MATERI MATEMATIKA KELAS 9 SMP/MTSn Bab 5 : Pangkat dan akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar 2. Melakukan operasi aljabar yang melibatkan bilangan berpangkat bulat dan bentuk akar 3. Memecahkan masalah sederhanayang berkaitan dengan bilangan berpangkat dan bentuk akar Daftar isi 1 Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Positif 2 Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Negatif 3 Bentuk Akar dan Bilangan Berpangkat Pecahan 3.1 Bilangan Rasional dan Irasional 3.2 Bentuk Akar 3.3 Mengubah Bentuk Akar Menjadi Bilangan Berpangkat Pecahan dan Sebaliknya 4 Operasi Aljabar pada Bentuk Akar 4.1 Penjumlahan dan Pengurangan 4.2 Perkalian dan Pembagian 4.3 Perpangkatan 4.4 Operasi Campuran 5 Merasionalkan Penyebut 5.1 Penyebut Berbentuk √b 5.2 Penyebut Berbentuk (a+√b) atau (a+√b)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MATERI MATEMATIKA KELAS 9 SMP/MTSn Bab 5 : Pangkat dan akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu:
Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk
akar
2. Melakukan operasi aljabar yang melibatkan bilangan berpangkat
bulat dan bentuk akar
3. Memecahkan masalah sederhanayang berkaitan dengan
bilangan berpangkat dan bentuk akar
Daftar isi 1 Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Positif 2 Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Negatif 3 Bentuk Akar dan Bilangan Berpangkat Pecahan 3.1 Bilangan Rasional dan Irasional 3.2 Bentuk Akar 3.3 Mengubah Bentuk Akar Menjadi Bilangan Berpangkat Pecahan dan Sebaliknya 4 Operasi Aljabar pada Bentuk Akar 4.1 Penjumlahan dan Pengurangan 4.2 Perkalian dan Pembagian 4.3 Perpangkatan 4.4 Operasi Campuran 5 Merasionalkan Penyebut 5.1 Penyebut Berbentuk √b 5.2 Penyebut Berbentuk (a+√b) atau (a+√b) 5.3 Penyebut Berbentuk (√b+√d) atau (√b+√d) 6 Referensi
Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat PositifMasih ingat bentuk berikut :32 = 3 x 323 = 2 x 2 x 256 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 Demikian seterusnya sehingga diperoleh bentuk umum sebagai berikut.
Dengan a bilangan bulat dan n bilangan bulat positif Dari pengertian di atas akan diperoleh sifat-sifat berikut.
Sifat 1an x an = am + n 24 x 23 = (2 x 2 x 2 x 2 )x(2 x 2 x 2 ) = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 27 = 24+3 Sifat 2am : an = am - n, m > n55 : 53 = (5 x 5 x 5 x 5 x 5) : (5 x 5 x 5) = 5 x 5 = 52 = 55 - 3 Sifat 3(am)n = am x n
(34)2 = 34 x 34
= (3 x 3 x 3 x 3) x (3 x 3 x 3 x 3) = (3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3) = 38 = 34 x 2
Sifat 4(a x b)m = am x bm
(4 x 2)3 = (4 x 2) x (4 x 2) x (4 x 2) = (4 x 4 x 4) x (2 x 2 x 2) = 43 x 23 Sifat 5(a : b)m = am : bm
(6 : 3) 4 = (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3) = (6 x 6 x 6 x 6) : (3 x 3 x 3 x 3) = 64 : 34
Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Negatif
Dari pola bilangan itu dapat disimpulkan bahwa 20 = 1 dan 2-n = 1/2n , secara umum dapat ditulis :
Pecahan Berpangkat Bilangan BulatKita telah mengetahui bahwa pecahan adalah bilangan dalam bentuk dengun a dan b bilangan bulat (b ≠ 0). Bagaimanakah jika pecahan dipangkatkan dengan bilangan bulat? Untuk menentukan hasil pecahan yang dipangkatkan dengan bilangan bulat, caranya sama dengan menentukan hasil bilangan bulat yang dipangkatkan dengan bilangan bulat. Contoh:Tentukan hasil berikut ini! (1/2)5
Bilangan Rasional dan IrasionalBilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a, b bilangan bulat dan b ≠ 0. Bilangan rasional merupakan gabungan dari bilangan bulat, nol, dan pecahan. Contoh bilangan rasional adalah -5, -1/2, 0, 3, 3/4, dan 5/9.
Sebaliknya, bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuka/b dengan a, b bilangan bulat dan b ≠ 0.Contoh bilangan irasional adalah . Bilangan-bilangan tersebut, jika dihitung dengan kalkulator merupakan desimal yang tak berhenti atau bukan desimal yang berulang. Misalnya
√2 = 1,414213562 .... Selanjutnya, gabungan anrara bilangan rasional dan irasional disebut bilangan real.
Bentuk AkarBerdasarkan pembahasan sebelumnya, contoh bilangan irasional adalah √2 dan √5 . Bentuk seperti itu disebut bentuk akar. Dapatkah kalian menyebutkan contoh yang lain? Bentuk akar adalah akar dari suatu bilangan yang hasilnya bukan bilangan Rasional. Bentuk akar dapat disederhanakan menjadi perkalian dua buah akar pangkat bilangan dengan salah satu akar memenuhi definisi√a2 = a jika a ≥ 0, dan –a jika a < 0 Contoh :Sederhanakan bentuk akar berikut √75Jawab :√75 = √25x3 = √25 x √3 = 5√3
Mengubah Bentuk Akar Menjadi Bilangan Berpangkat Pecahan dan SebaliknyaBentuk √a dengan a bilangan bulat tidak negatif disebut bentuk akar kuadrat dengan syarat tidak ada bilangan yang hasil kuadratnya sama
dengan a. oleh karena itu √2,√3, √5, √10, √15 dan √19 merupakan bentuk akar kuadrat. Untuk selanjutnya, bentuk akar n√amdapat ditulis am/n (dibaca: a pangkat m per n). Bentuk am/n disebut bentuk pangkat pecahan.
contoh :
jawab :
Operasi Aljabar pada Bentuk Akar
Penjumlahan dan PenguranganPenjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar dapat dilakukan jika memiliki suku-suku yang sejenis.
