Page 1
Makalah
PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS TEKS DESKRIPTIF
MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL OTENTIK
BAGI SISWA KELAS VII/E SMP NEGERI 3 SEMARANG
Disusun untuk dipresentasikan pada
Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2015
oleh
DOES ICHNATUN DWI SOENOEWATI
[email protected]
PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 3 SEMARANGJl. D.I Panjaitan No. 58 Semarang, Jawa Tengah
Telp / Fax. : 024-3541525, 3519955E-mail : [email protected]
Website : http://www.smpn3-smg.sch.id
2015
Page 4
Abstrak
Soenoewati, D.I.D. 2015. Peningkatan Kompetensi Menulis Teks Deskriptif melalui Media Visual Otentik bagi Siswa Kelas VII/E SMP Negeri 3 Semarang. Makalah.
Menulis dianggap ketrampilan berbahasa yang mudah. Namun, menulis teks deskriptif tidak hanya merangkai kata, frase, atau kalimat. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kompetensi siswa untuk menulis teks deskriptif berbahasa Inggris melalui media visual otentik. Subyek penelitian adalah 32 siswa kelas VII/E SMP Negeri 3 Semarang. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah minimal 20 siswa (62,5%) bisa menulis teks deskriptif dengan lebih bervariasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus selama 4 pertemuan. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan jumlah siswa mencapai KKM (78), dari hanya 5 siswa (15,63%), menjadi 15 (46,88%) pada siklus 1 dan 26 siswa (81%) pada siklus 2. Simpulannya, pembelajaran melalui media visual otentik dapat meningkatkan kompetensi siswa untuk menulis teks deskriptif berbahasa Inggris dengan lebih bervariasi serta menghindarkannya untuk menjiplak yang merupakan cikal bakal korupsi.
Kata kunci : Menulis, teks deskriptif berbahasa Inggris, media visual otentik, peningkatan kompetensi menulis teks deskriptif berbahasa Inggris
Abstract
Soenoewati, D.I.D. 2015. The Enhancement of Descriptive Text Writing through Authentic Visual Media for VII/E Graders of State Junior High School Semarang. Papers.
Writing is regarded as an easy language skill. Nevertheless, writing a descriptive text is not just arranging words, phrases, or sentences. This study aims at improving the competence of the students to write an English descriptive text through authentic visual media. The subjects were 32 graders of VII/E State Junior High School 3 Semarang. The indicator of the success of this study is at least 20 students (62.5%) could write an English descriptive text more variedly. This study was conducted in two cycles for 4 meetings. The result showed there was an increasing number of students reaching the passing grade (78), from only 5 students (15,63%), after the first and second actions, there were 15 students (46.88%) and 26 students (81 %). In conclusion, learning through the authentic visual media can improve the competence of students to write English descriptive text more variedly and avoid students to copy their friends’ work which is the root cause of corruption.
Keywords: Writing, English descriptive text, authentic visual media, the
iv
Page 5
enhancement of English descriptive text writing competenceDAFTAR ISI
Judul .........................................................................................................................i
Pengesahan...............................................................................................................ii
Pernyataan Keaslian................................................................................................iii
Abstrak....................................................................................................................iv
Daftar Isi...................................................................................................................v
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
Pembatasan Masalah................................................................................................2
Rumusan Masalah....................................................................................................2
Tujuan Penelitian ....................................................................................................2
Manfaat Penelitian ..................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................3
Penelitian Terdahulu................................................................................................3
Kajian Teori.............................................................................................................4
Materi Otentik .........................................................................................................4
Kompetensi .............................................................................................................4
Menulis.....................................................................................................................6
Kompetensi Menulis Berbahasa Inggris .................................................................6
Teks .........................................................................................................................7
Teks Deskriptif ........................................................................................................7
Menulis Teks Deskriptif Berbahasa Inggris ............................................................8
Kerangka Berfikir Penelitian ...................................................................................8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................9
Deskripsi Kondisi Awal ..........................................................................................9
Deskripsi Hasil Tindakan ........................................................................................9
Pembahasan ...........................................................................................................15
SIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................................18
Daftar Pustaka .......................................................................................................19
v
Page 6
Lampiran ...............................................................................................................20
vi
Page 7
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing pertama di Indonesia yang penting
untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni
budaya, dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain yang wajib
dipelajari di sekolah lanjutan tingkat pertama (GBPP B. Inggris SLTP 1994).
Tingkat literasi berbahasa Inggris siswa SMP adalah tingkat fungsional
untuk tujuan komunikasi survival (Standar Kompetensi Kurikulum 2004). Siswa
diharapkan bisa berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah
atau memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menulis adalah salah satu ketrampilan
berbahasa untuk menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaannya kepada orang
lain. Menulis dianggap ketrampilan berbahasa yang mudah, karena siswa bisa
segera merevisi tulisannya jika terjadi kesalahan.
