhluk hidup. Terdiri atas bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, pengolahan makanan, dan lain-lain.
Adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, dan lain-lain
Bentuk Sampah Padat Sampah Cair
Merupakan material yang dibuang oleh manusia (kecuali kotoran manusia). Jenis sampah ini diantaranya plastik bekas, pecahan gelas, kaleng bekas, sampah dapur, dan lain-lain
Merupakan bahan cair yang tidak dibutuhkan dan dibuang ke tempah sampah. Misalnya, sampah cair dari toilet, sampai cair dari dapur dan tempat cucian.
DIAGRAM ALUR PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK
TERNAK
Pekarangan luas
• Adalah bentuk akhir dari bahan-bahan organik sampah domestik setelah mengalami dekomposisi (SNI. 19-7030-2004)
Kompos
• Adalah proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme terhadap bahan organik yang biodegradable.
Pengomposan
Kegunaan
Kompos
Memperbaiki struktur tanah al :
Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.
Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.
Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah.
Menambah dan mengaktifkan unsur hara
• Bahannya dihasilkan
setiap hari tidak pernah habis dan mudah didapat
• Relatif murah modal
• Mudah cara pembuatan karena menggunakan teknologi sederhana
• Banyak dibutuhkan oleh semua orang yang gemar bercocok tanam
• Produknya relatif awet (bertahan lama) kurang lebih 3 sampai 6 bulan
Potensi
pembuatan
kompos
• Pengomposan dapat
meneyelesaikan 50 – 60 % dari permasalahan sampah.
• Mengurangi biaya pengangkutan sampah ke TPA dan memperpanjang usia TPA
• Relatif lebih mudah dilakukan
• Menghasilkan produk pupuk yang dapat menyuburkan tanah dan tanaman
• Hemat dan dalam skala besar mempunyai nilai ekonomi dan penyerapan tenaga kerja
Keuntungan
melakukan
pengom
posan
TAHAPAN UMUM PEMBUATAN KOMPOS
Pencacahan
Sampah organik yang telah
terkumpul dicacah dengan ukuran 3-4 cm. Pencacahan dilakukan untuk mempercepat
proses pembusukan
karena pencampuran dengan bahan baku yang lain seperti kotoran ternak dan EM-4
menjadi rata sehingga
mikroorganisme akan bekerja serana efektif dalam proses fermentasi.
Proses Pengomposan
Pengkomposan berjalan dengan
baik dengan suhu rata-rata dalam bahan menurun dan bahan telah lapuk dan
berubah warna menjadi coklat
kehitaman. Tujuan
pematangan untuk menjamin kompos benar-
benar aman bagi konsumen.
Pengeringan
Pengeringan setelah usia tumpukan
mencapai usia 21 hari/3 minggu, maka sampah organik sudah
menjadi kompos.Selanjut
nya dilakukan pembongkaran
untuk dikeringkan/dije
mur.Pengeringan dapat dilakukan
selama lebih kurang 1 minggu sampai kadar air
kira-kira mencapai 20-
25%.
Penyaringan
Proses selanjutnya
adalah dilakukan penggilingan
terhadap kompos yang sudah kering.
Untuk mendapatkan
butiran-butiran kompos yang
siap untuk dikemas
dilakukan pengayakan
sesuai dengan kebutuhan.
Pengemasan
pengemasan sesuai dengan
permintaan konsumen. Untuk kompos curah kita
kemas dalam karung berisi 20 kg. Sedangkan untuk pupuk
organik bentuk granular 1
sak/karung berisi 25 kg. Setelah
dikemas kompos dan pupuk organik granular tersebut siap untuk di jual.
Pemilahan
SampahSampah yang
dikumpulkan di TPA pada umumnya bercampur
antara bahan-bahan organik maupun non
organik sehingga
pemilahan perlu dilakukan
secara teliti untuk
mendapatkan bahan organik
yang dapat dikomposkan seperti dauan-daunan, sisa
makanan, sayuran dan buah-buahan
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN KOMPOS
a. Penyiapan Bahan Bahan Hijauan, bahan yang berwarna hijau biasanya banyak
mengandung Nitrogen (N) tinggi, diantaranya kotoran ternak (sapi, kerbau, ayam, kambing dll), daun kacang-kacangan, daun jagung, imbah pertanian segar, potongan rumput segar dan lain-lain.
