Slide 1
04/04/2012KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
04/04/201204/04/2012Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Program
Pascasarjana Teknik LingkunganPenyusunan Master Plan dan FS Sistem
Pengelolaan Air LimbahJurusanJoni TeknikHermanaLingkunganEmail:
[email protected], hp: 08123029313fakultas teknik sipil dan
perencanaanITSsurabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
ISI PEMBAHASAN
1. PERENCANAAN MASTER PLAN2. PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
(FEASIBILITY STUDY)fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS
surabayahttp://www.ftsp.its.ac.idSumber Pustaka:1.Sebagian besar
materi ini berasal dari Materi Diseminasi Keteknikan Bidang Air
Limbah, Direktorat Pengembangan PLP, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, 2011 2. Berbagai Sumber dan
Literatur sebagai tambahan.fakultas teknik sipil dan
perencanaanITSsurabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
PERENCANAAN MASTER PLANfakultas teknik sipil dan perencanaan ITS
surabayahttp://www.ftsp.its.ac.idPERENCANAAN MASTER PLANPengelolaan
air limbah memerlukan prasarana dan sarana penyaluran dan
pengolahan.Saat ini sistem pengelolaan air limbah terpusat hanya
berada di Indonesia hanya 11 kota saja dengan cakupan pelayanan
yang masih rendah.Diperlukan pedoman untuk penyusunan rencana induk
(Master Plan) sistem Prasarana dan Sarana air limbah.fakultas
teknik sipil dan perencanaan ITS
surabaya5http://www.ftsp.its.ac.idPERENCANAAN MASTER
PLANPENDAHULUAN Rencana Induk atau Master Plan bidang air limbah
merupakan suatu dokumen perencanaan dasar yang menyeluruh mengenai
pengembangan sarana dan prasarana air limbah untuk periode 20 (dua
puluh) tahun. Di dalamnya termasuk: Gambaran arah pengembangan,
Strategi penembangan dan Prioritasprioritas pengembangan sarana dan
prasarana air limbah. Rencana induk air limbah tersebut selanjutnya
digunakan sebagai acuan oleh instansi yang berwenang dalam
penyusunan program pembangunan 5 (lima) tahun bidang air limbah
atau Renstra Dinas Pengembangan Sarana dan Prasarana Air
Limbah.04/04/201204/04/201204/04/2012
143PERENCANAAN MASTER PLAN Rencana Induk atau Master Plan bidang
Air Limbah merupakan suatu dokumen perencanaan dasar yang
menyeluruh mengenai pengembangan sistem Prasarana dan Sarana (P/S)
Air Limbah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. 7
PERENCANAAN MASTER PLANPENDAHULUAN Merupakan penjabaran rencana
induk mengenai 6 jenis program pengembangan, yaitu: Pengembangan
Prasarana Pengembangan Kelembagaan Pengembangan Pengaturan
Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Peran Serta
Masyarakat Pengembangan Public Campaign Disamping itu , rencana
induk air limbah juga digunakan sebagai acuan dalam memadukan
program-program yang terkait dengan bidang air limbah seperti
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), bidang persampahan, drainase
dan sebagainya.PERENCANAAN MASTER PLANMAKSUD Memberi pedoman bagi
pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana induk Sarana dan
Prasarana bidang air limbah, agar proses dan produk perencanaan
yang dihasilkan menjadi: efektiff, efisien, terpadu dan berwawasan
lingkungan.
Maksud PenyusunanMaster PlanPerencanaan yang efektifProses dan
produk perencanaan prasarana dan sarana bidang Air Limbah menjadi
efektif karena pilihan prioritasnya tepat sasaran, didukung oleh
kelembagaan (Operator dan Regulator) yang efektif dan mendapat
dukungan partisipasi masyarakat.10Maksud PenyusunanMaster
PlanPerencanaan yang efisienProses dan produk perencanaan Prasarana
dan Sarana bidang Air Limbah menjadi efisien karena pilihan
teknologinya tepat guna dan terjangkau sesuai dengan kondisi daerah
setempat.11Maksud PenyusunanMaster PlanPerencanaan yang terpaduAgar
produk perencanaan air limbah telah dipadukan (Integrated) dengan
perencanaan sektor-sektor terkait, baik dari aspek keterpaduan
pemanfaatan ruang, keterpaduan program dan keterpaduan
pengaturan.12Maksud PenyusunanMaster PlanPerencanaan yang
berwawasan lingkunganAgar produk perencanaan air limbah merupakan
hasil pilihan perencanaan yang telah mempertimbangkan faktor
keamanan lokasi, keamanan lingkungan dan keamanan teknologi
terutama yang berkaitan dengan resiko kesehatan dan pelestarian
sumber air.13Maksud Penyusunan Master PlanPerencanaan yang
berkelanjutanAgar produk perencanaan air limbah ini
dapatmendukunguntukkeberlanjutanprogram-program yang lain
sesuaidenganprinsippengembanganwilayah.14
04/04/201204/04/201204/04/2012
167Tujuan PenyusunanMaster PlanTujuan pedoman rencana induk
Sarana dan Prasarana bidang air limbah adalah setiap Kabupaten/Kota
memiliki Rencana Induk Air Limbah dengankualitas perencanaan yang
memenuhi standar nasional15SasaranPenyusunanMaster PlanAgar setiap
Kabupaten/Kota memiliki Rencana Induk pengembangan prasarana dan
sarana air limbah yang sitematis, terarah, terpadu dan tanggap
terhadap kebutuhan sesuai karakteristik lingkungan dan sosial
ekonomi daerah, serta tanggap terhadap kebutuhan stakeholder
(pemerintah, investor dan masyarakat).16ACUAN NORMATIF
Norma1.Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan
periode 20 (dua puluh) tahun (UU No. 25 Tahun 2004, tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional)2. Kota Metropolitan atau kota
kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi diwajibkan
memiliki Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum yang terpadu
dengan pembuangan Air Limbah secara terpusat.3. Perlindungan air
baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Sarana dan prasarana Sanitasi
(PP No. 16 Tahun 2005, tentang Pengembangan SPAM)17
ACUAN NORMATIF Norma4. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial
budaya masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga
(PP No. 16 Tahun 2005).5. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001,
Tentang Peruntukan Badan Air.18ACUAN NORMATIF Kriteria
TeknisKriteria teknis pemilihan lokasi fasilitas sanitasi yang
dapat diacu adalah: Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL)19STANDARD TEKNISTata Cara Perencanaan IPLT Sistem
Kolam, CT/AL/Re-TC/001/98.Tata Cara Pengolahan Air Limbah dengan
Oxidation Ditch, CT/AL/ReTC/004/98.Tata Cara Pembuatan Sarana
Pembuangan Air Limbah, CT/AL-D/ReTC/005/98.Tata Cara Survey
Perencanaan dan Pembangunan Sarana Sanitasi Umum,
CT/AL-D/Re-TC/006/98.Tata cara perencanaan tangki septik dengan
sistem, SNI 03-2398-2002.2004/04/201204/04/201204/04/2012
11213STANDARD TEKNISTata Cara Perencanaan, Operasi dan Instalasi
Pengolahan Air Limbah, SNI 03-3981-1995.Pedoman pengelolaan Air
Limbah Perkotaan, Dep. PU 2003Tata cara penimbunan tanah untuk
bidang resapan pada pengolahan air limbah RT, SNI 19-6410-2000Tata
cara perencanaan IPLT Sistem kolam, CT/ALRE-TC/001/98Tata cara
pembangunan IPLT sistem kolam, CT/AL/Ba-TC/002/98Tata cara
pengoperasian IPLT sistem kolam, CT/AL/OpTC/003/9821STANDARD
TEKNIS22Tata cara pembuatan Sarana pembuatan air limbah (SPAL),
CT/AL-D/Ba-TC/005/98Tata cara survey perencanaan dan pembangunan
sarana sanitasi umum, CT/AL-D/Re-TC/006/98fakultas teknik sipil dan
perencanaanITSsurabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
KETENTUAN RENCANA INDUKUmumJangka Waktu Perencanaan Rencana
induk pengembangan sarana dan prasarana air limbah harus
direncanakan untuk periode perencanaan 20 tahun.Evaluasi Rencana
Induk Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana harus
dievaluasi setiap 5 tahun untuk disesuaikan dengan perubahan yang
terjadi dan disesuaikan dengan perubahan rencana induk bidang
sanitasi lainnya, tata ruang dan rencana induk SPAM serta perubahan
strategi di bidang lingkungan (Local Environment Strategy). Ataupun
Hasilrekomendasi audit lingkungan kota yang terkait dengan air
limbah pemukiman.