Namun demikian, menulis teks deskriptif berbahasa Inggris tidak sekedar
merangkai kata-kata, frasa, atau kalimat. Diperlukan seni dan strategi menulis agar
pembaca bisa tertarik. Tulisan dengan tata bahasa yang benar tetapi kurang
bervariasi tidak menarik. Bervariasi maksudnya adalah tidak mengulang kata yang
sama dalam satu kalimat atau paragraf, dan tidak membuat tulisan yang sama
dengan temannya.
Selama semester 1, setiap diberikan latihan, siswa cenderung bekerja sama,
sehingga tulisan mereka sama persis dan kurang bervariasi, baik bagian yang salah
maupun yang benar. Contoh, ketika siswa diminta membuat kalimat pertanyaan
dalam pembahasan ‘Asking for information’, banyak siswa yang menuliskan
kalimat yang sama, seperti ‘Where you live? What you name? What eat you like?
How age are you? What you hobby?’, dan lain-lain. Demikian pula ketika diminta
menuliskan kalimat perintah/instruksi, siswa cenderung menulis kalimat yang
sama, seperti ‘Open the door. Close the window. Switch on the fan., dan lain-lain.’
Selain itu, siswa kurang bersemangat untuk berpartisipasi aktif dan cenderung
menunggu siswa lain untuk menyelesaikan latihan dan menjiplaknya. Hanya 3 atau
4 siswa (9,34 atau 12,5%) bisa menulis dengan bervariasi serta mencapai nilai 78.
1
Page 8
Tulisan siswa yang kurang bervariasi dan cenderung sama dengan
temannya disebabkan karena siswa menggunakan sumber latihan yang sama yang
diambil dari dalam buku pelajaran. Sumber latihan yang sama, apalagi sudah
menyediakan petunjuk apa yang harus ditulis siswa akan mengarahkannya untuk
menulis kata/frase/maupun kalimat yang sama, sehingga menghalangi kreativitas
dan imajinasi siswa serta memunculkan niat untuk menjiplak pekerjaan temannya,
baik kata, kalimat, bahkan topiknya. Jika kebiasaan ini dibiarkan, maka siswa akan
menjadi pembelajar yang kurang kreatif, dan pada akhirnya akan menjadi
masyarakat yang kurang memiliki wacana sosial yang tinggi.
Permasalahan di atas menunjukkan kualitas pembelajaran dan kompetensi
siswa dalam menulis teks deskriptif masih kurang optimal, sehingga perlu
dilakukan perbaikan, terutama sumber belajarnya. Salah satu sumber belajar yang
bisa digunakan adalah media visual otentik.
Pembatasan Masalah
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VII/E SMP Negeri 3 Semarang semester 2 tahun pelajaran
2014/2015 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Fokus
penelitian ini adalah meningkatnya jumlah siswa yang bisa menulis teks deskriptif
dengan lebih bervariasi dibuktikan dengan hasil belajar mencapai KKM.
Rumusan Masalah
Berdasarkan berbagai permasalahan di atas bisa ditarik rumusan masalah
penelitian sebagai berikut, “Seberapa besar manfaat penggunaan media visual
otentik dalam meningkatkan kompetensi siswa kelas VII/E SMP Negeri 3
Semarang pada semeter 2 tahun pelajaran 2014/2015 untuk menulis teks deskriptif
berbahasa Inggris dengan lebih bervariasi?”
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi siswa
untuk menulis teks deskriptif dengan menggunakan media visual otentik.
2
Page 9
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat memberikan
referensi bagi peneliti lain. Secara praktis, penelitian ini diharapkan meningkatkan
kreativitas dan imajinasi siswa untuk menulis teks deskriptif dengan lebih
bervariasi, memberikan masukan bagi guru untuk memperbaiki pembelajaran,
meningkatkan profesionalisme guru, mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan guru, dan mengembangkan prestasi sekolah. Secara pedagogis,
penggunaan media visual otentik mengindarkan kebiasaan siswa menjiplak
pekerjaan temannya sehingga siswa menjadi pembelajar dengan tingkat berfikir
tinggi dan mampu berwacana sosial dengan baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Beberapa diskusi dan penelitian tentang pembelajaran menggunakan materi
otentik telah dilakukan.
Menurut Al Azri dan Al-Rashdi (2014) materi otentik sangat berguna
dalam memotivasi, meningkatkan minat, serta memberi kesempatan siswa untuk
menggunakan bahasa yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Massod
(2013) menambahkan bahwa materi otentik bisa membangkitkan rasa ingin tahu,
membuat mereka lebih termotivasi untuk belajar keterampilan bahasa, membawa
sesuatu dari dunia sehari-hari ke dalam kelas dan untuk menghilangkan teks yang
monoton. Materi otentik dapat memotivasi siswa karena bahasa digunakan dalam
kehidupan nyata.