Bahan Coklatan, bahan yang berwarna coklat biasanya banyak mengandung Carbon (C) tinggi, diantaranya Jerami padi, serbuk gergaji, cocopeat, dedak, sekam, potongan kayu, potongan kertas, dan lain-lain.
Bahan lain, Limbah Rumah Tangga, Abu dapur. Untuk bahan tertentu yang berukuran besar atau panjang
seperti jerami, batang jagung, belukar, agar bahan kompos mudah terdekomposisi, maka bahan sebaiknya harus dihaluskan dengan cara dicincang dengan ukuran 4-10 cm.
b. Penyiapan Alat Alat-alat yang diperlukan antara lain :
• Tempat pembuatan kompos (mempunyai atap) • Sekop, • Cangkul garpu • Gembor/embrat • Drum air • Ember • Lembaran plastik penutup • Termometer • Alat timbang
c. Penyusunan Bahan Baku 1. Susun kompos berdasarkan ketersediaan bahan baku. Sebaik-
nya bahan yang mangandung karbon tinggi terlebih dahulu disimpan paling bawah sebagai alas. Misalnya Jerami, serbuk gegaji, sekam atau coco peat.
2. Selanjutnya di atas bahan tadi susun kotoran ternak seperti kotoran sapi, kambing, ayam
Susunan bahan baku yang biasa dilakukan adalah: • Jerami (paling bawah) • Kotoran Sapi (kalau ada) • Serbuk gergaji • Kotoran Kambing • Kotoran ayam, dll • Proses penyusunan bahan kompos ini dapat dilakukan sampai
ketinggian 1 m. d. Mencampur Kompos Setelah bahan disusun, lalu setahap demi setahap bahan di-campur
rata, sambil dicek kelembabannya, bila kurang lembab, tambahkan air, sambil ditambahkan bahan aktivator atau fermentor. Setelah itu ditumpuk kembali seperti semula sampai 1 m, seperti bedengan memanjang. Lebar 2 s/d 5 m dan panjang sampai 50 m. Tumpukan kompos kemudian ditutup terpal plastik, supaya tidak kena sinar matahari langsung atau kehujanan. Pada waktu menutup perhati-kan supaya tetap ada jalan untuk sirkulasi udara
e. Mengukur Suhu Pengukuran temperatur dilakukan setiap hari pada beberapa titik kemudian dicatat. Hasil pemetaan pengukuran dapat memberi-
kan indikasi tentang proses pembuatan kompos, apakah pencam-puran sudah baik dan benar, apakah komposisi seimbang, apakah kelembaban memadai dan seterusnya
Setelah secara berkala dilakukan pengukuran, hasil pengukuran dapat dicatatkan pada tabel dibawah ini untuk memudahkan analisa dan pengembangan lebih lanjut
f. Membalik Kompos
Pada hari ke 4 komposting, saat pembalikan kompos yang pertama, perhatikan pada titik titik no 2, 7, 8, 9, 14, amati kelembabannya, campuran bahan dan siklus oksigennya. Apabila kurang lembab, atau campuran kurang rata, atau siklus oksigen tidak lancar, maka pada saat membalik harus sambil dilakukan pencampuran ulang dengan kompos dari tempat yang mempunyai temperatur tinggi, yang kelembaban atau campuran atau siklus oksigennya baik.
Lakukan pengamatan temperatur pada hari berikutnya, petakan, kemudian amati.
Apabila masih ada yang kurang rata, lakukan seperti tindakan di atas.
Apabila tindakan dilakukan dengan benar, maka pada pembalikan berikutnya perbedaan temperatur sangat kecil dan relatif rata.
Pembalikan kompos selain dengan mempergunakan peta temperatur, juga harus dilakukan dengan cara: • Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan di atas ke
bawah • Membalik, mencampur dan minyimpan tumpukan tengah ke
luar, kiri kanan • Membalik, mencampur dan menyimpan tumpukan samping,
kiri dan kanan ke tengah • Membalik, mencampur dan menyusun tumpukan tengah
bawah ke atas Apabila proses pembalikkan kompos sudah 4 kali, amati perubahan warna, aroma dan temperatur. Apabila warnanya sudah berubah menjadi coklat kehitaman, kemudian aroma kompos menyerupai aroma tanah, maka proses komposting sudah selesai. Tinggal menunggu penurunan temperatur.