KETENTUAN RENCANA INDUKUmumKedudukan Rencana Induka)Penyusunan
rencana induk pengembangan sarana dan prasarana air limbah wajib
mengacu pada Rencana Jangka Panjang Daerah (RJPD) dan rencana tata
ruang (Gambar 1).b) Penyusunan program 5 tahunan bidang
pengembangan sarana dan prasarana air limbah atau rencana Renstra
Dinas, wajib mengacu pada rencana induk Air Limbah.c) Rencana induk
disusun oleh instansi yang berwenang dimasing-masing Kabupaten/Kota
dengan melibatkan Stakeholders dan hasilnya disosialisasikan pada
masyarakat luas (termasuk melalui internet dengan domain khusus
dari instansi pengelola lingkungan daerah). Pengesahan rencana
induk SPAL ditetapkan melalui Perda.Kedudukan Master PlanGambar
1
KETENTUAN RENCANA INDUKUmumPola Pikir Perencanaan Jangka Panjang
Rencana Induk Air Limbah pada dasarnya adalah perencanaan jangka
panjang mengenai pengembangan sarana dan prasarana air limbah
(Gambar 2). Berdasarkan sifat perencanaan yang berjangka panjang
tersebut, maka tahapan perumusan perencanaan sekurang-kurangnya
harus mengikuti pola pikir sebagai berikut:POLA PIKIR
PERENCANAANGambar 2
KETENTUAN RENCANA INDUK Klasifikasi Sumber Air LimbahPengertian
Air Limbah Semua air buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur,
cuci dan kakus serta air limbah industri rumah tangga yang
karakteristik air limbahnya tidak jauh berbeda dengan air limbah
rumah tangga serta tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya
(B3).KETENTUAN RENCANA INDUK Klasifikasi Sumber Air
LimbahKlasifikasi Asal Sumber Air Limbah Rencana induk disusun
berdasarkan analisis identifikasi asal sumber air Limbah yang
dibedakan minimal sebagai berikut: a. Air Limbah dari permukimanb.
Air Limbah dari daerah komersil dan institusionalc. Air Limbah dari
bangunan bertingkat tinggi (high rise building)
KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahana) Langkah
pertama sebelum menentukan arah dan strategi pengembangan sarana
dan prasarana air limbah, terlebih dahulu harus disepakati mengenai
permasalahan pencemaran air limbah, baik pada area skala Kelurahan,
Kecamatan maupun kota.b) Identifikasi permasalahan pencemaran air
limbah terhadap air tanah dan badan air harus difomulasikan
berdasarkan data-data yang lengkap (primer dan sekunder) yang
didukung oleh survey dan penyelidikan (lapangan dan laboratorium)
yang memadai serta dilengkapi dengan peta-peta identifikasi
permasalahan.04/04/201204/04/201204/04/2012
141819KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahanc) Peta
dasar dan peta identifikasi permasalahan yang diperlukan meliputi:
Peta tata guna lahan saat ini Peta kepadatan penduduk Peta kualitas
air tanah/sumur penduduk dengan parameter E. coli Peta kualitas air
sungai dengan parameter E. coli dan BOD Peta kualitas air drainase
(pembungan grey water) dengan parameter E. coli dan BOD Peta water
borne disease Peta pelayanan PDAM Peta fasilitas Sanitasi dan
tingkat pelayanan sanitasi (onsite dan offsite)
KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahand) Formulasi
permasalahan pencemaran air limbah saat ini dilakukan dengan
membandingkan tingkat pencemaran dengan standard lingkungan atau
standar kesehatan yang berlaku.e) Formulasi permasalahan pencemaran
air limbah di masa mendatang (20 tahun proyeksi) dilakukan dengan
memproyeksikan pencemaran air limbah yang akan terjadi dengan
skenario DO SOMETHING.Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
Limbah Pada Daerah Permukiman TerbangunPilihan Arah Pengembangan
Sebelum menetapkan rencana induknya, setiap Kabupaten/Kota harus
terlebih dahulu menetapkan pilihan arah pengembangan sarana dan
prasarana air limbah untuk masa 20 (dua puluh) tahun mendatang,
dengan mempertimbangkan antara lain:a. Mengoptimalkan sistem
setempat (on-site) yang sudah berjalanb. Mengembangkan sistem
off-site pada kawasan tertentuc. Mengembangkan sistem off-site
skala kotad. Mengembangkan sistem off-site dengan teknologi maju
Metode pemilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah,
minimal harus dianalisis dengan metode SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, Threats)
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPembagian Zona PerencanaanDaerah perencanaan
pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah (SPAL) pada daerah
terbangun dibagi atas zona-zona perencanaan dan pengembangan sarana
dan prasarana air limbah, berdasarkan: Keseragaman tingkat
kepadatan penduduk Keseragaman bentuk topografi dan kemiringan
lahan Keseragaman tingkat kepadatan bangunan Keseragaman tingkat
permasalahan pencemaran air tanah dan permukaan. Kesamaan badan air
penerima Pertimbangan batas administrasiAnalisis SWOT Arah
Pengembangan Sarana & Prasarana Air Limbah Analisis SWOT
merupakan alat bantu perencanaan strategis yang dapat membantu
perencanaan dan dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:a.
Kondisi sistem penyediaan air minum;b. Kondisi tingkat pencemaran
air tanah;c. Kondisi tingkat pencemaran badan air `penerima (air
baku);d. Kondisi sosial ekonomi masyarakat;e. Kondisi kesehatan
masyarakat;f. Tingkat kesediaan membayar retribusi (willingness to
pay)g. Kondisi prasarana lingkungan permukiman lainnya (jalan,
drainase, dan sebagainya);h. Proyeksi kapasitas pendanaan investasi
dari APB
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunBerdasarkan SWOT, pengembangan sarana dan
prasarana air limbah digambarkan atas 4 kuadran. Posisi kuadran
untuk menggambarkan:Posisi pengembangan sarana dan prasarana pada
saat ini;Posisi potensi pengembangan sarana dan prasarana pada masa
mendatang (20 tahun mendatang).Gambar 3
04/04/201204/04/2012Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun04/04/2012
202221Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada
Daerah Permukiman Terbangun
Gambar 4
Penetapan Arah PengembanganPenetapan arah pengembangan sarana
dan prasarana air limbah dapat ditetapkan berdasarkan posisi
kuadran hasil analisis SWOT:
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPenetapan Arah PengembanganGrand strategi
kuadran I : Optimasi sistem on-site Arah pengembangan strategi ini
meliputi antara lain: Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun
Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui: Peningkatan
kapasitas armada Peningkatan kapasitas IPLT Pengembangan program
SANIMASPenetapan Arah PengembanganGrand strategi kuadran II :
Pengembangan selektif sistem off-site Arah pengembangan strategi
ini meliputi antara lain: Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun
Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui: Peningkatan
kapasitas armada Peningkatan kapasitas IPLT Pengembangan program
SANIMAS Pengembangan sistem terpusat skala kawasan pada
daerahdaerah prioritas. Pada strategi ini transformasi dari sistem
setempat menjadi sistem terpusat akan dimulai secara kawasan demi
kawasan
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPenetapan Arah PengembanganGrand strategi
kuadran II : Pengembangan agresif sistem off-site Arah pengembangan
strategi ini meliputi antara lain: Mengembangkan sarana dan
prasarana Air Limbah terpusat skala kota. Strategi ini berarti
sistem on-site akan ditinggalkan secara masif.Penetapan Arah
PengembanganGrand strategi kuadran III : Pengembangan agresif
sistem off-site Arah pengembangan strategi ini meliputi antara
lain: Mengembangkan sarana dan prasarana Air Limbah terpusat skala
kota. Strategi ini berarti sistem on-site akan ditinggalkan secara
masif.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPenetapan Arah PengembanganGrand strategi
kuadran IV : Pengembangan dengan teknologi maju Arah pengembangan
strategi ini merupakan strategi pengembangan tingkat advance
(lanjutan). Arah pengembangan ini merupakan gambaran kondisi
permasalahan pencemaran air limbah telah demikian serius, sementara
hambatan untuk mengembangkan sarana prasarana konvensionil sudah
tidak memungkinkan dan tidak efektif.Stategi Transformasi Sistem
Setempat menjadi Sistem Terpusat Perubahan (transformasi) prasarana
sistem setempat menjadi sistem terpusat memberi dampak adanya
kebutuhan lembaga untuk mengelola prasarana yang akan dibangun
(Gambar 5). Penetapan arah pengembangan prasarana sistem terpusat
pada daerah permukiman terbangun memerlukan perencanaan strategis
dengan dukungan masyarakat dan mewujudkan lembaga yang sesuai.