Guariento dan Moreley (2001: 347) dalam Huessien (2012) mengutip
pendapat para peneliti bahwa penggunaan materi otentik membantu untuk
menjembatani kesenjangan antara pengetahuan kelas dan kemampuan siswa untuk
berpartisipasi dalam kejadian-kejadian dalam dunia nyata. Dengan kata lain,
penggabungan materi otentik membantu siswa memperoleh kompetensi
komunikatif yang efektif dalam bahasa target.
3
Page 10
Masood (2013) berpendapat bahwa materi otentik itu asli sangat menarik,
menyerap dan memotivasi yang sangat penting bagi pembangunan manusia dan
pendidikan.
Berardo (2006) menyimpulkan bahwa penggunaan materi otentik
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan bahasa yang
digunakan dalam konteks nyata yang bisa memotivasi, mendorong siswa untuk
membaca lebih banyak, dan bisa digunakan untuk mempelajari ketrampilan
berbahasa yang berbeda.
Tidak semua peneliti berpendapat bahwa penggunaan materi otentik dalam
pembelajaran bahasa asing membawa kebaikan. Beberapa penulis seperti
Williams (1983: 187; 1984: 26), Freeman and Holden (1986: 68), dan Morrison
(1989: 15) seperti dikutip oleh Peacock (1997) berpendapat bahwa materi otentik
mengurangi motivasi belajar siswa karena sangat sulit bagi beberapa pembelajar.
Kajian Teori
Materi Otentik
Materi otentik adalah bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat itu
sendiri (Kilickaya, 2004). Nunan (1988) dalam Al Azri dan Al-Rashdi (2014)
menambahkan bahwa materi otentik adalah materi yang dibuat untuk tujuan
tertentu, bukan untuk mengajarkan bahasa.
Wallace (1994) dalam Huessien (2012) mengemukakan bahwa materi
otentik didefinisikan sebagai teks kehidupan nyata, bukan ditulis untuk tujuan
pedagogik.
Beckman dan Klinghammer (2006) dalam Huessien (2012) menambahkan
bahwa materi otentik sebagai bahan yang digunakan dalam budaya bahasa sasaran
untuk kebutuhan konunikatif yang aktual. Materi otentik harus memungkinkan
pelajar untuk mendengar, membaca, dan menghasilkan bahasa seperti yang
digunakan dalam budaya sasaran.
Sementara Bailey (2006) masih dalam Huessien (2012) menambahkan
bahwa materi otentik adalah teks lisan dan tulis yang terjadi secara alami dalam
lingkungan bahasa sasaran dan tidak dibuat untuk pembelajar bahasa.
4
Page 11
Materi otentik menggunakan sumber yang berhubungan dengan dunia
siswa dan memungkinkannya berimajinasi dan bereksplorasi untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan gagasannya.
Gebhard (2006) dalam Huessien (2012) membedakan materi otentik dalam
4 kelompok, yaitu 1. materi audio visual, seperti kartun, iklan TV, film, drama,
berita radio, iklan, lagu, dan lain-lain, 2. materi visual, seperti slide, foto, sketsa,
gambar, siluet, majalah populer, perangko, dan lain-lain, 3. materi cetak, seperti
surat kabar, iklan, laporan olahraga, kartu nama, peta, dan lain-lain, dan 4. realia
seperti boneka, binatang, dan lain-lain.
Materi otentik yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto atau
gambar orang/benda/tempat tertentu yang bisa diambil dari majalah, koran,
maupun internet. Gambar dianggap sebagai media visual otentik karena diambil
dari sekitar kehidupan siswa yang dibawa ke kelas. Sesuai dengan pendapat
Massod (2013) bahwa materi otentik membawa sesuatu dari dunia sehari-hari ke
dalam kelas dan untuk menghilangkan teks yang monoton.
Berikut contoh media visual otentik yang disiapkan sendiri oleh siswa:
Raisa My Music Box
Cimory
Gambar 2. Contoh Media Visual Otentik
Kelebihan Materi Otentik
Kelebihan materi otentik menurut Philips dan Shettlesworth (1978); Clarke
(1989); dan Peacock (1997), yang dikutip Richards, (2001) dalam Kilickaya yaitu
memiliki efek positif pada motivasi siswa, memberikan informasi budaya otentik
5
Page 12
dan paparan bahasa yang nyata, berhubungan lebih dekat dengan kebutuhan
peserta didik, dan mendukung pendekatan yang lebih kreatif untuk mengajar.
Kekurangan Materi Otentik
Richards (2001) dalam Killickaya menunjukkan bahwa materi otentik
mengandung bahasa yang sulit, item kosakata yang tidak dibutuhkan dan struktur
bahasa yang kompleks. Materi otentik berupa gambar sering menimbulkan
kesulitan bagi siswa untuk menemukan kosa kata yang sesuai.
Kompetensi
Kompetensi berarti kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara
abstrak (Kamus Bahasa Indonesia, 2002). Kompetensi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menunjukkan pengetahuan dan
ketrampilannya dalam mendeskripiskan orang/benda/tempat tertentu.