g. Pengayakan
Setelah proses pengomposan selesai, kemudian dilakukan pengayakan untuk memperoleh ukuran yang seragam dan penampilannya yang lebih baik. Disamping itu apabila telah diayak dengan mesin atau alat ayakan sederhana, maka pada waktu penerapan di lapangan akan jauh lebih mudah
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK SKALA RUMAH
TANGGA
TAHAP PEMBUATAN KOMPOS
SAMPAH RUMAH TANGGA
Pemilahan dan Pencacahan
Proses Pengomposan
Pengeringan
Pengayakan
Pengemasan
MEMILAH SAMPAH RUMAH TANGGA
Kran Panen Kompos
Kran Leaching
Penampung Leaching
Sampah Kering
Sampah basah
Sampah Kering
CONTOH PENGOMPOSAN SISTEM VERTIKULTUR
TAYANGAN VIDEO PENGOMPOSAN
SISTEM VERTIKULTUR
Pupuk Organik Cair (POC)
Ekstraks dari pembusukan
sampah organik yang mengandung mikroorganisme, yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk yang banyak mengandung unsur hara
1. Alat : Ember 25 Ll atau drum 120 dan 200 L yang dilengkapi dengan penutup, Stop kran (1-1.5 Inchi), Sok berderat pipa PVC (ukuran disesuaikan dengan stop kran), Sealent, seal karet ban dalam, plat plastik yang dibolong-bolongkan sesuai ukuran ember, gentong atau drum
2. Bahan 1 Botol EM-4 5 Kg Daun hijau / segar 1/2 Kg terasi / belacan 1 Kg gula pasir, gula merah atau tetes
tebu / molase 30 Kg kotoran hewan Air secukupnya
Prosedur pembuatan pupuk cair (POC)
PEMBUATAN ALAT
• Pasang pelat plastik (sesuai dengan ukuran) yang sudah dilubangi ke dalam ember, gentong dan drum
• Beri penahan (setengah batu bata, sebuah atau beberapa buah) di bawah pelat plastik, untuk menahan sampah yang akan dijadikan pupuk cair tidak sampai ke dasar ember, gentong, drum
• Ember, gentong, drum dibagian bawah diberi lubang kesamping sesuai dengan ukuran stop keran
• Stop kran dipasang di lubang tersebut, dengan dilapisi karet seal dibagian luar dan dalam
• Dari bagian dalam dipasangkan sock pipa plastik dengan stop keran (ukuran yang sesuai)
• Kencangkan secukupnya dengan keyakinan stop keran tidak bocor
3. Tahap pembuatan pupuk cair :
• Masukkan sampah rumah tangga yang sudah dicincang ditambah kotoran hewan kedalam wadah yang sudah disediakan sampai penuh.
• Dapat ditambahkan bibit bakteri (EM-4) dimana 1 Botol EM-4 diencerkan menjadi 4 Liter (larutan bakteri 1 : 4) lalu masukkan kedalam campuran kotoran hewan, sampah dan gula yang dicampur terasi lalu tutup rapat
• Tutup ember dan biarkan untuk proses penguraian. • Setelah 8 - 10 hari proses pembiakan bakteri dan
pengomposan sudah selesai kemudian ember/drum dapat dibuka.
• Setelah 8-10 hari, saring campuran kemudian masukkan hasil saringan ke dalam botol plastik dan tutup rapat dan cairan produk ini disebut sebagai POC.
Pada proses penyaringan, sisakan cairan sebanyak 1 - 2 liter karena masih mengandung bakteri.
Tambahkan lagi 4 Liter air, terasi dan gula dengan perbandi-ngan yang sama pada proses sebelumnya.
Setelah 8-10 hari maka bakteri sudah berkembang dan cairan dapat disaring lagi, begitu seterusnya.
POC yang sudah diambil dapat diaplikasikan dengan menyemprotkan ke daun dan dapat dilakukan setelah kita mengaplikasikan pupuk kompos ke tanaman kita.
POC digunakan agar mempercepat proses pengomposan dari 3-4 bln menjadi hanya 3 bln. Pemberian POC pada tanah yang kurang subur tidak dianjurkan bahan organik akan berebut unsur hara N dengan tanah sehingga tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik. Bakteri yang terkandung dalam POC ini tidak dianjurkan untuk dicampurkan dengan bakteri lain atau produk bahan kimia yang mengandung pestisida atau tembakau.