Perencanaan strategis tersebut meliputi:a. Rencana public
campaign;b. Rencana penyusunan Peraturan Daerah (Perda) dan
sosialisasi Perda;Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah
Pada Daerah Permukiman Terbangun
Gambar 5
c. Rencana pembentukan lembaga pengelola.
Penetapan Zona Prioritas Pengembangan Sistem Terpusata. Zona
Prioritas adalah zona perencanaan yang mendapat penilaian utama
untuk diprioritaskan dibangun terlebih dahulu dalam kurun waktu 20
tahun mendatang.b. Perencanaan sarana dan prasarana air limbah di
zona prioritas dapat dibagi atas cluster-cluster untuk mendukung
perencanaan pembangunan secara bertahap dalam kurun waktu 20 tahun
mendatang
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPenetapan Zona Prioritasa. Penetapan zona
prioritas ditetapkan berdasarkan pertimbangan: Tingkat permasalahan
pencamaran air limbah terhadap air tanah dan badan air penerima
Tingkat kemudahan pelaksanaan Tingkat kelayakan ekonomi Tingkat
kelayakan keuangan Kelayakan lingkungan Kelayakan kelambagaanb.
Perencanaan studi kelayakan pada zona prioritas wajib mengacu pada
pedoman studi kelayakan ekonomi, keuangan dan lingkungan
pengembangan sarana dan prasarana air limbah.Pilihan Arah
Pengembangan Pilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air
limbah pada daerah permukiman baru adalah sebagai berikut:a.
Mengembangkan sistem setempat (on-site)b. Mengembangkan sistem
terpusat skala kawasan tersendiric. Mengintegrasikan dengan sistem
terpusat yang sudah terbangunPenetapan Arah Pengembangana.
Permukiman baru yang akan dan sedang dikembangkan oleh developer
wajib memiliki rencana induk air limbah tersendiri.b. Rencana induk
air limbah kawasan permukiman baru tersebut harus mengacu pada
rencana induk air limbah Kota.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPerencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Air Limbah Setempat Tingkat Pelayanan: Cakupan rencana pelayanan
sistem setempat minimal 60%. Debit Air Limbah:a. Debit rata-rata
tangki septik dengan kloset leher angsaa. Tanpa unit penggelontor =
5 10 L/0rg/hrb. Dengan unit penggelontor = 10 15 L/0rg/hrb. Waktu
detensi minimal 1 hari04/04/201204/04/2012Arah Pengembangan Sarana
Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman
Terbangun04/04/2012Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
243031Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah
Setempat Tingkat Pelayanan: Cakupan rencana pelayanan sistem
setempat minimal 60%. Debit Air Limbah:a. Debit rata-rata tangki
septik dengan kloset leher angsa Tanpa unit penggelontor = 5 10
L/org/hr Dengan unit penggelontor = 10 15 L/org/hrb. Waktu detensi
minimal 1 hari Kloseta. Individu (rumah tangga) = 1 kloset/5 orgb.
MCK atau kakus umum = 1 kloset/25 org
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPerencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT)a. Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan desain debit
air limbah sebagai berikut: Asumsi laju spesifik, q = 0.5
Liter/org/hari Debit rata-rata, Qr (m3/hr) = q x penduduk dilayani
pada periode proyeksi Debit harian maksimum, Qmd (m3/hr) = fmd x Qr
Debit jam maksimum, Qp (m3/hr) = fp x Qrb. Proyeksi debit
perencanaan Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan debit
harian maksimum (Qmd) Proyeksi debit harus dihitung untuk periode 5
tahun dan 10 tahun, untuk tahapan pengembangan kapasitas IPLT.c.
Perencanaan debit pada masing-masing komponen Debit rata-rata :
hanya pada unit pengolahan kimia dan sekunder (biologi) Debit
harian maksimum : hanya pada unit-unit pengolahan primer Debit jam
maksimum : pada semua perpipaan unit-unit pengolahanArah
Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman
TerbangunPerencanaan Lokasi IPLT Lokasi IPLT harus dipilih sesuai
dengan ketentuan tata ruang, pada daerah bebas banjir untuk periode
ulang 20 (dua puluh) tahun. Lokasi IPLT harus dipilih tidak jauh
dari jalan kota yang ada, dekat dengan prasarana listrik dan badan
air. Jarak lokasi IPLT yang direncanakan terhadap pusat pelayanan
agar memenuhi kriteria sebagai berikut: Kota kecil dan sedang :
Kurang dari 10 km Kota besar : Kurang dari 20 km Kota Metro :
Kurang dari 30 km Badan air penerima pembuangan efluen dari IPLT
harus memiliki kapasitas minimal 8 kali kapasitas Air Limbah yang
akan dibuang.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunKebutuhan Lahan IPLTa. Kebutuhan lahan untuk
IPLT terdiri dari: Lahan untuk instalasi bangunan utama dan
bangunan penunjang Lahan untuk buffer zoneb. Kebutuhan lahan untuk
instalasi bangunan utama dihitung berdasarkan proyeksi debit harian
maksimum 20 tahun untuk penerapan IPLT berbasis teknologi proses
alamiah atau proses biologi yang efisien dalam kebutuhan konsumsi
listrik;c. Kebutuhan lahan untuk lahan penyangga (buffer zone)
minimum harus dipersiapkan seluas 50% dari kebutuhan luas lahan
untuk instalasi;d. Perkiraan kebutuhan lahan IPLT untuk sistem
kolam sampai akhir periode desain dihitung berdasarkan BOD influen
5000 mg/l (Lumpur tinja sudah diencerkan ketika penyedotan dan di
inlet awal IPLT).Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air
Limbah Terpusat (IPAL) Perencanaan debit air limbah untuk
perhitungan dimensi jaringan perpipaan dan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) adalah :a. Debit Spesifik Air Limbah (q) dihitung
berdasarkan 80% konsumsi air bersih perkapita atau sebesar 100-150
L/org/hr.b. Debit Rata-Rata Air Limbah tanpa infiltrasi (Qr)
dihitung berdasarkan q dikali dengan penduduk yang dilayani pada
tahun proyeksi atau Q = q x penduduk dilayani (m3/hr).c. Debit
Harian Maksimum Air Limbah tanpa infiltrasi (Qmd) dihitung
berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktor maksimum harian
atau : Qmd = fmd x Qr (m3/hr).
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPerencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Air Limbah Terpusat (IPAL)d. Debit Jam Puncak tanpa infiltrasi (Qp)
dihitung berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktor jam
puncak atau : (Qp) = fp x Qr (m3/hr).e. Debit Jam Minimum tanpa
infiltrasi (Qmin) dihitung berdasarkan debit rata-rata harian
dikali faktor jam minimum atau : Qmin = fmin x Qr (m3/hr).f.