Operasi CampuranDengan memanfaatkan sifat-sifat pada bilangan berpangkat, kalian akan lebih mudah menyelesaikan soal-soal operasi campuran pada bentuk akarnya. Sebelum melakukan operasi campuran, pahami urutan operasi hitung berikut.
Prioritas yang didahulukan pada operasi bilangan adalah bilangan-bilangan yang ada dalam tanda kurung. Jika tidak ada tanda kurungnya maka
1. pangkat dan akar sama kuat;
2. kali dan bagi sama kuat;
3. tambah dan kurang sama kuat, artinya mana yang lebih awal
dikerjakan terlebih dahulu;
4. kali dan bagi lebih kuat daripada tambah dan kurang, artinya
Merasionalkan PenyebutDalam perhitungan matematika, sering kita temukan pecahan dengan
penyebut bentuk akar, misalnya Agar nilai pecahan tersebut lebih sederhana maka penyebutnya harus dirasionalkan terlebih dahulu. Artinya tidak ada bentuk akar pada penyebut suatu pecahan. Penyebut dari pecahan-pecahan yang akan
dirasionalkan berturut-turut adalah Merasionalkan penyebut adalah mengubah pecahan dengan penyebut bilangan irasional menjadi pecahan dengan penyebut bilangan rasional.
Penyebut Berbentuk √bJika a dan b adalah bilangan rasional, serta √b adalah bentuk akar maka pecahan a/√bdapat dirasionalkan penyebutnya dengan cara
Contoh :Sederhanakan pecahan berikut dengan merasionalkan penyebutnya!
jawab :
Penyebut Berbentuk (a+√b) atau (a+√b)Jika pecahan-pecahan mempunyai penyebut berbentuk (a+√b) atau (a+√b) maka pecahan tersebut dapat dirasionalkan dengan cara mengalikan pembilang dan penyebutnya dengan sekawannya. Sekawan dari (a+√b) adalah (a+√b) adalah dan sebaliknya.Bukti
Penyebut Berbentuk (√b+√d) atau (√b+√d)Pecahan tersebut dapat dirasionalkan dengan mengalikan pembilang dan penyebutnya dengan bentuk akar sekawannya, yaitu sebagai berikut.
Contoh: Selesaikan soal berikut!
Jawab :
MATERI MATEMATIKA KELAS 9 SMP/MTSn Bab 4 : PeluangTeori peluang muncul dari inspirasi para penjudi yang berusaha mencari informasi bagaimana kesempatan mereka untuk memenangkan suatu permainan judi. Girolamo Cardano (1501-1576),
seorang penjudi dan fisikawan adalah orang pertama yang menuliskan analisis matematika dari masalah-masalah dalam permainan judi. Adapun ilmu hitung peluang yang dikenal dewasa ini dikemukakan oleh tiga orang Prancis, yaitu bangsawan kaya Chevalier de Mere dan dua ahli matematika, yaitu Blaise Pascal dan Pierre de Fermat.
Walapun teori peluang awalnya lahir dari masalah peluang memenangkan permainan judi, tetapi teori ini segera menjadi cabang matematika yang digunanakan sacara luas. Teori ini meluas penggunaannya dalam bisnis, meteorology, sains, dan industri. Misalnya perusahaan asuransi jiwa menggunakan peluang untuk menaksir berapa lama seseorang mungkin hidup; dokter menggunakan peluang untuk memprediksi kesuksesan sebuah pengobatan; ahli meteorologi menggunakan peluang untuk kondisi-kondisi cuaca; peluang juga digunanakan untuk memprediksi hasil-hasil sebelum pemilihan umum; peluang juga digunakan PLN untuk merencanakan pengembangan sistem pembangkit listrik dalam menghadapi perkembangan beban listrik di masa depan, dan lain-lain.lebih lanjut klik disini
Adapun materi peluang yang akan dibahas pada tulisan ini akan dibatasi pada masalah:A) Percobaan, ruang sampel, dan kejadianB) Peluang suatu kejadianC) Peluang percobaan kompleksD) Peluang Kejadian Majemuk
A) Percobaan, Ruang Sampel, dan KejadianPercobaan adalah: suatu kegiatan yang dapat diulang dengan keadaan yang sama untuk menghasilkan sesuatu.Ruang Sampel adalah : Himpunan dari semua hasil yang mungkin dari suatu kejadian (percobaan)Titik Sampel adalah : Anggota-anggota dari ruang sampel Kejadian atau Peristiwa adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
Contoh :
1. Misalkan sebuah dadu bermata enam dilemparkan satu kali
maka tentukan!