Menulis
Menulis adalah cara manusia berkomunikasi dengan cara yang
konvensional (Gelb, 1952). Menulis berarti mengungkapkan berbagai makna
dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan
linguistik tertentu (Standar Kompetensi Bahasa Inggris SMP/MTs., 2003).
Singkatnya, menulis adalah mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pendapat
seseorang secara tertulis. Sehebat apapun seseorang, mereka tidak akan dikenal
kalau tidak pernah menuliskan gagasannya.
Menulis merupakan ketrampilan berbahasa yang mendasar, sama seperti
mendengarkan, berbicara, dan membaca (Harmer: 2007). Secara alamiah
pemerolehan bahasa diawali dengan bahasa lisan (SK Bhs. Inggris SMP/MTs.,
2003).
Kompetensi Menulis Berbahasa Inggris
Salah satu Kompetensi Dasar menulis kelas VII SMP menurut Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP dan MTs. adalah
mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam esai pendek sangat sederhana
6
Page 13
dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk
berinteraksi dengan lingkunguan terdekat dalam teks berbentuk
descriptive/procedure.
Siswa memulai menulis teks deskriptif dengan menuliskan kata benda dan
kata sifat berdasarkan gambar sebanyak-banyaknya, lalu menyusunnya menjadi
sebuah kalimat. Guru mengecek kalimat siswa. Berikutnya siswa menyusun
kalimat menjadi teks, dimulai dari identifikasi baru deskripsinya. Guru memeriksa
tulisan siswa sebelum akhirnya dipajang di papan pajang.
Teks
Teks berarti wacana tertulis (Kamus Bahasa Indonesia, 2002). Teks adalah
produk dari konteks situasi dan konteks budaya (Standar Kompetensi Bahasa
Inggris SMP/MTs, 2003). Teks merupakan kata-kata yang tertulis di buku atau
majalah, bukan gambar (Cambridge Advanced Learner’s Dictionary, 2008).
Menurut Derewianka (1990) dalam Istianah (2011), teks merupakan unit
semantik, sebuah unit dari bahasa yang masuk akal/bermakna. Sebuah teks tidak
harus panjang, tapi yang penting bermakna. Sebuah skripsi ataupun bab dalam
buku tidak bisa disebut teks jika tidak memiliki makna. Tapi sebuah kata pendek
seperti ‘Out!’ memiliki makna yang cukup jelas.
Teks Deskriptif
Kane (2000) menulis bahwa teks deskriptif adalah teks yang menjelaskan
gambaran seseorang, benda, atau tempat tertentu untuk menggambarkan atau
mengungkapkannya. Menurut Terwilliger (2011) teks deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan orang atau benda tertentu dengan menyampaikan kepada
pembaca bagaimana kelihatannya, suaranya, baunya, ataupun rasanya.
Teks deskriptif fokus pada deskripsi orang/benda/tempat tertentu baik
mulai bagiannya, kualitasnya, karakteristiknya, dll, menggunakan simple present
tense, kadang menggunakan simple past tense jika yang dideskripsikan sudah tidak
ada atau di waktu lampau, menggunakan kata sifat, kata kerja penghubung (to be,
to have, dan kata kerja indrawi), serta frase benda.
7
Page 14
Teks deskriptif mendeskripsikan fenomena apa adanya. Struktur generik
teks deskriptif yaitu identifikasi/pengenalan yang mengenalkan siapa/apa yang
akan dideskripsikan dan deskripsi/penggambaran yang menggambarkan bagian,
kualitas atau karakteristik dari orang/benda/tempat yang dideskripsikan.
Berikut contoh teks deskriptif:
My Younger Daughter
This is my younger daughter. Her name is Ghea Olivia Noora
Sanjaya. You can call her Ghea. She studies at Semarang State
Politechniques. In my opinin, she is a sweet girl. She has a bit
pointed nose, wide eyes, an oval face, and bright teeth. She is helpful
and a hard worker. She also has high self confidence.
Menulis Teks Deskriptif Berbahasa Inggris
Menulis teks deskriptif berbahasa Inggris berarti menggambarkan
orang/benda/tempat tertentu dalam bahasa Inggris. Terwilliger (2011)
menyarankan beberapa tahapan sebelum menulis teks deskriptif, yaitu memilih
obyek dan mengamatinya, memilih detil yang dominan, dan menggunakan kata
yang berguna untuk mendeskripsikannya.
Kerangka Berfikir Penelitian
Sebelum dilaksanakan tindakan, hanya 5 siswa (15,63%) bisa menulis teks
deskriptif berbahasa Inggris dengan bervariasi. Perbedaan antara bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris serta penggunaan materi ajar yang sama menyebabkan siswa
kurang bisa berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran menulis teks deskriptif
menggunakan media visual otentik meningkatkan kompetensi siswa kelas VII/E
untuk menulis teks deskriptif dengan lebih bervariasi.