Faktor-faktor Debit Air Limbah seperti faktor harian maksimum,
faktor jam puncak dan faktornya minimum harus sesuai dengan standar
dan kriteria teknis yang berlaku yang disesuaikan dengan kondisi
daerah perencanaan.04/04/2012Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana
Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun04/04/201204/04/2012Arah
Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman
Terbangun
13435Perencanaan Sistem Jaringan PerpipaanPerencanaan Pipa
Persila. Pipa persil adalah saluran dari bangunan rumah tangga,
bangunan kantor, bangunan umum dan sebagainya yang menyalurkan air
limbah ke pipa retikulasi.b. Perencanaan pipa persil Air Limbah
meliputi: letak pipa, diameter minimum, kemiringan minimum, bak
kontrol dan dimensi pipa harus mengacu pada kriteria dan tatacara
perencanaan teknis yang berlaku.
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPerencanaan Sistem Jaringan
PerpipaanPerencanaan Pipa Persil
Perencanaan Sistem Jaringan PerpipaanPerencanaan Pipa
Retikulasia. Pipa retikulasi adalah saluran pengumpul air limbah
untuk disalurkan ke pipa utama; yang terdiri dari pipa servis dan
pipa lateral;b. Pipa servis adalah saluran pengumpul air limbah
dari beberapa bangunan (blok bangunan) ke pipa lateral;c. Pipa
lateral adalah saluran pengumpul air limbah dari pipa servis ke
pipa induk;d. Perencanaan pipa retikulasi air limbah meliputi:
letak pipa, diameter dan bahan pipa, metode konstruksi (open trench
atau pipe jacking), kemiringan minimum, manhole;e. Perencanaan
debit rata-rata (m3/hr) pada masing-masing seksi pipa lateral harus
memperhitungkan luas daerah tangkapan (ha), klasifikasi dan
proyeksi debit spesifik air limbah yang dilayani (m3/hr/ha).
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPerencanaan Sistem Jaringan
PerpipaanPerencanaan Pipa Retikulasif. Perencanaan dimensi pipa
retikulasi harus memperhitungkan: Debit rata-rata (tanpa
infiltrasi) Debit jam maksimum/puncak (dengan infiltrasi) Debit jam
minimum - (tanpa infiltrasi)g. Perencanaan dimensi pipa dan pompa
harus memperhitungkan debit jam maksimum dan debit jam minimum
untuk perencanaan penggelontoran di beberapa bagian pipa.h.
Perencanaan pipa retikulasi harus mengacu pada kriteria dan tata
cara perencanaan teknis yang berlaku. Pipa Retikulasi
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman Terbangun Perencanaan Pipa Induk (Main/trunk sewer)a.
Pipa induk adalah saluran yang menyalurkan air limbah dari pipa
lateral (retikulasi) menuju instalasi pengolahan air limbah; dapat
dilengkapi dengan pipa cabang yang berfungsi menyalurkan air limbah
dari pipa lateral (retikulasi) b. Perencanaan pipa induk air limbah
meliputi: letak pipa, dimensi dan bahan pipa, metode konstruksi
(open trench atau pipe jacking), stasiun pompa dan bangunan
pelengkap.c. Perencanaan debit rata-rata (m3/hr) harus
memperhitungkan seluruh daerah tangkapan (ha), klasifikasi dan
proyeksi debit spesifik air limbah yang dilayani (m3/hr/ha).d.
Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus memperhitungkan debit jam
maksimum (dengan infiltrasi) dan debit jam minimum (tanpa
infiltrasi) untuk perencanaan penggelontoran pipa induk.e.
Perencanaan teknis pipa induk harus mengacu pada standard teknis
dan tata cara perhitungan perencanaan teknis pipa induk Air Limbah
yang berlaku04/04/2012Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun04/04/2012Arah Pengembangan
Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman
Terbangun04/04/2012Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
13839Limbah Pada Daerah Permukiman TerbangunPipa Induk
(Main/trunk sewer)
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPerencanaan Bangunan Pelengkap pada Sistem
Jaringana. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan adalah semua
bangunan yang diperlukan untuk menunjang kelancaran penyaluran air
limbah dan untuk menunjang kemudahan pemeliharaan sistem jaringan
air limbah;b. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan air limbah
meliputi: manhole, drop manhole, ventilasi udara, terminal clean
out, bangunan penggelontor, syphone rumah pompa;c. Perencanaan
bangunan pelengkap pada sistem jaringan air limbah yang meliputi:
letak, dimensi minimum dan kebutuhan lahan untuk mengacu pada
standar teknis dan tata cara perhitungan perencanaan teknis yang
berlaku.Limbah Pada Daerah Permukiman TerbangunBangunan Pelengkap
pada Sistem Jaringan
Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah
Permukiman TerbangunPerencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Perencanaan Kapasistas IPALa. Perencanaan debit
IPALKapasitas rencana IPAL dihitung berdasarkan desain debit air
limbah sebagai berikut: Debit rata-rata harian (dengan infiltrasi)
Debit harian maksimum (dengan infiltrasi) Debit jam minimum (dengan
infiltrasi)Desain debit tersebut, adalah debit air limbah pada
ujung akhir pipa induk yang menuju ke IPAL.b. Proyeksi debit
perencanaanKapasitas rencana IPAL di atas diproyeksikan untuk debit
perencanaan 20 (dua puluh) tahun sesuai periode perencanaan rencana
induk.Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Perencanaan Kapasistas IPALc. Perencanaan debit pada masing-masing
komponen Debit rata-rata : hanya pada unit-unit pengolahan kimia
dan sekunder (biologi) Debit harian maksimum : hanya pada unit-unit
pengolahan primer Debit jam maksimum : pada semua perpipaan
unit-unit pengolahan Perencanaan Lokasi IPALHal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan lokasi IPAL adalah sebagai
berikut:a. Lokasi IPAL harus sesuai dengan ketentuan tata
ruang;b.Pemilihan lokasi IPAL diujung muara pipa induk harus
mempertimbangkan aspek hidrolis dan aspek pembebasan lahan;c.