2. Hasil yang mungkin muncul
3. Ruang Sampel
4. Titik sampel
5. Banyaknya kejadian mata dadu ganjil
6. Banyaknya kejadian mata dadu kurang dari 3
Jawab:
1. Hasil yang mungkin muncul adalah mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau
6
2. Ruang sampel atau S = {1,2,3,4,5,6}
3. Titik sampel sama dengan hasil yang mungkin yaitu mata dadu
1,2,3,4,5 dan 6
1. Misalkan A adalah kejadian mata dadu ganjilKejadian A={1,3,5}Banyaknya kejadian mata dadu ganjil adalah n(A) =3
1. Misalkan B adalah Kejadian mata dadu kurang dari 3Kejadian B={1,2}Banyaknya kejadian mata dadu kurang dari 3 adalah n(B)=2
1. Sebuah mata uang logam dilambungkan satu kali, tentukan!
2. Ruang sampel
3. Kejadian munculnya angka
4. Banyaknya ruang Sampel
5. Banyaknya kejadian muncul angka
Jawab:Sebuah mata uang mempunyai dua sisi yaitu Angka (A) dan Gambar(G).
1. Ruang Sampelnya adalah S={A, G}
2. Kejadian munculnya angka adalah {A}
3. Kejadian munculnya gambar adalah {G}
4. Banyaknya ruang sampel, n(S)=2 yaitu {A} dan {G}
5. Banyaknya kejadian muncul angka, n(Angka)=1 atau n(A)=1
1. Dua buah mata uang logam dilemparkan bersama-sama,
tentukan!
1. Ruang sampelnya c. Banyaknya kejadian keduanya
gambar.
2. Banyaknya Ruang SampelJawab:
1. Ruang sampelnya
Mata Uang IIA G
Mata Uang I
A AA AG
G GA GGRuang Sampelnya : {AA,GA,AG,GG}
1. Banyaknya ruang sampel, n(S)=4
2. Misalkan B adalah kejadian keduanya gambar.Kejadian B = {GG}Maka bayaknya kejadian keduanya gambar, n(B) = 1
1. Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Tentukan:
1. Ruang sampelnya
2. Banyaknya Ruang Sampel
3. Banyaknya kejadian mata dadu 4 pada dadu pertama.
4. Banyaknya kejadian mata dadu 5 pada dadu kedua.Jawab:Karena ada dua buah dadu maka kita buat tabel berikut:
1. Ruang sampelKarena ada dua buah dadu maka kita buat tabel berikut:
2. Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 4 pada dadu
pertama.Kejadian A = {(4,1),(4,2), (4,3),(4,4),(4,5),(4,6)}Banyaknya kejadian mata dadu 4 pada dadu pertama, n(A)=4
1. Misalkan B adalah kejadian munculnya mata dadu 5 pada dadu
kedua.Kejadian B = {(1,5),(2,5), (3,5),(4,5),(5,5),(6,5)}Banyaknya kejadian mata dadu 5 pada dadu kedua, n(B)=4
Soal Latihan1. Dari satu set kartu Bridge, diambil dua kartu secara acak.
Tentukan !
1. Banyaknya Ruang sampel, b. Bayaknya kejadian
keduanya kelor(¨).
2. Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Tentukan
1. Banyaknya kejadian muncul mata dadu yang berjumlah 7
2. Banyaknya kejadian muncul mata dadu 2 pada dadu I
3. Banyaknya kejadian muncul mata dadu 6 pada dadu II
3. Setumpuk kartu yang bernomor 1 sampai 12. Tentukan!
4. Ruang Sampel
5. Banyaknya Ruang Sampel
6. Kejadian kartu kelipatan 3
7. Banyaknya kartu kelipatan 3
8. Dari satu set kartu bridge, diambil dua buah kartu. Tentukan!
1. Kejadian terambil keduanya kartu bergambar orang.
(J,Q,K)
2. Banyaknya Kejadian terambil keduanya kartu bergambar
orang. (J,Q,K)
9. Tiga mata uang logam dilemparkan bersama-sama. Tentukan!
1. Banyaknya Ruang Sampel
2. Kejadian mendapatkan dua gambar.
3. Banyaknya kejadian mendapatkan dua gambar.
10. Sebuah kantong berisi 4 kelereng merah, 2 kelereng biru, dan 3
kelereng putih. Satu kelereng diambil secara acak. Tentukan!
1. Banyaknya Ruang Sampel
2. Banyaknya kejadian mendapatkan kelereng berwarna biru.
11. Sebuah kotak berisi 9 bola pingpong yang diberi warna yaitu 4
warna hitam, 3 warna putih dan 2 warna kuning. Diambil 3 bola
secara acak.Tentukan !
1. Banyaknya Ruang Sampel
2. Banyaknya kejadian terambilnya bola warna hitam semua.
3. Banyaknya kejadian terambilnya 2 bola warna putih, dan 1
warna kuning
4. Banyaknya kejadian terambilnya 1 bola hitam, 1 bola putih,
1 bola kuning.
B) Peluang suatu kejadian
1. a. Peluang suatu KejadianKejadian atau Peristiwa adalah Himpunan bagian dari ruang sampel.Peluang suatu kejadian adalah Banyaknya kejadian dibagi dengan banyaknya ruang sampel.Misalkan P(A) adalah Peluang Kejadian A, dan S adalah Ruang sampel.MakaP(A) : Peluang kejadian An(A) : Banyaknya anggota dalam kejadian An(S) : Banyaknya anggota ruang Sampel
1. b. Kisaran Nilai PeluangKisaran Nilai Peluang K adalah :0£P(K) £1P(K)=0 disebut Peluang Kejadian K adalah nol atau KemustahilanP(K)=1 disebut Peluang Kejadian K adalah 1 atau Pasti terjadi / Kepastian
Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan satu kali. Tentukan peluang
1. Munculnya mata dadu ganjil b. Munculnya mata dadu kurang
dari 3Jawab:n(S)=6
1. Misalkan A adalah Kejadian GanjilKejadian A={1,3,5}, n(A) =3Maka Peluang munculnya mata dadu ganjil adalah= 3/6=1/2
1. Misalkan B adalah Kejadian mata dadu kurang dari 3Kejadian B={1,2}, n(B)=3Maka peluang munculnya mata dadu kurang dari 3 adalah= 3/6=1/2
1. Dua buah mata uang logam dilemparkan ke atas bersama-sama,
tentukan!