HASIL-HASIL PENELITIAN TENTANG PUPUK ORGANIK
1. TESTING THE EFFECTIVENESS OF AZOTOBACTER BACTERIA AND ORGANIC MATERIALS ON GROWTH, PRODUCTION, PLANT N UPTAKE, AND SOIL N AVAILABILITY OF KAILAN (Brassica oleraceae), Oleh Alki, Satrio Plapito, Aisyah
Tabel 9. Pengaruh faktor inokulasi azotobacter dan bahan organik terhadap bobot basah tajuk dan akar tanaman kailan pada 6 MST
Perlakuan Bobot basah tajuk Bobot basah akar
………………………… (g) …………………………..
Inokulasi Azotobacter
0 ml 26.82 b 1.79
10 ml 30.73 a 2.20
20 ml 31.73 a 2.25
Bahan Organik 55.76 a 3.82 a
Tanpa Bahan Organik 3.76 b 0.34 b
Interaksi tn tn
Keterangan: Angka-angka diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf α = 5%; tn = tidak berbeda nyata pada taraf α = 5%; MST = Minggu Setelah Tanam.
2. The Effect of Compost Fertilizer and Effective Microorganisms-4 (EM-4) Doses on Growth and Yield of Pakcoy (Brassica rapa L.) Sri Hariningsih Pratiwi
DOI: http://dx.doi.org/10.21111/agrotech.v3i1.960 Terbit 08 Juni 2018
Tabel 1. Tinggi Tanaman (cm), Luas Daun (cm2),Jumlah Akar danBobot Kering Total Tanaman (g) pada Umur 28 HST
Perlakuan Tinggi
Tanaman Luas Daun
Jumlah Akar
Bobot Kering Total Tanaman
Dosis Kompos
30 ton/ha 15.09 371.65 ab 13.39 1.99 ab
40 ton/ha 17.01 512.08 b 14.67 3.04 b
50 ton/ha 14.23 318.61 a 11.44 1.63 a
BNJ5% tn 159.41 tn
Dosis EM4
10 ml/l 14.72 311.23 a 11.00 1.60 a
20 ml/l 16.87 481.25 b 13.67 2.84 b
30 ml/l 15.63 409.87 ab 14.83 2.22 ab
BNJ 5% tn 159.41 tn 1.08
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ 5%.
Tabel 2. Pengaruh Interaksi Dosis Kompos dan Dosis EM4 terhadap Bobot Kering Total Tanaman(g) pada Umur 14 HST
Dosis Kompos Dosis EM4
10 ml/l 20 ml/l 30 ml/l
30 ton/ha 0.16 a A
0.32 b B
0.19 a A
40 ton/ha 0.17 a A
0.36 a B
0.23 a A
50 ton/ha 0.21 a A
0.17 a A
0.24 a A
BNJ5% 2.24
Keterangan: Angka-angka yang didampingi huruf besar yang sama pada kolom yang sama dan huruf kecil yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ 5%.
Terdapat kecenderungan produksi pakcoy meningkat dengan dosis kompos 40 ton/ha menghasilkan luas daun dan bobot kering total tanaman yang lebih tinggi Akumulasi bobot kering total tanaman yang tinggi dihasilkan oleh luas daun yang lebih tinggi dan berpengaruh terhadap bobor segar panen, begitu pula dengan data sebelumnya (no.1)
Keungulan Pupuk Organik
1. Tanpa efek samping. walaupun digunakan terus-menerus, baik terhadap kesehatan maupun lingkungan dan meningkatkan kualitas tanaman serta tidak mudah diserang hama dan penyakit
2. Mengandung unsur mikro lebih lengkap jika dibandingkan dengan produk anorganik.
3. Mengandung asam-asam organik seperti asam humic, asam fulfic, hormon, dan enzim yang tidak terdapat pada formulasi anorganik. Kandungan ini membuatnya aman bagi tanaman, tanah, ekosistem, serta mikroorganisme.
4. Menjaga kestabilan pH tanah. Pupuk alami memperbaiki struktur tanah dan mengurangi keasaman sehingga Ph tanah lebih stabil.
Keungulan Pupuk Organik
5. Mengandung makro serta mikro organisme yang punya peranan sangat penting menjaga sifat fisik dan biologi tanah.
6. Tidak membunuh bakteri dan jamur baik pada tanah yang dibutuhkan tanaman sebab tidak semua bakteri merugikan tanaman. Formulasi organik justru memberikan kehidupan bagi mikroorganisme baik yang selama ini bersahabat dengan petani.