Lokasi IPAL harus merupakan daerah bebas banjir untuk periode ulang
20 (dua puluh) tahun.Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
Limbah Pada Daerah Permukiman TerbangunPerencanaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)Kebutuhan Lahana. Kebutuhan lahan untuk
IPAL terdiri dari: Lahan untuk instalasi dan bangunan penunjang
Lahan untuk buffer zoneb. Kebutuhan lahan untuk instalasi dihitung
berdasarkan debit harian maksimum yang diproyeksikan 20 tahun untuk
penerapan IPAL berbasis teknologi proses alamiah atau proses
biologis yang efisien dalam kebutuhan konsumsi listrik;c. Kebutuhan
lahan untuk lahan penyangga (buffer zone) minimum harus
dipersiapkan seluas 50% dari kebutuhan luas lahan untuk
instalasi;04/04/2012Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
04/04/2012Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air 04/04/2012Arah
Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman
Terbangun
404243Indikasi Rencana Investasi Programa. Seluruh program
pengembangan dalam rencana induk harus dikelompokan atas 4 (empat)
tahapan pengembangan 5 tahun.b. Seluruh program 5 tahunan ke 1, 2,
3, dan 4 harus dihitung nilai investasinya dengan standar harga
saat ini (current price).c. Rencana biaya investasi program dari
rencana induk harus dibandingkan dengan rencana penduduk terlayani
sehingga dapat diketahui nilai biaya investasi perkapita atau nilai
biaya investasi per rumah tangga dari penduduk yang mendapat
manfaat langsung.d. Nilai biaya investasi perkapita tersebut harus
dibandingkan dengan income perkapita pertahun dari kota yang
bersangkutan, sebagai lapisan awal (screening) sebelum dilakukan
studi kelayakan ekonomi dan keuangan proyek.e. Kelayakan proyek
program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 dapat dilakukan kemudian sesuai
tahapan pembangunan.f. Program pengembangan sarana dan prasarana 5
tahun ke 1 (pertama) harus dihitung kelayakan proyeknya dengan
mengacu pada pedoman studi kelayakan.Arah Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman TerbangunPelaporan
Studi Rencana Induk Air LimbahSistematika pelaporan studi rencana
induk air limbah terdiri atas 8 bab. Gambaran sistematika pelaporan
studi rencana induk air limbah adalah: KATA PENGANTARDAFTAR
ISIDAFTAR GAMBARSINGKATAN DAN PENGERTIANBab 1 Pendahuluan1.1 Latar
Belakang1.2 Maksud dan Tujuan1.3 Ruang Lingkup1.4 Landasan Hukum1.5
Hubungan Rencana Induk air Limbah dengan Rencana Induk
lainnyaPelaporan Studi Rencana Induk Air LimbahBab 2 Visi, Misi dan
Arah Pengembangan Pembangunan Kabupaten/Kota2.1 Visi2.2 Misi2.3
Arah Pengembangan Pembangunan Kabupaten/KotaBab 3 Kondisi, Analisis
dan Prediksi Kondisi Umum Daerah3.1 Geomorfologi dan Metorologi3.2
Demografi3.3 Sosial dan Ekonomi3.4 Kesehatan MasyarakatBab 4
Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Sanitasi dan Lingkungan
Daerah4.1 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Air Limbah4.2 Kondisi dan
Sarana dan Prasaran Persampahan4.3 Kondisi dan Sarana dan Prasaran
Drainase4.4 Kondisi Lingkungan Perairan (Air Baku)Arah Pengembangan
Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman
TerbangunPelaporan Studi Rencana Induk Air LimbahBab 5 Kondisi,
Analisis dan Prediksi Kondisi Kelembagaan Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Air Limbah Daerah5.1 Bentuk Kelembagaan5.2 Peran dan
Tanggung Jawab Kelembagaan5.3 Kinerja Operasional Sarana dan
PrasaranaBab 6 Arah Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah6.1
Pembagian Zona Perencanaan6.2 Analisis SWOT6.3 Arah Pengembangan
Sarana dan Prasarana Air LimbahBab 7 Rencana Induk Air Limbah7.1
Daerah Perencanaan7.2 Rencana Umum Zona Prioritas7.3 Proyeksi Air
Limbah7.4 Pemilihan Zona PrioritasPelaporan Studi Rencana Induk Air
Limbah7.5 Pemilihan Zona Setempat (on-site) dan Terpusat
(off-site)7.6 Rencana Fasilitas IPLT7.7 Rencana Pengembangan
Jaringan Sistem Perpipaan Air Limbah7.8 Rencana Pengembangan
Fasilitas IPALBab 8 Perencanaan Indikasi Program-program
Pengembangan8.1 Indikasi Program 5 Tahun Pertama8.2.1 Program
Pengembangan Sarana dan Prasarana8.2.2 Program Pengembangan
Kelembagaan8.2.3 Program Pengembangan Pengaturan8.2.4 Program
Pengembangan Masyarakat8.2.5 Program Pengembangan Peran Serta
Masyarakat8.2.6 Program Public CampignArah Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman TerbangunPelaporan
Studi Rencana Induk Air Limbah8.2 Indikasi Program 5 Tahun
Pertama8.2.1 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana8.2.2 Program
Pengembangan Kelembagaan8.2.3 Program Pengembangan Pengaturan8.2.4
Program Pengembangan Masyarakat8.2.5 Program Pengembangan Peran
Serta Masyarakat8.2.6 Program Public CampignLampiran : Daftar
PartisipanPenampilan Produk Laporan Studi Rencana Induk Air
LimbahLaporan Utamaa. Laporan utama rencana induk Air Limbah dibuat
dalam format kertas A3b. Peta-peta dibuat dengan skala 1 : 10.000
atau 1 : 25.000 dalam format kertas A3c. Cara penulisan besaran,
satuan dan simbolnya serta singkatan istilah mengacu pada pedoman
penulisan Standar Nasional Indonesia (Pedoman 8-2000).Laporan
Eksekutifa. Laporan eksekutif rencana induk air limbah dibuat dalam
format kertas A4 (210 mm x 297 mm)b. Peta-peta yang menyertai
laporan eksekutif dibuat dengan skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000
dalam format kertas A3c. Cara penulisan besaran, satuan dan
simbolnya serta singkatan istilah mengacu pada pedoman penulisan
Standar Nasional Indonesia (Pedoman 8-2000).
PERENCANAAN STUDI KELAYAKANfakultas teknik sipil dan
perencanaanITSsurabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
04/04/2012Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada
Daerah Permukiman Terbangun04/04/2012Arah Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun04/04/2012Arah
Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman
Terbangun
94847PENDAHULUANDokumen studi kelayakan bidang air limbah,
merupakan suatu dokumen kelayakan ekonomi, keuangan dan lingkungan
dari program-program pengembangan sarana dan prasarana air limbah
yang terdapat dalam suatu rencana induk, terdiri atas 3 dokumen
kelayakan proyek yaitu: Dokumen kelayakan ekonomi Dokumen kelayakan
keuangan Dokumen kelayakan lingkunganHasil studi kelayakan ekonomi
akan memberi gambaran mengenai manfaat/benefit baik yang bersifat
tangible maupun intangible. Dari suatu investasi prasarana air
limbah yang direncanakan.PERENCANAAN STUDI KELAYAKANPENDAHULUAN
Hasil studi kelayakan keuangan (financial) akan memberi gambaran
mengenai besaran tarif/retribusi yang akan dibebankan kepada
pelanggan yang mendapat pelayanan (wajarkah dibanding pendapatan
(income) para pelanggannya?). Sementara dari sisi pengelola, hasil
studi kelayakan keuangan tersebut, akan memberi gambaran apakah
pendapatan operasional dari retribusi pelayanan Air Limbah tersebut
dapat menutup biaya O/M (OpEx) dan biaya pengembalian modal (CapEx)
serta apakah menghasilkan laba?PENDAHULUAN Selanjutnya informasi
studi kelayakan keuangan ini merupakan suatu informasi penting
tentang bagaimana bentuk kelembagaan pengelola yang sesuai, baik
yang berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat untuk
mengelola sarana dan prasara terbangun tersebut. Sedangkan hasil
studi kelayakan lingkungan akan memberi gambaran mengenai bagaimana
mengendalikan dampak negatif dari suatu rencana pembangunan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) atau Instalasi Pengolahan
Air Limbah Terpusat (IPAL) termasuk konsekuensi biaya yang
ditimbulkan dari upaya pengendalian dampak tersebut.PERENCANAAN
STUDI KELAYAKAN MAKSUDMemberi pedoman bagi Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam menyusun studi kelayakan bidang pengembangan
sarana dan prasarana air limbah, agar keputusan investasi dan
operasi didasari pada dokumen kelayakan yang akurat. TUJUAN Tujuan
pedoman penyusunan studi kelayakan air limbah adalah agar setiap
Kabupaten/Kota memiliki dokumen studi kelayakan proyek yang lengkap
dan memadai sebagai acuan standard dalam pengambilan keputusan
investasi dan operasi pengembangan sarana dan prasarana air
limbah.PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN SASARANSasaran dari adanya
pedoman ini adalah agar sarana dan prasarana air Limbah yang
direncanakan layak secara ekonomi, keuangan, lingkungan dan
kelembagaan sehingga dapat berfungsi secara berkelanjutan dan
bermanfaat optimal.ACUAN NORMATIFNorma Kelayakan Ekonomi dan
KeuanganPada saat ini belum tersedianya Norma tertulis baik berupa
undang-undang, peraturan maupun keputusan yang berkaitan dengan
studi kelayakan ekonomi dan keuangan dalam pengembangan sarana dan
prasarana Air Limbah. Norma-norma yang diacu dalam penyusunan
pedoman ini adalah:a. Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Air Limbah (SPAL) meliputi: Rencana Induk Studi Kelayakan
Perencanaan Teknis TerperinciPERENCANAAN STUDI KELAYAKANb. Studi
Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Air Limbah (SP AL) disusun berdasarkan: Rencana induk yang telah
ditetapkan Hasil kajian kelayakan teknis Hasil kajian kelayakan
lingkungan Kajian sumber pembiayaan investasic. Studi kelayakan
pengembangan SP AL disusun oleh penyelenggara pengembangan
SPALStandard Perhitungan Ekonomi dan Keuangana. Perhitungan
kelayakan ekonomi dan keuangan SPAL menggunakan metode: Internal
Rate of Return (IRR) Net Present Value (NPV)b. Perubahan nilai uang
terhadap waktu (Time value of money) dihitung berdasarkan Discount
Factor (DF)c. Discount Factor (%) dihitung berdasarkan rata-rata
tingkat inflasi selama tahun proyeksi ditambah perkiraan faktor
resiko investasi.PERENCANAAN STUDI KELAYAKANNorma dan Standard
Teknis Kelayakan LingkunganTerdapat beberapa Norma, Kriteria Teknis
dan Standard Teknis bidang Air Limbah yang terkait dengan studi
kelayakan lingkungan atau AMDAL. Substansi Norma, Kriteria dan
Standard yang diacu dalam penyusunan kelayakan ekonomi atau studi
AMDAL adalah:Normaa. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah
dokumen perencanaan periode 20 (duapuluh) tahun (UU No. 25 Tahun
2004);b. Kota Metropolitan atau kota-kota yang memiliki kepadatan
penduduk yang tinggi diwajibkan memiliki rencana induk Sistem
Penyediaan Air Minum yang terpadu dengan pembuangan Air Limbah
secara terpusat.;c. Perlindungan air baku dilakukan melalui
keterpaduan pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) dengan Sarana dan Prasarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun
2005);d. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah harus
memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat
setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga (PP No. 16 Tahun
2005).Standard Teknis Studi AMDALa. Petunjuk Teknis Penyusunan
Kerangka Acauan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang
Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 69/PRT/1995);b. Petunjuk
Tata Laksana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Departemen
Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 58/KPTS/1995);c. Petunjuk
Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.