1. Peluang munculnya satu gambar b. Peluang muncul
keduanya gambarJawab:n(S) = 4
1. Misalkan A adalah kejadian satu gambar.Kejadian A = {GA , AG}, n(A) = 2Maka peluang kejadian satu gambar:=2/4 =1/2
1. Misalkan B adalah kejadian keduanya gambar.Kejadian B = {GG}, n(B) = 1Maka peluang kejadian keduanya gambar:=1/4
1. Dua buah dadu dilambungkan ke atas bersama-sama. Tentukan
peluang munculnya mata dadu 4 pada dadu pertama dan mata dadu 5
pada dadu keduaJawab:Misalkan A adalah Kejadian munculnya angka mata dadu 4 pada dadu I.Dan Kejadian B adalah kejadian munculnya angka mata dadu 5 pada dadu II.n(S)=36Karena ada dua buah dadu maka kita buat tabel berikut:
DADU II 1 2 3 4 5 6
DADU I
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (5,3) (6,4) (6,5) (6,6)Kejadian A dan B adalah : {(4,5)}Peluang munculnya adalah
1. Sebuah dadu bermata enam dilemparkan ke atas satu kali maka
tentukan peluang munculnya mata dadu 9.Jawab :Mustahil terjadi, P=0 (Kemustahilan)
1. Tentukan peluang matahari akan terbit dari timur pagi hari.Jawab:Terbitnya matahari dari timur bukan sebuah percobaan. (Pasti)
Soal Latihan1. Dua buah mata uang logam dilemparkan ke atas bersama-sama,
tentukan!
2. Dari satu set kartu Bridge, diambil dua kartu secara acak.
Berapa peluang terambil keduanya kelor (¨)?
3. Dua buah dadu dilambungkan ke atas bersama-sama. Tentukan
peluang :
1. Munculnya mata dadu yang berjumlah 7
2. Munculnya mata dadu 2 pada dadu I
3. Munculnya mata dadu 6 pada dadu II
4. Setumpuk kartu yang bernomor 1 sampai 12. Tentukan peluang
terambilnya kartu kelipatan 3
5. Dua buah dadu dilambungkan ke atas bersama-sama. Tentukan
peluang muncul keduanya berjumlah kurang dari 8
6. Dari satu set kartu bridge, diambil dua buah kartu. Tentukan
peluang terambil keduanya kartu bergambar orang. (J,Q,K)
7. Tiga mata uang logam dilemparkan bersama-sama. Tentukan
peluang mendapatkan dua gambar dan satu angka.
8. Sebuah kantong berisi 4 kelereng merah, 2 kelereng biru, dan 3
kelereng putih. Satu kelereng diambil secara acak. Tentukan peluang
mendapatkan kelereng berwarna biru!
9. Sebuah kotak berisi 9 bola pingpong yang diberi warna yaitu 4
warna hitam, 3 warna putih dan 2 warna kuning. Diambil 3 bola
secara acak. Tentukan Peluang!
1. Terambilnya bola warna hitam semua,
2. Terambilnya 2 warna putih dan 1 warna kuning,
3. Terambilnya 1 hitam, 1 putih dan 1 kuning.
1. Peluang munculnya satu angka
2. Peluang muncul keduanya angkaMenentukan frekuensi harapan suatu kejadian
Ringkasan materiFrekuensi harapan suatu peristiwa pada suatu percobaan yang dilakukan sebanyak n kali adalah Hasil kali peluang peristiwa itu dengan n.fh = n x P(A)
Contoh:1. Sebuah mata uang logam dilemparkan 50 kali. Tentukan
frekuensi harapan munculnya angkaJawab:Misalkan A adalah kejadian munculnya angka pada mata uang.Ruang Sampel , S={A,G},n(S)=2Kejadian A={A},n(A)=1,P(A)=1/2Maka frekuensi harapan munculnya angka adalahfh(A)=1/2 x 50 = 25 kali
1. Sebuah dadu dilambungkan 30 kali. Tentukan frekuensi harapan
munculnya mata dadu prima.Jawab:Misalkan B adalah kejadian munculnya mata dadu Prima.Ruang Sampel adalah S={1,2,3,4,5,6},n(S)=6
Kejadian B adalah B={2,3,5}, n(B)=3,P(B) = 3/6 =1/2Maka frekuensi harapan munculnya mata dadu prima adalahfh(B) = 1/2 x 30 = 15 kali
1. Peluang seseorang akan terjangkit penyakit virus AIDS-HIV di
Indonesia pada tahun 2005 adalah 0,00032. Diantara 230 juta
penduduk Indonesia, berapa kira-kira yang terjangkit virus tersebut
pada tahun 2005?Jawab:Misalkan C adalah kejadian terjangkitnya seseorang oleh virus AIDS-HIVP(C) =0,00032Maka fh(C) = 0,00032 x 230.000.000 = 73.600 orang
Soal Latihan1. Sebuah uang koin dilambungkan 600 kali. Tentukan frekuensi
harapan munculnya gambar
2. Peluang Grup A akan memenangkan pertandingan volly
terhadap grup B adalah . Berapa frekuensi harapan grup A akan
menang jika pertandingan tersebut direncanakan 12 kali.