8
Page 15
Kerangka berfikir peneliti bisa digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Berfikir Penelitian
Jika materi otentik berupa media visual digunakan dalam pembelajaran
menulis teks deskriptif, maka kompetensi menulis teks deskripsi siswa akan
meningkat, dan tulisan siswa bisa lebih bervariasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum diadakan tindakan, hanya 5 dari 32 siswa (15,63%) bisa menulis
teks deskriptif dengan bervariasi. Hampir semua siswa menulis kata, frase, dan
teks yang sama. Beberapa siswa bahkan tidak menuliskan apa-apa.
Deskripsi Hasil Tindakan
1. Siklus 1
a. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Pengamatan ini dilakukan oleh guru pengamat. Pengamatan dilakukan
untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan media
visual otentik.
9
Page 16
Data hasil pengamatan yang diperoleh ditunjukkan pada tabel 1.
IndikatorJumlah Siswa dalam
Perolehan Skor1 2 3 4
Bersemangat dalam mendeskripsikan orang tertentu walaupun kadang kesulitan dalam memilih kosa kata.
0 3 12 17
Santun dalam menyampaikan pendapat untuk mendeskripsikan orang tertentu dengan kelompoknya.
0 2 4 26
Peduli terhadap kesulitan teman dalam menemukan kosa kata atau frase benda untuk mendeskripsikan orang.
0 0 23 9
Bekerjasama dengan teman dalam kelompok untuk mendeskripsikan orang tertentu.
0 2 17 13
Disiplin dalam menggunakan waktu untuk berdiskusi dengan teman untuk mendeskripsikan orang tertentu.
0 1 27 4
Percaya diri dalam mendeskripsikan orang tertentu secara individu.
0 3 20 9
Tabel 1. Hasil Pengamatan terhadap Sikap Siswa selama Tindakan Siklus 1
Secara umum, sikap siswa selama pembelajaran sudah baik, namun
beberapa masih kurang percaya diri, kurang bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran. Banyak siswa sering mengganti kata/frase/kalimat yang ditulisnya
dan hal ini menunjukkan rasa kurang percaya diri dalam menulis.
b. Hasil Belajar Siswa
Berikut hasil belajar siswa selama tindakan siklus 1:
IndikatorSkor
MaksimalRentang
Nilai
Jumlah Siswa Tuntas
%
Menuliskan judul dengan benar 10 7,8-10 32 100<8 0 0
Memilih gambar dengan benar 10 7,8-10 32 100<7,8 0 0
Menuliskan identifikasi dengan benar 20 15,5-20 19 59,4<15,5 13 40,6
Mendeskripsi tampilan fisik seseorang sesuai gambar
40 31-40 9 28,1<31 23 71,9
Mendeskripsikan kepribadian seseorang
20 15,5-20 23 71,9<15,5 9 28,1
Tabel 2. Hasil Belajar pada Tindakan Siklus 1
10
Page 17
Hampir semua siswa menuliskan judul dengan benar. Beberapa siswa
membawa gambar yang sama. Beberapa siswa belum mengidentifikasi gambar
dengan benar, misalnya ‘This is Agnes Mo. She lives in Jakarta.’ Seharusnya siswa
menuliskan ‘This is Agnes Mo. She is a popular Indonesian singer. She lives in
Jakarta.’ Secara garis besar telah terjadi peningkatan kompetensi siswa dalam
menulis teks deskriptif dalam siklus ini, namun hanya 15 siswa (46,88 %) bisa
menulis teks deskriptif dengan lebih bervariasi. Berikut perbandingannya.
Uraian Pre-test Siklus 1
Nilai Tertinggi 90 94
Nilai Terendah 0 55
Rata-rata 32,5 78,41
siswa tuntas 5 15
siswa tidak tuntas 27 17
% Ketuntasan Belajar Klasikal 15,63% 46,88%
Indikator Keberhasilan 78%
Tabel 3. Perbandingan Hasil Pre-Test dan Tindakan Siklus 1
Telah terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar, namun belum
mencapai indikator keberhasilan penelitian.
c. Hasil Pengamatan terhadap RPP dan Aktivitas Guru
Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) telah disiapkan dengan baik.
Guru telah mengajar sesuai RPP. Guru membuka, melaksanakan, dan menutup
pembelajaran sesuai dengan rencana.
Guru memulai pembelajaran dengan menyiapkan kondisi siswa dan kelas,
memberikan apersepsi, membagi siswa dalam kelompok berempat, membaginya
satu gambar kepada masing-masing kelompok untuk dideskripsikan, menyilakan 2
perwakilan kelompok untuk mendeskripsikan orang tertentu, dan meminta siswa
mendeskripsikan gambar orang secara individu. Pertemuan diakhiri dengan
merangkum kegiatan, melakukan refleksi, dan memberikan tugas berlatih tentang
unsur kebahasaan dan struktur generik tes deskriptif.
11
Page 18
Hasil pengamatan terhadap RPP
Total Skor Skor Maksimal Presentase8 8 100%
Tabel 4. Persentase Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
Hasil pengamatan terhadap unjuk kerja guru.