296/KPTS/1996);d. Petunjuk Tata Laksana Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan
Umum (Keputusan Menteri PU No. 377/KPTS/1996);e. Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.
148/KPTS/1995);f. Daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL
(Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun
2006.KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN
FINANSIALUmumPenentuan Tahun Proyeksia. Jumlah atau lamanya tahun
proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial ditetapkan sejak tahun
pertama investasi pelaksanaan proyek dimulai (misal untuk biaya
perencanaan atau pembebasan lahan) sampai tahun berakhirnya manfaat
dari investasi;b. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan
finansial proyek sistem air Limbah terpusat adalah 40 (empat puluh)
tahun;c. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial
proyek IPLT adalah 20 (dua puluh) tahun.04/04/2012PERENCANAAN STUDI
KELAYAKAN04/04/2012PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN04/04/2012PERENCANAAN
STUDI KELAYAKAN
95455UmumKriteria Kelayakan Ekonomi Air Limbaha. Proyek
dikatakan layak ekonomi apabila manfaat ekonomi lebih besar
dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupa biaya
operasional maupun biaya pengembalian modal;b. Perhitungan
kelayakan ekonomi proyek dihitung dengan metode Economic Internat
Rate of Return (EIRR);c. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek
menghasilkan angka prosentase (%) lebih besar dari discount factor,
maka perhitungan tersebut merekomendasikan bahwa proyek layak
diterima dalam pengertian melaksanakan proyek (Do Something) lebih
baik dibanding tidak melaksanakan proyek (Do Nothing);d. Apabila
hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%)
lebih kecil dari discount factor, maka proyek ditolak. Proyek ini
perlu direvisi skala investasinya agar tidak over
investment.KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN
FINANSIALKriteria Kelayakan Keuangan Proyeka. Proyek dikatakan
layak keuangan apabila pendapatan tarif/retribusi Air Limbah lebih
besar dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupa biaya
operasional maupun biaya pengembalian modal.b. Perhitungan
kelayakan keuangan proyek dihitung dengan metode Financial Economic
Internal Rate of Return (FIRR) dan Net Present Value (NPV);c.
Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%)
lebih besar dari discount factor, maka pendanaan investasi proyek
dapat dibiayai dari pinjaman komersial tanpa membebani Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk pengembalian cicilan pokok
dan bunganya. Bahkan proyek ini mendapat manfaat keuangan sebesar
nilai NPV-nya (NPV positif);Kriteria Kelayakan Keuangan Proyekd.
Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%)
sama dengan nol yang berarti lebih kecil dari discout faktor, maka
pendanaan investasi proyek hanya layak apabila dibiayai dari sumber
pendanaan APBD atau sumber dana lain yang tidak mengandung unsur
bunga pinjaman dan pembayaran cicilan pokok.e. Apabila kelayakan
keuangan proyek tidak dapat menutup biaya operasional (deficit
O/M), maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi perencanaannya
dan pilihan teknologinya agar biaya O/M-nya dapat menjadi lebih
rendahKETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN
FINANSIALJenis Biaya Investasi Proyek Air Limbaha. Investasi sarana
dan prasarana Air Limbah meliputi: Investasi untuk pembangunan
sistem setempat (on-site) Investasi untuk pembangunan sistem air
limbah terpusat dalam berbagai skala pengembangan (off-site)b.
Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek air limbah harus
memperhitungkan perbedaan karakteristik biaya yang timbul antara
proyek-proyek sebagai berikut: Perluasan prasarana yang sudah ada
Rehabilitas prasarana yang sudah ada Pengembangan prasarana pada
daerah baruProses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Proses
perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek Air Limbah harus
memperkirakan seluruh biaya yang timbul dan manfaat yang timbul
dari kegiatan investasi dan operasi serta memperkirakan selisih
atau membandingkan antara biaya dan manfaat selama tahun proyeksi.
Skematik biaya dan manfaat yang harus dihitung tersebut dapat
digambarkan pada Gambar sebagai berikut:Proses Perhitungan
Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
Perkiraan Biaya Investasi dan Pengendalian Modala. Seluruh biaya
investasi yang diperlukan dalam proyek Air Limbah harus
diperkirakan baik berupa investasi awal maupun investasi lanjutan
yang diperlukan sesuai tahapan pengembangan proyek termasuk
investasi penggantian (replacement) aset yang sudah usang;b.
