-
PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAHAN BERBASIS SPASIAL DALAM PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN DI INDONESIAOleh:Dr.H. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si
Materi Tambahan Geografi Regional Indonesia
-
Tantangan Pengelolaan SDL semakin komplek:Tekanan lahan oleh
pertambahan pendudukKonservasi lahan dan alih fungsi lahanDegradasi
lahan dan kerusakan lahanKerusakan lingkungan serta bencana alam
yang terus meningkat
-
Sumberdaya lahan terbentuk dan berkembang oleh pengaruh:Faktor
biotik (flora, fauna, vegetasi)Faktor abiotik (iklim, batuan,
bentuklahan, tanah, air)Faktor manusiaKondisi masing-masing faktor
secara spasial berbeda oleh karena itu kualitas lahan yang
dihasilkan sangat beragam (potensi & kemanfaatannya)Lahan
merupakan unsur lingkungan alam yang amat komplek (landscape
ecology)
-
Faktor Iklim yg dinamis & berpengaruh pada pembentukan &
perkembangan kualitas SDLUnsur Iklim: hujan, suhu, kelembaban,
radiasi, angin, & evaporasiPeran iklim dapat bersifat positif
dlm optimalisasi pemanfaatan, namun sebaliknya dapat bersifat
negatif dalam mempercepat kerusakan SDL (erosi, banjir, longsor,
kekringan dll)
-
Faktor Geologi merupakan faktor statis yang berpengaruh pada
kompleksitas bentanglahanTipe batuan, struktur geologi,
stratigrafi, unsur geologi menentukan kondisi SDL &
lingkungan
Faktor geologi menentukan perkembangan tanah, hidrologi,
ketersediaan bahan tambang & kebencanaan alam (gempa bumi &
gunungapi, serta tsunami)
-
Faktor Geomorfologi merupakan faktor penting yang menentukan
proses perkembangan bentanglahan & kualitas SDLKarakteristik
geomorfologi (morfometri, morfologi, morfogenesis, morfoarrangemen
& morfokronologis) sangat terkait tipe bentanglahan &
kompleks lahan.Pendekatan Genetic landscape approach dalam
inventarisasi & evaluasi potensi SDL mjd penting
-
Faktor tanah sangat berkaitan dengan batuan induk, bentuklahan,
iklim & peran organisme. Satuan lahan yg dipetakan atas dasar
bentuklahan, tanah, & penggunaan lahan merupakan pendekatan
spasial mengetahui potensi SDLFaktor air menentukan perkembangan
bentanglahan & pemanfaatan SDL untuk pertanian, peternaan,
industri, domestik dll
-
Faktor vegetasi merupakan indikasi tipe bentanglahan, sedangkan
faktor manusia berpengaruh pada cara mengelola lingkungan &
SDLHasil kajian geologi, kepulauan Indonesia terbentuk &
berkembang pada kala tersier & kuarter, Proses geologi masa
lalu: pengangkatan, pembentukan gunungapi, basin, trangresi &
regresi berpengaruh pada kondisi kep.IndonesiaPemanfaatan SDL
berkembang dari zaman batu hg peradaban modern
-
Cakupan Kajian Perencanaan Pengelolaan SDL:Karakteristik,
potensi & masalah SDL scr keruangan-ekologikalTipologi
ekosistem dimana SDL merupakan unsur pembentuknyaNilai spasial dari
potensi ekonomi & ekologiNilai spasial perlindungan
ekologiDampak ekologikal scr keruangan, pengelolaan &
pengendaliannyaPengembangan IPTEKS pengelolaan SDL
berkelanjutan
-
Adanya Otonomi daerah perlu pemetaan sumberdaya, ketersediaan
data & informasi sumberdaya wilayahAspek spasial yg perlu
dipersiapkan:Evaluasi kemampuan & kess.lahan untuk pertanian
& non pertanianAnalisis daya dukung & daya tampung bagi
suatu kegiatan pemb.nasionalAnalisis resiko bencana (banjir,
longsor, gempabumi, tsunami, kekeringan, gunungapiRencana tataguna
SDL & LingkunganPenyusunan NSDAD & NKLHDPerenc. Tataruang
untuk pengelolaan kawasan lindung & budidaya
-
Aspek-aspek Geografi sbg dasar SDL:Aspek spasial-temporal dari
SDLGeo-biodiversitas suatu wilayahPotensi & masalah setiap
SDAKarakteristik setiap tipe ekosistemDinamika bentanglahan &
pentingnya konservasiSifat khusus SDA (kelangkaan & keunikan
bentanglahan)Pengelolaan SDA yg diikuti pemulihan, rehabilitasi
& reklamasi
-
Penataan Ruang di Indonesia diatur dlm UU No.24 Thn 1992: tata
ruang merp instrumen penting dlm pelaksanaan pemb sektoral &
spasial untuk pencapaian kesejahteraan rakyat Dlm penataan ruang
perlu diketahui pola spasial dr struktur pemanfaatan ruang (kawasan
lindung, budidaya pertanian & non pertanian), tataguna SDA
(lahan, air, hutan, tambang, energi, udara), sistem permukiman ,
fasilitas sosial & umum yg diperlukanMengatur jg masalah yg
terkait pengendalian, pengawasan, pemanfaatan, pengaturan &
penertiban.