Total Skor Skor Maksimal Presentase18 22 82%
Tabel 5. Persentase Hasil Unjuk Kerja Guru pada Tindakan Siklus 1
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa hasil proses pembelajaran pada
siklus 1 adalah sebagai berikut :
a. Secara umum, siswa telah mengikuti pembelajaran dengan baik.
Beberapa siswa masih tidak bersemangat dan kurang percaya diri
dalam mendeskripsikan orang tertentu.
b. Dari hasil belajar siklus 1 (post-test), persentase ketuntasan belajar
secara klasikal sebesar 46,88% dengan rata-rata kelas 78,41.
2. Siklus 2
a. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Pengamatan ini dilakukan oleh guru pengamat dengan tujuan sama seperti
tindakan siklus 1. Data hasil pengamatan yang diperoleh ditunjukkan pada tabel 2.
IndikatorJumlah Siswa dalam
Perolehan Skor1 2 3 4
Bersemangat dalam mendeskripsikan orang tertentu walaupun kadang kesulitan dalam memilih kosa kata.
0 0 11 21
Santun dalam menyampaikan pendapat untuk mendeskripsikan obyek dengan kelompoknya.
0 0 6 26
Peduli terhadap kesulitan teman dalam menemukan kosa kata atau frase benda untuk mendeskripsikan obyek.
0 0 22 10
Bekerjasama dengan teman dalam kelompok untuk mendeskripsikan obyek tertentu.
0 0 10 22
Disiplin dalam menggunakan waktu untuk berdiskusi dengan teman untuk mendeskripsikan obyek tertentu.
0 1 24 7
Percaya diri dalam mendeskripsikan obyek tertentu. 0 3 20 9
Tabel 6. Hasil Pengamatan terhadap Sikap Siswa selama Tindakan Siklus 2
12
Page 19
Secara umum, sikap siswa selama pembelajaran sudah baik. Tidak ada lagi
siswa yang tidak bersemangat, namun beberapa masih belum percaya diri ketika
menuliskan sesuatu untuk mendeskripsikan benda/tempat tertentu.
b. Hasil Belajar Siswa
Berikut hasil belajar siswa selama tindakan siklus 2:
IndikatorSkor
Maksimal
Rentang Nilai
Jumlah Siswa Tuntas
%
Menuliskan judul dengan benar10
7,8-10 32 100,0<8 0 0,0
Memilih gambar dengan benar10
7,8-10 32 100,0<7,8 0 0,0
Menuliskan identifikasi dengan benar30
23,5-30 20 62,5<23,5 12 37,5
Mendeskripsi benda/tempat tertentu50
39-50 15 46,9<39 17 53,1
Tabel 7. Hasil Belajar pada Tindakan Siklus 2
Hampir semua siswa menuliskan judul dengan benar. Masih ada siswa
yang menuliskan judul dengan frase benda terbalik, seperti ‘My Favorite Car Toy’.
Semua siswa menyediakan gambar untuk dideskripsikan, namun masih ada
beberapa siswa membawa gambar yang sama. Siswa telah mengalami kemajuan
dalam mendeskripsikan obyek, misalnya ‘This is Mangkang Zoo. It is in the area
of Mangkang. I went there by private vehicles or public transport. I can see the
animals, swim, and play rides. They price of the ticket is Rp. 7.500,- Masih
terdapat kesalahan, seperti ‘I went there by private vehicles or public trasport’.
Kalimat ini membingungkan. Ada berapakah kendaraan pribadi yang digunakan?
Mungkin maksudnya,’I went there by private vehicle and public transport’. Dari
rumah menaiki sepeda, lalu sampai di jalan raya naik ankutan umum.
Secara garis besar telah terjadi peningkatan kompetensi siswa dalam
menulis teks deskriptif dalam siklus ini. Terdapat 26 siswa (81%) bisa menulis
teks deskriptif dengan lebih bervariasi.
13
Page 20
Berikut perbandingannya:
Uraian Siklus 1 Siklus 2Nilai Tertinggi 94 98Nilai Terendah 55 55Rata-rata 78,41 80,63 siswa tuntas 15 26 siswa tidak tuntas 17 6% Ketuntasan Belajar Klasikal 46,88% 81%Indikator Keberhasilan 78%
Tabel 8. Perbandingan Hasil Tindakan Siklus 1 dan Siklus 2
Telah terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar. 81% siswa
telah mencapai nilai ketuntasan belajar.
c. Pengamatan terhadap RPP dan Aktivitas Guru
Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) telah disiapkan dengan baik.
Guru telah mengajar sesuai RPP. Guru membuka, melaksanakan, dan menutup
pembelajaran sesuai dengan rencana.
Guru memulai pembelajaran dengan menyiapkan kondisi siswa dan kelas.