Seluruh biaya pengembalian modal investasi harus diperkirakan
berdasarkan perhitungan depresiasi (penyusutan) terhadap prasarana
terbangun. Perhitungan depresiasi masing-masing komponen prasarana
terbangun dihitung bedasarkan standard usia/umur manfaat
prasarana;c. Apabila biaya investasi pembangunan sarana dan
prasarana tersebut dibiayai dari dana pinjaman (Loan), maka biaya
bunga pinjaman harus diperhitungkan dalam komponen pengembalian
modal.KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN
FINANSIALPerkiraan Biaya Operasionala. Seluruh biaya operasi dan
pemeliharaan (O & M) yang diperlukan untuk mengoperasikan
sarana dan prasarana terbangun sesuai Standard Operation Procedure
(SOP) harus diperkirakan dalam satuan Rp/Thn serta diproyeksikan
selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat
inflasi;b. Seluruh biaya umum dan administrasi yang diperlukan
untuk membiayai operasi lembaga pengelola harus diperkirakan dalam
Rp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan
memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi dan pengembangan
kapasitas lembaga pengelola.Perkiraan Manfaat Ekonomia. Seluruh
manfaat ekonomi yang timbul dari keberadaan proyek Air Limbah harus
diperkirakan baik berupa manfaat yang dapat diukur dengan uang
(Tangible) maupun manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang
(Intangible);b. Manfaat ekonomi proyek Air Limbah yang dapat diukur
dengan nilai uang (Tangible) baik berupa manfaat langsung (Direct)
maupun manfaat tidak langsung (Indirect) harus dikonversikan dengan
standard konversi yang dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan
kaidah ekonomi yang dihitung dalam satuan Rp/Thn;c. Manfaat ekonomi
proyek Air Limbah yang tidak dapat diukur dengan nilai uang
(Intangible) harus dijelaskan dengan menggunakan data-data
statistik yang relevan.KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIALPerkiraan Manfaat Keuangan (Pendapatan
Retribusi) a. Seluruh potensi retribusi yang dapat diterima oleh
lembaga pengelola sebagai akibat dari pelayanan Air Limbah harus
diperkirakan berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan dan perkiraan
tarif retribusi rata-rata setiap tahun.b. Proyeksi kenaikan jumlah
pelanggan Air Limbah harus dihitung berdasarkan skenario
peningkatan jumlah pelanggan hingga tercapainya kapasitas optimum
(Full Capacity) sesuai dengan rencana teknis proyek;c. Proyeksi
kenaikan tarif Air Limbah yang diperhitungkan dalam proyeksi
pendapatan tarif tidak boleh melampaui tingkat inflasi.Komponen
Biaya InvestasiKomponen Biaya Investasi Sistem Setempata. Komponen
Biaya EngineeringMerupakan biaya-biaya survei, investigasi,
Feasibility Study (FS), Detailed Design, studi AMDAL, Public
Campaign, Standard Operational Procedur (SOP) dan biaya supervisi
dan sebagainya. Besarnya komponen biaya Engineering ini berkisar
antara 5- 10% dari total biaya investasi (capital cost);b. Komponen
Biaya Pembebasan LahanPembebasan lahan untuk IPLT meliputi:
Pembebasan lahan untuk IPLT termasuk lahan untuk buffer zone
Pembebasan lahan untuk jalan akses IPLTBiaya pembebasan lahan
tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah, bangunan dan biaya
administrasi yang berkisar antara 20-30% dari total biaya
investasi.KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN
FINANSIALKomponen Biaya InvestasiKomponen Biaya Investasi Sistem
Setempat c. Komponen Biaya KonstruksiMerupakan biaya konstruksi
IPLT termasuk jalan akses yang meliputi: Biaya perataan tanah IPLT
dan buffer zone Biaya pekerjaan civil IPLT dan buffer zone Biaya
pekerjaan M/E IPLT Biaya pekerjaan landscape Biaya pekerjaan jalan
aksesd. Komponen Biaya Pengadaan truk TinjaKomponen Biaya Investasi
Sistem Terpusata. Komponen Biaya EngineeringMerupakan biaya-biaya
survei, investigasi, Feasibility Study (FS), Detailed Design, studi
AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur (SOP) dan
biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biaya Engineering
ini berkisar antara 5-10% dari total biaya investasi (capital
cost);b. Komponen Biaya Pembebasan LahanPembebasan lahan untuk
sistem terpusat meliputi: Pembebasan lahan untuk IPAL termasuk
lahan untuk buffer zone Pembebasan lahan untuk jalan akses IPAL
Pembebasan lahan untuk pipa induk (Main Trunk)Biaya pembebasan
lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah dan bangunan yang
nilai biayanya berkisar antara 20-30% dari total biaya
investasi.KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN
FINANSIALKomponen Biaya Investasi Sistem Terpusat c. Komponen Biaya
KonstruksiMerupakan komponen biaya konstruksi Sistem Air Limbah
Terpusat yang meliputi: Biaya konstruksi jaringan perpipaan yang
meliputi: Pipa persil Pipa retikulasi Pipa induk Bangunan pelengkap
pada sistem jaringan Perbaikan prasarana eksisting yang terkena
dampak pembangunan perpipaan Biaya konstruksi IPAL yang meliputi:
Biaya tanah IPAL dan buffer zone Biaya pekerjaan civil IPAL dan
buffer zone Biaya pekerjaan M/E IPAL Biaya pekerjaan landscape
Biaya pekerjaan jalan aksesKomponen Biaya Operasional TahunanBiaya
operasional adalah biaya yang timbul untuk mengoperasikan prasarana
terbangun agar mampu memberi manfaat pelayanan sesuai kapasitasnya
secara berkelanjutan dan berdaya guna sesuai umur rencananya. Biaya
operasi dan pemeliharaan dihitung dalam Rp/Thn.KETENTUAN
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIALKomponen Biaya
Operasi Tahunan Sistem SetempatKomponen Biaya Operasi dan
Pemeliharaan Penyedotan dan Pengangkutana. Biaya Operasi Biaya gaji
tenaga operator dan perlengkapan kerja operator Biaya material
habis pakai (BBM, dan sebagainya) Biaya peralatan operasib. Biaya
Pemeliharaan Pemeliharaan rutin truk tinja (ganti olie, dan
sebagainya) Pemeliharaan berkala (ganti ban, kopling)Komponen Biaya
Operasi Tahunan Sistem SetempatKomponen Biaya Operasi dan
Pemeliharaan IPLT a. Biaya Operasi IPLT Biaya gaji operator dan
perlengkapan kerja operator Biaya material habis pakai (Listrik,
BBM, dan sebagainya) Biaya peralatan operasionalb. Biaya
Pemeliharaan Pemeliharaan rutin instalasi Pemeliharaan berkala
instalasi Pemeliharaan bangunan penunjangKETENTUAN PERENCANAAN
STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIALKomponen Biaya Umum dan
Administrasia. Biaya gaji staf dan manajemenb. Biaya material habis
pakai (ATK, Telpon, Listrik, dan sebagainya)c. Biaya peralatan
kantor (Komputer, Printer, Kendaraan Operasional, dan sebagainya)d.
Dan lain-lain.Biaya penyusutan truk tinjaa. Biaya penyusutan IPLTb.
Biaya penyusutan kantor umum dan administrasiKomponen Biaya
Operasional Sistem TerpusatKomponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Perpipaana. Biaya Operasi Biaya gaji tenaga kerja operator
Biaya material habis pakai Biaya peralatan operasib. Biaya
Pemeliharaan Pemeliharaan rutin sistem perpipaan Pemeliharaan
berkala sistem perpipaanKETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIALKomponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL
a. Biaya Operasi Biaya gaji Biaya material Biaya peralatanb. Biaya
Pemeliharaan Pemeliharaan rutin IPAL Pemeliharaan berkala
IPALKomponen Biaya Umum dan Administrasia. Biaya gaji staf dan
manajemenb. Biaya material habis pakai (ATK, Telkomunikasi,
Listrik)c. Biaya peralatan kantor (Komputer, Printer, Kendaraan
Operasional, dan sebagainya)Komponen Biaya Penyusutana. Biaya
penyusutan jaringan perpipaan Penyusutan pipa persil Penyusutan
pipa retikulasi Penyusutan pipa indukb. Biaya penyusutan IPAL
Penyusutan bangunan instalasi Penyusutan M/E Penyusutan bangunan
penunjangc. Biaya penyusutan kantor administrasi Penyusutan
bangunan kantor Penyusutan peralatan kantor Penyusutan
lain-lainKETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN
FINANSIALKomponen Manfaat Ekonomi ProyekManfaat ekonomi proyek
pengembangan sarana dan prasaran Air Limbah adalah manfaat proyek
yang dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Tangible) dan manfaat
proyek yang tidak dapat dikonversi dalam satuan rupiah
(Intangible).Jenis Manfaat Ekonomi Proyek Air limbahManfaat yang
dapat diukur dengan nilai uang (Tangible) Manfaat Tangible proyek
dapat dibedakan sebagai manfaat langsung (direct) dan manfaat tidak
langsung (indirect). Secara umum manfaat Tangible proyek
pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah adalah sebagai
berikut:a. Manfaat Langsung Pengurangan biaya pengolahan
(Penjernihan) air baku Peningkatan biaya akibat sumur penduduk
tidak dapat digunakan karena telah tercemar air limbah Peningkatan
nilai harga propertib. Manfaat tidak Langsung Manfaat ekonomi
berupa peningkatan produktifitas penduduk akibat peningkatan
derajat kesehatan Manfaat lingkungan berupa pengurangan derajat
pencemaran Air Limbah dan terjaganya kelestarian sumber daya air
Manfaat sosial berupa penurunan derajat konflik yang disebabkan
oleh pencemaran Air LimbahKETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIALJenis manfaat proyek yang tidak dapat diukur
dengan nilai uang (Intangible) Penurunan tingkat kematian bayi
Penurunan rasio penyakit infeksiProyeksi Pendapatan Tarif Retribusi
Air LimbahMengingat pelanggan Air Limbah berasal dari berbagai
tingkat dan golongan masyarakat yang berbeda kemampuan
keuangan/daya belinya, maka perkiraan pendapatan tarif retribusi
Air Limbah harus memperhitungkan:a. Perkiraan tarif per golongan
pelanggan dan per jenis pelayanan;b. Perkiraan jumlah pelanggan per
golongan pelanggan dan per jenis pelayanan.Biaya operasi dan
pemeliharaanPerhitungan Perkiraan Tarif Pelayanan Air Limbaha.