-
Asas penatagunaan lahan adl atas dasar pemanfaatan bagi semua
kepentingan scr terpadu, berdayaguna & berhasil guna, serasi,
selaras, seimbang & lestariMasalah utama dlm pengaturan
pengg.lh adl kebutuhan akan lh terus meningkat sedangkan luas lhn
budidaya terbatas ketersediaannya.Apabila tidak dpt diatur &
dikendalikan akan timbul masalah:
Berkurangnya luas lhn pertanian subur untuk permukiman, industri
dllKonflik penggunaan lhn antar sektorMenurunnya kualitas
ling.permukimanMeluasnya lahan kritis
-
Penduduk dunia saat ini 6,3 milyar diperkirakan thn 2025
mencapai 8,21 milyar, luas kepemilikan lahan 2,15 ha/kapita thn
2000 & 1,63 ha/kapita nanti thn 2025Lahan potensial untuk
pertanian di Indonesia sekitar 100,7 juta ha (Sumatra 19,7 jt,
Kalimantan 17,2 jt, Jawa 6,7 jt, Bali & NT 3,3 jt, Sulawesi 6,2
jt)Alih fungsi lhn subur ke non pertanian 141.000ha/th, degradasi
hutan 2,6 jt ha & setiap menit hutan seluas lap.sepekbola
(0,7-1 ha) musnah, Indonesia merp.negara tercepat di dunia dlm hal
terjadinya lahan kritis( DAS kritis thn 1992 ada 39 buah, thn 2000
mjd 62 buah)
-
UUD 1945 sbg landasan konstitusional & UU no.5 thn 1960 tt
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria sbg dasar pelaksanaan
penyelenggaraan negara mewajibkan agar bumi, air, ruang angkasa
& kekayaan alam dipelihara dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan masyarakatHal yg tersirat dlm UU tsb adl:
SDA harus dimanfaatkan scr bijaksanaPengelolaan bersifat
berkelanjutanPemanfaatan yg optimal bagi kesejahteraanPelestarian
kemampuan sda & ling.hidup
-
Berdasarkan analisis sebara ketersediaan SDA & SDM,
karakteristik spasial kewilayahan di Indonesia dibedakan mjd 5
tipe:Wil dgn SDA melimpah (kaya) & SDM banyak: Jawa &
BaliWil dgn SDA melimpah & SDM sedikit: Sumatra, Kalimantan,
Papua, SulawesiWil SDA sedikit & SDM terlalu banyak : Jakarta
& kota-kota besar lainWil dgn SDA sedikit & SDM sedikit: NT
& MalukuWil dgn SDA belum diketahui & belum ada SDM :
pulau-pulau kecil blm berpenghuni
-
Atas dasar pewilayahan SDA & SDM maka tujuan & sasaran
Pemb Nasional di Indonesia perlu berpijak pd integrasi pemb
sektoral & spasial yg berkelanjutanAspek spasial geografis yg
perlu dikaji lebih mendalam mencakup:
Pola keruangan (spasial pattern)Distribusi keruangan (spasial
distribution)Susunan keruangan (spasial arrangement)Hubungan
keruangan (spasial relation ship)Interaksi keruangan (spasial
interaction)Pengalaman di bbrp negara maju, diperlukan dukungan
Spasial Data Base SD Wilayah