3. Dalam suatu kotak terdapat 4 bola merah dan 2 bola putih.
Diambil secara acak dua bola. Jika percobaan ini dilakukan 10 kali,
tentukan frekuensi harapan terambilnya dua bola merah!
4. Pada bulan April 2004 (jumlah hari ada 30) peluang akan turun
hujan untuk satu hari menurut perkiraan cuaca adalah 0,2. Berapa
kali hujan yang diharapkan terjadi pada bulan tersebut.
5. Peluang bola lampu akan rusak dalam sebuah peti lampu adalah
0,11. Berapa banyak lampu yang akan rusak dalam peti tersebut jika
terdapat 205 bola lampu?
6. Dua buah dadu dilambungkan 120 kali. Berapa frekuensi
harapan munculnya mata dadu yang kembar (mata dadu sama).Menentukan Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Ringkasan MateriKomplemen dari kejadian A ditulis Ac adalah kejadian bukan A.Peluang kejadian bukan A dirumuskan :
Contoh:1. Sebuah dadu dilambungkan ke atas satu kali. Jika kejadian A
adalah munculnya mata dadu genap, maka tentukan kejadian bukan AJawab:Ruang Sampel adalah S = {1,2,3,4,5,6}, n(S)=6Kejadian A adalah A={2,4,6}, n(A)=3Kejadian Bukan A adalah Ac = {1,3,5} ,karena A dan Ac ÎS
1. Dari seperangkat kartu Bridge, diambil secara acak sebuah
kartu. Tentukan peluang terambilnya
1. Bukan kartu Ace
2. Bukan kartu berwarna merahJawab:
1. Banyaknya ruang sampel n(S) =52Misalkan A adalah kejadian terambilnya kartu Ace.n(Ace) = n(A) = 4Peluang terambilnya Ace, P(A)=4/52 =1/13Maka peluang bukan Ace, P(Ac) = 1 – 1/13 = 12/13
1. Misalkan B adalah kejadian terambilnya kartu berwarna merah.n(Merah) = n(B) = 26 (ada 26 berwarna merah)Banyaknya ruang sampel n(S) =52Peluang terambilnya kartu merah , P(B)= = =Maka peluang terambilnya bukan kartu berwarna merah, P(Bc) = 1 – =
Soal Latihan1. Dua buah dadu dilambungkan ke atas bersama-sama satu kali.
Tentukan peluang munculnya mata dadu bukan kembar.
2. Dalam sebuah kantong terdapat 10 kelereng merah, dan 8
kelereng putih, jika diambil 2 kelereng secara acak berapakah
peluang mendapatkan sedikitnya satu kelereng putih?
3. Dari setumpuk bola dalam karton yang diberi nomor 1 sampai
dengan 20, diambil dua bola secara acak. Berapakah peluang
mendapatkan bola yang nomornya berjumlah lebih dari 5?
4. Dalam sebuah kantong terdapat 15 baterai, terdapat 5 buah
baterai yang rusak/mati. Jika dipilih 3 buah baterai secara acak,
berapakah peluang:
1. Tidak ada yang rusak?
2. Hanya sebuah yang rusak?
3. Sekurang-kurangnya sebuah yang rusak?
5. Dalam suatu kelas terdapat 6 siswa gemar belajar Fisika, 5
siswa gemar belajar Kimia, dan 4 siswa gemar belajar matematika.
Jika dipanggil 3 orang siswa oleh gurunya untuk datang ke Ruang
guru, Berapa peluang tidak terpanggilnya siswa yang gemar belajar
Fisika?
6. Dalam sebuah dos terdapat 3 kaleng Coca-cola, 4 kaleng Sprite
dan 4 kaleng Fanta. Akan diambil 3 kaleng secara acak. Berapa
peluang terambil maksimal dua jenis kaleng dari ketiga jenis kaleng
tersebut?.
StatistikaStatistika
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri. Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.
Diagram Garis
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut diagram garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu secara berurutan. Sumbu -X menunjukkan waktu-waktu pengamatan, sedangkan sumbu Y menunjukkan nilai data pengamatan untuk suatu waktu tertentu. Kumpulan waktu dan pengamatan membentuk titik-titik pada bidang XY, selanjutnya kolom dari tiap dua titik yang berdekatan tadi dihubungkan dengan garis lurus sehingga akan diperoleh diagram garis atau grafik garis.
Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagianbagian atau persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih
dahulu ditentukan besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan besarnya sudut pusat sektor lingkaran.
Diagram Batang
Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai suatu objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan dengan batangbatang tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-batang terpisah.Contoh soal-X menunjukkan waktu-waktu pengamatan, sedangkan sumbu Y menunjukkan nilai data pengamatan untuk suatu waktu tertentu. Kumpulan waktu dan pengamatan membentuk titik-titik pada bidang XY, selanjutnya kolom dari tiap dua titik yang berdekatan tadi dihubungkan dengan garis lurus sehingga akan diperoleh diagram garis atau grafik garis.
Grafik atau Diagram.
1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Misalkan, hasil ulangan Bahasa Indonesia 37 siswa kelas XI SMA 3 disajikan dalam tabel di samping. Penyajian data pada Tabel 1.1 dinamakan penyajian data sederhana. Dari tabel 1.1, Anda dapat menentukan banyak siswa yang mendapat nilai 9, yaitu sebanyak 7 orang. Berapa orang siswa yang mendapat nilai 5? Nilai berapakah yang paling banyak diperoleh siswa? Jika data hasil ulangan bahasa Indonesia itu disajikan dengan cara mengelompokkan data nilai siswa, diperoleh tabel frekuensi
berkelompok seperti pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi.
2. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram
Kerapkali data yang disajikan dalam bentuk tabel sulit untuk dipahami. Lain halnya jika data tersebut disajikan dalam bentuk diagram maka Anda akan dapat lebih cepat memahami data itu. Diagram adalah gambar yang menyajikan data secara visual yang biasanya berasal dari tabel yang telah dibuat. Meskipun demikian, diagram masih memiliki kelemahan, yaitu pada umumnya diagram tidak dapat memberikan gambaran yang lebih detail.
a. Diagram Batang
Diagram batang biasanya digunakan untuk menggambarkan data diskrit (data cacahan). Diagram batang adalah bentuk penyajian data statistik dalam bentuk batang yang dicatat dalam interval tertentu pada bidang cartesius. Ada dua jenis diagram batang, yaitu1) diagram batang vertikal, dan2) diagram batang horizontal.
b. Diagram Garis
Pernahkah Anda melihat grafik nilai tukar dolar terhadap rupiah atau pergerakan saham di TV? Grafik yang seperti itu disebut diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk menggambarkan data tentang m keadaan yang berkesinambungan (sekumpulan data kontinu). Misalnya, jumlah penduduk setiap tahun, perkembangan berat badan bayi setiap bulan, dan suhu badan pasien setiap jam.Seperti halnya diagram
batang, diagram garis pun memerlukan sistem sumbu datar (horizontal) dan sumbu tegak (vertikal) yang saling berpotongan tegak lurus. Sumbu mendatar biasanya menyatakan jenis data, misalnya waktu dan berat
Adapun sumbu tegaknya menyatakan frekuensi data. Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat diagram garis adalah sebagai berikut.1) Buatlah suatu koordinat (berbentuk bilangan) dengan sumbu mendatar menunjukkan waktu dan sumbu tegak menunjukkan data pengamatan.2) Gambarlah titik koordinat yang menunjukkan data pengamatan pada waktu t.3) Secara berurutan sesuai dengan waktu, hubungkan titiktitik koordinat tersebut dengan garis lurus.
c. Diagram Lingkaran
Untuk mengetahui perbandingan suatu data terhadap keseluruhan, suatu data lebih tepat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Diagram lingkaran adalah bentuk penyajian data statistika dalam bentuk lingkaran yang dibagi menjadi beberapa juring lingkaran. Langkah-langkah untuk membuat diagram lingkaran adalah sebagai berikut.1. Buatlah sebuah lingkaran pada kertas.2. Bagilah lingkaran tersebut menjadi beberapa juring lingkaran untuk menggambarkan kategori yang datanya telah diubah ke dalam derajat.3. Tabel Distribusi Frekuensi, Frekuensi Relatif dan Kumulatif, Histogram, Poligon Frekuensi, dan Ogive
a. Tabel Distribusi Frekuensi
Data yang berukuran besar (n > 30) lebih tepat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, yaitu cara penyajian data yang datanya disusun dalam kelas-kelas tertentu. Langkah-langkah penyusunan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut.• Langkah ke-2 menentukan banyak interval (K) dengan rumus "Sturgess" yaitu: K= 1 + 3,3 log n dengan n adalah banyak data. Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat positif hasil pembulatan.• Langkah ke-3 menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus:• Langkah ke-4 menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas bawah interval kelas pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas terakhir. • Langkah ke-5 memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai frekuensi setiap kelas dengan sistem turus. • Menuliskan turus-turus dalambilangan yang bersesuaian dengan banyak turus.
b. Frekuensi Relatif dan KumulatifFrekuensi yang dimiliki setiap kelas pada tabel distribusi frekuensi bersifat mutlak. Adapun frekuensi relatif dari suatu data adalah dengan membandingkan frekuensi pada interval kelas itu dengan banyak data dinyatakan dalam persen. Contoh: interval frekuensi kelas adalah 20. Total data seluruh interval kelas = 80 maka frekuensi relatif kelas ini adalahFrekuensi relatif dirumuskan sebagai berikut.Frekuensi kumulatif kelas ke-k adalah jumlah frekuensi pada kelas yang dimaksud dengan frekuensi kelas-kelas sebelumnya. Ada dua macam frekuensi kumulatif, yaitu1) frekuensi kumulatif "kurang dari" ("kurang dari" diambil terhadap tepi atas kelas)2) frekuensi kumulatif "lebih dari" ("lebih dari" diambil terhadap tepi bawah kelas).
c. Histogram dan Poligon FrekuensiHistogram merupakan diagram frekuensi bertangga yang bentuknya seperti diagram batang. Batang yang berdekatan harus berimpit. Untuk pembuatan histogram, pada setiap interval kelas diperlukan tepi-tepi kelas. Tepi-tepi kelas ini digunakan unntuk menentukan titik tengah kelas yang dapat ditulis sebagai berikut.Poligon frekuensi dapat dibuat dengan menghubungkan titik-titik tengah setiap puncak persegipanjang dari histogram secara berurutan. Agar poligon "tertutup" maka sebelum kelas paling bawah dan setelah kelas paling atas, masing-masing ditambah satu kelas.
d. Ogive (Ogif)Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari dinamakan poligon kumulatif. Untuk populasi yang besar, poligon mempunyai banyak ruas garis patah yang menyerupai kurva sehingga poligon frekuensi kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif. Ada dua macam ogif, yaitu sebagai berikut.a. Ogif dari frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.b. Ogif dari frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.