Perkiraan perhitungan tarif pelayanan Air Limbah harus
memperhitungkan: Biaya depresiasi atau amortisasi Biaya bunga
pinjaman Biaya umum dan administrasib. Perkiraan tarif per golongan
pelanggan harus direncanakan sebagai tarif terdeferensiasi untuk
penerapan subsidi silang kepada pelanggan yang berpenghasilan
rendah.c. Perkiraan tarif per golongan pelanggan untuk proyek yang
bersifat rehabilitasi atau peningkatan kapasitas harus
memperhatikan tingkat tarif yang sudah berlaku.d. Perkiraan
perhitungan tarif per golongan pelanggan, struktur tarif dan
penentuan satuan tarif harus mengacu kepada pedoman penetapan tarif
Air Limbah yang berlaku.KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIALKomponen Penerimaan RetribusiBerdasarkan jenis
golongan pelanggan dan golongan tarif retribusi Air Limbah, maka
komponen penerimaan retribusi harus dihitung berdasarkan perkiraan
jumlah pelanggan per masing-masing golongan sebagai berikut:a.
Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan permukiman dalam
Rp/Thn.b. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan daerah
komersial atau institusional dalam Rp/Thn.c. Komponen penerimaan
retribusi dari pelanggan high rise building dalam
Rp/Thn.Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangana. Perhitungan
kelayakan ekonomi dan keuangan sekurangkurangnya disajikan dalam
perhitungan spread sheet, sehingga data-data perhitungan dan
proyeksi perhitungan dapat disajikan secara jelas.b. Data-data yang
harus disajikan untuk mendukung hasil perhitungan IRR dan NPV
sekurang-kurangnya meliputi: Jadwal konstruksi dan jadwal investasi
Jadwal operasi dan proyeksi kapasitas operasi Asumsi-asumsi biaya
O/M, umum dan administrasi Asumsi tarif retribusi Proyeksi Net Cash
Analisis Sensitifitas Proyeksi rugi/labaKETENTUAN PERENCANAAN STUDI
KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIALPelaporan Studi Kelayakan Ekonomi
dan FinansialSistematika pelaporan studi kelayakan ekonomi dan
finansial terdiri dari atas 8 bab. Gambaran sistematika pelaporan
studi kelayakan ekonomi dan finansial adalah sebagai berikut:DAFTAR
ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARSINGKATAN DAN PENGERTIANBab
I Pendahuluan1.1 Latar Belakang1.2 Gambaran Singkat Proyek1.3
Maksud dan TujuanPelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan FinansialBab
II Perkiraan Biaya Investasi2.1 Biaya Pembebasan2.2 Biaya
Engineering2.3 Biaya Konstruksi Pekerjaan Civil2.4 Biaya Pengadaan
dan Instalasi M & EBab III Perkiraan Biaya Operasional3.1 Biaya
O/M3.2 Biaya Depresiasi3.3 Biaya Umum dan AdministrasiBab IV
Perkiraan Manfaat Ekonomi4.1 Proyeksi Perkiraan Manfaat Tangible
(Tangible Benefit)4.2 Proyeksi Perkiraan Manfaat Intangible
(Intangible Benefit)KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI
DAN FINANSIALPelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan FinansialBab V
Perhitungan Kelayakan Ekonomi5.1 Perhitungan EIRR5.2 Perhitungan
NPVBab VI Perkiraan Pendapatan Tarif (Revenue)6.1 Proyeksi
Perkiraan Besaran Tarif Air Limbah6.2 Proyeksi Pendapatan
TarifPelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan FinansialBab VII
Perhitungan Kelayakan Keuangan7.1 Proyeksi Perhitungan rugi/laba7.2
Perhitungan FIRR dan NPV7.3 Perhitungan Ratio-ratio OperasionalBab
VIII Rekomendasi8.1 Rekomendasi Pendanaan Investasi8.2 Rekomendasi
Pendanaan Operasional8.3 Rekomendasi Bentuk Kelembagaan
PengelolaLampiran : Daftar PartisipanKETENTUAN PERENCANAAN STUDI
KELAYAKAN LINGKUNGANDokumen Kelayakan LingkunganPada prinsipnya
dokumen kelayakan lingkungan proyek air Limbah adalah studi AMDAL
yang terdiri atas 4 dokumen yaitu:a. Dokumen Kerangka Acuanb.
Dokumen Studi ANDALc. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)d. Dokumen ringkasan
eksekutifProyek yang Perlu Kelayakan LingkunganProyek pengembangan
sarana dan prasarana Air Limbah yang wajib melakukan studi AMDAL
(berdasarkan KEPMEN Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001) adalah:a.
Proyek Pembangunan IPLTb. Proyek Pembangunan Sistem
Terpusat04/04/2012KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN
FINANSIAL04/04/2012KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI
DAN FINANSIAL04/04/2012KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL
97271LINGKUNGANKriteria Kelayakan Lingkungan Proyek Air Limbaha.
Proyek dikatakan layak lingkungan apabila seluruh biaya yang timbul
dan kapasitas kelembagaan yang dibutuhkan sesuai rekomendasi RKL
dan RPL dapat dipenuhi oleh lembaga pengelola yang bertanggung
jawab.b. Setiap usulan lokasi proyek Air Limbah, seperti: IPLT
IPALSebelum dilaksanakan studi AMDAL, terlebih dahulu harus
memenuhi kriteria pemilihan lokasi sesuai dengan tata cara yang
berlaku.c. Kapasitas kelembagaan pengelolaan proyek harus memadai
untuk menjalankan rekomendasi RKL dan RPL baik pada masa pra
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasiKETENTUAN
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN
KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGANRuang Lingkup
Studi AmdalRuang lingkup studi AMDAL proyek air Limbah minimum
meliputi:a. Identifikasi rona lingkungan awalb. Identifikasi
kegiatan proyekc. Identifikasi kegiatan proyek yang menimbulkan
dampakd. Analisis dan assesment besaran dampak negatife. Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL)f. Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL)Identifikasi dan analisis dampak negatif serta rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan diuraikan berdasarkan
kegiatan proyek yang meliputi:a. Periode Pra konstruksib. Periode
Konstruksic. Periode Operasid. Periode Pasca OperasiKETENTUAN
PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGANRuang Lingkup Studi AmdalTata
Cara Pelaksanaan StudiTata cara pelaksanaan studi AMDAL proyek Air
Limbah wajib mengacu pada standar teknis studi AMDAL.Sistematika
PelaporanSitematika pelaporan studi AMDAL proyek Air Limbah wajib
mengacu pada standard teknis studi AMDAL.Penampilan Dokumen Laporan
Studi AMDALPenampilan dokumen laporan studi AMDAL proyek Air Limbah
meliputi format laporan dan lain-lain, wajib mengacu pada standard
teknis studi AMDAL.KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
LINGKUNGAN
TERIMA KASIHJurusanJoni TeknikHermanaLingkunganEmail:
[email protected], hp: 08123029313fakultas teknik sipil dan
perencanaanITSsurabayahttp://www.ftsp.its.ac.id
737675