7. Aman untuk sumber daya manusia yang mengupayakan tanaman tersebut. Sangat berbeda dengan penyemprotan bahan kimia yang dilakukan oleh wanita hamil dapat mengakibatkan cacat pada anak dan parkinson pada orang normal.
Keungulan Pupuk Organik
8. Aman digunakan dalam jumlah besar. Tidak menyebabkan ketergantungan atau peningkatan dosis jika dipakai terus-menerus, justru aman dipakai dalam jumlah besar.
9. Lebih murah sebab tidak menyebabkan ketergantungan tanah kepada pupuk. Berbeda halnya dengan bahan kimia yang jika digunakan dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan peningkatan kebutuhan akan penyubur tanah yang semakin tinggi sementara kondisi tanah terus memburuk. Ini membuat para petani benar-benar sangat ketergantungan.
10. Menjaga ekosistem lingkungan. Semua keunggulan formulasi organik tersebut membuatnya ramah terhadap lingkungan, malah membantu menjaga keseimbangan lingkungan.
Mengapa harus dipupuk Organik ?
1. Pupuk organik memperbaiki struktur tanah, sedangkan pemberian pupuk kimia cendrung akan merusak tanah sehingga terjadi pemadatan tanah dan akan menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman
2. Pupuk organik mengandung unsur hara makro dan mikro yang seimbang sedangkan pupuk kimia hanya mengandung unsur tertentu saja misalnya : N (Urea), P (SP-36) dan K (KCl). Sehingga unsur hara tanah mengandung unsur yang tidak seimbang.
3. Pupuk kimia mengandung nitrat dan fosfat yang bisa mencemari perairan dan meningkatkan tumbuhan air secara berlebihan sehingga menurunkan kadar oksigen dalam air yang akhirnya akan menurunkan kualitas hidup hewan yang hidup di perairan.
Mengapa harus dipupuk Organik ?
4. Pupuk kimia saja cendrung menurunkan pH tanah, sehingga penyerapan P oleh tanaman akan berkurang pada pH rendah, sehingga akan mempengaruhi kualitas produksi tanaman.
5. Pupuk kimia mengandung zat seperti metana, karbon dioksida, amonia dan nitrogen yang menjadi pemicu pemanasan global dan perubahan cuaca.
6. Bahan organik adalah sumber energi bagi miroorganisme tanah sedangkan mikroba tanah, dimana manfaat mikroba tanah sangat banyak sekali baik terhadap tanah maupun terhadap tanaman, antara lain mikroba menghasilkan zat aktif maupun fotohorman yang sangat bermanfaat bagi tanaman
Manfaat Pupuk Organik dan
Permasalahannya Menurunnya produktivitas lahan sebagian besar pada lahan
intensif dan mengalami degradasi lahan terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik tanah, yaitu 2%, sedangkan untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik minimal sekitar 2,5 - 5%.
Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi per-tanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat mening-katkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.
Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi.
Manfaat Pupuk Organik dan Permasalahannya (lanjutan..)
Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan.
Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus.
Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikrob tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikrob tersebut dalam penyediaan hara tanaman.
Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikrob.
Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya.
Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos umumnya berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam2 organik yang bisa mencema-ri lingkungan. Selama proses pengomposan, bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk.
Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengan-dung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3).
Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk. Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah.
Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat2 fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos
Manfaat Pupuk Organik dan Permasalahannya (lanjutan..)
Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti
penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium,
magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga,
kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif
sedikit.
Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias.
Banyak para pelaku hobi dan pencinta tanaman hias bertanya
tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase
kandungan nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat untuk
tanaman yang bibit, remaja, atau dewasa/indukan. Hal ini juga
sudah banyak diteliti oleh pakar-pakar hortikultura.
Manfaat Pupuk Organik dan Permasalahannya (lanjutan..)
Manfaat Pupuk Organik dan Permasalahannya (lanjutan..)
Fungsi unsur-unsur hara makro:
1. Nitrogen (N):
Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri
Berfungsi untuk sintesis asam amino dan protein dalam tanaman
Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau daun, panjang daun, lebar daun) dan pertumbuhan vegetatif batang (tinggi dan ukuran batang).
Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen gejalanya: pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
Manfaat Pupuk Organik dan Permasalahannya (lanjutan..)
Fungsi unsur-unsur hara makro: 2. Fosfor (P):
Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman.
Merangsang pembungaan dan pembuahan
Merangsang pertumbuhan akar
Merangsang pembentukan biji
Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
Tanaman yang kekurangan unsur fosfor gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan.
Manfaat Pupuk Organik dan Permasalahannya (lanjutan..)
Fungsi unsur-unsur hara makro: 3. Kalium (K)
Berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim, dan mineral termasuk air.
Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
Tanaman yang kekurangan unsur kalium gejalanya: batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
Pupuk organik juga berfungsi meningkatkan kapasitas tukar kation
tanah dan membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang
meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.
Peranan Antibiotik Pada
Pertanian Organik
o Sebuah studi yang dilakukan Universitas Minnesota menemukan bahwa tanaman pertanian yang tumbuh di atas tanah yang diberikan pupuk kandang dari hewan yang diberikan antibiotik juga dapat mengandung antibiotik tersebut.
o Tergantung pada regulasi setempat dan keinginan petani, usaha pertanian organik mungkin dapat mencegah hal ini. Namun usaha pertanian organik bisa saja mendapatkan kotoran hewan ternak dari peternakan yang tidak organik (yang memberikan antibiotik pada hewan ternak) sehingga lahan pertanian organik dapat mengandung antibiotik lebih tinggi dibandingkan lahan pertanian non-organik
Peranan Antibiotik Pada Pertanian Organik
o Antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia pada organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
o Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman.
o Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah molekul bakteri.
o Antibiotik berbeda dengan desinfektan dalam hal cara kerjanya, yaitu desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Pupuk Organik dan Pelestarian lingkungan
Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produk-tivitas dan ketahanan pangan. Sehingga sistem pengelolaan hara terpadu maka kombinasi pupuk organik dan pupuk anorganik perlu digalakkan.
Sistem pertanian yang sebagai LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture) menggunakan kombinasi pupuk organik dan anorganik yang berlandaskan konsep good agricultural practices perlu dilakukan agar degradasi lahan dapat dikurangi dalam rangka memelihara kelestarian lingkungan.
Program-program pengembangan pertanian yang mengintegrasikan ternak dan tanaman (crop-livestock) serta penggunaan tanaman legum baik berupa tanaman lorong (alley cropping) maupun tanaman penutup tanah (cover crop) sebagai pupuk hijau maupun kompos perlu diintensifkan
Peranan Mikroba dan Unsur Hara Dalam Perombakan Bahan
Organik Terhadap Tanah dan Tanaman Pada
Pertanian Organik
1. Tanah, berfungsi sebagai tempat perakaran tanaman, tempat unsur mineral tanah, tempat hidup dan berkembang mikroba tanah, tempat penyimpanan air dan udara untuk kehidupan semua makhluk hidup dalam tanah
2. Bahan Organik, memperbaiki fisik tanah, penyumbang unsur mikro dan makro walaupun jumlahnya lebih rendah dari pupuk buatan tapi seimbang, dan sumber energi bagi mikroba tanah.
3. Pupuk (unsur hara), berasal dari mineral dalam tanah, penambahan dari pupuk (mempercepat dekomposisi bahan organik oleh mikroba), dan dari bahan organik sebagai sumber hara bagi tanaman.
4. Mikroba, bertugas merombak bahan organik menjadi unsur hara tanaman, suplay unsur hara ke tanaman (simbiosis), menyumbang fitohormon ke tanaman.
5. Tanaman, disamping terbawa panen, juga penyumbang bahan organik tanah apabila masih ada sisa panen (perakaran), dan dari limbah panen. Sehingga limbah panen harus dikembalikan lagi ke tanah, supaya terjadi keseimbangan unsur hara tanah dan bahan organik.
KESIMPULAN
1. Pembuatan Pupuk Organik dapat
Menjaga Kebersihan Lingkungan
Umat islam harus menjaga kebersihan, baik kebersihan jasmani
maupun rohani. Orang yang selalu bersih dan suci
mengindikasikan bahwa ia telah melaksanakan sebagian dari
perintah agama dan akan memperoleh fasilitas berupa surga di
akherat kelak.