simpangan, dan ragam 1. Rumus Rataan Hitung (Mean) Rata-rata hitung dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data dengan banyaknya data. Rata-rata hitung bisa juga disebut mean.
a) Rumus Rataan Hitung dari Data Tunggal
b) Rumus Rataan Hitung Untuk Data yang Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi
Dengan : fixi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaianxi = data ke-i
c) Rumus Rataan Hitung Gabungan
2. Rumus Modus
a. Data yang belum dikelompokkan
Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.b. Data yang telah dikelompokkan
Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:
Dengan : Mo = ModusL = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval kelasb1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnyab2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya
3. Rumus Median (Nilai Tengah)
a) Data yang belum dikelompokkan
Untuk mencari median, data harus dikelompokan terlebih dahulu dari yang terkecil sampai yang terbesar.
b) Data yang Dikelompokkan
Dengan : Qj = Kuartil ke-jj = 1, 2, 3i = Interval kelasLj = Tepi bawah kelas Qjfk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qjf = Frekuensi kelas Qjn = Banyak data
4. Rumus Jangkauan ( J )
Selisih antara nilai data terbesar dengan nilai data terkecil.
5. Rumus Simpangan Quartil (Qd)
6. Rumus Simpangan baku ( S )
7. Rumus Simpangan rata – rata (SR)
8. Rumus Ragam (R)
Uji Kompetensi 1 A.pilihlah jawaban yang tepat
1.Suatu data dimasukkan ke dalam kelas interval 2,3- 3,1.Tepi
atas kelas interval tersebut………..
a. 2,25
b. 2,3
c. 2,35
d.3,05
e. 3,15
2.Titik tengah kelas interval 6.5-7.2 adalah………………
a. 6,45
b. 6,65
c. 6,8
d. 6,85
e. 7,25
3.Diagram lingkaran berikut menunjukkan mata pelajaran yang
disukai di kelas XA yang berjumlah 36 siswa.
Symbol yang digunakan adalah M untuk matematika(900),F untuk
fisika(200),B untuk biologi(…),K untuk kimia(800),I untuk bahasa
Indonesia(1000).Banyak siswa yang menyukai mata pelajaran biologi
………oreang
a. 6
b. 7
c. 9
d. 11
e. 12
MATERI MATEMATIKA KELAS 9 SMP/MTSn Bab 6 : Pola Bilangan, Barisan, dan DeretBarisan Aritmatika (1) 3, 7, 11, 15, 19, ... (2) 30, 25, 20, 15, 10,... Perhatikan bahwa selisih di antara suku-sukunya selalu tetap. Barisan yang demikian itu disebut barisan aritmetika. Selisih itu disebut beda suku atau beda saja dan dilambangkan dengan c. Barisan (l) mempunyai beda, b = 4. Barisan ini disebut barisan aritmetika naik karena nilai suku-sukunya makin besar. Barisan (2) mempunyai beda, b = -5. Barisan ini disebut barisan
aritmetika turun karena nilai suku-sukunya makin kecil.Suatu barisan U1, U2, U3,....disebut barisan aritmetika jika selisih dua suku yang berurutan adalah tetap. Nilai Untuk menentukan suku ke-n dari barisan aritmetika. perhatikan kembali contoh barisan (l). 3, 7, 11, 15, 19, ...Misalkan U1, U2, U3 , .... adalah barisan aritmetika tersebut maka U1 = 3 =+ 4 (0)
U2 = 7 = 3 + 4 = 3 + 4 (1) U3 = 11 = 3 + 4 + 4 = 3 + 4 (2) .... Un = 3 + 4(n-1) Secara umum, jika suku pertama (U1) = a dan beda suku yang berurutan adalah b maka dari rumus Un = 3 + 4(n - 1) diperoleh 3 adalah a dan 4 adalah b. Oleh sebab itu, suku ke-n dapat dirumuskan Un = a + b(n-1) Barisan aritmetika yang mempunyai beda positif disebut barisan aritmetika naik, sedangkan jika bedanya negatif disebut barisan aritmetika turun. U1, U2, U3, .......Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstanta Un = a + (n-1)b = bn + (a-b) → Fungsi linier dalam n
Deret AritmatikaSeperti telah dibahas sebelumnya, deret adalah bentuk penjumlahan dari suku-suku pada sebuah barisan. Jika U1, U2, U3, ... barisan aritmetika. U1, U2, U3, ... adalah deret aritmetika.Untuk mendapatkan jumlah n suku pertama dari deret aritmetika, perhatikan kembali deret yang dihasilkan barisan (l ). 3 +7 + 1l + 15 + 19 + ...Jika jumlah n suku pertama dinotasikan dengan.Sn maka S dari deret di atas adalah :
Perhatikan jumlah 5 suku pertama, S yang diperoleh. Angka 3 pada
4. Jika bilangan ganjil dikelompokkan seperti berikut : kelompok 1 : {1}, kelompok 2 : {3,5}, kelompok 3 : {7,9,11}, kelompok 4 : {13,15,17,19}, … dst
maka berapakah bilangan pertama dari kelompok ke-100 ? kelompok 1 : {1} = 12 – 0 kelompok 2 : {3,5} = 22 – 1 kelompok 3 : {7,9,11} = 32 – 2 kelompok 4 : {13,15,17,19} = 42 – 3 . . Kelompok 100 : = 1002 – 99 = 10.000 – 99 = 9.901
5. Tiga buah bilangan positif membentuk barisan aritmetika dengan
beda 16. Jika bilangan terkecil ditambah 10 dan bilangan terbesar
dikurangi 7, maka diperoleh barisan geometri. Tentukan jumlah
ketiga bilangan tersebut !