Setelah itu, guru memberikan apersepsi. Guru melanjutkan kegiatan dengan
membagi siswa dalam kelompok berempat, kemudian membaginya satu gambar
kepada masing-masing kelompok untuk dideskripsikan, menyilakan 2 perwakilan
kelompok untuk mendeskripsikan orang tertentu. Kemudian guru meminta siswa
untuk mendeskripsikan gambar benda/tempat tertentu yang telah disiapkan secara
individu. Pertemuan diakhiri dengan merangkum kegiatan, melakukan refleksi,
dan memberikan tugas berlatih tentang unsur kebahasaan dan struktur generik tes
deskriptif untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.
Total Skor Skor Maksimal Presentase8 8 100%
Tabel 9. Persentase Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2
Hasil pengamatan terhadap unjuk kerja guru.
Total Skor Skor Maksimal Presentase19 22 86%
Tabel 10. Persentase Hasil Unjuk Kerja Guru pada Siklus 2
14
Page 21
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa hasil proses pembelajaran pada
siklus 2 adalah sebagai berikut :
a. Secara umum, siswa telah mengikuti pembelajaran dengan baik. Sebagian
besar siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Masih terdapat
siswa yang kurang percaya diri dalam mendeskripsikan obyek tertentu.
b. Dari hasil belajar siklus 2 (post-test), persentase ketuntasan belajar secara
klasikal sebesar 81 % dengan rata-rata kelas 80,63.
Pembahasan
Setelah diberikan tindakan siklus 1, terjadi peningkatan jumlah siswa yang
bisa menulis teks deskriptif dengan lebih bervariasi dibandingkan sebelumnya.
Dari keadaan semula hanya 5 dari 32 siswa (15,63%), setelah tindakan siklus 1
terdapat 15 dari 32 siswa (46,88), namun belum seperti yang diharapkan, yaitu
62,5%. Beberapa faktor yang mempengaruhi di antaranya adalah:
1. Siswa masih belum paham struktur generik dan unsur kebahasaan yang
digunakan dalam teks deskriptif;
2. Beberapa siswa kurang percaya diri dalam menentukan kata sifat/frase
benda untuk mendeskripsikan orang tertentu;
3. Guru terkesan tergesa-gesa dalam menyampaikan materi; dan
4. Guru belum sepenuhnya memberikan bimbingan kepada siswa.
Perbandingan hasil belajar siswa pada pra-siklus dan siklus 1 bisa dilihat
dalam diagram berikut:
Jumlah siswa
0
5
10
15
Pra-sik-lus
Siklus 1
Pra-siklusSiklus 1
Gambar 1. Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas Belajar
pada Pra-siklus dan Siklus 1
15
Page 22
Setelah diadakan tindakan siklus 2, terjadi perubahan jumlah siswa yang
bisa menulis teks deskriptif dengan bervariasi. Secara klasikal terdapat 26 dari 32
sisw (81%) mencapai KKM. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya
adalah:
1. Siswa sudah memahami struktur teks dan unsur kebahasaan yang
digunakan dalam teks deskriptif setelah diberikan pemajanan pada
pertemuan ke dua setelah tindakan siklus 1;
2. Guru memberikan pendampingan selama siswa melakukan kegiatan.
Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 bisa dilihat
pada diagram berikut:
Gambar 2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Tindakan Siklus 1 dan 2
Perbandingan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diadakan tindakan
sebanyak 2 siklus bisa dilihat dari diagram berikut:
Jumlah siswa
05
1015202530
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 1Siklus 2
16
Page 23
Gambar 3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
Berdasarkan gambar 3 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan dari pra
siklus, siklus 1 ke siklus 2 telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Dari
keadaan semula hanya 5 dari 32 siswa (15,63%) bisa menulis teks deskripsi
dengan bervariasi, dengan nilai tertinggi 90, rata-rata nilai 32,5, dan terendah 0,
pada siklus 1 dan 2 masing-masing terdapat 15 dari 32 siswa (46,88%) dan 26 dari
32 siswa (81%) mencapai KKM dengan nilai tertinggi 94, rata-rata 78,41, dan
terendah 55, serta nilai tertinggi 98, rata-rata 80,63, dan terendah 55.
Tercapainya indikator keberhasilan pada siklus 2 tidak lepas dari adanya
perbaikan-perbaikan proses pembelajaran di kelas. Perbaikan tersebut antara lain
penggantian sumber belajar dari buku teks ke media visual otentik yang disediakan
sendiri oleh siswa, serta pemahaman tentang struktur teks dan unsur kebahasaan
yang digunakan dalam teks deskriptif. Perbaikan ini memberikan dampak positif
terhadap keberhasilan proses pembelajaran pada siklus 2.