اد يحب اللهان تعالى طيب يحب الطيب نظيف يحب النظافة كريم يحب الكرم جو
﴿رواه الترمذى﴾الجود فنظفواافنيتكم Artinya : “Sesungguhnya Allah itu baik, mencintai kebaikan,
bahwasanya Allah itu bersih, menyukai kebersihan, Dia Maha
Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah menyukai
keindahan, karena itu bersihkan tempat-tempatmu”. (HR.
Turmudzi).
Rasullah berpesan dalam sebuah hadis agar umatnya gemar menanam sekalipun ia tahu esok akan mati. Dalam sebuah hadis dikatakan
إن قامت الساعة وفي يد أحدكم فسيلة فإن استطاع أن ل تقوم حتى فليغرسهايغرسها
Artinya: “Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah.” (HR. Bukhari&Ahmad)
2. Budaya Gemar Menanam dapat
Membersihkan Lingkungan Udara
Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. – (Q.S Al-
Maidah: 64)
قريب من المحس ن نيول تفسدوا في الرض بعد إصلحها وادعوه خوفا وطمعا إن رحمت الل Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (diciptakan)
dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat
kebaikan. – (Q.S Al-A’raf: 56)
أكم في الرض تتخذون من سهولها قصورا وت حتون الجبال ن واذكروا إذ جعلكم خلفاء من بعد عاد وبو
ول تعثوا في الرض مفسدين بيوتا فاذكروا آلء اللDan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah setelah
kaum ‘Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu
dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah.
Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi. – (Q.S Al-A’raf: 74)
3. Kegiatan pengelolan sampah dan
bertani akan dapat mengurangi
kerusakan dimuka bumi
Marilah kita Berkontribusi terhadap lingkungan bisa dimulai dari rumah kita dengan cara Belajar mengolah sampah rumah tangga yang bukan hanya bermanfaat untuk lingkungan tetapi juga bisa mengasah kreativitas kita dan meningkatkan kepekaan terhadap barang yang kita beli. Yuk bersama-sama kita berubah untuk bumi yang hijau dan bersih dari sampah.
Dengan Cara :
Membuang sampah organik
seminimal mungkin ke TPA !!!
Aisyah Agroteknologi Universitas Gunadarma Email : [email protected] WA. 085959181050 / SMS. 082311663976
1. Aisyah, Ratih K, Euis RS, 2018. lama Inkubasi Pupuk Kandang Kambing Pada Tanah Tercemar Logam Berat. https://doi.org/10.35760/jpp.2018.v2i1.2004
2. Aisyah, Budianta, Salampessy, 2019. Pertanian Organik dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Kimia Tanah dan Produksi Padi. https://doi.org/10.35760/jpp.2019.v3i1.1972
3. Addieny, L. 2011. Efektivitas Penggunaan Pupuk Organik yang Diperkaaya Mikrob Aktivator dalam Mengatur Keseimbangan Tajuk dan Akar Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.). Skripsi. IPB. Bogor
4. Arinong, A.R., dan Lasiwua, C.Dalrit. 2011. Aplikasi Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem. 7(1): 47-54
5. Koryati, T. 2004. Pengaruh Penggunaan Mulsa dan Pemupukan Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annum L.). Agronomi 2 (1) : 15-19
6. Mazinani Z, Aminafshar M, Asgharzadeh A, Chamani M. 2012. Effect of Azotobacter population on physico-chemical characteristics of some soil sample in Iran. Annals of Biological Research. 3:3120-3125
7. Widowati LR, dan W Hartatik. 2007. 4 Pupuk kandang. Dalam Litbang. 2006. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Jawa Barat.
8. Subba Rao NS. 1994. Biofertilizer in Agricultura. New Delhi (IN): Oxford & IBH Pub. 9. Tisdale SL, WL Nelson dan JD Braton. 1990. Soil Fertility dan Fertilizer. 4th Edition Macmillan
Pub. Co. New York. 10. Widowati LR, dan W Hartatik. 2007. 4 Pupuk kandang. Dalam Litbang. 2006. Pupuk Organik Dan
Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Jawa Barat
11. Ladiyani Retno Widowati, 2009. Peranan Pupuk Organik terhadap Efisiensi Pemupukan dan Tingkat Kebutuhannya untuk Tanaman Sayuran pada Tanah Inseptisols Ciherang, Bogor. J. Tanah Trop., Vol. 14, No. 3, 2009: 221-228 ISSN 0852-257X
REFERENSI