Misalkan bilangan itu : a – 16, a , a + 16
(a + 16 – 7 ) : a = a : (a – 16 + 10)
a2 = (a + 9)(a – 6)
a2 = a2 + 3a – 54
3a = 54 → a = 18
Sehingga jumlah 3 bilangan itu = 2 + 18 + 34 = 54
6. Jika jumlah sepuluh suku pertama suatu deret aritmetika adalah – 110
dan jumlah dua suku berturut-turut berikutnya adalah 2 maka
tentukan jumlah 2 suku pertama !
S10 = 5(2a + 9b) U11 + U12 = 2 2a
+ 9b = – 22
– 110 = 5(2a + 9b) a + 10b + a+ 11b
=2 2a + 21b = 2 -
– 22 = 2a + 9b 2a + 21b = 2 12b = 24
b =2 → a = – 20
sehingga a + a + b = – 40 + 2 = – 38
7. Jika a, b, c, d dan e membentuk barisan geometri dan a.b.c.d.e =
1.024 maka berapakah nilai c ?
a.b.c.d.e = 1.024
a.ar.ar2.ar3.ar4 = 45 karena c
merupakan suku ke-3 maka
a5.r10 = 45 c = ar2 = 4
(ar2)5 = 45
ar2 = 4
8. Diketahui barisan bilangan bulat 3, x, y dan 18. Jika tiga bilangan
pertama membentuk barisan geometri dan tiga bilangan terakhir
membentuk barisan aritmetika. Maka tentukan x + y !
y : x = x : 3 18 – y = y –
x
x2 = 3y 2y = 18 +
x → y = (18 + x)/2
x2 = 3(18 + x)/2
2x2 = 3(18 + x) sehingga : x
+ y = 6 + 12 = 18
2x2 – 3x – 54 =0
(2x + 9)(x – 6) = 0
x = 6 → y = 12
9. Diketahui p, q dan r merupakan akar – akar persamaan suku banyak
berderajat tiga. Jika p, q dan r membentuk barisan aritmetika, dengan
suku ketiga tiga kali suku pertama dan jumlah dari ketiga akar
adalah 12 maka tentukan persamaan dari suku banyak tersebut !
r – q = q – p r = 3p p +
q + r = 12
2q = p + r p +
2p + 3p = 12
2q = p + 3p
6p = 12
2q = 4p p
= 2→ q = 4 → r = 6
q = 2p
sehingga persamaan suku banyaknya :
(x – 2)(x – 4)(x – 6) = 0
10. Pada suatu barisan geometri dengan r > 1, diketahui dua kali
jumlah empat suku pertama adalah tiga kali jumlah dua suku genap
pertama. Jika diantara suku – suku tersebut disisipkan empat
bilangan, dengan cara : antara suku kedua dan ketiga disisipkan satu
bilangan dan antara suku ketiga dan keempat disisipkan tiga buah
bilangan maka akan terbentuk barisan aritmetika dengan beda r.
Hitung jumlah dari bilangan yang disisipkan !
2S4 = 3(U2 +U4)
2 a(r4 - 1)/(r - 1) = 3(ar + ar3)
2a(r4 – 1) = 3ar(1 + r2)(r – 1)
2(r2 + 1)(r – 1)(r + 1) = 3r(r2 +1)(r – 1) x = a + 2b =
2 + 4 = 6
2r + 2 = 3r y = a + 4b =
2 + 8 = 10
r = 2 z = a + 5b = 2
+ 10 = 12
U1 U2 x U3 y z w U4 w =a+ 6b = 2 +
12 =14 +
a 2a 4a 8a x + y + z +
w = 42
b =2a – a 2 = a
MATERI MATEMATIKA KELAS 9 SMP/MTSn Bab 2 : Luas dan volumeDi sekitar kita banyak dijumpai benda-benda yang merupakan refleksi dari bangun ruang sisi lengkung. Bahkan benda-benda tersebut sering
kita gunakan baik sebagai peralatan maupun permainan. Sebut saja bola, kelereng, kaleng minuman, bedug, terompet, dan corong. Jika demikian, benda-benda tersebut tidak asing lagi bagi kita. Benda-benda tersebut merupakan refleksi dari bangun ruang yang berupa bola, tabung, dan kerucut. Akan lebih menyenangkan jika kita dapat mengetahui berapa banyak benda-benda tersebut menampung udara, air, serta berapa panjang dan luas kulit bola atau kaleng tersebut. Untuk itu kita akan pelajari lebih lanjut dalam bab Bangun Ruang Sisi Lengkung. Setelah mempelajari bab ini diharapkan kalian dapat mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut, dan bola serta menghitung luas selimut dan volume bangun tersebut. Yang tak kalah penting adalah kalian dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang tersebut.
A. Tabung (Silinder)
Perhatikan gambar di samping. Bentuk apakah yang dimanfaatkan
alat musik tersebut. Mengapa drum selalu berbentuk tabung?1. Unsur-unsur Tabung dan Melukis Jaring-jaring TabungSebelum kita mempelajari lebih lanjut mengenai tabung, coba
sebutkan benda-benda di sekitar kalian yang berbentuk tabung.
Berikut ini akan kita pelajari berbagai hal tentang tabung.
a. Unsur-unsur Tabung
Dapatkah kalian menyebutkan unsur-unsur sebuah tabung? Agar