Pembelajaran teks deskriptif menggunakan media visual otentik merupakan
pembelajaran yang menghadirkan lingkungan terdekat siswa yaitu orang-orang
yang dikenal, benda yang disukai, serta tempat yang pernah dikunjungi/dikenal
siswa ke dalam kelas, sehingga memudahkan siswa untuk memunculkan gagasan,
perasaan dan pendapatnya terhadap obyek untuk dideskripsikan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Guariento dan Moreley (2001: 347) dalam Huessien (2012)
bahwa penggunaan materi otentik menjembatani kesenjangan antara pengetahuan
kelas dan kemampuan siswa untuk berpartisipasi dalam kejadian-kejadian dalam
dunia nyata. Berardo (2006) menguatkan pendapat yang sama bahwa penggunaan
Siswa tuntas0
10
20
30
Kondisi awal
Setelah tindakan 1
Setelah tindakan 25
15
26
Kondisi awal Setelah tindakan 1 Setelah tindakan 2
17
Page 24
materi otentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan bahasa
yang digunakan dalam konteks nyata yang bisa memotivasi, dan bisa digunakan
untuk mempelajari ketrampilan berbahasa yang berbeda. Al Azri dan Al-Rashdi
(2014) menegaskan bahwa materi otentik sangat berguna dalam memotivasi,
meningkatkan minat, serta memberi kesempatan siswa untuk menggunakan bahasa
yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Gagasan siswa bisa dipancing dengan mudah menggunakan media visual
otentik karena siswa ingin tahu apa saja yang bisa dideskripsikan oleh siswa dari
obyek yang mereka sediakan sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Massod
(2013) bahwa materi otentik dapat meningkatkan ketrampilan menulis siswa
karena bisa membangkitkan rasa ingin tahu dan membuat mereka lebih termotivasi
untuk belajar keterampilan bahasa, membawa sesuatu dari dunia sehari-hari ke
dalam kelas dan untuk menghilangkan teks yang monoton.
Meskipun terdapat banyak pendapat bahwa pembelajaran menggunakan
materi otentik dapat mengurangi motivasi siswa seperti pendapat Williams (1983:
187; 1984: 26), Freeman and Holden (1986: 68), dan Morrison (1989: 15) seperti
dikutip oleh Peacock (1997), namun hasil penelitian tindakan kelas pada siswa
kelas VIIE SMP Negeri 3 Semarang pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2015
menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan materi otentik berupa media
visual dapat meningkatkan kompetensi menulis teks deskriptif siswa.
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa dan guru, hasil belajar siswa,
hasil wawancara terhadap perwakilan siswa didapati bahwa pembelajaran
menggunakan media visual otentik dapat meningkatkan kompetensi siswa kelas
VII/E SMP Negeri 3 Semarang pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 untuk
menulis teks deskriptif dengan lebih bervariasi karena materi otentik
menjembatani dunia nyata dan kelas siswa sehingga meningkatkan motivasi
belajar, imajinasi, dan kreasi siswa. Media visual otentik yang berbeda antar siswa
tidak memungkinkannya untuk menjiplak pekerjaan temannya.
18
Page 25
Implikasi pedagogis dari penelitian ini adalah siswa akan terhindar dari
kebiasaan menjiplak dan menjadi pembelajar dengan tingkat berfikir tinggi
sehingga mampu berwacana sosial dengan baik.
Mengingat begitu besarnya implikasi dan manfaat dari pembelajaran
menggunakan materi otentik, maka diharapkan guru membiasakan diri untuk
menggunakan berbagai materi otentik dalam pembelajaran dengan topik apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Al Azri, Rashid Hamed dan Al-Rashdi, Majid Hilal. (2014). The Effect Of
Using Authentic Materials In Teaching. International Journal of Scientific and
Technology Research 3, 249-254
Berardo, Anthony Sacha. (2006). The Use of Authentic Materials in the
Teaching of Reading. The Reading Matrix. VI(2), 60-68
Huessien, Ashwaq Abd Al-mahde. (2012). Difficulties Faced by Iraqi
Teachers of English in Using Authentic Materials in the foreign language
classrooms. Al- Fatih Journal 50, 22-39.
Istianah, Tri. (2011). The Use of Genre-Based Approach in Teaching
Writing Procedural Texts to Improve Students’ Writing Skill to the Eleventh
Graders of SMKN 1 Slawi in the Academic Year of 2010/2011. Semarang:
Semarang State University.
Masood, Asif. (2013). Exploiting Authentic Materials for Developing
Writing Skills at Secondary Level: An Experimental Study. Macrothink Institute:
Journal for the Study of English Linguistics. I(1), 21-71
Peacock, Matthew. (1997). The Effect of Authentic Materials on the
Motivation of EFL learners. ELT Journal (51), 144-156.
19
Page 26
Lampiran 1. Foto Kegiatan selama Tindakan
Guru memberi contoh
mendeskripsikan tempat tertentuSiswa mendeskripsikan orang tertentu
20
Page 27
Siswa berdiskusi
mendeskripsikan orang tertentu
Siswa berdiskusi
mendeskripsikan benda tertentu
Lampiran 2. Contoh Latihan dari Buku Teks
21
Page 28
Lampiran 3. Contoh Teks Deskriptif Siswa menggunakan Gambar Pilihan Siswa
a. Deskripsi tentang Orang Tertentu
22
Page 29
b. Deskripsi tentang Tempat Tertentu
23